LAPORAN AKHIR
(Final Report)
Batam
Rempang
Galang
Ports &
Transshipment
Galang Baru
POSISI TERMINAL TANJUNG SAUH
BP Batam sebagai penyelenggara pengelolaan tanah mempromosi pengembangan
infrastruktur kawasan dan fasilitas pelabuhan container (Tanjung Sauh, Batu Ampar,
Sekupang), termasuk mengelola: alur navigasi, penyediaan listrik, air bersih untuk
pelabuhan / kapal dan monitoring polusi perairan.
Dermaga Utara
Sesuai Rencana Tata Ruang Perpres No 87/2011 tentang Tata Ruang Kawasan Tanjung
Balai karimun, Batam dan Bintan
2. LOKASI PROYEK
KONSEP AWAL TERMINAL TRANSSHIPMENT & KAWASAN INDUSTRI
DI-INTEGRASI MENJADI KESATUAN SKEMA KERJASAMA KPBU / PPP
NOTE:
1.Batam-Tj.Sauh long bridge 1,7km,
would be constructed as indirect
portion of government support
2.Land for Port & Industrial Estate
shall be prepared by BIFZA
LOKASI PERENCANAAN
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
PULAU BINTAN
PULAU BATAM
PULAU
TANJUNG SAUH
PULAU NGENANG
FOTO PELABUHAN KABIL PULAU BATAM
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
ALUR PELAYARAN KAPAL
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
JEMBATAN
BATAM - TANJUNG SAUH - BINTAN
3. KAJIAN ASPEK LEGAL &
KELEMBAGAAN
Kajian Hukum dan Kelembagaan
Kelembagaan Hukum
Environmental
• KA-ANDAL
Port Port Business Construction
• ANDAL, RKL Development Entity License
and RPL License (Izin (Izin Usaha Dredging and/or
• Environmental Pengembangan Badan Usaha Reclamation
License Pelabuhan) Pelabuhan) Permit
BIFZA shall improve regulations and facilities in supporting more efficiency for the
existing shipbuilding business in Batam’s circumstances.
Rolland Berger -2015
“High Logistic Cost Structure” is critical handicap for Indonesia economic
development, since: 1) Average figure of 17% logistic cost from total industrial
production cost, was un-competitive comparing to other South East Asia countries
ranges between 6% - 9%; 2) Total spending for logistic activities in Indonesia was
24% of the total Product Domestic Bruto (PDB).
Batam in strategic position as connectivity point between “Indonesia Sea Tol Way”
program and the existing international navigation track in Malacca Strait corridor
Potential containers originates from Indonesia 2030
Distribution of Container
Volumes in ASEAN Region
Lalulintas container di Selat Malaka 54,3 juta teus/thn sekitar 15-20% berasal dari Indonesia,
Bisnis transshipment Selat Malaka dilayani oleh: Port of Singapore Authority, Port of Tanjung
Pelepas, Port Klang, dan Port Penang. Bahwa 80% cargo Indonesia menginduk PSA & PTP.
PETA KOMPETISI BISNIS TRANSSHIPMENT di SELAT MALAKA
Kompetisi binis pelabuhan transshipment dikoridor Selat Malaka, dengan volume 54,3 juta
teus / tahun sekitar 15-20% berasal dari Indonesia, namun Indonesia sendiri belum
mempunyai kebijakan berperan untuk bisnis Transshipment.
POTENSI CARGO ORIGIN NUSANTARA INDONESIA
Indonesia negara kepulauan terbesar didunia, yang terdiri atas 15.000 pulau, kemajuan
ekonominya sangat bergantung pada efisiensi logistik angkutan laut dan kualitas
infrastruktur pelabuhan.
Pembangunan fasilitas pelabuhan berperan penting bagi pencapaian target MP3EI
(Master Plan of the Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development)
yang memperhitungkan pertumbuhan ekonomi nasional 4.5 % untuk perioda 2009 s/d
2015 dan pertumbuhan 3.7 % untuk perioda 2015 s/d 2020.
Distribusi volume
pelayanan container di
kawasan ASEAN
Volume hasil proyeksi over-flow cargo tersebut dinilai kurang memenuhi kapasitas
minimum berlangsungnya bisnis transshipment. Oleh karenanya perlu digunakan
pendekatan “Shipping Lines Driven” yaitu membangkitkan cargo oleh shipping lines yang
memerlukan home-base transshipment di Batam.
