Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia (17.504 pulau), namun masih terdapat banyak pulau yang relatif terpencil/
belum berkembang/ terdepan/terluar dan daerah perbatasan Perbedaan tingkat pembangunan di KBI vs KTI
Laut mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan sistem pertahanan keamanan negara.
Transportasi laut merupakan infrastruktur dasar yang harus dijamin ketersediaannya oleh Pemerintah dan tidak dapat
diserahkan kepada mekanisme pasar.
Pendekatan pembangunan transportasi laut : Ship Follows the Trade dan Ship Promotes the Trade
Untuk mendukung sarana transportasi laut diperlukan prasarana yang berupa pelabuhan.
Pelabuhan sebagai infrastruktur fasilitas publik, diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat bukan untuk
mencari keuntungan semata.
4
KETIDAKSEIMBANGAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN MUATAN NASIONAL
BELAWAN
BITUNG
BATAM
SORONG
JAYAPURA
AMBON
POMAKO
MAKASSAR
JAKARTA
SURABAYA
MERAUKE
Kondisi saat ini muatan terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia, maka untuk menyeimbangkan muatan ke
Kawasan Timur Indonesia diperlukan upaya optimalisasi kerjasama antar sektor seperti perindustrian,
pertanian, pertambangan, dsb guna menyeimbangkan mata rantai jaringan logistik barat dan timur Indonesia,
selain itu didukung dengan peningkatan infrastruktur pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia antara lain
pengadaan peralatan bongkar muat sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan pelabuhan lebih efisien
55
TOL LAUT SEBAGAI KONEKTIVITAS INDONESIA
6
Arahan Presiden Jokowi 29 Maret 2016 Mengenai Tol Laut
1. Pelaksanaan Toll Laut bertujuan untuk menyatukan,kesetaraan dan kesamaan
di Indonesia
2. Perlu program yang berkelanjutan untuk mengurangi disparitas harga diantara
satu daerah dengan daerah lainnya
3. Konsep Toll Laut secara umum adalah sbb:
a. Kebutuhan untuk mengevaluasi Jaringan Transportasi Laut dan Jaringan
Tambahannya
b. Transportasi Cargo bervariasi,maka diperlukan transportasi yang effisien
baik cargo yang datang maupun muatan baliknya
c. Memperbaiki rantai pasok perdagangan yang kurang efisien dan jadikan
harga yang berimbang diseluruh tempat di Indonesia
d. Indonesia Timur perlu perhatian lebih khususnya propinsi Maluku, Nusa
Slide - 7
1 Pelabuhan Malahayati
BANJARMASIN
P.BAI
2 Pelabuhan Batam PALEMBANG SAMPIT
KENDARI JAYAPURA
3 Pelabuhan Jambi (Talang Duku) AMBON
PANJANG TJ PRIOK
4 Pelabuhan Palembang
SEMARANG MAKASAR
5 Pelabuhan Panjang Rencana Pelabuhan Hub
9 Pelabuhan Banjarmasin 1. Pemerintah telah mencanangkan Kebijakan Nawa Cita dan Indonesia
10 Pelabuhan Sampit
menjadi Poros Maritim serta Program Tol Laut.
11 Pelabuhan Balikpapan / Kariangau
12 Pelabuhan Samarinda / Palaran
13 Pelabuhan Tenau / Kupang
2. Program Tol Laut dilatarbelakangi karena adanya disparitas harga yang
14 Pelabuhan Pantoloan cukup tinggi antara wilayah barat dan timur. Pertumbuhan ekonomi
15 Pelabuhan Ternate yang terpusat di Pulau Jawa mengakibatkan transportasi laut di
16 Pelabuhan Kendari Indonesia tidak efisien dan mahal karena tidak adanya muatan balik
17 Pelabuhan Sorong dari wilayah-wilayah yang pertumbuhan ekonominya rendah,
18 Pelabuhan Ambon 8
khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
19 Pelabuhan Jayapura
PENYELENGARAAN TOL LAUT & ELEMEN PENDUKUNG
PELABUHAN
PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN LAUT
PENYELENGGARAAN PERINTIS
ANGKUTAN LAUT PENUMPANG DAN 1. Fasilitas Pelabuhan;
PERINTIS BARANG
PENUMPANG 2. Produktifitas
Pelabuhan.
PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN SUNGAI,
DANAU DAN
PENYELENGGARAAN
TOL PENYEBERANGAN
SARANA
KEWAJIBAN
PELAYANAN PUBLIK
(PSO) ANGKUTAN
BARANG
LAUT PENGANGKUT
1. Rute
PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN 2. Ukuran Kapal;
PETIKEMAS TERATUR
DAN BERJADWAL 3. Kepastian
PENYELENGGARAAN Dermaga
ANGKUTAN TERNAK
(Window
System);
4. Inaportnet
2. Keadaan Angkutan Laut Nasional dan Konsep Angkutan Antar Moda
Bagaimana Transportasi antar Moda di Indonesia?Transportasi antar Moda di
Indonesia belum benar2 dapat disebut transportasi antar Moda
“Peningkatan jumlah trayek kapal perintis setiap tahun sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas
nasional dalam memberikan pelayanan transportasi laut kepada masyarakat. Saat ini Penyelengaraan Angkutan Laut
Perintis Melayani 96 Trayek dengan 40 Pelabuhan pangkal dan 519 Pelabuhan singgah.”
PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DI LAUT (TOL LAUT)
INTEGRASI DENGAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
Lirung
Tarempa
Natuna P. Sebatik Tahuna
Sinabang Morotai
Tobelo
Maba
Sangatta
Tidore P. Gebe
P. Nias Biak
Babang
Namlea Manokwari Serui
Mentawai Belang-
belang Wasior
Fak - Fak Nabire
Kaimana
Bau-bau Namrole
Timika
Makassar
P. Enggano
Wanci
Tg.Priok P. Kisar Moa
Kalabahi Dobo
Tg. Perak Maumere Merauke
Larantuka Saumlaki
Calabai/Dompu Loweleba
T-1= T-7 =
T-2= T-8 = Waingapu Rote
T-3= T-9 = Rencana Rumah Kita (PUSAT – PUSAT LOGISTIK) Sabu
T-4= T-10 = KERJASAMA DENGAN BUMN Rencana Trayek Integrasi KAPAL
T-5= T 11 = Pelabuhan yang Diusahakan
PENYEBERANGAN/RO-RO
T-6= T - 12 = (T-1, T-2, T-4, T-5, T-6, T-7,T-9)
T - 13 = Pelabuhan yang Tidak Diusahakan
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT KAPAL PELNI TAHUN 2015-2016 MELALUI SKEMA PSO
NO NAMA KAPAL
17 KM. BUKIT RAYA
NO NAMA KAPAL NO NAMA KAPAL
18 KM. TILONGKABILA
1 KM. KELUD 9 KM. NGAPULU
19 KM. PANGRANGO
2 KM. TIDAR 10 KM. KELIMUTU
20 KM. SANGIANG
3 KM. UMSINI 11 KM. LAWIT
21 KM. WILIS
4 KM. BUKIT SIGUNTANG 12 KM. TATAMAILAU
22 KM. GUNUNG DEMPO
5 KM. DOROLONDA 13 KM. SIRIMAU
23 KM. DOBONSOLO
6 KM. LABOBAR 14 KM. AWU
24 KM. CIREMAI
7 KM. LAMBELU 15 KM. LEUSER
25 JET LINER
8 KM. SINABUNG 16 KM. BINAIYA
26. KM. EGON
KONEKTIVITAS ANGKUTAN PENYEBRANGAN SEBAGAI PEREKAT ANTAR PULAU NUSANTARA
29. Sinabang
02. Sibolga
30. Bitung
03. Batam 23. Ternate
16. Pontianak
25. Sorong
04. Padang 26. Biak
05. Palembang 17.Balikpapan
22. Luwuk
18. Batulicin 24. Ambon
06. Bengkulu
19. Bajo’e
07. Bakauheni
21. Bau-Bau
10. Surabaya 20. Selayar
08. Merak
12. Lembar 14. Sape 27. Merauke
09. Jepara
28. Tual
11. Ketapang
13. Kayangan
15. Kupang
Lirung
Tarempa
Natuna P. Sebatik Tahuna
Sinabang Morotai
Tobelo
Maba
Sangatta
Tidore P. Gebe
P. Nias Biak
Babang
Namlea Manokwari Serui
Mentawai Belang-
belang Wasior
Fak - Fak Nabire
Kaimana
Bau-bau Namrole
Timika
Makassar
P. Enggano
Wanci
Tg.Priok P. Kisar Moa
