Perencanaan Pelabuhan
Lecturer : Riyan Benny Sukmara, ST., MT. (2 credit, 6th meeting)
ALUR PELAYARAN
Entrance Channel
Daerah pendekatan h = 0
Daerah alur masuk 0 < h < H
dengan perbandingan h/H < 0,4
Saluran h > H
Keterangan Gambar :
1. Kapal
2. Kapal tunda
3. alur pelayaran
4. kolam putar
5. pemecah gelombang (breakwater)
𝑯=𝒅+𝑮+𝑹+𝑷+𝑺+𝑲
Dimana :
d = draft kapal
G = gerak vertikal kapal karena gelombang
dan squat
R = ruang bebas bersih
P = Ketelitian pengukuran
S = pengendapan sedimen antara dua
pengerukan
K = toleransi pengerukan
Draft Kapal
Draft kapal tergantung pada karakteristik kapal terbesar yang
menggunakan pelabuhan, muatan yang diangkut, dan juga sifat-
sifat air, seperti : berat jenis air, salinitas dan temperatur.
Nilai draft kapal dapat dilihat pada Tabel 6.1 ditambah dengan
angka koreksi minimum sebesar 0,3m.
Squat
Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang
disebabkan oleh kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan
berdasarkan dimensi dan kecepatan kapal dan kedalaman air.
Squat
Besarnya nilai squat dapat
dihitung dengan perumusan
berikut yang didasarkan pada
hasil percobaan laboratorium
(Triatmodjo, Bambang (1986) Hal, 114) : dimana:
Δ = Volume air yang dipindahkan (m3)
Lpp = panjang garis air
∆ 𝑭𝒓 𝟐 Fr = Froude Number
𝒛 = 𝟐, 𝟒 𝟐
.
𝑳𝒑𝒑 = 𝑉 𝑔ℎ
𝟏 − 𝑭𝒓 𝟐 V = Kecepatan (m/s)
g = Perepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman air (m)
ALUR PELAYARAN
Entrance Channel
Lebar alur pelayaran diukur dari sisi-sisi miring saluran dan pada kedalaman
kapal rencana, hal tersebut terpengaruh oleh beberapa faktor, yaitu :
1) lebar, kecepatan, dan gerakan kapal
2) traffic kapal (1 jalur atau 2 jalur)
3) kedalaman alur
4) apakah alur sempit atau lebar
5) stabilitas tebing alur
6) angin, gelombang, arus, dan arus melintang dalam alur.
Tidak ada perumusan yang eksplisit dalam perhitungan lebar alur, sehingga
lebar alur ditentukan berdasarkan :
Jika satu jalur (tidak bersimpangan) lebar alur = 4 kali lebar kapal
Jika bersimpangan, maka lebar alur = 6 – 7 kali lebar kapal.
ALUR PELAYARAN
Entrance Channel
Adapun cara lain menentukan lebar alur pelayaran adalah berdasarkan tabel
yang diberikan oleh OCDI (1991) :
Lebar Alur
No. Panjang Alur Kondisi Pelayaran
1
Relatif Kapal sering bersimpangan 2Loa
Kapal tidak sering
2 Panjang bersimpangan
1,5Loa
3
Selain dari Kapal sering bersimpangan 1,5Loa
Kapal tidak sering
4 alur diatas bersimpangan
Loa
ALUR PELAYARAN
Entrance Channel
Dalam perencanaan alur pelayaran, maka sedapat mungkin trase alur pelayaran
merupakan garis lurus, apabila hal tersebut tidak memungkinkan maka trase
direncanakan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti : kondisi
tanah dasar laut, kondisi pelayaran (arus, gelombang, angin), peralatan bantu
dan pertimbangan ekonomis.
Katerangan : Syarat :
R = jari-jari belokan R ≥ 3L untuk α < 25o
L = panjang kapal R ≥ 5L untuk 25o < α < 35o
α = sudut belokan R ≥ 10L untuk α > 35o
ALUR PELAYARAN
Entrance Channel
KOLAM PELABUHAN
Kolam pelabuhan harus cukup tenang dan mempunyai luasan yang cukup dan
kedalaman yang cukup, sehingga memungkinkan kapal untuk berlabuh dengan
aman.
Tabel 2.3 Luas Kolam untuk Tambatan
KOLAM PELABUHAN
KATENANGAN PELABUHAN
Pada saat bongkar muat, maka tinggi gelombang pada pelabuhan harus
seminimum mungkin, adapun tinggi gelombang kritis pada saat kapal bongkar
muat ditentukan berdasarkan, jenis kapal, ukuran dan kondisi bongkar muat.