Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT PEMELIHARAAN
SARANA DAN PRASARANA
RUMAH SAKIT UMUM DANAU SALAK

RSU DANAU SALAK


Jl. A. Yani Km. 57,8 Desa Bawahan Selan Kec. Mataraman Kab. Banjar Telepon
(Kalimantan Selatan 70672 E-mail : rsdanausalak@gmail.com Telp :0511652435
KATA PENGANTAR

Upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak dapat dipisahkan dari


Pelayanan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. UPSRS merupakan
organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang
pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit.
Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi Rumah Sakit.
UPSRS sebagai salah satu bagian dari Rumah sakit harus memiliki organisasi yang
memadai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu disusunlah
Pedoman Pengorganisasian UPSRS RSU Danau Salak yang digunakan sebagai
acuan dalam mengorganisir kegiatan-kegiatan di UPSRS RSU Danau Salak.
Kami menyadari bahwa Pedoman Pengorganisasian UPSRS RSU Danau
Salak ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, segala saran dan masukan
yang bersifat membangun UPSRS RSU Danau Salak kami terima dengan senang
hati.
Terselenggaranya pelayanan medis kepada masyarakat di rumah sakit tidak
dapat terlepas dari tersedianya fasilitas pelayanan yang memadai. Bangunan rumah
sakit beserta seluruh aspek penunjangnya adalah merupakan sarana tempat dimana
pelayanan medis dilaksanakan. Keadaan dan kelengkapan bangunan rumah sakit
sangat menentukan kualitas pelayanan medis disamping aspek-aspek yang
menentukan lainnya seperti peralatan, tenaga medis, obat-obatan dan kelengkapan
pelayanan kesehatan lainnya.
Untuk menjamin keadaan selalu siap operasional maka bangunan rumah
sakit beserta seluruh utilitas penunjang perlu dipelihara sehingga akan terhindar dari
kerusakan yang akan mengakibatkan terganggunya pelayanan medis dalam jangka
waktu yang lama.
Tujuan pedoman organisasi Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ini
disusun adalah agar pembentukan organisasi UPSRS di Rumah Sakit Umum Danau
Salak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan pelayanan UPSRS dapat
sesuai dengan standar prosedur operasional.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan institusi yang memberi pelayanan jasa
kesehatan dan senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang baik dan
profesional. Dalam perkembangan rumah sakit, dapat dilihat dan dirasakan
seiring dengan penambahan jenis dan jumlah fasilitas sarana dan prasarana
yang digunakan, ini sangat menunjang dalam memberikan pelayanan yang
efektif, efisien dan profesional.
RSU Danau Salak memiliki banyak sekali tantangan, salah satu
diantaranya adalah pemenuhan sumber daya yang kompeten di tiap unit
kerja. Bagian Sumber daya manusia atau Personalia sebagai unit kerja yang
bertugas dalam pengelolaan SDM di RSU Danau Salak berkepentingan
secara langsung dalam proses rekrutmen dan peningkatan kualitas.
RSU Danau Salak berkeinginan untuk menjadi pilihan utama
masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas,
Sebagai rumah sakit yang ingin selalu tumbuh dan berkembang, serta
dengan semakin beragamnya jenis pelayanan, maka dibutuhkan suatu
pengelolaan yang strategis dalam seluruh bidang pelayanan. Di antaranya
adalah pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah sakit . Unit ini
melakukan tugasnya untuk melakukan proses perbaikan dan pemeliharaan
Sarana dan Prasarana umum dan medik demi keberlangsungan pelayanan
jasa kesehatan di dalam Rumah sakit.

