Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas
perkenanNya Pedoman Pelayanan unit Maintanance di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
(RSESL) ini dapat selesai.
Buku Pedoman Pelayanan unit Maintanance di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop akan
digunakan dalam menjalankan kegiatan pelayanan promosi kesehatan bagi petugas yang ada di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop. Diharapkan dengan adanya buku ini dapat
meningkatkan mutu pelayanan dalam hal Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Sei Lekop dan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas Promosi
Kesehatan.
Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam buku, Kekurangan ini
secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan dalam
pengembangan Rumah Sakit ini.
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu factor penunjang yang penting dalam
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat ,maka bangunan rumah sakit serta seluruh
peralatan dan perlengkapan yang menyatu didalam nya harus mendapat perhatian dari pengelola
rumah sakit terutama dalam aspek perawatan dan pemeliharaan yang teratur dan tepat waktu,agar
terhindar dari kerusakan yang lebih berat dan memerlukan biaya perbaikan yang tinggi.
dari tersedianya fasilitas pelayanan yang memadai. Bangunan rumah sakit beserta seluruh aspek
dan kelengkapan bangunan rumahsakit sangat menentukan kualitas pelayanan medic disamping
aspek-aspek yang menentukan antara lain seperti peralatan, tenaga medis, paramedis, obat-
Untuk menjamin keadaan selalu siap operasional maka bangunan rumah sakit beserta
seluruh fasilitas penunjangnya perlu dipelihara sehingga akan terhindar dari kerusakan yang
akan mengakibatkan terganggunya pelayanan dalam jangka waktu yang lama. Bangunan rumah
misalnya ruang operasi, ruang laboratorium, ruang x-ray, poliklinik dan ruang. Kekhususan
mengenai bentuk ruangan dan jenis serta kualitas bahan bangunan yang dipergunakan dalam
- Maksud
Maksud dari dibuatnya“Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Santa
Elisabeth Sei Lekop” ini adalah untuk memberikan petunjuk atau arahan bagi pengelola rumah
sakit dan pihak-pihak lain yang membutuhkan dalam merancang dan merencanakan bangunan
rumah sakit yang dibuat, dapat menampung kebutuhan-kebutuhan pelayanan dan tidak
- Tujuan Pedoman
Tujuan Umum
Agar terselenggaranya pelayanan rumah sakit secara optimal,khusunya di bidang sarana dan
Tujuan Khusus
1.Untuk terciptanya peralatan ME & Elektronik yang layak pakai, aman dan baik bagi
4.Dapat menurunkan biaya pemeliharaan karena kerusakan dapat diketahui lebih awal
Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah pihak manajemen rumah sakit,para
1.Arsitektur Bangunan
2.Utilitas
3.Halaman
D. Batasan Operasional
Pemeliharaan bangunan rumah sakit meliputi pemeliharaan dan perbaikan kecil untuk
Pemeliharaan.
A. Pembersihan
B. Perapihan
C. Pelumasan
D. Penyetelan
A. Pemolesan
B. Pelapisan
E. Landasan Hukum
Dasar Pelayanan IPSRS di Rumah Sakit
alat kesehatan
6. Surat Keputusan Menteri Dalam Negri No.22 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi
F. Kebijakan
1. Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota melakukan pemeliharaan alat
medis yaitu suatu upaya yangdilakukan agar peralatan medis selalu dalam
kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dandapat mencapai usia pakai yang
lebih lama.
2. Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop melakukan pemeliharaan alat medis
untuk semua alat medis yang berada di Instalasi Rawat jalan, Instalasi Rawat
Inap, Instalasi rawat darurat, Instalasi Rawat Intensif, Instalasi Radiologi, Instalasi
Laboratorium dan unit fisioterapi & pemeliharaan alat medis yang dilakukan di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop dibagi dalam dua macam jenis
3. Semua alat medis dicatat di Instalasi pemeliharaan Sarana prasarana RS pada daftar
inventaris peralatan dan menjadi beban kerja pemeliharaan dan dimasukkan dalam
orektif, perbaikan.
5. Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa
perbaikan terhadap kerusakan alat medis yang mendadak , tidak terduga dan harus segera
dilaksanakan.
6. Pemeliharaan alat medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop dilakukan oleh
teknisi elektromedik, Instalasi pemeliharaan Sarana prasarana IPSRS dan pihak kedua
yang merupakan pemasok alat medis atau yang telah terikat kontak service.
