Anda di halaman 1dari 44

PEMBANGUNAN PELABUHAN TANJUNG BUTON

KABUPATEN SIAK - PROPINSI RIAU


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu potensi yang ada di Kabupaten Siak yang dapat
dikembangkan adalah sektor perhubungan laut. Mengingat
Kabupaten Siak memiliki kawasan pesisir pantai yang
berdekatan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk
kedalam daerah segitiga pertumbuhan (growth triangle)
Indonesia - Malaysia - Singapura. Kabupaten Siak memiliki
potensi yang sangat strategis mengingat daerahnya berada di
wilayah Segi Tiga pertumbuhan Ekonomi "SIJORI" Singapur
Johor Riau dan IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand Growth
Triangle). Dengan jarak hanya 150 km dari Singapura, Siak
diuntungkan sebagai persinggahan alternatif bagi kapal
pedagang di Selat Malaka dan bahkan berpotensi besar
menjadi relokasi industri dan layanan perdagangan
internasional.
PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakannya pekerjaan Feasibility Study (Studi Kelayakan)


Pelabuhan Tanjung Buton Kabupaten Siak ini adalah:
• Menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi didaerah Kabupaten Siak
dan sekitarnya.
• Mengantisipasi terjadinya peningkatan arus barang hasil produk unggulan.
• Menyiapkan pelabuhan Tanjung Buton Kabupaten Siak dalam kaitannya
dengan pemberlakuan otonomi daerah.

Sedangkan Tujuan dilaksanakan studi ini adalah:


• Menganalisa produksi barang di wilayah Kabupaten Siak dan sekitarnya
yang mempunyai potensi untuk melewati Kabupaten Siak.
• Mengkaji arus barang yang melewati Kabupaten Siak.
• Mensurvey industri di lingkungan Kabupaten Siak dan sekitarnya yang
berpotensi menghasilkan barang ekspor, maupun kebutuhan untuk barang
impor yaitu material awal untuk bahan produksi industry tersebut.
• Untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana dalam pembangunan
pelabuhan Tanjung Buton
PENDAHULUAN
LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup feasibility study (studi kelayakan) pembangunan
Pelabuhan Tanjung Buton Kabupaten Siak adalah:
• Melakukan pengumpulan data yang menyangkut aspek umum, terdiri
dari data pendukung proyek, peluang pasar, pesaing potensial dan
kondisi hinterland, serta melakukann forecasting potensi hinterland
terhadap permintaan transportasi laut.
• Analisa Traffic Projection dengan menggunakan model statistic yang
mencakup lalu-lintas barang untuk jangka waktu 20 tahun ke depan
• Melakukan kajian teknis, tata ruang wilayah, dan analisis terhadap
kebutuhan prasarana pelabuhan dan fasiltas pelabuhan.
• Membuat analisis kelayakan sosial dan lingkungan
• Membuat analisis kelayakan ekonomi dan finansial .
KONDISI DAN POTENSI LOKASI PEKERJAAN

LETAK GEOGRAFIS
Pelabuhan Tanjung Buton rencananya akan dibangun di daerah
Mengkapan Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak yang
berada di sebelah timur Kota Kabupaten Siak Sri Indrapura.
= IBUKOTA KABUPATEN

KE
= IBUKOTA KECAMATAN

SE
KABUPATEN BENGKALIS = BATAS KABUPATEN

IP
AK
= BATAS KECAMATAN

NIN
= SUNGAI

G
= JALAN NASIONAL
= JALAN PROPINSI
KE DURI

Tanjung Layang
= JALAN KABUPATEN
Tanjung Kuras
Sepotong Teluk Batil = JALAN NON STATUS
Rempak SEI APIT

Sebanga KECAMATAN Kayu Ara


SUNGAI MANDAU Bandar Sungai

KECAMATAN Sei Lalang


BUNGA RAYA Teluk Mesjid
Paket A Benuar RENCANA KIB &
Tasik Betung Penincit
Pusaka PELABUHAN BUTON
Paket D
Mengkapan
Libo Jaya Bencah Umbai BUNGA RAYA Sp. Buton
Kondis Pebadaran
Belutu Lubuk Umbut Benayah
KECAMATAN Tumang
Paket C
MINAS Olak Dosan
Samsam
Sei Limau
Simpang Kandis
Lubuk Jering
KECAMATAN
Garut
Muara Bengkal
SIAK Kualian
Kota Ringin
MUARA Paluh KABUPATEN BENGKALIS
Pompa Minyak KELANTAN Bentang Hilir
Mandi Angin Kp. Rampak
Rantau Bertuah Sei Selodang SIAK SRIINDRAPURA

