REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 103 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN NABIRE
PROVINSI PAPUA
d. bahwa ...
- 2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN NABIRE, PROVINSI PAPUA.
KELIMA : ...
-7-
KESEMBILAN :
- 8 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Mei 2019
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JI HERPRIARSONO
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
Nomor :
Tanggal :
J
i
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Bintuni Provinsi Papua Barat
ii
n
n Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Bintuni Provinsi Papua Barat
J
iii
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
I. Pendahuluan
102, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5884;
1.1 Latar Belakang 14. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Fungsi pelabuhan tertuang di dalam Undang-undang RI nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pemerintah nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan serta perubahannya pada Peraturan Pemerintah nomor 64
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun
tahun 2015, yakni sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, khususnya kelancaran
2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
perpindahan muatan angkutan laut dan darat, sehingga dibutuhkan perencanaan pembangunan pelabuhan yang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan
tepat dan memenuhi persyaratan teknis kepelabuhanan, kelestarian lingkungan, tata ruang sosial, keselamatan
Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
pelayaran, ekonomi, dan finansial,
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
Sehubungan fungsi pelabuhan serta amanat perundangan di atas, maka mengharuskan setiap pelabuhan memiliki
16. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan;
kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan yang tertuang dalam suatu rencana
17. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas Umum;
pengembangan tata ruang untuk kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
pendek 5 tahunan, menengah 10 tahunan, dan panjang 20 tahunan, agar dapat menjamin kepastian usaha dan
Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien, dan berkesinambungan, pun
Tahun 2011 tentang Pembahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun 2010 Organisasi
tak terkecuali Pelabuhan Nabire Provinsi Papua.
dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 130 Tahun 2015 tentang Pembahan Kedua Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Nabire tersebut diwujudkan dalam suatu
PM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Berita Negara
rencana pengaturan ruang Pelabuhan Nabire berupa peruntukan tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1400;
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire Provinsi Papua dalam suatu dokumen
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP);
Rencana Induk Pelabuhan Nabire yang disinkronkan dengan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Nabire
20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011 tentang Telekomunikasi - Pelayaran;
dan Provinsi Papua.
21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengemkan dan Reklamasi sebagaimana
telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
1.2 Dasar Hukum
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengemkan dan Reklamasi, Berita Negara
Peraturan perundangan terkait yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Nabire Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1880, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
Provinsi Papua ini adalah sebagai berikut: Nomor PM 136 Tahun 2015 tentang Pembahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Lembaran Negara 1960 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1309;
- 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043; 22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 dan Pelabuhan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 731;
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132; 23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Angkutan Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1523, sebagaimana telah diubah oleh
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2016 tentang Pembahan atas Peraturan Menteri
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, Berita
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849; Negara Republik Indonesia T ahun 2016 Nomor 966;
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Lembaran Negara Tahun 2009 24. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025; Maritim, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1115;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lembaran 25. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 78 Tahun 2014 tentang Standar Biaya di Lingkungan Kementerian
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Pehubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1968;
5059; 26. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Pelayaran, Berita
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 272;
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587; 27. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Lembaran Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 276, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Menteri Perhubungan Nomor PM 119 Tahun 2015 tentang Pembahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
4833, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Nomor PM 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut, Berita Negara Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Lembaran Indonesia Tahun 2015 Nomor 1231;
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 28. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Berita
6042; Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri
9. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, Lembaran Negara Republik Indonesia Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070 sebagaimana telah 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1867;
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, 29. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal, Berita
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731; Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 390;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian, Lembaran Negara Republik Indonesia 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093; Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844 sebagaimana telah diubah oleh
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, Lembaran Negara Republik Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 tentang Pembahan atas Peraturan Menteri
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108 sebagaimana Perhubungan Nomor PM 189 T ahun 2015 tentang Organisasi dan T ata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita
telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri
Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan
43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208; Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita Negara
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 816 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109; Nomor PM 117 Tahun 2017 tentang Pembahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189
1
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia 7. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
Tahun 2017 Nomor 1891;
31. Peraturan Menteri Perhubungan PM 129 Tahun 2016 tentang Alur Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau 1.5 Lokasi Studi
Instalasi di Perairan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573;
Lokasi penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Nabire Provinsi Papua adalah Pelabuhan Nabire yang terletak
32. Peraturan Menteri Perhubungan PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan
di Desa Samabusa, Distrik Teluk Kimi, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, dengan letak astronomis 03° 13' 50,8"
Sendiri, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573;
LS dan 135° 34' 59,1" BT, dimana orientasi lokasi Pelabuhan Nabire yang terdiri dari 3 (tiga) alternatif, yakni via
33. Peraturan Menteri Perhubungan PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Makassar - Biak, Ambon, atau via Jayapura diberikan dalam Gambar 1 serta uraian sebagai berikut:
Lingkungan Kementerian Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1710;
1. Via Makassar - Biak, yakni:
34. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan
a. Jakarta - Makassar, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 2 jam 15 menit;
Tanah, sebagaimana diubah Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 6
b. Makassar - Biak, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 2 jam 45 menit;
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang
c. Biak - Nabire, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 50 menit;
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 648,
d. Bandar Udara Nabire - Pelabuhan Nabire, menggunakan mobil melalui kota dengan waktu tempuh 45
sebagaimana diubah Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 22 Tahun
menit.
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang
2. Via Ambon, yakni:
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1872;
a. Jakarta - Ambon, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 3 jam 30 menit;
35. Keputusan Menteri Perhubungan KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
b. Ambon - Nabire, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 2 jam;
36. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut UM.002/38/18/DJPL-11 tentang Standar Kinerja Pelayanan
c. Bandar Udara Nabire - Pelabuhan Nabire, menggunakan mobil melalui kota dengan waktu tempuh 45
Operasional Pelabuhan;
menit.
37. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut PP.001/2/19/DJPL-14 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
3. Via Jayapura, yakni:
Rencana Induk Pelabuhan;
a. Jakarta - Jayapura, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 5 jam 15 menit;
38. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua
b. Jayapura - Nabire, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 1 jam 40 menit;
Tahun 2013-2033; c. Bandar Udara Nabire - Pelabuhan Nabire, menggunakan mobil melalui kota dengan waktu tempuh 45
39. Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 13 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
menit.
Nabire Tahun 2008 - 2028.
Tujuan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua diberikan dalam beberapa poin berikut:
1. Acuan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas serta utilitas pelabuhan yang disusun dalam
suatu tahapan pembangunan dan pengembangan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang;
2. Acuan dalam pelaksanaan pengelolaan pelabuhan yang diberikan dalam batas-batas penyelenggaran
Pelabuhan Nabire Provinsi Papua sesuai rencana kebutuhan operasional pelabuhan;
3. Memberikan jaminan keselamatan pelayaran serta kelancaran dan ketertiban dalam penyelenggaraan
pelabuhan;
4. Acuan pengelolaan dan arahan jenis-jenis penanganan lingkungan;
5. Memberikan kepastian hukum dan kepastian usaha bagi para pihak yang terkait, meliputi penyelenggara,
pengguna jasa, serta pihak terkait lainnya di Pelabuhan Nabire Provinsi Papua.
2
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Sebagian besar wilayah Provinsi Papua memiliki kelas lereng > 40% dengan bentuk wilayah berupa perbukitan,
dimana kondisi tersebut menjadi kendala utama bagi pemanfaatan lahan baik untuk pengembangan sarana dan
II. Gambaran Umum Wilayah
prasarana fisik, sistem transportasi darat maupun bagi pengembangan budidaya pertanian terutama untuk tanaman
2.1 Provinsi Papua pangan, sehingga dominasi pemanfaatan lahan diarahkan pada hutan konservasi di samping untuk mencegah
terjadinya bahaya erosi dan longsor. Tanah Papua diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok kelas lereng yaitu:
2.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
1. Kelas lereng datar sampai landai (kemiringan 0 - 15%);
Provinsi Papua terletak pada 0° 0' - 4° 0’ LS dan 124° 0’ - 132° 0 ’ BT, tepat berada di bawah garis khatulistiwa 2. Kelas lereng landai sampai curam (kemiringan > 15 - 40%);
dengan ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut. Luas Provinsi Papua mencapai 120.777,02 km2 berdasarkan 3. Kelas lereng curam sampai sangat curam (> 40 %).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 dan 99.671,63 km2 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 56 Tahun 2015. Wilayah administrasi Papua terdiri dari 12 Kabupaten dan 1 kota, 218 kecamatan, Kondisi geologi Tanah Papua pada dasarnya memiliki kesamaan dengan kondisi geologi umum yang dijumpai di
1.744 desa, dan 95 kelurahan. Wilayah terluas adalah Kabupaten Nabire dengan luas 20.840,83 km2 (20,91%) dan Indonesia bagian Timur yang merupakan daerah interaksi antara dua lempeng besar yaitu Lempeng Indo - Australia
Kota Sorong merupakan wilayah terkecil dengan luas 656,64 km2 (0,66%). Ibukota Provinsi Papua adalah Kota dan Lempeng Pasifik (Hamilton, 1979). Daratan Papua New Guinea dan Pegunungan CentralRange, secara umum
Jayapura. Luas dan wilayah administrasi Provinsi Papua diberikan pada Gambar 2 dengan batas-batas geografis diasumsikan sebagai lokasi tipe dari busur kepulauan oseanik aktif-tumbukan kontinen (Dewey dan Bird, 1970).
sebagai berikut: Pegunungan Central Range merupakan sabuk yang memanjang sampai 1.300 km, lebar 150 km dengan topografi
• Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik; yang kasar dan sejumlah puncak setinggi lebih dari 3.000 meter, dimana sebagian besar daerah ini adalah lapisan
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda dan Provinsi Maluku; batuan berumur Kenozoikum dan Mesozoikum yang tersesarkan dan terlipat yang diendapkan pada tepian kontinen
• Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Papua Barat; aktif Australia.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua New Guinea.
Provinsi Papua terletak tepat di sebelah Selatan garis khatulistiwa sehingga termasuk dalam wilayah tropika
humida. Iklim Provinsi Papua sangat bervariasi melebihi daerah Indonesia lainnya dikarenakan kondisi morfologinya
yang bergunung-gunung. Iklim di Provinsi Papua memiliki 3 (tiga) pola yaitu:
1. Pola tunggal (A dan D), yakni pola tunggal A atau pola sederhana (simple wave) memiliki curah hujan terendah
pada bulan Juli/Agustus, sedangkan pola tunggal D memiliki curah hujan tertinggi pada bulan Juli/Agustus. Pola
A dan D menunjukkan adanya perbedaan yang jelas antara jumlah curah hujan pada musim hujan dan musim
kemarau;
2. Pola berfluktuasi (B), dimana perbedaan antara jumlah curahan pada musim hujan dan musim kemarau tidak
jelas yang biasanya curah hujan bulanan tidak teratur atau hampir merata sepanjang tahun;
3. Pola ganda (C), dalam setahun terjadi dua kali puncak curahan tertinggi atau dua kali puncak curahan terendah.
Musim di Papua dicirikan oleh angin Tenggara yang bertiup sekitar pertengahan April hingga September dan Muson
Barat Laut yang di mulai dalam bulan Oktober hingga Maret. Angin Tenggara dan muson Barat Laut biasanya panas
dan mengandung uap air yang diangkut ketika melewati samudera. Jumlah hujan yang jatuh di setiap tempat di
Papua secara khusus dikendali oleh topografi. Musim hujan di setiap daerah tergantung dari waktu di mana musim
ini terpaparkan pada satu atau kedua sistem angin tersebut. Pada umumnya pantai Utara dan di sebelah Utara
kordirela mendapatkan hujan terbanyak dari angin Barat Laut dalam bulan Oktober hingga Maret, sedangkan
dataran rendah di Selatan dan jazirah Onin dan Bomberai serta dataran rendah di Selatan kordirela mendapatkan
hujan terbanyak antara bulan April dan September ketika angin bertiup dari arah tenggara. Pola umum ini menjadi
rumit oleh topografi dan pola angin.
Suhu dan kelembaban merupakan komponen iklim paling konstan di Provinsi Papua. Di dataran rendah, suhu harian
biasanya antara 29 'C - 32 ’C, sementara di daerah pegunungan pada 1.500 - 2.000 m dpi, 5 - 1 0 derajat lebih
dingin. Pada malam hari, suhu di sepanjang pantai 5 - 8 derajat lebih dingin daripada siang hari, sedangkan di
daerah pegunungan kisarannya lebih lebar. Karakteristik suhu di Provinsi Papua tidak menunjukkan fluktuasi
tahunan yang nyata.
3
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
2.1.7 Rencana Pengembangan dan Kebijakan Wilayah Provinsi Papua II. Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
Pengembangan transportasi laut di Provinsi Papua, terkhusus pengembangan simpul transportasi laut berupa
2.1.7.1 Pengantar
pelabuhan menurut Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang merupakan Keputusan Menteri
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Papua sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Papua Perhubungan nomor KP 432 tahun 2017 tentang RIPN meliputi (diberikan pada Tabel 1):
Nomor 23 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Tahun 2013 - 2033, meliputi rencana 1. 24 lokasi pelabuhan laut yang digunakan untuk angkutan laut;
struktur ruang, rencana pola ruang, rencana kawasan strategis, dan rencana pengembangan infrastruktur di wilayah 2. 108 rencana lokasi pelabuhan dengan hierarki Pelabuhan Lokal (PL).
Provinsi Papua. Hal-hal tersebut, terutama yang terkait dengan pengembangan wilayah Kabupaten Nabire
dijabarkan singkat dalam sub bab di bawah ini. 132‘ 0'0‘ E 134'0X)*E 130’ 0*0*E 140*(
2. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah yang terdiri dari: 3 M i/» N‘»»w
SJ3.0.8
Is N - V - - / W V
\ y t/
2.1.7.2.1.2 Sistem Transportasi Darat
Pembangunan transportasi darat diberikan dalam Gambar 4. *. f '
I. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Papua Gambar 3 Rencana Struktur Ruang Provinsi Papua
Rencana transportasi laut di Papua adalah sebagai berikut (diberikan dalam Gambar 5):
1. Rencana peningkatan hubungan dalam skala nasional;
2. Rencana pengembangan pelabuhan umum dan pelabuhan khusus, yang terdiri dari:
a. Pelabuhan Utama, terdiri dari:
1) Pelabuhan Jayapura di Kota Jayapura;
2) Pelabuhan Biak di Kabupaten Biak Numfor;
3) Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura;
4) Pelabuhan Merauke di Kabupaten Merauke.
4
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
22 Yapen Serui PP PP
u • -’. ijj _t V y«
PP PP VTL
P R O V IN SI P A P U A B A R A T i \
23 Yapen Ansus PL PL PL PL
IU 24 Yapen Poom PL PL PL PL
V Sumber: PM Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang RIPN
■V* Keterangan:
* Kantor Pelabuhan DW Destinasi Wisata
** Hub Internasional TK Penetapan Hierarki berdasarkan Pengawasan Terminal Khusus
TL Tol Laut
c
«KMUMWnuMWMIfYl
FHHWMIIwn
U IM
NOW UM Ki
. thDONEJU(P ’Y
fe
P IT A RENCANA TRANSPORTASI DARAT
PROVINSI PAPUA
3 Asmat Atsy PL PL PL PL
4 Asmat Bayun PL PL PL PL
5 Asmat Mumugu PL PL PL PL
6 Biak Numfor Pulau Owi PL PL PL PL
7 Boven Digul Asiki PL PL PL PL
Gambar 5 Rencana Pengembangan Transportasi Laut Provinsi Papua
8 Jayapura Depapre PR PP PU PU
9 Jayapura Jayapura PU PU PU PU *
2.1.7.2.1.4 Sistem Transportasi Udara
10 Mappi Bade PP PP PP PP
11 Eci
Pembangunan transportasi udara di wilayah Provinsi Papua diberikan dalam Gambar 6.
Mappi PL PL PL PL
12 Mappi Moor PL PL PL PL 2.1.7.3 Rencana Pola Ruang
13 Merauke Merauke PU PU PU PU */TL
Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Papua meliputi:
14 Mimika Amamapare PP PP PP PP */TK 1. Pengembangan Kawasan Lindung;
15 Mimika Pomako PP PP PP PP * 2. Pengembangan Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis.
16 Nabire Nabire PP PP PP PP VTL
17 Sarmi Sarmi PP PP PP PP *
18 Supiori Korido PR PR PR PR *
5
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
6
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Sumber air di Kabupaten Nabire dimanfaatkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air pada sektor-sektor kegiatan
ekonomi, terutama sektor pertanian dalam bentuk pemanfaatan berupa pembangunan jaringan irigasi sehingga
dapat menyalurkan air melalui sistem jaringan, dimana jaringan irigasi yang terdapat di Kabupaten Nabire,
berdasarkan Kepmen PU Nomor 390 tahun 2007 tentang Penetapan Status Daerah Irigasi, terbagi menjadi 3 (tiga)
bagian sesuai dengan kewenangan pemerintah, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten.
WS .VAPOGA
\jf
iIMfi
sn r « t w * .
ar
7
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
2.2.23 Geologi
Nabire terletak di tepi Utara kraton Australia, struktur ini ditandai oleh jalur batuan termalihan dan terlipatkan dengan
lebar mencapai 50 km. Daerah lipatan ini mencakup peralihan antara struktur leher burung yang mempunyai arah
Utara - Barat Laut dan struktur Irian Jaya bagian Timur yang sebelah Barat. Peralihan batuan yang ditandai oleh
sesar sungkup Weyland yang menungkup sangat kuat. Batasan struktur arah Barat jelas terutama di jalur lipatan di
susut Tenggara lembar ini, dimana peta geologi dan peta jenis tanah Kabupaten Nabire diberikan dalam Gambar
13 - Gambar 14. Jenis-jenis tanah di Kabupaten Nabire berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah
(Balai Tanah) Bogor tahun 1964, terbagi atas:
1. Wilayah Nabire
Mayoritas jenis tanah Alluvial Endapan Sungai dan tanah-tanah Potzolik, sedangkan di daerah yang sering
digenangi air terdapat tanah - tanah BOG dan LOW Humiegley yang hakekatnya merupakan tanah yang berasal
dari bahan Endapan Sungai.
2. Wilayah Yaur
WS NAMBtftAPO- Jenis tanah Potzolik merah kuning dan Hidromarf kelabu.
TAMJ Al'AJVAR
3. Wilayah pedalaman
Mayoritas jenis tanah Potzolik dan tanah coklat Hidromarf kelabu.
Identifikasi garis sesar aktif di Kabupaten Nabire menggunakan empat lembar peta geologi, yakni:
1. Lembar Enarotali, terdapat 3 sesar, yakni
a. Sesarsungkup Weyland, yang menempati hampir seluruh paro-Barat, pangsa kerak selebar 100 km yang
tersesar naik lebih kurang 25 km ke Selatan;
b. Sesar Siriwo, memiliki arah yang hampir tegak lurus dengan garis pantai Nabire dan memisahkan antara
batuan malihan tersier awal yang melintang sejajar dengan garis pantai Nabire;
c. Sesar Derewo, terletak di sebelah Utara Danau Paniai yang memisahkan antara batuan malihan tersier
ittElfHANCCtJ-CIGU.'BI* J^A
awal dengan batuan klastika paparan paleozoikum akhir sampai tersier awal.
2. Lembar Kaimana, dimana Struktur geologi di wilayah ini dipenuhi oleh daerah lipatan naik (sinklinal) dan sesar
naik yang terdapat cukup banyak di Jalur Lipatan Lengguru, kemudian di antara cekungan Bintuni dengan jalur
lipatan Lengguru dipisahkan oleh sesar naik Arguni serta sesar-sesar naik lainnya yang relatif lebih kecil di
Punggungan Wandamen dan Tinggian Alas Maransabi - Manggar;
3. Lembar Steenkool, struktur geologinya hampir mirip dengan lembar Kaimana dan secara umum terbagi atas
Gambar 11 Wilayah Sungai Wapoga - Mimika di Kabupaten Nabire Jalur lipatan Lengguru, Punggungan Wandamen, Tinggian Alas Maransabadi, dan Cekungan Bintuni. Sesar
naik Arguni memisahkan struktur geologi Cekungan Bintuni dengan jalur lipatan lengguru serta sesar-sesar naik
terdapat di jalur lipatan Lengguru dengan arah sejajar dengan garis pantai, namun pada daerah punggungan
Wandamen terdapat beberapa sesar baik sesar yang sejajar dengan garis pantai;
4. Lembar Waghete, daerah ini tersusun atas tiga struktur, yaitu Anjungan Arafura, jalur lipatan Tanah Muka, dan
Sistem sesar Tarera Aiduna. Pada Anjungan Arafura terdapat antiklin Uta yang terbentuk setelah mezozoikum
awal. Jalur lipatan tanah muka merupakan bagian terbesar singkapan di lembar ini dengan lebar 40 km dan
mencakup antiklin senjang pirau menunjam rangkap dan antiklin kotak dan sinklin yang kurang berkembang.
Sistem sesar Tarera-Aiduna dibatasi oleh dua sesar utama yaitu Sesar Tarera bagian utara dan Sesar Aiduna
bagian selatan. Pada sistem sesar ini terdapat dua daerah pelipatan yaitu Antiklin Buru dan Sinklin Omba.
2.22.4 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Nabire beriklim tropis basah dengan curah hujan hampir merata sepanjang tahun yang
dipengaruhi oleh suhu udara dengan ketinggian wilayah Kabupaten Nabire yang terletak pada setiap kenaikan 100
m dari permukaan air laut mengalami penurunan rata-rata 0,60 °C, kemudian akibat topografi yang bervariasi di
dataran tinggi, maka suhu udara di Kabupaten Nabire berkisar antara 27,4 °C - 30,3 °C dengan suhu maksimun
32.4 °C. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Nabire 332,18 mm dengan banyaknya hari hujan berkisar antara 6 -
27 hari, kelembaban udara yang relatif tinggi yakni rata-rata berkisar antara 79% - 85% dengan tekanan udara
antara 1.006,4 -1.009,3 mb dan kecepatan rata-rata angin 2 ,0 -5 ,3 knot.
8
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
J u m la h P e n d u d u k
K a b u p a te n N a b ire
90.000
80.000
70.000
60 000
n 50.000
■ t 40.000
30.000
20.000
10.000
0 * "
O'*
D is trik
9
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
L aju P e rtu m b u h a n P e n d u d u k
K a b u p a te n N a b ire
2,00
0,20
0,00
D is trik
— • — 20 10-2016
K e p a d a ta n R a ta -r a ta P e n d u d u k
K a b u p a te n N a b ire
700,00
10
"V Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Tahun Tahun
No. Lapangan Usaha No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
16 Jasa Pendidikan 101.172,61 114.156,16 127.234,52 143.531,39 162.508,88
PDRB Nabire 4.723.159,13 5.160.159,04 5.530.230,60 5.946.203,67 6.355.155,71
17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 78.624,06 84.347,35 97.553,75 109.813,94 123.241,36
Sumber: Nabire dalam Angka 2017
18, 19 Jasa Lainnya 62.372,48 70.334,40 77.363,32 88.274,90 98.448,35
PDRB Nabire 5.114.608,16 5.898.103,82 6.708.979,63 7.706.065,05 8.656.233,65
Sumber: Nabire dalam Angka 2017 PDRBADHK
K a b u p a te n N a b ire
1.600.000
PDRBADHB
K a b u p a te n N a b ire
1.400 000
1.200.000
“ 1.000.000
S
o3
■2012
co 800.000 2013
E4
O 2014
2012 CL
'S 600.000
2013 2015
2014 2016
400.000
2015
2016 200.000
0
n o . u ra ia n
Gambar 20 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Nabire (juta rupiah)
Tabel 6 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Nabire
Tahun
Tabel 5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Nabire (juta rupiah) No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,11 6,15 5,91 6,41 5,43
2012 2013 2014 2015 2016
2 Pertambangan dan Penggalian 3,70 4,93 5,25 4,53 2,96
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 917.118,74 974.541,13 1.031.106,62 1.097.149,15 1.156.748,10
3 Industri Pengolahan 2,88 8,47 7,67 8,18 8,40
2 Pertambangan dan Penggalian 1.259.933,34 1.322.068,14 1.391.539,35 1.454.625,23 1 497.686,10
4 Pengadaan Listrik dan Gas 10,83 7,61 4,89 0,30 14,24
3 Industri Pengolahan 70.712,89 76.702,75 82.587,46 89.341,83 96.845,22 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 4,72 6,73 5,94 4,07 3,27
4 Pengadaan Listrik dan Gas 2.970,12 3.196,29 3.352,60 3.362,62 3.841,35 Limbah dan Daur Ulang
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 6 Konstruksi 12,91 13,52 8,81 10,16 8,94
5 2.575,23 2.701,68 2.911,77 3.030,25 3.129,34
Limbah dan Daur Ulang Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi
7 14,11 16,24 7,42 8,31 10,03
6 Konstruksi 462 273,88 524.773,30 571.009,61 629.024,19 685.258,95 Mobil dan Sepeda Motor
Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi 8 Transportasi dan Pergudangan 10,13 12,55 10,20 11,22 9,76
7 684 631,25 795.789,79 854.849,70 925.887,71 1.018.714,23
Mobil dan Sepeda Motor
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,42 7,70 11,29 12,58 9,66
8 Transportasi dan Pergudangan 240.728,87 270.943,13 298.577,85 332.074,45 364.494,36
10 Informasi dan Komunikasi 18,35 17,52 6,27 8,19 7,35
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 19.887,32 21.418,72 23.837,36 26.836,10 29.429,12
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 19,18 21,54 8,59 3,55 8,84
10 Informasi dan Komunikasi 124.162,43 145.915,69 155.059,35 167.760,10 180.090,47
12 Real Estat 10,67 8,63 8,25 9,77 7,64
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 88.810,48 107.937,77 117.209,93 121.365,19 132.089,03
13, 14 Jasa Perusahaan 4,65 3,81 9,41 7,94 7,86
12 Real Estat 131.198,05 142.526,24 154.277,68 169.350,61 182.288,16 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
15 7,04 7,12 10,12 11,26 8,82
13, 14 Jasa Perusahaan 49.705,58 51.599,37 56.452,68 60.935,02 65.724,51 dan Jaminan Sosial Waiib
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 16 Jasa Pendidikan 3,09 10,18 7,90 8,31 8,79
15 437.577,99 468.733,54 516.190,67 574.329,87 624 965,30
dan Jaminan Sosial Waiib
17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,72 7,56 8,93 6,75 7,25
16 Jasa Pendidikan 95.593,96 105.327,40 113.652,71 123.097,25 133.917,50
18, 19 Jasa Lainnya 5,33 11,66 3,61 6,44 6,87
17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 74.889,67 78.551,78 87.746,72 93.666,03 100.456,81
PDRBSBB 8,34 10,11 7,67 7,53 8,01
18, 19 Jasa Lainnya 60.389,33 67.432,32 69.868,54 74.368,07 79.477,16
Sumber: Nabire dalam Angka 2017
11
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
2.2.5.2 Pertanian
Potensi pertanian di Kabupaten Nabire secara garis besar dibagi menjadi 4 bagian yaitu tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
1. Potensi Tanaman Pangan
Komoditas pertanian yang ada di Kabupaten Nabire adalah padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, ubi
kayu, ubi jalar, kacang hijau, dan talas, dengan produksi terbesar berasal dari tanaman ubi jalar dan padi dengan
jumlah 3.022,30 ton untuk ubi jalar dan 21.305,20 ton untuk padi.