PROYEKSI CARGO SHIPPING LINE DRIVEN
Top 20 carriers in the world (2013 Jan)
Order Operator Nos.Ship TEU Total Average TEU Share Group Share of Capacity in the Asia-
Shipping Companies
1 Maersk
Maresk 590 2,485,360 4,212 15% Alliance North Europe Trade lane (%)
2 M.S.C 414 2,149,054 5,191 13%
2 M Group Maersk, MSC 20.5+15.0 = 35.5%
3 CMACGM 371 1,356,026 3,655 8%
4 COSCO 161 724,248 4,498 4% CKYHE CMA-CGM, Chinese
11.1 + 5.4 + 3.0 + 6.3 = 25.8%
5 Evergreen 184 711,558 3,867 4% Group Shipping, UASC, Evergreen,
6 Hapag-Lloyd 144 661,188 4,592 4% Hapag-Llyod
4.8+3.8+3.4+2.8+2.3+1.9 =
7 China Shipping 132 570,936 4,325 4% G6 Group +APL+NYK+OOCL
+MOC+HMM 19.0%
8 Hanjin Shipping 105 558,720 5,321 3%
9 APL(NOL) 117 556,293 4,755 3% Remaining other shipping
Others 19.7%
10 Mitsui OSK 112 509,711 4,551 3% companies
11 OOCL 98 425,523 4,342 3%
12 Hamburg SUD 103 423,601 4,113 3%
13 NYK 90 396,077 4,401 2%
14 Yang Ming 88 371,809 4,225 2%
15 K-Line 75 357,706 4,769 2%
16 Hyundai Merchant 60 352,970 5,883 2%
17 ZIM Integrated 85 328,619 3,866 2%
18 CSAV 60 275,862 4,598 2%
19 UASC 46 272,696 5,928 2%
20 Pacific International 123 270,577 2,200 2%
Total top 20 3,158 13,758,534 4,357 85%
Others 1,815 2,432,150 1,340 15%
Grand Total 5,073 16,190,684 3192 100%
Source: NYK Group in Wekipedia
International
Container Over flow from Indonesia Shipping Line
Year Total
Traffic From Malacca strait Feeder Services driven
Batam
2020 94.500 389.000 30.000 270.000 783.500
2025 153.000 560.000 100.000 1.860.000 2.673.000
2030 190.000 733.000 180.000 2.070.000 3.173.000
2035 254.000 808.000 250.000 2.251.000 3.563.000
AREAL TERMINAL TANJUNG SAUH & KAWASAN INDUSTRI
Integrasi Terminal & Kawasan Industri Tanjung Sauh
Alur navigasi & perairan pelabuhan dalam alami, terlindung dari gelombang extreem
tanpa fasilitas break-water, potensi kawasan industri digaris belakang pelabuhan.
