Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

IPSRS

RUMAH SAKIT UMUM KECAMATAN TANJUNG PRIOK


Jl. Bugis No 03 Kel. Kebon Bawang Kec. Tanjung Priok
Jakarta Utara, 14320.
Telp. (021) 43930348 Fax. 43908923

1
KATA PENGANTAR

Upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak dapat dipisahkan dari


Pelayanan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. IPSRS merupakan
organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang
pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit.
Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS. IPSRS sebagai
salah satu bagian dari Rumah sakit harus memiliki organisasi yang memadai sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu disusunlah Pedoman
Pengorganisasian IPSRS RSUD Tanjung Priok yang digunakan sebagai acuan dalam
mengorganisir kegiatan-kegiatan di IPSRS RSUD Tanjung Priok.
Kami menyadari bahwa Pedoman Pengorganisasian IPSRS RSUD Tanjung
Priok ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, segala saran dan masukan yang
bersifat membangun IPSRS RSUD Tanjung Priok kami terima dengan senang hati.

Jakarta, Desember 2016


Penyusun.

IPSRS

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan institusi yang memberi pelayanan jasa
kesehatan dan senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang baik dan
profesional. Dalam perkembangan rumah sakit, dapat dilihat dan dirasakan
seiring dengan penambahan jenis dan jumlah fasilitas sarana dan prasarana
yang digunakan, ini sangat menunjang dalam memberikan pelayanan yang
efektif, efisien dan profesional.
RSUD Tanjung Priok berkeinginan untuk menjadi pilihan utama
masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas,
Sebagai rumah sakit yang ingin selalu tumbuh dan berkembang, serta dengan
semakin beragamnya jenis pelayanan, maka dibutuhkan suatu pengelolaan yang
strategis dalam seluruh bidang pelayanan. Di antaranya adalah pelayanan
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit . Unit ini melakukan tugasnya untuk
melakukan proses perbaikan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana umum
dan medik demi keberlangsungan pelayanan jasa kesehatan di dalam Rumah
sakit.

B. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
134/Menkes/SK/IV/1978 April 1978 tentang susunan dan tatacara kerja rumah
sakit umum telah ditetapkan tugas dan fungsi IPSRS sebagai berikut:
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memenuhi standar atau kriteria untuk dapat
dijadikan air minum.
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi.
c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.
d. Penyediaan tenaga listrik.
e. Penyediaan udara segar.
f. Penyediaan komunikasi.
g. Penyediaan jasa teknis.

2. Pengelolaan
a. Pengelolaan instalasi air bersih.
b. Pengelolaan gas medis.

3
c. Pengelolaan sistem alarm.
d. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi lain-
lain.
b. Instalasi air bersih, air panas.
c. Instalasi listrik.
d. Instalasi gas teknik, gas medis.
e. Peralatan komunikasi.
f. Peralatan elektronika dan elektromedik.
g. Peralatan radiasi dan laboratorium.
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.
b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi
petugas/operator, penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.

Kegiatan IPSRS
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan IPSRS tahunan, bulanan, mingguan
dan harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana
dan peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan
yang menunjang pelayanan kesehatan.

2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan
baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
a. Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
b. Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
c. Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis
dan penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:

4
a. Dalam rangka pengadaan.
b. Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
c. Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
d. Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan, yaitu:
a. Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
b. Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:
a. Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.
b. Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.
c. Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.
g. Melakukan rapat.
a. Rapat internal IPSRS.
b. Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang
dilaksanakan oleh pihak ke-III.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik
sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar.
Dalam waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan
perkembangan dan sistem peralatan yang lama dan akan datang.

C. BATASAN OPERASIONAL
Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan sesuai dengan SPO yaitu setelah petugas
mendapatkan permintaan perbaikan petugas menuju kelapangan untuk
melakukan pengecekan kerusakan/alat yang akan di pelihara, petugas
mengecek untuk selanjutnya mendata kebutuhan spare part jika diperlukan.
Dalam hal ini petugas melakukan order dahulu jika ketersediaan spare part
kosong,. Jika alat sekiranya dapat diperbaiki petugas akan segera melakukan
perbaikan di tempat, jika tidak petugas akan meminta ijin bagian terkait untuk
mengirimkan alat yang rusak melalui petugas pengadaan, proses ini akan
memerlukan waktu yang lama jika setelah dibuatnya PPK timbul hal hal yang
menyangkut ketersediaan spare part dan biaya yang ditimbulkan. Jika biaya
yang ditimbulkan besar maka setiap keputusan akan diperlukan dalam
pertemuan Tim Pembelian Barang & Jasa dan keputusan terakhir ada di Jajaran
Direksi.

