PENDAHULUAN
Pukat
Jaring
Pancing
Pancing
Boukeami
Long Line
Gros
Huhate
Total
s Ton
(Unit)
(GT)
Cincin
Insang
Ulur
Cumi
(unit)
<20 2 - - - - - - - -
21-30 166 127 1 - 2 4 8 2 4
31-50 124 48 - 37 6 4 2 1 20
51- 630 179 - 129 31 115 5 54 104
100
101- 592 1 - 3 44 84 1 352 36
200
>200 45 - - - - - - 2 -
Sumber: Laporan Tahunan PPP Kota Agung, 2018.
Berdasarkan praktikum pelabuhan perikanan dapat diketahui alat tangkap
yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPS) Kota Agung, Tanggamus yaitu
alat tangkap boukeami, huhate, jaring insang hanyut, pancing cumi, pancing ulur,
pukat cincin, dan rawai tuna. Alat tangkap yang paling dominan di PPP Kota
Agung yaitu alat tangkap boukeami, pukat cincin, dan rawai tuna yang disetiap
tahunnya rata-rata meningkat. Alat tangkap yang dominan ini biasa beroperasi di
perairan Indonesia, Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI), dan perairan laut
lepas. Alat tangkap yang tidak dominan di PPP KOTA AGUNG yaitu ada alat
tangkap hahute jumlah alat tangkap ini dari tahun ketahun sedikit dan stabil yaitu
berjumlah 2 alat tangkap hahute.
Menurut Najah et al. (2015), komoditi hasil tangkapan utama di PPP KOTA
AGUNG yaitu cumi-cumi dan tuna, dimana alat tangakp yang digunakan adalah
alat tnagkap boukeami dan rawai tuna. Pengoperasaian alat tangkap boukeami
dan rawai tuna juga banyak memberi peluang terhadap banyaknya spesies ikan
bernilai ekonomis penting yaitu tuna dan cumi-cumi yang didaratkan di PPP KOTA
AGUNG. Hal ini berkaitan dengan ukuran kapal perikanan (GT) berpengaruh
terhadap jumlah hasil tangkapan secara signifikan, semakin besar GT kapal maka
akan semakin besar jumlah hasil tangkapan.
Produksi (ton)
100000
80000
Produksi didaratkan dari
60000 kapal
Produksi Datang dari Darat
40000
20000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
5000000
4500000
4000000
Nilai Produksi (Juta)
3500000
3000000
2500000
2000000 Didaratkan dari kapal
1500000 Datang dari darat
1000000
500000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Jumlah Produksi di PPP KOTA AGUNG terbagi menjadi dua sumber yaitu
produksi ikan yang didaratkan dari kapal dan produksi ikan yang datang dari darat.
Jumlah produksi ikan di PPP KOTA AGUNG selama tahun 2014-2018 mengalami
kenaikan dan penurunan (fluktuasi) sesuai dengan kondisi kapal maupun kondisi
lainnya. Jumlah produksi tertinggi di PPP KOTA AGUNG terjadi pada tahun 2014
dimana jumlah produksi mencapai 270.490,1. Jumlah produksi terendah di PPP
KOTA AGUNG terjadi pada tahun 2017 dimana jumlah produksinya hanya
152.030,3. Nilai produksi di PPP KOTA AGUNG mengikuti jumlah produksi,
sehingga nilai produksi tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan nilai 7.192.568
dan nilai produksi terendah pada tahun 2017 dengan nilai 3.213.828.
Fluktuasi yang terjadi pada jumlah produksi dan nilai produksi di PPP
KOTA AGUNG disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor
keadaan alam di perairan Faktor keadaan alam yang dimaksud seperti
badai,hujan, dan faktor alam lainnya, sehingga tidak memungkinkan kapal untuk
beroperasi. Selain kedua faktor tersebut musim dan jumlah trip juga
mempengaruhi jumlah produksi dan nilai produksi. Hal ini diperkuat oleh
Restumurti et.al (2016), fluktuasi produksi dan nilai produksi ini terjadi karena
banyak faktor diantaranya adalah faktor musim dan jumlah trip.Faktor-faktor
tersebut mengakibatkan terjadinya fluktuasi setiap tahunnyakarena faktor-faktor
tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan.
