Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyediaan infrastruktur pelabuhan adalah kewajiban pemerintah, akan tetapi untuk


badan usaha ataupun instansi yang komoditas dan kegiatannya tidak dapat diakomodasi
oleh pelabuhan umum dapat membangun suatu terminal untuk melayani kegiatan
pokoknya. Fasilitas ini disebut Terminal Khusus atau Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri. Merujuk kepada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2017 tentang
Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri bahwa, terminal khusus dapat
digunakan sementara untuk melayani umum apabila terjadi keadaan darurat yaitu pada
daerah yang bersangkutan tidak terdapat pelabuhan dan belum tersedia moda
transportasi lain yang memadai atau pelabuhan terdekat tidak dapat melayani
permintaan jasa kepelabuhanan oleh karena keterbatasan kemampuan fasilitas yang
tersedia sehingga menghambat kelancaran arus barang.

Terminal Khusus atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri yang ingin melayani umum
secara terus menerus dapat ditingkatkan statusnya menjadi terminal umum untuk
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri atau pelabuhan untuk Terminal Khusus. Hal ini
sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 15 Tahun 2015 tentang
Konsesi dan Bentuk Kerjasama Lainnya Antara Pemerintah dengan Badan Usaha
Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan. Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan jasa
kepelabuhanan Pengelola Terminal Khusus maupun TUKS dapat bertransformasi
menjadi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) terlebih dahulu atau membentuk anak usaha
baru yang khusus bergerak di bidang pelayanan jasa kepelabuhanan.

Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan


Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, disebutkan bahwa Badan Usaha
Pelabuhan dapat melakukan kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhan
yang meliputi penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang,
berdasarkan konsesi dari Penyelenggara Pelabuhan yang dituangkan dalam bentuk
perjanjian.

1
Mekanisme pemberian konsesi kepada suatu Badan Usaha Pelabuhan (yang semula
dari Terminal Khusus atau TUKS) dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui
mekanisme pelelangan atau melalui mekanisme penunjukan/penugasan. Cara
pemberian konsesi melalui mekanisme penunjukkan/penugasan dapat dilakukan apabila
BUP telah memenuhi beberapa persyaratan diantaranya lahan yang akan digunakan
adalah milik Badan Usaha Pelabuhan dan investasi sepenuhnya dilakukan oleh Badan
Usaha Pelabuhan serta tidak menggunakan pendanaan yang bersumber dari
APBN/APBD (Pasal 74 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015).

Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, salah satu persyaratan


Badan Usaha Pelabuhan yang mengajukan permohonan konsesi adalah menyusun
dokumen kelayakan konsesi yang memuat dasar-dasar perhitungan konsesi, kelayakan
teknis, kelayakan lingkungan serta kelayakan finansial, sehingga Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut yang melakukan evaluasi dan Penyelenggara Pelabuhan selaku
Pemberi Konsesi mendapatkan informasi mengenai rencana kegiatan konsesi yang
akan dilakukan oleh Badan Usaha Pelabuhan beserta tinjauan terhadap beberapa aspek
antara lain : Aspek Hukum, Aspek Teknik, dan Aspek Keuangan.

Sebagian besar waktu proses pengajuan konsesi dihabiskan dalam penyusunan dan
pembahasan dokumen kelayakan konsesi, karena dari dokumen kelayakan konsesi
memuat informasi-informasi mengenai kelayakan teknis dan kelayakan finansial dalam
pemberian konsesi. Permasalahan ini disebabkan karena dokumen kelayakan konsesi
yang disusun belum memuat informasi yang dibutuhkan atau Badan Usaha Pelabuhan
tidak mampu menyusun dokumen kelayakan konsesi, karena belum adanya pedoman
atau standar yang dapat dirujuk. Atas dasar pemikiran tersebut, guna memberikan
pedoman, standar, dan rujukan khususnya bagi Badan Usaha Pelabuhan dalam
menyusun dokumen kajian kelayakan konsesi serta bagi Direktorat Kepelabuhanan dan
Penyelenggara Pelabuhan dalam mengevaluasi dokumen kajian kelayakan konsesi
perlu disusun suatu petunjuk teknis yang menjadi pedoman dalam penyusunan
dokumen kajian kelayakan pemberian konsesi.

Proses Pemberian Konsesi kepada Badan Usaha Pelabuhan khususnya Badan Usaha
Pelabuhan yang semula adalah Terminal Khusus atau TUKS saat ini mengalami
stagnansi, dalam artian banyak Badan Usaha Pelabuhan yang mengajukan permohonan
konsesi, namun sedikit sekali yang menindaklanjuti hingga penyusunan dokumen kajian
kelayakan konsesi. Badan Usaha Pelabuhan mengalami kesulitan dalam menyusun
kajian kelayakan konsesi Terminal Khusus berubah status menjadi pelabuhan atau

2
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri berubah status menjadi terminal umum karena
belum adanya pedoman atau standar yang dapat dijadikan rujukan.

Salah satu proses penting dalam proses pemberian konsesi adalah evaluasi dokumen
kajian kelayakan konsesi. Pada tahap ini akan dihasilkan suatu keputusan bahwa
permohonan konsesi dapat dilanjutkan atau tidak dapat dilanjutkan. Keputusan ini
dihasilkan berdasarkan hasil evaluasi terhadap dokumen kajian kelayakan konsesi yang
diajukan oleh Badan Usaha Pelabuhan. Dalam pelaksanaannya proses evaluasi
terkendala dengan belum adanya standar atau kriteria dalam menentukan layak atau
tidaknya dokumen yang diajukan. Pengevaluasi tidak dapat menuntut pemohon untuk
menyusun dokumen konsesi yang komprehensif (memuat informasi kelayakan teknis
dan finansial), karena bentuk dokumen yang diharapkan oleh pengevaluasi tidak dapat
tersampaikan kepada pemohon dengan baik..

Merujuk pada kompleksitas dan detail implementasi skema konsesi di bidang


kepelabuhanan maka dipandang perlu menyusun Petunjuk Teknis Kajian Kelayakan
Konsesi Terminal Khusus atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri Untuk
Perubahan Kegiatan Pengusahaan di Pelabuhan sehingga dapat dijadikan pedoman,
acuan, standar, dan rujukan khususnya bagi Pemohon dalam menyusun dokumen kajian
kelayakan konsesi Terminal Khusus berubah status menjadi pelabuhan atau Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri berubah status menjadi terminal umum sehingga dokumen
yang dihasilkan terdapat keseragaman metodologi dan tahapan pelaksanaan kegiatan
serta format pelaporan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Petunjuk Teknis ini adalah untuk menyusun sebuah dokumen yang
berisi pedoman dalam penyusunan dokumen kelayakan konsesi terminal khusus atau
terminal untuk kepentingan sendiri untuk Perubahan Kegiatan Pengusahaan di
pelabuhan.
Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis ini adalah agar menjadi acuan atau pedoman
dalam menyusun sebuah dokumen kelayakan konsesi Terminal Khusus atau Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri untuk Perubahan Kegiatan Pengusahaan di pelabuhan.

3
1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi:


1. Kriteria Tersus atau TUKS untuk Perubahan Kegiatan Pengusahaan di Pelabuhan;
2. Penyusunan Kajian Pra Studi Kelayakan konsesi;
3. Penyusunan kajian studi kelayakan konsesi;
4. Tata cara pengajuan konsesi untuk Terminal Khusus atau Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri yang akan berubah menjadi pelabuhan atau terminal umum.

1.4 DASAR HUKUM

Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan petunjuk teknis kajian kelayakan


konsesi terminal khusus atau terminal untuk kepentingan sendiri untuk Perubahan
Kegiatan Pengusahaan di pelabuhan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5731);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5208);

4
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan
Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);
8. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan “International
Convention for The Safety of Life at Sea, 1974”;
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 629) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 76 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1183);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15 Tahun 2015 tentang Konsesi dan Bentuk
Kerjasama Lainnya Antara Pemerintah dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang
Kepelabuhanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1439)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 166
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15
Tahun 2015 tentang Konsesi dan Bentuk Kerjasama Lainnya Antara Pemerintah
dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1639);
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 311) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1867);
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 122 Tahun 2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1756.