Gambar 22 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Nabire 2. Potensi Tanaman Holtikultura
Tanaman holtikultura yang dikembangkan di Kabupaten Nabire meliputi sayuran dan buah-buahan, dimana
produksi komoditi terbesar masing-masing adalah tomat, kacang panjang, sawi, dan sebagainya untuk tanaman
2.2.5 Sektor Unggulan Potensi Wilayah sayuran, serta semangka, jeruk, melon, dan lainnya untuk tanaman buah-buahan. Pertanian tanaman
holtikultura dikembangkan di Distrik Wanggar, Nabire Barat, Nabire, Teluk Kimi, dan Makimi.
Sektor Pertambangan dan Penggalian, yakni pertambangan bijih logam dan lainnya serta sektor Pertanian,
3. Potensi Perkebunan
Kehutanan, dan Perikanan, yakni khususnya tanaman pangan berupa padi dan jagung yang merupakan produsen
Luas areal perkebunan di Kabupaten Nabire adalah sebesar 4.813,15 ha dengan tanaman perkebunan yang
terbesar di Provinsi Papua merupakan sektor unggulan wilayah Kabupaten Nabire yang sampai saat ini merupakan
telah berproduksi seluas 2.639,15 ha. Luas tanaman yang terbesar pada perkebunan rakyat adalah kakao, yaitu
pemberi kontribusi terbesar bagi perekonomian wilayah.
seluas 1.510,00 ha.
4. Potensi Peternakan
2.2.5.1 Pertambangan
Pada tahun 2013, populasi ternak besar yang terdiri dari sapi dan kerbau masing-masing 10.199 ekor dan 7
Kabupaten Nabire memiliki potensi tambang yang melimpah antara lain emas, batu bara, marmer, minyak, gas Temak unggulan Kabupaten Nabire adalah unggas, disusul babi dan kerbau, dimana pada tahun 2016 produksi
bumi, tembaga, pasir besi, nikel dan lain-lain namun saat ini belum semuanya dimanfaatkan secara optimal, dimana unggas mencapai 800.000 ekor.
potensi tambang yang terdapat di Kabupaten Nabire diberikan pada Tabel 7.
2.2.5.3 Kehutanan
Tabel 7 Potensi Tambang di Kabupaten Nabire
Luas hutan di Kabupaten Nabire sebesar 1.202.003,76 ha, terdiri dari hutan lindung seluas 340.477,40 ha (28,33%),
No. Distrik Potensi Tambang Keterangan kawasan suaka alam/kawasan pelestarian alam seluas 129.793,99 ha, hutan produksi seluas 663.513,83 ha
• Emas Aluviall; • Indikasi;
meliputi hutan produksi terbatas seluas 299.661,25 ha, hutan produksi tetap seluas 241.384,86 ha, serta hutan
1 Nabire produksi yang dikonversikan sebesar 122.467,72 ha.
• Marmer. • Tereka.
• Emas Primer; • Indikasi;
• Emas Aluviall; • Indikasi; 2.2.5.4 Perikanan
• Tembaga; • Indikasi;
2 Wapoga Produksi perikanan tercatat 4.304,76 ton yang terdiri dari 4.105,00 ton perikanan laut (95,36%), 55,00 ton dari
• Batu Bara; • Indikasi;
• Minyak dan Gas; • Indikasi; perairan umum (1,28%), dan 144,76 ton dari perikanan budidaya (3,36%). Nilai produksi perikanan mencapai
• Pasir Besi. • Indikasi. 149,167 miliar rupiah dengan subsektor perikanan laut sebagai penyumbang terbesar yaitu sebesar 142,468 miliar
• Emas Aluviall; • Indikasi; rupiah atau 95,51%.
3 Napan • Minyak Bumi; • Indikasi;
• Pasir Besi. • Indikasi.
• Emas Aluviall; • Tereka;
2.25.5 Industri
• Emas Sekunder; • Tereka;
Industri, berdasarkan jumlah tenaga kerja, dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
• Tembaga; • Indikasi;
4 Makimi
• Batu Bara; • Tereka;
1. Industri besar, yakni industri yang memiliki 100 atau lebih tenaga kerja;
• Minyak Bumi; • Indikasi; 2. Industri sedang/menengah, yakni industri yang memiliki 20 - 99 tenaga kerja;
• Pasir Besi • Indikasi. 3. Industri kecil, yakni industri yang memiliki 5 - 1 9 tenaga kerja;
5 Nabire Barat Emas Aluviall Tereka 4. Industri rumah tangga, yakni industri yang memiliki kurang dari 5 tenaga kerja.
• Emas Aluviall; • Tereka;
6 Wanggar • Tembaga; • Indikasi; 22.5.6 Pariwisata
• Batu Bara. • Indikasi.
Obyek wisata menarik Kabupaten Nabire antara lain Pulau Ahe, Hiu Paus di Kwatisore, sumber air panas di
7 Yaro Emas Aluviall T ereka
Samabusa, dan lain-lain. Jumlah wisatawan yang datang mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana
• Batu Granit; • Tereka;
• Pasir Kwarsa; • Tereka;
wisatawan domestik meningkat 6% dan wisatawan mancanegara meningkat 1%.
8 Yaur
• Marmer; • Tereka;
• Emas Aluviall. • Tereka. Kawasan yang sedang dan akan dikembangkan menjadi objek wisata alam di Kabupaten Nabire antara lain adalah
9 Teluk Umar
• Marmer; • Tereka; kawasan wisata pulau, yairu Pulau Ahe, Pulau Babi, Pulau Mambor, Mowirin, Kunuri, Hariti, Roine, Pulau Nusi, Arui,
• Emas Aluviall. • Tereka. Moor, dan Nutauti.
• Emas Aluviall; • Tereka;
10 Uwapa
t Nikel. • Tereka
12
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Pencapaian ke wilayah Kabupaten Nabire sampai saat ini menggunakan transportasi udara dan transportasi laut 3 Napan PL PL PL PL Rencana Lokasi Pelabuhan
karena belum bagusnya kondisi jalan yang menghubungkan Kabupaten Nabire dan sekitarnya. Kondisi transportasi 4 P. Mambor PL PL PL PL Rencana Lokasi Pelabuhan
darat khususnya jalan yang ada di wilayah Kabupaten Nabire 67,24% cukup baik dan 32,76% rusak, dengan 5 P. Moor PL PL PL PL Rencana Lokasi Pelabuhan
panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Nabire mencapai 881,91 km yang terdiri dari 6,81% jalan provinsi dan
Sumber: PM Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang RIPN
93,19% jalan kabupaten serta jenis permukaannya terdiri dari 29,83% jalan aspal, 61,64% kerikil, 3,43% permukaan
tanah, dan 5,09% jalan beton. Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Nabire diberikan dalam Gambar 23.
2.2.6.3 Jaringan Transportasi Udara
Transportasi udara di Kabupaten Nabire dilayani di Bandar Udara Douw Aturure Nabire yang yang saat ini melayani
IHESSCSSilSSESHiHill penerbangan dari Jakarta via Jayapura dan Ambon setiap harinya. Bandar Udara Douw Aturure Nabire pada tahun
2020 direncanakan dialihkan ke lokasi yang lebih strategis, yakni di Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, serta dapat
melayani penerbangan langsung dari kota-kota besar lainnya di Indonesia, khususnya Jakarta, dan juga sebagai
penghubung 8 kabupaten lainnya di sekitar Kabupaten Nabire di Provinsi Papua, yakni Kabupaten Dogiyai,
Kabupaten Deiyai, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya,
Kabupaten Waropen, dan Kabupaten Kaimana.
13
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
i* Botawa Lokasi
No. Pusat Kegiatan Fungsi
D istrik
1*1 ‘ '1 3 PPK Kwatisore Pusat pelayanan perkotaan;
r iHrtliiHtn •'j** »Vwvn I'JLU ■r-fa . «•» IjCV* Pusat transportasi antar distrik dan/atau lokal kecamatan;
•>mtntn U' «nnnjri
KAB WAROPEN Napan .
—
--- . I >I Pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian;
- i « r A -w Samabusa • Pusat kegiatan perikanan;
------------------- • Pusat pengembangan industri;
7/ UlM^-W.* Bumi Raya , Pusat pelayanan jasa dan perdagangan lokal.
!*/<(« /* Rjtl'VniVi.l Yeretuar
fiteiArii*»*
Kamarisano
,KAB. TELUK WC^(
Unipo
Yaro
&«*L¥*w*
Dikiya
7<*•
PA Lokodimi
Arui
PROV. PAPUA KAB, PANIAI Sumber: Revisi RTRW Nabire 2015
K A ^ NABIRE
KAB. KAIMANA
t KAB. DOGKAJ}
r* f.ikia
\
KAB. MMIKA
Teluk Cendcrawaslh
Gambar 24 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Nabire
Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan perkotaan di wilayah Kabupaten Nabire diberikan dalam uraian di
bawah ini dan diresumekan pada Tabel 9 dan Gambar 25.
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota. PKW ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang
mendukung PKN;
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani
skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala
provinsi atau beberapa kabupaten. .(•MifcVtfu
PKW (Pusat Keg.Wilayah)
PKW di Kabupaten Nabire terletak di Perkotaan Nabire yang direncanakan memiliki fungsi utama sebagai pusat Perfcot Nabire
kegiatan pemerintahan, kawasan perdagangan dan jasa, industri, wisata, perekonomian untuk skala regional,
pendidikan, kesehatan, peribadatan, simpul transportasi dan pusat jasa kemasyarakatan dengan skala PKL (Pusat Keg Lokal)
pelayanan regional/kabupaten. ■^Karadirl & Topo
HkLegari Jaya (PKLp)
Tabel 9 Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan di Kabupaten Nabire Tahun 2015 - 2035
PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)
Lokasi ^ Ib u k o ta distrik
No. Pusat Kegiatan Fungsi
Distrik « ' V --------------- 5--------------- «p t
1 PKW Nabire • Pusat pengembangan industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman Sumber: Revisi RTRW Nabire 2015
pangan, perkebunan, dan peternakan;
• Pusat pengembangan industri hasil hutan yang ramah lingkungan; Gambar 25 Konsepsi Pembentukan Sistem Pusat Pelayanan/Pusat Kegiatan di Kabupaten Nabire
• Pengembangan berbasis mitigasi bencana (tanan longsor, banjir, gelombang pasang,
gempa bumi, gerakan tanah, tsunami, dan abrasi);
• Pengembangan lalu lintas dan angkutan jalan yang melalui PKN, PKW, dan PKSN;
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
• Pengendalian perkembangan fisik untuk mempertahankan keberadaan kawasan lindung dan
lahan pertanian. kabupaten atau beberapa kecamatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Nabire dan ditentukan
2 PKL Topo • Pusat pelayanan kegiatan pendukung PKW Nabire; dengan kriteria:
• Pusat pelayanan perkotaan; a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani
Karadiri • Pusat transportasi regional dan lokal; skala kabupaten atau beberapa kecamatan;
PKLp • Pusat pengembangan pertanian;
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala
Legari Jaya • Pusat pelayanan pariwisata;
• Pusat pelayanan industri dan jasa perdagangan terbatas.
kabupaten atau beberapa kecamatan.
14
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
PKL di Kabupaten Nabire terletak di Perkotaan Topo di Distrik Uwapa dan Perkotaan Karadiri di Distrik 2.2.7.2 2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
Wanggar, serta PKLp terletak di Perkotaan Legari Jaya di Distrik Makimi. Kawasan PKL dan PKLp tersebut
Sistem jaringan prasarana Kabupaten Nabire dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan
memiliki fungsi utama sebagai pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, industri, wisata, perekonomian,
prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
pendidikan, kesehatan, peribadatan dengan skala beberapa distrik.
undangan yang berlaku. Pengembangan sistem jaringan prasarana pada rencana struktur ruang Kabupaten Nabire
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah pusat pelayanan yang memiliki skala Distrik atau beberapa desa dan
secara umum dibagi menjadi:
kelurahan dengan fungsi utama sebagai pusat pelayanan skala distrik, yaitu fasilitas pendidikan, kesehatan,
1. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana utama;
perdagangan dan jasa, perekonomian untuk skala lokal. Lokasi PPK di wilayah Kabupaten Nabire adalah:
2. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya.
a. Perkotaan Kwatisore di Distrik Yaur;
b. Perkotaan Napan di Distrik Napan;
2.2.7.2.2.1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Utama
c. Perkotaan Samabusa di Distrik Teluk Kimi;
d. Perkotaan Bumi Raya di Distrik Nabire Barat; Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana utama dalam struktur ruang Kabupaten Nabire berupa rencana
e. Perkotaan Yeretuar di Distrik Teluk Umar; pengembangan sistem jaringan transportasi yang terdiri dari (diberikan dalam Gambar 26):
f. Perkotaan Kamarisano di Distrik Wapoga; 1. Rencana sistem jaringan transportasi darat;
g. Perkotaan Unipo di Distrik Siriwo; 2. Rencana sistem jaringan transportasi perkeretaapian;
h. Perkotaan Yaro Makmur di Distrik Yaro; 3. Rencana sistem jaringan transportasi laut;
i. Perkotaan Dikia di Distrik Dipa; 4. Rencana sistem jaringan transportasi udara
j. Perkotaan Lokodimi di Distrik Menou;
k. Perkotaan Arui di Distrik Kepulauan Moora.
Pus; t Kegiatan
_ PKW
Rencana pengembangan sistem perkampungan adalah rencana susunan kawasan perkampungan dalam wilayah PKL
pelayanannya sebagai wilayah yang memiliki kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam ▲ PKLp
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkampungan, pelayanan jasa pemerintahan, ▲ PPK
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Rencana pengembangan sistem perkampungan di Kabupaten Nabire A PPL
diwujudkan dalam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk KAD. WAROPEN
Sistee m Jaringan Prasarana Utama
melayani kegiatan skala antar desa dengan fungsi utama sebagai pusat permukiman dengan skala kegiatan antar Sisteij i Prasarana Transportasi Darat
desa. Lokasi PPL di Kabupaten Nabire diberikan pada Tabel 10 serta uraian di bawah ini: D tiiilli W ,po <j Tpe B
12. Kampung Epomani di Distrik Siriwo; Si?Wrt U EtM tnuu P triw r«ttpji»p
Rencana Janrtgan Keretaap
13. Kampung Ororodo di Distrik Yaro; dan
KAB. PANIA
14. Kampung Mambor di Distrik Kepulauan Moora.
Tabel 10 Rencana Pengembangan Sistem Perkampungan di Kabupaten Nabire Tahun 2 0 1 5 -2 03 5
15
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Tabel 11 Jalan Nasional Provinsi Papua yang melalui Kabupaten Nabire kedepan disusun skala prioritas perbaikan maupun pengembangan jaringan jalan di seluruh ruas jalan lokal
dan lingkungan yang menjadi kewenangan Kabupaten Nabire.
Panjang Ruas
No. No. Ruas Nama Ruas
(km)
1 044 1
Guna meningkatkan aksesibilitas dan membuka keterisolasian wilayah terutama ke bagian pedalaman
Bts. Kota Nabire - Kimibay 17,39
(tengah - Selatan) Kabupaten Nabire, Dina PU Kabupaten Nabire mengusulkan rencana pengembangan
2 044 11 K Jin. Sisingamangaraja (Nabire) 0,64 dan peningkatan ruas jalan baru meliputi ruas-ruas sebagai berikut:
3 044 12 K Jin. Yos Sudarso (Nabire) 1,29 1) Napan - Wainami - Samanui;
4 044 13 K Jin. R. E. Martadinata (Nabire) 3,36 2) Samabusa - Legare;
3) L e g a re -W a p o g a -T o to b e ri- Samanui;
5 044 2 Kimibay - Legare 47,78
4) Legare - Napan;
5) Lagare - Siriwo;
Sumber: Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 290/KPTS/M/2015 6) Topo - Ororodo - Menou;
7) Topo-Karadiri;
8) Karadiri - Yaro;
Usulan rencana pengembangan jaringan jalan lintas nasional yang melewati wilayah Kabupaten Nabire 9) Wanggar - Ororodo;
(Lintas Utara), meliputi: 10) Sirna - Kwatisore;
1) Yaur - Kwatisore; 11) Waroki - Bumi Mulya SPC (Bandara Baru).
2) Kwatisore - Yamoor (batas Papua Barat);
3) Legari - Siriwo - Wapoga. d. Jembatan
Untuk meningkatkan aksesibilitas jaringan transportasi darat, maka terdapat beberapa lokasi di wilayah
WAROPEI Kabupaten Nabire yang membutuhkan pembangunan jembatan. Rencana pembangunan jembatan
terdapat pada:
1) Penggantian Jembatan Bougre Bawah dengan bentang 33 meter;
2) Penggantian Jembatan Sanoba Bawah dengan bentang 80 meter.
- (TV *' .■*' ‘“ •'•T»
'JvWtrii ' •X 2. Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
WAPOGA Rencana pengembangan jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan secara umum terdiri atas:
‘• f M W ‘000 a. Pengembangan terminal penumpang tipe A diutamakan pada kota-kota yang berfungsi sebagai PKN atau
kota-kota lain yang memiliki permintaan tinggi untuk pergerakan penumpang antar kota, antar provinsi dan
lintas batas negara, yaitu terminal Wonorejo di Distrik Nabire;
b. Pengembangan terminal penumpang tipe C diutamakan pada kota-kota yang berfungsi sebagai PKL dan
D«riCl
PPK untuk pergerakan penumpang antar kota dalam kabupaten, terdiri dari:
TELUK CENOERAWASIH
SATKER W ILAYAH VII PROVINSI PAPUA (NABIRE) 1) Terminal Oyehe di Distrik Nabire;
USULAN JALAN NASIONAL BARU
BUI unHuami 2) Terminal Karadiri di Distrik Wanggar;
3) Terminal Legari di Distrik Makimi;
4) Terminal Unipo di Distrik Siriwo.
WOfiAM
KJUWW c. Pengembangan terminal barang yaitu terminal peti kemas Nusi di Distrik Makimi.
No. Jurusan
1 K im i- Samabusa
2 Malompo - Siriwini - Sanoba
Sumber: Revisi RTRW Nabire 2015
3 Kota Lama - Oyehe - SMTP
Gambar 27 Usulan Jalan Nasional sebagai Pendukung Jalan Lintas Utara Papua - Penghubung ke Provinsi 4 K. Tumaritis - Kali Bobo
Papua Barat 5 Waroki
6 Karang Mulia - Kali Susu - Kaliharapan
b. Jaringan Jalan Provinsi 7 SP 1 ( Kampung Bumi Raya) - SP 2 ( Kampung Kali Semen) - SP 3 (Kali Wadio)
Rencana jaringan jalan provinsi di wilayah Kabupaten Nabire berupa: 8 SP A (Kampung Wiraska) - SP B (Kampung Wanggar, Karadiri) - S PC (Kampung Bumi Mulia)
1) Jaringan jalan Kolektor Primer 3 (KP 3) meliputi ruas Jalan Kimibay - Napan (Pelabuhan Samabusa -
9 Topo (Uwapa) - Wanggar Sirna - Wanggar Sirna SP 2
Kampung Napan);
2) Jaringan jalan Kolektor Primer 4 (KP 4) meliputi ruas Jalan Legare (SP 2) - Napan. 10 Kampung Baru (Yaro)
11 Makimi - Nifasi - Legari
c. Jaringan Jalan Kabupaten
Sumber: Revisi RTRW Nabire 2015
Kabupaten Nabire memiliki ruas jaringan jalan kabupaten yang relatif panjang sehingga berdasarkan
analisis yang telah dilakukan dalam rencana sistem jaringan jalan kabupaten dalam jangka waktu 20 tahun
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
4. Jaringan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan 8. Mempertimbangkan hasil analisis daya dukung lahan untuk kawasan lindung dan budidaya sesuai Permen PU
Pengembangan jaringan sungai, danau dan penyeberangan terdapat di pelabuhan Samabusa di Distrik Teluk No 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial
Kimi sebagai pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota. Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.
2.2.7.2.2.3 Sistem Transportasi Perkeretaapian Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Nabire ini disusun untuk tahun 2015 sampai dengan tahun 2034, dimana
secara garis besar rencana pola ruang Kabupaten Nabire dibagi menjadi 2 (dua) klasifikasi, yaitu:
Rencana pembangunan sistem jaringan transportasi kereta api di Kabupaten Nabire meliputi lintas Jayapura -
1. Kawasan lindung kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang
Sarmi - Waropen - Nabire - Manokwari.
terletak pada wilayah kabupaten, kawasan lindung yang memberikan pelindungan terhadap kawasan
bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten, dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan
2.2.7.2.2.4 Sistem Transportasi Laut
peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten;
Rencana sistem jaringan transportasi laut di Kabupaten Nabire, terdiri dari: 2. Kawasan budidaya kabupaten adalah kawasan budi daya yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
1. Pelabuhan pengumpul yaitu Pelabuhan Samabusa di Distrik Teluk Kimi; dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
2. Pelabuhan pengumpan, terdiri dari: buatan.
a. Pelabuhan Moor di Distrik Moor;
b. Pelabuhan Pulau Mambor di Distrik Napan;
c. Pelabuhan Napan di Distrik Napan;
d. Pelabuhan Kwatisore di Distrik Yaur.
3. Pelabuhan khusus terdiri dari:
a. Pembangunan pelabuhan kelapa sawit di Distrik Yaro;
b. Pembangunan pelabuhan plywood di Distrik Yaro.
4. Pelabuhan lokal terdiri dari:
a. Pembangunan pelabuhan lokal di Distrik Teluk Umar;
b. Pembangunan pelabuhan lokal Samabusa di Distrik Teluk Kimi.
5. Alur pelayaran transportasi laut terdiri dari:
a. Nabire - Wasior - Manokwari;
b. Nabire - W a r e n - Serui -B ia k .
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten
yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya
berdasarkan Peraturan Menteri PU No.16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah kabupaten. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:
1. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam
wilayah kabupaten; Gambar 28 Rencana Pola Ruang Kabupaten Nabire
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun;
4. Dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten. 2.2.7.4 Rencana Kawasan Strategis
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
Rencana pola ruang untuk wilayah Kabupaten Nabire, dirumuskan berdasarkan kriteria: pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan sesuai
1. Merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang tertuang dalam PP Nomor 26 Tahun
UU Nomor 26 Tahun 2007. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis dan pelaksanaan penataan ruang
2008; kawasan strategis kabupaten menjadi wewenang pemerintah daerah kabupaten dalam penyelenggaraan penataan
2. Merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam Perda RTRW Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2013 tentang ruang. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Tahun 2013-2 0 33 ; besar terhadap:
3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten
1. Tata ruang di wilayah sekitarnya;
bersangkutan; 2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya;
4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Nabire sebelumnya, yakni Perda Nomor 13 Tahun 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2008;
5. Memperhatikan guna lahan eksisting berdasarkan interpretasi citra terbaru;
Penetapan kawasan strategis di Kabupaten Nabire mengacu pada kawasan strategis nasional dan kawasan
6. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; strategis provinsi:
7. Mempertimbangkan hasil dari analisis kesesuaian lahan untuk fungsi lindung sesuai dengan Keppres No 32
Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung;
17
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
1. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya nasional dan provinsi. Penetapan kawasan strategis kabupaten didasarkan pada kesepakatan para pemangku
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan.
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia;
2. Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disebut KSP adalah wilayah yang penataan ruangnya 2.2.7.4.2 Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Nabire
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,
Kabupaten Nabire memiliki kawasan-kawasan yang perlu penanganan khusus untuk perkembangannya. Hal ini
budaya, dan atau lingkungan.
terkait dengan perwujudan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai yaitu "mewujudkan ruang wilayah Kabupaten
Nabire sebagai pusat pertumbuhan dan kawasan andalan nasional didukung sektor pertanian, perdagangan dan
2.27.4.1 Kriteria Kawasan Strategis Kabupaten
jasa, serta pertambangan yang berbasis mitigasi bencana dan lingkungan berkelanjutan”. Penetapan kawasan
Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya strategis di wilayah Kabupaten Nabire terdiri atas:
diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial 1. Kawasan strategis nasional di wilayah Kabupaten Nabire
budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik Kawasan strategis nasional di wilayah Kabupaten adalah wilayah Kabupaten Nabire sebagai bagian dari
kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis. Kawasan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Biak dengan sudut pandang kepentingan ekonomi.
strategis kabupaten berfungsi: 2. Kawasan strategis provinsi di wilayah Kabupaten Nabire.
