Anda di halaman 1dari 24

JENIS DAN KARAKTERISTIK PELABUHAN PONTIANAK

MANAJEMEN PELABUHAN (MS184603)


Oleh Kelompok 3

1. Arivia Anjani 04411640000002


2. Anang Makhruf 04411640000020
3. Gregorius Agung B.P.A. 04411640000024
4. Nirwan Nizar 04411640000050

Hasan Iqbal Nur, S.T, M.T.

PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pelabuhan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pengerjaan makalah ini, baik yang membantu secara sengaja maupun yang tidak
disengaja. Pada kesempatan kali ini kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada:
11.1 Bapak Hasan Iqbal Nur,S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Pelabuhan yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
11.2 Keluarga kami atas dorongan semangat dalam pelaksanaan pembelajaran.
11.3 Teman-teman seperjuangan kami mahasiswa Departemen Teknik Transportasi Laut.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan mohon maaf apabila
terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan maupun makna. Untuk itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Demikian, kami ucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 25 Februari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan kondisi geografis Indonesia berupa kepualuan, pelabuhan menjadi sarana
paling penting sebagai sarana penghubung antarpulau maupun antarnegara.
Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas
barang dan manusia di negeri ini. Peranan pelabuhan sangat vital dalam
perekonomian Indonesia Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan
strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen
usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini
membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar
pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga
pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang
terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah
pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan (barang dan penumpang).
Pelabuhan Pontianak yang sedang melakukan pengembangan, sebagai salah satu
pelabuhan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi pelabuhan hub
internasional. Pelabuhan hub ini untuk menyaingi Singapura yang selama ini menjadi
tempat transhipment kargo ekspor dari Indonesia. Sehingga penulis pun merasa
pelabuhan di bawah daerah naungan Pelindo II ini menarik untuk dipelajari. Karena
melihat begitu pentingnya pelabuhan di Indonesia, melalui makalah ini penulis ingin
mengidentifikasi karakteristik pelabuhan yang ada di Indonesia dimulai dari tinjauan
umum pelabuhan, operasional pelabuhan, dan fasilitas-fasilitas apa saja yang
terdapat di pelabuhan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja yang termasuk tinjauan umum Pelabuhan Pontianak?
b. Apa saja fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Pontianak?
c. Bagaimana teknis operasional Pelabuhan Pontianak?
d. Bagaimana Rencana Jangka Panjang Pelabuhan Pontianak?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui jenis pelabuhan, lokasi, hinterland, struktur organisasi,
tinjauan lingkungan, hidrooceanografi, dan batimetri dari Pelabuhan Pontianak.
b. Untuk mengetahui fasilitas dan peralatan yang tersedia di Pelabuhan Pontianak.
c. Untuk mengetahui pola layanan, tarif layanan, arus kapal, arus bongkar muat, dan
jenis muatan yang terdapat di Pelabuhan Pontianak.
d. Untuk mengetahui RJPP (Rencana Jangka Panjang Pelabuhan) dari Pelabuhan
Pontianak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jenis Pelabuhan
Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 61 tahun 2009
Tentang kepelabuhanan,jenis pelabuhan Hirarki terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Pelabuhan Utama
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri dan internasional ,alih muat angkutan laut dalam negeri dan
internasional dalam jumlah besar,dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antarprovinsi.
2. Pelabuhan Pengumpul
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri,alih angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah,dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang pelabuhan pengumpul dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang serta angkutan penyebrangan dengan jangkauan pelayanan
antar provinsi.
3. Pelabuhan Pengumpan
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri,alih angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas,merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang serta angkutan penyebrangan dengan jangkauan
pelayanan dalam provinsi.

2.2 Lokasi Pelabuhan


Pemilihan lokasi pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan
lokasi tergantung beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi,kedalaman dan
luas perairan,perlindungan pelabuhan terhadap gelombang,arus dan,daratan yang
cukup luas untuk menampung barang yang akan di bongkar muat,jalan-jalan untuk
transportasi dan daerah industri di belakangnya. Daerah perairan ini harus
terlindung dari gelombang dan arus. Untuk itu beberapa pelabuhan diletakkan di
daerah terlindung seperti belakang pulau,di teluk,muara sungai. Daerah ini
terlindung dari gelombang tapi tidak terhadap arus. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan:
1. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan,termasuk
pengerukan pertama yang harus dilakukan.
2. Biaya operasi dan pemeliharaan,terutama pengerukan endapan di alur dan
kolam pelabuhan.

2.3 Hinterland Pelabuhan


Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan, dimana luasnya relatif
dan tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu
negara tergantung kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan
daerah tersebut. Di samping itu jaringan lalu lintas perhubungan darat: jalan raya,
kereta api, dan lalu lintas sungai memegang peranan penting pula untuk daerah
belakang tersebut.
Pertumbuhan sosial dan ekonomi sangat dipengaruhi oleh gerak laju
pertumbuhan sektor ekonomi terutama sektor yang memiliki peranan dominan,
dimana hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan jumlah penduduk disertai
dengan mobilitasnya yang semakin meningkat,sehingga perkembangan jumlah
penduduk tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan terhadap hirarki dan
fungsi kota-kota. Adanya peningkatan hirarki serta pengembangan fungsi kota-kota
memberikan implikasi terhadap kebutuhan prasarana dan sarana perkotaan untuk
mendukungnya.
Ditinjau dari aspek mobilitas yang terkait dengan kemudahan untuk melakukan
perjalanan, maka untuk memperlancar perjalanan diperlukan adanya sistem
jaringan penghubung yang memadai pada suatu kawasan hinterland atau wilayah
distribusi.