5
1.5 PENGERTIAN UMUM
1. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan Perubahan
Kegiatan Pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik
turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan
intra-dan antarmoda transportasi;
2. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas
kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat
perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan
daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah;
3. Tatanan Kepelabuhanan Nasional adalah suatu sistem kepelabuhanan yang
memuat peran, fungsi, jenis, hierarki pelabuhan, Rencana Induk Pelabuhan
Nasional, dan lokasi pelabuhan serta keterpaduan intra-dan antarmoda serta
keterpaduan dengan sektor lainnya;
4. Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri
dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar
Provinsi;
5. Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar Provinsi;
6. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam Provinsi;
7. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani kegiatan
angkutan laut dan/atau angkutan penyeberangan yang terletak di laut atau di sungai;
8. Penyelenggara Pelabuhan adalah Otoritas Pelabuhan atau Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan atau Unit Penyelenggara Pelabuhan;

6
9. Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah Lembaga Pemerintah di pelabuhan
sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, dan
pengawasan kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial;
10. Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) adalah Lembaga Pemerintah di pelabuhan
sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, pengawasan
kegiatan kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa kepelabuhanan untuk
pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial;
11. Syahbandar adalah pejabat Pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh Menteri
dan memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan
terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin
keselamatan dan keamanan pelayaran;
12. Badan Usaha Pelabuhan (BUP) adalah badan usaha yang kegiatan usahanya
khusus di bidang pengusahaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya;
13. Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah pengaturan ruang kepelabuhanan
nasional yang memuat tentang kebijakan pelabuhan, rencana lokasi dan hierarki
pelabuhan secara nasional yang merupakan pedoman dalam penetapan lokasi,
pembangunan, pengoperasian, dan pengembangan pelabuhan;
14. Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan
rencana tata guna tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan;
15. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan daratan pada
pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan
pelabuhan;
16. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di sekeliling daerah
lingkungan kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin
keselamatan pelayaran;
17. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal
bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun
penumpang, dan/ atau tempat bongkar muat barang;
18. Terminal Khusus (Tersus) adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan
Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari
pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha
pokoknya;
19. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) adalah terminal yang terletak di
dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan
yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai
dengan usaha pokoknya;

7
20. Konsesi adalah pemberian hak oleh penyelenggara pelabuhan kepada Badan
Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kepelabuhanan tertentu dalam jangka waktu tertentu dan kompensasi tertentu;
21. Pendapatan Konsesi adalah pendapatan yang diterima oleh Penyelenggara
Pelabuhan akibat pemberian hak yang diberikan kepada Bdan Usaha Pelabuhan
untuk melakukan kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan
tertentu dalam jangka waktu tertentu.
22. Kerjasama adalah kerjasama antara Penyelenggara Pelabuhan dengan Badan
Usaha Pelabuhan, badan usaha lainnya atau orang perorangan warga negara
Indonesia dalam jangka waktu tertentu;
23. Bentuk Kerjasama Lainnya adalah kerjasama antara Penyelenggara Pelabuhan
dengan Badan Usaha Pelabuhan dalam Perubahan Kegiatan Pengusahaan di
pelabuhan selain berupa konsesi antara lain berupa Kerjasama Pemanfaatan,
Persewaan, Kontrak Manajemen dan Kerjasama Operasi;
24. Perjanjian Konsesi adalah perjanjian tertulis antara Penyelenggara Pelabuhan
dengan Badan Usaha Pelabuhan dalam Perubahan Kegiatan Pengusahaan di
pelabuhan yang dikonsesikan.
25. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, badan
usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, badan hukum asing, atau
koperasi;
26. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dalam hal ini
Kementerian Perhubungan sebagai representasi Pemerintah Pusat dan Gubernur,
Bupati/Walikota sebagai representasi unsur Pemerintah Daerah

8
BAB II
PENYUSUNAN KAJIAN KELAYAKAN KONSESI TERSUS ATAU TUKS UNTUK
PERUBAHAN KEGIATAN PENGUSAHAAN DI PELABUHAN

2.1 KRITERIA TERSUS ATAU TUKS UNTUK PERUBAHAN KEGIATAN


PENGUSAHAAN DI PELABUHAN

Kriteria perubahan status Terminal Khusus menjadi Pelabuhan atau TUKS menjadi Terminal
Umum adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan RTRW setempat:
2. Layak secara ekonomis dan teknis operasional;
3. Membentuk atau mendirikan Badan Usaha Pelabuhhan (BUP);
4. Memenuhi aspek keamanan, ketertiban dan keselamatan pelayaran;
5. Memenuhi aspek kelestarian lingkungan;

2.2 PENYUSUNAN PRA STUDI KELAYAKAN (PRA FS)

Kajian tentang penyusunan dokumen pra studi kelayakan merupakan tindak lanjut dari
Peraturan Menteri Perhubungan yang sudah diterbitkan, diantaranya adalah Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia :
(1) Nomor PM 15 Tahun 2015, tentang Konsesi dan Bentuk Kerjasama Antara
Pemerintah dengan Badan Usaha Kepelabuhanan di Bidang Kepelabuhanan;
(2) Nomor PM 20 Tahun 2017, tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri.
Dokumen pra studi kelayakan yang diajukan oleh BUP pada saat Tersus/TUKS akan
berubah menjadi pelabuhan atau terminal umum, paling sedikit memuat beberapa aspek,
yaitu: aspek Strategis, aspek Teknis, aspek Kelayakan, dan aspek Lingkungan. Berdasarkan
tinjauan aspek tersebut, dokumen pra studi kelayakan disusun dengan mencakup kajian-
kajian meliputi: (1) Kajian hukum dan kelembagaan; (2) Kajian Teknis, (3) Kajian Kelayakan
Proyek; (4) Kajian Lingkungan dan Sosial; (5) Kajian Bentuk Kerjasama dalam Penyediaan
Infrastruktur; (6) Kajian Kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah.

Berikut beberapa penjelasan terkait kajian yang perlu disiapkan oleh Tersus/TUKS yang
akan berubah statusnya menjadi pelabuhan umum atau terminal umum:

9
2.2.1. Kajian Hukum dan Kelembagaan
Adapun dokumen aspek strategis atau kajian hukum dan kelembagaan yang harus
disiapkan oleh Tersus/TUKS yang akan berubah statusnya menjadi pelabuhan umum atau
terminal umum, paling sedikit memuat:
(1) Dokumen kesesuaian lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
(2) Dokumen yang berisi tentang informasi Badan Usaha Pelabuhan;
(3) Dokumen yang menjelaskan informasi tentang Tersus/TUKS.

Tabel dibawah ini menjelaskan secara lengkap kajian tentang hukum dan kelembagaan
yang harus disiapkan.

Tabel 2.1 Hal-hal yang diuraikan dalam kajian hukum dan kelembagaan

No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan


Kesesuaian
Kesesuaian lokasi Tersus/TUKS
Lokasi dengan
dengan RTRW Provinsi dan
Kesesuaian Lokasi Rencana Tata
Kabupaten yang sudah ditetapkan
dengan Rencana Ruang Wilayah
Tata Ruang Kesesuaian
Wilayah Lokasi dengan Kesesuaian lokasi Tersus/TUKS
Tataran dengan Tatrawil dan Tatralok sebagai
Transportasi simpul transportasi laut.
Profil Badan Dokumen agar menjelaskan profil
Usaha Pelabuhan BUP secara lengkap
Informasi Badan
ASPEK Usaha Pelabuhan Pengalaman Dokumen agar menjelaskan
1
STRATEGIS Perusahaan BUP pengalaman BUP

Izin Penetapan Dokumen agar menjelaskan perizinan


Lokasi lokasi Tersus
Izin Dokumen agar menjelaskan perizinan
Informasi Tentang Pembangunan pembangunan Tersus
Tersus/TUKS Dokumen agar menjelaskan perizinan
Izin
pengoperasian/pengelolaan
Pengoperasian
Tersus/TUKS
Dokumen agar menjelaskan status
Status Lahan
kepemilikan lahan oleh BUP

10
2.2.2. Kajian Teknis

Di dalam Kajian Teknis, dokumen Pra FS, paling sedikit memuat:


(1) Tinjauan kelayakan lokasi;
(2) Tinjauan rencana pengembangan; dan
(3) Tinjauan keselamatan pelayaran.

Tabel berikut menjelaskan secara rinci kriteria dokumen Teknis Pra FS yang harus
disiapkan bagi Tersus/TUKS yang berubah menjadi pelabuhan atau menjadi terminal umum.

