2
REVISI PERPRES 87/2011 TENTANG RTR KAWASAM BATAM, BINTAN, DAN KARIMUN
Grand Kemang, 2 Desember 2019
- BBK akan menjadi contoh sinkronisasi rencana tata ruang darat dan tata ruang laut
- Rencana kawasan budidaya pada revisi ini bersifat lebih umum agar ada koridor
pengembangan dan tidak terlalu mengunci sehingga bisa dituangkan secara lebih rinci
hingga level RDTR
- Daya tampung dan daya dukung lingkungan sebagai dasar
- Rencana ruang laut saat ini masih belum digambarkan
- Dengan pembentukan PAK ini maka dimulailah proses revisi Perpres ini secara official
- Tugas K/L adalah memberikan masukan terkait program-program prioritas masing-masing K/L
yang lokasinya ada di BBK
- Kedepannya Taru ini menjadi dasar perizinan, maka angan sampai ada program K/L yang
terhambat karena belum terakomodir dalam RTR
- Sesuai hasil Ratas, BBK ini ada
- Masterplan lebih ke fisik pembangunan, RTR dasar perizinan dan pemberian hak atas tanah
(development plan)
- Peta dasar untuk BP dan Pemko Batam pakai RBI 2017, namun terhadap beberapa PL yang
sudah diterbitkan BP maka akan diakomodir dalam RTR untuk menjamin kepastian
berinvestasi
- BP Batam sudah menghilangkan kurang lebih 2.000 Ha reklamasi dan sudah disepakati dengan
Pemko
- Reklamasi di BBK akan digunakan untuk kepentingan infras dan kawasan yang bernilai
strategis saja, untuk perumahan dsb tidak akan diakomodir
- Untuk yang bersifat DPCLS dan TORA akan diakomodir dalam Perpres ini, mekanismenya
dengan holding zone
- Lahan yang sudah terbit PL nya harus diakomodir dalam RTR
- BBK akan menjadi model pembangunan masa depan Indonesia
- BBK kedepan tidak membangun jalan seperti di Jawa tapi akan berbasis rel
- Batam khususnya jangan menyaingi Singapura dengan bisnis yang sama, lebih mengarahkan
ke bisnis MRO, bisnis digital
- Batam = etalase hightech Indonesia, industri kotornya ada di Karimun, Bintan, dan sekitarnya
- Kerusakan catchment area, di Sei Harapan
- Terkait jembatan Batam-Bintan, di titik Bintan terdapat masalah dalam hal pertanahan, di
suatu titik lokasi bisa terbit lebih dari satu sertifikat
- KEK ada indikasi permainan lahan, investor tidak serius untuk mengembangkan kegiatan
pereknomiannya tetapi hanya memanfaatkan dan mencari nilai tambah dari lahan tersebut
Pak Irwansyah DPRD Provinsi Kepri
- Pola ruang sudah disepakati antara BP dan Pemko dibawah komando Kemenko Ekon
- Dipastikan kembali rencana KEK di Kawasan Rempang
- Meminta kepastian Rencana Induk Pengembangan Pelabuhan yang paling update, jika
memungkinkan dibuka satu Pasal terkait pelabuhan bahwa untuk membuka pelabuhan
diperbolehkan sepanjang sudah disertai dengan kajian teknis
- Alur pelayaran meminta dipastikan terkait data terbaru yang juga dapat mensupport
penyusunan RTRW Kota Batam
- wacana pembangunan Waduk piayu
- Pengembangan Pariwisata di Batam
- Usulan KEK Kesehatan di Tanjung Pinggir
- Usulan KEK MRO di Bandara Hang Nadim
- Usulan KEK Digital Park Nongsa di Nongsa
BP Batam
- usulan FTZ Bintan yang menyeluruh dilihat pada revisi ini sudah diakomodir
- Bintan terdapat 2 wilayah FTZ dan KEK Galang Batang
BP Tanjungpinang
- Pelabuhan Utama Tanjung Balai Karimun lokasinya tidak cukup memadai untuk bongkar
muat dan naik trun penumpang, sehingga dari Pemda mengusulkan relokasi ke Pelabuhan
Tebing (hasil kesepakatan dengan Kemenhub)
- Pola ruang di Kecamatan Belat belum semua sudah terakomodir dalam rencana Pola Ruang
tapi sudah terakomodir di draft
- Bandara Raja H. Abdullah (dulu Bandara Sei Bati) akan dikembangkan menjadi bandara
domestik. Pengembangannya dengan melakukan reklamasi
- jembatan antar pulau papan ke pulau kundur dihilangkan
- kata “industri” pada “industri pertambangan” dihapus
- Kawasan B6 ada potensi tambang di Kec Kundur
KKP
- RZWP3K Prov Kepri terkendala belum adanya kesepakatan reklamasi antara Pemko dan BP,
setelah ini diharapkan akan dapat diproses lebih lanjut
- Pilot project RZ dan RTR BBK, terkait materi di RTR BBK dapat ditambahkan mengenai
permasalahan drainase di Batam
- Hang Nadim internasional (kelas landas pacu 4E), pengelola BP Batam (Badan Usaha Bandar
Udara)
- RH Fisabilillah skala pelayanan tersier internasional (kelas landas pacu 4E), pengelola AP2
- RH Abdullah Karimun skala pelayanan pengumpan (domestic) (kelas landas pacu 3C, pesawat
sekelas ATR), pengelola UPBU (unit pelayanan Bandar Udara)
- rencana Bintan Airport di Pulau Bintan skala pelayanan pengumpul tersier (internasional)
(kelas landas pacu 4E), di bagian Utara Pulau Bintan, pengelola direncanakan AP 2
- KKOP dan jalur penerbangan data akan diberikan
- fungsi jalan mengikuti Permen 248/2015 tentang Fungsi Jalan (akan diberikan masukan
tertulis)
- Jembatan Batam-Bintan masih proses kajian di Bina Marga
- jalan bebas hambatan di Batam Batu Ampar – Muka Kuning – Bandara Hang Nadim
- bandara Hang Nadim ke Muka Kuning tahun depan Pra FS dan FS. Rencana jembatan dari
Muka Kuning ke Pulau Galang belum ada (akan dipertimbangkan akan menajdi jalan bebas
hamabtan atau jembatan biasa)
- jika ada 2 bandar udara internasional di suatu Pulau maka pembagian fungsinya seperti apa
dan aksesnya juga akan seperti apa
SDA PU
- Sudah dibuat pola pengelolaan SDA tahun 2018 dan dijadikan acuan
- pemenuhan kebutuhan air diarahkan untuk pembangunan waduk muara
- Waduk Muara Sei Busung di Bintan akan segera dibangun
- terkait usulan sumber air dari Lingga ditarik ke Batam, agak terlalu jauh
- rencana waduk saat ini lebih diarahkan ke Waduk Muara
Kemhan
- Kodim 0316 di Batam, Kodim 0317 di Karimun, Kodim 0315 Bintan (tapi posisinya di
Tanjungpinang)
- PP 68/2014 sebagai cantolan wilayah pertahanan dan keamanan Negara
- Pushidros AL, Asterad, Asisten Deputi Maritim bisa dilibatkan dalam diskusi kedepannya
PUPR Bintan
Kemendagri
- Alur kabel bawah laut dan bawah tanah sesuai dengan surat edara kemendagri tentang
penyediaan akses broadband jaringan internet, ada kewenangan pemerintah pusat (diatas 12
mil), pemerintah provinsi (12 mil), pemprov/pemkab
- infrstaruktur pasif ducting bersama
- starting poin Perpres, apabila revisi untuk pencabutan tahun penetapannya tahun saat ini
kalau revisi untuk perubahan tahun penetapannya tetap tahun 2011
- perubahan delineasi kawasan di Perpres, sesuaikan Permendagri terkait batas wilayah
masing-masing Kabupaten/Kota.
- sumber pendanaan pada indikasi program sesuaikan dengan UU 23/2014. KSN hanya didanai
oleh APBN, masyarakat, dan sumber lain yang sah. untuk APBD dapat disesuaikan dengan
kewenangannya
- pengaturan terkait pengelolaan kawasan BBK, khususnya terkait ex-officio walikota Batam
agar dirumuskan dalam pasal yang berbeda
Kumham
- sudah ada kesepakatan penggabungan RTR dan RZ KSN dimulai dengan penggabungan RTR
dan RZ Komodo
- perubahan delineasi di RTR KSN apakah termasuk yang di laut, mohon informasi lebih lanjut
Setkab
- dalam Rapat PAK pertama ini Setkab hanya mengawal belum memberikan masukan teknis
- Terkait sinkronisasi BBK dengan Riau-Kepri, zona B diatur dalam RTR BBK.
- RTR Riau-Kepri akan dinaikan ke menteri bulan ini
Direktorat PGT BPN
- Permen 17/2016 bahwa kawasan terbangun tidak boleh lebih dari 70% di Pulau-Pulau kecil,
30% lainnya untuk fasum fasos
- cocokan dengan data kompilasi LP2B per Kabupaten/Kota
- untuk pengendalian pemanfaatan ruang PZ, perizinan, insentif dan disinsentif, arahan
sanksi
- APZ merinci ke RTRWN
- insentif dan disinsentif di Raperpres perlu didetailkan lagi, seperti: lokasi dimana, siapa yang
memberikan, dsb