RENCANA KAPASITAS PELABUHAN TANJUNG SAUH
Kapasitas Terminal Transshipment Tanjung Sauh
COARRI - CODECO
COPARN
VBS
BANK CUSTOMS
ONLINE PAYMENT
(VIA ATM INTERNET
BANKING / TELLER)
NPE / SPPB
ORDER EXPORT
ORDER IMPORT
DATA RANCANGAN STUDI TANJUNG SAUH 2015
iLustrasi tampak Terminal Transshipment Tanjung Sauh
DATA RANCANGAN STUDI TANJUNG SAUH 2015
iLustrasi tampak Terminal Transshipment Tanjung Sauh
PERHITUNGAN BIAYA INVESTASI PELABUHAN
PULAU
Komersial TANJUNG SAUH
RTH
RTH
Ring Road
Perumahan
Resort
Komersial
PULAU NGENANG
Office
Solar Cell
ZONING KAWASAN TANJUNG SAUH
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
Kavling Sedang 2 – 5 HA
RTH
Kavling Besar >5 HA
Komersial
Fasilitas
Kavling Kecil 1 – 2 HA
Kavling Sedang 2 – 5 HA
Kavling Kecil 1 – 2 HA
ZONING KAWASAN PULAU NGENANG
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
Resort
Komersial
Resort
Solar Cell
ROW 12
Office
LUASAN PERENCANAAN TANJUNG SAUH
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
LUASAN PERENCANAAN TANJUNG SAUH
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
KRITERIA PEMILIHAN LOKASI
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
No Kriteria Pemilihan Lokasi Faktor Pertimbangan
1 Jarak ke Pusat Kota Maksimal 15 – 20 Km
2 Jarak terhadap permukiman Minimal 2 (dua) km
3 Jaringan jalan yang melayani Arteri primer (Batam – Tanjung Sauh dan Bintan)
4 Sistem jaringan yang melayani Jaringan listrik dari Batam (jaringan bawah laut )
Jaringan air bersih dari Batam (di bawah Jembatan)
Jaringan telekomunikasi (telkom)
5 Prasarana angkutan Tersedia pelabuhan laut / outlet (export /import) Tanjung Sauh
6 Topografi / kemiringan tanah Maks 0 - 15 derajat, reklamasi + 2M dpl
7 Jarak terhadap sungai Maks 5 (lima) km dan terlayani sungai tipe C dan D atau kelas III dan IV
(sungai yg ada dipertahankan dikonservasi sebagai sumber air)
8 Daya dukung lahan Sigma tanah : 0,7 – 1,0 kg/cm2 (didapat dari soil test)
9 Kesuburan tanah Relatif tidak subur pada daerah reklamasi (non irigasi teknis) kecuali RTH
di bukit dikonservasi sebagai green area konsevasi air
10 Peruntukan lahan • Non Pertanian
• Non Permukiman (ada permukiman eksisting, akan di relokasi ke
tempat yang lebih baik)
• Non Konservasi
11 Ketersediaan lahan Minimal 25 Ha
12 Harga lahan Relatif (bukan merupakan lahan dengan harga yang tinggi di daerah
tersebut)
13 Orientasi lokasi Aksessibilitas tinggi
Dekat dengan potensi Tenaga kerja
14 Multiplier Effects Bangkitan lalu lintas= 5,5 smp/ha/hari.
Kebutuhan lahan industri dan multipliernya = 2 x luas perencanaan
KI.
Kebutuhan rumah .(1,5 TK ~ 1 KK)
OUT PUT SPECIFICATION
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
1. Kawasan ini mensupport kawasan industri lain di Pulau Batam dan di Pulau Bintan.
2. Kawasan ini disupport oleh utilitas yang sudah tersedia dari BP Batam, yaitu air bersih, listrik,
pengolahan air limbah (yang akan disediakan oleh Kawasan Industri Tanjung Sauh) dan TPA
(persampahan) eksisting di Pulau Batam.
3. Harga Kavling Industri yang kompetitif.
4. Bisa bersaing dengan Kawasan Industri Johar Malaysia baik harga maupun fasilitas utilitas dan
sebagainya.
5. Pulau Ngenang sebagai kawasan penunjang (supporting) Kawasan Industri Tanjung Sauh,
perumahan, resort, komersial, dan sebagainya.
6. Sebagai Green Eco Industrial Estate.
Dengan menerapkan green site dengan green building dari GBCI (Green Building Council
Indonesia) yang menerapkan:
- Energi terbarukan
- Zero run off (metoda resapan air)
- Bio retention dan wet land, pond, untuk pengendalian banjir diterpadukan untuk
sumber air bersih kedua setelah PDAM.
- IT-based industrial estate, smart industrial city atau kawasan industri pintar, yaitu
kawasan industri berbasis teknologi informasi, terintegrasi antar industri dengan linkage
information.
7. Kawasan Industri Tanjung Sauh akan dikelola oleh “ESTATE MANAGEMENT” yang handal dan
mempunyai “ESTATE REGULATION” yang komprehensive.