Tabel 2.2 Hal-hal yang diuraikan dalam kajian Teknis


No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Dokumen agar menjelaskan
Kedalaman Perairan kedalaman perairan cukup
Hasil Survey Batimetri untuk melayani kegiatan
kepelabuhanan
Dokumen agar menjelaskan
Kondisi
Tinggi gelombang, kecepatan
Hidrooceanografi
arus, pasang surut
Dokumen agar menjelaskan
Akses Menuju
kondisi jalan akses dari dan ke
Pelabuhan
pelabuhan
Dokumen agar menjelaskan
Kelayakan Infrastruktur Penunjang ketersediaan fasilitas penunjang
Lokasi Utama seperti Jaringan Listrik dan Air
Bersih
Dokumen agar menjelaskan
Waktu Operasional efektifitas waktu operasional
pelabuhan dalam setahun
ASPEK
2 Dokumen agar menjelaskan
TEKNIS
Sedimentasi kondisi pengaruh sedimentasi
pada alur dan kolam pelabuhan
Dokumen agar menjelaskan
kondisi kemiringan Daratan
Kondisi Topografi
(Landai/Curam/Berbukit) di
sekitar pelabuhan
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan terhadap hirarki
Tinjauan Hierarki
pelabuhan terkait
Pelabuhan
perubahannya menjadi
Rencana pelabuhan atau terminal umum.
Pengembangan Dokumen agar menjelaskan
Pelabuhan apakah Tersus/TUKS sudah
Rencana Induk mempunyai Rencana Induk
Pelabuhan Pelabuhan atau integrasi
dengan Rencana Induk
Pelabuhan Eksisting

11
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Dokumen agar menjelaskan
DLKR dan DLKP rancangan DLKR dan DLKP
Pelabuhan terkait perubahannya menjadi
pelabuhan atau terminal umum.
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan Hinterland yang
Tinjauan Hinterland
meliputi letak, cakupan dan
potensinya
Dokumen agar menjelaskan
jenis pelayanan pelabuhan
Jenis Pelayanan
(komoditas tertentu atau
campuran)
Dokumen agar menjelaskan
Tinjauan Demand tinjauan demand berdasarkan
potensi Hinterland.
Dokumen agar menjelaskan
Tinjauan Kapal meliputi jenis dan ukuran
Rencana maksimum kapal yang
direncanakan
Dokumen agar menjelaskan
Tinjauan Kebutuhan
tinjauan Kebutuhan Fasilitas
Fasilitas dan Peralatan
dan Peralatan bongkar muat
Dokumen agar menjelaskan
tata letak pelabuhan
Tinjauan Layout disesuaikan dengan jenis
Pelabuhan pelayanan dan kebutuhan lahan
terkait perubahannya menjadi
pelabuhan atau terminal umum
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan tahapan
Tinjauan Tahapan pengembangan fasilitas
Pengembangan pelabuhan terkait
perubahannya menjadi
pelabuhan atau terminal umum
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan Standar Operasional
Tinjauan Standar dan Prosedur pelayanan
Operational Prosedur pelabuhan terkait
perubahannya menjadi
pelabuhan atau terminal umum
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan rencana kinerja
Tinjauan Kinerja
operasional pelabuhan terkait
Pelabuhan
perubahannya menjadi
pelabuhan atau terminal umum
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan terkait kebutuhan
Tinjauan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia dalam
Sumber Daya Manusia
rangka perubahannya menjadi
pelabuhan atau terminal umum

12
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan terhadap kebutuhan
Kebutuhan Capex dana untuk pembangunan
infrastruktur (capital
expenditure)
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan terhadap kebutuhan
Kebutuhan Opex biaya operasional dan
pemeliharaan (operational
expenditure)
Dokumen agar menjelaskan
Kebutuhan SBNP ketersediaan dan kebutuhan
SBNP
Dokumen agar menjelaskan
Keselamatan ketersediaan luas perairan
pelayaran cukup, terlindung dan
Luas Perairan untuk
memenuhi syarat untuk olah
Olah Gerak kapal
gerak kapal (baik kedalaman,
keamanan maupun untuk
keselamatan)

2.2.3. Kajian Kelayakan Proyek

Di dalam Kajian Kelayakan proyek, dokumen Pra FS paling sedikit memuat:


(1) Tinjauan kelayakan manfaat dan biaya ekonomi;
(2) Tinjauan kelayakan keuangan;
(3) Tinjauan perhitungan proyeksi pendapatan, dan arus kas proyek;
(4) Tinjauan rencana/proyeksi pembiayaan dan pengembalian investasi;
(5) Tinjauan rencana/proyeksi/strategi segmen pasar/target customer yang dituju.

Tabel berikut ini menjelaskan secara rinci hal-hal yang diuraikan dalam dalam kajian
kelayakan proyek yang mencakup aspek kelayakan ekonomi dan keuangan.

Tabel 2.3. Hal-hal yang diuraikan dalam Kajian Kelayakan Proyek

No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan


Dokumen agar menjelaskan terkait
ASPEK
Manfaat perubahannya menjadi pelabuhan
KELAYAKAN Manfaat
3 Ekonomi dan atau terminal umum akan
EKONOMI DAN Penghematan
Sosial memberikan manfaat penghematan
KEUANGAN
bagi Negara atau Masyarakat?

13
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Dokumen agar menjelaskan
Manfaat Penerimaan
tinjauan manfaat Penerimaan
Negara Bukan Pajak
Negara Bukan Pajak (PNBP)
Dokumen agar menjelaskan
Manfaat Tenaga
tinjauan manfaat ketenagakerjaan
Kerja
bagi Masyakarakat Sekitar/Daerah
Dokumen agar menjelaskan
tinjauan manfaat adanya Pajak
Manfaat pajak
(PPN/PPh dll) bagi Pemerintah
Pusat atau Daerah
Dokumen agar menjelaskan akan
memberikan manfaat lainnya bagi
Manfaat Lainnya
Pemerintah Pusat
/Daerah/Masyarakat?
Dokumen agar menjelaskan
Biaya Persiapan besarnya biaya persiapan yang
dibutuhkan
Dokumen agar menjelaskan
Biaya Capital perhitungan kebutuhan dana untuk
Expenditure (Capex) pembengunan infrastruktur (capital
Biaya expenditure)
Ekonomi Biaya Operasi dan Dokumen agar menjelaskan
Pemeliharaan perhitungan terkait kebutuhan
(Operation & biaya operasional dan
Maintenance) pemeliharaan?
Dokumen agar menjelaskan
Biaya Lain-lain perhitungan terkait kebutuhan
biaya lain-lain
Dokumen agar menjelaskan terkait
Economic IRR (EIRR)
perhitungan terkait Economic IRR
Analisis Economic NPV Dokumen agar menjelaskan terkait
Kelayakan (ENPV) perhitungan terkait Economic NPV
Ekonomi Dokumen agar menjelaskan terkait
Benefit to Cost Ratio
perhitungan terkait Benefit to Cost
(BCR)
Ratio (BCR)
Dokumen agar menjelaskan terkait
Nilai NPV Project
Net Present perhitungan Financial NPV
Value (NPV) Dokumen agar menjelaskan terkait
Nilai NPV Equity
perhitungan Equity NPV

14
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Dokumen agar menjelaskan terkait
Imbal Hasil IRR Project
perhitungan Project IRR
Keuangan
Dokumen agar menjelaskan terkait
(IRR) IRR Equity
perhitungan Equity IRR
Imbal Hasil
Dokumen agar menjelaskan terkait
Pengembalian Return on Equity
perhitungan Return on Equity
Ekuitas (RoE)
Rasio DSCR rata-rata Dokumen agar menjelaskan terkait
Kecukupan (average) perhitungan nilai rata-rata DSCR
Pembayaran
DSCR minimal Dokumen agar menjelaskan terkait
Hutang
(minimum) perhitungan nilai Minimal DSCR
(DSCR)
Jangka Waktu
Dokumen agar menjelaskan terkait
pengembalian Payback Period
perhitungan Payback Period
investasi
Apakah sudah terdapat
Rencana pembiayaan
perhitungan rencana pembiayaan
ekuitas
Sumber daya ekuitas
Investasi Dokumen agar menjelaskan terkait
(pembiayaan perhitungan rencana pembiayaan
Rencana pembiayaan
proyek) pembangunan infrastruktur
dari sumber pinjaman
(investasi) yang bersumber dari
pinjaman Tersus/TUKS
Dokumen agar menjelaskan terkait
Rencana perhitungan rencana pengembalian
pengembalian biaya pembangunan infrastruktur
investasi (investasi) termasuk bunga dan
Rencana pokok pinjaman
pengembalian Dokumen agar menjelaskan terkait
investasi Proyeksi pendapatan perhitungan proyeksi pendapatan
TERSUS/TUKS
Dokumen agar menjelaskan terkait
Proyeksi arus kas
perhitungan proyeksi arus kas
proyek
Tersus/TUKS
Segmen Dokumen agar menjelaskan
Segmen pasar yang
pasar yang strategi siapa segmen pasar yang
dituju (customer)
dituju dan dituju oleh Tersus/TUKS
strategi Strategi pencapaian Dokumen agar menjelaskan
pencapaian target customer strategi pencapaian target

15
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
sasaran customer yang dituju oleh
Tersus/TUKS

2.2.4. Kajian Lingkungan dan Sosial

Di dalam Kajian Lingkungan dan Sosial, dokumen Pra FS, paling sedikit memuat:
(1) Tinjauan Kepatuhan Lingkungan; dan
(2) Tinjauan Kepatuhan Sosial.

Tabel berikut ini menjelaskan secara rinci hal-hal yang diuraikan dalam dalam kajian
Lingkungan dan Sosial.

Tabel 2.4 Hal-hal yang diuraikan dalam kajian lingkungan dan sosial

Sub Kriteria
No Kriteria Sub Kriteria Penjelasan
Tambahan
Dokumen agar menjelaskan
Kajian Lingkungan
kajian lingkungan yang wajib
yang wajib disiapkan
disiapkan oleh Tersus/TUKS
Kepatuhan Dokumen agar menjelaskan
Lingkungan Kajian Lingkungan kajian dampak lingkungan yang
terkait Dampak terkait dengan operasional
Operasional Pelabuhan pelabuhan yang harus disiapkan
oleh Tersus/TUKS
Apakah sudah terdapat dokumen
Analisis dampak kajian analisis dampak
ASPEK proyek pada lingkungan bagi masyarakat
4 LINGKUNGAN masyarakat sekitar sekitar terkait proyek
DAN SOSIAL TERSUS/TUKS
Apakah sudah terdapat dokumen
Pembebasan lahan kajian lingkungan yang terkait
Kepatuhan Sosial dan pemukiman pembebasan lahan dan
kembali (apabila ada) pemukiman kembali yang harus
disiapkan oleh TERSUS/TUKS
Apakah sudah terdapat dokumen
Pihak terdampak dan kajian lingkungan terkait pihak
kompensasi yang terdampak dan kompensasi yang
diberikan harus diberikan oleh
TERSUS/TUKS

16
2.2.5. Kajian Bentuk Kerjasama dalam Penyediaan Infrastruktur
Di dalam Kajian bentuk kerjasama dalam penyediaan infrastruktur dokumen Pra FS, paling
sedikit memuat:
(1) Rencana bentuk kerjasama (konsesi) yang melibatkan para pihak yang akan terlibat;
(2) Rencana struktur kelembagaan yang menggambarkan dari sisi kerjasama dengan
institusi/pihak yang terlibat, alur informasi dan dokumentasi terkait kerjasama
(konsesi);
(3) Penjelasan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat didalamnya.

2.2.6. Kajian Kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah

Tersus/TUKS berubah menjadi pelabuhan atau terminal umum merupakan proyek yang
diprakarasai oleh BUP dan dibiayai sepenuhnya oleh BUP, dengan berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, maka BUP agar dapat menjelaskan bahwa
investasi sepenuhnya dilakukan oleh BUP dan tidak menggunakan pendanaan yang
bersumber dari APBN/APBD.

2.3 PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FS)

Dokumen yang diajukan oleh BUP pada saat Tersus/TUKS berubah menjadi pelabuhan
atau terminal umum, paling sedikit memuat 6 (empat) kajian, yaitu: (1) Kajian Hukum dan
Kelembagaan; (2) Kajian Teknis; (3) Kajian Ekonomi dan Komersial; dan (4) Kajian Rencana
Bisnis; (5) Kajian Value for Money; (6) Kajian Lingkungan dan Sosial.

Gambar 2.1. : Kriteria Penilaian Dokumen FS

17
Berikut beberapa penjelasan terkait aspek/kajian yang perlu disiapkan oleh Tersus/TUKS
yang berubah menjadi pelabuhan atau terminal umum

2.3.1. Kajian Hukum dan Kelembagaan Dokumen Studi Kelayakan (FS)

Adapun kajian hukum dan kelembagaan dalam dokumen studi kelayakan yang harus
disiapkan oleh BUP, paling sedikit memuat:
(1) Kajian kesesuaian lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
(2) Kajian yang berisi tentang Informasi Badan Usaha Pelabuhan;
(3) Kajian yang menjelaskan Informasi Tentang Tersus/TUKS.

Tabel berikut ini menjelaskan secara lengkap hal-hal yang diuraikan dalam Kajian hukum
dan kelembagaan yang harus disiapkan.

Tabel 2.5 Hal-hal yang diuraikan dalam Kajian Hukum dan Kelembagaan
Sub
Substansi Penjelasan
No Kriteria Kriteria
Kesesuaian
Lokasi dengan Melampirkan dokumen lokasi TUKS yang
Kesesuaian
Rencana Tata tertera dalam RTRW Provinsi dan Kabupaten
Lokasi
Ruang yang sudah di Perda-kan
dengan
Wilayah
Rencana
Kesesuaian Melampirkan dokumen penjelasan terkait
Tata Ruang
Lokasi dengan lokasi TERSUS/TUKS yang tertera dalam
Wilayah
Tatanan Tatrawil dan Tatralok sebagai simpul
Transportasi transportasi laut yang sudah di tetapkan
Profil Badan Melampirkan dokumen profil BUP
HUKUM DAN Usaha TERSUS/TUKS yang sudah dilengkapi
1
KELEMBAGAAN Informasi Pelabuhan dengan informasi yang memadai
Badan Melampirkan dokumen Jangka Waktu
Usaha Pengalaman Pengalaman BUP dalam mengelola
Pelabuhan Perusahaan TERSUS/TUKS yang ingin melakukan
BUP perubahan status sudah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Izin Penetapan Melampirkan dokumen izin penetapan Lokasi
Informasi Lokasi TERSUS/TUKS
Terminal Izin Melampirkan dokumen izin Lokasi yang sudah
Khusus Pembangunan disetujui
Izin Melampirkan dokumen izin operasi

18
Pengoperasian TERSUS/TUKS
Melampirkan dokumen dan penjalasanya
Status Lahan
terkait kepemilikan Lahan (milik sendiri)

2.3.2. Kajian Teknis Studi Kelayakan (FS)

kajian teknis dokumen studi kelayakan yang harus disiapkan oleh BUP, paling sedikit
memuat:
(1) Kajian kelayakan lokasi:
(2) Kajian rencana pengembangan; dan
(3) Kajian keselamatan pelayaran.

Tabel berikut ini menjelaskan secara lengkap hal-hal yang diuraikan dalam Kajian Teknis
studi kelayakan yang harus disiapkan.

Tabel 2.6 Hal-hal yang diuraikan dalam Kajian Teknis Studi Kelayakan (FS)
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Melampirkan hasil survai riel
Kedalaman Perairan tingkat kedalaman perairan yang
Hasil Survey Batimetri cukup untuk melayani kegiatan
kepelabuhanan
Melampirkan gambar dan foto-foto
Akses Menuju terkait kondisi TERSUS/TUKS
Pelabuhan yang saat ini sudah memiliki jalan
akses yang memadai.
Melampirkan dokumen dan
gambar-gambar terkait
Infrastruktur
TERSUS/TUKS yang sudah
Penunjang Utama
memiliki Jaringan Listrik dan Air
Bersih
Melampirkan hasil survai tentang
ASPEK Kelayakan Tinggi Gelombang di
2 besar, tinggi gelombang di depan
TEKNIS Lokasi Depan Dermaga
dermaga, dan mitigasi risikonya
Melampirkan laporan terkait
kegiatan bulanan dalam setahun,
Waktu Operasional
dimana TUKS/TUKS dapat
beroperasi
Melampirkan dokumen/laporan
bahwa TUKS/TUKS saat ini
tidak/terdapat sedimentasi yang
Sedimentasi
masih dapat ditolerir, sehingga
tidak/perlu pengerukan secara
rutin.
Melampirkan dokumen hasil survai
Kecepatan Arus Hasil
tentang kecepatan arus per ….
pengukuran
m/detik saat ini?

19
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Melampirkan dokumen hasil survai
tentang berapa besar (tinggi)
Kondisi Pasang Surut tunggang pasang (m)
Hasil Pengukuran TERSUS/TUKS saat ini dan
proyeksi dalam 12 (dua) belas
bulan pada periode setahun.
Melampirkan dokumen dan
gambar-gambar kondisi
Kondisi Topografi kemiringan Daratan di
TERSUS/TUKS saat ini (tingkat
keandaian/kecuraman/perbukitan)
Menjelaskan secara Hierarki
Kesesuaian Hierarki Pelabuhan TERSUS/TUKS sudah
Pelabuhan sesuai dengan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional (RIPN)
Menjelaskan bahwa
Rencana Induk TERSUS/TUKS sudah sesuai
Rencana
Pelabuhan dengan Rencana Induk Pelabuhan
Pengembangan
Nasional (RIPN)
Pelabuhan (1)
Menjelaskan bhwa DLKR dan
DLKR dan DLKP
DLKP untuk TERSUS/TUKS telah
Pelabuhan
di tetapkan
Menjelaskan bahwa
SOP dan Kinerja
TERSUS/TUKS sudah memiliki
Pelabuhan
SOP dan Kinerja Pelabuhan
Menjelaskan TERSUS/TUKS
sudah melakukan Kajian
Kajian Hindterland Hindterland, dilengkapi/dibuktikan
dengan tabel proyeksi beberapa
tahun kedepan.
Menjelaskan bahwa
TERSUS/TUKS sudah
Jenis Pelayanan
menetapkan jenis-jenis pelayanan
pelabuhan
Menjelaskan bahwa kajian
demand berdasarkan skenario
optimis, moderat dan pesimis
Rencana Kajian Demand
sudah dilakukan dan dibuktikann
Pengembangan
dengan adanya hasil
Pelabuhan (2)
analisis/proyeksinya
Menjelaskan bahjwa Apakah
sudah terdapat Kajian Rencana
Kajian Kapal Rencana
Kapal, dalam bentuk table dan
analisis yang diperlukan.
Menjelaskan sudah terdapat
Kajian Kebutuhan
KajianKebutuhan Fasilitas dan
Fasilitas dan
Peralatan, dalam bentuk
Peralatan
diagram/tabl/gambar dll.
Menjelaskan bahwa sudah
Kajian Layout
terdapat Layout pelabuhan yang
Pelabuhan
mempertimbangkan arah

20
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
gelombang dalam bentuk
dokumen hasil survai dan rencana
layout ke dapan
Menjelaskan bahwa sudah
terdapat Kajian Tahapan
Kajian Tahapan
Pengembangan TERSUS/TUKS ,
Pengembangan
baik dalam bentuk narasi maupun
table/gambar/desian dll.
Melampirkan dokumen tentang
Kajian Standar Kajian Standar Operasional dan
Operational Prosedur Prosedur untuk menjalankan
TERSUS/TUKS
Melampirkan dokumen Kajian
terkait rencana kinerja
Kajian Kinerja
TERSUS/TUKS di saat ini dan
Pelabuhan
rencana beberapa tahun ke
depan.
Melampirkan dokumen hasil kajian
Kajian Kebutuhan
terkait kebutuhan Sumber Daya
Sumber Daya
Manusia, untuk mendukung
Manusia
operasional TUKS/TUKS
Melampirkan dokumen hasil kajian
terhadap kebutuhan dana untuk
Kebutuhan Capex pembangunan infrastruktur (capital
expenditure) sesuai tahap
pembangunan
Mepampirkan proyeksi/table-tabel
terkait hasil perhitungan
Kebutuhan Opex
kebutuhan biaya operasional dan
pemeliharaan
Melampirkan (jika ada) dokumen
terkait SBNP, untuk
Kebutuhan SBNP
menggambarkan kecukupan
jumlah dan fungsi yang baik
Keselamatan Melampirkan dokumen terkait
pelayaran Luas perairan yang cukup,
Luas Perairan untuk terlindung dan memenuhi syarat
Olah Gerak kapal untuk olah gerak kapal (baik
kedalaman, keamanan maupun
untuk keselamatan)

2.3.3. Kajian Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Proyek Dokumen FS

Kajian kelayakan ekonomi dan keuangan proyek dokumen studi kelayakan yang harus
disiapkan oleh BUP, paling sedikit memuat:
(1) Kajian manfaat biaya ekonomi dan manfaat sosial (ABMS)
(2) Kajian analisis dan proyeksi keuangan;
a. Financial NPV

21
b. Financial IRR
c. Return on Equity
d. Debt Service Coverage Ratio (DSCR); dan
e. Payback Period
Tabel berikut ini menjelaskan secara lengkap hal-hal yang diuraikan dalam Kajian
Kelayakan Ekonomi dan keuangan proyek studi kelayakan yang harus disiapkan.

Tabel 2.7. Hal-hal yang diuraikan dalam Kajian Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
Proyek
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Menjelaskan (dalam narasi dan
tabel) bahwa proyek
Manfaat
TERSUS/TUKS memberikan
Penghematan
manfaat penghematan bagi
Negara atau Masyarakat.
Menjelaskan (dalam narasi dan
tabel) bahwa adanya proyek
Manfaat Penerimaan
TERSUS/TUKS akan memberikan
Negara Bukan Pajak
manfaat Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP)
Menjelaskan (dalam narasi dan
tabel) bahwa dengan adanya
Manfaat Tenaga proyek TERSUS/TUKS akan
Manfaat
Kerja memberikan manfaat adanya
Ekonomi dan
Tenaga Kerja bagi Masyakarakat
Sosial
Sekitar/Daerah.
Menjelaskan (dalam narasi dan
tabel) bahwa dengan adanya
ASPEK
proyek TERSUS/TUKS akan
KELAYAKAN Manfaat pajak
3 memberikan manfaat adanya
EKONOMI DAN
Pajak (PPN/PPh dll) bagi
KEUANGAN
Pemerintah Pusat atau Daerah.
Menjelaskan (dalam narasi dan
tabel) bahwa dengan adanya
proyek TERSUS/TUKS akan
Manfaat Lainnya
memberikan manfaat lainnya bagi
Pemerintah Pusat
/Daerah/Masyarakat
Menjelaskan (dalam narasi dan
Biaya Persiapan tabel) besaran biaya persiapan
yang dibutuhkan.
Menjelaskan (dalam narasi dan
tabel) bahwa sudah terdapat
Biaya Biaya Capital
perhitungan kebutuhan dana untuk
Ekonomi Expenditure (Capex)
pembangunan infrastruktur (capital
expenditure)
Biaya Operasi dan Menjelaskan (dalam narasi dan
Pemeliharaan tabel) bahwa sudah terdapat
(Operation & perhitungan terkait kebutuhan

22
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Maintenance) biaya operasional dan
pemeliharaan.
Menjelaskan (dalam narasi dan
table, jika ada) bahwa sudah
Biaya Lain-lain
terdapat perhitungan terkait
kebutuhan biaya lain-lain?
Menjelaskan (dalam narasi dan
Economic IRR (EIRR) tabel) bahwa sudah terdapat
perhitungan Economic IRR
Menjelaskan (dalam narasi dan
Analisis Economic NPV
tabel) bahwa sudah terdapat
Kelayakan (ENPV)
perhitungan Economic NPV
Ekonomi
Menjelaskan (dalam narasi dan
Benefit to Cost Ratio tabel) bahwa sudah terdapat
(BCR) perhitungan Benefit to Cost Ratio
(BCR)
Menjelaskan (dalam narasi dan
Nilai NPV Project tabel) bahwa sudah terdapat
Net Present perhitungan Financial NPV
Value (NPV) Menjelaskan (dalam narasi dan
Nilai NPV Equity tabel) bahwa sudah terdapat
perhitungan Equity NPV
Menjelaskan (dalam narasi dan
IRR Project tabel) bahwa sudah terdapat
Imbal Hasil
perhitungan Project IRR
Keuangan
Menjelaskan (dalam narasi dan
(IRR)
IRR Equity tabel) bahwa sudah terdapat
perhitungan Equity IRR
Imbal Hasil Menjelaskan (dalam narasi dan
Pengembalian Return on Equity tabel) bahwa sudah terdapat
Ekuitas (RoE) perhtungan Return on Equity
Menjelaskan (dalam narasi dan
Rasio DSCR rata-rata
tabel) bahwa sudah terdapat
Kecukupan (average)
perhitungan nilai rata-rata DSCR
Pembayaran
Menjelaskan (dalam narasi dan
Hutang DSCR minimal
tabel) bahwa sudah terdapat
(DSCR) (minimum)
perhitungan nilai Minimal DSCR
Jangka Waktu Menjelaskan (dalam narasi dan
pengembalian Payback Period tabel) bahwa sudah terdapat
investasi perhitungan Payback Period

2.3.4. Kajian Rencana Bisnis Proyek Dokumen Studi Kelayakan (FS)


Kajian rencana bisnis proyek dalam dokumen studi kelayakan yang harus disiapkan oleh
BUP, paling sedikit memuat:
(1) Kajian rencana/proyeksi segmen pasar/target customer yang dituju
(2) Kajian strategi untuk mencapai segmen pasar/target customer yang dituju
(3) Kajian perhitungan proyeksi pendapatan dan arus kas proyek;
(4) Kajian rencana/proyeksi pembiayaan dan pengembalian investasi;

23
Tabel berikut ini menjelaskan secara lengkap hal-hal yang diuraikan dalam Kajian rencana
bisnis proyek dalam studi kelayakan yang harus disiapkan.

Tabel 2.8 Hal-hal yang harus diuraikan dalam Kajian Rencana Bisnis Proyek

No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan


Segmen Segmen pasar Menjelaskan bahwa (dilengkapi tabel dan narasi)
pasar yang yang ditujusudah ada kajian Segmen pasar yang dituju
dituju dan (customer) (customer)
strategi Strategi Menjelaskan bahwa (dilengkapi tabel dan narasi)
pencapaian pencapaian target
sudah terdapat kajian strategi pencapaian target
sasaran customer customer
Rencana Menjelaskan (dalam narasi dan tabel) bahwa
pembiayaan sudah terdapat perhitungan rencana pembiayaan
Sumber daya
ekuitas ekuitas
Investasi
Menjelaskan (dalam narasi dan tabel) bahwa
(pembiayaan Rencana
sudah terdapat perhitungan rencana pembiayaan
RENCANA proyek) pembiayaan dari
4 pembangunan infrastruktur (investasi) yang
BISNIS sumber pinjaman
bersumber dari pinjaman TERSUS/TUKS
Menjelaskan (dalam narasi dan tabel) bahwa
Rencana
sudah terdapat perhitungan rencana
pengembalian
pengembalian biaya pembangunan infrastruktur
investasi
(investasi) termasuk bunga dan pokok pinjaman
Rencana
Menjelaskan (dalam narasi dan tabel) bahwa
pengembalian Proyeksi
sudah terdapat perhitungan proyeksi pendapatan
investasi pendapatan
TERSUS/TUKS
Menjelaskan (dalam narasi dan tabel) bahwa
Proyeksi arus kas
sudah terdapat perhitungan proyeksi arus kas
proyek
TERSUS/TUKS

2.3.5. Kajian Value for Money (VfM) Dokumen FS

Kajian rencana value for money dalam dokumen studi kelayakan yang harus disiapkan oleh
BUP, paling sedikit memuat:
(1) Kajian penjelasan kualitatif tentang manfaat value for money
(2) Kajian dan narasi tentang klasifikasi dan kuantifikasi risiko
(3) Kajian perhitungan VfM beserta grafiknya;

24
Tabel berikut ini menjelaskan secara lengkap hal-hal yang diuraikan dalam Kajian Value for
money (Vfm) dalam studi kelayakan yang harus disiapkan.

Tabel 2.9. Hal-hal yang diuraikan dalam kajian Value for money
No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan
Menjelaskan secara naratif tentang:
(1) Keunggulan dlm mengelola risiko;
(2) Efektivitas, akuntabilitas dan
Manfaat VfM Bagi
Manfaat Value for pemerataan pelayanan publik;
Pemerintah dan BUP
Money (3) Alih pengetahuan dan teknologi; dan
(kualitatif)
(4) Menciptakan persaingan sehat,
transpransi dan efisiensi dalam
pengadaan
Menjelaskan secara naratif tentang :
Pendekatan dan (1) Identifikasi risiko secara akurat; dan
klasifikasi risiko dalam (2) klasifikasi risiko yang signifikan
Klasifikasi dan Value for Money yang berpengaruh besar terhadap
Kuantifikasi Risiko proyek
5 Value for Money
Menjelaskan dalam tabel kuantifikasi
Kuantifikasi Risiko probabilitas risiko dan dampak risiko
yang signifikan terhadap proyek
Nilai Jasa Layanan Terdapat tabel perhitungan yang sangat
yang diajukan BUP lengkap terkait Nilai Jasa Layanan yang
(BUP Bid) diajukan BUP (BUP Bid)
Nilai Jasa Layanan
Terdapat tabel perhitungan yang cukup
Perhitungan Value yang diajukan
lengkap terkait Nilai Jasa Layanan yang
for Money Pemerintah (Public
diajukan BUP (BUP Bid)
Sector Comparator)
Terdapat tabel perhitungan dan
Nilai Value for Money dilengkap grafik terkait hasil
perhitungan Value for Money

2.3.6. Kajian Lingkungan dan Sosial

Kajian lingkungan dan sosial dalam dokumen studi kelayakan yang harus disiapkan oleh
BUP, paling sedikit memuat:
(1) Kajian Kepatuhan Lingkungan; dan
(2) Kajian Kepatuhan Sosial.

25
Tabel berikut ini menjelaskan secara lengkap hal-hal yang diuraikan dalam Kajian
Lingkungan dan Sosial dalam studi kelayakan yang harus disiapkan.

Tabel 2.10. Hal-hal yang diuraikan dalam Kajian Lingkungan dan Sosial

No Kriteria Sub Kriteria Substansi Penjelasan


Apakah sudah terdapat
Kajian Lingkungan yang dokumen kajian lingkungan
wajib disiapkan yang wajib disiapkan oleh
TERSUS/TUKS
Kepatuhan Apakah sudah terdapat
Lingkungan dokumen kajian dampak
Kajian Lingkungan
lingkungan yang terkait dengan
terkait Dampak
operasional pelabuhan yang
Operasional Pelabuhan
harus disiapkan oleh
TERSUS/TUKS
Apakah sudah terdapat
Analisis dampak proyek dokumen kajian analisis
ASPEK
pada masyarakat dampak lingkungan bagi
6 LINGKUNGAN
sekitar masyarakat sekitar terkait
DAN SOSIAL
proyek TERSUS/TUKS
Apakah sudah terdapat
dokumen kajian lingkungan
Pembebasan lahan dan yang terkait pembebasan lahan
Kepatuhan Sosial
pemukiman kembali dan pemukiman kembali yang
harus disiapkan oleh
TERSUS/TUKS
Apakah sudah terdapat
Pihak terdampak dan dokumen kajian lingkungan
kompensasi yang terkait pihak terdampak dan
diberikan kompensasi yang harus
diberikan oleh TERSUS/TUKS

2.3.7. Kajian Bentuk Kerjasama dalam Penyediaan Infrastruktur

Kajian bentuk kerjasama dalam penyediaan infrastruktur dalam dokumen studi kelayakan
yang harus disiapkan oleh BUP, paling sedikit memuat:
(1) Rencana bentuk kerjasama (konsesi) yang melibatkan para pihak yang akan terlibat;
(2) Rencana struktur kelembagaan yang menggambarkan dari sisi kerjasama dengan
institusi/pihak yang terlibat, alur informasi dan dokumentasi terkait kerjasama
(konsesi);
(3) Penjelasan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat didalamnya.

26
2.3.8. Kajian Kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah

Tersus/TUKS berubah menjadi pelabuhan atau terminal umum merupakan proyek yang
diprakarasai oleh BUP dan dibiayai sepenuhnya oleh BUP, dengan berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, maka BUP agar dapat menjelaskan bahwa
investasi sepenuhnya dilakukan oleh BUP dan tidak menggunakan pendanaan yang
bersumber dari APBN/APBD.

27
BAB III
TATA CARA PENGAJUAN KONSESI TERSUS ATAU TUKS UNTUK PERUBAHAN
KEGIATAN PENGUSAHAAN DI PELABUHAN

3.1. PROSEDUR PENGAJUAN PRA STUDI KELAYAKAN

3.1.1. PENJELASAN

Standard Operating Procedure (SOP) pengajuan Kelayakan Dokumen Pra Studi Kelayakan
(Pra FS) Tersus/TUKS yang berubah menjadi pelabuhan atau terminal umum adalah
standar operasional dan prosedur awal kegiatan penyusunan dokumen Pra Studi Kelayakan
(Pra Feasibility Study, disingkat Pra FS) untuk pengajuan Tersus/TUKS yang berubah
menjadi pelabuhan atau terminal umum

SOP ini disusun berdasarkan urut-urutan kegiatan yang harus dilakukan oleh calon
pemrakarsa yaitu Badan Usaha Pelaksana (BUP), dan dilengkapi dengan baku mutu
sebagai standar dokumen SOP.

3.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


SOP ini dibuat untuk dijadikan:
(1) Pedoman bagi para pelaksana kegiatan dalam kegiatan penilaian dokumen Pra FS
bagi TERSUS/TUKS yang ingin melayani kepentingan umum;
(2) Satuan baku mutu dalam bentuk nomor dokumen, kelengkapan dokumen, waktu
penyelesaian dan output dalam setiap tahapan kegiatan.

3.1.3. DASAR HUKUM


(1) Permenhub No 58 tahun 2018, Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi di
Lingkungan Kementerian Perhubungan;
(2) Permenhub No 20 tahun 2017, Tentang Terminal Khusus Dan Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri;
(3) Permenhub No 51 tahun 2015, Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;
(4) Permenhub No 15 tahun 2015, Tentang Konsesi Dan Bentuk Kerjasama Lainnya
Antara Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan

28
(5) Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastruktur.

3.1.4. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan ini antara lain:
(1) Menteri Perhubungan;
(2) Dirrektur Jenderal Perhubungan Laut (disingkat Ditjend Hubla);
(3) Direktur Kepelabuhanan;
(4) Kasubdit-5, Bimbingan Pelayanan dan Jasa tarif (disingkat Kasubdit 5);
(5) Penyelenggara Pelabuhan;
(6) Tim Penilai Independen (BPKP);
(7) Calon Pemrakarsa.

3.1.5. KELUARAN UTAMA (OUTPUT) DARI SOP INI:


Keluaran utama (output) dari kegiatan ini antara lain adalah:
(1) Tersusunnya dokumen Pengajuan Dokumen Pra Studi Kelayakan (Pra FS)
TERSUS/TUKS yang ingin melayani kepentingan umum;
(2) Tersusunnya dokumen Pengajuan Pra FS TUKS yang berubah status menjadi
Terminal Umum dan FS TERSUS berubah status menjadi Pelabuhan Umum;

3.1.6. KETERKAITAN DENGAN SOP LAINNYA

Keterkaitan SOP ini dengan SOP lainnya, antara lain adalah:


(1) SOP Pengajuan Dokumen Pra Studi Kelayakan (Pra FS) TERSUS/TUKS yang ingin
melayani kepentingan umum;
(2) SOP Pengajuan Pra FS TUKS yang berubah status menjadi Terminal Umum dan FS
TERSUS berubah status menjadi Pelabuhan Umum;

29
3.2. PROSEDUR PENGAJUAN STUDI KELAYAKAN (FS)

3.2.1. PENJELASAN

SOP menilai kelayakan dokumen studi kelayakan (FS) TUKS yang ingin melayani
kepentingan umum atau TERSUS adalah standar operasional dan prosedur kegiatan
menilai dokumen studi kelayakan dalam rangka pengelolaan/ pembangunan/
pengembangan tuks yang ingin melayani kepentingan umum,

SOP ini disusun berdasarkan urut-urutan kegiatan yang harus dilakukan oleh calon
pemrakarsa yaitu Badan Usaha Pelaksana (BUP), dan dilengkapi dengan baku mutu
sebagai standar dokumen SOP.

3.2.2. MAKSUD DAN TUJUAN


SOP ini dibuat untuk dijadikan:
(1) Pedoman bagi para pelaksana kegiatan dalam kegiatan menilai dokumen FS bagi
TUKS yang ingin melayani kepentingan umum;
(2) Satuan baku mutu dalam bentuk nomor dokumen, kelengkapan dokumen, waktu
penyelesaian dan output dalam setiap tahapan kegiatan.

3.2.3. DASAR HUKUM


(1) Permenhub No 58 tahun 2018, Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi di
Lingkungan Kementerian Perhubungan;
(2) Permenhub No 20 tahun 2017, Tentang Terminal Khusus Dan Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri;
(3) Permenhub No 51 tahun 2015, Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;
(4) Permenhub No 15 tahun 2015, Tentang Konsesi Dan Bentuk Kerjasama Lainnya
Antara Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan
(5) Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastruktur.

3.2.4. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan ini antara lain:
(1) Menteri Perhubungan;
(2) Dirrektur Jenderal Perhubungan Laut (disingkat Ditjend Hubla);

30
(3) Direktur Kepelabuhanan;
(4) Kasubdit-5, Bimbingan Pelayanan dan Jasa tarif (disingkat Kasubdit 5);
(5) Penyelenggara Pelabuhan;
(6) Tim Penilai Independen (BPKP);
(7) Calon Pemrakarsa.

3.2.5. KELUARAN UTAMA (OUTPUT) DARI SOP INI:


Keluaran utama (output) dari kegiatan ini antara lain adalah:
(1) Tersusunnya dokumen Pengajuan Dokumen Studi Kelayakan (FS) TERSUS/TUKS
yang ingin melayani kepentingan umum;
(2) Tersusunnya dokumen Pengajuan Studi Kelayakan FS TUKS yang berubah status
menjadi Terminal Umum dan FS TERSUS berubah status menjadi Pelabuhan
Umum;

3.2.6. KETERKAITAN DENGAN SOP LAINNYA


(1) Keterkaitan SOP ini dengan SOP lainnya, antara lain adalah:
SOP Pengajuan Dokumen Studi Kelayakan (FS) TERSUS/TUKS yang ingin
melayani kepentingan umum;
(2) SOP Pengajuan Studi Kelayakan (FS) TUKS yang berubah status menjadi Terminal
Umum dan FS TERSUS berubah status menjadi Pelabuhan Umum;

3.2.7. URUTAN KEGIATAN


(1) Badan usaha pelabuhan menyusun kajian pra stu kelayakan Tersus/TUKS untuk
perubahan kegiatan pengusahaan di pelabuhan;
(2) Badan usaha pelabuhan mengajukan kepada Penyelenggara Pelabuhan disertai
dengan kajian pra studi kelayakan;
(3) Penyelenggara pelabuhan melakukan evaluasi dan selanjutnya mengajukan kepada
Menteri Perhubungan cq. Dirjen Hubla;
(4) Dirjen Hubla melakukan evaluasi terhadap kajian pra studi kelayakan. Apabila
dokumen kajian pra studi kelayakan masih perlu diperbaiki, maka Dirjen Hubla akan
memberikan surat kepada Penyelenggara dengan tembusan Badan usaha
pelabuhan untuk dilakukan perbaikan. Apabila dokumen kajian pra studi kelayakan
dapat diterima, maka Dirjen Hubla memberikan surat untuk dapat dilanjutkan ke
tahap selanjutnya, yaitu penyusunan kajian studi kelayakan;
(5) Selanjutnya Badan usaha pelabuhan melalui Penyelenggara Pelabuhan mengajukan
kajian studi kelayakan kepada Dirjen Hubla;

31
(6) Dirjen Hubla melakukan evaluasi terhadap kajian studi kelayakan. Apabila dokumen
kajian pra studi kelayakan masih perlu diperbaiki, maka Dirjen Hubla akan
memberikan surat kepada Penyelenggara dengan tembusan Badan usaha
pelabuhan untuk dilakukan perbaikan. Apabila dokumen kajian studi kelayakan dapat
diterima, maka dilanjutkan untuk dapat dilakukan reviu oleh BPKP;
(7) Penyelenggara Pelabuhan dan Badan usaha pelabuhan menyiapkan draft perjanjian
konsesi dan selanjutnya disampaikan kepada Dirjen Hubla;
(8) Dirjen Hubla melakukan evaluasi terhadap perjanjian konsesi tersebut dan
selanjutnya disampaikan ke Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan untuk
mendapat persetujuan;
(9) Terhadap hasil kajian yang dilakukan reviu oleh BPKP. Dirjen Hubla mengajukan
permohonan penugasan/penunjukan kepada Menteri Perhubungan dilengkapi
dengan bukti kepemilikan tanah;
(10) Dalam hal Menteri Perhubungan setuju terhadap usulan penunjukan, maka Menteri
Perhubungan akan memberikan surat persetujuan penugasan/penunjukan kepada
Dirjen Hubla, dalam hal Menteri Perhubungan tidak setuju dengan usulan tersebut,
Menteri Perhubungan akan bersurat ke Dirjen Hubla untuk dapat dievaluasi lebih
lanjut;
(11) Jika draft Perjanjian Konsesi telah disetujui, selanjutnya dilakukan penandatanganan
Perjanjian Konsesi;
(12) Penyelenggara Pelabuhan mengajukan perubahan status terhadap Tersus/TUKS
untuk menjadi pelabuhan atau terminal umum.

Gambar flowchart dibawah menggambarkan alur dari pengajuan permohonan perubahan


status Tersus/TUKS untuk menjadi pelabuhan atau terminal umum

32
BUP menyususn Pra BUP menyususn Draft Perjanjian
s tudi kelayakan dokumen s tudi Kons esi
kelayakan

2 bulan Draft Perjanjian


Dok. Pra Studi Konsesi
2 bulan Evaluasi oleh Dirjen
Kelayakan Dok. Studi
Kelayakan Hubla (min 14 hari)
Mengajukan
permohonan Evaluasi dan
penelitian oleh Dirjen Draft Perjanjian
Hubla (min 30 hari) Konsesi
Dok. Pra Studi Mengajukan
Kelayakan permohonan pada
Dok. Studi Menteri
Menteri cq. Dirjen Kelayakan
Hubla
Kelengkapan
Dokumen
Menteri memberi
Dok. Pra Studi
arahan dan/atau
Kelayakan
tidak pers etujuan draft
Evaluasi dan disetujui Dis etujui perjanjian konsesi
penelitian oleh Dirjen Dokumen diperbaiki (min 13 hari)
Hubla (min. 30 hari)

Reviu BPKP Penugasan Konsesi


Dok. Pra Studi
Kelayakan
Kelengkapan
Dokumen
tidak disetujui Pers etujuan oleh Penandatanganan
Dirjen Hubla Perjanjian Konsesi
Dis etujui

Diterbitkan - Letter to
proceed feasibility Perubahan Status
study

Gambar 3.1 Alur Pengajuan Pra FS dan FS Kelayakan Konsesi

33
BAB IV
PENUTUP

Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman/panduan dalam penyusunan kajian pra studi
kelayakan dan studi kelayakan konsesi Tersus/TUKS untuk perubahan kegiatan
pengusahaan di pelabuhan.

Petunjuk Teknis ini dapat ditinjau ulang dan dilakukan penyempurnaan untuk keperluan
penyusunan, dan penetapan Tersus/TUKS yang berubah menjadi pelabuhan atau terminal
umum.

34
LAMPIRAN
TUKS berubah Menjadi Terminal Umum
No Persyaratan Unsur Syarat Kelompok Aspek Sumber
1 Identifikasi a. Kesesuaian dengan Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut dan Rencana Induk Hukum & Kelembagaan Pasal 19
Pelabuhan Nasional; Ayat (1),
b. Kesesuaian dengan Rencana Induk Pelabuhan PM 15/2015
c. Kesesuaian dengan rencana strategis sektor terkait lain; Rencana Bisnis
d. Analisa biaya dan manfaat sosial. Ekonomi & Keuangan
2 Dokumen a. pra studi kelayakan; Administrasi; Pasal 19
b. rencana bentuk kerjasama;
Kelembagaan; Ayat (2),
c. rencana pembiayaan proyek dan sumber dananya; dan
d. rencana penawaran kerjasama yang mencakup jadwal, Keuangan; PM 15/2015
Rencana Bisnis
proses dan cara penilaian.
3 Pertimbangan a. Kesesuaian dengan kebijakan pengembangan pelabuhan Hukum & Kelembagaan
Strategis yang tertuang dalam TKN/RIPN; Pasal 14
b. Kebutuhan infrastruktur pelabuhan untuk menunjang Ekonomi & Keuangan; Ayat (4),
perekonomian wilayah dan nasional; serta
PM 15/2015
c. Pertimbangan bahwa TUKS sekurang-kurangnya sudah Hukum & Kelembagaan
beroperasi selama 5 (lima) tahun.
4 Pertimbangan a. Kemampuan dermaga dan fasilitas lainnya yang ada Teknis
Teknis untuk memenuhi permintaan jasa kepelabuhanan
b. Rencana kegiatan yang dinilai dari segi keamanan,
ketertiban dan keselamatan pelayaran dengan Lingkungan & Sosial
rekomendasi dari Syahbandar pada pelabuhan setempat; Pasal 14
c. Upaya peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa Hukum & Kelembagaan Ayat (4),
kepelabuhanan; PM 15/2015
d. Pungutan tarif jasa kepelabuhanan dilakukan oleh Rencana Bisnis
Penyelenggara Pelabuhan bersangkutan; dan
e. Memberlakukan ketentuan sistem dan prosedur Teknis-Rencana
pelayanan jasa Pengembangan
5 Kriteria BUP a. Tidak termasuk dalam rencana induk pelabuhan;
b. Terintegrasikan secara teknis dengan rencana induk Hukum & Kelembagaan
Pasal 23,
pelabuhan;
PM 15/2015
c. Layak secara ekonomi dan finansial; dan
d. Tidak memerlukan dukungan Pemerintah yang berupa Ekonomi & Keuangan
kontribusi fiskal dalam bentuk finansial
6 Ketentuan a. Lahan dimiliki oleh badan usaha pelabuhan; dan Hukum & Kelembagaan
Penugasan/ Pasal 32,
b. Investasi sepenuhnya dilakukan oleh badan usaha PM 15/2015
Penunjukan
pelabuhan dan tidak menggunakan pendanaan yang Ekonomi & Keuangan
bersumber dari APBN/APBD

35
TERSUS Berubah Menjadi Pelabuhan Umum
No Persyaratan Unsur Syarat Kelompok Aspek Sumber
1 Syarat a. sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional; Hukum & Kelembagaan
perubahan b. layak secara ekonomis dan Ekonomi & Keuangan;
Pasal 25
status teknis operasional; Teknis
Ayat (3),
c. membentuk atau mendirikan Badan Usaha Pelabuhan; PM 20/2017
d. mendapat konsesi dari Penyelenggara Pelabuhan; Hukum & Kelembagaan
e. keamanan, ketertiban, dan keselamatan pelayaran; dan
f. kelestarian lingkungan Lingkungan & Sosial
2 Studi 1. rencana volume bongkar muat Bahan Baku, peralatan
Rencana Bisnis
kelayakan penunjang dan Hasil Produksi;
yang paling 2. rencana frekuensi kunjungan kapal; Teknis
sedikit memuat 3. aspek ekonomi yang berisi tentang efisiensi Ekonomi & Keuangan Pasal 6 Ayat
dibangunnya Terminal Khusus dan (1),huruf c
L:ingkungan & Sosial
aspek lingkungan; dan
PM 20/2017
4. hasil survei yang meliputi hidrooceanografi
(pasang surut gelombang kedalaman dan arus),
Teknis
topografi, titik nol (benchmark) lokasi Pelabuhan
yang dinyatakan dalam koordinat geografis
3 Syarat Teknis 1. studi kelayakan yang paling sedikit memuat:
izin a) rencana volume bongkar muat Bahan Baku, peralatan Teknis
Pembangunan penunjang dan Hasil Produksi, serta frekuensi Pasal 8,
dan kunjungan kapal di Terminal Khusus Ayat (2)
Pengoperasian b) aspek ekonomi dan finansial yang berisi tentang Ekonnomi, Keuangan & huruf b,
efisiensi dibangunnya Terminal Khusus dan aspek PM 20/2017
lingkungan; dan Lingkungan
c) aspek keselamatan dan keamanan pelayaran di
Terminal Khusus
2. tata letak dermaga;
3. perhitungan dan gambar konstruksi bangunan; Teknis
4. hasil survei kondisi tanah;
5. hasil kajian keselamatan pelayaran termasuk alur-
pelayaran dan kolam pelabuhan;
6. batas-batas rencana wilayah daratan dan perairan Hukum & Kelembagaan
dilengkapi titik koordinat geografis serta rencana induk
Terminal Khusus yang akan ditetapkan sebagai Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
tertentu;
7. kajian lingkungan berupa studi lingkungan yang telah Lingkungan & Sosial
disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
lingkungan hidup
4 Permohonan studi kelayakan, paling sedikit memuat: Pasal 20
izin 1. kelayakan teknis mengenai kemampuan fasilitas dermaga Teknis Ayat (2)
penggunaan dan fasilitas penunjang lainnya di Terminal Khusus untuk huruf b
Terminal memenuhi penggunaan Terminal Khusus melayani umum; PM 20/2017
Khusus
2. kelayakan ekonomi yang berisi efisiensi penggunaan Ekonomi & Keuangan
Terminal Khusus untuk melayani kepentingan umum
3. kelayakan lingkungan hidup; Lingkungan & Sosial
4. rencana kunjungan kapal dan volume bongkar muat di Rencana Bisnis
Terminal Khusus; dan
5. analisa jangka waktu penggunaan Terminal Khusus untuk Ekonomi & Keuangan
melayani kepentingan umum.

36

Anda mungkin juga menyukai