awa
Teluk Lancang
Merampan

K
S. R
AN

Benteng Hulu

EC
P

.S
MINAS Buatan I Mempura
HA

Rantau Panjang

U
Buatan II

N
TA

Teluk Rimba Brumbung Baru

G
Bunut Singkamang

A
A
Pangkal Pisang
PE

Merongkai

IA
Pinang

PI
Banjar Seminai
KE

Sebatang

T
KECAMATAN Meredan
RU

PERAWANG DAYUN
TUALANG
A

KECAMATAN
NB

PERAWANG DAYUN Kampung Baru


IR
KA

.S Sp. Lubuk Dalam


PT Meredan Lubuk Dalam
PE

AN
AT
BU
KE

Sp. Rawang Kawa


D.
KE
Rawang Kawa
KABUPATEN PELALAWAN
IN
G
IN

Batas PIR Buatan KERINCI KANAN


R
E

Kerinci Kiri
.B
P

KECAMATAN U
S

KE
E

KERINCI
K

S IM
PA
NG
LA
GO

5 15 25 Km

0 10 20

PETA ORIENTASI KAWASAN INDUSTRI TERHADAP RENCANA JARINGAN JALAN KABUPATEN SIAK (RTRW 2001 - 2010)
KONDISI DAN POTENSI LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pelabuhan Tanjung Buton terletak di daerah tropis yang terletak di
tepi laut, sehingga iklim yang mempengaruhi didominasi oleh iklim laut
tropis dengan curah hujan cukup tinggi. Curah hujan rata-rata di lokasi ini
diperkirakan sekitar 2.500 mm/tahun, dengan kelembaban rata-rata 83,4
% dan suhu rata-rata 26,8 oC.
Sebagian besar garis pantai yang membatasi rencana pelabuhan
merupakan pesisir yang ditumbuhi hutan bakau dengan ketebalan yang
cukup. Lahan yang ada pada saat ini terdiri dari hutan yang tereksploitasi
dengan kegiatan penebangan kayu meluas s/d ± 1200 Ha. Kondisi
bathimetri kawasan ini, mempunyai kedalaman rata-rata 18 m, berkisar
antara 8 s/d 30 m.
Sebagai daerah pantai, lahan rencana pelabuhan ini memiliki batas-batas
alami sebagai berikut
•Sebelah Utara : Hutan, Selat Panjang
•Sebelah Timur : Selat Panjang
•Sebelah Selatan : Sungai Rawa dan Anak Sungainya
•Sebelah Barat : Hutan
KONDISI DAN POTENSI LOKASI PEKERJAAN
Secara umum kawasan darat Tanjung Buton ini masih berupa hutan, antara lain
berupa hutan kayu, hutan rotan, hutan bakau dan sebagian merupakan
perkebunan rakyat, perkebunan sagu, perkebunan karet dan perkebunan sawit.
Mengingat kondisi rencana kawasan pelabuhan yang masih berupa hutan, maka
secara umum prasarana penunjang yang ada pada saat ini terdapat di wilayah-
wilayah penyangga yang berdekatan dengan rencana kawasan pelabuhan.

Wilayah yang relatif paling berkembang dan berdekatan dengan lokasi adalah
Desa Mengkapan, dimana di daerah tersebut sudah terdapat pelabuhan
penyebrangan yang berjarak sekitar 3 km sebelah utara dari batas lokasi
rencana.
KONDISI DAN POTENSI LOKASI PEKERJAAN

Pelabuhan Buton terkait erat dengan rencana dikembangkannya kawasan


Tanjung Buton menjadi Kawasan Industri yang dikenal dengan nama Kawasan
Industri Buton (KIB). Areal rencana Pelabuhan Buton merupakan bagian dari
blokplan rencana Kawasan Industri Buton seluas ± 5000 Ha. Luas areal
pelabuhan yang dialokasikan adalah ± 200 Ha yang terletak tepat di Tanjung
Buton. Kriteria pemilihan lokasi pelabuhan didasarkan pada aksesibilitas dengan
masing-masing zona industri dalam rencana KIB dan bathimetri perairan Tanjung
Buton yang relatif lebih dalam dari perairan sekitarnya.

Saat ini alokasi tata guna lahan sekitar rencana pelabuhan dan kawasan industri
merupakan Kawasan Hutan Produksi Terbatas, Kawasan Perkebunan, dan
Rencana Kawasan Industri.
KONDISI DAN POTENSI LOKASI PEKERJAAN

Lukit

Renc ana Pelab uhan Buton


KE JALAN PROPINSI
ALOKASI LAHAN : HUTAN PRODUKSI TERBATAS
EKSISTING : HUTAN RAWA

GA SE
KE DESA
KALAN
PA GA LA
MENGKAPAN L N K U MPA I

T
± 4KM I
TR N PA
D U SANA
IN AK
PE
LA NJ
M
RI
BU
HA
N
AN
U STNAN G
D A PE
KA

IN A K L
W PE

M RI N I K ABU
AS N

ST ANA AN H
AN UN

M U AN
GA A S D I K
PE JAN

LO KAK IN ER
M G

G P
A S
LIT A ER
U

R
AN PE SI IT ED
KI

FASI LS IM
R
AR A & I YU
M

A KPRUN ILITA AS
TR KA
AN

B
I IK F S T D
A E FA ILSI UNER
R
T ON I
&
A KIM
I S S SE KI MER DUS AN
S A
F PR IN LAH
DU T R IM G
I K AN
I N LEK O
E S TR AR NG GI
U G B P E ER
D G EN
IN AN N IT
R RA TAS GK
BA BA R AN
RI N KE A YU E MB
T
S A K P
DU N AN ALOKASI LAHAN : HUTAN PRODUKSI TERBATAS
IN URU L AH RG
I
EKSISTING : HUTAN RAWA
T O N E
G T E
IPA
L PEN GKI
I AN
TR MB
D US PE
RENCANA JALAN
IPA IN KABUPATEN
KE DESA SUNGAI RAWA
± 4 Km
ALOKASI LAHAN : HUTAN PRODUKSI TERBATAS
EKSISTING : HUTAN RAWA Penyengat

500 1500
Skala :
0 1000 2000 M
KONDISI DAN POTENSI LOKASI PEKERJAAN

STATUS LAHAN
Areal kawasan Pelabuhan Tanjung Buton merupakan bagian dari Blok
Plan Rencana Kawasan Industri Tanjung Buton seluas 5000 Ha. Dimana
alokasi lahan yang disediakan untuk pelabuhan seluas 200 Ha.

PENCAPAIAN LOKASI
Pada saat ini untuk mencapai lokasi Pelabuhan Tanjung Buton bisa
dilakukan dengan menggunakan jalan darat. Kondisi jalan belum begitu
bagus, karena masih terdapat jalan yang rusak.
KELAYAKAN TEKNIS LOKASI PELABUHAN

DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI PELABUHAN


1. Kabupaten Siak memiliki potensi yang sangat strategis mengingat
daerahnya berada di wilayah Segi Tiga pertumbuhan Ekonomi "SIJORI"
Singapur Johor Riau dan IMG-GT (Indonesia Malaysia Thailand Growth
Triangle).
2. Potensi unggulan daerah Kabupaten Siak ini adalah sektor pertambangan,
yaitu pertambangan Minyak Bumi, bahkan aktifitas pengolahan minyaknya
memberikan hasil terbesar bagi negara, disamping itu juga sangat potensi
dengan hasil perkebunan Kelapa Sawit (CPO), dimana selama ini hasil
potensi daerah ini dikirimkan keluar daerah Kabupaten Siak melalui
Pelabuhan Dumai.
KELAYAKAN TEKNIS LOKASI PELABUHAN

3. Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Riau, Pelabuhan


Tanjung Buton telah ditetapkan sebagai outlet regional selain Dumai. Hal ini
tentu saja ditunjang dengan letak Tanjung Buton yang strategis. Pelabuhan
Tanjung Buton memiliki akses yang baik ke arah internal dan eksternal,
meliputi pelayaran menuju beberapa daerah di sepanjang pantai Sumatera,
Batam, Riau Kepulauan, Singapura dan Malaysia.
4. Seperti yang telah tertuang dalam RTRW, pelabuhan ini akan dikembangkan
menjadi pelabuhan industri. Dan merupakan satu wilayah yang saling
mendukung, sebab kebutuhan untuk kawasan industri itu ada pada
kemudahan akses untuk mengekspor dan memasukkan raw material. Pada
saat ini belum ada Pelabuhan di Indonesia dengan konsep sebagai kawasan
industri sekaligus.
KELAYAKAN TEKNIS LOKASI PELABUHAN

5. Pelabuhan ini diproyeksikan untuk menjadi pelabuhan multi purpose yang akan
melayani lalu lintas kontainer, minyak sawit mentah (CPO), bahan bakar
minyak, serta produk bubur kayu (pulp) dan kertas, yang diproduksi oleh PT
Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Volume ekspor impor yang
menggunakan pelabuhan ini diperkirakan 2,84 juta ton per tahun pada tahun
2010 dan meningkat hingga 11,55 juta ton 20 tahun kemudian.
6. Pelabuhan Buton terkait erat dengan rencana dikembangkannya kawasan
Tanjung Buton menjadi Kawasan Industri yang dikenal dengan nama Kawasan
Industri Buton (KIB). Areal rencana Pelabuhan Buton merupakan bagian dari
blokplan rencana Kawasan Industri Buton seluas ± 5000 Ha. Luas areal
pelabuhan yang dialokasikan adalah ± 200 Ha yang terletak tepat di Tanjung
Buton.
KELAYAKAN TEKNIS LOKASI PELABUHAN

Secara Teknis, lokasi yang direncanakan masih layak untuk


dilakukan Pembangunan Pelabuhan, dengan alasan :
1. Kondisi bathimetri kawasan ini, mempunyai kedalaman rata-rata 18 m, berkisar
antara 8 s/d 30 m, sehingga bisa dimasuki oleh kapal yang berukuran diatas
50.000 DWT sekalipun. Karena untuk jenis kapal dengan ukuran tersebut
hanya memiliki draft 12.4 m saja.
2. Pada umumnya struktur tanah terdiri tanah alluvial dan grey humus dalam
bentuk rawa-rawa atau tanah basah dan berhutan bakau (mangrove).
Karakteristik dari jenis tanah ini adalah tergolong tanah dengan kedalaman
solum cukup dalam dan bergambut (> 100 cm), tekstur lapisan bawah halus
(liat) sedangkan lapisan atas merupakan Kemik (tingkat pelapukan sampai
tingkat menengah), konsistensi tanah lekat, porositas tanah sedang, reaksi
tanah tergolong sangat masam dengan pH berkisar antara 3,1–4,0 dan
kepekaan terhadap erosi termasuk rendah.Formasi geologinya terbentuk dari
jenis batuan endapan aluvium muda berumur holosen dengan litologi lempung,
lanau, kerikil kecil dan sisa tumbuhan di rawa gambut, tidak ditemukan daerah
rawan longsor karena arealnya datar, yaitu rawa gambut.
KELAYAKAN TEKNIS LOKASI PELABUHAN

3. Tunggang pasang yang terjadi di jalur pelayaran adalah sekitar 4,35 meter.
Semidiurnal dengan dominan dua kali pasang surut setiap hari. Hal ini tentu
saja akan memudahkan pelayaran kapal dari dan ke Tanjung Buton. Tinggi
gelombang ekstrim maksimal 0,96 meter dengan tinggi gelombang signifikan
0,32 meter. Kecepatan arus maksimal 0,682 hingga 0,827 m/detik.

4. Selain itu pelabuhan ini airnya tenang, sebab di depannya bukanlah laut
terbuka, keberadaan Pulau Padang di depan kawasan Tanjung Buton
membuat alur perairan di kawasan tersebut menjadi tertutup oleh pulau yang
ada di depannya.

5. Sedimentasinya juga tidak cukup signifikan untuk terjadi sedimentasi sehingga


tak perlu dikeruk lagi,
KELAYAKAN TEKNIS LOKASI PELABUHAN

Sebuah pelabuhan harus direncanakan untuk menjamin keamanan,


kenyamanan, dan efisiensi, baik dari segi biaya pengangkutan maupun
penanganan barang dan penumpang. Sebuah pelabuhan juga harus mampu
memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, perkembangan teknologi,
dan biaya pengangkutan yang bersaing.
Pelabuhan yang akan dibangun direncanakan untuk dapat beroperasi terus
menerus selama 24 jam. Untuk memenuhi standar operasi pelabuhan yang
memuaskan persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah:

• Alur pelayaran yang aman.


• Ukuran dan kedalaman kolam pelabuhan cukup memenuhi kebutuhan
kapal yang berlabuh.
• Tempat berlabuh (kolam pelabuhan) terlindung dari serangan gelombang.
• Tersedia cukup ruang untuk aktivitas bongkar muat barang.

Dengan demikian apabila suatu lokasi bisa memenuhi persyaratan tersebut


maka lokasi tersebut layak untuk dibangun sebuah Pelabuhan Samudera
ANALISIS KELAYAKAN SOSIAL

Rencana pembangunan Pelabuhan diperlukan suatu analisa manfaat yang


bisa diperoleh setelah selesai pembangunan pelabuhan tresebut, baik
manfaat sosial bagi masyarakat pengguna jasa pelabuhan juga manfaat
terhadap pelabuhan itu sendiri dan manfaat secara tidak langsung bagi
peningkatan PAD daerah yang bersangkutan.

