Anda di halaman 1dari 4

6.1.

Kesimpulan
Pada tahapan penyusunan DLKr dan DLKp Pelabuhan Matutuang dan Lipang dapat
disimpulkan beberapa hal yaitu :
a. Perlu dilakukannya koordinasi awal dengan seluruh stakeholder terkait untuk
mengakomodir kebutuhan pemanfaatan daratan dan perairan untuk Pelabuhan
Matutuang dan Pelabuhan Lipang.
b. Perlu dilakukannya sinkronisasi terkait zona Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan
Lipang dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Provinsi Sulawesi Utara.
c. Pemberian Hak Atas Tanah Berdasarkan PERMEN ATR/BPN No. 17 tahun 2016
tentang Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, untuk
Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang dapat diberikan Hak Atas Tanah karena
sudah sesuai dengan dasar-dasar maupun syarat pemberian hak atas tanah meliputi:
- Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang tercantum dalam RIPN sebagai
Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL);
- Penggunaan lahan sebagai Pelabuhan;
- Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang sudah termasuk dalam Zona
Pelabuhan dalam RZWP3K Provinsi Sulawesi Utara;
- Terdapat plot berupa toponimi Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang
dalam RTRW Kabupaten Kepulauan Sangihe.
d. Perlunya koordinasi dengan Badan Pertanahan (ATR/BPN) Kabupaten Kepulauan
Sangihe terkait Sertifikat Kepemilikan Lahan Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan
Lipang untuk mengakomodir kebutuhan luasan lahan DLKr Daratan Pelabuhan
Matutuang seluas + 2.500 m2 dan Pelabuhan Lipang seluas + 1.550 m2.

|6 - 1
e. Perlunya koordinasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kepulauan Sangihe terkait Perizinan Non-Berusaha
untuk Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang.
f. Perlunya koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait untuk memperoleh izin
lingkungan serta pembuatan dokumen UKL/UPL sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
g. Perlunya koordinasi terkait Konfirmasi Kesesuaian Ruang Laut (KKRL) untuk Kawasan
Pemanfaatan Pelabuhan pada Kawasan Sempadan Pantai.
h. DLKr Daratan Pelabuhan Matutuang dan Lipang melingkupi seluruh lahan yang
dimiliki oleh Pelabuhan Matutuang dan Lipang nama pemegang hak Kementerian
Perhubungan CQ. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
i. DLKr dan DLKp Perairan Pelabuhan Matutuang dan Lipang disediakan sesuai dengan
fasilitas pokok perairan yang mencakup kejelasan batas guna menunjang
keselamatan dan keamanan pelayaran kapal yang masuk dan keluar di Pelabuhan
Matutuang dan Pelabuhan Lipang.
j. Terkait penyediaan tempat promosi dan pengembangan UMKM berdasarkan PP No. 7
tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari total
luas terminal penumpang Pelabuhan Matutuang sebesar 120 m2, maka kebutuhan
luas untuk UMKM seluas 36 m2, sedangkan Pelabuhan Lipang sebesar 150 m2, maka
kebutuhan luas untuk UMKM seluas 45 m2.
k. Berdasarkan tinjauan lapangan pada Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang
terdapat kerusakan akibat badai angin pada tahun 2020 yang menyebabkan
kerusakan fasilitas pokok daratan Pelabuhan Matutuang, sedangkan Pelabuhan
Lipang dermaga yang merupakan fasilitas pokok mengalami kerusakan hingga roboh
pada awal tahun 2023 akibat gelombang pecah.

6.2. Saran
Berdasarkan proses serta tahapan penyusunan Rencana Induk Daerah Lingkungan Kerja
dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Matutuang dan Lipang terdapat beberapa
saran yang perlu diperhatikan dalam melaukuan penyusunan DLKr-DLKp Pelabuhan
Matutuang dan Lipang :
a. Mengenai sinkronisasi pemanfaatan daratan dan perairan terhadap
peraturan yang ada saat ini seperti RZWP3K Provinsi Sulawesi Utara dan RTRW
Kabupaten Kepulauan Sangihe terkait Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang
perlu ditinjau pada tahapan awal pelaksanaan pekerjaan.
b. Untuk Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang perlu adanya penataan batas
ulang mengenai kepemilikan tanah yang melibatkan dinas terkait seperti Badan
Pertanahan (ATR/BPN) dan pemerintah daerah terkait lainnya.
c. Sebelum dilaksanakannya tahapan awal pelaksanaan pekerjaan perlu di konfirmasi
dan diprioritaskan mengenai kepemilikan lahan terkait sisa luasan lahan yang
belum memiliki sertifikat pada Pelabuhan Matutuang seluas 1.000 m2 dan
Pelabuhan Lipang seluas 550 m2.

|6 - 2
d. Terkait kelengkapan utilitas Pulau Matutuang dan Pulau Lipang maupun
kelengkapan utilitas bagi Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang
perlu adanya koordinasi dengan dinas terkait seperti PUPR Kabupaten
Kepulauan Sangihe dan dinas terkait lainnya.
e. Sebelum dilaksanakannya kegiatan pembangunan maupun pengembangan
Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan Lipang perlu dikaji potensi bencana di area
Pelabuhan Matutuang dan Lipang untuk meminimalisir dampak potensi bencana
badai angin maupun gelombang pecah, untuk meminimalisir angin kencang maupun
badai angin perlunya mempertahankan vegetasi pepohonan yang ada di area Pulau
Matutuang dan Pulau Lipang maupun area Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan
Lipang.
f. Apabila berdasarkan kondisi teknis engineering Pelabuhan Matutuang dan Pelabuhan
Lipang diperlukan perubahan tata letak dan fasilitas pelabuhan (dermaga, trestle,
causeway, terminal penumpang, dan sebagainya pada fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang yang telah tercantum dalam rencana induk ini, dapat dilaksanakan
dari hasil rekomendasi studi Survei Investigasi Desain (SID) / Detail
Engineering Design (DED) dengan tetap memperhatikan aspek keamanan
dan keselamatan pelayaran serta efektif dan efisien.

|6 - 3
Daftar isi

6.1. Kesimpulan.......................................................................................................6-1
6.2. Saran...............................................................................................................6-2

|6 - 4

Anda mungkin juga menyukai