Anda di halaman 1dari 26

TATA CARA

KERJASAMA
PENYELENGGARAAN SPAM
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG TERKAIT DENGAN KERJASAMA SPAM
1. UU 23/2014
2. PP 50/2007
3. PP 121/2015
4. PP 122/2015
5. PP 54/2017
6. Perpres 38/2015
7. Permen Bappenas No. 4/2015
8. Peraturan LKPP No. 19/2015
9. Permen PUPR No. 1/PRT/M/2016
10. Permen PUPR No. 10/PRT/M/2016
11. Permen PUPR No. 19/PRT/M/2016
12. Peraturan Daerah yang terkait dengan kerjasama investasi dan perizinan
13. Peraturan Menteri Keuangan yang terkait dengan pemberian dukungan finansial dan
penjaminan (apabila diperlukan dukungan/penjaminan)
14. Peraturan yang terkait lainnya (izin lingkungan, penanaman modal, dll)
15. Peraturan Direksi PDAM tentang Tata Cara Kerjasama dan Pengadaan BUP
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU)
DALAM PENYELENGGARAAN SPAM

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha yang selanjutnya


disebut KPBU, adalah kerjasama antara pemerintah dengan badan
usaha dalam menyediakan infrastruktur untuk kepentingan umum
dengan mengacu kepada spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh menteri / kepala lembaga / kepala daerah / badan
usaha milik negara / badan usaha milik daerah yang sebagian atau
seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko di antara para pihak.
APA PERBEDAAN KERJASAMA SPAM (KPBU / B to B)
DENGAN PRIVATISASI

KERJASAMA SPAM: PRIVATISASI:


Aset dibangun dan dimiliki Penjualan saham BUMN/BUMD
sementara oleh BUP selama masa kepada pihak lain (BUS/masyarakat/
kerjasama sesuai dengan manajemen), sehingga pihak lain
persyaratan dalam perjanjian, dan tersebut yang menguasai dan
setelah masa kerjsama berakhir, memiliki atau bertindak sebagai
aset diserahkan seluruhnya pengendali utama dari keseluruhan
kepemilikannya kepada PJPK operasional perusahaan. Kepemilikan
dalam kondisi baik dan bisa pihak lain atas BUMN/BUMD akan
beroperasi. bersifat permanen.
MENGAPA PERLU KPBU

a. Keterbatasan anggaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur.


b. Skema KPBU dapat menjadi alternatif sumber pendanaan dan pembiayaan
dalam penyediaan infrastruktur atau layanan publik.
c. Skema KPBU memungkinkan pelibatan swasta dalam menentukan proyek yang
layak untuk dikembangkan.
d. Skema KPBU memungkinkan untuk memilih dan memberi tanggung jawab
kepada pihak swasta untuk melakukan pengelolaan secara efisien.
e. Skema KPBU memungkinkan untuk memilih dan memberi tanggung jawab
kepada pihak swasta untuk melakukan pemeliharaan secara optimal, sehingga
layanan publik dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama.
SIAPA SAJA PEMRAKARSA KPBU

PRAKARSA PEMERINTAH/BUMN/BUMD SPAM (SOLICITED)


Merupakan suatu proyek infrastruktur yang diinisiasi oleh pemerintah dan
ditawarkan kepada Badan Usaha untuk dikerjasamakan.
Siklus proyek KPBU terdiri dari 4 tahap, yaitu: Perencanaan, Persiapan
Proyek, Transaksi dan Manajemen Kontrak.

PRAKARSA BADAN USAHA (UNSOLICITED)


Merupakan suatu proyek infrastruktur yang diinisiasi oleh Badan Usaha dan
proposal yang diajukan oleh Badan Usaha harus memenuhi persyaratan
kesesuaian dengan rencana induk sektor, kelayakan secara ekonomi dan
finansial, serta Badan Usaha memiliki kemampuan keuangan yang memadai
untuk membiayai pelaksanaan proyek yang diprakarsai.
MEKANISME KERJASAMA SPAM

1. MEKANISME KPBU
Merupakan kerjasama yang memerlukan dukungan dari Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah, yang dapat berbentuk dukungan fiskal dan/atau
dukungan nonfiskal.