Demikian juga untuk Pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton di Kabupten


Siak, harus dilihat peningkatan manfaatnya terlebih dahulu. Dalam
menentukan kelayakan proyek pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton
ini analisa manfaat dibuat dalam sebuah matrik berikut ini :
ANALISIS KELAYAKAN SOSIAL
Manfaat Pembangunan Pelabuhan
No. Kriteria Analisa
Kondisi Saat Ini Manfaat Setelah Pembangunan

Menjadi lahan produktif yang


1 Kepemilikan Lahan Milik Pemerintah Setempat
dimanfaatkan

-Sangat memadai untuk


Sangat memadai dibangun pelabuhan beserta
Sesuai dengan Rencana fasilitas pendukung
2 Ketersediaan Lahan Tata Ruang Wilayah -Lahan yang sudah dibangun
Lahan tersedia Milik berbagai fasilitas bisa
Pemerintah disewakan kepada pihak lain

-Sarana transportasi jalan akan


Akses jalan menuju lokasi
lebih bagus
Sarana Transportasi hanya satu
3 -Adanya penambahan akses
Menuju Lokasi Kondisi jalan kurang
menuju lokasi
bagus
ANALISIS KELAYAKAN SOSIAL

-Sesuai dengan RTRW Prop. -Pembangunan Pelabuhan dan fasilitas


Sesuai dengan Peraturan Riau penduduk harus disesuaikan dengan
4
yang ada -Sesuai dengan Rencana Peraturan yang ada
Peruntukan Lahan

-Menambah lapangan pekerjaan


5 Manfaat bagi Masyarakat Tidak ada manfaat bagi masyarakat -Adanya peningkatan ekonomi
-Kenaikan harga tanah di sekitar
pelabuhan

- Sebagai alternatif pelabuhan yang telah


ada (Pelabuhan Dumai) yang saat ini
harus antri untuk dapat sandar di
pelabuhan tersebut.
- Untuk pengusaha di wilayah Pelabuhan
Manfaat bagi Pengguna Buton dan sekitarnya, akan membawa
6 Tidak ada manfaat bagi masyarakat
Jasa/Pengusaha Angkutan manfaat yang sangat signifikan, jarak
lebih dekat dan akan mengurangi ongkos
angkutan
- Bagi perusahaan Pelayaran atau Pemilik
Kapal

8 Peningkatan bagi PAD Tidak ada Akan meningkat


ANALISA PERMINTAAN ARUS BARANG

KONDISI EKSISTING
Kabupaten Siak memiliki pelabuhan nasional yang melayani angkutan
barang yang berasal dari daerah Kabupaten Siak dan sekitarnya, yaitu
Pelabuhan Buatan, akan tetapi pelabuhan tersebut tidak bisa melayani
kebutuhan transportasi laut khusus untuk angkutan barang dari daerah
Siak sendiri, dan karenanya banyak komoditi dari daerah Kabupaten
Siak dikirim ke daerah lain melalui Pelabuhan Dumai, terutama untuk
barang yang dikirim ke luar negeri.

Dengan demikian adalah layak sekali apabila di Derah Kabupaten Siak


dibangun sebuah pelabuhan internasional yang melayani angkutan
dalam dan luar negeri.

Gambaran ekspor dari Daerah Kabupaten Siak digambarkan sbb :


ANALISA PERMINTAAN ARUS BARANG

Tabel 5.1. Volume Ekspor Kabupaten Siak


Yang dikirim melalui Pelabuhan di Kabupaten Siak

BERAT BERSIH (KG) NILAI FOB (USD)


PELABUHAN MUAT
2009 2010 2009 2010

SIAK SRI INDRAPURA - - - -

SUNGAI APIT - - - -

PERAWANG 1.187.518.667 1.325.386.850 831.993.463 701.568.894

BUATAN 2.000.553.906 1.863.433.751 1.260.316.495 868.162.008

JUMLAH 3.188.072.573 3.188.820.601 2.092.309.958 1.569.730.902

Sumber BPS Kab. Siak

Sementara nilai ekspor keseluruhan dari Kabupaten Siak pada tahun 2010
adalah sebesar 3.575.954,2 Ton, berarti terdapat selisih jumlah ekspor
yang tidak dikirim melalui pelabuhan yang ada di Kabupaten Siak.
ANALISA PERMINTAAN ARUS BARANG

PROYEKSI ARUS DAN LALU LINTAS BARANG


Analisa arus dan lalulintas barang merupakan peramalan yang memprediksi
pertumbuhan barang untuk jangka waktu sampai dengan 20 tahun. Jenis
barang yang tercakup dalam peramalan ini adalah kontainer, general cargo,
CPO (Crude Palm Oil), BBM, dan Curah

Analisa arus barang mengidentifikasi peran rencana pelabuhan yang akan


dikembangkan dalam skema transportasi nasional dan garis besar
perdagangan global. Sumber data dihasilkan dari analisis adalah lalulintas
barang, karakteristik barang (Jenis dan Volume, tujuan, ukuran dan tipe kapal)
yang bisa melalui kawasan.
Analisa lalulintas barang terdiri dari:
• Hubungan antara pelabuhan dengan jaringan angkutan barang yang
melayani sekitar kawasan.
• Analisa kualitas dan kuantitas angkutan barang di kawasan
• Rencana pengembangan terhadap ukuran kapal yang bisa dilayani oleh
kawasan.
ANALISA PERMINTAAN ARUS BARANG

Proyeksi lalulintas kapal dan barang yang akan dilayani oleh Pelabuhan
Buton disebabkan oleh 4 (empat) hal penting yang utama yaitu:

1. Reposisi Fungsi Sungai Siak


Setelah dibangun jembatan siak yang tingginya hanya sekitar 23m, telah
menyebabkan kapal yang melintasi Sungai Siak telah menurun, karena
kapal yang mempunyai bobot 1000 DWT ke atas tidak bisa lagi melintas di
aliran sungai Siak

2. Pengalihan Muatan Ekspor yang dikirim melaui pelabuhan lain


Data volume ekspor yang dimuat dari Pelabuhan yang berada di Kabupaten
Siak pada tahun 2010 tidak terdapat jenis barang Minyak Kelapa Sawit,
padahal produksi Kelapa Sawit yang ada di Kabupaten Siak cukup besar
dengan volume sebesar 3.380.303.990 Kg. Hal ini menunjukan bahwa
komoditas tersebut dikirim ke luar negeri melalui pelabuhan lain, karena di
Kabupaten Siak belum terdapat pelabuhan yang bisa melayani angkutan
minyak kelapa sawit
ANALISA PERMINTAAN ARUS BARANG

3. Rencana akan dibangun Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB)


Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) merupakan kawasan
penyangga yang akan menjadi penyuplai terbesar terhadap kegiatan
Pelabuhan Tanjung Buton, terutama untuk muatan barang dengan
Container. Karena KITB direncanakan untuk dibangun dengan tujuan
memproduksi cargo contenarized.

