Anda di halaman 1dari 171

..

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INOONESIA
KEPUTUSAN MENTER! PERHUBLJNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 22 TAHUN 2021
TEI'!TJ\NG
RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNG PERAK DAN SEKITARNYA
SECARA TERINTEGRASI PROVINS! JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! PERHUBUNGAN" RB?U.BLTK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17


Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 64 Tahun 2015, setiap pelabuhan wajib memiliki
Rencana Induk Pelabuhan;
b. bahwa Rencana lnduk Pelabuhan untuk Pelabuhan
Utama dan Pelabuhan Pengumpul ditetapkan oleh
Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu mendapat
rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota
mengenai kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Kabupaterr/Kota;
c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak dan
Sekitarnya Secara "I'erintegrasi telah ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Perh uburigan Nomor KP 783 Tahun
201 7 ten tang Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak
dan Sekitarnya Secara Terintegrasi Provinsi Jawa Timur;

d. bahwa ...
d. bahwa sehubungan dengan adanya penyesuaian
perencanaan pengembangan khususnya di Terminal
Teluk Lamong terkait pembangunan fasilitas Terminal
LNG untuk mengakomodasi kebutuhan gas di wilayah
Provinsi Jawa Timur, penambahan Alur Pelayaran Timur
Surabaya (APTS) sesuai Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KP 821 Tahun 2018 tentang Penetapan Alur
Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas dan
Daerah Labuh Kapal Sesuai dengan Kepentingannya di
Alur Pelayaran Timur Surabaya serta memperhatikan
kesesuaian rencana pengembangan seluruh pelabuhan
dan/ a tau terminal terhadap rencana pengembangan
wilayah Provinsi Jawa Timur, maka dipandang perlu
untuk dilakukan tinjauan dan kaji ulang (reviu) terhadap
Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya
Secara Terintegrasi;
e. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak dan
Sekitarnya Secara Terintegrasi Provinsi Jawa Timur
disusun dengan telah memperhatikan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah
Provirisi Jawa Timur, Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Surabaya, Ka bu paten Gresik dan
Ka bu paten Bangkalan, keserasian dan
keseimbangan · dengan kegiatan lain terkait
di lokasi Peiabuhan Tanjung Perak dan
Sekitarnya Secara Terintegrasi, kelayakan teknis,
ekonomis dan lingkungan serta keamanan
dan keselamatan lalu lintas kapal;

f. bahwa ...
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta
untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan
pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya
Secara Terintegrasi Provinsi Jawa Timur, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya
Secara Terintegrasi, Provinsi Jawa Timur.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementcrian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

5. Peraturan Menteri ...


5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nornor
1183);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 311) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 146
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 ten tang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1867);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122
Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

Memperhatikan: 1. Rekomendasi Gubernur Jawa Timur Nomor


050/ 10408/202.6/2014 tanggal 24 Oktober 2014 perihal
Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tanjung
Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi;
2. Rekomendasi Bupati Gresik Nomor
050/289/437.71/2012 tangga.1 9 April 2012 perihal
Permohonan Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan
(RIP) Tanjung Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi;

3. Rekomendasi ...
3. Rekomendasi Walikota Surabaya Nomor
552.3/4941/436.7.1 /2015 tanggal 25 September 2015
perihal Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan (RIP)
Tanjung Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi;
4. Rekomendasi Bupati Bangkalan Nomor
050/427 /433.201/2016 tanggal 11 Februari 2016 perihal
Rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA
IND UK PELABUHAN TANJUNG PERAK DAN SEKITARNY A
SECARA TERINTEGRASI PROVINS! JAWA TIMUR

PERTAMA Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak dan


Sekitarnya Secara Terintegrasi, Provinsi Jawa Timur, sebagai
pedoman dalam pembangunan, pengoperasian, pengembangan
pelabuhan dan penentuan batas-batas Daerah Lingkungan
Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi.