7. Pemeliharaan alat medis rutin setelah pemakaian yang bersifat non teknis dilakukan oleh
8. Teknisi elektromedik Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop adalah teknisi yang bekerja
di Instalasi pemeliharaan Sarana prasarana Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop yang
melakukan kegiatan teknik elektromedik pada unit pelayanan kesehatan yang ada di
GAMBARAN UMUM
A. Di Negeri Belanda.
Kongregasi FSE didirikan pada tahun 1880 di Breda Negeri Belanda oleh Mgr. Henricus
Van Beek. Pada masa itu Belanda sedang masa-masa perang sehingga kemiskinan,
penderitaan, penyakit dan keprihatinan merajalela dari satu daerah ke daerah lain.
Dalam situasi ini setiap orang cenderung egois memikirkan diri sendiri, keluarga sendiri
tanpa mengindahkan orang lain atau masyarakat sekitarnya, maka tidak heran banyak
orang-orang yang sakit, terlantar dan tidak diperhatikan serta banyak masyarakat yang
meninggal tanpa ada perawatan, pengobatan dan pendampingan.
Pendiri Kongregasi FSE berasal dari keluarga yang harmonis dan beriman. Sejak kecil
Mgr. Henricus Van Beek dididik dekat dengan Tuhan dengan kehidupan Gerejani,
sehingga imannya tumbuh daN berkembang.
Roh menjadi penggerak dan sumber inspirasi utama bagi Usakup yang profesis ini
terjelma dalam teks Injil "Ketika Kau Sakit Kamu Melawat Aku" (Mateus : 25, 36).
Ungkapan inilah yang selalu berbicara dalam hati nurani diri Mgr. Henricus Van Beek,
dan dipegang teguh sebagai Motto hidupnya.
Ini jugalah yang akhirnya menjadi Motto Kongregasi FSE dan karya-karyanya. Didorong
oleh jiwa dan hati nurani pergaulan dan semangat pelayanan yang bijaksana, Mgr.
Henricus Van Beek "Mencari tenaga yang bersedia melayani orang-orang sakit ke rumah-
rumah".
Dengan tidak mengenal lelah dan putus asa, Mgr. Henricus Van Beek, mengetuk pintu
biara-biara setempat antara lain : Kongregasi Antwerpen, berkarya di bidang kesehatan.
Beliau menawarkan rencana Allah ini, tetapi ditolak.
Pada akhirnya tawaran ini mendapat sambutan dari Biara Fransiskanes Alles Voor Alles
yang artinya "Segalanya untuk semua orang", yang sekarang dikenal dengan nama "Mater
Dei", dengan mendapat dua tenaga Suster yaitu : Sr. Mathilda dan Sr. Anna, yang bersedia
membantu dengan kerelaan sendiri.
Kemudian kedua Suster dibantu oleh Sr. Bertha dan Sr. Juliana. Dari rumah inilah
mereka memulai misinya mengunjungi dan merawat orang-orang sakit dari rumah ke
rumah dengan "penuh kasih". Kasih Kristus inilah menjadi modal dan kekuatan bagi para
Suster. Dalam pelayanan itu mereka tidak berharap akan mendapat upah atau
penghargaan. Mereka tidak hanya merawat dan membantu penderita tetapi juga
mendampingi orang sakit yang sakrat maut. Mereka mendampingi para penderita agar
penderita tidak merasa kesepian, sendirian dan dengan penuh kedamaian siap menghadap
Sang Penciptanya.
Kongregasi ini meneladani sikap pelayanan "Santa Elisabeth Hongaria", karena Santa
Elisabeth Hongaria pencipta orang-orang miskin, menderita, khususnya orang-orang sakit
dan orang-orang terlantar.
Misi Santa Elisabeth sangat sesuai dengan Misi Kongregasi FSE yaitu "Pelayanan Kepada
Orang sakit". Identitas FSE semakin jelas dengan Motto "Ketika aku sakit kamu melawat
aku" (Mat : 25, 36). Motto ini bukan mengatakan : "ketika sakit kamu mengobati aku".
Penyembuhan tidak hanya pada pengobatan medis, tetapi pada daya afeksi/perilaku,
impati yang berasal dari Allah (lawatan hati). Pelayanan yang benar adalah : pelayanan
yang mengandalkan daya penyembuhan dari Allah
seluruh gerak hidup FSE yang terdapat dalam Kharisma Kongregasi FSE.
Daya kasih Kristus yang menyembuhkan orang-orang yang kecil dan menderita, sampai
rela wafat di kayu salib.
Kasih yang berasal dari Allah selalu bergejolak dan berontak ingin keluar. Daya Kasih
Kristus yang telah tambah dan berkembang dalam diri Suster-Suster adalah menuntut ingin
melebarkan diri, bukan saja di negeri Kincir Angin, tetapi menyeberang jalan ke
Nederlands Oost Indie (Sebutan Indonesia)
Untuk rencana tersebut beliau meminta tenaga dari Belanda, melalui Mgr. Petrus
Hopmans, dengan memilih Kongregasi FSE di Breda. Pilihan ini dirasa sangat tepat,
karena Suster-Suster FSE sudah berpengalaman dalam merawat orang-orang sakit (RS).
Kongregasi ini dianggap mampu, baik finansial, mampu relasional (kesatuan dengan
Induk), sumber daya manusianya (SDM)
Dari pihak Kongregasi juga menanggapi dengan baik dan bersedia diutus dan berangkat ke
Indonesia sebagai missionaris, maka pada tanggal 29 September 1925 Kongregasi FSE
hadir di Indonesia - Batam Kota dengan 4 (empat) orang Suster Missionaris dengan nama-
nama sbb :
Pada tanggal 11 Februari 1929 RS. St. Elisabeth dibangun (peletakan batu pertama) dan
rumah Suster di Jl. Imam Bonjol. Pada tanggal 19 November 1930 Rumah Sakit Santa
Elisabeth diresmikan, maka itu ada semboyan "Dibalik penderitaan ada rahmat".
Pada tanggal 01 Februari 1934 rumah istirahat untuk penderita TBC dan mengasuh anak-
anak dibangun di Berastagi (St. Induriva) pelayanan terhadap orang-orang sakit semakin
nyata dan melebar.
Ke empat Suster Missionaris pertama tinggal di Jl. Wazir (Jl. Kolonel Sugiono No 8.
Batam Kota) kemudian pindah ke Jl. Padang Bulan (dikenal Jl. S. Parman)
Adapun tugas-tugas para Suster Missionaris tersebut adalah merawat orang sakit dari
rumah ke rumah (door to door). Disamping itu mereka juga melayani para pasien yang
datang ke rumah (Poliklinik kecil)
Budaya, makanan, iklim, bahasa, suku sangat berbeda dengan negara asalnya. Semua harus
belajar, belajar dengan budaya, bahasa serta kesulitan makanan dihadapi dengan doa,
sharing dan pasrah dan semangat persaudaraan (hadir dalam komunitas/mereka jarang
mengeluh, tetap ceria, bersemangat dan ugahari).
Para Suster Missionaris tidak mudah berkarya, karena situasi politik, situasi perang oleh
jepang. Keadaan perang memaksa Suster-suster missionaris menyerahkan R. S. St.
Elisabeth ke tangan tentara Jepang untuk menjadi markas tentara Jepang/tempat
penginapan tentara.
Para Suster Belanda (Missionaris) diperlakukan dengan tidak sopan, disiksa, dipukuli,
ditawan (diusir, dibenci dan ditelantarkan) serta dimasukkan ke Kamp (Sel). Akibat
siksaan, tekanan, kekejaman yang tidak etik, banyak para Suster meninggal dunia,
diantaranya Sr. Philotea.
Tiga tahun lamanya mereka tinggal di Kamp tahanan, tetapi Suster-suster tetap merawat
orang-orang sakit, menghibur orang yang tinggal di kamp, mengingatkan orang-orang yang
tinggal di kamp berdoa dan menjalin hubungan erat dengan Tuhan, yang merupakan
sumber kekuatan dan penghiburan dalam penderitaan mereka dalam kamp tahanan
tersebut.
Pada tanggal 04 Mei 1950 atas kesepakatan dr. T. Mansyur dengan Dienst Van Volks
Gezondheid secara resmi Rumah Sakit Santa Elisabeth diserahkan kembali kepada Suster-
suster FSE.