4. Kapasitas Pelabuhan Dumai


Pelabuhan Dumai pada saat ini sudah mengalami penumpukan kapal
sandar, dengan semakin meningkatnya arus kunjungan kapal,
sementara itu dermaga Pelabuhan dumai masih belum dikembangkan,
maka kapal yang akan sandar harus antri sampai kebagian dermaga
untuk sandar. Rata-rata waktu tunggu kapal tersebut adalah untuk
Kapal CPO menunggu rata-rata 3 hari, sedangkan untuk kapal cargo
curah umum harus menunggu 5 – 6 hari.
ANALISA PERMINTAAN ARUS BARANG

Rekapitulasi
• Gambaran Kenaikan Volume Arus Barang menurut kelompok
komoditi dari Kabupaten Siak sampai dengan 20 tahun kedepan,
dimana dasar yang digunakan adalah angka tahun 2010, dengan
kenaikan rata-rata 6 – 15% per tahun nya.
• Dari gambaran kenaikan volume barang yang aakan dihasilkan
tersebut, bisa dipredeksi berapa jumlah kapal yang akan datang ke
pelabuhan untuk mengangkut barang tersebut baik untuk angkutan
lokal ataupun luar negeri.
• Khusus untuk kapal container, Pelabuhan Buton bisa dimasuki kapal
container dengan jenis feeder, dengan kapasitas angkut sampai 3000
Teus (Twenty Equivalent Unit) atau container ukuran 20 Feet
PROYEKSI VOLUME BARANG DAN CALL KAPAL

UNTUK KAPAL CURAH / BEAKBULK

KOMODITAS V O L U M E D A L A M T O N
2010 2013 2014 2015 2016 2017 2022 2027 2032
Kertas dan Barang dari Kertas 1,345,830 2,046,839 2,169,649 2,299,828 2,437,818 2,584,087 7,200,527 14,482,832 29,130,148
Bahan Kertas 1,586,967 2,413,578 2,558,393 2,711,896 2,874,610 3,047,087 8,490,670 17,077,771 34,349,497
Hasil Industri Lainnya 304 462 490 519 550 583 1,626 3,271 6,580
Minyak Kelapa Sawit 3,380,304 5,141,020 5,449,481 5,776,450 6,123,037 6,490,419 18,085,472 36,376,344 73,165,820
Logam Tidak Mulia Lainnya 5 8 8 9 10 10 27 54 108
Batu Bara 176,989 269,178 285,329 302,448 320,595 339,831 946,935 1,904,625 3,830,882
Besi / Baja 0.006 0.009 0.010 0.010 0.011 0.011 0.032 0.065 0.130
Alat Listrik 0.439 0.668 0.708 0.751 0.796 0.843 2.349 5 10
Lonceng Arloji 0.074 0.113 0.120 0.127 0.135 0.143 0.396 0.796 1.602
Lainnya 78,726 119,732 126,916 134,531 142,603 151,159 421,204 847,191 1,704,004
TOTAL 6,569,126 9,990,818 10,590,267 11,225,683 11,899,224 12,613,177 35,146,464 70,692,094 142,187,051

Kapal Prosentase 2013 2014 2015 2016 2017 2022 2027 2032

DWT 6000 Ton 30% 530 561 595 631 1,757 3,535 7,109
DWT 10.000 - 20.000 30% 318 337 357 378 1,054 2,121 4,266
DWT 30.000 40% 141 150 159 168 469 943 1,896
JUMLAH KAPAL 988 1,048 1,111 1,177 3,280 6,598 13,271
PROYEKSI VOLUME BARANG DAN CALL KAPAL

UNTUK KAPAL CONTAINER

URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2029 2033

Luas Kawasan Industri (Ha) 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 3,000 3,000 3,000 3,000 4,500 4,500
Tingkat Produktifitas(Ton /Ha) 300 300 300 400 400 500 500 750 750 750 750 1,000
Produksi Barang Ton 600,000 600,000 600,000 800,000 800,000 1,000,000 1,500,000 2,250,000 2,250,000 2,250,000 3,375,000 4,500,000
- Tujuan Domestik 30%
Volume (Ton) 180,000 180,000 180,000 240,000 240,000 300,000 450,000 675,000 675,000 675,000 1,012,500 1,350,000
Jumlah Container (1 Teus = 16 Ton) 11,250 11,250 11,250 15,000 15,000 18,750 28,125 42,188 42,188 42,188 63,281 84,375
- Tujuan Luar Negeri 70%
Volume (Ton) 420,000 420,000 420,000 560,000 560,000 700,000 1,050,000 1,575,000 1,575,000 1,575,000 2,362,500 3,150,000
Jumlah Container (1 Teus = 16 Ton) 26,250 26,250 26,250 35,000 35,000 43,750 65,625 98,438 98,438 98,438 147,656 196,875

TOTAL CONTAINER (Teus) 37,500 37,500 37,500 50,000 50,000 62,500 93,750 140,625 140,625 140,625 210,938 281,250
PERKIRAAN DARI LUAR KIB 15,000 15,000 15,000 20,000 20,000 25,000 37,500 56,250 56,250 56,250 84,375 112,500