5
D. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan perawatan sarana - prasarana agar dalam
keadaan layak fungsi.
2. Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan sarana
prasarana yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi dan selaras dengan
lingkungannya.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Jumlah, komposisi dan kualifikasi tenaga di ruang IPSRS

6
Berdasarkan data kepegawaian per Januari 2017, maka jumlah petugas di
IPSRS ada 2 orang. Komposisi dan kualifikasi tenaga yang bekerja di IPSRS
adalah sebagai berikut :

Daftar kualifikasi tenaga di Instalasi IPSRS


No Nama Komposisi tenaga Jumlah Kualifikasi
1 Tri Supardi Teknisi Alat Medis 1 D-III Elektromedis
2 Ragil Liansyah Teknisi Umum 1 D-III Manajemen
Administrasi

BAB III
STANDART FASILITAS

A. Tempat kerja
1. Ruang Kerja IPSRS.

7
2. Ruang perlengkapan

B. Alat kerja
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Filling kabinet.
d. Lemari arsip.
e. Rak data.
f. Meja kursi kerja
2. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja workshop.
b. Peralatan kerja teknisi alkes.
c. Peralatan kerja teknisi umum.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

a. Mekanisme Permintaan Perbaikan, Barang Dan Jasa Teknis

Alat /
SarPrasRusak Formulir permintaan perbaikan dari Selesai
Instalasi diterima oleh IPSRS
8
Rencana pengadaan Dilakukan pemeriksaan
spare part/barang
Dilakukan
perbaikan
Permintaan teknisi yang
ditandatangani oleh IPSRS

Persetujuan Karu
IPSRS

Persetujuan Subbag Persetujuan Bag.


RT Umum & Keuangan

Direktur

b. PELAYANAN IPSRS
1. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang
terpola dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik yang
dimiliki oleh rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item
dimana diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk
sebagai pengelola peralatan medik adalah IPSRS dimana unit ini ditunjuk
secara resmi. Bentuk pengelolaan yang dilakukan seperti : inventarisasi aset
alat medik, pembuatan standar operasional, pemeliharaan, kalibrasi, dan
perbaikan.

a. Pengadaan Alat Medik


Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS dapat
membuka permintaan barang dalam bentuk form permohonan yang
dibuat berdasarkan 2 alur besar; pengadaan untuk spare part dari alat
medik yang digunakan untuk perbaikan dari kerusakan dan pengadaan
alat medik yang bersifat penambahan aset alat medik atau pengadaan
baru yang diajukan oleh unit atau departemen dengan dilengkapi kajian
kebutuhan penambahan alat baru. Pengadaan yang dibuat harus
memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan
permintaan diantaranya:
- No. PPATK
- Tanggal pengajuan
- Nama barang yang diajukan
- Jumlah barang yang diminta

9
- Minimal stock
- Sisa Stock
- Keterangan bisa berupa alasan permintaan
b. Uji Kelayakan Alat Medik Baru
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah
datang ke rumah sakit yang diterima oleh Departemen Logistik, maka
tahap selanjutnya alat medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan
(commissioning) yang dilakukan seperti:
- Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan pilihan
(options) yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan
baik.
- Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat
awal, sehingga dapat digunakan sebagai pembanding pada saat
dilakukan inspeksi dimasa yang akan datang seandainya terjadi
keraguan terhadap unjuk kerja alat medik.
- Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari
DEPKES, kartu garansi, manual book, sertifikat uji dari pabrikan dan
petunjuk singkat penggunaan dalam bahasa indonesia.
- Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasarkan dari
prosedur pabrik (check list standar tahapan pengujian pabrik).
- Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan
(ditandatangani oleh: teknisi vendor, teknisi IPSRS dan user ruangan
yang memiliki alat tersebut.

c. Inventarisasi Peralatan Medik


Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari
management pengelolaan dimana proses pencatatan aset dilakukan oleh
beberapa unit seperti logistik, akunting, internal kontrol dan oleh IPSRS
sebagai pengelola langsung dari alat medik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek
teknis setiap alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan
pemilik, data vendor, jumlah alat. Total peralatan yang tertuang dalam
lembar inventarisasi ini akan menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari
data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara
keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan
dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat digunakan untuk kepentingan
pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau
secara periodik paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan
atau penambahan alat baru.
d. Pemeliharaan Alat Medik

10
Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan
terencana secara periodik untuk menjaga agar perlatan medik selalu
dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin
usia pakai yang lama. Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka unit kerja BM perlu
dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang berkaitan dan
memadai meliputi sumber daya manusia, fasilitas teknis, peralatan kerja,
dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Semua
spek pemeliharaan pastinya memerlukan biaya.
- Elemen-elemen pemeliharaan alat medik
Elemen-elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen yang
harus dilakukan pada kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara
rutin. Elemen-elemen yang dimaksud adalah:
Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau
jenis alat medik pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik
dan fisik alat apakah masih sesuai dengan standar operasional alat
medik tersebut.
Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan
alat. Pelumasan, pengecasan, dll.
Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi
dari alat medik.

Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang terselusur
(trackable) ke standar nasional dan atau internasional.
e. Pelaku pemeliharaan alat medik
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan,
kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan
prosedur pembiayaan yang ada di internal , maka pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilakukan oleh:
- Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit
IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian
yang didapat dari basic pendidikan elektomedik dan pelatihan-pelatihan
yang diberikan . Manfaat yang utama dari pelayanan swakelola (in house
service) adalah teknisi medik dapat dipanggil secara cepat oleh user
untuk melacak kerusakan dan memperbaiki peralatan, memberi bantuan
dalam aspek pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku cadang
yang tepat dan dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah

11
sakit harus membuat komitmen yang berkesinambungan untuk
mendukung unit IPSRS.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,
peralatan,manajemen dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran alat
atas perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh
karena itu setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien
haruslah dipikirkan dan diterapkan untuk memasukan komponen biaya
service sehingga bila terjadi kerusakan pada alat medik tersebut, biaya
service sudah tersedia baik hanya sebagian atau sampai total biaya yang
dibutuhkan dari perbaikan.
- Dilaksanakan oleh teknisi vendor
Apabila IPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat
disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat kecanggihan alat medik
atau peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat
dilaksanakan oleh teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik
biasanya menyediakan pelayanan dengan jenis full servic contact yang
secara umum meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup suku
cadang, dan on call service sesuai kebutuhan dimana rumah sakit hanya
membayar pada saat terjadi kerusakan sesuai dengan panggilan. Barang
dengan teknologi tinggi dan peralatan pencitraan digital memerlukan
keahlian khusus dan investasi suku cadang yang mahal sehingga
menjadi tidak praktis untuk menyediakan pelayanan swakelola.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit
dan kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan
dengan baik. Kontak service adalah upaya untuk memenuhi standar
tinggi yang ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin
tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Padahal dengan
pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan dapat dihitung
secara cepat. Rumah Sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan
yang diperlukan untuk setiap alat ingat, kebutuhan berbanding lurus
dengan biaya.
f. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan alat medik
Dari sekian banyak item alat medik di Rumah Sakit, maka agar dalam
pengelolaan alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi dengan baik
maka pemeliharaan alat medik harus dibuat jadwal pelaksanaannya.
Untuk dapat menentukan seberapa sering alat medik dilakukan
pemeliharaan, IPSRS membuat pemilahan data yang berasal dari
informasi pada manual book dan beberapa faktor seperti:
a. Frekuensi pemakaian alat medik
b. Resiko resiko fisik

12
c. Faktor keselamatan pasien

2. PENGELOLAAN GEDUNG
A. Komponen Arsitektur Gedung
a. Sarana Jalan Keluar
Sarana jalan keluar ( egress ) harus dilengkapi dengan tanda EXIT dan
tidak boleh terhalang serta memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI.
b. Dinding Kaca / Tempered Glass
Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan kaca
di bagian luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan indah.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
- Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 ( satu ) tahun
sekali
- Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan
- Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan,
bila terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki
dengan sealent baru dengan tipe yang sesuai
- Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan dengan sikat
karet
- Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung tinner atau
benzene karena akan merusak elasititas karet atau sealent.
c. Dinding Keramik / Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau
tempat wudhu.
Pemeliharaannya :
- Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 ( dua ) kali
- Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat
keramik
- Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat
- Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas dengan
air bersih.
- Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai atau
dinding yang bersangkutan minimal 2 ( dua ) bulan sekali
- Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
d. Plafon Tripleks
Pemeliharaannya :
- Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar gedung setelah
lebih dari 10 ( sepuluh ) tahun penggunaan
- Bersihkan kotoran yang melekat sekurang kurangnya 3 ( tiga ) bulan
sekali dari kotoran yang melekat
- Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih

13
- Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti
dengan yang baru
- Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian
dicat dengan cat emulsi yang serupa
- Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan
pengecatan ulang.
e. Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung,
bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru
atau diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
- Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
- Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder ) yang telah
diaduk dengan air
- Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata
dengan permukaan di sekitarnya
- Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas No. 2
- Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
f. Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
- Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain
sebagainya
- Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus
menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca / debu
- Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
- Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair
lainnya.
g. Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran
kembali setiap 6 ( enam ) bulan sebagai pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan
dengan deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk
membersihkannya
h. Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
- Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
- Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang
dekat dengan lantai
- Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih

14
- Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
o Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air
o Ampelas hingga bersih
o Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
o Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai

B. Komponen Mekanikal Gedung


1) Saluran Air Kotor
Pemeliharaan :
- Periksa saluran tegak air kotor pada gedung, terutama saluran yang
menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang
menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat
kebocoran segera tutup kembali.
Cara perbaikannya :
- Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan, Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung,
Sambungkan kembali bagian tersebut.
- Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar gedung dari
barang barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran,
sekurang kurangnya 1 ( satu ) bulan sekali
- Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran,
beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar
saluran tidak tersumbat.
2) Saluran Air Bersih
Pemeliharaan :
- Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran
PVC yang tidak terlindung dari panas matahari
- Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau
menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas
- Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan
hal hal :
o Matikan aliran air dari stop kran yang ada
o Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut
dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat
( bersifat sementara ) sehingga kebocoran dapat dihentikan
o Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
3) Peralatan Sanitair
Pemeliharaan :

15
- Peralatan sanitair adalah washtafel, shower, kloset duduk dan
kloset jongkok
- Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih
lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang
terbuat dari metal
- Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut
- Bilas dengan air bersih
- Keringkan dengan kain lap yang bersih
4) Pemanas Air
Pemeliharaan :
- Matikan aliran listrik atau gas
- Alirkan dari kran air panas, air selama 10 ( sepuluh ) menit agar
kotoran yang ada dalam tangki water heater menjadi bersih
- Lakukan pembersihan / service sesuai dengan petunjuk
pemasangan setiap 4 ( empat ) tahun sekali
- Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan air sumur
yang tidak diolah terlebih dahulu.
5) Kran Air
Pemeliharaan :
- Periksa sekurang kurangnya setiap 2 ( dua ) bulan setiap kran
yang ada
- Kencangkan baut pengikat putaran kran
- Ganti bila perlu, seal / karet pada batang putar ulir kran.
6) Bak Cuci Piring
Pemeliharan :
- Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang
kurangnya setiap hari
- Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau
deterjen
- Jangan menggunakan ampelas / sand paper untuk membersihkan
permukaan bak cuci.

C. Komponen Elektrikal Bangunan Gedung


Untuk bangunan bertingkat dengan kegiatan yang padat harus dilengkapi
dengan tiga sumber catu daya : pasokan dari Perusahan Listrik Negara
( PLN ), Pembangkit Listrik Cadangan ( Genset ) dan Unit Catu Daya
Pasokan Sementara ( UPS Uninterupted Power Supply ).

Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel tahan api.
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal
Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung
meliputi pekerjaan :
a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu
memperhatikan penghematan energi listrik

16
b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah ( TM ) dan tegangan
rendah ( TR )
c. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap tiap lantai gedung
d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya
e. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan alat
infra red investigation.
2. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Kelistrikan
a. U m u m
Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung meliputi :
1) Sistem Power Supply
Transformator.
UPS ( Uninterrupted Power Supply )
2) Sistem Distribusi
Panel Distribusi Tegangan Menengah
Panel Distribusi Tegangan Rendah
Kabel Feeder Tegangan Menengah
Kabel Feeder Tegangan Rendah
3) Sistem Penangkal Petir
3. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektronika
Sistem detektor pencegahan bahaya kebakaran dan elektronika yang
terdapat pada bangunan gedung meliputi :
a. Telepon
1) Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
MDF dan JB dari panel pengendali di ruang operator.
Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan Telepon, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance Telephone
dan segera melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui
penyebab terjadinya gangguan di MDF atatu JB dan melaporkannya
juga ke petugas lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
b. Tata Suara
a. Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
Amplifier, Speaker Selector, microphone dan dll. dari panel
pengendali di ruang operator
Apabila menemukan gangguan pada sistem tata suara, maka harus
segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab

17
terjadinya gangguan tersebut dan melaporkannya juga ke petugas
lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
c. Sistem Jaringan Komputer / Internet
a. Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
Jaringan Komputer, Server, Repeater, Hub, dan perlengkapan
Uninterupted Power Supply ( UPS ). dari panel pengendali di ruang
operator.
Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan komputer, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab
terjadinya gangguan tersebut dan melaporkannya juga ke petugas
lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
D. Mesin cuci
Agar tetap awet dan maksimal umur gunanya, mesin cuci memerlukan
Perawatan harian. Caranya adalah
1. Bersihkan laci atau tempat memasukkan deterjen pada mesin cuci. Jika
perlu, lepas laci deterjen dan bersihkan dengan menggunakan sikat gigi
bekas. Tempat-tempat ini berpotensi sebagai tempat tumbuh bakteri
dan jamur sehingga harus rajin dibersihkan.
2. Tempat lain yang menjadi tempat bakteri berkumpul adalah filter atau
saringan kotoran. Kosongkan secara berkala dan buang kotoran yang
terkumpul di dalamnya.
3. Bersihkan tabung mesin cuci. Penampilan tabung yang tampak bersih
dapat menipu, karena kotoran dan bakteri bisa bersembunyi di celah-
celah kecil pada tabung. Cara terbaik untuk membersihkan tabung
mesin cuci adalah dengan membiarkan mesin cuci bekerja tanpa ada
cucian apapun didalamnya. Air panas yang digunakan akan membantu
membersihkan tabung mesin cuci.
4. Untuk mencegah bau tak sedap pada mesin cuci, biarkan pintu mesin
cuci sedikit terbuka untuk membiarkan udara bersirkulasi di dalam
tabung. Cara ini juga membantu mencegah pertumbuhan bakteri.
5. Gunakan deterjen yang berkualitas baik. Residu dari deterjen atau
pelembut kualitas rendah bisa menjadi sumber jamur dan bau tak
sedap pada mesin cuci.
6. Selalu bersihkan mesin cuci dari sisa-sisa deterjen.
7. Bersihkan bagian yang dialiri air secara berkala agar tidak berlumut.
8. Selalu matikan mesin dan cabut kabul dari stop kontak setelah mesin
selesai digunakan.
9. Mengelap panel, pintu, dan sisi-sisi mesin cuci, terutama jika bagian-
bagian tersebut terkena air selama mencuci.
10. Memastikan kabel dan selang tidak terlilit, terpelintir, atau terlipat.

18
E. Komponen Ruang Luar Gedung
1. Pemeliharaan Tangki Septik
- Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik
- Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik
- Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6
( enam ) bulan sekali
2. Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar
- Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 ( satu )
tahun sekali
- Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan
dari bahan yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar
- Berikan lapisan meni setiap 2 ( dua ) tahun sekali agar seng talang
tetap dapat bertahan dan berfungsi baik
- Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat
kembali sekurang kurangnya 4 ( empat ) tahun sekali
- Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan,
perbaiki dengan melapis dengan bahan yang sama dengan
menggunakan perekat atau lem dengan bahan yang sama
3. Pemeliharaan Floor Drain
- Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar
mandi atau WC
- Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah
masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan ( kamar
mandi atau WC )
- Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak
- Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran,
dan bersihkan bila kotor
4. Pengecatan Luar Gedung
Cat dinding luar gedung penting untuk penampilan bangunan, dan
sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada tembok gedung setiap 2 (
dua ) atau 3 ( tiga ) tahun.
Kerusakan cat pada gedung antara lain :
a) Bila menggelembung ( blestering ), penyebabnya
adalah :
- Pengecatan pada permukaan yang belum kering
- Pengecatan terkena terik matahari langsung
- Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi
pengapuran
- Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak
- Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila
- Permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air
Cara perbaikannya :

19
- Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan
permukaannya dengan kertas ampelas
- Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata
- Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas
ampelas hingga permukaan rata, halus & kering
- Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata
b) Bila berbintik ( bittiness ), penyebabnya adalah :
- Debu atau kotoran dari udara atau kuas / alat penyemprot tidak
kering sempurna
- Adanya bagian bagian cairan yang sudah mengering ikut
tercampur / teraduk
Cara perbaikannya adalah:
- Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna
- Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus
dan bersihkan
- Beri lapisan cat baru ( yang sudah disaring ) sampai permukaan
cukup rata
c) Retak retak ( crazing / cracking ), penyebabnya
adalah :
- Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena
elastisitas cat sudah berkurang
- Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering
- Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata
Cara perbaikannya :
- Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan
kertas ampelas kemudian bersihkan
- Beri lapisan cat baru
d) Perubahan Warna ( discoloration ), penyebabnya
adalah :
- Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari
- Adanya bahan pengikat ( binder ) bereaksi dengan garam garam
alkali
Cara perbaikannya :
- Pilihlah jenis cat lain
- Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar
tahan alkali
e) Garis garis bekas kuas ( brush marks ),
penyebabnya adalah :
- Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering
- Permukaan cat terlalu kental
- Pemakaian kuas yang kotor.
Cara perbaikannya :

20
Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan kertas ampelas,
bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat
ulang dengan cat yang kekentalannya cukup
5. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
a. Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4
( empat ) tahun sekali
b. Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk
mencegah bocor
c. Ganti karet seal bila rusak
d. Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata

6. Pemeliharaan Atap Beton


a. Bersihkan setiap sebulan sekali permukaan atap dari
kotoran yang melekat
b. Beri lapisan anti bocor dengan kuas atau dengan cara
semprot secara merata
c. Bila menggunakan lapisan aspal pasir sebagai lapisan
atas permukaan atap, periksa aspal yang mengelupas karena
perubahan cuaca, dan berikan aspal cair baru setebal 5 ( lima )
milimeter
a. Bila terdapat retak retak tutup dengan plamur kayu
dan cat kembali
b. Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan
mengerok sampai habis cat lama yang melekat, ampelas dan cat
kembali dengan cat dasar serta cat penutup khusus untuk kayu
7. Pemeliharaan List Glass Fiber Cement ( GRC )
- Lakukan pemeriksaan secara periodik
- Periksa seng penutup listplank
- Bersihkan permukaan GRC dengan ampelas No. 2
- Cat kembali dengan cat emulsi secara merata
F. Komponen Tata Graha
1. Pemeliharaan Kebersihan Toilet
a. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari pintu
masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas menuju ke
bagian bawah
b. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang ada di toilet
dengan sempurna.
c. Bersihkan wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian dalam