B. Tujuan Pedoman
1. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan sarana - prasarana
agar dalam keadaan layak fungsi.
2. Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan sarana -
prasarana yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi dan selaras dengan
lingkungannya.
C. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
134/Menkes/SK/IV/1978 April 1978 tentang susunan dan tatacara kerja
rumah sakit umum telah ditetapkan tugas dan fungsi UPSRS sebagai berikut:
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memnuhi standar atau kriteria untuk dapat
dijadikan air minum.
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan sterilisasi.
c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.
d. Penyediaan tenaga listrik.
e. Penyediaan udara segar.
f. Penyediaan komunikasi.
g. Penyediaan jasa teknis.
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan instalasi air bersih.
b. Pengelolaan gas medis.
c. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi lain lain.
b. Instalasi air bersih.
c. Instalasi listrik.
d. Instalasi gas teknik, gas medis.
e. Peralatan komunikasi.
f. Peralatan elektronika dan elektromedik.
g. Peralatan radiasi dan laboratorium.
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.
b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi
petugas/operator, penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik
pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.
D. Batasan Operasional
Petugas Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam melaksanakan
tugasnya dilakukan sesuai dengan SPO yaitu setelah petugas mendapatkan
permintaan perbaikan petugas menuju
kelapangan untuk melakukan pengecekan kerusakan/alat yang akan di
pelihara, petugas mengecek untuk selanjutnya mendata kebutuhan sparepart jika
diperlukan. Dalam hal ini petugas melakukan order dahulu jika ketersediaan
sparepart kosong,. Jika alat sekiranya dapat diperbaiki petugas akan segera
melakukan perbaikan di tempat, jika tidak petugas akan meminta ijin bagian
terkait untuk mengirimkan alat yang rusak melalui petugas pengadaan, proses ini
akan memerlukan waktu yang lama jika setelah dibuatnya PPK timbul hal - hal
yang menyangkut ketersediaan sparepart dan biaya yang ditimbulkan. Jika biaya
yang ditimbulkan besar maka setiap keputusan akan diperlukan dalam
pertemuan Tim Pemelian Barang & Jasa dan keputusan terakhir ada di Jajaran
Direksi.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/MenKes/Per/IX/2010tentang
Standar Pelayanan Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MenKes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
6. Keputusan menteri kesehatan no 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan lingkungan Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978 April 1978
tentang Susunan Dan Tatacara Kerja Rumah Sakit Umum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berdasarkan data kepegawaian per Oktober 2019, maka jumlah petugas
di UPSRS ada 1 orang. Komposisi dan kualifikasi tenaga yang bekerja di UPSRS
adalah sebagai berikut :
Daftar kualifikasi tenaga di Unit UPSRS
No Komposisi tenaga Jumlah Kualifikasi
1 Kepala UPSRS 1 S1
Kesehatan
B. Distribusi Ketenagaan Masyarakat
Kualifikasi sumber daya manusia di UPSRS terdiri dari Kepala Unit..
C. Pengaturan Jaga
Pembagian waktu kerja berdasarkan waktu non-shift.
BAB III.
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
1. Ruang Kerja UPSRS
2. Ruang Perlkengkapan
3. Ruang Bengkel (workshop)

B. Standar Fasilitas
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Leman arsip.
d. Rak data.
e. Meja kursi kerja.
2. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja teknisi umum.
BAB III
STANDART FASILITAS

A. Tempat kerja
1. Ruang Kerja UPSRS.
B. Alat kerja
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Lemari .
d. Rak data.
e. Meja kursi kerja.
2. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja teknisi umum.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Mekanisme permintaan perbaikan, barang dan jasa teknis

