Anda di halaman 1dari 62

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA


RUMAH SAKIT (IPSRS)

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH SEI LEKOP

Kav. Sei Lekop RT.001/RW.013 Kel. Sungai Lekop, Kec. Sagulung


Telepon : (0778)3850332
Email :stelisabeth_slekop@yahoo.com
Kode Pos 29434
Batam
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas
perkenanNya Pedoman Pelayanan unit Maintanance di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
(RSESL) ini dapat selesai.

Buku Pedoman Pelayanan unit Maintanance di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop akan
digunakan dalam menjalankan kegiatan pelayanan promosi kesehatan bagi petugas yang ada di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop. Diharapkan dengan adanya buku ini dapat
meningkatkan mutu pelayanan dalam hal Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Sei Lekop dan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas Promosi
Kesehatan.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam buku, Kekurangan ini
secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan dalam
pengembangan Rumah Sakit ini.

Batam, Februari 2019

Tim Penyusun

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 1
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................. 0
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang. .................................................................................................................... 3
B. Maksud dan Tujuan Pedoman .............................................................................................. 4
D. Batasan Operasional............................................................................................................. 5
E. Landasan Hukum .................................................................................................................... 6
F. Kebijakan ................................................................................................................................ 6
BAB II............................................................................................................................................. 9
GAMBARAN UMUM ................................................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 18
FALSAFAH, VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO ................................................................... 18
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH-BATAM KOTA ......................................................... 18
BAB 1V ........................................................................................................................................ 21
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT............................................................................ 21
BAB V .......................................................................................................................................... 25
URAIAN JABATAN .................................................................................................................... 25
BAB VI ......................................................................................................................................... 34
TATA HUBUNGAN KERJA....................................................................................................... 34
BAB VII ........................................................................................................................................ 36
KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA............................................................................ 36
BAB VIII ...................................................................................................................................... 47
PENILAIAN KINERJA................................................................................................................ 47
BAB IX ......................................................................................................................................... 55
KEGIATAN ORIENTASI IPSRS ................................................................................................ 55
BAB X .......................................................................................................................................... 57
PERTEMUAN/RAPAT ................................................................................................................ 57
BAB XI ......................................................................................................................................... 59
PELAPORAN ............................................................................................................................... 59
BAB XII ........................................................................................................................................ 61
PENUTUP..................................................................................................................................... 61

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu factor penunjang yang penting dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Bangunan rumah sakit adalah suatu

fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat mendasar.Untuk menjamin kesinambungan dan

kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat ,maka bangunan rumah sakit serta seluruh

peralatan dan perlengkapan yang menyatu didalam nya harus mendapat perhatian dari pengelola

rumah sakit terutama dalam aspek perawatan dan pemeliharaan yang teratur dan tepat waktu,agar

terhindar dari kerusakan yang lebih berat dan memerlukan biaya perbaikan yang tinggi.

Terselenggaranya pelayanan medis kepada masyarakat di rumah sakit tidak terlepas

dari tersedianya fasilitas pelayanan yang memadai. Bangunan rumah sakit beserta seluruh aspek

penunjangnya adalah merupakan sarana tempat dimana pelayanan medik dilaksanakan.Keadaan

dan kelengkapan bangunan rumahsakit sangat menentukan kualitas pelayanan medic disamping

aspek-aspek yang menentukan antara lain seperti peralatan, tenaga medis, paramedis, obat-

obatan dan kelengkapan pelayanan kesehatan lainnya.

Untuk menjamin keadaan selalu siap operasional maka bangunan rumah sakit beserta

seluruh fasilitas penunjangnya perlu dipelihara sehingga akan terhindar dari kerusakan yang

akan mengakibatkan terganggunya pelayanan dalam jangka waktu yang lama. Bangunan rumah

sakit, khususnya bangunan-bangunan tempat diselenggarakan pelayanan medis mempunyai

beberapa ke khususan tersendiri sesuai dengan fungsinya dalam pelaksanaan pelayanan,

misalnya ruang operasi, ruang laboratorium, ruang x-ray, poliklinik dan ruang. Kekhususan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 3
ruangan yang disesuaikan dengan fungsi pelayanannya ini menurut adanya ketentuan khusus

mengenai bentuk ruangan dan jenis serta kualitas bahan bangunan yang dipergunakan dalam

membuat ruangan tersebut, sehingga pemeliharaannya harus mengacu kepada aspek-aspek

bahan dan fungsi pelayanannya.

B. Maksud dan Tujuan Pedoman

- Maksud

Maksud dari dibuatnya“Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Santa

Elisabeth Sei Lekop” ini adalah untuk memberikan petunjuk atau arahan bagi pengelola rumah

sakit dan pihak-pihak lain yang membutuhkan dalam merancang dan merencanakan bangunan

rumah sakit dengan memperhatikan kaidah-kaidah pelayanan kesehatan sehingga bangunan

rumah sakit yang dibuat, dapat menampung kebutuhan-kebutuhan pelayanan dan tidak

menimbulkan akibat buruk terhadap penggunanya.

- Tujuan Pedoman

 Tujuan Umum

Agar terselenggaranya pelayanan rumah sakit secara optimal,khusunya di bidang sarana dan

prasarana.agar sesuai dengan visi dan misi rumah sakit.

 Tujuan Khusus

1.Untuk terciptanya peralatan ME & Elektronik yang layak pakai, aman dan baik bagi

pengguna,pasient dan pengunjung

2.Memperpanjang usia pemakaian peralatan ME & Elektronik

3.Dapat mendeteksi kerusakan alat lebih awal

4.Dapat menurunkan biaya pemeliharaan karena kerusakan dapat diketahui lebih awal

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 4
- sasaran

Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah pihak manajemen rumah sakit,para

pengembang rumah sakit ( Yayasan) yang akan merencanakan,sehingga masing

bagian dapat mempunyai kesamaan persepsi mengenai sarana prasarana maupun

peralatan medik & non medik rumah sakit.

C. Ruang Lingkup Pemeliharaan Sarana

1.Arsitektur Bangunan

2.Utilitas

3.Halaman

D. Batasan Operasional
Pemeliharaan bangunan rumah sakit meliputi pemeliharaan dan perbaikan kecil untuk

seluruh bangunan rumah sakit yang mencakup arsitektur,utilitas dan halaman.

 Pemeliharaan.

Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan secara berkala meliputi:

A. Pembersihan

B. Perapihan

C. Pelumasan

D. Penyetelan

Perbaikan kecil yang dilakukan sesuai keadaan atau kebutuhan meliputi:

A. Pemolesan

B. Pelapisan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 5
C. Pengecatan

D. Penggantian komponen atau suku cadang yang rusak

E. Landasan Hukum
Dasar Pelayanan IPSRS di Rumah Sakit

1. Undang-Undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang – undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Surat Keputusan Permenkes No.363/Menkes/Per/IV/98 Tentang pengujian dan kalibrasi

alat kesehatan

4. Surat Permenkes No.371/MENKES/SK/II/2007 tentang standart profesi elektromedik

5. Permenkes RI No.83/MENKES/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi Rumah Sakit

6. Surat Keputusan Menteri Dalam Negri No.22 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi

dan Tata Kerja Rumah Sakit

F. Kebijakan
1. Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota melakukan pemeliharaan alat

medis yaitu suatu upaya yangdilakukan agar peralatan medis selalu dalam

kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dandapat mencapai usia pakai yang

lebih lama.

2. Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop melakukan pemeliharaan alat medis

untuk semua alat medis yang berada di Instalasi Rawat jalan, Instalasi Rawat

Inap, Instalasi rawat darurat, Instalasi Rawat Intensif, Instalasi Radiologi, Instalasi

Laboratorium dan unit fisioterapi & pemeliharaan alat medis yang dilakukan di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop dibagi dalam dua macam jenis

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 6
pemeliharaan alat medis

yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak terencana.

3. Semua alat medis dicatat di Instalasi pemeliharaan Sarana prasarana RS pada daftar

inventaris peralatan dan menjadi beban kerja pemeliharaan dan dimasukkan dalam

program pemeliharaan terencana berkala.

4. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif, pencegahan dan pemeliharaank

orektif, perbaikan.

5. Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa

perbaikan terhadap kerusakan alat medis yang mendadak , tidak terduga dan harus segera

dilaksanakan.

6. Pemeliharaan alat medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop dilakukan oleh

teknisi elektromedik, Instalasi pemeliharaan Sarana prasarana IPSRS dan pihak kedua

yang merupakan pemasok alat medis atau yang telah terikat kontak service.

7. Pemeliharaan alat medis rutin setelah pemakaian yang bersifat non teknis dilakukan oleh

Instalasi unit pelayanan masing - masing.

8. Teknisi elektromedik Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop adalah teknisi yang bekerja

di Instalasi pemeliharaan Sarana prasarana Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop yang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 7
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh direktur untuk

melakukan kegiatan teknik elektromedik pada unit pelayanan kesehatan yang ada di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 8
BAB II

GAMBARAN UMUM

I. SEJARAH BERDIRINYA KONGREGASI SUSTER FRANSISKANES SANTA


ELISABETH (FSE)

A. Di Negeri Belanda.

Kongregasi FSE didirikan pada tahun 1880 di Breda Negeri Belanda oleh Mgr. Henricus
Van Beek. Pada masa itu Belanda sedang masa-masa perang sehingga kemiskinan,
penderitaan, penyakit dan keprihatinan merajalela dari satu daerah ke daerah lain.

