Anda di halaman 1dari 87

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR KM 199 -, TAHUN 2020
TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARE
PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17


Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 64 Tahun 2015, setiap pelabuhan wajib memiliki
Rencana Induk Pelabuhan;
b. bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk Pelabuhan
Utama dan PelabuhanPengumpul ditetapkan oleh
Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu mendapat
rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota
mengenai kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Kabupaten/Kota;
c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Parepare Provinsi
Sulawesi Selatan disusun dengan telah memperhatikan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Parepare, keserasian dan
keseimbangan dengan kegiatan lain terkait
di lokasi Pelabuhan Parepare, kelayakan teknis,
ekonomis dan lingkungan seria keamanan
dan keselamatan lalu lintas kapal;

d. bahwa ...
- 2 -

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta
untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan
pengembangan Pelabuhan Parepare, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk
Pelabuhan Parepare Provinsi Sulawesi Selatan.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36


Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1183);

6. Peraturan Menteri ...


-3 -

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51


Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 311) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 146
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1867);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122
Tahun 2018 tentang Organi sasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

Memperhatikan: 1. Surat Gubernur Sulawesi Selatan Nomor


552.3/7046/DISHUBKOMINFO tanggal 6 November 2015
perihal Rekomendasi Penetapan Rencana Induk
Pelabuhan Laut Parepare;
2. Surat Walikota Parepare Nomor 0 7 8 / 1015/Bappeda
tanggal 30 September 2015 perihal Rekomendasi RIP
Parepare;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA
INDUK PELABUHAN PAREPARE, PROVINSI SULAWESI
SELATAN.

PERTAMA Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Parepare, Provinsi


Sulawesi Selatan, sebagai pedoman dalam pembangunan,
pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penentuan
batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Parepare.

KEDUA: ..
-4 -

KEDUA : Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada


Pelabuhan Parepare yang meliputi pelayanan jasa
kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan
pemerintahan lainnya, serta pengembangannya sesuai
Rencana Induk Pelabuhan Parepare, dibutuhkan areal
daratan seluas 10,9 Ha serta areal perairan seluas 3.3 4 6 ,8 9
Ha, terdiri atas:

a. areal daratan eksisting seluas 3,55 Ha dan


pengembangan area daratan seluas 7,35 Ha;

b. kebutuhan areal perairan, terdiri atas:


1) areal tempat labuh seluas 38,2 Ha;
2) areal tempat sandar seluas 22,2 Ha;
3) areal kolam putar seluas 11,5 Ha;
4) areal alur pelayaran seluas 2 0 6 ,8 Ha;
5) areal keperluan kapal mati seluas 2 2 ,6 Ha;
6) areal keperluan darurat seluas 2 2 ,6 Ha;
7) areal percobaan berlayar seluas 78 ha;
8) areal penunjang keselamatan pelayaran seluas
2 .9 4 4 ,9 9 Ha.

KETIGA : Rencana pembangunan dan pengembangan Pelabuhan


Parepare untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa
kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan
angkutan laut, sebagai berikut:

a. jangka pendek, dari Tahun 2019 sampai dengan


Tahun 2023;
b. jangka menengah, dari Tahun 2019 sampai dengan
Tahun 2028; dan
c. jangka panjang, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun
2038;
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KEEMPAT: ...
-5 -

KEEMPAT : Penyelenggara Pelabuhan Parepare menyusun dokumen


desain teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan
pengembangan fasilitas Pelabuhan Parepare.

KELIMA : Fasilitas Pelabuhan Parepare yang direncanakan untuk


dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini, dilaksanakan dengan
mempertimbangkan prioritas kebutuhan, tingkat penggunaan
fasilitas pelabuhan yang sudah terbangun dan kemampuan
pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan serta wajib
dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan,
didahului dengan studi lingkungan.

KEENAM : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk


keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan,
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
lainnya serta pengembangan Pelabuhan Parepare dan
sekitarnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KETUJUH : Dalam hai penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat areal yang
dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya harus didasarkan
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEDELAPAN : Rencana Induk Pelabuhan Parepare dapat ditinjau dan dikaji


ulang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai
kebutuhan.

KESEMBILAN
-6 -

KESEMBILAN : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan


dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan
Menteri ini.

KESEPULUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jak arta


pada tanggal 10 Juli 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Perdagangan;
7. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
8. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
9. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
10. Gubernur Sulawesi Selatan;
11. Walikota Parepare;
12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
13. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Parepare.

^sesuai dengan aslinya


ÌO HUKUM,

JI HERPRIARSONO
LA M P IR A N K EP U TU SA N M EN TER I PER H U B U N G A N
N om ot : km 199 tahun 2020
Tanggal : 10 j u i i 2020

RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARE


PROVINSI SULAWESI SELATAN

KSEMENTE:RIAIN PERHUBUNGAN
EìcecutiA/esSiMmvuvry
RanccMO/ In d u h P e la b u h a n Parepare/, Proviniti'Sulaweti/ SeloXan/

3.2.1 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan 28


3.2.2 Spesifikasi Kapal Tam bat 28
3.2.3 Kedalam an Kolam A lur Pelabuhan 28
3.2.4 Data Peralatan Bongkar Muat 29
3.3 Data Operasional Pelabuhan 29
3.3.1 Bongkar Muat Term inal Nusantara Parepare 29
3.3.2 Bongkar Muat Term inal Cappa Ujung 30
3.3.3 Arus Kunjungan Kapal 31
3.3.4 Trayek Kapal Penumpang 31
3.3.5 Data Kinerja O perasional Pelabuhan 31
3.3.6 Data SBNP Pelabuhan 32

4 Analisis Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut 38


4.1 Metode Analisis 38
4.1.1 Analisis Perkem bangan W ilayah 38
Daftar Isi i 4.1.2 Analisis Prakiraan Jasa Angkutan Laut 39
Daftar Tabel ii 4.2 Analisis Perkembangan W ilayah 40
Daftar Gambar iii 4.2.1 Analisis dan Proyeksi Kependudukan 40
4.2.2 Analisis dan Proyeksi Perekonomian Wilayah Hinterland 41
1 Pendahuluan 1 4.3 Analisis Jasa Angkutan Laut 41
1.1 Latar Belakang 1 4.3.1 Metode Analisis 41
1.2 Dasar hukum 1 4.3.2 Analisis Pergerakan Barang, Peti Kemas Curah Cair dan Penumpang di
1.3 Maksud dan Tujuan 2 Pelabuhan Parepare 41
1.3.1 Maksud 2 4.4 Analisis Pergerakan Kapal 45
1.3.2 Tujuan 2
1.4 Hierarki Pelabuhan 2 5 Rencana Kebutuhan Fasilitas dan Pengembangan Pelabuhan 47
1.5 Lokasi Studi 2 5.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan 47
5.1.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Daratan 47
2 Gambaran umum Wilayah 4 5.1.2 Rencana Kebutuhan Fasilitas Perairan 52
2.1 Gam baran Umum W ilayah Provinsi Sulawesi Selatan 4 5.2 Rencana Pengembangan Pelabuhan 52
2.1.1 Letak Adm inistrasi W ilayah 4 5.2.1 Rencana Pem bangunan/pengem bangan Jangka Pendek (Tahun 2019 - 2023) 52
2.1.2 Kondisi Fisik dan Klim atologi 4 5.3 Rencana Kebutuhan Sarana Bantu NavigasiPelayaran 53
2.1.3 Kondisi Kependudukan Wilayah 5
2.1.4 Kondisi Perekonomian W ilayah 5 6 KAJIAN EKONOMI DAN FINANSIAL 68
2.1.5 Potensi Wilayah 6 6.1 Kelayakan Ekonomi 69
2.1.6 Jaringan Transportasi W ilayah 8 6.2 Kelayakan Finansial/Keuangan 69
2.1.7 Rencana Pengembangan Wilayah 8
2.1.8 Rencana Zona W ilayah Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil (RZW P-3-K) 10 KAJIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN 71

rs r>.
2.2 Gam baran Umum Wilayah Kota Parepare 13 .1 Dam pak terhadap Komponen Fisik Kimia 71
2.2.1 Letak Adm inistrasi Wilayah 13 7.1.1 Tahap Pra Konstruksi 71
2.2.2 Kondisi Kependudukan W ilayah 13 7.1.2 Tahap Konstruksi 71
2.2.3 Kondisi Perekonomian W ilayah 14 7.1.3 Tahap Operasi 71
2.2.4 Potensi Wilayah 14 7.2 Dam pak terhadap Komponen Biologis 71
2.2.5 Jaringan Transportasi Wilayah 15 7.2.1 Tahap Pra Konstruksi 71
2.2.6 Rencana Pengembangan W ilayah 15 7.2.2 Tahap Konstruksi 71
7.2.3 Tahap Operasi 71
3 Kondisi Eksisting Pelabuhan 20 7.3 Dam pak Lingkungan Kegiatan Konstruksi 71
3.1 Gam baran umum Pelabuhan 20 7.3.1 Tahap Prakonstruksi 71
3.1.1 Pemetaan Pelabuhan/Term inal di Sekitar Lokasi Studi 22 7.3.2 Tahap Konstruksi 71
3.1.2 Daerah Hinterland 23 7.3.3 Pasca Konstruksi 72
3.1.3 Kondisi Akses Jalan 23 7.4 Kondisi dan Analisis Kebutuhan Fasilitas Penampung dan/atau Pengelolaan Limbah 72
3.1.4 Kondisi Bathim etri 23 7.5 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 74
3.1.5 Kondisi Topografi 23 7.6 Rencana Pemantauan Lingkungan (Tahap Pembangunan dan Pengoperasian) 75
3.1.6 Kondisi Pasang Surut 23 7.7 Rekom endasi Kajian Awal Lingkungan 77
3.1.7 Kondisi Arus dan Gelom bang 24
3.2 Fasilitas Eksisting Pelabuhan 28

Halaman i
E>cecatiMe/Suwimcuy
R&nctvnO' In & u h PelaÀyuhcvrv Pcwepare^, Provinai/SulaMjeìOS

Tabel 41 Jum lah Penduduk Hinterland Pelabuhan Parepare 40


Tabel 42 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Wilayah Hinterland Pelabuhan Parepare 40
Tabel 43 PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Parepare 41
Tabel 44 Proyeksi PDRB W ilayah Hinterland Pelabuhan Parepare 41
Tabel 45 Rekapitulasi Model Regresi Linier 42
Tabel 46 Proyeksi Pergerakan Bag Cargo (Ton) di Term inal Cappa Ujung 43
Tabel 47 Prediksi Perpindahan Angkutan Bag Cargo Ke Petikemas (split dari bag cargo) 43
Tabel 48 Proyeksi Pergerakan Petikem as (Teus) di Term inal Cappa Ujung 44
Tabel 49 Proyeksi Pergerakan Penumpang Pelni (Orang) di Terminal Nusantara Parepare 44
Tabel 50 Proyeksi Pergerakan Penumpang Roro (orang) di Terminal Nusantara Parepare 45
Tabel 51 Spesifikasi Kapal Rencana di Pelabuhan Parepare 45
Tabel 52 Proyeksi Kunjungan Kapal Barang dan Peti Kem as di Terminal Cappa Ujung 46
Tabel 53 Proyeksi Kunjungan Kapal Curah Cair Aspai dan Penumpang di Terminal
Nusantara Parepare 46
Tabel 54 Karakateristik Operasional Pelabuhan Parepare Terminal Cappa Ujung 47
Tabel 1 Tatanan Pelabuhan Wilayah Sulaw esi Selatan 2 Tabel 55 Perhitungan Kinerja Operasional Pelabuhan Parepare Terminal Cappa Ujung 47
Tabel 2 Luas W ilayah Provinsi Sulawesi Selatan 2017 4 Tabel 56 Rekap Kebutuhan Panjang Dermaga Term inal Cappa Ujung Dermaga Peti Kemas 48
Tabel 3 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara di Provinsi Sulawesi Selatan 2017 4 Tabel 57 Rekap Kebutuhan Panjang Dermaga Term inal Cappa Ujung Dermaga Kargo 48
Tabel 4 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan 2018 5 Tabel 58 Karakteristik Operasional Pelabuhan Parepare Term inal Nusantara Parepare 48
Tabel 5 Produk D om estik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Tabel 59 Perhitungan Kinerja Operasional Pelabuhan Parepare Term inal Nusantara
Sulawesi Selatan 2014-2018 6 Parepare 48
Tabel 6 Produk Dom estik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Provinsì Tabel 60 Rekap Kebutuhan Panjang Dermaga Term inal Nusantara Parepare 48
Sulawesi Selatan 2014-2018 6 Tabel 61 Standar Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) 49
Tabel 7 Produksi Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan 2017 6 Tabel 62 Rekap Kebutuhan Luasan Lapangan Penumpukan (CY) (m2) Pada Tiap
Tabel 8 Produksi Tanamari Perkebunan di Sulawesi Selatan 2017 6 Tahap Pengembangan 49
Tabel 9 Populasi Ternak Di Provinsi Sulawesi Selatan 2017 7 Tabel 63 Rekap Kebutuhan Lapangan Penumpukan CFS (m2) Pada Setiap
Tabel 10 Produksi Perikanan di Provinsi Sulawesi Selatan 2018 7 Tahap Pengembangan 49
Tabel 11 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan nilai Produksi Provinsi Sulawesi Selatan 20178 Tabel 64 Rekap Kebutuhan Luasan Gudang (m2) Pada Setiap Tahapan Pengembangan 50
Tabel 12 Panjang Jalari Provinsi Sulawesi Selatan 2017 8 Tabel 65 Rekap Kebutuhan Fasilitas Untuk Curah Cair Aspai 50
Tabel 13 Lalu Lintas Penumpang Angkutan Laut di Pelabuhan Makassar 2017 9 Tabel 66 Kebutuhan Luasan Term inal Penumpang 51
Tabel 14 Lalu Lintas Penerbangan Dalam Negeri di Bandar Udara Hasanuddin 2017 10 Tabel 67 Rekap Luasan Tem pat Parkir Penumpang 51
Tabel 15 Luas W ilayah Kota Parepare 2017 13 Tabel 68 Kebutuhan Zonasi Perairan Pelabuhan Parepare 52
Tabel 16 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare 2018 13 Tabel 69 Rekapitulasi Rencana Pengembangan Fasilitas Daratan Term inal Cappa Ujung
Tabel 17 Produk Dom estik Regional Bruto ADIHB Kota Parepare 2018 14 dan Term inal Nusantara 53
Tabel 18 Produk Dom estik Regional Bruto ADHK Kota Parepare 2018 14 Tabel 70 Rekap Kebutuhan SBNP Pelabuhan Parepare 53
Tabel 19 Produksi Pertanian Kota Parepare 2017 14 Tabel 71 Kebutuhan Biaya Investasi Pelabuhan Parepare Tahap I 2019-2023 68
Tabel 20 Jum lah Produksi Perkebunan Kota Parepare 2017 14 Tabel 72 Kebutuhan Biaya Investasi Pelabuhan Parepare Tahap II 2019-2028 68
Tabel 21 Populasi Ternak Kota Parepare 2017 14 Tabel 73 Kebutuhan Biaya Pelabuhan Parepare Tahap III 2019-2038 68
Tabel 22 Banyaknya Produksi Perikanan Kota Parepare 2017 15 Tabel 74 Spreadsheet Perhitungan Indikator Kelayakan Ekonomi Pengembangan
Tabel 23 Produksi Kayu Hutan Kota Parepare 2013-2017 15 Pelabuhan Parepare 69
Tabel 24 Banyaknya Perusahaan Industri dan Nilai Produksi Kota Parepare 2017 15 Tabel 75 Indikator Kelayakan Ekonomi Pengembangan Pelabuhan Parepare 69
Tabel 25 Panjang Jalari Kota Parepare 2017 15 Tabel 76 Spreadsheet Perhitungan Indikator Kelayakan Keuangan/Finansial
Tabel 26 Banyaknya Kunjungan Kapal Kota Parepare 2017 15 Pengembangan Pelabuhan Parepare 70
Tabel 27 Data Pengamatan Pasang Surut Pelabuhan Parepare (15 Hari) 24 Tabel 77 Indikator Kelayakan Finansial Pengembangan Pelabuhan Parepare 70
Tabel 28 Nilai Elevasi Penting Pasang Surut di Pelabuhan Parepare 24 Tabel 78 Prakiraan Dam pak Lingkungan Tahap Pra Konstruksi 71
Tabel 29 Daftar Fasilitas Pelabuhan Parepare 28 Tabel 79 Prakiraan Dam pak Lingkungan Tahap Konstruksi 71
Tabel 30 Spesifikasi Kapal yang Tam bat di Pelabuhan Parepare 28 Tabel 80 Prakiraan Dam pak Lingkungan Tahap Pasca Konstruksi 72
Tabel 31 Arus Curah Calr Aspai di Term inal Nusantara Parepare Tahun 2012 - 2018 29 Tabel 81 Pola Mitigasi Dam pak Lingkungan Pembangunan Pelabuhan 76
Tabel 32 Traffic Arus Penumpang Pelni di Term inal Nusantara Parepare 2012-2018 30
Tabel 33 Traffic Penumpang Roro di Term inal Nusantara Parepare 2012-2018 30
Tabel 34 Arus Bongkar Muat Barang Bag Cargo di Term inal Cappa Ujung Tahun 2012 - 201830
Tabel 35 Traffic Arus Peti Kem as di Term inal Cappa Ujung 2013 - 2018 31
Tabel 36 Arus Kunjungan Kapal Menurut Jenis Kapal di Pelabuhan Parepare 2013-2018 31
Tabel 37 Daftar Trayek Kapal Pelni di Pelabuhan Parepare 2018 31
Tabel 38 Daftar Trayek Kapal Roro di Pelabuhan Parepare 2018 31
Tabel 39 Data Kinerja Operasional Pelabuhan Parepare 31
Tabel 40 Data SBNP Eksisting Pelabuhan Parepare 32

Halam an ii
ExecutCve' SLwmncuy
K e^xccvna/Indub PelaAyuha*v Pcwepare', ProvCn&vSulaMieM/ SeZata^v

Gam bar 38 Peta Layout Eksisting Term inal Cappa Ujung di Pelabuhan Parepare (Zoom) 36
Gam bar 39 Peta Layout Eksisting Term inal Lontange diPelabuhan Parepare (Zoom) 37
Gam bar 40 Diagram A lir Proyeksi Penduduk 38
Gam bar 41 Diagram A lir Proyeksi PDRB 38
Gam bar 42 Diagram A lir Metodologi Proyeksi Barang & Penumpang 39
Gam bar 43 Grafik Jum lah Penduduk Hinterland Pelabuhan Parepare 40
Gam bar 44 Grafik Proyeksi Penduduk Wilayah hinterland Pelabuhan Parepare 40
Gam bar 45 Grafik Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 41
Gam bar 46 Grafik Proyeksi PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Parepare 41
Gam bar 47 Grafik Linier Korelasi Penduduk PDRB dengan Data Bongkar Muat 42
Gam bar 48 Grafik Proyeksi Bag Cargo di Term inal Cappa Ujung 43
Gam bar 49 Grafik Proyeksi Peti Kem as di Term inal Cappa Ujung 44
Gam bar 50 Grafik Proyeksi Pergerakan Penumpang Pelni di TerminalNusantara Parepare 45
Gam bar 51 Grafik Proyeksi Pergerakan Penumpang Roro di Terminal Roro 45
Gam bar 52 Layout Zonasi Daratan Term inal Cappa Ujung di Pelabuhan Parepare 54
Gam bar 53 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Terminal Cappa Ujung Jangka
G am bar 1 Peta Lokasi Studi Pelabuhan Parepare 3 Pendek 2019 - 2023 55
Gam bar 2 Peta Adm inistrasi Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan 4 Gam bar 54 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Terminal Cappa Ujung
Gam bar 3 Peta Kepadatan Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan 5 Jangka Menengah 2019 - 2028 56
G am bar 4 Peta Jaringan Jalan Provinsi Sulawesi Selatan 8 Gam bar 55 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Terminal Cappa Ujung Jangka
Gam bar 5 Rencana Zonasi W ilayah Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil (RZW P-3-K) Panjang 2019 - 2038 57
Pelabuhan Parepare 10 Gam bar 56 Layout Sirkulasi Pergerakan Kendaraan Term inal Cappa Ujung di
G am bar 6 Peta Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan 11 Pelabuhan Parepare 58
Gam bar 7 Peta Pola Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan 12 Gam bar 57 Layout Zonasi Daratan Term inal Nusantara di Pelabuhan Parepare 59
Gam bar 8 Peta Adm inistrasi Wilayah Kota Parepare 13 Gam bar 58 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Terminal Nusantara Parepare
G am bar 9 Peta Kepadatan Penduduk Kota Parepare 13 Jangka Pendek 2019 - 2023 60
Gam bar 10 Peta Struktur Ruang Wilayah Kota Parepare 18 Gam bar 59 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Terminal Nusantara Parepare
Gam bar 11 Peta Pola Ruang Wilayah Kota Parepare 19 Jangka Menengah 2019 - 2028 61
G am bar 12 Batas DLKr dan DLKp Daratan dan Perairan Eksisting Pelabuhan Parepare 20 Gam bar 60 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Terminal Nusantara Jangka
Gam bar 13 Peta Wilayah Kerja Pelabuhan Parepare 20 Panjang 2019 - 2038 62
G am bar 14 Foto Sertifikat/Luasan Lahan Term inal Nusantara Parepare 21 Gam bar 61 Layout Sirkulasi Pergerakan Orang dan Kendaraan Terminal Nusantara di
G am bar 15 Foto Sertifikat/Luasan Lahan Term inal Cappa Ujung 21 Pelabuhan Parepare 63
Gam bar 16 Foto Sertifikat/Luasan Lahan Term inal Lontangnge 22 Gam bar 62 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Daratan Pelabuhan Parepare 64
G am bar 17 Pelabuhan Parepare 22 Gam bar 63 Usulan DLKr dan DLKp Pelabuhan Parepare 65
G am bar 18 Kondisi Pelabuhan Sekitar 22 Gam bar 64 Layout Zonasi Perairan Pelabuhan Parepare 66
Gam bar 19 Peta Hinterland Pelabuhan Parepare 23 Gam bar 65 Rencana SBNP Pelabuhan Parepare 67
G am bar 20 Jalan Akses Pelabuhan Nusantara 23 Gam bar 66 Alur Penanganan Dam pak Lingkungan 72
G am bar 21 Jalan Akses Term inal Cappa Ujung 23 Gam bar 67 Peresapan air hujan untuk m eningkatkan debit air tanah 73
Gam bar 22 Grafik Pengamatan Pasang Surut di Pelabuhan Parepare dengan Metode Gam bar 68 Pengelolaan A ir Hujan 73
Adm iralty 24 Gam bar 69 Pengelolan Sam pah Terpadu 73
G am bar 23 G rafik Pengamatan Pasang Surut di Pelabuhan dengan Leastsquare dan Hasil Gam bar 70 Contoh Penanaman Vegetasi pada RTH Sem padan Pantai 75
Survei 24
Gam bar 24 Current Cross Pengamatan Arus Lokasi Pelabuhan Parepare 25
G am bar 25 Peta Bathim etri di Term inal Nusantara dan Cappa Ujung 26
Gam bar 26 Peta Topografi di Term inal Nusantara dan Cappa Ujung 27
Gam bar 27 Alat Mobile Crane di Term inal Cappa Ujung 29
G am bar 28 Alat Forklift di Term inal Cappa Ujung 29
Gam bar 29 Grafik Arus Curah Cair di Term inal Nusantara Parepare 2012 - 2018 29
Gam bar 30 Grafik Arus Naik - Turun Penumpang Pelni di Term inal Nusantara Parepare 30
G am bar 31 Grafik Arus Turun - Naik Penumpang Roro di Term inal Nusantara 2012-2018 30
Gam bar 32 Grafik Arus Bongkar Muat Barang Bag Cargo di Term inal Cappa Ujung 2012 -
2018 30
G am bar 33 Grafik Arus Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Parepare 2013-2018 31
Gam bar 34 Peta SBNP Eksisting di Pelabuhan Parepare 32
Gam bar 35 Layout Eksisting Term inal Nusantara di Pelabuhan Parepare 33
G am bar 36 Layout Eksisting Term inal Nusantara di Pelabuhan Parepare (Zoom) 34
Gam bar 37 Peta Layout Eksisting Term inal Cappa Ujung Pelabuhan Parepare 35

llalaman iii
EKecutiA/eySatmntwy
K eYiccwuv I n d u h PeXabuhctn/ Pcvreparey, ProvCyi^SuLMveM/SeZcUrc^yy

Dalam rangka m em persiapkan pengem bangan Pelabuhan Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan
yang baik dan mendukung kegiatan operasional kapal dengan aman dan lancar, maka
dilaksanakan Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Parepare.
1 .2 D A SA R HUKUM

RINGKASAN Sebagai dasar dan acuan dalam Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Parepare Provinsi Sulawesi
Selatan, antara lain:

EKSEKUTIF 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Rencana Tata Ruang;


2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
4. Peraturan Pemerintang No.26 Tahun 2008 Tentang Pedoman Rencana Tataruang W ilayah
Rencana Induk Pelabuhan Parepare Nasional sebagaim ana telah diubah dengan peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan sebagaim ana telah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2015;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian;
1 PENDAHULUAN 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;
1.1 L A T A R B E L A K A N G 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan di Perairan sebagaim ana
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;
Kerangka dasar rencana pengembangan dan pem bangunan suatu pelabuhan diw ujudkan dalam
suatu Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang m enjadi bagian dari tataruang wilayah, dimana 9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
pelabuhan tersebut berada unfcuk m enjam in adanya sinkronisasi antara rencana pengembangan Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata Ruang W ilayah Nasional;
wilayah. Agar sebuah Rencana Induk Pelabuhan dapat dipergunakan dan diterapkan, perlu 10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi
ditetapkan suatu standar perencanaan pem bangunan dan pengembangan pelabuhan. Secara Nasional;
im plisit muatan Rencana Induk Pelabuhan yang telah disam paikan di atas akan mengacu pada 11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaim ana telah dirubah
Jangka Panjang Departemen Perhubungan 2005 - 2025;
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2015, dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KP.432 tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional. 12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 tahun 2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran;
Pelabuhan Parepare terletak di pantai barat Sulawesi, sekitar 200 km sebelah utara Makassar. 13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011 Tentang Telekom unikasi -
Pelabuhan Parepare terletak pada koordinat geografis 119°37'13"BT/04°00,50"LS, sebagai salah Pelayaran;
satu pelabuhan yang memegang peranan penting dalam m obilisasi penumpang dan barang antar 14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015 Tentang Standar Keselam atan
pelabuhan sekitarnya. Wilayah h in terland Pelabuhan Parepare m em iliki kornoditas unggulan Pelayaran;
berupa hasil pertanian sehingga prasarana transportasi laut menjadi perlu dan penting untuk
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 Tentang Pemanduan dan
dikem bangkan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pada bagian utara, karena sebagai daerah
terbuka mem butuhkan m obilitas m anusia dan distribusi barang yang relatif tiriggi. Adanya Penundaan Kapal;
peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan transportasi laut yang memadai seiring dengan 16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 119 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
m eningkatnya intensitas pem bangunan di daerah hinterland Pelabuhan Parepare. Oleh karena itu, Menteri Perhubungan Nomor PM 37 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Penumpang
penataan fasilitas pelabuhan merupakan pekerjaan yang kom pleks dan perlu disìnkronkan dengan Angkutan Laut;
kepentingan berbagai sektor, maka proses perencanaan fasilitas benar-benar mem butuhkan 17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas
kajian m endalam dan kom prehensif sehingga mampu m enghasilkan produk perencanaan sesuai
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
dengan kriteria-kriteria teknis di bidang kepelabuhanan dan m erujuk kepada standar peraturan
Kantor Kesyahbandaran Dan O toritas Pelabuhan;
yang berlaku.
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun 2016 Tentang Alur Pelayaran di Laut
Penyusunan dokumen Rencana Induk Pelabuhan dilakukan berdasarkan pada amanah Undang - dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan;
Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, yang m enyatakan bahwa seticip pelabuhan 19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
wajib m em iliki Rencana Induk Pelabuhan sebagai pedoman pem bangunan dan pengembangan Pelabuhan Laut sebagaim ana dirubah dengan Peraturan Menteri Nomor PM 146 Tahun 2016;
pelabuhan yang mencakup seluruh kebutuhan dan penggunaan tanah serta perairan untuk 20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2017 Tentang Terminal khusus dan
kegiatan kepelabuhanan dan kegiatan penunjangnya dengan m em pertim bangkan aspek-aspek
Term inal Untuk Kepentingan Sendiri;
teknis, pertahanan keam anan, sosial budaya serta aspek-aspek terkait lairinya. Dalam
pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan terdapat beberapa kebijakan pem erintah yang 21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun 2017 Tentang Pedoman Proses
harus diperhatikan sehingga diharapkan m enghasilkan dokumen studi perencanaan yang matang Perencanaan di Lingkungan Kem enterian Perhubungan;
dan kom prehensif dengan m em pertim bangkan peraturan yang ada. 22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan
Reklamasi;

llalaman 1
EK&catiA/esSiMvwnary
K eric a n c v ln d u b P elab u h an ' Pcwepcu'es. ProvtoM /SulaM fe^Selatcwx/

23. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk
PENETAPAN LOKASI DAN HIERARKI PELABUHAN
Pelabuhan Nasional;
24. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14 tanggal Hierarki Pelabuhan
No KET
5 Agustus 2014 Tentang Penetapan Petunjuk Teknis Rencana Induk Pelabuhan; Kabupaten / Kota No. Pelabuhan
25. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PP.001/5/2/DJPL-17 tanggal 10 Mei 2017 2022 2027 2037
2017 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Batas-Batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingari Pelabuhan (DLKP); 431 Bone 4 Bajoe PP PP PP PP *
26. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata
Ruang Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2029; 432 Bone 5 Pattirobajo PR PR PR PR *
27. Perda Nomor 2 tahun 2019 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil *
433 Bulukumba 6 Bulukumba/Lappe'e PP PP PP PP
Provinsi Sulawesi Selatan;
28. Peraturan Daeran Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 434 Bulukumba 7 Maccini Baji PR PR PP PP
Kota Parepare Tahun 2011-2031.
435 Jeneponto 8 Jeneponto PR PR PP PP *

1 .3 M A K S U D D A N T U J U A N 436 Luwu 9 Belopa PL PL PL PL


1.3.1 Maksud 437 Luwu Timur 10 Malili PR PR PR PR */TK
Sebagai upaya untuk m enyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan pengembangan 438 Luwu Timur 11 Lampia PP PP PP PP
pelabuhan sehingga pelaksanaan kegiatan pem bangunan dapat dilakukan secara terstruktur,
m enyeluruh dan komprehensif, mulal dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, 439 Luwu Utara 12 Munte PL PL PL PL
pem biayaan serta partisipasi m asyarakat dalam proses pem eliharaan pelabuhan yang sudah Makassar
440 13 Makassar PU PU PU PU */TL
terbentuk.
441 Palopo 14 Palopo/Tg. Ringgit PP PP PP PP *
1.3.2 Tujuan 442 Pangkajene Kepulauan 15 Biringkasi PR PR PR PR *
Sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan Pelabuhan Parepare, sehingga kegiatan 443 Pangkajene Kepulauan 16 P. Kalukalukuang PL PL PL PL
pem bangunan yang ada dapat optimal dalam mengurangi perm asalahan yang tim bul pada waktu
operasional pelabuhan. 444 Pangkajene Kepulauan 17 P. Sabutung PL PL PL PL
445 Pangkajene Kepulauan 18 P. Sailus PL PL PL PL
1 .4 H I E R A R K I P E L A B U H A N 446 Pangkajene Kepulauan 19 P. Sapuka PL PL PL PL
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 tahun 2017 tentang Rencana Induk *
447 Parepare 20 Parepare PP PP PP PP
Pelabuhan Nasional, Pelabuhan Parepare ditetapkan hierarkinya sebagai Pelabuhan Pengumpul,
sehingga berpedoman pada kriteria teknis berikut ini: 448 Pinrang 21 Marabombang PL PL PR PR
1. Berada dekat dengan ja lu r pelayaran nasional kurang dari 50 mil;
449 Selayar 22 Jampea PR PR PR PR *
2. M em iliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya m inim al 50 mil;
3. Kedalam an kolam pelabuhan mulai -7 sampai dengan -9 mLWS; 450 Selayar 23 Selayar/Benteng/Rauf Rahman PP PP PP PP *
4. Mem iliki derm aga dengan kapasitas m inim al 3.000 DWT;
5. Panjang dermaga 120 - 350 m; 451 Selayar 24 Galesong/Takalar PR PR PR PR
6. Luas lahan pelabuhan sesuai kebutuhan; dan
452 Selayar 25 P. Bonerate PL PL PL PL
7. M em iliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
453 Selayar 26 Kalaotoa PL PL PL PL
Tabel 1 Tatanan Pelabuhan Wilayah Sulawesi Selatan
454 Selayar 27 Kayuadi PL PL PL PL
PENETAPAN LOKASI DAN HIERARKI PELABUHAN 455 Selayar 28 P. Jinato PL PL PL PL
Hierarki Pelabuhan 456 Selayar 29 Ujung Jampea PL PL PL PL
No KET
Kabupaten / Kota No. Pelabuhan 457 Selayar 30 Pamatata PL PL PL PL
2017 2022 2027 2037
458 Sinjai 31 Sinjai/Larea-rea PP PP PP PP *
XXIX. Provinsi Sulawesi Selatan
459 Wajo 32 Siwa/Bangsalae PR PR PR PR *
428 Bantaeng 1 Bantaeng/ Bonthain PR PR PP PP
S u m b e r:KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional
429 Barru 2 Garongkong PP PP PP PP *

430 Barru 3 Awerange PR PR PR PR


__

Hàlaman - 2
Ekecuttve' SU'vmnavy
Henccvnay I n d u k Vi’lcdyubxw / prr>VL4^SulaM e^Selata*\'

1 .5 L O K A S I S T U D I
Lokasi Pelabuhan Parepare berada 2 lokasi Kelurahan yaitu di Kelurahan Labukkang dan
Kelurahan Ujung Sabbang, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selai:an. Orientasi
lokasi diperlihatkan pada Gambar 1,

Halaman - 3
EKecutives Summary
a v SlaI omje^t>5 eZatcvn/
'Reyic<M\a'lnduk/ V elahuha^i/ Pareparey, ProvLy\

2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1.2 «ondisi Fisik dan Klimatologi


Provinsi Sulawesi Selatan dan pada umum nya daerah di Indonesia mempunyai dua musim yaitu
2 .1 G A M B A R A N U M U M W I L A Y A H P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N m usim kemarau yang terjadi pada bulan Aprii sampai Septem ber dan musim penghujan yang
2.1.1 Letak Adm inistrasi Wilayah terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Maret. Berdasarkan pengamatan di tiga stasiun
meteorologi (Hasanuddin dan Maritim Paotere) dan klim atologi Maros selama tahun 2017 rata­
Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di M akassar terletak pada koordinat geografis rata 27,4°C di Kota Makassar dan sekitarnya tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Suhu
5°08'51.59" Lintang Selatan dan 119°25'57.83" Bujur Timur, yang berbatasan dengan: udara m aksim um di stasiun klim atologi Hasanuddin 28,02°C dan suhu m inim um 26,99°C.
• sebelah Utara : Provinsi Sulawesi Barat;
Tabel 3 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara di Provinsi Sulawesi Selatan 2017
• sebelah Tim ur : Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara;
Suhu Udara Kelembaban Udara
• sebelah Barat : Selat Makassar; dan No Bulan
Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata
• sebelah Selatan: Laut Flores. 1 Januari 30.57 24.23 26.67 97.00 79.00 89.00
2 Februari 31.13 24.20 27.03 94.67 79.33 87.67
Jum lah sungai yang m engaliri wilayah Sulawesi Selatan tercatat sekitar 67 aliran sungai, dengan 3 Maret 31.23 24.00 27.07 97.33 78.67 88.00
jum lah aliran terbesar di Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada 4 Aprii 31.93 24.47 27.37 95.00 75.00 83.33
satu sungai yakni Sungai Saddang yang m engalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang dan, 5 Mei 32.37 24.63 27.80 90.00 72.33 81.00
Pinrang dengan panjang sungai ± 150 km. 6 Juni 31.53 24.07 27.03 91.67 71.00 82.00
7 Juii 31.87 23.77 27.07 90.00 67.33 77.67
Di Sulaw esi Selatan terdapat em pat danau yakni Danau Tem pe dan Sidenreng yang berada di 8 Aqustus 32.70 23.43 27.53 83.67 54.00 70.33
Kabupaten Wajo, serta Danau Matana dan Towuti yang berlokasi di Kabupaten Luwu Timur. 9 September 33.30 24.10 28.30 89.67 53.67 70.33
Adapun jum lah gunung tercatat sebanyak 7 gunung, dengan gunung tertinggi adalah Gunung 10 Oktober 32.73 24.40 28.20 88.33 62.33 78.00
Rantem ario dengan ketinggian 3.470 m diatas permukaan air laut. Gunung ini berdiri tegak di 11 November 31.87 24.57 27.50 92.33 76.00 83.67
perbatasan Kabupaten Enrekang dan Luwu. 12 Desember 30.67 24.53 27.27 96.33 74.33 85.67
Sum ber: Provlnsl Sulawesi Selatan Dalam Angka 2018
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 46.083,94 km 2 yang meliputi 21 Kabupaten dan 3
Kota. Kabupaten Luwu Utara kabupaten terluas dengan luas 7.365,51 km 2 setara dengan 15,98%
luas wilayah Sulawesi Selatan. PETA ADMINISTRASI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Tabel 2 Luas Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan 2017


Luas Persentase
No Kabupaten/Kota
.. LKm2) ____ (% )
1 Kepulauan Selayar 903.50 1.97
2 Bulukumba 1,154.67 2.52
3 Bantaenq 395.83 0.86
4 Jeneponto 903.35 1.97
5 Takalar 566.51 1.24
6 Gowa 1,883.32 4.12
7 Sinjai 819.96 1.79
8 Maros 1,619.12 3.54
9 Panqkep 1,112.29 2.43
10 Barru 1,174.71 2.57
11 Bone 4,559.00 9.96
12 Soppenq 1,359.44 2.97
13 Wajo 2,506.20 5.48
14 Sìdrap 1,883.25 4.12
15 Pinranq 1,961.17 4.29
16 Enrekanq 1,786.01 3.90
17 Luwu 3,000.25 6.56
18 Tana Toraja 2,054.30 4.49
19 Luwu Utara 7,502.68 16.39 tm*
20 Luwu Timur 6,944.88 15.18
21 Toraja Utara 1,151.47 2.52
22 Makassar 175.77 0.38
23 Pare Pare 99.33 0.22 . >
24 Palopo 247.52 0.54
Sulawesi Selatan 45,764.53 100.00
Sum ber: Provinsi Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2018 Gambar 2 Peta Adm inistrasi Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

Halam an 4
E)czcutL\/e/SiMYimary
1Ze-acoru*/1ndubPeÀahuhaM yPcu'epares. ProvivuOSula^we^OSelatan

2.1.3 Kondisi Kependudukan Wilayah


Provinsi Sulaw esi Selatan merupakan salah satu provinsi dengan jum lah penduduk terbanyak di
Indonesia. Kota M akassar m enjadi kota dengan jum lah penduduk terbanyak di Sulawesi Selatan
dengan jum lah penduduk yang m eningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2010, jum lah penduduk
Kota M akassar 1.342.826 jiw a, lalu tahun 2015 laju pertumbuhan m eningkat 1,54% menjadi
1.449.401 jiw a, akan tetapi pada tahun 2017 laju pertumbuhan penduduknya mengalami
penurunan 1,36% hingga jum lah penduduknya hanya m eningkat menjadi 1 489.011 jiwa.
Data Tahun 2017, rasio je nis kelamin yang dim iliki Provinsi Sulawesi Selatan berjumlah 95,54%
dengan jum lah laki laki 4.260.101 jiwa dan perempuan 4.444.193 jiwa. Rasio jenis kelamin paling
besar dikabupaten adalah Tana Toraja dengan jum lah rasio 102,22% , akan tetap jum lah jenis
kelamin perempuan dan laki-laki paling banyak dim iliki oleh Kabupaten Bone. Kepadatan
penduduk di Sulawesi Selatan terbanyak di tingkat kota yaitu Kota Makassar dengan jum lah 8 471
per km 2, hai ini tentu saja dapat terjadi dengan m elihat m elihat perkembangan Kota Makassar
sebagai kota m etropolitan dan sem akin banyak m asyarakat yang berpindah dar! daerah ke kota
m em buat pusat kota menjadi padat penduduk. Lalu ditingkat kabupaten yang paling tinggi tingkat
kepadatan penduduknya yaitu Kabupaten Takalar dengan jum lah 517 orang/km 2.

