Anda di halaman 1dari 19

Fall

08

PEDOMAN
PELAYANAN UNIT PEMELIHARAAN SARANA
DAN PRASARANA MEDIS

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


UPT DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERGLAGAH

Dsn. Sumberglagah, Ds. Tanjungkenongo, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto, Jawa Timur
Telp. 0321-690441, Fax. 0321-690137, email: rsk_sumberglagah@yahoo.co.id,
Website : rssumberglagah.jatimprov.go.id
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH


Pedoman Pelayanan Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis

TANDA
NAMA KETERANGAN TANGGAL
TANGAN

Purwo Atmodjo, S.KM., M.Kes Kepala Bidang UKM


Pembina dan Penunjang Non
NIP. 19701206 199501 1 001 Medik

Agung Wisnu Widodo, S.Kep.NS Kepala Seksi


Penata TK. I Penunjang Non
NIP. 19730404 199503 1 001 Medik

Syafitria Kumala Sari, S.KM


Penata Authorized Person
NIP. 19890219 201903 2 014

dr. Siti Fatimah, Sp.PK


Pembina Koordinator POKJA
NIP. 19721125 200212 2 004

i
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERGLAGAH
Dsn. Sumberglagah, Ds. Tanjungkenongo, Kec.Pacet, Kab.Mojokerto, Telp (0321) 690441,
Fax (0321) 690137, Kode Pos (61374)
Website : www.rssumberglagah.jatimprov.go.id, Email: rsk_sumberglagah@yahoo.co.id
MOJOKERTO

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERGLAGAH


NOMOR 188.3 / 017 / 102.15 / 2022

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT PEMELIHARAAN SARANA DAN
PRASARANA MEDIS

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERGLAGAH

Menimbang : a. bahwa agar dalam pelayanan terkait pemeliharaan


sarana dan prasarana medis di Rumah Sakit
Umum Daerah Sumberglagah dapat terlaksana
dengan baik, dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diperlukan
suatu Pedoman Pelayanan Unit Pemeliharaan
Sarana Medis.
b. Bahwa pemberlakuan Pedoman Pelayanan Unit
Pemeliharaan Sarana Medis tersebut perlu
ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Sumberglagah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Jabatan
Fungsional Teknisi Elektromedis Dan Angka
Kreditnya.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Izin Dan
Penyelenggaran Praktik Elektromedis
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Elektromedik;
Memperhatikan : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Sumberglagah Nomor : 188.3 / 002 / 102.15 / 2022
tanggal 3 Januari 2022 tentang Tata Hubungan Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Sumberglagah;

1
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH SUMBERGLAGAH TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN UNIT PEMELIHARAAN SARANA DAN
PRASARANA MEDIS
KESATU : Pedoman Pelayanan Unit Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Medis di Rumah Sakit dengan menggunakan
tatalaksana di Rumah Sakit Umum Daerah
Sumberglagah sebagaimana tercantum dalam peraturan
ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan terlaksananya pedoman
tersebut di atas di Rumah Sakit Umum Daerah
Sumberglagah dilaksanakan oleh Kepala Unit
Pemeliharaan Sarana Medis;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Mojokerto
pada tanggal : 6 Januari 2022

DIREKTUR
RSUD SUMBERGLAGAH

drg. SHINTA SAWITRI, M.Kes


PEMBINA
NIP. 19660202 199303 2 005

2
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr.Wb


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
Pelayanan unit pemeliharaan sarana dan prasarana medis bertugas untuk
mempertahankan kehandalan dan kelaikan alat serta menjaga agar peralatan
kesehatan dapat mencapai usia ekonomis selama mungkin.
Oleh karena itu perlu disusun suatu pedoman pelayanan unit pemeliharaan
sarana dan prasarana medis rumah sakit dalam bentuk buku pedoman
pelayanan pemeliharaan sarana dan prasarana medis yang akan menjadi
acuan bagi semua pelaksanaan sanitasi dan kebersihan di rumah sakit.
Wa’alaikum salam Wr. Wb