2.4 Struktur Organisasi Pelabuhan


Dalam suatu organisasi atau perusahaan di pelabuhan dibutuhkan struktur
organisasi untuk menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan
antara yang satu dengan yang lain.Dalam struktur organisasi yang baik harus
menjalankan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.Fungsi Struktur
organisasi yaitu:
1. Kejelasan kedudukan
Sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian,dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam
melaksanakan suatu pekerjaan karena uruaiannya yang jelas
2. Kejelasan uraian tugas
Mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya
keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada sesorang.
2.5 Tinjauan Lingkungan
Meningkatnya pembangunan di segala sektor, meningkat pula kebutuhan energi
dalam negeri untuk mendukung berbagai sektor kegiatan baik industri ,
transportasi, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk menunjang kebutuhan
energi dalam negeri.Berbagai macam usaha dan inovasi dilakukan agar pelabuhan
menjadi semakin berkembang.
Namun, pembangunan tersebut harus mentaati program pemerintah yaitu
program pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.Walaupun
dampak yang ditimbulkan ada dan tergolong dampak kurang penting, namun bila
tidak dilakukan pengelolaan yang baik dan benar, maka dampak yang muncul akan
menimbulkan citra negatif.
2.6 Hidrooceanografi
Hidrooceanografi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang kelautan.
Mencakup tentang berbagai tentang laut, seperti ekosistem laut, dinamika
ekosistem laut, dinamika ekosistem laut, dinamika air laut, arus samudera,
gelombang dan lain-lain.
2.7 Batimetri Pelabuhan
Dalam bangunan pelabuhan ada satu aspek yang begitu penting untuk
diperhatikan yaitu kolam pelabuhan.Dalam persinggahan kapal-kapal dibutuhkan
kolam pelabuhan yang digunakan sebagai tempat bersandarnya kapal selama dalam
pelabuhan,agar kapal dapat melakukan aktivitasnya tanpa terganggu oleh
gelombang. Penentuan kolam dermaga diperoleh dari hasil penggabungan peta
bathimetri dengan desain perencanaan dermaga. Oleh karena itu ketersediaan data
batimetri dan komponen pasang surut yang aktual dan akurat mampu menyediakan
informasi yang bermanfaat.
2.8 Fasilitas Pelabuhan
Untuk menunjang kelancaran kegiatan di suatu pelabuhan, diperlukan fasilitas-
fasilitas, fasilitas-fasilitas yang ada di suatu pelabuhan dapat menggambarkan baik
atau buruknya pelabuhan tersebut. Fasilitas pelabuhan dapat dilihat dari
peruntukan wilayahnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan dan Peraturan Menteri Perhubungan
nomor PM 51 tahun 2015, rencana peruntukan wilayah dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
peruntukan wilayah daratan dan peruntukan wilayah perairan, yang mana tiap-tiap
peruntukan wilayah terdapat fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. Adapun
fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
a. Peruntukan wilayah daratan
1) Fasilitas pokok
Yang termasuk ke dalam fasilitas pokok pelabuhan peruntukan wilayah
daratan antara lain yaitu dermaga, gudang lini 1, lapangan penumpukan
lini 1, terminal penumpang, terminal petikemas, terminal curah cair,
terminal curah kering, terminal ro-ro, car terminal, terminal serbaguna
(multipurpose), fasilitas penampungan dan pengolahan limbah, fasilitas
bunker, fasilitas pemadam kebakaran, fasilitas gudang untuk
Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3), fasilitas pemeliharaan dan
perbaikan peralatan fasilitas pelabuhan dan Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP) dan fasilitas pokok lainnya sesuai perkembangan
teknologi.
2) Fasilitas penunjang
Yang termasuk ke dalam fasilitas penunjang pelabuhan peruntukan
wilayah daratan antara lain yaitu kawasan perkantoran, fasilitas pos dan
telekomunikasi, fasilitas pariwisata dan perhotelan, instalasi air bersih,
listrik, dan telekomunikasi, jaringan jalan dan rel kereta api, jaringan air
limbah, drainase, sampah, areal pengembangan pelabuhan, tempat
tunggu kendaraan bermotor, kawasan perdagangan, kawasan industri,
fasilitas umum lainnya antara lain tempat peribadatan, taman, tempat
rekreasi, olahraga, dan kesehatan.
b. Peruntukan wilayah perairan
1) Fasilitas pokok
Yang termasuk ke dalam fasilitas pokok pelabuhan peruntukan wilayah
perairan antara lain yaitu alur-pelayaran, perairan tempat labuh, kolam
pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, perairan
tempat alih muat kapal, perairan untuk kapal yang mengangkut
Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3), perairan untuk kegiatan
karantina, perairan alur penghubung intrapelabuhan, perairan pandu,
perairan untuk kapal pemerintah, dan terminal terapung.
2) Fasilitas penunjang
Yang termasuk ke dalam fasilitas penunjang pelabuhan peruntukan
wilayah perairan antara lain yaitu perairan untuk pengembangan
pelabuhan jangka panjang, perairan untuk fasilitas pembangunan dan
pemeliharaan kapal, perairan tempat uji coba kapal (percobaan
berlayar), perairan tempat kapal mati, perairan untuk keperluan darurat,
dan perairan untuk kegiatan kepariwisata dan perhotelan.

2.9 Peralatan Pelabuhan

2.10 Layanan Pelabuhan

2.11 Tarif Layanan Pelabuhan

2.12 Arus Kapal Pelabuhan

2.13 Arus Bongkar Muat Pelabuhan

2.14 Jenis Muatan Pelabuhan

2.15 Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Mengidentifikasi Kebutuhan Data


Data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai kondisi umum Pelabuhan
Pontianak, kondisi teknis Pelabuhan Pontianak, kondisi operasional Pelabuhan
Pontianak, dan dokumen rencana pengembangan Pelabuhan Pontianak. Kondisi
umum pelabuhan meliputi jenis pelabuhan,lokasi, hinterland, struktur organisasi,
hidrooceanografi, dan batimetri. Kondisi teknis pelabuhan meliputi kondisi fasilitas
di pelabuhan dan peralatan yang tersedia di pelabuhan. Kondisi operasional
pelabuhan meliputi layanan pelabuhan (layanan kapal, layanan barang, dan layanan
lain-lain), tarif layanan yang berlaku, arus kapal, arus bongkar muat, dan jenis
muatan yang dilayani di pelabuhan. Untuk dokumen rencana pengembangan
pelabuhan yakni rencana jangka panjang perusahaan (RJPP).

3.2 Pengumpulan Data Sekunder


Semua informasi yang dibutuhkan didapat dari pengumpulan data sekunder. Data
sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Dalam makalah ini data
sekunder didapatkan dari riset dokumen-dokumen, serta website terkait Pelabuhan
Pontianak.

3.3 Pengolahan Data Sekunder


Dari data sekunder yang berhasil dikumpulkan, dilakukan pencocokan data
antarsumber. Hal ini dilakukan supaya didapatkan informasi yang terkini dan akurat.
Serta mengolah data menjadi bentuk tabel, grafik, maupun gambar.

3.4 Analisis Data Sekunder


Memberikan deskripsi, informasi tambahan, pada hasil olah data yang berupa
grafik, tabel, dan gambar. Analisis data berfungsi untuk memberikan gambaran yang
lebih mudah dipahami tentang data tersebut.

3.5 Penyusunan Makalah


Penyusunan data yang telah diolah dalam bentuk paragraf, grafik, tabel, dan
gambar ke dalam format makalah ilmiah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tinjauan Umum Pelabuhan Pontianak
4.1.1 Jenis pelabuhan
Pelabuhan Pontianak dalam hirarkhi Rencana Induk pelabuhan Nasional
Merupakan Pelabuhan Utama. Dilihat dari fungsinya Pelabuhan Pontianak
merupakan pintu gerbang perekonomian di Kalimantan Barat. Pelabuhan ini
memiliki 2 terminal yaitu terminal Dwikora (kota) dan Terminal Pangkalan Nipah
Kuning yang letaknya terpisah kurang lebih 5 km.

4.1.2 Lokasi Pelabuhan Pontianak


Secara geografis lokasi Terminal Dwikora Pelabuhan Pontianak terletak
antara 0’ 00’ 58”- 0’ -1’ 13.2” Lintang Selatan dan 109’ 19’ 55.4 – 109’ 20’ 13.1”
Bujur timur. Dan berdasarkan Surat Keputusan Mentri bersama, Menteri
Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 1988 dan nomor KM.73
Tahun 1988, Pelabuhan Pontianak memiliki DLKR Darat yang berada pada posisi
koordinat 00’00’49,81 – 00’01’05,00” LS dan 109’ 20’ 10,19” – 109’20’27,67” BT.
Sedangkan DLKR perairan DLKP Pelabuhan Pontianak berada di antara posisi
koordinat 00’01’06” – 00’06’57” LS dan 109’03’11” – 109’21’03” BT. Batas – batas
DLKR dan DLKP tersebut disajikan dalam Gambar berikut.

4.1.3 Hinterland Pelabuhan Pontianak


Wilayah hinterland Pelabuhan Pontianak ini merupakan penentuan batas
wilayah pengaruh keberadaan Pelabuhan Pontianak sebagai simpul transportasi
laut dalam melayani wilayah kabupaten kabupaten dan kota yang terdapat di
Provinsi Kalimantan Barat. Dalam penentuandugaan batas wilayah hinterland ini
tentunya perlu disesuaikan dengan sifat dan kondisi serta peranan penting
pelabuhan sebagai sarana dan prasarana transportasi Pelabuhan Pontianak baik
pada masa sekarang dan yang akan datang.
Wilayah hinterland yang direncanakan akan dilayani oleh Pelabuhan
Pontianak ini adalah seluruh wilayah Kabupaten dan Kota yang berada di Provinsi
Kalimantan Barat. Peranan dari Pelabuhan Pontianak ini akan dibagi menjadi
beberapa terminal dimana terdapat pembagian terhadap jenis kargo yang dilayani
oleh masing masing terminal yaitu sebagal berikut
- Terminal Dwikora, direncanakan akan melayani arus penumpang serta
sebagian anus barang general cargo
- Terminal Nipah Kuning, direncanakan akan melayani pelayaran rakyat (Pelra)
- Terminal Kijing, direncanakan akan berfungsi sebagai pelabuhan hub dan
melayani rute domestik serta pelayaran internasional. Adapun jenis kargo
yang direncanakan akan dilayani oleh Terminal Kijang antara lain adalah
sebagai berikut, kargo kontainer, curah kering, curah cair, can general
carga.
- Terminal Jeruju, direncanakan akan melayani kargo kontainer untuk
perusahaan pelayaran terlentu
- Terminal Jungkat, direncanakan akan melayani kargo multi purpose untuk
perusahaan pelayaran tertentu

4.1.4 Struktur Organisasi Pelabuhan Pontianak


Struktur organisasi Pelabuhan Pontianak digambarkan dalam diagram
berikut ini.
Pimpinan tertinggi Pelabuhan Pontianak adalah seorang General Manager.
Di bawahnya terdapat pimpinan dari bidang-bidang yang ada di Pelabuhan
Pontianak meliputi hukum dan pengendalian internal, komersil, operasi dan
teknik, keuangan dan sumber daya manusia serta bidang umum dan logistik.
Selain itu, karena Pelabuhan Pontianak merupakan pelabuhan utama, dia juga
membawahi pelabuhan perintis yakni Pelabuhan Sintete dan Pelabuhan Ketapang.

4.2 Tinjauan Lingkungan Pelabuhan Pontianak


4.2.1 Hidrooceanografi Pelabuhan Pontianak
Berdasarkan hasil survei pengukuran pasang surut yang dilakukan pada
Pelabuhan Pontianak dan pengolahan data yang dilakukan, dapat diperoleh data
pasang surut hasil pengolahan data pasang surut dengan metode admiralty,
menghasilkan beberapa komponen pembangkit pasang surut untuk dapat
memprediksi kemungkinan pasang tertinggi dan surut terendah. Dari hasil prediksi
tersebut,dihasilkan nilai ketinggian muka air laut sebagai berikut:
HWS 240 cm dari skala tiang pasang surut, atau sebesar 1,7 m
LWS MSL 156 cm dari skala tiang pasang surut atau sebesar 0,86 m
LWS LWS 70 cm dari skala tiang pasang surut, atau sebesar 0 mLWS
Adapun nilai HWS merupakan ketinggian muka air laut akibat superposisi seluruh
komponen astronomis. nilai ini merupakan prediksi ketinggian yang dapat terjadi
dalam periode 18.6 tahun.

4.2.2 Batimetri Pelabuhan Pontianak

4.3 Tinjauan Teknis Pelabuhan Pontianak

4.3.1 Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas di Pelabuhan Pontianak dibagi menjadi 2:

A) Fasilitas Darat
Sesuai ketentuan Pasal 22 PP 61/2009, rencana peruntukan wilayah daratan untuk
Rencana induk Pelabuhan disusun berdasarkan kriteria kebutuhan 2 katagori
Fasiitas darat yaitu Fasilitas Pokok dan Fasilitas penunjang, seperti berikut:
1) Fasilitas Pokok, meliputi
 dermaga
 gudang lini 1
 lapangan penumpukan ini 1
 Terminal pelabuhan ( pelayanan penumpang, general cargo, peti kemas, terminal
ro-ro, curah, dsd)
 fasilitas ponampungan dan pengolahan limbah
 fasilitas bunker
 fasilitas pamadam kebakaran
 fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3)
 fasitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu Navigasi
pelayaran (SBNP)

2) Fasilitas Penunjang, meliputi :


 kawasan perkantoran
 fasilitas pos dan telekomunikasi
 fasilitas pariwisata den perhotelan
 instalasi air bersih, istrik, dan telekomunikasi
 jaringan jalan dan rel kereta api
 jaringan air limbah, drainase, dan sampah
 areal pengembangan pelabuhan
 tempat tunggu kendaraan bermotor
 kawasan perdagangan
 kawasan industri
 fasilitas umum lainnya

B) Fasilitas Perairan
Menurut Pasal 23 PP 61/2009, rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana
Induk Pelabuhan disusun berdasarkan kriteria kebutuhan untuk Fasilitas pokok dan
Fasilitas Penunjang
1. Fesilitas Pokok, meliputi :
 alur-pelayaran
 perairan tempat labuh
 kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal
 perairan tempat alih muat kapal
 berairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun
 perairan untuk kegiatan karantina
 perairan alur penghubung intrapelabuhan
 perairan pandu
 perairan untuk kapal pemerintah
2) Fasilitas Penunjang, meliputi
 perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka parjang
 perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal
 perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar)
 perairan tempat kapal mati
 perairan untuk keperluan darurat
 perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.
4.3.2 Peralatan pelabuhan Pontianak

Untuk peralatan yang digunakan di pelabuhan pontianak dibagi menjadi :

 Alat Bongkar Muat

NO NAMA ALAT JUMLAH ALAT PEMILIK


1 Quayside Container Crane 3 PT. Pelindo II Cab.Pontianak
2 Gantry Jib Crane 2 PT. Pelindo II Cab.Pontianak
3 Reach Stacker 4 PT. Pelindo II Cab.Pontianak
4 Rail Mounted Gantry Crane 8 PT. Pelindo II Cab.Pontianak
5 Side Loader 4 PT. Pelindo II Cab.Pontianak
6 Forklift 4 PT. Pelindo II Cab.Pontianak
7 Head Truck 23 PT. Pelindo II Cab.Pontianak
8 Chasis 21 PT. Pelindo II Cab.Pontianak

 Alat Apung

NO NAMA ALAT JUMLAH ALAT PEMILIK


1 Kapal Tunda - PT. Pelindo II Cab.Pontianak
2 Kapal Pandu - PT. Pelindo II Cab.Pontianak
3 Kapal Kepil - PT. Pelindo II Cab.Pontianak

4.4 Tinjauan Operasional Pelabuhan Pontianak


4.3.1 Layanan yang terdapat di Pelabuhan Pontianak
Layanan yang diberikan oleh Pelabuhan Pontianak meliputi:
1. Pelayanan kapal
a. Jasa Labuh
Jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat berlabuh dengan aman
menunggu pelayanan seperti tambat, bongkar muat, atau pelayanan lainnya
(docking, pengurusan dokumen, dan lain-lain).
Tujuan layanan jasa labuh ini adalah menghindari kemungkinan bertabrakan
dengan kapal lain yang sedang berlabuh dan memastikan kedalaman air agar
kapal tidak kandas.
b. Jasa Pandu
Jasa pemanduan kapal sewaktu memasuki alur pelayaran menuju dermaga
atau kolam pelabuhan untuk berlabuh. Tujuan layanan jasa pandu ini adalah
menjaga keselamatan kapal, penumpang, dan muatannya ketika memasuki
alur pelabuhan.
c. Jasa Tunda dan Kepil
Melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan melepaskan tali kapal-kapal
yang berolah gerak akan bersandar atau bertolak dari satu dermaga,
jembatan, pelampung, dolphin dan lain-lain.
d. Jasa Tambat
Jasa yang diberikan utuk kapal bertambat pada tambatan dan secara teknis
dalam kondisi yang aman, untuk dapat melakukan bongkar muat dengan
lancar dan aman. Tujuan layanan jasa tambat ini adalah untuk menghindari
ineffisiensi karena penggunaan tambatan tidak optimal.
e. Jasa Pelayanan Air
Jasa yang diberikan untuk penyerahan air tawar dari darat ke kapal untuk
keperluan kapal dan anak buah kapalnya.
f. Jasa Telepon
Jasa yang diberikan untuk pelayanan telepon extention dari darat ke kapal
untuk kepentingan kapal dan anak buah kapal.
2. Pelayanan muatan
Pelayanan muatan berkaitan dengan pelayanan muatan berupa barang dan
penumpang. Untuk layanan penumpang, Pelabuhan Pontianak melayani kapal-
kapal yang mengangkut penumpang domestic, misalnya antarpulau atau
antarprovinsi.
Untuk pelayanan barang sebagai berikut:
a. Jasa Bongkar Muat
Kegiatan pelayanan bongkar muat barang sejak dari kapal hingga saat
menyerahkan kepada pemilik barang.
Fitur layanan jasa bongkar muat ini meliputi kegiatan yang dilakukan sejak
membongkar/memuat di palka kapal hingga melepas ganco di dermaga
(stevedoring), menyusun barang sejak dari dermaga hingga ke
gudang/lapangan atau sebaliknya (cargodoring), dan pekerjaan
menyerahkan atau menerima barang di pintu gudang lini I dari/ke atas truk
atau sebaliknya (receiving/delivery).
b. Pelayanan Dermaga
Pelayanan penangan barang di dermaga
c. Jasa Penumpukan
Pelayanan penumpukan barang di gudang sampai dengan dikeluarkan dari
tempat penumpukan untuk dimuat atau diserahkan kepada pemilik.
Beberapa fitur layanan jasa penumpukan di pelabuhan Pontianak adalah
menentukan ruang tempat penumpukan, mengatur penggunaan dan
ketertiban ruang penumpukan, meneliti kebenaran jumlah koli ukuran,
kondisi kemasan dan jenis barang yang keluar/masuk ke dan dari tempat
penumpukan serta ukuran barang yang dibongkar muat, serta memungut
dan menerima sewa penumpukan dan uang dermaga sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Pelayanan lainnya
Pelayanan lainnya yang tersedia di Pelabuhan Pontianak yakni usaha dalam
bidang yang diperlukan dalam kegiatan kepelabuhanan.
a. Jasa Persewaan Alat-Alat Pelabuhan
Penyewaan alat ini bertujuan untuk menunjang kegiatan bongkar muat agar
memenuhi sasaran yaitu cepat dan tepat waktu, efisien dan tidak
menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Beberapa fitur dalam fasilitas
persewaan jasa tersebut adalah forklift, kran (darat, apung dan listrik),
kapal tunda, motor boat, alat pemadam kebakaran.
b. Pelayanan Jasa Lainnya
Pelayanan jasa lainnya yakni persewaan tanah, perairan dan bangunan, pas
pelabuhan, imbalan jasa alat-alat bongkar muat, serta biaya administrasi.

4.3.2 Tarif Layanan


Dalam pemaparan tarif yang dikenakan untuk setiap layanan yang diberikan di
Pelabuhan Pontianak, akan dibagi menjadi 3 sesuai dengan sasaran layanan.
Pembagian ketiga bagian tersebut adalah tarif layanan kapal, tarif layanan muatan
barang, dan tarif layanan paket kapal Ro-Ro.

1. Tarif Layanan Kapal


Tarif Layanan
JASA KAPAL US Keterangan
Rupiah Dollar
(Rp) (US$)
I. Jasa Tambat

1 Dermaga (Beton, Kayu/Besi) 80 0.126 Per GT/Etmal

2 Breasting Dolphin dan Pelampung 35 0.060 Per GT/Etmal

3 Pinggiran 30 0.030 Per GT/Etmal


Kapal yang menggunakan rampdoor
Note : dikenakan tambahan 25% dari tarif
dasar
II. Jasa Air Kapal

1 Dalam Negeri 40,500 - Per ton


2 Luar Negeri

a. Reguler - 10 Per ton

b. Non reguler - 15 Per ton


Perhitungan pengisian di dermaga
Note : minimal 10 ton
III. Jasa Pemanduan
Angkatan Laut Dalam Negeri
1 Berbendera Indonesia
Per
a. Tarif Tetap 114,258 - Kapal/Gerakan
Per
b. Tarif Variabel 49 - GT/Kapal/Gerakan

Angkatan Laut Luar Negeri


2 Berbendera Indonesia
- 90.2 Per
a. Tarif Tetap Kapal/Gerakan
- 0.0045 Per
b. Tarif Variabel GT/Kapal/Gerakan

3 Angkatan Laut Luar Negeri dan


Angkutan Laut Dalam Negeri
Berbendera Asing
Per
a. Tarif Tetap - 124.03 Kapal/Gerakan
Per
b. Tarif Variabel - 0.0045 GT/Kapal/Gerakan
IV. Jasa Penundaan
1 Kapal 2001 s.d 3500 GT
Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 595,625 159.5 ditunda/jam
Per GT/Kapal yang
b. Tarif Variabel 13 0.0045 ditunda/jam

2 Kapal 3501 s.d 8000 GT


Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 931,250 412.5 ditunda/jam
Per GT/Kapal yang
b. Tarif Variabel 13 0.0045 ditunda/jam

3 Kapal 8001 s.d 14000 GT


Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 1,451,250 627 ditunda/jam
b. Tarif Variabel Per GT/Kapal yang
13 0.0045 ditunda/jam

4 Kapal 14001 s.d 18000 GT


Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 1,962,500 847 ditunda/jam
Per GT/Kapal yang
b. Tarif Variabel 13 0.0045 ditunda/jam

5 Kapal 18001 s.d 26000 GT


Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 2,903,750 1,342 ditunda/jam
Per GT/Kapal yang
b. Tarif Variabel 13 0.0045 ditunda/jam

6 Kapal 26001 s.d 40000 GT


Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 3,311,250 1,342 ditunda/jam
Per GT/Kapal yang
b. Tarif Variabel 13 0.0045 ditunda/jam

7 Kapal 40001 s.d 75000 GT


Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 3,757,500 1,430 ditunda/jam
Per GT/Kapal yang
b. Tarif Variabel 13 0.0045 ditunda/jam

8 Kapal >75000 GT
Per Kapal yang
a. Tarif Tetap 4,505,000 1,870 ditunda/jam
Per GT/Kapal yang
b. Tarif Variabel 13 0.0045 ditunda/jam

2. Tarif Layanan Muatan Barang

TARIF
NO URAIAN PETIKEMAS PETIKEMAS SATUAN
20' 40'
I. Jasa Petikemas
1 Petikemas FCL
(Termasuk uang dermaga):
Menggunakan crane
a. US$ 77,00 US$ 115,50 Per box
dermaga isi
Menggunakan crane
b. US$ 69,30 US$ 103,95 Per box
dermaga isi
2 Petikemas LCL
(Tidak termasuk uang dermaga):
Menggunakan crane
a. US$ 157,08 US$ 235,62 Per box
dermaga isi
Menggunakan crane
b. US$ 141,37 US$ 212,06 Per box
dermaga isi
3 Petikemas Transhipment
(tidak termasuk uang dermaga):
menggunakan crane
a. US$ 66,64 US$ 99,96 Per box
dermaga isi
menggunakan crane kapal
b. US$ 59,98 US$ 89,96 Per box
isi
4 Shifting Petikemas
Menggunakan Crane
a.
dermaga
- Tanpa landing dan
US$ 40,46 US$ 60,69 Per box
Reshipping operation
Dengan landing dan
US$ 68,78 US$ 103,17 Per box
Reshipping operation
b. Menggunakan crane kapal
-Tanpa landing dan
US$ 36,41 54,62 Per box
Reshipping operation
-Denagan landing dan
US$ 61,90 US$ 92,86 Per box
reshipping operation
BERAT KOTOR BERAT KOTOR
S/D 20 TON S/D 35 TON
5 Uncontainerized cargo
Tidak termasuk uang
a.
dermaga
1) Dibongkar ke atas
Chassis/Trailer atau di
US$ 368,90 US$ 553,35 Per Unit
muat dari chassis/trailer
pengguna jasa
2) Shifting
- Tanpa landing dan
US$ 368.9 US$ 553.35 Per Unit
Reshipping Operation
- Dengan landing dan
US$ 553.35 US$ 830.03 Per Unit
Reshipping Operation
Transhipment (termasuk
b. US$ 221.34 US$ 332.01 Per Unit
uang dermaga
c. Lift on/Lift off Rp. 520 Rp. 780 Per Unit
Penumpukan
d. Rp. 62.4 Rp. 93.6 Per Unit/Hari
uncontainerized cargo
6 Petikemas OH/OW/OL/FL
a. FCL (termasuk uang US$ 357 US$ 535.5 Per Box
dermaga)
LCL (tidak termasuk uang
b. US$ 446.25 US$ 669.38 Per Box
dermaga
Transhipment (temasuk
c. US$ 183.36 US$ 275.03 Per Box
uang dermaga)
Shifting peikemas
d.
OH/Ow/OL
- Tanpa landing dan
US$ 183.36 US$ 275.03 Per Box
Reshipping Operation
- Dengan landing dan
US$ 308.04 US$ 462.06 Per Box
Reshipping Operation
7 Membuka atau menutup palka US$ 64.26 US$ 64.26 Per Palka
8 Penumpukan
a. Petikemas kosong Rp.13.5 Rp. 27 Per Box/Hari
b. Petikemas isi Rp. 27 Rp. 54 Per Box/Hari
c. Petikemas OH/OW/OL Rp. 62 Rp. 124 Per Box/Hari
d. Petikemas reefer Rp. 62 Rp. 124 Per Box/Hari
chassis kosong ex-
e. Rp. 25.65 Rp. 51.3 Per Unit/Hari
bongkaran
chassis bermuatan ex-
f. Rp. 25.65 Rp. 51.3 Per Unit/Hari
bongkaran
Dikenakan tambahan terif pada
huruf a, b,c
g. Barang Umum di CFS
Per
Rp. 2.720
Ton/M3//Hari
9 Lift On atau Lift Off
a. Petikemas isi Rp. 162.5 Rp. 243.75 Per Box
b. Petikemas kosong Rp. 77.5 Rp. 116.25 Per Box
c. Petikemas OH/OW/OL Rp. 520 Rp. 780 Per Box
Pelayanan Monitoring Petikemas
10
Reefer
Per Box/8
a. Reefer Rp. 150 Rp. 225
jam
Per Box/8
b. Monitoring Rp. 43 Rp. 64.5
jam
Pemindahan Petikemas Antara
11
Blok
a. Petikemas isi Rp. 435 Rp. 652.5 Per Box
b. Petikemas kosong Rp. 195 Rp. 292.5 Per Box
c. Petikemas OH/OW/OL Rp. 1.150.000 Rp. 1.725.000 Per Box
d. Uncontainerized (UC) Rp. 1.150.000 Rp. 1.725.000 Per Box
II. Jasa Penumpukan
1 Petikemas
a. Petikemas Full Rp. 27,000 Rp. 54,000 Per Box
b. Petikemas Empty Rp.13500 Rp. 27,000 Per Box
Petikemas OH/OW/OL
c. Rp. 62,000 Rp. 124,000 Per Box
(OVD)
d. Petikemas Refeer Rp. 62000 Rp. 124,000 Per Box
Chassis Kosong Ex-
e. Rp. 25650 Rp. 51,300 Per Box
bongkaran / muatan
Chassis Bermuatan Ex-
f. Rp. 25,650 Rp. 51,300 Per Box
bongkaran / muatan
g. Uncontainerized (UC) Rp. 62500 Rp. 125,000 Per Box
h. Barang Umum di CFS Rp. 2,720 Per Box
Gudang Konvensional Rp. 800 Per Ton/M³/Hari
2 Lapangan Konvensional
Barang Umum/Curah/Pallet Per
a. Rp. 500
Utilisasi - Ton/M³/Hari
Hewan (Sapi, Kerbau, Babi,
b. Rp. 3,525 Per Ekor/Hari
Kambing dan Sejenisnya) -

TARIF
NO URAIAN SATUAN
(Rp)
1 BARANG DALAM KEMASAN
a. Peti kemas di Dermaga Multi Purpose
1) Ukuran 20"
- Kosong 13.500 Per Box
- Isi 27.000 Per Box
2) Ukuran 40"
- Kosong 27.000 Per Box
- Isi 54.000 Per Box
b. Pallet dan Unitisasi 1.560 Per Ton/M3
2 BARANG TIDAK DALAM KEMASAN
Tidak menggunakan alat khusus/mekanis
a. (conveyor/pipa/pompa/wheel loader dan 1.560 Per Ton/M3
sejenisnya)
b. Menggunakan alat khusus 1.485 Per Ton/M3
Hewan (sapi, kerbau, kambing, babi dan
c. 4.485 Per Ekor
sejenisnya)

3. Tarif Layanan Penumpang (Kapal Ro-Ro)

JENIS TARIF (RP)


MOTOR GOL II 1 M3 7,980
MOBIL GOL III 12 M3 81,780
TRUK SEDANG KOSONG GOL IV 26
M3 177,480
TRUK SEDANG ISI GOL IV 36 M3 220,590
TRUK BESAR KOSONG GOL V 32 M3 219,360
TRUK BESAR ISI GOL V 42 M3 306,660
TRONTON KOSONG GOL VI 48 M3 284,040
TRONTON ISI GOL VI 58 M3 371,340
ALAT BERAT GOL VII 65 M3 494,925

4.3.3 Arus Kapal

TAHUN
NO URAIAN SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016
Pelayaran Luar Unit 56 52 57 51 51
1
Negeri GT 1,343,500 1,427,400 2,584,700 2,646,200 2,461,300
Pelayaran Dalam Unit 2,411 2,032 2342 1,946 1,817
2
Negeri GT 4,191,000 3,995,000 4,969,000 4,233,000 4,527,000
Pelayaran Unit 809 736 806 581 518
3
Rakyat GT 115,440 103,340 113,710 847,050 519,900
Pelayaran Unit 112 78 84 66 38
4
Perintis GT 69391 39977 32619 46698 25970
Unit 8 11 25 40 35
5 Kapal Negara
GT 14,539 6,118 21,971 21,365 73,459
Unit 3,396 2,909 3,314 2,684 2,459
JUMLAH
GT 5,733,870 5,571,835 7,722,000 7,794,313 7,607,629
Sumber : pontianakport.co.id

Bila digambarkan dalam bentuk grafik, untuk jumlah kapal yang dilayani di
Pelabuhan Pontianak adalah sebagai berikut. Sumbu vertikal menunjukkan jumlah
unit kapal dan sumbu horizontal menunjukkan tahun. Garis berwarna abu-abu
menunjukkan pelayaran dalam negeri, garis hijau menunjukkan pelayaran rakyat,
garis biru menunjukkan pelayaran luar negeri, garis biru muda menunjukkan
pelayaran perintis, dan garis kuning menunjukkan pelayaran kapal negara.
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kedatangan pelayaran domestik dan
pelayaran rakyat di Pelabuhan Pontianak memiliki tren yang sama. Dimulai dengan
tingginya angka kedatangan di tahun 2012, kemudian mengalami penurunan di
tahun 2013, mengalami peningkatan lagi di tahun 2014, dan di tahun selanjutnya
menunjukkan angka yang semakin menurun. Sedangkan untuk jumlah kedatangan
kapal luar negeri, perintis, dan kapal negara, relatif tidak mengalami kenaikan
atau penurunan yang sangat ekstrim.

Gambar di atas merupakan grafik untuk jumlah kapal dalam satuan GT yang
bersandar di Pelabuhan Pontianak. Sumbu vertikal menunjukkan jumlah unit GT
kapal dan sumbu horizontal menunjukkan tahun. Garis berwarna abu-abu
menunjukkan pelayaran dalam negeri, garis hijau menunjukkan pelayaran rakyat,
garis biru menunjukkan pelayaran luar negeri, garis biru muda menunjukkan
pelayaran perintis, dan garis kuning menunjukkan pelayaran kapal negara.
Dari grafik di atas, terlihat bahwa pelayaran dalam negeri masih merupakan
pelayaran dengan volume muatan paling besar yang singgah di Pelabuhan
Pontianak. Disusul dengan pelayaran luar negeri, pelayaran rakyat, dan untuk
pelayaran perintis dan pelayaran kapal negara relatif sama volumenya.
Di tahun 2013, pelayaran dalam negeri mengalami penurunan volume
pelayaran, hal ini relevan jika dibandingkan dengan data unit kapal di tahun 2013
yang juga mengalami penurunan. Kemudian mengaami kenaikan yang besar di
tahun 2014 dan kembali mengalami penurunan di tahun 2015. Untuk selanjutnya
mulai meningkat di tahun 2016. Sedangkan untuk pelayaran luar negeri mengalami
kenaikan signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dan dari tahun 2014 mengalami
sedikit penurunan hingga tahun 2016.

4.3.4 Arus Bongkar Muat

4.3.5 Jenis Muatan


Jenis muatan yang masuk di Pelabuhan Pontianak adalah kargo dan peti kemas.
Muatan kargo terdiri dari general cargo, curah kering, curah cair, dan kargo dalam
bentuk bag.
TAHUN
NO URAIAN SATUAN
2010 2011 2012 2013 2014
General
1 ton 338,845 1,640,890 1,514,177 1,387,068 1,383,273
Cargo
2 Bag Cargo ton 977,061 1,221,118 1,357,985 1,318,646 1,488,686
3 Curah Cair ton 1,230,075 1,301,951 1,477,619 1,680,705 1,553,192
Curah
4 ton 239,094 177,673 141,289 109,814 141,881
kering
5 Peti Kemas ton 1,903,887 2,270,545 2,432,957 2,651,681 3,068,516
A. Isi
20' box 82,907 99,352 103,212 109,718 117,648
40' box 11,401 11,217 13,869 18,278 18,249
B. Kosong
20' box 31,787 42,478 43,451 47,479 59,610
40' box 6,309 4,314 5,078 3,887 6,687
6 Lainnya ton 1,070,019 0 0 0 0
7 Hewan ekor 0 0 0 43 4,204
ton 5,758,981 6,612,177 6,924,027 7,147,914 7,635,548
box 132,404 157,361 165,610 179,362 202,194
JUMLAH
TEUs 150,114 172,892 184,557 201,527 227,130
ekor 0 0 0 43 4,204

4.4 Rencana Pengembangan Pelabuhan Pontianak

Anda mungkin juga menyukai