Dibuat permintaan perbaikan dari Selesai


Alat /
Unit diterima oleh UPSRS
SarPrasRusak

Rincian Biaya dari Dilakukan pemeriksaan


pihak ke 3
Dilakukan
Persetujuan Ka. perbaikan
UPSRS

Persetujuan Bag.
Umum & Keuangan

Kepala Rumah Sakit

B. PELAYANAN UPRS
1. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan
yang terpola dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat
medik yang dimiliki oleh rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah
ratusan item dimana diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang
ditunjuk sebagai pengelola peralatan medik adalah UPSRS dimana unit
ini ditunjuk secara resmi. Bentuk pengelolaan yang dilakukan seperti :
inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasional,
pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan equipment dispossition.
a. Pengadaan Alat Medik
Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana UPSRS dapat
membuka permintaan barang dalam bentuk form permohonan yang
dibuat, pengadaan untuk sparepart dari alat medik yang digunakan
untuk perbaikan dari kerusakan dan pengadaan alat medik yang
bersifat penambahan aset alat medik atau pengadaan baru yang
diajukan oleh unit atau departemen dengan dilengkapi kajian
kebutuhan penambahan alat baru. Pengadaan yang dibuat harus
memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar
pengajuan permintaan diantaranya:
- Tanggal pengajuan
- Nama barang yang diajukan
- Jumlah barang yang diminta
- Keterangan bisa berupa alasan permintaan
b. Uji Kelayakan Alat Medik Baru
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah
datang ke rumah sakit yang diterima oleh Departemen Logistik, maka
tahap selanjutnya alat medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan
(commissioning) yang dilakukan seperti:
- Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan
pilihan (options) yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima
dengan baik.
- Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat
awal, sehingga dapat digunakan sebagai pembanding pada saat
dilakukan inspeksi dimasa yang akan datang seandainya terjadi
keraguan terhadap unjuk kerja alat medik.
- Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari
DEPKES, kartu garansi, manual book, sertifikat uji dari pabrikan
dan petunjuk singkat penggunaan dalam bahasa indonesia.

- Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasarkan


dari prosedur pabrik (check list standar tahapan pengujian
pabrik).
- Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan
(ditandatangani oleh: teknisi vendor, teknisi UPSRS dan user
ruangan yang memiliki alat tersebut.
c. Inventarisasi Peralatan Medik
Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari
management pengelolaan dimana proses pencatatan aset dilakukan
oleh beberapa unit seperti logistik, akunting, internal kontrol dan oleh
UPSRS sebagai pengelola langsung dari alat medik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek
teknis setiap alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan
pemilik, data vendor, jumlah alat. Total peralatan yang tertuang dalam
lembar inventarisasi ini akan menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari
data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara
keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan
dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat digunakan untuk
kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola
pemeliharaan dan ditinjau secara periodik paling tidak setahun sekali
dan setiap ada perubahan atau penambahan alat baru.
d. Pemeliharaan Alat Medik
Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan
terencana secara periodik untuk menjaga agar perlatan medik selalu
dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan
menjamin usia pakai yang lama. Agar pemeliharaan peralatan
kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka unit
kerja BM perlu dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang
berkaitan dan memadai meliputi sumber daya manusia, fasilitas
teknis, peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan
bahan pemeliharaan. Semua spek pemeliharaan pastinya
memerlukan biaya.
- Elemen-elemen pemeliharaan alat medic
Elemen-elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen yang
harus dilakukan pada kegiatan pemeliharaan dan dilakukan
secara rutin. Elemen-elemen yang dimaksud adalah:
 Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau
jenis alat medik pada komponen penting seperti: elektrikal,
mekanik dan fisik alat apakah masih sesuai dengan standar
operasional alat medik tersebut.
 Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan
alat. Pelumasan, pengecasan, dll.
 Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan
fungsi dari alat medik.
 Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur,
dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya yang
terselusur (trackable) ke standar nasional dan atau internasional.
e. Pelaku pemeliharaan alat medic
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan,
kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan
prosedur pembiayaan yang ada di internal , maka pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilakukan oleh:
- Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit
UPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan
keahlian yang didapat dari basic pendidikan elektomedik dan
pelatihan-pelatihan yang diberikan . Manfaat yang utama dari
pelayanan swakelola (in house service) adalah teknisi medik dapat
dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak kerusakan dan
memperbaiki peralatan, memberi bantuan dalam aspek
pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat
dan dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit harus
membuat komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit
UPSRS.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,
peralatan,manajemen dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran
alat atas perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk rumah
sakit, oleh karena itu setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh
pasien haruslah dipikirkan dan diterapkan untuk memasukan
komponen biaya service sehingga bila terjadi kerusakan pada alat
medik tersebut, biaya service sudah tersedia baik hanya sebagian
atau sampai total biaya yang dibutuhkan dari perbaikan.
- Dilaksanakan oleh teknisi vendor
Apabila UPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat
disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat kecanggihan alat medik
atau peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat
dilaksanakan oleh teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik
biasanya menyediakan pelayanan dengan jenis full servic contact
yang secara umum meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya
mencakup suku cadang, dan on call service sesuai kebutuhan dimana
rumah sakit hanya membayar pada saat terjadi kerusakan sesuai
dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi dan peralatan
pencitraan digital memerlukan keahlian khusus dan investasi suku
cadang yang mahal sehingga menjadi tidak praktis untuk
menyediakan pelayanan swakelola.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit
dan kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan
dengan baik. Kontak servic adalah upaya untuk memenuhi standar
tinggi yang ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin
tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Padahal
dengan pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan
dapat dihitung secara cepat. Rumah sakit harus menetapkan secara
tepat kebutuhan yang diperlukan untuk setiap alat ingat, kebutuhan
berbanding lurus dengan biaya.
f. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan alat medic
Dari sekian banyak item alat medik di Rumah Sakit, maka agar dalam
pengelolaan alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi dengan
baik maka pemeliharaan alat medik harus dibuat jadwal
pelaksanaannya. Untuk dapat menentukan seberapa sering alat
medik dilakukan pemeliharaan, UPSRS membuat pemilahan data
yang berasal dari informasi pada manual book dan beberapa faktor
seperti:
a. Frekuensi pemakaian alat medik
b. Resiko resiko fisik
c. Faktor keselamatan pasien