Dalam situasi ini setiap orang cenderung egois memikirkan diri sendiri, keluarga sendiri
tanpa mengindahkan orang lain atau masyarakat sekitarnya, maka tidak heran banyak
orang-orang yang sakit, terlantar dan tidak diperhatikan serta banyak masyarakat yang
meninggal tanpa ada perawatan, pengobatan dan pendampingan.

Pendiri Kongregasi FSE berasal dari keluarga yang harmonis dan beriman. Sejak kecil
Mgr. Henricus Van Beek dididik dekat dengan Tuhan dengan kehidupan Gerejani,
sehingga imannya tumbuh daN berkembang.

Sejalan dengan perkembangannya ia tertarik menjadi pelayan, Imam Projo. Walaupun


beliau sebagai Imam Projo, tetapi ia mendalami cara hidup Fransiskus Asisi yaitu :
Mencitai orang miskin, mencintai orang-orang yang menderita sakit dan mencintai orang-
orang jompo.

Situasi Tahun 1880 perang melanda Belanda, dimana-mana mengalami penderitaan,


kemiskinan, orang sakit dan jompo ditelantarkan. Keadaan ini mempengaruhi seluruh
hidupnya menaruh minat dan hati yang mau memahami, mengerti penderitaan orang-
orang disekitarnya khususnya orang-orang sakit disekitarnya.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 9
Keprihatinan semakin kuat dirasakan dalam hubungan dengan Tuhan lewat pengalaman
doanya. Beliau merasa senasib dan sependeritaan dengan mereka. Maka didorong dan
digerakkan oleh pengalaman batin dan pengalaman Iman yang mendalam, maka Mgr
Henricus Van Beek merasa tergerak untuk menyuarakan dan mewujudkan kehendak Allah
ditengah-tengah dunia dan zamannya.

Roh menjadi penggerak dan sumber inspirasi utama bagi Usakup yang profesis ini
terjelma dalam teks Injil "Ketika Kau Sakit Kamu Melawat Aku" (Mateus : 25, 36).
Ungkapan inilah yang selalu berbicara dalam hati nurani diri Mgr. Henricus Van Beek,
dan dipegang teguh sebagai Motto hidupnya.

Ini jugalah yang akhirnya menjadi Motto Kongregasi FSE dan karya-karyanya. Didorong
oleh jiwa dan hati nurani pergaulan dan semangat pelayanan yang bijaksana, Mgr.
Henricus Van Beek "Mencari tenaga yang bersedia melayani orang-orang sakit ke rumah-
rumah".

Dengan tidak mengenal lelah dan putus asa, Mgr. Henricus Van Beek, mengetuk pintu
biara-biara setempat antara lain : Kongregasi Antwerpen, berkarya di bidang kesehatan.
Beliau menawarkan rencana Allah ini, tetapi ditolak.

Pada akhirnya tawaran ini mendapat sambutan dari Biara Fransiskanes Alles Voor Alles
yang artinya "Segalanya untuk semua orang", yang sekarang dikenal dengan nama "Mater
Dei", dengan mendapat dua tenaga Suster yaitu : Sr. Mathilda dan Sr. Anna, yang bersedia
membantu dengan kerelaan sendiri.

Kemudian kedua Suster dibantu oleh Sr. Bertha dan Sr. Juliana. Dari rumah inilah
mereka memulai misinya mengunjungi dan merawat orang-orang sakit dari rumah ke
rumah dengan "penuh kasih". Kasih Kristus inilah menjadi modal dan kekuatan bagi para
Suster. Dalam pelayanan itu mereka tidak berharap akan mendapat upah atau
penghargaan. Mereka tidak hanya merawat dan membantu penderita tetapi juga
mendampingi orang sakit yang sakrat maut. Mereka mendampingi para penderita agar
penderita tidak merasa kesepian, sendirian dan dengan penuh kedamaian siap menghadap
Sang Penciptanya.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 10
Melihat perkembangan ini, Mgr. Henricus Van Beek mulai berpikir serius terhadap
kehidupan mereka dan berniat mengembangkannya menjadi Kongregasi. Akhirnya
tanggal 01 Agustus 1880 resmi menjadi "Kogregasi Religiuze Penintenten Recolectinen
Van De Heilige Fransiskus Van Asisi"

yang sekarang disebut "Kogregasi Suster Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)".

Kongregasi ini meneladani sikap pelayanan "Santa Elisabeth Hongaria", karena Santa
Elisabeth Hongaria pencipta orang-orang miskin, menderita, khususnya orang-orang sakit
dan orang-orang terlantar.

Misi Santa Elisabeth sangat sesuai dengan Misi Kongregasi FSE yaitu "Pelayanan Kepada
Orang sakit". Identitas FSE semakin jelas dengan Motto "Ketika aku sakit kamu melawat
aku" (Mat : 25, 36). Motto ini bukan mengatakan : "ketika sakit kamu mengobati aku".

Penyembuhan tidak hanya pada pengobatan medis, tetapi pada daya afeksi/perilaku,
impati yang berasal dari Allah (lawatan hati). Pelayanan yang benar adalah : pelayanan
yang mengandalkan daya penyembuhan dari Allah

Ditandai dengan " Kasih yang tulus dan universal "

Karunia inilah yang menjiwai, mendayai dan menyemangati

seluruh gerak hidup FSE yang terdapat dalam Kharisma Kongregasi FSE.

Daya kasih Kristus yang menyembuhkan orang-orang yang kecil dan menderita, sampai
rela wafat di kayu salib.

II. SEJARAH BERDIRINYA R.S SANTA ELISABETH DI SEI LEKOP.

Kasih yang berasal dari Allah selalu bergejolak dan berontak ingin keluar. Daya Kasih
Kristus yang telah tambah dan berkembang dalam diri Suster-Suster adalah menuntut ingin
melebarkan diri, bukan saja di negeri Kincir Angin, tetapi menyeberang jalan ke
Nederlands Oost Indie (Sebutan Indonesia)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 11
Pada tahun 1922 Mgr. Mathias Brans, pemimpin misi Ofm-Cap ingin mengembangkan,
mengobati dengan pelayanan sosial khusus dalam bidang kesehatan.

Untuk rencana tersebut beliau meminta tenaga dari Belanda, melalui Mgr. Petrus
Hopmans, dengan memilih Kongregasi FSE di Breda. Pilihan ini dirasa sangat tepat,
karena Suster-Suster FSE sudah berpengalaman dalam merawat orang-orang sakit (RS).
Kongregasi ini dianggap mampu, baik finansial, mampu relasional (kesatuan dengan
Induk), sumber daya manusianya (SDM)

Dari pihak Kongregasi juga menanggapi dengan baik dan bersedia diutus dan berangkat ke
Indonesia sebagai missionaris, maka pada tanggal 29 September 1925 Kongregasi FSE
hadir di Indonesia - Batam Kota dengan 4 (empat) orang Suster Missionaris dengan nama-
nama sbb :

1. Sr. Pia FSE


2. Sr. Philotea FSE
3. Sr. Gonzaga FSE
4. Sr. Antonette FSE

Pada tanggal 11 Februari 1929 RS. St. Elisabeth dibangun (peletakan batu pertama) dan
rumah Suster di Jl. Imam Bonjol. Pada tanggal 19 November 1930 Rumah Sakit Santa
Elisabeth diresmikan, maka itu ada semboyan "Dibalik penderitaan ada rahmat".

Pada tanggal 01 Februari 1934 rumah istirahat untuk penderita TBC dan mengasuh anak-
anak dibangun di Berastagi (St. Induriva) pelayanan terhadap orang-orang sakit semakin
nyata dan melebar.

Ke empat Suster Missionaris pertama tinggal di Jl. Wazir (Jl. Kolonel Sugiono No 8.
Batam Kota) kemudian pindah ke Jl. Padang Bulan (dikenal Jl. S. Parman)

Adapun tugas-tugas para Suster Missionaris tersebut adalah merawat orang sakit dari
rumah ke rumah (door to door). Disamping itu mereka juga melayani para pasien yang
datang ke rumah (Poliklinik kecil)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 12
Beberapa bulan kemudian mereka membangun asrama untuk menampung anak-anak
miskin, terlantar, dan yang tidak jelas orang tua asuhnya.

Budaya, makanan, iklim, bahasa, suku sangat berbeda dengan negara asalnya. Semua harus
belajar, belajar dengan budaya, bahasa serta kesulitan makanan dihadapi dengan doa,
sharing dan pasrah dan semangat persaudaraan (hadir dalam komunitas/mereka jarang
mengeluh, tetap ceria, bersemangat dan ugahari).

III. MASA PERANG JEPANG

Para Suster Missionaris tidak mudah berkarya, karena situasi politik, situasi perang oleh
jepang. Keadaan perang memaksa Suster-suster missionaris menyerahkan R. S. St.
Elisabeth ke tangan tentara Jepang untuk menjadi markas tentara Jepang/tempat
penginapan tentara.

Para Suster Belanda (Missionaris) diperlakukan dengan tidak sopan, disiksa, dipukuli,
ditawan (diusir, dibenci dan ditelantarkan) serta dimasukkan ke Kamp (Sel). Akibat
siksaan, tekanan, kekejaman yang tidak etik, banyak para Suster meninggal dunia,
diantaranya Sr. Philotea.

Tiga tahun lamanya mereka tinggal di Kamp tahanan, tetapi Suster-suster tetap merawat
orang-orang sakit, menghibur orang yang tinggal di kamp, mengingatkan orang-orang yang
tinggal di kamp berdoa dan menjalin hubungan erat dengan Tuhan, yang merupakan
sumber kekuatan dan penghiburan dalam penderitaan mereka dalam kamp tahanan
tersebut.

Pada tahun 1945 perang berakhir, maka Suster-Suster dibebaskan. Suster-Suster


dikembalikan ke Rumah Sakit dan tinggal di Jl. Imam Bonjol no. 38 Medan.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 13
Rumah Sakit Elisabeth mulai berjalan lancar dan teratur. Tenaga-tenaga Suster muda mulai
berdatangan dari Belanda, karena pasien-pasien semakin banyak. Mereka masih bekerja di
bawah pengawasan pemerintah Belanda.

Pada tanggal 04 Mei 1950 atas kesepakatan dr. T. Mansyur dengan Dienst Van Volks
Gezondheid secara resmi Rumah Sakit Santa Elisabeth diserahkan kembali kepada Suster-
suster FSE.

Untuk mewujudkan semangat dasar Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth, yakni

memberikan pelayanan yang disemangati cinta kasih Allah dan persaudaraan sejati di bidang

kesehatan, 3 orang Suster yaitu Sr. M. Sesilia Situmorang FSE, Sr. M. Gabriel Naibaho FSE dan

Sr. M. Margaretha Purba FSE, tiba di Batam tanggal 06 Januari 1984, atas undangan Uskup

Pangkal Pinang. Pada awalnya pelayanan kesehatan dilakukan dengan merawat orang sakit serta

menolong persalinan dari rumah ke rumah. Pada tahun 1986 pelayanan ini ditingkatkan menjadi

Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan (RB-BP) dengan kapasitas 60 (enam puluh) tempat-tidur

dan diresmikan dengan nama RB-BP Bakti Wara III pada 19 November 1989 oleh Kepala Badan

Pelaksana Otorita Batam, Soepandi.

Dalam perkembangan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan

lebih baik, RB-BP telah dikembangkan sebagai Rumah Sakit Ibu Dan Anak St. Elisabeth Batam,

yang diresmikan oleh Walikota Batam, Drs. Nyat Kadir dan diberkati oleh Uskup Pangkal

Pinang Bangka, Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD pada 17 November 2001. Dan pada tanggal 21

September 2005 Rumah Sakit Ibu dan Anak St Elisabeth Batam telah berubah menjadi Rumah

Sakit Umum St Elisabeth Batam. Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2014

direncanakan penambahan unit RS Santa Elisabeth dengan didirikannya RS Santa Elisabeth Sei

Lekop dengan ijin pendirian Surat Keputusan Walikota Batam No. KPTS.368/HK/XI/2017 dan

diresmikan oleh PLT Gubernur Kepulauan Riau pada tanggal 10 Januari 2019 dengan ijin

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 14
operasional yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Batam tanggal 26 November 2018 dengan

Nomor: 006/IORS/DPMPTSP-BTM/XI/2018

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop adalah Rumah Sakit yang didirikan oleh

Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE). Dimulai dari para suster FSE yang menjejaki

dan mengembangkan Rumah Sakit ini sejak awal bersama tokoh – tokoh umat, yang kemudian

berkembang menjadi seperti sekarang. yang mempunyai tugas melaksanakan upaya pelayanan

kesehatan secara berdaya guna dengan mengutanakan upaya peningkatan kesehatan dan

melaksanakan upaya rujukan.

Jenis – jenis layanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop meliputi :

a. Gawat Darurat

Pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh

penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya . Unit kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut dengan nama Unit Gawat Darurat.

Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan unit gawat darurat (UGD) tersebut dapat

beraneka macam, namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit

(Asmuni, Suarni, 2008: 20).

b. Pelayanan Rawat Inap

Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan

perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik

dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta,

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 15
serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus

menginap (Jauhari, 2005: 32).

c. Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana

yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan

untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (Asmuni, Suarni, 2008: 26). Pelayanan rawat jalan

ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim

dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien serta di rumah

perawatan. Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana

pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang

diselenggarakan di rumah pasien serta di rumah perawatan.

A. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

- Tugas Pokok :

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

- Fungsi Rumah Sakit

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam tugas pokok, Rumah Sakit mempunyai

fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standart

pelayanan rumah sakit

b. Pemeliharaan dan peningkatana kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang

paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 16
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penafisan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanna kesehatan dengan memperthatikan etika

ilmu pengetahuan bidang kesehatan

B. Gambaran Umum Tugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)

1. Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan melaporkannya kepada

pimpinan direktur rumah sakit

2. Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait

3. Operator Utility, IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit, sumber air

bersih, sumber listrik PLN, catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset

4. Maintenance, pemeliharaan dan perawatan rutin.

5. Perencanaan dan program kegiatan pemeliharaan.

6. Pengukuran dan kalibrasi.

7. Manajemen informasi dan pemeliharaan.

8. Rujukan perbaikan

9. Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 17
BAB III

FALSAFAH, VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH-SEI LEKOP

FALSAFAH

Dengan dilandasi semangat dasar Suster Fransiskanes Santa Elisabeth, dalam melaksanakan dan

mengembangkan “Cinta dan Nilai Kristiani”, karya pelayanan Rumah Sakit Santa Elisabeth

Sei Lekop menitikberatkan penyembuhan manusia seutuhnya sesuai dengan kebijakan

pemerintah dalam menuju masyarakat sehat.

Dalam pelayanan, Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop lebih mengutamakan orang yang

paling membutuhkan tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan golongan sesuai dengan

harkat dan martabat manusia.

Dalam pengembangan Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop lebih memperhatikan

keseimbangan yang tepat guna antara kemajuan teknologi dan profesi dengan kesederhanaan.

VISI

Menjadi tanda kehadiran Allah ditengah dunia dengan membuka tangan dan hati untuk

memberikan pelayanan kasih yang menyembuhkan orang-orang sakit dan menderita sesuai

dengan tuntutan zaman.

MISI

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas atas dasar kasih.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 18
2. Meningkatkan sumber daya manusia secara profesional untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang aman dan berkualitas.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan masyarakat

lemah.

TUJUAN

Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan aman dengan semangat cinta kasih, sesuai

dengan kebijakan pemerintah dalam menuju masyarakat sehat.

Tujuan Khusus

Memberikan Pelayanan Kesehatan yang aman, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat,
serta terbuka pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

NILAI

Cinta : Merupakan gambaran cinta kasih Allah yang hendak kita wujudkan
melalui semangat pelayanan di Rumah Sakit ini sehingga kita memiliki
semangat yang senantiasa mengusahakan kebaikan bagi yang dilayani
tanpa terlebih dahulu memperhitungkan bagaimana mereka
membalasnya.

Nilai Kristiani : Inti hidup manusia yang mendalam dan sedemikian tinggi dihadapan
Allah. Dalam pelayanan di Rumah Sakit ini hendak kita perjuangkan
agar terlepas dari penderitaan yang menghimpitnya

MOTTO

Ketika Aku Sakit Kamu Melawat Aku

(Mat. 25 : 36)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 19
FALSAFAH ,VISI,MISI, MOTTO DAN TUJUAN UNIT IPSRS RUMAH SAKIT SANTA
ELISABETH SEI LEKOP

FALSAFAH

Dengan dilandasi semangat dasar Fransiskanes St. Elisabeth, dalam melaksanakan dan
mengembangkan cinta dan nilai kristiani melalui pelayanan di bidang Sarana dan Prasarana.

VISI

Mewujudkan sarana dan prasarana yang nyaman dan aman bagi pasien dan karyawan Rumah
Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop

MISI

1. Menyelenggarakan pelayanan yang preventif dan rehabilitative untuk kenyamanan pasien


dan karyawan
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
3. Meningkatkan mutu sarana dan prasarana yang memadai agar kebutuhan dalam pelayanan
dapat terpenuhi

TUJUAN

1. Agar pemeliharaan sarana dan prasarana RS ST.ELISABETH SEI LEKOP dapat


dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan
2. Agar anggota IPSRS(Maintenance) mampu mengelola RS dengan baik sesuai pedoman dan
standart

MOTTO

“Tanggap,Cepat , dan Aman “

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 20
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Struktur organisasi Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop di bawah jajaran Direktur adalah
sebagai berikut :

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 21
STRUKTUR ORGANISASI UNIT IPSRS

WADIR
PELAYANAN
UMUM

KA.UNIT IPSRS

PENANGGUNG PENANGGUNG PENANGGUNG


PENANGGUNG
JAWAB : JAWAB : JAWAB :
JAWAB :
- ALAT MEDIS - MESIN LAUNDRY - ALARM & HIDRANT
- GENSET
- GAS MEDIK - KITCHEN - KULKAS/COOL -
- LIFT
- WATER HEATER - ROOM
- LISTRIK
- ELPIJI/PGN - POMPA AIR
- AC
- TELEPON - TELEVISI
- IPAL
- CCTV & SOUND
SISTEM

Berikut ini dijelaskan pengertian dari masing-masing posisi struktural Rumah Sakit Santa

Elisabeth Batam Kota :

1. Direktur

Adalah kepala atau pejabat tertinggi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop

2. Wakil Direktur

Adalah pejabat yang membantu direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing, yaitu :

a. Wakil Direktur Pelayanan Medis

Membantu direktur dalam bidang pelayanan medis dan penunjang medis

(Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Farmasi, Rekam Medik, dan Gizi).

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 22
b. Wakil Direktur Pelayanan Keperawatan

Membantu direktur dalam bidang pelayanan keperawatan (perawat dan bidan) yang

meliputi seluruh ruang rawat.

c. Wakil Direktur Pelayanan Umum dan Keuangan

Membantu direktur dalam bidang pelayanan umum dan keuangan yang meliputi

unit akuntansi dan kasir, dan logistik yang meliputi unit pengadaan dan gudang non

medik dan medik non farmasi, SDM, bagian pengelolaan sarana dan prasarana, dan

unit transportasi.

3. Kepala Unit/Ruangan

Adalah pejabat yang yang memimpin suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga

ahli atau profesi yang melayani satu fungsi tertentu, yaitu :

a. Ka. Ruang Rawat Inap

b. Ka. Ruang Rawat Jalan

c. Ka. Unit Akuntansi

d. Ka. Unit Kasir

e. Ka. Unit Rekam Medis

f. Ka. Unit Farmasi

g. Ka. Unit Driver

h. Ka. Unit EDP

i. Ka. Unit VK

j. Ka. Unit Baby

k. Ka. Unit Gizi

l. Ka. Unit IGD

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 23
m. Ka. Unit ICU

n. Ka. Unit OK

o. Ka. Unit SDM

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 24
BAB V

URAIAN JABATAN

1. Uraian Tugas : Hendra J Manurung


JABATAN Kepala Ruangan IPSRS

KUALIFIKASI/KRITERIA 1. Pendidikan : Diploma III/ STM


2. Pengalaman Kerja:
3. Keterampilan : - Terampil dan kompeten
- Terampil dalam bidangnya
- Berkepribadian dan berahlak baik, jujur & rajin
- Loyalitas dan bertanggungjawab
- Mampu bekerjasama dalam tim
4. Pelatihan :

TANGGUNG JAWAB Bertanggung jawab atas :


1. Mengatur pembagian tugas rutin dan isidentil untuk seluruh Petugas
instalasi
2. Menginventarisasi sarana,tenaga,alat dan bahan untukInstalasi
3. Melakukan pemeriksaan jumlah dan kesiapan alat dan bahan yang
akan dipakai
4. Melakukan pemeriksaan waktu kadaluarsa bahan
WEWENANG Dalam melaksanakan tugasnya,kepala unit maintenance mempunyai
wewenang sebagai berikut :

a. Memberikan pemahaman visi,misi dan uraian tugas seluruh


petugas
b. Membuat bahan organisasi denga uraian tugasnya
c. Melaksanakan rapat koordinasi instalasi
d. Mengkoordinasi perbaikan tempat kerja

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 25
e. Mengkoordinasi perbaikan fasilitas pendukung
f. Melakukan koordinasi dengan instlasi terkait dalam
melaksanakan pemeliharaan
g. Memastikan system utility beroperasi dengan baik
URAIAN TUGAS 1. Membuat program tahunan untuk pemeliharaan dan perbaikan
yang berkaitan dengan alat-alat mekanikal, alat-alat
telekomunikasi, , elektrikal, dan pemeliharaan gedung yang
disetujui oleh Wa.Dir. Pely. Umum& Keuangan

2. Mengevaluasi Program Tahunan dan memberikan hasil evaluasi


kepada WaDir Pely. Umum & Keuangan.

3. Membuat program dan rencana unit maintenance

4. Mengkordinasi kerjasama antar unit

5. Membuat standart pelayanan sebagai acuan kegiatan oprasional

6. Pencatatan dan pelaporan inventaris alat dan bahan serta evaluasi


terhadap semua kegiatan

7. Mengatur dan mengendalikan kebersihan ruangan

8. Mengikuti rapat,seminar dan pelatihan/kursus

9. Mengatur daftar dinas,cuti tahunan dan kebutuhan SDM di unit


maintenance

10. Mengkoordinasi pelayanan dan menciptakan inovatif,dalam


pelayanan yang berkualitas

11. Menjalankan peraturan yang telah disepakati

12. Bertanggung jawab atas pelayanan di unit maintenance

13. Mengevaluasi kegiatan teknik medic

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 26
2. Uraian Tugas : Kristiantono
JABATAN Pelaksana

KUALIFIKASI/KRITERIA 1. Pendidikan : STM


2. Pengalaman Kerja:
3. Keterampilan : - Terampil dan kompeten
- Terampil dalam bidangnya
- Berkepribadian dan berahlak baik, jujur & rajin
- Loyalitas dan bertanggungjawab
- Mampu bekerjasama dalam tim
4. Pelatihan :

TANGGUNG JAWAB Dalam melaksanakan tugasnya mantenance pelaksana bertanggungjawab


kepada kepala Ruangan/Kepala Instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Kebenaran dan ketepatandalam pemeliharaan bangunan serta
sarana dan prasarana sesuai standar.
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan
kegiatan lain yang dilakukan.
WEWENANG Dalam melaksanakan tugasnya, maintenance pelaksana mempunyai
wewenang sebagai berikut :

1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.


2. Melaksanakan pemeliharaan bangunan serta sarana dan prasarana
sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.

URAIAN TUGAS 1. Menyelesaikan perbaikan peralatan agar kembali normal.

2. Melumasi peralatan yang membutuhkan pelumasandan menjaga


kebersihan peralatan.

3. Memeriksa secara rutin keadaan peralatan :

4. Bila diperlukan melakukan modifikasi peralatanagar dapat berfungsi


lebih optimal.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 27
5. Melakukan perbaikan –perbaikan pada kerusakan –kerusakan fisik
secara berkala.
6. Menjaga kondisi peralatan secara berkala.

7. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung.

8. Menjalankan peraturan yang telah disepakati

3. Uraian Tugas : Rivaldos Nadeak


JABATAN Pelaksana

KUALIFIKASI/KRITERIA 1. Pendidikan : STM


2. Pengalaman Kerja:
3. Keterampilan : - Terampil dan kompeten
- Terampil dalam bidangnya
- Berkepribadian dan berahlak baik, jujur & rajin
- Loyalitas dan bertanggungjawab
- Mampu bekerjasama dalam tim
4. Pelatihan :

TANGGUNG JAWAB Dalam melaksanakan tugasnya mantenance pelaksana bertanggungjawab


kepada kepala Ruangan/Kepala Instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
c. Kebenaran dan ketepatandalam pemeliharaan bangunan serta
sarana dan prasarana sesuai standar.
d. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan
kegiatan lain yang dilakukan.
WEWENANG Dalam melaksanakan tugasnya, maintenance pelaksana mempunyai
wewenang sebagai berikut :

1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.

2. Melaksanakan pemeliharaan bangunan serta sarana dan prasarana

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 28
sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.

URAIAN TUGAS 1. Menyelesaikan perbaikan peralatan agar kembali normal.

2. Melumasi peralatan yang membutuhkan pelumasandan menjaga


kebersihan peralatan.

3. Memeriksa secara rutin keadaan peralatan :

4. Bila diperlukan melakukan modifikasi peralatanagar dapat berfungsi


lebih optimal.
5. Melakukan perbaikan –perbaikan pada kerusakan –kerusakan fisik
secara berkala.
6. Menjaga kondisi peralatan secara berkala.

7. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung.

8. Menjalankan peraturan yang telah disepakati

4. Uraian Tugas : Jimmy F.P tambunan


JABATAN Pelaksana

KUALIFIKASI/KRITERIA 1. Pendidikan : STM


2. Pengalaman Kerja:
3. Keterampilan : - Terampil dan kompeten
- Terampil dalam bidangnya
- Berkepribadian dan berahlak baik, jujur & rajin
- Loyalitas dan bertanggungjawab
- Mampu bekerjasama dalam tim
4. Pelatihan :

TANGGUNG JAWAB Dalam melaksanakan tugasnya mantenance pelaksana bertanggungjawab


kepada kepala Ruangan/Kepala Instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Kebenaran dan ketepatandalam pemeliharaan bangunan serta sarana

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 29
dan prasarana sesuai standar.
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan
kegiatan lain yang dilakukan.
WEWENANG Dalam melaksanakan tugasnya, maintenance pelaksana mempunyai
wewenang sebagai berikut :

1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.