1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai Kawasan strategis provinsi di wilayah Kabupaten terdiri atas:
strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten; a. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yaitu wilayah pantai Utara dan kepulauan
2. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam yang merupakan wilayah rawan multi bencana, mencakup Kabupaten Nabire, Dogiyai, Waropen, Biak
wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten Numfor, Kepulauan Yapen, Supiori, Sarmi, Jayapura, Memberamo Raya, dan Kota Jayapura;
bersangkutan; b. Kawasan strategis pengelolaan kawasan ekonomi rendah karbon yaitu wilayah bagian utara yang
3. Mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana merupakan wilayah bergambut, hutan mangrove, hutan rawa, dan hutan dataran rendah, meliputi
pola ruang; Kabupaten Nabire, Waropen, Memberamo Raya, Sarmi, dan Jayapura.
4. Pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten; 3. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
5. Dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. Kawasan strategis di Kabupaten Nabire, berdasarkan kriteria kawasan strategis dan kajian yang telah dilakukan,
diklasifikasikan menjadi:
Penentuan kawasan strategis kabupaten ditetapkan kriteria sebagai berikut: a. Kawasan yang memiliki nilai strategis strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
1. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki kekhususan; b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya;
2. Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis wilayah provinsi yang ada di wilayah c. Kawasan yang memiliki nilai strategis strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
kabupaten; hidup.
3. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan/atau provinsi, namun harus memiliki
kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, 2.27.4.2.1 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang jelas;
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire, meliputi:
4. Mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana
1. Kawasan Perkotaan Nabire di Distrik Nabire;
pola ruang;
2. Kawasan Perkotaan Unipo di Distrik Siriwo;
5. Untuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:
3. Kawasan Perkotaan Topo di Distrik Uwapa;
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
4. Kawasan Agropolitan Wanggar di Distrik Wanggar;
b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional;
5. Kawasan Agropolitan Legari di Distrik Makimi;
c. Memiliki potensi ekspor;
6. Kawasan Wisata Bahari di Distrik Moora;
d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
7. Kawasan Pusat Pemerintahan di Distrik Wanggar.
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan
2.27.4.2.2 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya
pangan nasional;
g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya terdapat di Distrik Teluk Umar, Distrik
energi nasional; Yaur, Distrik Teluk Kimi, Distrik Kepulauan Moora, Distrik Siriwo, dan Distrik Uwapa.
h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
6. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan 2.27.4.2.3 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
dengan kriteria:
a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati; Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kabupaten Nabire adalah
b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Distrik Yaur dan Distrik Teluk Umar.
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau
dilestarikan;
c. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan
kerugian negara;
d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
f. Rawan bencana alam nasional;
g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan
kehidupan.
7. Merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yang perkembangannya
didorong untuk memenuhi kriteria sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Penetapan kawasan strategis harus didukung oleh tujuan tertentu daerah sesuai pertimbangan aspek strategis
masing-masing kabupaten. Kawasan strategis yang ada di kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan strategis
18
Ringkasan E kse ku tif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire P rovinsi Papua
Pelabuhan Nabire saat ini melayani beberapa kegiatan rutin antara lain adalah:
1. Bongkar dan muat barang dari kapal-kapal sebagai berikut:
III. Kondisi Eksisting Pelabuhan Nabire
a. Kargo umum yang diangkut oleh kapal barang kargo umum ukuran 3.300 DWT (3.000 GT) yang berasal
3.1 Gambaran Umum Pelabuhan Nabire dari Surabaya dan Makassar;
b. Kapal Tol Laut, yakni T-9, kapal kargo umum ukuran 3.650 DWT (3.256 GT) dengan pangkalan Tanjung
Hierarki Pelabuhan Nabire menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana
Perak, Surabaya dengan rute Tanjung Perak - Nabire - Serui - Wasior - Tanjung Perak;
Induk Pelabuhan Nasional adalah Pelabuhan Pengumpul dengan peran sebagai lokasi pelabuhan laut yang
c. Kapal Perintis dengan rute:
dipergunakan untuk angkutan laut dengan 4 lokasi sebagai rencana pelabuhan, yakni Kuatisora, Napan, P. Mambor,
1) J-72, KM Sabuk Nusantara 44 ukuran 1.500 DWT (2.000 GT) dengan rincian sebagai berikut:
dan P. Moor. Letak Pelabuhan Nabire serta wilayah kerjanya diberikan dalam Gambar 29.
a) Kapasitas 400 penumpang;
b) Jarak total sejauh 1.314 nautical mil (nm);
c) Lama pelayaran total adalah 14 hari;
IPAPUA BARAT «rmutM d) Trayek, yakni Jayapura - Sarmi - Teba - Kaipuri - Serui - Waren - Napan Wainami - Nabire -
H PelabuhanNobtre Wasior - Manokwari - Wasior Nabire - Napan Wainami - Waren - Serui - Kaipuri - Teba - Sarmi
- Jayapura.
2) J-74, KM Papua Empat ukuran 200 DWT (270 GT) dengan rincian sebagai berikut:
a) Kapasitas 200 penumpang;
b) Jarak total sejauh 928 nautical mil (nm);
c) Lama pelayaran total adalah 14 hari;
d) Trayek, yakni Jayapura - Sarmi - Teba - Puiway - Koweda - Waren - Serui - Wapoga - P. Moor
- Napan Wainami - P. Mambor - Nabire - P. Mambor - Napan Wainami - P. Moor - Wapoga -
WAROPEN
Serui - Waren - Koweda - Puiway - Teba - Sarmi - Jayapura.
3) J-76, KM Sabuk Nusantara 29 ukuran 500 DWT (680 GT) dengan rincian sebagai berikut:
a) Kapasitas 200 penumpang;
b) Jarak total sejauh 968 nautical mil (nm);
c) Lama pelayaran total adalah 14 hari;
d) Trayek, yakni Jayapura - Teba - Puiway - Koweda - Waren - Serui - Wapoga - P. Moor - Napan
Wainami - P. Mambor - Nabire - P. Mambor - Napan Wainami - P. Moor - Wapoga - Serui - W
aren - Koweda - Puiway - Teba - Jayapura.
O'j.t- fvvi.' 4) J-78, KM Papua Satu ukuran 350 DWT (470 GT) dengan rincian sebagai berikut:
a) Kapasitas 200 penumpang;
b) Jarak total sejauh 774 nautical mil (nm);
M IC «W H M M U IV IW I
c) Lama pelayaran total adalah 14 hari;
p U 3 . D JIY a Tj ptukaJSSeAMif
u » u w n » lUMts d) Trayek, yakni Biak - P. Mbromsi - Biak - Korido - Saribi - Manokwari - Windesi - Wasior - P.
raovMiMkMjA
TIMI KA Roon - Nabire - Wapoga - Waren - Koweda - Kaipuri - Dawai - Serui - Ansus - Poom - Biak.
Pelabuhan Nabire, menurut KP 432 Tahun 2017
tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
5) J-79, Coaster ukuran 500 DWT (680 GT) dengan rincian sebagai berikut:
adalah Pelabuhan Pengumpul dengan peran sebagai a) Kapasitas 200 penumpang;
lokasi pelabuhan laut yang dipergunakan untuk angkutan
UTTAK PtLABUKAN «ABlAt
b) Jarak total sejauh 1.210 nautical mil (nm);
laut dengan 4 rencana pelabuhan, yakni Kuatisora, •SK!A RfeNCANA LOKASI PtLABUKAN
KABUPA1IM NABiRE c) Lama pelayaran total adalah 16 hari;
Napan, P. Mambor dan P. Moor
d) Trayek, yakni Biak - Korido - Miosbipondi - P. Mapia - Miosbipondi - Korido - Biak - Saribi -
Manokwari - Saribi - Biak - Poom Wooi - Ansus - Serui - Waren - P. Moor - Napan Wainami -
P. Mambor - Nabire - Wasior - Manokwari - Saribi - Biak.
Gambar 29 Letak Pelabuhan Nabire serta Wilayah Kerjanya d. Kapal PELNI terdiri dari:
1) KM. Tidar ukuran 11.000 DWT (14.500 GT) dengan trayek M a k a s s a r-B a u B a u -N a m le a -A m b o n -
Fak Fak - Sorong - Manokwari - Wasior - Nabire - Serui - Jayapura - Biak - Serui - Nabire - Wasior
Lokasi Pelabuhan Nabire terletak di sisi jalan nasional, yang menghubungkan Kabupaten Nabire dan Kabupaten
- Manokwari - Sorong - Fak Fak - Ambon - Namlea - Bau Bau - Makassar;
Waropen ke arah Timur, serta Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana ke arah Barat di Provinsi Papua
2) KM Labobar ukuran 11.200 DWT (15.000 GT) dengan trayek Surabaya - Balikpapan - Pantoloan -
Barat, serta di Desa Samabusa, Distrik Teluk Kimi, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, dengan letak astronomis
Bitung - Ternate - Sorong - Manokwari - Nabire - Serui - Jayapura - Serui - Nabire - Manokwari -
03° 13’ 50,8" LS dan 135° 34' 59,1" BT.
Sorong - Ternate - Bitung - Pantoloan - Balikpapan - Surabaya;
3) KM Dobonsolo ukuran 11.000 DWT (14.500 GT) dengan trayek Surabaya - Makassar - Bau Bau -
Lahan yang dipergunakan oleh KUPP Nabire, informasi dari pihak KUPP Nabire, adalah lahan yang dipergunakan
Ambon - Sorong - Wasior - Nabire - Jayapura - Nabire - Wasior - Sorong - Ambon - Bau Bau -
untuk dermaga dan trestle ditambah lahan daratan sesuai sertipikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang terdiri dari
Makassar - Surabaya - Tanjung Priok;
3 blok lahan dengan status dengan total luas 143.110 m*1
23
, yakni:
4) KM Ciremai ukuran 11.000 DWT (14.500 GT) dengan trayek Surabaya - Makassar - Bau Bau - Sorong
1. Lahan yang dipergunakan untuk kegiatan Pelabuhan Nabire seluas 95.444 m2 dengan nomor sertipikat
- Manokwari - Wasior - Nabire - Serui - Jayapura - Serui - Nabire - Wasior t- Manokwari - Sorong -
26.02.01.10.4.0005 tanggal 19 Mei 2003;
Bau Bau - Makassar - Surabaya - Tanjung Priok;
2. Lahan di sebelah Timur Laut lahan operasional pelabuhan seluas 31.066 m2 dengan nomor sertipikat
2. Peti Kemas dengan rata-rata kapal ukuran 115 TeUS 3.300 DWT (3.000 GT) dari Surabaya;
26.13.01.10.2.00010 tanggal 19 Juni 2008;
3. Penumpang menggunakan kapal yang sama dengan kapal perintis dan PELNI.
3. Lahan sebelah Selatan lahan operasional pelabuhan yang dipergunakan untuk rumah dinas Kepala KUPP dan
staff UPP seluas 16.600 m2 dengan nomor sertipikat 26.13.01.10.4.00007 tanggal 10 Mei 2005.
3.1.1 Pelabuhan Sekitar
Pelabuhan Nabire berjarak sekitar 20 km berada di pusat kegiatan Distrik Teluk Kimi, yakni ke arah Timur dari pusat Pelabuhan yang ada di sekitar Pelabuhan Nabire Provinsi Papua dalam radius 200 km diberikan dalam Gambar
kegiatan Distrik Nabire yang merupakan ibukota Kabupaten Nabire, serta ditempuh oleh mobil kurang lebih 20 - 30 30, terdiri dari:
menit. Situasi dan kondisi di sekitar pelabuhan terdiri dari permukiman, pertokoan, serta penginapan, namun kondisi
lalu lintas cukup ramai pada saat ada turun naik penumpang dari kapal yang bersandar.
19
Ringkasan Ekses1
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi P%>
Kabupaten Kaimanadi 'ProvtnsTpapua B M ^ a t a h ? X! i a e ? Telul< Wond3ma S6r1a Pelabuhan Kaimana di
np . 1a^ab hinterland Pelabuhan Nabire diprediksi tidak akan bertambah besar cakupannya, namun volirs
2 Pelabuha^Pengumpan1 M iS S a ?'^ Kabupalen^®Pu^ u a n 1 berpotensi untuk meningkat sampai optimal, disebabkan beberapa hal, yab:
p p n n R , a ra n 9 d a n o ra n 9 m a s 'b
s e b e lu m n y a ^ Pe,abuban"Pe^abuban e*<sisting dalam radius 200 km seperti telah disebutkan dalam subtab
^ rad^us^ocfkm Ua^ aS ^ 3n a^ses d' w'*ayab hinterland menuju dan dari jaringan transportasi laut lainnya d a '^
bl H A H U A r a r a t
_ I V
H lnlerland Pelabuhan Nabire'
’
1. Kabupaten Nabire
2. Kabupaten Intan Jaya
3. Kabupaten Panlal
4. Kabupaten Doglyai
__ 5 Kabupaten Delyal
6. Kabupaten Puncak Jaya y
7. Kabupaten Puncak
WAROPEN
WAROPEN
KAB DO YA)
ILmU
KAB DOYAI
p e la b u h a n sekitar
RADIUS 200 KM
►fLAKJUA» * * * * *
r* cv*s » »**-•*
l^ h ^ m u d a h ^ ^ T 1 khusus'nya' d f bagfarf S e la ta n ^ T * ' " ' PU° beberapa kabuPata" yang 3.1.3 Jalan Akses Pelabuhan
leb h mudah dan fasilitas lebih lengkap di Pelabuhan Nahi?l h h ? ■d n Tlmur' dikaranakan aksesibilitas vana
hmterland eksisting Pelabuhan Nabire ini diberikan lai". d^ a n a wilayah terletak di sisi i a,an nasional yang menghubungkan Kabupaten Nabire dan K a b u D a t^
Tabel 13 Wilayah Hinterland Pelabuhan Nabire R a ra t knnK d h ' 1™ serta KabuPaten Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana ke arah Barat di Provinsi p a e r >
;
Nabire ' ' akS6S ia an ke Pe,abuhan Nabire sangatlah bagus dengan jarak 20 km dari pusat kegiatan O is tV ik
No. Kabupaten
1 Nabire 3.1.4 Kondisi Topografi
Dogiyai
F3 — Panial
Tahan^MDiT^ Pel^ bu ba.n Nabire serta statusnya diberikan pada suatu layout peta dan rencana Hak Penge | Q.
Lahan (HPL) yang diberikan dalam Gambar 32 serta uraian di bawah ini: ° 'aan
4 Intan Jaya auef F 8 3r Pa<?? ke{in99ian 0,5 - 6,5 mdpl dengan bentang 200 m ke arah Selatan terpisah dan se ja jar j a i
akses dari pusat kegiatan Distrik Nabire; Ja|an
5 Puncak Jaya
^ang d|Per9unakan oleb KUPP Nabire, informasi dari pihak KUPP Nabire dan Pemerintah D a « r .
6 Puncak
o h i„iP f ?n Nabire’ c cl' Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), adalah lahan yang te rd iri
7 | Deiyai b!ok lahan dengan status Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan total luas 143.110 m2, yakni: dari
Sumber: Olahan Konsultan, 2018 or ,dl£ f l 9unakan untuk kegiatan Pelabuhan Nabire seluas 95.444 m2 dengan nomor sertiruL.
26.02.01.10.4.0005 tanggal 19 Mei 2003; n ,P 'kat
b Timur Laut lahan operasional pelabuhan seluas 31.066 m2 dengan nomor sertir>u
26.13.01.10.2.00010 tanggal 19 Juni 2008; e rtlPikat
Kuatisora. p J l S a n N a p T r P e l S a ^ p M S r d l n ' p S ' h ^ ' T f i Pelabuhan Nabire, yakni Pelabuhan
P .e b u n a n ^ a ^ p .p .a b u h .t c. baha® a®b®*ah Selatan lahan operasional pelabuhan yang dipergunakan untuk rumah dinas Kepaig u, |B
aan statf U P P seluas 16.600 m2 dengan nomor sertipikat 26.13.01.10.4.00007 tanggal 10 Mei 2005. Pp
20
n
K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
D IR E K T O R A T J E N D E R A L P E R H U B U N G A N L A U T
U N IT P B N Y B L E N O G A R A P E L A B U H A N K E L A S I I I N A B IR E
KETERANGAN:
BANGUNAN
% DERMAGA
JALAN
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
oo t
\ BATHYMETRY
S2
M BENCI (MARK
\
38.000
\A
212.000 \u \ t '1
AW
SN.
\ </)
3° 13’ 48” S
CO
\ V \
CO
r
e
co
\\ • JT'
*\ %
‘ w
n
\ t
■,v
i ! BM01
N 0 76 150
E = 564779.331 1 —1 1 . . . — Mclcm
-S # . = 9642872.687
S A - S IM » f* t K o o r d i n a t O M g r a l k i i W G S 19 G 4
S is te m K o o r d in a t P r o y c h e l t U T M , VYGS84 Z o n o 5 3 S
v
V
* Z = + 4.056 URAIAN
DIOAMRAR
KAMA TANDA TANDAN
01 RENCANA
PEILSCHALL
E = 564685.000
R E N C A N A IN D U K PELA B U H A N N A B IR E
S = 9642838.000
BM02 S IT U A S I TOPOGRAFI
PELABUHAN NABIRE
E = 564788.529
S = 9642827.214
Z = + 4.553
3.1.5 Kondisi Hidrooseanografi 14 | 22 - 09 - 2015 2,990 j 2,900 2,770 2,510 2,270 2,120 1,980 1,960 2,030
3.1.5.1 Kondisi Bathimetri 15 j 23 - 09 - 2015 2,970 ( 2,930 2,880 2,600 2,490 2,230 2,100 1,910 1,900
Perairan Pelabuhan Nabire adalah perairan di Teluk Cendrawasih yang merupakan perairan dalam dan cukup leluasa tanpa
banyak halangan untuk pergerakan kapal. Hasil survei bathimetri (diberikan pada peta bathimetri di Gambar 33) menunjukan: 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00
1. Perairan memiliki interval kedalaman yang renggang 50 -1 0 0 m per kedalaman 5 m; 1 0 9 -0 9 -2 0 1 5 1,950 1,840 1,850 1,980 2,190 2,550 2,870 3,090 3,100
2. Kedalaman perairan depan dermaga pelabuhan (faceline) adalah -10 m; 1,890 2,200 2,500 2,930 3,190
2 1 0 -0 9 -2 0 1 5 2,130 1,870 1,750 1,730
3. Alur pelayaran bebas tanpa halangan ke arah Utara dengan kedalaman 10 -1 0 0 m;
3 1 1 -0 9 -2 0 1 5 2,420 2,050 1,830 1,700 1,800 2,000 2,450 2,830 3,190
4. Penempatan zonasi perairan yang lebih leluasa dikarenakan ketersediaan perairan yang dalam dan bebas dari halangan.
4 12 - 09 - 2015 2,500 2,250 1,800 1,650 1,800 1,950 2,210 2,720 3,010
3.1.5.2 Kondisi Pasang Surut 5 13 - 09 - 2015 2,930 2,530 2,050 1,830 1,720 1,800 2,110 2,450 2,850
Hasil pengamatan pasang surut Pelabuhan Nabire kemudian dihitung dengan persamaan Formzahl dan metode Admiralty, 6 14 - 09 - 2015 3,050 2,790 2,220 1,950 1,730 1,800 2,130 2,410 2,820
dimana hasilnya sebagai berikut (diberikan pada Tabel 14 dan Tabel 15 serta Gambar 34): 7 1 5 -0 9 -2 0 1 5 3,240 3,190 2,800 2,430 2,180 1,900 1,830 2,010 2,520
1. Nilai Formazhl 0,61, yang artinya tipe pasang surut Pelabuhan Nabire ini merupakan tipe campuran condong ke harian
8 16 - 09 - 2015 3,350 3,210 3,100 3,020 2,140 1,860 1,930 2,180 2,490
ganda (m ixed tide prevailing sem i dium al) yang artinya pada umumnya dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2
kali air surut dengan ketinggian dan periode yang berbeda; 9 1 7 -0 9 -2 0 1 5 3,320 3,280 3,070 2,760 2,430 2,140 1,930 2,150 2,410
2. Metode Admiralty, tunggang pasang pasang surut Pelabuhan Nabire adalah 2,31 m. 10 18 - 09 - 2015 3,100 3,140 2,900 2,750 2,470 2,220 2,090 2,150 2,270
Tabel 14 Nilai-nilai Elevasi Penting Pasang Surut Pelabuhan Nabire 11 1 9 -0 9 -2 0 1 5 2,970 3,060 3,080 2,900 2,690 2,410 2,200 2,180 2,230
3 M e a n H igh W a te r L e ve l ( MHWL) 321,44 3,2144 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00
4 M e a n S ea L e ve l { M SL) 258,76 2,5876 1 09 - 09 - 2015 3,100 2,930 2,690 2,450 2,250 2,230
5 M e a n L o w W a te r L e v e l (MLWL) 194,35 1.9435 2 10 - 09 - 2015 3,230 3,130 3,050 2,500 2,300 2,100
6 M e a n L o w W a te r S p rin g (MLWS) 160,6 1,606 3 11 - 0 9 - 2 0 1 5 3,330 3,200 3,150 2,890 2,460 2,230
7 Lowesf W a te r S pring (LWS ) 141,25 1,4125 4 12 - 09 - 2015 3,390 3,390 3,210 2,910 2,530 2,240
Tunggang Pasang 231,2 2,312 5 13 - 09 - 2015 3,200 3,310 3,300 3,130 2,830 2,150
Sumber: Olahan Konsultan, 2015 6 14 - 09 - 2015 3,050 3,310 3,360 3,210 2,490 2,110
Keterangan: 7 1 5 -0 9 -2 0 1 5 2,910 3,220 3,350 3,330 3,050 2,730
HHWL : Tinggi pasang surut maksimum dalam rentang waktu yang ditinjau; 3,370 3,270 2,920
8 1 6 -0 9 -2 0 1 5 2,800 3,130 3,490
MHWS : Rata-rata dari tinggi pasang surut maksimum tiap spring dalam rentang waktu yang ditinjau;
9 1 7 -0 9 -2 0 1 5 2,730 3,030 3,230 3,300 3,220 3,000
MHWL : Rata-rata dari tinggi pasang surut maksimum tiap kali pasang dalam rentang waktu yang ditinjau;
MSL : Rata-rata pasang surut dalam rentang pasang surut yang ditinjau; 10 1 8 -0 9 -2 0 1 5 2,610 2,800 3,140 3,260 3,210 3,070
MLWL : Rata-rata dari tinggi pasang surut minimum tiap kali surut dalam rentang waktu yang ditinjau; 2,450 2,720 2,940 3,160 3,200 2,910
11 19 - 09 - 2015
M LWS : Rata-rata dari tinggi pasang surut minimum pada saat spring dalam rentang waktu yang ditinjau;
12 2 0 -0 9 -2 0 1 5 2,400 2,590 2,840 3,000 3,080 3,120
• LLWL : Tinggi pasang surut terendah dalam rentang waktu yang ditinjau.
13 21 - 0 9 - 2 0 1 5 2.410 2,500 2,630 2,790 2,850 3,020
14 22 - 09 - 2015 2,470 2,430 2,460 2,570 2,680 2,890
Tabel 15 Data Pengamatan Pasang Surut Pelabuhan Nabire
15 23 - 09 - 2015 2,980 2,900 2,750 2,530 2,430 2,350
6 14 - 09 - 2015 1,960 2,110 2,470 2,800 3,020 3,100 3,200 3,330 3,300
8 16 - 09 - 2015 2,300 1,940 1,800 1,840 2,120 2,430 2,800 3,100 3,410
11 19 - 09 - 2015 2,800 2,340 1,960 1,820 1,890 1,980 2,100 2,430 2,710
12 20 - 09 - 2015 2,720 2,590 2,250 1,970 1,860 1,930 2,120 2,240 2,430
22
135° 34' 48" E 135° 35’ 6” E
$
K E M E N T E R IA H P E R H U 8 U N O A N
D IR E K T O R A T J E N D E R A L P E R H U B U N G A N L A U T
U N IT P E N Y E L E N G G A R A P E L A B U H A N K E L A B I I I N A B IR E
KETERANGAN i
BANGUNAN
DERMAGA
%
JALAN
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
BATUYMETRY
\ ►4 BENCI IMARK
OO
STA ARUS2
E = 564438.000
S =9643212.000 \\\\ 'A
‘\\\
\
w
3“ 13' 48" S
CO
-STA ARUS 1 M’
CO
E = 564290.000 o
CO
S = 9642853.000
OO
BM01
E = 564779.331
S = 9642872.687
Z = + 4.056 N 0 /k tM
I---f=l---— 1 = ------ 1,.
PEILSCHALL S i» tc m K o o r d in a t O t o g r a l l i : W O S 1 9 8 4
E i U m K o o r d in a t P r o y a h t l i U T M , W G 8 8 4 Z o n a B 3 8
S = 9642838.000
DMICNCAMA
BM02 OtPOUMtA
= 564788.529
R E N C A N A IN D U K P E LA B U H A N N A B IR E
= 9642827.214
= + 4.553
SITUA SI B ATHYM ETRI
PELABUHAN NABIRE
</)
14' 6" S
K
CD
V
co
Lokasi: Desa Samabusa, D istrik Teluk Kimi, Kab. Nabire, Prov. Papua
G ra fik P e n g a m a ta n P a s a n g S u ru t
P e la b u h a n N a b ire Hari/Tgl.: Jumat - Sabtu, 1 1 - 1 2 September 2015
Koordinat 03° 13' 50,8" LS dan 135° 34' 59,1" BT
No.