21
d. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin, setelah dibilas
kemudian dikeringkan kembali
e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar / dalam toilet
dengan sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali
f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah 2 ( dua )
minggu dispenser dikosongkan dahulu / cuci bersih baru diisi kembali
dengan sabun cair
g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena siraman air
h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air
pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran
i. Bersihkan noda noda pada dinding keramik toilet dengan menggunakan
lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas kemudian dikeringkan
j. Bersihkan ember / gayung toilet ( kalau ada ) secara periodik mingguan.
Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya dengan floor cleaner
k. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih
l. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan
2. Pemeliharaan Kebersihan Perabot dan Peralatan Kantor
a. Bersihkan semua kotoran / sampah yang berada di meja sebelum
pekerjaan pengelapan dilakukan, periksa laci meja bersihkan agar bebas
dari debu
b. Singkirkan semua asbak, bersihkan sampah atau puntung rokok lalu
masukan ke dalam kantong plastik sampah, letakan kembali asbak pada
posisi semula dalam keadaan bersih
c. Bersihkan perangkat komputer dengan lap bersih, campurkan air
ditambah multi purpose cleaner secukupnya dengan spons oleskan ke
permukaan yang kotor, terutama yang terkena noda lalu keringkan lagi.
Harus hati hati di dalam menggunakan air berlebihan
d. Bersihkan sofa / jok kain secara priodik bulanan dengan mempergunakan
shampoo machine, gunakan shampo khusus sofa atau deterjen
e. Bersihkan semua permukaan kayu furniture dilakukan dengan seksama
sampai pada cela cela kayu, agar bebas debu dan mengkilap, gunakan
furniture polish atau yang setara untuk kayu, logam / stainless steel
dengan metal polish atau yang setara
f. Bersihkan kaki kursi dengan teliti, apabila dari logam stainless steel
gunakan lap kering ditambah metal polish atau yang setara, apabila logam
bercat gunakan lap basah dan lap kering kembali, bila kayu bersihkan
dengan furniture polish

22
g. Bersihkan filling cabinet; bersihkan bagian atasnya sesering mungkin,
karena biasanya banyak terdapat debu, gunakan lap basah
h. Bersihkan debu pada cabinet dengan menggunakan lap basah, mulai
bagian atasnya kemudian dindingnya
i. Semprotkan pengharum ruangan.
3. Pemeliharaan Kebersihan Koridor
a. Bersihkan sarang laba-laba yang terdapat pada plafon koridor, dengan
mempergunakan rakbol
b. Bersihkan dinding selasar dengan lap kering, dan lap basah
c. Bersihkan dinding kayu / wall paper gunakan lap kering, untuk permukaan
kayu pergunakan furniture polish atau yang setara
d. Sapu lantai selasar, kemudian dipel dengan air bersih dicampur cairan
floor cleaner dengan mempergunakan stick mop
4. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang berada pada
lokasi kerja. Pindahkan untuk sementara tempat sampah dan asbak
tersebut, kembalikan ke tempat semula apabila pekerjaan telah selesai
dikerjakan
b. Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air ( 1 : 20 ) dalam
ember, vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai semen dengan cairan
pembersih. Bila terdapat noda, gunakan larutan chemical cleaner
kemudian sikatlah dengan mesin poles. Untuk mengangkat kotoran,
vacuum cairan kotoran dengan menggunakan wet vacuum cleaner
c. Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan sudut
sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles. Gunakan sarung
tangan karet ( hand glove ) dan masker untuk melindungi kulit tangan dan
penciuman dari bahan kimia yang digunakan
d. Lakukan wet mopping ( mengepel basah ) untuk mengangkat sisa kotoran
pada permukaan lantai yang tidak rata
e. Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda benda, plin
kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin dioperasikan
f. Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, minimal 3
( tiga ) kali, kemudian keringkan.
5. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / dan benda lain yang
berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan untuk sementara dan
ditempatkan kembali apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
Vacuum/sapu lantai keramik terlebih dahulu untuk menghilangkan debu