Mojokerto, Januari 2022

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………I
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PELAYANAN UNIT
SANITASI DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN……………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….4
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….5
1.1 Latar Belakang………………….………………………………………………..5
1.2 Tujuan Pedoman…………………………………………………………………5
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan………………….…………………………………..5
1.4 Batasan Operasional……………….……………………………………………5
1.5 Landasan Hukum………………………….……………………………………..7
BAB II STANDAR KETENAGAAN…………………………………………………..8
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia……………………………………………..8
2.2 Pengaturan jaga………………………………………………………………….8
BAB III STANDAR FASILITAS………………………………………………………9
3.1 Denah
Ruang……………………………………………………………………..9
3.2 Standar
Fasilitas………………………………………………………………….9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN………………………………………….10
4.1 Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit……………….10
4.2 Penyehatan Udara Rumah Sakit……………………………………………..11
4.3 Penyehatan Hygiene dan Sanitasi Makanan Minuman………..…………..17
4.4 Penyehatan Air………………………………………………………………….20
4.5 Pengelolaan Limbah……………………………………………………………22
4.6 Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry)…………………………..31
4.7 Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Penganggu Lainnya………32
BAB V LOGISTIK…………………………………………………………………….36
5.1 Perencanaan…………………………………………………………………...36
5.2 Pengadaan……………………………………………………………………...36
5.3 Bahan Zat Kimia………………………………………………………………..36
BAB VI KESELAMATAN PASIEN…………………………………………………37
6.1 Pengertian…………………………………………………..............................3
7
6.2 Tujuan…………………………………………………....................................37
6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien…………………………………………..37
BAB VII KESELAMATAN KERJA…………………………………………………39
7.1 Pengertian……………………………………………………………………….39
7.2 Tujuan……………………………………………………………………………39
7.3 Tata Laksana Pelayanan………………………………………………………39
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU…………………………………………………40
BAB IX PENUTUP……………………………………………………………………44

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI, 2004).
Menurut perumusan WHO yang dikutip Harafiah dan Amir
(1999), Pengertian Rumah Sakit adalah suatu keadaan usaha yang
menyediakan pemondokan yang memberikan jasa pelayanan infeksius
jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi,
diagnostik, therapeutik, dan rehabilitasi untuk orang-orang yang
menderita sakit, terluka dan untuk mereka yang mau melahirkan.
Dalam dunia medis teknologi medis disebut sebagai
elektromedis. Elektromedis adalah suau alat yang digunakan untuk
memeriksa (diagnose), pengobatan (teraphy) dan bantuan keselamatan
(life support). Alat eletromedik dibagi menjadi dua yaitu bersifat radioaktif
dan non radioaktif.
Alat eletromedik dibutuhkan perhatian dan perawatan khusus
agar dalam pelayanan tidak terjadi hambatan dan hasil yang di terima
akurat dan terpercaya.Oleh karena itu di butuhkan pedoman dan standar
operasional (SOP) dalam setiap penggunaan alat elektromedik.
1.2 Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Melakukan penanganan terhadap pengendalian distribusi dan instalasi
alat medis, pemeliharaan, perbaikan, uji fungsi serta kalibrasi.
2. Tujuan Khusus
Terbentuknya Standar Prosedur Operasional dalam hal terkait peralatan
medis guna tercapainya keselamatan pengguna dan pasien di RSUD
Sumberglagah Kabupaten Mojokerto

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan


1. Pendistribusian serta instalasi alat elektromedik bekerjasama dengan
bagian Aset.
2. Inventarisasi data elektromedik
3. Uji fungsi alat elektromedik baru serta alat yang baru saja diperbaiki.
4. Perbaikan alat elektromedik.
5. Pemeliharaan alat elektromedik secara berkala.
6. Kalibrasi secara berkala baik secara internal maupun dengan pihak
ketiga.
7. Berhubungan dengan pihak ketiga selaku penyedia barang dan jasa alat
elektromedik.
8. Pengumpulan, pengolahan, serta dokumentasi dalam pelaporan kegiatan
elektromedik di Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis
9. Melakukan Recall atau penarikan alat elektromedik baik secara internal
atau dari pabrikan alat tersebut.

1.4 Batasan Operasional


Alat kesehatan Elektromedik adalah perangkat atau instrumen medis
yang berhubungan dengan sistem elektronik. Elektromedik berasal dari

5
dua kata, elektro dan medik atau medis. Elektro adalah kelistrikan
sedangkan medik adalah pengobatan atau kesehatan. Dengan demikian
dapat kita katakan bahwa alat kesehatan eletromedik bermakna alat
kesehatan yang bekerja dengan menggunakan arus listrik.

1.5 Landasan Hukum


1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang – Undang nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2019
4. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C,
Departemen Kesehatan RI, tahun 2007.
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28
Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis Dan
Angka Kreditnya.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2015 Tentang Izin Dan Penyelenggaran Praktik Elektromedis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Elektromedik;

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN JUMLAH
Kepala Unit Sarana dan
1 D3 Teknik Elektromedis 1
Prasarana Medis
2 Pelaksana Elektromedis D3 Teknik Elektromedis 2

2.2 Pengaturan Jaga


JABATAN FUNGSI JADWAL KERJA
NO
Senin – Kamis
Kepala Unit Jam 07.30 – 16.00
Manajerial (mengikuti
1 Pemeliharaan Sarana Jumat
jam dinas )
dan Prasarana Medis Jam 07.00 – 15.30
Sabtu - Minggu Libur
Senin – Kamis
Jam 07.30 – 16.00
Teknisi Elektromedis Manajerial (mengikuti
2 Jumat
Pelaksana jam dinas)
Jam 07.00 – 15.30
Sabtu - Minggu Libur

BAB III
STANDAR FASILITAS

1.1 Denah Ruang


Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis RSUD
Sumberglagah berada di sebelah ruang Operasi (OK).

7
1.2 Standar Fasilitas
Peralatan yang saat ini dimiliki Unit Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Medis meliputi :
1. Alat bengkel berupa satu set Tool Box Krisbow
2. Alat Ukur multimeter Krisbow 1 buah dan Multimeter Sanwa
3. Alat Kalibrasi tekanan DPM 4 merk Fluke dan Prosim 4 Vital Sign

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Dalam pelaksanaan pelayanan elektromedik di fasilitas pelayanan


kesehatan mempunyai peran yang strategis, dan di perlukan koordinasi
dengan unit layanan lain yang terkait, seperti
a. Menyusun kebijakan dan aturan yang mencakup pengelolaan peralatan
elektromedik mulai dari Siklus Akuisisi/Penerimaan sampai Siklus Utilisasi
/Pemanfaatan.
b. Mengusulkan rencana anggaran terkait biaya pengelolaan peralatan
elektromedik mencakup pemeliharaan, pencegahan, perbaikan,dan pen-
gujian alat, serta mengusulkan biaya operasional untuk biaya pemeli-
haraan yang mendesak.
c. Mengusulkan pengembangan sumber daya manusia yang terkait pen-
gelolaan peralatan elektromedik, baik pelatihan internal dan eksternal.

8
d. Membuat dan memsosialisasi standar prosedur operasional, standar
prosedur pemeliharaan peralatan elektromedik, prosedur pengujian/kali-
brasi, tata cara pendokumentasian, pencatatan serta pelaporan pada unit
pelayanan terkait dengan memperhatikan norma- norma kesehatan dan
keselamatan kerja.
Peran elektromedis di fasilitas pelayanan elektromedik atau
pelayanan kesehatan adalah :
1. Tenaga yang mampu melaksanakan pengoperasian peralatan elek-
tromedik
a. Mampu mengetahui fungsi peralatan elektromedik.
b. Mampu melaksanakan pengoperasian peralatan elek-
tromedik sesuai standar prosedur operasional.
c. Mampu mengetahui prinsip, sistem kerja dan kelengkapan elek-
tromedik.
d. Mampu mengetahui spesifikasi peralatan eletromedik

2. Tenaga yang mampu melaksanakan inspeksi unjuk kerja peralatan elek-


tromedik.
a. Mampu mengoperasionalkan peralatan elektromedik
b. Mampu mengetahui prinsip, sistem kerja dan bagian-bagiannya
pada peralatan elektromedik pada penggunaan normal.
c. Mampu membedakan kelainan fungsi pada bagian-bagian per-
alatan elektromedik saat peralatan digunakan.
d. Mampu mengaplikaskan norma-norma sistem kesehatan dan ke-
selamatan kerja peralatan elektromedik.

3. Tenaga yang mampu melaksanakan pemeliharaan peralatan elek-


tromedik secara profesional.
a. Mampu mengoperasionalkan peralatan elektromedik.
b. Mampu membuat perencanaan program pemeliharaan elek-
tromedik
c. Mampu membuat jadwal perencanaan pemeliharaan peralatan
elektromedik.
d. Mampu melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan standar prose-
dur pemeliharaan.
e. Mampu membuat dokumen pemeliharaan peralatan elektromedik.
f. Mampu menilai hasil kerja pemeliharaan peralatan elektromedik.
g. Mampu membut laporan hasil pemeliharaan.
h. Mampu mengevaluasi dan mengembangkan pemeliharaan.

4. Tenaga yang mampu melaksanakan analisis kerusakan dan


perbaikan peralatan elektromedik.
a. Mampu mengoperasionalkan peralatan elektromedik
b. Mampu menganalisis kerusakan peralatan elektromedik.
c. Mampu menganalisi material dan suku cadang peralatan elek-
tromedik.
d. Mampu melakukan tindakan perbaikan peralatan elek-
tromedik sesuai norma-norma keselamatan dan kese-
hatan kerja.
e. Mampu melakukan uji fungsi dan pengukuran.
f. Mampu membuat laporan hasil perbaikan peralatan elektromedik.
g. Mampu berkomunikasi dengan profesi lain.

5. Tenaga yang mampu melaksanakan verifikasi peralatan elektromedik.

9
a. Mampu mengetahui fungsi peralatan elektromedik dan fungsi kali-
brasi.
b. Mampu mengoperasikan peralatan elektromedik.
c. Mampu memahami standar pengujian peraltan elektromedik.
d. Mampu melaksanakan pengujian sesuai dengan prosedur pengu-
jian/kalibrasi.
e. Mampu membuat laporan hasil pengujian peralatan elektromedik.
f. Mampu menentukan baik pakai peralatan eletromedik untuk digu-
nakan.

6. Tenaga yang mampu melaksanakan kalibrasi peralatan elektromedik.


a. Mampu mengetahui fungsi peralatan elektromedik dan fungsi kali-
brasi.
b. Mampu mengoperasikan peralatan elektromedik.
c. Mampu memahami standar pengujian peraltan elektromedik.
d. Mampu melaksanakan pengujian sesuai dengan prosedur pengu-
jian/kalibrasi.
e. Mampu menganalisis hasil pengujian
f. Mampu membuat laporan hasil pengujian peralatan elektromedik.
g. Mampu menentukan baik pakai peralatan eletromedik untuk digu-
nakan.

7. Tenaga yang mampu melaksanakan registrasi dan penampisan peralatan


elektromedik.
a. Mampu memahami standar keamanan pasien, keamanan lingkun-
gan.
b. Mampu memahami standar mutu proses produksi dan hasil pro-
duksi.
c. Mampu memahami fungsi peralatan elektromedik.
d. Mampu memahami perkembangan teknologi ilmu kedokteran.
e. Mampu memahami keberlanjutan produksi peralatan elektromedik.
f. Mampu memahami kebutuhan masyarakat Indonesia.

8. Tenaga yang mampu melaksanakan perakitan dan instalasi


peralatan elektromedik sesuai dengan spesifikasi peralatan
elektromedik.
a. Mampu melakukan perencanaan pra instalasi dan instalasi perala-
tan elektromedik.
b. Mampu melakukan perakitan dan instalasi peralatan
elektromedik sesuai spesifikasi dan kelengkapannya
c. Mampu bekerja sama dengan profesi lain.
d. Mampu menerapkan konsep-konsep keselamatan kerja.
e. Mampu melakukan uji fungsi dan pengukuran /kalibrasi.`
f. Mampu menilai tingkat keberhasilan perakitan dan instalasi perala-
tan elektromedik.
g. Mampu membuat laporan hasil perakitan dan instalasi peralatan
elektromedik.
h. Mampu menjelaskan prosedur pemakaian peralatan elektromedik.
i. Mampu mengidentifikasi dan menetapkan kelengkapanperangkat
peralatan elektromedik

9. Tenaga yang mampu merekomendasikan penghapusan.


a. Mampu menganalisa tingkat kerusakan peralatan elektromedik.
b. Mampu menganalisa perkembangan teknologi.
c. Mampu menganalisa efektifitas sistem keselamatan kerja.

10
d. Mampu menghitung efisiensi biaya.
e. Mampu menganalisa ketersediaan suku cadang.

10. Tenaga yang mampu membuat kajian teknis terhadap kegiatan pihak
ketiga
a. Mampu menganalisa penawaran perbaikan/kerjasama operasional
peralatan elektromedik atau peralatan pengujian/kalibrasi dan in-
speksi dari pihak ketiga.
b. Mampu menentukan hasil penawaran perbaikan dari pihak ketiga
c. Mampu mengawasi hasil pekerjaan dari pihak ketiga

11
BAB V
LOGISTIK

9.1 Perencanaan
1. Mengusulkan perencanaan kebutuhan pemeliharaan, perbaikan dan
penggantian alat/Instrumen, berdasarkan masukan atau usulan dari
unit pemeliharaan sarana dan prasarana medis;
2. Mengusulkan perencanaan kebutuhan sebagai penunjang
pelayanan , berdasarkan masukan atau usulan dari ruangan;
3. Mengusulkan perencanaan kebutuhan sarana administrasi dan
perkantoran berdasarkan data penggunaan sebelumnya dari bagian
administrasi;
4. Mengirim daftar usulan perencanaan kepada bagian perencanaan.

9.2 Pengadaan
1. Alat
Kesehatan/Instrumen, yaitu :
a. Mengajukan permintaan kebutuhan alat kesehatan/Instrumen ke
bagian pengadaan sesuai permintaan unit pengguna.
b. Menerima alat kesehatan/Instrumen dari bagian perlengkapan
dan menginventaris.
c. Menyerahkan alat kesehatan/Instrumen ke unit pemakai sesuai
permintaan dan menjadi inventaris unit tersebut bila diperlukan.
d. Mencatat di buku penerimaan
2. Bahan habis pakai serta yang lainnya
yaitu :
a. Mengajukan permintaan kebutuhan bahan habis pakai
(pendukung) ke Instalasi Farmasi;
b. Menerima bahan habis pakai;
3. Alat Administrasi dan Perkantoran, yaitu :
Mengajukan permintaan kebutuhan, menerima sarana, dan
mencatat di buku penerimaan barang

12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1 Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sedangkan
insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera,
cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

6.2 Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini
mempunyai tujuan agar terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah
sakit, meningkatkannya akuntabilitas di rumah sakit dan terlaksanannya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.

6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan.
3. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang
keselamatan pasien.
4. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko.
5. Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan resiko, serta
melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.
6. Mengembangkan sistem pelaporan, Memastikan karyawan agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit
mengatur pelaporan kepada KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit)
7. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-
cara komunikasi yang terbuka dengan pasien. 
8. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
Mendorong karyawan untuk melakukan analis akar masalah untuk
belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
9. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien
harus diterapkan. Standar tersebut sebagai berikut :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 
5. Peran kemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien 

13
6. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit :


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2
tahun
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran
manajemen dan karyawan 
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien) 
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
seperti tersebut diatas 
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut
diatas) dan melakukan self assessment dengan instrumen akreditasi
pelayanan keselamatan pasien rumah sakit 
8. Program khusus Keselamatan Pasien Rumah Sakit 
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

Sasaran Keselamatan Pasien Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sumberglagah adalah :
1. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Peningkatan Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang
menggunakan prosedur : Write back, Read back and Repeat Back
(reconfirm)
2. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi ini sangat sering terjadi di rumah sakit. Pengurangan resiko ini
dapat dilakukan dengan selalu memastikan ruangan pasien dalam
keadaan bersih, sirkulasi udara yang mencukupi, pencahayaan ruangan
sesuai standar baku mutu ruang perawatan dan pengamanan limbah
infeksius untuk mencegah infeksi nosokomial.
3. Pengurangan resiko pasien jatuh
Pengurangan resiko ini terkait dengan licinnya lantai baik di ruangan,
kamar mandi dan selasar/lorong sehingga harus dipastikan bahwa lantai
selalu dalam kondisi kering dan tidak licin.

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman , sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) dan Kecelakaan Kerja ( KK ) di kalangan
petugas kesehatan belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara maju dari beberapa
pengamatan menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi.Sebagai
factor penyebab adalah kurangnya kesadaran pekerja, serta kualitas
ketrampilan pekerja yang kurang memadai, sehingga meremehkan resiko
kerja, contohnya tidak menggunakan APD pada saat penanganan alat medis
yang terkena cairan tubuh pasien

7.2 Tujuan
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya
setiap pekerja terhindar dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari
paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.

7.3 Tata Laksana Pelayanan


Tanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di
lingkungan Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis menjadi
tanggung jawab petugas elektromedis setelah dilakukan pembekalan
terhadap petugas, terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi di
lingkungan RS Sumberglagah.

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah penilaian


aspek yang akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta
standar yang digunakan untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit.
Pada unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis menggunakan
indikator mutu sebagai berikut :

NO INDIKATOR MUTU TARGET


1 Ketepatan Proses kalibrasi alat kesehatan 100%
2 Respon time pada laporan kerusakan alat medis 100%
3 Ketepatan waktu pemeliharaan alat medis 100%

16
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis Rumah Sakit saat ini
sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan di rumah sakit. Pedoman Pelayanan
Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis ini diharapkan dapat
mengatasi berbagai kendala dan mampu mengurangi risiko terjadinya penyakit
atau gangguan kesehatan. Untuk keberhasilan pelaksanaan pedoman ini
diperlukan komitmen dan kerjasama yang lebih baik antara berbagai unit terkait
di Rumah Sakit Umum Daerah Sumberglagah, sehingga pelayanan Rumah
Sakit pada umumnya akan semakin optimal, dan khususnya pelayanan Unit
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis akan dirasakan oleh pasien dan
masyarakat.

DIREKTUR
RSUD SUMBERGLAGAH

drg. SHINTA SAWITRI, M.Kes


PEMBINA
NIP. 19660202 199303 2 005

17

Anda mungkin juga menyukai