Tabel 4 Jum lah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provìnsi Sulawesi Selatan 2018
Jum lah Penduduk
No Kabupaten
2014 2015 2016 2017 2018
1 Kepulauan Selayar 128,744 130,199 131,605 133^003 134,280
2 Bulukumba 407,775 410,485 413,229 415,713 418,326
3 Bantaenq 182,283 183,386 184,517 185,581 186,612
4 Jeneponto 353,287 355,599 357,807 359,787 361,793
5 Takalar 283,762 286,906 289,978 292,983 295,892
6 Gowa 709,386 722,702 735,493 748,200 760,607
7 Sinjai 236,497 238,099 239,689 241,208 242,672 Gambar 3 Peta Kepadatan Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan
8 Maros 335,596 339,300 342,890 346,383 349,822
9 Pangkep 320,293 323,597 326,700 329,791 332,674 2.1.4 Kondisi Perekonomian Wilayah
10 Barru 170,316 171,217 171,906 172,767 173,623 Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang berkaitari dengan
11 Bone 738,515 742,912 746,973 751,026 754,894 PDRB maupun variabel pendukung (seperti rumah tangga, dan tenaga kerja). Sebagai contoh,
12 Soppenq 225,709 226,116 226,305 226,466 226,770 untuk m elihat perkem bangan tingkat pemerataan, m isalnya, maka disajikan PDRB perkapita.
13 Wajo 391,980 393,218 394,495 395,583 396,810 PDRB perkapita Provinsi Sulawesi Selatan m enunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, seiring
14 Sidrap 286,610 289,787 292,985 296,125 299,123 dengan keriaikan jum lah penduduk. Indikator ini menunjukkan bahwa secara ekonornì setiap
15 Pinrariq 364,087 366,789 369,595 372,230 374,583 penduduk Sulawesi Selatan rata-rata mampu m enciptakan PDRB atau nilai tambah sebesar nilai
16 Enrekanq 198,194 199,998 201,614 203,320 204,827 perkapita di m asing-m asing tahun tersebut.
17 Luwu 347,096 350,218 353,277 356,305 359,209 Jum lah penduduk m eningkat rata-rata pada kisaran 1,08% setiap tahunnya. Sem entara itu
18 Tana Toraja 227,588 228,984 230,195 231,519 232,821 pertum buhan PDRB perkapita secara "r///" juga selalu m eningkat di kisaran 6 hingga 7%. Dengan
19 Luwu Utara 299,989 302,687 305,372 308,001 310,470 dem ikian pertumbuhan penduduk Sulaw esi Selatan selalu diìkuti dengan peningkatan kualitas
20 Luwu Timur 269,405 275,595 281,822 287,874 293,822 perekonom ian, meskipun peningkatan ekonom i tersebut belum dapat dirasakan secara merata
21 Toraja Utara 224,003 225,516 226,988 228,414 229,798 oleh semua lapisan m asyarakat. Struktur lapangan usaha sebagian m asyarakat Sulawesi Selatan
Kota tidak rnengalami pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke
1 M akassar 1,429,242 1,449,401 1,469,601 1,489,011 1,508,154 lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan m asing-m asing lapangan
2 Parepare 136,903 138,699 140,423 142,097 143*710 usaha ini terhadap pembentukan PDRB Sulawesi Selatan. Sumbangan terbesar pada tahun 2017,
3 Palopo 164,903 168,894 172,916 176,907 180,678 sam a seperti tahun tahun sebelum nya yang dihasilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan,
Sulaw esi Selatan 8,432,163 8,520,304 8,606,375 8,690,294 8,771,970 dan Perikanan, kemudiari Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Ecerari, Konstruksi, dan
Sum ber: F’ rovinsi Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2019 lapangan usaha Jasa Pendidikan. Sem entara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 5%.
Perekonomian Sulawesi Selatan pada tahun 2017 mengalarni peningkatan dibandingkan tahun
2017 sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan tahun 2017 mencapai 7,23%,
sedangkan tahun 2016 sebesar 7,41%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan
usaha Penyediaan Akom odasi dan Makan Minum sebesar 11,66%. Sedangkan seluruh lapangan
usaha ekonom i PDRB yang lain pada tahun 2017 m encatat pertumbuhan yang positif.
Nilai PDRB Sulawesi Selatan atas dasar dasar harga berlaku 2010 pada tahun 2017 mencapai
418,93 triliun rupiah. Secara nominai, nilai PDRB ini m engalam i kenaikari sebesar 39,30 triliun
Executive; Suwimajy
‘R e^ca^O' I >\duk VelahukoAV fW&pam ProvU\&v SulaAve&OSelatcu v

rupiah dibandingkan dengan tahun 2016 yang m encapai 379,63 triliun rupiah. Naiknya nilai PDRB 2.1.5 Potensi Wilayah
ini dipengaruhi oleh m eningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha dan adanya inflasi.
Berdasarkan harga konstan 2010, angka PDRB juga m engalam i kenaikan, dari 269,42 triliun 2.1.5.1 Pertanian dan Perkebunan
rupiah pada tahun 2016 menjadi 288,91 triliun rupiah pada tahun 2017. Hai ini m enunjukkan Di Sulawesi Selatan ada lahan sawah yang dilakukan irigasi dan ada juga yang tidak, jum lah lahan
selam a tahun 2017 Sulawesi Selatan m engalam i pertumbuhan ekonom i sekitar 7,23 persen, yang irigasi lebih banyak dibandingkan non irigasi, daerah irigasi sebesar 391.147 sedangkan non
m elam bat dibandingkan Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh m eningkatnya produksi di irigasi sebesar 262.799. Kabupaten yang paling banyak melakukan irigasi adalah pinrang, yaitu
seluruh lapangan usaha, tidak dipengaruhi inflasi. sebanyak 47.139, sedangkan daerah yang tidak m elakukan irigasi paling banyak adalah wajo,
Tabel 5 Produk Dom estik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di dengan jum lah 70.219. Jum lah kebun keseluruhan yang dimiliki Sulawesi Selatan sebanyak
Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018 481.405, jum lah lading yang dim iliki sebanyak 117.588 dan lahan yang tidak diusahakan atau
kosong sebanyak 101.911. Sedangkan produksi kayu hutan yang produksi di Sulawesi Selatan
P D R B H a r g a B e r la k u M e n u r u t L a p a n g a n U s a h a ( J u t a R u p ia h ) tahun 2017, yaitu produksi film face, produksi polyster plywood, produksi moulding, produksi
No La p a n g a n U saha
2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian, Kehutanan dan
wood working, dan produksi produksi lainnya.
1 68,465.44 78,781.76 88,328.46 95,895.43 104013,04
Perkebunan
Tabel 7 Produksi Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan 2017
2 Pertambanqan dan penqqalian 21,181.98 21,521.03 21,231.33 22,474.98 22698,25
3 Industri Penqolahan 41,652.14 4,725,008.00 53,017.47 57,449.33 59445,26 Pad! Padi Kacang Kacang Ubi Ubi
4 Kabupaten/ Jagung Kedelai
Penqadaan Listrik dan Gas 204.64 193.48 219.86 268.71 300,09 NO Sawah Ladang Tanah Hijau Kayu Jalar
Pengadaan Air, Pengelolaan Kota (Ton) (Ton)
5 354.76 369.75 394 430.77 467,20 (Ton) _ (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
Sam pah, Limbah dan Daur Ulanq Kepulauan
6 Konstruksi 36,015.37 42,181.43 47,501.08 53,386.35 62598,69 1 22,403 6,867 8,562 - 594 187 10,498 1,972
Selayar
Perdagangan Besar dan Eceran,
7
Reparasl Mobil dan Sepeda Motor
37,623.80 43,788.67 50,836.85 58,381.45 66440,94 2 Bulukumba 193,585 - 102,824 2,629 2,248 3,491 9,570 1,117
8 Transportasl dan Perqudanqan 11,827.82 14,245.73 16,170.46 17,514.08 19757,15 3 Bantaeng 73,722 -
138,915 127 I tT 6 922 1JJ36
Penyedlaan Akom odasl dan Makan 4 Jeneponto 96,285 7,618 271,074 2,005 153 4,019 131,903 1,753
9 4,108.43 4,548.96 4,991.42 5,696.25 6532,74
Mlnum 5 Takalar 110,145 21,302 18,015 2,367 16 3,104 4,537 5,731
10 Inform asi dan Komunikasl 14,594.26 15,715.16 17,573.80 19,933.01 22779,85 6 Gowa 292,156 8,149 224,079 7,310 440 5,805 317,293 6,033
11 Jasa Keuanqan dan Asuransi 10,823.77 12,256.57 14,363.09 15,797.24 17281,91 7 Sinjai 128,777 - 13,340 -
1,331 -
2,354 2,315
12 Reai Estate 11,523.07 13,585.65 15,093.51 16,151.29 17144,39 8 Maros 309,209 41,960 5,483 4,298 1,123 674 21,447 4,612
13 Jasa Perusahaan/Bus/7?essService 1,297.15 1,483.65 1,652.58 1,845.25 2106,30 9 Panqkep 131,760 20,804 3,564 857 1,571 350 3,247 1,452
Adm ìnlstrasl Pemerlntahan,
14 Pertahanan dan Jam inan Sosial 13,632.19 16,286.08 16,841.81 18,194.82
10 Barru 104,213 7,559 2,682 - 2,621 11 7,309 3,317
20654,25
Wajlb 11 Bone 809,402 3,374 290,960 29,398 6,665 1,302 9,758 21,668
15 Jasa Pendidikan 15,497.61 17,300.51 19,130.90 21,756.45 24425,95 12 Soppeng 225,248 1,186 41,127 4,947 406 j 329 231 123
16 Jasa Kesehatan dan Kegìatan Sosial 5,509.31 6,515.54 7,329.54 8,188.61 9187,59 13 Wajo 619,693 51,287 133,369 11,517 676 20,824 10,711 3,295
17 Jasa lainnya 3,722.08 4,366.16 4,956.08 5,567.57 6508,35 14 Sidrap 534,473 1,539 58,634 181 164 356 1,609 42
P D R B A D H B T o ta l 2 9 8 , 0 3 3 .8 0 3 4 0 , 3 9 0 .2 1 15 Pinrang
3 7 9 ,6 3 2 .2 6 4 1 8 ,9 3 1 .5 8 4 6 2 ,3 4 1 .9 6 654,290 726 83,169 881 63 63 9,055 1,441
Sum ber: Provinsl Sulawesi Selatan Dalam Angka 2019 16 Enrekang 44,079 - 44,604 60 207 33 5,863 3,718
17 Luwu 305,151 3,229 10,408 263 48 50 1,895 1,370
Tabel 6 Produk Dom estik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan di 18 Tana Toraja 100,692 1,575 5,099 245 177 - 6,244 2,973
Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018 19 Luwu Utara 178,243 1,819 36,309 5 173 136 6,020 3,800
P D R B H a r g a B e r la k u M e n u r u t L a p a n g a n U s a h a ( M ilia r R u p ia h ) 20 Luwu Timur 209,242 29 24,755 59 35 27 1,150 932
No La p a n g a n U saha
2014 2015 2016 2017 2018 21 Toraja Utara 102,913 631 4,562 19 63 - 3,540 2,715
1 Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan 51,101.68 54,099.10 54,099.10 61,597.20 64,874.40 22 Makassar 12,490 - 45 23 -
11 461 228
2 Pertam banqan dan penqqalian 14,712.01 15,802.95 15,996.26 16,604.14 16,778.09 23 Parepare 5,349 - 2,097 -
81 10 165 21
3 Industri Penqolahan 33,293.32 35,547.21 38,473.77 40,407.19 40,788.01 24 Palopo 28,631 - 4,737 - - - 177 13
4 Penqadaan Listrik dan Gas 233.67 230.44 256.98 272.65 292.44 Sulawesi
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 5,292,152 179,654 1,528,414 67,192 19,024 40,787 565,958 71,681
5 301.83 302.86 319.33 344.53 366.97 Selatan
Lim bah dan Daur Ulang
Sum ber: Provinsl Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2018
6 Konstruksi 27,666.60 29,967.28 32,070.16 34,873.99 37,872.19
Perdagangan Besar dan Eceran,
7 32,363.41 34,915.41 38,257.38 42,245.01 47,132.15
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Tabel 8 Produksi Tanaman Perkebunan di Sulawesi Selatan 2017
8 Transportasi dan Perqudanqan 8,558.71 9,142.46 9,851.28 10,675.51 11,777.68
Penyediaan Akom odasl dan Makan Kabupaten/ Karet Kelapa Kakao Kopi Cengkeh Kapuk TBK Jambu
9 3,185.02 3,370.06 3,655.58 4,091.98 4,612.02 No Lada Kemiri
Minum
Kota (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Mete
10 Inform asi dan Komunikasi (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
14,560.09 15,712.60 16,989.31 18,776.94 21,028.66 ilon)
11 Jasa Keuanqan dan Asuransi 8,065.15 8,662.54 9,842.96 10,275.00 10,754.89 1 K e p u la u a n S e la y a r - 2 5 ,1 1 3 165 1 178 5 - 1 ,9 1 9 12 3 ,4 0 9
12 Reai Estate 8,564.51 9,197.42 9,783.67 10,222.29 10,695.90
13 Jasa Perusahaan/etvs/nessService 1,000.75 1,059.53 2 B u lu k u m b a 2 ,2 4 5 2 ,4 8 4 4 ,5 7 5 1 ,4 1 3 582 18 109 207 248 27
1,142.99 1,239.45 1,363.67
Adm inistrasi Pemerintahan, 3 B a n ta e n g - 77 3 3 ,0 4 7 1 ,1 4 4 183 1 ,3 7 8 65 386 4 435
14 10,531.97 11,362.13 11,337.29 11,926.34 13,114.34
Pertahanan dan Jam inan Sosial Wajib 4 Je n e p o n to - 1 ,6 7 7 51 - 52 .
27 10 548 2
15 Jasa Pendidikan 12,473.45 13,378.00 14,295.97 15,685.09 17,217.12
5 T a k a la r - 896 19 5 - 32 - 416 . 7
16 Jasa Kesehatan dan Keqiatan Sosial 4,432.71 4,845.17 5,254.63 5,717.08 6,208.38
17 Jasa lainnya 2,943.17 3,207.83 3,522.50 3,859.79 4,366.71 6 Gowa - 650 1 ,4 5 8 591 188 23 - 150 3 188
P D R B A D H K T o ta l 2 3 3 , 9 8 8 .0 5 2 5 0 , 8 0 2 .9 9 2 6 9 , 4 0 1 .3 1 2 8 8 , 8 1 4 .1 7 3 0 9 , 2 4 3 .6 3 7 S in ja i 122 1 ,0 6 6 3 ,0 2 3 682 2 ,0 3 5 450 241
910 1 ,5 6 0 1 ,9 9 5
Sum ber: Provinsl Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2019
8 M a ro s - 125 586 48 11 28 18 30 15 2 ,1 0 0

Halaman - 6
EwcaaXìà/q/ Suwvmavy
Ke-rxccu'ia/1vxduk/ Pelcdyuha^v Pcurepare'. ProvinM/uZa-weM/ SelataYi'

Kabupaten/ Karet Kelapa Kakao Kopi Cengkeh Kapuk TBK Jambu Sapi Sapi
No Lada Kemiri No
K a b u p a te n /
P e r z ih P o to n g
K e rb a u Dom ba Kuda K a m b in g Babi K e lin c i

Kota (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Mete K o ta (E k o r) (E k o r) (E k o r) (E k o r) (E k o r) (E k o r)


(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (E k o r) (E k o r)
(Ton) 10 Barru - 53,816 3,141 - 9,725 41,795 - -

9 Pangkep - 879 55 121 7 1 373 1 ,9 1 7 4 199 11 Bone - 71,857 699 - 3,187 6,099 - -

10 B a rru 966 751 28 29 15 127 1 .9 9 0 5 876


12 Soppeng - 49,120 69 - 4,019 27,870 - 4,220
13 Wajo - 116,518 6,212 - 2,565 15,027 381 -
11 Bone - 1 5 ,0 4 0 1 8 ,0 7 9 7 4 ,7 4 8 311 - 2 ,1 9 9 152 2 ,9 7 4
14 Sidrap - 64,604 3,158 - 215" 4,974 - -

12 Soppeng - 3 ,0 0 7 12,361 66 47 - -
760 4 593 15 Pinrang 35 26,593 3,397 6,153
- 1,036 35,916 -

13 W a jo - 5 ,6 5 7 1 1 ,1 8 0 38 1 ,4 5 3 31 - 819 73 54 16 Enrekang 1,530 48,645 3,744 - 85 55,906 - -

14 S id r a p 1 ,3 8 7 7 ,5 2 7 58
17 Luwu - 7,006 26,094 - 661 9,387 298,971 -
- 702 - 32 1 ,6 6 8 84 605
18 Tana Toraìa - 3,619 486 - - 2,054 495 -
15 P in r a n g - 3 ,9 4 3 12,281 2 ,5 5 9 9 1 - 259 6 3 19 Luwu Utara - 18,065 5,567 - - 26,853 21,979 -

16 E n re k a n g - 154 5 ,0 0 2 - 584 10 - 2 854 402 20 Luwu Tim ur - 29,361 15,380 -


1,710 13,879 40,436 -

17 Luw u - 3 ,9 9 0 2 8 ,9 8 9 342 9 ,0 0 0 4 - 350 324 70 21 Toraja Utara - 15,546 1,067 - - 14,060 17,133 -

22 M akassar - 3,483 274 - 51 7,831 - -


18 T a n a T o ra ja - 20 1 ,3 9 2 1 ,1 5 0 162 9 - - 37 23
23 P a re p a re - 5 ,8 1 4 65 -
6 3 ,4 6 1 - -

19 L u w u U ta ra - 2 ,6 6 4 2 6 ,5 6 7 673 152 3 - -
108 6 24 Palopo 493 20,731 81
- - 512 -

20 L u w u T im u r - 2 ,9 3 4 1 ,2 2 5 13 17 - - -
3 ,8 1 9 - S u l a w e s i S e la t a n 1 ,6 9 6 1 1 4 ,8 3 7 815 1 8 9 ,2 5 0 7 7 7 ,3 0 6 7 4 4 ,4 3 5 4 ,2 2 0
21 T o r a ja U ta ra 3 813 551 35 1
Sum ber: Provlrisi Sulawesi Selatan Dalam Angka 2018
- - -
10 3
22 M akassar - - - - - - - - . .

23 Parepare ■ • ■ m la - • ■ ■ ■
Tabel IO Produksi Perikanan di Provinsi Sulawesi Selatan 2018
24 P a lo p o - 57 1,221 69 58 1 - 2 15 . Perikanan Laut Perairan Umum
K abupaten/ Jumlah
Sulawesi Selatan 2,367 74,485 151,392 9,559 20,232 2,348 1,644 15.182 6,018 13,971 No (Ton) __ __ (Tori)
Kota
Sum ber: Provinsi Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2018 20.16 2017 2016 2017 2016 2017
1 Kepulauan Selayar 24,092.6 20,152.2 - -
24,092.6 20,152.2
2.1.5.2 Peternakan 2 Bulukumba 50,693.7 53,392.8 - - 50,693.0 53,392.8
3 Bantaeng _5i 446.2 5,706.0 - - 5,446.2 5,706.0
Populasi ternak sapi potong terbanyak di Sulawesi Selatan berada pada Kabupaten Bone dengan 4 Jeneponto 16,450.8 16,700.3 - - 16,450.8 16,700.3
ju m lah 419.819. sedangkan untuk sapi perah paling banyak berasal dari Kabupaten Efnrekang 5 Takalar 10,614.8 11,444.2 - - 10,614.8 11,444.2
dengan jum lah 1.530. populasi kerbau di Sulawesi Selatan paling banyak berada di Tana Toraja 6 Gowa - 623.4 708.2 574.3 708.2 J^197.7
dan jum lah domba terbanyak berasal dari Kabupaten Jeneponto. Ada 8 jenis unggas yang ada 7 Sinjai 36,882.5 38,165.9 - - 36,882.5 38,165.9
Sulaw esi Selatan dengan jum lah ayam pedaging yang paling banyak yaitu 51.115.768. Jurnlah 8 Maros 14,872.1 15,259.6 497.6 523.2 15,369.7 15,782.8
pem otongan ternak sapi terbanyak adalah Kota M akassar dengan jum lah 50.908 (RPH) dan 9 Pangkep 6,389.4 15,110.9 - - 6,389.4 15,110.9
72.879 (DRPH) sedangkan untuk pemotongan kerbau terbanyak berada pada Kabupaten Tana 10 Barru 18,117.9 18,439.2 - - 18,117.9 18,439.2
Toraja dengan jum lah 4(RPH) dan 4.155(DRPH), dan jum lah pemotongan kuda terbanyak ialah 11 Bone 36,658.5 44,539.6 70.5 83.1 36,729.0 44,622.7
12 Soppeng - - 4,318.6 4,526.2 4,318.6 4j526.2
Kabupaten Jeneponto dengan dan 4.534 (DRPH). Kasus penyakit hewan terbanyak adalah rabies,
13 Wajo 6,306.6 15,942.0 6,356.3 19,413.5 12,662.9 35,355.5
terutam a di daerah Kabupaten Toraja Utara.
14 Sidrap - - 2,319.0 3,276.1 JL319.0 3,276.1
Rumah tangga perikanari laut ditahuri 2016 berjumlah 39.874 lalu m eningkat di tahun 2017 15 Pinrang 13,171.9 13,404.0 255.1 285.7 13,427.0 13,398.5
m enjadi 46.441, sedangkan perikanan umum ditahuri 2016 m encapai 5.786, namun ditahun 2017 16 Enrekang - - 11.2 19.9 11.2 19.9
hanya 6.927. Produksi perikanan laut m arine Sulawesi Selatan tahun 2016 sebesar 297.406,3, 17 Luwu 14,311.8 16,390.0 8.4 8.5 14,320.2 16,398.5
sedangkan tahun 2017 sebesar 330.502,0. Sedangkan produksi perairan um um ditahun 2016 18 Tana Toraja - - 13.6 13.8 13.6 13.8
sebesar 14.974,5 dan ditahun 2017 sebesar 29.268,1. Rumah tangga perikanan budidaya terbagi 19 Luwu Utara 1,646.5 1,716.5 64.9 181.5 17,114.0 1^898.0
20 Luwu Timur _3i 928.2 8,471.0 328.7 334.4 _9i 656.9 8,805.4
m enjadi 6 yaitu budidaya laut, tam bak, kolam, sawah, jaring apung taw ar dan jarring apung laut.
21 Toraja Utara - - 22.4 27.9 22.4 27.9
Jum lah keseluruhan budidaya perikanan yaitu 109.325. Nilai Produksi perikanan budidaya di
22 Makassar 12,989.3 13,462.0 - - 12,989.3 13,462.8
Provinsì Sulawesi Selatan adalah 11.080.134.626,0, lalu luas area pem eliharaan ikan sebesar
23 Parepare 4,571.9 4,629.7 _ **
4,571.9 4,629.7
174.075,9. banyaknya alat penangkapan ikan di perikanan laut sejum lah 57.871, sedangkan di 24 Palopo 14,861.6 16951.9 - -
14,861.6 16,951.9
perikanan darat paling banyak berjumlah 5.534 sesuai dengan tem pat tangkap ikannya. Total 297,406.3 14,974.5 29,268.1 312,380.8 359,770.1
Sum ber: Provinsi Sulaw esi Selatan 2018
Tabel 9 Populasi Ternak Di Provinsi Sulawesi Selatan 2017
Sapi Sapi
K a b u p a te n / K e rb a u Dom ba Kuda K a m b in g Babi K e lin c i 2.1.5.3 Industri /
No P e ra h P o to n g
K o ta (E k o r) (E k o r) (E k o r) (E k o r) (E k o r) (E k o r)
(E k o r) (E k o r) Saat ini jurnlah day a listrik terpasang di Sulawesi Selatan terbanyak berada di Kota Makassar
1 Kepulauan Selayar - 18,894 4,648 59 3,869 80,089 - -
sebesar 918.623.150 dan daya pasang paling sedikit adalah Kepulauan Selayar dengan jum lah
2 Bulukum ba - 73,177 1,619 " - 28,027 33,678 -

3 Bantaenq 15 28,809 83 - 16,131 27,484 - -


19.673.650, sejauh tahun 2015 listrik yang terjual Kota Makassar yang paling terbanyak yaitu
4 Jeneponto - 32,246 3,937 756 88,519 215,977 - - sebesar 1.719.278.112 dana apabila dirupiahkan m enjadi 1.929.827.258.878. Pada tahun 2011
5 Takalar - 32,336 3,109 - 686 43,294 - - pelanggan listrik sebanyak 1.276.722 dan m eningkat secara terus-m enerus tiap tahunnya, hingga
6 Gov/a 28 109,577 1,388 - 8,715 15,436 13,550 -
sampai tahun 2015 jum lah pelanggan listrik sebanyak 1.778.663. Saat ini jum lah air yang di
7 Sinjai 88 105,718 1,134 - 2,481 28,728 - .
salurkan 87.998.891.00 dengan jum lah pelanggan sebanyak 382.933 dan apabila dirupiahkan
8 Maros - 419,819 4,505 - 10,659 30,279 - -

9 Pangkep
nilainya m encapai Rp. 380,58 milyar.
- 83,902 4^330. - 6,822 36,657 1,871 -

M alanimi 7
E K ecu tiA /es 5 a w m a f y
e*\cc*A\a/1vxduh P elabu hjvn / Paref>are'. Provin&O SulcMve^OSelatcu v

Tabel 11 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan nilai Produksi Provinsi Sulawesi Selatan 2017 Kewenangan
No Kabupaten/Kota Pengelolaan
No Kabupaten/Kota Perusahaan Tenaga Kerja Nilai Produksi
(Km)
1 Kepulauan Selayar
16 Enrekanq 14.33
2 Bulukumba 7 461 124.136.033 17 Luwu 34.07
3 Bantaenq 4 166 73.058.636 18 Tana Toraja 89.02
4 Jeneponto 2 40 3.677.600 19 Luwu Utara 146.50
5 Takalar 14 1.424 312.842.812 20 Luwu Timur 62.00
6 Gowa 21 1.363 370.174.459 21 Toraja Utara 19.40
7 Sinjai 3 88 4.586.050 22 Makassar 21.14
8 Maros 24 2.940 2.250.347.166 23 Parepare -
9 Pangkep 30 5.274 4.178.686.077 24 Palopo -
10 Barru 1 116 54.700.000 Jumlah 1,500.15
11 Bone 15 1.702 685.470.922 S um ber: Provinsl Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2018
12 Soppeng 6 114 7.606.200
13 Wajo 40 1.235 357.456.057
14 Sidrap 4 169 185.005.966 2.1.7 Rencana Pengembangan Wilayah
15 Pinrang 6 369 199.061.585 Rencana pengembangan wilayah meliputi:
16 Enrekanq 1 41 12.994.863 A. sistem jaringan transportasi darat;
17 Luwu 2 1.886 402.228.276 B. sistem jaringan transportasi laut; dan
18 Tana Toraja 4 758 91.488.897
C. sistem jaringan transportasi udara.
19 Luwu Utara 1 29 48.651.102
20 Luwu Timur 9 2.025 639.079.085
21 Toraja Utara 6 44.349.534 2.1.7.1 Rencana Pengembangan Transportasi Darat
758
22 Makassar 130 36.044 35.881.987.196 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Wilayah Provinsi meliputi:
23 Parepare 1 20 385.000 a. Sistem Jaringan Transportasi Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi;
24 Palopo 2 193 120.874.125 b. Sistem Jaringan Transportasi Provinsi.
Sulawesi Selatan 333 57.245 46.048.847.641 Sistem jaringan transportasi nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi meliputi:
Sum ber: Provlnsl Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2018

2.1.6 .Jaringan Transportasi Wilayah


Pada tahun 2016 kondisi jalan yang telah dikelola dengan baik seluas 624,21, sedang 300,63,
kondisi jalan rusak seluas 186,54, dan rusak berat m encapai 388,77 dan daerah yang masih
m em iliki kondisi jalan rusak berat terbanyak berada pada Kabupaten Luwu Utara. Pada tahun
2016 sebanyak 2.639 jum lah kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh kondisi jalan dan kelalaian
m asyarakat, 334 meninggal, 676 luka berat, dan 4.207 luka ringan dan total kerugian materi
diperkirakan Rp.12.375.881. Daerah yang paling sering m engalam i kecelakaan di tahun 2016
terdapat di Kota Makassar dilihat dari tingkat kepadatan penduduk yang cukup banyak dibanding
Kabupaten/Kota dan yang terendah berada di Kabupaten Jeneponto.

Tabel 12 Panjang Jalan Provinsi Sulawesi Selatan 2017


Kewenangan
No Kabupaten/Kota Pengelolaan
(Km)
1 Kep.Selayar 7.50
2 Bulukumba 83.76
3 Bantaeng 18.76
4 Jeneponto 40.85
5 Takalar 30.60
6 Gowa 236.53
7 Sinjai 95.94
8 Maros 28.50
9 Pangkep -

10 Barru 49.78
11 Bone 157.06
12 Soppeng 159.20
13 Wajo 74.89
14 Sidrap 59.24
15 Pinrang 71.08 Gambar 4 Peta Jaringan Jalan Provinsi Sulawesi Selatan

Halaman 8
Ey&cuZiA'esSuwunary
'Re^xccmco 1ncUth Pelcdyuhxu'V ParepareProvivi*0 SulaAveM/Sehxtcvn/

> Rencana Pengembangan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan


> Rencana Pengembangan Transportasi Jalan
Sistem jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan nasional yang terkait dengan
Sistem jaringan jalan nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi terdiri atas: wilayah Provinsi Sulawesi Selatan meliputi:
A. Jaringan jalan arteri primer; A. Jaringan penyeberangan lintas antar provinsi di dalam wilayah Pulau Sulawesi meliputi jalu r
B. Jaringan jalan kolektor primer; dan Siwa - Lasusua, Bajoe - Kolaka, Bulukum ba - Baubau, Bira - Baubau, Bulukumba - Tendasi;
C. Jalan tol. B. Jaringan penyeberangan lintas antar provinsi dengan eksternal Pulau Sulawesi meliputi
Jaringan penyeberangan lintas antar provinsi dengan eksternal Pulau Sulawesi di dalam wilayah
A. Jaringan jalan nasional arteri prim er di Provinsi meliputi: Pulau Sulawesi meliputi ja lu r Selayar - Reo (NTT), Takalar - Bima (NTB), Barru - Batultcin.
1. Jalan Lintas Barat Sulawesi: batas Provinsi Sulawesi Barat - Pinrang - Parepare - Barru
Pangkajene - Maros - Makassar; Sistem jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan Provinsi meliputi: jaringan
2. Jalan Lintas Tengah Sulawesi: Tarum pakkae-BelopaPalopo-M asam ba-W otu-Tarengge penyeberangan lintas kabupaten meliputi:
Tarum pakkae Sidenreng - Parepare - Maros - Ujunglam uru - W atampone - Bajoe; dan A. Mengembangkan jaringan transportasi danau di Danau Tempe, Danau Towuti dan Danau
3. Jalan Lintas Tim ur Sulawesi: batas Provinsi Sulawesi Tenggara- Malili-Tarengge. Matano;
B. Mengarahkan pengembangan sim pul jaringan penyeberangan lintas antar kabupaten dalam
B. Jaringan jalan nasional kolektor prim er di Provinsi meliputi: provinsi yang m enghubungkan Bira - Pamatata.
1. Jalan Lintas Selatan dan Tim ur Sulawesi Selatan: M akassar - Sunggum inasa - Takalar -
Jeneponto - Bantaeng - Bulukum ba - Sinjai - W atam pone - Sengkang - Tarum pakkae; 2.1.7.2 Rencana Pengembangan Transportasi Laut
2. Jalan Lintas Tengah Sulawesi Selatan: Pangakejene (Kabupaten Sidrap) - Enrekang -
Sistem jaringan transportasi laut nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi meliputi tatanan
Makale - perbatasan Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat; Makale - Rantepao -
kepelabuhanan dan alur pelayaran. Sistem tatanan kepelabuhanan di Provinsi meliputi:
Palopo; dan
1. Pelabuhan Internasional Soekarno, Hatta dan Hasanuddin di Makassar;
3. Jalan Lintas Utara Sulawesi Selatan: Masamba - perbatasan Kabupaten Mamuju Provinsi
Sulaw esi Barat. 2. Pelabuhanpelabuhan Nasional Malili di Kabupaten Luwu Timur, Garongkong di Kabupaten Barru,
Parepare di Kota Parepare, Bajoe di Kabupaten Bone, Lepee di Kabupaten Bulukumba,
Tanjung Ringgit di Kota Palopo, Benteng di Kabupaten Kepulauan Selayar, dan Sinjai di
C. Jaringan jalan nasional tol di Provinsi meliputi:
Kabupaten Sinjai.
1. Jalan tol reformasi penghubung jl. Andi pangerang pettarani dengan Pelabuhan Soekarno
Hatta; dan Alur pelayaran di Provinsi m eliputii Makassar - Asia Tim ur dan Asia Tenggara, Makassar Australia,
2. Jalan tol seksi iv penghubung Mandai dengan Jalan Tol Reformasi. Makassar - Surabaya, Makassar - EJalikpapan, Makassar - Batulicin, Makassar - Sem arang,
Makassar - Baubau, Makassar Ambon, M akassar - Sorong, Makassar - Larantuka, Makassar -•
Sistem jaringan transportasi darat Provinsi meliputi : Labuhan Bajo, Makassar - Bima, Makassar Nunukan, Makassar Maumere; Parepare - Tawau,
A. Rencana pengembangan jalan kolektor prim er yang menghubungkan ibukota Provinsi ke Parepare - Pantoloan, Parepare - Balikpapan, Parepare - Samarinda, Parepare - Tarakan,
ibukota Kabupaten/Kota meliputi: Jalan Pulau Selayar: Appatana - Benteng - Paotori, Parepare - Nunukan, Barru - EJatulicin, Bajoe - Kolaka, Bulukumba - Baubau, Bulukumba -
Bulukum ba - Tanah Beru - Bira, Bantaeng - Boro, Jeneponto - Sapaya - Palangga, Tondasi, Pamata - pelabuhan pelabuhan di KTI untuk angkutan bahan kebutuhan pokok, Malili -
Sunggum inasa - Malino - Tondong, Ujung Lamuru - Takkalala - Soppeng - Sidenreng - pelabuhan luar negeri untuk m engangkut Nikkel, Palopo - Surabaya, Sinjai - Raha.
Rappang - Pinrang, Cabbenge - Ulugalung, Makale - batas Kabupaten Mamasa Provinsi Sistem jaringan transportasi laut Provinsi meliputi
Sulaw esi Barat, Sabbang - batas Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Tupu - Malauwe, A. Tatanan kepelabuhanan Sistem tatanan kepelabuhanan berupa pelabuhan regional/pengumpan
Kulam pu - Peneki - Solo, Im paim pa - Anabanua, Jeneponto - Takalar, Tanah Beru - Kajang - prim er meliputi: Waruwaru dan Malili (Kabupaten Luwu Timur), Belopa (Kabupaten Luwu),
Tanete, Kajang - Sinjai, Takkalala Pakkae, Palattae - Sanrego - Tanabatue, Bajo - Ujung Pattirobajo (Kabupaten Bone), Awerange (Kabupaten Barru), Galesong (Kabupaten Takalar),
Lam uru, Tanjung Bunga/Galesong Utara Mangulabbe - Buludong. Jeneponto (Kabupaten Jeneponto), Benteng dan Jampea (Kabupaten Kepulauan Selayar)
B. Rencana pengembangan jalan kolektor prim er yang m enghubungkan antar ibukota Bantaeng (Kabupaten Bantaeng);
Kabupaten/Kota m eliputi Soloonro - Pompanua. B. Alur pelayaran alur pelayaran antar kabupaten meliputi Lepee (Kabupaten Bulukum ba) -•
Benteng (Kabupaten Kepulauan Selayar).
> Rencana Pengembangan Transportasi Kereta Api
Tabel 13 Lalu Lintas Penumpang Angkutan Laut di Pelabuhan Makassar 2017
Sistem jaringan ja lu r kereta api nasional terdiri atas:
A. Jaringan ja lu r kereta api lintas utama; dan No Buia» Neik Turun Jumlah
B. Jaringan ja lu r kereta api kawasan perkotaan metropolitan. 1 Januari 28.941 25.141 54.082
2 Februari 17.871 16.464 34.335
A. Jaringan ja lu r kereta api nasional lintas utama di Provinsi meliputi perbatasan Kabupaten 3 Maret 21.146 19.334 40.480
Polman Provinsi Sulawesi Barat - Pinrang - Parepare - Barru - Pangkep - Maros - Makassar - 4 Aprii 18.515 18.082 36.597
T akalar - Jeneponto - Bantaeng - Bulukum ba - Sinjai - W atampone - Belopa - Palopo - Wotu 5 Mei 23.466 22.125 45.591
- Tarengge - perbatasan Provinsi Sulawesi Tengah Wotu - Malili - perbatasan Provinsi Sulawesi 6 Juni 38.548 34.098 72.646
7 Juli 51.437 52.681 104.118
Tenggara.
8 Aqustus 25.687 25.892 51.579
B. Jaringan ja lu r kereta api nasional kawasan perkotaan m etropolitan di Provinsi meliputi
9 September 23.768 23.359 47.127
Makassar - Maros - Sunggum inasa - Takalar yang ada di wilayah Metropolitan Mamminasata.
10 Oktober 20.319 20.269 40.588
11 November 20.345 18.799 39.144
12 Desember 26.146 24.600 50.746
Sum ber: Provinsì Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2018

Ila lai non 9


SiMYimcwy
In d u h P elabu h av v PaA'epares, ProvinioSulaM jeàv Selatcuv

2.1.7.3 Rencana Pengembangan Transportasi Udara


Sistem jaringan transportasi udara yang terkait dengan wilayah Provinsi meliputi:
A. Sistem tatanan kebandarudaraan nasional di Provìnsi meliputi: Bandara pusat penyebaran
skala pelayanan prim er Sultan Hasanuddin - di Mamminasata;
B. Jalur penerbangan di Provinsi meliputi: ja lu r penerbangan nasional dan internasional, sebagai
berikut: Makassar - Singapura, M akassar - Kuala Lumpur, M akassar - Jakarta, Makassar
Surabaya, Makassar Denpasar, M akassar - Parepare, M akassar - Balikpapan, Makassar -
Banjarm asin, M akassar - Palu, Makassar - Kendari, Makassar - Gorontalo, Makassar -
Mamuju, M akassar - Luwuk, Makassar - Baubau, M akassar - Kolaka, M akassar - Raha,
M akassar - Tomia, Makassar - Ambon.
Sistem jaringan transportasi udara provinsi tatanan meliputi:
A. Kebandarudaraan di Provinsi berupa bandar udara bukan pusat penyebaran meliputi: Sorowako
dan Malili di Kabupaten Luwu Timur, Pongtiku di Kabupaten Tana Toraja, H. Aroepala
Kabupaten Kepulauan Selayar, Seko, Rampi dan Andi Jemma di Kabupaten Luwu Utara,
Lagaligo-Bua Kabupaten Luwu, Bone Kabupaten Bone, Bulukum ba Kabupaten Bulukumba;
B. Jalur penerbangan di Provinsi berupa ja lu r penerbangan regional meliputi: Sorowako -
Makassar, Seko - Makassar, Pongtiku - Makassar, Pongtiku - Mamuju, Aroepala - Makassar,
Seko - Mamuju, Seko - Palu, Rampi - Makassar, Rampi - Mamuju, Rampi - Palu, Andi Jemma
- Makassar, Lagaligo - Makassar, Bone - Makassar, Bulukum ba - Makassar.
Tabel 14 Lalu Lintas Penerbangan Dalam Negeri di Bandar Udara Hasanuddin 2017
Penerbangan Penumpang
No Bulan
Berangkat Datang Berangkat Datang
1 Januari 4.610 4.609 352.303 392.043
2 Februari 4.097 4.103 277.667 332.683
3 Maret 4.411 4.408 324.899 398.242
4 Aprii 4.388 4.390 321.736 397.886
5 Mei 4.568 4.563 339.579 413.517
6 Juni 4.483 4.482 295.404 432.966
7 Juli 5.122 5.123 437.365 529.479
8 Aqustus 4.940 4.941 339.820 545.125
9 September 4.823 4.823 363.580 447.680
10 Oktober 4.959 4.953 355.451 466.553
11 November 4.763 4.759 344.065 452.916
12 Desember 5.164 5.168 366.189 517.464
Sum ben Provinsi Sulaw esi Selatan Dalam Angka 2018

Dari rencana struktur ruang Provinsi Sulawesi Selatan, disebutkan bahwa rencana
pengem bangan Pelabuhan Parepare adalah sebagai pelabuhan Nasional dan adapun rencana
pengem bangan alur pelayaran yaitu Parepare - Tawau, Parepare - Pantoloan, Parepare -
Balikpapan, Parepare - Sam arinda, Parepare - Tarakan, Parepare - Nunukan. Parepare sendiri
ditetapkan sebagai Pusat Kawasan Wilayah (PKW).

Sedangkan pada pola ruang Pelabuhan Parepare diarahkan untuk pengembangan kawasan
peruntukan komoditi padi lading, jagung dan sapi.

2.1.8 Rencana Zona Wilayah Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil (RZWP3K)
Dalam zonasì wilayah pesisir dan pulau - pulau kecil Provinsi Sulawesi Selatan lokasi Pelabuhan
Parepare:
1. Tidak m asuk dalam Zona Perikanan Tangkap;
2. Tidak m asuk dalam Zona Perikanan Budidaya; dan
3. Tidak m asuk dalam Zona Konservasi.

