PELABUHAN
PATIMBAN DI
SUBANG
METODOLOGI PEMETAAN
OUTLINE
HIERARKI
PELABUHAN
GAMBARAN UMUM
METODOLOGI STUDI
LOKASI STUDI
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
DASAR HUKUM
LATAR BELAKANG
Terdapat 26 Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang kepelabuhan. Secara garis besar,
merupakan pertimbangan dari:
– UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
– PP Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
– PP Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas PP Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
– Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
– Permenhub KP 745 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional
– Surat Gubernur Jawa Barat Nomor 550.33/5917/Dishub tanggal 16 Desember 2016 perihal
Rekomendasi untuk Penerbitan Penetapan Lokasi Pelabuhan Patimban di Daerah Kab. Subang
– Surat Bupati Subang Nomor 551.43/1688/BAPP tanggal 25 November 2016 perihal Rekomendasi
Kesesuaian Tata Ruang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Patimban
HIERARKI PELABUHAN
JENIS PELABUHAN
• Pelabuhan Utama
Pelabuhan Laut • Pelabuhan Pengumpul
Yang Melayani
Angkutan Laut • Pelabuhan Pengumpan Regional
• Pelabuhan Pengumpan Lokal
Pelabuhan Laut • Pelabuhan Kelas I
Yang Melayani
• Pelabuhan Kelas II
Angkutan
Penyeberangan • Pelabuhan Kelas III
Pelabuhan
Sungai dan
Danau
PELABUHAN PATIMBAN
– Sesuai Kepmenhub Nomor KP 745 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 414 Tahun 2013 (KEPUTUSAN
MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP 901 TAHUN 2016) tentang penetapan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Pelabuhan Patimban ditetapkan hierarkinya
sebagai Pelabuhan Utama.
– Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muatan angkutan laut dalam
negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi
LOKASI PELABUHAN UTAMA
GAMBARAN KAB.
UMUM SUBANG
KONDISI
EKSISTING
PROFIL PROVINSI JAWA
BARAT
– Batas wilayah Provinsi Jawa Barat yaitu:
1. Utara : Laut Jawa dan DKI Jakarta
2. Selatan : Samudera Hindia
3. Timur : Jawa Tengah
4. Barat : Banten
– Luas wilayah meliputi daratan 3.710.061 ha dan garis pantai sepanjang 755,829 km.
– Terdiri dari 27 Kabupaten/Kota, 626 Kecamatan, 2.671 kelurahan, dan 3.291 desa
– Jumlah penduduk mencapai 12.4 juta rumah tangga dengan rata-rata per rumah tangga 4 anggota
– Kepadatan penduduk sebesar 1.257 orang/km2
– Sektor unggulan ada pada sektor industri pengolahan
PROFIL KAB. SUBANG
Hinterland
GAMBARAN UMUM
Proses
Studi Pelabuhan Pembangunan
Pelabuhan
Studi
Kelayakan
KOMPONEN-KOMPONEN
PELABUHAN
•Alur Pelayaran
Laut •Breakwater/talud
•Dermaga
Berdasarkan •Jalan
Letak •Lapangan penumpukan
Darat •Gudang
•Kantor, terminal penumpang
•Bak air, emplasemen dll.
• Jalan
• Alur pelayaran
Infrastruktur • Kolam pelabuhan
Berdasarkan • Breakwater/talud
• Dermaga
Prioritas
Penggunaannya • Lapangan penumpukan
• Gudang
Suprastruktur
• Kantor
• Terminal penumpang, dll
PROSES PEMBUATAN
PELABUHAN
Berdasarkan PP Nomor 61 Tahun 2008 tentang Kepelabuhanan, proses membangun
pelabuhan terdiri atas:
1. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
2. Pembuatan Masterplan
– Survey, Investigation, dan Design (SID)
– AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
– DLKK (Daerah Lingkungan Kerja)
– DLKP ((Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan)
3. Detail Engineering Design (DED)
4. Pembangunan Fisik
5. Monitoring
STUDI KELAYAKAN
Kerangka Dasar
Definisi Lokasi
Horizontal
Kerangka Dasar
Kerangka Dasar
Horizontal dan
Vertikal
Vertikal
Pengukuran
Faktor hidro-
Detail dan
oseanografi
Situasi
Digital Mapping
METODOLOGI
Processing Pemeruman
Method
PEMETAAN Pengukuran
Garis Pantai
STUDI BATIMETRI
Tujuan
– Mendapatkan data kedalaman dan kondisi topografi dasar laut
– Identifikasi lokasi obyek-obyek yang mungkin membahayakan
– Kondisi morfologi suatu daerah perairan
Tiga hal di atas merupakan kebutuhan dasar dalam penyediaan informasi spasial
dalam perencanaan, kegiatan dan pengambilan keputusan terkait informasi di
bidang kelautan, khususnya dalam bidang rekayasa dan perencanaan terkait
rencana pembangunan Pelabuhan patimban
PENDEFINISIAN LOKASI
Orde Khusus
Pelabuhan patimban
merupakan perairan dangkal
Orde 1
ORDE KHUSUS
Orde khusus survey hidrografi memiliki standar ketelitian survey senjinering/rekayasa
dan digunakan secara terbatas di daerah-daerah kritis dimana kedalaman lunas sangat
minim dan karakteristik dasar airnya berpotensi membahayakan kapal.
Orde Khusus
Contoh : Pelabuhan-pelabuhan tempat sandar dan alur masuknya.
• Scan Sonar
• Multi transducer arrays
Lunas
Mnimum • Multibeam echosounder
ORDE SATU
DATUM HORISONTAL
• Datum Horisontal menggunakan Datum Geodesi Nasional
1995 (DGN-95)
Sedimen Gelombang
– Pengamatan Pasang surut bertujuan untuk menentukan bidang acuan kedalaman (muka air luat rerata, muka
surutan serta menentukan koreksi hasil pemeruman.
– Pengukuran sifat fisis air laut (konduktivitas, temperature, kecerahan dan tekanan) untuk menentukan dan
memastikan ada atau tidaknya perubahan sifat fisis tersebut pada media, dimana gekombang bunyi
dipancarakan sehingga ada kemunginan terjadi perubahan kecepatan gelombang bunyi selama penjalarannya.
– Pengukuran arus laut bertujuan menentukan kecepatan dan arah arus untuk alur pelayaran. Selain itu juga untuk
mengetahui tingkat erosi/sedimentasi di perairan tersebut (longshore current).
– Pengukuran gelombang berhubungan dengan ketahanan kapal terhadap gelombang. Mengacu pada data ketahanan
kapal terhadap gelombang (Kramadibrata,2002) kapal yang akan beraktivitas di Pelabuhan memiliki batas maksimal
ketahanan kapal terhadap gelombang sebesar 0,6 m untuk kapal yang berbobot 1000 – 3000 DWT dan batas maksimal
sebesar 1,2 m untuk kapal yang berbobot >50.000 DWT. Dari hal tersebut dapat dikaji pembangunan bangunan
pelindung pelabuhan/dermaga.
– Pengambilan sampel sedimen dasar untuk mengetahui dasar laut di daerah survey. Pengukuran sedimen
tersuspensi untuk mengetahui laju sedimentasi/erosi di tempat tersebut.
PENGUKURAN
GARIS PANTAI
Shallow
Tracking sounding