PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA
RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009-2029
“Salah satu rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Purwasuka adalah
Pembangunan Pelabuhan Laut Internasional Cilamaya di Karawang”
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA
RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2011-2031
“Salah satu rencana pengembangan transportasi laut adalah Pembangunan Pelabuhan
Internasional Cilamaya di Kecamatan Tempuran”
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 414 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK
PELABUHAN NASIONAL (RIPN)
“Pelabuhan Cilamaya sebagai Pelabuhan Utama”
PEMBANGUNAN PELABUHAN
INTERNASIONAL CILAMAYA DI KECAMATAN
TEMPURAN
(Dalam RTRW Kabupaten Karawang
berdasarkan Perda Kabupaten Karawang
Nomor 2 tahun 2013)
COMPARATION OF
DISTANCE IS SIMILAR
591 MILES
TANJUNG PRIOK
CILAMAYA
± 70 KM (ROUND TRIP) Truck Distance: 55.4 Km Truck Distance: 56.4 Km
± 140 KM (ROUND TRIP) KARAWANG Logistics costs: US$750 Logistics costs US$450
TOTAL KAPASITAS 12,70 Million TEUs 16,45 Million TEUs 20,20 Million TEUs
TANJUNG PRIOK 12,70 Million TEUs 12,70 Million TEUs 12,70 Million TEUs
25,000
Permintaan Peti Kemas Internasional dan Domestik
Permintaan Peti Kemas Internasional
20,000
Cilamaya
Cilamaya
YearTahun
North Kalibaru
Kalibaru Utara
PETI KEMAS Eksisting
Existing Tanjung
Wharves Priok Priok Port
of Tanjung
perPer
15,000
TEUs
'000 TEUs
10,000
5,000
Tahun
Year
1,200,000
800,000
Capacity of Tanjung Priok Terminal
KENDARAAN
600,000
400,000
200,000
Year
STUDI OLEH JICA :
- PRE-FS DILAKUKAN 2010
- FS DILAKUKAN 2011-2012 (DRAFT FINAL FS SELESAI 2013)
- EIA STUDY UNTUK PELABUHAN DAN JALAN AKSES TELAH SELESAI (KECUALI INPUT DARI
SURVEY LARAP UNTUK JALAN AKSES) (2012)
- SURVEY DATA UNTUK STUDI AMDAL LOKASI BARU (2015)
STUDI OLEH OTORITAS PELABUHAN TANJUNG PRIOK :
- RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNG PRIOK – PERMEN 38 TAHUN 2012
(DIDALAMNYA TERMASUK CILAMAYA)
- AMDAL 2012
ALTERNATIF LOKASI POTENSIAL
JAWA BARAT 5 MUARA GEMBONG TDK SESUAI TDK SESUAI TDK SESUAI BURUNG TINGGI PADAT
LOKASI CILAMAYA DI KABUPATEN KARAWANG MENJADI OPSI PALING BAIK UNTUK PEMBANGUNAN
PELABUHAN BERDASARKAN STUDI YANG DILAKUKAN
Lebar : 380 m
Panjang : 9 km
Kedalaman : 17 m
Volume Keruk : 16.8 Juta m3
NO DESCRIPTION PHASE I PHASE II REMARKS
Unit : US$
1 General Cost 91,815,896.00 40,752,813.00 Mobi/Demobilization Costs, etc. 5% of DC
Ratio Ratio
2 Direct Construction Cost (DC)
Over DC Over DC
a Breakwater 60,007,949.50 3.30%
b Outer Seawalls/Revetment 58,861,296.00 3.20%
c Dredging 511,696,620.00 27.90% Basin & Channel (-17 m Lws, B : 380 m)
d Quay Wall Reclamation & Soil 459,645,757.00 25.00% 182,749,578.00 22.40%
Improvement
e Yard Pavement & Building 140,909,250.00 7.70% 148,686,000.00 18.20% Included Utilities
f Revetment for Phase II 38,777,229.00 2.10%
g Backup Area (Onland) 31,749,296.00 1.70%
h Road & Bridge 82,215,500.00 4.50% 56,237,340.00 6.90%
i Container Handling Equipment 427,383,360.00 23.30% 427,383,360.00 52.40%