Halaman 10
EK&cuXriA/esSummcuy
RericasYici/1 y\Au}yVeZaÀyu,hcvyv Pcwepcu'es, Pt'OvU'uA/SuUMve&v S elatcm /

D IN A S TA TA R U A N G D A N P E R M U K IM A N
P R O V IN S I S U L A W E il S E L A T A N
R E VISI R E N C A N A TATA R U A N G WILAYAM
PR O V IN S S U L A W E S I S E L A T A N
TAMUN 2008 >028

PETA RENCANA
STRIJKTUR RUANG WILAYAM
PROVINSI SULAWESI SELATAN
U

SPALAI 120)0»
KETERANGAN:
BMAJACMNtSTWB)

• IM W U 1V7J
.AAl-JAN M ft U A V IRM O W lAi
— M i l M * * * < • ; » .«i
- U lti N trfW tfJI
I C*« J » *****
-
- - 'V H V lA rtrp * v W M <x«
---- .»•— •*-«»-■•'
---- jrt»' *-*>•6 ' M ir a r
— »*/*%A* t.***,•-»-*

••MAH lOAJU
l»tsm i-*w»r w >8XM» «u» r i v w r.
•f
tUAtVNMUtfl

m <>9"8

i **
*• 'C*w*HA#i.uO.UHC«W»»*«»
ftMOMft&U
| I rv«*.Ms*s>Thn*'n<PAHi

MR8SOA*. '(U W tf^ YA* &M M08«*A*8


W«1»1
— h *»** o#
----|«H?«a
^»«>•«

I *.ru
• nr-*»

IV A N »
***** /ADAn ****««/MA »« lU k
UMIM
_ IMW»*.
• (WS*!***
«m a ia * »>*a iu w
, - '« -« ni C»«w Tt»8t*
0 I m i •»'jiA»A*-
0 r w w t M L 'n u M f

9 wSwI'***
H ttlU W
{ n—,»»V
f t T c lV W

•H’ W v n s 9» * »*y/i> x i x -»j 11

GUBERNLR PliOV SULAV/ES 9EIATAN

fcH&N'.M.SttnI.ilIMJMm
av^»»r»

w:iok;
« jskssssk
‘ « [ H c iV t M A

liA M A ir ip -

Gambar 6 Peta Stru ktu r Ruang W ilayah Provinsi Sulawesi Selatan


E)t&cu£Ove/Sumwiary
ResncaYia/1 n d u k PelabuixctAV Parepcwes, Provenni/ Sulawejd/ Selatcvn/

DINAS TATA RUANO DAN PERMUKIMAN


PROVINSI8ULAWESI3ELATAN
R E V I S I R E N C A N A TATA R U A N O W IIA Y A H
PR O V IN S I S U L A W E S IS E L A T A N
T A H U N 2008-2028

PETA RENCANA
POLA RUANG WILAYAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
u

S K A L A 1 : 1.200.000

KETERAN GAN:

--
—~ M iu ia w w
fjI
*'9>
D»*2
G h W J P j .»

co ********
CCS
MKIC4I U'tQWU*

ÌSSm i w *
wpi
W>4W !*■***(WJ
B M b w fi'A ’ f o n i ^
d i *»-*'*' *u*'*«*
H **"«*'
BS3 S's-nsv.I/*»*1
M t M *J3
H t n i iiM b u iw
B H Tar&iw<-ia'.42 „>l
M O t*

( »> **[*•**>PlfttA*

H KW »«V^ 1U«*»K
■ I h*-**l**-Q
f ;>>*t Kt-«» V-S-+JC*rt S LW

liiUll I M f f K S N **vV»HP» ;**»»•


[ H i h'-****»•*'»«•'* M w m r o o
r ', yl f t m 1• * » ua*« »»/*«a
TO» SlM.IM&*»!»>>■*
a '«!•?
RUMOMNOU
■ *»i*t»
A P« * *♦*•*«•vtepVMM

M M X KVCASA
ajfr*v
f"" For«•?'_*'»<»«\-m>.
Co-Epa (lu H MktMI

R*f*r*y-*i

GU BER N UR PROV. SULAWESI SELATAN

fW HWTFETA
- u»t «V*" tb* [(%m Ro ** p i p »v P»C2.*-« t jr.» n
•■'‘* < 4 P W C6t*r Ri<our> r a «v*
1MC00 E<*» I •Ttfv* 1»1 i%-g« p N»a - w*nBrfefertral
» i^ !P c rtn * w r in v w P w i
Pp> iUIMttt SvMur; M s 1 260Off
- *>1 < M i r H i m u>y-r*r otr, «-K* Vfcr.v»Vi &Ar->T*
- y*e» ps**n B»C*W t x ' t r t v Uri 8« o rv
«j*i F\*a* vvt^'oc<« <*n V'%^* $*><** : ? q
- Tir* R ifa '» P’-*rO PW iW'LA—** Stuun
->Mftan 'Aef Tc*i Tttja P».*r>R i RttP cVtjpt r#f»J«*4
frn e* s*?*
y*» t*K*r. Y«ar4K»n V t l Mi N W fT'P'VpiAU
l**» Uto* **T*»i/*ti Pttrrr». K4CfJiv i dP'i Ke«

Gambar 7 Peta Pola Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

Halam an 12
E^ e c u ttv e ' 5 UAnmcwy
Rertccina' lyukdoPelabuhcw sPcu'epare'. P rovivuO Sulcvwetrv SelcUu n

2.2.2 «ondisi Kependudukan Wilayah


2 .2 G A M I3 A R A N U M U M W I L A Y A H K O T A P A R E P A R E
Jumlah penduduk Kota Parepare Tahun 2017 berjumlah 142.097 jiwa yang tersebar di
2.2.1 Letak Adm inistrasi Wilayah
4 kecamatan dan 22 kelurahan. Kecamatan Soreang rnempunyal jum lah penduduk terbanyak
Kota Parepare terletak antara 3° 57' 39" - 4° 0 4 ' 49" Lintang Selatan dan 119° 36' 24" - 119° 43' yaìtu 45.464 jiw a. Disusui kemudian oleh Kecamatan Bacukiki Barat sebanyak 43.480 jiw a,
40" B u ju rT im u r, berbatasan dengan: Kecam atan Ujung sebanyak 34.586 jiwa, dan Kecamatan Bacukiki sebanyak 18.567 jiwa. Jumlah
• sebelah utara : Kabupaten Pinrang; penduduk di Kecam atan Bacukiki merupakan jum lah penduduk yang terendah jika dibandingkan
• sebelah tim ur : Kabupaten Sidrap; dengan tiga kecam atan lainnya di Kota Parepare.
• sebelah selatan : Kabupaten Barru; dan
• sebelah barat : Selat Makassar. Rasio jenis kelarnin penduduk Kota Parepare yaitu sebesar 97. Hai ini menunjukkan bahwa jum lah
penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki dimena dari 100 wanita hanya
Luas wilayah Kota Parepare tercatat seluas 99,33 km 2 m eliputi 4 kecamatan (Kecam atan Bacukiki, terdapat 97 laki-laki dengan rincian terdapat 69.822 jiwa penduduk laki-laki dan 72.275 jiwa
Bacukiki Barat, Ujung, dan Soreang) dan 22 kelurahan. Kecamatan Bacukiki merupakan penduduk perempuan.
kecam atan terluas dengan luas sekitar 66,70 km 2 atau 67,15 persen luas Kota Parepare.
Tabel 16 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare 2018
Tabel 15 Luas Wilayah Kota Parepare 2017
Laju
Jumlah Penduduk
NO Kecamatan Luas (km2) Persentase Pertumbuhan
No Kecci malati
1 3acukiki 66.70 67.15 2014- 2014-
2 Bacukiki Barat 13.00 13.09 2010 2014 2015 2016 2017 2018
2018 2018
3 Ujung 11.30 11.38 1 Bacukiki 14.477 36.753 17.349 17.953 18.567 19.190 3,65 3,42
4 Soreanq 8.33 8.39 Bacukiki
Parepare 99.3 100 2 19.085 41.697 42.313 429 4.348 44.033 1,56 1,35
Barat
S um ber: Kota Parepare Dalam Angka 2018
3 Ujung 32.231 33.684 34.006 34.305 34.586 34.847 1,04 0,82
4 Soreang 43.469 44.769 45.031 45.265 45.464 45.640 0,68 0,44
Parepare 129,262 136,903 138,699 140,423 142,097 143.710 1,39 M9
Surnber: Kota Parepare Dalam Angka 2019

PETA KEPAOATAN PENDUDUK


KOTA PAREPARE
^ Kab. Pinrang

« T E R A IK U N
\
PENDUDUK

\v fi. aà 17953 Jhva


17954- 34305 Jws
34306 - 12900 Awi
42901 ■45265 Jiwt

| lì,000
r ~ ì PENDUO'JK

§ U D KfPADATAN

K*b. Barru

Gambar 9 Peta Kepadatan Penduduk Kota Parepare

Halaman - 13
EjcecutCve' Suwimewy
Kenca^iO' In d u k/P elabu h a^ v Parepare/. Proviv\M/SultfAveM/ Selat(MV

2.2.3 Kondisi Perekonomian Wilayah 2.2.4 Potensi Wilayah


PDRB Kota Parepare atas dasar harga berlaku tahun 2017 mencapai Rp. 6.111,15 milyar. Tiga 2.2.4.1 Pertanian
sektor yang m em berikan kontribusi terbesar adalah sektor perdagangan besar, eceran, reparasi
mobil dan motor; sektor konstruksi; dan sektor adm. pemerintahan pertahanan & jam inan sosial Di Kota Parepare, lahan sawah tadah hujan mencapai 594 Ha. dan sawah dengan irigasi teknis
wajib dim ana m asing-m asing berkontribusi sebesar Rp.948,4 M (15,52% );Rp.918,28 M (15,03% ); seluas 240 hektar. Kom oditas yang disajikan pada sub sektor tanaman pangan meliputi padi
dan Rp.644,62 M (10,55% ). PDRB Kota Parepare atas dasar harga konstan 2010 pada tahun 2017 sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Dari semua
sebesar Rp. 4.394,79 Milyar m eningkat sebesar 6,99% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan kom oditas tersebut, jagung merupakan kom oditas dengan produksi terbanyak yaitu mencapai
Ekonomi tahun 2017 mengalami peningkatan jik a dibandingkan tahun sebelum nya dimana pada 5.163 ton. Berikutnya adalah kom oditas padi sawah sebesar 5.051 ton.
tahun 2016 hanya m encapai 6,87 persen, disebabkan m eningkatnya pertumbuhan sektor jasa Jenis kom oditas pada sebusektor holtikultura dari tanaman sayuran dan buah-buahan. Untuk
lainnya, pengadaan air, adm inistrasi pem erintahan, pertahanan dan jam inan sosial serta tanam an sayuran, didom inasi kom oditas kangkung dan kacang panjang dengan total produksi
transportasi dan pergudangan, m asing-m asing naik sebesar 5,22%, 5,20% , 3,97% dan 3,27%. tahun 2017 sekitar 20 ton dan luas panen sebesar 92 hektar dan 5 hektar. Kemudian produksi
Tabel 17 Produk Dom estik Regional Bruto ADHB Kota Parepare 2018 terbesar kedua adalah kom oditas cabe sekitar 18,6 ton dengan luas panen sebesar 19 hektar.
Sedangkan untuk tanam an buah-buahan, mangga merupakan komoditas dengan produksi
P D R B H a rg a B e r la k u m e n u r u t L a p a n g a n U s a h a
No La p a n g a n U saha ( J u t a R u p ia h
terbanyak yaitu m encapai 643,2 ton.
2014 2015 2016 2017 2018
1 Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan
Tabel 19 Produksi Pertanian Kota Parepare 2017
291.556^59 346.282,05 389.457,40 445.245.06 496.963,40
2 Pertam banqan dan penqqallan 16.067,81 18.560,26 20.177,95 20.480.77 21.687,10 Jagung Kacang Kacang Ubi Kayu
3 Industri Pengolahan 94.267,55 110.165,58 119.437,31 130.104.65 134.917,10 No Kecamatan
(ton) Tanah (ton) Hijau (ton) (ton)
4 Pengadaan Listrik dan Gas 3.386,76 3.018,92 3.341,53 4.221.31 5.382,30 1 Bacukiki 3,491.00 53.00 5.00 171.00
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, -
5
Um bah dan Daur Ulanq
12.141,59 13.140,03 13.774,86 15.374.44 17.135,60 2 Bacukiki Barat 463.00 9.00 196.00
6 Konstruksi 3 JJju n jL __ _ __ 373.00 1.00 2.00 -
740.809,31 795.098,54 853.645,92 918.282.00 1.013.110,50
Perdagangan Besar dan Eceran, 4 Soreang 836.00 9.00 4.00 24.00
7 661.585,66 762.628,54 863.752,52 948.410.28 1.056.285,70
Reparasl Mobil dan Sepeda Motor Total 5,163.00 71.00 11.00 391.00
8 Transportasl dan Perqudanqan 236.381,52 276.835,50 293.030,08 313.500.03 359.846,30 Sum ber: Kota Parepare Dalam Angka 2018
Penyediaan Akom odasi dan Makan
9 269.057,72 306.343,38 319.867,44 363.294.32 409.886,80
Minum 2.2.4.2 Perkebunan
10 Inform asi dan Kom unikasl 221.108,78 224.814,29 243.170,17 271.846.94 299.355,90
11 Jasa Keuanqan dan Asuransi 348.722,57 404.307,91 488.416,36 538.036.56 575.075,00 Kom oditas subsektor perkebunan Kota Parepare tahun 2017 antara lain jam bu mete, kelapa
12 Reai Estate 405.506,71 501.471,92 553.391,77 632.893.71 678.028,40 dalam , kemiri, aren dan pinang. Produksi jam bu mete merupakan produksi terbesar yaitu
13 Jasa Perusahaan/Sus/'nessService 11.862,81 13.327,29 14.475,13 15.480.25 17.301,50
Adm inistrasi Pem erintahan, Pertahanan
m encapai 21,5 ton, disusui kemudian aren dengan 20 ton.
14 509.162,05 594.778,83 613.061,26 644.622.73 564.741,30
dan Jaminan Sosial Wajib Tabel 20 Jum lah Produksi Perkebunan Kota Parepare 2017
15 Jasa Pendldlkan 295.831,34 320.727,95 344.617,33 384.579.92 434.625,00
16 Jasa Kesehatan dan Keqiatan Sosial 183.238,92 218.261,76 246.111,04 278.827.68 306.437,00 J e n is 2016 2017
No
17 Jasa lainnya 134.087,72 152.481,86 163.419,25 185.948.61 211.739,70 K o m o d iti P ro d u k s i (ton) P ro d u k s i (ton)
P D R B A D H B T o ta l 4 .4 3 4 .8 6 5 ,4 1 5 .0 6 2 .2 4 4 ,6 3 5 .5 4 3 .1 4 7 ,3 2 6 .1 1 1 .1 4 9 ,2 7 6 .6 0 2 .5 1 8 .5 0 1 Cengkeh 3,00 3,50
Sum ber: Kota Parepare Dalam Angka 2019 2 Jam bu Mete 20,00 21,50
3 Kelapa Dalam 13,30 11,90
Tabel 18 Produk Dom estik Regional Bruto ADHK Kota Parepare 2018 4 Kemiri 2,50 2,50
P D R B H a r g a B e r la k u m e n u r u t L a p a n g a n U s a h a 5 Lada 1,80 1,89
NO Lap an g an U sah a ( J u ta R u p ia h l 6 Aren 20,00 20,00
2014 2015 2016 2017 2018 7 Pinang 2,25 2,50
1 Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan 214.792,00 235.794,90 259.584,60 282.479,50 306.083,70 Sum ber: Kota Parepare Dalam Angka 2018
2 Pertam bangan dan penqqalian 9.144,60 9.985,90 10.811,20 11.087,20 11.353,30
3 Industri Pengolahan 77.733,42 82.510,50 88.015,10 93.628,30 95.732,30
4 Penqadaan Listrik dan Gas 3.886,94 3.744,40 4.046,20 4.301,50 4.646,10
2.2.4.3 Peternakan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 10.772,22 11.150,60 11.538,40 12.540,20 13.547,40 Mayoritas populasi ternak di Kota Parepare tahun 2017 didominasi sapi potong yaitu sebanyak
Limbah dan Daur Ulanq
6 Konstruksi 536.793,69 554.132,10 576.310,80 601.826,60 640.812,10
5.814 ekor. Populasi unggas terbanyak adalah ayam pedaging yang berjumlah 973.700 ekor.
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasl Produksi perikanan di Kota Parepare m engalam i peningkatan jika dibandingkan dengan produksi
7 586.035,85 613.678,10 661.006,00 711.361,60 777.250,90
Mobil dan Sepeda Motor tahun sebelumnya. Pada tahun ini produksi ikan di Kota Parepare adalah 4.665,08 ton atau
8 Transportasl dan Perqudanqan 204.999,40 215.753,90 226.614,30 245.423,00 266.203,90 m eningkat sebesar 1,45 persen dibandingkan tahun lalu.
9 Penyediaan Akom odasi dan Makan Minum 206.935,03 226.485,40 248.257,20 272.337,00 303.385,40
10 Inform asi clan Komunikasi 254.436,01 269.949,80 289.854,60 309.378,90 340.328,60 Tabel 21 Populasi Ternak Kota Parepare 2017
11 Jasa Keuanqan dan Asuransi 266.494,30 296.180,20 351.944,00 372.421,90 382.998,30
12 Reai Estate 334.324,87 364.146,60 389.292,20 428.439,30 449.619,60 Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing
No Kecamatan
13 Jasa Perusahaan/Bus/V?essService 9.607,01 10.171,30 10.779,70 11.485,40 12.434,60 (EkorjL (Ekor) (Ekor) lEkor)
14
Adm inistrasi Pem erintahan, Pertahanan 1 Bacukiki 4.454 43 6 710
391.524,34 409.274,60 407.015,60 420.809,90 358.221,30
dan Jam inan Sosial W ajib 2 Bacukiki Barat 525 4 - 1.926
15 Jasa Pendidikan 243.053,15 253.626,00 265.219,80 279.259,00 304.132,40 3 Ujung 615 18 -
575
16 Jasa Kesehatan dan Keqiatan Sosial 160.418,88 175.345,90 190.353,60 208.634,00 229.000,70 4 Soreang 220 - -
250
17 Jasa lainnya 104.947,07 111.786,00 117.162,80 128.911,10 143.697,20 Total 5.814 65 6 3.461
P D R B A D H K T o ta l 3.615.898,77 3.843.716,10 4.107.805,80 4.394.324,40 4.639.447,80
Sum ber: Kota Parepare dalam Angka 2018
Sum ber: Kota Parepare Dalam Angka 2019

Halaman - 14
EK&cutLfye' Summary
'Re-ncanci' I vu lu k PeXcdyuKaA^/ P rep a ra '. ProvinM/ Sulctwe^C Sel&X'cvn'

Tabel 22 Banyaknya Produksi Perikanan Kota Parepare 2017 2.2.5 Jaringan Transportasi Wilayah
Tahun Perikanan Laut Perikanan Darat Jumlah Jalan m erupakan sarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar perekonomian.
2017 4.629.70 35,38 4.665,08 Dengan m akin m eningkatnya usaha, maka m enuntut peningkatan pembangunari jalan untuk
2016 4.571^90 26^50 4.598,40 m em udah-kan m obilitas penduduk dan m em perlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke
2015 4.318,00 28,70 4.346,70 daerah lain.
2014 4.282,50 25,40 4.307,90
2013 3.341,90 38,00 3.379,90 Total panjang jalan di Kota Parepare adalah sepanjang 304.395 km dengan kondisi baik
Sum ber: Kota P a lp a r e Dalam Angka 2018 sepanjang 112.607 km (36,99% ), kondisi sedang sepanjang 62.583 km (20,56% ), kondisi rusak
sepanjang 50.356 km (16,54% ) dan kondisi rusak berat sepanjang 78.849 km (25,90%).
2.2.4.4 Kehutarian Persentase panjang jalan yang berada dalam kondisi baik menurun sebesar 59,70% jika
dibandingkan dengan tahun lalu. Sedangkan kondisi jalan yang buruk (sedang,rusak dan rusak
Pada tahun 2017 hutan lindung m erupakan kawasan hutan terluas di Kota Parepare yaitu
berat) m engalam i penurunan sebesar 1,49%.
m encapai 2.050 hektar. Berikutnya terluas kedua adalah hutan produksi terbatas dengan 352
hektar. Luas kawasan hutan tahun ini masih sam a dengan luas tahun lalu. Jika dilihat dari Tabel 25 Panjang Jalan Kota Parepare 2017
kom oditas kehutanan, produksi terbesar adalah arang yaitu m encapai 8 juta ton. 1
Kewenangann Jalan
Tabel 23 Produksi Kayu Hutan Kota Parepare 2013-2017 No Kecamatari Negara Provlnsi Kabupaten
(Kml (Km) /Kota (Km)
Tahun Kayu Bulat Kayu Gergajiari 1 Bacukiki 98.800
2013 113,69 724,04 2 Bacukiki Barat 21.075 - 80.673
2014 301,66 194,71 3 Ujunq_ 9.045 - 53.510
2015 139,29 218,99 4 Soreang 3.757 . 71.413
2016 - 1.248,74 Jumlah 33.877 - 304.395
2017 - -
Sum ber: Kota Parepare Dalam Angka 2018
Sum ber: Kota Parepare Dólam Angka 2018
Tabel 26 Banyaknya Kunjungan Kapal Kota Parepare 2017
2.2.4.5 Industri
Kapal Dalam Negeri
Pengklasifikasian sektor industri di Indonesia dibagi m enjadi ernpat kelom pok yaitu, industri No Bulan
Unit 1 GRT DWT LOA
besar, industri sedang, industri kecil, dan industri kerajinan rumahtangga. Dasar pengelompokan 1 Januari 100 506.908 217.805 9,025
industri ini didasarkan pada jum lah tenaga kerja yang terlibat didalamriya, tanpa m em perhatikan 2 Februari 70 322.680 128.504 6,240
m esin produksi yang digunakan ataupun modal yang diinvestasikan. 3 Maret 89 325.201 140.912 7,122
4 Aprii 87 470.367 193.300 8,185
Pada tahun 2017 ini Dinas Perindustrian, Perdagangari, Koperasi dan UKM Kota Parepare m encatat 5 Mei 81 427.555 169.470 7,500
ada sebanyak 225 perusahaan industri sedang, 806 perusahaan industri kecil, dan 361 6 Juni 90 496.177 218.234 8,425
perusahaan kerajinan dan rumahtangga. Dengan penyerapan tenaga kerja m asing-m asing 7 Juli 80 417.952 168.945 7,322
sebesar 1.014 orang, 2.439 orang dan 1.148 orang. Dari data tersebut, terlihat bahwa industri 8 Agustus 89 427.416 183.785 7,880
yang paling mendominasi dan menyerap tenaga kerja paling banyak adalah perusahaan industri 9 September 84 372.606 1*6.520 7,090
kecil dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 53,01 persen dari total tenaga kerja yang ada. 10 Oktober 107 451.075 190.197 8,650
11 November 141 590.238 296.317 11,196
Tabel 24 Banyaknya Perusahaan Industri dan Nilai Produksi Kota Parepare 2017
12 Desember 1.006 5.248.217 2.399.635 92,352
Jumlah Nilai Produksi Jumlah 2.024 10,056,332 3.966.404 180.994
No Sektor
Perusahaan (RP) Sum ber: Kota Parepare Dalam Angka 2018

1 Industri Pangan 448 1.324


2 Industri Sandang 2.2.6 Rencana Perigembangan Wilayah
181 586
3 Industri Kimia dan Bahan Bangunan 271 1.076 2.2.6.1 Transportasi Darat
4 Industri Logam dan Elektornika 131 467 Rencana sistem prasarana utam a m erupakan sistem jaringan transportasi yang terdiri atas:
5 Industri Kerajinan 361 1.148 A. Sistem jaringan transportasi darat;
B. Sistem jaringan perkeretaapian; dan
2017 1.392 4.601
C. Sistem jaringan transportasi laut.
2016 1.367 4.522
A. Rencana sistem transportasi darat meliputi:
2015 1.361 4.403
1. Jaringan jalan;
2014 1.338 4.303 2. Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; dan
2013 1.552 5.007 3. Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan.
Sum ber: Kota Parepare Dalam Angka 2018 1. Jaringan jalan terdiri atas:
■ Jaringan jalan arteri prim er meliputi: JI.H. A. Arsyad - Jl. Lasinrang - 31. Sultan Hasanuddin
- Jl. Baso Dg. Tompo - Jl. Jend. M. Yusuf (Jl. Lingkar Parepare), Jl. Bau Massepe, dan Jl. A.
Yani.

Halaman 15
E x -e c u tT v e ' 5 u w im c w y
K e iia w a / I n d u h P e la b u h a ^ v Parepares, P r o v in i S id x^ e^ S (U atcvn /

Jaringan jalan kolektor prim er meliputi: Jl.Jend. Sudirm an, Jl. H. Agussalim , dan Jl. Rencana pengembangan jalan barn, meliputi:
Mattirotasi. a. Pembukaan jalan akses ke dan dari Jl. Swaka Alam Lestari - Jl. Jend. M. Yusuf;
Jaringan jalan kolektor sekunder meliputi: Jl. Titang, Jl. Baronang, Jl. Katambak, Jl. Bete- b. Pembukaan jalan akses ke dan dari Jl. Mattorotasi Barn - Tonrangeng;
bete, Jl. Bau Massepe, Jl. Durian, Jl. Langsat, Jl. Rambutan, Jl. Nenas, Jl. Kesuma, Jl. c. Pembukaan jalan akses ke dan dari Pelabuhan Cappa Ujung - Kawasan Industri;
Kesuma Timur, Jl. Kesuma Utara, Jl. Reformasi, Jl. Mayor Haddade, Jl. Atletik, Jl. Atletik d. Pembukaan jalan akses ke dan dari Hutan Alitta 1 - Hutan Alitta 2;
Timur, Jl. Harapan, Jl. Keteram pilan, Jl. Pinisi, Jl. Puang Minding, Jl. Pengayoman, Jl. e. Pembukaan jalan akses ke Kawasan Keanekaragam an Hayati;
Geddongnge, Jl. Lambo, Jl. Belanak, Jl. Pemuda, Jl. Siratalm ustakim , Jl. H. P. Cara, Jl. f. Pembukaan jalan akses ke Taman Estuari;
Masjid Jabal Nur, Jl. Layang, Jl. Pepaya, Jl. Bumi Harapan, Jl. Jati Putih, Jl. Marham Alam g. Pembukaan jalan akses ke Kawasan agrowisata; dan
Raya, Jl. Drs. H. Syam sul Alam Bulu, Jl. Andi Mancung, Jl. Beringin, Jl. Baiai Kota, Jl. h. Peningkatan jalan alternatif ke dan dari kawasan industri - Lariang Nyarengnge - Jl. Jend. M.
Cendana, Jl. Lontar, Jl. Kem iri, Jl. Mahoni, Jl. Kelapa Gading, Jl. Buana Lestari, Jl. Sakinah, Yusuf - Term inal Type A - Arah Makassar;
Jl. Persada Utama, Jl. Persada Sentosa, Jl. Swaka Alam Lestari, Jl. Bumi Asri, Jl. Persada i. Pembukaan jalan baru untuk membuka hubungan antar wilayah serta upaya peruntukan
Indah, Jl. Nurussam awati, Jl. Bambù Runcing, Jl. M. P. Remmang, Jl. Petta Cangge, Jl. pem bangunan yang meliputi jalan akses yang menghubungkan kawasankawasan perumahan
Perkebunan, Jl. Pertanian, Jl. Peternakan, Jl. Kebun Jeruk, Jl. Kebun Mete, Jl. Kebun dan permukiman; dan
Jagung, Jl. Kebun Kacang, Jl. Kebun Jati, Jl. Sawah Lompoe, Jl. Sawah Makkoring, Jl. j. Pengembangan jalan lingkar luar, serta m em buka akses jalan baru sesuai kepentingan.
Lapesona, Jl. Padi, Jl. Lemo Gempae, Jl. Labulaweng, Jl. Padaelo, Jl. Sungai Caramelo, Jl.
Pesantren, Jl. H. Andi Sapada, Jl. H. Abd. Djabbar D, Jl. Andi Dewang, Jl. H.M Jubair, Jl. Penataan ja lu r transportasi antar kota dan dalam kota dengan pemisahan jalur agar lebih efisien
Damis, Jl. H. Muh. Ishak, Jl. Brimob, Jl. Pendidikan, Jl. Perintis, Jl. Makkaseseang, Jl. Tuna, dalam mengurangi angka kecelakaan dan kemacetan. Pengembangan ja lu r jaringan jalan secara
Jl. Kerung-kerung, Jl. Khalid, Jl. Taqwa, Jl. Pahlawan, Jl. Koperasi, Jl. H. Mirdin Kasim, SH, terpadu, yaitu untuk jaringan listrik, telepon serta jaringan komunikasi lainnya dan air bersih.
Jl. Drs. H.S Mangurusi, Jl. H. A. Iskandar, Jl. S. Abdul Rasyid, Jl. Arung Mampi, Jl. Arung Pengembangan jaringan jalan yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan disesuaikan
Tarum pu, Jl. Abdul Jalil, Jl. Lapangape, Jl. Baitul Jamil, Jl. Puri Gandaria Perniai, Jl. Puri dengan rencana induk jaringan jalan yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Gandaria Indah, Jl. Latasakka, Jl. Pesanggarahan, Jl. Massalengka, Jl. Gunung Tolong, Jl.
Mattiri Jom pi'e, Jl. Matalie, Jl. Bacukiki Raya, Jl. Puang Halide, Jl. Lappa Angin, Jl. Jaringan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) bertujuan untuk menunjang kelancaran
Makkarennu, Jl. Korban 40.000, Jl. H. Mukaddas, Jl. Lamihade, Jl. Lasangga, Jl. Lammide, angkutan umum dalam dan antar kota serta dan pengembangan ekonomi. Jaringan prasarana
Jl. Gelora Mandiri, Jl. Tere Massikereng, Jl. Mansaruna, Jl. Liu BuloE, Jl. Garuda, Jl. Mayor Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) meliputi:
Abd. Zainuddin, Jl. Abdul Kadir, Jl. Andi Cam m i, Jl. Syam sul Bahri, Jl. Lanu'mang, Jl. A. Term inal penumpang meliputi:
Titang, Jl. Tinumbu, Jl. Cum i-cum i, Jl. Durian, Jl. Mangga, Jl. Delima, Jl. Rusa, Jl. Kijang, Jl. 1. Term inal Tipe A m eliputi Term inal Lumpue yang terletak di Kelurahan Lumpue, Kecamatan
Singa, Jl. Callakara, Jl. Bandar Madani, Jl. Alwi Abdul Djalil Habibie, Jl. Usman Isa, Jl. Dg. Bacukiki Barat;
Parani, JI.Karang Burane, Jl. Abu Bakar Caco, Jl. Usman Jafar, Jl. Ilham, Jl. Andi Isa, Jl. 2. Term inal Tipe B meliputi:
Ganggawa, JI.Mawar, Jl. Anggrek, Jl. Matahari, Jl. Delima, Jl. Veteran, Jl. M. Kurdi, Jl. Andi a. Term inal Lapadde di Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung; dan
Laetong, Jl.Andi Mallarangeng, Jl. Andi Mappatola, Jl. Lasiming, Jl. Kasuari, Jl. Panca b. Term inal Soreang di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang.
Marga, Jl. Panca Bhakti, Jl.Pelita Tenggara, Jl. Pancasila Selatan, Jl. Pancasila Utara, Jl. B. Term inal Tipe C meliputi:
Panorama, Jl.Panoram a Timur, Jl.Panoram a Indah, Jl. Sam paraja, Jl. Baso Dg. Patompo, Jl. 1. Term inal W ekkee di Kelurahan Lompoe, Kecam atan Bacukiki; dan
Andi Mangkau,JI. H. Abu Bakar, JI.Manungke, Jl. Andi Makkasau, Jl. Lapansiung, Jl. Andi 2. Term inal Lakessi di Kelurahan Lakessi, Kecamatan Soreang.
Sulolipu, Jl.Pettana Rajeng, JI.Kalimantan, Jl. Nusantara, Jl. Sulawesi, Jl. Irian, Jl. Tarakan,
Jl. MasjidRaya, Jl. Veteran, Jl. Zasilia, JI.Sikapam ase, Jl. Andi Mannaungi, Jl. Andi Term inal barang berada di Kelurahan Labukang, Kecamatan Ujung.
Mappangara, JI.Lagaligo, Jl. Atletik, Jl. Sejahtera, JI.Hikmah, Jl. Tentara Pelajar, Jl.
Wirabuana, Jl. Persatuan, Jl. Bukit Madani, Jl. Karya Bakti, JI.Handayani, Jl. Mayjen Rencana pengembangan term inal penumpang meliputi:
Isnaeni, Jl. A. Akrab, Jl. Opu Dg. Risaju, Jl. Pelita, Jl. Pelita Utara, JI.Muh. Arsyad, Jl. Andi a. Term inal Tipe A, akan dikem bangkan dengan mengintegrasikan kegiatan ke dalam satu
Sinta, Jl. H. Muh. Am in Laengke, JI.Lahalede, Jl. Kapten H. Lanca, Jl. Pertamina, Jl. kawasan yang m em adukan dua moda yaitu jalan raya dan kereta api;
Lapansiung, Jl. Baharuddin, Jl. Dg. Pawero, JI.H. Badaruddin, Jl. Moh. Djasmin, Jl. Messang b. Term inal Tipe B, akan dikem bangkan untuk m elayani pergerakan regional antara 2 (dua) atau
Bau Massepe, Jl. Ajatappareng II, JI.Ajatappareng, Jl. Ajatappareng I, Jl. AG. H. 3 (tiga) kabupaten terdekat, berupa aglom erasi angkutan; dan
Baharuddin Syata, Jl. KH. Sanusi Maggu, Jl. SuryaFatm a Manggu, Jl. H. Tjambi Kallado, Jl. c. Term inal Tipe C, akan dikem bangkan untuk m elayani pergerakan regional dan wilayah kota,
H. Abd. Hamid Saleh, Jl. Pelabuhan Rakyat, Jl. A.Mahmud Makkasau, Jl. H. A. Sodji Datu ditem patkan sesuai dengan tingkat kepadatan dan arus pergerakan dari dan ke lokasi
Kanjenne, Jl. Pettana Rajeng, Jl. Gelatik, Jl. Ag. H.Ambo Dalle, Jl. Guru M. Amin, Jl. Belibis, perum ahan/perm ukim an atau pada pusat pelayanan umum untuk menunjang kelancaran
Jl. Ketiiang, Jl. Sawi, Jl. H. Andi Ajaib, Tsanaw iah/H.A.Syam suddin Ahmah, Jl. Ladong angkutan umum dalam dan antarkota serta untuk pengembangan ekonom i serta term inal kota,
Mursadi, Jl. Andi Makkasau Timur, JI.Abubakar Lambogo, Jl. Panti Asuhan, Jl. akan dikem bangkan untuk m elayani pergerakan lokal dalam wilayah daerah.
M uham m adiyah, Jl. Kebun Sayur, Jl. H. Jam il Ismail,JI. Andi Makkulau, Jl. Industri Kecil, Jl.
Terung, Jl. Bayam, Jl. Ambo Nonci, Jl. Takkalao, Jl. Sibali, Jl. La Ondeng, Jl. Muspika, Jl. 2.2.6.2 Transportasi Kereta Api
Bukit Indah, Jl. H. A. Muh Arsyad, Jl. Laupe, JL. Andi Mappangulung, JI.Drs. H. M. Yoesoef
Rencana sistem jaringan kereta api sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
Madjid, Jl. Wisata Jompi'E, Jl. Taebe, Jl. Kom pleks Veteran, Jl. Melingkar, JI.Nusa Karya, Jl.
A. Jaringan ja lu r kereta api umum meliputi:
Bukit Harapan, Jl. H. Laele, Jl. Amai Bakti, Jl.Kom pleks Lauleng, Jl. Andi Muh. Am in, Jl.
1. Jalur kereta api M akassar - Parepare sebagai bagian dari rencana ja lu r kereta api
Manunggal, Jl. A.R. Malaka, Jl. Laponjo, JI.Bumpunnge, Jl. Al-Hikm a, Jl. Kampung Duri, Jl.
transsulawesi; dan
Latsitardanus 1, Jl. Latsitardanus 2, JI.Sosial, Jl. Lapan, Jl. Nusantara Raya, Jl. Kawasan
2. Jalur kereta api Parepare - Pinrang.
Industri, Jl. Satelit, Jl. Menara, Jl. Petta Oddo, JL. Pattukku, Jl. Sum ur Jodoh, Jl. Petta
B. Stasiun kereta api terhubung dengan ja lu r Makassar-Parepare dan ja lu r Parepare-Pinrang
Unga, Jl.Nusantara.
terletak di Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki dan ditem patkan secara terpadu dengan
Jaringan jalan lokal Jaringan jalan lokal berupa jalan-jalan di luar jalan-jalan
Tem inal Tipe A.

Halaman 16
Ex e c u ttv e ' SuwiAncwy
1Zen caY ia/1 ncUdo Pelabuhxw v Parepare/, Prov(AMi/Sula\ve40S elcUcwv

2.2.6.3 Transportasi Laut


Rencana sistem jaringan transportasi laut sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:
A. Tatanan kepelabuhanan, terdiri atas:
1. Pelabuhan Pengumpul yaitu Pelabuhan Nusantara Parepare di Kecamatan Ujung
dan Pelabuhan Cappa Ujung di Kecamatan Ujung; dan
2. Term inal khusus m inyak di Kecam atan Soreang.
B. A lur pelayaran meliputi:
1. A lur pelayaran nasional yang terdiri atas:
a. Kota Parepare - Pantoloan;
b. Kota Parepare - Balikpapan;
c. Kota Parepare - Sam arinda;
d. Kota Parepare - Tarakan; dan
e. Kota Parepare - Nunukan.
2. Alur pelayaran lokal yang m elayani ja lu r Parepare-Pinrang di Teluk Parepare/Tanjung.

Dari rencana struktur ruang kota Parepare, disebutkan bahwa Pelabuhan Nusantara Parepare
dan Pelabuhan Cappa Ujung berada di Kecamatan Ujung sebagai Pelabuhan Pengumpul dan
adapun rencana pengembangan alur pelayaran yaitu Parepare - Pantoloan, Parepare -
Balikpapan, Parepare - Sam arinda, Parepare - Tarakan, Parepare - Nunukan.

Sedangkan pada pola ruang, Pelabuhan Parepare berada di lokasi lahan pertanian
berkelanjutan.

Halaman 17
E ^ e c u ttv e / S u trn n c v ry
R eric a n a sln d u h PelahuK cw s Parepare^. Provin&uSuI omicm/S elatcvn/

PEMERINTAH KOTA PAREPARE

PETA RENCANA STRUKTUR RUANG


KOTA PAREPARE

+
Stala 1 25 000
OS 0 25 0 OS I 1.S 2KM
ececkl::..
Pro>e»$i ....... Transverse Mercalor
Siterò Ond ........ ...... Grtd Geojraf <Jan Gnd UTM
Daltm HotbonW ............. AGS IM4Zcne50S

DlAQRAM LOKASI

Koia Pw»(wr»
S e ia i M a k a s s a r

KETERANGAN
— • *•— Bara» Kafcipo'an
- - - Baiai Kecamatan
Oar.i P u la .
■■ ■ - ■ J alari Antri
Jaun Kotttar
Jaljn lokai
......... . • Rancarla Jalan
Janngen SUTT
l' “ ‘ Rancane jaiurKreta Api
Sungal
A Poitahanan Keamaran
0 Oapol Perrarmna
1 Jarngan Tranvii.» Paretai»
• PLTD Suppo
a spoe

a spbu

•'! POAM
BTS
> lapan
Petat-uhan Cappa Uwng
Polatuban Nuiartaia
Pelatuhan Portammo
Terminal Type B

À P illa r Palayanan Kcra

Q Sub P u m i Poloyaim Kc^n

A P u la ; Polayanen U n jlu n o a n

Sr/ntar Pera
- Pau Ripa Bui» laudar Farpam aar Pna>jS»aa I 50 C03 Tarimi 1491
- Pela RTRW Kc*e Prrapa» 20M
• Cita la w W w i 2004
8 * i * i i KUa P a r la r
Pria " PAan rafcrwai m i n « j ™ yam ja is b a i* aJmrntati

( 22 )

Gambar IO Peta Struktur Ruang Wilayah Kota Parepare

Halam an 18
Ejcecuttve' SiMwmcuy
RetuxLvux/ Itxd M lyV eX ab id u M i-P are p cu 'e'. P ro v u x tà S id iu v e ^ Se la ta Y i'

l’tM EKlYl.V H KOTA l’Alt EPAKE


KAGUPATFNPINRANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA PAREPARE TAHUN 2011 - 2031

PETA RENCANA POLA RUANG


KOTA PAREPARE
u

s «ai a
A iitm

K « I T < I || I U j n iy

P f/K ll T 'jf i. c w M lt lW
lnw>tir4
O M i t H o r o it a l .'.OS ’ W t o i M S

INUfcKS K O IA l ’AHtPAKfc
KroiMan *•■««>« (f

Kpr.fl» jr* j M iK trq


K A B U P A T E N S IO E N R E N G R A P P A N G

□ - " V',—
KETERANGAN
IbufcftM ta ttis m i Lindurq

; OuKU r«C9rvKtr K »*iW É .'lf d i'.}*'


►«•W»" RT-
• AH OVJVK»»!' -•••IN iAJI'I
H iU i AifmiM tfiA iii
**ftf*M * V^fbU ÉtH nj
» . . . P«l«| **» *♦ !•' 1*^0*
- - Pé 'V

P»MV«n
• I aAM *»*v» ta ttis m i D -ls l» ,»
W Sv«** 'A<»U' *'.^p T \< k *l V - l J i
’ I * ! » ' M^ M / É
Ja *n
•K »»K < M I
— M **M v |< |*M
—- in»- l « u r { ^ i r
■>UM ÌKUSAft < w » r 9 'u m U
.• fir UHI •»* ì i v r# «r n»>
• » té u r P»a j «» h
Jiwiftgan JaW i lUncaiia
III
— *-* 3anl#i* .*,1 >*#» * *»• •-M1W fl'M O H l
....... :*ar 3 *» n » p T#’p*«»r
■m m Kyvjy J«l»*Albj * y r K W W P«rl4rtli>l
N<d2
•'«•UtAAll
P ra a jrjiw L t'u 1 mia» • i n w c »•*■«j» »r* r
TB'ff^iTfnA ••« U r
• • Té**941 Tm 3 * •••»•• lA llM * - }» '
» V n r#’ r,H C = * » « W ‘’JlÉ W V
kavitar T**«na* 8v->»'
P o i f r r w P cbb jhon
«m w
'( « W K B A tflr i
» £ 4_i4 J r« »»< U*#*«
.t. **lC **V i*
t n n v - o . iw m M

S*«-t»f«M li
..... i P fi* P j . . v " j | i S i i t i h t o t - v i ( « . i w
} «»• - r r .U t U .iirV i K w i
l T if ili I W

A H1%IK%|*1 ’ it tltjll|À fllffilC l|A |« A »


P i u tu M i a i r« V * t« , r i l ' l r r n i j * ! * y j * c j r i ’jI'. h M r r . r M »

BKfTAMUi-
WAUKOTA PAACBAPC

KABU PA1EN

M U TAUÉAN PAWP S H . t H

mas..

Gambar 11 Peta Pola Ruang Wilayah Kota Parepare

Halaman - 19
Ejcecuttve' SLwnmcvty
Resicela' Iv\dMk'Pelabu}\cw\/Parepare', Provimi/Sulawe^vSelata+v

3 KONDISI EKSISTING PELABUHAN


3 .1 G A M B A R A N U M U M P E L A B U H A N
A. Letak Adm inistrasi Pelabuhan
Pelabuhan Parepare terletak di dua Kelurahan yaitu Kelurahan Labukkang dan Kelurahan
Ujung Sabbang, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan. Pelabuhan
Parepare terletak di pantai barat Sulawesi, berjarak sekitar 200 km sebelah utara Kota
Makassar dengan hierarki sebagai pelabuhan pengumpul yang memegang peranan
penting dalam m obilisasi penumpang dan barang.

___a * T A » - « A T » s M f M t M L M » W W K t « J » H M M V . O t n
I M C ft A » I M H K U H « e P t V t N M N K W W , P C L A C O W '

v i .

- li#t-H *4*6* •
» L* SSWÉ** •'.T.Mv
• WR*;» •*****
•> * stfMM•*****
- w»*- ** W M •'Ì'-'89&?
►*»;«»«■-# SS*»* •
- «*•*•*•*•
VMOtt 'WSS'i
s^sr-tf •
• i« •****»«
• n- W**# -niriMM
- <*;**■t* -SSSSS*
- *:*. *•-*
•ft'Htri»
- IS -* l ******

S.'M5£5-f' - n s ^ S V
Gambar 13 Peta W ilayah Kerja Pelabuhan Parepare
- rt:**;1*
- «:» a-1»
« «•« o-f rsss-tf *.W»-.4 D. Status Kepemilikan Lahan Pelabuhan
*» S -r* .1- i "fWW
•• * + *
1. Term inal Nusantara Parepare, Hak Pengelolaan a.n PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
dengan luas lahan 11.987 m 2 di Kelurahan Persiapan Mallusetasi.
u n » » »*i v i >k

BADAN PF.RTANAHAN NASIONAL SURAT UKUR


GAMBAR SITUASI

VMur ; f\ r~ 7 ?

M B I IM V j I A N A il l U U I I A t l» \ l AM

*••■*•*• -
k».*ma«r. ..ijftll© * --- L,

Gam bar 12 Batas DLKr dan DLKp Daratan dan Perairan Eksisting Pelabuhan Parepare tti

rtrt

...... N«H*W
B. Koordinat Pelabuhan BUKU T ANAH
Pelabuhan Parepare terdiri dari beberapa term inal, yaitu: ■Uk rttOflOCAAK . . n. *1

1. Term inal Nusantara Parepare, pada koordinat geografis 4°0'47"LS/119°37'13"BT;


M O M M I .......
2. Term inal Cappa Ujung, pada koordinat geografis 4° 0'9"LS /119o37'17"BT; *4* >
*01AMAI)Yt fK ^ U P A tK ............... ....... .........
I .* IH

............................. ' j W ! f.H z K J J & i : . .


3. Term inal Lontangnge yang berada di titik koordinat 4° 0'16"LS/119o37'30"BT. UCAM ATAN
U.J UN 0,_____w ,.M .............. .......... ... «.
... - ’ ' ’ ‘ * W ìù & lìi# iS

C. Wilayah Kerja Pelabuhan


!M .U r ti? . « ?»i b \ 'ì\ IV * 1
■* 1W .'<•**
U A M A K n iA N M

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang O A M 4 I rSIAN *1


»* .. .I#t4

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 IV 'M jrtan ém ,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan O toritas Pelabuhan, »
Kantor Kesyahbandaran dan O toritas Pelabuhan Kelas III Parepare m em iliki satu wilayah ra?.muv.nfó#*
kerja yaitu W ilker Marabombang.

Halaman 20
EKacutfA/e' StMwmcwy
K eàxa&YiO' 1 >\duì'~'P elcUyuhcvn' Pcwepcu •&-. PfOvUiAvSulaAVMvSelatcMV

r i u u w is a s r m iN v iM M N i i .(f iS S A r r ---------

Gambar 15 Foto Sertifikat/Luasan Lahan Terminal Cappa Ujung


Gambar 14 Foto Sertifikat/Luasan Lahan Term inal Nusantara Parepare
> Term inal Lontangnge, Hak Pengelolaan a.n PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dengan
2. Term inal Cappa Ujung, Hak Pengelolaan a.n PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) luas 10.160 m 2 di Persiapan Kampung Pisang.
dengan luas 11.552 m2 di Ujung Sabbang.

w n*« m
PV T 4R r«AN mi
XO >S (,'t •HA• •O0\OO! V e - v i.*A
i» ! HADAN PERTANAHAN NASIONAL SU R A T U K L R
TJADAN PERTANAHAN NASIONAL SURAT UKUR GAMBAR SITUASI
GAMBAR SrrUAf.T
(O mo . __ M f l . . ,lt,9 3
N««v _ lt 7
M e li n o , u s u i l u n i i t i UII 4M
ttMUAVU 1 A.SAII 11* 1111» I 11U 1
i4.liiu i Manu Ssìaun,.............
P W M I - S l l M U i . S t la t W . ....................... ................... .................. ...
Uni.-eXeuiM
Ji. ruiKfb.... . . ...................... . _
i S tre p i re ...................... .....................................- ...........................
An anau n ■ S u t C A M . ....................... ... .....................
: IJttt ...... . . . .... ..... . ‘ ■r.i ‘ ..••■••aa ; . M i a i a i i M i I t a M W W * * m u . ......... .......v - ’ r~ :--
l»<J«<ta<*U .<?*•"*. »abb* n | ................ ... ....................... .......... ........................ ..................
»«. . ... ....____ __ I J ;... ... .
fi» -dira. . . ..........................................
- - ........ . b u o i . ------- Hn.Ua P.tJ.Iioa» . ___ . ...
U n to i t ............ *«a» K M M à lm

B A K U T A NA H Kraiu» T U A : .. S W t t I ae lM .lb .«WBWBM..:____


« ewattA»'. . . luirw.n i ™ . J t k * r » « jM . d U t a i e y » t a r d a n e I l a * .l«»»a b ja s i i u n

............................. P M B M K A U

3 U .A T A V
P M )M N M SL1/K£5X S Z l A l t t . . iim . u-,4. * j » ; , T * n x \
r w ir A R e
* * 9U * t * m « 0 ? AMA DV A J a n »•» yang W d l r j d l d i l M - 0 - n .n - v ' I m w jf.D * b e r t t r l . d i 4 i l * a b a U s »
t r i AM ATA* V J V * (J. b a « » a ,T a r d a i b a t« « p r jia j-o t 11*4)1 . r * n J . l b a u » a o i u r . i P . H . A . ' I O . i/ lW l H alala <Uj * m ,, c

W A A k U lH A M A N W JM SA ARAVO p m iù to t U K K W M M W
" / .« * * » « * « .« • » . U u b o W « « a i t a i 4 l » u * U U h U f l, a lc « M f f w i r r i c b i t «U t» » te s a i .
n « n c u k u r * l,___ ^ Mneatopl,
U a . ..??*., s 3 .• S .i< S e ? ? , » * ..* * t y ..U w , T * m . U * A « t t t * d u i n e W r . p e r i e i l J . K .1 6 0 S a n a i'i li r j b u « f r a l u * m a » , n u lia li n l a r u r t n l ) , .
K
- \?r-
O A ffA R K K N H J ’
^: iiM m
kxm
r im u im i
k iiu m m
O V IV K .

* .... .u .v 4 ;«

PA»SPA5£ P A R IP A H B
fi i u a m a r » . ta u i I •*.1 * * ! <li'op>*fc!<Aa.fl.'th a > a .A r » y » < t B ld a r » -
i« m • B » u » . 2 4 it N » u > V » n e J v b . i O r e . * r . J , f l B U t r j .
-i b a r t la » J k u n to » A t e i g a i , i J T . ] # / f f l W f l JJJPP»
N**M i r ( n a s in o ) n « n o iw * A i <1 v j v .u ragliava
i r r .f- i4 r .it' i

" M I . » 1 * ( r* ® 4 - f o > » . » t r iiu w K A i» w i. ijiv q p A . i a w .

Halaman 2\
EKeeutiA/e;SiMwmcwy
K e n c o w i' In d u k /P e lcib u h cw v P a re p cu 'e '. P ro vC n M /S u lciM jetàS elatcìn /

f » \ J « \H \K I ............... ..... ...................... . te*. ttm k M

3.1.1 Pemetaan Pelabuhan/Term inal di Sekitar Lokasi Studi


Gambar 16 Foto Sertifikat/Luasan Lahan Term inal Lontangnge
Berikut disam paikan m engenai kondisi pelabuhan di sekitar Pelabuhan Parepare sebagai dasar
E. Kegiatan Yang Dilayani Pelabuhan dalam menentukan daerah hinterland Pelabuhan Parepare agar dalam penentuan daerah
hinterland tidak terjadi tumpang tindih dengan pelabuhan disekitarnya, berikut disajikan peta
Pada saat ini, Pelabuhan parepare terdiri dari 3 term inal, yaitu Term inal Nusantara
pelabuhan disekitar Pelabuhan Parepare:
Parepare, Term inal Cappa Ujung, dan Term inal Lontangnge. Term inal Nusantara Parepare
diperuntukan m elayani kapal penumpang, aspai (curah cair) dan ternak. Term inal Cappa
Ujung diperuntukan m elayani kapal peti kem as, kargo dan penumpang. Sedangkan
Term inal Lontangnge diperuntukkan m elayani kapal Pelayaran Rakyat yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah dan direncanakan Term inal Lontange akan menjadi satu kesatuan
pengelolaan dengan Term inal Cappa Ujung.
Fasilitas Pelabuhan Parepare terdiri dari fasilitas pokok (antara lain dermaga, gudang lini 1,
lapangan penumpukan lini 1, term inal penumpang, term inal peti kemas, dan term inal
curah cair) serta fasilitas pendukung (antara lain kawasan perkantoran, fasilitas pos,
fasilitas air bersih, listrik dan telekom unikasi, jaringan jalan, areal pengembangan
pelabuhan, dan kawasan perdagangan).

F. Kondisi Wilayah Sekitar Pelabuhan


Kondisi pantai sekitar Pelabuhan secara umum curam, dasar laut terd iri dari lum pur dan
pasir. Alur pelayaran sepanjang 3.0 mil dengan lebar ± 0,5 mile, kedalaman m inim um 10
mLW S sam pai 50 mLWS. Kedalaman kolam m inim um 10 m eter sampai 20 meter, dan
kedalam di dermaga 5 m eter sampai 13 meter. Area perairan sangat baik dengan
ditunjukannya kedalam an dan ketersediaan area serta alur pelayaran. Sedangkan untuk
kendalanya adalah keterbatasan lahan darat pelabuhan yang menyebabkan keterbatasan
pengem bangan prasarana pelabuhan seperti pergudangan, dan Integrateci Inland
C o n tain er Depo (IICD).

Halaman ??
Ex&cuttA/e' Sunvmary
Re-ncoAUv In d u k Pelcdyuhxwj Pcvrepare'. Provin&OSula-weAv SelaXcwi

3.1.2 Daerah Hinterland


H interlan d dari pelabuhan Parepare diperkirakan terdiri dari 1 kota, 3 kabupaten dan 1 kecamatan
di Sulawesi Selatan yaitu Kota Parepare, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Pinrang, Kabupaten
Enrekang dan Kecamatan Mallusitasi (Kabupaten Barru). H interland pelabuhan ini sebagai
gambaran bahwa daerah daerah yang disebutkan dalarri hinterland adalah daerah yang
m em ungkinkan untuk m enyumbang kegiatan bongkar m uat di Pelabuhan Parepare dikarenakan
daerah lain diasum sikan akan melakukan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan lainnya.

Gambar 21 .Jalan Akses Term inal Cappa Ujung


3.1.4 Kondisi I3athimetri
Berdasarkan hasil survei bathimetri, kedalaman perairan di depan dermaga (face lin e ) di Terminal
Cappa Ujung dan Term inal Nusantara m em iliki kedalaman 10 mLWS, sedangkan untuk Term inal
Lontangnge dengan kedalam an 3 rnLWS, seperti terlihat pada Gambar 23.
Gambar 19 Peta Hinterland Pelabuhan Parepare
3.1.5 Kondisi Topografi

3.1.3 «ondisi Akses Jalan Berdasarkan hasil survei topografi di kawasan pelabuhan relatif lebìh datar yaitu mencapai 5
rnLWS sampai 10 mLWS untuk kondisi topografi dapat dilihat pada Gambar 24.
Jalan akses dari Term inal Nusantara Parepare tersam bung dengan Term inal Cappa Ujung dengan
lebar jalan 7 m eter dan pintu keluar melewati Term inal kontainer yang menuju langsung ke alun 3.1.6 Kondisi Pasang Surut
alun Kota Parepare dengan status jalan kota. Tingkat kepadatan jalan di sekitar Pelabuhan
Pengukuran pasang surut dirnaksudkan untuk mendapatkan konstanta harmonik dari berbagai
Parepare untuk Term inal Nusantara tidak telalu padat lalulintas dan kondisi sekitar jalan rata-rata
komponen harm onik pasang surut di daerah Survei, yang dapat digunakan untuk m eram alkan
dipadati dengan pertokoan, sedangkan untuk Term inal Cappa ujung tingkat kepadatan jalan tidak
pasut, m enetapkan Ketinggian Datum Peta untuk pemetaan Bathym etri dan m enetapkan
terlalu padat lalulintas dan kondisi sekitar jalan rata-rata dipadati oleh pem ukim an penduduk.
ketinggian Muka Laut Rata-rata (Mean Sea L e va i-MSL), dan muka Air Rendah Purnama (Low est
Meskipun di Term inal Nusantara Parepare maupun di Term inal Cappa Ujung tidak terlalu padat
W ater Sping - LWS) dan lain-lain.
lalulintas tetapi akses dari dan ke Term inal Nusantara Parepare maupun Term inal Cappa Ujung
dipandang masih kurang mem adai dari segi kapasitas jalan karena kapasitas jalan erat Ketinggian pasang surut laut diukur dengan menggunakan p h e il sc a le , yang ditem patkan di
hubungannya dengan m obiiisasi dan efektivitas dalam mendukung kegiatan pelabuhan. dermaga Term inal Cappa Ujung. Ketinggian Pasang Surut di ukur secare kontinyu untuk
mendapatkan data selam a 15 hari efektif, Ketinggian Palem kemudian dijadikan acuan terhadap
ketinggian Benchm ark, Tinggi muka laut rata-rata, tinggi datum Peta serta tinggi noi palem diukur
terhadap Benchm ark. Data pengamatan pasang surut sepanjang 15 hari dengan interval data satu
jarn, Untuk analisa dengan menggunakan metoda Adm iralty, data tersebut digunakan sebanyak
15 hari yaitu sek.ali siklus pasang surut untuk mendapatkan parameter pasang surut.

Halaman 23
E xe cu tive / S u w im a ry
K e ju x to w In d u h P e la b u h c w v Parepare'. ProvùvwvS u I gm je&v S e la ta tv

Tabel 2 7 Data Pengamatan Pasang Surut Pelabuhan Parepare (15 Hari) GRAFIK PENGAMATAN PASANG SURUT RENCANA PELABUHAN PARE-PARE
DENGAN HASIL ANALISA RAMALAN
DATA PENGAMATAN PASANG SURUT PAREPARE
2 2 2 2 2 2 2 2 Gì Gì

1 |
2 2
Jam
1 1 I 2
rH
i. 2

0:00
N
150 154 153
1
146
!
148
a
138 149 135 125
3
119
1
ri
118
1
121
1
A
128 123 131
300

1:00 131 140 141 130 124 114 157 143 130 120 115 114 118 109 115
2:00 115 121 116 128 112 110 163 150 137 124 115 111 110 109 110
3:00 111 118 110 122 110 111 167 158 146 133 122 113 108 122 117
4:00 108 114 108 130 133 113 168 166 158 146 134 123 114 146 136
5:00 , 112 130 105 132 136 102 170 173 170 162 151 139 127 175 163
6:00 110 132 103 140 135 124 172 180 182 179 170 159 147 202 190
7:00 106 126 99 150 156 142 174 186 192 193 189 181 170 220 213
Hi

8:00 94 107 96 146 164 155 178 190 199 204 204 200 191 225 224
9:00 90 95 95 138 170 158 181 191 201 208 212 212 208 215 221
10:00 89 87 94 126 144 160 184 190 198 206 213 217 217 192 205 ° l ì ! § I i ||1 ! jj jji 2518 3§1 825{82 51S 51|T i 91139 9H i ! 88518J 8|8S!j|88§§
JM .ft-H H -J M -J 8 ? 1 l* n - l9 2f.-lar.-l') 26-lar.-19 2 7 )jn -1 9 2 8 -J 1 M 9 » -ia n -1 9 S > Ia iv l9 3l-lan-19 l-r.b -1 9 S-feb-19 3-r»b-19 « -F .M 8 M .M 8
11:00 84 83 95 107 126 146 184 185 191 198 206 212 216 163 179
12:00 90 91 88 95 114 128 181 178 180 185 193 200 207 132 149
13:00 115 108 106 96 108 113 174 170 168 171 176 183 190 109 123
Gambar 23 G rafik Pengamatan Pasang Surut di Pelabuhan dengan Leastsquare dan Hasil
14:00 138 140 114 100 101 117 165 160 157 157 160 165 171 97 105
Survei
15:00 164 163 169 114 111 120 154 150 147 146 147 150 154 99 100
16:00 186 194 173 133 125 121 142 141 139 138 138 139 140 114 107 Tabel 28 Nilai Elevasi Penting Pasang Surut di Pelabuhan Parepare
17:00 216 229 175 165 153 152 132 134 135 135 135 134 134 137 124
18:00 234 228 208 182 164 162 123 129 132 134 135 135 133 162 146 Nilai elevasi-elevasi penting
Admiralty
19:00 236 224 216 205 192 176 118 125 131 135 137 139 138 182 166
diikatkan pada LWS (cm)
20:00 224 211 222 224 190 192 117 123 129 135 140 143 144 191 180 Highest Water Spring (HWS ) 129.65
21:00 204 194 204 202 188 184 118 121 127 133 140 145 149 188 183 Mean High Water Spring (MHWS) 120.31
22:00 190 190 191 184 184 165 122 121 124 129 136 143 151 174 175 Mean High Water Leve! (MHWL) 97.65
23:00 174 171 172 170 160 152 128 122 121 124 129 137 147 153 160 Mean Sea Leve! (MSL ) 70.98
Sumber: Hasil Survel Lapangan, 2018 Mean Low Water Leve! (MLWL) 44.4
Mean Low Water Spring (MLWS) 16.22
Lowest Water Spring (LWS ) 0
Tunggang pasana
Sum ber: Hasil Survei Lapngan 2018

Tipe pasang surut di lokasi Pelabuhan Parepare adalah campuran dominan sem i-diurnal, artinya
dalam 24 jam terjadi dua kali pasang dan dua kali surut saja dan tunggang air m aksim um sebesar
129,65 cm berikut adalah kesim pulan dari survei pasang surut, yaitu:
• LWS = ± 0,00 mLWS;
• MSL = + 0,71 mLWS;
• HWS = + 1,30 mLWS.
Sehingga dapat disim pulkan nilai pasang surut di Pelabuhan Parepare adalah + 1,3 m LWS.

3.1.7 Kondisi Arus dan Gelombang


Gelom bang yang paling sering terjadi dilokasi studi adalah gelombang yang m eram bat dari arah
barat (50.18% ), disusui gelombang dari arah barat laut (31.34% ), selatan (14.40% ) dan utara
(4.09% ). Hasil analisis gelombang laut dalam, m em perlihatkan bahwa gelombang dengan kala
ulang 25 tahun, tinggi dan periode gelombang dari arah selatan, barat daya, barat, dan barat laut
m asing-m asing adalah 0.64m dan 2.46 detik, 2.22m dan 7.76 detik, 2.86m dan 9.31 detik, serta
Gambar 22 Grafik Pengamatan Pasang Surut di Pelabuhan Parepare dengan Metode Adm iralty 0.60m dan 2.65 detik. Presentasi kejadian gelombang di lokasi studi m em perlihatkan gelombang
m aksim um dari arah barat daya dengan kala 25 tahun yang masuk ke teluk parepare tingginya
adalah 1.68 sampai 2.28m , sedangkan untuk gelombang harian rata-rata 0.1 - 0.5 m. Dari rata -

Halaman 24
E x e c u tiv e / S u w iA n ary
7?& n c a w I n d u h P elal >uhcw/ P arepare'. Pmvt>uv S ulaweAu SeXata^v

rata tinggi gelombang tersebut dapat disim pulkan bahwa perairan di Pelabuhan Parepare masuk
kedalam katagorl gelombang tenang dan cukup aman untuk disinggahi dan m elayani kapal
penum pang dan barang sepanjang tahun karena lokasinya berada dalam teluk dan terlindung.

Kecepatan arus pada saat pasang kecepatan rata-rata m inim um 0.085 knot dan m aksim um 0.306
knot ke arah utara, sedangkan pada saat su rut kearah barat daya rata-rata 0.105 knot dan
m aksim um 0.286 knot. Arus cukup besar karena ada penyem pitan badan air di dalam teluk tepat
di sisi barat term inal Cappa Ujung. Namun secara umum, kecepatan arus dilokasi studi tidak
berpotensi mengganggu arus bongkar m uat kapal.

« 0

Gambar 24 C u rren t C ross Pengam atan Arus Lokasi Pelabuhan Parepare

Halaman 25
Ejcecut'LA/e' Summcvry
V.eA\ccvYia/1n d u b PelcdyuKa*v P arafi are;. ProvCrUd/S ulawe^O Se la ta n /

Gam bar 25 Peta B a to m e tri di Term inal Nusantara dan Cappa Ujung

Halaman 26
EkecuCCve/ SiMwma^y
R e à X C & Y ia s I> \d a h 'P e la b u .h c u v P a re p a 4 -&. P r o v ti^ S u la A v e te /Se la tc w y

->----------r
P KEMENTERIAN PEFIHUBUNGAN

L A Y O U T K E N C A N A TO PO G RAFI
T E R M IN A L N U S A N T A R A D A N C A P P A U J U N G
P E L A B U H A N P A R E P A flE

RENCANA INDUK PELABUHAN PARE PARE


PROVINSI SULAWESI SELATAM

LE3EN D A:

KONTUR M AYO R

K O N T U R M IN O R

Pelabuhan Nusantara
BM 01

Y = 9555824.263
Z = 4.025

CP 01
791001
Y = 9555851
Z = 3.027

Pelabuhan Cappa Ujung


BMÓ2
X = 791104.695
Y = 9557033.466“
Z = 3.429

CP 02
X = 791121.246
Y = 9557011.981
Z = 3.917

BM U T
X = 791400.915
Y = 9556556.813
Z = 3.778

CP 03
X = 791399
Y = 9556S42
Z = 3.983

0 «0 150 ro m

3UM BER v'U M LA H LEM BAR

Gambar 26 Peta Topografi di Term inal Nusantara dari Cappa Ujung

Halaman 77
E x e c u t iv e ' S u t m n a r y
I n d u h P & U ib u h cu v Pcu'epcu'e', ProvùnM / S ulaMje^t/ S eXatcwv

3.2.2 Spesifikasi Kapal Tambat


3 .2 FA SILITAS EKSISTIN G PELABUH AN
Berdasarkan data yang didapatkan dari PT. Pelindo IV Cabang Parepare, kapal terbesar yang
3.2.1 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan
bersandar di Pelabuhan Parepare adalah sebagai berikut:
Data fasilitas eksisting Pelabuhan Parepare didapatkan dari PT. Pelindo IV Cabang Parepare, Tabel 30 Spesifikasi Kapal yang Tam bat di Pelabuhan Parepare
dengan daftar fasilitas dapat dilihat pada Tabel 29 berikut:
Tabel 29 Daftar Fasilitas Pelabuhan Parepare Kapal Peti Kemas
Ukuran Kapal Lama Kapa Dimensi
Jenis
No Fasilitas Eksisting |Satuan | Dimensi Keterangan Nama Kapal
Kapal GT DWT Bersandar P L Draft
A Term inal Nusantara
Terkecil KM. MENTARI CRYSTAL 2.725 3.328 48 jam 84,57 15 5,9
1
Areal Darat m2 11.897 Sertifikat No. HPL 1/Mallusetasi 9.410
Terbesar KM. MENTARI PERSADA 7.312 48 jam 128,5 20 8/2
2
Dermaga I (seqmen 1) m2 80 X 15 Kap. 5.000 DWT (Tahun 2004)
Trestle 1 m2 Rata-rata 5.019 6.369
15,7 x 5,3
3 Dermaga I (segmen 2) m2 200 X 15 Kap. 14.649 GT (tahun 1993) Kapal Cargo
Trestle 2 m2 13 X 10 Jenis Ukuran Kapal Lama Kapal Dimensi
Trestle 3 m2 13 X 10 Nama Kapal
Kapal GT DWT Bersandar P L Draft
Trestle 4 m2 13 X 5
Trestle 5 m2 13 X 10 Terkecil KM. TONSON SEJATI 463 430 48 jam 47,50 8
4 Dermaga I (segmen 3) m2 86 X 15 Kap. 5.000 DWT (tahun 2014) Terbesar K M .FU KU H O 1.211 1.800 72 jam 68,55 12 4
5 Lapangan parkir truk m2 2962,5 837 1.115
Rata-rata
6 Lapangan kendaraan 1 m2 156,2
Kapal Curah Cair
7 Lapangan kendaraan 2 m2 4320,5
8 Lapangan parkir roda 2 m2 130,5 Jenis Ukuran Kapal Lama Kapal Dimensi
Nama Kapal
9 Term inal Penumpang m2 720 2 lantai Kapal GT DWT Bersandar P L Draft
10 Kantor bea cukai m2 451,3
Terkecil MT. SYAFIYAH 995 2.052 24 jam 74 11 3,4
11 Pos KPLP Unit 2
12 Mushola m2 130 Terbesar MT. KAN WO 6.194 6.454 48 jam 109,9 20 5^5
13 Rumah genset m2 222 Rata-rata 3.595 4.253
14 Stasiun CCTV m2 222 Ka pai Pelni
15 Tangki curah cair aspai (PT. BSU) Unit 4
Jenis Ukuran Ukuran Lama Kapal Dimensi
16 Pos Polisi m2 5j4_ Nama Kapal
Kapal GT DWT Bersandar P L Draft
B Term inal Cappa Ujung
Terkecil KM. EGON 4.914 824 6 jam 94,3 10,05 4,3
1 Areal darat m2 11.552 sertifikat HPL 1/Ujunq Sa'banq
2 Dermaga II segmen 1 m2 85 X 15 Kap. 7.000 DWT (2011 & 2013) Terbesar KM. LAMBELU 14.649 3.685 6 jam 136 23,7 5,5
Trestle 1 m2 29,7 X 8 Rata-rata 9.782 2.255
3 Dermaga II segmen 2 m2 70 X 20 Kap. 7.000 DWT (tahun 2013) Kapal Roro
Trestle 2 m2 23 X 9,5
4 Dermaga III m2 120 x 15 Jenis Ukuran Ukuran Lama Kapal Dimensi
Kap. 7.000 DWT (2012 & 2013) Nama tvapai
Trestle 3 m2 30,3 X 8 Kapal GT DWT Bersandar P L Draft
Trestle 4 m2 20,8 X 8 Terkecil KM. QUEEN SOYA 2.983 820 60 jam 97,69 16 4,4
5 Dermaga IV m2 75 X 10 Milik badan karantina pertanian
Terbesar KM. PANTOKRATOR 5.920 1.187 60 jam 109,2 15 5
Trestle 5 m2 35 X 5
6 Lapangan penumpukan KSOP m2 1.932 Milik KSOP Rata-rata 4.452 1.004
7 Karantina hewan m2 3.520,44 Sum ber: PT. Pellndo IV Cabang Parepare
Milik badan karantina pertanian
8 Kantor KSOP m2 288,5 Sedangkan untuk ukuran kapal m aksim al yang dapat tam bat di Term inal Cappa Ujung kira-kira
9 Lapangan parkir m2 1.521,2 15.000 DWT dengan P= 158 m L= 23,3 m Draft= 8,7 m dan di Term inal Nusantara Parepare kira-
10 Kantor Pelindo m2 596,65 kira 20.000 GT dengan P= 198 m L= 24,7 m Draft= 7,5 m dan idealnya 30.000GT dengan
11 Pos Polisi m2 15 P= 230 m, L = 27,5, dan d raft = 8,5 m
12 Pos Pelindo m2 15
3.2.3 Kedalaman Kolam Alur Pelabuhan
C Term inal Lountange
Kondisi pantai sekitar Pelabuhan pada um um nya curam, dasar laut terdiri dari lum pur dan pasir.
1 Dermaga m2 20 x 5
Alur pelayaran sepanjang 3 mil dengan lebar ± 0,5 mile, kedalaman minimum 10 m eter sampai
2 Lahan Areal Darat m2 10.160 Sertifikat No. HPL 1/Soreanq
Sum ber: PT. Pelindo IV Cabang Parepare

Halaman 78
E}cecutiÀ/eySLuyvmary
K e n c & A ic v 1 n d u ilo P e la b u h c u v P w e p c u 'e '. P rovO vuO S u lc tw e M s S e la ta v u

50 m eter kondisi LWS. Kedalarnan kolam m inim um 10 m eter sampai 20 meter, dan kedalam an di 3 .3 DATA O PERASION AL PELABUHAN
derm aga 5 m eter sampai 13 meter.
Data arus bongkar muat pada pelabuhan eksistirig yang didapatkan dari Kantor Pelabuhan
setem pat m em berikan informasi merigenai aktifitas kepelabuhanan. Data bongkar muat ini
3.2.4 Data Peralatan Bongkar Muat dijabarkan sebagai berikut.
Pada Term inal Cappa Ujung terdapat 2 peralatan bongkar m uat berupa m obile orane dengan 3.3.1 Bongkar Muat Term inal Nusantara Parepare
kapasitas 25 ton dan fro k lift dengan kapasitas ±5 ton.
1. Curah Cair/Aspai
Tabe! 31 Arus Curah Cair Aspai di Term inal Nusantara Parepare Tahun 2012 - 2018
Curah Cair Aspai (Derum Nusantara)
Arus Barang
No. Tahun Satuan
Jenis
Bongkar Muat Total
Barang
1 2012 T/m 3 13.341 - 13.341 Aspai
2 2013 T/m 3 24.123 -
24.123 Aspai
3 2014 T/m 3 28.574 - 28.574 Aspai
4 2015 T/m 3 24.492 - 24.492 Aspai
5 201(5 T/m3 24.137 - 24.137 Aspai
6 2017 T/m 3 24.062 -
24.062 Aspai
. 7 2018 T/m 3 21.410 - 21.410 Aspai
Sum ber; PT. Pellndo IV Cabang Parepare

Di Kota Parepare dan sekitarnya tidak terdapat penghasil/tempat: produksi aspai sehingga tidak
terdapat arus m uat aspai, dan hanya terdapat kegiatan bongkar curah cair/aspal di Term inal
Nusantara Parepare untuk m emenuhi kebutuhan dan permintaan dari konsumen diantaranya
Dinas Pekerjaan Umum dan Kem enterian Pekerjaan Urnum untuk pekerjaan jalan dan
pem eliharaan jalan.
Gambar 27 Alat M obile Orane di Term inal Cappa Ujung

Gambar 29 Grafik Arus Curah C air di Term inal Nusantara Parepare 2012 - 2018

Gambar 28 Alat Forklift di Term inal Cappa Ujung

Halaman - 29
E jc e cu tiv e ^ 5 u m m c w y
Kenccvno' I nduh PeÀabuhówv Parepare'. P r o v in i SulfMve^Selcitcu'V

2. Arus Turun Naik Penumpang


T ra ffic P e n u m p a n g R o ro
Term inal Nusantara Parepare saat ini m elayani kegiatan naik turun penumpang dalam negeri
sebagaim ana data berikut: (O rang)
a. Penumpang Pelni 4 50,000
400.000
Tabel 32 Traffic Arus Penumpang Pelni di Term inal Nusantara Parepare 2012-2018 350.000
300.000
PELNI Term inal Nusantara)
250.000
rus Penumpang
No. Tahun Satuan 200.000
150.000
Turun Naik Total
100.000

1 2012 Oranq 157.897 158.894 316.791 50,000


U T T I i I
2 2013 Oranq 146.889 163.644 310.533
2012 2013 2014 2015 2016 2017 7018
3 2014 Oranq 94.742 116.380 211.122
4 2015 Orang 141.994 142.709 284.703 » D e b a rk a s i ' E m a b a rk a si * T o ta l
5 2016 Oranq 120.548 122.451 242.999
6 2017 Oranq Gambar 31 G rafik Arus Turun - Naik Penumpang Roro di Terminal Nusantara 2012-2018
121.001 128.037 249.038
7 2018 Oranq 129.391 144.264 273.655
Sum ber: PT. Pelindo IV Cabang Parepare 3.3.2 Bongkar Muat Term inal Cappa Ujung
1. Arus Bongkar Muat Barang (Bag Cargo)
T r a f fic P e n u m p a n g P e ln i Tabel 34 Arus Bongkar Muat Barang Bag Cargo di Term inal Cappa Ujung Tahun 2012 - 2018
(O ra ng) Barang Bag Cargo
350,000
No. Tahun Satuan
Bongkar Muat Total
300,000
1 2012 T/M3 84.963 301.119 386.082
250.000 ^ ^
2 2013 T/M3 35.489 379.152 414.641
2 0 0 .0 0 0
3 2014 T/M3 37.638 337.122 374.760
4 2015 T/M3 28.711 246.015 274.726
5 2016 T/M3 28.099 200.428 228.527

l 2013
i 2014
1
2015
1 » i» i '
2016 201/ 2018
6
7
2017
2018
Sum ber:
T/M3
T/M3
PT. Pelindo IV Cabang Parepare
26.228
10.751
134.619
155.427
160.847
166.178

* D e b a rk a s i 9 E m a b a rk a s t * T o ta l

T ra ffic A r u s B a ra n g Bag C a rg o
Gambar 30 Grafik Arus Naik - Turun Penumpang Pelni di Term inal Nusantara Parepare
(Ton/M 3)
b. Penumpang Roro 500,000

Tabel 33 T raffic Penumpang Roro di Term inal Nusantara Parepare 2012-2018 400,000

Roro 300,000
A rt s Penumpang
200,000
No. Tahun Satuan
Turun Naik Total 100,000

1 2012 Oranq 183.063 189.930 372.993


2013 2014 2015 2016
2 2013 Oranq 175.482 186.136 361.618
3 2014 Oranq 202.685 200.292 402.977 Bongkar -Muat " 'T o t a l
4 2015 Oranq 152.987 148.594 301.581
2016 Oranq Gambar 32 Grafik Arus Bongkar Muat Barang Bag Cargo di Term inal Cappa Ujung 2012 - 2018
5 129.607 134.256 263.863
6 2017 Orang 109.094 142.486 251.580
Rondisi arus bongkar m uat kargo di Term inal Cappa Ujung cenderung m engalam i penurunan
7 2018 Orante 134.886 157.367 292.253
Sum ber: PT. Pellndo IV Cabang Parepare
dikarenakan pengalihan kemasan dari kargo ke kontainer, sehingga barang kargo yang pada
awalnya m elakukan kegiatan bongkar m uat perkemasan dialihkan menjadi kolektif dengan
menggunakan kontainer untuk m engefektifkan kegiatan bongkar muat.

Hrilaman 30
E )cecutt\/e' S u/svimcwy
K esvxcwng/1 n d u h Pelabuhayw P a ra fa re /. Proventi/ S ida^weiv Selatcvn'

2. Arus Peti Kemas 3.3.4 Trayek Kapal Penumpang


Tabel 3!5 Traffic Arus Peti Kemas di Term inal Cappa Ujung 2013 - 2018 Pelabuhan Parepare m elayani angkutan periumpang kapal Pelni dan kapal ro-ro, dengan berbagai
Asai Tujuan Peti tujuan perjalanan antar pulau. Berikut adalah trayek kapal penumpang yang ada di Pelabuhan
Arus Peti Kemas Parepare.
Kemas
No. Tahun Satuan
Bongkar Muat Total Da ri Ke Tabel 3 7 Daftar Trayek Kapal Pelni di Pelabuhan Parepare 2018

1 2012 Teus NIHIL Trayek Kapal Penumpang Pelni


2 2013 Teus 1.228 1.009 2.237 SBY SBY NO NAMA KAPAL RUTE KAPAL
3 2014 Teus 3.392 3.237 6.629 SBY SBY
4 2015 Teus 3.481 3.222 6.703 SBY SBY 1 KM. Bukit Suguntang Parepare-Balikpapan-Tarakan-Nunukan
5 2016 Teus 4.508 4.787 9.295 SBY SBY 2 KM. Lambelu Parepare-Ballkpapan-Tarakan-Nunukan
6 2017 Teus 5.065 4.875 9.940 SBY SBY
7 2018 Teus 6.242 6.005 12.247 SBY SBY 3 kM. Egon Parepare- Batulicin- Bontang
8 2019 Teus 3.914 4.442 8.356 SBY SBY Sum ber: PT. Pelindo IV Cabang Parepare
Sum ber: PT. Pelindo IV Cabang Parepare
Tabel 3 8 Daftar Trayek Kapal Roro di Pelabuhan Parepare 2018
Kodisi arus bongkar m uat petikem as di Term inal Cappa Ujung cenderung naik diperkirakan karena
perubahan trend arus bongkar m uat dari cargo menjadi container sehingga direncanakan kegiatan Trayek Kapal Penumpang Roro
bongkar muat di Term inal Cappa Ujung akan diperuntukkan antara lain untuk m elayani kegiatan NO NAMA KAPAL RUTE KAPAL
bongkar m uat container. 1 KM. Pantokrator Parepare - Samarinda
2 KM. Queen soya Parepare - Bontang
3 KM. Prince soya Parepare - Samarinda
4 KM. Thalia Parepare - Nunukan
5 KM. Madani nusantara Parepare - Balikpapan
6 KM. Kirana Parepare - Balikpapan
7 KM. Adithya Parepare - Samarinda
8 KM. Cattleya express Parepare - Nunukan
Sum ber: PT. Pelindo IV Cabang Parepare

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut: Nomor KP.815/DJPL/2019 tentang


Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Tahun Anggaran 2020, Pelabuhan Parepare tidak
term asuk dalam trayek yang dilalui oleh angkutan laut perintis, dan berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KP.912/DJPL/2019 tentang Jaringan Trayek
Penyelemggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2020, Pelabuhan Parepare tidak
term asuk dalam jaringan trayek tol laut.
Gambar 33 Grafik Arus Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Parepare 2013-2018
3.3.3 Arus Kunjungan Kapal 3.3.5 Data Kinerja Operasional Pelabuhan

Arus kunjungan kapal di Pelabuhan Parepare dikelom pokan berdasarkan je nis kapal, pada kapal Data kinerja operasional Pelabuhan Parepare berdasarkan data dari Kantor Pelindo IV Cabang
cargo terjadì kenaikan yang signifikan pada tahun 2017 dan 2018 dikarenakan adanya Parepare m em berikan inform asi m engenai aktifitas kinerja operasional pelabuhan yang
pem bangunan pem bangkit tenaga arigin sehingga terdapat kapal besar terkait pengiriman m enunjukkan bahwa nillai BOR pada tahun 2018 sebesar 32.72% masih dibawah batas kinerja
m aterial pembangunan tersebut di Pelabuhan Parepare dan kegiatan tersebut tidak m asuk dalam yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebesar 70%, sehingga secara umum
kegiatan rutin (bersifat inciden tal). Berikut ini data arus kunjungan kapal di Pelabuhan Parepare. fasilitas Pelabuhan Parepare masih cukup, efektif dan layak untuk mendukung operasional.

Tabel 36 Arus Kunjungan Kapal Menurut Jenis Kapal di Pelabuhan Parepare 2013-2018 Tabel 39 Data Kinerja Operasional Pelabuhan Parepare
Tahun
NO U r a ia n S a tu a n
2013 2014 2015 2016 :> 017 2018 2 0 .1 9
Cali 13 28 25 37 36 41 32
Kapal
1 GT 58.186 153.445 95.885 101.020 101.716 119.153 108,639
Petikemas
DWT 32.002 84.395 52.737 55.561 55.944 65.534 59,751
Cali 249 229 211 193 251 240 302
2 Kapal cargo GT 259.213 196.811 222.506 193.944 2.077.017 1.881.079 181,212
DWT 142.567 108.24(5 122.378 106.669 1.142.359 1.034.593 99,667
Cali 13 14 11 17 23 15 13
Kapal Curah
3 GT 47.253 59.256 44.203 54.873 101.102 64.409 58,939
cair
DWT 25.989 32.591 24.312 30.180 55.606 35.425 32,416
Cali 576 482 621 637 617 807 693
Kapal
4 GT 4.062.979 3.012.832 4.483.032 4.643.960 2.498.974 3.368.630 4,896,383
Penumpang
DWT 2.234.638 1.657.058 2.465.668 2.554.178 1.374.436 1.852.747 2,693,011
C a li 851 753 868 884 927 1 .1 0 3 1 .0 4 0
J u m la h 1 + 2 + 3 + 4
GT 4 ,4 2 7 ,6 3 1 3 .4 2 2 .3 4 4 4 .8 4 5 .6 2 6 4 .9 9 3 .7 9 7 4 .7 7 8 .8 0 9 5 .4 3 3 .2 7 1 5 .2 4 5 .1 7 3
Sum ber: PT. Pelindo IV Cabang Parepare

Halaman 31
EKecutiA/ev 5 u * m n a r y
'Re+xccLncv Itu tu b PeXabuhcuv Parepcu'ey. ProvtoM /Sidcvive^SelatGuv

REAL REAL REAL REAL REAL


NO URAIA N SATUAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8
c. Approach Time (AT) Jam 1,44 1/21 1,17 0,68 0,60
d. Waiting Time Gross (WTG) Jam 3,01 3,35 1,74 4,80 2,50
3. Berthing Time (BT) Jam 23,10 19,76 22,60 45,12 22,68 Sum ber: PT. Pelindo IV Cabang Parepare

a. Effettive Time (ET) Jam 16,61 12,88 14,73 23,08 15,63


3.3.6 Data SBNP Pelabuhan
b. Not Operating Time (NOT) Jam 4,03 3,98 5,78 18,23 4,24
Pelabuhan Parepare m em iliki 3 rambu SBNP sebagai penuntun serta penunjang keselamatan
c. Idle Time ( IT ) Jam 2,47 2,91 2,09 3,82 2,81
pelayaran kapal berdasarkan laporan harian SBNP Alur Term inal Nusantara Parepare dan Term inal
b. Kapal Dalam Negeri Cappa Ujung SROP Parepare/PKF4. Berikut SBNP yang dim iliki Pelabuhan Parepare:
1. Turn Round Time (TRT) Jam 88,94 61,99 53,55 26,02 22,62
Tabel 40 Data SBNP Eksisting Pelabuhan Parepare
2. Waiting Time :
NO JENIS S A RA NA BAN TU POSISI K O O RD INA T K O N DISI
a. Waiting Time Net (WTN) Jam 10,76 4,33 2,60 0,29 0,17
04° 02' 54" S
b. Postpone Time (PT) 1 Ram bu Suar M e ra h Tj. Lero Baik
Jam 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 119° 35' 38" E
c. Approach Time (AT) Jam 0,62 0,73 0,73 0,39 0,39 Ram bu Suar M e ra h Depan 04° 00' 40" S
2 Baik
d. Waiting Time Gross (WTG) Jam 11,39 5,06 3,34 0,68 0,57 Pelabuhan 119° 36' 50" E
04° 01' 11" S
3. Berthing Time (BT) Jam 77,56 56,93 50,21 25,34 22,06 3 Bouy Hijau Baik
119° 36' 36" E
a. Effettive Time {ET) Jam 17,09 12,47 11,91 15,92 9,96
b. Not Operating Time (NOT) Jam 49,86 39,44 33,52 6,62 9,09
c. Idle Time ( IT ) Jam 10,61 5,02 4,78 2,80 3,00
II PELAYANAN BARANG
a. Pelayaran Dalam negeri
1. Kapal General Cargo T/G/J
2. Kapal Bag Cargo T/G/J 20,41 15,81 23,14 90,76 12,72
3. Curah Kering T/J
4. Curah Cair T/J 89,92 70,13 76,44 195,21 97,33
5. Kapal Peti Kemas :
a. Terminal Petikemas B/G/J Rambu Suar Merah Tj. Lero
b. Terminal Konvensional B/G/J 5,18 6,38
b. Jenis Pelayaran
1. Samudera T/KPL/HR
2. Nusantara T/KPL/HR 489,92 379,51 555,45 2,178,18 305,36
III FASILITAS & PERALATAN
a. Fasilitas
1. Dermaga
a. B O R % 99,19 61,46 44,93 29,51 32,72
aÀJ/Ju/.LL A - K o t a -P a r è - P à r e
b. B T P Ton/m2 1.351,74 972,26 595,99 587,41 557,28
2. Gudang i /n m -v - •T >
a. S O R %
b. S T P Ton/m2 ige"£> 2020 TerraMei
h 2020 Google |
b. Peralatan Darat 2020 A fn G IS (Pty) U
« 2 0 2 0 Maxar Techr
1. Mobil Crane T/J
2. Forklift T/J
Gambar 34 Peta SBNP Eksisting di Pelabuhan Parepare
c. Peralatan Apung T/J

Halaman 32
E)cecu£iA/e' Suvmnary
Re4\c< M \a'Ind4Ak/P e la b u K cw sP a 4 'ep a re '. P r o v in i S u la'W M ù SelatU Y i

KEM ENTEiRIAN P E R H U B U N G A N

LA Y O U T EKS1ST1NG
T E R M IN A L N U S A N T A R A
P ELA BU H AN PAREPARE

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N F A R E P A R E
P R O V IN 8 I 8 U L A W E S I S E L A T A N

LE G E N D A :

I 1 EKSISTING

A. L A P A N G A N P A R K IR 1
B. T E R M IN A L P E N U M P A N G
C. GENSET
D. M USHALLAH 6 X 15 M
E. KP P P 4 /0 X 4 ,0 M
F. R U A N G M E S IN 5 x 8 ,1 M
G. B A K A IR 1 0 ,7 X 8 ,4 M
H. B A K A IR 8 X 1 1 M
4° (T43" S

I. EKS. G UDANG PERBAM AS


J. W C P E M K O T 6 ,3 X 16 M
K. KAN TO R BEA C U K A I 16 X 17 M
L. P O S K P LP 2 .5 X 4 M
M . PO S K P LP 2 .5 X 4 M
N. EKS. KNTR AOPEL
O . L A P A N G A N P A R K IR
P L A P A N G A N P A R K IR
Q. L A P A N G A N P A R K IR
R. L A P A N G A N P A R K IR
S. C Y 2 1 X 4 5 ,5 M
T. 1 2 ,3 X 2 6 M
U. S K ID T A N K B S U 1 0 ,3 X 5 7 M
V. EKS. GUDANG PERBAMAS
W . GUDANG T N I AD
X. TKBM 4 .0 X 4 .0 M
Y. K A N T O R KPLP
____________________________A9V STS

P E T A IN D E K S
Sulow «*i
46Q ,5ys _____________

180 200rr

SUM BER JU M L A H

G a m b a r 3!S Layout Eksisting Term inal Nusantara di Pelabuhan Parepare

Ha la man 33
E KecutX\/es S tu n m a ry
'Retìcaruv I n d u k PeXabuhcw/ Parepare/. Proviti* t>Sulawe^OSelatcuv

119° 37’ 5" E 119*37’ 12’ E 119* 3 f 19* E

KEM EN TH R IA N P E R H U B U N Q A N

L A Y O U T E K S IS T IN G
P E LA B U H A N PAREPARE
T E R M IN A L N U S A N T A R A

RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARE


PROV1NSI SULAWE6I SELATAN

LE G E N D A -

I I EKSISTING

C □ LAHAN PELABUHAN NUSANTARA

LAPANGAN PARK1R 1 19 X 35 M
TERMINAL PENUMPANG 20.57 X 35 M
GENSET
MU8HALLAH 6 X 15 M
W m m m KPPP 4,0 X 4,0 M
RUANG MESIN 5x8,1 M
BAK A IR I 0.7 X 8,4 M
BA K AIR 8X1 1 M
EK8. GUDANG PERBAMA8 29 X 20 M
WC PEMKOT6.3 X 18 M
v .v » ;
KNTR BEA CUKA1 18 X 17 M
PO SKPLP 2.5 X 4 M
PO SKPLP 2.5 X 4 M
EKS. KNTR ADPEL/ST CCTV 29,7 X 18 M
LAPANGAN PARKIR
LAPANGAN PARKIR
LAPANGAN PARKIR
LAPANGAN PARKJR
CY 21 X 45,5 M
12,3 X 28 M
8KID TANK BSU 19,3 X 57 M
EKS. GUDANG PERBAMAS 77 X 47 M
W. GUDANG TNI AD 46,2 X 31,5 M
TKBM 4.0 X 4.0 M
KANTOR KPLP 4.0 X 6.0 M

Soiowwr

8U M B ER JU M L A H LEM BAR

119* 3 7 '1 2 - E

Gambar 36 Layout Eksisting Term inal Nusantara di Pelabuhan Parepare (Zoom)

Halaman 34
E >cecu£iA/e' S Lunm cvry
K m c w w I y\xiuh P elabu hcw s Pcu'epare/. P ro v in i/ SulaAvetC Selatcw i

119° 37’ 12" E 119’ 26" E 11!)* 37'34" E

K E M EN TE R IA N P E R H U B U N G A N

L A Y O U T E K S I S T IN G
P I'L A B U H A N P A R E P A R E
P A N G K A LA N C A P F A U JU N G

R E M C A N A IN D U K ? E L A B IJ H A N P A R E P A R E
P R O V IN 8 I 8 U L A W E S I S E L A T A N

LE G E N D A :

I ~l E K S IS T IN G

1. D ER M A G A 1 3 5 X 2 0 M
2. D ER M A G A 2 SO X 2 0 M
3. D ER M A G A 3 70 X 2 0 M
4. D ER M A G A 4 7 5 X 10 M
5. DERM AG A 5 3 5 X 15 M
6. DERM AG A 6 80 X 15 M
8. TRES1EL 2 13 X 10 M
9. TRES1EL 3 13 X IO M
10. T R E S 1 E L 4 5.3 X 12 M
11. TRES1EL 5 10 X 5 M
12. TR ES 1EL 6 13 X IO M

LO 13. 13 a . LAPANGAN PENU M l'UKAN 1 30 1 1 .3 0 M *


15. G U D A N G 84 M *
T -f
I' 17. LAPANGAN PARK1R 1521.2
18. KAN T O R X S O P
19. K A N T O R P E L IN D O
2 0 . P O S P E IJN D O
21. PO S PO L1SI

P E T A IN D E K 8
S tia w t ii

JU K'LAH LEM B AR

119° 37’ 12" E 119° 37* 19" E 119'' 37* 26" E 119* 3 T 34" E

Gambar 37 Peta Layout Eksisting Term inal Cappa Ujung F>elabuhan Parepare
E)ceciAtiA/esSiMwmary
7?e^iccvngy 1 n d u h P e la b u h a n - Parepa+'es. 7Vov6mv S u law & fb SeXa,ta*v

119° 37'26" E 119*37* 34" E

K E M EN TE R IA N P E R H U B U N G A N

LAYOUT EKSISTING
PELABUHAN PAREPARE
TERMINAL CAPPA UJUNG

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N P A R E P A R E
P R O V IN S I S U L A W E 8 I S E L A T A N

LE G E N D A :

_____| EKSISTING
J LAHAN PELABUH AN C A P PA UJUNG
■— - J
1. D E R M A G A I 3S X 20 M
2. DERMAGA 2 50 X 20 M
3. DERMAGA 3 7 0 X 2 0 M
4. DERMAGA 4 75 X 10 M
5. DERMAGA 5 3 5 X 15 M
6. DERMAGA 6 8 0 X 15 M
8. TRESTEL 2 13 X 10 M
9. TRESTEL 3 13 X 10 M
10. TRESTEL 4 5.3 X 12 M
11. TRESTEL 5 1 0 X 5 M
12. TRESTEl 6 13 X 10 M
13. 13a. LAPANGAN PENUMPUKAN 1 8 0 1 1 .3 0 M 1
15. GUDANG 8 4 M>
17. LAPANGAN PARKIR 1521.2 M»
18. KANTOR KSOP
19. KANTOR PELINDO
20. POS PELINDO
21. POS POL1SI

PETAINDEKS
SlIiOWMi

SU M B E R JU M L A H LEM B AR

1° 37' 12" E 119° 37* 19" E 119° 37'26" E 119° 37* 34“ E

Gambar 38 Peta Layout Eksisting Term inal Cappa Ujung di Pelabuhan Parepare (Zoom)

Halaman 36
Ejte cu ttve ' SLwwnary
K e^JCXKA\a /1 n d u h PelvUyuKcw s Pcu^epare'. pyxyvCntàSidaAvetàSelfrf a n

Halaman 37
E se c u tiv e ' S u w u n o ry
K encono^ I n d u k Pela b u h cw / Parepare', Provarne/ S ulaMteiO Selatcvn/

4 ANALISIS PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA


ANGKUTAN LAUT
4 .1 M E T O D E A N A L I S I S
4.1.1 Analisis Perkembangan Wilayah
Indikator sosio-ekonom i yang digunakan dalam proyeksi arus barang adalah jum lah penduduk
dan Produk Dom estik Regional Bruto (PDRB) di wilayah hinterland Pelabuhan Parepare. Saat ini
Pelabuhan Parepare m elayani angkutan penumpang, angkutan barang, dan peti kemas.

Perhitungan diawali dengan menentukan tingkat pertumbuhan penduduk dan PDRB yang akan
terjadi pada setiap tahapan, baik jangka pendek, menengah, atau panjang. Diagram alir proyeksi
penduduk dalam Gambar 39 dan diagram alir proyeksi PDRB dalam Gambar 40.

1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan PDRB


Dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk digunakan data penduduk beberapa tahun
terakhir sesuai dengan hinterland pelabuhan, sehingga dari data tersebut dapat dihitung laju
pertum buhan penduduk. Data penduduk yang didapat diproyeksikan dengan menggunakan
m etode Aritm atika, Geom etrik, Least Square, proyeksi yang terbaik dari setiap metode
digunakan untuk proyeksi penduduk masa yang akan datang, berikut disajikan diagram alir
proyeksi penduduk dan PDRB.

Gambar 41 Diagram A lir Proyeksi PDRB

Berikut dijelaskan metode proyeksi yang akan digunakan dari berbagai metode terpilih, sehingga
diperoleh metode yang paling sesuai dengan tren d data eksisting, dan juga kaidah uji statistik.
a. Metode Aritmatika
Proyeksi penduduk dengan metode aritm atika m engasum sikan bahwa jum lah penduduk pada
masa depan akan bertambah dengan jum lah yang sama setiap tahunnya. Formula yang
digunakan pada metode proyeksi aritm atika adalah:

P’i = PO 4* A’q (Tn —7*0)


Dimana:
Pn = jum lah penduduk pada tahun t;
PO = jum lah penduduk tahun dasar;
Ka = rata-rata jum lah pertumbuhan;
(Tn-TO) = jangka waktu dalam tahun.

b. Metode Geometrik
Proyeksi penduduk dengan m etode geom etrik menggunakan asumsi bahwa jum lah penduduk
akan bertam bah secara geom etrik menggunakan dasar perhitungan bunga m ajem uk
(Adioetomo dan Sam osir, 2010). Laju pertumbuhan penduduk (rate o f grow th) dianggap sama
untuk setiap tahun. Berikut form ula yang digunakan pada metode geometrik:

P i - P0(1 + r) : dengan r = (^)T - 1


Gambar 40 Diagram A lir Proyeksi Penduduk Dimana:
Pt =jumlah penduduk pada tahun t;
PO = jum lah penduduk pada tahun dasar;
r = laju pertumbuhan penduduk;
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun).

Halaman 38
E K&cutAA/es S u m m t u y
R e*uxw w IrulukP elabui\cM /Parepcires. Provórui/SulaweM /SelataAV

c. Melode Least Square barang, dan peti kem as tersebut. Sebagai dasar peramalan adalah data statistik arus barang dan
Met:ode ini dllakukan untuk m endapatkan hubungan antara sumbu Y (jumlah penduduk) peti kemas eksisting Pelabuhan Parepare hirigga tahun 2018, dan tahun perencanaan proyeksi 20
dengan sumbu X (tahun) dengan cara m enarik garis linier diantara data - data tersebut, dan tahun ke depan (tahun 2019 sam pai dengan 2038). Penyusunan proyeksi dimaksudkan untuk
m em inim kan jum lah pangkat dua dari masing - masing penyim pangan jarak data - data m engetahui permintaan atas layanan kapal, penumpang, barang, dan peti kemas yang
dengan garis yang dibuat: selanjutnya digunakan untuk m enetapkan kebutuhan fasilitas pelabuhan dan peralatan sesuai
tahap perencanaan pengembangan pelabuhan yang telali ditetapkan dalam 3 tahapan tersebut
Pn = a+bX diatas. Secara keseluruhan metodologi yang akan dilakukan dalam m elakukan proyeksi arus
penumpang, barang, dan peti kemas dapat digam barkan dalam diagram alir (flow chart) berikut:
Dim ana:
Pn = jum lah penduduk pada tahun akhir tahun periode;
N = selisih tahun proyeksi.

Nilai a dan b dicari berdasarkan rumus:

, _ n O :p .t) - o :t) ( P )
n<EJF)-(2Y)S
a = Ym ean - b.Xrata-rata

4.1.2 Analisis Prakiraan Jasa Angkutan Laut


Proyeksi trafik pelabuhan merupakan salah satu tahapan studi yang sangat penting, karena akan
m em pengaruhi besaran kegiatan dan fasilitas yang diperlukan, m engingat fasilitas pelabuhan
m erupakan derived dem and dari trafik pelabuhan tersebut. Kegiatan trafik Pelabuhan Parepare
yang berlangsung saat ini, antara lain m eliputi arus penumpang, arus barang dan kunjungan
kapal. Arus barang di Pelabuhan Parepare terdiri dari, bag cargo, peti kemas, curah cair, dan
penumpang.

4.1.2.1 Cakupan dan Periodisasi Proyeksi permintaan


Proyeksi permintaan jasa angkutan laut digam barkan dalam proyeksi bongkar-m uat barang dan
peti kem as (container) di Pelabuhan Parepare yang dilakukan berdasarkan hasii olah data 5 tahun
terakhir (2013 - 2018). Disamping itu berbagai fakta, serta inform asi yang relevan dan
berpengaruh terhadap permintaan yang diperoleh dilapangan (fa ct finding) seperti potensi daerah
pengaruh (hinterland) Pelabuhan Parepare dan variabel yang terindikasi berpengaruh terhadap
perm intaan serta perkiraan kecenderungan pertumbuhan permintaan pada masa yang akan
Gambar 42 Diagram A lir Metodologi Proyeksi Barang & Penumpang
datang merupakan beberapa variabel yang harus dipertim bangkan dalam menentukan proyeksi
b o n g k a rm u a t untuk masa yang akan datang. Cakupan proyeksi permintaan meliputi antara lain :
■ Borigkar-M uat barang di Term inal Cappa Ujung; 4.1.2.3 Analisa Data
■ Naik Turun Penumpang di Term inal Nusantara Parepare;
Analisa data dilakukan untuk mem peroleh gambarari perkembangan kegiatan lalu lintas
■ Bongkar-M uat peti kemas di Term inal Cappa Ujung
penumpang, barang, dan peti kem as serta kunjungan kapal di pelabuhan di masa yang akan
■ B ongkar-M uat Curah Cair/Aspal di Term inal Nusantara Parepare;
datang. Term asuk dalam pekegaan analisa data adalah melakukan klarifikasi terhadap
■ Proyeksi kunjungan kapal di Pelabuhan Parepare.
kelengkapan dan kualitas data/inform asi yang diperoleh dilapangan sehingga dapat diperoleh
Dalam rangka menyusun Rencana Induk Pelabuhan Parepare, masa kurun waktu (periode) data-data informasi yang m em enuhi persyaratan terkait dengan tingkat kebenaran dan akurasi
proyeksi permintaan diselaraskan dengan periodisasi (pentahapan) perencanaan pembangunan data yang memadai, sehingga m em berikan gambaran keadaan dan perkembangan kegiatan
sesuai peraturan yang berlaku, yaitu selama 20 (dua Puluh) tahun kedepan yang dibagi dalam 3 pelabuhan yang m endekati kenyataan. Dengan demikian pada saat data-data tersebut
(tiga) tahapan perencanaan sebagai berikut: dipergunakan dalam modeling peramalan (proyeksi) pada masa yang akan datang tidak akan
1. Jangka Pendek : tahun 2019 - 2023; m enim bulkan distorsi yang akan mengurangi tingkat kepercayaan terhadap hasii proyeksi.
2. Jangka Menengah : tahun 2019 - 2028;
4.1.2.4 Indikator Sosio Ekonomii
3. Jangka Panjang : tahun 2019 - 2038.
Indikator sosio-ekonom i yang digunakan dalam m em proyeksikan permintaan adalah Produk
4.1.2.2 Melode Proyeksi dan Faktor Penentu Dom estik Regional Bruto (PDRB) dan jum lah penduduk di wilayah hinterland. PDRB mencerrninkan
keadaan dan pertum buhan perekonomian daerah, sehingga merupakan indikator yang mem iliki
Pada bagian ini diuraikan m etodologi yang digunakan dalam m elakukan peramalan (forecasting) kaitan erat dengan perkem bangan perdagangan di daerah tersebut sedangkan penduduk
atau proyeksi arus penumpang, barang, dan peti kem as pada waktu yang akan datang, selama m erupakan subyek ekonomi yang m em bangkitkan adanya permintaan akan barang dan jasa-jasa.
masa perencanaan pengembangan 20 tahun kedepan (sampai dengan tahun 2038). Selanjutnya Jum lah penduduk dan PDRB pada tahap-tahap tahun perencanaan di proyeksikan dengan
arus kunjungan kapal (sh ip ca lls) akan diperkirakan berdasarkan hasii proyeksi penumpang, m enggunakan model analisa pertumbuhan.

Halaman 39
E y&cutiA/es S u m m c u y
'R enca-na/1 n d u h PeXohuha4V P arepare'. Provivx^i/S ulaweM / S elatcu v

4.1.2.5 Proyeksi (Forecast) Arus Barang JU M LA H PENDUDUK HINTERLAND


PELABUHAN PARE-PARE
Secara skem atis perhitungan proyeksi jum lah arus barang yang dilakukan dengan menghitung
data tahunan aktivitas pelabuhan berupa volum e bongkar muat barang, bongkar muat peti
1 .0 5 0 .0 0 0
kem as, naik turun penumpang, dan kunjungan kapal setiap tahun. Selanjutnya dilakukan proyeksi
perm intaan barang, peti kem as dan penumpang pada setiap tahapan tahun perencanaan 1.0 -10,000

berdasarkan data eksisting dengan m elakukan perhitungan proyeksi (forecasting) dari berbagai
J ,0 3 0 ,0 0 0
variabel terkait, diantaranyan pertumbuhan PDRB, dan jum lah penduduk wilayah hinterland 7
pelabuhan serta kecenderungan perkembangan volum e barang, dan peti kemas. 5 1,020,000
Beberapa model proyeksi (forecasting ) yang antara lain akan dipergunakan dalam m elakukan 1. 010.000

proyeksi permintaan jasa angkutan laut secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: 1,000,000

a. Model regresi linier yaitu fungsi linier


9 0 0 ,0 0 0
;-(/)= a X x ( t ) + b

b. Model cu rve estim ation yaitu model non linier sehingga data yang digunakan tidak boleh Gambar 43 Grafik Jum lah Penduduk Hinterland Pelabuhan Parepare
data yang linier sehingga apabila data m enunjukan data linier m aka tidak dapat diuji
m enggunakan m etode ini. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis aritmatika, geom etrik dan le a st square,
c. Model Regresi Ordinai adalah salah satu dari berbagai je n is analisis yang khusus digunakan dim ana dari hasil proyeksi diperoleh nilai kekuatan hubungan antar peubah (R2) adalah 0.999,
jik a variabel dependen adalah data berskala kategorik bertingkat. Istilah kategori 0.999, 0.936, sehingga untuk m em ilih hasil proyeksi menggunakan standar deviasi dengan nilai
bertingkat juga biasa disebut dengan istilah ordinai atau ranking sehingga data tidak yang paling kecil adalah metode aritmatika yaitu 11,029 dengan hasil proyeksi pertumbuhan
bervariasi. penduduk wilayah hinterland Pelabuhan Parepare disajikan dalam tabel berikut:
Syarat dalam menentukan model regresi adalah: Tabel 42 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Wilayah Hinterland Pelabuhan Parepare
• Pengujian pada data eksisting 5 tahun terakhir (tahun 2014 - tahun 2018);
• Standar pengujian di level signifikansi 5% (0,05); Jumlah Jumlah
Tahun Tahun
• Model yang baik (model yang mampu m em prediksi variabel independ yang ditentukan Tahun Penduduk Tahun Penduduk
ke - ke -
apabila nilai P-Value (Sig) hasil regresi sim ultan < 0,05). IJiwa) IJiwaJ
2014 1.011.133 9 2027 1.112.420
4.1.2.6 Proyeksi Kunjungan Kapal (Ship Cali) 2015 1.020.735 10 2028 1.119.655
eksisting 2016 1.030.111 11 2029 1.126.890
Dari hasil proyeksi arus penumpang, volum e barang, dan jum lah peti kemas selanjutnya
2017 1.039.321 12 2030 1.134.125
diproyeksikan jum lah kunjungan kapal pada setiap tahun tahapan perencanaan. Dalam
2018 1.047.307 13 2031 1.141.359
m em proyeksikan jum lah kunjungan kapal, tetap m em perhitungkan kem ungkinan adanya
1 2019 1.054.542 14 2032 1.148.594
kecenderungan peningkatan ukuran kapal yang sandar di masa yang akan datang karena adanya
perubahan karakteristik ukuran kapal untuk m eningkatan pelayanan. 2 2020 1.061.777 15 2033 1.155.829
3 2021 1.069.011 16 2034 1.163.064
4 2022 1.076.246 17 2035 1.170.299
4 .2 A N A L I S I S P E R K E M B A N G A N W I L A Y A H 5 2023 1.083.481 18 2036 1.177.533
6 2024 1.090.716 19 2037 1.184.768
4.2.1 Analisis dan Proyeksi Kependudukan
7 2025 1.097.951 20 2038 1.192.003
Proyeksi Kependudukan dilakukan dengan m enggunakan metode aritm atika, geom etrik dan least 8 2026 1.105.185
square dengan rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk daerah hinterland Pelabuhan Parepare Sum ber: Analisis Konsultan, 2018
sebagai proyeksi. Data historis yang digunakan adalah data-data hinterland dari Pelabuhan
Parepare yang meliputi 1 Kota, 3 Kabupaten dan 1 Kecamatan.
Tabel 41 Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Parepare
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kabupaten/Kota
2014 2015 2016 2017 2018
1 Kota Parepare 136.903 138.699 140.423 142.097 143,170
2 Kabupaten Sidrap 286.610 289.787 292.985 296.125 299,123
3 Kabupaten Pinrang 364.087 366.789 369.595 372.230 374,583
4 Kabupaten Enrekang 198.194 199.998 201.614 203.320 204,827
5 Kecamatan Mallusetasi 25.339 25.462 25.494 25.549 25,604
H in te rla n d 1,011,133 1.020.735 1.030.111 1.039.321 1.047.307
Sum ber: BPS Sulaw esi Selatan 2019

S umber: Analisis Konsultan, 2018


Gambar 44 Grafik Proyeksi Penduduk Wilayah hinterland Pelabuhan Parepare

Hdlaman 40
EKedAtiA'e' Suwuvuwy
K a n c o n a / I ndsU-b V elabu K an / Parepare/. Provimi 5ulaMjeM/Selatc^w

4.2.2 Analisis dan Proyeksi Perekonomiian Wilayah Hinterland


Dalam proyeksi ini dipergunakan angka PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 sebagai
indikator yang m enunjukkan pertumbuhan perekonomian secara riil. Untuk data PDRB yang
digunakan adalah data PDRB niasing-m asing Kabupaten/Kota dari hinterland Pelabuhan Parepare.
Tabel 43 PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Parepare
PDR B (Juta Rupiah)
No. Kabupaten/Kota
2014 2015 2016 2017 2018
1 Kota Parepare 3.615.899 3.843.716 4.107.806 4.394.794 4,639,447
2 Kabupaten Sidrap 6.110.202 6.600.920 7.182.787 7.693.463 8,075,027
3 Kabupaten Pinrang 8.940.480 9.677.330 10.397.110 11.212.320 11,987,220
4 Kabupaten Enrekang 3.389.145 3.623.224 3.899.586 4.166.404 4,296,267
5 Kecamatan Mallusetasi 516.965 549.377 580.801 616.662 658,484
HINTERLAND 22,572,691 24.294.567 26.168.090 28.083.943 29.656.445
Sum ber: BPS Sulaw esi Selatan 2018

PREDIKSI NILAI PDRB BERDASARKAN HARGA Gambar 46 Grafik Proyeksi PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Parepare
KONSTAN 2010
4 .3 A N A L IS IS JA S A A N G K U T A N LAUT
1'1,000,000
j j ^oo ooo i 4.3.1 Metode Analisis
io , o o c ,000 j g || |
Proyeksi trafik pelabuhan adalah merupakan salah satu tahapan studi yang sangat penting,
8 .0 0 C ,000
ì !
karena akan m em pengaruhi besaran kegiatan dari fasilitas yang diperlukan, m engingat fasilitas
6 ,0 0 < ,000
ì j
pelabuhan adalah merupakan d erived dem and dari trafik pelabuhan tersebut. Arus barang di
i <1,000 ,000 1 , Pelabuhan Parepare terdiri dari:
1 ,0 0 1 ,000 ' 1. Term inal Nusantara Parepare : curah cair Aspai, penumpang;
o i I 2. Term inal Cappa Ujung : bag cargo, peti kemas;
20111 201‘j 2 0 16 2011 2O li) 3. Term inal lontange : Pelayaran rakyat.
____
Gambar 45 Grafik Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
4.3.2 Analisis Pergerakan Barang, Peti Kemas Curah Cair danPenumpang di Pelabuhan
Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis aritm atika, geom etrik dan le a stsq u a re , Parepare
dim ana dari hasil proyeksi diperoleh nilai kekuatan hubungan antar peubah (R2) adalah 0.999,
0.996, 0.999, sehingga untuk m em ilih hasil proyeksi m enggunakan standar deviasi dengan nilai Proyeksi jum lah arus barang diperoleh berdasarkan hubungan (korelasi) data-data historis dari
terkecil adalah metode aritmatika yaitu 2,138,995, dengan hasil proyeksi sebagai berikut: tahun yang sama antara perkem bangan volum e barang di Pelabuhan Parepare dengan
perkem bangan nilai PDRB atas dasar harga konstan dari wilayah hinterland dengan menggunakan
Tabel 44 Proyeksi PDRB W ilayah Hinterland Pelabuhan Parepare model regresi linier. Data historis arus barang yang digunakan dalam proyeksi ini adalah data
Proyeksi PDRB Proyeksi PDRIS bongkar m uat barang di pelabuhan Parepare selam a 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2013 - 2018.
Tahun Tahun
Tahun Hinterland Tahun Hinterland Hasil proyeksi angkutan barang pada tahun tahapan pengembangan Pelabuhan Parepare
ke - ke •*
O uta Rupiah) (Juta Rupiah) dilakukan dengan menggunakan 3 metode yaitu:
2014 22.572.691 9 2027 42.407.202
2015 24.294.567 10 2028 43.823.953 1. Metode Regresi Linier;
eksisting 2016 26.168.090 11 2029 45.240.704 2. Metode C urve Estim a don;
2017 28.083.943 3. Metode Regresi Ordinai.
12 2030 46.657.455
2018 29.656.445 13 2031 48.074.205 Data tim e series menunjukan data yang linier, dibuktikan dengan hubungan antara variabel
1 2019 31.073.196 14 2032 49.490.956 bongkar m uat barang dengan penduduk dan PDRB di mana:
2 2020 32.489.947 15 2033 50.907.707 Variabei Independen : Pertumbuhan Penduduk (X I) dan PDRB (X2)
3 2021 33.906.697 16 2034 52.324.458 Variabel Dependen : Cargo (Y l); Peti kem as (Y2); Curah Cair Aspai (Y3); Penumpang
4 2022 35.323.448 17 2035 53.741.209 PELNI (Y4); dan Penumpang Roro (Y5)
5 2023 36.740.199 18 2036 55.157.959 berikut disam paikan grafik hasil permodelan:
6 2024 38.156.950 19 2037 56.574.710
7 2025 39.573.701 20 2038 57.991.461
8 2026 40.990.451
S u mber: Amilteis Konsultan, 2018

Halaman 41
E K&cutfA/es S iM w m ary
IyxdM k/PelabuhcuvParepcu'e'. ProvCvuOSul<Mve4d/Selatcwx/

Y1X1 y lx 2 Y5X 1 Y 5X 2
400.000 400.000 1050000 1 15000000

1045000 !
150.000 350.000 30000000
1040300 •
300.000 300.000 25000000
1035000 y . -34495* * 4 E W ..#
cj 250,000 Si 250,000 R*« 0 5267
5 j§ t0 3 0 ‘3CC • \ é 20000 000
•t!
£ 200.000 £ 200,000 J 1025000 • Se-lesi • S ena ti
K • • S c o tti • S e rie sl
J 15000 000
< 1 5 0 .0 0 0 * < 150,000 1020000 •
100.000 ......... U n ta r ( S c r it t i) y » -0.02 97X * 1E *0 6 lin e a r (S e rie s l) 1015000
m o c c ic o
100.000 R1 - 0 .9 1 2 5 V -0178» » 1E*0< '•
t a aaa y - -5 8 9 4 3 * ♦ « ♦ 0 6 101000C 4 f t ' . 0 547 * 5000000
50 000 R - 0 9216 5 0,0 00
1005000 0
0 100000 200000 300000 400000 500000 0 100000 200000 300000 400000 500000
1.00 0.000 1.02 0.000 1,040.000
io , eoo, o t a o , oo o , oocbo ,000, 00010, 000,000 A xis T itle A xis T itle
A x is T itle
A x is T itle

Gambar 47 Grafik Linier Korelasi Penduduk PDRB dengan Data Bongkar Muat
y2xl y2x2
14,000 14,000
Berdasarkan grafik di atas, diketahui seluruh model regresi menunjukan pola yang linier. Hai ini
1 2,0 00 y * 0 .1 5 8 2 x -153926 • 12,000 V - 0 .0 0 0 8 X - 120 6 9 • diketahui dari titik persebaran data yang tersebar secara merata mengikuti garis linier sehingga
R ' . 0 .9 2 4 6
10,000 10,000
RJ - 0 .9 3 1 5
tidak bisa menggunakan metode cu rve estim ation. Sedangkan regresi ordinai tidak bisa digunakan
• - .....* -•
| 8,000 karena data bongkar muat 80% bervariasi bukan data yang bertingkat. Oleh karena itu, model
jS 8,000
| 6 ,0 0 0 • S o rte s i
regresi linier lebih tepat dalam m enggam barkan interaksi antar variabel.
| 6,000 • S eriesl

4,00 0 U nea r (S e rio s i)


4,000 ....... lin e a r (S e rie sl) Berikut rekapitulasi Perhitungan untuk mendapatkan korelasi antara variabel penduduk (a) dan
2,00 0 2,000 pdrb (b) untuk volum e angkutan barang dijabarkan dalam tabel berikut ini:

l,0 0 0 ,0 0 0 p l0 ,0 0 0 ,0 2 0 ,0 0 a ,0 3 0 ,0 0 0 ,0 4 0 ,0 0 0 ,0 5 0 .0 0 0 10,000,00020,000,00030,000,00040,000,000
Tabe! 45 Rekapitulasi Model Regresi Linier
A x is T itle A x is T itle
No Kemasan Variabel a b c R2
PDDK & PDRB 17,71181803 -0,086559876 -15816475 1
y3xl y3x2 Bag Cargo
1 PDDK 0,711328546 0 -578564,35 JD,999
3 5 ,0 0 0 (ton)
3 5,0 00
PDRB 0 0,003621581 59021,6953 0,998
3 0 ,0 0 0 30,000
■-0 0 0 0 8 * * 458 0 6
Curah Cair PDDK & PDRB 11,78502617 -0,065770052 -10403048 1
y« -0 .1 6 2 3 X +1 9 1 6 3 9 y
• » ....... .. K ' - 0 .8 2 3 8 75, aio • R’ - 0 .8 0 6 7 2 Aspai PDDK 0,828879086 0 -808471,09 0,944
~ 2 0 ,0 0 0
(ton/m3) PDRB 0
20,000 0,004951931 -82099,086 0,936
| 1 5 ,0 0 0 • S e rie s l | 15,000 • S e rio si PDDK & PDRB 4,167112983 -0,019695723 -3767894,5 1
............. U n e a r (S o rte s i) Peti Kemas
1 0 ,0 0 0 10,000 ............. U nea r (S e rie s l)
3 PDDK 0,169089096 0 -165174,86 _0,879
(teus)
5 ,0 0 0 5,000 PDRB 0 0,000827939 -12663,026 0,869
PDDK & PDRB 46,08848652 -0,218407133 -41517960,43 1
1 ,0 0 0 ,0 0 0 ,0 1 0 ,0 0 0 ,0 2 0 ,0 0 0 ,0 3 0 ,0 0 0 ,0 4 0 ,0 0 0 ,0 5 0 ,0 0 0 10, OOO,00020,000,00030, OOO,0004 0 ,0 0 0 OCO Penumpang
4 PDDK 1,754144431 0 -1567172,787 0,864
A x is T itle A x is T itle Pelni (orang)
PDRB 0 0,008585638 15094,74039 0,853
PDDK & PDRB 267,2092075 -1,331165068 -240080197 1
Y4X 1 Y4X 2 Penumpang
5 PDDK 5,766392774 0 -5743286 0,995
10 5 0 0 0 0 3500 00 00 Roro (orang)
10 4 5 0 0 0 y = 0 .2 4 7* * 967398 .* y - 4 7 .1 6 6 X * 1 E ^ > 7
PDRB 0 0,029356804 -574640,3 0,995
30000000
10 4 0 0 0 0
K* *0 .2 4 3 1 / R! = 0 . 2 2 * Sum ber: Analisis Konsultan 2018
2500 00 00
10 3 5 0 0 0 •
••• » 20000000
Dari tabel diatas dapat disim pulkan bahwa korelasi antara variabel yang berpengaruh dari setiap
10 25 0 0 0 / • S enesi | 15 0 0 0 0 0 0 • S ene si kom oditas pemodelan adalah penduduk, dikarenakan syarat yang digunakan adalah nilai regresi
1020000 10000000
10 15 0 0 0
*‘ * *............ lin e a r (S en esi) ............ lin e a r (S e rie sl)
dari setiap variabel tidak boleh minus (-) meskipun nilai R2 bagus. Berikut adalah proyeksi dari
1010000 • 5000000 setiap komoditas di Pelabuhan Parepare
10 0 5 0 0 0 0
0 10 0 0 0 0 200000 300000 400000 0 10 0 0 0 0 200000 300000 40 0 0 0 0
1. Term inal Cappa Ujung : Bag Cargo dan Peti Kemas;
A x is T itle A x is T itle
a. Bag Cargo
Berdasarkan data eksisting, hasil proyeksi, serta masukan dari operator pelabuhan ada
beberapa skenario perpindahan kemasan dari kargo ke peti kemas, berdasarkan trend
yang terjadi dimana kom oditas peti kem as sem akin m eningkat dan sebaliknya trend
kom oditas kargo sem akin menurun.

Halaman 42
E x e c u t iv e - - S u t m n o r y
IZ&nccM.a/ In c liA h P e la b u K a n /P a re p iw e /, P ro \'i^ i^ S u U vive^ i/Selatayv

T ab e ! 4 6 Proyeksi Pergerakan Bag Cargo (Ton) di Term inal Cappa Ujung b. Peti Kemas
Tahun Forecast Fc Demand Bag Hasil proyeksi bongkar muat peti kemas m erupakan hasil penambahan dari s p lit kargo ke
Ke - Tahun Penduduk PDRB Demand Cargo Setelah peti kem as dengan m engkonversi hasil s p lit dem and kargo dari ton ke TEUs. Berikut adalah
Bag Cargo Split ke F*eti Kemas s p lit dem and kargo ke peti kem as dalam satuan TEUs.
2012 992.767 19.513.378 336.082
2013 1.001.908 20.987.364 414.641 Tabel 47 Prediksi Perpindahan Angkutan Bag Cargo Ke Petikemas (split dari bag cargo)
2014 1.011.133 22.572.691 374.760
eksisting 2015 1.020.735 24.294.567 274.726 Forecast FC Demand Bag FC Deman Bag
Tahun
2016 1.030.111 26.168.090 228.527 Tahun n ,„ , Cargo Pindah Ke Cargo Pindah Ke
Ke- Demand Bag Cargo Pf:t| Kemas (Ton)
2017 1.039.321 28.083.943 160.847 Peti Kemas (Teus)
2018 1.047.307 29.656.445 166.178 2012 386.082
1 2019 1.054.542 31.073.196 171.561 137.249 2013 414.641
2 2020 1.061.777 32.489.947 176.708 141.366
3 2021 1.069.011 131.854 2014 374.760
33.906.697 145.483
4 2022 1.076.246 35.323.448 187.0C0 149.600 eksisting 2015 274.726
5 2023 1.083.481 36.740-199 192.147 153.717 2016 228.527
6 2024 1.090.716 38.156.950 197.293 128.240 2017 160.847
7 2025 1.097.951 39.573.701 202.439 131.586
2018 166.178
8 2026 1.105.185 40.990.451 207.586 134.931
9 2027 1.112.420 42.407.202 212.732 138.276 1 2019 171.561 34.312 2.859,36
10 2028 1.119.655 43.823-953 217.878 141.621 2 2020 176.708 35.342 2.945,13
11 2029 1.126.890 45.240.704 223.025 111.512 3 2021 181.854 36.371 3.030,90
12 2030 1.134.125 46.657.455 228.171 114.085 4 2022 187.000 37.400 3.116,67
13 2031 1.141.359 48.074.205 233.317 116.659
14 2032 1.148.594 5 2023 192.147 38.429 3.202,44
49.490.956 238.463 119.232
15 2033 1.155.829 50.907.707 243.610 121.805 6 2024 197.293 69.053 5.754,38
16 2034 1.163.064 52.324.458 248.756 124.378 7 2025 202.439 70.854 5.904,48
17 2035 1.170.299 53.741.209 253.902 126.951 8 2026 207.586 72.655 6.054,58
18 2036 1.177.533 55.157.959 259.049 129.524 9 2027 212.732 74.456 6.204,68
19 2037 1.184.768 56.574.710 264.195 132.098
20 2038 1.192.003 57.991-461 269.341 134.671 10 2028 217.878 76.257 6.354,78
Sum ber: Analisis Konsultan, 2018 11 2029 223.025 111.512 9.292,69
12 2030 228.171 114.085 9.507,12
I5QQ0Q 13 2031 233.317 116.659 9.721,55
400,000 14 2032 238.463 119.232 9.935,98
150,000 15 2033 243.610 121.805 10.150,41
16 2034 248.756 124.378 10.364,84
300,000
17 2035 253.902 126.951 10.579,27
, 250,000
0 18 2036 259.049 129.524 10.793,70
H 200,000
19 2037 264.195 132.098 11.008,13
150,000
20 2038 269.341 134.671 11.222,56
100,000 Sum ber: Analisis Konsultan, 2018

Berikut ini proyeksi dan prediksi angkutan petikem as sebelum dan sesudah ditam bahkan sp lit
rNrr)^tnu>NoO'(no'^<Nro'<T|n«o^oBoiOT«(Nm-st(n:u>r^'OQ dem and dari bag cargo
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0, 0 0 0
IN CN IN M 0 < N (N (N (N fM : (N (N (N (N CN (V l\ fN fN IN <N CN Ct (N (N

Forecast Fc Setelah Split ke Peti Kemas


Demand Bag Cargo

Gam bar 48 Grafik Proyeksi Bag Cargo di Term inal Cappa Ujung

Dari tabel dan grafik diatas, maka hasil proyeksi dem and dapat dibuat asum si skenario prediksi
perpindahan kem asan barang dari cargo ke petikem as, dimana:
• Tahap I (tahun 2019-2023) diasum sikan berpindah 20%;
• Tahap II (tahun 2024-2028) diasum sikan berpindah 35%; dan
• Tahap III (tahun 2029-2038) diasum sikan berpindah 50%.

Halaman 43
EKecutiA /es S iM m n a ry
K e n c a v ic v Iv u lu h P e la b u h a v v P a re p a re '. P r o v in i/S u ia w e M /S e la tc u v

Tabel 48 Proyeksi Pergerakan Petikem as (Teus) di Term inal Cappa Ujung 2. Term inal Nusantara Parepare : Curah Cair Aspai dan Penumpang;
Fc Demand Petikemas a. Curah Cair/Aspai
Tahun FC Demand
Tahun Penduduk PDRB +Split Bag Cargo
Ke- Petikemas (Teus) Bongkar curah cair di Term inal Nusantara hanya berupa kegiatan bongkar komoditas aspai.
(Teus) Kom oditas ini tidak dilakukan proyeksi karena bongkar aspai hanya untuk memenuhi
2012 992.767 19.513.378 kebutuhan dan permintaan dari Dinas Pekerjaan Umum ataupun Kementerian Pekerjaan
2013 1.001.908 20.987.364 2.237 Umum untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan, dan untuk nilai yang diperlukan
2014 1.011.133 22.572.691 6.629 bagi kepentingan pengembangan pelabuhan pada tahap 1, tahap 2 dan tahap 3 diambii
eksisting nilai tertinggi pada saat bongkar yaitu 28,574 Ton atau m 3.
2015 1.020.735 24.294.567 6.703
2016 1.030.111 26.168.090 9.295 Untuk perhitungan proyeksi naik turun penumpang Kapal Pelni ditampilkan pada tabel dan
2017 1.039.321 28.083.943 9.940 gam bar berikut ini.
2018 1.047.307 29.656.445 12.247 Tabel 49 Proyeksi Pergerakan Penumpang Pelni (Orang) di Terminal
1 2019 1.054.542 31.073.196 13.137 15.996 Nusantara Parepare
2 2020 1.061.777 32.489.947 14.360 17.305
Tahun Forecast
3 2021 1.069.011 33.906.697 15.583 18.614 Tahun Penduduk PDRB Demand Pnp
4 2022 1.076.246 35.323.448 16.807 19.923 Ke-
Pelni
5 2023 1.083.481 36.740.199 18.030 21.232 2012 992.767 19.513.378 316.791
6 2024 1.090.716 38.156.950 19.253 25.008 2013 1.001.908 20.987.364 310.533
7 2025 1.097.951 39.573.701 20.477 26.381 2014 1.011.133 22.572.691 211.122
8 2026 1.105.185 40.990.451 21.700 27.755 eksisting 2015 1.020.735 24.294.567 284.703
9 2027 1.112.420 42.407.202 22.923 29.128 2016 1.030.111 26.168.090 242.999
10 2028 1.119.655 2017 1.039.321 28.083.943 249.038
43.823.953 24.147 30.501
2018 1.047.307 29.656.445 273.655
11 2029 1.126.890 45.240.704 25.370 34.663
1 2019 1.054.542 31.073.196 282.646
12 2030 1.134.125 46.657.455 26.593 36.100
2 2020 1.061.777 32.489.947 295.337
13 2031 1.141.359 48.074.205 27.817 37.538
3 2021 1.069.011 33.906.697 308.028
14 2032 1.148.594 49.490.956 29.040 38.976
4 2022 1.076.246 35.323.448 320.718
15 2033 1.155.829 50.907.707 30.263 40.414
5 2023 1.083.481 36.740.199 333.409
16 2034 1.163.064 52.324.458 31.487 41.851
6 2024 1.090.716 38.156.950 346.100
17 2035 1.170.299 53.741.209 32.710 43.289
7 2025 1.097.951 39.573.701 358.791
18 2036 1.177.533 55.157.959 33.933 44.727
8 2026 1.105.185 40.990.451 371.482
19 2037 1.184.768 56.574.710 35.157 46.165
9 2027 1.112.420 42.407.202 384.173
20 2038 1.192.003 57.991.461 36.380 47.602
Sum ber: Analisis Konsultan, 2018
10 2028 1.119.655 43.823.953 396.864
11 2029 1.126.890 45.240.704 409.555
suoi» 12 2030 1.134.125 46.657.455 422.246
4'j.OOO 13 2031 1.141.359 48.074.205 434.936
40,(KW
14 2032 1.148.594 49.490.956 447.627
15 2033 1.155.829 50.907.707 460.318
ì5,qqo
16 2034 1.163.064 52.324.458 473.009
17 2035 1.170.299 53.741.209 485.700
.':>,ooo 18 2036 1.177.533 55.157.959 498.391
>a<wo 19 2037 1.184.768 56.574.710 511.082
lb,000
20 2038 1.192.003 57.991.461 523.773
S umber: Analisis Konsultan, 2018
1QOOO
5,000

■-■ I k'O linf. • ' l ( D itti .im i P t'M kcm as «— ( t 0 « -m .lifd P p tik i’ m ai; ♦ S p lt Haf» C.Hf.o

Gambar 49 Grafik Proyeksi Peti Kem as di Term inal Cappa Ujung

Ilalam an - 44
Etce&AtiA'e/Svtmwicury
R etuw w 1n d u h PeZabuhcLvv P arepareP rovin i*/S i/law e^ O S elataiv

Gam bar 50 G rafik Proyeksi Pergerakan Penumpang Pelni di Term inal Nusantara Parepare Gambar 51 G rafik Proyeksi Pergerakan Penumpang Roro di Term inal Roro
Sum ber: P e n u n ip a n c i R o ro
Untuk perhitungari proyeksi n a ik tu ru n penumpang kapal Roro sebagai berikut: 4 .4 A N A L IS I!» P E R G E R A K A N K A P A L
Tabel 50 Proyeksi Pergerakan Penumpang Roro (orang) di Dari hasìl proyeksi bag cargo, peti kemas, curah cair/aspal, dan pe;numpang angkutan laut yang
Term inal Nusantara Parepare telali dilakukan, selanjutnya diproyeksikan jum lah kunjurigan kapal pada setiap tahun tahapan
Tahun perencanaan berdasarkan alokasi proyeksi kategori ukuran kapal rencana yang bersandar di
Fcirecast
Tatuili Penduduk PDRB Pelabuhan Parepare, berikut adalah asum si dasar perhitungan kunjungan kapal barang, peti
Ke- Demandi Pnp Roro
kemas, curah cair dan penumpang.
2012 992.767 19.513.378 372.993
2013 1.001.908 20.987.364 361.618 > Berdasarkan data kedatangan kapal peti kem as rata-rata kapal yang bersandar < 300 TEUs
2014 1.011.133 22.572.691 402.977 dengan ukuran ±9.410 DWT, load factor rata-rata arus bongkar/m uat petikemas di terminal
eksisting 2.015 1.020.735 24.294.567 301.581 cappa ujung eksisting berkisar antara 150-300 TEUs;
2.016 1.030.111 26.168.090 263.863 > Barang bag cargo di Term inal Cappa ujung diangkut dengan menggunakan kapal barang
2.017 1.039.321 28.083.943 251.580 dengan load factor saat bongkar 50-150 ton tiap kunjungan kapal, sedangkan load factor saat
2018 1.047.307 29.656.445 292.253 m uat antara 600-1500 ton tiap kunjungan kapal;
1 2019 1.054.542 31.073.196 337.617 > Barang curah cair di Term inal Nusantara adalah curah cair aspai dengan menggunakan kapal
2 2020 1.061.777 32.489.947 379.335 tanker dengan load fa rto r saat bongkar 1000 Ton/m 3 - 2300 Ton/m 3 setiap kunjungan kapal
3 2.021 1.069.011 33.906.697 421.054 dan tidak ada barang yang dim uat kembali;
4 2.022 > Berdasarkan data naik turun penumpang Pelni di Term inal Nusantara dengan m enggunakan
1.076.246 35.323.448 462.773
kapal penumpang dengan load facto r saat penumpang turun 100-300 orang tiap kunjungan
5 2023 1.083.481 36.740.199 504.491 kapal dan load facto r saat naik 100-300 orang tiap kunjungan kapal.
6 2.024 1.090.716 38.156.950 546.210 > Berdasarkan data naik turun penumpang Roro di Term inal Nusantara dengan m enggunakan
7 2025 1.097.951 39.573.701 587.929 kapal Roro dengan load facto r saat penumpang turun 200-400 orang tiap kunjungan kapal
8 2.026 1.105.185 40.990.451 629.647 dan load facto r saat naik 200-400 orang tiap kunjungan kapal.
9 2027 1.112.420 42.407.202 671.366
10 2028 1.119.655 43.823.953 713.085 Berikut disajikan proyeksi kunjungan kapal barang, peti kemas, curah cair dan penumpang di
Pelabuhan Parepare.
11 2029 1.126.890 45.240.704 754.804
12 2.030 1.134.125 46.657.455 796.522
Tabel 51 Spesifikasi Kapal Rencana di Pelabuhan Parepare
13 2.031 1.141.359 48.074.205 838.241
14 2.032 1.148.594 49.490.956 879.960 Ukuréin Panjang Lebar Draft
No Jenis Kapal Satuan
15 2.033 1.155.829 50.907.707 921.678 Kapal (rn) (m) (m)
16 2.034 1.163.064 52.324.458 963.397
17 2.035 1.170.299 53.741.209 1.005.116 1 Kapal Cargo 1.800 DWT 68,55 12 4
18 2036 1.177.533 55.157.959 1.046.834 2 Kapal Peti Kemas 9.410 DWT 128,5 20 8,2
19 2037 1.184.768 56.574.710 1.088.553
3 Kapal Curah Cair Aspai 6.454 DWT 109,9 20 5,5
20 2038 1.192.003 57.991.461 1.130.272
Sum ber: Analsis Konsultan, 2018 4 Kapal Penumpang Pelni 3.685 DWT 146,5 23,4 5,5
5 Kapal Penumpang Roro 1.187 DWT 109,2 15 5

Halaman 45
E K ecu tti/es S iM m n a ry
'Rencctna' I \ulub PeXabuhcvyy Parepare/, ProvùnM/Sulawe&OSelatcwv

Tabel 52 Proyeksi Kunjungan Kapal Barang dan Peti Kemas di Term inal Cappa Ujung Tabel 53 Proyeksi Kunjungan Kapal Curah Cair Aspai dan Penumpang
B a g C a rg o P e ti k e m a s di Term inal Nusantara Parepare
J u m la h J u m la h
1800 DW T 9410 DW T Jum lah Curah Cair Aspai
Tahun
B o n g k a r-M u a t B o n g k a r-M u a t Bongkar- Jum lah Jum lah 6454 DWT
J u m la h J u m la h J u m la h J u m la h
Bag P e tik e m a s % % Muat Naik-Turun Naik-Turun
Tahun Jumlah Jumlah
M u a ta n K u n ju n g a n M u atan K u n ju n g a n Curah Penum pang Penum pang %
C a rg o (to n / m 3 ) (Teu s) M u atan M u atan Muatan Kunjungan
(to n ) ( k a li) (T eu s) ( k a li) Cair Aspai Roro (Jiw a) Pelnl (Jiw a) Muatan
(ton) (kali)
(to n /m 3)
1 2018 166.178 12.247 0,70 166.178 237 0,45 12.247 43
2018 21.410 292.253 273.655 0,70 21.410 15
2019 137.249 15.996 0,70 137.249 196 0,45 15.996 57 2019 - 337.617 282.646 0,70 - -

2020 141.366 17.305 0,70 141.366 202 0,45 17.305 61 2020 - 379.335 295.337 0,70 - -

2021 - 421.054 308.028 0,70 - -


2021 145.483 18.614 0,70 145.483 208 0,45 18.614 66
2022 - 462.773 320.718 0,70 - -

| 2022 149.600 19.923 0,70 149.600 214 0,45 19.923 71 2023 28.574 504.491 333.409 0,70 28.574 20
2023 1 5 3 .7 1 7 2 1 .2 3 2 0 ,7 0 1 5 3 .7 1 7 220 0 ,4 5 2 1 .2 3 2 75 2024 - 546.210 346.100 0,70 - -

2024 128.240 25.008 0,70 128.240 183 0,45 25.008


2025 - 587.929 358.791 0,70 - -
89
2026 - 629.647 371.482 0,70 - -

1 2025 131.586 26.381 0,70 131.586 188 0,45 26.381 94 2027 - 671.366 384.173 0,70 - -

2026 134.931 27.755 0,70 134.931 193 0,45 27.755 99 2028 28.574 713.085 396.864 0,70 28.574 20
2027 138.276 29.128 0,70 138.276 198 0,45 29.128 103
2029 - 754.804 409.555 0,70 - -

2030 - 796.522 422.246 0,70 - -

2028 1 4 1 .6 2 1 3 0 .5 0 1 0 ,7 0 1 4 1 .6 2 1 202 0 ,4 5 3 0 .5 0 1 108


2031 - 838.241 434.936 0,70 - -

2029 111.512 34.663 0,70 111.512 159 0,45 34.663 123 2032 - 879.960 447.627 0,70 - -

2030 114.085 36.100 0,70 114.085 163 0,45 36.100 128


2033 - 921.678 460.318 0,70 - -

2034 - 963.397 473.009 0,70 - -


2031 116.659 37.538 0,70 116.659 167 0,45 37.538 133 2035 - 1.005.116 485.700 0,70 - -

2032 119.232 38.976 0,70 119.232 170 0,45 38.976 138 2036 - 1.046.834 498.391 0,70 - -

2033 121.805 40.414 0,70 121.805 174 0,45 40.414 143 2037 - 1.088.553 511.082 0,70 - -

2038 28.574 1.130.272 523.773 0,70 28.574 20


2034 124.378 41.851 0,70 124.378 178 0,45 41.851 149
2035 126.951 43.289 0,70 126.951 181 0,45 43.289 154
2036 129.524 44.727 0,70 129.524 185 0,45 44.727 159 Penumpang Roro Penumpang Pelni
2037 132.098 46.165 0,70 132.098
5.920 DWT 14649 GT
189 0,45 46.165 164
Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
2038 % %
1 3 4 .6 7 1 4 7 .6 0 2 0 ,7 0 1 3 4 .6 7 1 192 0 ,4 5 4 7 .6 0 2 169 Muatan Kunjungan Penumpang Kunjungan
Muatan Muatan
Sum ber: Analisis Konsultan, 2018 ItOIT) (kali) (orang) (kalil
2018 0,70 292.253 418 0,70 273.655 391
2019 0,70 337.617 482 0,70 282.646 404
2020 0,70 379.335 542 0,70 295.337 422
2021 0,70 421.054 602 0,70 308.028 440
2022 0,70 462.773 661 0,70 320.718 458
2023 0,70 504.491 721 0,70 333.409 476
2024 0,70 546.210 780 0,70 346.100 494
2025 0,70 587.929 840 0,70 358.791 513
2026 0,70 629.647 899 0,70 371.482 531
2027 0,70 671.366 959 0,70 384.173 549
2028 0,70 713.085 1,019 0,70 396.864 567
2029 0,70 754.804 1,078 0,70 409.555 585
2030 0,70 796.522 1,138 0,70 422.246 603
2031 0,70 838.241 1,197 0,70 434.936 621
2032 0,70 879.960 1,257 0,70 447.627 639
2033 0,70 921.678 1,317 0,70 460.318 658
2034 0,70 963.397 1,376 0,70 473.009 676
2035 0,70 1.005.116 1,436 0,70 485.700 694
2036 0,70 1.046.834 1,495 0,70 498.391 712
2037 0,70 1.088.553 1,555 0,70 511.082 730
2038 0,70 1.130.272 1,615 0,70 523.773 748
Sumber: Analisis Konsultan, 2018

Ha la ma ii 46
Ex&cutCvG' Summcuy
K e A w a n a 'In d td o P e la b tth c w v P a re p a re '. P ro v in iS u la A v e te /S e liitc v rv

Tabel 54 Karakateristik Operasional Pelabuhan Parepare Term inal Cappa Ujung


5 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN
5 .1 RENCANA KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN K a r a k t e r i s t i k O p e r a s i o n a l P e la b u h a n ( D e r r n a g a C a r g o )

S a tu a n E k s is t in g Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3


Rencana kebutuhan fasilitas pelabuhan ditentukan oleh arus bongkar muat (antara lain P. Derrnaga (L) m 230 230 230 230
berdasarkan jenis komoditi, volum e barang, dan je nis kem asan), serta turun naik penumpang. LOA Rata2 G eom etrik m 47, SO 47,50 47,50 47,50
Kebutuhan fasilitas tiap tahapan pengembangan dibagi menjadl tiga masa rencana, yaitu : Tam batan (n) buah 5 5 5 5
Jam Kerja (J) layan jam 12 16 18 18
1. Kebutuhan fasilitas pelabuhan untuk 5 tahun kedepan (2019-2023); Hari Kerja (H) hari 365 365 365 365
2. Kebutuhan fasilitas pelabuhan untuk 10 tahun kedepan (2019-2028); dan
K a r a k t e r i s t i k O p e r a s i o n a l P e la b u h a n ( D e r r n a g a P e ti K e m a s )
3. Kebutuhan fasilitas pelabuhan untuk 20 tahun kedepan (2019-2038).
S a tu a n E k s is t in g Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
5.1.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Daratan P. Derrnaga (L) m 120 120 120 120
LOA Rata2 G eom etrik m 128,53 128,53 128,53 128,53
1. Derrnaga
Tam batan (n) buah 1 1 1 1
Untuk Term inal Cappa Ujung yang telah terbangun 3 derrnaga eksisting dan tidak m enyatu, maka Jam Kerja (J) layan jam 12 12 14 18
untuk merripermudah dalam m erencanakan kebutuhan panjang derrnaga yang diperlukan Hari Kerja <H) hari 365 365 365 365
dilakukan pengklasifikasian penggunaan derrnaga sesuai dengan kom oditas yang dilayani. B aci C a rg o
Derrnaga yang direncanakan untuk digunakan m elayani kom oditas kargo adalah derrnaga II dan S a tu a n E k s is t in g Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
IV, sedangkan untuk kom oditas peti kemas adalah derrnaga III. LOA m 68,55 68,55 68,55 68,55
Ukuran Kapal DWT 1800 1800 1800 1800
Sedangkan pada Term inal Nusantara tidak dilakukan pengklasifikasian dikarenakan konstruksi
Produktiftas Alat (P) ton/jam 18 18 18 24
derrnaga yang m enerus dengan derrnaga diperuntukkan untuk m elayani kom oditas m ultipurpose. Jum lah Gang (G) buah 2 2 2 2
N O T + I d ie T im e jam 20,51 12,09 12,09 12,09
Asum si yang digunakan dalam menghitung rencana kebutuhan fasilitas pelabuhan adalah
P e tik e m a s
m em aksim alkan kinerja pelabuhan terlebih dahulu term asuk dalam m em aksim alkan alat.
kebutuhan panjang derrnaga dilakukan berdasarkan dem and dan dikorelasikan dengan kapasitas S a tu a n E k s is t in g Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
LOA m 128,53 128,53 128,53 128,53
kapal, sh ip cali, e fe k tif tim e, berth tim e dan nilai BOR.
Ukuran Kapal DWT 9.410 9.410 9.410 9.410
Kebutuhan derrnaga pada pelabuhan dapat di hitung dengan menilai tingkat pem akaian derrnaga Produktifitas Alat (P) (EJ/C/H) 14 14 14 14
Jumlah Orane (C) unit 1 2 2 2
(Berth O ccupancy R a tio /BOR) adalah tingkat pemakaian derrnaga dengan perbandingan antara
N O T + I d ie T im e jam 4 4 4 4
waktu penggunaan derrnaga dengan waktu yang tersedia (derrnaga siap operasi) dalam periodo Sumher: Analista (Consultar», 2018
waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Nilai persen BOR dapat dihitung dengan
persam an sebagai berikut : Tabel 55 Perhitungan Kinerja Operasional Pelabuhan Parepare
Term inal Cappa Ujung
Vs x Sf Dem and' fton,teus*ora ng )
Tahun
Don ................................... x ioo % Bag Cargo Peti Kemas
Eksistinq (2018) 166.178 12.247
W a k tu e f e k t i f x n
Tahap 1 (2019-2023) 153.717 21.232
Atau Tahap 2 (2019-2028) 141.621 30.501
Tahap 3 (2019-2038) 134.671 47.602
Kapasitas Kapal (ton.teus.orang) !
H um us : Tahun
___ (n Cali x( X I.OA » 5)) x (n tìerthing Time)________ Bag Cargo Peti Kemas
Panjang Derrnaga x Waktu tersedia dim satu periode Eksistinq (2018) 1.000 626
Tahap 1 (2019-2023) 1.000 626
( n Cali » jumlah C a li,?" rata-rata, n Berthing Time = Rata-rata waktu Tahap 2 (2019-2028) 1.000 626
bertambat) Tahap 3 (2019-2038) 1.000 626
Ship Cali ( Kapal/tahun)
Tahun
Dimana : Bag Cargo Peti Kemas
BOR = tingkat pemakaian derrnaga; Eksistinq (2018) 237 43
Vs = kunjungan arus kapal rata-rata (unit/tahun); Tahap 1 (2019-2023) 220 75
Tahap 2 (2019-2028) 202 108
St = waktu pelayarian pelabuhan (jam/hari);
Tahap 3 (2019-2038) 192 169
Waktu Efektif = waktu efektif pelayanan pelabuhan per tahun (jam /tahun);
Efektif Time (jam/kapal)
n = jum lah derm aga/tam batan. Tahun
Bag Cargo Peti Kemas
Eksisting (2018) 27,49 44,71
Kebutuhan panjang derrnaga disajikan dalam tabel berikut: Tahap 1 (2019-2023) 27,49 44,71
Tahap 2 (2019-2028) 27,49 44,71
Tahap 3 (2019-2038) 20,83 44,71

Halaman 47
EK&cutiA/e; S u m m -a r y
llen ccvn a /1 n d u b P e la b u h a sv Parepare', P ro v in iS u la A v e tO S e la ta n '

Tahun B erth Tim e (jam/kapal)


Bag Cargo Peti Kemas Kharakteristik Operasional Pelabuhan
Ekslstinq (2018) 48,00 48,71
Penumpang ro-ro
Tahap 1 (2019-2023) 39,58 48,71
Tahap 2 (2019-2028) 39,58 48,71 Satuan Eksisting Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Tahap 3 (2019-2038) 32,92 48,71 LOA m 109 109 109 109
Sum ber: Anallsls Konsultan, 2018 Ukuran Kapal GT 5.920 5.920 5.920 5.920
Not Opr. Time (NOT) jam 3.00 3.00 3.00 3.00
Sum ber: Analisis Konsultan, 2018
Tabel 56 Rekap Kebutuhan Panjang Dermaga Term inal Cappa Ujung
Dermaga Peti Kemas
Tabel 59 Perhitungan Kinerja Operasional Pelabuhan Parepare
Term inal Nusantara Parepare
Demand (ton.teus.orang)
Tahun
Curah Cair Aspai Pelni Ro-ro
Eksistinq (2018) 21.410 273.655 292.253
Tahap 1 (2019-2023) 28.574 333.409 504.491
Tahap 2 (2019-2028) 28.574 396.864 713.085
Tahap 3(2019-2038) 28.574 523.773 1.130.272
Kapasitas Kapal (ton.teus.orang)
Tahun
Curah Cair Aspai Pelni Ro-ro
Sum ber: Analisls Konsultan, 2018
Eksisting (2018) 2.000 1.000 1.000
Tahap 1 (2019-2023) 2.000 1.000 1.000
Tabel 57 Rekap Kebutuhan Panjang Dermaga Term inal Cappa Ujung Tahap 2 (2019-2028) 2.000 1.000 1.000
Dermaga Kargo Tahap 3 (2019-2038) 2.000 1.000 1.000
Ship Cali (Kapal/tahun)
Tahun
Curah Cair Aspai Pelni Ro-ro
Eksistinq (2018) 15 391 418
Tahap 1 (2019-2023) 20 476 721
Tahap 2 (2019-2028) 20 567 1.019
Tahap 3 (2019-2038) 20 748 1.615
Tahun Efekt f Time (jam/kapal)
Curah Cair Aspai Pelni Ro-ro
Eksisting (2018) 28,57 3,00 3,00
Tahap 1 (2019-2023) 28,57 3,00 3,00
Sum ber: Analisis Konsultan, 2018
Tahap 2 (2019-2028) 28,57 3,00 3,00
Tahap 3 (2019-2038) 28,57 3,00 3,00
Tabel 58 Karakteristik Operasional Pelabuhan Parepare
Bert Time (jam/kapal)
Term inal Nusantara Parepare Tahun
Curah Cair Aspai Pelni Ro-ro
Eksisting (2018) 48,00 6,00 6,00
Kharakteristik Operasional Pelabuhan Tahap 1 (2019-2023) 34,57 6,00 6,00
Tahap 2 (2019-2028) 34,57 6,00 6,00
Satuan Eksisting Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 3 (2019-2038) 34,57 6,00 6,00
P. Dermaga (L) m 366 366 366 366 Sum ber: Analisis Konsultan, 2018
LOA Rata2 Geometrik m 121,95 119,71 118,68 117,63
Tambatan (n) m 3 3 3 3 Tabel 60 Rekap Kebutuhan Panjang Dermaga Term inal Nusantara Parepare
Jam Kerja (J) layan jam 24 24 24 24
Hari Kerja (H) hari 365 365 365 365
Curah Cair Aspai
Satuan Eksisting Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
LOA m 109,9 109,9 109,9 109,9
Ukuran Kapal GT 6.454 6.454 6.454 6.454
Produktifitas Alat (P) ton/jam 35 35 35 35
Jumlah Ganq (G) buah 2 2 2 2
Not Opr. Time (NOT) jam 19,43 6 6 6
Penumpang Pelni Sum ber: Analisis Konsultan, 2018

Satuan Eksisting Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3


LOA m 136 136 136 136
Ukuran Kapal GT 14.649 14.649 14.649 14.649
Not Opr. Time (NOT) iam 3 3 3 3

Halaman 48
EKecutÙMe;5ouvvimary
'Rencarno' In d u h Pelahtihcu'v P arep a re', Sulaw ete/ Selettori'

Tabel 61 Standar Nilai tìerth O ccupancy Ratio (BOR)


Ju m la h ta m b a ta n B O R yang A — ^ D^ tkv

d a la m g rou p d is a ra n k a n ( % ) 3 6 5 (1 -BS) *

1 40
A - luas lapangan penumpukan yang diperlukan (m 2);
2 50
T - arus petikem as pertahun (box, Teus);
3 55
D ==dw elling tim e atau jum lah hari rerata petikem as tersimpan dilapangan penumpukan:
4 60
7 hari untuk petikem as import:;
5 65 5 hari untuk petikem as eksport;
6 -1 0 70 20 hari untuk peti kem as kosong.
Sum ber: Bambang Triatm odjo, 2011 A teu” luasan yang diperlukan untuk ITeu (tergantung pada sistem penanganan petikem as dan
ju m lah tum pukan petikem as dilapangan penumpukan);
Dari hasil perhitungan di atas, m aka dapat direkom endasikan rencana pengembangan Pelabuhan BS = broken stow age (luasan yang hilang karena adanya jalan, atau jarak antara petikemas
Parepare sebagai berikut: dilapangan penumpukan (tergantung pada sistem penanganan petikemas). Nilainya 25% -
> Term inal Cappa Ujung (Derrnaga Kargo) 50%.
Dari nilai proyeksi bongkar m uat peti kemas total yang m elalui Pelabuhan Parepare, maka asum si
Hasil perhitungan nilai BOR derm aga kargo Term inal Cappa Ujung menunjukkan bahwa tingkat yang dipergunakan untuk niem perhitungkan kebutuhan fasilitas lapangan penumpukan peti
pem akaian dermaga masih dibavvah standar layanan pem akaian dermaga sehingga kemas (C ontainer Yard) terbagi dalam peti kemas yang harus melalui konsolidasi (m elalui
diperkirakan kegiatan operasional masih dapat dilayanì oleh derm aga eksisting hingga rencana C ontainer Freig h t S ta tio n /C FS) dan tidak melalui konsolidasi (langsung ke C ontainer Yard),
pengembangan tahap 3 dengan total panjang 230 m eter (tidak diperlukan penambahan dim ana nilai bongkar m uat peti kemas yang m elalui CFS diperkirakan 25% dari dem and Container
derm aga kargo). Yard, dan langsung ke C ontainer Yard diperkirakan 75% dari dem and Container Yard.

> Term inal Cappa Ujung (Derrnaga Peti Kerrias) Tabel 62 Rekap Kebutuhan Luasan Lapangan Penumpukan (CY) (m2)
Pada Tiap Tahap Pengembangan
Hasil perhitungan nilai BOR dermaga peti kem as Term inal Cappa Ujung m enunjukkan bahwa
tingkat pemakaian dermaga sangat tinggi (diatas standar layanan pemakaian dermaga) Peti Dwelling Tuinpu
Ateu
Tahap Kemas Time kan BS Pera lata ri Luasan (A)
sehingga direkom endasikan untuk dilakukan penambahan panjang dermaga pada tahap 2 dan (ni2)
(TEUs) (hari) (box)
tahap 3 hingga panjang derm aga peti kem as menjadi total 437 meter. Tahun 2018 9.185 5 3 20 Forklif/Krar\ darat 4.194
40%
> Term inal Nusantara Parepare (m ultipurpose) Tahap I 15.924 5 3 20 25% ForkHf/Kran darat 5.817

Hasil perhitungan nilai BOR derm aga m ultipurpose Term inal Nusantara Parepare m enunjukkan Tahap II 22.876 5 3 20 25% Forkttf/Kran darat 8.357
bahwa tingkat pemakaian derm aga masih dibawah standar layanan pemakaian dermaga Tahap III 35.702 5 3 20 25% ForkHf/Kran darat 13.042
sehingga diperkirakan kegiatan operasional masih dapat dilsyani oleh dermaga eksisting hingga Sum b e r: Analìsis Konsultan, 2018
rencana pengembangan tahap 3 dengan total panjang 366 m eter (tidak diperlukan
penam bahan dermaga m ultipurpose). 3. Lapangan CFS (Container Freight Station)

2. Lapangan Penumpukan Peti Kemas (Container Yard) Perubahan trend angkutan barang dari bag cargo ke peti kemas, memerlukan penyiapan sarana
fasilitas penanganan peti kemas, term asuk area konsolidasi peti kemas yang biaya disebut
Lapangan penumpukan peti kem as direncanakan untuk mampu m enampung bongkar m uat peti C ontainer Freight S ta tio n /CFS. Perhitungan luas gudang CFS dihitung berdasarkan bongkar muat
kem as yang letaknya dìupayakan sedekat m ungkin dengan dermaga untuk m eningkatkan barang Petikem as, dimana diasum sikan total barang m asuk ke CFS = 25% dari total jum lah
operasional pelabuhan. Kebutuhan luasan lapangan penum pukan dihitung berdasarkan jenis alat bongkar m uat Petikem as, dengan asumsi dw elling tim e 5 hari. Area CFS direncanakan
yang digunakan serta jumfah bari tersim pannya bararig dilapangan. menggunakan lapangan penumpukan eksisting dengan tujuan pada jangka panjang peti kemas
ditem patkan dekat dengan derm aga peti kem as di Term inal Cappa Ujung. Perhitungan kebutuhan
Tabel 2.3. Luasau Diperlukan per T E I' area CFS di Pelabuhan Parepare, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TinggiJuiulali Luasan Diperl ìkan per T E I' Tabel 6 3 Rekap Kebutuhan Lapangan Penumpukan CFS (m2) Pada Setìap
Peralaiau dan
Melode Penanganan Penumpukan Peli A t£V (ur) Tahap Pengembangan
Kemas PK 20 fi P K 40 fi
Trailer 1 60 45 Peti Dwelling
1 60 SO Tumpuk Ateu
*) Tahap Kemas Time BS Peralatan Luasan (A)
Truck Forkllft 30 40 an (box) (m2)
3 20 27 (TEUS) (hari)
1 3( Tahun 2018 3.062 5 3 20 40% ForkHf/Kran darat 1.398
Straddle Carrier 2 15
j____ ____________ . . . ____ 3 10 Tahun 2023 5.308 5 3 20 25% Forklif/Kran darat 1.939
1 15
Rubber Tyred Gantry
3 10 Tahun 2028 7.625 5 3 20 25% ForkHf/Kran darat 2.786
Creole ' Tranztatncr 7
4
Sumber Trìatmocfjo, B , 2010 Tahun 2038 11.901 5 3 20 25% ForkHf/Kran darat 4.347
Sum ber: Analisa Konsultan, 2018

Halaman 49
Ejcecttttve' Sus/nmcwy
Ke-nccu'u v I n d u k P c lo h u K a ^ Pcu'epare'. P ro v e n ti/S u la -w a u S c ia t o r i'

4. Gudang • ASAR 1 = GHVR/ASH


Gudang atau warehouse adalah tem pat untuk menyirnpan barang yang diturunkan dari kapal atau • ASAR 2 * 1,4 x A S A R I
sebaliknya. Namun tidak semua barang yang dibongkar dari kapal disim pan digudang karena
sebagian besar barang dikirim langsung ke tem pat tujuan. Untuk Pelabuhan Parepare asum si yang • DSA = ASAR 2 x ( l + RSCF/100)
digunakan yaitu 75% barang di bawa langsung ke tujuan (truck loosing ) sedang 25% barang
disim pan di lapangan penumpukan dan gudang. Keterangan
HCR = H olding C apacity Required;
Berikut ini perhitungan kebutuhan gudang di Pelabuhan Parepare, sebagai berikut:
ATTS = AnnuaI Tonnage Through Store (untuk 1 tambatan);
ATT = Avarage Transit Time;
TTrTSf NHVR = N et H olding Volum e Required;
3 6 5 ^ ( 1 - BS) DOC = D ensity O F Cargo;
GHVR = G ross H olding Volum e Required;
dengan : ASH = Average Stacking H eight;
ASAR 1 = Average Stackin g Area Required;
A : luas gudang (//>2) RSCF = R eserve C apacity S afety Factor;
T : throughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton) DSA = D esign Storage Area.
TrT : transit time/dwelìing time (waktu transit, hari)
Tabel 65 Rekap Kebutuhan Fasilitas Untuk Curah Cair Aspai
S f : Storage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat ko-
moditi, ni /ton; misalkan tiap 1 m muatan mempunyai berat Tahapan ATF ATTS ATT DOC RCSF HCR NHVR GHVR DSV
1,5 ton; berarti S f - 1/1,5=0,6667) Pengemb (toil/th) (ton/th) (hari) (ton/m3) (ton) m3 m3 m3
Sth : stacking height (tinggi tumpukan muatan, m) Tahap l 28.574 28.574 4 0,8 40 313 391 470 658
BS : brokerì stwage o f cargo (volume ruang yang hilang di antara Tahap 2 28.574 28.574 4 0,8 40 313 391 470 658
tumpukan muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu Tahap 3 28.574 28.574 4 0,8 40 313 391 470 658
lintas alat pengangkut seperti forklift atau peralatan lain untuk
Pendekatan s/cl 100 Volume Tangki Jumlah Tangki yg
menyortir, menurnpuk dan inemindahkan muatan, %) Tahapan Pengemb
(m3) (m3) diperlukan (unii)
365 : jumlah hari dalam satu tahun Tahap 1 700 3.925 1
Tahap 2 700 3.925 1
Kom posisi Pergerakan barang di Pelabuhan Parepare
Tahap 3 700 3.925 1
S um ber: Analisis ^Consultóri, 2018
25 % Tertahan di Pelabuhan
75% Langsung dibawa 6. Term inal Penumpang

Berdasarkan rumusan perhitungan diatas kebutuhan Gudang pelabuhan Parepare dapat Kebutuhan luas area term inal penumpang di Term inal Nusantara Pelabuhan Parepare di rnasa
dijabarkan dalam table berikut ini: yang akan datang dihitung berdasarkan asumsi rata-rata penumpang yang akan m enggunakan
fasilitas pelabuhan dikalikan dengan kebutuhan ruang per orang. Perhitungan kebutuhan area
Tabel 64 Rekap Kebutuhan Luasan Gudang (m2) Pada Setiap Tahapan Pengembangan term inal penumpang di term inal nusantara dapat dilihat pada tabel berikut:
A
T TrT Sf Sth BS Hr/TH A
Fasilitas Tahun (Fem bulatan)
(ton/th) (hari) (ton/m3) (m) % ha ri m2 m2 A = a xn xN x XxY
Eksistinq 41.545 6 0,7 3 50 365 319 320
Tahap 1 38.429 6 0,7 3 50 365 295 300
Gudang Keterangan:
Tahap 2 35.405 6 0,7 3 50 365 272 280
A = luas ruang tunggu gedung terminal;
Tahap 3 33.668 5 0xZ_ 3 40 365 179 180
Sum ber: Anallsis Konsultan, 2013 a * luas yang dibutuhkan untuk satu orang (1.2 m 2/ o r a r i g ) ;
n = jum lah penumpang dalam satu kapal (Kapasitas = ...orang);
5. Curah Cair/Aspai N = jum lah kapal datang/berangk.at pada saat bersam aan = 1;
U = nilai kegunaan = 1;
Perhitungan kebutuhan tangki untuk curah cair/aspal, dihitung berdasarkan bongkar aspai di
X = nilai beban = 1;
Pelabuhan Parepare. Untuk menghitung kebutuhan luas area curah cair/aspal (100% disim pan di
Y = rasio fluktuasi - 1.
tra n sit shed), dilakukan sebagai berikut:
HCR = A1TS x ATT/365
NHVR = HCR/DOC
GHVR = 1,2 x NHVR

I la lama n 50
E xe cuttve ' SUimnary
R esic& n cvIn d A A k/P elab u h aA vP arep cu 'e/. ProM uM v 5 ulawe&O Selata^ v

Tabel 66 Kebutuhan Luasan Term inal Penumpang


Akumulasi = Qin - Qout ♦ Qs
Ruang Tunggu Penumpang (m2)
Var
Ekisting tahap 1 tahap 2 tahap 3
n 400 700 700 700 Dimana:
a Ij2_ 1,2 _____ l/2_ 1/2
N 1,0 2,0 _A0 2xQ_ Qfn ■ Jumlah kendaraan yang masuk lokasi parkir
U . 1,0 _ JL0 1,0 1/0 Qout « Jumlah kendaraan yang keluar lokasi parkir
X 1,0 1,0 1/0 1/P
Y 1,0 1/0 1,0 1,0 Qs = Jumlah kendaraan yang telah berada di lokasi parkir sebelum pengamatan
Luasan (m2) 480 840 840 840 dllakukan
Kebutuhan Ruang 720 1.920 1.920 1.920
Sum ber: Analisis Konsultan, 2018
Indeks Parkir (IP), ukuran untuk menyatakan penggunaan ruang/lahan dan dinyatakan
7. Parkir Kendaraan dan Penumpang
dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir.
Ukuran dan lokasi parkir mobil hendaknya ditentukan sehingga tidak m enem ukan halangan untuk
m enggunakan fasilitas pelabuhan, dengan pertimbangan lalu lintas yang digerakan dan kondisi
jalan sekitarnya. Luas areal parkir untuk kendaraan penumpang dapat ditentukan dengan IP = (Akumulasi x 100%) / Petak Parkir Tersedia
perhitungan sebagai berikut:

A = a * n l * N * x * y * z * l/n2 SRP untuk Bus/Truk


Dimana : B » 1 ,7 0 a l a 0,10 Bp = B ♦ 0 ♦ R

A : luas tolal areal parkir yang dibutuhkan (m2) K e c il 0 = 0.80 L « 4,70 Lp * l ♦ a i ♦ a2

a : luas yang dibutuhkan untuk satu kendaraan (m2) mobil penumpang = 25 rn2 R = 0 ,3 0 a2 - 0,20 Bp = 2,80 L p » 5,00

n1 : jumlah penumpang (7 orang) B = 2,00 a l = 0 ,2 0


N : jurnlah kapal yang datang/berangkat pada waktu yang sama (4 buah kapal) Sedang O « 0,80 L « 8,00
x : rasio pemanfaatan ( 1,0)
R « 0,40 3 2 -0 ,2 0 B p * 3,20 L p - 8 ,4 0
y : rasio konsentrasl (1,0 sarnpai 1,6)
7 : rasio pemanfaatan kendaraan, berdasarkan kondisi penumpang, untuk B « 2,50 a l -0 ,3 0

penumpang yang porgi dengan kendaraan (1,0) Besar O « 0,80 L = 1 2 ,0 0


n2 : jurnlah penumpang perkendaraan (rata-rata 3 orang per kendaraan)
R 0.50 a2 - 0,20 Bp 3 , 8 0 L p * 12 ,5 0

Berdasarkan rumus perhitungan diatas, maka kebutuhan luasan parkir kendaraan penumpang
dapat dijabarkan pada tabel berikut: Luas lahan parkir yang dibutuhkan :
Tabel 67 Rekap Luasan Tem pat Parkir Penumpang
^ IP x jumlah petak x ukuran petak
Jumlah
Luas Lahan Dibulatkan
Tahap Kapal Asum si Hitungan:
(buah) _ im 2 ) (m 2J Akum ulasi Parkir
Eksisting 1 149 150 Qin = 15 unit;
Tahap 1 2 299 300 Qout = 10 unit;
Tahap 2 2 299 300
Qs = 5 unit;
Tahap 3 2 299 300
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Jm h Petak = 5 buah;
Bp = 3.8 m 2 (SRP Truk sedang);
Untuk parkir truk/kendaraan barang, kebutuhan luasan parkir dihitung berdasarkan luasan SRP Lp = 12.5 m 2 (SRP Truk sedang).
(Satuan Ruang Parkir) yakni ukuran luas efektif untuk m eletakan kendaraan term asuk ruang
bebas dan lebar buka pintu yang dikalikan dengan indeks parkir (IP) yakni ukuran untuk Akum ulasi Parkir = 10 unit;
m enyatakan pengguna ruang/ lahan dan dinyatakan dalam persentase ruang yang ditem pati oleh Indeks Parkir = 2 m 2;
kendaraan parkir. Kemudian dikalikan dengan ukuran petak. luas lahan parkir = 475 m 2;
Pembulatan = 480 m 2.

Halarnan 'al
Etc&cutLve' SiM Ywnary
R e y n c c w ia / 1 n d u b P e la b u H c ir i/ P a re p a re '. P r o v in io S uI clw caì/S e J jx ta w

5.1.2 Rencana Kebutuhan Fasilitas Perairan 5 .2 R E N C A N A P E N G E M B A N G A N P E L A B U H A N


Pengem bangan fasilitas perairan di Pelabuhan Parepare didasarkan pada kebutuhan perairan yang Rencana pengembangan yang direncanakan meliputi kebutuhan fasilitas pokok dan penunjang
dapat m engakom odasi kebutuhan pergerakan masa datang dengan pertimbangan kapal terbesar yang diperoleh berdasarkan perhitungan sesuai dengan hasil proyeksi yang telah dilakukan
yang beroperasi di pelabuhan. Usulan pengembangan fasiilitas perairan menjadi dasar untuk sebelum nya. Kebutuhan pengembangan dilakukan berdasarkan pentahapan pengembangan yaitu:
penetapan DLKr dan DLKp pelabuhan. Pendekatan perhitungan yang dilakukan untuk
pengem bangan fasilitas perairan adalah perhitungan dengan kebutuhan maksimal {ultim ate). Hai • Jangka Pendek (tahun 2019 - 2023);
ini didasarkan pada kondisi ketersediaan area yang sangat memadai dan cukup luas yang • Jangka Menengah (tahun 2019 - 2028); dan
m em ungkinkan perencanaan area perairan ditetapkan sekaligus sebagai bagian dari kawasan
DLKr dan DLKp Pelabuhan. • Jangka Panjang (tahun 2019 - 2038).

Perhitungan kebutuhan fasiltas perairan pelabuhan didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal 5.2.1 Rencana Pem bangunan/pengem bangan Jangka Pendek (Tahun 2019 - 2023)
Perhubungan Laut Nomor PP 001/5/2/D JPL-17 perihal Petunjuk Teknls Penyusunan DLKr dan 1. Penataan fasilitas darat Term inal Nusantara untuk mendukung operasional antara lain
DLKp, serta tetap m em pertim bangkan Keputusan Menterì Perhubungan Nomor 14 Tahun 1999 rehabilitasi term inal penumpang menjadi 2 lantai seluas 1920 m2, lapangan parkir penurnpang
tentang Batas - Batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan 300 m 2, lapangan parkir truk 480 m 2, pembangunan area komersial 224 m 2, toilet umum 72
Parepare, m 2, dan paving b lock 2060 m2;
Tabel 68 Kebutuhan Zonasi Perairan Pelabuhan Parepare 2. Penataan fasilitas darat Term inal Cappa Ujung untuk mendukung operasional antara lain
pem bangunan C ontainer Freig ht Station (CFS) 1939 m 2, lapangan kargo/gudang 300 m 2,
T e r m in a l
T e r m in a l
pembangunan jalan akses barn 3700 m 2, dan lapangan parkir 480 m2;
No U r a ia n S a tu a n F o r m u la Cappa 3. Pengadaan alat bongkar m uat berupa m obile crane dan fo rklift masing - masing 1 unit di
N u sa n ta ra
U ju n g Term inal Cappa Ujung;
4. Rehabilitasi dan optim aiisai fasilitas Pelabuhan Parepare eksisting agar tetap mendukung
1 Karakteristik Kapal Disain
kinerja operasional yang efektif dan optimal.
a. Ukuran DWT 9410 3.685
b. LOA (Panjang), L m 129 136 5.2.1.1 Pem bangunan/pengem bangan Jangka Menengah (Tahun 2019 - 2028)
c. Beam (lebar), B m 20 23,7
d. Draft, D m 8 6 1. Pembangunan fasilitas di Term inal Cappa Ujung antara lain pembangunan dermaga V (181 x
20) m 2, lapangan penumpukan peti kem as 3152 m 2, dan pengembangan C ontainer Freight
2 Jumlah Kapal Dilayani
Station (CFS) menjadi 2786 m2.
a. Kedatangan unit 1 3 2. Pengadaan alat bongkar muat peti kem as berupa reachstaker 1 unit di Terminal Cappa Ujung;
b. Sandar, N unit 1 3 3. Rehabilitasi dan optim aiisai fasilitas Pelabuhan Parepare eksisting agar tetap mendukung
c. I.abuh unit 1 1 kinerja operasional yang efektif dan optimal.
d. Alih Muat unit 1 1
e. Kapal Mati unit 1 1 5.2.1.2 Pem bangunan/pengem bangan Jangka Panjang (Tahun 2019 - 2038)
3 Alur Pelayaren 1. Reklam asi di Term inal Nusantara seluas 1347 m2;
Lebar kapal maks (B) m 23,7 2. Pembangunan fasilitas di Term inal Cappa Ujung antara lain perpanjangan dermaga V menjadi
Kedalaman Alur m 10 (322 x 20) m 2, pembangunan trestle 6 (49 x 10) m 2, trestle 7 (48 x 10) m 2, lapangan
Lebar (W) m W = 9B+30 m 243,3 penum pukan peti kemas 6247 m2, pengembangan C ontainer Freight S tation (CFS) menjadi
Panjang alur (L) m 8.500 4347 m2;
Areal Alur Pelayaran dari dan ke 3. Pengadaan alat bongkar muat peti kemas berupa reachstaker 1 unit di Terminal Cappa Ujung;
Ha Aalur = 9B+30m 20(1,8 4. Rehabilitasi dan optim aiisai fasilitas Pelabuhan Parepare eksisting agar tetap mendukung
Pelabuhan
kinerja operasional yang efektif dan optimal.
4 Kebutuhan areal perairan
a. Areal Tempat Sandar Ha N * Luas 17 5 ,2
Rekapitulasi pem bangunan/pengem bangan Pelabuhan Parepare disajikan pada Tabel 69 dan
b. Areal Kolam Putar Ha A= N tt R2 5 ,3 6 ,2 Gambar 49 - Gambar 59.
c. Areal Tempat I.abuh Ha N *A 1 9,5 1 8 ,7
d. Areal Penempatan Kapal Mati Ha N *A 9 ,7 1 2 ,9
e. Areal Keperluan Keadaan 50 % Areal
Ha 9 ,7 1 2 ,9
Darurat Labuh
A - Panjang x
f. Areal Percobaan Berlayar Ha 35 43
Lebar
Sum ber: Analisis Konsultan, 2013

Halaman 52
EtcecutLA/esSuwimcwy
11encomici' IncLuk PelcUnduMv Parepare', ProvCvwOSula\ve4</Selatcw/

Tabel 69 Rekapitulasi Rencana Pengembangan Fasilitas Daratan Term inal Jangka Jangka Jangka
Cappa Ujung dan Term inal Nusantara No N a m a Fasilitas S atu an Eksisting P en dek M enengah P anjang K eteran g an
Jangka Jangka Jangka 2019-2023 2019-2028 2019-2038
No Nama Fasilitas Satuan Eksisting Pendek Menengah Panjang Keterangan Lap Penumpukan petikemas m2 - - 3.152 9.399 Reklamasi
2019-2023 2019-2028 2019-2038 Lapangan kargo/gudang m2 - 300 300 300
1 Terminal Nusantara Lap Penumpukan KSOP m2 1.932 1.932 1.932 1.932 Asset KSOP
3 Jalan akses m2 - 3.700 3.700 3.700 -
1 Dermaga 1 m2 366 x 10 366x 10 366 x 10 366x10 -
4 Lapangan parkir 1 m2 1.521,2 1.521,2 1.521,2 1.521,2 -
Trestle 1 m2 15,7x5,3 15,7x5,3 15,7x5,3 15,7x5,3 -
Lapangan parkir 2 m2 - 480 480 480 di Lontange
Trestle 2 m2 13x10 13x10 13x10 13x10 -
Asset
Trestle 3 m2 13x10 13x10 13x10 13x10 - Karantina hewan m2 3.520,44 3.520,44 3.520,44 3.520,44
Karantina
Trestle 4 m2 13x5 13x5 13x5 13x5 -
5 Kantor KSOP m2 288,5 288,5 288,5 288,5 -
Trestle 5 m2 13x10 13x10 13x10 13 x 10 -
6 Kantor PT. Pelindo Unit 1 1 1 1
2 Terminal Penumpang m2 720 1.920 1.920 1.920 2 lantai
7 Pos Polisi Unit 1 1 1 1 -
3 Lap. Parkir Penumpang m2 4.607,2 300 300 300 -
8 Pos PT. Pelindo Unit 1 1 1 1 -
Lapangan Parkir Truk m2 2.962,5 480 480 480 -
Area
4 Area Komersial m2 - 224 224 224 - 9 Area pengembangan m2 - - - 12.000
cadangan
5 Toilet Umum m2 - 72 72 72 -
10 Area darat Ha 2,36 3,05 3,67 4,87 -

6 Paving Block m2 - 2.060 2.060 2.060 -


11 Mobile Crane Unit 1 2 2 2 -

7 Reklamasi m2 - - - 1.347 -
Forklift Unit 1 2 2 2 -
8 Tangki curah cair unit 1 1 1 1 aspai Reach Stacker Unit " - 1 2 -
9 Kantor Bea Cukai unit 1 1 1 1 -
Sum ber: Analisls Konsultan, 2018
10 Pos KPLP Unit 2 2 2 2 -

11 Mushola Unit 1 1 1 1 -
5 .3 R E N C A N A K E B U T U H A N S A R A N A B A N T U N A V I G A S I P E L A Y A R A N
12 Rumah Genset Unit 1 1 1 1 -

13 Stasiun CCTV Unit 1 1 1 1 -


Rencana kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Parepare disesuaikan
dengan dokumen rencana penetapan alur dan kebutuhan SBNP Pelabuhan Nusantara Parepare.
14 Pos Polisi Unit 1 1 1 1 -

15 Area Da rat ha 1,19 1,19 1,19 1,32 -


Tabel 70 Rekap Kebutuhan SBNP Pelabuhan Parepare
II Terminal Cappa ujung
RENC AN A SBNP
(85x15) + (85 x 15) + (85x15) + (85x15) +
1 Dermaga II m2 -
(70 x 20) (70 x 20) (70 x 20) (70 x 20) 119° 35' 50.42" E
1 Buoy M e ra h 1
Dermaga III m2 120x15 120x15 120 x 15 120x15 - 4° 03' 30.06" S
Dermaga IV m2 75x10 75x10 75x10 75x10 - 119° 36' 35.43" E
2 Buoy M e ra h 2
Dermaga V m2 - - 181x20 322x20 -
4° 01' 09.87" S
Dermaga Pelra m2 20x5 20x5 20x5 20x5 -
119° 36' 14.09" E
Trestle 1 m2 29,7x8 29,7 x 8 29,7x8 29,7x8 - 3 Buoy Hijau
4° 03' 40.10" S
Trestle 2 m2 23x9,5 23x9,5 23x9,5 23x9,5 -

119° 35' 47.12" E


Trestle 3 m2 30,3 x 8 30,3 x 8 30,3 x 8 30,3 x 8 -
4 M PM T
4° 03' 54.91" S
Trestle 4 m2 20,8 x 8 20,8 x 8 20,8 x 8 20,8 x 8 -

Trestle 5 m2 35x5 35x5 35x5 35x5 -


Sumber: Hasll Analisls, 2018

Trestel 6 m2 - - - 49X10 -

Trestel7 m2 - - - 48x10 -

2 Lap penumpukan m2 7.990 5.571 4.664 3.102 di Lontange


CFS (Coni. Freight Station) m2 - 1.939 2.786 4.347 di Lontange

Halaman 53
Ex&cU'tive.' 5 umwiary
Ke'Aocvna/1 n duk/ PeXabuKa^y Pcu'epare'. Prov inio SulcvxveMsSelcUewv

119° ’òT 12" E: 119° 37* 19- E 119° 37' 26* E 119® 3T 34" E

fi K EM EN TE R IA N PER H U B U N G A N

LAYOUT ZONASI CARATAI


PELABUHAN PAREPARE
TERMINAL CAPPA UJUN6

RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARE


PR0VIN3I 3ULAWESI SELATÀN

LE G E N D A :

z o n a p e t ik c n a s

ZO NA CTS

ZO NA CARGO

! ! LAR VN PELABUHAN CAPPASJJUNG

Ito ti
mm

prww""1^

PETAINIJEKS
Sulowesl

LaVaii Studi

KODE SIJM B ER JU M IA H LEM BAR

119° 37' 12" E 119° 3719* E 119* 37'26® E 119°37' 34" E

Gam bar 52 Layout Zonasi Daratan Term inal Cappa Ujung di Pelabuhan Parepare

Halaman - 54
E>cecu££ve' S iM vom ary
1ie*\ccvna/1 nciuk/ Pelalyuhcw v Parepcu'e'. Prov u -u v SuI oaveat/5 elatcw y

119*2T12“ E 119* 37* 19“ E 119“ 37’ 2 6 'E 119* 37* 34“ E

KEM ENTER1AN PER H U B U N G A N

LAYOUT PENGEMBANGAN JANGKA PENDEK


PELABUHAN PAREPARE
TERMINAL CAPPA UJUNG

RENCANAINDUK PELABUHAN PAREPARE


PR0V1NSI8ULAWESI SELATAN

LEG ENDA;

| ] RENCANA PENGEMBANGAN JANGKA PENDEK

14a. IAPANGAN PENUMPUKAN CFS 1 1,939 M»


14. AKSES JALAN PELABUHAN 3,700 M»
ISa. LAPANGAN CARGO 300 M*
18. LAPANGAN PAfiKlR 480 M*

BACKU P AREA

é
0 IO HO 2Hm

6UM 3ER JUM LAH

Gambar 53 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Term inal Cappa Ujung Jangka Pendek 2019 - 2023

Halaman ^>5
E>cecu£iA/e' Suwimary
e/AC<M\a/1 yiduk/ PeZabuhcm/ Pcu-epare^. Pmvirut/ 5 ulaweAO S e la ta n

119" 37* 12" E 119* 37" 2 6 'E 119* 37'34* E

KEMIENTER1AN F E R H U B U N G A N

i LAYOUT PENGEIMBANGAN JANGKA MENENGAH


PEIABUHAN PAREPARE
TERMINAL CAPPA UJUNG

RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARH


PROVIN8I SULAWESI SELATAN

LEG ENDA.'

R EN C A N A P EN G E M B A N G A N JA N G K A PEN D E*

14a LAPANC-AN PENUMPUKAN CFS 1 1,959 M*


14. AKSES .1ALAN PEIABUHAN 3,700 M»
ISa LAPANGAN CARGG 100 M*
18. LAPANGANPARKIP. 480 M>

I R 0 JC A N A P O < EM BANG A 1 JW 'CK A M EN EN G A H

7. CCRMACAS 181 X 20M


13d. lA P A N S V JP 6vU 4X *'A N 4;,152M S
14b ;A P A V S V If& U -m :A N CFS 2 « 6 M>
15. *8(LA M <S .IM M >M
19 JA.AN AKSES LM LM 567 M»

ZZI B A C K U P AREA

SOlMVMl

o eo n» saom

119*37" 12“ E 119* 37* 19“ E 1 1 9 '3 7 '2 0 'H 119’ 3 7 '3 4 - E

Garnbar 54 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Term inal Cappa Ujung Jangka Menengah 2019 - 2028

Halaman r>6
EKecutùve' Summary
1iesiccvvuv I yxduh Pelab td xa^ Pcvrepares, P ro v in i/ S ulawetd/ S e la ta iv

119*3?'12* E 119* 37' 2 6 ' E 119* 37*34" E

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAYOUT PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG


PELABUHAN PAREPARE
TERMINAL CAPPA UJUNG

RENCANAINDUK PELABUHAN PAREPARE


PROVINSl SULAWESI SELATAN

LE G E N D A -

R E N C A N A P E N G E M B A N G A N JA N G K A P E N D E K

14a. LAPANGAN PENLNPUKAN CFS 1 1,939 M*


14. AKSES JALAN PELABUHAN 3,700 M!
ISa. LAPANGAN CARGO 300 M*
13. L/PAM3AN PARKIR 480 M2

I = 3 O V .A F S G e - ’B -V C M i V i C - A f © v £ N 3 A H

7. DÉWMW3A5 181X20M
13d l A W G flN PfNLMRJKAN 4 3,152 ■ V
14b LA'Af-GAN P O U T A J AN CFS 2 846 M2
15 . R t t V W A S I 5 ,14 2 M'
19. I R A N A K SES L M L M 567 M !

I RENCANA PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG

7. 06 > M O G A 5 H 1 X 2 0 M
13fl TRESTCL 6 49 X 10 M
12b. IRESTE. 7 48 X 10 M
13e. LAPANGAN CENJ-SUcAN 5 6.247 M*
!4c. U fm sm K H JW C A H <ES 3 1,562 M J
15. RBiAM ASI 6,431 M»

■ BACKUP AREA

S o la u M i

119* 3 ? 19" E 119' 37" 26' E 119* 37* 34* E

Gambar 55 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Term inal Cappa LJjung Jangka Panjang 2019 - 2038

Ha la man 57
E)cecutXve^5 iM n m cu y
Ke^xco^na/ Itidu bP elabu havi'P arepai'e'. Provùi&vSulcuveM/ S ela toAV

4 'o rrs

Gambar 56 Layout Sirkulasi Pergerakan Kendaraan Term inal Cappa Lljung di Pelabuhan Parepare

Halaman 58
E>tec<AtiA'es S iM w m ary
K enccvna/1 vxdub P elabu h av i' Parepcu'es. P ro v in i/ SulaAve^OSelatcu v

4‘ 0'43'S
______
4* P a r s

Halaman [>9
E K&cutiA/e' S iM w m cuy
flencona/ Itid u b P e la b u h c w , P arepcu ‘&. Provti'iM/SulaAve^O S e la tww

119 37* 5- E 119* 37* 1 2 'E 119* 3 r 19-E

KEMENTERIAN PER H UBU N G A N

I.A Y O U T P E N G E M 8 A N G A N J A N G K A P E fID E K
P E LA B U H A N PAREPARE
T E R M IN A L N U S A N T A R A

KENCANAINDL/K PELABUHAN PAREPARE


PNCMNSl SULAWE8I SELATAN

LE G E N D A :

m m m I I EKSISTING

C U LAH A N P E LA B U H A N N U S A N TA R A

I I R 6 N C A N A P E N G I-M B A N O A N J A N G K A
PENDER

2. T a r m h a l P e n u m p tm g ( 1 ) ( lì L a n ta l) 1 ,9 2 0 M '

3. L a p a n g a n P ttfW r (3 ) 8 0 0 M *
4. A re a K o m e re la l ( 4 ) 2 2 4 M *

£. T o lta t U rn u m 7 1 m 1
6. P a v in g l l l o c k 2 . 0 6 0 m 1

Stilatesi

IH fO > i

< O CE SUM Bt R JU M LA H

■ ’■
■ ■'
119* 37*5* E 119° 37* 12* E

Gambar 58 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Term inal Nusantara Parepare Jangka Pendek 2019 - 2023

Halaman 60
E'xe cu ttve ' Sun'imcuy
liericcvnci' I n d u k Pelaljuìxasn/ Paratiare;. ProviwÀ/ SulaAvejrt/Sela tca v

s
w
"
4*0150* S

Gambar 59 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Term inal Nusantara Parepare Jangka Menengah 2019 - 2028

Halam an - 61
E KecutiA/ey S u tn m cw y
K e&xccLnO' I n d u h VeXahuKcM.' P arepare'. Provin&0Std4MV(^SelcUu*\/

119* 37* 5 ' E 119* 37112* E 119* 37* 19* E

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LA Y O U T P EN G EM BAN G AN JA N G K A PANJANG
P E LA B U H A N PAREPARE
T E R M IN A L N U S A N T A R A

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N P A R E P A R E
P R O V IN S l S U L A W E S I S E L A T A N

I I EKSISTING

CD LAHAN P E LA B U H A N N U S A N T A R A

I RENCANA P ENG EM BANG AN JANGKA


P EN D E K
2. Terminal Penum pang (1 ) (2 L antal) 1 ,9 2 0 M«
3. Lapangan Partdr (3 ) 3 0 0 M '
4. Area Komaralal (4 ) 2 2 4 M 1
6. Paving B lo c k 2 .0 6 0 M>

5. T o ile t U m u m 7 2 m l
6. P a v in g B lo c k 2 . 0 6 0 m 1

S I RENCANA PENG EM BANG AN JANG KA


MENENG AH

R E N C A N A P E N G E M B A N G A N JA N G K A
PANJANG

7. R aklam asi 1.347 M*

119* 37* 5’ E 119* 3 r 12* E 119* 37'19* E

Gambar 60 Rencana Pengembangan Pelabuhan Parepare Term inal Nusantara Jangka Panjang 2019 - 2038

Hcilaman 62
E)cecuti\/e/ Suvmncuy
K encom ia/1 n d u k PelaÀyuìu^n/ Pcwepare'. Provùn&ùS ulaM>e&t/Selatcu v

119 3 r 5 E 119 37'12'E 119*37' 19" E

4 ‘ 0'43’ S

Si-x&lS

w m w w m m &

w m $m

f t t f :

, 'A ’ A l

119* z r v e 119* 37* 12" E 119° 37' 19* E

Gambar 61 Layout Sirkulasi Pergerakan Orang dan Kendaraan Term inal Nusantara di Pelabuhan Parepare

Halaman - 63
Ey^ecutìA/e/SUAViAnary
'R e Y u x v n c i' In o d u lo ’p p lo d y u h c w v P d A 'G p a re ', P iX A /L Y \^ S u l4 M v e ^ S e la X x ^ v v

119° 36’ 54" E 119c 37' 12" E 1 1 9 '37 ' 30" E 119“ 37' 46" E

KEM BNTERJAN PERH U BU N G AN

L A Y O U T R E N C A N A D LK R D A R A T A N
T E R M IN A L N U S A N T A R A D A N C A P P A U IU N G
P E LA B U H A N PAREPARE
4° 0’ 0" S

RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARE


PROVINSI SULAWESI SELATAN

DLKR D A R A T A N 1 0 ,9 H a

DLKR DARATAN NUSAHTAfiA

4 'o c r 5 2.74 ié" 5


A
119* 37' 11-1034" 6
4 ' CO 4 1 .9 5 » ' 5
B
119*37 I 1 2 7 9 Ì - E
S'CO 4 1.05 8 V !
c
119* s r 13.7781" E
4-00* 45.0231' $
D
u n r 13 m o t e
4 * 0 0 45.1091" S
E
1 1 ? 3 1 4 .1 0 9 3 " E
4 -o o 4 4 .;e e r s
t
1 1 ? SO 14 1991" E
4 0 3 4 4.K )5 r"S
G
4 °0 '18"S

1 1 ? 37 14.1D04" C
4 *0 7 45.7401' i
H
1 1 ? 37' 14.9481" E
4*00 45.3324" 5
1
119*37’ 18.;B9*r E
4 -0 0 46.1011* 5
J
t l 9 * 3 r 18.1964” 6
4 "C O 48.0181" 5
<
1 1 ? 37' 16.0127" £
4 -0 0 ’ 52.34 2f* S
l
119*37’ 15.EO04*1E
4 -C0 52 6 /5 1 ' 5
M
119*37- 11.8304*' E
4 - 0 0 52.9491" i
N
1 1 ? 3 7' 11.5791" E
4° f f 36" S
4“ Ct 54" S

SUM BER JU M .A H

119° 37' 1 2 'E 119° 37' 30" E 119° 37' 48" E


119° 36' 54" E

Gambar 62 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Daratan Pelabuhan Parepare

Ha la man 64
EKecuttve; SiMìMVXMry
fi I vujuk P elabu l' >pajH>pajrpsxpmvuoftt/ SulaMtete/ Selatcw v

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAYOOUT DLKr DAN DLKp PERAIRAN


3° 57 0" S PELABUHAN PAREPARE

RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARE


PROVINSI SULAWESI SELATAN

LE G EN D A'

DLKP PELABUHAN 1491,47 Ha

DLKR PERAIRAN 1855,42 Ha

IX Kp i*fIABUMAH PAWPAfit

A 'O t'G Z .O C T 5
AA
iw trn .H n ‘1
4 - O i 'J i K V ! s
N
119' SV 19.0000*1
4 '6 ! ' 540000 S
cc
J U 'lV M A O C O - l
s
iw
n r v o u t B 'i

IXKP PClASUNAS'MMPAM

3* 49 t l . M l l ' i
1
n r w w . s o « 2 'c
4° 0‘ 0" S

V W II.8597' s
2
i » ’ i r » ,1 1 7 0 'e
r u ;i.s9 9 s r s
1
119' i r l l . O M é ' i
!• 5» Ot.7447* 5
4
ii r « « . « in

s
>■ 59 u .iu y s
u » '» y | j. i» i* i
t 'M ' - .u e t r s
6
i l » ' to ’a t t i r i

O t » PELABUHAN RAMPARE

4* o r 02.0*99 ?
AA
1 19 '1 7'0 1.9V .5 't
4'02'•17.5669’ 5
Al
119' i r 27.9973'6
4 'M 'S U U f f 'S
•i
I U I J 'J I . 9 7 9 5 '1
4 ' O ff 52.797» S
CI
119' i r 10.5789'1
4 '0 0 05.8272'S
W
i l ? - 17’ 2 0 4 1 0 1 't
y • -* o i.w y s
i
119' M M . i y i ' l
4 ' oc1- o u t r s
«
1 1 9 'l5 'i5 . 1 ! 1 7 'l
9 '0 f f l5 M 9 r 5
11
119' IO’ 49.4407' (
4 'o i'u o t t r s
u
119* 15'11.9513' 1
4 '0 2 ‘ JV O C W 5
BB
4° 3' 0" S

119' 45' 19.0000' C

L o k a ii S t u d i

S IM B E R JU M A H

119° 36' 0" E 119° 39' 0" E 119° 42 0" E


119° 33' 0" E
Gambar 63 Usulan DLKr dan DLKp Pelabuhan Parepare

Halaman 65
E KecutiA/e' S iM Vim cuy
He^xccvnco 1 nduhVeXahuhcLrw P arepare', P rov isiS u lcv w ^ S elatcìA V

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAYOUT ZONASI DAERAH PERAIRAN


PELABUHAN PAREPARE

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N P A R E P A R E
P R O V IN S I S U L A W E S I S E L A T A N

ALUR PELAYARAN 206,8 Ha

AREAL SAN DAR 22,2 Ha

AREAL KOLAM PUTAR 11,5 Ha

AREAL TEMPAT LABUH 38,2 Ha

AREAL KAPAL MATI 22,6 Ha

J AREAL KEPERLUAN DARURAT 22,6 He

J AREAL PERCOBAAN BERLAYAR 78 Ha

PETA NDEKS
S u lo w n i

L o lta il S tud i

KOOE SUWBER JLM LAH LEM BÀR

Gambar 64 Layout Zonasì Perairan Pelabuhan Parepare

Ha la man - 66
Ejceca ttv e' S u m m cu y
Uetic a n o /1 n d u b PelabuK cw v P arepare/. Prov u -u v Su law oavSelatav v

119° 34' 48" E 119° 36' 0" E 119* 37' 12" E 119° 38' 24" E

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAYOUT USULAN SBNP


PELABUHAN PAREPARE

RENCANA INDUK PELABUHAN PAREPARE


PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEGENDA:

S U A R MERAH

S U A R H D AU

LAYER X Y
SUAR MERAH 790062.955 9558326.298
SUAR HDAU 791393,216 9558516.803
SUAR MERAH 790359.55S 9556075.393
SUAR HDAU 790S09.637 9556180.923
SUAR MERAH 789811.759 9555275.363
SUAR HDAU 789946.627 9554276.860
SUAR MERAH 788603.963 9551875.871
SUAR HDAU 789086.501 9551069.194

119° 34' 48" E 119° 36’ 0" E 119037, 1 2 -E 119° 38' 24" E
Gambar 65 Rencana SBNP Pelabuhan Parepare

Ha lama n 67
E KecatLVey S u m m a ry
iRenccfAXO' I n d u h Pelcdyuhctn- Parepcur&, P rov in i/S u law eti/ SelatoAV

Tabel 72 Kebutuhan Biaya Investasi Pelabuhan Parepare Tahap II 2019-2028


6 KAJIAN EKONOMI DAN FINANSIAL LUAS/ HARGA SATUAN
JA N G K A
M ENENGAH
NO JE N IS K EG IA TA N SATUAN
Kebutuhan biaya investasi untuk pengembangan Pelabuhan Parepare diperhitungkan dari rencana JU M LA H (2 0 1 8 - 2028)
(Rp.) . ( R p .l
pengem bangan setiap tahapan/jangka pengembangan. Perhitungan kebutuhan biaya investasi ini I GENERAL
didapatkan dari pengalihan kebutuhan pengembangan (antara lain luasan bangunan, luasan 1
Pekerjaan Sementara, Direksi kit, Bowplank,
90.015.014 -
penqukuran
derm aga, dan sebagainya) dengan harga satuan yang didasarkan pada Peraturan Menteri 2 Mobilisasi dan Demobilisasi 75.364.380 -
Perhubungan Nomor 78 Tahun 2014 tentang Standar Biaya Tahun 2015 di Lingkungan S u b T o ta l I -
Kem enterian Perhubungan. Adapun untuk harga satuan bangunan darat dan upah kerja II P EK ER JA A N D ER M AG A
1 Dermaqa V (Terminal Cappa Ujunq) 3.620 m2 12.886.529 46.649.234.241
digunakan harga satuan dari harga satuan setem pat (Kota Parepare) tahun 2019 ataupun dari S u b T o ta l II 46.649.234.241
perencanaan sejenis di wilayah lain (dengan eskalasi terhadap wilayah Kota Parepare). III P EK ER JA A N FA S ILIT A S P O K O K
1 Gudanq - m2 2.075.627 -
Perhitungan kebutuhan investasi pada Pelabuhan Parepare m eliputi pembangunan dan 2 Lapanqan Penumpukan 3.152 m2 1.706.354 5.378.519.136
pengem bangan fasilitas pelabuhan, dan sarana pendukung operasional. Rekapitulasi kebutuhan 3 Jalan Akses Pelabuhan m2 1.706.354 -
5 Terminal Penumpanq m2 3.505.320 -
biaya pengembangan di Pelabuhan Parepare dijabarkan pada Tabel 71 s/d Tabel 73. S u b T o ta l III 5.378.519.136
IV P E K E R JA A N FA S ILIT A S PEN U N JA N G
Tabel 71 Kebutuhan Biaya Investasi Pelabuhan Parepare Tahap I 2019-2023 1 Kawasan Perkantoran
a. Pusat administrasi pelabuhan - m2 2.921.215 -
JA N G K A PEN D EK
NO JE N IS K EG IA TA N
LUAS/
SATUAN
H ARGA SATUAN
(2 0 1 8 - 20 2 3 ) b. Kantor Cabanq Pembantu Bea Cukai - m2 2.921.215 -
JU M L A H
2 Fasilitas Pos dan Komunikasi - m2 1.972.037 -
(R p J _____ I R j > J _ _
I GENERAL 3 Instalasi A ir Bersih, Listrik dan Telekomunikasi - m2 1.972.037 -

Pekerjaan Sementara, Direksi kit, 4 Jaringan Jalan 567 m2 1.843.037 1.045.002.072


1 - - 84.126.181 - 5 Jarinqan Drainase - m2 1.843.037 -
Bowplank, penqukuran
2 Mobilisasi dan Demobilisasi - - 70.434.000 - 6 Areal Komersil - m2 1.972.037 -

S u b T o ta l X - 7 Tempat Tungqu Kendaraan Bermotor - m2 1.811.570 -

II P EK ER JA A N D ER M AG A 8 Kawasan Perdaganqan (kantin) . m2 1.972.037 -

1 Dermaqa 5 (Terminal Cappa Ujunq) - m2 12.043.485 - 9 Fasilitas Umum Lainnya -

S u b T o ta l II - a. Fasilitas Kesehatan - m2 1.972.037 -


III P EK ER JA A N FA S ILITA S PO K O K b. Peristirahatan - m2 1.972.037 -
1 Gudanq 300 m2 1.939.838 581.951.394 c. Mesjid - m2 2.921.215 -
2 Lapanqan Penumpukan - m2 1.594.723 - d. Toilet Umum - m2 1.972.037 -
3 Jalan Akses Pelabuhan 3.700 m2 1.594.723 5.900.475.485 e. Gerbanq Pelabuhan - m2 1.502.280 -
4 Terminal Penumpanq 1.920 m2 3.276.000 6.289.920.000 f. Gedunq Pompa dan ruanq kontrol - m2 2.075.627 -
S u b T o ta l I U 12.772.346.879 10 Reklamasi 3.152 m2 10.015.200 31.568.451.592
IV P E K E R JA A N FA S ILITA S PEN U N JA N G 11 Pavinq Block - m2 250.380 .
1 Kawasan Perkantoran S u b T o ta l IV 32.755.440.303
a. Pusat administrasi pelabuhan - m2 2.730.108 - V P E K E R JA A N U TILITA S
b. Kantor Cabanq Pembantu Bea Cukai - m2 2.730.108 . 1 Lampu Pelabuhan - Ls 33.751.224 -
2 Fasilitas Pos dan Komunikasi - m2 1.843.025 - 2 Penqadaan Forkiift3 Ton - unit 260.395.200 -
Instalasi Air Bersih, Listrik dan 3 Penqadaan Fo rkiift7 on - unit 604.016.712 -
3 - m2 1.843.025 -
4
Telekomunikasi Penqadaan Reach S ta c k e r ll 45 Ton 1 unit 7.110.792.000 7.110.792.000
4 Jarinqan Jalan - m2 1.722.465 - 5 Penqadaan M obile Crane 25 Ton - unit 1.412.343.504 -
5 Jarinqan Drainase - m2 1.722.465 - 6 Penqadaan Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane - unit 17.526.600.000 -
6 Areal Komersil 224 m2 1.843.025 412.837.579 7 S ide Loader - Hari 4.206.384.000 -
7 Tempat Tunqqu Kendaraan Bermotor - m2 1.693.056 - 8 Terminal Tractor + Chasis (40 FT) - mil 400.608.000 -
8 Kawasan Perdaqanqan (kantin) - m2 1,843.025 - 9 Head Truck - hari 400.608.000 -
9 Fasilitas Umum Lainnya S u b T o ta l V 7.110.792.000
a. Fasilitas Kesehatan - m2 1.843.025 - T o t a l D ir e c t C o s t (I - V) 91.751.999.041
b. Peristirahatan - m2 1.843.025 -
T O T A L B IA Y A K O N S T R U K S I (P E M B U LA T A N ) [ 9 1 .7 5 2 .0 0 0 .0 0 0
c. Mes|id - m2 2.730.108 -
d. Toilet Umum 72 m2 1.843.025 132.697.793
e. Gerbanq Pelabuhan - m' 1.404.000 - Tabel 73 Kebutuhan Biaya Pelabuhan Parepare Tahap III 2019-2038
f. Gedunq Pompa dan ruanq kontrol - m2 1.939.838 -
10 Reklamasi 3.700 m2 9.360.000 34.632.000.000 LUAS/ HARGA SATUAN
JA N G K A P AN JAN G
11 Pavlnq Block 2.060 m2 234.000 482.040.000 NO ITEM SATUAN (2 0 1 8 - 2 0 38 )
JU M LA H
S u b T o ta l IV 35.659.575.372 _______(R P J______ (R p )
V P E K E R JA A N U TILITA S I GENERAL

1 Lampu Pelabuhan unit 31.543.200 - Pekerjaan Sementara, Direksi kit, Bowplank,


1 - 97.216.215 -
2 Penqadaan Forklift3 Ton unit 243.360.000 - penqukuran
3 Penqadaan Fo rk lift7 on 1 unit 564.501.600 564.501.600 2 Mobilisasi dan Demobilisasi - 81.393.530 -

4 Penqadaan Reach S ta c k e rll 45 Ton S u b T o ta l I -


unit 6.645.600.000 -
5 Pengadaan M obile Crane 25 Ton II P EK ER JA A N D ER M AG A
1 unit 1.319.947.200 1.319.947.200
Pengadaan Rubber Tyred Gantry (RTG) 1 Dermaga 5 (Terminal Cappa Ujunq) 2.820 m2 13.917.451 39.247.212.101
6 unit 16.380.000.000 - 2 Trestle 6 490 m2 11.593.370 5.680.751.300
Crane
7 Side Loader unit 3.931.200.000 - 3 Trestle 7 480 m2 11.593.370 5.564.817.600
8 Terminal Tractor + Chasis (40 FT) unit 374.400.000 - S u b T o ta l II 50.492.781.001
9 Head Truck unit 374.400.000 - III P EK ER JA A N FA S ILITA S PO K O K
1 Gudanq - m2 2.241.677 -
S u b T o ta l V 1.884.448.800
2 Lapangan Penumpukan 6.247 m2 1.842.862 11.512.273.507
T o ta l D ir e c t C o s t (I - V ) 50.316.371.050
3 Jalan Akses Pelabuhan - m2 1.842.862 -
TO TA L B IA Y A K O N STR U K SI
5 0 .3 1 7 .0 0 0 .0 0 0 5 Terminal Penumpanq - m2 3.785.746 -
(P E M B U LA T A N )
S u b T o ta l III 11.512.273.507
EKecutiA/e; Suwivncuy
Uesuxwxi' IyuluhPelabuhcM /Pcu'epcu'e'. ProvUvfd/SulaAvetrOSelata^v
JA N G K A PAN JAN G Tabel 74 S p read sh eet Perhitungan Indikator Kelayakan Ekonomi Pengembangan
NO LU AS/ HARG A SATUAN
ITEM SATUAN 12018 - 2038^
JUM LAH Pelabuhan Parepare
I R jp J (R P.)
IV PEKERJAAN F A S ILIT A S PENUNJANG
1 Kawasan Perkantoran C s s h F lo w P r e s e n t V a lu e a t D is c o u n t R a te
a. Pusat administrasi pelabuhan - m2 3,154.913 . No. Y ear C ost B enefit 10.0% 17.70% 30,0%
b. Kantor Cabanq Pembantu Bea Cukal - m2 3.154.913 . C ost B enefit C ost Benefit Cost Benefit
2 Fasilitas Pos dan Komunikasl - m2 2.129.800 . 2019 50,317.000.000 50,317,000,000 50.317.000.000 50,317,000,000
1 2020 754,755.000 17.461,277.519 686,140,909 15.873.888,654 641,239,584 14,835,095.277 580,580,769 13,431,761,938
Instalasl Air Bersih, Llstrik dan
3 - m2 2.129.800 - 2 2021 762.302.550 18.257.406,731 630,002,107 15,080,765.894 550.244 896 13,178,553,404 451,066,598 10.803,199,249
Telekomunlkasi 3 2022 769.925,570 19,053,535.944 578,456,480 14,315.203,564 472,102,750 11,684,720,697 350,444,049 8,072,524,326
4 Jaringan Jalan - m2 1.990.480 - 4 2023 777.624,831 19.849.665.156 531.128,223 13,557.588,386 405,160,800 10.342,141,735 272,268,069 6,949,919.525
5 Jarinqan Drainase - m2 1.990.480 - 5 2024 91 752,000,000 20.645.794.308 56.970.773,233 12.819,413.955 40,615,066,162 9,139,095.652 24,711,481,229 5,560,512.686
6 Areal Komersil m2 6 2025 1.370,280,000 21,441,923,580 770,874,180 12,103,406,871 517,598,190 8,003,984,083 285,132,476 4,442,250,435
- 2.129.800 -
7 2026 1,390,042,800 22.238,052,793 713,311,748 11,411.637,324 444,148,754 7,105,539,079 221,526,000 3,543,996,553
7 TempatTunqqu Kendaraan Berrnotor - m2 1.956.496 .
8 2027 1.403,943,228 23.034,182.005 654,949,877 10,745,615,902 6,252,985,111 172.108,662 2,823,748,256
331,122,112
8 Kawasan Perdaqanqan (kantln) - m2 2.129.800 .
9 2028 1.417,982.660 23.830.311.217 601,363,069 10106,378,232 327.039,226 5,496.150,795 133,715,191 2,247,188,705
9 Fasilitas Umum Lainnya - 10 2029 1,432,162,487 24.626.440,430 552,160,636 9,494,558,850 230,630,936 4,825,528,589 103,880,418 1,780,356,437
a. Fasilitas Kesehatan - m2 2.129.800 - 11 2030 1,446,484,112 25,422,569642 506,983,857 8.910,455,569 240,808,184 4,232,305,623 80,711,755 1,418,543,213
12 2031 137,184.000.1X10 26.218,698,854 43,711,050,097 8.354,085,455 19,403,289,460 3,708,369,804 5,888,209,236 1,125,358,531
b. Peristirahatan - m2 2.129.800 .
13 2032 2.057.760,000 27,014,828,066 596,059,774 7.825,233,416 247,275,419 3,246,290,370 67,940,876 891,946,135
c. Mesjld - m2 3.154.913 -
14 2033 2,078,337,600 27,810,957,279 547,291,247 7,323,494,204 212,185,961 2,839,334,038 52,784,834 706,332,201
d. Toilet Umum - m2 2.129.800 . 15 2034 2.099,120,976 28.607,086,491 502,512,872 6,848.309,062 182,075,849 2,481,352.732 41,009,756 558,886,146
e. Gerbang Pelabuhan - m2 1.622.462 . 16 2035 2.120.112,186 29.403.215,703 461.398.183 6.398,996,423 156,238.494 2,166,825,964 31,861,420 441,876,793
17 2030 2,141,313,308 30.199,344.915 423,047,422 5,974.779,396 134,067,571 1,890,780,211 24,753,877 349,108,538
f. Gedung Pompa dan ruanq kontrol - m2 2.241.677 -
18 2037 2,162,726.441 30.995,474.128 383,985,361 5,574,808,469 115,042,799 1648,755,036 19,231,858 275,624,578
IO Reklamasl 6.247 m2 10.816.416 67.569.648.773 19 2038 2.184.353,705 31.791,603.340 357.159.286 5.198 181.187 08,717,725 1,436,761.253 14,941,674 217,464,684
11 Pavinq Block . m2 270.410 20 2039 2206,197,242 32.587,732.552 327,937.162 4.843.958.796 34,709,250 1,251,240,072 11,608.532 171,469,585
Sub Total IV 67.569.648.773 100,835,185,724 192,708,759,668 115,825,824,124 115,825,824,124 83,832,203,285 60,418,004,015
V P EKER JAAN UTILITAS Sumber: Analisis Konsultan 2018
1 Lampu Pelabuhan - Ls 36.113.810 -

2 Pengadaan Forkiift3 Ton - unlt 278.622.864 .

3 Pengadaan Forklift7 on - unit 646.297.882 -


Dari hasil perhitungan yang dijabarkan pada T a b e l 7 4, didapatkan nilai kelayakan ekonomi
4 Pengadaan Reach S ta ck erlI 45 Ton 1 unit 7.608.547.440 7.608.547.440 pengembangan Pelabuhan Parepare sebagaim ana dijabarkan pada T a b e l 75.
5 Penqadaan M obile Crane 25 Ton - unit 1.511.207.549 -

6
Pengadaan Rubber Tyred Gantry (RTG) Tabel 75 Indikator Kelayakan Ekonomi Pengembangan Pelabuhan Parepare
- unlt 18.753.462.000 -
Crane
7 S ide Loader - Hari 4.500.830.880 - D is c o u n t R a te
8 Terminal Tractor + Chasis (40 FT) - mii 428.650.560 - M e a s u re s o f F in a n c e F e a s ib ilit y
10% 17/7% 30%
9 Head Truck - hari 428.650.560 -

Sub Total V 7.608.547.440


N et Present Value - N PV ($) 31.933.573.944 -
(17.414.198.670)
Total D ire ct C ost (I - V) 137.183.250.721 B en efit C ost Ratio - BCR 1/21 1 0,79
1 TOTAL B IA Y A KO N STRU KSI 1 3 7 .1 8 4 .0 0 0 .0 0 0 EIRR 17,70%
Sum ber: Analisis Konsultan 2018
Sumber: Analisis Konsultan 2018

6 .1 KELAYAKAN EKO NO M I Berdasarkan indikator diatas, pengembangan Pelabuhan Parepare memberikan indikasi kelayakan
Perhitungan kelayakan ekonomi pengembangan Pelabuhan Parepare dilakukan dengan ekonom i yang cukup baik dimana nilai kelayakan ekonomi dibawah 20%. Hai ini memberikan
menghitung indikator kelayakan ekonomi berupa: indikasi bahwa pengembangan Pelabuhan Parepare memberikan kemanfaatan secara ekonomi
a. Nilal Bersih Sekarang (N et Present Value/N PV) :Nilai bersih sekarang adalah nilai sekarang khususnya pada wilayah Kota Parepare serta wilayah lainnya yang merupakan h in terland
(n et present) dari selisih antara benefit dan biaya pada tingkat d iscou nt rate tertentu; Pelabuhan Parepare.
b. Analisa Perbandingan Rasio Biaya dan Keuntungan (N et B en efit C ost R atio : Net B/C) Analisa
Net B/C adalah perbandingan antara jum lah NPV positif dengan jum lah NPV negatif; 6 .2 K E L A Y A K A N F I N A N S I A L / K E U A N G A N
c. Tingkat Pengembalian (Econom ie In tern ai Rate o f Return) : EIRR adalah tingkat pengembalian Perhitungan kelayakan finansial/keuangan untuk pengembangan Pelabuhan Parepare dilakukan
investasi dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. dengan menghitung indikator kelayakan finansial meliputi indikator NPV, BCR dan FIRR
sebagaim ana pada indikator kelayakan ekonomi dengan memperhitungkan beberapa param eter
Perhitungan kelayakan ekonomi untuk pengembangan Pelabuhan Parepare dijabarkan pada seperti jasa labuh Rp. 100/GT/kunjungan, jasa tam bat Rp.150 GT/Etmal, jasa pemanduan tariff
sp read sheet pada T a b e l 74. tetap Rp.52.000/kapal/gerakan, jasa pemanduan tarif variable R p .l6 /G T kapal/gerakan, jasa
derma peti kemas Rp.34.170/ton/m 3/hari, jasa derm aga kargo R p .l.9 8 0 /to n /m 3/hari, jasa
derm aga curah cair R p .l.8 9 0 /to n /m 3/hari, pas penumpang Rp.2.500/orang, jasa lapangan peti
kem as Rp.500.000/Teus, jasa gudang Rp.800/ton/m 3/hari, jasa air kapal Rp.18.000/ton.

Perhitungan kelayakan finansial untuk pengembangan Pelabuhan Parepare dijabarkan pada


spreadsheet pada T a b e l 76.

Halaman - 69
EKecutiA/e/ SlAvvuncuy
Rerxxw ia/ Iv u lu h P ela b u h a iv Parepare/. Provunti/S uI<mvetàSeXatCwv

Tabel 76 Sp readsheet Perhitungan Indikator Kelayakan Keuangan/Finansial


Pengembangan Pelabuhan Parepare
C a s h F lo w P re ie n t V alue at D iscount Rata
N o. Yoar Cost Revanue 10.0% 16.1% 20.0%
C o ll R evenue C o»t Revanue C o lt R evanue
2018 50 317 000.000 50,317,000.000 50,317.000,000 50.317000,000
1 2019 2,515,850,000 10.769,901,357 2 2 87,138.364 15,245.419.415 2,166 929.898 14.444 150,309 2,096.541,667 13,974.907,797
2 2020 2641,642,500 17,928.644.627 2,183,175 620 14.817.061,675 1.959721.144 13,300,491,632 1.834,473.958 12,450 447,657
3 2021 2773.724,625 19.206,839,899 2,083,940 364 14.430,383,094 1,772.320,354 12.272 591.235 1,605.164,714 11,115,009,386
4 2022 2,912,410,856 20,485,035.170 1.989.215,802 13,991,554,655 1.602.850,851 11.273.978,043 1.404.519.124 9,878.971.436
5 2023 91.752,000,000 21,763,230,442 56,970,773,233 13,513,253,840 43,492 675,859 10,316 299,609 30,873.070,988 8.746 154,209
6 2024 4,587,600,000 24.440.124,381 2.589.580,602 13,795,813,060 1.873 036,541 9,978 473,721 1,536.377.958 8.184 948,205
7 2025 4,816,980,000 25,639,198,873 2471,872 392 13,150,963,047 1.093,930,809 9,010.230,083 1,344,330,713 7,155 429.855
8 2026 5.057,829,000 26,950,958,422 2959,514,556 12,572,821,008 1.531,951,738 8.163 100.730 1,176289.374 6,267931.559
9 2027 5,310,720,450 28,262,717,971 2952,263,895 11,986,151,380 1.385,461,623 7,373,182,506 1,029253,202 5,477.504,088
10 2028 5,576,256,473 29,574.477.521 2 149,888.263 11,402,241,346 1.252.979.361 0,645.356.094 900.596.552 4.776 443.231
11 2029 137,184 000,000 32,449,106,554 48,082,155,106 11,373,213,891 26 550,014,121 6.280.003,544 18,403.318,236 4,367.259,890
12 2030 6,859,200,000 33,787,122,226 2.185.552 505 10,765.618,383 1.143.391.287 5,632.129.281 769.304.926 3,789 450.604
13 2031 7,202,100,000 35.136,771,166 2,086,209.209 10.177,871,026 1,034.056,563 5,044.793,342 073.141,811 3,284018,928
14 2032 7,562.268.000 36,486,420,106 1.991,381,518 9.608.014,772 935,176,774 4.512039,593 588,999,084 2,841 801,961
15 2033 7,940,381.400 37,836,069,046 1,900,864,176 9,057,654,109 845 752,185 4,030.025,319 515.374,199 2,455,707,902
16 2034 8,337,400.470 39,185.717,987 1.814.461.259 8.527.953,941 764,878,662 3.594.923,820 450,952.424 2,119 472.919
17 2035 8.754.270,494 40,535,366,927 1,731,985 747 8,019,706,248 691.738.523 3,202 993,883 394.583.371 1,827 000.489
18 2036 9,191,984,018 41,885,015,867 1.653.259,122 7.533,388.269 625,592.277 2,850.629.681 345 260,450 1,573244,621
19 2037 9,651,583,219 43,234,664,807 1.578.110 980 7.069,213,177 565,771,147 2.534.395,171 302,102,893 1,353.282,362
20 2038 10,134,162,380 44,584.313,747 1.508,378 663 6,627,174,148 511.670,304 2,251.046.364 264.340,032 1,102 939,616
192,184,719 378 223,671,470.485 142,716 906,021 142,716,906,021 122.004.995.675 112,002.166,716
Sumber: Analisis Konsultan 2018

Dari hasil perhitungan yang dijabarkan pada Tabel 76, didapatkan nilai kelayakan pengembangan
Pelabuhan Parepare sebagaim ana dijabarkan pada Tabel 77.

Tabel 77 Indikator Kelayakan Finansial Pengembangan Pelabuhan Parepare


Discount Rate
M easures o f Finance Feasibility
10% 16,1% 20%
N et Present Value - NPV (Pp) 31.486.751.107 (10.082.828.960)
-

B en efit Cost Ratio - BCR 1,16 1 0,92


FIRR 16,10%
Sumber: Analisis Konsultan 2018

Berdasarkan indikator diatas, pengembangan pelabuhan Parepare m em berikan indikasi kelayakan


keuangan/finansial yang cukup bagus dimana nilainya sudah diatas batas 12% yang umum
digunakan pada kelayakan keuangan pengembangan prasarana umum.

Halaman 70
E tc e & A tiA /e 'S u v m n c u y
K e ru x m c i' I n d u h P elab iA h a^ v Pcu-epcu'e/. ProvtinAvSulaM jeAvS elataA V

7 KAJIAN RONA AW AL LINGKUNGAN 7 .3 D A M P A K LIN G K U N G A N K E G IA T A N K O N S TR U K S I


7.3.1 Tahap Prakonstruksi
7 .1 D A M P A K T E R H A D A P K O M P O N E N F IS IK K IM IA
Dam pak lingkungan pada tahap pra konstruksi seperti survey dan pengukuran serta pembebasan
7.1.1 Tahap Pra Konstruksi
lahan m enim bulkan perkiraan dam pak seperti pada tabel berikut:
Pada tahapan ini, rencana kegiatan pem bangunan pelabuhan tidak akan m em berikan dampak
Tabel 78 Prakiraan Dam pak Lingkungan Tahap Pra Konstruksi
terhadap komponen fisik kimia lingkungan karena masih dalam tahap survei dan desain.
NO. T a h a p a n K e g ia t a n P r a k ir a a n D a m p a k B e s a ra n D a m p a k K e te ra n g a n
7.1.2 Tahap Konstruksi
A. P ra K o n s t r u k s i
Kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi dapat m enjadi sum ber dam pak terhadap kom ponen fisik
kim ia lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut m eliputi kegiatan pekerjaan tanah, pengoperasian 1 Survey dan Pengukuran Keresahan masyarakat Persepsi masyarakat terhadap proyek
alat-alat berat, pem bangunan struktur di perairan. 2 Pembebasan Lahan Keresahan masyarakat
Persepsi masyarakat terhadap proyek

Jenis dam pak yang dapat tim bul adalah penurunan kualitas air yang disebabkan oleh kegiatan Sumber: Analisis Konsultan, 2018
pem asangan tiang pancang {pile) yang terjadi sewaktu pembangunan derm aga yang
m engakibatkan m asuknya bahan pencem ar dan kekeruhan pada badan air, selain itu pun 7.3.2 Tahap Konstruksi
penurunan dam pak kualitas air disebabkan oleh buangan limbah dan ceceran dari m aterial adukan Dam pak lingkungan pada tahap konstruksi seperti m obilisasi tenaga kerja dan alat berat dan lain
beton serta sam pah-sam pah m aterial buangan konstruksi lainnya. Tingkat kekeruhan yang terjadi sebagainya m enim bulkan perkiraan dampak seperti pada tabel berikut:
tergantung pada kondisi substrat/sedim en dan kekuatan arus.
7.1.3 Tahap Operasi Tabel 79 Prakiraan Dam pak Lingkungan Tahap Konstruksi
Sum ber dampak terhadap komponen fisik kimia pada tahap operasi adalah kegiatan pelayanan
No. T a h a p a n K e g ia ta n P r a k ir a a n D a m p a k B e s ara n D am pak K e te r a n g a n
kapal, barang dan penumpang. Kegiatan ini berpeluang m enim bulkan sampah padat dan cair
serta tum pahan m inyak dan atau oli dari kapal ke pantai itu sendiri. B. K o n s tr u k s i

Jenis dam pak yang timbul sama dengan dam pak yang ditim bulkan oleh kegiatan tahap konstruksi, K e s e m p a ta o kerja K eb utu ha n te n a g a k a sa r utk
K e s e m p a ta n kerja u n tu k
1 M o b ilis a s i te n a g a kerja pro ye k
yaitu penurunan kualitas air, hanya saja dengan sum ber penyebab yang berbeda. Dam pak K e c e m b u ru a n s o c ia l te n a g a kerja s e te m p a t
± 2 0 0 ora ng
penurunan kualitas air akibat kegiatan pelayanan kapal ini bersifat sementara, yakni pada saat
B is in g m e s in pe rala ta n
adanya ceceran limbah dari kapal dan pada saat arus di teluk tidak terlalu tinggi. Dam pak ini K e b isin g a n
dapat mengganggu kehidupan biota air dan m erugikan jika tidak ditangani dengan sem estinya P e ra la ta n be rod a b e s i &
K e ru s a k a n ja lan J u m la h p e ra la ta n 1 11.00 umt
sehingga dapat digolongkan sebagai dam pak m engarah ke negatif. 2 M o b ilisa si p e ra la ta n b e rat m e to d e pe n g a n g ku ta n
T a nja ka n, be lo kan p e m u kim a n
G a n g g u a n la lu lintas p a d a t d a n are a k o m e rsil
7 .2 D A M P A K T E R H A D A P K O M P O N EN B IO LO G IS
P e n u ru n a n K u a lita s U dara J u m la h pe rala ta n ±11 00 unit O p e ra s io n a lis a s i b a se c a m p
7.2.1 Tahap Pra Konstruksi
K e b isin g a n A M P . pe rala ta n b e ra t dan O p e ra s io n a lis a s i p e ra la ta n di
P e m b a n g u n a n dan
Pada tahapan ini, rencana kegiatan pembangunan pelabuhan tidak akan m em berikan dampak 3
p e n g o p e ra s ia n b a se c a m p
P e n c e m a ra n b a d a n air k end ara an p ro ye k lo ka si b a s e c a m p
terhadap komponen fisik kimia lingkungan karena masih dalam tahap survei dan desain. G an g g u a n e s te tik a lingkun ga n L im b a h M C K & L im b a h c a ir lain P e n c e m a ra n b a da n a ir
_________L . G a n g g u a n la lu linta s L im b a h o p e ra sio n a l b a se c a m p O p e ra s io n a l b a se c a m p
7.2.2 Tahap Konstruksi
P e m b e rsih a n lahan dan E stim a s i volum e kegiatan n . ,, , .
G angguan estetika lingkungan
Hai yang menjadi sum ber dam pak terhadap komponen biologis pada tahap konstruksi adalah pem bongkaran D e n t a s t e d a r pem bongkaran P“ “ as
kegiatan pekerjaan tanah dan pembangunan struktur di perairan. Jenis dam pak yang terjadi K Penu runan K ualitas Udara lintasan kendaraan proyek E m is i kendaraan proyek
adalah terjadinya gangguan terhadap biota perairan secara langsung maupun secara tidak Pengangkutan /transportasi K eb isin gan lintasarvhan B isin g kendaraan proyek
langsung. Dam pak secara langsung yang dapat terjadi adalah karena adanya pem asangan tiang 5
m aterial K eru sakan jalan lintasan ken daraan proyek Rute transportasi m aterial
pancang {pile) yang kem ungkinan dapat m elukai dan m em bunuh biota air, terutam a adalah G anqquan lalu lintas lintasan/hari Peninqkatan volum e lalu lintas |
hewan dasar {benthos), sedangkan dam pak secara tidak langsung yang dapat terjadi adalah
Pen u ru n an K u alitas Udara P e n cem aran debu
kekeruhan di dasar perairan dimana hai ini dapat berakibat negatif terhadap biota air karena
K ebisingan Bising kendaraan pro yek
dapat m enutupi bagian luar biota air sehingga menggangu proses fisikologi (terutam a respirasi). V olu m e galian btasa
G an g gu an biota laut dan vegetasi Penyem pitarV pengurangan
D am pak negatif lain dari kegiatan konstruksi ini adalah m eningkatnya kadar zat hara di perairan. 6. Pekerjaan tanah V olu m e galian struktur
pantai lajur jalan
7.2.3 Tahap Operasi V olu m e tim bunan
G angguan aliran air Terqanqqunya dram ase
Sum ber dan je nis dam pak yang dapat terjadi terhadap komponen biologi pada tahap operasi G an g gu an aksesib ilitas m asyarakat Terputusnya a k se s
serupa dengan sum ber dan jenis dampak yang terjadi terhadap komponen fisik-kim ia.

llalam on 71
E xe cu tive / S UAWMCwy
R e n c a iu v In d u h PeZahuhxwv Parepar& . P r o v in i S u law e^ S elata*v

Sumber: Analisis Konsultan, 2018

7.3.3 Pasca Konstruksi


Gambar 66 Alur Penanganan Dam pak Lingkungan
D am pak lingkungan pada tahap pasca konstruksi seperti pengoperasian pelabuhan m enimbulkan
perkiraan dam pak seperti pada tabel berikut. 2. Kecelakaan tabrakan kapal dan tum pukan m inyak (cem aran laut/pantai). Seringkali terjadi
Tabel 80 Prakiraan Dam pak Lingkungan Tahap Pasca Konstruksi tabrakan kapal atau tergulingnya kapal atau tum pahannya/bocornya m inyak karena
berbagai sebab, m inyak yang tertum pah ini perlu segera ditangani. Untuk penanganan
No. T a h a p a n K a g ia t a n P ra k ira a n D a m p a k B ts a ra n Dam pak K a ta r a n g a n
tum pahan atau kebocoran m inyak akan diuraikan tersendiri dibelakang.
C. P a s c a K o n stru k si
Pengem bangan/pengoperasian early w arning System , perlu selalu disiagakan. Tahap awal
Penmgkatan kegtalan bongkar perlu ada pelatihan dari para petugas atau tim SAR yang selalu siap siaga. Di samping itu
Pengoperasian
m ual pelabuhan merungkatkan ekonomi masyarakat Pesatnya pertumbuhan sektor juga kem am puan atau keteram pilan dari para petugas harus selalu di jaga. Early warning
1 tra s p o rta s i laut
Pelabuhan Pasuruan Penmgkaian SOA b a n d a i System dapat dipilih dari banyak cara, antara lain: menggunkan noise detector, sound
sektot kelautan
detecto r atau sm oke detector. Sem entara itu bangkai kapal yang tenggelam, perlu
Sumber: Analisis Konsultan, 2018 dilakukan upaya agar tidak menggangu arus lalu lintas laut. Untuk ini perlu kapal tunda
berkekuatan besar untuk mem bawa kapal atau m enyingkirkan kapal yang tenggelam ini.
7 .4 K O N D I S I DAN A N A LIS IS KEBUTUHAN FA S ILIT A S PENAM PUNG
3. Memberikan tanda m anuver kapal menangani kecelakaan kapal (alur, arus, gelombang)
D A N / A T A U P E N G E L O L A A N LIM B A H Kegiatan pembangunan pelabuhan seringkali menyebabkan terjadinya pendangkalan di
Setiap dampak lingkungan dari kegiatan pembangunan, harus direncanakan untuk ditangani. areal pasang surut. Bahkan pendangkalan sampai ke areal batas bawah garis pantai (shore
Rencana pengolahan dam pak lingkungan dari kegiatan pem bangunan dapat dilihat dari uraian lin e). Upaya mencegah agar terjadinya kapal agar tidak keluar dari ja lu r yang disediakan
sebagai berikut: ram bu-ram bu lalu lintas kapal dengan pelampung. Pelampung yang biasa dipakai untuk
1. Dam pak pada Landscape (ekosistem darat berupa laguri, san d dune, perubahan penggunaan alat pemandu kapal (buoy) ada beberapa je nis tipe yaitu pelampung dengan alat yang bias
lahan. Adanya kegiatan pembangunan akan m enim bulkan perubahan bentuk lahan atau m em beri tanda berupa lampu (suar) pemantul gelombang radar (rad ar reflector) dan bel
perubahan bentang lahan. Penutupan lahan dari asosiasi tanam an Terna, akan berubah bunyi atau peringatan. Sum ber cahaya bias berasal dari baterai atau gas actylene. Jenis
m enjadi tanam an penutup lahan seperti rerumputan. Demekian pula Landscape berupa guguk- rambu suar yang ada antara lain pelampung berbentuk tiang (sp a r buoy), kaleng (can
guguk pasir akan berubah secara graduai m enjadi bentuk lahan yang lahan, Untuk menangani buoy), nu buoy, boia (sp h e rica l buoy), pelampung bercahaya (lig h te d buoy), Pelampung
dam pak pem bangunan pelabuhan yang m erusak landscape (term asuk Sand Dane) ini dapat dengan tanda suara {sound w arning buoy) dan sebagainya (Triatmojo, 2008).
dicegah antara lain dengan : m em buat area zonasi sekitar pembangunan pelabuhan. Area yang 4. Menanggulangi terjadinya abrasi pantai dan sedim entasi.
m em iliki kekhasan tertentu (berupa gejala alam , proses geologis seperti san d dune, maupun Penempatan pemecah gelombang dan dermaga yang tidak benar biasanya akan
prose biologis) yang spesifik ditetapkan sebagai zona yang dilindungi. Demikian pula bila di m enyebakan terjadinya abrasi pada sisi luar dari lokasi pelabuhan. Pada bagian di luar
pesisir tersebut bila ada lagun, perlu dilakukan pencagaran. lokasi pelabuhan. Pada bagian di luar lokasi pelabuhan garis pantai akan bergeser ke arah
Pembangunan konstruksi di sisi barat dilarang utam anya di tem pat yang searah angin dari daratan sehingga terjadinya abrasi (ab ration ) dan atau erosi bagian daratan pesissir.
darat (tee ward) ataupun dari arah laut ke arah darat (tee w ard) akan mempengaruhi area dan Proses ini biasanya diimbangi bertam bahnya luasan daratan {accreation) yang bertambah
m enim bulkan bayangan angin di arah w ind w ard-nya. Upaya secara bioengineering degan ke arah laut, sebagai penyeimbang energi dari proses hidrodinam ika laut. Skem a
menanam tanam an pohon pada sempadan pantai dengan jenis tanam an pohon yang ringan perubahan garis pantai dan upaya penanggulanganya sebagai berikut. Dari skema tersebut
tajuknya. Tanam an pohon yang ringan tajuknya ini antara lain sejenis cemara udang atau terlihat bahwa proses abrasi dan sedim entasi akan berhenti setelah ada bangunan
cernara laut (casuarina equiseifolia). revetm en dan pemasangan tetra pot.

5. Menangani kepadatan dan ketersediaan fasilitas pelabuhan.


Seringkali terjadi adanya kecelakaan, tabrakan kapal atau tersesatnya kapal yang akan
m asuk m endarat disuatu pelabuhan. Untuk mencegah dan menangulangi kecelakaan
tersebut maka pelabuhan harus dilengkapi dengan instrum en suar.

Halaman - 72
EKeeutVy& S uw im cw y
Ue n o m o ' I n d u h PelabtduM v P avesare'. Provùvuv SulaM jeti/ Selatcu v

6. Pengelolaan tum pahan m inyak atau kebocoran m inyak. kem udian alternatif yang lainya pengelolaan sampah untuk menghasilkan biofuel atau
dim usnahkan dengan incenerator. Kedua alternatif ini mem iliki keunggulan dam kelemahan
Di dekat pelabuhan, banyak sekali terjadinya kecelakaan kebocoran bahan bakar dan
m asing-m asing. Keunggulan cara ini adalah cepat proses pelaksanaanya tidak banyak
tum pahan m inyak. Karena kebocoran m inyak sangat besar dampaknya dan paparanya
masalah dan tidak m enghasilkan komoditas. Tetatapi dapat pula dilakukan dengan
akan berlangsung lama, maka persoalan ini menjadi sangat penting. Upaya pertama
tam bahan suatu unit alat untuk dapat m enghasilkan "lig htex" yang dihasilkan semacam
sebagai tanggap darurat, pertama m engoperasikan e a rly w arnig System . Kemudian
batako yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan/konstruksi jalan. Atau disamping
tindakan gawat darurat adalah m em persipakan segala daya untuk menanggulangi kejadian
dapat digunakan sebagai cam puran pabrik semen atau batu bata atau batako.
ini. Upaya penanggulangan m inyak yang tumpah ini dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a. OH skim m er;
8. Pengelolaan limbah cair sum ber dari fasilitas kegiatan pelabuhan Pada umum nya, suatu
b. OH trap ;
pelabuhan mem punyai fasilitas kantor, kam ar mandi, wc, musholla dan w orkshop pasti
c. OH boom ; m enghasilkan limbah cair. Pengelolaan dan pengolahan limbah cair, dapat dilihat pada
d. O il dispresence. gam bar berikut:
Tindakan penanggulangan ini tidak boleh berlam a-lam a dan harus ditangani sebelum
pengaruhnya terhadap biota laut diketem ukan.

7. Pengelolaan aliran air hujan m eningkatkan debit air tanah.


Pengelolaan air permukaan hujan untuk mengurangi instrusi air laut dan m enaikan muka
preatik air sumur. Oleh karena eksploitasi air tanah m eningkat maka muka preatik sum ur
sem akin dalam. Demikian juga instruisi air laut aka sem akin dangkal dan sem akin
m enjorok ke arah daratan. Di dalam pem bangunan pelabuhan upaya konservasi air tanah
ini sangat penting, karena kebutuhan air bersih bagi pelabuhan sangat besar. Kebutuhan
air ini tidak hanya untuk kebutuhan dom estik bagi karyawan atau pegawai pelabuhan serta
kebutuhan kapal akan air bersih, untuk m engatasi perm asalahan ini ada dua pola yaitu
dengan pembuatan teknologi biopori dan yang kedua dengan teknik pembuatan sum ur
peresapan air hujan. Di dalam m em buat sum ur peresapan hujan, harus di perhitungkan
volum e sum ur dengan m enggunakan formula sebagai berikut:

V = 3,14 x R2t Gambar 68 Pengelolaan Air Hujan


Dimana :
V = volum e sum ur (m 3).
R = radius hidrolis (0,5m). 9. Penanggulangan abrasi pantai
t = tinggi/kedalam an sum ur resapan (m). Untuk mencegah terjadinya abrasi pantai, maka salah satu yang dapat dilakukan adalah
dengan mendesain sedem ikian rupa arah pembangunan je tty sesuai dengan arah arus dan
Skem a untuk membangun sum ur peresapan air hujan adalah sebagai berikut: arah gelombang. Apabila arah pem bangunan ini benar maka tidak akan ada proses akresi
dan proses abrasi pantai. Disamping itu, upaya penangulangan dapat dilakukan dengan
At*f) b*f\(ur'«* c iv il technics (rekayasa teknis) dan rekayasa biotis serta rekayasa sosial. Abrasi pantai
rtr*t»ri PetftMitain1«i*< dapat dilakukan dengan menggunakan tetrapod, ada berbagai macam tetrapod
ta U rf
(Triatmodjo, 199) seperti je n is quadripod, tetrapod, trib a r dan dolos. Tetapi banyak dipakai
untuk m engatasi abrasi garis pantai adalah tetrapod.
T
ft*kkonlfct |
___ _ ____ Mentjhjnlkiri l"i:V
V .w n f c # r d j n

kousngtn
f)av»r «urawr
Itili* *w
1 d*i i;ci» ___ ___ > &ttMfc ►jp’ ►
1...... ........... Of<4c»r*'- Surrb*r kcgi.rt.in
p«Ut>uhjn
Gambar 67 Peresapan air hujan untuk m eningkatkan debit air tanah
M e r m h iM f U n * t> u v * m p d h j

Sem entara itu, dalam pengelolaan sampah dapat dipergunakan dengan konsep 3 R, yaitu R
(Reduced), R (Reused) dan ketiga (R ecyle). Sam pai dengan saat ini pendekatan 3 R ini
sudah banyak dilaksanakan. Secara sederhana, cara pengelolaan sampah dalam suatu Gambar 69 Pengelolan Sam pah Terpadu
kawasan dapat direncanakan sistem treatm en t pengolahan sam pah yang unggul dengan
cara pengelolaan yang baik. Gam baran pengelolaan sam pah yang dilakukan agar tidak 10. Pencegahan kerusakan terum bu karang.
m em butuhkan biaya yang tinggi, tetapi dengan teknologi yang dikuasai m asyarakat, Ekosistem terumbu karang sejauh m ungkin tidak tergangu oleh kegiatan pembangunan
apabila sampah telah dikelola dengan baik maka param eter terkena dampak kegiatan pelabuhan. Di dalam pemilihan lokasi pelabuhan, sejauh mungkin tidak berada di dekat
pem bangunan pelabuhan yang lain seperti keindahan, bau, hewan (predator dan pembawa terum bu karang. Apabila terpaksa dalam pembangunan pelabuhan menggangu terumbu
penyakit) dan cem aran air karena adanya leached dari sampah. Secara sim ultan dapat karang maka harus di upayakan agar yang masih tersisa tidak terganggu. Untuk ini maka
diselesaikan. Oleh karenanya pengelolaan sampah sangat penting untuk diselesaikan, di tem pat ekosistem terumbu karang diberi buoys sebagai tanda. Disamping itu, upaya lain

Halaman 73
EK&cutiA/e' SUAmncwy
HeviccLYUv In d u h Pelabuhcvtv Pcwepare/, Proverai/SulaAveii/Selcctcwv

harus juga dilaksanakan dengan m em budidayakan terumbu karang. Pada saat ini usaha, adalah m em berikan kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk/pengusaha lokal
m em buat bibit terum bu karang sudah banyak yang berhasil. Apabila terumbu karang ini untuk ikut berpartisipasi. Pelatihan terhadap para pengusaha lokal yang masih belum
dapat dipulihkan maka ekosistem ini akan kem bali m enjadi habitat ikan. berpengalam an dam bidang bisnis m em erlukan training yang difasilitasi oleh pihak
pelabuhan.
11. Pencegahan penurunan populasi ikan.
Pada umum nya ikan di perairan pantai ini terpengaruh oleh aktivitas kapal yang m endarat 16. Ketenagakerjaan
dan berlayar, di samping terpengaruh oleh sam pah dan cemaran limbah cair serta ceceran Param eter ini sam a dengan param eter peluang usaha. Agar dampak ini menjadi dampak
minyak. Oleh karenanya m anajem en pengelolaan limbah dari kapal perlu m endapat positif maka setiap peluang kerja yang terbuka, harus memobilisasi tenaga kerja lokal.
perhatian yang serius. Setiap kapal yang kan m endarat dilakukan kom unikasi tentang Pelatihan berbagai tema yang terkait dengan peningkatan kemampuan dan profesionalitas
adanya faasilitas untuk pembuangan limbah ini kawasan pelabuhan. Oleh karenanya tenaga kerja lokal harus diselenggarakan oleh pengelola pelabuhan pada saat operasional.
dilarang membuang limbah (padat dan cair) di perairan pantai. Tetapi pada saat pem bangunan konstruksi, pelatihan ini dilaksanakan oleh pemborong
bangunan.
12. Pengendalian cemaran gas
Sum ber cemaran gas di pelabuhan berasal dari kapal maupun kendaraan di darat. 17. Perubahan Sosial
Cem aran dari kapal dapat diencerkan oleh adanya hembusan angin yang kencang. Setiap kegiatan pembangunan, akan secara langsung menyebabkan terjadinya perubahan
Sehingga sum ber cem aran gas yang ada di kawasan pelabuhan berasal dari kendaraan sosial. Hai ini disebabkan terjadinya interaksi dari dua atau lebih sistem sosia!. Pelabuhan
darat. Untuk m engurangi ini maka dilakukan upaya: menghitung kebutuhan parkir yang m erupakan suatu fasilitas atau prasarana transportasi yang memungkinkan terjadinya
cukup, sejauh m ungkin jangan terjadi kem acetan karena kepadatan kendaraan dalam interaksi dari dua atau lebih sistem sosial budaya dari m asyarakat m ukim /lokal dan
kawasan pelabuhan. pendatang, untuk m enghindari agar tidak shock culture di m asyarakat maka di kawasan
pelabuhan diberikan berbagai fasilitas TV, Radio dan peralatan IT yang lain. Demikian pula
Sistem firs t in firs t o u t di berla ku kan. Ram bu-ram bu lalu lintas dipasang, pada setiap lokasi pengelola pelabuhan perlu memasang papan yang di tempel di koran harian yang terbit
yang dibutuhkan dan jangan sam pai ada kendaraan yang hidup mesi dalam kondisi skala nasional, regional dan lokal. Demikian pula, proyek dan pengelola menyediakan
berhenti, Upaya pencegahan yang lain, yaitu penanaman pohon yang rapat. Di seluruh fasilitas tem pat ibadah m asjid untuk warga muslim yang membutuhkan untuk sholat.
kawasan pelabuhan, utam anya di tem pat parkir pohon ditanam sangat rapat. Kawasan di Kegiaran peringatan hari-hari besar islam diperingati secara rutin. Pertunjukan seni budaya
sekeliling pelabuhan diupayakan ada hutan kota. lokal, regional dan nasional dapat digelar secara rutin. Hai ini dilaksanakan sejak mulai
pelaksanaan pembangunan, operasional dan pasca operasional.
13. Pengendalian m eningkatnya kepadatan penduduk.
Ham pir semua kegiatan pembangunan di suatu daerah, jum lah penduduk akan naik. 18. Keresahan Masyarakat
Kenaikan jum lah penduduk ini disebabkan karena adanya peluang usaha dan peluang kerja
yang ditim bulkan oleh pembangunan. Apabila proses kenaikan jum lah penduduk ini akan Pada um um nya dalam suatu kegiatan pembangunan ada keresahan m asyarakat, bila
m eningkatnya terjadinya krim inalitas. m enyangkut perm asalahan pembebasan lahan. Di samping itu juga berkait dengan
Untuk mencegah dan menanggulangi jum lah penduduk dan m engurangi kepadatan peluang usaha dan peluang kerja. Oleh karenanya, kegiatan sosialisasi rencana
penduduk harus m enggunakan beberapa pendekatan antara lain: pem bangunan harus disam paikan sejelas-jelasnya kepada m asyarakat. Sosialisasi ini tidak
hanya m enyangkut deskripsi proyek, tetapi m enyangkut berbagai kemungkinan dampak
a. Pengetatan m asuknya orang dari luar yang/tidak kompeten dalam kegiatan yang negatif dan dam pak positif yang akan muncul pada kegiatan pembangunan. Demikian pula
berkaitan dengan pembangunan pelabuhan atau pengelolaan lingkungan hidup serta rencana upaya untuk mencegah dan menanggulangi dampak yang akan diusahakan oleh
karyawan yang ikut meng operasikan pelabuhan. proyek. Dalam pembebasan lahan, dilaksanakan dengan konsep ganti untung. Peluang
b. Pekerja dan karyawan sebaiknya m asyarakat lokal. Hanya bila terpaksa, dipilih tenaga usaha dan peluang kerja diperuntukan bagi penduduk lokal. Untuk m eningkatkan
profesional yang tidak diketem ukan setempat. kemampuan calon pengusaha lokal dan tenaga kerja lokal perlu dilakukan pelatihan-
c. Pihak pengelola pelabuhan m em buat pelatihan atau training untuk penduduk setem pat, pelatihan dengan berbagai tem a yang dibutuhkan. Keresahan m asyarakat, seringkali juga
guna m engisi form asi yang diperlukan muncul adanya kegiatan pelabuhan m enyebabkan berkembangnya porstitusi. Hai ini perlu
di selesaikan agar tidak terjadi keresahan m asyarakat. Larangan terhadap kegiatan yang
14. Mobilitas Penduduk m engarah pada adanya porstitusi, diantisipasi dengan kerja sama yang lebih erat antara
Penduduk akan m eningkat m obilitasnya dengan adanya pelabuhan barn. Mobilitas m asyarakat dan pihak pengelola pelabuhan.
penduduk ini merupakan dam pak positif. Namun bila terlalu o ver m o b ilized atau terlalu
banyak yang out m igration akan menyebakan kekurangan tenaga kerja untuk pertanian di 19. Pola Penyakit
desa tersebut, Upaya untuk mencegah terjadinya o ver o u t m igration maka setiap peluang Secara perlahan di daerah tem pat pem bangunan pelabuhan, akan ada perubahan pola
usaha yang tercipta, prioritas pertama dari pengusaha lokal. Demikian pula peluang kerja penyakit. Hai ini disebabkan oleh adanya kegiatan operasional pelabuhan yang dapat
yang ditim bulkan oleh kegiatan kepelabuhan, sebanyak m ungkin menggunakan tenaga m enyebakan perubahan pola penyakit m asyarakat. Adanya dan berkembangya hewan
kerja lokal. pembawa penyakit seperti lalat, keeoa, kucing, anjing (kadang-kadang babi) menyebabkan
adanya sanitasi dan lingkungan yang tidak baik.
15. Peluang Usaha
Setiap kegiatan pembangunan term asuk kegiatan pem bangunan pelabuhan menyebakan Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya untuk m eningkatkan kualitas kesehatan ini dengan
terjadinya dampak. Dam pak ini dapat bersifat negatif tetapi dapat pula berdam pak positif. upaya:
Oleh karenanya, aspek ini harus memperoleh perhatian yang serius. Apabila peluang usaha a. Mendirikan puskesm as/fasilitas kesehatan di dalam kawasan pelabuhan.
ini tidak di gunakan pengusaha lokal akan banyak m enyebabkan banyak tim bul dampak b. Membuat papan papan pengumuman tentang kesehatan.
negatif. Aspek ketenaga kerjaan akan m enjadi masalah. Akhirnya keresahan m asayrakat c. Membuat penyuluhan tentang kesehatan kepada m asyarakat.
akan muncul, dan akibatnya akan muncul friksi antara proyek dan m asyarakat lokal. Upaya d. Melaksanakan secara routine fogging.
yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif dan param eter peluang e. Melengkapi tenaga m edis (dokter dan juru rawat).

llalam an 74
E xe cu tive / S uwvmccvy
1Zm a r n o /1 n d u h PeAabuhcw v Pcu'-epare', P rovin& v S ulaw e^v Selatcvw

7 .5 A N A L I S I S K E B U T U H A N R U A N G T E R B U K A H IJ A U (R T H )
Ruang terbuka hijau adalah area m em anjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tem pat tum buh tanam an, baik yang tumbuh secara alam iah maupun yang
sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah.

Ruang Terbuka Hijau (Green O penspaces) terdiri dari Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) Dan
Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTH Binaan).

Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam
bentuk areal m em anjang/jalur atau m engelom pok, dimana penggunaannya lebih bersifat terbuka/
umum , di dominasi oleh tanam an yang tumbuh secara alami atau tanaman budi daya.
Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan, hutan lindung, hutan Gam bar 70 Contoh Penanaman Vegetasi pada RTH Sempadan Pantai
wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dsbnya.
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam a) m erupakan tanaman lokal yang sudah teruji ketahanan dan kesesuaiannya tehadap kondisi
bentuk areal m em anjang/jalur atau m engelom pok, dim ana penggunaannya lebih bersifat terbuka/ pantai tersebut;
um um , dengan permukaan tanah di dom inasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil b) sistem perakaran yang yang kuat sehingga mampu mencegah abrasi pantai, tiupan angin dan
tanam an.
hem pasan gelombang air pasang;
c) batang dan sistem percabangan yang kuat;
Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya m enciptakan keseim bangan antara ruang d) toleransi terhadap kondisi air payau;
terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, peresapan air, e) tahan terhadap hama dan penyakit tanaman;
pencegahan polusi udara dan perlindungan terhadap flora. f) bakau merupakan tanaman yang khas sebagai pelindung pantai.
Pada kawasan pelabuhan adalah term asuk RTH Sem padan Pantai. RTH Sem padan Pantai m em iliki RTH Sem padan Pantai selain sebagai area pengaman dari kerusakan atau bencana yang
fungsi utama sebagai pem batas pertumbuhan perm ukim an atau aktivitas lainnya agar tidak ditim bulkan gelombang laut, juga dapat dim anfaatkan untuk berbagai kegiatan yang diizinkan
m enggangu kelestarian pantai. RTH sempadan pantai m erupakan area pengaman pantai dari dengan m em perhatikan hal-hal sebagai berikut:
kerusakan atau bencana yang ditim bulkan oleh gelombang laut seperti intrusi air laut, erosi, • Tidak bertentangan dengan Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
abrasi, tiupan angin kencang dan gelombang tsunam i. Lebar RTH Sem padan Pantai m inim al 100 Lindung;
m dari batas air pasang tertinggi ke arah darat. Luas area yang ditanam i tanaman (ruang hijau) • Tidak m enyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, term asuk gangguan
seluas 90% - 100%. terhadap kualitas visual;
Fasilitas dan kegiatan yang diijinkan harus m em perhatikan hal-hal sebagai berikut: • Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, melindungi dari
a. Tidak bertentangan dengan Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan ancam an gelombang pasang, w ildlife habitat dan meredam angin kencang;
Lindung;
• Pemilihan vegetasi m engutam akan vegetasi yang berasal dari daerah setempat;
b. Tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, term asuk gangguan • Khusus untuk kawasan pantai berhutan bakau harus dipertahankan sesuaì ketentuan dalam
terhadap kualitas visual; Keppres No. 32 Tahun 1990.
c. Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, melindungi dari
ancam an gelombang pasang, w ildlife habitat dan m eredam angin kencang;
d. Pemilihan vegetasi m engutam akan vegetasi yang berasal dari daerah setempat. 7 .6 R E N C A N A P E M A N T A U A N L I N G K U N G A N ( T A H A P P E M B A N G U N A N D A N
P EN G O P ER A S IA N )
Form asi Hutan M angrove sangat baik sebagai peredam om bak dan dapat membantu proses
pengendapan lumpur. Beberapa jenis tum buhan di ekosistem m angrove antara lain: Setiap kegiatan pembangunan pasti m engusik lingkungan. Usikan terhadap lìngkungan ini ada
A vicen ia spp, Sonneratia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Lum nitzera spp, Excoecaria spp, yang ditoleransi oleh kelenturan atau respons lingkungan. Toleransi lingkungan ini biasa disebut
X ylo carp u s spp, A egiceras sp, dan Nypa sp. dengan tolerable process atau untuk pencemaran atau untuk kerusakan lingkungan disebut
dengan n a tu ra i p urification atau n atu rai recovery. Proses terjadinya dam pak lingkungan, pada
Khusus RTH sempadan pantai yang telah m engalam i intrusi air laut atau daerah payau dan asin, hakekatnya karena alam atau ekosistem lingkungan sudah tidak mampu mendukung atau
pem ilihan vegetasi diutam akan dari daerah setem pat yang telah m engalam i penyesuaian dengan menampung proses pemanfaatan SD A yang dilakukan manusia.
kondisi tersebut. Asam Landi (Pichelebium dolce) dan Mahoni (Sw itenia m ahagoni) relatif lebih Untuk mencegah dan m enanggulangi dam pak yang disebabkan oleh kegiatan pemanfaatan
tahan jika dibandingkan Kesumba, Tanjung, Kiputri, Angsana, Trengguli, dan Kuku. sum ber daya alam atau lingkungan hidup, dapat dilakukan m itigasi dampak. Mitigasi dampak
m erupakan tindakan yang dilakukan oleh m anusia untuk mencegah dan menanggulangi dampak
lingkungan. Pada umum nya, kegiatan m itigasi dampak ini dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu
technoengineering (rekayasa teknis), B ioengineering (rekayasa biologis) dan socioengineering
(rekayasa sosial). Untuk pencegahan dan penanggulangan dampak lingkungan, tindakan pertama
yang dilakukan adalah technoengineering. Apabila belum berhasll dalam mencegah dan
m enanggulangi dampak, dilanjutkan dengan pendekatan bioengineering. Dan apabila pendekatan
tersebut belum juga m enunjukan keberhasilan, kemudian pendekatan ketiga yaitu
sosioengineering.

Halaman 75
EyecutiA/es S u w u n a ry
Ue^cc^via/1 n d u h Pelcdyuhtvyv P arepares. ProvinuO SulaM)efd/ Selat&AV

Dalam m em itigasi dampak, hai pentlng yang harus dipertim bangkan adalah: Komponen/ Parameter Pendekatan Pendekatan Pendekatan
1. Teknologi yang dipergunakan adalah teknologi yang sederhana, berdaya guna dan efisien. Terkena Dampak Technoengineering B ioengineering Sociengineering
Teknologl ini sering disebut dengan appropriate technoiogy. diberikan kapur pada
2. Suku cadang dar! peralatan yang dipergunakan dapat diperoleh dengan mudah di daerah tumpukan sampah
lokasi proyek.
3. Biaya untuk m elakukan m itigasi dam pak ini murah, sehingga terjangkau oleh proyek. Pembangunan break Para nelayan dilarang
Penanaman pohon
4. Untuk bioengineering, m enggunakan tanam an yang telah tum buh asti di daerah tersebut atau water, growth in untuk menebang pohon di
penanggulangan abrasi jenis mangrove pada sekitar pelabuhan dan
je n is indegenious. 4. Abrasi lantai ber lumpur dan
(berbentuk tetrapot) dan dihimbau untuk ikut
5. Kem udian untuk socioengineering, rekayasa sosial ini harus sesuai dengan norm a-norm a dangkal sekitar
atau jetty dengan arah menghijaukan jenis
sosial dan kearifan lokal yang ada di m asyarakat. pelabuhan
benar. mangrove.
Biaya untuk m elakukan m itigasi dampak ini murati, sehingga terjangkau oleh proyek. Untuk
bioengineering, menggunakan tanam an yang telah tum buh asli di daerah tersebut atau jenis sungai yang berada
indegenious. Kem udian untuk socioengineering, rekayasa sosial ini harus sesuai dengan norma- atau di dekat Sungai yang berada atau
Pengerukan alur
5. Sedimentasi pelabuhan ditanami didekat pelabuhan
norma sosial dan kearifan lokal yang ada di m asyarakat. masuknya kapal.
pohon dan ditanami ditanggul.
Pola m itigasi dampak lingkungan pada kegiatan pem bangunan pelabuhan diiakukan dengan cara gebalan rumput.
pencegahan dan penanggulangan dampak. Untuk penanggulangan dampak, beberapa pendekatan
diatas secara garis besar dapat diiakukan seperti yang tertera pada Tabel 81 berikut Sempadan sungai di
Sungai di sekitar lokasi bagian di atas tanggul
Tabel 81 Pola Mitigasi Dam pak Lingkungan Pembangunan Pelabuhan pelabuhan diadakan ke arah hulu dengan
Masyarakat diberl
pembangunan tanggul di penghijauan pohon di
Komponen/Parameter Pendekatan Pendekatan Pendekatan 6. Intrusi air asin pengertian tentang
bagian muaranya. sempadan sungai
Terkena Dampak Tecbnoengineering B ioen g in eerin g Sociengineering Dibangun rubberdam di adanya intrusi air asin.
dengan tanaman yang
penanaman pohon di bagian hulu sungai. berakar lutut dan
tepi pantai yang Pencegahan terjadinya berakar hawa
Papan pengumuman
1. Guguk pasir bertajuk transparan bibrikan guguk pasir oleh
larangan.
seperti jenis Casuarina masyarakat Sepanjang tepi garis di
membangun unit
equisetifolia pesisir ditanam
pengolahan air bersih, Penanaman pohon di
tanaman pohon (green
7. Muka preatik sumur agar dapat diiakukan pekarangan/sekitar lokasi
Kegiatan wisata belt) sepanjang garis
efisiensi penggunaan air sumur.
Membuat sudetan untuk Tanaman floating pian berperahu dapat pesisir di kiri dan kanan
tawar.
2. Lagun saluran masuknya air diusahakan jangan diiakukan dengan lokasi pelabuhan.
tawar ke lagun. sampai rusak. menjaga jangan sampai
ada sampah. Penanaman pohon
sekitar lokasi
3. Cemaran 8. Arus pelabuhan, pada Masyarakat dilarang
Membangun break water.
tempat berlumpur menebang pohon
Penanaman perindang dengan jenis
Memperhitungkan area pada areal parkir. mangrove.
parkir yang cukup, papan Penanaman pohon dan Manajemen pada tempat
a. Udara Penanaman pohon
pengumuman, rambu- pembuatan taman yang parkir kendaraan.
rambu yang memadai. dibuat dìsekitar Membangun break water, sekitar lokasi
bangunan fasilitas memperhatikan arah pelabuhan, pada Masyarakat dilarang
9. Gelombang
yang tepat dengan pola tempat berlumpur menebang pohon.
Penanaman Pohon di Standard operating arus laut. dengan jenis
Pembuatan instalasi sekitar IPAL dan pada Procedure IPAL, harus mangrove.
b. Air pengolahan limbah cair bak IPAL pemurnian dipahami oleh operator
(1PAL). diberi jenis tanaman dan pemantaun secara Larangan kepada
Melakukan
Floating plants. periodis. masyarakat untuk
pembudidayaan
Desain pembangunan mengambil karang,
10. Terumbu karang terumbu karang di
Pemisahan sampah pelabuhan jangan berada apalagi menangkap ikan
sekitar pelabuhan dan,
Penanaman pohon organik dan anorganik, di lokasi terumbu karang dengan pemboman di
c. Padat Membangun Incenerator jangan berada di jalur
sekitar incerator. dengan pengelolaan yang ekosistem terumbu
pendaratan kapal.
baik (pendekatan 3 R). karang.

Membangun gundukan Pengetahuan program


Penanaman pohon pantai lestari. Pelabuhan Nelayan diberikan
tanah pada sekitar Pemisahan sampah Penetapan zona penyuluhan tentang
sekitar tumpukan 1 1 .Ikan selalu dipersiapkan bahan
tempat bau yaitu pada organik dan anorganik, penangkapan ikan.
d. Bau sampah sebelum oil dispersant dan oli permasalahan kegiatan
sekitar IPAL dan dengan pengelolaan yang
masuk inecanator dan boom pelabuhan.
tumpukan sampah baik (pendekatan 3 R).
sekitar IPAL .
sebelum dibakar dan

Ha la m an 76
E)cecu££ve' Suwunewy
K eiXCCLvxa/1n du io Velahuhcvvi/ V arepare/, ProvtnM/ S uUmvc^OSelatcvtv

Komponen/Parameter Pendekatan Pendekatan Pendekatan Komponen/Parameter Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Terkena Dampak Technoengineering B ioen g in eerin g Sociengineering Terkena Dampak T echnoengineering B ioengineering Sociengineering
12. Tumbuhan Membangun mesjid. lokal yang baik.
Proseses ganti rugi lahan
Memasang papan Dibangunkannya jalan yang dibebaskan yang
Penghijauan dan larangan menebang 17. Keresahan akses dan peningkatan saling menguntungkan.
Membuat tata ruang reboisasi di sekitar dan pohon dan sosialisasi masyarakat jalan di sekitar lokasi Setiap peluang usaha dan
a. darat
sekitar lokasi pelabuhan. di bagian atas lokasi pentingnya tanaman pelabuhan. peluang kerja harus di
pelabuhan. pohon di lokasi sekitar utamakan penduduk lokal
pelabuhan. Membangun poliklinik di
Sosialisasi kepada
Tanaman floating plant lokasi pelabuhan, selain
Dari hasil pemantauan masyarakat Tentang
yang terlalu banyak dapat Pemantauan tentang 18. Pola penyakit untuk fasilitas
bila terlalu banyak pentingnya menjaga
b. perairan diambii dan diolah untuk populasi tumbuhan air penumpang juga untuk
diambii tetapi bila kurang kesehatan keluarga.
pakan hewan atau untuk ini secara periodik. masyarakat.
kerajinan. di budidayakan.

13. Hewan 7 .7 R E K O M E N D A S I K A J I A N A W A L L I N G K U N G A N

Pekarangan pelabuhan Masyarakat diberi Kajian awal lingkungan dim aksudkan untuk m engindetifikasi rona lingkungan awal yang ada
Dilakukan penanaman sekitar pelabuhan. Kajian ini merupakan kajian awal yang hanya mengidentifikasi secara umum
a. liar dibangun pagar sekelililng pengertian tentang fungsi
pohon sekeliling pagar. dam pak lingkungan yang diperkirakan akan tim bul akibat adanya rencana pembangunan dan
lokasi pelabuhan. setiap hewan.
pengem bangan pelabuhan, Untuk itu, guna mendukung pembangunan/pengembangan Pelabuhan
Dilakukan penanaman Parepare maka diperlukan dokumen lingkungan berupa Penyusunan Dokumen Amdal, namun
pohon sekeliling pagar.
untuk m em astikan je nis dokumen lingkungan yang diperlukan maka disarankan untuk dapat
Tikus dan hewan
predator lain ditangkap dilakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Masyarakat dilarang
Pekarangan pelabuhan atau dikurangi dengan
menebang pohon agar MENTERI PERHUBUNGAN
b. Predator dibangun pagar sekelililng trapping dan disemprot
tanaman sebagai habitat
lokasi pelabuhan. dengan racun. Pada REPUBLIK INDONESIA,
hewan tidak berkurang.
kanan kiri jalan yang
dibangun ditanam
tanaman pohon ttd.
perindang.
BUDI KARYA SUMADI
14. Kependudukan
Mengurangi jumlah
a. Kepadatan penduduk dengan
pembatasan inmigrant
Mendorong terjadinya
mobilitas penduduk.
b. mobilitas Memberi tarif khusus
bagi masyarakat sekitar
pelabuhan.
Sebanyak mungkin
menggunakan tenaga
c. Tenaga kerja lokal saat pembangunan
maupun operasionaiisasi
pelabuhan.
Peluang usaha baru
prioritas diberikan
15. Peluang Usaha kepada
penduduk/pengusaha
lokal.
Memasang banyak Mencegah terjadinya
rambu-rambu larangan prostitusi. Mengaktifkan
16. Perubahan sosial narkoba, prostitusi majelis taklim bagi
budaya berkait dengan HIV di penduduk beragama
sekitar ruang tunggu dan IsIam. Mendorong
di fasilitas pelabuhan. berkembanqnya budaya

Halaman - / /

Anda mungkin juga menyukai