2. MEKANISME BUSINESS TO BUSINESS (B to B)


Merupakan kerjasama yang tidak memerlukan dukungan dari Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, baik dukungan fiskal maupun dukungan
nonfiskal, dan para pihak sepakat bahwa keseluruhan pembiayaan serta
segala risiko kerjasama SPAM hanya menjadi beban para pihak yang
melakukan kerjasama (tidak membebankan risiko kepada pihak lain)
UU NO. 23/2014
PEMERINTAHAN DAERAH

Substansi pengaturan kerjasama dalam UU No. 23 Tahun 2014


lebih mengatur kerjasama antar daerah
dan kerjasama daerah dengan badan usaha, baik untuk
sektor/bidang yang terkait dengan pelayanan publik atau
sektor/bidang lainnya.
PP NO. 121/2015
PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR
Pasal 2

(1) Pengusahaan Sumber Daya Air diselenggarakan dengan memperhatikan prinsip:


a. tidak mengganggu, mengesampingkan, dan meniadakan hak rakyat atas Air;
b. perlindungan negara terhadap hak rakyat atas Air;
c. kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi manusia;
d. pengawasan dan pengendalian oleh negara atas Air bersifat mutlak;
e. prioritas utama pengusahaan atas Air diberikan kepada badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah; dan
f. pemberian Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air
Tanah kepada usaha swasta dapat dilakukan dengan syarat tertentu dan ketat
setelah prinsip sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf e
dipenuhi dan masih terdapat ketersediaan Air.
PP NO. 121/2015
PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR

Pasal 5
(2). Pengusahaan Sumber Daya Air dapat dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha berdasarkan Izin
Pengusahaan Sumber Daya Air atau Izin Pengusahaan Air Tanah dari Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
(3). Pemberian izin dilakukan secara ketat dengan urutan prioritas:
a. pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari bagi kelompok yang memerlukan Air dalam jumlah besar;
b. pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yang mengubah kondisi alami Sumber Air;
c. pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada;
d. Pengusahaan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari melalui sistem
penyediaan Air Minum;
e. kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik;
f. Pengusahaan Sumber Daya Air oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah; dan
g. Pengusahaan Sumber Daya Air oleh badan usaha swasta atau perseorangan.
PP NO. 122/2015 – SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PJPK DALAM KERJASAMA PENYELENGGARAAN SPAM

Pasal 42 - PP 122/2015
(1) Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan oleh:
a. BUMN/BUMD;
b. UPT/UPTD;
c. Kelompok Masyarakat; dan/atau
d. Badan Usaha.
(2) Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
bekerjasama dengan badan usaha swasta.
Dengan pengaturan bahwa BUMN/BUMD dapat bekerjasama dengan badan usaha swasta, maka
secara tidak langsung BUMN/BUMD akan bertindak sebagai PJPK, dengan ketentuan bahwa proyek
kerjasama yang bersangkutan tidak memerlukan dukungan fiskal dari pemerintah.
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)
DALAM KERJASAMA PENYELENGGARAAN SPAM

Pasal 56 - PP 122/2015
(1) Dalam hal BUMN atau BUMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (3) huruf
b tidak mampu membiayai kebutuhan Penyelenggaraan SPAM dengan jaringan
perpipaan di dalam maupun di luar pelayanan wilayah BUMN atau BUMD, BUMN
atau BUMD dapat melakukan kerjasama dengan badan usaha swasta
dengan prinsip tertentu.
(2) Prinsip tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Surat Izin Pengambilan Air dimiliki oleh BUMN atau BUMD; dan
b. Penyelenggaraan SPAM yang dilakukan dengan kerjasama mengutamakan
masyarakat berpenghasilan rendah.
KERJASAMA BUMD DALAM
PERATURAN PEMERINTAH No. 54/2017
Pasal 94 - PP 54/2017
(1) BUMD dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling menguntungkan dan
melindungi kepentingan Pemerintah Daerah, masyarakat luas, dan pihak yang bekerja
sama.
(3) Pelaksanaan kerja sama BUMD dengan pihak lain merupakan kewenangan Direksi
sesuai dengan mekanisme internal perusahaan.
(4) Dalam hal kerja sama berupa pendayagunaan aset tetap yang dimiliki BUMD, kerja
sama dimaksud dilakukan melalui kerja sama operasi.
(5) Dalam hal kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa tanah dan/atau
bangunan yang berasal dari penyertaan modal Daerah pada perusahaan perseroan
Daerah dan dikerjasamakan dalam jangka waktu lebih dari 10 (sepuluh) tahun harus
disetujui oleh RUPS luar biasa.
KERJASAMA BUMD DALAM
PERATURAN PEMERINTAH No. 54/2017
(6) Kerja sama dengan pihak lain berupa pendayagunaan ekuitas berlaku ketentuan:
a. disetujui oleh KPM atau RUPS luar biasa;
b. laporan keuangan BUMD 3 (tiga) tahun terakhir dalam keadaan sehat;
c. tidak boleh melakukan penyertaan modal berupa tanah dari BUMD yang berasal
dari penyertaan modal Daerah; dan
d. memiliki bidang usaha yang menunjang bisnis utama.