Kedalaman (D): 10 m
G ra fik P e n g a m a ta n A r u s
3.1.5.3 Kondisi Arus P e la b u h a n N a b ire S ta . 1
Hasil pengamatan arus di lokasi Pelabuhan Nabire didapatkan bahwa (diberikan pada Tabel 16 - Tabel 17 serta
Gambar 35 - Gambar 36):
1. Kecepatan arus secara keseluruhan sangatlah kecil, rata-rata di bawah 0,1 m/det;
2. Kecepatan maksimal 0,18 m/det, dimana terjadi dengan frekuensi sangat kecil;
3. Arah arus didominasi menuju ke arah dermaga pada saat bulan mati (neap tide)\
4. Arah arus sama banyak frekuensinya, baik menuju arah dermaga dan menuju arah menjauh dermaga pada
saat bulan hidup (spring tide)\
5. Perairan Pelabuhan Nabire aman untuk disandari kapal. — * — 02D
— w— 08D
Lokasi: Desa Samabusa, Distrik Teluk K im i, Kab. Nabire, Prov. Papua
PASUT
Hari/Tgl.: Jumat - Sabtu, 1 1 - 1 2 September 2015
Koordinat 03° 13' 50,8" LS dan 135° 34' 59,1" BT
No.
Kedalaman (D): 10 m
4 16:00:00 170 0,050 0,050 0,036 0,045 Gambar 35 Pengamatan Arus Pelabuhan Nabire Titik Sta. 1
5 17:00:00 110 0,100 0,032 0,018 0,050
24
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
12 00:00:00 310 0,068 0,036 0,041 0,048 Gambar 36 Pengamatan Arus Pelabuhan Nabire Titik Sta. 2
13 01:00:00 340 0,045 0,032 0,059 0,045
14 02:00:00 20 0,036 0,045 0,068 0,050
3.2 Fasilitas Eksisting Pelabuhan
15 03:00:00 350 0,036 0,041 0,055 0,044
3.2.1 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan
16 04:00:00 180 0,032 0,045 0,055 0,044
Kondisi fasilitas pokok dan penunjang Pelabuhan Nabire menurut data KUPP Nabire diberikan pada Tabel 18,
17 05:00:00 180 0,023 0,027 0,036 0,029
sedangkan layout eksisting Pelabuhan Nabire diberikan pada Gambar 37.
18 06:0000 260 0,077 0,055 0,045 0,059
Tabel 18 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan Nabire
19 07:00:00 280 0,064 0,041 0,045 0,050
20 08:00:00 310 0,073 0,041 0,041 0,052 No. Uraian Satuan Dimensi Keterangan
21 09:00:00 160 0,200 0,241 0,100 0,180
I Peralatan Pokok
22 10:00:00 150 0,050 0,050 0,045 0,048
1 Dermaga Beton m2 177 x 15 Kondisi Cukup Baik
23 11:00:00 170 0,073 0,050 0,059 0,061
2 a T restle Beton I m2 1 4 8 x8 Kondisi Cukup Baik
24 12:00:00 190 0,064 0,041 0,045 0,050
b T restle Beton II m2 1 4 4 x6 Kondisi Cukup Baik
25 13:00:00 190 0,059 0,045 0,050 0,052 • Kondisi Cukup Baik;
3 a Gudang I m2 50x25
Sumber: Survei Lapangan Konsultan, 2015 • Beton.
• Kondisi Cukup Baik;
b Gudang II m2 30x20
• Beton.
4 Lapangan Penumpukan m2 13.558 Beton
• Kondisi Cukup Baik;
5 Terminal Penumpang m2 30 x 15
• Beton.
• Rambu Suar;
6 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) unit 1
• Kondisi Baik.
II Fasilitas Penunjang
• Bangunan Permanen Beton;
1 a Kantor Pengelola Pelabuhan m2 80
• Kondisi Baik.
• Bangunan Permanen Beton;
b Kantor Pengelola Pelabuhan m2 120
• Kondisi Baik.
2 Jalan dalam Pelabuhan m2 600 x 8
3 Saluran Drainase Lingkungan m 250 Lebar 0,5 m
4 Parkir Perkantoran m2 1.000
5 Rumah Dinas Kepala KUPP m2 300
6 Rumah Dinas Staff m2 400 4 unit @ 100 m2
7 Pos Penjualan Tiket m2 12
8 a Pos KPLP I m2 60
25
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Kedalaman perairan eksisting Pelabuhan Nabire Provinsi Papua hasil survei lapangan konsultan dan Peta Laut
b Pos KPLP II m2 20
Indonesia dari Pusat Hidro Oseanografi TNI AL, Lembar 1 (Teluk Cendrawasih) Nomor 226 yang dengan koreksi
9 Pos KP3 m2 250 terakhir tanggai 08 April 2015, diberikan sebagai berikut:
10 Pagar Pembatas Pelabuhan m 2.500 GRC 1. Depan dermaga adalah -10,0 mLWS;
2. Kolam pelabuhan adalah -1 0 --2 0 mLWS;
11 Talud m 12.224
3. Alur pelayaran 2 jalur dengan kedalaman -10 - -50 mLWS dan lebar alur 200 m lurus menuju laut Teluk
12 Pintu Gerbang unit 2 Cendrawasih sepanjang 1.050 meter.
13 Gapura Pelabuhan unit 1
14 Nama Pelabuhan unit 1 3.2.4 Data Peralatan Pelabuhan
15 Pompa Air unit 1 Pelabuhan Nabire memiliki kendaraan dan peralatan pelabuhan yang diberikan pada Tabel 2 0 -T a b e l 21
16 Penampung Air unit 1 Tabel 20 Kendaraan Milik Pelabuhan Nabire
17 a Telekomunikasi SSB unit 1
No. Fasilitas Satuan Dimensi Keterangan
b Telekomunikasi Telepon unit 2
18 a Listrik PLN unit 1 6.000 KVA 1 O u t B o s it M o t o r unit 1 Rusak Berat
26
I J J U' t -T U l_ I J J UU \J 1—
I I I 1 0
K E M C M T E R IA N P E R H U B U N G A N
D IR E K T O R A T J E N D E R A L P f R H U R U N O A N L A U T
U N IT P E N Y E L E N G G A R A P E L A B U H A N K E L A S I I I N A B I RC
KETERANGAN t
BANGUNAN
% DERMAGA
JALAN
GARIS PANTAI
TEMBOK PASAR
BATHYMETRY
M BENCHMARK
STA ARUS2
E = 564438.000
s = 9643212.000
Vy.*
CO
3° 13'48’ S
CO
---- STAARUS1------------------ ^r
co
*—
E = 564290.000 O
S = 9642853.000
BM01
E = 564779.331
S = 9642872.687
Z = + 4.056 IT
PEILSCHALL + S is te m K o o r d in a t G e o g r a fi* i W G S 19 ® 4
S is te m K o o r d in a t P r o y e k s i i U T M , W O S S 4 Z o n e S I S
S = 9642838.000
BM02
E = 564788.529
R E N C A N A IN D U K P E LA B U H A N NAB IR E
S = 9642827.214 _
Z = ♦ 4.553 -------
3’ 14'6" S
A r u s P e rg e ra k a n B a ra n g
P e la b u h a n N a b ire
28
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
6 2015 177 26 26 26 26 22 2 2 50 5 5 65
7 2016 172 26 26 26 26 22 3 3 55 6 6 -1 0 70
Sumber: Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA Beta Offset, 2009, T ech n ica l S ta n d a rd s fo r P o rt a n d H a rb o u r
F acilitie s in J a pan, 1980
PELNI
No. Tahun Peti Kemas Total
Tidar Labobar Dobonsolo Ciremai
1 2010 26 26 26 26 93 411 Tabel 27 Parameter Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Nabire
2 2011 26 26 26 26 113 437
Kunjungan Kapal N o t O p e r a tin g T im e Waktu Kerja per Tahun Waktu Kerja per Hari
No. Tahun
3 2012 26 26 26 26 141 492 (ca//) (%) (hari) (jam)
Sumber: Kep. DJPL No. AL.108/5/5/DJPL-18 tentang Perubahan Pertama atas Kep. DJPL N. AL108/5/17/DJPL-17 tentang Jaringan Trayek 5 2014 551 20 365 24
Penyelenggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2018, Kep. DJPL No. AL. tentang Perubahan atas Kep. DJPL No. 6 2015 562 20 365 24
AL. 108/5/11/DJPL-17 tentang Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Tahun Anggaran 2018, KUPP Nabire 2018, serta Olahan
7 2016 571 20 365 24
Konsultan 2018
Sumber: KUPP Nabire, 2018
Kunjungan Kapal
Pelabuhan Nabire Tabel 28 Nilai BOR Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
600 Jumlah Tambatan Kebutuhan Panjang Dermaga Panjang Dermaga Eksisting Nilai BOR
■Kargo No. Tahun
(n) (m) (m) (%)
500 •T -9
1 2010 2 275 177 91,05
R-72
2 2011 2 275 177 99,55
400 ■R-74
3 2012 2 275 177 127,39
-R -76
^ 300 4 2013 2 275 177 131,68
u ■ R-78
5 2014 2 275 177 157,33
■ R-79
200
6 2015 2 275 177 178,22
■Tidar
7 2016 2 275 177 176,07
100 •Labobar
Sumber: Kep. DJPL No. AL 108/5/5/DJPL-18 tentang Perubahan Pertama atas Kep. DJPL N. AL. 108/5/17/DJPL-17 tentang Jaringan Trayek
Penyelenggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2018, Kep. DJPL No. AL. tentang Perubahan atas Kep. DJPL No.
AL. 108/5/11/DJPL-17 tentang Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Tahun Anggaran 2018, KUPP Nabire 2018, serta Olahan
Konsultan 2018
29
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
4. Setelah diperoleh jumlah barang dan penumpang, maka langkah selanjutnya adalah mengalokasikan jumlah
barang, orang, dan peti kemas tersebut pada jenis kapal masing-masing yang direncanakan untuk beroperasi
IV. Analisa Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut
di wilayah rencana pengembangan Pelabuhan Nabire;
4.1 Metode Analisa 5. Penentuan jumlah kunjungan kapal yang berdasarkan hasil peramalan jumlah barang, peti kemas, dan
penumpang.
4.1.1 Metode Analisa Kewilayahan
Proyeksi populasi penduduk dan nilai ekonomi wilayah yang dalam hal ini diwakili nilai PDRB dilakukan pada daerah 4.2 Analisa dan Proyeksi
hinterland pelabuhan, dalam hal ini adalah 7 kabupaten yang melingkupi wilayah Kabupaten Nabire, yakni:
4.2.1 Kependudukan Wilayah Hinterland
1. Kabupaten Nabire;
2. Kabupaten Dogiyai; Tingkat pertumbuhan penduduk wilayah hinterland berdasarkan data dalam angka adalah 1,80% selama kurun
3. Kabupaten Paniai; waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2016, sehingga penduduk wilayah hinterland Pelabuhan Nabire pada tahun
4. Kabupaten Intan Jaya; 2037 diprediksi meningkat kurang lebih 40%, yakni 300.000 jiwa. Oleh karena melihat peningkatan angka proyeksi
5. Kabupaten Puncak Jaya; pertumbuhan penduduk wilayah hinterland Pelabuhan Nabire tersebut, maka konsultan memprediksi bahwa
6. Kabupaten Puncak; pergerakan penumpang yang ada di Pelabuhan Nabire akan mengalami perubahan yang signifikan dalam kurun
7. Kabupaten Deiyai. waktu perencanaan, sehingga perlu antisipasi dengan meningkatkan fasilitas dan pelayanan. Populasi eksisting
wilayah hinterland Pelabuhan Nabire dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2016 serta proyeksi populasi
Analisa proyeksi populasi penduduk dan nilai ekonomi wilayah masa yang akan datang didapatkan dari hasil berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada dokumen dalam angka sampai dengan tahun 2036 diberikan
proyeksi menggunakan tingkat pertumbuhan penduduk dan juga nilai PDRB yang telah dicantumkan dalam pada Tabel 30 - Tabel 31 serta Gambar 42 - Gambar 43.
dokumen dalam angka ketujuh kabupaten tersebut untuk kurun waktu 20 tahun perencanaan yang nantinya akan
Tabel 30 Populasi Penduduk Wilayah Hinterland Pelabuhan Nabire
dipergunakan dalam menentukan model proyeksi demand Pelabuhan Nabire berupa barang, penumpang, dan peti
kemas. No. Tahun Total
4.1.2 Metode Analisa Arus Pergerakan Barang dan Penumpang 1 2010 659.202
Pelabuhan Nabire adalah pelabuhan eksisting yang telah melayani pergerakan barang, orang, dan peti kemas maka 2 2011 671.068
metoda yang dipergunakan dalam menganalisa arus barang, orang, dan peti kemas serta metoda analisa 3 2012 683.147
peramalan dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
4 2013 709.791
1. Data yang dipergunakan dalam proses perhitungan ini adalah:
a. Penduduk dan nilai PDRB didapat dari hasil olahan data BPS di wilayah hinterland yang telah diasumsikan 5 2014 718.719
sebelumnya; 6 2015 730.880
b. Arus pergerakan barang, peti kemas, dan penumpang yang didapat dari KUPP Nabire; 7 2016 747.149
c. Rencana pengembangan wilayah dan sektor-sektor unggulan yang yang menjadi program pemerintah
Sumber: Papua dalam Angka 2 0 1 2 -2 0 1 7 dan Olahan Konsultan
daerah, baik Provinsi Papua maupun kabupaten-kabupaten di wilayah hinterland Pelabuhan Nabire,
dimana berpotensi menjadi demand pergerakan arus barang, peti kemas, serta penumpang Pelabuhan
Nabire sampai 20 tahun ke depan, namun potensi eksplorasi tambang emas, tembaga, mineral lainnya,
serta juga komoditi migas di wilayah hinterland Pelabuhan Nabire, tidak dimasukan ke dalam analisa karena
komoditi ini akan dilayani di terminal khusus.
2. Pertumbuhan peti kemas, khususnya di wilayah Indonesia Timur adalah merupakan perpindahan dari kemasan
kargo umum, sehingga proyeksi pertumbuhan peti kemas tidak otomatis merupakan proyeksi dari pergerakan
eksisting peti kemas, namun perpindahan dari kargo umum;
3. Metode peramalan yang dipergunakan adalah permodelan linier dengan menggunakan model linier y = axi +
bx2 + c, dimana variabel nilai xi dan X2 adalah jumlah penduduk dan nilai PDRB eksisting serta proyeksi di
wilayah hinterland. Pendekatan ini meramalkan bangkitan tarikan perjalanan yang akan terjadi di masa depan
) dilakukan dengan menggunakan persamaan bangkitan/tarikan perjalanan yang dibentuk dari korelasi atau
hubungan antara variabel tak bebas (volume bongkar - muat kargo umum, peti kemas, serta penumpang naik
i -tu ru n ) dan variabel bebas yang telah dijelasakan di atas. Metode analisa ini dipergunakan karena merupakan
metode yang memberikan hasil paling mendekati dengan angka pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tercatat
dalam dokumen dalam angka di wilayah hinterland Pelabuhan Nabire. Hasil proses korelasi yang
menghubungkan bangkitan/tarikan dengan variabel sosial ekonomi yang dilakukan dengan pendekatan linier
ini diberikan diberikan pada Tabel 32, dimana korelasi perhitungan variabel proyeksi jumlah penduduk dan nilai
PDRB untuk volume angkutan barang dan penumpang diambil perhitungan moderat dengan alasan bahwa
perhitungan ini lebih mendekati dengan histori data yang ada.
Tabel 29 Korelasi Perhitungan Variabel PDRB dan Proyeksi Jumlah Penduduk Pelabuhan Nabire Gambar 42 Populasi Penduduk Wilayah Hinterland Pelabuhan Nabire
Rata-rata
No. Kemasan a b C r2
Simpangan
1 a Kargo Umum Bongkar 1,253838104 0,003831899 -575992,9001 0,862716142 32.179,34 Tabel 31 Proyeksi Populasi Penduduk Wilayah Hinterland Pelabuhan Nabire
b Kargo Umum Muat 0 0,012182359 82442,03547 1 137.904,90
No. Tahun Penduduk H in te r la n d No. Tahun Penduduk H in te r la n d
2 a Penumpang Turun -0,04163797 0,00476602 53288,31613 0,987078524 15.800,43
Penumpang Naik 0 0,005645143 10469,73272 1 1 2017 760.598 11 2027 909.144
b 22.480,95
2 2018 774 288 12 2028 925.509
Sumber: Olahan Konsultan, 2018
3 2019 788.226 13 2029 942.168
30
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
P r o je k s l P e n d u d u k H ln te rta n d
P e la b u h a n N a b lre
1 . 200.000
31
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
1 .200.000
A r u s P e rg e ra k a n B a ra n g 1.000.000
P e la b u h a n N a b ire c
■bongkar
” 800.000
■ m uat
600.000
•bm
400.000
200 000
0
bongkar
ooooooooooooooooooooooooooo
C 'JC N C N (N C N C N C N C N C N r'JC N C N < N C N C N C N C \(N C \|<N C 'V JC N C N C N C M C N C N
-m uat
ta h u n
total
32
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
A r u s P e rg e ra k a n P e n u m p a n g P ro y eksi A r u s P e rg e ra k a n P e n u m p a n g
P e la b u h a n N a b ire P e la b u h a n N a b ire
600.000
500.000
■turun turun
• naik naik
total total
ta h u n
Sumber: KUPP Nabiredan Survei Lapangan Konsultan, 2018 Sumber: Olahan Konsultan, 2018
Gambar 48 Arus Pergerakan Penumpang Pelabuhan Nabire Gambar 49 Proyeksi Arus Pergerakan Penumpang Pelabuhan Nabire
33
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Tabel 39 Proyeksi Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Nabire Tabel 40 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Nabire
Bongkar Muat Total Tol Laut Perintis
No. Tahun (box/TeUS) No. Tahun Kargo
(box/TeUS) (box/TeUS)
T-9 R-72 R-74 R-76 R-78 R-79
1 2017 11.389 11.713 23.102
1 2010 97 26 26 26 26 22
2 2018 12.060 12.318 24.377
2 2011 131 26 26 26 26 22
3 2019 12.756 12.936 25.692
3 2012 132 26 26 26 26 22
4 2020 13.477 13.570 27.047
4 2013 138 26 26 26 26 22
5 2021 14.226 14.218 28 444
5 2014 218 26 26 26 26 22
6 2022 15.001 14.882 29.883
6 2015 239 26 26 26 26 22
7 2023 15.804 15.562 31.366
7 2016 221 26 26 26 26 22
8 2024 16.635 16.259 32.894
Kunjungan Kapal
P ro y eksi A ru s P e rg e ra k a n P eti K e m a s Pelabuhan Nabire
P e la b u h a n N a b ire
600
60.000 Kargo
50.000 500
R-72
40.000
</) 400
D
t 30.000 R-76
I 20.000 i
u
300
• R-78
R-79
200
10.000 ^ * —Tidar
0 100 • Labobar
» Dobonsolo
0 • Ciremai
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
tahun -Peti Kemas
Gambar 51 Proyeksi Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Nabire Sumber: Kep. DJPLNo. A L 108/5/5/DJPL-18 tentang Perubahan Pertama atas Kep. DJPL N. AL.108/5/17/DJPL-17 tentang Jaringan Trayek
Penyelenggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2018, Kep. DJPL No. AL. tentang Perubahan atas Kep. DJPL No.
AL.108/5/11/DJPL-17 tentang Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Tahun Anggaran 2018, KUPP Nabire 2018, serta Olahan
Konsultan 2018
4.2.6 Analisa Pergerakan Kapal
Gambar 52 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Nabire
Kapal rencana yang akan beroperasi di Pelabuhan Nabire sampai 20 tahun ke depan terbagi menjadi:
1. Kapal barang, dimana ukuran kapal tetap seperti ukuran kapal yang beroperasi saat ini;
2. Kapal penumpang tetap sama dengan kapal yang beroperasi saat ini;
3. Kapal peti kemas, terdiri dari tol laut dan operatos swasta.
Arus pergerakan kapal Pelabuhan Nabire dan proyeksinya disesuaikan dengan spesifikasi kapal rencana yang akan
beroperasi serta proyeksi arus pergerakan barang, penumpang, serta peti kemas yang diberikan pada Tabel 40 -
Tabel 41 dan Gambar 52 - Gambar 53.
n
Ringkasan Eksekutif
n
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
PELNI Peti
No. Tahun Total
Tidar Labobar Dobonsolo Ciremai Kemas
35
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Kebutuhan panjang dermaga Pelabuhan Nabire selama periode perencanaan 20 tahun ke depan adalah 275 m,
dimana kebutuhan ini lebih besar dari panjang dermaga eksisting, yakni 177 m, sehingga kebutuhan panjang
V. Rencana Pengembangan Pelabuhan dermaga ke depan perlu diperpanjang, dimana nilai rekomendasi Berth Occupancy Ratio (BOR) untuk jumlah
5.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan tambatan tertentu serta perhitungan nilai BOR dan panjang dermaga Pelabuhan Nabire diberikan pada Tabel 42 -
Tabel 44.
Rencana kegiatan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Nabire Provinsi Papua berdasarkan hal di atas
ini antara lain adalah: Tabel 42 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) Rekomendasi
1. Rencana penataan fasilitas darat Pelabuhan Nabire meliputi relokasi dan pembangunan sesuai dengan kondisi Nilai BOR Rekomendasi
No. Jum lah Tambatan dalam Grup
teknis dan hierarki pelabuhan dengan tujuan agar dapat melayani pergerakan orang, barang, maupun peti 1%)__________
kemas sesuai jangka waktu perencanaan dengan efektif dan efisien serta memberikan kenyamanan kepada 1 1 40
para pengguna pelabuhan; 2 2 50
2. Penentuan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire;
3 3 55
3. Pembangunan dermaga untuk menunjang pelayanan bagi pergerakan penumpang, barang, serta peti kemas;
4. Pembangunan trestle sebagai penunjang perpanjangan dermaga; 4 4 60
5. Pengadaan dan pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di wilayah perairan Pelabuhan Nabire. 5 5 65
6 6 -1 0 70
Kelancaran dalam pembangunan, pengembangan, serta operasional suatu infrastruktur transportasi, dalam hal ini
adalah Pelabuhan Nabire, merupakan tanggung jawab beberapa pihak, antara lain adalah: Sumber: Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA Beta Offset, 2009, T e c h n ic a l S t a n d a r d s f o r P o r t a n d H a r b o u r
F a c i l i t i e s i n J a p a n , 1980
1. Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, sebagai pihak yang diberi otoritas dalam
membangun dan menentukan penyelenggara pelabuhan;
2. Pemerintah Daerah Provinsi Papua dan Kabupaten Nabire, sebagai pihak yang memiliki wewenang untuk
merencanakan dan membangun seluruh faktor pendukung terselenggaranya Pelabuhan Nabire dengan baik. Tabel 43 Proyeksi Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Nabire
N o t
Kunjungan Waktu Kerja Waktu Kerja
5.1.1 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Darat No. Tahun Kapal
O p e r a tin g
per Tahun per Hari
Jumlah Tambatan BOR
T im e (buah) <%)
(hari) (jam)
Perencanaan pengembangan Pelabuhan Nabire didasarkan pada hal-hal sebagai berikut serta dijabarkan singkat ( c a ll)
(%)
dalam uraian di bawah: 1 2017 698 20 365 24 1 62,05
1. Proyeksi operasional Pelabuhan Nabire 20 tahun ke depan yang dihitung berdasarkan proyeksi peningkatan 20 24 1 64,71
2 2018 699 365
pergerakan orang maupun barang serta penduduk dan PDRB;
3 2019 683 20 365 24 1 63,14
2. Rencana jenis dan ukuran kapal terbesar yang akan datang di Pelabuhan Nabire dalam masa perencanaan 20
tahun ke depan, terdiri dari: 4 2020 708 20 365 24 1 65,74
a. Kapal barang kargo umum, tol laut, serta peti kemas dengan ukuran 3.300 DWT (3.000 GT) dengan ukuran 5 2021 734 20 365 24 1 68,16
terpanjang 113 m, lebar 16,7 m, serta kedalaman air yang dibutuhkan 5 m;
6 2022 759 20 365 24 2 55,05
b. Kapal penumpang PT. PELNI dengan ukuran 11.000 DWT (14.500 GT) dengan ukuran terpanjang 146,5
m, lebar 26,8 m, serta kedalaman air yang dibutuhkan 7 m. 7 2023 786 20 365 24 2 57.16
3. Perhitungan luasan kebutuhan fasilitas daratan pelabuhan yang terdapat dalam Petunjuk Teknis Penyusunan 8 2024 781 20 365 24 2 59,27
Rencana induk Pelabuhan yang merupakan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor 9 2025 808 20 365 24 2 61,11
PP.001/2/19/DJPL-14 tanggal 5 Agustus 2014;
10 2026 835 20 365 24 2 63,38
4. Buku Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang TriatmodjO, DEA, Beta Offset, 2009;
5. Buku Technical Standards for Port and Harbour Facilities in Japan, 1980; 11 2027 863 20 365 24 2 50,84
6. Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan 12 2028 892 20 365 24 2 52,75
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementalan
13 2029 881 20 365 24 2 54,60
Perhubungan, 2016.
14 2030 910 20 365 24 2 56,51
Perhitungan kebutuhan dermaga Pelabuhan Nabire untuk memberikan gambaran kebutuhan panjang dermaga 16 2032 971 20 365 24 2 60,59
sesuai dengan ukuran dan proyeksi kunjungan kapal yang direncanakan. Pelabuhan Nabire merupakan pelabuhan 17 2033 1.002 20 365 24 2 62,64
eksisting yang telah beroperasi dan memiliki dermaga, sehingga apabila kebutuhan panjang dermaga lebih kecil 18 2034 1.035 20 365 24 2 64,68
dibanding eksisting maka kebutuhan dianggap sesuai dengan panjang dermaga yang ada, namun apabila
19 2035 1.069 20 365 24 2 67,05
kebutuhan panjang dermaga lebih besar dari eksisting maka akan dimasukan ke dalam kebutuhan pengembangan.
Perhitungan kebutuhan panjang dermaga Pelabuhan Nabire diberikan dengan formula sebagai berikut: 20 2036 1.104 20 365 24 2 69,42
Rata-rata 60,87
36
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
BOR Jumlah Tambatan Kebutuhan Panjang Dermaga Panjang Dermaga Eksistlng Tabel 45 Asumsi Pergerakan Barang di Pelabuhan Nabire
No. Tahun
(%) (n) (m) (m)
T o ta l T h r o u g h p u t
Angkutan Langsung Gudang
4 2020 65,74 2 275 177 No. Tahun
(ton) % (ton) % (ton)
5 2021 68,16 2 275 177
1 2017 911.757 100% 911.757 0 0
6 2022 55,05 2 275 177
2 2018 939.740 100% 939.740 0 0
7 2023 57,16 2 275 177
3 2019 968.540 80% 774.832 145.281 145.281
8 2024 59,27 2 275 177
4 2020 998.188 80% 798.551 149.728 149.728
9 2025 61,11 2 275 177
5 2021 1.028.715 80% 822.972 154.307 154.307
10 2026 63,38 2 275 177
6 2022 1.060.151 70% 742.106 212.030 212.030
11 2027 50,84 2 275 177
7 2023 1.092.532 70% 764.773 218.506 218.506
12 2028 52,75 2 275 177
8 2024 1.125.892 70% 788.124 225.178 225.178
13 2029 54,60 2 275 177
9 2025 1.160.267 70% 812.187 232.053 232.053
14 2030 56,51 2 275 177
10 2026 1.195.696 70% 836.987 239.139 239.139
15 2031 58,49 2 275 177
11 2027 1.232.218 50% 616.109 369.665 369.665
16 2032 60,59 2 275 177
12 2028 1.269.873 50% 634.937 380.962 380.962
17 2033 62,64 2 275 177
13 2029 1.308.706 50% 654.353 392.612 392.612
18 2034 64,6S 2 275 177
14 2030 1.348.760 50% 674.380 404.628 404.628
19 2035 67,05 2 275 177
15 2031 1.390.082 50% 695.041 417.025 417.025
20 2036 69,42 2 275 177
16 2032 1.432.721 50% 716.360 429.816 429.816
Sumber: Olahan Konsultan, 2018
17 2033 1.476.727 50% 738.363 443.018 443.018
18 2034 1.522.153 50% 761.076 456.646 456.646
Kebutuhan dermaga Pelabuhan Nabire berdasarkan perhitungan nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) di atas adalah
19 2035 1.569.053 50% 784.527 470.716 470.716
98 meter dan dibulatkan menjadi 100 meter untuk dapat melayani jumlah kunjungan kapal sampai periode
perencanaan 20 tahun ke depan, sedangkan perhitungan panjang trestle dan causeway mengikuti posisi dermaga 20 2036 1.617.486 50% 808.743 465.246 485.246
di perairan. Posisi dermaga Pelabuhan Nabire berada pada kedalaman perairan depan dermaga (faceline) -10 m, Sumber: Olahan Konsultan, 2018
sehingga dalam rangka pergerakan peti kemas dan barang kargo umum dibutuhkan trestle dengan ukuran 160 x 8
m, dimana lebar trestle sudah dapat dilalui deh kendaraan truk peti kemas, sedangkan causeway tidak dibutuhkan
di Pelabuhan Nabire. Tabel 46 Perhitungan Luas Gudang Penyimpanan Pelabuhan Nabire
T h ro u g h p u t
5.1.1.2 Gudang No. Tahun G u d a n g
T r a n s it T im e S to w a g e S t a c k in g H e ig h t B ro k e n Sfotvage o fC a rg o Luas Gudang
(hari) fa c to r (m) (% ) (m 2)
Perhitungan kebutuhan luasan gudang bergantung kepada kebijakan volume barang yang akan disimpan di gudang (ton)
pada saat setelah dibongkar ataupun sebelum dimuat, dimana direncanakan kebijakan penyimpanan barang di 1 2017 0 7 0,5 2,0 50% 0
gudang Pelabuhan Nabire dimulai pada pertengahan tahap pengembangan jangka pendek, yakni tahun ketiga 2 2018 0 7 0,5 2,0 50% 0
perencanaan. Perhitungan kebutuhan luasan gudang diberikan dalam formula sebagai berikut serta pada Tabel 45 3 2019 145.281 7 0,5 2,0 50% 1.393
- Tabel 46 yang memberikan hasil bahwa kebutuhan luasan gudang paling besar selama periode perencanaan 20
4 2020 149.728 7 0,5 2,0 50% 1.436
tahun adalah 4.653 m2 dan diambil luasan gudang sebesar 5.000 m2.
5 2021 154.307 7 0,5 2,0 50% 1.480
£ — TxTrTxSf
6 2022 212.030 7 0,5 2,0 50% 2.033
~ 3 6 S x S e ft.< f ( 1 - f l S )
7 2023 218.506 7 0.5 2,0 50% 2.095
Keterangan: 8 2024 225.178 7 0,5 2,0 50% 2.159
A : Luas Gudang (m2) 9 2025 232.053 7 0,5 2,0 50% 2.225
T : Throughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)
10 2026 239.139 7 0,5 2,0 50% 2.293
TrT : Transit TimeIDweiling Time (waktu transit, hari)
Sf : Stowage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi, m3/ton; misalkan 11 2027 369.665 7 0,5 2.0 50% 3.545
setiap 1 m3 muatan mempunyai berat 1,5 ton; berarti Sf = 1/1,5 = 0,6667) 12 2028 380.962 7 0.5 2.0 50% 3.653
Sth : Stacking Height (tinggi tumpukan muatan, m) 392.612
13 2029 7 0,5 2,0 50% 3.765
BS : Broken Stowage ofCargo (volume ruang yang hilang di antara tumpukan muatan dan
ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut seperti fortklift atau peralatan 14 2030 404.628 7 0,5 2,0 50% 3.880
lain untuk menyortir, menumpuk dan memindahkan muatan, %) 15 2031 417.025 7 0,5 2,0 50% 3.999
365: Jumlah hari dalam satu tahun 16 2032 429.816 7 0,5 2,0 50% 4.122
17 2033 443.018 7 0,5 2,0 50% 4.248
18 2034 456.646 7 0,5 2,0 50% 4.379
19 2035 470.716 7 0,5 2,0 50% 4.514
20 2036 485.246 7 0,5 2,0 50% 4.653
37
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
5.1.1.3 Lapangan Penumpukan Tabel 48 Perhitungan Luas Lapangan Penumpukan Kargo Pelabuhan Nabire
Lapangan penumpukan yang ada di Pelabuhan Nabire terdiri dari lapangan penumpukan kargo umum dan lapangan T h ro u g h p u t
T r a n s it T im e S to w a g e S ta c k in g H e ig h t B ro k e n S to w a g e o f C a rg o Luas Gudang
N o. T a h u n L a p a n g a n
penumpukan peti kemas. Perhitungan kebutuhan luasan lapangan penumpukan kargo umum bergantung kepada (ton)
(hari) fa c to r (m) <% ) (m ')
kebijakan volume barang yang akan disimpan di lapangan penumpukan pada saat setelah dibongkar ataupun 0 7 0,5 2,0 50% 0
1 2017
sebelum dimuat, dimana direncanakan kebijakan penyimpanan barang di lapangan penumpukan Pelabuhan Nabire
2 2018 0 7 0,5 2,0 50% 0
dimulai pada pertengahan tahap pengembangan jangka pendek, yakni tahun ketiga perencanaan. Perhitungan
kebutuhan luasan lapangan penumpukan diberikan dalam formula sebagai berikut serta pada Tabel 47 - Tabel 48 3 2019 48.427 7 0,5 2.0 50% 464
yang memberikan hasil bahwa kebutuhan luasan lapangan penumpukan paling besar selama periode perencanaan 4 2020 49.909 7 0,5 2,0 50% 479
20 tahun adalah 3.102 m2 dan diambil luasan lapangan penumpukan sebesar 3.100 m2.
5 2021 51.436 7 0,5 2,0 50% 493
_ T x T r T 2 Sf 6 2022 106.015 7 0,5 2,0 50% 1.017
Angkutan Langsung Lapangan Penumpukan Kargo 19 2035 313.811 7 0,5 2,0 50% 3.009
T o ta l T h ro u g h p u t
No. Tahun
(ton) % (ton) % (ton) 20 2036 323.497 7 0,5 2,0 50% 3.102
3 2019 968.540 80% 774.832 5% 48.427 Perhitungan kebutuhan luasan lapangan penumpukan peti kemas diberikan pada Tabel 49 yang memberikan hasil
49.909
bahwa kebutuhan luasan lapangan penumpukan peti kemas paling besar selama periode perencanaan 20 tahun
4 2020 998.188 80% 798.551 5%
adalah 16.440 m2 dan diambil luasan lapangan penumpukan peti kemas sebesar 16.500 m2.
5 2021 1.028.715 80% 822.972 5% 51.436
38
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
1 90% 0% 10% (hari) (hari) (hari) (hari) 25% 60% 70% (unit) (m’ )
0 2016 21.864 19.678 0 2.186 3 0 7 4 240 300 500 429 5,0 15 1,50
1 2017 23.102 20.792 0 2.310 3 0 7 4 254 318 529 454 5,0 15 1,50
2 2018 24.377 21.940 0 2.438 3 0 7 4 268 335 558 479 5,0 15 1,50
3 2019 25.692 23.123 0 2.569 3 0 7 4 282 353 588 504 5,0 15 1,50
4 2020 27.047 24.342 0 2.705 3 0 7 4 297 371 619 530 5,0 15 1,50
5 2021 28.444 25.599 0 2.844 3 0 7 4 312 390 650 557 5.0 15 1,50
6 2022 29.883 26.894 0 2.988 3 0 7 4 328 410 683 586 50 15 1,50
7 2023 31.366 28.229 0 3.137 3 0 7 4 344 430 717 614 50 15 1,50
8 2024 32.894 29.605 0 3 289 3 0 7 4 361 451 752 645 5,0 15 1,50
9 2025 34.469 31.022 0 3.447 3 0 7 4 378 473 788 675 5,0 15 1,50
10 2026 36 092 32.483 0 3.609 3 0 7 4 396 495 825 707 50 15 1,50
11 2027 37.765 33.988 0 3.776 3 0 7 4 414 518 863 739 5,0 15 1,50
12 2028 39 489 35.540 0 3.949 3 0 7 4 433 541 902 773 50 15 1,50
13 2029 41.265 37.139 0 4.127 3 0 7 4 453 566 944 809 50 15 1,50
14 2030 43.096 38.787 0 4.310 3 0 7 4 473 591 985 845 5,0 15 1,50
15 2031 44.983 40.485 0 4.498 3 0 7 4 493 616 1.027 880 50 15 1,50
16 2032 46.928 42.235 0 4.693 3 0 7 4 515 644 1.073 920 5,0 15 1,50
17 2033 48.933 44.039 0 4.893 3 0 7 4 537 671 1.119 959 50 15 1,50
18 2034 50.999 45.899 0 5.100 3 0 7 4 559 699 1.165 998 5,0 15 1,50
19 2035 53.129 47.816 0 5.313 3 0 7 4 583 729 1.215 1.041 5,0 15 1,50
20 2036 55.325 49.792 0 5.532 3 0 7 4 607 759 1.265 1.084 5,0 15 1,50
Kap. Min. Kap. Min. Kap. Maks. Kap. Maks. Luas Lapangan
S ta c k in g A r e a N o n S ta c k in g A re a S ta c k in g A r e a N o n S ta c k in g A r e a Min. Maks.
(TGSs) (TGSs) (TGSs) (TGSs) (m’ ) (m ’ )
86 57 100 333 2.143 6.500
91 60 106 353 2.268 6.879
96 64 112 372 2.393 7.258
101 67 118 392 2.518 7.638
106 71 124 413 2.652 8.044
111 74 130 433 2.786 8.450
117 78 137 456 2.929 8.883
123 82 143 478 3.071 9.317
129 86 150 501 3.223 9.777
135 90 158 525 3.375 10.238
141 94 165 550 3.536 10.725
148 99 173 575 3.696 11.213
155 103 180 601 3.866 11.727
162 108 189 629 4.045 12.269
169 113 197 657 4.223 12.810
176 117 205 685 4.402 13.352
184 123 215 715 4.598 13.948
192 128 224 746 4.795 14.544
200 133 233 776 4.991 15140
208 139 243 810 5.205 15790
217 145 253 843 5.420 16.440
39
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
40
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
5.1.1.10 Fasilitas Tempat Sampah Tabel 55 Perhitungan Kebutuhan Luasan Kantin Penumpang Pelabuhan Nabire
Perhitungan kebutuhan luasan tempat pembuangan sampah sementara ini disesuaikan dengan luasan Pelabuhan Jumlah Standar Luas (m2)
Nama Pengguna
No. Ruangan
Nabire. Ruangan
(unit)
(orang) (m 2) Ruang Sirkulasi (30%) Total
Waktu Kerja Kebutuhan Luas 2 Tempat Wudhu Wanita 1 8 1,0 8 2,4 10,4
Angkutan Barang Langsung Jumlah Truk Luas Parkir
No. Tahun per Tahun per T ruk
(ton) (unit) (m J) 3 Toilet Pria 1 4 4,5 18 5,4 23,4
(hari) (m2/unit)
1 2017 911.757 365 31,85 14 4.459 4 Toilet Wanita 1 4 4,5 18 5.4 23,4
2 2018 939.740 365 31,94 14 4.471 5 Masjid 1 100 1,0 100 30 130
6 2022 1.060.151 365 39,39 14 5.239 1 Urinoir Pria 1 8 1,0 8,0 2,4 10,4
7 2023 1.092 532 365 25,86 14 5.503 2 WC Pria 2 2 4,5 18,0 5,4 23,4
8 2024 1.125.892 365 27,14 14 5.775 3 WC Wanita 2 2 4,5 18,0 5,4 23,4
41
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Tabel 59 Rencana Kebutuhan Fasilitas Penunjang Pelabuhan Nabire 5.1.2 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Perairan
Fasilitas Penunjang Kebutuhan fasilitas perairan merupakan perhitungan luasan zonasi perairan yang dibutuhkan dimana hal ini
No. diperhitungkan berdasarkan pada rencana kapal terbesar yang akan bersandar, yaitu:
Jenis Satuan Dimensi
1. Kapal peti kemas ukuran 3.300 DWT (3.000 GT) dengan dimensi panjang 113 m, lebar 16,7 m, dan kebutuhan
1 Fasilitas Perkantoran kedalaman perairan -5 m;
a Kantor Pengelola Pelabuhan m2 250 2. Kapal penumpang ukuran 11.000 DWT (14.500 GT) dengan dimensi panjang 146,5 m, lebar 26,8 m, dan
b Pos KP3 m2 120 kebutuhan kedalaman perairan -7 m.
C Pos KPLP m2 60
Keduanya dihitung menurut Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (Lampiran SK Dirjen
d Pos Polisi m2 60 Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14 tanggal 5 Agustus 2014), Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir.
e Kantor TKB M m2 120 Bambang Triatmodjo, DEA, Beta Offset, 2009, Technical Standards k ir Port and Harbour Facilities in Japan, 1980,
Area Parkir Perkantoran m2 1000
serta Petunjuk Teknis Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
t
(Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP 001/5/2/DJPL-17 tanggal 10 Mei 2017), dimana perhitungan ini
Rumah Dinas Kepala KUPP m2 400
g dijabarkan singkat dalam uraian di bawah ini.
h Rumah Dinas Staff m2 4x100
42
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
43
R ingkasan E kse ku tif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire P ro vin si Papua
5 1.2.6 Area Kapal Mati Tabel 62 Rencana Pengembangan Fasilitas Darat Pelabuhan Nabire
Perhitungan luasan area kapal mati dihitung berdasarkan peraturan yang telah disebut diatas, dimana kriteria jari- No. Satuan Eksisting
Pendek Menengah Panjang
Keterangan
Uraian 2017 - 2021 2017-2026 2017-2036
jari area kapal mati ini adalah sama dengan kriteria jari-jari area labuh dan luasannya merupakan setengah dari
luas areal labuh sehingga didapatkan luas area kapal mati Pelabuhan Nabire adalah 56.110,4 m2 (5,6 ha). 1 Dermaga Beton m2 177x15 277x15 277x15 277x15
2 a T re stle Beton I m2 148x8 148x8 148x8 148x8 diperbaiki
„ 1 2
A = — x n x n x r* b T re stle Beton II m2 145x6 145x9 145x9 145x9 diperlebar 3 m
M
trestle ke dermaga
C T re stle Beton III m2 - 144x8 144x8 144x8
tambatan penumpang
Keterangan:
3 L Shape Is - 1 1 1
A : Luas Area Kapal Mati (m2)
4 Talud m 12.224 12.224 12.224 12.224 lebar talud 60 cm
n : jumlah kapal yang direncanakan untuk berlabuh (m)
r : jari-jari area kapal mati (m) 5 Gudang m3 1.850 1.850 1.850 1.850
dlrelokasi dan
6 Lapangan Penumpukan m2 13.558 36.335 36.335 36.335 disesuaikan
5.2 Rencana Pengembangan Pelabuhan luasannya
Rencana pengembangan fasilitas darat Pelabuhan Nabire terdiri dari tahap jangka pendek, menengah, dan 7 Terminal Penumpang m2 150 6.120 6.120 6.120
panjang. Uraian rencana pengembangan Pelabuhan Nabire diberikan dalam uraian di bawah ini dan Tabel 62. 8
Markas Pemadam
m3 - 300 300 300
Kebakaran
1. Tahap Jangka Pendek menggunakan lahan seluas 126.408 m2 termasuk ruang terbuka hijau dan ruang sirkulasi
Bengkel Peralatan Bongkar
dari ketersediaan lahan 143.110 m2, sehingga tersisa lahan seluas 16.702 m2, meliputi: 9 m2 - 600 600 600
Muat
1) Pembangunan perpanjangan dermaga beton sepanjang 100 x 15 m; 10 SBNP Rambu Suar unit 1 1 1 1
2) Pelebaran Trest/e Beton II sepanjang 145 x 3 m;
11 SBNP Pelampung Suar unit - 3 3 3
3) Pembangunan Trestle Beton III sepanjang 144 x 8 m;
12 Peralatan Bongkar Muat unit 13 17 17 17
4) Pembangunan L Shapei
5) Pembetonan lapangan penumpukan peti kemas seluas 36.335 m2; 13 Kantor Pengelola Pelabuhan m3 200 330 330 330
6) Pembangunan terminal penumpang seluas 6.120 m2; 14 Rumah Dinas Kepala KUPP m2 300 400 400 400
7) Pembangunan fasilitas markas pemadam kebakaran seluas 300 m2; 15 Rumah Dinas Staff m3 400 400 400 400 luasan @100 m2
8) Pembangunan fasilitas bengkel peralatan bongkar muat seluas 600 m2; sudah dimasukan ke
9) Pengadaan SBNP Pelampung Suar sejumlah 3 unit; 16 Pos Penjualan Tiket m3 12 - - - dalam unsur terminal
penumpang
10) Pengadaan Peralatan Bongkar Muat Truk pengangkut kargo sejumlah 2 unit;
17 Pos Jaga m2 - 60 60 60 luasan @30 m2
11) Pengadaan Peralatan Bongkar Muat Truk pengangkut peti kemas sejumlah 2 unit;
disesuaikan dengan
12) Penyesuaian luasan Kantor Pengelola Pelabuhan menjadi 330 m2; 18 Pos KPLP m3 80 60 60 60
luasan @30 m2
13) Penyesuaian luasan Rumah Dinas Kepala Kantor Pengelola Pelabuhan menjadi 400 m2; disesuaikan dengan
19 Pos KP3 m2 250 60 60 60
14) Peleburan pos tiket menjadi bagian dari termiinal penumpang seluas 12 m2; luasan @30 m2
15) Pembangunan pos jaga sejumlah unit dengan luasan masing-masing 30 m2; 20 Kantor TKBM m2 120 120 120 120 luasan @30 m2
16) Peleburan dan penyesuaian luasan pos KPLP menjadi 60 m2;
21 Masjid m2 - 200 200 200
17) Peleburan dan penyesuaian luasan pos KP3 menjadi 60 m2;
18) Pembangunan masjid seluas 200 m2; 22 Toilet m2 - 100 100 100
19) Pembangunan toilet seluas 100 m2; 23 Foodcourt m2 - 100 100 100
20) Pembangunan foodcourt seluas 100 m2; 24 Jalan Pelabuhan m2 600x8 600 x 10 600 x 10 600 X 10
21) Perbaikan jalan pelabuhan sepanjang 200 x 8 m;
25 Parkir Perkantoran m2 1.000 1.000 1.000 1.000
22) Pelebaran jalan pelabuhan sepanjang 600 x 2 m;
23) Pembangunan parkir truk/angkutan barang seluas 12.000 m2; 26 Parkir Truk/Angkutan Barang m3 - 12.000 12.000 12.000
24) Pembangunan parkir mobil penumpang seluas 1.100 m2; 27 Parkir Terminal Penumpang m2 - 1.100 1.100 1 .1 0 0
44
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Rencana pengembangan fasilitas dan luasan zonasi perairan Pelabuhan Nabire didasarkan pada rencana kapal 1 Area Keperluan Darurat m2/ha 56.110,4 5,6
terbesar yang akan bersandar, yaitu: 2 Kedalaman Area Keperluan Darurat m 25-35
1. Kapal peti kemas ukuran 3.300 DWT (3.000 GT) dengan dimensi panjang 113 m, lebar 16,7 m, dan kebutuhan
VI Keperluan Kapal Mati
kedalaman perairan -5 m;
2. Kapal penumpang ukuran 11.000 DWT (14.500 GT) dengan dimensi panjang 146,5 m, lebar 26,8 m, dan 1 Area Kapal Mati m2/ha 56.110,4 5,6
kebutuhan kedalaman perairan -7 m. 2 Kedalaman Area Kapal Mati m 25-35
Ukuran 3.300 DWT (3.000 GT> Kapal Kebutuhan Untuk menunjang keselamatan pelayaran sehubungan dengan operasional Pelabuhan Nabire, dimana alur
pelayaran dan wilayah kerja operasional yang menjadi tanggung jawab KUPP Nabire, maka dalam rencana
B Lebar Kapal (m) 16,7 17
pengembangan ke depan dialokasikan untuk pengadaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) berupa
D Draft Kapal (m) 3,9 5 pelampung suar di wilayah sekitar dermaga dan di alur sampai muara, dimana rencana pengadaan SBNP di sekitar
LoA Panjang Maks. Kapal (m) 113 113 Pelabuhan Nabire diberikan pada Tabel 64 serta Gambar 70 - Gambar 71
Spesifikasi Kapal Rencana
Ukuran 11.000 DWT (14.500 GT) Kapal Kebutuhan Tabel 64 Rencana Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Nabire
B Lebar Kapal (m) 26,8 27 Jumlah
Koordinat
No. SBNP (unit)
D Draft Kapal (m) 5.8 7
Latitude Longitude
LoA Panjang Maks. Kapal (m) 146,5 147
1 Pelampung Suar Merah 3° 13' 53,61" LS 135° 34' 27,27" BT 1
Luas Area
No. Fasilitas Perairan Satuan Rumus Dimensi 2 Pelampung Suar Alur 1 (Hijau) 3° 13' 23,24" LS 135" 33' 59,23" BT 1
m2 ha
3 Pelampung Suar Alur 2 (Merah) 3” 13' 16,79' LS 135” 34' 04,12" BT 1
\ Alur
Sumber: Olahan Konsultan, 2018
1 Lebar Alur m W = 7B + 30 220
II Area Labuh
1 Area Labuh Kapal Penumpang m2/ha R = LoA + 6D 112.220,8 11.2
45
1
K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
D IR E K T O R A T J E N D E R A L P E R H U B U N G A N L A U T
KETERANOAN t
BANGUNAN
% DERMAGA EKSISTING
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
BENCHMARK
ZONASI PENUMPANG
ZONASI PERKANTORAN
ZONA BARAN
PET! KEMAS
C/)
13' 48 " S
s
CO
CO
T—
o
,e
CO
ZONA '
ENUMPAN
0 ISO .300
1 I \ I--------- 1
--------------- Meter*
KKMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNOAN LAUT
K ETER A NG AN I
BANGUNAN
% DERMAGA EKSISTING
JALAN
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
BENCHMARK
(/)
13’ 48 " S
S
CO
CO
r-
o
00
IN 300
— I Matar*
+ S la to m K o o r d in a t O a o g r a fia i W G 3 1 9 8 4
Slatem Koordinat Proyehal : U TM , W GSS4 Zone 93S
R E N C A NA IN D U K P ELA B U H A N NAB IR E
SIRKULASI PERGERAKAN
PELABUHAN NABIRE
K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
D IR E K T O R A T J E N O E R A L P E R H U B U N G A N L A U T
KETERANGAN !
I Dermaga Seion
2« Trestie Beton i
2b Trettle Beton II
2c Trestie Beton III
3 LSnape
4 Taiud
5 Gudang
6 Lapangan Penempaan
7 Terrrwnai Penumpang
8 Markas Pemadam Kebakaran
0 Bengkel Peralatan Bongkar Muat
10 S8NP Rambu Suar
I I SBNP Petampuig Suar
12 Paratatan Bongkar Muat
13 Kantor Pengelola Pelabuhan
14 Runah Dnss Kepala KUPP
16 Rumah Dnas Start
16 Pos Perjualan Tiket
17 Pos Jaga
16 PosKPLP
19 Pos KP3
20 KartOf TKBM
21 Masjid
22 ToArt
23 Foodcourt
24 Jalan Petatx/ian
26 Parkir Perkantoran
26 Parkir Truk/Angki*an Barang
27 Parkir Terminal Penmpang
28 Salisan Drainase
29 Faskias Pompa dan Penampungan Air
30 Tempat Pembtengan Sampah Semertara
'MASUK DAN KELUAR
31 Pagar Pembatas Pe’ebt/ian
KENDARAAN TRUfFBl 32 Pagar Pembatas Zoneti
33 Salisan Beton
34 Air Mancur
36 Sculptire
36 PMu Gerbang
37 Gapura Polatxron
38 Nama Pelabuhan
39 Lampu Petobtiian
BANGUNAN
3° 13'48" S
V DERMAGA EKSISTING
JALAN
CO
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
M BENCHMARK
0 ISO •O
1 H .y .
M s t e m K o o r d i n a t O e o g r a fls i W G S 1 9 8 4
S is t e m K o o r d i n a t P r o y e k s i i U T M , W O S 8 4 Z o n e 8 3 *
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N N A B IR E
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KETERANGAN I
I Dermaga Beton
2a Trestle Beton I
2b Trestle Beton II
2c Trestle Beton III
3 L Shopo
4 Talud
5 Gudang
0 Lapangan PenmpiAan
7 Tenroal Penumpang
8 Markas Pemadam Kebakaran
9 Bengkel Peralatan Bongkar Muat
10 S8NP Rambu Suar
I I S8NP Pelampuig Suar
12 Peralatan Bongkar Muat
13 Kantor Pengelola Petabihan
14 Rumah Dnas Kepala KUPP
15 Rumah Dnaa Staff
10 Pos Penjualan Tiket
17 Pos Jaga
18 Pos KPLP
19 Pos KP3
20 Kartor TKBM
21 Masjid
22 Toilet
23 Foodcoul
24 Jalan PetatKrtan
25 Parkir Perkantoran
20 Parkir TnA/Angktian Barang
27 Parkir Terminal Penumpang
28 Saksan Drainase
29 Fasilitas Pompa dan Penampungan Ax
30 Tempat Pembiangan Sampah Sementara
31 Pagar Pembatas PetabUian
32 Pagar Pembatas Zortau
33 Saluran Beton
34 Air Mancur
35 Sciiptue
36 P rtu Gerbang
37 Gapura PetstKhan
38 Nama PetabURn
39 Lampu Pelabuhan
LEG EN D A
BANGUNAN
DERMAGA EKSISTING
co
3' 13' 48" S
K
00 JALAN
CO
o GARIS PANTAI
CO
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
H BENCHMARK
0 150 300
S is te m K o o r d i n a t G e o g r a fis i W O 8 1 9 8 4
S is t e m K o o r d i n a t P r o y e k s J : U T M , W G S 8 4 Z o n e 5 3 S
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N N A B IR E
Gambar 57 Layout Pengembangan Jangka Pendek Pelabuhan Nabire 2017 - 2021 pada Peta Google Earth
49
135" 34’ 48" E 135° 35' 6" E
K E M IN T E R IA M P E R H U B U N G A N
D IR E K T O R A T J E N D E R A L P E R H U B U N G A N L A U T
KETERANGAN i
I Dermaga Beton
2a Trestle Beton I
2b Trestle Beton II
2c Trestle Beton III
3 LShepe
4 Talud
5 Gudang
6 LapanganPerunpiAan
7 Terminal Penumpang
8 Markas Pemadam Kebakaran
9 8engkei Peralatan Bongka' Muai
10 SBNP Rambu Suar
I I SBNP Pelampung Suar
12 Peralatan Bongkar Muat
13 Kantor Pengelola Petatn/un
14 Runah D*ws Keoala KUPP
15 Runah Dinas Siaff
16 Pos Penn*ianTiket
17 Pos Jaga
18 Pos KPLP
19 Pos KP3
20 Kantor TKBM
21 Masj.0
22 To4et
23 Foodcoul
24 Jalan Pe'atot/an
25 Parka ParVartcran
26 ParVjr TnJuAngfcutan Barang
27 Parkir Termaial Penunpang
28 Sak/an Drainase
29 FasiMas Pompa dan Penamptrgan Ajt
30 Tempat Pembuangan Sampan Sementara
31 Pagar Pembatas Pelabuhan
32 Pagar Pembatas Zonati
33 Sakran Beton
34 A.r Mancur
35 ScUpture
36 Putu Gerbang
37 Gapura Peiabvfian
38 Nama PeiabUian
39 Lampu Peiabil»n
LE G E N O A
BANGUNAN
DERMAGA EKSISTING
CO
3° 13’ 48" S
00 JALAN
cn
GARIS PANTAI
CO
TEMBOK PAGAR
BATHYM6TRY
►4 BENCHMARK
0 ISO 300
1 I--- 1 I —1u»1*»
Sistem Koordinat G eografi» : W G S 1984
Siatem Koordinat Pro ye k.» t U TM . W G S84 Zone S3S
R E N C A NA IN D U K PELA B U H A N N A B IR E
KETERANOAN l
I Dermaga Beton
2a Trestle Beton I
2b Trestle Beton II
2c Trestle Beton III
3 L Shepe
4 TaKxJ
5 Gudang
8 Lapangan PerimpuAan
7 Termual Penumpang
8 Markas Pemadam Kebakaran
9 Bengkel Peralatan Bongkar Muat
10 SBf-P Rambu Suar
I I SBkP Pelampung Suar
12 Peralatan Bongkar Muat
13 Kantor Pengelola Pelabuhan
14 Rumah Dinas Kepala KUPP
15 Rumah Dinas Staff
16 Pos Pemuaian Tfcet
17 Pos Jaga
18 Poe KPLP
19 Pos KP3
20 Kantor TKBM
21 Masjd
22 Toiet
23 Foodcourl
24 Jalan Pelaburan
25 Parkir Perkartoran
26 Parkir Trui</Angkutan Barang
27 Parkir Termnal Parunpang
28 Saliran Drainase
29 FasiStas Pompa dan Penampungan Air
30 Tempat Pembuangan Sampah Sementara
31 Pagar Pembatas Pelabuhan
32 Pagar Pembatas Zonasi
33 Saluran Beton
34 A r Mancur
35 ScUptire
30 P rtu Gerbang
37 Gapura Pelabuhan
38 Nama Pelabuhan
39 Lampu Pelabuhan
LEG EN D A
< BANGUNAN
% DERMAGA EKSISTING
13'48" S
GARIS PANTAI
3'
9642901 26 96429
■ . , ® !®
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N N A B IR E
564661 46 96
' . , . PENGEMBANGAN JANGKA MENENGAH
(2016-2025)
PELABUHAN NABIRE PADA PETA GOOGLE
Gambar 59 Layout Pengembangan Jangka Menengah Pelabuhan Nabire 2017 - 2026 pada Peta Google Earth
51
135° 34' 48” E 135° 35' 6" E
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KETERANGAN I
I Dermaga Beton
2a Trestle Beton I
2b Trestie Beton II
2c Trestle Beton III
3 IS h e pe
4 Tatud
6 Gudang
6 Lapangan Perunpukan
7 Terminal Penumpang
8 Markas Pemadam Kebakaran
9 Bengkel Peralatan Bongkar Muat
10 S8NP Rambu Suar
I I SBkP Pelampung Suar
12 Peralatan Bongkar Muat
13 Kantor Penflelola Pelabuhan
14 Rumih Dnas Kepala KUPP
15 Rumah Dinas Staff
10 Pos Perjualan Tiket
17 Pos Jaga
18 Pos KPLP
19 Pos KP3
20 Kantor TKBM
21 Masjid
22 Toilet
23 Foodcourl
24 jatan Pelabuhan
25 Parkir Perkantoran
20 Parkir TnA/Angkutan Barang
27 Parkir Termnat Penumpang
28 Saluran Drainase
'M A S U K D A N K E LU A R 29 Fasitas Pompa dan Penampungan Air
30 Tempat Pembuangan Sampah Sementara
K E N D A R A A N TRUJTpJ
31 Pagar Pembatas Pelabuhan
32 Pagar Pembatas Zorasi
33 Saluran Beton
34 Air M a n a /
35 Scutpture
38 Pirtu Gerbang
37 Gapura Pelabuhan
38 Nama Pelabuhan
39 Lampu Pelabuhan
LEG EN D A
BANGUNAN
w
3° 13’ 48" S
JALAN
s
00
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
M ASUK C
KENDARi H BENCHMARK
0 150 300
1 i— i I i
S ls ts m K o o r d i n a t O e o g r a fls : W O S 1 9 8 4
S is t e m K o o r d i n a t P r o y e k s i : U n i , W O S 8 4 Z o n e 5 3 3
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N N A B IR E
KETERANGAN i
I Dermaga Beton
2a TrestJe Beton I
2b Trettie Beton II
2 c Trestle Beton III
3 L Stepa
4 Takjd
5 Gudang
6 Lapangan PeampiAan
7 Teonnei Peampeng
6 Markas Pemadam Kebakaran
9 Bangkai Peralatan Bongkar Muai
10 SBNP Rambu Suar
I I SBNP Petampirg Suar
1? Peralatan Bongkar Muat
13 Kantor Pengelola Pelabuhan
14 Runeh Dinas Kepala KUPP
15 Rima h Dnas Staff
10 Pos Penpuatan Tfcel
17 Pos Jaga
10 PosKPLP
19 Pos KP3
20 Kantor TKBM
21 Masj-d
22 Toilet
23 Foodcoirt
24 Jalan Petabifian
25 Parkir Perkantoran
20 Parkir Tn_k.'Angkutan Barang
2 7 Parkir Terminal Peompang
28 Saliran Dratnate
29 Fasilitas Pompa dan Penampirgan Air
30 Tempat Pembuangan Sampah Sementara
31 Pagar Pembatas PelabUwn
32 Pagar Pembatas Zonasi
33 Sakran Beton
34 Air Manar
35 SaJptire
30 P rtu Gerbang
37 Gapira PelabUan
36 Nama Pelabifan
39 Lampu PelabUan
LEG ENDA
BANGUNAN
DERMAGA EKSISTlNG
JALAN
3° 13' 48" S
cn
00
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
CO
BATHYMETRY
BENCHMARK
0 150 300
1 I— I I I***"«
S is te m K o o r d i n a t O e o g n t f li i W O S 1 9 8 4
S is te m K o o r d i n a t P r o y e k s i t U T M , W O » 8 4 Z o n e 9 3 S
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N N A B IR E
Gambar 61 Layout Pengembangan Jangka Panjang Pelabuhan Nabire 2017 - 2036 pada Peta Google Earth
53
135° 33' 36" E 135° 34’ 12" E 135° 34' 48" E i
i . i i •
AREASAND AR _______ _________ AREAIA
BU HK APALKA RANTIN
A__________ KCMRNTCftlAN PIRMUBUMOAN
NO LATIT
UO E LO NG fT
UDE NO LATfTUDE LON GfTUDE DIREKTORAT JENOERAL PERHUBUNGAN LAUT
asi 3’-13' •49.8S"LS 135*- 34 43.57"B T dkl 3"-13 -49 78rLS 13S*-34' -1.58"BT
KETERANOANt
a$2 3*•13’-47.266"IS 135*- 34 -50925" B
T dk2 3*-14’-091’ L S 135*-34*-15.94“BT
a$3 3*-13* 5$656" LS 135* 34' 53.805"BT dk3 3* 14* 606“L S 135* 34' 1196"B T BANGUNAN
as4 3’ 13' 58014“L S 135* 34’ 47.451"BT dk4 3* 13’ 5493“L S 135*-33'-57.60"BT
AREALABUHK A
PALPE NUMPA NG AREAKAPALM ATI
NO IA
TT T
UO E lONG ITUDC NO LATIT
U OE LONG fTUDE % DERMAGA EKSISTIN3
kkl 3*-13' •40.23"LS 135*- 34 •10.45"BT kml 3*-13 -32.97L S 135’ -34' •059"BT
kk2 3* 13* 5136"L S 135* 34 2484"B T km S 135* 34' 6.17'B
2 3* 13’ -3688' L T
JALAN
kk3 3*-13’-5648"L S 135*-34 -2089’ B T km3 3*-13' -4418“LS 135*-34' -060"BT
kk4 3*-13' -4S 38"15 135*-34 -6 50"B T km4 3*-13'-4021“L S 135*-33' -S545"BT
AREA LABUH KAPAL BARANG____________________ AREA DARURAT GARIS PANTAI
N
O L
ATfT
UDE LO
NGfT
UDE N
O LA
TIT
UOE LO
NGfT
UDE
kbl 3* -1 3 ' 20 6 5" LS 1 35 *- 34 25.51* BT adi 3* 13 -12 28’ LS 1 3 5 *-3 4 ' 17.89 BT
TEMBOK PAGAR
kb2 3 * - 1 3 ' - 27.03" IS l3 S * - 3 4 - 33 71" BT ad? 3*-13* -16 29"LS 135* -3 4 ' - 23.01"BT
kb3 3 * - 1 3 '- 3 2 .1 8 " LS 1 3 5 *-3 4 - 29.76" BT ad3 3 * -1 3 '-2 3 4 9 'LS 1 3 5 *-3 4 ' - 1 7 4 7 -B l
kbl 3 * -1 3 '- 2 5 .8 0 " LS 1 35 *- 34 21.52" BT ad A 3"-13* -19 52"LS 135 *-3 4 - 12.35 BT BATHYMETRY
A
RE/LA
BUHK A
PAL03
NO L
ATfT
UDE LO
NGfT
UDE ^ BENCHMARK
dpi 3 *. 14’ 0 .07" LS 135' - 3 3' • 53.64" BT
dp2 3 * -1 4 - 11 24" LS 13S*. 34 - 8.01“ BT
dp3 1 3 5 * -3 4 4 0 6" BT PENGEMBANGAN JANGKA PENDEK 12016 • 2020
3 * - 1 4 ' -1 6 .3 8 * LS
dp4 3* 14' -5 .25 * LS 1 3 5 *-3 3 49.69 ' BT
P
ELA
MPU
NGSU
ARM
ER
AH1 PENGEMBANGAN JANGKA MENENGAH 2016 • 2025
AlUR PELAYARAN
AREA SANDAR
P
ELA
MPU
NGSU
ARH
IJA
U
AREA LABUH KAPAL DALAM KARANTINA
AREAZONASI DLKP
8 AREAKAPALMATI LUAS 5.6 Ha
9 AREADARURAT____________ LUAS 5.6 Ha
P
ELA
MPU
NGSU
ARM
ERA
H2
j w
Stalem Koordinat Gong rafi» i W G S 19B4
S is te m K o o r d in a t P r o y e k » ! i U T M , W G S B 4 Z o n e 53 S
R E N C A NA IN D U K P E LA B U H A N N AB IR E
ZONASI PERAIRAN
PELABUHAN NABIRE
’B00E 132C
OE
3° 13’ 12” S
a$4 3 * -1 3 -5 8 .0 1 4 '1 5 1 35 ' - 3 4 '- 4 7 .4 5 1 “ BT dk4 3’ -1 3 ' - 54.93" 15 1 3 5 *- 3 3 '- 5 7 .6 0 * Bt |
AREA LABUH KAPAL PENUMPANG AREA KAPAL MATI CM
NO LATTTUDE LONGfTUDE
135“ -3 4 ' 10.45" BT
NO
km l
LATTTUDE
3* 13' 32.97 LS
LONGfTUDE
135* 34' • 0 .9 9 “ BT
CO
T“
% DERMAGA EKSISTING
kkl
kk2
3*
3'
13' 4 0 .2 3 'LS
13 -5 1 36" LS 1 3 5 '- 3 4 '- 2 4 8 4" BT km2 3* 13' -36 8 8"IS 135* -34* - 6.17"BT
■ '* Xr ; s O
kk3 3 * - 1 3 '- 5 6 . 4 8 - LS 135’ -3 4 ' -2 0 .8 9 " BT km3 3 *-1 3 ' -44.18’ LS 135* -3 4 ' - 0.60"BTj ►%►%y 7?m5 CO JALAN
kk4 3‘ -1 3 ' - 45.38 * LS 1 3 5 *- 34 - 6.50“ BT km4 3 *-1 3 '-4 0 .2 1 LS 1 35 **33 ' - 55.45"BT
M k 5>-^ k &i 5
AREA LABUH KAPAL BARANG GARIS PANTAI
NO LATTTUDE LONGfTUDE NO LATTTUDE LONGITUOE
kbl 3* • 13' - 2 0.65“ LS 135* - 3 4 '- 2S.S1* BT adi 3* 13’ -12 28 LS 135* -34' • 17.89"BT j m m M m TEMBOK PAGAR
kb2 3 '- 1 3 '- 2 7 .0 3 '1 5 1 3 5 * -3 4 ' -3 3 .7 1 " BT ad2 3 *-1 3 ' -16.29 *LS 135* -3 4 ' - 23.01"B t |
kb 3 3* - 1 3 ' 32.18" LS 1 35 *- 34' 29.76" BT ad3 3* 13' -2 3 .4 9 "LS 135* 34' - 17.47-BT
kb4 3’ - 1 3 ' - 2S.80-' LS 135“ - 3 4 '- 2 1 52" BT ad4 3’ -13' -19.52"LS 135“ -3 4 ' • 12.35"BT| BATHYMETRY
AREA LABUH KAPAL B3
NO
dpi
LATITUDE
3’ - 14' - 0 .0 7 " LS
LONGfTUDE
1 3 5 * -3 3 ' - 53.64" BT
H BENCHMARK
ALUR PELAYARAN
AREA SANDAR
5A
REALAB
UHKAPA
LPENUMPANG L
UAS 11.2 H a «0 AREA KAPAL MATI
6A
REAIA
BUHKAPA
LB3 L
UAS 11.2 H a 00
7A
REALAB
UHKAPA
LKARA
NT IN
A L
UAS 11.2 H a
'T • 0 RENCANA SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
m
AREA ZONASI DI KP
m
,e
8A
REAK
APA
LMATI LU
AS 5.6 H
a
9A
REAO
ARUR
Af LU
AS 5.6 H al
(N 300
R E N C A N A IN D U K PELA B U H A N N A B IR E
ZONASI PERAIRAN
PELABUHAN NABIRE
PADA PETA GOOGLE EARTH
Gam bar 63 Layout Zonasi Perairan Pelabuhan Nabire pada Peta Google Earth
55
135“ 34'48" E 135° 35’ 6" E
K f M INTKM AM PIUHUBUMOAM
DIRCKTORAT JENDCHAL PERHUBUNGAN LAUT
T W h K m i « u I (M.K r D a r a t a n
wn iuri»
:»r M B»*-1* 1M' IA « r *
H' u V II •• «a«r ii
ti« h «m r
W U. M U
IH m i i y r r
«> u n j r u
m m itoo•
»r u «.'r n r> ir v c o rn
ih-m- li i r r lir m vaj. r
g K.tlfU
ob m m «w r ••• m a w r
ir II LTH <i i r tui'it
lH* W « ’ l » l ' uriA « « r r
II' U lUMl •r u *u» t!
.«• k w v r tir u tiw r
KETENANGAN i
BANGUNAN
% DERMAGA FKS'STING
JALAN
GAHiS PANTAI
£/)
3' 13' 48" S
K Tb MBOK PAGAR
00
C
r-
O BATHYMETOY
CO
H 8ENCHMARK
IN 150 300
l- R T ----- 1= —I M*’nrs
+ t l a t o m K o o r d in a t G o o f r a f U i W G S 1 9 8 4
S l i t o m K o o r d in a t P r o y o k A l i U T M , W G S M / o m 5 3 9
R E N C A NA IN D U K P E LA B U H A N N A B IR E
K E M E N T E R IA N P E R H U D U N G A N
D IR E K T O R A T J E N D E R A L P E R M U B U N O A N L A U T
T i t i k K o o r d in a t D L K r D a r a t a n
, ar u iu r js M U' IHV1)
i» v %€ t » t r i ’ ' i«r iv
or tr w .* r» ^ M ir cawu
i» 1 k w jr i* ir r n »»*••
, w u iu r i* y M' u M A 'o
jiy k s u rr W>« lUTfl
c r j i ttJJM» „ or u iu r n
tn * k - v » r » * ur it noa,» ‘
cr i i w » , m- iv m w u
t»»- w i u r r * tor m %»%ra*
. o r i» «r ir MR'IV
t j v »r u * r i' ur h iu r i’
H«r.JLJLK O cjLJJu.au
U» w » .» r » ' iu r aur r
, a „ iL _ i u r u CJLJJ_jlu: u
!IV *€■ IK K n i i r
, a r .- .ii j u i ' i »
in ‘ k n * r r
l
lir n ob«« •'
KETERANGAN «
BANGUNAN
DERMAGA EKSISTING
JALAN
GARIS PANTAI
13' 48" S
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
o
00 BENCHMARK
0 ISO 300
m a m w m
1 i— i I -------------- 1M»»»
S ia ta m K o o r d in a t G a o g r a fla i *VGS 1984
Slmtem K oordinat Proyek»! : U T M , W OS84 Zone 538
R E N C A N A IN D U K PELA B U H A N N AB IR E
Gambar 65 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Daratan Pelabuhan Nabire pada Peta Google Earth
57
135° 33' 36" E 135° 34’ 12" E 135° 34' 48" E
I
W
DLKr AIR DLKP KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
Al 3’ 13' 51.23" LS
L1
3’ 14' 5.25" IS 3*13'38.84" LS
135’ 34' 58.37" BT 135' 33' 48.63” BT AA KETERANGAN I
135" 34' 52.12“ BT
BI 3’ 13' 52.91" LS Ml 3’ 14'23.71" 15 3* 13'35.91” LS BANGUNAN
135’ 34' 54.36“ BT 135’ 34' 12.42" BT 08
135’ 34' 51.34“ 8T
3’ 13' 55.13" LS N1 3’ 14' 2.66" LS
3° 1 3'12 'S
Cl 3’ 13'10.69“ LS J° % DERMAGA EKSISTING
135’ 34' 55.22" BT 135’ 34' 26.89" BT CC
135* 34' 18.86" BT
DI 3’ n ’5S.31' LS 01 3’ 14'31.15" LS
3* 14'0.73” LS JALAN
135’ 34’54.78" BT 135’ 34' 28.07" BT DD
3" 13'46 90" LS 3’ 14' 31 22“ LS 135’ 33' 40.43" BT
PELAMPUNG SUAR MERAK I
El P1 3’ 14'24.98" LS GARIS PANTAI
135’ 34'51.49" BT 135’ 34' 28.62" BT EE
HH/K1
3’ 13' 46.71" LS 3* 14' 11.79" LS 135’ 34'11.61" BT
F1 Q1 3’ 14'23.71" LS TEMBOK PAGAR
135* 34' 51.94" BT 135’ 34' 51.47" 8T FF
3" 13'48.63" LS 3’ 14'11.01" LS 135’ 34' 12.42" BT
G1 RI 3’ 14'5.25" LS BATHYMETRY
135’ 34' 52.71“ BT 135’ 34'59.33" BT GG
3" 13'46.96’ LS SI 3’ 14'9.57" LS 135" 33'48.63" BT
H1
135’ 34' 57.44" BT 135’ 34' 59.50" BT 3’ 13'17.85" LS
H BENCHMARK
HH
II 3" 13' 42.18" LS
T1
3’ 14' 6.72" LS 135’ 34'25.05" BT PENGEM3ANGAN JANGKA PENDEK 12016 - 2020
X v X X X v X v X 'X 135’ 34' 52.00" BT 135’ 35' 1.15" BT
3" 13' 38.84" LS UI 3" 14' 5.52" LS
31 BT
PENGEMBANGAN JANGKA MENENGAH 2016 - 2025
135’ 34 52.12" BT 135’ 35' 1.40"
PELAMPUNG SUAR HIJAU
K1
3’ 13' 17.85" LS PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG 2016 2035
DLKr Jl/AA
DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN (106.82 Ha)
/O0
/ / V.• • • • r . ................................................... V • p • .« v • ■ •
PERAIRAN
» .* v v y > ' *. * t< » • ;■ •
* / •
/ • ■ • ■ - • • • • • ■ • • • • ■ :J
/ / •*/,\ y. V
A • • ■ ■
cn
3° 13' 48" S
t
■V 'V . ^ oo
00
T -
o
/ ' \X j' • -V * V OO
M
i -TCOO
X v .v > ; \ >; v \ X :• v> . X • < y . X
•v v - vX •. W '. v
. . . . . . - . ...................... •
v x : - ' 1 v - ' i -
‘Y~,wv'»-
.V. V . \ v / , -
GG/L1 N1 UI
x - , :x ;
SI T1
. \ > .
:v .& :
IN 150
RI
I— I I-
. . - v . V . A . ' V Qi S is te m K o o r d in a t G e o g r a fis : W O S 1 0 6 4
•^ X X x v X <o: . . v .
