Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN


PRASARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)

RUMAH SAKIT
YUKUM MEDICAL CENTRE (YMC)

Jl. Negara No. 99. Km. 67. Yukum Jaya. Kecamatan Terbanggi Besar
Kabupaten LampungTengah – Lampung
E-mail : yukummedical@yahoo.co.id

2017
BAB I

PENDAHULUAN

Sarana Kesehatan merupakan salah satu unsur yang cukup penting didalam memeberikan
pelayanan secara keseluruhan terhadap pasien, dimana meliputi sarana alat medis, alat non medis
dan bangunan yang dipergunakan sebagai tempat memberikan pelayanan. Untuk merealisasikan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu diperlukan sarana kesehatan
yang menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 Bab I, Pasal 1, butir 4, yang
berbunyi : ”Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan”. Baik tidaknya hasil penyelenggaraan kesehatan di suatu rumah sakit salah satunya
sangat tergantung pada sarana yang tersedia dan terpelihara maupun terkontrol.

Mengingat hal tersebut diatas, maka pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit harus
memiliki pedoman sebagai acuan dalam bekerja bagi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Yukum Medical Centre. Dengan demikian maka perlu disusun Pedoman Pelayanan
IPSRS, diharapkan semua pekerjaan IPSRS dapat dijalankan sesuai standart yang telah ditetapkan.
Dengan terpeliharanya sarana dan prasarana Rumah Sakit Yukum Medical Centre maka Misi
Rumah Sakit melayani pasien dengan prinsip Pasient safety dan dalam membantu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat kabupaten Lampung Tengah dapat tercapai.

A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pelayanannya, Rumah Sakit Yukum Medical Centre yang terdiri
dari berbagai unit kerja banyak menggunakan alat ( sarana ) maupun tempat untuk melakukan
pekerjaan ( prasarana ). Penggunaan sarana dan prasarana yang rutin akan menyebabkan
terjadinya kerusakan pada alat maupun fsilitas rumah sakit lainnya. Begitu pula yang terjadi
denga alat- alat medis, non medis, mebelair dan fasilitas pada bangunan yang terdapat di Rumah
Sakit Yukum Medical Centre.
Rumah Sakit Yukum Medical Centre yang letaknya jauh dari pusat kota sering
mengalami kesulita apabila terjadi kerusakan alat – alat dan bangunan. Nanum dengan
dilakukannya perawatan, pemeliharaan dan perbaikan terhadap alat- alat serta bangunan Rumah
Sakit maka akan memperpanjang usia sarana maupun prasarana yang ada. Instlasi Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Yukum Medical Centre dalam menjalankan fungsinya
mencakup pemeliharaan , perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana yang dilaksanakan
secara rutin dan terjadwal. Dengan demikian diharapkan sarana dan prasarana rumah sakit dapat
terpelihara dengan baik sehingga dapat pula berfungsi dengan baik serta akurat.
Untuk mendapatkan hasil kerja yang terstandart maka perlu ditetapkan sebuah acuan
dalam menjalankan pekerjaan, sehingga semua petugas IPSRS yang melakukannya akan
menghasilkan output yang sama. Dengan terpeliharanya sarana dan prasarana Rumah Sakit
dengan baik maka diharangkan akan memberikan pelayanan sessuai harapan dan memberikan
keselamatan serta kenyamanan pada pasien. Atas dasar itulah maka disusun Pedoman Pelayanan
Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit yang akan menjadi pedoman dalam
bekerja.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam menjalankan pekerjaan bagi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakait Yukum Medical Centre.
2. Tujuan Khusus
a. Terpeliharanya sarana dan prasarana rumah sakit
b. Terlayaninya permintaan perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit.
c. Tersedianya alat kesehatan dan fasilitas rumah sakait, yang siap pakai dan memenuhi
standart dalam pelayanan rumah sakit, .
d. Terjaminnya mutu sarana dan prasarana medis/ non-medis Rumah Sakit.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan IPSRS adalah :
1. Pengelolaan peralatan medis
2. Pengelolaan sistem pendukung / utility, meliputi :
 Gas medis
 Ventilasi
 Sistem kunci
D. Batasan Operasional
1. Instalasi adalah unit pekerjaan yang mengelola kegiatan operasional Rumah Sakit.
2. Perawatan adalah kegiatan rutin pemeliharaan peralatan Rumah Sakit
3. Sarana adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan.
4. Prasarana adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses.bb
5. Pengelolaan adalah seni untuk mengatur/mengelola semua sumber daya yang dimiliki
organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi Rumah Sakit
6. Peralatan medis adalah instrumen, aparatus, mesin dan atau implan yang tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah,mendiagnosa, menyembuhkan, meringankan penyakit,
merawat orang sakit,memulihkan kesehatan, pada manusia dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh
7. Sistem utility adalah sistem yang dipersiapkan untuk meminimalkan resiko kegagalan pada
Rumah Sakit. Sistem utility RS YMC meliputi :
a. Gas Medis : Pengelolaan Oksigen Central
b. Listrik :
 Sistem elektrikal arus kuat (panel central)
 Sistem elektrikal arus menengah (sub panel)
 Sistem elektrikal arus rendah (ranting panel)
 Sistem elektrikal alternative (Genset)
 Sistem penangkal petir
 Sistem telephone
 Sistem sound system
 Sistem nurse call
 Sistem fire alrm dan smoke detector
 CCTV
c. Air :
 Sistem Plumbing (sistem pembuangan limbah/ air buangan (air
kotor, air bekas) sistem venting (instalasi pipa pembuangan) air
hujan, sistem penyedia air bersih, dan sistem jaringan air khusus
(sumber air bersih lain)
A. Sistem Lain
 Sistem penguncian pengamanan ruangan
 Sistem udara (AC, Kipas angin, Hexos)
E. Ladasan Hukum
1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. UU No. 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung.
3. PerMenKes RI No. 159b/MENKES/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit.
4. Kepmenkes-RI No. 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit.
5. PerMenNakertrans No. Per-01/MEN/1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan.
6. KepMenKes No. 1204/KepMenkes/SK/X/2004, tentang persyaratan kesehatan
lingkungan RS.
7. PERMENPU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
8. Kepmen PU 10/2000
9. Kepmen PU 24/2008
10. KMK No. 1087 tentang
11. Standar Keselamatan dan Kesehatan di RS
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Setiap unit kerja membutuhkan tenaga kerja agar unit kerja tersebut dapat menjalankan
tugas dan fungsinya sebagai satu kesatuan kerja Rumah Sakit. Tidak terkecuali unit kerja IPSRS
Rumah Sakit Yukum Medical Centre, harus ditetapkan tenaganya mulai dari kepala instalasi
maupun petugas pelaksana. Untuk dapat menempati posisi yang sesuai dengan keahlian dan
kebutuhn pekerjaan maka dalam penempatan harus menggunakan suatu acuan yaitu kualifikasi.

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Ketenagaan setiap unit kerja harus dapat memenuhi distandarkan kualifikasi, agar
sesuai dengan bidang kerjanya dan jumlah tenaga yang disediakan sesuai dengan kebutuhan.
Proses pengadaan tenaga kerja dan kualifikasi menjadi kewenangan Bagian Kepegawaian.
Sedangkan penambahan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan usulan permintaan penambahan
dari unit kerja terkait. Standard Ketenagaan unit kerja IPSRS mengikuti aturan yang telah
ditetapkan Bagian Kepegawaian, berdasarkan kualifikasi dan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan..

Tabel 1 : kualifikasi tenaga Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS


Pendidikan Masa Status Keterangan
No Nama Jabatan
Formal Non Formal Kerja Kepegawaian
Pengalaman Berijazah
Sarjana strata
1 Ka. IPSRS dibidangnya ≥ 3 thn Kartap Sertifikat
satu
dan BHD
Penanggung Pengalaman Berijazah
2 Jawab Air dan SMU / Sederajat dibidangnya ≥ 2 thn Kartap Sertifikat
Bangunan dan BHD
Pengalaman Berijazah
Penanggung
3 SMU / Sederajat dibidangnya ≥ 3 thn Kartap Sertifikat
Jawab AC
dan BHD
Pengalaman Berijazah
Penanngung
4. SMU / Sederajat dibidangnya ≥ 3 thn Kartap Sertifikat
Jawab Listrik
dan BHD
Teknisi D-III Berijazah
5 ≤ 0 thn Kertap
Elektromedis Elektromedis Sertifikat

B. DISTRIBUSI TENAGA
Untuk mendapatkan hasil kerja yang merata dan mencakup keseluruhan pekerjan dalam
waktu bersamaan maka perlu dilakukan pengaturan pembagian tenaga kerja dengan benar.
Dengan demikian Perawatan fasilitas Rumah Sakit dapat dikelola secara optimal. Distribusi
tenaga sarana di RS Yukum Medical Centre digambarkan dalam tabel berikut.

Tabel 2 : Distribusi tenaga IPSRS


Tenaga
No Nama Jabatan Distibusi Keterangan
Kebutuhan Tersedia
1 Ka. IPSRS 1 1 IPSRS Cukup
Penanggung Jawab Cukup
2 2 2 IPSRS
Air dan Bangunan
Penanggung Jawab Cukup
3 1 1 IPSRS
AC
Penanngung Jawab Cukup
4 1 1 IPSRS
Listrik
Teknisi Cukup
5 1 1 IPSRS
Elektromedis

C. PENGATURAN JAGA
Jadwal Dinas dibuat oleh kepala bagian IPSRS 1 minggu sebelum bulan pemberlakuan
dan diserahkan ke bidang Informasi paling lambat tanggal 25 setiap bulannya, dibuat untuk
jangka waktu satu bulan, pengaturan dinas untuk bagian sarana diberlakukan jam kerja shift
dan non shift. Jam kerja yang berlaku di Rumah Sakit Yukum Medical Centre sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku yaitu 6 (enam) hari selama satu minggu dengan jumlah
jam kerja 40 (empat puluh) jam dalam seminggu. Pengaturan jam kerja selama seminggu
adalah sebagai berikut :
1. Jadwal kerja
Untuk pengaturan jadwal kerja dibagi menjadi dua yaitu jadwal kerja non shift dan jadwal
kerja shift.
a. Untuk jadwal kerja non shift
 Hari senin s/d Jumat masing – masing selama 8 (delapan) jam dikurangi
waktu istirahat 1 (satu ) jam Pukul 08.00-16.00 WIB
 Hari sabtu selama 5 (lima) jam dengan tanpa istirahat Pukul 08.00-13.00 WIB
 Hari minggu dan hari besar libur
b. Untuk pengaturan jam kerja shift disesuaikan menggunakan jadwal kerja
 Untuk shift pagi dari jam 08.00 – 16.00
 Untuk shift siang dari jam 16.00 – 24.00
 Untuk shift malam dari jam 24.00 – 08.00
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas
Standar Faslitas Diruang Sarana/Work Shop
Ketentuan umum Fisik Bangunan:
1. Luas bangunan Sarana disesuaikan dengan beban kerja RS dan biasanya terletak pada
bagian belakang rumah sakit, dikarenakan sering menimbulkan kebisingan saat
melaksanakan kerja.
2. Ruangan menggunakan pendingin ruangan untuk mendinginkan kapasitor bank.
3. Peralatan yang tersedia, antara lain : perlatan las, perbengkelan, perlatan steam ac dan
peralatan pertukangan.
4. Ruangan minimal ada tempat bekerja untuk memperbaiki atau service sarana dan
prasarana yang ada di rumah sakit.
b. RUANG GENSET
 UKURAN
Ukuran ruang Genset di RS Yukum Medical Center adalah 2,70 m² x 8,2 m².
 SISTEM PENERANGAN
Lampu ruangan memakai lampu LED 12 Watt, pencahayaan ruangan sesuai peraturan
pencahayaan.
 SISTEM LISTRIK
Harus ada sistem penerangan darurat. Jika suatu saat terjadi troble pada GENSET,
terdapat cukup cahaya untuk melakukan perbaikan genset itu sendiri.
 FENTILASI
Pada ruangan Genset Fentilasi menggunakan Tralis terbuka tanpa peredam suara.
 INVENTARIS
Pada runag genset terdapat Genset merk perkins , dengan capasitas 200 KWA

c. RUANG PANEL
 UKURAN
Ukuran Ruang Panel di RS Yukum Medical Center 2,85 m² x 5,95 m² , tinggi plafon
minimal 2,5m maksimal 3,65 m
 SISTEM PENERANGAN
Lampu ruangan memakai lampu TL 18 watt tertanam di dalam langit-langit sehingga
tidak menampung debu dan mudah dibersihkan.pencahayaan ruangan sesuai
peraturan pencahayaan.
 SISTEM LISTRIK
Sistem sumber daya listrik di Rumah Sakit Yukum Medical Centre, sudah
menggunakan sistem auto selektor. Pada saat terjadi pemadaman aliran listrik oleh
pihak PLN, secara automatis Genset akan start dan pemindahan selektor suply
sumber daya listrik dari genset akan bekerja dalam hitungan 5 detik.
 FENTILASI
Fentilasi pada ruang panel menggunakan AC dan kipas angin.
 INVENTARIS
Pada ruang panel terdapat Panel listrik
d. RUANG WORKSHOP DAN GUDANG SARANA
 UKURAN
Ukuran Ruang Workshop dan gudang sarana di RS Yukum Meddical Center 6,05 m²
x 5,95 m²
 SISTEM PENERANGAN
Lampu ruangan memakai lampu TL LED 18 Watt pencahayaan ruangan sesuai
peraturan pencahayaan.
 SISTEM LISTRIK
Sistem kelistrikan standart, dengan menggunakan MCB 45 A. Terdapat beberapa ttik
sumber daya listrik (stop kontak)
 FENTILASI
Fentilasi pada ruang workshop dan gudang sarana menggunakan Fentilasi udara dan
kipas angin 16”
 INVENTARIS
Pada ruang workshop dan gudang sarana terdapat Lemari sparepart, lemari untuk
menyimpan alat yang sedang dalam masa perbaikan, alat-alat medis yang sedang
dalam masa perbaikan, meja dan kursi.

e. RUANG GAS SENTRAL 1


 UKURAN
Ukuran Ruangan Gas Sentral 1 untuk ruang OK, HCU, UGD dan lantai 2 mempunyai
ukuran 2,80m² x 4,85 m².
 SISTEM PENERANGAN
 Lampu ruangan memakai lampu LED 4 Watt pencahayaan ruangan sesuai peraturan
pencahayaan.
 SISTEM LISTRIK
Sistem listrik standart. Terdapat 1 stop kontak sebagai suply sumber daya listrik, jika
suatu saat di butuhkan.
 FENTILASI
Fentilasi pada ruang Gas Sentral 1 menggunakan Fentilasi udara, terdapat di atas
pintu masuk penerimaan Gas Medis
 INVENTARIS
Pada ruang Gas Sentral terdapat Gas-Gas medis.

f. RUANG GAS SENTRAL 2


 UKURAN
Ukuran ruang Gas sentral 2 untuk ruang perawatan VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3
memiliki ukuran 2,90 m² x 6,90 m²
 SISTEM PENERANGAN
Lampu ruangan memakai lampu LED 12 Watt pencahayaan ruangan sesuai peraturan
pencaha
yaan.
 SISTEM LISTRIK
Sistem kelistrikan standart.
 FENTILASI
Fentilasi pada ruang Gas Sentral 2 Fentilasi udara.
 INVENTARIS
Pada ruang sentral Gas 2, terdapat 2 jenis gas medis. Yaitu : Oksigen (O2)dan
Natrium Hidroksida (N2O). Natrium Hidroksida khusus di suplykan ke unit Kamar
Operasi dan Unit UGD, dan terdapat jalur suplay cadangan untuk suply Oksigen dan
Natrium Hidroksida,. Sebagai antisipasi jika terjadi kerusakan pada jalur utama.

C. DUKUNGAN MANAJEMEN
Dukungan yang diberikan oleh manajemen dapat berupa :
1. Penerbitan Surat Keputusan untuk IPSRS
2. Anggaran atau dana kegiatan :
a. Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat ) Intern (In House trainning ) dan Ekstern
b. Pengadaan Fasilitas peralatanan penunjang untuk pelaksanaan program,
monitoring, evaluasi, laporan dan rapat rutin.

