Oleh :
Jeffwirlan Statourenda
3107 100 044
Abstrak
Indonesia merupakan salah satu Negara produsen CPO terbesar di dunia, sekitar 15 juta ton CPO
siap di distribusikan ke luar maupun dalam negri. Akan tetapi hal ini tidak didukung dengan fasilitas
yang ada, dimana total kapasitas pelabuhan di Indonesia hanya bisa menampung sekitar 8 juta ton.
Bahkan di Kalimantan yang notabene penghasil CPO terbesar belum memiliki dermaga internasional
untuk mengekspor CPO. Karena itu dibutuhkan dermaga yang bisa mengatasi kekurangan kapasitas
dermaga Indonesia. Perairan Tanjung Pakis Lamongan adalah tempat yang sangat strategis untuk
membangun dermaga CPO ini. Selain karena banyak lahan kosong, Tanjung Pakis juga berada di pantai
utara Jawa yang dekat dengan Kalimantan.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mampu mengevaluasi jumlah kebutuhan dermaga, evaluasi layout
perairan serta daratan, perhitungan detail struktur serta metode pelaksanaan dan rencana anggaran
biaya dermaga.
Dari hasil analisis perhitungan didapatkan kebutuhan jumlah dermaga adalah sebanyak satu
buah dengan kapasitas maksimum 80000 DWT pada kedalaman -13.6 m LWS, kebutuhan dimensi
Dermaga sebesar 580 x 34 m2 yang pembangunannya menggunakan metode pracetak, Trestle 170 x 8 m2,
serta keseluruhan rencana anggaran biaya sebesar Rp.1.044.751.103.817,00.
Kata kunci : Perairan Tanjung Pakis, Jetty CPO, Layout, Pracetak, Rencana Anggaran Biaya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.5 METODOLOGI
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pembangunan dermaga
2
BAB II
STUDI LITERATUR
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA
Gambar 3.2 - Potongan Melintang Dasar Laut,
3.1 DATA BATHYMETRI (a) Potongan A-A, (b) Potongan B-B
Peta Bathymetri menunjukkan kontur
3.2 DATA ARUS DAN PASANG SURUT
kedalaman dasar laut yang diukur dari posisi
0,00 LWS. Data Bathymetri dalam Tugas Akhir Arus yang terjadi sepanjang pantai
ini didapatkan dari Hasil Survey Sonding dalam umumnya berupa arus akibat perbedaan muka
rangka Pemetaan dari Perairan Tanjung Pakis air pasang surut antara satu lokasi dengan lokasi
Lamongan yang lain, sehingga perilaku arus dipengaruhi
pola pasang surut. Dalam Tugas Akhir ini data
Hasil Analisa Data Bathymetri
arus hanya dipergunakan untuk kebutuhan
Dari data dapat terlihat kondisi kedalaman perencanaan gaya horizontalnya saja.
perairan Tanjung Pakis Lamongan rata-rata - Pasang surut pada prinsipnya terjadi
13.6 mLWS pada sisi utara dan selatan dermaga karena pengaruh posisi bumi terhadap bulan dan
yang direncanakan. Sedangkan untuk posisi matahari, sedang pengaruh bintang dan planet
perencanaan trestel bervariasi mulai dari -9.5 lain relatif lebh kecil. Data pasang surut
mLWS sampai 13.6 mLWS. Peta bathymetri dipergunakan untuk melengkapi kebutuhan
dapat dilihat pada gambar 3.1. penggambaran peta bathymetri (peta kontur
Setelah dilihat gambar potongan kedalaman laut), dan mengetahui posisi muka
melintang pantai (gambar 3.2) dapat air laut absolut terendah, dan pola pasang
disimpulkan daerah perairan Tanjung Pakis surutnya.
cukup landai, sehingga dibutuhkan jarak cukup Adapun penyajian data arus dapat
jauh dari pantai agar bisa mendapatkan dilihat pada gambar 3.3 dan 3.4 di bawah
kedalaman kapal rencana, sehingga dermaga ini.
jetty sesuai untuk kondisi pantai ini.