j Navigational Aids 16,520,000.00 0.90%
k Training Dyke 8,551,662.30 0.50%
Sub-Total of DC 1,836,317,919.80 100.00% 815,056,278.00 100.00%
3 Project Related Expenses 247,902,919.20 110,032,597.50
a Engineering Cost 45,907,948.00 20,376,407.00
b Contingency 183,631,792.00 81,505,627.80 10% of the DC
c Administration Cost 18,363,179.20 8,150,562.80
4 Total Construction Cost 2,176,036,734.90 965,841,689.40 Total of a, b, c
VAT 217,603,673.50 96,584,168.90 10%
TOTAL PROJECT COST 2,393,640,408.40 1,062,425,858.40
Toll gate and office
No extra interchange
No pedestrian
Parking area
No motorbike For the vehicle on the toll road
to protect existing land use Capacity
Semi-trailer: 6
Large vehicle: 3
Small vehicle: 1
Interchange,
toll gate and office
SINKRONISASI TATA GUNA LAHAN
DALAM RTRW KABUPATEN KARAWANG
TINDAK LANJUT :
Perlu dilakukan penyesuaian peruntukan
ruang dan penggunaan lahan di dalam
RTRW Kabupaten Karawang (atau
ditetapkan dengan produk perencanaan lain)
termasuk di dalamnya alokasi kawasan
untuk Back Up Area dan akses ke
Pelabuhan Cilamaya
JALAN AKSES (TOL) DAN JALUR KA MENUJU PELABUHAN
Jalan akses dan jalur KA harus terlebih dahulu masuk dalam perencanaan tata ruang wilayah
Studi LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan) untuk jalan akses belum dapat
diselesaikan.
TINDAK LANJUT :
Koordinasi lebih lanjut dengan Kemenko Perekonomian dan Kementerian PU agar jalan akses serta
jalur KA ke Pelabuhan Cilamaya dapat terakomodir dalam rencana tata ruang wilayah
Penyelesaian studi LARAP untuk jalan akses (ditargetkan selesai akhir tahun 2014)
OVERLAPING DENGAN FASILITAS EKSISTING MIGAS MILIK PERTAMINA
TINDAK LANJUT PENYELESAIAN MASALAH :
Sudah dilakukan studi khusus oleh Konsultan ndependen (Booz & Co sebagai Supervisor Consultant,
Mott McDonald untuk pelabuhan & DNV-GL untuk migas) di bawah koordinasi Kementerian
Perekonomian.
Konsultan Independen menghasilkan rekomendasi penggeseran lokasi pelabuhan sekitar ± 2,9 km sehingga
memiliki jarak yang memadai dari prospect reserve area PHE ONWJ. Selain itu, juga dilakukan mitigasi resiko
terhadap pipa minyak dan gas yang berada di dasar laut sehingga operasional migas dan pelayanan pelabuhan
dapat berjalan secara berdampingan (co-exist) tanpa saling mengganggu sepanjang semua pihak menaati
sistem dan prosedur yang ditetapkan.
Banyak negara lain di dunia juga dapat mengatur operasi pelabuhan dan migas secara bersama tanpa saling
merugikan, bahkan pada tingkat kompleksitas persoalan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, Pelabuhan Houston
dapat mengatur perjalanan 8.000 kapal dan 200.000 pergerakan tongkang setiap tahunnya melintasi banyak
pipa bawah laut dan melalui alur navigasi di antara banyak lapangan minyak dan gas. Demikian pula di
Singapura yang jalur pelayarannya sangat sibuk dan melintasi major submarine pipeline dari Natuna dan
Sumatra. Begitu pula halnya dengan Pelabuhan Rio de Janeiro yang menangani sekitar 7 juta ton kargo curah
serta 350 ribu TEU’s dengan alur navigasi yang hanya berjarak 500 m dari safety zone installation.
