REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN DUMAI
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA
BERLALU LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI
DENGAN KEPENTINGANNYA DI ALUR-PELAYARAN MASUK
PELABUHAN DUMAI.
Ditetapkan di J A K A R T A
pada tanggal 18 Mei 2018
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
HUKUM,
4
- '
Lampiran I
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor KP 819 TAHUN 2018
tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata
Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Dumai
No Koordinat Haluan
Masuk/Keluar
1 01° 54’ 23,99” LU / 101° 51’ 35,26” BT 182,9°/ -
2 01° 50’ 33,73” LU / 101° 51’ 23,73” BT 176,27002,9°
3 01° 45’ 57,00” LU / 101° 51’ 41,76” BT 166°/356,2°
4 01° 38’ 20,61” LU / 101° 53’ 34,89” BT 143,8°/346°
5 01° 35’ 05,50” LU / 101° 55’ 57,02” BT 144,l°/323,8°
6 01° 32’ 46,18” LU / 101° 57’ 37,27” BT 180,2°/324,1°
7 01° 32’ 13,29” LU / 101° 57’ 37,39” BT 270,2°/000,2°
8 01° 32’ 13,42” LU / 101° 55’ 45,51” BT 321,4°/090,2°
9 01° 33’ 47,03” LU / 101° 54’ 31,17” BT 344,2°/141,4°
10 01° 34’ 58,87” LU / 101° 54’ 10,64” BT 316°/164,2°
11 01° 38’ 15,39” LU / 101° 51’ 02,35” BT 303,8°/136°
12 01° 40’ 31,55” LU / 101° 47’ 40,31” BT 281,9°/ 123,8°
13 01° 41’ 22,51” LU / 101° 43’ 41,54” BT 268,1°/ 101,9°
14 01° 41’ 18,31” LU / 101° 41’ 24,00” BT 248,7°/088,l°
15 01° 40’ 26,54” LU / 101° 39’ 12,48” BT 266,7°/068,7°
16 01° 40’ 07,47” LU / 101° 33’ 44,37” BT 291,6°/086,7°
17 01° 41’ 51,71” LU / 101° 29’ 23,08” BT 283,6°/111,6°
18 01° 42’ 40,10” LU / 101° 26’ 04,78” BT 307,6°/103,6°
19 01° 44’ 09,54” LU / 101° 51’ 09,32” BT - /127,6°
No Koordinat Haluan
Masuk /Keluar
1. 01° 35’ 05,50” LU / 101° 55’ 57,02” BT 228,4°/323,8°
2. 01° 34’ 45,43” LU / 101° 55’ 34,58” BT 279°/048,4°
3. 01° 34’ 58,75” LU / 101° 54’ 10,77” BT 316°/099°
-12-
5. Posisi Naik Turun Petugas Pandu (Pilot Boarding Ground) pada titik
k oord in a t:
01° 54’ 12,00” LU / 101° 51’ 06,00” BT
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd .
HUKUM,
Lampiran II
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
KP 819 TAHUN 2018
tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara
Berlalu Lintas dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan
Kenentinefannva di Alur-Pelavaran Masuk Pelabuhan Dumai
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IRO HUKUM,
Lampiran III
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor tentang
Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara
Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Dumai
1. Pemanduan
a. kapal dengan ukuran tonase kotor GT 500 (lima ratus Gross Tonnage)
atau lebih yang berlayar di perairan wajib pandu wajib menggunakan
pelayanan jasa pemanduan kapal;
b. mesin penggerak utama dan alat navigasi harus dalam kondisi baik dan
normal untuk olah gerak kapal;
c. mengibarkan bendera “G“ pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari apabila kapal sedang menunggu petugas
pandu;
d. mengibarkan bendera “H“ pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari apabila petugas pandu di atas kapal; dan
e. mengibarkan bendera “Q“ pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari bagi kapal yang baru tiba dari luar negeri,
petugas pandu hanya diperbolehkan naik ke kapal untuk membawa
kapal apabila kapal telah dinyatakan bebas dari penyakit menular oleh
petugas karantina kesehatan (free practique) dan bendera kuning telah
diturunkan.
2. Komunikasi
a. pemilik/operator kapal atau Nakhoda wajib memberitahukan rencana
kedatangan kapalnya kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas I Dumai dengan mengirimkan telegram radio Nakhoda
(master cable) kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas I Dumai melalui stasiun radio pantai (SROP) dengan tembusan
- 18-
kepada perusahaan angkutan laut atau agen dalam waktu paling lama
48 (empat puluh delapan) jam sebelum kapal tiba di pelabuhan;
b. komunikasi sebelum kapal keluar dan/atau masuk pelabuhan wajib
melapor kepada stasiun VTS Dumai melalui channel 62;
c. komunikasi antara petugas pandu/kapal/kapal pandu dapat
menggunakan Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris dengan radio
VHF melalui channel 12 dan channel 14; dan
d. komunikasi dengan kapal sebelum petugas pandu naik ke atas kapal
wajib dilakukan oleh Nakhoda dengan memberikan keterangan kepada
petugas pandu antara lain, kondisi, sifat, cara, data, karakteristik dan
lain-lain yang berkaitan dengan kemampuan olah gerak kapal.
2) Untuk memenuhi ketentuan ini, maka sisi atas angin harus dianggap
sisi yang berlawanan dengan sisi tempat layar utama berada, atau
bagi kapal dengan layar segi empat, adalah sisi yang berlawanan
dengan sisi tempat layar membujur itu berada.
4) setiap kapal, kecuali kapal yang tidak dapat dikendalikan atau kapal
yang kemampuan olah geraknya terbatas, apabila keadaan
mengijinkan harus menghindarkan dirinya merintangi jalan aman
sebuah kapal yang terkendala oleh saratnya; dan
5) kapal yang terkendala oleh saratnya harus berlayar dengan
kewaspadaan khusus dengan benar-benar memperhatikan
keadannya yang khusus itu.
- 23 -
6 . Larangan
e. larangan kapal untuk melakukan menyusul kapal lain pada ukuran LOA
tertentu sesuai dengan ketentuan sistem rute;
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IRO HUKUM,
Lampiran IV
Keputusan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor tentang
Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara
Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Dumai
23 01° 41’ 58,82” LU / 101° 29’ 26,31” BT 300 Ha < -16,0 mLWS
11. Daerah K untuk Area Labuh Jangkar Wilayah Kerja Lubuk Gaung
Titik Koordinat Luasan Kedalaman
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
HUKUM,
Lampiran V
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor KP 819 TAHUN 2018
tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara
Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan
Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Dumai
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
3IRO HUKUM,