2. Melaksanakan pemeliharaan bangunan serta sarana dan prasarana


sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.
URAIAN TUGAS 1. Menyelesaikan perbaikan peralatan agar kembali normal.
2. Melumasi peralatan yang membutuhkan pelumasandan menjaga
kebersihan peralatan.
3. Memeriksa secara rutin keadaan peralatan :
4. Bila diperlukan melakukan modifikasi peralatanagar dapat berfungsi
lebih optimal.
5. Melakukan perbaikan –perbaikan pada kerusakan –kerusakan fisik
secara berkala.
6. Menjaga kondisi peralatan secara berkala.
7. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung.
8. Menjalankan peraturan yang telah disepakati

5. Uraian Tugas : Sulaiman Simamora AM.TE


JABATAN Pelaksana

KUALIFIKASI/KRITERIA 1. Pendidikan : DIII/Elektro Medik


2. Pengalaman Kerja:
3. Keterampilan : - Terampil dan kompeten
- Terampil dalam bidangnya
- Berkepribadian dan berahlak baik, jujur & rajin

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 30
- Loyalitas dan bertanggungjawab
- Mampu bekerjasama dalam tim
4. Pelatihan :

TANGGUNG JAWAB Dalam melaksanakan tugasnya Teknisi Elektro Medis bertanggung jawab
terhadap hal-hal sebagai berikut;
1. Melaksanakan bidang pengelolaan peralatan elektromedis serta sarana
dan prasarana pendukung pada fasilitas pelayanan peralatan
elektromedis secara ketentuan kualitas dan keselamatan
2. Melakukan perancanaan pelaksananan, pelaporan serta evaluasi
pemeliharaan peralatan elektromedis sesuai ketentuan standart
pemeliharaan elektromedis
WEWENANG Dalam melaksanakan tugasnya teknisi elektromedis mempunyai
wewenang sebagai berikut ;
1. Melaksanakan siklus penerimaan/perolehan terdiri dari penilaian
aset evaluasi perencanaan

2. Melaksanakan siklus utilisasi/pemanfaatan terdiri dari penerimaan,


pemakaian, pemeliharaan dan kajian penghapusan

3. Membuat perencanaan sistem penjadwalan pemeliharaan,


penyusunan protap terkait pengelolaaan peralatan elektromedik.

4. Membuat pelaporan secara berkala.

5. Membuat laporan rekapitulasi tahunan pekerjaan

6. Melaksanakan evaluasi peralatan elektromedik serta inovasi


kedepan yang memungkinkan dilakukan.

URAIAN TUGAS 1. Menyiapkan fasilitas pelayanan elektromedik / pelayanan kesehatan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 31
terkait dengan pengguanan peralatan elektomedik agar berjalan
dengan efisien dan efektif.
2. Menjamin layak pakainya peralatan elktromedik sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Menjamin keamanan dan keselamatan terkait pengguanan peralatan
elektromedik pada pelayanan kesehatan diagnostik
4. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung peralatan elektromedik
5. Melakukan monitoring dan evaluasi dan pelaporan utilisasi peralatan
elektromedik
6. Melakukan kalibrasi alat medic
7. Mengeluasi kegiatan teknik medic

6. Uraian Tugas : Jeffri Hotmedi Purba AM.TE


JABATAN Pelaksana

KUALIFIKASI/KRITERIA 1. Pendidikan : DIII/Elektro Medik


2. Pengalaman Kerja:
3. Keterampilan : - Terampil dan kompeten
- Terampil dalam bidangnya
- Berkepribadian dan berahlak baik, jujur & rajin
- Loyalitas dan bertanggungjawab
- Mampu bekerjasama dalam tim
4. Pelatihan :

TANGGUNG JAWAB Dalam melaksanakan tugasnya Teknisi Elektro Medis bertanggung jawab
terhadap hal-hal sebagai berikut;
1. Melaksanakan bidang pengelolaan peralatan elektromedis serta sarana
dan prasarana pendukung pada fasilitas pelayanan peralatan
elektromedis secara ketentuan kualitas dan keselamatan
2. Melakukan perancanaan pelaksananan, pelaporan serta evaluasi

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 32
pemeliharaan peralatan elektromedis sesuai ketentuan standart
pemeliharaan elektromedis
WEWENANG Dalam melaksanakan tugasnya teknisi elektromedis mempunyai
wewenang sebagai berikut ;
1. Melaksanakan siklus penerimaan/perolehan terdiri dari penilaian
aset evaluasi perencanaan
2. Melaksanakan siklus utilisasi/pemanfaatan terdiri dari
penerimaan, pemakaian, pemeliharaan dan kajian penghapusan
3. Membuat perencanaan sistem penjadwalan pemeliharaan,
penyusunan protap terkait pengelolaaan peralatan elektromedik.
4. Membuat pelaporan secara berkala.
5. Membuat laporan rekapitulasi tahunan pekerjaan
6. Melaksanakan evaluasi peralatan elektromedik serta inovasi
kedepan yang memungkinkan dilakukan.

URAIAN TUGAS 1. Menyiapkan fasilitas pelayanan elektromedik / pelayanan kesehatan


terkait dengan pengguanan peralatan elektomedik agar berjalan
dengan efisien dan efektif.
2. Menjamin layak pakainya peralatan elktromedik sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Menjamin keamanan dan keselamatan terkait pengguanan peralatan
elektredik pada pelayanan kesehatan diagnostik
4. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung peralatan elektromedik
5. Melakukan monitoring dan evaluasi dan pelaporan utilisasi peralatan
elektromedik
6. Melakukan kalibrasi alat medic
7. Mengeluasi kegiatan teknik medic

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 33
BAB VI

TATA HUBUNGAN KERJA

Seluruh Unit Pelayanan Wa.Dir Pelayanan Umum Gudang Logistic Pembelian


RS.ST ELISABETH Dan Keuangan

INTERN

IPSRS

EKSTERN

Pihak Ke 3(Agen
Alat,Contrac
Servis,Badan Kalibrasi)

Keterangan:

1. Wa.Dir Pelayanan Umum & Keuangan :Penyerahan laporan oprasional dan hasil

tindakan terhadap sarana dan prasarana

2. Seluruh Unit Pelayanan RS.ST.ELISABETH :

a. Melakukan perawatan sarana dan prasarana di semua unit kerja

b. Menerima laporan kerusakan & segera menindaklanjuti hasil tinjauan lapangan

c. Melakukan perbaikan fasilitas sarana dan prasarana rumah sakit

3. Pembelian :Permintaan perlengkapan spare-part yang dibutuhkan oleh unit

IPSRS(Maintenance)

4. Gudang Logistic :Persedian alat-alat listrik, ATK & alat-alat rumah tangga lainnya yang

dibutuhkan oleh unit IPSRS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 34
5. Pihak ke 3:

a. Menghubungi agen distributor alat untuk perbaikan dan pergantian spare part

b. Bekerja sama dengan agen distributor dalam melakukan pelatihan terhadap alat

baru

c. Melakukan kerja sama kalibrasi alat medis,dengan penyedia jasa atau instansi

terkait untuk melakukan kalibrasi alat di RS.ST ELISABETH SEI LEKOP

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 35
BAB VII

KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam upaya mempersiapkan tenaga IPSRS yang handal, perlu kiranya melakukan

kegiatan menyediakan, memepertahankan sumber daya manusia yang tepat organisasi.Atas dasar

tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan

perputaran orang ke dalam , di dalam dan keluar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan

sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan

orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaa bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisa

dalam mencapai sasaranya melalui strategi pengembangan kontribusi. Adapun pola ketenagaan

dan kualifikasi sumber daya dan kualifikasi sumber daya manusia di unit IPSRS Rumah Sakit

Santa Elisabeth Sei Lekop sebagai berikut :

NAMA JABATAN PENDIDIKAN TENAGA YANG


ADA
KA. UNIT IPSRS STM/DIII 1 ORANG
PELAKSANA MEKANIKAL ELEKTRIKAL STM 3 ORANG

PELAKSANA ELEKTRO MEDIK DIII ELEKTROMEDIK 2 ORANG


TOTAL 6 ORANG

Metode Perhitungan dan Langkah-langkah

Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam

suatu satuan waktu tertentu. Beban kerja juga didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan yang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 36
harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu

tertentu.

Pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah jam kerja yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan kata lain, analisis beban kerja bertujuan untuk

menentukan berapa jumlah personil dalam suatu unit kerja, dan berapa jumlah tanggung jawab

atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang karyawan.