PERBANDINGAN DENGAN KAWASAN INDUSTRI DI JOHOR MALAYSIA
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
TAHAP II
TAHAP IV
TAHAP I-A
TAHAP I-B
TAHAP III
TAHAP V
LUASAN PENTAHAPAN
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
TAHAP – I A
TANJUNG SAUH PELABUHAN KABIL - BATAM
TAHAP I-A
TAHAP I-B
TAHAP II
TAHAP III
TAHAP IV
• Analisis Free Cash Flow • Ada tambahan income • Mengidentifikasi risiko • Mengevaluasi
awal bisnis Property (bundling) • Menyepakati jenis dampak risiko
Analisis keuangan
B. Property
No Deskripsi Jumlah (juta)
1 Tahap 1B Kawasan Industri TH 1/2 (368 ha) Rp 2.570.555
2 Tahap 2 Kawasan Industri TH 3/4 (256 ha) Rp 1.787.868
3 Tahap 3 Kawasan Industri TH 5/6 (166 ha) Rp 1.238.581
4 Tahap 4 Kawasan RTH & Kom Fas (232 ha) Rp 90.352
5 Tahap 5 Kawasan Perumahan & Komersial Rp 4.231.621
Total Rp 9.918.978
Hasil Analisis Keuangan (Parsial)
Tanjung Sauh Port
Project Main Criteria Result 50 years Parameter Decision
Project IRR 11,93% ≥ 10,50% Approved
Private (equity) IRR 15,52% ≥ 14,00% Approved
Rp Rp
Project NPV (in billion) 3.969 ≥ - Approved
Rp Rp
Private Investment NPV (in billion) 6.574 ≥ - Approved
Minimum
Tanjung DSCR (x)
Sauh Property 1,04 ≥ 1 Approved
ALOKASI RISIKO
Adverse
environmental Faulty construction
impacts & hazards Political techniques, cost
escalation, & delays
in construction
Natural Construction
Inadequate
Government
hedging of Project
revenue
streams &
Finance Risk Factors Legal regulations
financing costs
Preparation Transaction
Planning Stage
Stage Stage
Institutional
Compliance
Pelindo II Readiness and Government’s
under PPP Risk Allocation Tender Process
Involvement Legislation covenants
Regulation
issues
Usulan Alokasi AP
VGF Kemenkeu
Kemenkeu PJPK
PJPK (APBN)
(APBN)
Single
Single Perjanjian
Perjanjian window
window Regres
Regres Policy
Policy
VGF
PII Perjanjian PII
Perjanjian KPBU
KPBU (Performance Collecting
Based) Unit
Penjaminan
Penjaminan
Pembayaran
Badan Usaha AP Tarif
Penyediaan Badan Usaha
layanan
Penyediaan
Pengguna layanan
Pembayaran Layanan
Lender/PT Pengguna
Tarif
SMI/IIF Lender/PT SMI/IIF
Layanan
Struktur Konsesi BOT Pelabuhan dan Kawasan Industri
Perjanjian
Kontrak Penjaminan
EPC
Kontraktor EPC
Badan Usaha
Lenders
Pelaksana
Operator
Pelabuhan Kontrak Pembiayaan
Operai Pinjaman
Operator • Pelayanan
Kawasan Industri Kontrak • Transaksi sesuai Tarif
Operasi
Pengguna
(Penumpang/Kargo)
Perjanjian
Kontrak Penjaminan
Kontraktor EPC EPC
Badan Usaha
Lenders
Pelaksana
Operator
Pelabuhan Kontrak Pembiayaan
Operai Pinjaman
Operator
Kawasan
Kontrak
Industri
Operasi
• Pelayanan
• Pembayaran Tarif
Layanan
Pengguna (Penumpang/Kargo)
• Analisis Free Cash Flow • Ada tambahan income • Mengidentifikasi risiko • Mengevaluasi
awal bisnis Property (bundling) • Menyepakati jenis dampak risiko
Analisis keuangan
Tanjung Sauh
Competition / best for
Stating will Asking
Interaction among Asking government transshipment,
more interest government
other domestic policy in relation whereas Kuala
6 to involve in - - - policy in relation - - -
Indonesian ports with competition to Tanjung and
Batu Ampar to competition
(Tanjung Priok, Kuala Kuala Tanjung Batu Ampar just
program with Batu Ampar
Tanjung, Batu Ampar) for hinterland
service
Discussing about
Asking availability concession time
Pre perception for
of concession time 25 years
concession time period
7 - - - 75 years, with cargo - operation, cargo - - - -
on PPP Contract
guarantee by guarantee by
Agreement
private government /
GCA
Asking Availability Questioned how
Risk sharing between Payment scheme as to keep Batu
8 Government / BIFZA - - - exeption for the - Ampar cargo as - - - -
and private above concesion feeder to Tanjung
time request Sauh
Having long Having long
Companies has long Having long
term term
term contract term contract
9 - - - contract - contract - - -
agreement with PSA agreement
agreement agreement
and PTP with PTP
with PSA with PSA
Tanjung Sauh status as
10 - - - Asking the status - Asking the status - - - -
FTZ area
Stating that PSA
Stating will do
The idea to having tried to make
sharing with PSA
transshipment contact and have
11 - - - later (after the - - - - -
operation collaboration strong intersest
operation stage of
with PSA for Tanjung Sauh
Tanjung Sauh port)
program
12. ISU-ISU STRATEGIS
ISU-ISU STRATEGIS YANG PERLU
SEGERA DISELESAIKAN
1. Amendemen PP No. 46/2007 sehubungan dengan status
Pulau Tanjung Sauh dan Pulau Ngenang
2. Amendemen Peraturan Menteri Perhubungan tentang
Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Batam untuk Terminal
Kabil
3. Ketentuan mengenai status Batam sebagai Otoritas
Pelabuhan di Pulau Batam yang dapat memberikan konsesi
di bidang kepelabuhanan
4. Proyek KPBU ini perlu diusulkan dalam Perpres PROYEK
STRATEGIS NASIONAL (PSN)
5. Penyesuaian RTRW/Rencana Tata Ruang Pulau Batam
Required licenses and formalities
Before Final RfP Before Signing CA Before Construction
Permit to Develop Kabil Port Permit for BUP establishment Principal Investment Approval Dredging and/or Reclamation
(Izin Prinsip Penanaman Permit
Modal), issued by BKPM
Environmental Impact Minister of Law and Human Business License from BKPM Building Construction Permit
Analysis (Analisis Mengenai Rights Approval regarding the (Izin Mendirikan
Dampak Lingkungan / AMDAL) establishment of the Company Bangunan/IMB)
Environmental License Letter of Domicile (Surat Company Registry (Tanda Approval by the Chairman of
Keterangan Domisili Daftar Perusahaan/TDP) by the BKPM of master list of
Perusahaan/SKDP) by Head Trade Office of Batam imported capital goods, and
of Village/Sub District. Producer Importer
Identification Number (Angka
Pengenal Importir-Produsen-
API-P) (if applicable) by
BKPM.
BIFZA institutional decisions Taxpayer Identification Investment Registration Approvals related to utilization
required for tender process. Number (Nomor Pokok Wajib Letter from the Capital of foreign employees (if any)
Pajak - NPWP) and its Investment Coordinating by Ministry of Manpower and
Registration Statement Letter Board (Badan Koordinasi Transmigration/ Investment
from Ministry of Finance, Penanaman Modal/BKPM) and Integrated Licenses
Directorate General of Service Office of Riau
Taxation. Province.
