Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM PENGENDALIAN MUTU

RT & IPSRS

A. PENGELOLAAN LIMBAH

Rumah sakit merupakan salah satu unit yang memproduksi limbah, limbah yang di
hasilkan dari kegiatan rumah sakit seperti dari ruangan perawatan, ruang bedah, ruang
operasi, dapur dan lain-lain, yang kesemuanya itu terdiri dari limbah medis dan non-medis.

Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah
non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal
dari kantor atau administrasi berupa kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol),
sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan sampah dapur (sisa pembungkus, sisa
makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain) (Arifin. M, 2008).

Pengelolaan limbah rumah sakit yang merupakan bagian dari penyehatan lingkungan
dirumah sakit juga mempunyai tujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya
pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit infeksi nosokomial
dilingkungan rumah sakit, perlu diupayakan bersama oleh unsur-unsur yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut, maka kami
melakukan pembobotan sbb:

HIGH RISK HIGH VOLUME PROBLEM PRONE


NILAI x BOBOT = NILAI x BOBOT NILAI x BOBOT =
N SKOR = SKOR SKOR TOTAL
INDIKATOR MUTU
O RENTANG NILAI 1 RENTANG NILAI RENTANG NILAI SKOR
-5 1-5 1-5
BOBOT = 40 BOBOT = 35 BOBOT = 25

1 Baku mutu limbah cair 5 40 200 3 35 105 5 25 125 430

2 Pengelolaan limbah 5 40 200 4 35 140 5 25 125 465


padat infeksius sesuai
dengan aturan

Berdasarkan hasil pembobotan prioritas indikator mutu di atas, untuk skor yang
paling tinggi yaitu (465) tentang Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan,
yang kita jadikan sebagai indikator utama.
Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan

Judul Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan


Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya mutu penanganan limbah padat infeksius di rumah
sakit
Definisi Limbah padat berbahaya adalah sampah pada akibat proses
operasional pelayanan yang mengandung bahan-bahan yang tercemar jasad
renik yang dapat menularkan penyakit dan/atau dapat mencederai,
antara lain;

1. Sisa jarum suntik


2. Sisa ampul
3. Kasa bekas
4. Sisa jaringan

Pengolahan limbah padat berbahaya harus dikelola sesuai dengan


aturan dan pedoman yang berlaku

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah limbah padat yang dikelola sesuaia dengan standar prosedur
operasional yang diamati
Denumerator Jumlah total proses pengolahan limbah padat yang diamati
Sumber data Hasil pengamatan
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala IPSRS/ Kepala K3 RS

B. SARANA DAN PRASARANA (ALAT)


IPSRS adalah instalasi yang melaksanakan dan mengatur kegiatan pemeliharaan,
perbaikan maupun kalibrasi baik yang dilakukan secara internal maupun external. Tugas
IPSRS adalah menunjang kelancaran kegiatan pelayanan yang berhubungan dengan
peralatan kedokteran/ kesehatan di semua ruangan pelayanan, medis dan penunjang medis.
Personil RT dan IPSRS didukung oleh tenaga tenaga teknisi listrik, teknisi bangunan,
teknisi elektromedis, K3 dan Kesehatan Lingkungan yang mempunyai kompetensi pada
bidang teknisi sesuai ketugasannya sehingga semua pemeliharaan dan perbaikan diharapkan
dapat ditangani oleh pihak internal Rumah Sakit. Dengan dukungan tenaga elektromedis
(teknisi alat kesehatan), maka perkembangannya unit ini dapat dikembangkan sebagai unit
layanan perbaikan alat kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak dapat dipisahkan dari Pelayanan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. IPSRS merupakan instalasi dalam Rumah
Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana
dan peralatan yang ada di Rumah Sakit. Berdasarkan hal tersebut maka kami melakukan
pembobotan untuk waktu tanggap kerusakan alat sbb:

HIGH RISK HIGH VOLUME PROBLEM PRONE


NILAI x BOBOT NILAI x BOBOT = NILAI x BOBOT =
N = SKOR SKOR SKOR TOTAL
INDIKATOR MUTU RENTANG NILAI RENTANG NILAI 1 RENTANG NILAI
O SKOR
1-5 -5 1-5
BOBOT = 40 BOBOT = 35 BOBOT = 25

1 Kecepatan waktu 5 40 200 5 35 175 5 25 125 500


menanggapi kerusakan
alat
2 Ketepatan waktu 4 40 160 4 35 140 4 25 100 400
pemeliharaan alat

3 Peralatan laboratorium 5 40 200 4 35 140 4 25 10 440


dan alat ukur yang
digunakan dalam
pelayanan terkalibrasi
tepat waktu sesuai
dengan ketentuan
kalibrasi