Cara yang biasanya digunakan dalam menghitung kebutuhan tenaga di rumah sakit ada dua

jenis, yaitu:

a. Metode Gilles

b. Metode Beban Kerja

Berikut ini langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdsarkan beban kerja:

1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja efektif selama

kurun waktu 1 (satu) tahun untuk masing-masing kategori sumber daya manusia yang bekerja di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja

tersedia adalah sebagai berikut:

a. Hari kerja, yaitu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Santa Elisabeth

B Sei Lekop: 6 hari kerja dalam seminggu, 312 hari kerja dalam setahun (6 hari x 52

minggu) A

b. Cuti Tahunan, yaitu 12 hari kerja setiap tahun untuk masing-masing karyawan sesuai

dengan Peraturan Pokok Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop B

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 37
c. Pendidikan dan Pelatihan, yaitu 5 hari kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop untuk mempertahankan dan meningkatkan

kompetensi/profesionalisme setiap kategori karyawan memiliki hak untuk mengikuti

pelatihan/kursus/seminar/lokakarya C

d. Hari Libur Nasional, berdasarkan keputrusan bersama menteri terkait tentang Hari

Libur Nasional ditetapkan 16 sebanyak hari (tahun 2018) D

e. Ketidakhadiran kerja, sesuai dengan data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama kurun

waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin

f. Waktu kerja, yaitu: 7 jam dalam sehari (6 hari kerja) sesuai dengan Peraturan Pokok

Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop F

Perhitungan waktu kerja tersedia dilakukan berdasarkan rumus berikut:

Waktu Kerja Tersedia = {A - (B + C + D + E)} x F

Keterangan:

A : Hari Kerja

B : Cuti Tahunan

C : Pendidikan dan Pelatihan

D : Hari Libur Nasional

E : Ketidakhadiran Kerja

F : Waktu Kerja

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 38
Apabila ditemukan adanya perbedaan rata-rata ketidakhadiran kerja, atau rumah sakit

menetapkan kebijakan untuk kategori karyawan tertentu dapat mengikuti Pendidikan dan

Pelatihan lebih lama dibanding kategori lainnya, maka perhitungan waktu kerja tersedia

sebaiknya dilakukan untuk masing-masing kategori karyawan.

Tabel Waktu Kerja Tersedia


Tahun 2018
Kode Faktor Jumlah Keterangan
A Hari Kerja 313 Hari/tahun
B Cuti Tahunan 12 Hari/tahun
C Pendidikan dan Pelatihan 5 Hari/tahun
D Hari Libur Nasional 16 Hari/tahun
E Ketidakhadiran Kerja 6 Hari/tahun
F Waktu Kerja 7 Jam/hari
274 Hari kerja/tahun
Hari Kerja Tersedia
1.918 Jam kerja/tahun
115.080 Menit/tahun
Waktu Kerja Tersedia

Dengan data pada tabel di atas dapat diketahui hari kerja tersedia untuk seluruh kategori

sumber daya manusia.

Menetapkan unit kerja dan kategori sumber daya manusia tujuannya adalah diperolehnya

sumber daya manusia sesuai dengan bidang kemampuannya yang bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan layanan kesehatan.

Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penetapan unit kerja dan kategori sumber daya

manusia adalah sebagai berikut:

a. Bagan struktur organisasi rumah sakit dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing

unit kerja

b. Keputusan Direktur rumah sakit tentang pembentukan unit kerja struktural dan

fungsional, misalnya: bagian informasi, admiting service, rekam medik, dan akuntansi

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 39
c. Data sumber daya manusia berdasarkan pendidikan pada tiap unit kerja rumah sakit

d. Standard profesi, standard pelayanan, dan SPO yang diberlakukan pada tiap unit kerja

rumah sakit

Berdasarkan fungsi pelayanan, unit kerja pada rumah sakit dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

a. Unit kerja fungsional langsung, adalah unit kerja dan sub unit kerja yang langsung

terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di dalam dan di luar rumah sakit,

misalnya: instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat, dan

lainnya.

b. Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit kerja dan sub unit kerja yang tidak

langsung berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan

Apabila ditemukan unit kerja atau sub unit kerja yang belum diatur atau ditetapkan oleh

Direktur, maka pemilik rumah sakit perlu mengkaji kembali fungsi, kegiatan-kegiatan unit

tersebut dapat digabung atau menjadi unit kerja yang telah ada sebelumnya.

Setelah unit kerja dan sub unit kerja di rumah sakit telah ditetapkan, langkah selanjutnya

adalah menetapkan kategori sumber daya manusia sesuai kompetensi (pendidikan,

pelatihan/kursus, pengalaman kerja).

2. Menyusun Standard Beban Kerja

Penyusunan standard beban kerja bertujuan untuk memperoleh volume/kuantitas kegiatan

pokok yang dapat dikerjakan selama 1 (satu) tahun oleh masing-masing kategori sumber daya

manusia di setiap unit kerja rumah sakit sesuai dengan waktu kerja tersedia masing-masing

kategori sumber daya manusia.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 40
Standard beban kerja merupakan hasil pembagian waktu rata-rata yang dibutuhkan tiap

kegiatan pokok dengan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori sumber

daya manusia. Perhitungannya dapat dilakukan sesuai dengan rumus berikut ini:

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎


𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 =
rata − rata waktu per − kegiatan pokok

Rata-rata waktu adalah satuan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan

pokok (jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan tiap kegiatan pelayanan) oleh masing-masing

kategori sumber daya manusia. Kebutuhan waktu untuk kegiatan pelayanan sangat bervariasi

oleh karena pelayanan perorangan bersifat individual, spesifik dan unik sesuai karakteristik

pasien (umur, jenis kelamin), jenis dan berat ringannya penyakit, ada tidaknya komplikasi,

standard pelayanan, standard operasional, serta penggunaan teknologi kedokteran dan prasarana

yang tersedia, serta kompetensi sumber daya manusia.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standard beban kerja masing-masing

kategori sumber daya manusia utamanya adalah sebagai berikut:

a. Waktu kerja tersedia yang telah ditetapkan

b. Kategori sumber daya manusia yang bekerja pada tiap unit kerja rumah sakit yang telah

ditetapkan

c. Kegiatan pokok (jenis dan kuantitas) pada tiap unit kerja rumah sakit

d. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori sumber daya manusia untuk

menyelesaikan tiap jenis kegiatan pokok

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 41
e. Standard profesi, standard pelayanan, dan standard prosedur operasional yang berlaku

di rumah sakit

1.1. Perhitungan SDM di Unit Maintanance

a. Perhitungan Waktu Kerja Tersedia

Kode Faktor Admiting Service Keterangan


A Hari Kerja 313 Hari/tahun
B Cuti Tahunan 12 Hari/tahun
C Pendidikan dan Pelatihan 5 Hari/tahun
D Hari Libur Nasional 16 Hari/tahun
E Ketidakhadiran Kerja 6 Hari/tahun
F Waktu Kerja 7 Jam/hari
Hari Kerja Tersedia 274 Hari kerja/tahun
1.918 Jam/tahun
Waktu Kerja Tersedia
115.080 Menit/tahun

Hari kerja tersedia = { A - ( B + C + D + E)}


= 274 hari/tahun
Waktu kerja tersedia = { A - ( B + C + D + E )} x F
= 1.918 jam/tahun
= 115.080 menit/tahun

b. Unit Kerja dan Kategori Tenaga

Pelayanan Bagian Unit Kerja Kategori Tenaga


Administrasi Maintanance Service Administrasi

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 42
c. Standard Beban Kerja

UNIT
KERJA/KETEGORI UNIT KERJA/KEGIATAN POKOK RATA-RATA WAKTU
TENAGA

a.Pengecekanpompa 80 menit
1.Boostre pump 20 menit
2.Transfer pump gedung 1 20 menit
3.Transfer pump gedung 2 20 menit
4.Transfer pump gedung 3 20 menit
b.Servicegenset 45 menit
c.Pergantiankran air/sower toilet 30 menit
d.Pergantian bola lampu 15 menit
e.Pengecekan panel listrik 30 menit
BENGKEL/
ADMINISTRASI f.Service AC 105 menit
1.Tambah freon 60 menit
2.Ganti Cafasitor 15 menit
3.Perbaikan drainase 30 menit
g.Perbaikanbangunan 75 menit
1.Pergantian handle pintu 30 menit
2.Perbaikan pintukaca 45 menit
h.Perbaikanalat non medis 45 menit
i.Membuatlaporankegiatanharian 30 menit

d. Standard Beban Kerja Per Kegiatan Pokok

WAKTU STANDART
UNIT KERJA KEGIATAN POKOK RATA-RATA
KERJA BEBAN KERJA

a.Pengecekanpompa 80 menit 115,080


1,439
BENGKEL/ b.Servicegenset 45 menit 115,080
ADMINISTRASI 2,557
c.Pergantiankran air/sower toilet 30 menit 115,080
3,836

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 43
d.Pergantian bola lampu 15 menit 115,080
7,672
e.Pengecekan panel listrik 30 menit 115,080
3,836
f.Service AC 105 menit 115,080
1,096
g.Perbaikan bangunan 75 menit 115,080
1,534
h.Perbaikan alat non medis 45 menit 115,080
2,557
i.Membuat laporan kegiatan harian 30 menit 115,080 3,836

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎


Standard Beban Kerja =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘

e. Standard Kelonggaran

Kegiatan Frekuensi Waktu Jumlah WKT SKLG


Rapat 1 kali/sebulan 120 mnt 1.440 mnt
115,080 0.013
Memesan Kebutuhan 2 kali/sebulan 60 mnt 1.440 mnt
Kantor 115,080 0.013
Evaluasi 1 kali/sebulan 120 mnt 1.440 mnt
kegiatan/Pertemuan 115,080 0.013
JUMLAH
0.039

Keterangan:
WKT : Waktu Kerja Tersedia
SKLG : Standard Kelonggaran

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛


Standard Kelonggaran =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

f. Kuantitas Kegiatan

Kategori Kuantitas
Tenaga/
Unit Kerja Kegiatan Pokok KG SBK KT

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 44
a.Pengecekan pompa
Administrasi/ 3,744 1,439 2.99
Admiting b.Service genset
Service 48 2,557 0.02

c.Pergantian kran air/sower toilet 180 3,836 0.05

d.Pergantian bola lampu 180 7,672 0.02

e.Pengecekan panel listrik 3,600 3,836 0.94

f.Service AC 2,400 1,096 2.19

g.Perbaikan bangunan 36 1,534 0.02

h.Perbaikan alat non medis 360 2,557 0.14

i.Membuat laporan kegiatan harian 12 3,836 0.00

Keterangan:
KG : Kuantitas Kegiatan Selama 1 tahun
SBK : Standard Beban Kerja
KT : Kebutuhan Tenaga

𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘


Kebutuhan Tenaga = + 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

g. Kebutuhan Tenaga Unit Bengkel / Maintanance :

Kategori Kuantitas
Tenaga/
Unit Kerja Kegiatan Pokok KG SBK KT
a.Pengecekan pompa
Administrasi/ 3,744 1,439 2.99
Admiting b.Service genset
Service 48 2,557 0.02

c.Pergantian kran air/sower toilet 180 3,836 0.05

d.Pergantian bola lampu 180 7,672 0.02

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 45
e.Pengecekan panel listrik 3,600 3,836 0.94

f.Service AC 2,400 1,096 2.19

g.Perbaikan bangunan 36 1,534 0.02

h.Perbaikan alat non medis 360 2,557 0.14

i.Membuat laporan kegiatan harian 12 3,836 0.00

Keterangan:
KG : Kuantitas Kegiatan Selama 1 tahun
SBK : Standard Beban Kerja
KT : Kebutuhan Tenaga
𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘
Kebutuhan Tenaga = + 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

Kebutuhan Tenaga Unit Admiting Service:


a. Pengecekan pompa = 2.99
b. Service genset = 0.02
c. Pergantiankran air/sower toilet = 0.05
d. Pergantian bola lampu = 0.02
e. Pengecekan panel listrik = 0.94
f. Service AC = 2.19
g. Perbaikan bangunan = 0.02
h. Perbaikan alat non medis = 0.14
i. Membuat laporan kegiatan harian = 0.00
Jumlah Tenaga = 6.38

Pembulatan = 6 Orang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 46
VIII

PENILAIAN KINERJA

A. Instrumen dan Penilaian Kinerja SDM


1. Matrikx
BULAN :
TANGGUNG JAWAB MENJALANKAN BUDAYA MELAKSANAKAN TOTAL NILAI
NAMA KERAMAHAN KOMUNIKASI SKIL PENGETAHUAN INISIATIF KEHADIRAN ETOS KERJA
NO MELAKSANAKAN SPO PATIENT SAFETY PATIEN CENTRE CARE SCORE AKHIR
NILAI 50-100 50-100 50-100 50-100 50-100 50-100 50-100 50-100 50-100 50-100 500-1000 Ʃ:9 = Ø
1 0,0
2
3
4
5
6
7
8
9
10
BATAM , 30 Januari 2017
KRITERIA PENILAIAN
D KURANG (PERLU BINBINGAN) ≤ 59 DI NILAI OLEH DIKETAHUI OLEH
C CUKUP (MANDIRI DENGAN PENGAWASAN) 60-75
B BAIK (MANDIRI DAN INISIATIF) 75-90
A SANGAT BAIK (LOYAL DAN PENYUMBANG IDE0 90-100 KEPALA RUANGAN UNIT WADIR PELAYANAN

2. DP3 Karyawan
a. DATA PERSONAL (Diisi oleh bagian Personalia)
Nama :
Tanggal Lahir :
Ruang/Seksi :
Jabatan/Golongan :
Tanggal mulai kerja di RSE :
Tanggal mulai pada jabatan sekarang :

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 47
b. DISIPLIN KERJA
Tidak masuk kerja karena sakit : hari Jam kerja
Tidak masuk kerja Karena izin : hari Jam kerja
Tidak masuk kerja dengan tanpa upah : hari Jam kerja
Tidak masuk kerja tanpa alasan : hari Jam kerja
Masuk kerja terlambat : hari Jam kerja
Meninggalkan tugas dalam jam kerja : hari Jam kerja
Pulang sebelum waktunya : hari Jam kerja
Pernah mendapat teguran/peringatan tertulis : hari Jam kerja
Pernah mendapat skorsing : hari Jam kerja

c. KEPERLUAN EVALUASI
Penilaian ini digunakan untuk

a. Setelah masa percobaan tiga bulan menjadi calon pegawai tanggal :


b. Pemberian gaji pokok 100% menjadi pegawai sementara tanggal :
c. Pengangkatan pegawai tetap :
d. Pemberian / kenaikan tunjangan fungsional tanggal :
e. Kenaikan gaji pokok berkala tanggal :
f. Kenaikan golongan/pangkat tanggal :
g. Pendidikan dan latihan :
h. Promosi jabatan :

3. Masa Percobaan 3 bulan

FORMULIR PENILAIAN PRESTASI UNTUK MASA PERCOBAAN 3 BULAN

Nama Karyawan : Umur :


Pendidikan : Status :
Tanggal Masuk Kerja :
Posisi Sekarang :
Tanggal Penilaian :

FAKTOR – FAKTOR YANG DINILAI K C B BS ANGKA


1. Fisik
a. Kondisi Kesehatan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 48
b. Penampilan

2. Adaptasi
a. Penyesuaian diri dengan keadaan lapangan
b. Dapat bekerja dibawah tekanan

3. Komunikasi
a. Pemakaian Bahasa Indonesia ( lisan & tulisan )
b. Hubungan antara rekan sekerja
c. Kerjasama

4. Sikap
a. Patuh pada perintah
b. Bersedia bekerja setiap saat
c. Tanggung jawab

5. Tingkah laku
a. Disiplin
b. Harga Diri
c. Ketepatan waktu
d. Kejujuran/dapat dipercaya

6. Semangat Kerja
a. Berinisiatif (dapat memberikan ide baru)
b. Berkeinginan bertanya
c. Ada perhatian terhadap lingkaran kerja
d. Kemampuan kerja

7. Kecerdasan
a. Daya tangkap (terhadap perintah, pelajaran)
b. Keyakinan Diri
Total Angka
Kategori

KETERANGAN & CATATAN ANGKA NILAI PRESTASI

- BS = Baik Sekali 80 – 100


- B = Baik 70 – 79
- C = Cukup 56 – 69
- K = Kurang 0 – 55

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 49
CATATAN

Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk perbaikan karyawan


1. _______________________________________________________________________________________

_____

2. _______________________________________________________________________________________

_____

3. _______________________________________________________________________________________

_____

Karyawan Ybs, Dinilai Oleh,

( ) ( )
Ka.

REKOMENDASI DARI PERSONALIA

Lulus masa percobaan 3 bulan :


Tidak lulus masa percobaan 3 bulan :
Dipecat / dikeluarkan :

Catatan :

1. _______________________________________________________________________________________
____

2. _______________________________________________________________________________________
____

( Sr. M. Vincentia, FSE )


Wa.Dir.Pely Umum & Keuangan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 50
3. Masa Percobaan 6 bulan

FORMULIR PENILAIAN PRESTASI UNTUK MASA PERCOBAAN 6 BULAN

Nama Karyawan : Umur :


Pendidikan : Status :
Tanggal Masuk Kerja :
Posisi Sekarang :
Tanggal Penilaian :

FAKTOR – FAKTOR YANG DINILAI K C B BS ANGKA


8. Fisik
c. Kondisi Kesehatan
d. Penampilan

9. Adaptasi
a. Penyesuaian diri dengan keadaan lapangan
b. Dapat bekerja dibawah tekanan

10. Komunikasi
a. Pemakaian Bahasa Indonesia (lisan & tulisan)
b. Hubungan antara rekan sekerja
c. Kerjasama

11. Sikap
d. Patuh pada perintah
e. Bersedia bekerja setiap saat
f. Tanggungjawab

12. Tingkah laku


e. Disiplin
f. Harga Diri
g. Ketepatan waktu
h. Kejujuran/dapat dipercaya

13. Semangat Kerja


a. Berinisiatif (dapat memberikan ide baru)
b. Berkeinginan bertanya
c. Ada perhatian terhadap lingkaran kerja
d. Kemampuan kerja

14. Kecerdasan
c. Daya tangkap (terhadap perintah, pelajaran)
d. Keyakinan Diri

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 51
Total Angka
Kategori

KETERANGAN & CATATAN ANGKA NILAI PRESTASI

- BS = Baik Sekali 80 – 100


- B = Baik 70 – 79
- C = Cukup 56 – 69
- K = Kurang 0 – 55

CATATAN

Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk perbaikan karyawan

1. _____________________________________________________________________________________
2. _____________________________________________________________________________________
3. _____________________________________________________________________________________
4. _____________________________________________________________________________________
5. _____________________________________________________________________________________

Karyawan Ybs, Dinilai Oleh,

( ) ( )
Ka.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 52
REKOMENDASI DARI PERSONALIA

Lulus masa percobaan 6 bulan :


Tidak lulus masa percobaan 6 bulan :
Dipecat / dikeluarkan :

Catatan :

1. _____________________________________________________________________________________
2. _____________________________________________________________________________________
3. _____________________________________________________________________________________

( Sr. M. Mariana Sitepu FSE )


Wa.Dir.Pely Umum & SDM

B. Sasaran dan Tujuan

Penilaian kinerja karyawan memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai. Tujuan penilaian

kinerja secara umum yaitu sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai hasil-hasil yang diinginkan dari suatu pekerjaan.

2. Mencegah adanya miskomunikasi terkait kualitas kerja yang diharapkan.

3. Menciptakan peningkatan produktivitas karyawan dikarenakan

adanya feedback/reward bagi karyawan yang berprestasi.

4. Menghargai setiap kontribusi.

5. Menciptakan komunikasi dua arah antara pihak manajer dengan karyawan.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 53
C. Pengembangan Sumber daya Manusia

Manfaat Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada hakikatnya adalah untuk

mempercepat dan mempermudah fungsi Sumber Daya Manusia dalam melakukan kegiatannya

atau dalam memberikan pelayanan kepada unit terkait tentang masalah Pelayanan.

Penyelenggaraan sistem informasi sumber daya manusia berbasis kepada keterampilan dalam

pemberian asuhan kebidanan.Salah satu evalusi dalam meningkatkan pengembangan Sumber

daya manusia di unit Katarina adalah memberikan pelatihan secara berkala kepada petugas.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 54
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA


RUMAH SAKIT (IPSRS)

Untuk memberikan pemahaman bagi karyawan baru yang masuk ke bagian

IPSRS(Maintenance),maka akan dilakukan program orientasi bagi karyawan tersebut. Program

orientasi dimaksudkan agar karyawan baru tersebut dapat memahami secara umum atas tugas

dan fungsi bagian IPSRS serta hubungan koordinasi antar satuan pelaksana khususnya

menyangkut tugas dan fungsi yang akan menjadi tanggung jawabnya.

Tahap – tahap orientasi yang diadakan di unit IPSRS adalah sebagai berikut :

1. Pemberian materi / pembekalan pegawai baru

2. Orientasi di lapangan diselenggarakan selama 3 hari

3. Penempatan dan penilaian ketrampilan di unit yang ditempatkan.

ORIENTASI UMUM

PENANGGUNG
MG/HARIKE I MATERI WAKTU METODA
JAWAB
Minggu I Orientasi Umum:
1 Sejarah, Visi, Misi, Motto RSE 1 Jam Ceramah
2 Struktur Organisasi RSE. 1 Jam Ceramah
3 Peraturan kepegawaian. 1 Jam Ceramah
4 Service Excellent 2 Jam Ceramah
5 Fasilitas, sarana, produk-produk RSE. 1 Jam Ceramah
6 Etika dan Hukum (Umum & Keperawatan) 2 Jam Ceramah
Hari Ke I-III 7 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 1 jam Ceramah DIKLAT
8 Hak pasien dan Keluarga 1 jam Ceramah
9 Orientasi ruangan, penjelasan format-format penilaian. 1 jam Ceramah
Ceramah dan
10 Bantuan Hidup Dasar 2 Jam
Praktek
11 Alat Pemadam Kebakaran 1 Jam Ceramah
12 Sasaran Keselamatan Pasien 1 jam Ceramah

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 55
ORIENTASI KHUSUS
Rincian yang dilakukan di unit IPSRS adalah Sebagai berikut:

NO MATERI METODE PENANGGUNG


JAWAB
1 Pengenalan personil di unit kerja Tatap muka Ka.IPSRS
2 Penyampaian materi tentang kegiatan Diskusi Ka.IPSRS
di unit kerja
3 Penyampaian aturan dan tata tertib Diskusi Ka.IPSRS
unit kerja
4 Orientasi/Pengenalan sarana dan Pengenalan Ka.IPSRS
prasarana yang ada di
RS.ST.ELISABETH SEI LEKOP
5 Pelaporan secara tertulis Diskusi Ka.IPSRS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 56
BAB X

PERTEMUAN/RAPAT

Dalam lingkup RS.ST ELISABETH SEI LEKOP selalu diadakan rapat. Pertemuan rapat

ini sangat bermaanfaat untuk masing-masing instalasi guna memberikan informasi dan

pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah sakit. Kegiatan rapat ini

bisa dilakukan hanya dalam IPSRS sendiri atau juga bisa dilakukan rapat antar instalasi lainnya.

Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh seluruh staf IPSRS maupun oleh Wa.Dir Umum.

Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan sarana dan

prasrana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan instalasi masing-

masing.Sehingga dengan dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindak lanjut untuk kendala

yang dihadapi di lapangan maupun yang dihadapi di instalasi internal itu sendiri.Dalam kegiatan

rapat ini dibuat undangan berupa internal memo,daftar hadir dan notulen hasil rapat yang

nantinya akan dilaporkan ke Wa.Dir.Pelayanan Umum & Keuangan RS.ST ELISABETH SEI

LEKOP

Kegiatan pertemuan/rapat intern biasanya dilakukan setiap satu bulan sekali dihadiri oleh seluruh

staf IPSRS,waktu dan hari ditentukan.Pertemuan rutin lainnya seperti rapat koordinasi dilakukan

sekali tiga bulan,yang dihadiri oleh seluruh kepala unit beserta Direktur rumah sakit untuk

membahas masalah-masalah yang terjadi di unit kerja dan lapangan.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 57
Tujuan

1. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait di unit IPSRS

2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang terkait dengan unit kerja lain

Kegiatan rapat dilakukan oleh unit IPSRS yang dipimpin oleh Kepala Unit IPSRS,dan diikuti

oleh staf IPSRS.

Jenis Rapat Unit IPSRS terdiri dari :

1.Rapat Rutin Waktu :Setiap akhir bulan (per tanggal 25) Jam : 13.00-selesai,Tempat di Unit

IPSRS .Peserta : Ka.Unit IPSRS dan Staf IPSRS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 58
BAB XI

PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan kegiatan IPSRS diperlukan dalam perencanaan,pemantauan,dan

evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan IPSRS.Untuk itu kegiatan

ini harus dilakukan secara cermat dan teliti,karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan

akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.

A.PENCATATAN

Pencatatan kegiatan IPSRS dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya.

Ada 3 jenis pencatatan,Yaitu:

1) Pencatatan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan

2) Pencatatan permintaan barang

3) Pencatatan inventaris unit

B.PELAPORAN

Pelaporan kegiatan pelayanan IPSRS terdiri dari:

1) Laporan kegiatan rutin harian :Laporan harian ini dilakukan setiap hari.Kegiatan

pelaporan harian ini dilakukan kepala unit IPSRS maupun petugas IPSRS baik secara

lisan maupun tulisan.Pelaporan harian ini seperti laporan mengenai jumlah petugas

IPSRS yang dinas dengan jumlah kegiatan yang ditangani dan kendala yang dihadapi

setiap harinya,pelaporan keluhan pasien yang berhubungan dengan sarana dan prasarana

dirumah sakit.Pelaporan harian ini biasanya disampaikan oleh kepala unit atau kepala

bidang lainnya.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 59
2) Laporan kegiatan rutin bulanan :Laporan bulanan dilakukan setiap bulan sebagai tindak

lanjut dari laporan kegiatan setiap hari dalam kegiatan rutin IPSRS. Pelaporan ini

menyangkut kegiatan program kerja yang dilakukan unit IPSRS dalam kurun waktu

setahun. Pelaporan ini dapat berupa:laporan rapat bulanan intern,laporan invenataris

pemeliharaan barang alat, laporan penilaian karyawan, laporan indicator mutu, laporan

evaluasi program kerja, laporan kebutuhan karyawan, laporan penggunaan barang/spare

part, Dll.

3) Laporan tahunan: Laporan tahunan dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan laporan tahunan

ini untuk mengevaluasi seluruh laporan harian dan bulanan sehingga dapat dilihat total

kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan IPSRS sehingga dapat dilakukan tindak lanjut

dari evaluasi laporan tahunan ini.Laporan kegiatan tahunan IPSRS berupa rekapitulasi

total sarana prasarana yang dipelihara dan diperbaiki.

4) Laporan khusus (Misalnya:Audit internal

5) Laporan pemeriksaan (kartu control)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 60
BAB XII

PENUTUP

Dengan dibuatnya pedoman pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit,

diharapkan setiap personil dapat memahami dan melaksanakan sesuai panduan sehingga hasil

akhir dari setiap pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan. Agar jasa pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop dapat berjalan secara berkualitas, maka dituntut

kesiapan seluruh sarana dan prasarana termasuk peralatan kesehatan dalam keadaan siap dan

layak pakai.Kesiapan sarana,prasarana dan peralatan kesehatan akan dapat dicapai jika kegiatan

pemeliharaan dapat terselenggara dengan baik,sehingga menghasilkan suatu kegiatan

pemeliharaan yang efektif dan efisien.

Kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kesinambungan operasional dan citra Rumah

Sakit itu sendiri. Program pemeliharaan harus direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan

untuk mengurangi kerugian akibat gangguan fungsi peralatan kesehatan,yang pada akhirnya akan

mengganggu penatalaksanaaan klinis yang tepat kepada pasien.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IPSRS


Page 61

Anda mungkin juga menyukai