13. RENCANA PENGADAAN
& DOKUMEN PELELANGAN KPBU
Rencana Pengadaan Badan
Usaha
Landasan Hukum:
Peraturan Presiden (Perpres) No. 38 tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam
Penyediaan Infrastruktur;
Peraturan Menteri (Permen) Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (PPN) No. 4 tahun 2015 tentang Tata Cara pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan
infrastruktur;
Peraturan Kepala (Perka) Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) No. 19 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan Infrastruktur
Organisasi Pengadaan KPBU
A. PJPK
Tugas dan tanggungjawab PJPK, a.l:
1. menganggarkan biaya pelaksanaan pengadaan KPBU (biaya
pengumuman, penggandaan dokumen, honorarium Panitia
Pengadaan, dll) dan pelaksanaan perjanjian KPBU
2. menetapkan Tim KPBU dan Panitia Pengadaan
3. menyediakan Ruangan Data dan Informasi
4. melaksanakan market sounding
5. Menetapkan HPS
6. Memberikan persetujuan pada Dokumen Pengadaan yg diajukan
oleh Panitia Pengadaan,
7. Dll
B. Tim KPBU
C. Panitia Pengadaan
Tahapan dalam pengadaan KPBU (1)
1. Tahapan prakualifikasi
2. Tahapan Pelelangan
1. Prakualifikasi
Tahapan dalam proses prakualifikasi pengadaan Kerjasama Pengadaan Badan Usaha (KPBU) meliputi
sebagai berikut:
pengumuman prakualifikasi, minimum pada surat kabar nasional dan internasional;
pendaftaran dan pengambilan Dokumen Prakualifikasi;
penjelasan proyek KPBU, yang mencakup penjelasan tentang ruang lingkup (scope of work)
kegiatan pelaksana proyek KPBU, kriteria evaluasi penjelasan lainnya terkait Dokumen
Prakualifikasi
pemasukan Dokumen Kualifikasi dari peserta yang berminat;
evaluasi Kualifikasi;
penetapan dan pengumuman hasil kualifikasi; dan
sanggahan kualifikasi
penetapan hasil kualifikasi/peserta yang masuk daftar pendek
Dokumen Prakualifikasi, sekurang-kurangnya meliputi:
Latar belakang dan deskripsi singkat dari Proyek KPBU
Tujuan Proyek KPBU
Objek dan ruang lingkup pekerjaan Proyek KPBU
Informasi penting terkait proyek KPBU
Persyaratan kualifikasi yang dibutuhkan oleh peserta yang berminat
Uraian proses kualifikasi termasuk jadwal, kriteria dan tata cara penilaian kualifikasi, hal yang dapat
menggugurkan, bentuk dan format pengisian dokumen kualifikasi.
Tahapan dalam pengadaan KPBU (2)
Kriteria evaluasi di dalam Dokumen Prakualifikasi, meliputi:
1. Pemenuhan syarat administrasi, surat penyampaian dokumen kualifikasi, pernyataan kualifikasi, akta
pendirian perusahaan dan anggaran dasar, izin usaha, Company profile, NPWP, Surat kuasa,
perjanjian konsorsium jika peserta berbentuk konsorsium, surat dukungan dari pemegang saham, ,
urat pernyataan peserta bahwa kegiatan usaha tidak sedang dihentikan atau dipailitkan, tidak
memiliki sengketa material dan tidak masuk dalam daftar hitam serta tidak sedang terlibat dalam
perkara pidana, dan Pakta integritas
2. Kemampuan finansial
Evaluasi laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit yang disusun berdasarkan IAS,
IFRS, Indonesia GAAP .
Total aset yang harus dimiliki oleh calon investor/swasta adalah sekitar Rp. 68 trilyun dan harus
mempunyai net aset sekitar Rp. 20 trilyun
3. Kemampuan teknis, Peserta (atau salah satu anggota konsorsium dalam hal konsorsium), HARUS:
a. Mempunyai Pengalaman OM :
telah berhasil melaksanakan kegiatan OM setidaknya satu (1) proyek serupa dengan nilai proyek
lebih besar dari perkiraan nilai Proyek dalam sepuluh (10) tahun terakhir; atau
telah menandatangani paling tidak satu (1) kontrak O&M dengan satu kontraktor O&M mengenai
operasi dan pemeliharaan setidaknya satu (1) proyek serupa dengan nilai proyek lebih besar dari
perkiraan nilai Proyek dalam sepuluh (10) tahun terakhir.
b. Mempunyai pengalaman EPC :
Telah berhasil membangun setidaknya satu (1) proyek serupa dengan nilai proyek lebih besar dari
perkiraan nilai Proyek dalam sepuluh (10) tahun terakhir; atau
Telah menandatangani setidaknya satu (1) Kontrak EPC dengan satu Kontraktor EPC sehubungan
dengan pembangunan setidaknya (1) proyek serupa dengan nilai proyek lebih besar dari perkiraan
nilai Proyek dalam sepuluh (10) tahun terakhir
Tahapan dalam pengadaan KPBU (3)
2. Tahapan Pelelangan :
Digunakan pelelangan 2 tahap, karena spesifikasi output dalam Pengembangan Pelabuhan Kabil dan Kawasan Industri
membutuhkan variasi inovasi dan teknologi; dan memerlukan optimalisasi penawaran teknis dalam rangka mencapai
output yang optimal.
TERIMAKASIH