Kondisi yang sama juga terjadi di dalam negeri seperti di Pelabuhan Balikpapan dengan area migas Mahakam
dari PT Total EP Indonesie. Bahkan alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Priok dengan trafik 12.600 kapal per
tahun dapat dengan baik melintasi jalur pipa gas bawah laut dari PHE ONWJ ke PLTU Muara Karang dan jalur
pipa gas PGN dari Sumatra ke Muara Bekasi di Jawa Barat.
Solusi adanya lapangan migas prospect reserve area milik PHE ONWJ:
1. Penggeseran rencana lokasi pelabuhan sekitar ± 2,9 km ke arah Barat dari lokasi semula.
2. Perubahan alur pelayaran untuk menyesuaikan dengan lokasi pelabuhan yang baru tersebut dan juga untuk
menyesuaikan dengan beberapa Lead dan Prospect Area yang sudah diidentifikasi oleh PHE ONWJ.
3. mitigasi melalui perubahan alur pelayaran yang dibatasi pada jarak terdekat 2 km pada setiap sisi alur pelayaran
untuk mengurangi potensi kecelakaan terhadap area eksplorasi migas. Jarak ini dianggap cukup aman untuk
menghindari terjadinya benturan antara kapal dengan rig migas.
4. Pendalaman pipa-pipa milik PHE ONWJ dan proteksi menggunakan armour rock dan selimut beton (concrete
mat untuk kebutuhan alur pelayaran yang membutuhkan kedalaman perairan -17 m LWS
5. Jika ada gangguan terhadap operasi migas oleh aktivitas pelabuhan, diperkirakan gangguan pada total or worst
case scenario masih berada pada level yang dapat dikendalikan (manageable). Perbedaan yang besar antara
estimasi kerugian dari pihak PHE ONWJ dengan hasil perhitungan Konsultan Independen dikarenakan pihak PHE
ONWJ melakukan perhitungan pada kondisi awal tanpa ada pergeseran lokasi dan tanpa dilakukan solusi
mitigasi seperti yang disarankan Konsultan Independen.
ASPEK KESELAMATAN PELAYARAN DAN OPERASIONAL MIGAS
Alur pelayaran Cilamaya akan ditetapkan sebagai perairan wajib pandu dan tunda serta
dilakukan pemasangan SBNP;
Setiap kapal yang masuk akan diawasi pergerakannya oleh Syahbandar Pelabuhan
Cilamaya dan akan dipandu oleh petugas pandu yang profesional;
Setiap kapal diharuskan menggunakan kapal tunda sehingga kapal akan memasuki
perairan dalam kondisi mesin utama mati dan hanya digerakkan kapal tunda.
Tidak ada kapal yang masuk alur dan area migas tanpa izin dan pengawasan
Syahbandar Pelabuhan Cilamaya, termasuk kapal-kapal milik PHE-ONWJ.
1. BREAKWATER
2. OUTER SEAWALLS/REVETMENT
3,75 MILLION TEUs
3. DREDGING
4. QUAYWALL RECLAMATION & SOIL 1,030,000 CARS
PHASE I 5. IMPROVEMENT (BERTH NO. 1, 2,3,7,8 &
6. PETROLEUM JETTY)
7. YARD PAVEMENT & BUILDING
8. REVETMENT FOR PHASE II
9. BACKUP AREA (ONLAND)
10. ROAD & BRIDGE
11. CONTAINER HANDLING EQUIPMENT
12. NAVIGATIONAL AIDS TOTAL INVESTMENT –
13. TRAINING DYKE PHASE I:
LENGTH OF THE WHARF - PHASE I : 2,39 BILLION US$
3.530 M
AMDAL (EIA)
DED
PEMBEBASAN
(BACKUP AREA)
PROSES TENDER
KONSTRUKSI
OPERASIONAL
Skema
Awal
Loan
JICA
Usulan Skema Opsi Konsesi
Kerangka Waktu Skema Opsi Konsesi
PROCESS 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
FS
STUDI FS KONSESI
AMDAL (EIA)
DED
PEMBEBASAN
(BACKUP AREA)
TENDER KONSESI
KONSTRUKSI
OPERASIONAL