Berdasarkan hasil pembobotan prioritas indikator mutu IPSRS di atas, untuk skor
yang paling tinggi yaitu (500) tentang Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat, yang
kita jadikan sebagai indikator utama.
Waktu Tanggap Kerusakan Alat

Judul Waktu Tanggap Kerusakan Alat


Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan
Definisi Kecepatan wktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang
operasional dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan
petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk
tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit harus
sudah ditanggapi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau sama
dengan 15 menit dalam satu bulan
Denumerator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan
Sumber data Catatan laporan kerusakan alat
Standar > 80%
Penanggung jawab Kepala IPSRS

C. AMBULANCE

Ambulance menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kendaraan (mobil dan
sebagainya) yang dilengkapi peralatan medis untuk mengangkut orang sakit atau korban
kecelakaan. Ambulance termasuk salah satu pelayanan di Instalasi Gawat Darurat.

Fasilitasyangdisediakandiinstalaasigawatdaruratharusmenjaminefektivitasdan
efisiensibagipelayanangawatdaruratdalamwaktu24jam,7hariseminggusecaraterus
menerus.
Kriteria:
1. DiInstalasigawatdaruratharusadapetunjukdaninformasiyangjelasbagimasyarakat
sehinggamenjaminadanyakemudahan,kelancarandanketertibandalammemberikan
pelayanankepadamasyarakat.
2. Letakunit/instalasiharusdiberipetunjukjelassehinggadapatdilihatdarijalandidalam
maupundiluarrumahsakit.
3. AdakemudahanbagikendaraanrodaempatdariluaruntukmencapailokasiIGDdi
rumahsakit,dankemudahantransportasipasiendaridankeIGDdariarahdalamrumah
sakit.
4. Adapemisahantempatpemeriksaandantindakansesuaidengankondisipenyakitnya.
5. Daerahyangtenangagardisediakanuntukkeluargayangberdukaataugelisah.
6. Besarnyarumahsakitmenentukanperlutidaknya:
7. Pelayananambulance.
8. Unitpemadamkebakaran.
9. KonsulenSMFdiIGD.
10. Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik serta lokasinya
berdekatandenganunitgawatdarurat.
Pengertian:
Pelayanan radiologi haarus dapat dilakukan di luar jam kerja. Pelayanan radiologi
sangatpentingdandalamunityangbesarharusterletakdidalamunit.
o Harustersediauntukmembacafotountukakomodasistafradiologi.
o TersedianyaalatdanobatuntukLifeSavingsesuaidenganstandarpadaBukuPedoman
PelayananGawatDaruratyangberlaku.
Berdasarkan hal tersebut maka kami melakukan pembobotan untuk pemberian pelayanan
ambulance/ mobil jenazah yaitu sbb:

HIGH RISK HIGH VOLUME PROBLEM PRONE


NILAI x BOBOT NILAI x BOBOT = NILAI x BOBOT =
N = SKOR SKOR SKOR TOTAL
INDIKATOR MUTU
O RENTANG NILAI RENTANG NILAI 1 RENTANG NILAI SKOR
1-5 -5 1-5
BOBOT = 40 BOBOT = 35 BOBOT = 25

1 Waktu pelayanan 5 40 200 5 35 175 5 25 125 500


ambulance/Kereta
jenazah

2 Kecepatan memberikan 5 40 200 5 35 175 5 25 125 500


pelayanan
ambulance/Kereta
jenazah di rumah sakit

3 Response time 3 40 120 4 35 140 3 25 75 335


pelayanan ambulance
oleh masyarakat yang
membutuhkan
Berdasarkan hasil pembobotan prioritas indikator mutu IPSRS (Ambulance) di atas,
untuk skor yang paling tinggi yaitu (500) tentang Kecepatan memberikan pelayanan
ambulance/ Kereta jenazah di rumah sakit, yang kita jadikan sebagai indikator utama.

Kecepatan Memberikan Pelayanan Ambulance/ Mobil Jenazah di Rumah Sakit

Judul Kecepatan Memberikan Pelayanan Ambulance/ Mobil Jenazah


di Rumah Sakit
Dimensi mutu Kenyamanan, Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan
kebutuhan pasien akan ambulance/ mobil jenazah
Definisi Kecepatan pemberian pelayanan ambulance/ kereta jenazah adalah
operasional waktu yang dibutuhkan mulai permintaan ambulance/ mobil
jenazah diajukan oleh pasien/ keluarga pasien di rumah sakit
sampai tersedianya ambulance/ mobil jenazah, minimal tidak lebih
dari 30 menit
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu kecepatan pemberian pelayanan
ambulance/ mobil jenazah dalam satu bulan
Denumerator Jumlah seluruh permintaan ambulance/ mobil jenazah dalam satu
bulan
Sumber data Catatan penggunaan ambulance/ mobil jenazah
Standar < 30 menit
Penanggung jawab Kepala IPSRS

Anda mungkin juga menyukai