memberikan pelayanan yang disemangati cinta kasih Allah dan persaudaraan sejati di bidang
kesehatan, 3 orang Suster yaitu Sr. M. Sesilia Situmorang FSE, Sr. M. Gabriel Naibaho FSE dan
Sr. M. Margaretha Purba FSE, tiba di Batam tanggal 06 Januari 1984, atas undangan Uskup
Pangkal Pinang. Pada awalnya pelayanan kesehatan dilakukan dengan merawat orang sakit serta
menolong persalinan dari rumah ke rumah. Pada tahun 1986 pelayanan ini ditingkatkan menjadi
Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan (RB-BP) dengan kapasitas 60 (enam puluh) tempat-tidur
dan diresmikan dengan nama RB-BP Bakti Wara III pada 19 November 1989 oleh Kepala Badan
Dalam perkembangan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan
lebih baik, RB-BP telah dikembangkan sebagai Rumah Sakit Ibu Dan Anak St. Elisabeth Batam,
yang diresmikan oleh Walikota Batam, Drs. Nyat Kadir dan diberkati oleh Uskup Pangkal
Pinang Bangka, Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD pada 17 November 2001. Dan pada tanggal 21
September 2005 Rumah Sakit Ibu dan Anak St Elisabeth Batam telah berubah menjadi Rumah
Sakit Umum St Elisabeth Batam. Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2014
direncanakan penambahan unit RS Santa Elisabeth dengan didirikannya RS Santa Elisabeth Sei
Lekop dengan ijin pendirian Surat Keputusan Walikota Batam No. KPTS.368/HK/XI/2017 dan
diresmikan oleh PLT Gubernur Kepulauan Riau pada tanggal 10 Januari 2019 dengan ijin
Nomor: 006/IORS/DPMPTSP-BTM/XI/2018
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop adalah Rumah Sakit yang didirikan oleh
Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE). Dimulai dari para suster FSE yang menjejaki
dan mengembangkan Rumah Sakit ini sejak awal bersama tokoh – tokoh umat, yang kemudian
berkembang menjadi seperti sekarang. yang mempunyai tugas melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan secara berdaya guna dengan mengutanakan upaya peningkatan kesehatan dan
Jenis – jenis layanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop meliputi :
a. Gawat Darurat
Pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh
penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya . Unit kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut dengan nama Unit Gawat Darurat.
Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan unit gawat darurat (UGD) tersebut dapat
beraneka macam, namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit
Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan
dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta,
Pelayanan rawat jalan adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana
yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan
untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (Asmuni, Suarni, 2008: 26). Pelayanan rawat jalan
ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim
dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien serta di rumah
perawatan. Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana
pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang
- Tugas Pokok :
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam tugas pokok, Rumah Sakit mempunyai
fungsi :
1. Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan melaporkannya kepada
3. Operator Utility, IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit, sumber air
bersih, sumber listrik PLN, catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset
8. Rujukan perbaikan
FALSAFAH
Dengan dilandasi semangat dasar Suster Fransiskanes Santa Elisabeth, dalam melaksanakan dan
mengembangkan “Cinta dan Nilai Kristiani”, karya pelayanan Rumah Sakit Santa Elisabeth
Dalam pelayanan, Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop lebih mengutamakan orang yang
paling membutuhkan tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan golongan sesuai dengan
Dalam pengembangan Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop lebih memperhatikan
keseimbangan yang tepat guna antara kemajuan teknologi dan profesi dengan kesederhanaan.
VISI
Menjadi tanda kehadiran Allah ditengah dunia dengan membuka tangan dan hati untuk
memberikan pelayanan kasih yang menyembuhkan orang-orang sakit dan menderita sesuai
MISI
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan masyarakat
lemah.
TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan aman dengan semangat cinta kasih, sesuai
Tujuan Khusus
Memberikan Pelayanan Kesehatan yang aman, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat,
serta terbuka pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
NILAI
Cinta : Merupakan gambaran cinta kasih Allah yang hendak kita wujudkan
melalui semangat pelayanan di Rumah Sakit ini sehingga kita memiliki
semangat yang senantiasa mengusahakan kebaikan bagi yang dilayani
tanpa terlebih dahulu memperhitungkan bagaimana mereka
membalasnya.
Nilai Kristiani : Inti hidup manusia yang mendalam dan sedemikian tinggi dihadapan
Allah. Dalam pelayanan di Rumah Sakit ini hendak kita perjuangkan
agar terlepas dari penderitaan yang menghimpitnya
MOTTO
(Mat. 25 : 36)
FALSAFAH
Dengan dilandasi semangat dasar Fransiskanes St. Elisabeth, dalam melaksanakan dan
mengembangkan cinta dan nilai kristiani melalui pelayanan di bidang Sarana dan Prasarana.
VISI
Mewujudkan sarana dan prasarana yang nyaman dan aman bagi pasien dan karyawan Rumah
Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
MISI
TUJUAN
MOTTO
Struktur organisasi Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop di bawah jajaran Direktur adalah
sebagai berikut :
WADIR
PELAYANAN
UMUM
KA.UNIT IPSRS
Berikut ini dijelaskan pengertian dari masing-masing posisi struktural Rumah Sakit Santa
1. Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
2. Wakil Direktur
Adalah pejabat yang membantu direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggung
Membantu direktur dalam bidang pelayanan keperawatan (perawat dan bidan) yang
Membantu direktur dalam bidang pelayanan umum dan keuangan yang meliputi
unit akuntansi dan kasir, dan logistik yang meliputi unit pengadaan dan gudang non
medik dan medik non farmasi, SDM, bagian pengelolaan sarana dan prasarana, dan
unit transportasi.
3. Kepala Unit/Ruangan
Adalah pejabat yang yang memimpin suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga
i. Ka. Unit VK
n. Ka. Unit OK
URAIAN JABATAN
TANGGUNG JAWAB Dalam melaksanakan tugasnya Teknisi Elektro Medis bertanggung jawab
terhadap hal-hal sebagai berikut;
1. Melaksanakan bidang pengelolaan peralatan elektromedis serta sarana
dan prasarana pendukung pada fasilitas pelayanan peralatan
elektromedis secara ketentuan kualitas dan keselamatan
2. Melakukan perancanaan pelaksananan, pelaporan serta evaluasi
pemeliharaan peralatan elektromedis sesuai ketentuan standart
pemeliharaan elektromedis
WEWENANG Dalam melaksanakan tugasnya teknisi elektromedis mempunyai
wewenang sebagai berikut ;
1. Melaksanakan siklus penerimaan/perolehan terdiri dari penilaian
aset evaluasi perencanaan
TANGGUNG JAWAB Dalam melaksanakan tugasnya Teknisi Elektro Medis bertanggung jawab
terhadap hal-hal sebagai berikut;
1. Melaksanakan bidang pengelolaan peralatan elektromedis serta sarana
dan prasarana pendukung pada fasilitas pelayanan peralatan
elektromedis secara ketentuan kualitas dan keselamatan
2. Melakukan perancanaan pelaksananan, pelaporan serta evaluasi
INTERN
IPSRS
EKSTERN
Pihak Ke 3(Agen
Alat,Contrac
Servis,Badan Kalibrasi)
Keterangan:
1. Wa.Dir Pelayanan Umum & Keuangan :Penyerahan laporan oprasional dan hasil
IPSRS(Maintenance)
4. Gudang Logistic :Persedian alat-alat listrik, ATK & alat-alat rumah tangga lainnya yang
a. Menghubungi agen distributor alat untuk perbaikan dan pergantian spare part
b. Bekerja sama dengan agen distributor dalam melakukan pelatihan terhadap alat
baru
c. Melakukan kerja sama kalibrasi alat medis,dengan penyedia jasa atau instansi
Dalam upaya mempersiapkan tenaga IPSRS yang handal, perlu kiranya melakukan
kegiatan menyediakan, memepertahankan sumber daya manusia yang tepat organisasi.Atas dasar
tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan
perputaran orang ke dalam , di dalam dan keluar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan
sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan
dalam mencapai sasaranya melalui strategi pengembangan kontribusi. Adapun pola ketenagaan
dan kualifikasi sumber daya dan kualifikasi sumber daya manusia di unit IPSRS Rumah Sakit
Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam
suatu satuan waktu tertentu. Beban kerja juga didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan yang
tertentu.
Pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah jam kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan kata lain, analisis beban kerja bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah personil dalam suatu unit kerja, dan berapa jumlah tanggung jawab
Cara yang biasanya digunakan dalam menghitung kebutuhan tenaga di rumah sakit ada dua
jenis, yaitu:
a. Metode Gilles
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja efektif selama
kurun waktu 1 (satu) tahun untuk masing-masing kategori sumber daya manusia yang bekerja di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja
a. Hari kerja, yaitu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Santa Elisabeth
B Sei Lekop: 6 hari kerja dalam seminggu, 312 hari kerja dalam setahun (6 hari x 52
minggu) A
b. Cuti Tahunan, yaitu 12 hari kerja setiap tahun untuk masing-masing karyawan sesuai
dengan Peraturan Pokok Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop B
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop untuk mempertahankan dan meningkatkan
pelatihan/kursus/seminar/lokakarya C
d. Hari Libur Nasional, berdasarkan keputrusan bersama menteri terkait tentang Hari
e. Ketidakhadiran kerja, sesuai dengan data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama kurun
waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin
f. Waktu kerja, yaitu: 7 jam dalam sehari (6 hari kerja) sesuai dengan Peraturan Pokok
Keterangan:
A : Hari Kerja
B : Cuti Tahunan
E : Ketidakhadiran Kerja
F : Waktu Kerja
menetapkan kebijakan untuk kategori karyawan tertentu dapat mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan lebih lama dibanding kategori lainnya, maka perhitungan waktu kerja tersedia
Dengan data pada tabel di atas dapat diketahui hari kerja tersedia untuk seluruh kategori
Menetapkan unit kerja dan kategori sumber daya manusia tujuannya adalah diperolehnya
sumber daya manusia sesuai dengan bidang kemampuannya yang bertanggung jawab dalam
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penetapan unit kerja dan kategori sumber daya
a. Bagan struktur organisasi rumah sakit dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing
unit kerja
b. Keputusan Direktur rumah sakit tentang pembentukan unit kerja struktural dan
fungsional, misalnya: bagian informasi, admiting service, rekam medik, dan akuntansi
d. Standard profesi, standard pelayanan, dan SPO yang diberlakukan pada tiap unit kerja
rumah sakit
Berdasarkan fungsi pelayanan, unit kerja pada rumah sakit dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Unit kerja fungsional langsung, adalah unit kerja dan sub unit kerja yang langsung
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di dalam dan di luar rumah sakit,
misalnya: instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat, dan
lainnya.
b. Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit kerja dan sub unit kerja yang tidak
Apabila ditemukan unit kerja atau sub unit kerja yang belum diatur atau ditetapkan oleh
Direktur, maka pemilik rumah sakit perlu mengkaji kembali fungsi, kegiatan-kegiatan unit
tersebut dapat digabung atau menjadi unit kerja yang telah ada sebelumnya.
Setelah unit kerja dan sub unit kerja di rumah sakit telah ditetapkan, langkah selanjutnya
pokok yang dapat dikerjakan selama 1 (satu) tahun oleh masing-masing kategori sumber daya
manusia di setiap unit kerja rumah sakit sesuai dengan waktu kerja tersedia masing-masing
kegiatan pokok dengan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori sumber
daya manusia. Perhitungannya dapat dilakukan sesuai dengan rumus berikut ini:
Rata-rata waktu adalah satuan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan
pokok (jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan tiap kegiatan pelayanan) oleh masing-masing
kategori sumber daya manusia. Kebutuhan waktu untuk kegiatan pelayanan sangat bervariasi
oleh karena pelayanan perorangan bersifat individual, spesifik dan unik sesuai karakteristik
pasien (umur, jenis kelamin), jenis dan berat ringannya penyakit, ada tidaknya komplikasi,
standard pelayanan, standard operasional, serta penggunaan teknologi kedokteran dan prasarana
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standard beban kerja masing-masing
b. Kategori sumber daya manusia yang bekerja pada tiap unit kerja rumah sakit yang telah
ditetapkan
c. Kegiatan pokok (jenis dan kuantitas) pada tiap unit kerja rumah sakit
d. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori sumber daya manusia untuk
di rumah sakit
UNIT
KERJA/KETEGORI UNIT KERJA/KEGIATAN POKOK RATA-RATA WAKTU
TENAGA
a.Pengecekanpompa 80 menit
1.Boostre pump 20 menit
2.Transfer pump gedung 1 20 menit
3.Transfer pump gedung 2 20 menit
4.Transfer pump gedung 3 20 menit
b.Servicegenset 45 menit
c.Pergantiankran air/sower toilet 30 menit
d.Pergantian bola lampu 15 menit
e.Pengecekan panel listrik 30 menit
BENGKEL/
ADMINISTRASI f.Service AC 105 menit
1.Tambah freon 60 menit
2.Ganti Cafasitor 15 menit
3.Perbaikan drainase 30 menit
g.Perbaikanbangunan 75 menit
1.Pergantian handle pintu 30 menit
2.Perbaikan pintukaca 45 menit
h.Perbaikanalat non medis 45 menit
i.Membuatlaporankegiatanharian 30 menit
WAKTU STANDART
UNIT KERJA KEGIATAN POKOK RATA-RATA
KERJA BEBAN KERJA
e. Standard Kelonggaran
Keterangan:
WKT : Waktu Kerja Tersedia
SKLG : Standard Kelonggaran
f. Kuantitas Kegiatan
Kategori Kuantitas
Tenaga/
Unit Kerja Kegiatan Pokok KG SBK KT
Keterangan:
KG : Kuantitas Kegiatan Selama 1 tahun
SBK : Standard Beban Kerja
KT : Kebutuhan Tenaga
Kategori Kuantitas
Tenaga/
Unit Kerja Kegiatan Pokok KG SBK KT
a.Pengecekan pompa
Administrasi/ 3,744 1,439 2.99
Admiting b.Service genset
Service 48 2,557 0.02
Keterangan:
KG : Kuantitas Kegiatan Selama 1 tahun
SBK : Standard Beban Kerja
KT : Kebutuhan Tenaga
𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘
Kebutuhan Tenaga = + 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
Pembulatan = 6 Orang
PENILAIAN KINERJA
2. DP3 Karyawan
a. DATA PERSONAL (Diisi oleh bagian Personalia)
Nama :
Tanggal Lahir :
Ruang/Seksi :
Jabatan/Golongan :
Tanggal mulai kerja di RSE :
Tanggal mulai pada jabatan sekarang :
c. KEPERLUAN EVALUASI
Penilaian ini digunakan untuk
2. Adaptasi
a. Penyesuaian diri dengan keadaan lapangan
b. Dapat bekerja dibawah tekanan
3. Komunikasi
a. Pemakaian Bahasa Indonesia ( lisan & tulisan )
b. Hubungan antara rekan sekerja
c. Kerjasama
4. Sikap
a. Patuh pada perintah
b. Bersedia bekerja setiap saat
c. Tanggung jawab
5. Tingkah laku
a. Disiplin
b. Harga Diri
c. Ketepatan waktu
d. Kejujuran/dapat dipercaya
6. Semangat Kerja
a. Berinisiatif (dapat memberikan ide baru)
b. Berkeinginan bertanya
c. Ada perhatian terhadap lingkaran kerja
d. Kemampuan kerja
7. Kecerdasan
a. Daya tangkap (terhadap perintah, pelajaran)
b. Keyakinan Diri
Total Angka
Kategori
_____
2. _______________________________________________________________________________________
_____
3. _______________________________________________________________________________________
_____
( ) ( )
Ka.
Catatan :
1. _______________________________________________________________________________________
____
2. _______________________________________________________________________________________
____
9. Adaptasi
a. Penyesuaian diri dengan keadaan lapangan
b. Dapat bekerja dibawah tekanan
10. Komunikasi
a. Pemakaian Bahasa Indonesia (lisan & tulisan)
b. Hubungan antara rekan sekerja
c. Kerjasama
11. Sikap
d. Patuh pada perintah
e. Bersedia bekerja setiap saat
f. Tanggungjawab
14. Kecerdasan
c. Daya tangkap (terhadap perintah, pelajaran)
d. Keyakinan Diri
CATATAN
1. _____________________________________________________________________________________
2. _____________________________________________________________________________________
3. _____________________________________________________________________________________
4. _____________________________________________________________________________________
5. _____________________________________________________________________________________
( ) ( )
Ka.
Catatan :
1. _____________________________________________________________________________________
2. _____________________________________________________________________________________
3. _____________________________________________________________________________________
Penilaian kinerja karyawan memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai. Tujuan penilaian
Manfaat Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada hakikatnya adalah untuk
mempercepat dan mempermudah fungsi Sumber Daya Manusia dalam melakukan kegiatannya
atau dalam memberikan pelayanan kepada unit terkait tentang masalah Pelayanan.
Penyelenggaraan sistem informasi sumber daya manusia berbasis kepada keterampilan dalam
daya manusia di unit Katarina adalah memberikan pelatihan secara berkala kepada petugas.
orientasi dimaksudkan agar karyawan baru tersebut dapat memahami secara umum atas tugas
dan fungsi bagian IPSRS serta hubungan koordinasi antar satuan pelaksana khususnya
Tahap – tahap orientasi yang diadakan di unit IPSRS adalah sebagai berikut :
ORIENTASI UMUM
PENANGGUNG
MG/HARIKE I MATERI WAKTU METODA
JAWAB
Minggu I Orientasi Umum:
1 Sejarah, Visi, Misi, Motto RSE 1 Jam Ceramah
2 Struktur Organisasi RSE. 1 Jam Ceramah
3 Peraturan kepegawaian. 1 Jam Ceramah
4 Service Excellent 2 Jam Ceramah
5 Fasilitas, sarana, produk-produk RSE. 1 Jam Ceramah
6 Etika dan Hukum (Umum & Keperawatan) 2 Jam Ceramah
Hari Ke I-III 7 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 1 jam Ceramah DIKLAT
8 Hak pasien dan Keluarga 1 jam Ceramah
9 Orientasi ruangan, penjelasan format-format penilaian. 1 jam Ceramah
Ceramah dan
10 Bantuan Hidup Dasar 2 Jam
Praktek
11 Alat Pemadam Kebakaran 1 Jam Ceramah
12 Sasaran Keselamatan Pasien 1 jam Ceramah
PERTEMUAN/RAPAT
Dalam lingkup RS.ST ELISABETH SEI LEKOP selalu diadakan rapat. Pertemuan rapat
ini sangat bermaanfaat untuk masing-masing instalasi guna memberikan informasi dan
pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah sakit. Kegiatan rapat ini
bisa dilakukan hanya dalam IPSRS sendiri atau juga bisa dilakukan rapat antar instalasi lainnya.
Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh seluruh staf IPSRS maupun oleh Wa.Dir Umum.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan sarana dan
prasrana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan instalasi masing-
masing.Sehingga dengan dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindak lanjut untuk kendala
yang dihadapi di lapangan maupun yang dihadapi di instalasi internal itu sendiri.Dalam kegiatan
rapat ini dibuat undangan berupa internal memo,daftar hadir dan notulen hasil rapat yang
nantinya akan dilaporkan ke Wa.Dir.Pelayanan Umum & Keuangan RS.ST ELISABETH SEI
LEKOP
Kegiatan pertemuan/rapat intern biasanya dilakukan setiap satu bulan sekali dihadiri oleh seluruh
staf IPSRS,waktu dan hari ditentukan.Pertemuan rutin lainnya seperti rapat koordinasi dilakukan
sekali tiga bulan,yang dihadiri oleh seluruh kepala unit beserta Direktur rumah sakit untuk
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang terkait dengan unit kerja lain
Kegiatan rapat dilakukan oleh unit IPSRS yang dipimpin oleh Kepala Unit IPSRS,dan diikuti
1.Rapat Rutin Waktu :Setiap akhir bulan (per tanggal 25) Jam : 13.00-selesai,Tempat di Unit
PELAPORAN
evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan IPSRS.Untuk itu kegiatan
ini harus dilakukan secara cermat dan teliti,karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan
A.PENCATATAN
B.PELAPORAN
1) Laporan kegiatan rutin harian :Laporan harian ini dilakukan setiap hari.Kegiatan
pelaporan harian ini dilakukan kepala unit IPSRS maupun petugas IPSRS baik secara
lisan maupun tulisan.Pelaporan harian ini seperti laporan mengenai jumlah petugas
IPSRS yang dinas dengan jumlah kegiatan yang ditangani dan kendala yang dihadapi
setiap harinya,pelaporan keluhan pasien yang berhubungan dengan sarana dan prasarana
dirumah sakit.Pelaporan harian ini biasanya disampaikan oleh kepala unit atau kepala
bidang lainnya.
lanjut dari laporan kegiatan setiap hari dalam kegiatan rutin IPSRS. Pelaporan ini
menyangkut kegiatan program kerja yang dilakukan unit IPSRS dalam kurun waktu
pemeliharaan barang alat, laporan penilaian karyawan, laporan indicator mutu, laporan
part, Dll.
3) Laporan tahunan: Laporan tahunan dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan laporan tahunan
ini untuk mengevaluasi seluruh laporan harian dan bulanan sehingga dapat dilihat total
kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan IPSRS sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
dari evaluasi laporan tahunan ini.Laporan kegiatan tahunan IPSRS berupa rekapitulasi
PENUTUP
diharapkan setiap personil dapat memahami dan melaksanakan sesuai panduan sehingga hasil
akhir dari setiap pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan. Agar jasa pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop dapat berjalan secara berkualitas, maka dituntut
kesiapan seluruh sarana dan prasarana termasuk peralatan kesehatan dalam keadaan siap dan
layak pakai.Kesiapan sarana,prasarana dan peralatan kesehatan akan dapat dicapai jika kegiatan
Kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kesinambungan operasional dan citra Rumah
Sakit itu sendiri. Program pemeliharaan harus direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan
untuk mengurangi kerugian akibat gangguan fungsi peralatan kesehatan,yang pada akhirnya akan