2. PENGELOLAAN GEDUNG
a. Komponen Arsitektur Gedung
1) Sarana Jalan Keluar
Sarana jalan keluar ( egress ) harus dilengkapi dengan tanda EXIT dan
tidak boleh terhalang serta memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI.
2) Dinding
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
- Dinding memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 ( satu ) tahun
sekali
- Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan
3) Dinding Keramik / Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci.
Pemeliharaannya :
- Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 ( dua ) kali
- Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat
keramik
- Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat
- Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas
dengan air bersih.
- Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai
atau dinding yang bersangkutan minimal 2 ( dua ) bulan sekali
- Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
4) Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan
gedung, bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan
yang baru atau diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
- Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
- Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder ) yang telah
diaduk dengan air
- Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata
dengan permukaan di sekitarnya
- Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas No. 2
- Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan
warna yang dikehendaki.
5) Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
- Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain
sebagainya
- Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus
menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca /
debu
- Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
- Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas
cair lainnya.
6) Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran
kembali setiap 6 ( enam ) bulan sebagai pemeliharaan
permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan
dengan deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk
membersihkannya
7) Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
- Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
- Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang
dekat dengan lantai
- Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air
bersih
- Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
o Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan
air
o Ampelas hingga bersih
o Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
o Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai

b. Komponen Mekanikal Gedung


1) Saluran Air Kotor
Pemeliharaan :
- Periksa saluran tegak air kotor pada gedung, terutama saluran
yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap
sambungan yang menggunakan lem sebagai penyambungnya.
Bila ditemui terdapat kebocoran segera tutup kembali.
Cara perbaikannya :
- Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan, Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung,
Sambungkan kembali bagian tersebut.
- Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar gedung dari
barang – barang yang dapat menggangu aliran air dalam
saluran, sekurang – kurangnya 1 ( satu ) bulan sekali
- Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol
saluran, beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah
agar saluran tidak tersumbat.
2) Saluran Air Bersih
Pemeliharaan :
- Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran
PVC yang tidak terlindung dari panas matahari
- Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau
menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang
lepas
- Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka
lakukan hal – hal :
o Matikan aliran air dari stop kran yang ada
o Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau
balut dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi
darurat ( bersifat sementara ) sehingga kebocoran dapat
dihentikan
o Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
3) Peralatan Sanitair
Pemeliharaan :
- Peralatan sanitair adalah washtafel, shower, kloset duduk dan
kloset jongkok
- Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan
pembersih lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada
alat-alat yang terbuat dari metal
- Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut
- Bilas dengan air bersih
- Keringkan dengan kain lap yang bersih

4) Kran Air
Pemeliharaan :
- Periksa sekurang – kurangnya setiap 2 ( dua ) bulan setiap kran
yang ada
- Kencangkan baut pengikat putaran kran
- Ganti bila perlu, seal / karet pada batang putar ulir kran.
5) Bak Cuci Piring
Pemeliharan :
- Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang –
kurangnya setiap hari
- Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun
atau deterjen
- Jangan menggunakan ampelas / sand paper untuk
membersihkan permukaan bak cuci.

c. Komponen Elektrikal Bangunan Gedung


Untuk bangunan dengan kegiatan yang padat harus dilengkapi dengan
2 sumber catu daya : pasokan dari Perusahan Listrik Negara ( PLN )
dan Pembangkit Listrik Cadangan ( Genset )

Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel tahan api.
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal
Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan
gedung meliputi pekerjaan :
a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu
memperhatikan penghematan energi listrik
b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah ( TM ) dan
tegangan rendah ( TR )
c. Pemeliharaan panel Listrik
d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya
2. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Kelistrikan
a. U m u m
Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung meliputi :
1) Sistem Power Supply
• Transformator.
2) Sistem Distribusi
• Panel Distribusi Tegangan Menengah
• Panel Distribusi Tegangan Rendah
• Kabel Feeder Tegangan Menengah
• Kabel Feeder Tegangan Rendah
3) Sistem Penangkal Petir
3. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektronika
Sistem detektor pencegahan bahaya kebakaran dan elektronika yang
terdapat pada bangunan gedung meliputi :
a. Telepon
1) Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan.
 Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan Telepon,
maka harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance
Telephone dan segera melakukan pengecekan ke lokasi untuk
mengetahui penyebab terjadinya gangguan di MDF atatu JB dan
melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait seperti Satuan
Pengaman.
b. Sistem Jaringan Komputer / Internet
1) Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
Jaringan Komputer, Server, Repeater, Hub, dan perlengkapan
Uninterupted Power Supply ( UPS ). dari panel pengendali di
ruang operator.
 Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan komputer,
maka harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan
segera melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui
penyebab terjadinya gangguan tersebut dan melaporkannya juga
ke petugas lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
d. Mesin cuci
Agar tetap awet dan maksimal umur gunanya, mesin cuci memerlukan
Perawatan harian. Caranya adalah
1. Bersihkan laci atau tempat memasukkan deterjen pada mesin cuci.
Jika perlu, lepas laci deterjen dan bersihkan dengan menggunakan
sikat gigi bekas. Tempat-tempat ini berpotensi sebagai tempat
tumbuh bakteri dan jamur sehingga harus rajin dibersihkan.
2. Tempat lain yang menjadi tempat bakteri berkumpul
adalah filter atau saringan kotoran. Kosongkan secara berkala dan
buang kotoran yang terkumpul di dalamnya.
3. Bersihkan tabung mesin cuci. Penampilan tabung yang tampak
bersih dapat menipu, karena kotoran dan bakteri bisa bersembunyi
di celah-celah kecil pada tabung. Cara terbaik untuk membersihkan
tabung mesin cuci adalah dengan membiarkan mesin cuci bekerja
tanpa ada cucian apapun didalamnya. Air panas yang digunakan
akan membantu membersihkan tabung mesin cuci.
4. Untuk mencegah bau tak sedap pada mesin cuci, biarkan pintu
mesin cuci sedikit terbuka untuk membiarkan udara bersirkulasi di
dalam tabung. Cara ini juga membantu mencegah pertumbuhan
bakteri.
5. Gunakan deterjen yang berkualitas baik. Residu dari deterjen atau
pelembut kualitas rendah bisa menjadi sumber jamur dan bau tak
sedap pada mesin cuci.
6. Selalu bersihkan mesin cuci dari sisa-sisa deterjen.
7. Bersihkan bagian yang dialiri air secara berkala agar tidak berlumut.
8. Selalu matikan mesin dan cabut kabul dari stop kontak setelah
mesin selesai digunakan.
9. Mengelap panel, pintu, dan sisi-sisi mesin cuci, terutama jika bagian
bagian tersebut terkena air selama mencuci.
10. Memastikan kabel dan selang tidak terlilit, terpelintir, atau terlipat.

e. Komponen Ruang Luar Gedung


1. Pemeliharaan Tangki Septik
- Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik
- Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik
2. Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar
- Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 ( satu
) tahun sekali
- Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar,
bersihkan dari bahan yang dapat menimbulkan korosif pada
seng talang datar
- Berikan lapisan meni setiap 2 ( dua ) tahun sekali agar seng
talang tetap dapat bertahan dan berfungsi baik
- Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya
dicat kembali sekurang – kurangnya 4 ( empat ) tahun sekali
- Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu
benturan, perbaiki dengan melapis dengan bahan yang sama
dengan menggunakan perekat atau lem dengan bahan yang
sama
3. Pemeliharaan Floor Drain
- Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar
mandi atau WC
- Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk
mencegah masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan
( kamar mandi atau WC )
- Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak
- Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung
saluran, dan bersihkan bila kotor
4. Pengecatan Luar Gedung
Cat dinding luar gedung penting untuk penampilan bangunan, dan
sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada tembok gedung setiap
2 ( dua ) atau 3 ( tiga ) tahun.
Kerusakan cat pada gedung antara lain :
a) Bila menggelembung ( blestering ), penyebabnya adalah :
- Pengecatan pada permukaan yang belum kering
- Pengecatan terkena terik matahari langsung
- Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi
pengapuran
- Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak
- Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila
- Permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air
Cara perbaikannya :
- Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan
permukaannya dengan kertas ampelas
- Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata
- Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan
kertas ampelas hingga permukaan rata, halus & kering
- Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata
b) Bila berbintik ( bittiness ), penyebabnya adalah :
- Debu atau kotoran dari udara atau kuas / alat penyemprot
tidak kering sempurna
- Adanya bagian – bagian cairan yang sudah mengering ikut
tercampur / teraduk
Cara perbaikannya adalah:
- Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna
- Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas
halus dan bersihkan
- Beri lapisan cat baru ( yang sudah disaring ) sampai permukaan
cukup rata
c) Retak – retak ( crazing / cracking ), penyebabnya adalah :
- Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena
elastisitas cat sudah berkurang
- Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering
- Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata
Cara perbaikannya :
- Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan
dengan kertas ampelas kemudian bersihkan
- Beri lapisan cat baru
d) Perubahan Warna ( discoloration ), penyebabnya adalah :
- Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik
matahari
- Adanya bahan pengikat ( binder ) bereaksi dengan garam –
garam alkali
Cara perbaikannya :
- Pilihlah jenis cat lain
- Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat
dasar tahan alkali
e) Garis – garis bekas kuas ( brush marks ), penyebabnya adalah:
- Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering
- Permukaan cat terlalu kental
- Pemakaian kuas yang kotor.
Cara perbaikannya :
Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan kertas ampelas,
bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat
ulang dengan cat yang kekentalannya cukup
5. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
a. Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap
4 ( empat ) tahun sekali
b. Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal
untuk mencegah bocor
c. Ganti karet seal bila rusak
d. Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata
f. Komponen Tata Graha
1. Pemeliharaan Kebersihan Toilet
a. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari pintu
masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas menuju ke
bagian bawah
b. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang ada di toilet
dengan sempurna.
c. Bersihkan wash tafel, toilet bowl, squat toilet bagian luar dan bagian
dalam
d. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin, setelah dibilas
kemudian dikeringkan kembali
e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar / dalam toilet
dengan sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali
f. Isi kembali Hand Soap yang kosong atau kurang.
g. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air
pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran
h. Bersihkan noda – noda pada dinding keramik toilet dengan
menggunakan lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas
kemudian dikeringkan
i. Bersihkan ember / gayung toilet ( kalau ada ) secara periodik
mingguan. Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya dengan
floor cleaner
j. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih
k. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan
2. Pemeliharaan Kebersihan Perabot dan Peralatan Kantor
a. Bersihkan semua kotoran / sampah yang berada di meja sebelum
pekerjaan pengelapan dilakukan, periksa laci meja bersihkan agar
bebas dari debu
b. Bersihkan perangkat komputer dengan lap bersih, campurkan air
ditambah multi purpose cleaner secukupnya dengan spons oleskan ke
permukaan yang kotor, terutama yang terkena noda lalu keringkan lagi.
Harus hati – hati di dalam menggunakan air berlebihan
c. Bersihkan sofa / jok kain secara priodik bulanan dengan
mempergunakan shampoo machine, gunakan shampo khusus sofa
atau deterjen
d. Bersihkan semua permukaan kayu furniture dilakukan dengan
seksama sampai pada cela – cela kayu, agar bebas debu dan
mengkilap, gunakan furniture polish atau yang setara untuk kayu,
logam / stainless steel dengan metal polish atau yang setara
e. Bersihkan kaki kursi dengan teliti, apabila dari logam stainless steel
gunakan lap kering ditambah metal polish atau yang setara, apabila
logam bercat gunakan lap basah dan lap kering kembali, bila kayu
bersihkan dengan furniture polish
f. Bersihkan filling cabinet; bersihkan bagian atasnya sesering mungkin,
karena biasanya banyak terdapat debu, gunakan lap ½ basah
g. Bersihkan debu pada cabinet dengan menggunakan lap ½ basah,
mulai bagian atasnya kemudian dindingnya
h. Semprotkan pengharum ruangan.
3. Pemeliharaan Kebersihan Koridor
a. Bersihkan sarang laba-laba yang terdapat pada plafon koridor, dengan
mempergunakan rakbol
b. Bersihkan dinding selasar dengan lap kering, dan lap ½ basah
c. Sapu lantai selasar, kemudian dipel dengan air bersih dicampur cairan
floor cleaner dengan mempergunakan stick mop
4. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang berada pada
lokasi kerja. Pindahkan untuk sementara tempat sampah dan asbak
tersebut, kembalikan ke tempat semula apabila pekerjaan telah selesai
dikerjakan
b. Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air ( 1 : 20 ) dalam
ember, bersihkan lantai terlebih dahulu, pel lantai semen dengan
cairan pembersih. Bila terdapat noda, gunakan larutan chemical
cleaner kemudian sikatlah.
c. Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan sudut –
sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles. Gunakan sarung
tangan karet ( hand glove ) dan masker untuk melindungi kulit tangan
dan penciuman dari bahan kimia yang digunakan
d. Lakukan wet mopping ( mengepel basah ) untuk mengangkat sisa
kotoran pada permukaan lantai yang tidak rata
e. Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda – benda,
plin kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin dioperasikan
f. Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, minimal
3 ( tiga ) kali, kemudian keringkan.
5. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / dan benda lain
yang berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan untuk sementara
dan ditempatkan kembali apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
sapu lantai keramik terlebih dahulu untuk menghilangkan debu
b. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical
cleaner atau yang setara dicampur air ( 1 : 20 ) tunggu ± 5 ( lima )
menit,
c. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau,
gunakan sikat dorong ( sikat tangan / tapas ) pakai sarung tangan karet
untuk mencegah kulit tangan terlindung dari bahan kimia yang
digunakan
d. Pel berulang kali, minimal 3 ( tiga ) kali, bilas dengan air bersih
gunakan stick mop katun.
6. Pemeliharaan Kebersihan Tirai ( Vertical Blind atau Gordyn )
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : deterjen, sikat nylon
b. Bersihkan rutin bulanan.
c. Check tali vertical blind atau gordyn, kemungkinan macet, gunakanlah
tali untuk membuka dan menutupnya, segera adakan perbaikan
d. Check rantai ( pemberat ) vertical blind atau gordyn, kemungkinan ada
yang lepas, segera diperbaiki
e. General cleaning vertical blind ( gordyn ) dilakukan 6 ( enam ) bulan
sekali, turunkan cuci dengan deterjen, gunakan sikat nylon, jemur
ditempat yang panas kuku, posisi vertical blind digantung, setelah
kering dipasang kembali
f. Hilangkan spot ( noda ) yang terdapat di vertical blind, gunakan sikat
nylon dengan air hangat.
g. Lakukan pembersihan setiap 2 ( dua ) bulan sekali.
7. Pemeliharaan Kebersihan Dinding
a. Bersihkan debu dan kotoran menggunakan sabun dan sikat
b. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding , basahi
dengan air bersih , kemudian sapukan campuran bubuk kimia. Untuk
dinding yang kotor sekali dapat digunakan bubuk abrasive, kemudian
dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan/membersihkan.
c. Pemolesan dilakukan untuk melindungi komponen dari debu dan
memudahkan untuk pembersihkan. Prosesnya komponen yang akan
dipoles harus dibersihkan dari segala kotoran. Hal yang perlu
perhatikan dalam memoles, komponen cendrung berubah warna, oleh
karena itu pemolesan sekali setahun, jika diperlukan.
8. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Alat Pemadam Kebakaran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : ember, sponge, kain majun, deterjen
b. Bersihkan tabung alat pemadam api ringan ( fire extinguisher ) yang
terpasang di gedung dengan lap basah atau spons, celupkan pada
ember yang berisi larutan deterjen, kemudian sikat debu yang melekat,
gunakan sikat nylon, setelah itu bilas dengan air bersih sampai larutan
tidak tersisa dan keringkan. Letakan kembali pada posisi semula
c. Hati – hati, selama dibersihkan jangan menarik / merusak katup alat
pemadam api ringan atau terjatuh / terpelanting ke lantai sehingga
menimbulkan benturan akibatnya alat pemadam tidak berfungsi lagi
BAB V
LOGISTIK