23
b. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical cleaner
atau yang setara dicampur air ( 1 : 20 ) tunggu 5 ( lima ) menit,
c. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin
poles, gunakan sikat dorong ( sikat tangan / tapas ) pakai sarung tangan
karet untuk mencegah kulit tangan terlindung dari bahan kimia yang
digunakan
d. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran lantai
keramik yang terangkat
e. Pel berulang kali, minimal 3 ( tiga ) kali, bilas dengan air bersih gunakan
stick mop katun.
6. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving
a. Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi, masukan kedalam
kantong plastik sampah gunakan dust pan. Teknik penyapuan jangan
bertentangan / berlawanan dengan arah angin
b. Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah celah pada
paving, apabila sulit penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput
c. Isi kembali celah celah paving dengan pasir halus gunakan
sapu lidi sampai rata. Apabila keadaanya kurang rata / bergelombang,
maka laporkan pada teknisi
d. Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli
kendaraan dengan sikat dorong atau mesin poles, gunakan air panas
dicampur floor cleaner atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan
keringkan kembali dengan wiper lantai dan stick mop
7. Pemeliharaan Kebersihan Tirai ( Vertical Blind atau Gordyn )
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : wet & dry vacuum cleaner, hand stick brush, deterjen, sikat nylon
b. Bersihkan rutin bulanan, hisap debu tirai ( vertical blind, gordyn ), gunakan
dry vacuum cleaner, pakai hand stick brush
c. Check tali vertical blind atau gordyn, kemungkinan macet, gunakanlah tali
untuk membuka dan menutupnya, segera adakan perbaikan
d. Check rantai ( pemberat ) vertical blind atau gordyn, kemungkinan ada
yang lepas, segera diperbaiki
e. General cleaning vertical blind ( gordyn ) dilakukan 6 ( enam ) bulan
sekali, turunkan cuci dengan deterjen, gunakan sikat nylon, jemur
ditempat yang panas kuku, posisi vertical blind digantung, setelah kering
dipasang kembali

24
f. Hilangkan spot ( noda ) yang terdapat di vertical blind, gunakan atau spot
remover, gunakan sikat nylon dengan air hangat, keringkan dengan
vacuum cleaner
g. Lakukan pembersihan setiap 2 ( dua ) bulan sekali.
8. Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat
a. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat
minyak ( water seal ) dengan menggunakan kain majun, untuk bagian
atas bisa gunakan tangga atau rakbol. Pembersihan ini untuk daily
maintenance
b. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada
dinding bercat minyak, gunakan campuran deterjen dengan air
secukupnya sapukan merata, mengerjakan harus teliti, apabila terlalu
banyak menggunakan air akibatnya akan merusak permukaan cat
c. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu
kering dahulu baru diulang kembali, gunakan sponge dan langsung
keringkan dengan kain majun. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang
jatuh kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini dilakukan secara
priodik bulanan
d. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada
dinding bercat minyak ( water seal ), gunakan larutan washing compound
digosok dengan sponge, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan
tidak tersisa dan biarkan dinding sampai kering kembali. Setelah itu
bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop.
Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.
9. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Alat Pemadam Kebakaran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya
yaitu : ember, sponge, kain majun, deterjen
b. Bersihkan tabung alat pemadam api ringan ( fire extinguisher ) yang
terpasang di gedung dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember
yang berisi larutan deterjen, kemudian sikat debu yang melekat, gunakan
sikat nylon, setelah itu bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa
dan keringkan. Letakan kembali pada posisi semula
c. Hati hati, selama dibersihkan jangan menarik / merusak katup alat
pemadam api ringan atau terjatuh / terpelanting ke lantai sehingga
menimbulkan benturan akibatnya alat pemadam tidak berfungsi lagi
d. Bersihkan tutup kotak selang kebakaran ( box hydrant ) di setiap lantai
Gedung, dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember yang berisi

25
larutan deterjen, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak
tersisa dan keringkan
e. Bersihkan debu kotak penarik alarm di setiap lantai gedung dengan lap
kering atau bulu ayam, harus hati-hati mengerjakannya, jangan menarik
handle nya
f. Bersihkan debu bel alarm di setiap lantai gedung dengan lap kering atau
bulu ayam
g. Bersihkan debu penutup tanda EKSIT tangga darurat dengan lap kering.