BAB IV
PERENCANAAN PENGEMBANGAN
PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP)
- Pengolahan (Processing)
Kegiatan pengolahan meliputi pendinginan/pembekuan didalam cold
storage atau freezer, pengawetan dengan pengeringan
(drying) atau penggaraman (salting), pemindangan, pengalengan
(canning) dan sebagainya. Kegiatan ini melibatkan para pengolah
tradisional, maupun para pengusaha pengolah modern yang
mengolah ikan untuk kepentingan pemasaran antar pulau maupun
ekspor.
- Pengangkutan (Transportation)
Pengangkutan hasil produksi ini merupakan penghubung mata rantai
kegiatan perikanan yang sangat penting. Pengangkutan
hasil produksi perikanan (ikan segar maupun olahan) dari
pelabuhan ke kota-kota tujuan pemasaran dalam negeri,
maupun ke negara-negara tujuan ekspor, merupakan komponen
penting yang mempengaruhi harga penjualan.
Kegiatan pengangkutan ini melibatkan sarana dan prasarana
transportasi darat (jalan, jembatan, truk, trailer, peti kemas), laut
(pelabuhan umum, kapal carrier) dan udara (pelabuhan udara,
pesawat terbang).
- Pemasaran (Marketing)
Kegiatan pemasaran meliputi pemasaran lokal, antar pulau dan
ekspor. Kegiatan ini melibatkan para pedagang dan pengecer
yang memasarkan/menjual ikan disekitar lokasi, pedagang antar
pulau, maupun para pengusaha eksportir.
2. Penanganan di pelabuhan
Dalam proses pembongkaran ikan dari kapal ke dermaga dan
pengangkutan ke TPI, diperlukan penanganan yang baik agar mutu ikan
tetap terjaga. Untuk itu maka pada saat kapal merapat di dermaga, ikan-
ikan yang dibongkar dari palkah, dibersihkan dari kotoran dan es dengan
menggunakan air bersih lalu disortir dan disusun dalam keranjang sambil
ditaburi es. Setelah itu keranjang-keranjang yang berisi ikan tersebut
diangkut ke TPI dengan menggunakan kereta dorong atau fork lift. Ikan
yang telah dilelang tersebut selanjutnya diangkut ketempat penyimpanan
atau tempat pengolahan, atau langsung dipasarkan.
Untuk keperluan penanganan ikan tuna yang akan diproses dalam
bentuk segar atau tuna loin, maka di pelabuhan perlu disediakan
ruangan khusus untuk penanganan jenis komoditi tersebut.
B. Fasilitas Fungsional
Fasilitas yang berfungsi untuk memberikan pelayanan dan manfaat
langsung
yang diperlukan untuk kegiatan operasional suatu pelabuhan perikanan.
Fasilitas fungsional ini terdiri dari:
1. Fasilitas Produksi
- Tempat Pelelangan Ikan (TPI) berikut fasilitas penunjangnya seperti
kantor, ruang penimbangan, gudang dan tempat pengepakan.
- Toilet umum.
- Shelter nelayan.
2. Fasilitas Perbekalan
- Pabrik es
- Tangki BBM untuk perbekalan kapal dan keperluan pengolahan
- Instalasi air bersih untuk perbekalan kapal dan keperluan pengolahan
serta kebutuhan pelabuhan.
- Gudang untuk penyimpanan garam
- Kios KUD/Toserba yang menyediakan perbekalan berupa makanan
dan alat-alat tangkap.
4. Fasilitas Pengolahan
- Cold storage/cold room, untuk menyimpan kelebihan produksi
sementara untuk diawetkan atau tempat penampungan ikan sebelum
dipasarkan.
- Fasilitas industri pengolahan ikan.
C. Fasilitas Penunjang
Merupakan fasilitas tambahan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
pelabuhan perikanan.
Fasilitas penunjang ini terdiri dari:
1. Dermaga
Dalam perencanaan dermaga, dibuat pemisahan antara dermaga untuk
kapal berukuran kecil dan sedang (< 30 GT) dan kapal ukuran besar >
30 GT. Masing-masing dermaga tersebut terdiri dari dermaga bongkar,
muat dan dermaga tambat.
Jumlah kapal diproyeksikan sebagai berikut:
3. Kebutuhan Es
Kebutuhan es dihitung berdasarkan proyeksi produksi ikan per hari.
Kebutuhan es adalah = 2 kg es untuk 1 kg ikan
4. Kebutuhan BBM
Kebutuhan BBM dihitung berdasarkan jenis dan jumlah kapal yang
memanfaatkan pelabuhan.
- Kebutuhan oli = 0,01 liter/DK/jam
- Kebutuhan solar = 0,20 liter/DK/jam
- Kebutuhan minyak tanah = 0,10 liter/DK/jam
Oli dan minyak tanah disediakan memakai drum-drum, sedangkan solar
disediakan dalam tangki. Tangki BBM direncanakan dengan kapasitas
harian.
5. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan kebutuhan perbekalan kapal
untuk ABK, pencucian ikan dan pembersihan TPI, kebutuhan bahan
baku pabrik es, pendinginan mesin-mesin dan kebutuhan penghuni
pelabuhan.
- Kebutuhan ABK : 20 liter/orang/hari
- Kebutuhan bahan baku es : 1 kg air untuk 1 kg es
- Pencucian ikan : 1 liter/kg ikan
- Pembesihan TPI : 1,5 liter/m2 luas TPI
- Kebutuhan penghuni : 10% dari kebutuhan total
- Pendingin mesin-mesin : 10% dari kebutuhan total
Untuk penampungan air digunakan ground resevoir, sedangkan untuk
distribusi air direncanakan dengan menara air.
6. Kebutuhan Listrik
Kebutuhan listrik dihitung berdasarkan dimensi bangunan, fungsi
ruangan, kebutuhan daya untuk mesin-mesin penggerak dan kebutuhan
penerangan.
1. Data Kapal
Kegiatan penangkapan ikan dilaut melibatkan nelayan tradisional yang
menangkap ikan di perairan pantai dengan menggunakan kapal-kapal
kecil dan sedang (< 30 GT),
Data kapal yang digunakan dalam perencanaan dermaga ini adalah data
kapal yang berlabuh di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kota Agung,
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Dimensi Kapal
N n
LOA B D d
N
Jenis Kapal
o
m m m m unit unit
Keterangan:
Dimana :
W = Lebar alur pelayaran
BC = Bank Clearance ( Ruang aman sisi kapal )
=1,5B = 1,5x4,3 =6,45 m
ML = Manuevering Lane ( 1½ x Lebar kapal )
=1,5B = 1, 5x4,3 =6,45 m
SC = Ship Clearance ( Ruang aman antar kapal ) minimal 0,5 m
Dimana:
A = Luas Kolam Pelabuhan (m2)
R = Radius Putar (m2)
= π r2
= 3,14x(20,64) 2 = 1.337,02 m
n = Jumlah kapal maksimum yang berlabuh tiap hari =166 kapal
L = Panjang Kapal (m) = 20,64 m
B = Lebar Kapal (m) = 3,48 m
Q
Dimensi Kapal
N n Q Tuna
Cakalang
Q Dc U T S L
N LOA B D d
Jenis Kapal
o 1x 1x
m m m m unit unit pelayaran pelayaran ton hari hari jam m
(ton) (ton)
15,6 12
1
Handline FRP <5GT 2 2,65 1,5 1,1 6 2 0,5 1 1 0,75 1,5 40
25,6
2
Longline FRP 20-30 GT 5 4,32 2,1 1,78 60 2 0,5 1 1 0,75 1,5 60
Keterangan :
LOA = panjang Kapal Keseluruhan (Length Over All)
B (Bread) = Lebar Kapal
D (Depth) = Dalam Kapal
d (draft) = Syarat Kapal
N = Jumlah Kapal
n = Jumlah kapal yang operasi
Ts = Waktu pelayanan yang diperlukan per-kapal
Dc = Rata-rata periode ulang pelayaran (hari)
T = Waktu yang ada untuk Pelayanan per hari (jam)
S =Faktor ketidakteraturan
L =Panjang Dermaga yang diperlukan
Lu =1.1* LOA
Dimensi Kapal
N N n TS Dc T S L
Jenis Kapal LOA B D d
o
m m m m unit unit jam hari jam m
1 Handline FRP <5GT 15,62 2,65 1,5 1,1 126 126 0,5 1 8 1,5 250
2 Longline FRP 20-30 GT 25,65 4,32 2,1 1,78 60 42 0,75 1 8 1,5 140
N Luas/To
Ruang Ton ikan Volume
o n
1 Kantor + Toilet 2,50 20,00 50,00
2 Hall Lelang 12,00 20,00 240,00
3 Hall Timbang 4,00 20,00 80,00
4 Ruang Pengepakan 7,00 20,00 140,00
5 Gudang Kereta, Keranjang + R. Cuci 2,50 20,00 50,00
6 Sirkulasi 0,3 560,00 168,00
Total 728,000
9. Pasar Ikan
N Kebutuha Satua
o Uraian n n Asumsi Volume
1 Kebutuhan ABK 20,00 Liter 672,00 13.440,00
2 Pencucian ikan 1,00 Liter 10.000,00 10.000,00
3 Pembesihan TPI 1,50 Liter 14.560,00 21.840,00
4 Kebutuhan penghuni 0,10 Liter 45.280,00 4.528,00
49.808,
Total
00
4.4 ZONIFIKASI
Berdasarkan pola kegiatan operasional di laut dan darat, dapat disusun
zona kegiatan, dimana zona kegiatan tersebut perletakannya dalam layout
berdasarkan kriteria:
- Pembagian menurut zona I (>5 – 30 GT) dan zona II (<5 GT).
- Area bongkar, muat, tambat.
- Kebutuhan kedekatan masa terhadap laut.
B. Zona Muat
Pada zona ini dilakukan kegiatan pelayanan yang berupa
pengisian/muat
Pembekalan untuk kebutuhan oprasi penangkapan. Fasilitas yang
terkait
dengan kegiatan pelayanan ini antar lain :
- Dermaga Pelayanan/muat
- Instalasi air tawar
- Instalasi BBM
- Kios Toserba
C. Zona Tambat/Istirahat
Zona yang disediakan untuk kapal-kapal yang tambat untuk beristirahat
sebelum kembali melaut. Para saat intirahat para ABK dapat
melakukan
kegiatan seperti berbelanja atau berekreasi. Pada zona ini disediakan
fasilitas tambat seperti bollard dan fender .
D. Zona Pemeliharaan
Zona ini menampung kegiatan perbaikan dan pemeliharaan baik kapal-
kapal yang mengalami kerusakan (baik besar maupun kecil) atau
perawatan rutin bagi kapal-kapal yang akan beroprasi. Kegiatan ini
melibatkan fasilitas:
- Doek/slipway
- Bengkel
- Gudang peralatan/perlengkapan
- Tempat perbaikan/penjemuran jarring
E. Zona Administrasi
Zona ini merupakan pusat kegiatan pengelolaan Pelabuhan Perikanan
Pantai Kota Agung. Semua kegiatan administrasi yang menyangkut
pengelolaan dan pengawasan pelabuhan, pelayanan masyarakat dan
sebagainya, dilakukan dikantor administrasi pelabuhan.
F. Zona Sosial
Zona ini menampung kegiatan social yang bersipat menunjang
kehidupan perikanan di PPP Kota Agung, seperti: Pertemuan,
penyuluhan, ibadah, kesehatan dan lain-lain. Fasilitas yang terkait
dengan kegiatan ini antara lain:
- Balai pertemuan nelayan
- Perumahan staf
- Mess karyawan
- Pasar
- Mesjid (tempat ibadah)
- Klinik kesehatan
- Kios Toserba
- Sarana rekreasi nelayan
- Dan lain-lain
I. Zona Distribusi
Zona ini disediakan untuk menampung kegiatan distribusi hasil
perikanan. Fasilitas yang terkait dengan kegiatan ini antar lain:
- Pasar ikan
- Transit shed
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Pelabuhan Perikanan yang telah dilakukan maka
kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah yang merupakan perpaduan
antara wilayah daratan dan lautan yang digunakan sebagai pangkalan
kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak
ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan serta digunakan untuk
kegiatan pemerintahan;
2. Fungsi Pelabuhan Perikanan yaitu sebagai fungsi pemerintah dan juga
fungsi pengusaha. Fungsi pemerintah pada pelabuhan perikanan
merupakan fungsi untuk melaksanakan, pengaturan, pembinaan,
pengendalian, pengawasan serta keamanan dan keselamatan operasional
kapal perikanan di pelabuhan perikanan dan fungsi pengusahaan
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan
dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengelolaan, sampai
dengan pemasaran;
3. Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung termasuk dalam klasifikasi
Pelabuhan Perikanan tipe kelas A;
4. Peranan Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung adalah sebagai
terminal yang menghubungkan kegiatan usaha pengangkapan dengan
usaha yang ada didarat.
5. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung terdiri dari fasilitas
pokok, penunjang dan fasilitas fungsional. Fasilitas pokok terdiri dari jetty,
dermaga, breakwater kanan dan kiri serta kolam pelabuhan. Fasilitas
fungsional terdiri dari gedung pelelangan ikan, gedung penyimpanan es,
bangsal penimbangan, tangki air, genset, listrik, bengkel, gedung mina
mutu, tempat parkir, dan paving block. Fasilitas penunjang terdiri dari balai
pertemuan, MCK, pos jaga, portal besi, dan tempat beribadah;
6. Produksi di Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung adalah ikan tuna,
cumi-cumi, julung-julung, kembung laki-laki, kenyar, kerong-kerong,
layang anggur, layang benggol, layang deles, layur, dan lemuru.
7. Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung mempunyai struktur organisasi
yang dipimpin oleh ketua pelabuhan dan terdapat empat bidang yang ada
dalam organisasi tersebut yaitu bidang pengembangan, bidang tata
operasional, bidang fungsional, dan bagian tata usaha.
8. Wilayah kerja Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung terdiri atas wilayah
kerja daratan yaitu tempat pelelangan ikan, pabrik pembuatan pakan ikan,
kantor kesyahbandaran, tempat perbekalan dan tempat pertemuan .
Wilayah pengoperasian yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Pantai
Kota Agung ialah akses jalan disepanjang pintu masuk Pelabuhan
Perikanan Pantai Kota Agung hingga ujung dermaga. Terdapat juga kapal
mati yang diletakkan di samping warung yang terdapat pada Pelabuhan
Perikanan Pantai Kota Agung. Terdapat juga alur pelayaran kapal
perikanan dari dan ke pelabuhan perikanan.
5.2. Saran
Berdasarkan Praktikum Pelabuhan Perikanan yang telah dilakukan di
Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung, maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya nelayan dapat memanfaatkan fasilitas secara optimal;
2. Sebaiknya kebersihan di tempat pelelangan ikan tetap dijaga; dan
3. Sebaiknya kolam pelabuhan dan alur pelayaran dilakukan pengerukkan
kembali dengan ketentuan tertentu untuk memperlancar pengoperasian
secara maksimal.
Selanjutnya untuk pajang break water 36 meter dan lebar empat meter. Anggaran yang digunakan
lebih dari Rp 3 miliar dengan waktu pengerjaan empat bulan, dan jadi kewenangan Dinas Kelautan
dan Perikanan Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Anisa Asti, Azis Nur Bambang, dan Herry Boesono. 2014. Analisis
Inventarisasi Alat Tangkap Berdasarkan Kategori Status Penangkapan
Ikan yang Bertanggungjawab di PPP KOTA AGUNG DKI Jakarta. Journal
of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 5 (4) :
177-183.
Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung, Tanggamus. 2019. Laporan Tahunan
2018 Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung, Tanggamus. Pelabuhan
Perikanan Pantai Kota Agung, Tanggamus, Jakarta, 161 hlm.
Najah. R. A., Lubis. E., Solihin. I., dan Pane. A. B. 2015. Kajian nilai produksi hasil
tangakapn di PPP KOTA AGUNG dan PPI Muara Angke. Jurnal Marine
Fisheries. 6(2): 155-167.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 8 Tahun 2012
Hidayah, N., Boesono, H., & Setiyanto, I. (2017). Analisis Tingkat Efisiensi Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Di Kabupaten Batang. Journal Of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology, 6(3), 74-80.
Najah, R. A., E. Lubis, I. Solihin, dan Anwar B. P. 2015. Kajian Nilai Pasar
Produksi Hasil Tangkapan Di PPP KOTA AGUNG Dan Ppi Muara Angke.
Jurnal Kelautan. 6(2): 155-167.
Fazri,K. , R. Rizwan,dan Z. Jalil. 2018. Analisis Aspek Aktivitas di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba’u Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 3(3): 161-173.