D. KEBIJAKAN DAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


Kebijakan dan SPO yang perlu dipersiapkan adalah :
1. SPO Inventaris fasilitas
2. SPO Pemeliharaan Alat Medis
3. SPO Kalibrasi Alat
3. SPO Penggantian Oksigen Central
4. SPO Penggantian Oksigen tabung Dan Pemasangan Regulator
5. SPO Recall Alat
6. SPO Perbaikan Alat
7. SPO Pengadaan Alat Medis
8. SPO Pemanasan Genset
9. SPO Pemeliharaan Sumber Air Bersih
10. SPO Pemeliharaan Ventilasi
11. SPO Permintaan Barang
12. SPO Pemeliharaan Furnitur Peralatan Kantor
13. SPO Perawatan Dan Perbaikan MCK
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penyusunan Rencana Kerja


a. Untuk kelancaran, keteraturan dan tertanganinya semua pekerjaan, IPSRS harus
menyusun program kerja
b. Penyusunan program rencana kerja dilakukan supaya tidak terjadi komplain dari setiap
unit
B. Inventaris Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit
a. Inventaris Sarana dan Prasarana dilakukan untuk pendataan alat, dan untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan
b. Inventaris Sarana dan Prasarana dilakukan setiap tahun dan setiap Rumah Sakit
mempunyai alat baru
C. Pemeliharaan
a. Pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah Sakit akan diperiksa secara rutin dan
berkelanjutan sesuai dengan jadwal kerja (Diselipkan Jadwal Perawatan)
b. Pemeliharaan dilakukan pada semua fasilitas di rumah sakit seperti : listrik, air,
bangunan, alat medis, ventilasi, genset, dan alat elektronik.

Komponen pengecekan adalah :

a. Form pemeliharaan, seperti :


 Form pemeliharaan listrik
 Form pemeliharaan air
 Form pemeliharaan bangunan
 Form pemeliharaanalat medis
 Form pemeliharaan ventilasi
 Form pemeliharaan genset
 Form pemeliharaan alat elektronik
1. Penyusunan jadwal pemeliharaan berkala sarana, prasarana, dan peralatan.
Ruang : Kantor Administrasi (lantai 2)
No Nama Alat BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Dispenser X X
3 Televisi X
4 Aipon/Telepon X
5 Komputer X X X X
6 Mesin Fax X

Ruang : Perawatan Rawat Inap (kelas1 & VIP, Kelas 2, Kelas 3)


1 AC (air condentioner) X X X X
2 Dispenser X X
3 Televisi X
4 Aipon/Telepon X
5 Komputer X X X X
6 Bell Pasien X X
7 Kipas Angin X X
8 Flow Meter X X
9 Laringoscop X X X X
10 Suction X X X X
11 E K G X X X X
12 Stetoskop Dewasa/Anak X X X X
13 Tempat Tidur Pasien X X
14 Tempat Tidur Anak X X
15 Water Hiter X X

Ruang : HCU dan OK


1 AC (air condentioner) X X X X
2 Dispenser X
3 TV X
4 Aipon/Telepon X
5 Komputer X X X X
6 Compresor X
7 Water Hiter X X
8 Tempat Tidur Pasien X X
9 Sterilisator X X X X
10 Monitor ECG X X X X
11 Ventilator X X X X
12 Suction X X X X
13 Inkubator X X X X
14 Lampu Operasi X X X X
15 Laringoscop X X X X
16 Sering Pump X X X X
17 Tensi Meter X X X X
18 Flow Meter X X X X
Ruang : Fisiotherapi
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Dispenser X
3 Aipon/Telepon X
4 Komputer X X X X
5 Electric Stimulation X X X X
6 Infra Red Besar/Kecil X X X X
7 Microwave Diatermy X X X X
8 Parraffin Bath X X X X
9 Sholder Gridle X X X X
10 Ultrasound Therapy X X X X

Ruang : UGD
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Komputer X X X X
3 Aipon/Telepon X
4 Kipas Angin X X
5 Sterilisator X X X X
6 Dopler X X X X
7 EKG X X X X
8 Flow Meter X X X X
9 Lampu Sorot Operasi X X X X
10 Laringoscop X X X X
11 DC Shock X X X X
12 Brangkart X X X X

Ruang : Kasir
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Mesin Hitung Uang X X
3 Komputer + Printer X X X X

Ruang Klinik Spesialis


1 AC (air condentioner) X X X X
2 Komputer X X X X
3 Aipon/Telepon X
4 Kursi Hidrolik Gigi X X X X
5 Kompresor Kursi X X
6 Alat Gigi X X X X
7 Sterilisator X X X X
8 Tensimeter X X X X
9 Trolly THT X X X X
10 Spyrometer X X X X
11 Nebulizer X X X X
12 U S G X X X X
13 E K G X X X X
14 Lensmeter X X X X
15 Keratometer X X X X
16 Slit Lamp X X X X
Ruang : Laboratorium & Radiologi
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Komputer X X X X
3 Aipon/Telepon X
4 Tempat Tidur Pasien X
5 Mikroskop X X X X
6 I-Stat 200 X X X X
7 Mini Vidas X X X X
8 Oven X X X X
9 Sysmex X X X X
10 Alat Rongent X X X X
11 Alat CT – Scan X X X X
12 U S G X X X X
Ruang : Medical Record
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Komputer X X X X
3 Aipon/Telepon X
4 Rak Map/Mobile X

Ruang : Apotek
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Komputer X X X X
3 Aipon/Telepon X

Ruang : Kebidanan
1 AC (air condentioner) X X X X
2 Inkubator X X X X
3 Komputer X X X X
4 Aipon/Telepon X
5 Tempat Tidur Pasien X
6 Flow Meter X X
7 Televisi X X
8 USG X X X X
9 Tensi Raksa X X X X
10 Kipas Angin X X
11 Dopler X X X X

D. Kalibrasi
a. Kalibrasi Alat Kesehatan dilakukan setiap 1 tahun sekali di Rumah Sakit
b. Kalibrasi Alat kesehatan dilakukan oleh pihak ke – 3
Komponen pengecekan adalah :
a. Daftar inventaris alat kesehatan Rumah Sakit
b. Surat pengajuan kalibrasi alat
Penyusunan jadwal kalibrasi peralatan medis.
Ruang : Perawatan Rawat Inap (kelas1 & VIP, Kelas 2, Kelas 3)
BULAN
No Nama Alat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Flow Meter X
2 Laringoscop X
3 Suction X
4 EKG X
5 Stetoskop Dewasa/Anak X

Ruang : HCU dan OK


1 Compresor X
2 Sterilisator X
3 Monitor ECG X
4 Ventilator X
5 Suction X
6 Inkubator X
7 Laringoscop X
8 Sering Pump X
9 Tensi Meter X

Ruang : UGD
1 Sterilisator X
2 Dopler X
3 EKG X
4 Flow Meter X
5 Lampu Sorot Operasi X
6 Laringoscop X
7 DC Shock X

Ruang Klinik Spesialis


1 Kursi Hidrolik Gigi X
2 Alat Gigi X
3 Sterilisator X
4 Tensimeter X
5 Trolly THT X
6 Spyrometer X
7 Nebulizer X
8 USG X
9 EKG X
10 Keratometer X
11 Slit Lamp X

Ruang : Laboratorium & Radiologi


1 Mikroskop X
2 I-Stat 200 X
3 Mini Vidas X
4 Oven X
5 Sysmex X
6 Alat Rongent X
7 Alat CT – Scan X
8 USG X

Ruang : Kebidanan
1 Inkubator X
2 Flow Meter X
3 USG X
4 Tensi Raksa X
5 Dopler X

E. Perbaikan
a. Perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit diakibatkan oleh penggunaan secara
kontinyu
b. Perbaikan dilayani atas dasar dari hasil pengontrolan petugas atupun laporan dari
pengguna dengan membuat laporan tertulis menggunakan formulir Permintaan perbaikan
ditandatangani oleh kepala Unit atau Kepala Ruang terkait yang ditujukan kepada kepala
IPSRS
Komponen perbaikan adalah :
a. Formulir Permintaan Perbaikan
b. Toolseet Sarana
c. Sperpart (Jika dibutuhkan)
BAB V

LOGISTIK

Semua peralatan yang dibutuhkan oleh unit IPSRS dalam melaksanakan kegiatan harian dan
didata sesuai dengan kebutuhannya, missal lampu pijar, perlatan pertukangan, preon AC, kran air,
solar dan lain-lain. Agar dalam mengerkajan sesuatu nanti tidak ditemukan kekurangan alat dalam
pekerjaan. Sehingga jumlah stok dan kebutuhan bahan, sparepart penunjang harus terdata dengan
baik.

Data permintaan bahan, alat, spare part akan diteruskan kebagian umum, guna meminta
persetujuan dari direktur untuk dibelanjakan sesuai dengan kebutuhannya.
II. Peralatan kerja
A. Multimeter
B. Bor Listrik
C. Toolset
D. Obeng set
E. Kunci L set
F. Kunci sock set
G. Solder
H. Timah solder
III. Alat Tulis dan Kantor
A. Buku
B. Ballpoin
C. Formulir checklist
D. Map arsip
IV. Alat Pelindung Diri
A. Helm keselamatan
B. Sarung tangan
C. Sepatu Safety
D. Kaca mata pelindung
E. Kaca mata google
F. Tutup Telinga
A. PENGADAAN LOGISTIK
Pengadaan alat dan bahan perawatan fasilitas di Rumah Sakit Yukum Medical
Centre, dilakukan dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan dan melalui SIMRS. Logistik
penunjang kerja Unit IPSRS terdapat pada Logistik Obat dan Logistik Umum.
Alur pengadaan logistik sebagai berikut.
1. Klik program SIM RS, masukkan password unit sarana lalu enter
2. Pilih menu order antar departemen, pilih permintaan gudang umum
3. Isilah kolom keterangan nama barang yang diminta
4. Jika semua barang sudah terinput, klik simpan
5. Kemudian print permintaan barang yang sudah terinput di SIM RS
6. Kemudian setelah diprint minta persetujuan terlebih dahulu dari kepala ruangan
7. Setelah disetujui, serahkan amprahan ke Wadir Pelayanan untuk dilakukan proses
validasi.
8. Setelah tervalidasi, serahkan amprahan ke bagian gudang umum untuk dipersiapkan
terlebih dahulu
9. Setelah barang amprahan telah disiapkan, maka bagian gudang obat melakukan
konfirmasi keruangan
10. Penanggung jawab alkes kemudian melakukan pengecekan bersama bagian gudang obat
untuk kemudian dilakukan serah terima dan penandatanganan buku serah terima barang.
B. Penyimpanan
Setelah logistik / perbekalan diterima oleh Unit IPSRS selanjutnya dilakukan
penyimpanan oleh petugas yang diberi tanggung jawab tambahan. Metode penyimpanan
adalah FIFO yaitu barang yang datang lebih awal dikeluarkan lebih dahulu hal ini bertujuan
agar tidak terjadinya kadaluarsa pada barang – barang yang disimpan. Barang yang akan
disimpan terlebih dahulu dicatat dalam buku Catatan Penerimaan Barang dan selanjutnya
ditata dalam lemari atau rak, masukkan pula penambahan pada kartu stok yang disimpan
disamping setiap barang.
C. Distribusi dan Penggunaan
Untuk dapat digunakan, logistik / perbekalan yang disimpan terlebih dahulu
dilakukan pendistribusian dari tempat penyimpanan oleh petugas yang diberi tugas
tambahan. Pengeluaran perbekalan dilakukan dengan metode FIFO dan dilakukan
pengurangan pada kartu stok. Selanjutnya barang dapat digunakan sesuai dengan
peruntukannya dan dengan takaran yang seharusnya
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian

Keselamatan pasien adalah suatu system di mana Rumah Sakit dalam memberikan asuhan
bertujuan agar pasien aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko.

Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm ( penyakit, cidera, cacat, kematian dan
lain- lain ) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan system ini adalah mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil. Selain
itu system keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar terciptanya budaya keselamatan
pasien di Rumah Sakit, meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kegiatan tidak diharapkan di Rumah Sakit dan terlaksananya program-
program Pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata laksana Keselamatan Pasien


Dalam menatalaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan
dalam menuju keselamatan pasien Rumah Sakit, adapun tujuh langkah tersebut adalah;
1. Mambangun kesadaran Petugas Pemberi Asuhan ( PPA ) akan nilai keselamatan pasien.
2. Memimpin dan mendukung karyawan dalam membangun komitmen, focus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko dengan mengembangkan system dan proses
pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan assessment hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan system pelaporan dan memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta KPRS mengatur pelaksanaan pelaporan.
5. Memotivasi dan mengembangkaan cara berkomunikasi yang efisien dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien sehingga mendorong karyawan
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien dengan menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk dijadikan pertimbangan dalam
melakukan perubahan pada system pelayanan.

D. Akibat dan upaya pencegahan keselamatan pasien


I. Pemeliharaan alat medis yang tidak tepat dan teratur dapat mengakibatkan :
A. Hasil pemeriksaan kondisi pasien yang tidak akurat
B. Dapat mengkibatkan cedera pada pasien jika kondisi alat medis tidak baik
Tindakan pencegahan :
1. Cek alat medis secara berkala
2. Laporkan segera kepada unit terkait jika alat sudah tidak dapat digunakan, atau tingkat
akurasi yang tidak memenuhi standart untuk pelayanan kesehatan.
II. Pemeriksaan sarana rumah sakit yang tidak berkala :
A. Terjadi konslet arus listrik yang dapat membahayakan pasien dan keluarganya, karyawan
rumah sakit dan kerusakan pada aset milik rumah sakit.
B. Bel pasien mati sedangkan pasien membutuhkan pertolongan segera
Tindakan pencegahan :
1. Cek sarana rumah sakit secara berkala
2. Laporkan segera kepada unit terkait jika sarana tersebut sudah tidak dapat diperbaiki atau
tidak memenuhi standart kelayakan fungsi.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Didalam menjalankan pekerjaan apapun setiap pekerja terancam kecelakaan kerja, mulai dari
yang paling ringan sampai yang berat bahkan sampai yang mengancam jiwa. Dengan demikian
penyelenggara kerja wajib memberikan jaminan Keselamatan kerja bagi pekerjanya. Keselamatan
Kerja di Indonesia baru diperhatikan Th 1970 melalui regulasi dalam bidang Ketenaga kerjaan yang
dituangkan dalam UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.Dengan pelaksanaan
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja diharapkan tercipta tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencermaran lingkungan sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dengan demikian efisiensi dan produktivitas kerja dapat ditingkatkan.
Tujuan penyelenggaraan keselamatan kerja adalah mencegah dan mengendalikan timbulnya
penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis. Salah satu langkah Unit IPSRS untuk mencapai
keselamatan kerja adalah dengan memelihara kebersihan ruang kerja dan menjalankan pekerjaan
sesuai dengan SPO.
Keselamatan kerja yang dapat timbul akibat kerja pada Unit IPSRS Rumah Sakit Yukum
Medical Centre harus dikenali terlebih dahulu dengan identifikasi resiko, setelah itu tentukan
pencegahan apa yang akan diterapkan. Wilayah kerja Unit Sarana yang berada di bagian belakang
Rumah Sakit Yukum Medical Centre beresiko menimbulkan kecelakaan kerja tersengat Listrik dan
terluka akibat peralatan sarana. Dari hasil identifikasi ditemukan kemungkinan kecelakaan kerja unit
sarana adalah sebagai berikut:

1. Tersengat Listrik
Tersengat listrik pada saat kerja dapat terjadi apabila bekerja tanpa kelengkapan keselamatan
kerja, keteledoran dan kelalaian dalam pekerjaan.
Akibat Tersengat Listrik : Luka pada kulit, otot kaku atau cedera setelah sengatan Listrik
Tindakan pencegahan : Mengenakan kelengkapan kerja, bekerja sesuai SPO, hatihati dalam
menggunakan alat elektronik dalam kondisi basah
Penanganan : Mematikan sumber aliran listrik dengan menggunakan saklar, stop
kontak dan lain sebagainya, segera mencari pertolongan medis.
2. Kecelakaan kerja akibat peralatan Sarana
Sarana Rumah Sakit Yukum Medical Centre juga terkadang mengalami kecelakaan kerja akibat
peralatan sarana, sebagai contohnya ketika Memotong tripleks menggunakan gergaji .
Akibat kecelakaan kerja : Luka pada bagian tubuh
Tindakan pencegahan : lebih berhati-hati dan konsentrasi dalam bekerja, bekerja sesuai
SOP
Penanganan : Ditangani menggunakan P3K atau rujuk ke UGD
Motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Oleh karena itu
perlunya penggunaan APD saat melakukan pekerjaan dan berpedoman pada SOP saat
melaksanakan proses pekerjaan sesuai SOP perawatan dan perbaikan sarana rumah sakit.

Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang
terjadinya kejadian tersebut. Mustahil untuk mengetahui semua bahaya yang ada. Beberapa hal
yang tampak jelas berbahaya, seperti saat bekerja tersengat listrik ataupun terluka. Namun
demikian, banyak kecelakaan terjadi akibat dari situasi sehari-hari misalnya tersandung di lantai.
Ini tidak dapat dipungkiri bahwa hal yang biasa dapat berbahaya!.

Pekerja akan menggunakan APD dalam melaksanakan tugasnya agar si pekerja dalam
keadaan tenang dalam melakukan tugasnya, APD yang dipakai antara lain adalah :

A. Helm keselamatan
B. Sarung tangan
C. Sepatu Safety
D. Kaca mata pelindung
E. Kaca mata google
F. Pemeriksaan rutin (sesuai kebutuhan)
G. Tutup Telinga
H. Masker (penutup hidung)

IPSRS juga diharuskan memiliki kemampuan dalam membaca situasi apabila terjadi
dilapangan hal-hal atau kejadian yang sekiranya dapat berakibat fatal segera lapor pihak terkait
atau K3 RS, agar masalah yang ada dapat segera teratasi tanpa harus menimbulkan dampak
terlebih dahulu.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Setiap Unit kerja di Rumah Sakit Yukum Medical Centre mempunyai standar mutu, tidak
terkecuali dengan Unit IPSRS, dimana setiap unit tidak akan sama. Oleh karena itu setiap unit kerja
harus menentukan sendiri indikator mutu. Indikator mutu merupakan suatu profil yang dapat diukur
untuk menilai mutu dimana didalamnya terdapat judul indikator mutu, dimensi mutu, tujuan,
Definisi operasional, frekuensi pengumpulan data, periode analisa, numerator, denumerator, sumber
data, standar, penanggung jawab, analisa. Mutu suatu unit kerja akan ikut berperan menggambarkan
mutu Rumah Sakit secara keseluruhan sehingga apabila mutu salah satu unit tidak baik akan
menurunkan pula mutu Rumah Sakit..
Unit sarana Rumah Sakit Yukum Medical Centre menetapkan beberapa indikator mutu
sebagai alat utuk mengukur mutu Unit yang digambarkan dalam bentuk Profil Indikator. Berikut
adalah indikator mutu Unit IPSRS Rumah Sakit Yukum Medical Centre :
1. Inventaris fasilitas Rumah sakit
2. Pemeliharaan Alat
3. Perbaikan Alat
I. PROFIL INDIKATOR MUTU IPSRS
1. Inventaris Fasilitas Rumah Sakit
Judul Inventaris Fasilitas Rumah Sakit
Dimensi mutu Inventaris setiap fasilitas di setiap ruangan
Tujuan Inventaris Fasilitas RS
Definisi operasional Inventaris Fasilitas RS agar Fasilitas RS tetap terjaga
Frekuensi pengumpulan data 1 tahun sekali / setiap ada pengadaan alat baru
Periode analisa 1 tahun
Numerator Jumlah ketersediaan barang dalam periode 1 tahun
Denominator Total pengadaan alat atau alat yang rusak dalam satu tahun
Sumber data Laporan dari Ruangan dan
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit IPSRS
pengumpulan data
Analisa Kepala Unit IPSRS

2. Pemeliharaan Alat
Judul Pemeliharaan Alat
Dimensi mutu Pengecekan Alat di setiap ruangan
Tujuan Memelihara Fasilitas RS
Definisi operasional Memelihara Fasilitas RS agar Fasilitas RS tetap terjaga
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisa 1 bulan
Numerator Jumlah ketersediaan barang dalam periode 1 bulan
Denominator Total amprah barang dari setiap unit kerja dalam periode 1
bulan
Sumber data Laporan dari Ruangan
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit IPSRS
pengumpulan data
Analisa Kepala Unit IPSRS

3. Perbaikan Alat

Judul Perbaikan alat


Dimensi mutu Perbaikan fasilitas RS yang Rusak
Tujuan Fasilitas RS dapat digunakan kembali
Definisi operasional Fasilitas RS yang rusak dapat digunakan kembali setelah
dilakukan Perbaikan
Frekuensi pengumpulan data Setiap hari 1 bulan
Periode analisa 1 bulan
Numerator Jumlah ketepatan waktu menyediakan dalam periode 1 bulan
Denominator Total keterlambatan penyediaan dalam periode 1 bulan
Sumber data Unit Kerja Lain
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit IPSRS
pengumpulan data
Analisa Kepala Unit IPSRS

Untuk menjaga kualitas perlu dilakukan tindakan khusus oleh tim IPSRS. Tindakan khusus
yang utama adalah mengharuskan pelaksana untuk lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan
tugas, serta mendorong pekerja untuk secara aktif turut serta mengawasi dan menjaga kualitas
pelaksanaan.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, terdapat kiat-kiat atau cara untuk meningkatkan


kualitas prasarana yang dibangun dan sarana harus bertanggung jawab untuk mematuhi aturan ini
dengan cara yang digambarkan atau cara lain yang lebih baik lagi. Di bawah ini adalah aturan
khusus untuk meningkatkan kualitas yang harus diterapkan di lapangan oleh sarana rumah sakit
yukum medical centre.

4. Targetkan kualitas, bukan kuantitas — kebiasaan yang sudah ada dan sering terjadi adalah
sarana dapat perintah mengerjakan dan yang penting selesai tanpa menghiraukan hasil dari
pekerjaan tersebut yang nantinya akan berdampak pada si pekerja yang lainnya padahal tidak
ada tekanan untuk menentukan target yang sangat tinggi.
5. Tegas dari awal — Pengawas berkecenderungan untuk membiarkan pekerjaan yang kurang
baik pada awal pekerja sarana, tetapi hal ini akan mempersulit usaha untuk meningkatkan
kualitas. Sangat sulit untuk meningkatkan kualitas di tengah program.Lebih baik untuk mulai
dengan sangat ketat.
6. Beri pelatihan dan pembimbingan secara kontinyu — Karena tenaga kerja kurang terampil
dan mencukupi serta belum memiliki keterampilan dalam pengelolaan semua aspek, maka perlu
diadakan kegiatan pelatihan tambahan dari pihak ke-tiga, secara berkala yang nantinya dapat
dikirim saling bergantian untuk semua teknisi IPSRS.
7. Beli alat-alat yang bermutu — Penghematan biaya untuk peralatan sering menjadi
penghematan yang palsu, karena mempengaruhi produktivitas dan kualitas konstruksi. IPSRS
dan tim harus membeli peralatan yang mutunya lebih tinggi, agar tahan lama dan memudahkan
pelaksanaan. Ini juga termasuk peralatan medis atau pun non medis.
8. Ketat dalam penerimaan bahan — Tim “Checker” harus dilatih supaya dapat menentukan
bahan yang memenuhi spesifikasi, dan mereka harus dibimbing supaya berani menolak bahan
yang tidak sesuai mutu atau volumenya. Pemasok sering mengirim bahan yang tidak sasuai
dengan sample yang mereka kirimkan, dan mencoba menipu jika checker tidak mampu.
9. Laporkan masalah — Di tiap ruangan baik itu perawatan atau kantor masalah pasti akan
timbul. Masalah-masalah tersebut perlu dilaporkan kepada tim IPSRS dan petugasa teknisi
harus jeli dan teliti pada saat melaksanakan perbaikan pada unit lain. Petugas IPSRS dapat
memngidentifikasi peralatan yang ada pada unit tersebut, dan dapat mengetahui masalah yang
ada pada sarana dan prasarana yang ada. Walaupun unit tersebut belum melaporkannya.
Mereka dapat memberi masukan yang membantu IPSRS dan tim, walaupun mereka mampu
menyelesaikan masalah sendiri. Diharapkan tidak ada masalah yang baru muncul pada waktu
genting. Hal-hal yang belum dilaporkan dianggap masalah sarana ; hal-hal yang sudah
dilaporkan di anggap masalah bersama.
10. Periksa kualitas fisik — IPSRS dan tim akan melakukan pengcekan semua banguan/alat yang
ada dirumah sakit guna menentukan layak tidaknya bangunan atau alat yang ada di rumah sakit,
yang digunakan dalam pelayanan kesehatan. Hasil pemeriksaan akan dipakai sebagai bahan
analiasa bagi instansi yang melakukan audit (yang berkopetens dengan alat terkait)
11. Buat berita acara revisi bila ada perubahan Perubahan adalah sesuatu yang sangat biasa
dan wajar, tetapi perlu didokumentasikan agar dapat dipertanggungjawabkan secara teknis
maupun administratif. Sarana dan Prasarana yang di pergunakan secara kontinyu di rumah sakit,
pasti akan memngalami kerusakan atau masalah. Hingga pada akhirnya terjadi kerusakan fatal
dan tidak dapat di gunakan lagi. Pembuatan berita acara revisi pada sarana dan prasarana yang
ada, hendaknya dapat terdokumentasi dengan baik. Pembuatan dokumen seharusnya dilakukan
sebelum perubahan dijalankan di lapangan sesuai dengan kebutuhan.
BAB IX

PENUTUP

Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Unit IPSRS Rumah sakit Yukum Medical Centre
ini diharapkan pelayanan sarana dapat memberikan hasil yang lebih baik dan peningkatan mutu
yang baik sesuai dengan harapan semua orang. Pedoman Pelayanan ini adalah acuan dalam
melaksanakan pekerjaan bagi petugas IPSRS. Tim penyusun pedoman mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dan atas sumbang sarannya dalam penyusunan pedoman ini,
sehingga dapat kami selesaikan.
Pedomam Pelayanan Unit IPSRS ini adalah acuan bagi petugas dalam menjalankan
pekerjaannya diharapkan dengan bekerja sesuai dengan pedoman akan memberiknan keamanan dan
kenyamanan bagi pasien dan pekerja dan juga bagi rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan
bagi masyarakat. Dengan lapang hati kami selaku penyusun, senantiasa dengan senang hati
menerima kritik dan saran guna perbaikan dikemudian hari. Semoga dapat bermanfaat bagi kami
pada khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai