Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN KAWASAN WISATA

PERENCANAAN KAWASAN PELABUHAN TIRAM KABUPATEN PADANG


PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Dosen Pengampu : Ida Bagus Suryawan, S.T., M.Si

Oleh :
Nama : Rizki Nova Dona
NIM 2011511027
Kelas :A
Semester : 3 (tiga)

PROGRAM STUDI SARJANA PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

2021
A. Perencanaan Kawasan Pelabuhan Tiram
Negara Indonesia dikenal dengan negara maritim yang memiliki kekayaan bahari
yang membentang dari Sabang hingga ujung Merauke, dengan dikelilingi oleh lautan dan
pulau-pulau dari besar hingga yang kecil menjadikan Indonesia sangat mengandalkan
transportasi yang berbasis air seperti kapal. Penggunaan kapal untuk transportasi air telah
banyak mendukung berbagai sektor kehidupan di Indonesia seperti perekonomian,
kesehatan dan lainnya. Dengan penggunaan kapal sebagai transportasi air tentu
dibutuhkan juga pelabuhan sebagai tempat pemberhentian kapal-kapal yang tidak hanya
berperan sebagai tempat pemberhentian kapal namun juga berdampak terhadap roda
perekonomian negara seperti yang dikemukakan oleh Pramita (2015) bahwa dengan
adanya pelabuhan maka kegiatan ekonomi suatu negara akan dapat menjadi lebih lancar,
karena berdasarkan pada fakta yang ada pada beberapa negara, barang–barang ekspor
impor sebagian besar dikirim melalui jalur laut (menggunakan kapal) yang berarti
membutuhkan pelabuhan atau tempat untuk bertambat, meskipun rute perjalanan yang
dituju dapat dilalui oleh alat transportasi lain.
Berdasarkan hal tersebut tentu dibutuhkan suatu perencanaan yang matang untuk
dapat membangun suatu kawasan pelabuhan yang baik dan berfungsi sebagaimana
mestinya seperti perencanaan pelabuhan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman
Sumatera Barat. Salah satu kawasan yang direncanakan sebagai kawasan pelabuhan
terletak di Pantai Tiram yang akan direncanakan menjadi kawasan pelabuhan laut
internasional dengan alokasi dana sebesar Rp. 450 M dan luas kawasan diperkirakan lebih
dari 10 Ha. Pelabuhan tiram yang rencananya akan memulai pembangunan pada awal
2012 lalu masih terbengkalai hingga saat ini maskipun 250 buah tiang pancang sudah
didatangkan namun pengerjaan pelabuhan masih belum dimulai.
Pelabuhan ini direncanakan akan menjadi pelabuhan terbesar di Sumatera Barat
selain Pelabuhan Teluk Bayur dan dirancang sedemikian rupa untuk dapat menampung
kapal-kapal besar hingga bobot 60.000 ton dan diharapkan dapat menjadi penunjang
untuk mengurai kepadatan dan antrian kapal yang ada di Pelabuhan Teluk Bayur. Selain
itu pembangunan kawasan Pelabuhan Tiram juga diharapkan dapat berdampak pada roda
perekonomian masyarakat serta pengembangan potensi daerah yang ada disana melalui
pariwisata bahari dengan suguhan Pantai Tiram yang indah.
B. Tinjauan Konsep
1. Uraian Umum

Pelabuhan ialah sebuah kawasan perairan yang yang terlindung dari hempasan
gelombang laut yang berfungsi sebagai tempat transportasi air seperti kapal berlabuh serta
tempat yang digunakan untuk penumpang kapal naik atau turun dari kapal. Tidak hanya
sebagai tempat kapal berlabuh, pelabuhan juga digunakan sebagai tempat untuk pengisian
bahan bakar kapal, bongkar muat barang ataupun hewan, repansi dan lainnya. Dengan
dilengkapi dengan fasilitas penambat kapal, gudang, kran bongkar muat, serta tempat
penyimpanan yang dapat digunakan untuk waktu yang lama pelabuhan menjadi sebuah
fasilitas yang berperan penting untuk mendukung transportasi laut, apalagi dengan
kondisi fisik Indonesia yang dikelilingi oleh lautan (Triatmodjo, 1992).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 mengenai
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran bahawa dalam suatu pelabuhan terdiri atas daratan
dan lautan dengan memiliki bagian-bagian tertentu seperti bagian kantor atau
pemerintahan, kegiatan pengusahaan yang menjadi tempat kapal akan beersandar, tempat
penumpang naik atau turun kapal, tempat bongkar muat kapal hingga terminal atau
tempat berlabuh yang telah diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan kaidah
keselamatan dna keamanan dalam dunia pelayaran. Pada Peraturan Pemerintah No 31
Tahun 2021 pelabuhan sendiri terdiri dari tiga macam diantaranya :
1. Pelabuhan Utama
Pelabuhan utama ialah pelabuhan dengan dengan tugas pokok untuk pelayanan
angkutan laut yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Pada pelabuhan
jenis ini angkutan yang dibawa oleh kapal-kapal dominannya dengan kapasitas
besar. Sedangkan untuk pelayanan angkutan penumpang pada pelabuhan jenis
ini biasanya melayani angkutan penumpang antar provinsi
2. Pelabuhan Pengumpul
Pada pelabuhan jenis ini biasanya melayani kapal angkutan barag yang berasal
dari dalam negeri dengan jumlah kapasitas menengah. Untuk angkutan
penumpang sendiri pada pelabuhan jenis ini melayani angkutan barang dan
orang dengan jangkauan antar provinsi.
3. Pelabuhan Pengumpan
Pelabuhan pengumpan ini merupakan jenis pelabuhan yang difungsikan untuk
angkutan kapal dalam negeri dengan jumlah yang terbatas. Pelabuhan
pengumpan ini digunakan sebagai pelabuhan penghubung dengan pelabuhan
utama dan pelabuhan pengumpul. Untuk jangkauan angkutan penumpang dan
barang sendiri melayani angkutan dalam provinsi.

Fungsi mengenai kawasan pelabuhan juga diatur dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 11 Tahun 1983 diantaranya :
a. Interface
Pelabuhan merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk moda pertemuan
dua moda/sistem transportasi yang ada di laut, sehingga dalam pelabuhan
terdapat berbagai pelayanan jasa .
b. Link
Pelabuhan menjadi sebuah mata rantai dari sistem transportasi yang dapat
memberikan pengaruh terhadap moda transportasi lainnya
c. Gateaway
Pelabuhan juga berfungsi sebagai gerbang atau pintu masuk antar provinsi
hingga antar negara sehingga memegang peranan penting bagi perekonomian
di suatu negara
d. Industry Entity
Pelabuhan memiliki fungsi sebagai penggerak roda perekonomian dalam suatu
negara.

2. Peraturan Tentang Pelabuhan


Dalam penyelenggaraan kawasan pelabuhan tentu harus memnuhi kriteria dan
ketentuan yang berlaku seperti aturan yang terdapat dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2020 mengenai Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut dan Aturan Rencana Tata Ruang Kabupaten Padang Pariaman 2010-
2030. Dalam dua peraturan tersebut terdapat aturan dan ketentuan yang harus
dipedomani dalam penyelenggaraan kawasan pelabuhan seperti ketentuan bagian-bagian
yang terdapat dalam sebuah pelabuhan, otoritas, fasilitas dan lainnya. Sedangkan pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Padang Pariaman 2010-2030 digunakan
sebagai acuan jelas mengenai kawasan termasuk faktor fisik, sosial dan ekonomi serta
dampaknya terhadap wilayah sekitar.
3. Pelabuhan Sebagai Wisata Bahari

Laut sebagai aset alam Negara Indonesia menyimpan berjuta keindahan pesona yang
ada di dalamnya sehingga membuat berbagai orang-orang ingin mengunjunginya.
Menurut Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
93/Permen-Kp/2020 Tentang Desa Wisata Bahari mengemukakan jika wisata bahari
ialah sebuah kegiatan wisata alam yang dilakukan di daerah pesisir pantai atau laut yang
meliputi wisata pantau, wisata bentang laut, dan wisata bawah laut. Wisata bahari yang
banyak menarik minat pengunjung sendiri banyak memberikan peluang bagi peningkatan
ekonomi sekitar pesisir pantai dan tentunya ini akan memberikan manfaat besar bagi
suatu wilayah.
Pelabuhan sebagai penunjang transportasi kapal menjadi salah satu pemikat wisata
bahari di suatu daerah, hal ini dapat dikarenakan mudahnya transportasi karena dapat
menggunakan transportasi darat dan laut, fasilitas yang mendukung dan memadai dan
banyaknya daya tarik yang ditawarkan seperti pengunjung dapat menaiki kapal, daya
tarik pemandangan kapal-kapal besar dan lain sebagainya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Indira (2016) di Sorong Papua jika wisata bahari berbasis pemanfaatan
kawasan pelabuhan memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat meningkatkan
perekonomian sekitar. Pemanfaatan pelabuhan sebagai pemikat wisata bahari dapat
menjadi strategi cemerlang untuk dapat menunjang perekonomian dan kemajuan daerah
sekitar.

C. Analisa
Berdasarkan perencanaan kawasan Pelabuhan Tiram Kabupaten Padang Pariaman
yang telah direncanakan akan dibangun pada 2012 silam namun hingga saat ini
pembangunan yang direncanakan belum dinulai. Berbagai pertimbangan dan analisa yang
dilakukan dengan mempedomani peraturan yang ada seperti Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2020 mengenai Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut, Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
93/Permen-Kp/2020 Tentang Desa Wisata Bahari dan Aturan Rencana Tata Ruang
Kabupaten Padang Pariaman 2010-2030 maka analisis yang ditemukan diantaranya :
1. Dalam pembangunan pelabuhan berdasarkan Peraturan Menteri bahwa
pengerjaan pelabuhan dengan jenis pelabuhan utama yang layanan jangkauannya
berskala internasional harus memenuhi persyaratan anggaran di atas 100 Milyar
pada pasal 69 (6). Dan persyaratan tersebut juga sesuai dengan perencanaan
kawasan pelabuhan yang menganggarkan senilai 450 M.
2. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 05 Tahun 2011
pada pasal 89 mengenai rencana tata ruang wilayah menjelaskan jika kawasan
pelabuhan harus terhubung langsung ke jalan primer, padahal jika dilihat jenis
jalan yang ada di sekitar kawasan pelabuhan tidak tergolong kepada jalan primer
3. Pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2020
pasal 70 ayat 3 yang menjelaskan bahwa perencanaan kawasan pelabuhan secara
teknis harus memenuhi syarat pada kondisi tanah dan kondisi gempa pada
wilayah perencanaan, namun jika kita lihat secara faktor fisik kawasan
perencanaan pelabuhan yang terletak di bagian barat Pulau Sumatera merupakan
kawasan yang rentan terhadap gempa dan tsunami sehingga tidak sesuai untuk
dijadikan kawasan pelabuhan maupun wisata.
4. Perencanaan Kawasan Pelabuhan Tiram ternyata tidak sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah Kabupaten Padang Pariaman 2010-2030 yang telah
ditetapkan. Selain itu kawasan tersebut juga bukan merupakan wilayah
Masterplan Pembangunan Indonesia ysng memang khusus dikembangkan untuk
kawasasn perekonomian.
5. Faktor fisik lain yang tidak merekomendasikan pembangunan kawasan
Pelabuhan di Perairan Tiram adalah letak pantai yang direncanakan menjadi
pelabuhan tersebut langsung berhadapan dengan Samudera Hindia sehingga
ombak pada kawasan tersebut cenderung besar dan proses abrasi juga semakin
cepat dan hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan kriteria wisata bahari
PerMent Kelautan dan Perikanan tentang wisata bahari.
6. Faktor fisik yang tidak sesuai lainnya jika dibandingkan dengan peraturan yang
ada mengenai wisata bahari ialah pantai yang ada di Pantai Tiram cenderung
terjal karena tingginya abrasi.
D. Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan analisa yang telah didapati mengenai produk kawasan
perencanaan Pelabuhan Tiran dan analisis terhadap ketentuan yang berlaku yaitu
ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
2020 mengenai Penyelenggaraan Pelabuhan Laut dan Aturan Rencana Tata Ruang
Kabupaten Padang Pariaman 2010-2030 maka disimpulkan bahwa perencanaan produk
kawasan Pelabuhan Tiram Kabupaten Padang Pariman Sumatera Barat khususnya secara
tidak fisik tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan juga untuk
kebutuhan untuk wisata bahari juga tidak dapat direkomendasikan karena dapat
membahayakan dengan kondisi pantai yang cenderung terjal karena tingginya abrasi.
Dengan beberapa analisis tersebut dapat diambil saran bahwa perlunya sebuah
pertimbangan yang benar-benar sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku agar
perencanaan yang telah dibuat dapat terwujud dan berfungsi sebagaimana mestinya.

REFERENSI
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2020 Mengenai
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut

Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 05 Tahun 2011 Mengenai Rencana
Tata Ruang Wilayah

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983 Republik Indonesia Mengenai Pembinaan


Kepelabuhan

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 Republik Indonesia Mengenai Penyelenggaraan


Bidang Pelayaran

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 93/Permen-Kp/2020


Tentang Desa Wisata Bahari

Pramita, D. R. (2015). Evaluasi Pembangunan Pelabuhan Tiram di Padang. Pendidikan Trans


Laut , 188-189.

Triatmodjo, B. (1992). Hidraulika. Yogyakarta: Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai