Anda di halaman 1dari 6

1.

1 Latar Belakang
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap merupakan satu-satunya pelabuhan di pantai selatan
Pulau Jawa yang berstatus sebagai Pelabuhan Yang Diusahakan, di bawah pengelolaan PT Pelindo
(Persero) Cabang Cilacap. Kondisi geografis alur pelayaran masuk Pelabuhan Tanjung Intan
Cilacap merupakan perpaduan antara sungai, pertemuan muara sungai, selat sempit, teluk dan
laut lepas, yang terpengaruh arus dan pasang surut serta banyak tikungan di alur pelayaran,
tentunya membawa banyak material sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan.
Pelaksanaan Review Studi Survei investigasi dan Desain (SID) Pengerukan Alur Pelayaran/
Kolam Pelabuhan ini berpedoman pada Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut Nomor A.1
99/AL.324/DJPL Tahun 2023 Tentang Pedoman Teknis Survei Investigasi dan Desain (SID)
Pengerukan Alur Pelayaran dan/atau Kolam Pelabuhan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Survei
Hydrooceanografi di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM
008/47/20/DJPL-18 Tahun 2018 serta Peraturan atau Pedoman teknis lainnya yang dianggap
relevan terhadap studi ini serta Studi (SID) Pengerukan terdahulu pada tahun anggaran 2016.
Berdasarkan hasil Survei Investigasi dan Desain (SID) terdahulu diketahui bahwa kriteria
desain pengerukan sebagai berikut : Total perkiraan volume pengerukan dengan layout alur
pelayaran & kolam pelabuhan di Pelabuhan Cilacap menurut KP 476 Tahun 2015 adalah 599.358
m3 dan menurut desain rekomendasi konsultan adalah 79.873 m 3. Jenis kapal keruk yang
direkomendasikan konsultan adalah jenis TSHD dengan kapasitas hopper 2000 m 3 atau TSHD
2000. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan fisik pengerukan dengan kapal keruk
TSHD 2000 untuk layout alur sesuai desain rekomendasi konsultan adalah 16 hari. Total perkiraan
biaya pekerjaan fisik pengerukan dengan layout alur pelayaran & kolam pelabuhan di Pelabuhan
Cilacap menurut desain rekomendasi konsultan adalah Rp 6.933.668.000,-. Total perkiraan
volume sedimentasi pada alur pelayaran & kolam pelabuhan di Pelabuhan Cilacap menurut
desain rekomendasi konsultan pada kondisi eksisting adalah 19.249 m3/tahun.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 50 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu yang dapat
menghambat pemberian pelayanan jasa kepelabuhanan yang harus segera dilakukan pemulihan
dan tidak dapat menunggu pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
pemeliharaan alur pelayaran dan/atau kolam pelabuhan dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha
Pelabuhan atau pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri.
Saat ini kebijakan pengerukan alur pelayaran pada pelabuhan yang diusahakan secara
komersial ditugaskan kepada Badan Usaha Pelabuhan/Operator Pelabuhan sesuai Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Nomor PP. 201/1/20/DJPL-17 tanggal 30 Oktober 2017 perihal
Penugasan Pemeliharaan Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhan di Wilayah Kerja PT. Pelabuhan
Indonesia (Persero).
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun 2017 tentang
Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan, menyebutkan
bahwa masa berlaku dokumen Survei Investigasi dan Desain (SID) selama 5 tahun. Oleh karena itu
perlu dilakukan reviu terhadap dokumen SID Pengerukan Alur Pelayaran dan/atau Kolam
Pelabuhan Cilacap yang telah disusun pada tahun 2016. Hal ini memperhatikan data-data primer
maupun sekunder yang digunakan sebagai dasar Analisa pada hasil SID terdahulu yang telah
mengalami perubahan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut diatur bahwa Otoritas Pelabuhan
mempunyai tugas dan tanggung jawab , antara lain yaitu menyediakan dan memelihara penahan
gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran dan jaringan jalan dalam pelabuhan dan dalam
kondisi tertentu tugas dan tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha
Pelabuhan yang dituangkan dalam perjanjian konsesi.
Pelabuhan Cilacap yang diusahakan secara komersial oleh PT. Pelabuhan Indonesia III
(Persero) memerlukan pengerukan pemeliharaan (maintenance dredging) alur pelayaran dan
kolam pelabuhan yang selama ini secara rutin setiap tahun dibiayai oleh dana APBN. Alokasi dana
APBN terbatas untuk melaksanakan program pemeliharaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan
baik pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial maupun pelabuhan yang belum
diusahakan secara komersial sehingga pelaksanaannya disusun berdasarkan skala prioritas.
Penyelenggaraan alur pelayaran merupakan salah satu jenis kegiatan yang dapat
dikerjasamakan antara Penyelenggara Pelabuhan dengan Badan Usaha Pelabuhan di bidang
Kepelabuhanan, merupakan kegiatan pengusahaan dalam rangka penyediaan dan/atau
pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang. Penyelenggaraan alur pelayaran dapat
dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelabuhan atau Badan Usaha pemegang izin usaha pengerukan
dan reklamasi, dan/atau Badan Usaha patungan antara Badan Usaha dan Badan Usaha pemegang
izin usaha pengerukan dan reklamasi, yang dituangkan dalam Perjanjian Konsesi dengan
Penyelenggara Pelabuhan. Penyelenggaraan alur pelayaran dapat dilakukan setelah adanya kajian
dari Penyelenggara Pelabuhan.
Dalam penyelenggaraan alur pelayaran, bentuk Kerjasama antara Penyelenggara
Pelabuhan dengan Badan Usaha Pelabuhan atau Badan Usaha pemegang izin usaha pengerukan
dan reklamasi, dan/atau Badan Usaha patungan antara Badan Usaha dan Badan Usaha pemegang
izin usaha pengerukan dan reklamasi, dilakukan melalui Konsesi dengan mekanisme pelelangan
sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 5 Tahun 2022 tentang Tata Cara
Pemberian Konsesi dan Kerjasama Melalui Mekanisme Pelelangan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, untuk selanjutnya terkait penyelenggaraan
alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, terlebih dahulu disusun kajian konsesi
pengusahaan alur pelayaran dan/atau kolam pelabuhan oleh Penyelenggara Pelabuhan.
1.2 Dasar Hukum dan Kebijakan
Kegiatan Review Survei Investigasi dan Desain (Review-SID) pengerukan alur
pelayaran/kolam Pelabuhan Cilacap, Jawa Tengah mengacu pada landasan hukum yang telah ada
dan dapat digunakan dalam studi ini, adapun landasan hukum yang digunakan terdiri dari:
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Di Perairan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Di Perairan;
6) Peraturan Pemerintah Nomor PP 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Pelayaran;
7) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi -
Pelayaran;
9) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 16 Tahun 2023 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;
10) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2012 tentang Alur-Pelayaran Sungai
dan Danau;
11) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun 2016 tentang Alur-Pelayaran di
Laut Dan Bangunan Dan/Atau Instalasi di Perairan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun 2016 tentang Alur-Pelayaran di
Laut dan Bangunan Dan/Atau Instalasi di Perairan;
12) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses
Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
13) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perhubungan;
14) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan
Reklamasi;
15) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 Tahun 2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
16) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 50 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
17) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 5 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pemberian
Konsesi dan Kerjasama Melalui Mekanisme Pelelangan;
18) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;
19) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 524/KPTS/M/2022
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultasi Konstruksi;
20) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK.103/4/14/DJPL-15 Tahun 2015
tentang Standar Syarat-Syarat Pengerukan Alur-Pelayaran di Laut-Kolam Pelabuhan;
21) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK.103/1/8/DJPL-17 Tahun 2017
tentang Pedoman Teknis Pengerukan Alur-Pelayaran dan/atau Kolam Pelabuhan;
22) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.008/47/20/DJPL-18 Tahun 2018
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Survei Hidrooceanografi di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut;
23) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor A.199/AL.324/DJPL Tahun 2023
tentang Pedoman Teknis Survei Investigasi dan Desain (SID) Pengerukan Alur Pelayaran
dan/atau Kolam Pelabuhan.

1.3 Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Review SID Pengerukan Alur Pelayaran/ Kolam Pelabuhan dimaksud dapat
dilaksanakan setelah kontrak ditandatangani kedua belah pihak, dengan jangka waktu
pelaksanaan selama ± 180 hari kalender.
Tabel 1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
No Uraian Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

I SURVEI LAPANGAN
1 Survei Pendahuluan, Pemasangan BM dan Pengamatan Geodetik

2 Survei Pasang Surut

3 Survei Batimetri

4 Penyelidikan Geoteknik

II PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


1 Pengolahan Data Pasang Surut

2 Pengolahan Data Batimetri

3 Pemodelan Hidro-oseanografi Eksisting

4 Analisis Data Geoteknik

5 Analisis Data Permasalahan Alur-pelayaran

III DESAIN ALUR PELAYARAN DAN RENCANA PENGERUKAN


1 Analisa Desain Alur-pelayaran

2 Analisis Rencana Pengerukan

3 Pemodelan Hidro-oseanografi Setelah Pengerukan dan Penentuan Dumping Area

4 Analisis Finansial dan Perhitungan RAB dan BOQ

IV PELAPORAN
1 Penyusunan Laporan Pendahuluan

2 Penyusunan Laporan Interim

3 Penyusunan Draft Laporan Akhir

4 Penyusunan Laporan Akhir

V PENYERAHAN LAPORAN
1 Laporan Pendahuluan

2 Laporan Interim

3 Draft Laporan Akhir

4 Laporan Akhir & Executive Summary

Anda mungkin juga menyukai