Kalabahi Dobo
Tg. Perak Maumere Merauke
Larantuka Saumlaki
Calabai/Dompu Loweleba
T-1= T-7 =
T-2= T-8 = Waingapu Rote
T-3= T-9 = Rencana Rumah Kita (PUSAT – PUSAT LOGISTIK) Sabu
T-4= T-10 = KERJASAMA DENGAN BUMN Rencana Trayek Integrasi KAPAL
T-5= T 11 = Pelabuhan yang Diusahakan
PENYEBERANGAN/RO-RO
T-6= T - 12 = (T-1, T-2, T-4, T-5, T-6, T-7,T-9)
T - 13 = Pelabuhan yang Tidak Diusahakan
3. Keadaan Pelabuhan di Indonesia
4.Kajian Konsultan mengenai Toll Laut
• TA SCOPE
(Improving Multimodal and Connectivity to Support Toll Laut
Implementation
Policy and
Institutional
OUTPUT 1: NETWORK ANALYSIS OF SEA
TOLLWAY CORRIDOR
Pelabuhan Belawan, Tanjung Perak, Makassar, dan Sorong berfungsi sebagai domestik hub ports. Peabuhan Hub
ports ini akan terkoneksi atau tehubung dengan jaringan pelabuhan sebagai spoke port (Konsep pelabuhan Hub
and Spoke).
Kajian Cardno Improving Multimodal Transport
Netwoork analysys by Carno Consultant
Standart hasil analisis cardno
Target Ukuran Kapal
Biaya Pelabuhan dan Pelayaran
Kajian Konsultan Peningkatan Transportasi Antar Moda 2017(1)
• Investment • Financing Plan
• Justification of Hinterland Projects • Sources
• Can’t Avoid • PPP
• Tariff Reform
• Clarify: Projects / Hinterland
• Motivation
• Highest projects for Largest Budget
• Cost Recovery
• Question of timing is already answered • PPP
• Prioritization • iInflation
• Select highest projects for development • Independent Tariff Regulator
• Port Development
• Function of route? • Review Institutional Question
• No, route is a function of Transshipment • Review CMMA
Ports • Never got much reaction, need agreement
• Why talk about routes?
• M&E
• It is fairly confusing(!)
• Conclude?
• Distinguish 3 main parts
• Review Main Items
• Benchmarking, KPIs
• Multimodalism new
• Local Level Execution (Inputs and • Not just Indonesia
Outputs)
• Action Plan • Demonstration effect: learn from limited
dialog
• Many Questions About Implementation • Need more multimodal dialog
• Private Sector Shipping • Private Sector Input: Freight Committee
MENYADARI PENTINGNYA PERANAN ANGKUTAN DALAM NEGERI BAGI INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN, MAKA
KEHADIRAN BERBAGAI JENIS KAPAL SANGAT DIPERLUKAN UNTUK MENGHUBUNGKAN ANTAR WILAYAH DI INDONESIA
DAN PADA KENYATAANNYA KAPAL2 DIMAKSUD (KAPAL BARANG UMUM, PETI KEMAS, RORO, PERINTIS, PELAYARAN
RAKYAT, DAN KAPAL PENUMPANG) MEMANG SUDAH ADA DAN SEDANG BEROPERASI DI INDONESIA
Hampir sebagai besar wilayah Indonesia Namun dibeberpa wilayah tertentu, utamanya di wilayah Timur Indonesia masih
sdh terhubungkan oleh kapal2 dimaksud terdapat wilayah yang jarang sekali terjangkau oleh kapal2 dimaksud atau bahkan
ada wilayah yg samasekali belum terjangkau . Ini semua menimbulkan perbedaar
yang tdk seimbang antara Indonesia bagian Barat dan bagian Timur
SISLOGNAS MP3EI
RPJMN 2015-2019
RIPN
Tol Nawacita #3
“Development
Laut of outer
regions”