+ S is te m K o o r d in a t P r o y e k s i i l/ T M , W O S 6 4 Z o n e S 3 S
R E N C A N A IN D U K P E LA B U H A N N A B IR E
X•'v X >■'<\
V
3° 14' 24" S
(/)
DAERAH LINGKUNGAN KERJA (DLKr) PERAIRAN DAN
DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN (DLKp)
PELABUHAN NABIRE
01,
P1
Gambar 66 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire
58
135° 33' 36" E 135° 34' 12" E 135° 34' 48" E
K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
D IR E K T O R A T J E N D E R A L P E R H U B U N G A N L A U T
KETERANGAN >
BANGUNAN
CO
r—
o
CO
GARIS PANTAI
TEMBOK PAGAR
BATHYMETRY
M BENCHMARK
CO
3° 13'48" S
X
00
CO
o
CO
N 0 150 300
R E N C A N A IN D U K P E LA B U H A N N A B IR E
14' 24" S
Gambar 67 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire pada Peta Google Earth
59
135° 33' 36" E 135° 34'12" E 135° 34' 48” E
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
OLKr AIR OLKP DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
AREA SANDAR
•* yy «
.J . _ PCtAMPUNG SUAR MERAH 2
s *'T#* /
.. ' ‘w - •
A
SP UI
m
y .*
Sl T1
N 150 300
« 1—1 I- 1
— Motors
Qi
RI
+ S is te m K o o r d in a t G e o g r a fis : P fG 5 19 E 4
S U le m K o o r d in a t P r o y e k s i : U T M , W G S 8 4 Z o n e 5 3 5
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N N A B IR E
■'t
7 o
co
CO
01,
P1
l I
135° 33' 36” E 135° 34'12" E 135° 34' 48" E
Gambar 68 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire dengan Zonasi
60
135° 33' 36" E 135° 34* 12" E 135° 34' 48" E
AREA SANDAR AREA LABUH KAPAL KARANTINA
KCMCNTCItlAN PERHUBUNGAN
NO LATTTUDE LONGITUOE NO LATTTUOE LONGITUOE
DIREKTORAT JKNOERAL PKRHUBUNOAN LAUT
35 1 3* - 1 3 ' - 49 8 5 " LS 1 3 5 *- 3 4 '-4 3 .5 7 " BT dkl 3 *- 13 - 4 9.78“ LS 1 35 *- 3 4 '- 1 .5 8 “ BT
052 3* 13* 47 266 * LS 135* 34' 5 0.925" BT dk2 3* 14' -0 .9 1 “ IS 135' 34’ 15.94" BT KETERANGAN l
asi 3* • 13' - 55.656“ LS 13S" - J4* - S3JJ0S * BT dki 3 *- 14 -6 .0 6 " LS 135* - 34' - 11 9 6 "B M
^ BANOUNAN
as4 3* • 13' - 58 0 14 " LS 135* - 34' -4 7 .4 5 1 ' BT dk.4 3 * -1 3 ' 5 4 .9 3 'LS 135' - 33' 57.60" B l|
AREA LABUH KAPAL PENUMPANG AREA KAPAL MATI
3° 13' 12" S NO LATTTUOE IONGITUDE NO LATTTUDE LONGfTUDE (/) DERMAGA EKSIST ING
kkl 3 *- 1 3 '- 4 0 .2 3 “ 15 1 35 *- 3 4 *-1 0 .4 5 " BT km l 3* 1 3 '-3 2 97 LS 135* -34' - 0 .9 9 "B t | X
CM
kk2 3 ** 1 3 '- 51 3 6 “ LS 135* -3 4 ’ -2 4 .8 4 " BT km 2 3 * -1 3 '-3 6 .8 8 'LS 1 3 5 * -3 4 '- 6 .1 7"BTj T—
kk3 3 *-1 3 ' 5 6 .4 8 ‘ LS 135* 34' 20.89" BT km3 3* 13' 4 4 .1 8 'LS 135* 34' 0 .6 0 'BT JALAN
CO
kk4 3* - 1 3 ' 45 38" LS 135* 34' 6.S0" BT km4 3* 13' 4 0 .2 1 'LS 135* -33' • 55.45"BT|
o
AREA LABUH KAPAL BARANG ARE/ DARURAT
CO GARIS PANTAI
NO LATTTUDE LONGITUOE NO LATTTUDE LONGfTUDE
kbl 3’ - 1 3 '- 2 0 .6 5 " LS 1 3 5 *- 34 - 25.51 BT jd l 3 *-13 -12.28 LS 135' -34’ - 17.89"BT|
kb? 3 * - 13 - 2 7 0 3 " LS 13S* - 34' - 33.71" BT ad2 3 * -13' -16 29 'LS 1 35' -34' - 23.01"B t | TL MBOK PAGAR
kbi 3* - 1 3 '- 3 2 18" LS 135* - 34' - 29.26" BI adi 3 *-13 -2 3 .4 9 'LS 1 3 5 *-3 4 ’ - 17.4 7"B t |
kbl 3* - 1 3 ' - 2 5 8 0" LS 13S* - 3 4 '- 2 1 .5 2 " BT ad4 3 * -13’ -19.52 'LS 135* -34' • 12.3S"B t |
BATHYM6TRY
AREA LABUH KAPAL B3
NO LATTTUDE LONGITUOE
dpi 3’ • 14' • 0 .0 7 “ LS 135* • 3 3 '• 53.64" BT BENCHMARK
ALUR PELAYARAN
AREA SANDAR
KETERANGAN ZONASI
AREA ZONASI DLKr PERAIRAN AREA LABUH KAPAL PENUMPANG
1 ALUR PELAYARAN 2 2 0 x 1.050 m2
2 AREA SANDAR 6.6 H
a AREA LABUH KAPAL DALAM KARANTINA
3 KOLAM PUTAR 68 H
a
4 ARtA LABUH KAPAL BARANG 6A H
a
CO
3* 13*48" S
0 150 300
1 h—I I 1«—*«
8 l* t»m Koordinat O n y » f i i i W O 8 1984
8 i » t * m K o o r d in a t P r o y . k . l i U T M , W O S 8 4 7 o n * 5 3 9
R E N C A N A IN D U K P E LA B U H A N N A B IR E
• •• J
o
CO
' j t "w s B h h h
^ U • «e* Vv
\J «
135° 33'36" E 135° 34' 12" E 135° 34' 48" E
G am bar 69 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire dengan Zonasi pada Peta Google Earth
61
135° 33’ 36" E 135° 34* 12" E 135° 34' 48" E
K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
O tR B K T O ftA T J t N U t R A L P E R H U B U N G A N L A U T
KETERANGAN :
S AR AN A B A N T U N A V IG A S I
BANGUNAN
NO U R A IA N KO O RD IN AT
3 * 1 3 1 6 .79-LS
1 P e lam p u ng Suar M e ra h 1 A,
1 35 *34 '4 .1 2 "B T 7 ^ OERMAGA EKSISI ING
3 *1 3 2 3 .2 4 -1 $
2 P e la m p u n g Suai H ijau
135*33 'S 9.2 3"B T JALAN
3 M 3 '5 3 .6 r L S
3 P e lam p u ng Suar M e ra h 2
1 3 $ * 3 4 '2 7 .2 7 ’ BT
GARtS PANTAI
TEMOOK PAGAR
BATHYMETRY
3° 13'12" S
BENCHMARK
ALUR PELAYARAN
AREA SANDAR
CO
3' 13'48” S
t
oo
co
o
CO
0 150 300
t | —'- - —t | ------------ -- ■ ■ j M a te ri
S l i t n m K o o r d in a t G a o g r n f l* : W G S 1 9 8 4
S te to m K o o r d in a t P r o y o h s l t U T M , W O S 8 4 Z o n a 9 3 9
R E N C A NA IN D U K PELA B U H A N N A B IR E
Gambar 70 Rencana Penempatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Nabire
62
135° 33' 36" E 135° 34’ 12" E 135° 34'48” E
K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
O IR C K T O R A T J E N D E R A L P E R H U B U N G A N L A U T
SARANA B A N T U NA V IG A S I
KETERANGAN l
URA IA N KO O RD IN AT
(/) BANGUNAN
3° 13’ 12" S
3 13 16.79 1$
Pelampung Suar Merah 1 t
13S*34’4 12"BT C\J
3 13 23.24 IS DERMAGA EKSISTING
Pelampung Suar Hijau CO %
135'33'59.23‘BT ^—
3 13 53.61 1$ o
Pelampung Suar Merah 2 CO JALAN
■RT'41►
„►
<►«;?►
,?*»* 135'34‘27.27-BT
■ ? $ « ? $ « ? v 'w s J B
TEMBOK PAGAR
H BENCHMARK
ALUR PELAYARAN
AREA SANDAR
0 150 300
R E N C A N A IN D U K PELA B U H A N N A B IR E
«*Cr.v
Gambar 71 Rencana Penempatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Nabire pada Peta Google Earth
63
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
C T r e s tle Beton III mz 1.152 24.822.057 28.364.6 09.943 Tabel 66 Rekapitulasi Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Nabire
3 LShape Is 1 640.583.350 640.583.350
Total Biaya
No. Uraian
4 Lapangan Penumpukan m2 36.335 2.407.248 87.467.344.485 (Rp)
5 Terminal Penumpang m2 6.120 6.689.216 40.938.000.000 1 Jangka Pendek 2017 - 2021 349.263.694.031
6 Markas Pemadam Kebakaran m2 300 3.104.197 931.259.202 2 Jangka Menengah 2017 - 2026 12.107.935.685
7 Bengkel Peralatan Bongkar Muat m2 600 3.104.197 1.862.518.404 3 Jangka Panjang 2017 - 2036 37.572.395.620
8 SBNP Pelampung Suar unit 3 828.050.000 2.484.150.000 Jumlah Biaya Pengembangan setelah Pajak 398.944.025.336
g Peralatan Bongkar Muat unit 1 10.897.142.116 10.897.142.116 Sumber: Analisa Konsultan, 2017
10 Kantor Pengelola Pelabuhan m2 330 3.104.197 1.024.385.122 Catatan: Harga di atas diambil dan diolah berdasarkan PM 78 tahun 2014 dan sewaktu-waktu dapat berubah
64
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
6.2.2 Biaya Operasional dan Nilai Penyusutan Tabel 69 Rekapitulasi Nilai Sisa Pelabuhan Nabire
Perhitungan biaya operasional adalah untuk mengetahui total biaya yang harus dikeluarkan sebagai biaya Nilai Sisa Nilai Sisa
No. Tahun No. Tahun
operasional pelabuhan agar tetap dapat beroperasi dalam periode perencanaan, dalam hal ini adalah 20 tahun ke (Rp) (Rp)
depan. Asumsi yang diambil untuk perhitungan biaya operasional adalah bahwa: 1 2017 29.105.307.836 11 2027 7.827.582.421
1. Tahun pertama pembangunan, diambil nilai biaya sebesar 0,10% dari biaya pembangunan; 2 2018 33.471.104.011 12 2028 8.297.237.366
2. Tahun ke-n, diambil nilai biaya sebesar 0,05% dari biaya operasional tahun ke-(n-1)
3 2019 37.836.900.187 13 2029 8.766.892.311
Perhitungan nilai penyusutan dimaksudkan untuk mengetahui total nilai penyusutan infrastruktur dalam periode 4 2020 0 14 2030 0
perencanaan sehingga dapat diketahui nilai infrastruktur tersebut di akhir periode. Asumsi yang dipergunakan dalam 5 2021 0 15 2031 0
penentuan nilai penyusutan ini adalah bahwa aset infrastruktur akan tersusutkan nilainya sebesar 75% dari nilai 6 2022 1.765.740.621 16 2032 0
awal, dimana angka ini merupakan nilai standar penyusutan infrastruktur berupa bangunan. Perhitungan dan
rekapitulasi hasil perhitungan biaya operasional, nilai penyusutan aset, serta nilai aset di akhir perencanaan 7 2023 1.917.089.817 17 2033 0
diberikan pada Tabel 67 - Tabel 69, diketahui dari hasil perhitungan tersebut biaya operasional pelabuhan 8 2024 2.068.439.013 18 2034 0
mencapai 7,2 milyar rupiah dan nilai penyusutan mencapai 267,9 milyar rupiah, sehingga nilai sisa aset pada tahun g 2025 0 19 2035 0
akhir perencanaan adalah 131,1 milyar rupiah. 20
10 2026 0 2036 0
Tabel 67 Rekapitulasi Perhitungan Biaya Operasional Pelabuhan Nabire Total Nilai Penyusutan 131.056.293.582
Total Biaya Total Biaya Sumber: Olahan Konsultan, 2018
No. Tahun No. Tahun
(Rp) (RP)
1 2017 116.421.231 11 2027 388.018.991
6.2.3 Potensi Pendapatan Pelabuhan
2 2018 232.900.673 12 2028 388.206.739
Potensi pendapatan pelabuhan didapatkan dari jasa labuh, jasa tambat, jasa pelayanan bongkar muat barang di
3 2019 349.438.355 13 2029 400.924.974
dermaga, serta jasa kepelabuhanan lainnya, dimana jenis dan tarif yang dipergunakan dalam perhitungan
4 2020 349.613.074 14 2030 401.125.437 pendapatan Pelabuhan Nabire adalah Peraturan Pemerintah 15 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
5 2021 349.787.881 15 2031 401.325.999 Penerimaan Negara bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, dimana diketahui dari hasil
6 2022 358.034.732 16 2032 401.526.662 perhitungan bahwa total pendapatan yang dapat diterima oleh pengelola Pelabuhan Nabire dalam periode rencana
adalah sejumlah 437,4 miliar rupiah dan rincian rekapitulasi perhitungan potensi pendapatan Pelabuhan Nabire
7 2023 358.211.731 17 2033 401.727.426 dalam periode perencanaan diberikan pada Tabel 70.
8 2024 362.426.816 18 2034 401.928.289
Tabel 70 Rekapitulasi Perhitungan Pendapatan Pelabuhan Nabire
9 2025 362.608.029 19 2035 402.129.253
Jasa Pelayanan Jasa Pelayanan Barang (Rp) Jasa Lainnya (Rp)
10 2026 362.789.333 20 2036 402.330.318 No. Tahun
Kapal (Rp)
Pas Harian Total
Layanan Sewa Terminal
Labuh Tambat Dermaga Penumpukan
Total Biaya Operasional 7.191.475.944 Alat Ruangan Penumpang
1 2017 940.329.000 5.523.177.400 593.341.000 3.809.038.900 3.284.390.400 10.000.000 218.066.400 1.746.443.461 16.124.795.561
Sumber: Olahan Konsultan, 2018
2 2018 941.295.000 5.528.865.400 581.470.068 3.838.392.236 3.297.238.517 10.000.000 221.042.347 1.660.814.605 16.079.118 174
3 2019 925.839.000 5.437.857.400 614.926.232 3.973.503.323 3.466 963.341 10.000.000 231385.440 1757.844.511 16.418.319 247
Tabel 68 Rekapitulasi Perhitungan Nilai Penyusutan Pelabuhan Nabire 4 2020 949.989.000 5.580.057.400 649.379.162 4.112.769,426 3 641.125.446 10.000.000 242.747.791 1859.548.979 17.045.617.203
-------------------------------------------------------------------------------------------
Akumulasi Nilai Penyusutan Akumulasi Nilai Penyusutan I 5 2021 975.105.000 5.727.945.400 684.878.227 4.256.343.953 3.819 908.734 10.000.000 255.208.428 1.966.131589 17.695.521330
No. Tahun No. Tahun
(RP) (Rp) 6 2022 999.255.000 5.870.145.400 721.476.032 4.404.389.096 4.003.500.288 10.000.000 268.852.249 2,077.908.140 18.355.534.205
1 2017 4.365.796.175 11 2027 14.021.091.060
7 2023 1.025.337,000 6.023.721.400 759.228.648 4.557.076.439 4.192131.162 10.000.000 283.770.450 2.195.108.591 19.046.373.691
2 2018 8.731.592.351 12 2028 14.490.746.005
8 2024 1.020.507,000 5.995,281.400 798.195.860 4.714.587.607 4.385.997.215 10.000.000 300.060.990 2.318.306.532 19.542.936.605
3 2019 13.097.388.526 13 2029 14.960.400.950
9 2025 1.046.589.000 6.148.857.400 838.441.432 4.877.114.959 4.585.340.013 10.000.000 317,829.087 2.447.787.242 20.271.959.134
4 2020 13.097.388.526 14 2030 14.960.400.950 21021.562.449
10 2026 1.072.671.000 6.302.433.400 880.033.394 5.044.862.334 4.790.407.796 10.000.000 337.187.755 2.583.966.770
5 2021 13097.388.526 15 2031 14.960.400.950
11 2027 1.099.719.000 6.461.697.400 923.044.347 5.218.045.850 5.001.464.515 10.000.000 358.258.373 2.727.290.958 21799.520.443
6 2022 13.248.737.722 16 2032 14.960.400.950
12 2028 1.127.733.000 6.626.649.400 967.551.794 5.396.894,762 5.218.790.942 10.000.000 381.171.303 2.878.237.618 22.607.028.019
7 2023 13.400.086.918 17 2033 14.960.400.950
13 2029 1.117.107.000 6.564.081400 1.013.638.487 5.581652.383 5.442.685.865 10.000.000 406.066.551 3.037.318.862 23.172.550.548
8 2024 13.551.436.114 18 2034 14.960.400.950
14 2030 1.145.121.000 6.729.033.400 1.061.392.813 5.772.577.066 5.673 467.366 10.000.000 433.094.471 3.205.083.610 24.029.769.726
9 2025 13.551.436.114 19 2035 14.960.400950
15 2031 1.174,101.000 6.899.673.400 1.110.909.193 5.969.943.267 5.911.474.194 10.000.000 462.416.531 3.382.120.275 24.920.637.860
10 2026 13.551.436.114 20 2036 14.960.400.950
16 2032 1.204.047.000 7.076.001.400 1162.288.522 6.174.042.676 6.157.067.239 10.000.000 494.206.127 3.569.059.649 25.846.712.613
Total Biaya Penyusutan 267.887.731.753
17 2033 1.233.993.000 7.252.329.400 1.215.638.635 6.385.185.435 6.410.631112 10.000.000 528.649.461 3.766.577.999 26.803.005.043
Sumber: Olahan Konsultan, 2018
16 2034 1.265.871.000 7.440.033.400 1.271.074.809 6.603.701448 6.672.575.838 10.000.000 565.946.479 3.975.400.392 27.804,603.367
19 2035 1,298.715.000 7.633.425.400 1328.720.299 6.829.941.774 6.943.330.680 10.000.000 606.311.885 4.196,304.262 28.846.757.300
20 2036 1.332.525.000 7.832.505.400 1.38B.706.921 j 7.064.280.136 7.223.366.085 10.000.000 649.976.222 4.430.123.236 29.931503.001
Total 437.363,826.319
65
Ringkasan E k s e k u tif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire P rovinsi P a p u a
6.2.4 Proyeksi Rugi Laba dan Kelayakan Finansial ------- *
--------- —----- --------------------
No. Laba Kotor Penyusutan Arus Kas Bersih
Tahun Arus Kas Bersih K um ulatif
Perhitungan proyeksi rugi iaba, dilanjutkan perhitungan arus kas bersih, sehingga didapatkan potensi profit yang (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
bisa didapatkan dalam pengelolaan pelabuhan dalam periode rencana, dimana rekapitulasi perhitungan tersebut 3 2019 2.971.492.365 13.097.388.526 16.068.880.892 -351.020.552.615
diberikan dalam parameter-parameter sebagai berikut (diberikan pada Tabel 71 - Tabel 72): 4 202 0 3.598.615.603 13.097.388.526 16.696.004.129
1. Payback Period (PP), proyek layak apabila nilai parameter ini di bawah periode perencanaan yakni 20 tahun -334.324.548.485
dengan formula perhitungan sebagai berikut: ' ' 5 2021 4.248.344.923 13.097.388.526 17.345.733.449 -316.978.815.036
------------------------
6 2022 4.748.761.751 13.248.737.722 17.997.499.473 -298.981.315.563
(a —b ) 2023
7 5.288.075 041 13.400.086.918 18.688.161.959
PP — n + - ------— x 1 ta h u n -280.293.153.603
{ c - h ) 8 2024 5.629.073.675 13.551.436.114 19.180.509.789 -261.112.643.814
keterangan: 9 2025 6.357.914.990 13.551.436.114 19.909.351.105 -241.203.292.709
n . Tahun terakhir dirnana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula 10 2026 7.107.337.001 13.551.436.114 20.658.773.116 -220.544.519.594
a : Jumlah investasi mula-mula
11 2027 7.390.410.392
b : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke - n 1 4 .0 2 1 .0 9 1 .0 6 0 2 1 .4 1 1 .5 0 1 .4 5 2 -199.133.018.142
c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1 12 2028 7.728.076.076 14.490.746.005 22.218.822.081 -176.914.196.062
13 2029 7.811.224.624 14.960.400.950 22.771.625.574 -154.142.570.487
2. Net Present Value (NPV), proyek layak apabila nilai parameter ini lebih besar dari 1 (satu); 14 2030 8.668.243.340 14.960.400.950 23.628.644.290
3. Internal Rate o f Return (IRR), proyek layak apabila nilai parameter lebih besar dari Biaya Modal Rata-rata -130.513.926.197
Tertimbang (WACC) yang bernilai 6%; 15 2031 9.558.910.911 14.960.400.950 24.519.311.861 -105.994.614.336
4. Profitability lndex (Pl), proyek layak apabila nilai parameter ini lebih besar dari 1 (satu). 16 2032 10.484.785.001 —— j
14.960.400.950 25.445.185.951 -80.549.428.385 I
17 2033 11.440.876.667 14.960.400.950 26.401.277.617 -54.148.150.768 I
Tabel 71 Rekapitulasi Perhitungan Rugi Laba Pelabuhan Nabire 18 2034 12.441.268.301 14.960.400.950 27.401.669.251 ■ 2 6 .7 4 6 .4 8 1 .5 1 7
i Jasa Pelabuhan Biaya Tetap Laba Pra 19 2035 13.483.220.768
N o. Tahun Penyusutan Laba Kotor 14.960.400.950 28.443.621.718 1.697.140.201
(Rp) Operasional (Rp) Penyusutan (Rp) (RP) 20
(Rp) 2036 14.567.764.901 14.960.400.950 29.528.165.851 31.225.306.052
1 2017 16.124.795.561 116.421.231 16.008.374.329 4.365.796.175 11.642.578.154 21 2037 14.567.764.901 14.960.400.950 29.528.165.851 60.753.471.903
2 2018 16.079.118.174 232.900.673 15.846.217.500 8.731.592.351 7.114.625.150 Total 176.849.364.535 282.848.132.704 459.697.497.238 60.753.471.903
3 2019 16.418.319.247 349.438.355 16.068.880.892 13.097.388.526 2.971.492.365 Sumber: Olahan Konsultan, 2018
4 2020 17.045.617.203 349.613.074 16.696.004.129 13.097.388.526 3.598.615.603
5 2021 17.695.521.330 349.787.881 17.345.733.449 13.097.388.526 4.248.344.923
6 2022 18.355.534.205
Perhitungan proyeksi rugi laba Pelabuhan Nabire menunjukan bahwa selama periode perencanaan pelabuhan in i
358.034.732 17.997.499.473 13.248.737.722 4.748.761.751
7 2023 19.046.373.691 358.211.731
an keunlr 9 a" sec7 " nansial yans> mencapal 162'3 " * > » rupiah .namun m a s i h s e S e b t k S d » l
18.688.161.959 13.400.086.918 5.288.075.041 hahLa p f i penyusLltan yan9 hari,s dialokasikan, sehingga seluruh parameter kelayakan finansial menunjukan
8 2024 19.542.936.605 362.426 816 19.180.509.789 13.551.436.114 5.629.073.675
9 2025 20.271.959.134
™ ak Layak — Fi" ans,a' Ri- cia"
362.608.029 19.909.351.105 13.551.436.114 6.357.914.990
10 2026 21.021.562.449 362.789,333 20.658.773.116 13.551.436.114
Tabel 73 Hasil Analisa Finansial Rencana Pengembangan Pelabuhan Nabire
7.107.337.001
11 2027 21.799.520.443 388.018.991 I Data Proyek .................
21.411.501.452 14.021.091.060 7.390.410.392
12 2028 22.607.028.819 388.206,739 1 Nilai Investasi
22.218.822.081 14.490.746.005 7.728.076.076 : 398.944.025.336
13 2029 23.172.550.548 400.924.974 22.771.625.574 2 Skema Pembiayaan
14.960.400.950 7.811.224.624
14 2030 24.029.769.726 401.125.437 23.628.644.290 a Dana Sendiri ( E q u ity ) 100%
1 4 .9 6 0 .4 0 0 .9 5 0 8.668.243.340 : 398.944.025.336
15 2031 24.920.637.860 401.325.999 24.519.311.861 b Pinjaman (D e b t) 0%
14.960.400.950 9.558.910.911 : 0
16 2032 25.846.712.613 401.526.662 25.445.185.951 3 Skema Dana Sendiri
14.960.400.950 10.484.785.001
17 2033 26.603.005.043 4 0 1 .7 2 7 .4 2 6 26.401.277 617 a Tingkat Keuntungan Diharapkan
14.960.400.950 11.440.876.667 : 0,00%
18 2034 27.804.603.367 402.934.115 27.401.669.251 b Tambahan Faktor Resiko -
14.960.400.950 12.441.268.301 : 0,00%
19 2035 28.846.757.300 403.135.582 28.443.621.718 C Total Tingkat Keuntungan
14.960.400.950 13.483.220.768 : 0,00%
20 j 2036 29.931.503.001 403.337.150 4 Skema P in ja m a n -------- j
29.528.165.851 14.960.400.950 14.567.764.901
437.363.826.319 7.194.494.931 a Jangka Waktu Pinjaman "
„ ______L 430.169.331.3B8 j 267.887.731.753 162.281.599.634 : tahun
Sumber: Olahan Konsultan, 2018 b Bunga Pinjaman
: per tahun
C Grace P e r io d
: tahun
d Bunga Grace Period
: per tahun
Tabel 72 Rekapitulasi Arus Kas Bersih Finansial Pelabuhan Nabire - --------------
-
e Tarif Pajak
: 7,00% per tahun
Laba Kotor Penyusutan Arus Kas Bersih
No. Tahun A rus Kas Bersih K um ulatif r Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
(Rp) (Rp) 6,00% per tahun
(RP) (Rp)
9 Masa Operasional
-398.944.025.336 -398.944.025.336 j : 20 tahun
h Nilai Akhir Penyusutan ' ------
1 2017 11.642.578.154 4.365.796.175 16.008.374.329 : 131.056.293.582
-382.935.651.007
li Standar Nilai Param eter --------
2 2018 7.114.625.150 8.731.592.351 15.846.217.500 -367.089.433.506
------- --------------------------- ---------------1 1 Estimasi (PP)
P a y b a c k P e r io d
■ J 20 tahun
66
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
2 N e t P r e s e n t V a lu e (NPV) >1 2. Kemudahan dalam pergerakan transportasi, khususnya mencapai Kota Jayapura, Kota Manokwari, dan Kota
Sorong, sert akota-kota besar lainnya seperti Makassaer, Surabaya, dan Jakarta dengan harga yang relatif
3 In te rn a l R a te o fR e tu rn (IRR) >6%
murah, dibandingkan dengan transportasi udara;
4 P r o fita b ility ln d e x (Pl) >1 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia karena pendidikan dan kesehatan bisa dipenuhi lebih mendekati
II Nilai Parameter standar.
1 A v e ra g e R a te o fR e tu rn (ARR) -4,07%
Manfaat total merupakan jumlah seluruh manfaat yang diterima oleh masyarakat dan wilayah secara umum. Nilai
2 P a y b a c k P e r io d (PP) 32 > 20 tahun proyek tidak layak
manfaat total adalah hasil penjumlahan antara manfaat langsung, tidak langsung, dan sosial. Kuantifikasi
3 N e t P r e s e n t V a lu e (NPV) -167.881.501.225,1370 < 1 proyek tidak layak perhitungan manfaat pengembangan Pelabuhan Nabire dilakukan dengan menghitung nilai potensi komoditi-
4 In te rn a l R a te o fR e tu rn (IRR) #NUM! #NUM! 6% proyek tidak layak komoditi yang dapat lebih cepat terkirim, salah satunya adaiah hasil laut, antara lain tenggiri, dan lainnya.
5 P r o fita b ility ln d e x (Pl) 0,58 < 1 proyek tidak layak
6.3.2 Biaya Operasional dan Nilai Penyusutan
Sumber: Olahan Konsultan, 2018
Perhitungan dan rekapitulasi hasil perhitungan biaya operasional, nilai penyusutan aset, serta nilai aset di akhir
perencanaan dalam analisa ekonomi sama dengan analisa finansial, namun dengan biaya dan harga yang
6.3 Analisa Ekonomi mendekati realita. Hasil perhitungan analisa ekonomi pengembangan Pelabuhan Nabire meliputi biaya operasional
Perhitungan ekonomi Pelabuhan Nabire ini menggunakan perhitungan finansial yang sudah dikalikan dengan harga pelabuhan mencapai 7,8 miliar rupiah dan nilai penyusutan mencapai 291,1 milyar rupiah, sehingga nilai sisa aset
bayangan, yakni dengan mengalikannya dengan koefisien nilai, sehingga mendekati nilai yang mendekati kondisi pada tahun akhir perencanaan adalah 140,6 milyar rupiah, dimana secara rinci diberikan pada Tabel 74 - Tabel
sebenarnya, dimana koefisien pengali tersebut adalah 1,1691. Perhitungan ekonomi memperhitungkan manfaat 76.
langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat sosial, dimana penjabaran mengenai manfaat dijabarkan dalam Tabel 74 Rekapitulasi Perhitungan Biaya Operasional Pelabuhan Nabire
uraian di bawah ini.
Total Biaya Total Biaya
No. Tahun No. Tahun
6.3.1 Perhitungan Manfaat (Rp) m
1 2017 129.240.651 11 2027 418.754.152
Manfaat yang akan diperoleh para pihak yang terkait dengan adanya penataan Pelabuhan Nabire ini berupa
manfaat langsung berupa pendapatan (revenue), manfaat tidak langsung (benefit), dan manfaat sosial. Penataan 2 2018 258.545.922 12 2028 418.956.208
Pelabuhan Nabire diharapkan menjadikan pergerakan barang dan penumpang di pelabuhan semakin efektif 3 2019 387.915.845 13 2029 433.807.649
sehingga dapat memperlancar arus barang, terutama dari wilayah hinterland serta wilayah Indonesia lainnya
4 2020 388.109.803 14 2030 434.024.553
sehingga harga-harga komoditi pun dapat bersaing.
5 2021 388.303.858 15 2031 434.241.565
6.3.1.1 Manfaat Langsung 6 2022 388.498.010 16 2032 434.458.686
Manfaat langsung yang akan diperoleh dengan investasi pengembangan Pelabuhan Nabire antara lain adalah: 7 2023 388.692.259 17 2033 434.675.915
1. Alternatif aksesibilitas menuju wilayah hinterland;
8 2024 388.886.605 18 2034 434.893.253
2. Efektivitas angkutan barang dalam skala besar, baik bongkar maupun muat.
3. Bertambahnya lapangan pekerjaan bagi generasi muda untuk mengurusi aktivitas pelabuhan laut karena 9 2025 389.081.048 19 2035 435.110.700
adanya peningkatan aktivitas muatan baik orang maupun barang yang kedepan dapat meningkatkan 20 2036 435.328.255
10 2026 389.275.589
perekonomian masyarakat hinterland secara umum.
Total Biaya Operasional 7 . 8 1 0 .8 0 0 .5 2 5
6.3.1.2 Manfaat Tidak Langsung Sumber: Olahan konsultan, 2018
Manfaat tidak langsung dalam pengembangan Pelabuhan Nabire merupakan efek multiplier ekonomi akibat adanya
investasi itu sendiri, dimana para pihak yang berpotensi mendapatkan benefit dengan efektifnya pergerakan barang
dan orang di Pelabuhan Nabire adalah: Tabel 75 Rekapitulasi Perhitungan Nilai Penyusutan Pelabuhan Nabire
1. Pengguna, yakni masyarakat Kabupaten Nabire yang berprofesi sebagai pengusaha, khususnya pengusaha Akumulasi Nilai Penyusutan j Akumulasi Nilai Penyusutan
perikanan, dimana beberapa komoditi perikanan seperti ikan tenggiri, ikan kuwe, ikan kembung merupakan No. Tahun No. Tahun
(RP) (RP)
komoditi unggulan dari wilayah ini. Potensi manfaat yang dapat diterima oleh pengguna dengan pengembangan 4.846.524.400 11 2027 j 15.088.646.797
1 2017
Pelabuhan Nabire adalah adanya selisih nilai waktu yang didapat dalam pengiriman komoditi;
2. Operator, khususnya operator transportasi, yakni badan hukum atau perorangan yang memberikan jasa 2 2018 9.693.048.800 12 2028 | 15.637.720.393
pelayanan transportasi laut dari dan ke wilayah Kabupaten Nabire. Potensi manfaat yang dapat diterima oleh 3 2019 14.539.573.200 13 2029 | 16.186.793.990
operator dengan pengembangan Pelabuhan Nabire adalah pergerakan barang dan orang dapat lebih efektif
4 2020 14.539.573.200 14 2030 | 16.186.793.990
sampai ke jantung kota Kabupaten Nabire bersinergi dengan pengembangan akses darat;
3. Pemerintah, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pemerintah Provinsi Papua, serta 5 2021 14.539.573.200 15 2031 j 16.186.793.990
Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire dan jajaran di bawahnya. Potensi manfaat yang dapat diterima oleh 16 2032 | 16.186.793.990
6 2022 14.539.573.200
pemerintah dengan pengembangan Pelabuhan Nabire adalah adanya pendapatan pajak maupun pendapatan
bukan pajak dari peningkatan pergerakan barang di pelabuhan; 7 2023 14.539.573.200 17 2033 16.186.793.990
4. Masyarakat umum, khususnya masyarakat sekitar Distrik Teluk Kimi dan Distrik Nabire. Potensi manfaat yang 8 2024 14.539.573.200 18 2034 16.186.793.990
dapat diterima oleh masyarakat umum dengan pengembangan Pelabuhan Nabire adalah manfaat sosial (social
9 2025 14.539.573.200 19 2035 16.186.793.990
benefit) berupa semakin ramainya transaksi ekonomi.
10 2026 14.539.573.200 20 2036 16.186.793.990
6.3.1.3 Manfaat Sosial Total Nilai Penyusutan 291.076.877.907
Manfaat sosial akan dapat dirasakan adalah berupa dampak sosial akibat dari: Sumber: Olahan konsultan, 2018
1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan semakin ramainya transaksi ekonomi karena adanya
perputaran barang yang cepat dan harga proporsional;
67
Ringkasan E ksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Tabel 76 Rekapitulasi Nilai Sisa Pelabuhan Nabire 6.3.4 Proyeksi Rugi Laba dan Kelayakan Ekonomi
—
Nilai Sisa Nilai Sisa Perhitungan proyeksi rugi laba pada analisa ekonomi Pelabuhan Nabire diberikan pada Tabel 78 - Tabel 79 yang
No. Tahun No. Tahun
(RP) (Rp) hasilnya menunjukan bahwa selama periode perencanaan, pelabuhan ini memperoleh keuntungan dari nilai potensi
1 2017 32.310.162.667 11 2027 9.151.226.608 komoditi yang menjadi lebih efektif pergerakannya dengan adanya pengembangan pelabuhan yang nilainya
2018 37.156.687.067 2028 9.700.300.205
mencapai 622,7 milyar rupiah, sehingga seluruh parameter kelayakan ekonomi menunjukan bahwa Pelabuhan
2 12
Nabire merupakan Proyek yang Layak secara Ekonomi. Rincian rekapitulasi hasil analisa ekonomi
3 2019 42.003.211.467 13 2029 10.249.373.801
pengembangan Pelabuhan Nabire diberikan pada Tabel 80.
4 2020 0 14 2030 0
Tabel 78 Rekapitulasi Perhitungan Rugi Laba Pelabuhan Nabire
5 2021 0 15 2031 0
Jasa Pelabuhan Biaya Tetap Laba Pra Penyusutan Laba Kotor
6 2022 0 16 2032 0 No. Tahun
(Rp) Operasional (Rp) Penyusutan (Rp) (Rp) (Rp)
7 2023 0 17 2033 0 1 2017 47.426.895.978 129.240.651 47.297.655.328 4.846.524.400 42.451.130.928
8 2024 0 18 2034 0 2 2018 47.445.952.606 258.545.922 47.187.406.684 9.693.048.800 37.494.357.884
9 2025 0 19 2035 0 47.850.021.565 14.539.573.200 32.922.532.520
3 2019 387.915.845 47.462.105.720
10 2026 0 20 2036 0 4 2020 48.542.321.558 388.109.803 48.154.211.755 14.539.573.200 33.614.638.554
Total Nilai Sisa 140.570.961.815 5 2021 49.257.362.147 388.303.858 48.869.058.289 14.539.573.200 34.329.485.089
Sumber: Olahan konsultan, 2018 6 2022 49.982.646.190 388.498.010 49.594.148.180 14.539.573.200 35.054.574.980
7 2023 50.738.891.827 388.692.259 50.350.199.568 14.539.573.200 35.810.626.367
6.3.3 Potensi Pendapatan Pelabuhan B 2024 51.300.996.154 388.886.605 50.912.109.549 14.539.573.200 36.372.536.349
Pendapatan yang diterima oleh pengelola Pelabuhan Nabire dalam analisa ekonomi terdiri dari pendapatan dari 9 2025 52.095.695.639 389.081.048 51.706.614.591 14.539.573.200 37.167.041.391
jasa pelabuhan dan selisih potensi nilai dari komoditi yang dapat lebih efektif pergerakannya dengan 10 2026 52.911.111.733 389.275.589 52.521.836.144 14.539.573.200 37.982.262.944
pengembangan pelabuhan, dimana total pendapatan yang dapat diterima oleh pengelola Pelabuhan Nabire dalam
11 2027 53.755.018.610 418.754.152 53.336.264.458 15.088.646.797 38.247.617.661
periode rencana adalah sejumlah 1,076 triliun rupiah dan rincian rekapitulasi perhitungan potensi pendapatan
Pelabuhan Nabire dalam periode perencanaan diberikan pada Tabel 77. 12 2028 54.628.612.253 418.956.208 54.209.656.045 15.637.720.393 38.571.935.652
9 2025 20.271.959.134 31.823.736.506 52.095.695.639 Tabel 79 Rekapitulasi Arus Kas Bersih Finansial Pelabuhan Nabire
10 2026 21.021.562.449 31.889.549.284 52.911.111.733 Laba Kotor Penyusutan Arus Kas Bersih Arus Kas Bersih K um ulatif
No. Tahun
11 2027 21.799.520.443 31.955.498.166 53.755.018.610 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
-507.447.905.851 -507.447.905.851
12 2028 22.607.028.819 32.021.583.434 54.628.612.253
1 2017 42.451.130.928 4.846.524.400 47.297.655.328 -460.150.250.523
13 2029 23.172.550.548 32.087.805.368 55.260.355.916
2 2018 37.494.357.884 9.693.048.800 47.187.406.684 -412.962.843.840
14 2030 24.029.769.726 32.154.164.251 56.183.933.978
3 2019 32.922.532.520 14.539.573.200 47.462.105.720 -365.500.738.120
15 2031 24.920.637.860 32.220.660.368 57.141.298.228
4 2020 33.614.638.554 14.539.573.200 48 154.211.755 -317.346.526.365
16 2032 25.846.712.613 32.287.294.001 58.134.006.615
5 2021 34.329.485.089 14.539.573.200 48.869.058.289 -268.477.468.076
17 2033 26.803.005.043 32.354.065.436 59.157.070.478
6 2022 35.054.574.980 14.539.573.200 49.594.148 180 -218.883.319.896
18 2034 27.804.603.367 32.420.974.956 60.225.578.323
7 2023 35.810.626.367 14.539.573.200 50.350.199.568 -168.533.120.329
19 2035 28.846.757.300 32.488.022.848 61.334.780.148
8 2024 36.372.536.349 14.539.573.200 50.912.109.549 -117.621.010.780
20 2036 29.931.503.001 32.555.209.398 62.486.712.399
1.075.859.262.345 9 2025 37.167.041.391 14.539.573.200 51.706 614.591 -65.914.396.189
437.363.826.319 638.495.436.026
10 2026 37.982.262.944 14.539.573.200 52.521.836.144 -13.392.560.044
Sumber: Otahan Konsultan, 2018
11 2027 38.247.617.661 15.088.646.797 53.336.264.458 39.943.704.413
12 2028 38.571.935.652 15.637.720.393 54.209.656.045 94.153.360.458
2029 38.639.754.278 16.186.793.990 54.826.548.267 148.979.908.726
13 _
68
Ringkasan Eksekutif
Rencana M u k Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Laba Kotor Penyusutan Arus Kas Bersih Arus Kas Bersih Kumulatif
NO. Tahun
(Rp) (Rp) (Rp) (RP)
14 2030 39.563.115.436 16.186.793.990 55.749.909.425 204.729.818.151
II Nilai Parameter
1 A v e ra g e R a te o f R e tu rn {ARR) -15,31%
69
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
pelabuhan dan sekitarnya, dimana diharapkan hal tersebut dapat menjadi panduan awal untuk ditelaah lebih tajam
pada kajian lingkungan selanjutnya.
VII. Rona Awal Lingkungan
7.1 Pengantar 7.2.1 Komponen Kimia Fisik Lingkungan
Kajian aspek lingkungan merupakan aspek yang penting dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan Komponen kimia fisik lingkungan merupakan komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
pelabuhan laut karena merupakan isu penting dalam keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam. penting rencana pengembangan pelabuhan, yang meliputi iklim, kualitas udara, dan kebisingan.
Aspek ini menelaah secara rinci rencana kegiatan desain pelabuhan dengan maksud mengetahui isu potensial yang
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Penelaahan lingkungan dalam studi Rencana Induk, Daerah Topografi Kabupaten Nabire bervariasi mulai dari topografi datar (47%) yang tersebar di sepanjang wilayah pantai
Lingkungan Kerja (DLKr), dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire Provinsi Papua bersifat dan perbukitan (53%) yang tersebar di daerah pedalaman (pegunungan) dengan beberapa puncak gunung yang
umum dan berfungsi sebagai kerangka yang perlu ditindaklanjuti oleh kajian lingkungan yang lebih detail, dapat menyebar dari arah Barat ke Timur,
berupa kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Pengelolaan Lingkungan (UKLVUPL)
maupun kajian Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL). Wilayah Kabupaten Nabire beriklim tropis basah dengan curah hujan hampir merata sepanjang tahun yang
dipengaruhi oleh suhu udara dengan ketinggian wilayah Kabupaten Nabire yang terletak pada setiap kenaikan 100
Setiap perencanaan infrastruktur, termasuk dalam perencanaan suatu pelabuhan, perlu dan harus menerapkan m dari permukaan air laut mengalami penurunan rata-rata 0,60 °C, kemudian akibat topografi yang bervariasi di
konsep hijau (green), dimana dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan pelabuhan berarti konsep dataran tinggi, maka suhu udara di Kabupaten Nabire berkisar antara 27,4 °C - 30,3 °C dengan suhu maksimun
pengelolaan pelabuhan untuk mencapai keseimbangan antara nilai ataupun biaya lingkungan dan manfaat 32,4 °C. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Nabire 332,18 mm dengan banyaknya hari hujan berkisar antara 6 -
ekonomi, sehingga tercapai keselarasan aspek komersial dan lingkungan dalam menunjang pengelolaan yang 27 hari, kelembaban udara yang relatif tinggi yakni rata-rata berkisar antara 79% - 85% dengan tekanan udara
berkelanjutan mulai tahap perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian. antara 1.006,4 - 1.009,3 mb dan kecepatan rata-rata angin 2,0 -5,3 knot.
Pendekatan yang dilakukan dalam suatu kajian lingkungan perencanaan infrastruktur dilakukan secara tiga dimensi, 7.2.2 Komponen Biologi
yakni:
Komponen biologis yang terdapat di wilayah lokasi rencana Pelabuhan Nabire adalah perairan pelabuhan,
1. Dimensi waktu, meliputi tahap pra konstruksi, konstruksi, operasional, dan pasca operasional;
sempadan pantai, dan hamparan sabana di wilayah pelabuhan. Komponen biologis perlu dilakukan kajian
2. Dimensi skala tinjau, meliputi skala tapak kegiatan dan skala regional;
lingkungan tersendiri dalam hal pengembangan pembangunan Pelabuhan Nabire, sedangkan dalam pemyusunan
3. Dimensi komponen lingkungan yang sudah dan akan terpengaruh oleh kegiatan, meliputi komponen fisik kimia,
studi Rencana Induk Pelabuhan Nabire ini sendiri hanya diidentifikasi guna menentukan penempatan zonasi
biologi, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat.
perairan pelabuhan dan zonasi pengembangan daratan. Situasi kondisi komponen biologi lokasi rencana
Pelabuhan Nabire diberikan dalam Gambar 72.
Dampak yang dapat terjadi dalam suatu kegiatan pengembangan dan pembangunan infrastruktur, termasuk
pelabuhan, antara lain:
1. Tahap Pra Konstruksi, meliputi perubahan tata ruang kawasan pelabuhan, permukiman penduduk, dan fasilitas
umum yang berada di sekitar kawasan pelabuhan sehingga mengakibatkan ketidakserasian yang sudah ada
sebelumnya;
2. Tahap Konstruksi, meliputi:
a. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, yang akan berpengaruh terhadap peluang kerja dan usaha serta
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar kawasan pelabuhan, bangkitan lalu lintas darat dan perairan
sehingga dapat menimbulkan kerusakan prasarana jalan;
b. Kegiatan pematangan lahan, yang akan menyebabkan penurunan kualitas udara ambient, peningkatan
intensitas kebisingan, kerusakan vegetasi/flora, habitat fauna, penurunan kualitas air permukaan, serta
gangguan kesehatan masyarakat dan biota air;
c. Kegiatan pembangunan konstruksi sipil dan mekanik listrik, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas
udara, peningkatan intensitas kebisingan, gangguan kesehatan masyarakat, peningkatan getaran,
gangguan pelayaran nelayan.
3. Tahap Operasi, meliputi:
a. Mobilisasi tenaga kerja, yang akan menimbulkan peluang kerja dan usaha serta peningkatan pendapatan
bagi masyarakat sekitar kawasan pelabuhan;
b. Operasional dermaga, yang dapat menimbulkan bangkitan lalu lintas air, penurunan kualitas udara ambient,
peningkatan intensitas kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, gangguan pada biota air, timbulan
sampah, serta gangguan aktivitas pelayaran nelayan;
c. Operasional sarana penunjang, yang dapat menimbulkan peluang kerja dan usaha serta peningkatan
pendapatan bagi penduduk dan atau perekonomian lokal, bangkitan lalu lintas darat, peningkatan intensitas
kebisingan, penurunan kualitas udara ambient, serta timbulan sampah B3 dan non B3.
70
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
Sekolah Menengah Atas (SMA), serta beberapa perkantoran seperti Bank dan perkantoran lainnya. Situasi kondisi Sumber dampak yang mungkin terjadi seperti diuraikan di atas adalah akibat aktivitas yang terjadi di
komponen sosial, ekonomi, dan budaya lokasi rencana Pelabuhan Nabire diberikan dalam Gambar 73. Pelabuhan Nabire berupa turun naik penumpang, bongkar muat barang, pergerakan kendaraan angkut
barang dan penumpang, serta terutama pergerakan kapal,
c. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak terjadinya penurunan kualitas udara dan kebisingan dinilai dengan membandingkan
seberapa jauh kualitas udara dan kebisingan tersebut melampui nilai baku mutu yang telah ditetapkan,
dimana nilai kualitas udara dan kebisingan di wilayah Pelabuhan Nabire perlu diukur dan hal ini dilakukan
dalam kajian lingkungan tersendiri.
Nilai baku mutu udara ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang diberikan pada Tabel 81, sedangkan nilai baku mutu
kebisingan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, dimana baku mutu tingkat kebisingan adalah
sebesar 50 dBA untuk kategori ruang terbuka hijau (RTH),
Tabel 81 Nilai Baku Mutu Udara
Gambar 73 Kondisi Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Pelabuhan Nabire d. Rencana Pengelolaan Dampak
Rencana meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi di Pelabuhan Nabire dilakukan dengan beberapa
cara sebagai berikut:
7.2.4 Komponen Kesehatan Masyarakat
1) Pembetonan dan pengaspalan bagian yang merupakan areal darat pelabuhan;
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang menunjang kualitas SDM. Kesehatan masyarakat terus ditingkatkan 2) Pembuatan taman dengan pohon pelindung untuk menetralisir kandungan bahan/gas pencemaran
melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat udara yang terjadi;
kesehatan yang optimal. Distrik Kimi yang merupakan wilayah tempat Pelabuhan Nabire berada memiliki satu 3) Penggunaan peralatan bagi karyawan yang bekerja pada proses pembongkaran dan pemuatan barang
fasilitas kesehatan berupa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang berjarak kurang lebih 2 km dari lokasi padat dan atau ke kapal terutama yang berupa debu;
pelabuhan, sedangkan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit berada di pusat kota Kabupaten Nabire di Distrik 4) Penutupan bak truk ruang genset oleh tutup kedap suara;
Nabire yang berjarak kurang lebih 20 km dari lokasi Pelabuhan Nabire. 5) Pemeliharaan secara rutin seluruh fasilitas Pelabuhan Nabire.
Kualitas Air Laut
7.3 Identifikasi dan Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan a. Dampak Lingkungan
Menurunnya kualitas kimia fisika perairan laut sekitar Pelabuhan Nabire,
Dampak lingkungan yang diidentifikasi dalam studi penyusunan Rencana Induk, Daerah Lingkungan Kerja (DLKr),
b. Sumber Dampak
dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire Provinsi Papua meliputi komponen kimia-fisik
Sumber dampak menurunnya kualitas air laut adalah beberapa aktivitas pelabuhan yang meliputi:
lingkungan, komponen biologi, komponen ekonomi dan sosial budaya serta komponen kesehatan masyarakat.
1) Limbah cair dari kegiatan domestik, limbah yang berasal dari kegiatan kapal sandar dan labuh;
2) Kegiatan lain yang ada di pelabuhan yaitu bongkar muat barang.
7.3.1 Dampak Komponen Kimia Fisik Lingkungan
c. Tolok Ukur Dampak
Komponen kimia-fisik lingkungan yang akan terkena dampak akibat kegiatan pengembangan, pembangunan, dan Tolok ukur dampak penurunan kualitas air adalah dengan membandingkan kandungan logam berat seperti
operasional Pelabuhan Nabire di masa yang akan datang antara lain: ZA, Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Alumunium (Al), Besi (Cr), dan Suspended solid, dalam air laut sampel
1. Kualitas Udara dan Kebisingan dengan baku mutu kualitas air sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51
a. Dampak Lingkungan tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Dampak yang dijabarkan dalam bab rona awal lingkungan pada penyusunan Rencana Induk, Daerah Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta seberapa berat pengaruhnya terhadap
Lingkungan Kerja (DLKr), dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Nabire Provinsi Papua kehidupan dan lingkungan, dimana hal ini dilakukan dalam kajian khusus untuk dampak lingkungan sesuai
adalah berupa kemungkinan dampak yang terjadi, karena hal dan aksi rinci mengenai dampak ini dilakukan peraturan perundangan yang berlaku. Baku mutu kualitas air laut diberikan pada Tabel 82.
dalam kajian lingkungan tersendiri. Kemungkinan dampak yang terjadi adalah berupa penurunan kualitas
udara yang akan terlihat melalui hasil laboratorium terhadap unsur-unsur udara antara lain SO2, NO2, CO,
H2S, NH3, Pb (timbal), dan debu (TSP), serta terjadinya peningkatan kebisingan akibat kegiatan di wilayah
Pelabuhan Nabire selama waktu aktivitas pelabuhan yang meliputi kegiatan transportasi barang keluar
masuk pelabuhan.
b. Sumber Dampak
71
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire Provinsi Papua
72
Ringkasan E k se ku tif
Rencana Induk Pelabuhan Nabire P rovinsi Papua
Pengendalian limbah, baik cair maupun padat, dilakukan dengan cara membangun fasilitas penampungan dan
pengelolaan limbah (Reception Facilities) yang dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan. Fasilitas ini diharapkan dapat
menampung dan mengelola limbah yang berasal dari kapal dan kegiatan lainnya di pelabuhan, dimana dalam hal
penyelenggaraan fasilitas dapat dilakukan bersama antara KUPP Nabire, Pemerintah Distrik Teluk Kimi, serta
Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire.
Selain pembangunan fasilitas penampungan dan pengelolaan limbah, perlu dilakukan pula pencegahan dan
penanganan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Nabire dengan
menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), atau
Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL).
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
. .<
-/
73