JUMLAH CALL KAPAL 35 35 35 47 47 58 88 131 131 131 197 263


PROYEKSI VOLUME BARANG DAN CALL KAPAL

PERKIRAAN KUNJUNGAN KAPAL


KUNJUNGAN KAPAL / CALL
TAHUN JUMLAH
BULK CONTAINER
2014 830 26 856
2015 879 26 905
2016 932 26 958
2017 988 26 1,014
2018 988 35 1,023
2019 988 35 1,023
2020 988 44 1,032
2021 988 66 1,054
2022 2,753 98 2,851
2023 2,753 98 2,851
2024 2,753 98 2,851
2025 2,753 98 2,851
2026 2,753 98 2,851
2027 5,538 98 5,636
2028 5,538 98 5,636
2029 5,538 148 5,686
2030 5,538 148 5,686
2031 5,538 148 5,686
2032 11,138 148 11,286
2033 11,138 197 11,335
PROYEKSI VOLUME BARANG DAN CALL KAPAL
PERKIRAAN DATA BONGKAR MUAT BARANG CURAH
DATA BONGKAR MUAT (Kg)
TAHUN
MUAT BONGKAR JUMLAH
2014 11,489,442 8,042,609 19,532,051
2015 13,212,858 9,249,001 22,461,859
2016 15,194,787 10,636,351 25,831,138
2017 17,474,004 12,231,803 29,705,807
2018 20,095,105 14,066,574 34,161,679
2019 23,109,371 16,176,560 39,285,931
2020 26,575,777 18,603,044 45,178,821
2021 30,562,143 21,393,500 51,955,643
2022 35,146,465 24,602,526 59,748,991
2023 40,418,434 28,292,904 68,711,338
2024 46,481,199 32,536,839 79,018,038
2025 53,453,379 37,417,365 90,870,744
2026 61,471,386 43,029,970 104,501,356
2027 70,692,094 49,484,466 120,176,560
2028 81,295,908 56,907,136 138,203,044
2029 93,490,294 65,443,206 158,933,500
2030 107,517,838 75,262,487 182,780,325
2031 123,640,914 86,548,640 210,189,554
2032 142,187,051 99,530,936 241,717,987
2033 163,515,109 114,460,576 277,975,685
PROYEKSI VOLUME BARANG DAN CALL KAPAL
PERKIRAAN DATA BONGKAR MUAT CONTAINER
DATA CONTAINER (Teus)
TAHUN
MUAT BONGKAR JUMLAH
2015 600,000 420,000 1,020,000
2016 600,000 420,000 1,020,000
2017 600,000 420,000 1,020,000
2018 800,000 560,000 1,360,000
2019 800,000 560,000 1,360,000
2020 1,000,000 700,000 1,700,000
2021 1,500,000 1,050,000 2,550,000
2022 2,250,000 1,575,000 3,825,000
2023 2,250,000 1,575,000 3,825,000
2024 2,250,000 1,575,000 3,825,000
2025 2,250,000 1,575,000 3,825,000
2026 2,250,000 1,575,000 3,825,000
2027 2,250,000 1,575,000 3,825,000
2028 2,250,000 1,575,000 3,825,000
2029 3,375,000 2,362,500 5,737,500
2030 3,375,000 2,362,500 5,737,500
2031 3,375,000 2,362,500 5,737,500
2032 3,375,000 2,362,500 5,737,500
2033 3,375,000 2,362,500 5,737,500
2034 4,500,000 3,150,000 7,650,000
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Didalam analisa kelayakan suatu proyek secara finansial atau perhitungan


keuangan, diperlukan prediksi atau perkiraan dari pendapatan dan biaya yang
akan terjadi, sehingga Profit atau Laba yang diharapkan setelah pelabuhan
berjalan bisa diketahui.
Komponen pendapatan yang menjadi penghasilan pelabuhan antara lain :
1. Jasa labuh kapal dihitung per call / kunjungan
2. Jasa tambat kapal dihitung per GT / Etmal atau per 24 jam
3. Jasa Pandu kapal dihitung setiap pergerakan per kapal
4. Jasa Tunda dihitung per jam per kapal
5. Jasa Bongkar Muat Barang dihitung per kg atau per m3 barang
6. Jasa Gudang penyimpanan dihitung per kg atau per m3 per hari
7. Jasa penumpukan barang di lapangan penumpukan dihitung per m3 per hari
8. Jasa sewa peralatan dan gedung
9. Pendapatan Retribusi dan Pas Pelabuhan
10. Pendapatan lain-lain
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Biaya suatu Pelabuhan yang harus dikeluarkan oleh BUP bisa


dikelompokkan menjadi Beban Operasional dan Biaya Umum dan
Overhead serta biaya lain-lain.

Komponen biaya pelabuhan antara lain :


1.Biaya Operasional Pelabuhan
2.Biaya Buruh
3.Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan
4.Biaya Asuransi
5.Biaya Penyusutan dan Amortisasi
6.Biaya Sewa
7.Biaya Umum dan Overhead Perusahaan
8.Biaya Lain-lain
9.Biaya Pegawai
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
PERKIRAAN LAPORAN PENDAPATAN
KUNJUNGAN PENDAPATAN DARI KAPAL JASA BONGKAR CONTAINER JASA BONGKAR TOTAL
TAHUN TONASE BARANG
KAPAL MUAT (TEUS) MUAT PENDAPATAN
JASA LABUH JASA TAMBAT JASA TUGBOAT (Kg)

2014 856 2,163,283,200 279,192,960 2,329,009,080 19,532,051 25,450,262,974 1,020,000 50,749,080,000 80,970,828,214
2015 905 2,287,116,000 295,174,800 2,462,328,525 22,461,859 29,267,801,756 1,020,000 50,749,080,000 85,061,501,081
2016 958 2,421,057,600 312,461,280 2,606,531,190 25,831,138 33,657,972,684 1,020,000 50,749,080,000 89,747,102,754

2017 1014 2,562,580,800 330,726,240 2,758,896,270 29,705,807 38,706,666,260 1,360,000 67,665,440,000 112,024,309,570
2018 1023 2,585,325,600 333,661,680 2,783,383,515 34,161,679 44,512,667,086 1,360,000 67,665,440,000 117,880,477,881

2019 1023 2,585,325,600 333,661,680 2,783,383,515 39,285,931 51,189,567,702 1,700,000 84,581,800,000 141,473,738,497
2020 1032 2,608,070,400 336,597,120 2,807,870,760 45,178,821 58,868,003,633 2,550,000 126,872,700,000 191,493,241,913
2021 1054 2,663,668,800 343,772,640 2,867,728,470 51,955,643 67,698,202,959 3,825,000 190,309,050,000 263,882,422,869
2022 2851 7,205,047,200 929,882,160 7,757,015,055 59,748,991 77,852,934,622 3,825,000 190,309,050,000 284,053,929,037
2023 2851 7,205,047,200 929,882,160 7,757,015,055 68,711,338 89,530,873,153 3,825,000 190,309,050,000 295,731,867,568