(7) BUMD memprioritaskan kerja sama dengan BUMD milik Pemerintah Daerah lain
dalam rangka mendukung kerja sama daerah.
(8) Pemerintah Daerah dapat memberikan penugasan kepada BUMD untuk
melaksanakan kerja sama.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama BUMD diatur dalam Peraturan Menteri.
BENTUK KERJASAMA SPAM

Pasal 56 - PP 122/2015
(3) Kerjasama dengan badan usaha swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan dalam bentuk:
a. investasi Pengembangan SPAM dan/atau Pengelolaan SPAM terhadap unit Air Baku dan
unit produksi;
b. investasi unit distribusi yang selanjutnya dioperasikan dan dikelola oleh BUMN atau BUMD
yang bersangkutan; dan/atau
c. investasi teknologi pengoperasian dan pemeliharaan dalam rangka mengupayakan
Penyelenggaraan SPAM yang efektif dan efisien dengan mekanisme kontrak berbasis
kinerja.

Dengan pengaturan tersebut, maka bentuk kerjasama yang dapat dilakukan adalah BOT untuk
pembangunan IPA dan jual beli air curah atau BOT Plus (jaringan).
KETENTUAN BADAN USAHA PELAKSANA

1. Badan usaha tunggal (memiliki kemampuan teknis dan keuangan sendiri)


2. Badan usaha konsorsium;
• Konsorsium terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kemampuan
finansial, pengalaman di bidang konstruksi pembangunan instalasi pengolahan
air minum, dan pengelolaan instalasi pengolahan air minum yang dibuktikan
dengan dokumen kontrak/perjanjian yang dipersyaratan dalam dokumen
prakualifikasi.
• Bagi peminat yang berbentuk konsorsium, dan telah dinyatakan lulus
prakualifikasi, dilarang mengubah susunan anggota konsorsium hingga proses
pengadaan berakhir.
KETENTUAN BADAN USAHA PELAKSANA

Badan usaha konsorsium;


• Dalam hal badan usaha Peserta Prakualifikasi merupakan perusahaan asing,
maka harus membentuk Konsorsium dengan Badan Usaha Nasional yaitu
badan usaha yang berbadan hukum yang kepemilikan modal atau sahamnya
100% dalam negeri. Konsorsium perusahaan asing dan Badan Usaha
Nasional sebagaimana dimaksud, nantinya harus membentuk badan usaha
baru khusus hanya dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan
kerjasama ini dengan komposisi saham Perusahaan Asing tidak melebihi
95% (sembilan puluh lima perseratus) dan Badan Usaha Nasional paling
kurang memiliki saham sebesar 5% (lima perseratus).
• Peserta memiliki perjanjian konsorsium.
TAHAPAN PELAKSANAAN KPBU PRAKARSA PEMERINTAH
Tahap 1: Tahap 2: Tahap 3:
PERENCANAAN PROYEK KERJA SAMA PENYIAPAN PROYEK KERJA SAMA TRANSAKSI PROYEK KERJA SAMA

1. Penyusunan rencana anggaran dana KPBU;


1. Penyusunan rencana
2. Identifikasi dan anggaran
penyusunan Usulan KPBU;dana KPBU;
2. Identifikasi dandana
3. Pengganggaran penyusunan Usulan KPBU;
tahap perencanaan; 1.Penyiapan Kajian KPBU; 1. Penjajakan Minat Pasar (market Soaunding);
3. 4. Penggambil keputusan
Pengganggaran dana lanjut/tidak lanjut
tahap perencanaan; rencana 2.Pengajuan Dukungan Pemerintah; 2. Penetapan Lokasi KPBU;
4. KPB
Penggambil keputusan lanjut/tidak lanjut 3. Pengadaan Badan Usaha Pelaksanaan KPBU;
5. Penyusuna Daftar rencana KPBU; dan 3.Pengajuan Jaminan Pemerintah; dan
rencana KPBU
6. Pengkategorian KPBU. 4.Pengajuan Penetapan Lokasi 4. Penandatanganan Perjanjian KPBU; dan
5. Penyusuna Daftar rencana KPBU; dan 5. Pemenuhan Pembiayaan (Financial Close)
6. Pengkategorian KPBU.

OUTPUT:
OUTPUT: • Dokumen Perjanjian KPBU
OUTPUT: • Dokumen Pelelangan umum
Studi Pendahuluan Prastudi Kelayakan • Dokumen Persetujuan Prinsip
Out ut:Proyek
Daftar Prioritas • Dokumen Persetujuan Prinsip Dokumen Kelayakan
Studi Pendahuluan
Daftar Prioritas Proyek • Dokumen Perjanjian Penjaminan
• Dokumen Perjanjian Regres

• Konfirmasi/Persetujuan Pemberian Dukungan Pemerintah


dan/atau Jaminan Pemerintah
Proses Permohonan Kebutuhan • Penetapan Lokasi oleh Gubernur
Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan • Proses Alokasi, Pencairan, Pengawasan & Pemantauan
Pemerintah Pengajuan Penetapan Lokasi Pemberian Dukungan Pemerintah dan/atau Pemantauan &
Evaluasi Pelaksanaan Perjanjian Penjaminan & Perjanjian
Regres

Kajian Lingkungan Hidup/PJPK Izin Lingkungan


PROSES PENGADAAN TANAH
TAHAPAN GARIS BESAR PROSES KERJA SAMA ATAS PRAKARSA BADAN USAHA

Surat Persetujuan Penilaian FS,


Pengajuan LOI, Penilaian (layak Menyusun FS
untuk meneruskan kelengkapan
jawaban LOI dan secara ekonomi disertai dengan
penyusunan FS & dokumen dan
penyusunan PraFS dan keuangan) dokumen terkait
dokumen terkait persyaratan PQ

Kajian (awal) Prastudi Kelayakan


YA
terdiri dari:
a. kajian hukum dan kelembagaan;
b. kajian teknis; Layak dan
Layak secara

STOP
c. kajian ekonomi dan komersial; BUS calon
ekonomi &
d. kajian lingkungan dan sosial; pemrakarsa
keuangan? TIDAK
e. kajian bentuk KPBU dalam mampu?
Penyediaan Infrastruktur;
f. kajian risiko; TIDAK YA
g. kajian kebutuhan Dukungan
Pemerintah dan/atau Jaminan
Pemerintah; dan STOP Penetapan unsolicited
h. kajian mengenai masalah yang project dan BU
perlu ditindaklanjuti (out pemrakarsa
standing issues).
TAHAPAN PENGADAAN

PERSIAPAN PELAKSANAAN
1. Pebentukan Panitia 1. Pelaksanaan
Pengadaan Prakualifikasi
2. Konfirmasi kesiapan
2. Pelaksanaan
proyek
Pemilihan:
3. Konfirmasi minat pasar
a. Pelelangan
4. Penyusuanan jadwal
b. Penunjukan
5. Penyusunan dokumen
langsung
pengadaan (rencana
dokumen PQ dan RFP) 3. Penandatanganan
6. Pengelolaan ruangan perjanjian
data dan informasi kerjasama
KELEMBAGAAN YANG AKAN TERKAIT LANGSUNG
DENGAN KERJASAMA SPAM

1. Kementerian PUPR
2. Kementerian Keuangan (dalam hal ada VGF dan/atau PDF)
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
4. DPRD Kabupaten/Kota
5. PT. PII (dalam hal ada penjaminan)
6. PDAM selaku PJPK
7. Badan Usaha Pelaksana
8. Panitia Pengadaan
9. Tim Penyiapan Kerjasama
10. Tim Manajemen/Monitoring Pelaksanaan Kerjasama
CONTOH HUBUNGAN KELEMBAGAAN
KERJASAMA BUSINESS TO BUSINESS

KEPALA DAERAH

Persetujuan

Perjanjian BOT
BADAN USAHA
PDAM (PJPK)
PELAKSANA
Pembayaran air curah

- TIM KERJASAMA
- PANITIA LELANG
- TIM MONEV
CONTOH HUBUNGAN KELEMBAGAAN KPBU
DENGAN DUKUNGAN DARI PEMERINTAH DAERAH

KEPALA DAERAH DPRD


Persetujuan

Penugasan

Dukungan
Perjanjian BOT

BADAN USAHA
PDAM (PJPK)
PELAKSANA
Pembayaran air curah

- TIM KERJASAMA
- PANITIA LELANG
- TIM MONEV
CONTOH HUBUNGAN KELEMBAGAAN KPBU
DENGAN DUKUNGAN PEMERINTAH
PEMERINTAH INDONESIA SPAM SEMARANG BARAT
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
KEUANGAN PUPR

Dukungan
fisik
Dukungan Kelayakan (VGF)
Izin Pengusahaan (SIPA)

DPRD
WALIKOTA PT. PII
KOTA
SEMARANG
SEMARANG

Penjaminan
Perjanjian
Penugasan

Dukungan Perjanjian Regres

Perjanjian BOT
PDAM KOTA
BADAN USAHA
SEMARANG
PELAKSANA
(PJPK) Pembayaran air curah

- TIM KERJASAMA
- PANITIA LELANG
- TIM MONEV
KESIMPULAN

KERJASAMA SPAM DENGAN KERJASAMA SPAM DENGAN


POLA KPBU ... APABILA POLA “B to B” … APABILA
KERJASAMA YANG KERJASAMA YANG
BERSANGKUTAN BERSANGKUTAN TIDAK
MEMERLUKAN DUKUNGAN MEMERLUKAN DUKUNGAN
PEMERINTAH PEMERINTAH

PERATURAN PERUNDANG PERATURAN DIREKSI PDAM


UNDANGAN TENTANG KPBU TENTANG “B to B”
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai