Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PROGRAM : Program Pembangunan dan


Pemeliharaan Sarana Prasarana
Transportasi Laut
KEGIATAN : Pembangunan Pelabuhan Laut
Kabupaten Brondong

PAKET PEKERJAAN : Reviu Rencana Induk Pelabuhan


(RIP) Pelabuhan Probolinggo

SUMBER DANA : APBD Provinsi Jawa Timur Tahun


Anggaran 2020

BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DAN LLASDP


DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2020
URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Pelabuhan Probolinggo memiliki peran yang sangat penting


dalam menunjang kelancaran distribusi logistik di wilayah Jawa Timur.
Pelabuhan Probolinggo merupakan lokasi yang strategis sebagai back
up Pelabuhan Tanjung Perak.
Secara geografis, Probolinggo memiliki potensi yang besar
sebagai pintu gerbang dari wilayah-wilayah hinterland-nya. Hinterland
Pelabuhan Probolinggo meliputi sektor pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan dan sektor industri di wilayah
Probolinggo, Jember, Pasuruan, Situbondo dan Lumajang.
Sesuai dengan KP.432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk
Pelabuhan Nasional, disebutkan pada Sub Lampiran A1 : Lokasi
Pelabuhan Laut yang digunakan untuk Angkutan Laut, disebutkan
bahwa Hierarki Pelabuhan Probolinggo adalah Pelabuhan Pengumpul.
Pelabuhan Probolinggo diproyeksikan menjadi salah satu
pelabuhan berstandar internasional di Jawa Timur. Keberadaan
pelabuhan ini diplot untuk mendukung dan menyukseskan konsep
zonasi pelayanan transportasi moda laut di Jawa Timur. Zonasi
bertujuan agar bongkar muat kapal tidak tersentral di Kota Surabaya,
menekan biaya transportasi, menumbuhkan pusat ekonomi baru dan
menaikkan daya saing Jawa Timur. Pelabuhan Probolinggo dapat
mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak karena mampu
membantu bongkar muat untuk wilayah Pasuruan – Probolinggo –
Situbondo - Bondowoso dan sekitarnya.
Dari sisi laut telah dibangun melalui APBN, yaitu Dermaga I
berukuran 93 x 18,5 m2 dengan kedalaman -5m LWS untuk melayani
kapal sampai dengan 6.000 DWT dan saat ini sudah dioperasikan serta
akan diperluas menjadi 225 x 30 m2. Sejak Tahun 2014 telah dibangun
secara bertahap dermaga II yang berukuran 306 x 31 m2 dengan
kedalaman -10 m LWS yang mampu melayani kapal sampai 25.000
DWT untuk dermaga sandar bagi kapal – kapal pesiar dengan ukuran
panjang kapal mencapai 251 m. Kemudian adanya rencana
pembangunan Dermaga III Pelabuhan Probolinggo yang akan
digunakan untuk melayani peti kemas.
Bahwa rencana pengembangan dermaga peti kemas
internasional di Pelabuhan Probolinggo ini telah didukung dengan
penyusunan dokumen perencanaan, diantaranya adalah FS, SID dan
DED. Syarat dokumen perencanaan lain penting untuk segera dipenuhi
adalah Dokumen Rencana Induk Pelabuhan.
Pada saat ini dokumen Rencana Induk Pelabuhan Probolinggo
memasuki tahap penyempurnaan meliputi penyesuaian berupa reviu
rencana pengembangan dermaga III sehingga diperlukan studi tinjau
ulang (reviu) dari Rencana Induk Pelabuhan Probolinggo.

2. Maksud dan Tujuan Maksud dari pelaksanaan kegiatan Reviu Rencana Induk Pelabuhan
Probolinggo Kota Probolinggo adalah sebagai upaya untuk
menyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan
pengembangan Pelabuhan Probolinggo sehingga pelaksanaan kegiatan
pembangunan dapat dilakukan secara terstruktur, menyeluruh dan
tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan,
pembiayaan serta partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan
pelabuhan yang sudah terbangun.
Tujuan dari studi ini adalah :
1. Melakukan identifikasi dan tinjau ulang dari perubahan rencana
kebutuhan fasiltas, sarana dan prasarana di daratan dan perairan
wilayah rencana lokasi Pelabuhan Probolinggo;
2. Menyusun rencana pengembangan fasilitas, sarana prasarana di
daratan dan perairan serta Lay out plan pelabuhan yang terbagi
dalam rencana pengembangan jangka pendek (5 tahun), menengah
(10 tahun) dan panjang (20 tahun)
3. Menyusun Kajian perubahan rencana kebutuhan fasilitas daratan
dan perairan dengan meyesuaikan rencana lokasi pelabuhan yang
telah disetujui baik oleh Pemerintah Kota Probolinggo dan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur

3. Sasaran Sasaran yang hendak diperoleh tersusunnya Reviu Rencana Induk


Pelabuhan Probolinggo Kota Probolinggo.

4. Lokasi Kegiatan Kegiatan ini berlokasi di Pelabuhan Probolinggo, Kota Probolinggo,


Provinsi Jawa Timur.

5. Sumber Pendanaan Pekerjaan ini menggunakan Dana APBD Provinsi Jawa Timur Dinas
Perhubungan Tahun Anggaran 2020. Dengan Pagu anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) dengan kode rekening
(5.2.2.21.02)

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: SAIKUDIN, ST., MT.


Proyek/Satuan Kerja Proyek/Satuan Kerja: BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DAN LLASDP
Pejabat Pembuat DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR
Komitmen
7. Data Dasar 1. Kondisi wilayah sekitar lokasi Pelabuhan Probolinggo
2. Kondisi umum Kota Probolinggo
3. RTRW Provinsi, RTRW Kota Probolinggo
8. Standar Teknis -

9. Studi Terdahulu Hasil kajian terdahulu yang dianggap relevan.

10. Referensi Hukum A. Undang – Undang, Peraturan Pemerintah dan Daerah:


1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
3. Undang-Undang nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
4. Undang-Undang nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara nomor 5025).
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.
10. Undang-Undang nomor 32 tahun 2014 tentang Kelautan
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional.
12. Peraturan Pemerintah nomor 64 tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang
Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015
13. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010
tentang Angkutan Di Perairan.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 Tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim.
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011
Tentang Telekomunikasi Pelayaran.
17. Peraturan Menteri Perhubungan No. 68 Tahun 2011 tentang Alur
Pelayaran di Laut
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut.
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015
Tentang Standar Keselamatan Pelayaran.
20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016
Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan.
21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 119 Tahun 2015
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 37 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Penumpang
Angkutan Laut.
22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 136 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 52 Tahun 2011 Tentang Pengerukan dan Reklamasi.
23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor KM 130 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan.
24. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun 2015
tentang Alur Pelayaran di Laut dan Bangunanan dan/atau
Instalasi di Perairan.
25. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun 2016
Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan
Departemen Perhubungan.
26. Keputusan Presiden No. 62 Tahun 2007 Tentang Fasilitas Umum.
27. Keputusan Menteri Perhubungan no KM 53 tahun 2002 tentang
Tatanan Kepelabuhanan Nasional
28. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.54 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan laut
29. Keputusan Menteri Perhubungan no KM 49 tahun 2005 tentang
Sistem Transportasi Nasional
30. Keputusan Menteri Perhubungan no KM 31 tahun 2006 tentang
Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan
31. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 63 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan;
32. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
PP.001/2/19/DJPL-14 tanggal 5 Agustus 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan.
33. Keputusan Menteri Perhubungan No KP 432 Tahun 2017 tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional.
34. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
AL.108/6/12/DJPL-16 tentang Jaringan Trayek Kapal Penumpang
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) yang Mendapat
Penugasan Pelayanan Publik Angkutan Penumpang Kelas
Ekonomi Tahun 2017.
35. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
AL.108/1/9/DJPL-17 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor AL.108/1/1/DJPL-16
tentang Jaringan Trayek Penyelenggaraan Angkutan Barang di
Laut Tahun Anggaran 2017.
36. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
AL.108/1/2/DJPL-17 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Nomr AL.108/6/11/DJPL-16 tentang
Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Tahun Anggaran 2017.
37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011—2031
38. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2012
Tentang Pengelolaan Dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil Tahun 2012 – 2032
39. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 tahun 2018
tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Provinsi Jawa Timur tahun 2018-2038
40. Peraturan Daerah (Perda) Kota Probolinggo No. 2 Tahun 2010
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo.

B. Referensi Teknis Nasional


41. Ditjen Perhubungan Laut, Direktorat Pelabuhan dan
Pengerukan, “Design Kriteria Perencanaan Pelabuhan”, 1984.
42. SNI 03-1726-2002 Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Bangunan Gedung
43. SNI 03-1729-2003 Prosedure Perencanaan Konstruksi Bangunan
Baja

C. Standar Internasional
44. The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan
(OCDI), “Technical Standards and Commentaries for Port and
Harbour Facilities in Japan”, 2002.
45. ACI Standard, “Building Code Requirements for Structural
Concrete (ACI 318-02) and Commentary (ACI 318R-02)”.
46. AISC Standard, “Load and Resistance Factor Design
Specification” (AISC-LRFD 1999).
47. ASCE Standard, “Minimum Design Loads for Buildings and Other
Structures” (ASCE/SEI 7-05).
48. API Standard, “Recommended Practice for Planning, Designing,
and Constructing Fixed Offshore Platform (API RP 2A-WSD).
49. BS Standard, “Code of Practice for Maritime Structures” (BS
6349:1- 7)

11. Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus
menyusun Rencana Kerja yang mencakup:
a) Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara lebih detail;
b) Penyusunan keterangan secara rinci mengenai metode
pelaksanaan pekerjaan;
c) Pembuatan program kerja.
d) Studi literature/kepustakaan
e) Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survey lapangan
dan formulir lain yang diperlukan

2. Inventarisasi Data dan Informasi Terkait


Inventarisasi data dan informasi meliputi data yang diperoleh
melalui studi kepustakaan/literatur (data sekunder),
wawancara/diskusi stakeholder dan melalui survey lapangan
(data primer) berdasarkan hasil koordinasi dengan instansi terkait
maupun masyarakat di lokasi pekerjaan, meliputi:
a) Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah yang berkaitan
dengan program pemerintah dalam rangka mewujudkan
Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS), Tatrawil dan
Tatralok, dimaksudkan untuk mendapatkan suatu tatanan
transportasi yang terorganisasi secara kesisteman dalam
lingkup wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota yang
mencakup transportasi jalan raya, transportasi jalan rel dan
transportasi laut yang masing-masingnya terdiri dari sarana
dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu
sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien,
terpadu dan harmonis, guna menunjang serta meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah;
b) Rencana Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang
ada
c) Informasi mengenai daerah-daerah yang termasuk
MP3EI, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta kawasan
strategis pembangunan nasional lainnya sesuai dengan
rencana Pemerintah
d) Informasi mengenai daerah khusus, daerah rawan
bencana, daerah tertinggal dan pulau terluar
e) Data Sosial Ekonomi Wilayah, meliputi:
 Kependudukan
 Pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah
 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
 Profil potensi investasi dan pengembangan industry di
Daerah.
 Potensi komoditas unggulan dan pariwisata
 Kondisi social ekonomi lingkungan masyarakat setempat
 Potensi ekspor dan import.
f) Fisiografi, Topografi dan Meteorologi;
g) Kondisi Eksisting Pelabuhan;
h) Dokumen/hasil studi terkait (apabila ada)
 Dokumen terkait Kawasan Ekonomi Khusus, serta kawasan
strategis pembangunan nasional lainnya
 Hasil studi/perencanaan pengembangan pelabuhan yang
terkait
i) Data tentang lingkungan hidup dari hasil studi lingkungan sekitar
wilayah pelabuhan (apabila ada)
1) Peta situasi Pelabuhan Probolinggo dan sekitarnya.
2) Peta batas dan status kepemilikan lahan pelabuhan;
3) Data fasilitas pokok dan penunjang pelabuhan;
3. Telaah Awal (Desk Study)
Konsultan melakukan telaah awal. Dalam telaah awal ini, diperoleh
gambaran umum wilayah perencanaan sehingga dalam
pelaksanaan peninjauan lapangan telah terdapat gambaran umum
rencana pembangunan pelabuhan dan tatanan kepelabuhanan di
wilayah terkait serta foto dokumentasi pelabuhan eksisting
(apabila memungkinkan dilakukan kunjungan lapangan). Dalam hal
ini, Konsultan juga melakukan telaah awal beberapa aspek teknis
yang paling mendasar, yaitu: topografi lokasi/kawasan, bathimetri,
cuaca, arah dan kecepatan angin, alur pelayaran dan kawasan
perairan. Untuk mendapatkan data telaahan awal lokasi
pelabuhan, penyedia jasa konsultansi melakukan kunjungan awal
untuk mendapatkan informasi terkini terkait lokasi studi
4. Survey Pendahuluan (update data sampai tahun terakhir)
a. Wawancara/diskusi mendalam dengan berbagai pihak
b. Survey permintaan dan potensi pengembangan jasa kapal
c. Pengamatan aspek teknis lokasi rencana pembangunan
pelabuhan
d. Pengamatan aspek operasional pelabuhan, jalur pelayaran,
kebutuhan peralatan SBNP dan lain-lain
e. Pengamatan aspek lingkungan
f. Pengumpulan data sekunder yang belum didapatkan pada
tahap inventarisasi data pada awal kegiatan
5. Survey Lapangan.
Setelah dilakukan telaah awal dan survey pendahuluan
(reconnaisance survey), selanjutnya Konsultan harus melakukan
Survey Lapangan, yang terdiri dari beberapa kegiatan
a. Survey Topografi (update dari perubahan wilayah pelabuhan)
Pengukuran Topografi seluas 20,0 Ha (disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan) dilakukan pada lokasi dan sekitar
rencana pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta
situasi wilayah daratan pada lokasi rencana pembangunan
pelabuhan
b. Penentuan titik koordinat dalam setiap pengukuran
menggunakan peralatan GPS teliti yang sudah tervalidasi
c. Permintaan Jasa Angkutan Laut
Pekerjaan survey permintaan jasa angkutan laut dilakukan
untuk mendapatkan data mengenai kondisi/karakteristik jasa
angkutan laut yang diperlukan untuk analisis kebutuhan
p embangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan, yang
meliputi:
 Jumlah ship call
 Jumlah pergerakan penumpang
 Volume pergerakan barang
 Rute/jaringan dan status pelayaran
 Tipe/jenis kapal yang beroperasi
d. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup
Pekerjaan identifikasi dampak lingkungan hidup merupakan
identifikasi awal kemungkinan timbulnya dampak pada lokasi
pelabuhan dan sekitarnya akibat penyelenggaraan operasi
pelayaran, yang meliputi:
 Pencemaran udara dan air akibat pengoperasian kapal laut;
 Dampak terhadap flora dan fauna;
 Dampak terhadap social, ekonomi dan budaya;
 Kesehatan masyarakat;
 Pengendalian limbah padat dan cair;
 Pengamatan terhadap lokasi studi pada daerah konservasi
 Rekomendasi jenis studi lingkungan yang akan dilakukan
selanjutnya
6. Analisis Mendalam Perencanaan Pembangunan Pelabuhan
Analisis mendalam/terinci perencanaan pembangunan pelabuhan
harus meliputi kelima aspek perencanaan pembangunan pelabuhan,
yaitu:
a) Analisis Teknis
 Kajian alur dan kawasan keselamatan pelayaran (turning
basin area);
 Evaluasi jenis fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan sampai
dengan rencana pembangunan tahap akhir (ultimate
phase);
 Analisis prakiraan kebutuhan lahan sampai dengan
rencana pembangunan pelabuhan tahap akhir;
 Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi
rencana pelabuhan;
 Ketersediaan utilitas;
 Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi
pelabuhan;
 Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan
pelabuhan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
dan Kabupaten/Kota setempat;
 Kondisi dan ketersediaan lahan;
 Potensi pendangkalan;
 Kendala pelaksanaan konstruksi;
 Ketersediaan akses/jalan masuk;
 Kajian terhadap kendala kondisi alam yang menjadi batasan
dalam pengembangan pelabuhan.
b) Analisis Perkiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut, meliputi:
 Prakiraan jumlah pergerakan kapal tahunan
 Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan
 Prakiraan volume barang tahunan
 Prakiraan jaringan/route pelayaran masa mendatang
 Prakiraan pergantian antar moda angkutan (moda split
analysis)
 Analisa asal tujuan lalu lintas kapal
 Analisa pergantian antar moda angkutan
c) Analisis Kebutuhan Jenis Fasilitas Pelabuhan, meliputi:
 Kebutuhan fasilitas wilayah perairan : dermaga, dolphin,
trestle, causeway, dan penunjangnya termasuk kebutuhan
jumlah, dimensi dan sistem konfigurasinya
 Kebutuhan fasilitas wilayah daratan : terminal penumpang
dan kantor, dsb
 Kebutuhan sarana bantu navigasi pelayaran.
 Kebutuhan fasilitas penunjang: gudang, lapangan
penumpukan dan lapangan parkir.
 Kebutuhan utilitas: listrik, telepon, sistem penerangan,
system drainase, air bersih, sewage treatment, fuel supply,
dan jaringan jalan
d) Analisis Kebutuhan Biaya dan Tahapan Pembangunan, meliputi:
 analisis kebutuhan biaya pembangunan merupakan
perhitungan biaya pembangunan pelabuhan yang dibuat
disesuaikan dengan pentahapan pembangunan fasilitas
pelabuhan yang optimal
 tahapan pelaksanaan pembangunan merupakan pedoman
pembangunan fasilitas pelabuhan yang berdasarkan skala
prioritas serta kemampuan pendanaan sesuai hasil analisa
kebutuhan biaya
7. Analisis dan Penyusunan Reviu Rencana Induk Pelabuhan
mencakup hal-hal sebagai berikut:
Dalam tahap ini Konsultan mengkaji Rencana Induk Pelabuhan
Probolinggo dengan mengacu kepada hasil evaluasi dan analisis
kapasitas fasilitas pelabuhan eksisting, hasil kajian perencanaan
pendahuluan (preliminary desain) yang telah disusun dengan
mempertimbangkan kondisi lahan dan perairan yang ada, tata
guna tanah, prosedur operasi pelabuhan serta identifikasi dampak
lingkungan. Penyusunan rencana induk meliputi:
a) penyusunan alternatif konsep rencana tata letak fasilitas
pelabuhan berdasarkan kriteria/standardisasi perencanaan
pelabuhan yang berlaku dengan memperhatikan aspek
kelancaran, keselamatan, keamanan serta aspek lingkungan
b) melakukan pengkajian terhadap alternatif rencana tata
letak fasilitas pelabuhan yang telah disusun, guna menentukan
alternatif terpilih.
c) penyusunan tahapan pembangunan pelabuhan sesuai
kebutuhan untuk masing-masing fasilitas dengan
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis dan operasional
d) penyusunan luas kebutuhan lahan untuk setiap tahapan
pengembangan/pembangunan pelabuhan, pembangunan
prasarana untuk 5, 10 dan 20 Tahun.
e) penyusunan koordinat lokasi perletakan masing –
masing fasilitas pelabuhan
f) konsep awal Rencana Tata Guna Tanah di sekitar pelabuhan
g) rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp)

12. Keluaran Hasilnya berupa dokumen Reviu Rencana Induk Pelabuhan (RIP)
Pelabuhan Probolinggo Kota Probolinggo

13. Peralatan, Peralatan, material, dan personil disiapkan oleh penyedia jasa.
Material, Personil
dan Fasilitas dari
Pejabat Pembuat
Komitmen

14. Peralatan dan Penyedia jasa konsultansi perlu menyediakan fasilitas pendukung
Material dari seperti ruang kerja, transportasi dan peralatan pendukung teknis
Penyedia Jasa lainnya.
Konsultansi

15. Lingkup Penyedia jasa mempunyai lingkup kewenangan sesuai dengan lingkup
Kewenangan pekerjaan dan penyusunan laporan.
Penyedia Jasa

16. Jangka Waktu Jangka waktu penyelesaian kegiatan ini adalah selama 4 (empat bulan
Penyelesaian atau 120 (seratus duapuluh) hari kalender, kecuali ada ketentuan lain
Kegiatan dalam Surat Perjanjian Kontrak

17. Personil Orang


Posisi Kualifikasi
bulan

1. Ketua Tim Tenaga Konstruksi Pelabuhan yang 1/4


disyaratkan adalah seorang Sarjana
S-1 Teknik Sipil/Kelautan minimal
Strata Satu (S1) berpengalaman
melaksanakan pekerjaan di bidang
pelabuhan sekurang-kurangnya
selama 6 (enam) tahun Dengan
Kualifikasi SKA Muda Teknik
Dermaga
2. S-1 Perencanaan Tenaga Perencanaan Wilayah & Kota 1/4
Wilayah dan Kota yang disyaratkan adalah seorang
Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah
dan Kota (PWK), berpengalaman
melaksanakan pekerjaan di bidang
perencanaan tata kota serta bidang
pelabuhan selama sekurang-
kurangnya 4 (empat) tahun Dengan
Kualifikasi SKA Muda
Perencanaan Wilayah dan Kota
3. S-1 Lingkungan Tenaga Lingkungan yang 1/3
diisyaratkan seorang Sarjana Teknik
Lingkungan yang berpengalaman
minimal 4 (empat) tahun di bidang
Lingkungan serta memiliki
pengalaman di bidang pelabuhan,
mempunyai SKA Muda Teknik
Lingkungan 1/3
4. S-1 Ekonomi dan Tenaga Ekonomi dan Pembangunan
Pembangunan yang diisyaratkan seorang Sarjana
Ekonomi dan Pembangunan yang
berpengalaman minimal 4 (empat)
tahun di bidang Sosial, ekonomi dan
pembangunan serta memiliki
pengalaman di bidang pelabuhan,

Tenaga Penunjang:
1. Asisten S-1 Asisten Tenaga S-1 Teknik Sipil (1), 1/4
Sipil dengan pendidikan minimal Strata 1
dan berpengalaman minimal 2
tahun
2. Asisten S-1 Asisten Tenaga S-1 Perencanaan 1/2
Perencanaan Wilayah dan Kota (1), dengan
Wilayah dan pendidikan minimal Strata 1 dan
Kota berpengalaman minimal 2 tahun

3. Administrasi Minimal Sekolah Menengah Umum 1/4


Kantor (SMA/SMU) atau Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan
pengalaman minimal 2 tahun

4. Cad Operator Minimal Dilpoma 3 dengan 1/4


pengalaman sekurang - kurangnya
2 tahun.

18. Tahapan Tahapan dalam penyusunan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan a. Pekerjaan Persiapan, dilaksanakan Rapat Internal Pihak
Kegiatan Pelaksana Pekerjaan (15 org x 1 kali)
b. Penyusunan Laporan Pendahuluan
c. Pekerjaan Survey Lapangan, pengumpulan data sekunder dan
lainnya
d. Penyusunan Laporan Antara, dilaksanakan Rapat Internal Pihak
Pelaksana Pekerjaan (15 org x 1 kali)
e. Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk
f. Pekerjaan Pembuatan Album Peta Rencana Induk
g. Penyusunan Draft Laporan Akhir, dilaksanakan Rapat Internal
Pihak Pelaksana Pekerjaan dengan pihak terkait (Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Dinas Perhubungan Kota
Probolinggo, Bappeda, KSOP, DISNAV, dll) (35 org x 1 kali)
h. Penyusunan Laporan Akhir

19. Laporan Konsultan diwajibkan menyampaikan laporan dalam bentuk buku, peta-
Pekerjaan peta dan gambar-gambar secara bertahap sebagai berikut:

A) Laporan Laporan Pendahuluan berisi mengenai rencana pelaksanaan studi,


Pendahuluan meliputi: jadwal pekerjaan, job diskripsi, rencana survey lapangan,
penyusunan metodologi dan tahapan langkah pekerjaan berikutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya hari ke-30 (tiga puluh)
sejak SPMK diterbitkan oleh pengguna jasa, dan diserahkan sebanyak 3
(tiga) buku laporan.

B) Laporan Antara Laporan diserahkan selambat-lambatnya hari ke-90 (sembilan puluh)


sejak SPMK diterbitkan oleh pengguna jasa, dan diserahkan sebanyak 3
(tiga) buku laporan. Isi dari laporan ini adalah hasil kompilasi data serta
hasil analisis awal meliputi :
 Telaah awal wilayah perencanaan,
 Kondisi fisik wilayah, kecenderungan perkembangan ekonomi,
 Rencana pengembangan wilayah,
 Hasil peninjauan lapangan,
 Analisis awal prakiraan permintaan jasa angkutan laut,
 Proyeksi lalu lintas kapal, barang dan penumpang, dan
 Indikasi kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai dengan tujuan dan
sasaran perencanaan.

C) Draft Laporan Draft Laporan Akhir berisi mengenai seluruh hasil analisa dan
Akhir pembahasan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah disepakati
dalam KAK dan album peta Rencana Induk. Laporan ini harus
diserahkan selambat-lambatnya 100 (seratus) hari kalender setelah
diterbitkannya SPMK oleh pengguna jasa, dan diserahkan sebanyak 10
(sepuluh) buku laporan yang berisi :
 Prakiraan permintaan jasa angkutan laut s.d. 20 tahun ke depan,
 Analisis kebutuhan fasilitas pelabuhan beserta tahapan
pengembangannya,
 Rancangan dokumen rencana pembangunan dan pengembangan,
 Rancangan awal untuk Penataan Zonasi Daratan dan Perairan
termasuk rancangan DLKr dan DLKp,
 Prakiraan kebutuhan biaya dilengkapi dengan kajian ekonomi dan
finansial,
 Rencana layout pelabuhan dalam perkembangannya dengan format
A3

D) Laporan Akhir Laporan akhir adalah bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian
pelaksanaan pekerjaan studi dan merupakan penyempurnaan dari draft
laporan akhir sesuai dengan catatan da masukan pada pembahasan
draft laporan akhir. Laporan akhir diserahkan pada akhir paling lambat
hari ke-120 (seratus dua puluh) yang terdiri dari :
 Dokumen kompilasi dan analisis prediksi (buku 1) sebanyak 5
eksemplar;
 Dokumen rencana pembangunan dan pengembangan (buku 2)
sebanyak 5 eksemplar;
 Buku ringkasan eksekutif (buku 3) sebanyak 5 eksemplar;
 Dokumen gambar sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format
kertas A3, gambar dalam format pdf dan autocad;
 Softcopy dalam bentuk flashdisk sebesar 32 GB.

HAL– HAL LAIN

20. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Provinsi Jawa Timur kecuali ditetapkan lain dalam angka
4 KAK dengan pertimbangan tertentu

21. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka harus mematuhi
persyaratan yang telah ditentukan

22. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen.

23. Persyaratan SBU SBU yang digunakan adalah Jasa Konsultansi Non Konstruksi,
Perusahaan dengan Kualifikasi Kecil (K). Klasifikasi Bidang Transportasi,
Sub Bidang Pengembangan Sarana Transportasi (01.02.01.01)

Surabaya, Januari 2020

Kuasa Pengguna Anggaran


Bidang Perhubungan Laut dan LLASDP
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur

SAIKUDIN, ST., MT.


Penata TK. I
NIP. 19781012 200012 1 005

Anda mungkin juga menyukai