3
Hasil Analisa Data Arus dan Pasang Surut
Dari data arus dapat disimpulkan:
Pada kondisi neap tide arah arus secara
umum menunjukkan arah dominan barat
laut dengan kecepatan arus pasang surut
maksimum 0.08 m/dt.
Pada kondisi spring tide arah arus secara
umum menunjukkan arah dominan barat
laut dengan kecepatan arus pasang surut
maksimum 0.12 m/dt.
Dari analisis data di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa arah arus tidak
mengganggu navigasi kapal karena Gambar 3.6 Wind Rose di Perairan Tanjung
kecepatannya masih di bawah kecepatan ijin Pakis
3 knot (1.5 m/dt) dan tidak terjadi cross (Sumber: BMG Tanjung Perak 2004)
current. Dari analisis data didapatkan angin
Dari hasil pengamatan pasang surut dominan ke arah Timur dengan kecepatan angin
(gambar 3.5) didapatkan : yang berhembus sebesar 4-6 knots atau 2.5 m/s,
namun ada juga yang mencapai > 17 knot (8.75
Beda pasang surut sebesar 2.2 m diatas
m/dt) namun intensitas terjadinya tidak terlalu
mLWS
sering.
Elevasi HWS pada + 2.20 mLWS
Elevasi MSL pada +1.10 mLWS
3.4 DATA GELOMBANG
Elevasi LWS pada 0.00 mLWS
Gelombang merupakan salah satu faktor
penting dalam perencanaan pelabuhan. Perairan
Desa Kemantren, Kecamatan Pairan, Kabupaten
Lamongan terletak di Pantai Utara pulau Jawa
yang tidak berbatasan langsung dengan samudra
seharusnya ketinggian gelombang relative kecil.
Namun berdasarkan informasi yang ada,
gelombang yang terjadi cukup besar yaitu pada
bulan Desmber sampai Maret sedangkan pada
bulan Mei sampai Oktober tinggi gelombang
relative kecil.
4
BAB IV
EVALUASI LAYOUT
Tabel 3.3 Frekuensi kejadian gelombang
5
Karena asumsi awal tidak sama dengan D = 1.1 Draft
hasil taksiran awal (nawal= 2 dan nakhir = 2), maka D = 1.1 x 14.9m
dipakai n = 2 buah. D = 16.39 16.5 m > -13.6 mLWS
6
16.5 mLWS) lebih besar daripada kedalaman 4 Konstruksi Beton Indonesia (1971)
perairan yang ada (-13.6 mLWS). Untuk gambar Digunakan dalam perencanaan tulangan
hasil evaluasi daratan dan perairan dapat dilihat yaitu untuk perhitungan momen akibat
pada gambar 4.3 dan 4.4 beban terpusat.
5 PCI (Prestressed and Precast Concrete
Institute)
Digunakan untuk perencanaan pelat precast
yaitu perhitungan momen pada saat
pengangkatan..
6 Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Jenderal Binamarga, BMS 1992
Digunakan dalam penentuan mutu beton
untuk struktur dermaga.
7 SNI 03 - 1726 2002 - Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung (1983)
Digunakan dalam perhitungan gaya gempa
dengan metode dinamis.
Gambar 4.3 - Evaluasi Layout Perairan
5.2 KAPAL RENCANA
Dalam perencanaan ini sudah ditentukan
bahwa kapal yang akan berlabuh berukuran
80.000 DWT. Berikut ini adalah dimensi dari
kapal yang dipakai untuk perencanaan :
DWT :80.000
:255 m
Draft :-14.9 m
Height :19.5(kapal aframax)
Width :38.3 m(kapal aframax)
7
au = Tegangan leleh karakteristik Dimana :
= 3200 kg/ cm2 Cm = koefisien massa hidrodinamis = 1,81
Ea = 2,1 x kg/ Ws = Displacement Tonage
= Tegangan tarik/tekan baja yang = log (DT) 0.332 0.956 log (DWT)
diijinkan(Tabel 10.4.1) = 104.557 ton
=1850 kg/ Ce = koefisien eccentricity = 0,5
CC = Cushion Coeficient =1(type open pier)
*au = Tegangan Tarik/tekan yang
CS = Softness Coefficient (koefisien
diijinkan (Tabel 10.4.3)
kehalusan) = 1
= 2780 kg/cm2
g = gravitasi (m/s2) = 9,8 m/s2
Diameter Tulangan = 16 mm ( untuk pelat )
V = kecepatan kapal waktu merapat ( m/s)
= 32 mm (untuk balok )
= 0,11 m/s (kondisi perairannya
tergolong tenang dan terlindung).
5.4 PEMBEBANAN
Ef =
Perhitungan beban dihitung dari beban Ef = 59,58 ton-m
yang bekerja pada dermaga yaitu :
Pemilihan Tipe Fender
5.4.1 Beban Vertikal
Dengan Ef maks = 59,58 ton-m, maka
5.4.1.1 Beban Berat Sendiri Konstruksi direncanakan untuk menggunakan sistem fender
(beban merata) tunggal dari Fender Karet SCN 1100-E1.9
Berat jenis () beton bertulang diambil sebesar dengan data-data sebagai berikut :
2,9 t/m3 (sumber : Technical Standard for Port Energi = 62,2 ton-m (> Ef = 59,6 ton-m)
and Harbour in Japan). Reaksi = 109,1 Ton (gaya horizontal)
5.4.1.2 Beban Hidup Merata Diameter = 1,76 m
Beban merata akibat Tipe Baut = M36 270mm (8 buah)
muatan (beban pangkalan) =5 t/m2
Beban air hujan (5 cm) = 0,05 t/m2 2. Beban Tarikan Kapal
Total beban hidup merata = 5,05 t/m2
Beban tarikan kapal disebabkan oleh gaya tarik
5.4.1.3 Beban Terpusat
kapal karena bobot kapal atau karena angin dan
arus. Gaya yang terbesar akan diambil sebagai
gaya horizontal dermaga dan juga digunakan
dalam perencanaan boulder. Berikut ini adalah
perhitungan gaya tarikan kapal
Gaya tarik kapal dari tabel
Berdasarkan Tabel 5.1, untuk kapal terbesar
yang merapat di dermaga CPO Tanjung Pakis
dengan ukuran 80.000 GRT, besarnya gaya tarik
boulder (Pa) = 200 ton.
3. Beban Gempa
9
5.6.2 Perencanaan Boulder Mu
a. Spesifikasi Boulder dan aksesorisnya
Boulder / Bollard (Type BR-200) Pu
- Kapasitas tarik (T) = 200 ton
- Dimensi : A = 861 mm
B = 1240 mm
C = 1040 mm
D = 1047 mm
E = 560 mm Gambar 5.10- Gaya pada Boulder
F = 900 mm
G = 403 mm Kontrol Geser
H = 172 mm
f uv 0,5 f ub .........................OK!
Beban Tarik (interaksi geser + tarik )
Td f f t Ab
f t (1,3 f ub 1,5 f uv ) f ub 4100 kg / cm 2
= (1,3 x 4100 1,5 x 1263,05)
= 3435,42 kg/cm2 < 4100 kg/cm2
ft = 3435,42 kg/cm2
Td = 0,75 x 3435,4 x (6,35)2 = 81597,79 kg
-
Td baut 0,75 Ab f ub = 73037,132 kg
(a)
T = Td = 73037,132 kg (diambil yang terkecil)
Mencari garis netral
Garis netral didapat dari keseimbangan gaya
yang terjadi.
Gaya tekan = gaya tarik
f yp .a.b T dimana : fyp = tegangan leleh
pelat
T = gaya tarik pada 1 baut
b = B = 1240 mm
a = garis netral
Lihat Gambar 4.8
Kontrol Momen
(b) Momen rencana yang dapat dipikul sambungan :
Gambar 5.9- 0,9 f yp , a 2 b n
10
Panjang pengangkuran Dalam perencanaan ini digunakan tebal
Kebutuhan panjang pengangkuran pada pondasi: selimut beton untuk balok sebesar 8 cm.
6.2.3 Tiang pondasi
Berikut ini adalah perbandingan antara tiang
pancang baja dan precast pile. Dapat dilihat pada
tabel 6.1.
Keuntungan Kerugian
Tiang pancang baja -pelaksanaan lebih -ketahanan korosi
murah ,kerusakan buruk
akibat lifting, -pemeliharaan
transporting, mahal,karena harus
maupun retak ujing diberi coating pada
tiang relatif lebih permukaan
kecil, karena -harga mahal
elastisitas tinggi
-berat jauh lebih
ringan dari precast
-penyambungan
dengan las,lebih
mudah
g.n T1 T2 -SPT > 50 pukulan
Precast pile -dapat dilaksanakan -tiang tidak terlalu
f yp
di darat atau dipesan panjang,makin
melaui fabrikasi panjang makin sulit
pelat -praktis untuk dikerjakan
daerah -kemungkinan ujung
onshore,desing load tiang retak atau
besar, dan lapisan pecah akibat
keras tidak terlalu tubukan dengan
dalam hammer.SPT
-pemeliharaan dibawah 50 pukulan
murah ,kekuatan bahan
Gambar 5.11- Keseimbangan gaya pada -tahan korosi
-lebih murah
rendah
-transportasi mahal
boulder ,karena dihitung
c. Jarak pemasangan boulder berdasar berat
11
6.2.5 Desain dimensi struktur Balok Fender : 80 x 120 cm
Poer tiang ganda : 300x175x150
Berikut ini adalah disain dimensi cm (Type I)
struktur dermaga : Poer tiang tunggal :170x170x120
Panjang dermaga : 580 m (2 blok cm (Type II)
@ 290 m) Cover Beton (pelat) : 7,5 cm
Lebar dermaga : 34 m (balok) : 8 cm
Tebal Pelat : 40 cm Diameter Tiang Pancang
Balok Melintang : 80 x 120 cm Baja : 101,6 cm
Balok Memanjang : 80 x 120 cm Tebal : 19 mm
6.3 Perencanaan Layout Pembalokan
Pada Dermaga Tanjung Pakis ini, dermaga dibagi menjadi 2 blok dengan dilatasi antar blok selebar
10 cm. Masing-masing blok panjangnya 290 m. Untuk lebih jelas tentang pengaturan tata letak blok
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan layout pembalokannya dapat dilihat pada Gambar
6.2.
13
Tabel 6.6- Momen Rencana dari Kombinasi Momen
Momen (kgm) Momen Kombinasi Momen
Type
lx ly B.Mati B.Hidup B.Truk Rencana
Pelat 1+2 1+3
1 2 3 (kgm)
mlx 5.7 6.7 1950.375 7547.427 947.567 9497.802 2897.942 9497.802
mtx 5.7 6.7 -1950.375 -7547.427 -851.927 -9497.802 -2802.302 -9497.802
A
mly 5.7 6.7 1611.179 6234.831 781.373 7846.010 2392.552 7846.010
mty 5.7 6.7 -1611.179 -6234.831 -602.878 -7846.010 -2214.057 -7846.010
mlx 1.6 5.7 210.470 814.464 -33195.966 1024.934 -32985.496 -32985.496
mtx 1.6 5.7 -210.470 -814.464 -13788.147 -1024.934 -13998.617 -13998.617
B
mly 1.6 5.7 43.430 168.064 622.678 211.494 666.108 666.108
mty 1.6 5.7 -126.950 -491.264 -637.964 -618.214 -764.914 -764.914
mlx 1.6 6.7 210.470 814.464 -34152.622 1024.934 -33942.152 -33942.152
mtx 1.6 6.7 -210.470 -814.464 -14124.876 -1024.934 -14335.346 -14335.346
C
mly 1.6 6.7 43.430 168.064 1003.253 211.494 1046.683 1046.683
mty 1.6 6.7 -126.950 -491.264 -544.460 -618.214 -671.410 -671.410
mlx 1.6 1.6 120.269 465.408 58627.112 585.677 58747.381 58747.381
mtx 1.6 1.6 -120.269 -465.408 -7056.446 -585.677 -7176.715 -7176.715
D
mly 1.6 1.6 120.269 465.408 1438.897 585.677 1559.166 1559.166
mty 1.6 1.6 -120.269 -465.408 -1627.213 -585.677 -1747.482 -1747.482
5.7 6.7 1.2 -Mtx 9497.802 3.344 1.77 OK 10.2 18.477 D 16 - 100 2010.62
A Two
5.7 6.7 Mly 7846.010 3.494 1.874 OK 9.287 15.974 D 16 - 100 2010.62
Way
Slab
5.7 6.7 -Mty 7846.010 3.494 1.874 OK 9.287 15.974 D 16 - 100 2010.62
6.4.2 Perencanaan Pelat Sebelum Komposit Nilai K adalah faktor pengali untuk tegangan
Pelat
Typ
pracetak berbentuk half slab betun pada umur tertentu. Nilainya dapat dilihat
dengan tebal 20 cm. Tulangan yang dipasang pada tabel berikut :
e lx ly lokasi D pasangAs Pasang
adalah tulangan bagian bawah. Elemen pelat Umur beton
3 7 14 21 28 90 365
Pel dikontrol terhadap momen pada hari
pracetak harus Semen Portland biasa 0.4 0.65 0.88 0.95 1 1.2 1.35
saat 6
penumpukan, 8 -Mtx D16-110
pengangkatan 1407
dan Semen Portland dengan
0.55 0.75 0.9 0.95 1 1.15 1.2
pengecoran. Selain 6 itu 1 8unit
Mlxelemen
D16-110pracetak
1407 kekuatan awal yang tinggi
A
beratnya harus lebih kecil dari kapasitas crane
6 8 -Mty D16-150 1206 (Sumber : PBI 71)
yaitu 10 ton. Perhitungan kontrol tegangan dan - Momen kerja dari tulangan terpasang harus
momen adalah sebagai berikut : lebih besar dari momen penumpukan,
- Dari luas tulangan yang terpasang dicari pengangkatan maupun pengecoran.
nilai 100n Mmax = A a h > Mu (OK)
A=xbxh
- Tegangan yang bekerja akibat momen pada
6.5 PERENCANAAN BALOK
saat penumpukan, pengangkatan maupun
6.5.1 Penentuan Tipe Balok
pengecoran harus lebih kecil dari tegangan
Penentuan tipe balok didasarkan pada
ijin baja dan beton pada umur pelaksanaan.
luasan beban tributary akibat pelat di dekatnya
Tegangan yang bekerja akibat M :
(gambar 6.17). Beberapa tipe balok yang
M berada di tepi (B2 dan B4) untuk momen dan
a = < a = a.....OK
A h penulangannya digunakan penulangan praktis
a dengan mengikuti tulangan balok didekatnya.
'b = < K. b. (n hari).....OK Hal ini dikarenakan untuk balok-balok tersebut
n
memiliki bentang dan beban tributary yang kecil
15
sehingga sudah cukup aman jika direncanakan 6.5.3 Perhitungan Pembebanan Balok
pendetailan seperti balok di dekatnya. Maka
balok dermaga yang diperhitungkan detailingnya 2. Beban terpusat poer
adalah balok melintang (B3) dan balok - poer ganda = 18,27 t
memanjang (B1). - poer tunggal = 7,09 t
17
Kontrol Dimensi Balok b < ' bmt ......OK !
V = 44273,2 kg b < ' bm s ......OK ! diperlukan sengkang
T = 1208060 kg.cm
Direncanakan sengkang
V Diameter = 22 mm
b = = 44273,2 = 5,84
7 7 As = 7,602 cm2
bx xh 80 x x 108,2
8 8 As x a 7,602 x 1850
kg/cm2 as < = = 30,1cm
s xb 5,84 x 80
Untuk ht > b Jadi dipasang sengkang D22 100 mm
2,6 2,6
= 3 = 3 = 4,442 Sengkang di daerah > 1 m dari ujung balok :
h 108,2
0,45 0,45
b = 3,75 1 .5,84 = 4,28 kg/cm
b 80
Tegangan geser puntir beton pada penampang 3,75
balok persegi di tengah-tengah tepi penampang
yang vertikal (PBI 71 Pasal 11.8.1) : b < ' bmt ......OK !
xT
'b = 2 = 4,4422 x 1208060 = 7,74 kg/cm2 b < ' bm s ......OK ! diperlukan sengkang
b x ht 80 x 108,2
b ' b = 5,84 + 7,74 = 13,58kg/cm2 Direncanakan sengkang
Diameter = 22 mm
b m = 1,62 350 = 30,31 kg/cm2 As = 7,602 cm2
b ' b < bm ijin ......OK ! As x a 7,602 x 1850
as < = = 41,04 cm
Ukuran balok 80/120 sudah memenuhi syarat. s xb 4,28 x 80
Jadi dipasang sengkang D22 150 mm pada
Perhitungan Tulangan Geser daerah 1 meter dari ujung balok hingga tengah
( sengkang) balok.
Gaya geser maksimum pada tumpuan
Tabel 6.4- Hasil Penulangan Balok
V = 44273,2 kg
Dimens i Tumpuan Lapangan Samping
b = V ...... (PBI 71 Pasal.11.7(1)) Balok b h
7 Tarik Tekan Tarik Tekan Tumpuan Lapangan
bx h (cm) (cm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
8 Melintang 10455,2 5629,73 4021,23 2412,74 1206,37 603,18
= 44273,2 = 5,84 kg/cm2 80 120 13 7 5 3 6 3
7 N tul
80 x x 108,2 D-32 D-32 D-32 D-32 D-16 D-16
8
Tegangan beton yang diijinkan berdasarkan PBI
71 tabel 10.4.2 akibat geser oleh lentur dengan Dimensi Tumpuan Lapangan Samping
puntir, dengan tulangan geser : Balok b h Tarik Tekan Tarik Tekan Tumpuan Lapangan
Untuk pembebanan tetap : (cm) (cm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
12867,9 6433,9 3216,9 2412,7 603,18
' bmt = 1,35 ' bk Memanjang 1608,4
80 120 16 8 4 3 8 3
= 1,35 x 350 = 25,26 kg/cm2 N tul
D-32 D-32 D-32 D-32 D-16 D-16
Untuk pembebanan sementara:
' bm s = 2,12 ' bk B. Perencanaan Balok Sebelum
2 Komposit
= 2,12 x 350 =39,66 kg/cm
Balok pracetak berbentuk U-Shell
dengan tebal dinding tepi 17,5 cm dan sisi
Sengkang di tumpuan balok : bawah 35 cm. Pada bagian atas diberi sayap
b = V ...... (PBI 71 Pasal.11.7(1)) selebar 12 cm untuk perletakan pelat pracetak.
7 Elemen balok pracetak harus dikontrol terhadap
bx h
8 momen pada saat penumpukan, pengangkatan
= 44273,2 = 5,84 kg/cm2 dan pengecoran. Selain itu 1 unit elemen
7 pracetak beratnya harus lebih kecil dari
80 x x 108,2
8 kapasitas crane yaitu 10 ton. Perhitungan kontrol
tegangan dan momen sama dengan pelat
18
6.5.6 PERENCANAAN PLANK FENDER Berikut ini hasil perhitungan penulangan poer :
A. Perencanaan Plank Fender Setelah
Komposit
Penulangan poer dianalisa berdasarkan
gaya-gaya maksimum yang bekerja pada tiang
pancang. Untuk perhitungan penulangan , poer
dapat diasumsikan sebagai balok jika
perbandingan antara tebal dan lebar poer
adalah t = 1,2 = 0,8 > 0,4. Jika < 0,4
b 1,5
D. Perencanaan Plank Fender Sebelum
diasumsikan sebagai pelat.
Komposit
Perhitungan penulangan plank fender sama
Poer pracetak berbentuk Bak dengan
dengan perhitungan pelat atau balok.
tebal dinding tepi 17,5 cm dan sisi bawah 45 cm.
Pada bagian atas diberi sayap selebar 12 cm
untuk perletakan pelat pracetak. Elemen poer
Berikut ini hasil perhitungan penulangan plank
pracetak harus dikontrol terhadap momen pada
fender :
saat pengangkatan dan pengecoran. Selain itu 1
unit elemen pracetak beratnya harus lebih kecil
dari kapasitas crane yaitu 10 ton. Perhitungan
kontrol tegangan dan momen sama dengan pelat.
19
~
Np = Harga rata-rata SPT disekitar 4B
diatas hingga 4B di bawah dasar tiang pondasi
Ni n
n
(B= diameter pondasi) =
i 1
~
P(tekan) 5 -327070 kg
= Np . K . Ap Ns 1 . As
3 Miring
P(tarik) 5 10601,82 kg
QL V3 5 -11549,9 kg
Qad
SF M3 5 -75817,7 kg.m
Dimana : Defleksi
Tiang U 5 7,2 mm
= 10700833 kg/m2
Gambar 6.6- Grafik daya dukung vs kedalaman = 1070 kg/cm2 < 2400 kg/cm2 ...OK
pada titik BS-1
E. Kontrol Momen
Momen yang terjadi, yaitu momen
C. Daya Dukung Tiang Akibat Beban yang didapat dari analisa SAP 2000
Horizontal harus lebih kecil dari momen bahan
Perhitungan daya dukung tiang terhadap beban tiang pancang (Mu).
lateral menggunakan cara Tomlinson dalam Mu = fy x Z
Daya Dukung Pondasi Dalam oleh Dr. Ir. = 2400 x 14600
Herman Wahjudi hal 55 : = 35040000 kg.cm
Fixed-headed pile : Hu = 2Mu / (e+Zf) = 350,4 ton.m
Momen yang terjadi :
Dimana: Momen Tiang Tegak :
Hu = ultimate lateral resistance M3 = 165 t.m < Mu.....OK!
Mu = 453,324 tm (diambil terkecil)
Momen Tiang Miring :
M3 = 75,8 t.m < Mu.....OK!
21
F. Kontrol kuat tekuk tiang pancang miring
2 EI min
Pcr
Z f e
2
Tiang Tegak :
2 2100000 740000
Pcr 2483693.3 kg 2483.6ton
800 16852
OK!!
Pcr > Pu (249.5 ton) .. (OK) Jadi dapatdisimpulkan bahwa tiang pancang
tegak dan tiang pancang miring stabil
Tiang Miring : terhadap frekuensi gelombang dan bisa
2 2100000 740000 berdiri sendiri.
Pcr 2483693.3 kg 2483.6ton
800 16852
H. Kalendering
23
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar Tabel 8.6 Rekapitulasi
6.41 untuk gambar denah poer dan layout , Rekapitulasi
No. Uraian Jumlah Total
1 Pekerjaan Persiapan Rp 87.600.000,00 Rp 87.600.000,00
2 Dermaga CPO Rp 509.963.234.655,62 Rp 509.963.234.655,62
3 Trestle Rp 439.722.896.086,52 Rp 439.722.896.086,52
Jumlah Total Rp 949.773.730.742,15
PPn 10% Rp 94.977.373.074,21
Total + PPn Rp 1.044.751.103.816,36
Jumlah Akhir (dibulatkan) Rp 1.044.751.103.817,00
Terbilang: Satu Triliyun Empat Puluh Empat Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Satu Juta Seratus Tiga Ribu
Delapan Ratus Tujug Belas Rupiah
BAB IX
Gambar 6.41 Pembalokan dan Poer KESIMPULAN
Trestle
Dalam perencanaan Tugas Akhir ini dapat
Selebihnya cara perhitungan sama dengan diperoleh kesimpulan yaitu:
perencanaan dermaga. 1. Spesifikasi kapal rencana:
DWT : 80000
BAB VII
Displacement : 104,557 ton
METODE PELAKSASANAAN
Panjang kapal (LOA): 225 m
7.1 Pekerjaan Persiapan Lebar kapal (B) : 38,3 m
Persiapan meliputi : Pembersihan lahan, Draft : -14,9 m
Pembuatan pagar pembatas, Pembangunan
Direksi kit , Kontraktor kit , Pembangunan Los 2. Struktur jetty yang direncanakan
kerja, Penyediaan penerangan di daerah kerja, terdiri dari Dermaga, dan Testle.
Penyediaan Batching plan, Mendirikan Pos 3. Struktur Dermaga direncanakan
penjagaan dan pendatangan alat berat .
beton bertulang pracetak (precast)
7.2. Dermaga dengan spesifikasi:
Berikut ini tahapan tahapan dalam Dimensi struktur: 580 x 34 m2
pembangunan dermaga
- Pemancangan tiang baja. (dibagi menjadi 2 blok)
- Pemasangan Selimut Beton
- Fabrikasi Elemen Pracetak Dimensi balok melintang
- Pemasangan poer pracetak : 80 x 120 cm2
- Erection Balok dan Pengecoran tahap I Dimensi balok memanjang
- Erection Pelat dan Pengecoran tahap II 2
: 80 x 120 cm
- Erection Plank Fender
- Pemasangan Boulder dan Fender Tebal pelat : 40 cm
BAB VIII Mutu beton : K350
METODE PELAKSASANAAN Mutu baja : U32
8.4 Perhitungan Rencana Anggaran Poer pancang tunggal
Biaya : 170 x 170 x 120 cm3
Dalam prencaa anggaran biaya ini, Poer pancang ganda
tahapan pekerjaan yang dihitung meliputi: : 300 x 175 x 120 cm3
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan Dermaga CPO Tiang pancang : 101,6;
3. Pekerjaan Trestle - t = 19 m
- Kemiringan tiang : 10 : 1
24
-Kedalaman tiang tegak DAFTAR PUSTAKA
: -47,6 m LWS
- Kedalaman tiang miring Japan Port and Harbour Association. 2002.
: -51,6 m LWS Technical Standards and
Umur pelaksanaan untuk elemen Commentaries for Port and Harbour
pracetak pada saat penumpukan, Facilities in Japan. Daicousa Printing,
pengangkatan dan pengecoran Japan.
dapat dilihat pada tabel berikut :
Precast/Prestressed Concrete Institute, 2004.
Cor
PCI Design Handbook. United State of
Elemen Tumpuk Angkat Tahap 1 Tahap 2 America.
Pelat 3 hari 3 hari 14 hari
Balok 3 hari 3 hari 7 hari 14 hari Sutami. 1971. Konstruksi Beton Indonesia.
Poer 3 hari 3 hari 7 hari 14 hari Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
25