Master Plan atau rencana induk rumah sakit pada dasarnya merupakan suatu dokumen
lengkap tentang rencana pembangunan dan pemeliharaan rumah sakit secara fisik,
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah ditetapkan dalam master program.
Perencanaan Fisik Bangunan (block plan) dari suatu rumah sakit pada dasarnya
menjelaskan segala hal yang terkait dengan upaya penetapan lokasi setiap unit
pekerjaan dalam blok-blok bangunan termasuk kebutuhan penunjangnya. Rumusan
Perencanaan Fisik Bangunan (block plan) suatu rumah sakit mengikuti prinsip - prinsip
berikut ini :
Rencana Pengembangan harus dibuat berdasarkan kebutuhan yang ditinjau dari studi
tentang beban kerja saat ini dan proyeksi pada masa yang akan datang dan juga dikaji
terhadap kebijaksanaan pengembangan rumah sakit yang bersangkutan, serta
memperhatikan pula faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan. Sebagai
dasar untuk perhitungan luas lantai dipergunakan beberapa dasar pertimbangan dan
pemikiran antara lain sebagai berikut :
1. Proyeksi Perkembangan jumlah beban kerja dan jumlah kegiatan sampai akhir
tahap pembangunan.
2. Standar luas dan kebutuhan untuk setiap aktivitas dan fasilitas.
3. Sejumlah asumsi pendukung dan data pelengkap lainnya, antara lain aspek
mutu pelayanan ditinjau dari sudut pemakai dan sudut medis profesional.
Penyusunan konsep dasar pemikiran tersebut diatas bertitik tolak pada permasalahan
yang spesifik dalam perencanaan rumah sakit yaitu, terdapatnya fleksibilitas, rumusan
kemungkinan untuk pengembangan serta tercapainya efisiensi hubungan dan
pelaksanaan kerja. Sedangkan efisiensi hubungan kerja diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Mudah dicapai
2. Sirkulasi jelas
3. Nyaman
4. Aman
5. Hubungan fungsional tercapai.
Agar pengertian dasar diatas dapat dituangkan kedalam suatu konsep yang
menyeluruh, maka perencanaan suatu kompleks bangunan rumah sakit harus dapat
menguraikan pula beberapa aspek :
1. Aspek Perencanaan Ruang Luar Bangunan
2. Aspek Perencanaan Tata Letak Bangunan
3. Aspek Perencanaan Prasarana
4. Aspek Perencanaan Peralatan.
2. Sirkulasi antar kegiatan pada rumah sakit akan meliputi beberapa aspek :
a. Arus/sirkulasi karyawan, pengunjung dan pasien rawat jalan
b. Arus/sirkulasi pasien rawat inap
c. Arus/sirkulasi barang dan bahan
d. Arus/sirkulasi penghuni asrama dan rumah dinas
Sirkulasi tapak pada Rumah Sakit, juga memiliki persyaratan kemudahan,
langsung, cepat, aman dan nyaman. Ini berkaitan dengan kecepatan pelayanan
pasien. Kondisi eksisting sirkulasi pada tapak di RSUD Bob Bazar tidak
memenuhi persyaratan ini. Untuk itu beberapa hal perlu diperhatikan dalam
merancang Sirkulasi dalam Master Plan ini seperti gambar di bawah ini :
a. Sirkulasi Pengunjung dan sirkulasi Servis harus terpisah, sehingga
fungsi pelayanan bisa berjalan dengan baik. Pada Master Plan baru,
sirkulasi untuk Pengunjung, Servis dan IGD dipisahkan dan dipecah
sesaat setelah kendaraan memasuki tapak.
b. Lahan parkir sebagai “node” (titik berhentinya sirkulasi) dipusatkan
pada sisi Barat dan Timur tapak. Ini dimaksudkan untuk memberi
“space” (ruang) yang sangat luas di area depan tapak sebagai fungsi
buffer. Pola sirkulasi ini juga memudahkan pengunjung untuk
mengakses bangunan yang dituju.
c. Beberapa titik parkir tambahan diletakkan disisi beberapa bangunan
(seperti Laundry, R.Mekanikal, R.Ibadah dan Dapur), untuk
memudahkan mobilisasi material servis, sekaligus arah evakuasi dan
mitigasi bencana.
d. Dari titik titik parkir, pengunjung dapat mengakses bangunan utama
melalui sisi samping bangunan selain “main entrance” di area muka
bangunan utama. Pasien dan keluarga pasien harus melalui pintu
utama.
e. Sesaat setelah memasuki bangunan utama, pengunjung dapat
menggunakan tangga, lift atau ramp sebagai sirkulasi vertikal, untuk
mencapai fungsi pelayanan dilantai dua dan tiga.
f. Sirkulasi servis menggunakan “rear entrance” (jalan masuk dari
belakang) pada sisi Selatan Gedung Lobi .Rear entrance ini juga
merupakan akses utama untuk hunian Asrama dan Rumah Dinas
Dokter. Rear entrance yang terpisah (disisi Selatan) ini akan sangat
mengurang intensitas kepadatan kendaraan pada keseluruhan tapak.
3. Fasilitas komunikasi perlu diadakan di beberapa bagian yang dianggap penting :
a. Fasilitas-fasilitas staf medis
b. Areal konsultasi untuk diagnostik dan tindakan
c. Administrasi perawatan
d. Areal untuk aktifitas pengunjung bagi pasien-pasien khusus (VIP dan
VVIP).
Bangunan utama sering menjadi lambang dari sebuah Rumah Sakit, karena
sering merepresentasikan kualitas pelayanannya, meskipun bangunan yang lain
juga tidak kalah pentingnya. Bangunan Utama adalah bangunan yang tampak
dari luar pagar, yang selalu membuat perasaan aman, nyaman, dan juga
harapan kesembuhan dari pasien yang datang ke rumah sakit, sehingga selalu
menjadi pedoman pokok dalam merancang suatu Master Plan, baru kemudian
ke bangunan pendukung lainnya.
Dalam hal ini, ada konsep dasar rancangan dari Bangunan utama yang terdiri
dari tiga lantai di depan dan dua lantai dibelakangnya yang menyatu, tetapi
karena ada perbedaan ketinggian sehingga lantai dasar hanya bisa dirancang
pada sisi depan saja.
Adapun konsep hubungan antar instalasi masing-masing lantai sbb :
Lantai Dasar (depan) :
Lantai satu merupakan pintu gerbang, dimana semua aktivitas memulainya dari
sini. Instalasi Gawat Darurat (IGD) mempunyai akses sendiri di sayap kanan,
sedangkan untuk pelayanan lainnya melalui Lobi Utama. Dari Lobi utama,
pasien yang mau ke poliklinik langsung belok ke kiri, dan disitu juga tersedia
pusat-pusat fasilitas penunjang seperti unit Farmasi, Akes, Bank, bahkan kantin
bagi pengantar ataupun si pasien sendiri. Ruang tunggu untuk Poliklinik dibuat
senyaman mungkin. Ada beberapa kamar periksa untuk penyakit atau unit
pelayanan masing-masing. Jika pasien yang mau melahirkan ataupun penyakit
kandungan, bisa belok ke kanan dari Lobi Utama. Juga tersedia Lift menuju
lantai atas maupun anak tangga dan ramp yang sesuai dengan kaidah pedoman
teknis rumah sakit
Lantai 2 :
Lantai dua, sebenarnya merupakan area privat, dimana sayap kiri adalah IRNA
Kelas 1, ditambah Poliklinik lantai dua dengan akses masuk yang terpisah.
Sayap kanan merupakan Kantor Administrasi dan tempat menyimpan Rekam
Medik. Agak ke belakang sedikit ada Radiologi, Laboratorium dan ICU, yang
merupakan lantai dasar dari bangunan 2 lantai belakang, dan sejajar dengan
beberapa bangunan penunjang di belakang bangunan utama. Ditengah-
tengahnya ada bangunan Bedah Sentral yang sejajar dan berdekatan dengan
ICU, Radiologi dan Laboratorium.
Lantai 3 :
Lantai tiga, merupakan area yang sangat privat, yaitu IRNA kelas 1, IRNA VIP
dan IRNA VVIP, ditambah pusat rehabilitasi Medik dan Ruang Komite Medik.
Akses menuju lantai ini disarankan melalui Lift, atau anak tangga, serta ramp
bagi alat yang beroda. Pemilihan lantai 3 sebagai area privat bertujuan untuk
menjauhkan dari gangguan keramaian pasien rawat jalan maupun hilir mudiknya
aktivitas pelayanan di rumah sakit.
Untuk bangunan selain Bangunan utama bisa dilihat gambar sebelumnya yang
menjelaskan betapa alur sirkulasi maupun zonasi diterapkan di Master Plan ini.
Yang paling penting dalam merancang konsep sirkulasi dan zonasi ini adalah
mengupayakan pergerakan pelayanan adalah ke arah kanan-kiri dimana
mempunyai elevasi yang sama, sedangkan depan belakang bisa menggunakan
lift atau anak tangga, tetapi bukan merupakan pergerakan utama.
7. Fasilitas Listrik, dan Instalasi Limbah. Ada beberapa kriteria untuk bangunan
penunjang non medik ini, diantaranya adalah jauh dari ruang perawatan atau
minimal dijaga tingkat kebisingannya, sedapat mungkin menggunakan aliran
gravitasi, polusi udara dan cairan terjaga, dan lain-lainnya
Rencana Luas Bangunan dalam Master Plan ini adalah :
No Bangunan Luas
(m2)
1 Bangunan Utama Lantai I 3,480
2 Bangunan Utama Lantai II 6,203
3 Bangunan Utama Lantai III 5,563
4 Gedung Serbaguna 532
5 Bangunan IRNA Kelas II dan III (Tingkat I, 4 Gedung + 1 ) 2,250
6 Bangunan IRNA Kelas II dan III (Tingkat II, 4 Gedung) 1,800
7 Bangunan Laundry (Fungsional padaTk.1) 232
8 Bangunan CSSD (Fungsional pada Tk.2) 259
9 Bangunan Instalasi Pemulasaran Jenazah 234
10 Bangunan IRNA Isolasi 241
11 Bangunan Rumah Dinas Lantai I 595
12 Bangunan Rumah Dinas Lantai II 595
Bangunan R. Genset, R. Gas Medik, R. Kompresor dan 181
13
Incinerator
14 Gedung Rumah Tunggu Lantai I 216
15 Gedung Rumah Tunggu Lantai II 216
Gedung Asrama Perawat Putra dan Putri (2 tingkat 2 1,080
16
Gedung)
17 Gudang 180
18 Bangunan Dapur + Gizi 252
19 Kapel 213
20 Musholla 63
21 Gardu Listrik 56
22 Garasi Mobil Ambulan 54
23 Shelter 102
24 Gedung Laboratorium IPAL 42
25 Gedung IPSPRS 208
26 Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) 120
TOTAL BANGUNAN 24,968
Dengan mengacu pada data jumlah tempat tidur yang ada saat ini, yaitu :
maka dirancang suatu komposisi Instalasi Rawat Inap dan beberapa Instalasi lain yang
sanggup menampung pasien yang menginap, tetapi dalam keputusannya diserahkan
kepada pihak Rumah Sakit yang akan melihat pasien penyakit mana yang mendapat
jumlah
tempat tidur tertentu, disini hanya ditulis IRNA I s/d IV.
Adapun rancangan ini berdasarkan kepada :
Tempat Jumlah
No Ruang Perawatan
Tidur Bangunan
1 IRNA I 40 2
2 IRNA II 40 2
3 IRNA III 40 2
4 IRNA IV 52 3
5 IRNA Kelas 1 128 8
6 VIP & VVIP 14 2
Jumlah tempat tidur IRNA saja 314
Untuk 7 Ruang Bersalin & Pemulihan 12 1
Instalasi 8 Perinatalogi 12 1
Rawat 9 ICU 12 1
Inap saja, 10 Ruang Isolasi 5 1
jumlah
Total 355 23
tempat
tidur total adalah 314, dan ini sudah
memenuhi syarat untuk Rumah Sakit Pendidikan kelas B
Adapun informasi pelayanan yang lain selain Instalasi Rawat Inap adalah sebagai
berikut :
Salah satu unsur di luar pertimbangan pelayanan kesehatan yang secara signifikan
sangat mempengaruhi disain Master Plan adalah pentahapan pelaksanaan
pengembangan. Seperti diketahui bahwa pengembangan Rumah Sakit ini tetap
menggunakan lahan yang sama dimana saat terjadi pengembangan/pembangunan
gedung-gedung baru tidak boleh mengganggu aktifitas pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit.
1. Tahap 1.
2. Tahap 2
Merupakan tahap dimana bangunan baru sudah mulai bersinggungan
dengan bangunan lama, dan beberapa bangunan pelayanan mulai
dibongkar, seperti poliklinik. dan PMI. Sementara bagunan poliklinik
pindah sementara pada salah satu bangunan IRNA. Bangunan baru yang
dibangun adalah bangunan utama 3 lantai di sayap kiri atau Barat, yaitu
Poliklinik, Farmasi, Bank, Asuransi Kesehatan dan Kantin untuk lantai 1,
sementara lantai 2 untuk Poliklinik dan IRNA kelas 1. Lantai 3 digunakan
sepenuhnya untuk IRNA Kelas 1. Tahap ini akan menimbulkan keruwetan
dalam berlalu lintas antara petugas, pasien dan pengunjung. Perlu diatur
sedemikian rupa sehingga fungsi pelayanan tetap tidak terganggu. Proses
tahap ini menyerap ± 23 milyar rupiah atau sekitar 16%
Untuk lebih jelasnya bisa melihat sketsa di bawah ini
3. Tahap 3
Masih konsentrasi di bangunan utama, tetapi pada sayap kanan atau
Timur. Fungsi yang dibongkar adalah IGD, Obsgin dan Perinatal. Fungsi
ini sementara akan menempati sayap kiri yaitu IGD di Poliklinik Baru, dan
Obsgin/Perinatal di ruangan untuk toko/kantin/askes. Di lahan ini akan
dibangun IGD baru dan Obsgin di lantai satu, sementara untuk lanta dua
adalah kantor Admin dan rekam medik, serta Rehab Medik dan IRNA
Kelas VVIP di lantai 3. Proses tahap ini menyerap ± 23 milyar rupiah atau
sekitar 16%
Agar lebih jelas bisa dilihat pada gambar di bawah ini
4. Tahap 4
Terjadi dua pembongkaran bangunan, yaitu ruang Nifas, yang sudah
pindah ke Bangunan Utama baru maupun ke IRNA, dibuat untuk 2 blok
IRNA kelas 2 & 3, dimana setelah jadi akan difungsikan sementara
menjadi Bedah Sentral. Selanjutnya gedung Bedah Sentral dibongkar
untuk Gedung Bedah Sentral baru, dan ruang Poli Umum diganti untuk
ruang Lobby. Dibangun pula toilet-toilet umum disekitar Gedung Blok
IRNA Kelas 2 & 3. Proses tahap ini menyerap ± 22.5 milyar rupiah atau
sekitar 15%.
Secara lengkap akhir dari tahapan ini bisa dilihat pada gambar berikut ini
5. Tahap 5
Selanjutnya mulai dilakukan pemongkaran gedung di luar bangunan
utama, yaitu gedung Perawatan Anak, IRNA Penyakit dalam, IRNA Bedah
dan Ruang Paviliun, untuk di gantikan dengan bangunan penunjang
antara lain : IRNA Kelas 2 & 3, Dapur, Gudang dan Bangunan Isolasi
serta Pemulasaraan Jenazah. Sementara itu di lahan kosong bagian
belakang dibangun Rumah Dinas Dokter, Rumah Tunggu dan Bak
penampung Air Bersih. Disini juga mulai dibuat jalan akses lingkar baru,
serta perbaikan perkerasan di jalan akses lingkar lama. Proses tahap ini
menyerap ± 17 milyar rupiah atau sekitar 12%
Secara lengkap akhir dari tahapan ini bisa dilihat pada gambar berikut ini
6. Tahap 6
Tahap ini adalah pembangunan bangunan IRNA kelas 2 & 3 di lokasi
Dapur dan Laundry. Dibangun juga toilet-toilet umum di samping kiri
kanan IRNA Kelas 2 & 3. Proses tahap ini menyerap ± 15 milyar rupiah
atau sekitar 10%.
Secara lengkap akhir dari tahapan ini bisa dilihat pada gambar berikut ini
7. Tahap 7
Pembongkaran gedung Asrama Putri, Bak penampung Air serta Pos Jaga
untuk digantikan Gedung Asrma Putra dan Putri baru serta Mushola.
Sementara itu IPSRS, Pemulasaraan jenazah serta Rumah Dinas Dokter
dibongkar untuk dibangun Gedung Serbaguna dan Gedung Ibadah/Kapel.
Infrastruktur berupa Tempat Parkir, IPAL, serta Taman dan finalisasi jalan
akses lingkar, serta beberapa titik-titik kekurangan bangunan dan
prasarabna yang lain. Proses tahap terakhir ini menyerap± 16.5 milyar
rupiah atau sekitar 11%
Secara lengkap akhir dari tahapan ini bisa dilihat pada gambar berikut ini