A. Peralatan Utility
a. Genset
b. Boiler
c. Pompa
B. Peralatan Kerja
a. Toolkit (tang, obeng, martil, gergaji dan lain-lain)
b. Tangga
c. APD
d. Tangga Alumunium
e. Tang Buaya
f. Tang potong
g. Tang kombinasi
h. Gun Tembak
i. Gergaji
j. Kunci monyet
k. Kunci Pas
l. Kunci ring
m. Bor tangan
n. Mata bor
o. Mata grenda
p. Pahat Kayu
q. Pahat beton
r. Kawat
s. Kuas
t. Sepatu
u. Sarung tangan
v. Sendok Semen
w. Meteran
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Asesmen tersebut meliputi : Assesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminalkan timbulnya risiko. System tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan, dalam keselamatan pasien, UPSRS berusaha agar segala
fasilitas sesuai standar yang tidak membahayakan pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan tugasnya petugas UPSRS diwajibkan untuk menjunjung tinggi


nilai-nilai dari K3RS, maksudnya petugas harus dengan kesadaran penuh untuk
menggunakan alat pelindung diri (APD )dalam melaksanakan tugasnya selain
menjaga keselamatan diri petugas wajib untuk menjaga kelesamatan di lingkungan
di mana mereka sedang bekerja. Dengan demikian keselamatan diri, pasien dan
pengunjung dapat terjaga dengan baik..
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Sistem pengendalian intern yang berlaku di rumah sakit merupakan faktor yang
menentukan dapat diukur dari tingkat keberhasilan petugas dalam menyelesaikan
suatu khasus, baik itu prasarana, alat medis dan gedung.Selain pengendalian di sisi
perbaikan , tidak kalah pentingnya adalah pemeliharaan suatu alat hal ini yang
menjadi ukuran adalah optimalnya
fungsi suatu alat hingga kepresisian suatu alat.
Tujuan dari pengendalian intern adalah:
1. Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemeliharaan dan
perbaikan sehingga suatu alat berfungsi dengan baik dan maksimal.
2. Meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa mengesampingkan efisiensi biaya kerja
yang dikeluarkan
3. Meningkatkan umur pakai suatu alat
4. Menjaga Keselamatan kerja petugas
5. Tertib administrasi terutama untuk ijin operasional/K3 prasarana umum dan
medis
BAB VIII
PENUTUP

Dengan dibuatnya pedoman pelayanan UPSRS, diharapkan setiap personel dapat


memahami dan melaksanakan sesuai panduan sehingga hasil akhir dari setiap
pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai