NOMOR : ………………………………………………………
TANGGAL : ………………………………………………………
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
i
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
ii
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
DAFTAR TABEL Tabel 31 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Morowali ........................................ 30
Tabel 32 Perbandingan Indikator Metode Proyeksi PDRB di Wilayah Hinterland
Pelabuhan Bungku ................................................................................................... 31
Tabel 1 Lokasi Pelabuhan Laut yang Digunakan untuk Angkutan Laut ...............................2 Tabel 33 Hasil Proyeksi PDRB di Wilayah Hinterland Pelabuhan Bungku ........................... 31
Tabel 2 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah, 2019 .........2 Tabel 34 Jumlah Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Bungku Tahun 2015-2019 ............... 31
Tabel 3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Tabel 35 Jumlah Bongkar Barang di Perlabuhan Bungku Tahun 2015-2019...................... 32
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah, 2015-2019 .....................................2 Tabel 36 Laju Pertumbuhan Sektor Konstruksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 4 PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten Morowali Tahun 2015 – 2019 (%) ....................................................... 32
Lapangan Usaha, 2015-2019 (juta rupiah) ..............................................................5 Tabel 37 Hasil Proyeksi Arus Bongkar Barang Di Pelabuhan Bungku (Ton)
Tabel 5 PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Dirinci Berdasarkan .................................................................................................. 32
Menurut Lapangan Usaha, 2015-2019 ....................................................................5 Tabel 38 Laju Pertumbuhan Produksi Komoditi Kabupaten Morowali ................................. 33
Tabel 6 Panjang Jalan Menurut Pemerintah Kewenangan Mengelola dan Tabel 39 Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan PDRB
Kondisi Jalan di Provinsi Sulawesi Tengah (Km), 2019 ..........................................6 Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Morowali Tahun 2015-2019 (%) ............. 33
Tabel 7 Banyaknya Penumpang Kapal Yang Datang dan Berangkat di Provinsi Tabel 40 Rekapitulasi Proyeksi Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten
Sulawesi Tengah Menurut Pelabuhan dan Jenis Pelayaran Tahun 2019 ..............7 Morowali (ton) ......................................................................................................... 33
Tabel 8 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Menurut Pelabuhan dan Tabel 41 Proyeksi Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Bungku (ton) ........................ 34
Jenis Pelayaran Provinsi Sulawesi Tengah, 2019 ...................................................7 Tabel 42 Jumlah Arus Penumpang Di Pelabuhan Bungku Tahun 2015-2019 ...................... 34
Tabel 9 Arus Lalu Lintas Pesawat Udara dan Penumpang Menurut Pelabuhan Tabel 43 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Baturube dan
Udara di Provinsi Sulawesi Tengah .........................................................................8 Kecamatan Menui Kepulauan Tahun 2015-2019 .................................................. 35
Tabel 10 Tatanan Kepelabuhanan Kabupaten Morowali dalam RZWP3K ............................9 Tabel 44 Hasil Proyeksi Arus Turun Penumpang di Pelabuhan Bungku ............................. 35
Tabel 11 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali, 2019 ........................13 Tabel 45 Hasil Proyeksi Arus Naik Penumpang di Pelabuhan Bungku ............................... 35
Tabel 12 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Tabel 46 Hasil Proyeksi Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan Bungku ..................... 36
Kecamatan, 2015-2019 ............................................................................................13 Tabel 47 Rencana Spesifikasi Kapal di Pelabuhan Bungku ................................................ 37
Tabel 13 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Tabel 48 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal Tol Laut di Pelabuhan Bungku ................. 37
Lapangan Usaha (juta rupiah), 2015-2019 ..............................................................15 Tabel 49 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal Kargo di Pelabuhan Bungku ..................... 37
Tabel 14 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tabel 50 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal Perintis di Pelabuhan Bungku .................. 38
Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2015-2019 ...............................................15 Tabel 51 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal Pelra di Pelabuhan Bungku ...................... 38
Tabel 15 Luas Kawasan Hutan dan Perairan Menurut Kecamatan di Kabupaten Tabel 52 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal MV Meratus Ultima II di
Morowali (Ha), 2019 .................................................................................................16 Pelabuhan Bungku ................................................................................................. 38
Tabel 16 Panjang Jalan Menurut Kecamatan dan Pemerintahan yang Berwenang Tabel 53 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Bungku ............................... 38
Mengelolanya di Kabupaten Morowali (km), 2019 ..................................................16 Tabel 54 Perkitaan Kebutuhan Dermaga Kapal Barang di Pelabuhan Bungku................... 39
Tabel 17 Pelabuhan Sekitar Pelabuhan Bungku ....................................................................20 Tabel 55 Perkiraan Kebutuhan Terminal Penumpang di Pelabuhan Bungku...................... 40
Tabel 18 Hasil Analisis Pasang Surut .....................................................................................22 Tabel 56 Perhitungan Kebutuhan Gudang dan Lapangan Penumpukan
Tabel 19 Hasil Pengukuran Arus Pasang Bungku .................................................................22 Pelabuhan Bungku ................................................................................................. 40
Tabel 20 Hasil Pengukuran Arus Surut Bungku .....................................................................22 Tabel 57 Perkiraan Kebutuhan Mushola di Pelabuhan Bungku ........................................... 41
Tabel 21 Rekapitulasi Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan Bungku .........................25 Tabel 58 Perkiraan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Pelabuhan Bungku ...................... 41
Tabel 22 Spesifikasi Kapal di Pelabuhan Bungku ..................................................................26 Tabel 59 Perkiraan Kebutuhan Peralatan Bongkar Muat di Pelabuhan Bungku ................. 42
Tabel 23 Asal Tujuan Muatan di Pelabuhan Bungku .............................................................26 Tabel 60 Spesifikasi Kapal Rencana Terbesar di Pelabuhan Bungku ................................. 42
Tabel 24 Volume Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Bungku .............................................27 Tabel 61 Rekap Kebutuhan Fasilitas Perairan Pelabuhan Bungku ..................................... 42
Tabel 25 Arus Penumpang Pelabuhan Bungku......................................................................27 Tabel 62 Fasilitas Pelabuhan Eksisting dan Rencana Pengembangan
Tabel 26 Kunjungan Kapal di Pelabuhan Bungku ..................................................................27 Pelabuhan Bungku ................................................................................................. 43
Tabel 27 Hasil Perhitungan BOR Pelabuhan Bungku ............................................................28 Tabel 63 Titik-titik Koordinat Batas Daratan DLKr Daratan Pelabuhan Bungku .................. 52
Tabel 28 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan...........29 Tabel 64 Titik-titik Koordinat Batas Rencana DLKr Perairan dan DLKp Pelabuhan
Tabel 29 Perbandingan Indikator Metode Proyeksi Penduduk di Wilayah Hinterland ..........29 Bungku .................................................................................................................... 53
Tabel 30 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk di Wilayah Hinterland Tabel 65 Perhitungan Luasan Area Perairan (DLKr Perairan dan DLKP) ........................... 53
Pelabuhan Bungku ...................................................................................................30
3
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
4
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
1
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata 2. Memberikan jaminan keselamatan pelayaran dan kelancaran serta ketertiban dalam
Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana diubah terakhir dengan penyelenggaraan pelabuhan;
3. Memberikan kepastian hukum dan kepastian usaha bagi pihak penyelenggara pelabuhan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018;
laut maupun pengguna jasa pelabuhan laut serta pihak terkait lainnya.
21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan
Reklamasi;
1.4 Hierarki Pelabuhan
22. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk
Hierarki Pelabuhan Bungku menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 432 tahun
Pelabuhan Nasional;
2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah Pelabuhan Pengumpan Regional.
23. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) terdapat 2 (dua) pelabuhan di Kabupaten
Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 – 2033; Morowali yang direncanakan, dengan satu pelabuhan pengumpan regional dan satu pelabuhan
pengumpan lokal, data lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
24. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 – Tabel 1 Lokasi Pelabuhan Laut yang Digunakan untuk Angkutan Laut
2037; Penetapan Lokasi dan Hierarki Pelabuhan
25. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang No Hierarki Pelabuhan
Kabupaten/Kota Pelabuhan
2017 2022 2027 2037
Wilayah Kabupaten Morowali Tahun 2019 – 2039.
….
382 Morowali Bungku PR PR PR PR
1.3 Maksud dan Tujuan 383 Morowali Menui PL PL PL PL
….
1.3.1 Maksud
Sumber: KP 432 Tahun 2017
Maksud dari penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Bungku Provinsi Sulawesi Tengah Keterangan: PR = Pelabuhan Pengumpan Reginal
PL = Pelabuhan Pengumpan Lokal
ini adalah sebagai upaya untuk menyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan
pengembangan Pelabuhan Bungku sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat
dilakukan secara terstruktur, menyeluruh dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, 1.5 Lokasi Studi
operasi dan pemeliharaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat dalam proses
pemeliharaan pelabuhan yang sudah terbentuk. Adapun maksud dari penyusunan Daerah Pelabuhan Bungku terletak di Desa Bungku Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten
Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp) Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Pelabuhan Bungku secara geografis berada pada koordinat
Bungku adalah guna memberikan arahan dalam penyelenggaraan pelabuhan dan pemanfaatan S2°32'26,25" LS dan 121°58'25,21" BT.
ruang di pelabuhan baik di sisi darat maupun di sisi perairan. Berdasarkan PM 77 tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri
Perhubungan KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan, pelabuhan yang termasuk dalam wilayah kerja Pelabuhan Kelas III
1.3.2 Tujuan Kolonedale adalah:
Tujuan dari penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Bungku Provinsi Sulawesi Tengah ini 1. Wilker Pelabuhan Kolo
adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan Pelabuhan Bungku sehingga kegiatan 2. Wilker Pelabuhan Baturube
pembangunan yang ada dapat optimal dalam pengoperasian pelabuhan serta menjamin 3. Wilker Pelabuhan Bungku
keselamatan pelayaran. Sedangkan tujuan dari penyusunan Daerah Lingkungan Kerja 4. Wilker Pelabuhan Kaleroang
Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp) Bungku ini antara 5. Wilker Pelabuhan Menui
lain adalah: 6. Wilker Pelabuhan Wosu
1. Memberikan batas-batas penyelenggaraan pelabuhan laut sesuai rencana induk pelabuhan Pelabuhan Bungku masuk dalam salah satu wilayah kerja dari Kantor Unit Penyelenggara
berdasarkan kebutuhan operasional pelabuhan; Pelabuhan (KUPP) Kelas III Kolonedale, yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara Provinsi
Sulawesi Tengah. Lokasi studi pelabuhan Bungku dapat dilihat pada gambar berikut.
2
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
1
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
2.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah 0 m - 100 m = 20,2 %; 101 m - 500 m = 27,2 %
2.1.1 Letak dan Administrasi Wilayah 501 m -1000 m = 26,7 %; 1.001 m keatas = 25,9 %
Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi di Pulau Sulawesi, dengan letak Terdapat empat kabupaten/kota yang memiliki stasiun meteorogi, yaitu Kabupaten
geografis Sulawesi Tengah pada posisi 2° 22’ Lintang Utara dan 3°48’ Lintang selatan, serta Banggai, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, dan Kota Palu. Dari keempat stasiun tersebut,
119°22’ dan 124° 22’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Sulawesi Tengah rata-rata suhu tertinggi selama tahun 2018 berada di Kabupaten Banggai yaitu 28,2 0C dan
memiliki batas-batas: ratarata suhu terendah berada di Kabupaten Tolitoli dengan suhu 27,4 0C. Sedangkan untuk
• Utara : Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di Kabupaten Tolitoli yaitu sebanyak 1.670,3 mm dan yang
terendah di Kota Palu sebanyak 48,7 mm.
• Selatan : Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Sulawesi Selatan
• Barat : Selat Makassar
2.1.3 Kondisi Kependudukan Wilayah
• Timur : Provinsi Maluku
Luas wilayah Sulawesi Tengah yang berupa daratan sebesar 61.841,29 km 2. Wilayah Jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 sebanyak 3.054.020 jiwa
Kabupaten/Kota terluas yaitu Kabupaten Morowali Utara sebesar 10.004,28 km 2 (16,18%) dan dengan laju pertumbuhan 2010-2019 sebesar 1,61%. Persentase penduduk tertinggi pada tahun
wilayah terkecil yaitu Kabupaten Banggai Laut yaitu 725,67 km 2 (1,17%). Provinsi Sulawesi 2019 berada di Kabupaten Moutong dengan 16,07% diikuti Kota Palu sebesar 12,82% dan
Tengah terdiri dari 12 Kabupaten dan 1 wilayah kota, data selengkapnya mengenai luas wilayah Kabupaten Banggai sebesar 12,34%. Kepadatan penduduk per km 2 tertinggi adalah kota Palu
tiap kabupaten dan kota dapat dilihat dalam tabel berikut. dengan 991 jiwa per km2 dan kepadatan terendah berada di Kabupaten Morowali Utara yaitu
sebesar 13 jiwa per km2. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah, 2019
Persentase Tabel 3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di
Ibukota Luas
No Kabupaten/Kota terhadap luas Provinsi Sulawesi Tengah, 2015-2019
Kabupaten/Kota (km2)
Provinsi (%)
Laju
Kabupaten Pertumbuhan
No Penduduk
1 Banggai Kepulauan Salakan 2.488,79 4,02 Kabupaten/Kota Penduduk per
Tahun (%)
2 Banggai Luwuk 9.672,70 15,64
2015 2016 2017 2018 2019 2010-2019
3 Morowali Bungku 3.037,04 4,91
Kabupaten
4 Poso Poso Kota 7.112,25 11,5
Banggai
5 Donggala Banawa 4.275,08 6,91 1 Kepulauan 115.000 116.000 116.800 117.600 118.400 0,84
6 Tolitoli Baolan 4.079,77 6,6 2 Banggai 354.400 360.000 365.600 371.300 376.810 1,65
7 Buol Biau 4.043,57 6,54 3 Morowali 113.100 115.200 117.300 119.300 121.390 1,87
8 Parigi Muotong Parigi 5.089,91 8,23 4 Poso 235.600 240.800 246.000 251.200 256.390 2,23
9 Tojo Una-Una Ampana 5.721,15 9,25 5 Donggala 293.700 296.400 299.200 301.600 304.110 0,98
10 Sigi Bora 5.196,02 8,4 6 Tolitoli 225.900 228.500 231.000 233.400 23.580 1,18
11 Banggai Laut Banggai 725,67 1,17 7 Buol 149.000 152.300 155.600 158.800 162.180 2,23
12 Morowali Utara Kolonodale 10.004,28 16,18 8 Parigi Muotong 457.700 465.900 474.300 482.800 490.920 1,88
Kota 9 Tojo Una-Una 147.500 149.200 150.800 152.500 153.990 1,2
1 Palu Palu 395,06 0,64 10 Sigi 229.500 232.200 234.600 237.000 239.420 1,16
Sulawesi Tengah 61.841,29 100 11 Banggai Laut 69.500 70.900 7.300 73.700 75.000 2,05
Sumber: Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka 2020 12 Morowali Utara 117.700 120.300 123.000 125.600 128.320 2,29
Kota
1 Palu 368.100 374.000 379.800 385.600 391.380 1,64
2
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Laju
Pertumbuhan
No Penduduk
Kabupaten/Kota Penduduk per
Tahun (%)
2015 2016 2017 2018 2019 2010-2019
Sulawesi Tengah 2.876.700 2.921.700 2.966.300 3.010.440 3.054.020 1,61
Sumber: Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka
Gambar 2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015 – 2019
Sumber: Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka
3
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
4
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
2.1.4 Kondisi Perekonomian Wilayah Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019
Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 mengalami Produk Domestik Regional
107.573.474 120.030.007 133.951.157 150.032.470 166.402.665
kenaikan dari tahun 2018 dari 6,28% menjadi 7,15%. Pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga Bruto
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha 2015-2019
berlaku di Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, pada tahun 2018
nilai PDRB Provinsi mencapai Rp.150.032.470 juta rupiah dan meningkat lagi di tahun 2019
menjadi Rp.166.402.556 juta rupiah. Jika melihat pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga Tabel 5 PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha, 2015-2019
konstan, nilai PDRB di Provinsi Sulawesi Tengah juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Nilai PDRB pada tahun 2019 berdasarkan harga konstan mencapai Rp.111.003.074 juta Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019
rupiah. Pertanian, Kehutanan, dan
A Perikanan 26.297.815 26.929.485 28.131.326 29.346.133 29.992.107
Sektor lapangan usaha dengan nilai PDRB tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah adalah Pertambangan dan
B Penggalian 9.223.195 12.403.303 14.272.082 15.345.216 17.842.504
sektor Pertanian, Kehutanan dengan nilai PDRB sebesar Rp.29.992.107 juta rupiah. Data
C Industri Pengolahan 8.119.828 10.958.227 12.185.034 13.375.740 14.684.889
selengkapnya mengenai Produk Domestik Regional Bruto untuk harga berlaku dan harga
D Pengadaan Listrik dan Gas 40.528 42.992 46.933 50.355 51.310
konstan Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
E Ulang 117.099 121.007 128.370 135.391 135.182
Tabel 4 PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
F Konstruksi 10.620.008 10.357.675 10.736.246 11.223.758 12.833.467
Usaha, 2015-2019 (juta rupiah)
Perdagangan Besar dan
G Eceram 7.859.988 8.284.646 8.614.822 9.030.399 9.256.705
Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019
Transportasi dan
Pertanian, Kehutanan, H Pergudangan 3.316.680 3.485.480 3.716.839 4.001.465 4.119.254
A 33.643.741 35.538.278 38.822.550 41.766.128 43.205.293
dan Perikanan Penyediaan Akomodasi dan
Pertambangan dan I Makan Minum 437.067 462.717 501.113 531.142 520.637
B 11.027.022 14.165.575 17.192.246 20.252.751 25.182.740
Penggalian J Informasi dan Komunikasi 3.184.483 3.470.274 3.716.044 4.063.041 4.461.451
C Industri Pengolahan 10.455.734 14.253.526 16.541.021 18.988.143 21.650.001 Jasa Keuangan dan
Pengadaan Listrik dan K Asuransi 1.759.656 2.070.494 2.217.466 2.253.685 2.239.528
D 31.772 35.926 44.076 49.996 51.808
Gas L Real Estate 1.648.975 1.713.901 1.803.832 1.891.749 1.895.370
Pengadaan Air,
E Pengelolaan Sampah, 150.850 162.425 176.594 190.893 197.984 M, N Jasa Perusahaan 212.776 222.668 235.013 248.451 261.517
Limbah dan Daur Ulang Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
F Konstruksi 15.341.204 15.501.062 16.785.471 18.300.514 21.021.916
O Sosial Wajib 4.892.134 5.193.486 5.532.450 6.106.292 6.453.443
Perdagangan Besar dan
G 9.986.677 10.883.357 11.800.101 13.347.637 14.829.735 P Jasa Pendidikan 3.219.165 3.372.886 3.571.126 3.763.024 3.891.518
Eceram
Transportasi dan Jasa Kesehatan dan
H 4.344.514 4.663.780 5.195.424 5.958.489 6.558.141 Q Kegiatan Sosial 1.146.525 1.194.548 1.297.546 1.419.826 1.538.600
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi R,S,
I 592.684 636.745 719.143 799.451 831.714 T,U Jasa Lainnya 691.281 730.777 768.617 807.672 825.582
dan Makan Minum
Informasi dan Produk Domestik Regional Bruto 82.787.202 91.014.565 97.474.859 103.593.339 111.003.074
J 3.469.441 3.823.840 4.291.036 5.075.112 5.662.802
Komunikasi Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha 2015-2019
Jasa Keuangan dan
K 2.350.617 2.840.023 3.160.987 3.332.363 3.370.558
Asuransi
L Real Estate 2.098.935 2.229.210 2.435.786 2.696.302 2.798.047
M, N Jasa Perusahaan 286.917 310.844 335.075 370.765 395.112
Administrasi
Pemerintahan,
O 6.923.041 7.518.029 8.290.805 9.748.569 10.750.060
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4.368.648 4.750.818 5.165.475 5.736.627 6.146.025
Jasa Kesehatan dan
Q 1.532.648 1.625.667 1.818.779 2.134.823 2.397.688
Kegiatan Sosial
R,S,
968.831 1.090.901 1.176.588 1.283.907 1.353.043
T,U Jasa Lainnya
5
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 6 Panjang Jalan Menurut Pemerintah Kewenangan Mengelola dan Kondisi Jalan di
Provinsi Sulawesi Tengah (Km), 2019
• Hortikultura
Produksi tanaman budidaya di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 mengalami
penurunan, seperti produksi jahe yang menurun menjadi 299.138 kg dari jumlah produksi
pada tahun 2018 yang mencapai 934.724.
• Perkebunan
Produksi hasil tanaman perkebunan di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 tertinggi
adalah produksi kelapa sebesar 189.661 ton, jumlah produksi ini meningkat dari jumlah
produksi pada tahun 2018. Produksi kedua tertinggi adalah produksi tanaman kelapa
sawit dengan jumlah produksi 165.908 ton.
6
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 8 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Menurut Pelabuhan dan Jenis
Pelayaran Provinsi Sulawesi Tengah, 2019
Dalam Negeri Luar Negeri Jumlah
Gambar 5 Persebaran Letak Pelabuhan di Sulawesi Tengah Pelabuhan
Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat
(sumber: Statistik Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah)
Pelabuhan Utama
1 Pantoloan 268.810 144.643 - - 268.810 144.643
2 Donggala - - - - - -
Pada tahun 2019, jumlah penumpang kapal yang datang ke Sulawesi Tengah 3 Tolitoli 151.926 88.969 - - 151.926 88.969
mencapai 491.001 orang penumpang dan 504.025 orang penumpang berangkat dari Pelabuhan Tidak Diusahakan
pelabuhan di Sulawesi Tengah. Sementara itu, untuk kegiatan bongkar muat di Provinsi 1 Banggai 76.139 25.975 - - 76.139 25.975
Sulawesi Tengah ada 55.372.292 kg untuk kegiatan bongkar dan 161.240.859 kg kegiatan 2 Salakan 5.037 3.809 - - 5.037 3.809
muat yang tersebar di seluruh pelabuhan di Sulawesi Tengah. Adapun data selengkapnya 3 Bunta 3.500 15.558 - - 3.500 15.558
mengenai banyaknya penumpang kapal yang datang dan berangkat juga mengenai 4 Pagimana 6.213 8.122 - - 6.213 8.122
banyaknya barang bongkar dan muat mennurut pelabuhan dapat dilihat pada tabel di bawah 5 Luwuk 2.947.008 139.803.763 - 2.161.393 2.947.008 141.965.156
ini. 6 Kolonodale 44.727.550 620.724 3.992.231 4.038.904 48.719.781 4.659.628
7 Poso 119.068 239.306 - - 119.068 239.306
Tabel 7 Banyaknya Penumpang Kapal Yang Datang dan Berangkat di Provinsi Sulawesi 8 Ogoamas 2872076 13634193 - - 2872076 13634193
Tengah Menurut Pelabuhan dan Jenis Pelayaran Tahun 2019 9 Wani 458 72555 - - 458 72555
Dalam Negeri Luar Negeri Jumlah 10 Leok 151.926 83.119 - - 151.926 83.119
Pelabuhan
Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat 11 Pagrigi - 157654 - - - 157654
Pelabuhan Utama 12 Moutong 49478 - - - 49478 -
1 Pantoloan 38.112 36.991 - - 38.112 36.991 13 Ampana 872 142.172 - - 872 142.172
2 Donggala - - - - - - 14 Wakai - - - - - -
3 Tolitoli 10.820 10.920 - - 10.820 10.920 15 Dolong Popoli - - - - - -
Sumber: Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka, 2020
7
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Pesawat Penumpang
Bandar Udara
C. Transportasi Udara Datang Berangkat Datang Berangkat Transit
Sampai tahun 2019, ada tujuh bandar udara yang beroperasi di Provinsi Sulawesi 4 Sultan Bantilan, olitoli 398 398 13544 15230 -
Tengah, yaitu bandar udara Mutiara Sis Al-Jufri di Kota Palu, Syukuran Aminuddin Amir 5 Pogogul, Buol 324 324 12827 12967 -
6 Tanjung Api, Ampana 182 182 5033 5148 -
di Luwuk, Morowali di Kabupaten Morowali, Kasiguncu di Kabupaten Poso, Sultan
7 Mutiara Sis Al-Jufri, Palu 6362 6346 604820 622957 34773
Bantilan di Kabupaten Tolitoli, Pogogul di Kabupaten Buol, dan Tanjung Api di Ampana.
Jumlah 10324 10308 811808 838165 38262
Persebaran letak bandar udara di Sulawesi Tengah dapat dilihat dalam gambar di bawah
Sumber: Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka, 2020
ini.
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013-2033, dalam Perda tersebut telah
dijelaskan mengenai rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah sebagai berikut.
Berdasarkan rencana pola ruang Provinsi Sulawesi Tengah, di Kabupaten Morowali terdapat
beberapa kawasan lindung nasional diantaranya; Kawasan Suaka Margasatwa Laut Pulau Tiga
dan Kawasan Taman Laut Pulau Tokabae dan Teluk Tomori. Kabupaten Morowali secara umum
termasuk dalam kawasan rawan bencana gempa bumi dan gelombang pasang. Ditinjau dari
rencana kawasasan budidaya Provinsi Sulawesi Tengah yang terdapat di Kabupaten Morowali
terdiri dari; Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Yang
Dapat Dikonversi (HPK). Kabupaten Morowali juga termasuk dalam Kawasan Peruntukan dan
Pengembangan Minapolitan di Provinsi Sulawsi Tengah. Berdasarkan arahan rencana pola
ruang Provinsi Sulawesi Tengah, Pelabuhan Bungku terletak di Kawasan Budidaya dengan
Gambar 6 Persebaran Letak Bandar Udara di Sulawesi Tengah
(sumber: Statistik Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah)
dominasi sebagai Kawasan Permukiman.
Pada tahun 2019, ada 10.324unit pesawat yang datang ke Sulawesi Tengah dan Pelabuhan Bungku terletak di Kecamatan Bungku Tengah yang menjadi Pusat Kegiatan
10.308unit pesawat yang berangkat dari Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah penumpang Lokal (PKL) Kabupaten Morowali sehingga kondisi wilayah sekitar Pelabuhan Bungku
yang datang ke Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 811.808 orang penumpang, dan merupakan kawasan perkotaan yang cukup padat penduduk. Dalam arahan rencana struktur
jumlah penumpang berangkat mencapai 838.165 orang. Data selengkapnya mengenai ruang Kabupaten Morowali, Pelabuhan Bungku ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan
arus lalu lintas pesawat udara, penumpang, barang, bagasi dan pos paket melalui Regional. Secara umum sistem transportasi di Kabupaten Morowali telah cukup terintegrasi
bandara udara di Sulawesi Tengah dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. dengan baik dimana telah terdapat sistem jaringan transportasi darat dan laut serta rencana
pengembangan Bandar Udara Maleo di Kecamatan Bumi Raya sebagai Bandar Udara
Tabel 9 Arus Lalu Lintas Pesawat Udara dan Penumpang Menurut Pelabuhan Udara di
Pengumpan.
Provinsi Sulawesi Tengah C. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Pesawat Penumpang Arahan Kabupaten Morowali dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau Pulau Kecil
Bandar Udara
Datang Berangkat Datang Berangkat Transit (RZWP3K) Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut:
1 Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk 2003 2003 131764 136838 3478
2 Morowali, Morowali 723 723 32301 33266 11 1. Arahan pengembangan zona pariwisata yaitu:
3 Kasiguncu, Poso 332 332 11519 11759 -
8
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
a. Wisata alam pantai/pesisir dan Pulau-pulau kecil meliputi Pantai Tangofa, Pantai
Sombori, Pulau Langala, Pulau Kayangan, Pulau Kokoila, Pulau Dua Laut dan Pulau
Umbeleyang.
b. Wisata alam bawah laut di perairan sekitar Pantai Menui Kepulauan.
2. Arahan sub zona permukiman nelayan di sebagian wilayah Perairan Pesisir Kecamatan
Bungku Selatan di Kabupaten Morowali;
3. Arahan pengembangan zona pelabuhan yaitu sub zona DLKr dan DLKp Pelabuhan Menui
dan Pelabuhan Sambalagi dan sub zona Wilayah Kerja Operasional Pelabuhan Perikanan
(WKOPP) meliputi Bente, Bungku Selatan, Baturube, Sambalagi dan Ulunambo di
Kabupaten Morowali.
4. Tatanan Kepelabuhanan Kabupaten Morowali adalah:
Tabel 10 Tatanan Kepelabuhanan Kabupaten Morowali dalam RZWP3K
9
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
10
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
11
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 9 Peta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi Tengah
12
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
2.2 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Morowali 2.2.3 Kondisi Kependudukan Wilayah
2.2.1 Letak dan Administrasi Wilayah Persebaran penduduk Kabupaten Morowali masih didominasi di beberapa kecamatan.
Kabupaten Morowali terletak antara 01o 31’ 12’’ Lintang Selatan dan 03o 46’ 48’’ Lintang Jumlah penduduk pada tahun 2019 ini mencapai 121.296 jiwa dengan laju pertumbuhan
Selatan serta antara 121o 02’ 24’’ Bujur Timur dan 123o 15’ 36’’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi penduduk pertahun sebesar 1,68%. Data selengkapnya mengenai jumlah penduduk, dan laju
geografisnya, Kabupaten Morowali memiliki batas-batas: pertumbuhan penduduk pet tahun dapat dilihat dalam tabel berikut.
• Utara – Kabupaten Morowali Utara;
• Selatan – Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan; Tabel 12 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan, 2015-2019
• Barat – Provinsi SulawesiSelatan dan Sulawesi Tenggara;
Laju
• Timur – Wilayah Perairan Teluk Tolo Pertumbuhan
Jumlah Penduduk
Kecamatan Penduduk per
Luas wilayah Kabupaten Morowali adalah 5.472 km2
dengan luas kecamatan terluas yaitu Tahun (%)
Kecamatan Bahodopi dan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Menui Kepulauan 2015 2016 2017 2018 2019 2018-2019
dengan luas 223,63 km2. Kabupaten Morowali memiliki 9 kecamatan, yaitu kecamatan Menui 1 Menui Kepulauan 12.986 13.148 13.316 13.462 13.609 1,09
Kepulauan, Bungku Selatan, Bahodopi, Bungku Pesisir, Bungku Tengah, Bungku Timur, Bungku 2 Bungku Selatan 14.135 14.317 14.503 14.667 14.831 1,12
Barat, Bumi Raya dan Witaponda. Data selengkapnya mengenai luas wilayah setiap kecamatan 3 Bahodopi 7.263 7.388 7.517 7.634 7.754 1,57
dapat dilihat dalam tabel berikut. 4 Bungku Pesisir 4.505 4.567 4.631 4.688 4.745 1,22
5 Bungku Tengah 23.365 24.060 24.780 25.477 26.193 2,81
6 Bungku Timur 8.515 8.638 8.764 8.875 8.989 1,28
Tabel 11 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali, 2019
7 Bungku Barat 11.357 11.603 11.854 12.091 12.331 1,98
Ibukota Luas Persentase 8 Bumi Raya 12.360 12.515 12.675 12.813 12.952 1,08
Kecamatan
Kecamatan (km2) (%) 9 Witaponda 18.646 18.963 19.290 19.585 19.892 1,57
1 Menui Kepulauan Ulunambo 223,63 4,09 Morowali 112.132 115.199 117.330 119.292 121.296 1,68
2 Bungku Selatan Kaleroang 403,90 7,38 Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka
3 Bahodopi Bahodopi 1.080,98 19,75
4 Bungku Pesisir Lafeu 867,29 15,85
5 Bungku Tengah Marsaoleh 725,57 13,26
6 Bungku Timur Kolono 387,23 7,08
7 Bungku Barat Wosu 758,93 13,87
8 Bumi Raya Bahonsual 504,77 9,22
9 Witaponda Lantula Jaya 519,70 9,5
Morowali 5.472,00 100
Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2020
Berdasarkan elevasi (ketinggian ibukota tiap kecamatan dari permukaan laut), dataran
kecamatan di Kabupaten Morowali, 100 persen wilayah berada di elevasi 0 m - 100 m. Curah
hujan tertinggi pada tahun 2019 di Kabupaten Morowali terjadi pada bulan Juni dengan curah
hujan 553 mm3 dengan jumlah hari sebanyak 15 hari, Sementara curah hujan terendah terjadi
pada bulan agustus dengan 51 mm3 dan jumlah hari selama 6 hari.
13
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
14
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
2.2.4 Kondisi Perekonomian Wilayah Tabel 14 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha (juta rupiah), 2015-2019
Perekonomian Kabupaten Morowali pada tahun 2019 ini mengalami kenaikan dengan
PDRB Menurut Harga Konstan 2010 (juta rupiah)
laju pertumbuhan 14,51%, nilai ini mengalami kenaikan sebesar 2,11% dari tahun sebelumnya Lapangan Usaha
2015 2016 2017 2018 2019
yang memiliki laju pertumbuhan PDRB sebesar 12,40%. Sektor yang mengalami pertumbuhan A. Pertanian, 1.291.909,50 1.345.174,00 1.396.406,00 1.405.456,00 1.455.552,00
tertinggi pada tahun 2019 ini adalah sektor Pertambangan dan penggalian dengan laju Kehutanan, dan
Perikanan
pertumbuhan sebesar 17,94% dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar 13,11%. B. Pertambangan dan 3.153.027,40 3.655.288,00 4.237.418,00 4.792.799,00 5.652.834,00
Sektor berikutnya dengan pertumbuhan tertinggi adalah sektor pengolahan dengan laju Penggalian
pertumbuhan sebesar 17,33%. Data selengkapnya mengenai PDRB Kabupaten Morowali dapat C. Industri Pengolahan 2.926.707,70 3.734.537,00 4.552.230,00 5.434.440,00 6.376.436,00
dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. D. Pengadaan Listrik 1.095,40 1.224,00 1.396,00 1.611,00 1.641,00
dan Gas
E. Pengadaan Air, 3.154,10 3.414,00 3.739,00 4.052,00 4.049,00
Tabel 13 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
rupiah), 2015-2019
F. Konstruksi 1.910.966,70 1.745.156,00 1.863.976,00 1.980.844,00 2.244.404,00
PDRB Menurut Harga Berlaku (juta rupiah) G. Perdagangan Besar 488.184,80 536.589,00 570.027,00 603.127,00 631.726,00
Lapangan Usaha dan Eceran; Reparasi
2015 2016 2017 2018 2019
Mobil dan Sepeda Motor
A. Pertanian, Kehutanan, 1.735.407,70 1.843.278,00 1.971.247,00 2.035.678,00 2.149.081,00
dan Perikanan H. Transportasi dan 45.127,90 48.416,00 51.524,00 54.296,00 62.362,00
Pergudangan
B. Pertambangan dan 3.356.580,90 3.906.196,00 4.651.535,00 5.855.323,00 7.606.666,00
Penggalian I. Penyediaan 13.068,90 13.778,00 14.741,00 16.274,00 16.319,00
Akomodasi dan Makan
C. Industri Pengolahan 696.785,30 4.808.844,00 6.050.589,00 7.693.206,00 8.965.204,00
Minum
D. Pengadaan Listrik dan 1.015,50 1.191,00 1.376,00 1.685,00 1.737,00 J. Informasi dan 127.021,70 13.866,00 151.364,00 168.654,00 17.066,00
Gas Komunikasi
E. Pengadaan Air, 3.472,40 3.940,00 447,00 5.063,00 5.239,00 K. Jasa Keuangan dan 86.122,50 94.568,00 101.405,00 108.765,00 116.946,00
Pengelolaan Sampah, Asuransi
Limbah dan Daur Ulang L. Real Estat 96.234,60 101.057,00 103.848,00 106.052,00 108.331,00
F. Konstruksi 2.517.121,20 2.403.827,00 2.626.714,00 2.976.236,00 3.480.349,00
M,N. Jasa Perusahaan 2.126,80 2.295,00 2.507,00 2.726,00 2.961,00
G. Perdagangan Besar 623.343,00 707.668,00 782.786,00 893.433,00 968.271,00
dan Eceran; Reparasi O. Administrasi 12.380.980,00 131.293,00 141.039,00 153.324,00 166.954,00
Mobil dan Sepeda Motor Pemerintahan,
Pertahanan dan
H. Transportasi dan 53.412,90 59.915,00 66.308,00 7.189,00 8.736,00
Jaminan Sosial Wajib
Pergudangan
P. Jasa Pendidikan 72.514,90 77.509,00 8.185,00 86.442,00 90.323,00
I. Penyediaan Akomodasi 15.410,60 16.656,00 18.206,00 204,00 21.387,00
dan Makan Minum Q. Jasa Kesehatan dan 45.816,60 50.349,00 55.396,00 60.715,00 66.422,00
J. Informasi dan 141.330,10 154.625,00 172.171,00 197.781,00 221.514,00 Kegiatan Sosial
Komunikasi R,S,T,U. Jasa lainnya 32.863,20 35.096,00 37.972,00 41.046,00 41.908,00
K. Jasa Keuangan dan 108.974,10 122.784,00 136.375,00 151.463,00 163.682,00 Produk Domestik 10.419.752,30 11.714.403,00 13.363.839,00 15.020.621,00 17.199.828,00
Asuransi Regional Bruto
L. Real Estat 116.412,40 124.911,00 133.123,00 138.884,00 151.537,00 Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2020
M,N. Jasa Perusahaan 2.563,20 2.798,00 3.118,00 3.459,00 3.771,00
O. Administrasi 160.771,50 175.986,00 192.641,00 213.398,00 234.335,00
Pemerintahan, 2.2.5 Sektor Unggulan Potensi Wilayah
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib • Tanaman Pangan
P. Jasa Pendidikan 86.794,50 97.577,00 108.199,00 118.566,00 127.103,00
Luas panen padi di Kabupaten Morowali pada tahun 2019 ini adalah sebesar 9.068,94
Q. Jasa Kesehatan dan 51.591,60 57.721,00 65.546,00 73.265,00 80.452,00
Kegiatan Sosial hektar dengan besar produksi padinya sebesar 44.671,91 ton, sedangkan untuk produksi
R,S,T,U. Jasa lainnya 39.087,80 45.509,00 51.449,00 57.749,00 59.555,00 beras di Kabupaten Morowali ini sebesar 25.233,06 ton. Produksi jagung pada tahun
Produk Domestik 12.818.240,60 14.533.426,00 17.035.853,00 20.507.479,00 24.327.244,00 2019 ini mencapai 5.283ton dan produksi kedelai di Kabupaten Morowali ini sebesar 46
Regional Bruto
Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2020
ton.
15
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
• Hortikultura
Luas panen tanaman hortikultura sayuran terbesar di tahun 2019 ini adalah komoditi
2.2.6 Data Jaringan Transportasi Wilayah
cabai dengan luas 148 hektar dan jumlah produksi mencapai 3.866 kuintal. Namun, untuk
luas panen dan produksi tanaman biofarmaka di tahun 2019 rata-rata mengalami Transportasi Darat
penurunan dibandingkan tahun 2018.
Di Kabupaten Morowali ini terdapat 948,72 km total panjang jalan, dengan 162,83 km
• Perkebunan permukaan jalan yang sudah diaspal, 337,96 km belum diaspal dan lainnya sepanjang
Perkebunan kelapa sawit merupakan perkebunan terbesar di Kabupaten Morowali 216,61km.
dengan luas area dan produksinya. Di tahun 2019 ini, luas perkebunan kelapa sawit
seluas 16.845 hektar dengan jumlah produksinya yang mencapai 78.362.450 ton. Selain Kondisi jalan di Kabupaten Morowali dengan kondisi baik ada sepanjang 126,28 km, jalan
perkebunan kelapa sawit, perkebunan kakao di Kabupaten Morowali juga tinggi dengan dengan kondisi jalan sedang sepanjang 41,37 km, lalu kondisi jalan rusak sepanjang 206,57 km
luas perkebunan 3.422 hektar dengan jumlah produksi sebanyak 1.554.214 ton. dan kondisi jalan dengan rusak berat mencapai 343,18 km. Data selengkapnya mengenai
• Peternakan panjang jalan dan kondisi jalan di Kabupaten Morowali dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah
Pada tahun 2019, populasi ternak tertinggi di Kabupaten Morowali adalah kambing ini.
dengan jumlah 14.532 ekor, lalu sapi potong sebanyak 7.758 ekor, dan babi sebanyak Tabel 16 Panjang Jalan Menurut Kecamatan dan Pemerintahan yang Berwenang
3.921 ekor. Untuk populasi unggas di tahun 2019 ini yang paling banyak adalah ayam Mengelolanya di Kabupaten Morowali (km), 2019
pedaging sebanyak 243.876 ekor, ayam kampung sebanyak 95.858 ekor, dan itik Pemerintahan yang Berwenang Mengelola
sebanyak 35.417 ekor. Kecamatan
Negara Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
• Perikanan Menui Kepulauan - 16,01 74,92 90,93
Perikanan terbagi menjadi perikanan tangkap dan perikanan budidaya, untuk perikanan Bungku Selatan - 5,00 53,20 58,20
budidaya di Kabupaten Morowali ini produksinya mencapai 207.372 ton, dengan Bahodopi 43,14 - 41,70 84,84
206.990ton budidaya laut, 305ton budidaya tambak, dan 77ton budidaya ikan kolam. Bungko Pesisir 37,39 25,00 77,10 139,49
Sedangkan, untuk perikanan Tangkap di Kabupaten Morowali pada tahun 2019 ini Bungku Tengah 26,54 - 107,05 133,59
mencapai 38.573,7ton, nilai ini naik dari produksi tahun 2018 dengan jumlah 34.126,6ton. Bungku Timur 20,49 - 60,70 81,19
• Kehutanan Bungku Barat 25,88 - 51,30 77,18
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Morowali pada tahun 2019 masih sama dengan luas Bumi Raya 13,83 - 92,25 106,08
tahun sebelumnya. Hutan-hutan di Kabupaten Morowali ini terdiri dari kawasan hutan Witaponda 18,04 - 159,18 177,22
lindung seluas 114.322 hektar dan kawasan hutan produksi seluas 192.960 hektar. Morowali 185,31 46,01 717,40 948,72
Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2020
Tabel 15 Luas Kawasan Hutan dan Perairan Menurut Kecamatan di Kabupaten Morowali
(Ha), 2019
2.2.7 Rencana Pengembangan Wilayah
Hutan Produksi Suaka Alam Jumlah
Kecamtan
Luas Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali telah ditetapkan dalam Peraturan
Dapat Hutan Suaka Hutan dan
Terbatas Tetap Daerah Kabupaten Morowali Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Dikonversi Lindung Alam Perairan
10.911,42 - - 388,99 - 11.300,41 Kabupaten Morowali Tahun 2019 – 2039, dalam Perda tersebut telah dijelaskan mengenai
Menui Kepulauan
Bungku Selatan 5.182,67 - - - - 5.182,67 rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah sebagai berikut.
Bahodopi 47.299,26 23.976,06 10.578,41 10.820,43 - 92.674,16
A. Rencana Struktur Ruang
Bungko Pesisir 19.237,36 847,59 1.011,04 1.441,26 - 22.564,05
Bungku Tengah 7.867,65 538,75 2.977,02 31.970,62 - 43.353,48 Pelabuhan Bungku terletak di Kecamatan Bungku Tengah yang menjadi Pusat Kegiatan
Bungku Timur 23.702,15 - 23.001,29 913,82 - 47.617,26 Lokal (PKL) Kabupaten Morowali sehingga kondisi wilayah sekitar Pelabuhan Bungku
Bungku Barat - 1.991,37 3.474,73 20.353,16 - 25.819,26 merupakan kawasan perkotaan yang cukup padat penduduk. Dalam arahan rencana struktur
Bumi Raya - 1.485,40 298,22 502,43 - 2.286,05 ruang Kabupaten Morowali, Pelabuhan Bungku ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan
Witaponda - 8.577,52 - 47.931,30 - 56.508,82 Regional.
Morowali 114.200,51 37.416,69 41.340,71 114.322,01 - 307.306,16
Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2020
16
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan arahan guna lahan Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Morowali di
Kecamatan Bungku Tengah terdapat Kawasan Hutan Lindung sebagaimana yang terdapat di
kecamatan lain di Kabupaten Morowali dengan total luas 99.576,41 hektar. Dari aspek
kebencanaan, Kecamatan Bungku Tengah ditetapkan sebagai kawasan rawan tanah longsor,
banjir, gempa bumi, dan gelombang pasang. Pelabuhan Bungku berdasarkan arahan guna
lahan Pola ruang RTRW Kabupaten Morowali terletak di Kawasan Perkotaan.
17
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
18
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
19
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Kondisi wilayah di sekitar pelabuhan berupa permukiman perkotaan. Hal ini dikarenakan
Pelabuhan Bungku berada di ibukota Kabupaten Morowali sehingga aktivitas perkotaan di
sekitar pelabuhan cukup terasa.
20
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Jarak ke
No. Nama Pelabuhan Lokasi Hierarki Wilayah Kerja Pelabuhan
Bungku
8 Terminal Khusus PT Morowali Tersus - 20 nm
Agro Nusa Abadi
Kondisi jaringan jalan dari pusat kota Bungku Tengah ke Pelabuhan Bungku sudah baik
dengan perkerasan aspal. Kondisi topografi di sekitar Pelabuhan Bungku cukup mudah karena
gradien jalannya landai. Hal tersebut menunjukkan aksesbilitas menuju Pelabuhan Bungku
sudah baik sehingga dapat menunjang kegiatan pelabuhan. Lokasi Pelabuhan Bungku juga
dapat di akses dari jalan poros/trans Sulawesi yang merupakan jalan nasional.
21
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Kondisi batimetri perairan Pelabuhan Bungku relatif landai. Kedalaman -5meter LWS Hasil pengukuran arus pasang dan surut di lokasi Bungku dapat dilihat dalam tabel di
dapat dicapai pada jarak ± 300 meter dari garis pantai. Hasil survei kondisi batimetri Pelabuhan bawah ini.
Bungku dapat dilihat pada gambar 16.
Tabel 19 Hasil Pengukuran Arus Pasang Bungku
22
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
23
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Pada tahun 2015 sudah disusun Rencana Induk Pelabuhan Bungku melalui Satuan Kerja
KUPP Kolonedale APBN Tahun Anggaran 2015. Namun karena berbagai hal, Rencana Induk
Pelabuhan Bungku hasil studi tahun 2015 itu belum ditetapkan. Berikut ini disajikan peta rencana
pengembangan Pelabuhan Bungku berdasarkan studi RIP tahun 2015.
24
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
25
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Pelabuhan Bungku memiliki fasilitas dermaga seluas 110 x 8 m2 berupa konstruksi beton
dalam kondisi cukup baik, trestle berupa konstruksi beton dalam kondisi baik dan causeway
berupa urugan batu dalam kondisi baik serta bolder untuk tambatan kapal yang bersandar.
Kapal Perintis 1.200 GT 57,85 12 3,9 800 100 3.3 Data Operasional Pelabuhan
455 3.3.1 Arus Bongkar Muat Barang
Kapal Meratus Ultima II 4883 GT 107 18,2 6,3
TEUs
Sumber: Hasil Survei dan Analisis, 2020 Barang-barang yang dibongkar berupa alat berat, aspal, bahan bakar, pakaian jadi,
semen Bosowa dan semen Tonasa dalam bentuk, kayu, kopra, beras, nikel ore, barang
campuran dan batu bara. Selain muatan barang tersebut, Pelabuhan Bungku melakukan
3.2.4 Peralatan Pelabuhan kegiatan embarkasi dan debarkasi muatan penumpang. Rincian tentang asal tujuan barang dan
komoditi yang dibongkar muat disajikan pada tabel berikut.
Pelabuhan Bungku belum memiliki fasilitas peralatan bongkar/muat barang.
26
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
No. Asal/Tujuan Komoditi Kapal Pengangkut Tabel 25 Arus Penumpang Pelabuhan Bungku
Arus barang pelabuhan Bungku terutama kegiatan bongkar dengan muatan berupa
semen dan bahan bangunan lainnya seperti besi. Sedangkan kegiatan muat barang tidak ada
kegiatan karena mayoritas hasil alam dari kabupaten morowali diangkut ke luar pulau melalui
terminal khusus yang tersebar di wilayah kabupaten morowali.
Sistem distribusi muatan dari dan ke kapal dengan sistem langsung yaitu dengan truk Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Wilker Bungku di dalam
lossing sedangkan dengan sistem semi dan tidak langsung sulit dilakukan karena belum dokumen Pra Studi Kelayakan Pembangunan Laut Kabupaten Morowalu Provinsi Sulawesi
didukung oleh peralatan transfer/transpor di dalam pelabuhan. Tengah, didapatkan data kunjungan kapal dalam kurun waktu 2017 s/d 2018 sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 26 Kunjungan Kapal di Pelabuhan Bungku
3.3.2 Arus Turun Naik Penunpang Tahun Pelra Perintis Tol Laut Kargo Umum
2016 72 60 - -
Volume Arus Penumpang
2017 110 68 - -
Jumah arus penumpang pelabuhan Bungku menunjukan tren yang naik turun dengan 2018 108 55 - -
kecenderungan lebih menurun. Jumlah penumpang yang tercatat wilker Bungku KUPP kelas III 2019 88 21 7 3
Kolonedale pada tahun 2019 tercatat penumpang turun sebanyak 1.255 orang dan penumpang 2020 s/d Juni 38 6 15 1
naik 789 orang. Sumber: Kantor Wilker Bungku
27
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
3.3.4 Trayek Kapal Penumpang, Perintis, Tol Laut, dan Trayek khusus lainnya 3.3.6 Data SBNP Pelabuhan
Trayek kapal perintis yang melintasi pelabuhan bungku adalah trayek R-36 dengan Di Pelabuhan Bungku terdapat satu unit rambu suar warna putih yang menandai adanya
pangkalan di Kolonedale dengan rute Kolonedale - 63 - Bungku - 105 - Menui - 46 - Kendari - karang di sekitar kolam pelabuhan.
205 - Bau Bau 205 - Kendari - 46 - Menui -105- Bungku-63- Kolonodale -47- Baturube -110-
Banggai -63- Luwuk -63- Banggai -110- Baturube -47- Kolonodale. Sedangka trayek kapal tol
laut yang singgah di Pelabuhan bungku adalah T- 8 dengan pangkalan di Makassar dengan rute
Makassar-Bungku-Kolonedale-Makassar.
Rata-
Jumlah Panjang
rata Waktu Panjang
Tahun Kunjungan Kapal Pengaman BOR
Waktu Efektif Dermaga
Kapal Keseluruhan
Tambat
2015 tidak ada data
2016 132 82 10 29,5 6.930 110 47%
2017 178 82 10 29,5 6.930 110 63%
2018 163 93 10 29,5 6.930 110 65%
2019 119 93 10 29,5 6.930 110 47%
Sumber: Hasil Perhitungan
28
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Hinterland Pelabuhan Bungku meliputi seluruh wilayah Kabupaten Morowali, oleh karena
4.1 Metode Analisis Dan Asumsi Yang Digunakan itu data kependudukan yang dianalisis dan diproyeksikan adalah jumlah penduduk Kabupaten
Morowali. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Morowali
1. Metode Tren Linier
berikut ini merupakan data jumlah penduduk Kabupaten Morowali tahun 2015 – 2019.
Secara sederhana metode tren linier dapat dijelaskan dengan persamaan:𝑷𝒕 = 𝑷𝟎 ∗ (𝟏 + 𝒓𝒕)
Dimana : Tabel 28 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
Pt = jumlah penduduk atau PDRB pada tahun rencana/prediksi; Tahun 2015 – 2019
Laju Pertumbuhan
P0 = jumlah penduduk atau PDRB pada tahun awal; Jumlah Penduduk (Jiwa) Penduduk per
r = angka pertumbuhan; Kecamatan Tahun (%)
t = selisih tahun rencana/prediksi dengan tahun awal. 2015 2016 2017 2018 2019 2018-2019
1 Menui Kepulauan 12.986 13.148 13.316 13.462 13.609 1,09
2. Metode Tren Geometrik 2 Bungku Selatan 14.135 14.317 14.503 14.667 14.831 1,12
Secara sederhana, dapat dijelaskan dengan persamaan: 𝑷𝒕 = 𝑷𝟎 ∗ (𝟏 + 𝒓)𝒕 3 Bahodopi 7.263 7.388 7.517 7.634 7.754 1,57
4 Bungku Pesisir 4.505 4.567 4.631 4.688 4.745 1,22
Dimana :
5 Bungku Tengah 23.365 24.060 24.780 25.477 26.193 2,81
Pt = jumlah produksi pada tahun rencana/prediksi;
6 Bungku Timur 8.515 8.638 8.764 8.875 8.989 1,28
P0 = jumlah produksi pada tahun awal;
7 Bungku Barat 11.357 11.603 11.854 12.091 12.331 1,98
r = angka pertumbuhan;
8 Bumi Raya 12.360 12.515 12.675 12.813 12.952 1,08
t = selisih tahun rencana/prediksi dengan tahun awal.
9 Witaponda 18.646 18.963 19.290 19.585 19.892 1,57
Kabupaten Morowali 112.132 115.199 117.330 119.292 121.296 1,68
3. Metode Regresi Linier
Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka,2020
Secara sederhana dapat dirumuskan: 𝒀 = 𝒂𝑿 + 𝒃
Dimana : Dari data di atas, kemudian dilakukan proyeksi menggunakan metode linier, geometrik,
Y = jumlah produksi pada tahun rencana/prediksi (variabel terikat); dan eksponensial. Dari ketiga metode tersebut, diperoleh indikator sebagaimana disajikan pada
a = nilai atribut untuk x; tabel berikut.
X = variabel bebas (tahun);
Tabel 29 Perbandingan Indikator Metode Proyeksi Penduduk di Wilayah Hinterland
b = intercept atau konstanta.
Pelabuhan Bungku
Metode Persamaan R Square Standar Deviasi
4. Metode Eksponensial
Formula yang digunakan pada metode eksponensial adalah: 𝑷𝒕 = 𝑷𝟎 ∗ (𝟐. 𝟕𝟏𝟖𝟐𝟖𝟏𝟖)𝒓.𝒕 Linier Y= 3321,2x + 90419 0,6107 17.546
Pt = jumlah penduduk atau PDRB pada tahun rencana/prediksi; Geometrik Y= 3706,6x + 87891 0,6707 20.587
P0 = jumlah penduduk atau PDRB pada tahun awal; Eksponensial Y= 3736,1x + 87744 0,6747 20.814
r = angka pertumbuhan; Sumber: Hasil Analisis, 2020
t = selisih tahun rencana/prediksi dengan tahun awal.
Berdasarkan hasil proyeksi menggunakan ketiga metode sebagaimana sudah dijelaskan,
didapat hasil bahwa metode linier yang nilai error nya paling kecil dibandingkan metode lainnya.
Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk proyeksi di wilayah hinterland Pelabuhan laut
Munse disajikan pada tabel berikut.
29
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Data Eksisting
2015 112.132
2016 115.199
2017 117.330
2018 119.292
0 2019 121.296
1 2020 123.703
2 2021 126.110
3 2022 128.517
4 2023 130.923
5 2024 133.330
6 2025 135.737 Gambar 28 Grafik Proyeksi Penduduk Hinterland Pelabuhan Bungku
7 2026 138.144
8 2027 140.551
9 2028 142.958 4.2.2 Analisis dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Hinterland
Proyeksi
10 2029 145.365
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Morowali sebagai
11 2030 147.771
12 2031 150.178
hinterland dari Pelabuhan Bungku cenderung mengalami pertumbuhan selama lima tahun
13 2032 152.585
terakhir. Berdasarkan data yang diperloleh dari BPS Kabupaten Morowali berikut ini merupakan
14 2033 154.992 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Morowali dalam lima tahun terakhir.
15 2034 157.399 Tabel 31 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Morowali
16 2035 159.806 Tahun 2015 – 2019
17 2036 162.213
18 2037 164.619 PDRB Kabupaten Morowali
Tahun
(Juta Rupiah)
19 2038 167.026
20 2039 169.433
2015 10.419.752,30
Sumber: Hasil Analisis, 2020
2016 11.714.403,00
2017 13.363.839,00
2018 15.020.621,00
2019 17.199.828,00
Sumber: Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2020
Dari data di atas, kemudian dilakukan proyeksi menggunakan metode linier, geometrik,
dan eksponensial. Dari ketiga metode tersebut, diperoleh indikator sebagaimana disajikan pada
tabel berikut.
30
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 32 Perbandingan Indikator Metode Proyeksi PDRB di Wilayah Hinterland Pelabuhan Bungku
Berdasarkan hasil perbandingan indikator metode proyeksi yang telah dilakukan pada
ketiga metode analisis, diperoleh kesimpulan bahwa metode linier memiliki nilai R 2 paling tinggi
dengan nilai standar deviasi paling kecil dibandingkan metode lainnya sehingga untuk proyeksi
PDRB wilayah hinterland Pelabuhan Bungku akan digunakan Metode Linier dengan hasil
proyeksi sebagai berikut:
2015 10.419.752
Data Eksisting
Keterangan:
10 2029 40.166.319
*data tidak tersedia
11 2030 42.462.968 **Data sampai dengan Bulan Juni 2020
12 2031 44.759.617
13 2032 47.056.267
14 2033 49.352.916 Berdasarkan hasil rapat laporan antara yang telah dilakukan, didapatkan informasi bahwa
15 2034 51.649.565 data bongkar muat barang di Pelabuhan Bungku tersebut berbeda dengan kondisi real di
16 2035 53.946.214 lapangan. Berdasarkan informasi dari Kepala UPP Kelas III Kolonedale pada saat rapat tersebut
17 2036 56.242.863 diketahui bahwa rata-rata jumlah bongkar muatan berupa semen mencapai 2000 ton per call
18 2037 58.539.512 kapal tol laut maupun kapal general cargo. Oleh karena itu berdasarkan informasi yang telah
19 2038 60.836.161 diperoleh ini, maka dilakukan penghitungan ulang volume kegiatan bongkar di Pelabuhan
20 2039 63.132.810 Bungku dengan menyesuaikan kondisi di lapangan.
Sumber: Hasil Analisis, 2020
31
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Penghitungan ulang volume kegiatan bongkar di Pelabuhan Bungku ini dilakukan dengan
mengalikan jumlah arus kunjungan kapal tol laut dengan 1000 ton dan kapal kargo dengan 2000
Tabel 37 Hasil Proyeksi Arus Bongkar Barang Di Pelabuhan Bungku (Ton) Dirinci Berdasarkan
ton. Sehingga didapatkan data sebagai berikut: Jenis Barang
Tabel 35 Jumlah Bongkar Barang di Perlabuhan Bungku Tahun 2015-2019 Semen dan
Jumlah
Tahun bahan bangunan
Bongkar
Jumlah Kunjungan Kapal (call) Jumlah Bongkar (ton) lainnya
Tahun Total (ton) Data 2015 - -
Tol Laut Kargo Umum Tol Laut Kargo Umum
2015* - - - - - 2016 - -
2016* - - - - - 2017 - -
2017* - - - - - 2018 - -
2018* - - - - - 2019 13.000 13.000
2019 7 3 Proyeksi 2020 13.576 13.576
7000 6000 13000
2020 s/d Juni 15 1 15000 2000 17000 2021 14.152 14.152
Sumber: Hasil Analisis, 2020 2022 14.728 14.728
2023 15.304 15.304
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam lima 15.880 15.880
2024
tahun terakhir laju pertumbuhan volume bongkar barang di Pelabuhan Bungku tidak dapat
2025 16.455 16.455
diketahui dengan pasti. Oleh karena itu untuk melakukan proyeksi arus bongkar barang di
2026 17.031 17.031
Pelabuhan Bungku maka digunakan alternatif laju pertumbuhan yaitu dengan menggunakan laju
2027 17.607 17.607
pertumbuhan Sektor Konstruksi pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Morowali
2028 18.183 18.183
Tahun 2015 – 2019. Pemilihan Sektor Konstruksi sebagai alternatif laju pertumbuhan yang akan
2029 18.759 18.759
digunakan dalam proyeksi arus bongkar barang di Pelabuhan Bungku dikarenakan sebagian
2030 19.335 19.335
besar barang yang dibongkar di Pelabuhan Bungku adalah Semen yang juga digunakan sebagai
bahan konstruksi bangunan. Laju pertumbuhan sektor konstruksi PDRB Atas Dasar Harga 2031 19.911 19.911
Konstan Kabupaten Morowali Tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. 2032 20.487 20.487
2033 21.063 21.063
2034 21.639 21.639
Tabel 36 Laju Pertumbuhan Sektor Konstruksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Morowali 22.214 22.214
2035
Tahun 2015 – 2019 (%)
2036 22.790 22.790
Rate Rata-rata 2037 23.366 23.366
Sektor PDRB
15/16 16/17 17/18 18/19 (%) 2038 23.942 23.942
Konstruksi -8,68% 6,81% 6,27% 13,31% 4,43% 2039 24.518 24.518
Sumber: Hasil Analisis, 2020 Sumber : Hasil Analisis, 2020
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka angka pertumbuhan yang digunakan dalam
proyeksi bongkar barang yaitu 4,43%.
32
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Dikarenakan angka pertumbuhan yang negatif ini maka digunakan alternatif laju
pertumbuhan yaitu dengan menggunakan laju pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Morowali Tahun 2015 – 2019.
Tabel 39 Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Morowali Tahun 2015-2019 (%)
Rate Rata-rata
Sektor PDRB
15/16 16/17 17/18 18/19 (%)
Laju pertumbuhan yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan proyeksi
komoditi unggulan di Kabupaten Morowali adalah 3%.
Gambar 30 Hasil Proyeksi Arus Bongkar Barang di Pelabuhan Bungku (ton) Tabel 40 Rekapitulasi Proyeksi Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten Morowali (ton)
Keterangan:
: Data tidak tersedia Komoditi (Ton)
Tahun ke- Tahun Jumlah (Ton)
Sumber: Hasil Analisis,2020 Sawit Kakao Kelapa
2015 17.439 5.120 2.008 24.567
2016 14.653 3.374 1.237 19.263
B. Proyeksi Muat Barang
Data
2017 16.708 2.631 1.149 20.487
Berdasarkan informasi dari petugas wilayah kerja Bungku KUPP Kelas III Kolonedale, 2018 16.734 3.332 1.196 21.262
tidak ada kegiatan muat barang di pelabuhan bungku dari tahun 2015 sampai dengan tahun 0 2019 15.672 1.554 1.239 18.466
2020 bulan juni. Hal ini kemungkinan disebabkan potensi-potensi sumberdaya alam di 1 2020 16.148 1.601 1.277 19.027
kabupaten morowali diekspor ke luar daerah melalui terminal-terminal khusus yang banyak 2 2021 16.624 1.649 1.315 19.587
tersebar di wilayah kabupaten morowali, sehingga tidak ada yang dikapalkan melalui Pelabuhan 3 2022 17.100 1.696 1.352 20.148
4 2023 17.576 1.743 1.390 20.709
Bungku. Maka berdasarkan kondisi tersebut, sebagai dasar untuk melakukan proyeksi muat
5 2024 18.052 1.790 1.427 21.269
barang di Pelabuhan Bungku, maka dilakukan pendataan terkait komoditi unggulan Kabupaten
6 2025 18.527 1.837 1.465 21.830
Morowali yang kemungkinan besar bisa menjadi muatan kapal di Pelabuhan Bungku. Berikut ini
7 2026 19.003 1.884 1.503 22.390
merupakan laju pertumbuhan produksi dari data komoditi unggulan Kabupaten Morowali dalam
8 2027 19.479 1.932 1.540 22.951
lima tahun terakhir. 9 2028 19.955 1.979 1.578 23.512
Proyeksi
10 2029 20.431 2.026 1.616 24.072
Tabel 38 Laju Pertumbuhan Produksi Komoditi Kabupaten Morowali 11 2030 20.906 2.073 1.653 24.633
Tahun 2015 – 2019 (%)
12 2031 21.382 2.120 1.691 25.194
Jenis Laju Pertumbuhan Rata-rata 13 2032 21.858 2.168 1.728 25.754
No
Komoditi 15/16 16/17 17/18 18/19 (%) 14 2033 22.334 2.215 1.766 26.315
1 Sawit -0,16 0,14 0,00 -0,06 -2% 15 2034 22.810 2.262 1.804 26.875
2 Kakao -0,34 -0,22 0,27 -0,53 -21% 16 2035 23.286 2.309 1.841 27.436
3 Kelapa -0,38 -0,07 0,04 0,04 -9% 17 2036 23.761 2.356 1.879 27.997
Sumber: Hasil Analisis, 2020 18 2037 24.237 2.404 1.917 28.557
19 2038 24.713 2.451 1.954 29.118
20 2039 25.189 2.498 1.992 29.679
Sumber: Hasil Analisis, 2020
33
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Setelah melakukan analisis proyeksi bongkar muat barang di Pelabuhan Bungku, maka
berikut ini merupakan rekapitulasi proyeksi volume bongkar muat di Pelabuhan Bungku.
Tabel 41 Proyeksi Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Bungku (ton) Gambar 32 Hasil Proyeksi Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Bungku (ton)
Tahun ke- Tahun Bongkar Muat Jumlah Sumber: Hasil Perhitungan, 2020
2015 - 24.567 24.567
2016 - 19.263 19.263
Data
34
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan hasil perhitungan, angka pertumbuhan turun naik penumpang nilainya Tahun
Arus Turun Penumpang
1836,65% dan 7,38%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa angka (Orang)
2031 1.442
laju pertumbuhan arus naik turun penumpang di Pelabuhan Bungku tidak representatif terhadap
2032 1.458
kondisi real di lapangan jika digunakan sebagai dasar untuk melakukan proyeksi arus naik turun 2033 1.474
penumpang. Agar mendapatkan hasil proyeksi arus naik turun penumpang yang lebih 2034 1.489
representatif dengan kondisi real di lapangan, maka digunakan rata-rata laju pertumbuhan 2035 1.505
jumlah penduduk di Desa Baturube dan Kecamatan Menui Kepulauan dalam lima tahun terakhir. 2036 1.520
2037 1.536
Berikut ini merupakan data jumlah penduduk Baturube dan Menui dalam lima tahun terakhir.
2038 1.552
2039 1.567
Tabel 43 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Baturube dan Kecamatan Menui Kepulauan Sumber: Hasil Perhitungan, 2020
Tahun 2015-2019
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan angka rata-rata laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1.24% yang akan digunakan sebagai dasar analisis proyeksi
arus naik turun penumpang di Pelabuhan Bungku.
Dengan menggunakan data di atas, kemudian dihitung proyeksi arus turun penumpang
di Pelabuhan Bungku menggunakan ketiga metode tren linier. Hasil proyeksi arus turun
penumpang ditampilkan pada tabel berikut ini. Gambar 33 Hasil Proyeksi Arus Turun Penumpang (Orang) Pelabuhan Bungku
Tabel 44 Hasil Proyeksi Arus Turun Penumpang di Pelabuhan Bungku Sumber: Hasil Analisis, 2020
35
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Arus Naik Penumpang Tabel 46 Hasil Proyeksi Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan Bungku
Tahun
(Orang)
2021 809 Turun Naik Jumlah
Tahun
818 (orang) (orang) (orang)
2022
828 2015 - - -
2023
2024 838 2016 624 - 624
2025 848 Data 2017 1.193 - 1.193
2026 858 2018 886 33 919
2027 868 789 1.255 2.044
2019
2028 877
2020 799 1.271 2.069
2029 887
897 2021 809 1.286 2.095
2030
2031 907 2022 818 1.302 2.120
2032 917 2023 828 1.317 2.146
2033 926 2024 838 1.333 2.171
2034 936 848 1.349 2.197
2025
2035 946
2026 858 1.364 2.222
2036 956
966 2027 868 1.380 2.247
2037
2038 976 2028 877 1.396 2.273
2039 985 2029 887 1.411 2.298
Sumber: Hasil Perhitungan, 2020 Proyeksi
2030 897 1.427 2.324
2031 907 1.442 2.349
2032 917 1.458 2.375
2033 926 1.474 2.400
2034 936 1.489 2.425
2035 946 1.505 2.451
2036 956 1.520 2.476
2037 966 1.536 2.502
2038 976 1.552 2.527
2039 985 1.567 2.553
Sumber: Hasil Perhitungan, 2020
Berdasarkan hasil proyeksi yang telah dilakukan, maka berikut ini merupakan rekapitulasi
proyeksi arus turun-naik penumpang di Pelabuhan Bungku.
36
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 48 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal Tol Laut di Pelabuhan Bungku
Kapasitas Jumlah
Jumlah
Kapal call
Jumlah Kapasitas call Jumlah Jumlah
Jumlah Berd. Berd.
Tahun Turun Naik Kapal Berd. Berd. Call yang Call per
Tahun Bongkar Naik Naik
ke- Penumpang BM barang BM Digunakan bulan
(Ton) Turun Turun
(orang) (ton) Barang (call) (Call)
Pnp Pnp
(call)
(orang) (Call)
1 2020 13.576 2.069 240 - 30 - 30 2
2 2021 14.152 2.095 240 - 31 - 31 3
3 2022 14.728 2.120 240 - 33 - 33 3
4 2023 15.304 2.146 240 - 34 - 34 3
5 2024 15.880 2.171 240 - 35 - 35 3
6 2025 16.455 2.197 240 - 36 - 36 3
7 2026 17.031 2.222 240 - 38 - 38 3
8 2027 17.607 2.247 240 - 39 - 39 3
9 2028 18.183 2.273 240 - 40 - 40 3
10 2029 18.759 2.298 240 - 41 - 41 3
11 2030 19.335 2.324 240 - 43 - 43 4
12 2031 19.911 2.349 240 - 44 - 44 4
13 2032 20.487 2.375 240 - 45 - 45 4
14 2033 21.063 2.400 240 - 47 - 47 4
Gambar 35 Proyeksi Arus Penumpang di Pelabuhan Bungku 2019-2039 15 2034 21.639 2.425 240 - 48 - 48 4
16 2035 22.214 2.451 240 - 49 - 49 4
Sumber: Hasil Analisis, 2020 17 2036 22.790 2.476 240 - 50 - 50 4
18 2037 23.366 2.502 240 - 52 - 52 4
19 2038 23.942 2.527 240 - 53 - 53 4
20 2039 24.518 2.553 240 - 54 - 54 5
4.5 Analisis Pergerakan Kapal Sumber : Hasil Analisis, 2020
37
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 50 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal Perintis di Pelabuhan Bungku Tabel 52 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal MV Meratus Ultima II di Pelabuhan Bungku
Kapasitas
Jumlah Kapasitas Jumlah call Jumlah call Jumlah Jumlah
Jumlah Kapal Tabel 53 Hasil Proyeksi Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Bungku
Tahun Turun Naik Kapal Berd. Berd. BM Berd. Naik Call yang Call per
Tahun Bongkar Berd. BM
ke- Penumpang Naik Turun Barang Turun Pnp Digunakan bulan
(Ton) barang Kapal Kapal Kapal MV
(orang) Pnp (orang) (call) (Call) (call) (Call) Kapal Tol Kapal
(ton) Tahun Pelayaran General Meratus Jumlah
1 2020 13.576 2.069 8 20 1.188 72 72 6 Laut Perintis
Rakyat Cargo Minahasa
2 2021 14.152 2.095 8 20 1.238 73 73 6
3 2022 14.728 2.120 8 20 1.289 74 74 6 Data 2015 - - - - - 0
4 2023 15.304 2.146 8 20 1.339 75 75 6 2016 - 72 - 60 - 132
5 2024 15.880 2.171 8 20 1.389 76 76 6
2017 - 110 - 68 - 178
6 2025 16.455 2.197 8 20 1.440 77 77 6
7 2026 17.031 2.222 8 20 1.490 78 78 6 2018 - 108 - 55 - 163
8 2027 17.607 2.247 8 20 1.541 79 79 7 2019 7 88 3 21 - 119
9 2028 18.183 2.273 8 20 1.591 80 80 7
2020* 15 38 1 6 - -
10 2029 18.759 2.298 8 20 1.641 80 80 7
11 2030 19.335 2.324 8 20 1.692 81 81 7 Proyeksi 2020 30 72 8 31 - 141
12 2031 19.911 2.349 8 20 1.742 82 82 7 2021 31 73 8 31 12 156
13 2032 20.487 2.375 8 20 1.793 83 83 7
14 2033 21.063 2.400 8 20 1.843 84 84 7 2022 33 74 9 32 12 159
15 2034 21.639 2.425 8 20 1.893 85 85 7 2023 34 75 9 32 12 162
16 2035 22.214 2.451 8 20 1.944 86 86 7 2024 35 76 9 33 12 165
17 2036 22.790 2.476 8 20 1.994 87 87 7
18 2037 23.366 2.502 8 20 2.045 88 88 7 2025 36 77 10 33 12 168
19 2038 23.942 2.527 8 20 2.095 88 88 7 2026 38 78 10 33 12 171
20 2039 24.518 2.553 8 20 2.145 89 89 7 2027 39 79 10 34 12 174
Sumber : Hasil Analisis, 2020
2028 40 80 11 34 12 176
2029 41 80 11 34 12 179
2030 43 81 11 35 12 182
38
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Kapal Tol
Kapal Kapal
Kapal
Kapal MV BAB V RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN
Tahun Pelayaran General Meratus Jumlah
Laut Perintis
Rakyat Cargo Minahasa
2031 44 82 12 35 12 185
5.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan
2032 45 83 12 36 12 188
2033 47 84 12 36 12 191 5.1.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Daratan
2034 48 85 13 36 12 194
2035 49 86 13 37 12 197 Fasilitas daratan terdiri dari fasilitas pokok dan fasiitas penunjang. Untuk menetapkan kebutuhan
2036 50 87 13 37 12 200 fasilitas penunjang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan serta tingkat permintaan
2037 52 88 14 38 12 202 yang akan terjadi dalam 20 tahun ke depan.
2038 53 88 14 38 12 205
2039 54 89 14 38 12 208 A. Dermaga
Sumber : Wilayah Kerja Bungku KUPP Kelas III Kolonedale & Hasil Analisis Konsultan, 2020
Keterangan: Panjang dermaga ditentukan berdasarkan jumlah kapal yang akan merapat di dermaga
*Data sampai dengan Bulan Juni 2020 tersebut dengan ketentuan jarak antar kapal 10% dari panjang kapal terbesar. Untuk menghitung
panjang dermaga digunakan persamaan:
Jaringan trayek angkutan laut eksisting masih ke wilayah-wilayah yang dekat dengan
Pelabuhan Bungku seperti pelabuhan di sekitar Kabupaten Morowali dan Sulawesi seperti
Makassar dan Biringkasi.
Sistem bongkar muat barang saat ini masih mengandalkan alat bongkar muat dari kapal Tabel 54 Perkitaan Kebutuhan Dermaga Kapal Barang di Pelabuhan Bungku
sehingga kelancaran proses bongkar muat sangat tergantung dari kesiapan alat dan SDM di
kapal. Oleh sebab itu, seiring dengan adanya peingkatan dalam arus bongkar barang dala lima Pengembangan Pengembangan Pengembangan
No Keterangan Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
tahun terakhir meskipun jumlahnya masih kecil, perlu diadakan peralatan bantu bongkar muat Tahun 2020 – 2024 Tahun 2020 – 2029 Tahun 2020-2039
berupa forklift untuk membantu kelancaran proses bongkar muat barang. 1 Jumlah Bongkar Muat (Ton/Tahun) 15.880 18.759 24.518
2 Rata-Rata Volume Muatan Kapal (Ton) 240 240 240
Sedangkan untuk turun naik penumpang, saat ini banyak pedagang yang masuk ke areal 3 Jumlah Kunjungan Kapal (Kapal/Tahun) 66 78 102
pelabuhan saat kapal datang sehingga menganggu kelancaran arus penumpang yang akan 4 Handling Rate (Ton/Jam) 10 10 10
turun dan naik ke kapal. Hal ini perlu dilakukan penertiban dengan menerapkan pas masuk 5 Service Time (Jam/Kapal) 29 29 29
pelabuhan dan pelarangan aktivitas perdagangan di dalam areal pelabuhan dengan memasang 6 Waktu Efektif (Jam/Tahun) 6.300 6.300 6.300
pagar dan penempatan personil untuk menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas orang, 7 Berth Occupancy Rate (BOR) 50% 50% 50%
barang, dan kendaraan di dalam pelabuhan. 8 Kebutuhan Jumlah Tambatan 0,60 0,71 1,93
Kebutuhan Jumlah Tambatan
9
(Pembulatan)
1 1 2
10 Panjang Kapal (LOA) (Meter) 107 107 107
11 Kebutuhan Panjang Dermaga (Meter) 110 110 220
Sumber: Hasil Analisis, 2020
39
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
B. Terminal Penumpang Hal ini dikarenakan hampir 90% kegiatan bongkar di Pelabuhan Bungku adalah semen, yang
ketika dibongkar langsung dimasukan ke dalam gudang penumpukan atau langsung dibawa
Pelabuhan Bungku melayani pergerakan penumpang lokal. Diasumsikan jumlah keluar pelabuhan dengan menggunakan truk.
penumpang per jam per kunjungan kapal sampai dengan tahapan jangka panjang sebanyak 20
orang/minggu sesuai dengan informasi dari KUPP Kelas III Kolonedale, sehingga kebutuhan Berikut perkiraan kebutuhan gudang dan lapangan penumpukan Pelabuhan Bungku.
ruang terminal penumpang di Pelabuhan Bungku pada saat tahapan jangka panjang adalah
seluas 132 m2. Perkiraan kebutuhan terminal penumpang di Pelabuhan Bungku dapat dilihat
Tabel 56 Perhitungan Kebutuhan Gudang dan Lapangan Penumpukan
pada tabel berikut. Pelabuhan Bungku
Tabel 55 Perkiraan Kebutuhan Terminal Penumpang di Pelabuhan Bungku Pengembangan Pengembangan Pengembangan
No Keterangan Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Pengembangan Tahun 2020 – 2024 Tahun 2020 – 2029 Tahun 2020-2039
Pengembangan
Pengembangan Jangka Jangka 24.430 28.860 29.679
Jangka 1 Jumlah bongkar (ton/tahun)
Pendek Panjang
Menengah 70% 70% 70%
Standar Tahun 2020 – 2024 Tahun 2020- 2 Truck losing
Fasilitas Tahun 2020 – 2029
(m2) 2039 3 Lama penumpukan (hari) 10 10 10
Kebutuhan Kebutuhan Stowage factor / Kebutuhan ruang 4 4 4
Jumlah Jumlah Jumlah Kebutuhan 4
Ruang Ruang
Orang Orang Orang Ruang (m2) (m3/ton)
(m2) (m2)
Stacking Height / tinggi tumpukan 2 2 2
R. Tunggu 1 17 17,5 18 18,5 21 20,5 5
(m)
R. Penyimpanan 4 17 69,8 18 73,9 21 82,1 6 Broken stowage 30% 30% 30%
Toilet 4,5 2 9,0 2 9,0 2 9,0 kebutuhan total area penumpukan 906 1.071 1.101
7
sirkulasi 17,3 18,3 20,1 (m2)
8 - lapangan penumpukan (m2) 227 268 275
Jumlah (m2) 132 132 132
9 - gudang (m2) 680 826 826
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Sumber: Hasil Pengolahan Konsultan, 2020
C. Gudang dan Lapangan Penumpukan
Luasan gudang penumpukan Pelabuhan Bungku saat ini adalah 15 x 25 m2 yang ketika D. Fasilitas Pemadam Kebakaran
ditinjau pada saat survei dilakukan, volume gudang saat ini sudah mulai terisi penuh. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran di Pelabuhan Bungku
Berdasarkan kondisi eksisting ini maka di proyeksikan pada masa mendatang diperlukan perlu disediakan peralatan pemadam kebakaran. Dalam perencanaannya akan disediakan
pengembangan luasan gudang penumpukan guna memenuhi kebutuhan operasional kegiatan pemadam kebakaran portable yang ditempatkan pada ruang kantor dengan jarak tertentu.
kepelabuhanan di Pelabuhan Bungku.
Saat ini bongkar muat barang dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja bongkar muat FASILITAS PENUNJANG DARATAN
manual, dan diangkut langsung keluar dari pelabuhan. Berikut perkiraan kebutuhan gudang dan
lapangan penumpukan Pelabuhan Bungku.Untuk melakukan perhitungan luas gudang dan E. Kawasan Perkantoran dan Rumah Dinas
lapangan penumpukan, maka sebelum dilakukan perhitungan maka diperkirakan asumsi Pelabuhan Bungku telah memiliki bangunan Kantor Wilker sekaligus rumah dinas dengan
kegiatan operasional bongkar muat sebagai berikut: luas lahan + 600 m2 dengan luas bangunan kantor 15 x 10 m2 dengan kondisi baik dan telah
a. Barang yang dibongkar/muat di pelabuhan dengan truck loosing sehingga langsung keluar memenuhi standar yang ditentukan oleh Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada
pelabuhan dan tidak melalui gudang / lapangan penumpukan diasumsikan 70 %; Pelabuhan Pengumpul, Pelabuhan Regional dan Pengumpan Lokal.
b. Dari 30% barang yang tertahan di Pelabuhan secara keseluruhan barang disimpan di
gudang;
F. Pos Jaga
c. Waktu penumpukan untuk kegiatan bongkar 10 hari.
Perhitungan kebutuhan Fasilitas Pos Jaga akan mengikuti standar dalam dokumen dari
Lapang penumpukkan di Pelabuhan bungku berupa lahan hasil reklamasi dengan Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul, Pelabuhan Regional dan
perkerasan tanah dengan batuan kerikil dengan luas total 700 m2. Sampai saat laporan ini Pengumpan Lokal. Berdasarkan dokumen tersebut untuk luasan pos jaga Pelabuhan
disusun, lapang penumpakan di pelabuhan bungku masih belum dimanfaatkan dengan optimal.
40
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Pengumpan Regional ditetapkan seluas 30 m2. Pelabuhan Bungku telah memiliki dua pos jaga I. Prasarana Telekomunikasi
yang masing-masing memiliki luas 3x3 m2.
Telekomunikasi hendaknya disediakan dengan jaringan yang cukup baik di seluruh daerah
pelabuhan. Hal ini untuk memudahkan komunikasi intern pelabuhan dan eksternal, agar dapat
G. Fasilitas Ibadah (Mushola) memudahkan koordinasi. Sarana telekomunikasi dapat berupa jasa provider internet di sekitar
pelabuhan, sarana pos telepon umum, dan sarana komunikasi lainnya apabila ada. Jaringan
Perhitungan kebutuhan ruang untuk Mushola akan mengikuti standar dalam dokumen dari telekomunikasi di Kabupaten Morowali sudah sangat baik dan sudah terlayani jaringan internet
Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul, Pelabuhan Regional dan dengan kecepatan 4G sehingga memudahkan komunikasi dan koordinasi dari jarak jauh.
Pengumpan Lokal. Berdasarkan dokumen tersebut kebutuhan ruang untuk sarana rumah
ibadah di lingkungan pelabuhan adalah sebagai berikut.
Tabel 57 Perkiraan Kebutuhan Mushola di Pelabuhan Bungku J. Instalasi Listrik
41
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Pelabuhan Bungku telah memiliki jaringan drainase eksisting seluas 420 m 2 dengan sisitem No Areal Perairan Parameter
Rumus Kebutuhan Areal
Pembulatan
gravitasi yang dalam kondisi baik. Perhitungan Perairan
c. Beam : 18,2 m;
d. Draft : 6,3 m.
W = Lebar alur W = 9B + 30 m 200 m
5.1.2 Rencana Kebutuhan Peralatan Bongkar Muat 1 Alur Pelayaran L = Panjang Alur - 1926 m
AAP = Luas Alur AAP = W * L 385.200 m2 38 ha
Proses bongkar muat barang di Pelabuhan Bungku masih menggunakan Tenaga Kerja
Areal Kolam D = Diameter
Bongkar Muat (TKBM). Untuk efektifitas proses bongkar muat barang diperlukan alat bantu untuk 2
Putar kolam putar
D > 2L 214 m
bongkar muat barang. Penggunaan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) akan tetap AKP = Luas areal
AKP = ¼ *π*D2 35.950 m2 3,5 ha
dipertahankan untuk dapat menyerap kesempatan pekerja lokal. kolam putar
N = jumlah kapal - 1 unit
Berdasarkan spesifikasi kapal dan volume bongkar muat di Pelabuhan Bungku maka L = panjang
3 Areal Sandar - 107 m
berikut ini merupakan perkiraan kebutuhan peralatan bongkar muat di Pelabuhan Bungku. kapal
AAS = Luas Areal
AAS = N*(1,8L*1,5L) 20.608 m2 2 ha
Tabel 59 Perkiraan Kebutuhan Peralatan Bongkar Muat di Pelabuhan Bungku Sandar
R = Jari-jari areal
4 Areal Labuh R = L+6D+30m 179 m
No Alat Bongkar Muat Kapasitas Jumlah (Unit) labuh
1 Forklift 28 Ton 1 N = jumlah kapal - 1 unit
2 Forklift 5 Ton 1 A = Luas areal
AAL = N*π*R2 100.609 m2 10 ha
labuh
3 Crane Darat 60 Swl 1
Area Keperluan AKD = Luas Area
4 Chasis dan Truck 20 Feet 1 5
Darurat Keadaan Darurat AKD = 0,5 * AAL 50.304 m2 5 ha
5 Reach Steaker 45 Ton 1
6 Sperader 20 Feet 1 Areal Kapal AKM = Luas Area
6
Mati Kapal Mati AKM = 0,5 * AAL 50.304 m2 5 ha
Kebutuhan ruang perairan Pelabuhan Bungku dihitung berdasarkan spesifikasi/ukuran Fasilitas penunjang perairan, meliputi:
kapal terbesar yang akan dilayani hingga jangka panjang, antara lain alur pelayaran, kolam
a. Perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
putar, areal sandar, areal labuh, areal keadaan darurat, dan areal kapal mati.
b. Kebutuhan ruang perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang
Tabel 60 Spesifikasi Kapal Rencana Terbesar di Pelabuhan Bungku
disesuaikan dengan jenis dan volume kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan;
Kapasitas
Panjang / Lebar / Sarat Air / Penumpang c. Perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;
Jenis Kapal GT / DWT Barang
LoA (m) Beam (m) Draft (m) (Orang)
(TEUs) d. Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal maksimum yang dibangun atau
Kapal MV Meratus Ultima 2 4883 GT 107 18,2 6,3 455 - diperbaiki;
Sumber : Wilayah Kerja Bungku KUPP Kelas III Kolonedale, 2020
e. Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana;
Berdasarkan hasil perhitungan, maka kebutuhan luas perairan Pelabuhan Bungku sampai f. Perairan untuk keperluan darurat;
dengan akhir tahun rencana jangka panjang dapat dilihat pada tabel berikut:
g. Faktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal, kebakaran kapal, kapal
Tabel 61 Rekap Kebutuhan Fasilitas Perairan Pelabuhan Bungku
kandas;
Rumus Kebutuhan Areal
No Areal Perairan Parameter Pembulatan h. Salvage area diperkirakan luasnya 50% dari luas areal pindah labuh kapal;
Perhitungan Perairan
Kapal Meratus MV Ultima II i. Perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.
a. Ukuran : 4883 GT;
b. Loa : 107 m;
42
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
43
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
44
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
45
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
46
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
47
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
48
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
49
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 42 Arahan Rencana Sarana Bantu Navigasi Pelabuhan (SBNP) Pelabuhan Bungku
50
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 43 Arahan Rencana Sarana Bantu Navigasi Pelabuhan (SBNP) Pelabuhan Bungku (Overlay Hidros)
51
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
5.3 Rancangan DLKr DLKp di Dermaga Pelabuhan Bungku. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas di wilker
5.3.1 Status Kepemilikan Lahan Daratan Pelabuhan Bungku, hal ini berlangsung sekitar 4 (empat) bulan dalam setahun, yaitu bulan Juni-September.
Di samping itu, dari status lahan pelabuhan masih dalam proses pengurusan sertifikat
Berdasarkan informasi dari KUPP Kelas III Kolonedale, status lahan Pelabuhan Bungku kepada BPN setempat termasuk untuk lahan kantor wilker dan lahan darat pelabuhan yang
telah dihibahkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali kepada Kementerian merupakan areal reklamasi.
Pehubungan dan sedang dalam proses pembuatan sertifikat.
DLKR DARATAN
2° 32' 27.34" LS 2° 32' 35.12" LS
A O
121° 58' 24.11" BT 121° 58' 20.93" BT
2° 32' 26.43" LS 2° 32' 35.83" LS
B P
121° 58' 24.84" BT 121° 58' 20.39" BT
2° 32' 26.24" LS 2° 32' 35.76" LS
C Q
121° 58' 24.81" BT 121° 58' 19.68" BT
2° 32' 24.36" LS 2° 32' 35.46" LS
D R
121° 58' 22.60" BT 121° 58' 19.54" BT
2° 32' 24.14" LS 2° 32' 35.82" LS
E S
121° 58' 22.78" BT 121° 58' 18.75" BT
2° 32' 26.50" LS 2° 32' 36.21" LS
F T
121° 58' 25.57" BT 121° 58' 18.91" BT
2° 32' 26.72" LS U 2° 32' 36.60" LS
G
121° 58' 25.37" BT 121° 58' 18.10" BT
2° 32' 26.55" LS 2° 32' 33.01" LS
H V
121° 58' 25.17" BT 121° 58' 15.44" BT
2° 32' 26.59" LS 2° 32' 32.92" LS
I W
121° 58' 24.96" BT 121° 58' 15.66" BT
2° 32' 27.47" LS 2° 32' 33.19" LS
J X
121° 58' 24.27" BT 121° 58' 17.05" BT
Gambar 44 Surat Hibah Lahan Pelabuhan Bungku Dari Pemerintah Kabupaten Morowali Kepada 2° 32' 27.57" LS 2° 32' 31.72" LS
K Y
Kementerian Perhubungan 121° 58' 24.34" BT 121° 58' 18.32" BT
2° 32' 31.11" LS 2° 32' 32.71" LS
L Z
121° 58' 21.34" BT 121° 58' 19.52" BT
2° 32' 32.18" LS 2° 32' 27.28" LS
5.3.2 Kendala Operasional dan Saran Penyelesaian M AB
121° 58' 22.62" BT 121° 58' 24.05" BT
2° 32' 34.75" LS
Pelabuhan Bungku menghadap perairan terbuka sehingga sangat dipengaruhi oleh angin N
121° 58' 20.47" BT
timur. Hal ini menjadi kendala untuk kegiatan operasional pelabuhan baik untuk kapal sandar Sumber: Hasil Analisis, 2020
apalagi untuk proses bongkar muat, dimana pada saat musin angin timur kapal tidak bisa sandar
52
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Kebutuhan
No Areal Perairan Parameter Rumus Perhitungan Areal Pembulatan
Perairan
Kapal Meratus MV Ultima II
a. Ukuran : 4883 GT;
b. Loa : 107 m;
c. Beam : 18,2 m;
d. Draft : 6,3 m.
W = Lebar alur W = 9B + 30 m 200 m
1 Alur Pelayaran
L = Panjang Alur - 1926 m
53
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
54
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 46 Layout Rancangan Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan Bungku (Overlay Hidros)
55
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
56
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
57
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
59
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 51 Layout Rancangan DLKr dan DLKp Pelabuhan Bungku (Overlay Hidros)
60
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
BAB VI KAJIAN EKONOMI DAN FINANSIAL Kegiatan operasional akan mempengaruhi kualitas air laut dan kualitas air permukaan
(jika pembangunan pelabuhan terletak di sekitar sungai) dengan adanya peningkatan
pencemaran terutama yang dihasilkan dari discharge air limbah domestik dan non
6.1 Biaya Investasi Pembangunan domestik (air balast, tank cleaning dan bahan kimia yang digunakan untuk perawatan
kapal), kegiatan operasional loading-offloading di pelabuhan serta korosi pada kapal.
7.1.3 Identifikasi Dampak Pada Saat Pasca Konstruksi Atau Operasional Pelabuhan
6.2 Hasil Analisis Kelayakan Ekonomi Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap pasca konstruksi atau
operasional pelabuhan antara lain:
1. Penurunan Kualitas Air Laut dan Kualitas Air Permukaan
Kegiatan operasional pelabuhan akan mempengaruhi kualitas air laut dan kualitas air
permukaan (jika pembangunan pelabuhan terletak di sekitar sungai) dengan adanya
6.3 Hasil Analisis Kelayakan Finansial peningkatan pencemaran terutama yang dihasilkan dari discharge air limbah domestik
dan non domestik (air balast, tank cleaning dan bahan kimia yang digunakan untuk
perawatan kapal), kegiatan operasional loading-offloading di pelabuhan serta korosi
BAB VII Kajian Rona Awal Lingkungan pada kapal.
7.1 Analisis Sumber Dampak Lingkungan 7.1.4 Kondisi dan Analisis Kebutuhan Fasilitas Penampung dan/atau Pengelolaan
Limbah
7.1.1 Identifikasi Dampak Pada Tahap Pra Konstruksi
Sanitasi lingkungan pelabuhan merupakan kegiatan menyeluruh dalam perencanaan,
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap pra konstruksi antara lain:
pengorganiasasian, pelaksanaan dan pengawasan pada aspek sanitasi lingkungan pelabuhan.
1. Kebutuhan Lahan
Adapun standar yang digunakan dalam aspek penilaian sanitasi pelabuhan yakni berdasarkan
Adanya pembangunan Pelabuhan di kawasan Bungku akan menyebabkan perubahan
Kepmenkes/RI/NO:264/Menkes/SK/III/2004 Tentang Kriteria Klasifikasi KKP Menteri Kesehatan
fungsi dan tata guna lahan. Proses alih fungsi tersebut menyebabkan pergesaran pola
Republik Indonesia. Persyaratan sanitasi standar yang harus dimiliki oleh sebuah pelabuhan
kultur, pola perekonomian, dan sosial dengan cepat. Untuk itu perlu dirumuskan
antara lain:
resultant antara pembangunan dan upaya konservasi dengan membuat perencanaan
pengelolaan dengan tepat. Pengenalan karakteristik wilayah pesisir merupakan langkah BAGIAN LUAR
urgen yang mencakup analisis tentang sumber daya yang ada, kondisi alami lingkungan 1. Tempat parkir harus bersih, tidak ada sampah berserakan, dan tidak ada genangan air.
fisik, kimia, dan proses yang berlangsung di dalamnya secara kualitatif maupun 2. Tempat sampah tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan
kuantitatif. kedap air serta dalam jumlah yang cukup.
7.1.2 Identifikasi Dampak Pada Saat Konstruksi 3. Pencahayaan penerangan harus cukup dan tidak menyilaukan mata, terutama pada
pintu masuk dan keluar tempat parkir.
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada saat konstruksi Pelabuhan Bungku
antara lain: BAGIAN DALAM
1. Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan 1. Ruang tunggu.
Peningkatan debu akibat kegiatan konstruksi dan kegiatan operasional dapat 2. Ruangan harus bersih.
menyebabkan adanya penurunan kualitas udara. Mobilisasi alat berat, pengangkutan 3. Tempat duduk harus bersih dan bebas dari kutu busuk.
material, pemancangan dan pembangunan terminal yang merupakan kegiatan konstruksi 4. Pencahayaan harus cukup dan tidak menyilaukan mata (minimal 10 fc) sehingga dapat
pelabuhan dan loading off loading di Pelabuhan juga akan meningkatkan kebisingan. digunakan untuk membaca
2. Penurunan Kualitas Air Laut dan Kualitas Air Permukaan 5. Penghawaan harus cukup, minimal 10% dari luas lantai.
61
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
6. Lantai tidak licin, kedap air, dan mudah dibersihkan. d. Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang dilengkapi dengan
7. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, kedap air, dan dalam sabun dan air yang mengalir.
jumlah yang cukup.
e. Air limbah dibuang ke septic tank, riol atau lubang peresapan yang tidak mencemari
air tanah dengan jarak 10 m dari sumber air bersih.
Adapun hal-hal atau aspek yang merupakan komponen penting dalam suatu penilaian f. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan kemiringan sesuai
pelabuhan yakni sebagai berikut:
ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi genangan.
1. Air Bersih
g. Tersedia tempat sampah yang cukup.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Teknis PRL Di Pelabuhan terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang 4. Tempat Sampah
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Pedoman Teknis PRL Di Pelabuhan yang meliputi persyaratan tempat sampah yakni
dapat konsumsi yakni sebagai berikut : sebagai berikut:
a. Harus bersih, tidak keruh tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau apapun. a. Setiap bangunan harus tersedia tempat sampah.
b. Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara berkesinambungan. b. Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup,
c. Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan. dan mudah dibersihkan.
d. Tersedia tendon air yang menjamin kesinambungan ketersediaan air dan dilengkapi c. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah dipindahkan.
dengan kran yang tidak bocor. d. Tersedia tempat sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air atau kontainer,
e. Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m. mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas pengangkut sampah
f. Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali. e. Tempat sampah tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular penyakit.
2. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) f. Sampah diangkut minimal selama 2 hari sekali agar sampah tidak menumpuk.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:431/Menkes /SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Teknis PRL Di Pelabuhan yang mencakup pembuangan air limbah yakni sebagai berikut:
a. Harus ada saluran pembuangan air limbah yang kedap air, tertutup, dan dapat 7.1.5 Konsep Ecoport/Greenport
mengalir dengan lancar. Saat ini kawasan daratan Pulau Bungku masih didominasi oleh lahan terbangun baik
b. Saluran pembungan air limbah tidak mengotori tanah. kawasan perakntoran atau bisnis/pertokoan dan kawasan permukiman. Apabila ke depannya
akan dikembangkan pelabuhan maka perlu adanya peninjauan lingkungan terhadap aktivitas
c. Tidak mencemari lingkungan.
pelabuhan itu sendiri agar tidak mengancam lingkungan di sekitarnya.
d. Tidak menimbulkan bau.
Kawasan perairan yang akan dijadikan fasilitas pelabuhan juga harus mendapat perhatian
3. Kamar Mandi/WC
khusus karena seluruh kegiatan pelabuhan dari mulai pra konstruksi, konstruksi dan operasional
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang
pelabuhan harus memperhatikan kelestarian dan kelangsungan dari kekayaan alam biota laut.
Pedoman Teknis PRL Di Pelabuhan yang mencakup persyaratan kamar mandi/WC yakni
sebagai berikut: Dengan penerapan Ecoport/Greeport pada Pelabuhan Bungku dapat dilakukan dengan
a. Kamar mandi/WC terpisah antara laki-laki dan perempuan. menambaa ruang terbuka hijau baik berupa taman maupun dengan penghijauan di sekliling areal
b. Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam jumlah yang cukup dan pelabuhan. Di samping itu, penggunaan energi listrik dengan solar cell lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan BBM maupun listrik PLN.
bebas jentik.
c. Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan bak air.
62
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Induk Pelabuhan Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah
63