2024 2851 7,205,047,200 929,882,160 7,757,015,055 79,018,038 102,960,503,905 3,825,000 190,309,050,000 309,161,498,320
2025 2851 7,205,047,200 929,882,160 7,757,015,055 90,870,744 118,404,579,823 3,825,000 190,309,050,000 324,605,574,238
2026 2851 7,205,047,200 929,882,160 7,757,015,055 104,501,356 136,165,267,129 3,825,000 190,309,050,000 342,366,261,544
2027 5636 14,243,299,200 1,838,237,760 15,334,456,980 120,176,560 156,590,057,419 3,825,000 190,309,050,000 378,315,101,359
2028 5636 14,243,299,200 1,838,237,760 15,334,456,980 138,203,044 180,078,565,811 5,737,500 285,463,575,000 496,958,134,751
2029 5686 14,369,659,200 1,854,545,760 15,470,497,230 158,933,500 207,090,350,239 5,737,500 285,463,575,000 524,248,627,429
2030 5686 14,369,659,200 1,854,545,760 15,470,497,230 182,780,325 238,162,762,954 5,737,500 285,463,575,000 555,321,040,144
2031 5686 14,369,659,200 1,854,545,760 15,470,497,230 210,189,554 273,876,988,601 5,737,500 285,463,575,000 591,035,265,791
2032 11286 28,521,979,200 3,681,041,760 30,707,005,230 241,717,987 314,958,536,670 5,737,500 285,463,575,000 663,332,137,860
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
PERKIRAAN LAPORAN RUGI LABA
TOTAL BIAYA BIAYA ADM &
TAHUN LABA BERSIH
PENDAPATAN OPERASIONAL PEMASARAN

2014 80,970,828,214 48,582,496,929 8,097,082,821 24,291,248,464


2015 85,061,501,081 51,036,900,648 8,506,150,108 25,518,450,324
2016 89,747,102,754 53,848,261,652 8,974,710,275 26,924,130,826

2017 112,024,309,570 67,214,585,742 11,202,430,957 33,607,292,871


2018 117,880,477,881 70,728,286,728 11,788,047,788 35,364,143,364

2019 141,473,738,497 84,884,243,098 14,147,373,850 42,442,121,549


2020 191,493,241,913 114,895,945,148 19,149,324,191 57,447,972,574
2021 263,882,422,869 158,329,453,722 26,388,242,287 79,164,726,861
2022 284,053,929,037 170,432,357,422 28,405,392,904 85,216,178,711
2023 295,731,867,568 177,439,120,541 29,573,186,757 88,719,560,271

2024 309,161,498,320 185,496,898,992 30,916,149,832 92,748,449,496


2025 324,605,574,238 194,763,344,543 32,460,557,424 97,381,672,271
2026 342,366,261,544 205,419,756,926 34,236,626,154 102,709,878,463
2027 378,315,101,359 226,989,060,816 37,831,510,136 113,494,530,408
2028 496,958,134,751 298,174,880,850 49,695,813,475 149,087,440,425
2029 524,248,627,429 314,549,176,458 52,424,862,743 157,274,588,229
2030 555,321,040,144 333,192,624,086 55,532,104,014 166,596,312,043
2031 591,035,265,791 354,621,159,475 59,103,526,579 177,310,579,737
2032 663,332,137,860 397,999,282,716 66,333,213,786 198,999,641,358
2033 806,003,578,221 483,602,146,933 80,600,357,822 241,801,073,466
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
REKAPITULASI
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Pengadaan Barang/Jasa : Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Buton
Lokasi : Tanjung Buton Kabupaten Siak
Sumber Dana :
Tahun Anggaran :

Uraian Pekerjaan Jumlah

A. TAHUN ANGGARAN 2012

A.1 PEMBANGUNAN CAUSWAY

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 476,919,200

II. REKLAMASI UNTUK AREA KERJA ( 50m x 50 m) Rp 4,842,117,575

III. CAUSEWAY (142m x 6 m) Rp 7,959,198,769

IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp 28,250,000

JUMLAH Rp 13,306,485,545

PPN 10% Rp 1,330,648,554

TOTAL Rp 14,637,000,000

PENGAWASAN SUPERVISI Rp 363,000,000

SUB TOTAL A.1 Rp 15,000,000,000

A.2 PEMBANGUNAN TRESTILE (100 m x 6 m) + PEMANCANGAN TIANG

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 941,965,000

II. PEMBANGUNAN TRESTILE ( 100 m x 6 m ) + PEMANCANGAN TIANG 10 TTK Rp 17,709,271,134

III. PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp 89,750,000

JUMLAH Rp 18,740,986,134

PPN 10% Rp 1,874,098,613

TOTAL (PEMBULATAN) Rp 20,615,084,000

PENGAWASAN SUPERVISI Rp 721,527,940

SUB TOTAL A.2 Rp 21,336,611,000


ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
B. LANJUTAN PEKERJAAN REKLAMASI DAN CAUSEWAY

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 2,170,719,200

II. REKLAMASI 200.000 m2 Rp 118,542,364,602

III. CAUSEWAY (358 m x 6 m) Rp 19,726,274,258

IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp 230,000,000

JUMLAH Rp 140,669,358,059

PPN 10% Rp 14,066,935,806

TOTAL Rp 154,736,293,865

PENGAWASAN SUPERVISI Rp 3,868,407,347

SUB TOTAL B Rp 158,604,701,000

C. PEKERJAAN DERMAGA (140m x 12m) DAN TRESTILE (100m x 6m) + PEMANCANGAN TIANG 4 BUAH

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 1,895,365,000

II. PEMBANGUNAN TRESTILE ( 50 m x 6 m ) + PEMANCANGAN TIANG 12 TTK Rp 39,822,382,039

III. PEMBANGUNAN DERMAGA ( 140 m x 12 m) Rp 27,615,206,073

IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp 89,750,000

JUMLAH Rp 69,422,703,112

PPN 10% Rp 6,942,270,311

TOTAL (PEMBULATAN) Rp 305,459,892,000

PENGAWASAN SUPERVISI Rp 10,691,096,220

SUB TOTAL C Rp 316,150,988,000

D. PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG WILAYAH DARAT (DANA APBD 2012)

I. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN DAN LAIN-LAIN Rp 335,279,028,000

JUMLAH Rp 335,279,028,000

PPN 10% Rp 33,527,902,800

TOTAL (PEMBULATAN) Rp 368,806,930,000

PENGAWASAN SUPERVISI Rp 12,908,242,550

SUB TOTAL D (DIBULATKAN) Rp 381,715,172,000

GRAND TOTAL ( A + B + C + D ) Rp 892,807,472,000

Terbilang : Delapan Ratus Sembilan Puluh Dua Milyar Delapan Ratus Tujuh Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Dua
Ribu Rupiah
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisa BREAK EVEN POINT (BEP)


Analisa Break Even Point merupakan analisa pengembalian
investasi didasarkan kepada pendapatan yang diperoleh. Atau
BEP adalah TOTAL KEUNTUNGAN – NILAI INVESTASI = 0
Analisa BEP untuk Pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton adalah
sebagai berikut :

1.BIAYA INVESTASI Rp. 892.807.472.000


2.BEBAN SELAMA 2 TAHUN Rp. 12.192.528.000
3.TOTAL INVESTASI Rp. 905.000.000.000
(Sembilan Ratus Lima Milyar Rupiah)
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Perhitungan Break Even Point

T A H U N K E
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
INVESTASI 905,000,000,000
LABA BERSIH 24,291,248,464 25,518,450,324 26,924,130,826 33,607,292,871 35,364,143,364 42,442,121,549 57,447,972,574 79,164,726,861

DEFISIT 880,708,751,536 855,190,301,212 828,266,170,385 794,658,877,514 759,294,734,150 716,852,612,601 659,404,640,027 580,239,913,166

T A H U N K E
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
INVESTASI
LABA BERSIH 85,216,178,711 88,719,560,271 92,748,449,496 97,381,672,271 102,709,878,463 113,494,530,408 136,575,976,523 146,504,019,669

DEFISIT 495,023,734,455 406,304,174,185 313,555,724,689 216,174,052,418 113,464,173,955 (30,356,453) (136,606,332,976) (283,110,352,645)


ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Perhitungan Break Even Point (BEP) :


Laba Bersih dari tahun 2014 s/d tahun 2027 sebesar Rp. 905.030.356.453
Total Investasi Rp. 905.000.000.000
SELISIH Rp. ( 30.356.453)

Hal ini menunjukan bahwa nilai investasi sebesar Rp. 905 Milyar dapat
dikembalikan dalam kurun waktu 13 tahun, karena pada tahun ke 14
selisih Laba dikurangi dengan investasi menunjukan angka Rp.
30.356.453

Jadi Break Even Point (BEP) bisa dicapai dalam waktu 13 tahun
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Tabel Perhitungan NVP dan IRR


THN KE INVESTASI BENEFIT NET BENEFIT
1 905,000,000,000 (905,000,000,000)
2 24,291,248,464
3 25,518,450,324
4 26,924,130,826
5 33,607,292,871
6 35,364,143,364
7 42,442,121,549
8 57,447,972,574
9 79,164,726,861
10 85,216,178,711
11 88,719,560,271
12 92,748,449,496
13 102,709,878,463
14 113,494,530,408
15 136,575,976,523
16 146,504,019,669
17 156,969,988,565
18 168,942,925,849
19 186,443,862,845
20 202,519,181,034
900,604,638,667
NPV 147,256,054,998

IRR 16.666%
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa analisa proyek selama 20 tahun


adalah ;

DISCOUNT RATE yang berlaku 11%

NPV = 147.256.054.998 atau NPV > 0


IRR = 16,66% atau IRR > 11 %
(suku bunga bank yang berlaku)

Kesimpulan dari analisa finansial ini terhadap proyek pembangunan


Pelabuhan Tanjung Buton adalah : Proyek PEMBANGUNAN
PELABUHAN TANJUNG BUTON adalah LAYAK untuk
DILAKSANAKAN pembangunannya, dengan memperhatikan kelayakan
teknis.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

 Dari hasil Analisa Kelayakan Sosial Ekonomi, pembangunan Pelabuhan


Tanjung Buton di Kabupaten Siak sangat layak untuk dilaksanakan,
mengingat keberadaan pelabuhan tersebut akan memberikan dampak
yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi Kabupaten Siak itu
sendiri, disamping itu keberadaan pelabuhan Tanjung Buton akan
memberikan manfaat yang besar baik bagi Pengguna Jasa Pelabuhan,
Pemerintah Daerah, Pengusaha Pelabuhan dan juga masyarakat sekitar
pelabuhan.

 Hasil Analisa Finansial juga menunjukan bahwa pembangunan Pelabuhan


Tanjung Buton adalah layak untuk dilaksanakan karena dari hasil analisa
didapat nilai BEP, NPV dan IRR yang menunjukan angka positip, dimana

BEP bisa dicapai hanya dalam kurun waktu 13 tahun saja


NPV dengan tingkat suku bunga 11% menunjukan angka positif atau NPV > 0,
begitu juga dengan nilai IRR = 16,66% yang hasilnya lebih besar dari suku
bunga yang berlaku.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Beberapa saran yang direkomendasikan kepada pemerintah ataupun pihak


yang akan melaksanakan pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton adalah
sebagai berikut :

 Diperlukan kajian yang lebih mendalam lagi terhadap potensi daerah


Hinterland Pelabuhan Tanjung Buton, agar bisa diketahui potensi yang
terdapat di daerah hinterland, yang nantinya akan menjadi dasar
pembuatan budgeting pada saat Pelabuhan sudah beroperasi.

 Sebelum dilaksanakan pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton


hendaknya dilakukan juga kajian ulang (review) terhadap Kajian Master
Plan ataupun Rencana Induk Pelabuhan, agar didalam pembangunan
pelabuhan nantinya tidak menyimpang dari Rencana Induk Pelabuhan
Tanjung Buton

Anda mungkin juga menyukai