KEDUA Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada


Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi
yang meliputi pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan
kegiatan ekonomi dan pemerintahan lainnya, serta
pengembangannya sesuai Rencana Induk Pelabuhan Tanjung
Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi, dibutuhkan areal
daratan seluas 2.174,29 Ha dan areal perairan seluas
88.158,02 Ha, terdiri atas:

a. areal ...
a. areal daratan eksisting Pelabuhan Tanjung Perak dan
Sekitarnya Secora Terintegrasi seluas 801,5 Ha terdiri
atas:
1. areal daratan eksisting di Pelabuhan Tanjung Perak
seluas 540,88 Ha;
2. areal daratan eksisting di Pelabuhan Gresik seluas
70,38 Ha;
3. areal daratan eksisting di Terminal Teluk Lamong
seluas 67 ,5 Ha;
4. areal daratan eksisting di Terminal Manyar seluas
113,6 Ha;
5. areal daratan eksisting di Terminal PT Siam Maspion
Terminal seluas 9,06 Ha.

b. areal daratan pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak


dan Sekitarnya Secara Terintegrasi seluas 1414 Ha,
terdiri atas:
1. areal pengembangan di Pelabuhan Tanjung Perak
seluas 5,29 Ha;
2. areal pengembangan di Pelabuhan Gresik seluas
2,2 Ha;
3. areal pengembangan di Terminal Teluk Lamong
seluas 337 ,36 Ha;
4. areal pengembangan di Terminal Manyar seluas
494,05 Ha;
5. areal pengembangan di Terminal Tanjung
Bulupandan seluas 455,45 Ha;
6. areal pengembangan di Terminal Socah seluas
87,58 Ha;
7. areal pengembangan di Terminal PT Siam Maspion
Terminal seluas 33,06 Ha.

c. areal ...
c. areal perairan Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya
Secara Terintegrasi, seluas 88.158,02 Ha, terdiri atas:
1) areal alur pelayaran seluas 1. 733,30 Ha;
2) areal perairan Pelabuhan Tanjung Perak, Terminal
Teluk Lamong, Terminal Socah dan Terminal Tanjung
Bulupandan seluas 2.239,68 Ha, terdiri atas:
a) areal tempat labuh seluas 2.079 Ha;
b) areal tempat sandar seluas 45, 18 Ha;
c) areal kolam putar seluas 111,5 Ha.
3) areal perairan Pelabuhan Gresik dan Terminal
Manyar dan Terminal PT Siam Maspion Terminal
seluas 1.372,49 Ha, terdiri atas:
a) areal tempat labuh kapal seluas 1.296 Ha;
b) areal tempat sandar seluas 14,19 Ha;
c) areal kolam putar seluas 62,3 Ha;
4) areal alih muat kapal seluas 85 Ha;
5) areal perbaikan kapal seluas 13 Ha;
6) areal keperluan darurat seluas 11,45 Ha;
7) areal percobaan berlayar seluas 80 Ha;
8) areal kapal mati seluas 11 Ha;
9) areal periunjang keselamatan pelayaran seluas
58.691,44 Ha.

KETIGA Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas


Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa kepelabuhanan
dilakukan berdasarkan perkembangan angkutan laut, sebagai
berikut:

a. jangka pendek ...


a. jangka pendek, dari Tahun 2019 sampai dengan
Tahun 2023;
b. jangka menengah, dari Tahun 2019 sampai dengan
Tahun 2028; dan
c. jangka panjang, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun
2038;

dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KEEMPAT Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya


Secara Terintegrasi menyusun dokumen desain teknis untuk
pelaksanaa.n pembangunan dan pengembangan fasilitas
Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya Secara Terintegrasi.

KELI MA Fasilitas Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya Secara


Terintegrasi yang direncanakan untuk dibangun dan
dikembangkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri mi, dilaksanakan dengan mempertimbangkan
prioritas kebutuhan, tingkat penggunaan fasilitas pelabuhan
yang sudah terbangun dan kemampuan pendanaan sesuai
peraturan perundang-undangan serta wajib dilakukan dengan
memperhatikan aspek lingkungan, didahului dengan studi
lingkungan.

KEENAM: ...
KEENAM Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk
keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan,
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
lainnya serta pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak dan
Sekitarnya Secara Terintegrasi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.

KETUJUH Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat areal yang
dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya harus didasarkan
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEDELAPAN Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak dan Sekitarnya


Secara Terintegrasi dapat ditinjau dan dikaji ulang 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai kebutuhan.

KESEMBILAN : Dengan berlakunya Keputusan Menteri Perhubungan mi,


maka Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 783
Tahun 2017 ten tang Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Perak
dan Sekitarnya Secara Terintegrasi dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

KESEPULUH: ...
KESEPULUH Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan
dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan
Menteri ini.

KESEBELAS Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Di tetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Januari 2021

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARY A SUMADI

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Perdagangan;
7. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
8. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
9. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
10. Gubernur Jawa Timur;
11. Bupati Gresik;
12. Bupati Bangkalan;
13. Walikota Surabaya;
14. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
15. Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak;
16. Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak;
1 7. Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik.

...

I HERPRIARSONO

Anda mungkin juga menyukai