JUDUL :
PENYUSUN/PENULIS :
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
Di Kabupaten Mimika Papua, terdapat dua Pelabuhan yakni Pelabuhan
khusus yang dimiliki oleh PT. Freeport Indonesia (PTFI) bernama Pelabuhan
Khusus Amamapare, dan Pelabuhan Umum Pomako yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Mimika Papua, berlokasi di Kampung Pomako Distrik
Mimika Timur. Secara geografis pelabuhan Pomako ini terletak di pinggir alur
sungai Tipoeka menuju Laut Arafura di selatan Papua, pada posisi lintang
dan bujur: 04⁰48’10.71”S - 136⁰46’2.51”T yang mempunyai kedalaman
sekitar 9.6 meter. Pelabuhan Pomako dikelola oleh pemerintah setempat
dibawah dinas perhubungan yang berwenang khusus kepelabuhanan yakni
KUPP (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan) kelas II Pomako. Pelabuhan
Pomako merupakan merupakan pintu gerbang laut Kabupaten Mimika yang
digunakan untuk bongkar muat barang dan penumpang, dimana pelabuhan
ini juga merupakan fasilitas utama dalam urat nadi perekonomian di
Kabupaten Mimika. Pelabuhan Pomako sudah ditetapkan oleh pemerintah
sebagai salah satu pelabuhan TOL LAUT untuk melayani kebutuhan warga
ke pedalaman Papua dan ini terbukti dengan bertambahnya jumlah kapal
yang keluar masuk di pelabuhan tersebut dalam setiap tahunnya, apalagi
Kabupaten Mimika akan menjadi salah satu tuan rumah ajang olah raga
nasional, Pekan Olahraga Nasional (PON) di tahun 2020.
1
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
B. KINERJA CABANG
Sejak tahun 2008 PT. Pelindo IV cabang Sorong telah menyepakati
perjanjian kerja sama dengan PT. Freeport Indonesia (PTFI) untuk jasa
pemanduan dan penundaan kapal. Keputusan Menteri Perhubungan
KP No 452 Tahun 2014 tentang pemberian izin kepada PT. Pelindo IV
(Persero) untuk menyelenggarakan pemanduan dan penundaan di
pelabuhan khusus Amamapare dan sampai saat ini kerja sama tersebut
berjalan lancar sesuai yang diharapkan oleh pihak-pihak terkait yang
mana setiap tahun mengalami peningkatan secara signifikan terutama
untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang telah dilimpahkan
pemerintah setempat (KUPP) kepada PT Pelindo IV cabang Sorong.
2
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
3
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
BAB II
PERMASALAHAN
A. RUMUSAN MASALAH
Selain pelabuhan khusus Amamapare (PT Freeport Indonesia), Mimika
juga memiliki pelabuhan umum yaitu Pelabuhan Pomako yang dikelola oleh
pemerintah setempat dalam hal ini Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
(KUPP) Kelas II Pomako dan sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan data-data yang diperoleh penulis dilapangan dan dari KUPP
Kelas II Pamoko, kapal-kapal milik PT. Pelni, PT. Spil, PT. Temas Line, PT.
Tanto Line serta PT. Meratus Line yang keluar masuk pelabuhan Pomako
rata-rata memiliki GT 500 keatas tetapi tidak menggunakan jasa pemanduan,
sedangkan dalam Peraturan Menteri No 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan
dan Penundaan Kapal pada Bab V pasal 28 ayat 1 menyatakan bahwa kapal
dengan GT 500 keatas wajib dilakukan pemanduan, selain itu kapal-kapal
tersebut melewati perairan wajib pandu milik PT Freeport Indonesia yang
telah ditetapkan oleh Dirjen Hubla sesuai Keputusan Menteri Perhubungan
KM No 458 tahun 2009 sebagai perairan wajib pandu untuk keselamatan,
keamanan dan ketertiban lalu lintas kapal dan keselamatan lingkungan
maritim setempat.
4
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
5
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
AlurPomako
AlurAmamapare
2. Pelabuhan Penumpang
6
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
7
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
8
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI PERMASALAHAN
A. ANALISA PERMASALAHAN
9
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
b. Metode observasi
Dengan metode ini penulis melakukan pengamatan secara
langsung aktifitas kapal-kapal yang keluar masuk pelabuhan
pomako selama 1 bulan yang menggunakan alur perairan wajib
pandu pelabuhan khusus Amamapare tanpa ada pandu yang
berada diatas kapal.
B. BATASAN MASALAH
Pembahasan dalam BPR ini agar materi tidak melebar ke bidang
lain maka penulis hanya akan membatasi pada bidang penulis sebagai
Pandu, yakni membahas peluang dari jasa pemanduan dan
penundaan.
Apabila pelabuhan umun Pomako ini dapat dikelola oleh PT. Pelindo
IV cabang Sorong sebagai Badan Usaha Milik Negara yang
10
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
11
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
BAB IV
PENGEMBANGAN BISNIS UNIT
(TO BE/PERBAIKAN SISPRO)
A. TARGET PENGEMBANGAN
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang menjadi objek dan
target pengembangan dalam Bussiness Process Re-enggineering
atau reka ulang proses kegiatan usaha perusahaan ini adalah agar
adanya penerapan pelaksanaan pelayanan jasa pemanduan dan
penundaan bagi kapal-kapal yang keluar masuk pelabuhan
Pomako. Sedangkan menurut data-data yang penulis kumpulkan di
lapangan khususnya jumlah kapal yang keluar masuk pelabuhan
Pomako mencapai rata-rata 12-25 kapal perbulannya dengan gross
tonnage 500-11.000 Ton dan jika dilihat dari segi aturan, kapal-
kapal tersebut sudah memenuhi standart penerapan wajib pandu
dan bisa menjadi peluang besar untuk meningkatkan pendapatan
bagi perusahaan yang kita cintai ini.
Adapun data-data yang diperoleh dilapangan oleh penulis
mengenai jumlah kapal yang keluar masuk di wilayah pelabuhan
Pomako mencapai 12-25 call perbulannya. Namun penulis hanya
mengambil sample khusus pada bulan Juni 2019 saja dan beberapa
kapal sebagai acuan dan pertimbangan. Untuk lebih jelasnya dan
terperinci sebagai berikut:
12
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
13
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
B. BIAYA PENGEMBANGAN
Sehubungan dengan biaya pengembangan terkait untuk
penerapan pelayanan pemanduan diarea pelabuhan Pomako,
mungkin tidak memerlukan biaya yang cukup besar dimana
sebagaimana kita ketahui bahwa setiap 6 (enam) bulan rutin
diadakan rapat evaluasi bersama dengan KUPP Kelas II Pomako
untuk pemanduan dan penundaan di Pelabuhan Khusus
Amamapare dikarenakan Pelsus ini merupakan Wilayah Kerja
Pelabuhan Kelas II Pomako. Jadi cukup ditambahkan dalam
agenda rapat tersebut dan dikomunikasikan dengan baik untuk
segera mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk
bekerja sama terkait penerapan dan pelaksanaannya.
14
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
BAB V
RENCANA KERJA, IMPLEMENTASI DAN STANDARISASI
15
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
16
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
17
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penjelasan pada bab-bab sebelumnya
maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
18
Business Process Re-engineering
Pelabuhan Amamapare
B. SARAN
1. Komunikasi dengan pihak otoritas setempat sebaiknya langsung
dilakukan olehl General Menager (GM) Sorong untuk menunjukkan
keseriusan management PT. Pelindo IV cabang Sorong, selanjutnya
ditindaklanjuti oleh Menager Pelkap.
19