C. PROSEDUR PENGAJUAN PERBAIKAN

1. Prosedur Pengajuan

a. Sebagai bukti administratif, pada dasarnya setiap unit / instalasi / ruangan


yang mengajukan perbaikan suatu alat / barang / lainnya harus dilakukan
secara tertulis yang ditujukan kepada IPSRS ( form terlampir )

b. Pengajuan perbaikan suatu alat / barang / lainnya dapat dilakukan secara


lisan apabila dalam keadaan mendesak / darurat ( emergency ) dengan
menghubungi Pelaksana Teknis, dan selanjutnya bukti administratif harus
segera disusulkan setelah mendapatkan penanganan lebih lanjut

c. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan perbaikan, secara proaktif


diharapkan semua seksi dapat berkoordinasi dengan baik

2. Prosedur Pelaksanaan

a. Setelah menerima Surat Pelaksanaan Perbaikan, seksi terkait harus segera


berkoordinasi dengan :

- Pelaksana Teknis agar pelaksanaan perbaikan dapat secepatnya dilakukan

- Unit / instalasi / ruangan yang mengajukan perbaikan agar pelaksanaan


perbaikan dapat berjalan lancar dan tidak mengganggu pelayanan

b. Dalam melaksanakan perbaikan, Pelaksana Teknis harus menjunjung tinggi


etika terhadap pasien / keluarganya, pengunjung, dan sesama petugas

c. Apabila dalam pelaksanaan perbaikan dibutuhkan sejumlah dana untuk


pembelian suku cadang dan atau untuk membayar jasa teknisi khusus ( dari
pihak luar ), maka untuk mencukupinya seksi yang terkait dapat mengajukan
Surat Usulan Dana Perbaikan kepada KUK IPSRS.

3. Prosedur Penyelesaian

26
a. Pekerjaan perbaikan dinyatakan selesai apabila unit / instalasi / ruangan yang
mengajukan perbaikan selaku User telah melakukan uji fungsi

b. Apabila uji fungsi menunjukkan hasil yang baik, selanjutnya User dan
Pelaksana Teknis menanda tangani Pernyataan Penyelesaian Perbaikan
serta diketahui oleh seksi yang terkait ( form terlampir )

D. PENDOKUMENTASIAN HASIL KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN


ALAT MEDIK
Dari semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan oleh IPSRS harus didokumentasikan ke dalam bentuk format tertentu
seperti:
1. Form Permintaan Perbaikan.
2. Form pemeliharaan alat medik.
3. Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang dilakukan oleh teknisi
medik hasil pekerjaannya harus dicatatkan dalam form pemeliharaan alat
medik.
4. Buku besar pemeliharaan.
5. Buku yang digunakan untuk mencatat semua aktifitas pemeliharaan dan
perbaikan atas masing-masing alat medik peruangan. Buku besar ini hanya
berisi tentang data base alat medik di ruangan bersangkutan, rekap
pelaksanaan kalibrasi dan history pemeliharaan dan perbaikan masing-masing
alat medik.

E. LAIN LAIN

1. Form Permintaan Perbaikan

SURAT PERMOHONAN PERBAIKAN KERUSAKAN BARANG


( SPPK B )

RUANGAN : TANGGAL :
PELAPOR :
NAMA BARANG / KELUHAN / ANALISA

27
ALAT KERUSAKAN

Tindakan perbaikan :

Target waktu perbaikan :

Catatan : Tandatangan Pelapor

(..)

Mengetahui, Pemeriksa Pengurus Barang


Ka. IPSRS Medis/Non Medis

28
(..............................) (..............................) (................................)

BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan tugasnya petugas IPSRS diwajibkan untuk menjunjung


tinggi nilai-nilai dari K3RS, maksudnya petugas harus dengan kesadaran penuh untuk
menggunakan alat pelindung diri (APD )dalam melaksanakan tugasnya selain menjaga
keselamatan diri petugas wajib untuk menjaga kelesamatan di lingkungan di mana
mereka sedang bekerja. Dengan demikian keselamatan diri, pasien dan pengunjung
dapat terjaga dengan baik. Adapun untuk prosedur keamanan mengacu pada SPO dan
panduan yang dibuat oleh tim K3RS.

29
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Sistem pengendalian intern yang berlaku di rumah sakit merupakan faktor yang
menentukan dapat diukur dari tingkat keberhasilan petugas dalam menyelesaikan
suatu khasus, baik itu prasarana, alat medis dan gedung.Selain pengendalian di sisi
perbaikan , tidak kalah pentingnya adalah pemeliharaan suatu alat hal ini yang menjadi
ukuran adalah optimalnya
fungsi suatu alat hingga kepresisian suatu alat.
Tujuan dari pengendalian intern adalah:
1. Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemeliharaan dan

30
perbaikan sehingga suatu alat berfungsi dengan baik dan maksimal.
2. Meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa mengesampingkan efisiensi biaya
kerja yang dikeluarkan
3. Meningkatkan umur pakai suatu alat
4. Menjaga Keselamatan kerja petugas
5. Tertib administrasi terutama untuk ijin operasional/K3 prasarana umum dan
medis

BAB VIII
PENUTUP

Dengan dibuatnya pedoman pelayanan IPSRS, diharapkan setiap personel


dapat memahami dan melaksanakan sesuai panduan sehingga hasil akhir dari setiap
pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan.

31
32

Anda mungkin juga menyukai