Anda di halaman 1dari 33

Rencana Pengelolaan Peralatan Medik

( Medical Equipment Managemen Plan / Memp )

1. Pendahuluan

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit saat ini tidak dapat di pisahkan dari pemanfaatan peralatan
medis untuk menghasilkan diagnosis dan terapi yang optimal serta mewujudkan keselamatan
pasien. Keselamatan pasien menjadi komitmen dan janji dari menajemen Rumah Sakit
termaksud petugas keamanan, pengunjung dan keluarga. Pemanfaatan peralatan medis perlu di
upayakan agar kondisi yang tepat dapat dipertahankan sampai umur teknis peralatan medis
mencapai ketentuan produksinya.
Optimasi peralatan medis adalah kombinasi dari keberhasilan untuk mempertahankan alat dalam
kondisi yang tepat dengan penggunanaan peralatan medis sesuai dengan penggunaannya untuk
tujuan diagnostik maupun tujuan terapi dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Ketentuan – ketentuan di atas dapat di capai dengan perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi
program pemeliharaan yang komperehensif dengan mengikuti peraturan dan keamanan dalam
penggunaan peralatan medis. Selain perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evakuasi dari
program pemeliharaan yang komprehensif mengurangi bahaya, pengendalian bahya dan resiko
yang terjadi dalam pemanfaatan peralatan medis mendukung pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari program pemeliharaan yang
komperehensif sedapat mungkin mencegah kecelakaan atau cedera terhadap pasien atau prtugas
pelayanan dalam pemanfaatan peralatan medis.
Pada akhirnya perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari program pemeliharaan
yang komperehensif memiliki konstribusi yang sangat signifikan dalam mewujudkan dan
memelihara “ Kondisi Aman “ untuk keberhasilan program keselamatan pasien.

2. Tujuan

MEMP ini dirancang untuk menjamin pemeliharaan peralatan medis yang tepaat, mendukung
proses pelayanan medis di RSUD A.Wahab Sjahranie, memastikan persiapan staf yang efektif dan
bertanggung jawab atas penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan, dan terus –
menerus memastikan persiapan staf yang efektif dan aman melalui program pengadaan dan
pemeliharaan yang direncanakan, perbaikan tepat waktu, monitoring dan evaluasi dari semua
peristiwa yang dapat berdampak negatif terhadap keselamatan pasien atau staf. Tujuan dari
rencana pengelolaan ini adalah untuk meningkatkan penggunaan peralatan medis yang aman dan
efektif.

3. Sasaran

Sasaran MEMP ini adalah untuk mematuhi setiap standar join commission on the accreditation of
healthcare organizations ( JCAHO ) dan unsur kinerja pengelolaan peralatan medis, yang
mencakup semua kegiatan sebagai berikut :
 Untuk mengadakan peralatan klinis yang sesuai dengan kebutuhan layanan serta
mempertahankan keselamatan pasien dan penyedia perawatan pasien.
 Untuk meningkatkan kehandalan operasional dan fungsi dari peralatan medis melalui
Preventive Maintenance ( PM ).
 Untuk mengurangi insiden kerusakan alat tiba – tiba
 Untuk mengidentifikasi semua peralatan medis yang dignakan dalam terapi, diagnosis
dan pemantauan pasien, berdasarkan resiko dari peralatan yang digunakan, kebutuhan
pemeliharaan, dan riwayat Rumah Sakit serta jenis peralatan
 Untuk mengelolah peralatan medis dengan menggunakan PM, kalibrasi, pengujian dan
inspeksi peralatan, serta dengan melakukan dokumentasi status peralatan
 Untuk mengumpulkan informasi tentang masalah, kegagalan, malfungsi dan kesalahan
pengguna, dan identifikasi daerah mana yang perlu pengembangan.
 Untuk mempreriotaskan perbaikan peralatan dan memberikan respon cepat untuk
perbaikan
 Untuk mengevaluasi laporan masalah dan kegagalan yang harus di laporkan dalam
mekanisme Peraturan Keamanan Alat Medis, peralatan yang telah atau mungkin
menyebabkan kematian, atau bahaya medis yang signifikan
 Melaporkan kepada Direksi secara teratur, data dan informasi tentang peralatan, isu – isu
menajemen, kompetensi staf, dan peraturan yang telah dikumpulkan dan dianalisis, dan
hasil permasalahan yang telah dipilih untuk program.

4. Landasan Hukum

Sebagi dasar hukum dalam pengelolaan peralatan medis dan keperawatan merupakan peraturan
– peraturan sebagai berikut :
1) Undang – undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2) Peraturan Pemerintah RI Nomor : 72 Tahun 1998 tentang Persiapan Keamanan Farmasi
dan Peralatan Medis.
3) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1184 / Menkes / Per / X / 2004 tentang
Keselamatan Peralatan Medis dan Kebutuhan Rumah Kesehatan
4) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : No. 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan
Kaliberasi Alat Kesehatan
5) Keputusan utama Direktur Utama RSUD A.Wahab Sjahranie Nomor zzz; Hk. 03.05 / II.I /
1264 / 2012 tentang Pengelolaan dan Keamanan Fasilitas RSUD A.Wahab Sjahranie.

5. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Medical Equipment Management Plan ( MEMP ) akan meningkatkan penggunaan peralatan


medis yang aman dan efektie di RSUD A.Wahab Sjahranie. Rencana pengelolaan peralatan medik
tersebut mencakup unsur – unsur berikut :
a) Sistem pemeliharaan preventive
b) Sistem pemeliharaan korektif
c) Sistem pemeliharaan kalibrasi
a. Kalibrasi eksternal ( Quality Assurancce )
b. Kalibrasi internal ( Quality Control )
d) Pelaporan dan evaluasi

6. Penilaian dan Penilaian Resiko

a. Kriteria resiko

Kategori Nilai Defenisi Contoh


Menyebabkan kematian 5 Kegagalan peralatan kesehatan Defibrillator, co – 60
pasien dapat menyebabkan kematian ventilator, anesthesia
pasien machine, LLINAC
Menyebabkan luka pada 4 Kegagalan peralatan kesehatan Diathermmi, laser,
pasien atau operator tidak menyebabkan kematian electrosurgical unit
peralatan tetapi luka
Menyebabkan terapi yang 3 Kegagalan peralatan kesehatan ECG, Bed Side Monitor,
tidak tepat dan kesalahan menyebabkan kesalahan blood gas analyzer,
diagnosa diagnosa atau tindakan yang tidak centrifuge
tepat
Menyebabkan resiko 2 Kegagalan peralatan yang Gel warne, heat sealer,
minimal menyebabkan tindakan yang suction pump
tidak tepat, mempengaruhi
keamanan pasien dan operator
Tidak menyebabkan resiko 1 Kegagalan peralatan yang Exam light, computer
yang signifikan menyebabkan kesalahan terminal, video printer
tindakan, tidakmempengaruhi
keamanan pasien dan operator

b. Pengelolaan Resiko

1) Resiko berdasarkan fungsi alat kesehatan


Kategori Nilai Jenis Definisi Contoh
Peralatan untuk 10 Penunjang Peralatan yang digunakan Defibrillator,
penyembuhan kehidupan, menunjang kehidupan, ventilator,
terapi dengan peralatan untuk terapi pacemaker, LINAC,
radiasi dengan radiasi Cobalt
9 Peralatan bedah Peralatan untuk Electrosurgical unit,
dan perawatan penyembuhan terapi laser
intensif bukan sebagai penunjang
kehidupan
8 Terapi fisik dan Peralatan yang digunakan Dialysis machine,
pengobatan untuk mengobati pasien infusion pump,
traction unit,
diathermy
Peralatan 7 Monitoring Memonitor kegiatan EEG machine,
diasnostik kegiatan bedah bedah dan perawatan noninvasive blood
dan perawatan intensif, sistem radiologi pressure monitor, X –
intensif, sistem ray generator
radiologi
6 Monitoring Peralatan yang tidak rutin Adult scale, tympanic,
kondisi fisik dan digunakan di perawatan thermometer,
unit intensif ultrasound unit
ultrasonografi
untuk diagnostic
Peralatan analitis 5 Analisa di Peralatan yang digunakan Blood gas analyxer,
laboratorium di laboratorium klinik clinical chemistry
untuk mendiagnosa
specimen
4 Aksesori alat Peralatan yang digunakan Shaker,
laboraturium untuk mempersiapkan chentrifuge,incubator,
analisa specimen microtome
3 Perangkat Peralatan yang digunakan Computer, ticket
komputer untuk menyimpan, printer, QC, sistem
mencetak, mengambil
atau mendistribusikan
data
Lain – lalin 2 Yang Peralatan yang
berhubunggn berhubungan perawatan,
dengan pasin tapi tidak secara langsung
1 Tidak Peralatan yang tidak ECG simulator, office
berhubungan berhubungan dengan equipment
dengan pasien, pasien, peralatan dapur,
peralatan UPS
pengujian

2) Resiko berdasarkan kebutuhan pemeliharaan

Kategori Nilai Jenis Definisi


Extensive / berat 5 Peralatan kesehatan sebagian besar Dialysis machine,
berupa mekanis, pneumatik, atau fluida ventilator,
anasthesiamachine, x-ray
table
Diatas rata - rata 4 Peralatan kesehatan dengan mekanikal, Infant incubator, blood
pneumatik atau fuida warmer, laser, portable x
– ray
Rata – rata 3 Peralatn kesehatan yang membutuhkan Defibrillator,
verifikasi kinerja dan pengujian infusionpump,
keamanan, yang didukung rangkaian electrosurgical unit,
kelistrikan traction unit
Di bawah rata - 2 Peralatan kesehatan yang membutuhkan Lab microscope, scales,
rata sedikit pengujian kinerja general medical device
Minimal 1 Peralatan kesehatan yang hanya Exam light, computer
membutuhkan inspeksi secara visual / terminal video camera
pengamatan

3) Resiko berdasarkan riwayat insiden alat kesehatan

Kategori Nilai
Signifikan : lebih dari 1 kali insiden setiap 6 bulan +2
Di atas rata – rata : 1 kali insiden setiap 6 – 9 bulan +1
Rata – rata : 1 kali insiden setiap 9 – 18 bulan 0
Minimal : 1 kali insiden setiap 18 – 30 bulan -1
Kurang signifikan : kurang dari 1 kali insiden pada kurun waku 30 bulan -2

4) Perhitungan severity level

No Nama Alat Fungsi Resiko Pemeliharaan Severity Frekuensi


Index Pemeliharaan
Alat
1 Defbililator 10 5 3 18 1 kali
2 Ventilator 10 5 5 20 2 kali
3 Pacemeter 10 5 5 20 2 kali
4 Anaeshesi 9 5 5 19 2 kali
5 Infant incubator 10 5 4 19 2 kali
6 ESU 9 4 3 16 2 kali
7 Laser 9 4 4 17 2 kali
8 Dyalisis Machine 8 4 3 17 2 kali
9 Infusion Pump 8 2 3 13 13
10 Traction Unit 8 2 3 13 13
11 Diathermy 8 2 3 13 13
12 EEG Machine 7 3 3 13 13
13 Noninvasive blood 7 2 3 12 12
Pressure Monitor
14 X-Ray Gemerator 7 4 5 16 16
15 Adult Scale 6 1 1 8 8
16 Tympanic Thermometer 6 1 1 8 8
17 Ultrasound Unit 6 3 2 11 11
18 Blood Gas Analizer 5 3 2 10 10
19 Clinical Chemistry 5 3 2 10 10
Analyzer
20 Cell Counter 5 3 2 10 1 kali
21 Shaker 4 3 2 9 1 kali
22 Centrifuge 4 3 2 9 1 kali
23 Incubator 4 5 4 13 2 kali
24 Microtome 4 1 2 7 1 kali
25 Sterilizer 2 2 3 7 1 kali
26 ECG Simulator 1 3 3 7 1 kali
27 X- Ray view box 2 1 2 5 1 kali
28 Suction Pump 2 2 3 7 1 kali
29 Heat Sealer 2 2 3 7 1 kali
30 Hypo / hyperthermia unit 8 4 3 15 1 kali
10 – 15 1 x per tahun
KETERANGAN 16 – 20 2 x pertahun
< 10

Klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat dari WHO


Em ( Equipment Management ) = Function + Risk + Maintenance + Riwayat Insiden

Class :
I = Included
N = Not Included 2
A = Annual
T = Three - yearly
S = Semi – annual
Sumber : WHO

7. Monitoring Data Program Manajemen Alat Medik

Untuk mengukur kinerja program manajemen alat medik yang dilaksanakan, maka ditentukan
indikator yang dapat mennggambarkannya yaitu :

1. Jumlah alat medik yang di laporkan rusak


Data diambil dari laporan Unit Kerja mengenai adanya kerusakan alat medik. Selanjutnya
data ini dikumpulkan setiap bulan oleh Bidang Medik untuk dilihat trennya dari bulan ke
bulan dan dianalisa hasil perbaikannya. Laporan pertriwulan disampaikan ke Direktur Utama
melalui Direktur Umum dan Operasional dan ditembuskan kepada Komite Mutu &
Keselamatan Pasien.
2. Persentase alat medik yang dilakukan pemeliharaan preventif
Data diambil dari lembar kerja pemeliharaan yang dibuat oleh Elektronik setelah melakuakn
pemeliharaan preventif. Lembar tersebut dikumpulkan ke Bidang Medik setiap bulan dan
dianalisa cakupan pelaksanaannya. Laporan pertriwulan disampaikan ke Direktur Umum dan
Operasional.

8. Evaluasi Program Tahunan

Pada akhir tahun anggaran dilakukan evaluasi terhadap kinerja bidang fasilitas Medik dan
Keperawatan dalam melakukan kegiatan perencanaan pengadaan alat medik, pemeliharaan dan
perbaikan alat medik, pendidikan da pelatihan, monitoring data dan analisa pencapaian tujuan
serta rekomendasi untuk kebijakan atau peningkatan program yang akan dijalankan pada tahun
berikutnya. Termaksuk yang harus ditinjau dan di evaluasi adalah isi dan pelaksanaan dari MEMP
ini yang akan dilakukan setiap bulan.

Prosedur tetap pengujian


dan kalibrasi peralatan
kesehatan
FORM
PENARIKAN
PERALATAN
MEDIS
RSUD A.Wahab Sjahranie
Jl.....................................
Samarinda

Daftar dan Evaluasi Pemenuhan Peerundang – undangan K3 & Persyaratan Lainnya

Periode Evaluasi : ...........................


Tanggal : ...........................

No No Peraturan Judul Bagian yang Tentang Implementasi Keterangan Status No


relevan Pemenuhan program
Bab Pasal Ayat Fasilitas Dok Kerja Sdh Prs Blm
A. Undang – undang ( UU ) dan peratutan
terkait K3RS
Undang – undang ( UU )
1 UU No. 226 Thn 1926
2 UU No.Uap Thn 1930
IV 8 1 Pemeriksaan Kerjasama dengan Perekrutan dan Data medical chek
kesehatan tenaga laboratorium klinik seleksi karyawan up dikendalikan
baru oleh SDM
2 Pemeriksaan Kerjasama dengan Perjamjian kerja 3 Tahun sekali
kesehatan laboratorium klinik bersama ( PKB )
V 9 1-4 Pembinaan EHS Induction, Pendidikan & Pelatihan terus
1 UU No. 01 thn 1970 Keselamatan kerja
SOP,drill Fire pelatihan trainineg diberikan secara
Fighting, evacuation, schedule berkesinambungan
emergency response
VI 10 1 Pembentukan Instalasi K3RS SK Dirut Sedang direvisi
instalasi K3RS No.HK.02.04/EO13/
1239/1/2016
tentang
pembentukan
instalasi K3RS
VII 11 1 Melaporkan - Form pelaporan
setiap kecelakaan kecelakaan kerja /
vop – 512 prosedur
investigasi insiden
kecelakaan kerja
N No. Peraturan Judul Bagian yang Tentang Implementasi Keterangan Status No
o relevan Pemulihan Program
Bab Pasal Ayat Fasilitas Dok Kerja Sdh Prs Blm
2 UU 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
3 UU 36 Tahun 2009 Kesehatan
4 UU 44 Tahun 2009 Rumah Sakit
5 UU 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik
Keputusan Presiden / peraturan Pemerintah :
1 Keppres RO No.22 tahn Penyakit yang 2-3 1-2 Mendapat Jamsostek, Asuransi Peerjanjian kerja
1993 PP Uap 1930 timbul akibat jaminan Inhealth bersama ( PKB )
hubungan kerja kecelakaan Buku
2 PP No7 Tahun 1973 Pengawasan atas Seluruh pasal Menggunakan SOP outsourching Digunakan sebagai
peredaran, outsourching dasar pemilihan
penyimpanan dan vendor pest
penggunaan management
pestisida
PP No. 7 Tahun 1973 Pengelolah limbah
B3
Pengendalian
pencemaran
Peraturan Menteri ( Keselamatan Kerja )
- 2 Syarat bangunan
3 Jalanan dan Tempat sampah Instalasi kesling
sampah tersedia di lokasi
tertentu
6 Syarat kakus
1 Permen perburuhan No.7 Syarat kesehatan, 7 Tempat Shower & locker
Tahun 1964 kebersihan serta mandi/locker exhaust fans
penerangan tersedia diruang
dalam tempat makan
kerja
8 Syarat dapur &
tempat makan
13 Kadar penerangan
/ kuat cahaya
14
Permenakentrans Kewajiban latihan 1 1 Kewajiban
No.Per/02/Men/1976 hyperkes bagi pelatihan Dokter
dokter Hyperkes
perusahaan
Permenakentrans Penunjukan 6 sangsi
No.Per/03/Men/1978 wewenang serat
kewajjiban
pegawai
pengawas
keselamatan dan
kesehatan kerja
ahli keselamatan
kerja
Pernenakentrans Keselamatan dan
No.Per/01/Men/1980 kesehatan kerja
pada konstruksi
bangunan

- 2 Pemeriksaan
kesehatan
sebelum bekerja
3 Pemeriksaan
Permenakentrans Pemeriksaan kesehatan berkala
No.Per/02/Men/1980 kesehatan tenaga 4 Melaporkan PAK Pemeriksaan Perjanjian kerja
kerja dalam bila ditemukan kesehatan berkala bersama (PKB)
penyelenggaraan PASAL12
keselamatan kerja 5 Pemeriksaan
khusus
6 Rencana dan
laporan
Permenakentrans Syarat-syarat II 4-10 Syarat Sign&penomoran SPO APAR
No.Per-04/Men/1980 pemasangan&pe pemasangan APAR
meliharan APAR
III 11- Pemeliharaan Maintenance rutin Kartu gantung
13

14 Petunjuk cara Distribusi dan SPO APAR


pemakaian sosialisasi APAR
15 Pengujian secara Pengujian berkala SPO APAR
berkala
18- Pengisian kembali Refil berkala oleh Kartu gantung
23 outsourching
Permenkentrans RI No. Syarat-syarat 2-3 Wajib lapor PMK Digunakan sebagai
Per-01/Men/1981 pemasangan dan acuan bila
pemeliharaan ditemukan penyakit
APAR akibat kerja
Permenakes RI No.Per- Kewajiban 4 Tindakan Medical chek-up Laporan
01/Men/1981 melapor penyakit preventif berkala pemeriksaan MCU
akibat kerja
5 Kewajiban tenaga
kerja
6 Latihan&penyuluh
an
Peraturan Menteri ( keselamatan kerja )
1 Kepmenaker RI Kualifikasi dan
No.kep/1/Men/1988 syarat operator
UAP
2 Kepmenaker RI No.Kep- Penanggulangan 1 2 1-4 Kewajiban APAR
186/MEN/1999 kebakaran mencegah,mengu
ditempat kerja rangi dan
memadamkan
kebakaran
II 3-6 Pembentukan Emergency SK Instalasi K3RS
unit response team
penanggulangan
kebakaran
III 7-10 Tugas dan syarat SK Instalasi K3RS
untuk
penanggulangan
kebakaran
3 Kepmenaker RI Pedoman dianosis 2 Pedoman ini Medical chek-up Perjanjian kerja
No.25/MEN/2008 dan penilaian digunakan untuk berkala bersama (PKB)
cacat karna menetapkan
kecelakaan dan diagnosa dan
penyakit akibat penilaian cacat
kerja karena
kecelakaan dan
penyakit akibat
kerja guna
memperhitungka
n konpensasi yang
menjadi hak
tenaga kerja
I 2-7 Instalasi penyalur Sertifikasi grounding Sertifikasi hasil
petir harus pengukuran
memenuhi grounding
persyaratan
III 10 1-4 Penerima Sertifikasi penangkal Sertifikasi hasil
petir pengukuran
penangkal petir
4 Permenaker Pengawasan IV
Rno.02/MEN/1989 instalasi penyalur
petir v
31 Pengukuran Sertifikasi hasil
tahanan pengukura
pembumian grounding
( pemeriksaan
tahunan )
IX 50- Pemeriksaan dan
54 pngujian
5 Permenaker RI Instalasi alarm I 3 1-4 Pemasangan
No.Per.02/MEN/1983 kebakaran detekor
automatik 20 Perlengkapan Panel alar
panel
21 Penempatan
panel
23 Dipasang isyarat Fire alam
26 Penyusunan
indikator
30 1-3 Tanda apda panel
31 1-2 Gambar istalasi
32 Penggunaan
simbol
33 1-4 Buku akta
pengesahan dan
buku cacatan
44 1-3 Dilengkapi Sirene keadaan
lonceng darurat
45 1-5 Ketentuan
lonceng
6 Permenakarertrans No.8 Alat pelindung diri 3 1 Pengusaha wajib Penyediaan APD Daftar penyedian
Tahun 2010 mengyediakan APD
APD
4 1 Pekerjaan yang Identifikasi potensi Identifikasi dan
wajib bahaya (HIRA) penilaian resiko
menggunakan bahaya K3 dan
APD aspek dampak
lingkungan
5 Wajib memasang Safety sign & HIRA Resiko bahaya K3
dan dan aspek dampak
mengumumkan lingkungan
rambu-rambu
mengenai APD
6 1 Pekerja wajib Penyedian APD Hira&dan daftar
menggunakan inventaris APD
APD
2 Pekerja berhak PKB Pasal 11
menuntut APD
yang layak
7 Perawatan APD Pemeliharaan
fasilitas
8 Pembuangan APD TPS limbah K3 Pengelolaan limah
yang rusak harus
sesuai UU yang
berlaku
7 Permenakertrans Bejana tekan III 6-13 Syarat-syarat
No.Per.01/Men/1982 keselamatan dan
kesehatan kerja
III 15- Pengujian bejana
16 tekan
23 Identifikasi bejana
tekan
IV 35- Cara
36 penyimpanan
bejana tekan
V 41 Pengesahan
bejana tekan
8 Permenakertrans Kualifikasi juru las I 3-5 Syarat-syarat juru
No.Per.02/Men/1982 di tempat kerja las
9 Permenakertrans Tata cara dan Sem Ahli K3 Umum Sertifikat Ahli K3
No.Per.02/Men/1992 Wewenang Ahli ua Umum
Keselamatan dan pasal
Keselamatan
Kerja
10 Kepmenaker Pemberlakuan Sem SNI-04-0225-2000 SNI-04-0225-2000
No.75/Men/2002 standar Nasional ua
Indonesia No.SNI- pasal
04-0225-2000
Mengenai
Persyaratan
Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL
2000) di tempat
kerja
Keputusan / Peraturan Menteri ( Kesehatan Kerja )
1 Kepmenaker RI No.Kep- Nilai Ambang 3 1-2 Nab kebisingan dan kuat Pengukuran UKL/UPL surat ijin
51/Men/1999 Batas Faktor cayaha berkala PJK3
Fisika di tempat
kerja
2 Permenaker RI No.Per- Tata cara II 2-5 Tata cara pelaporan Sebagai acuan
03/Men/1998 pelaporan dan kecelakaan
pemeriksaan
kecelakaan
III 6 Pemeriksaan kecelakaan
3 Permenaker RI No.Per- Sistem III 3 1-2 Penerapan sistem Penerapan & Prosedur dan Sebagai acuan
05/Men/1996 menageman K3 menajemen K3 inplementasi sertifikat OHSAS
system 18001-2007
nenagemen
K3L
berdasarkan
OHSAS 18001-
2007
IV 5 1-4 Audit Sistem ManaJemen Audit oleh Berita acara
K3 auditor pelaksanaan audit
eksternal
(sucofindo)
VI 7 1-3 Mekanisme pelaksanaan Audit internal Jadwal
audit dan eksternal perencanaan audit
secara berkala
4 Kepmenaker RI No.Kep- Diagnosis dan - 2-3 Diagnosis Pemeriksaan Perjanjian kerja Sebagai acuan
333/1989 pelaporan kesehatan bersama (PKB)
penyakit akibat secara berkala pasal 12
kerja
4 Pelaporan
5 Kepmennaker RI.No. Pencegahan dan 2 1 Pengusaha wajib
Kep.68/Men/2004 penanggulangan melakukan upaya
HIV/AIDS di pencegahan dan
tampat kerja penanggulangan HIV/AIDS
di tempat kerja
2 Untuk melaksanakan
upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS
ditempat kerja
sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 pengusaha
wajib : mengembangkan
kebijakan tentang upaya
pencegahan dan
penanggulangannya
HIV/AIDS,mengkomunikasi
kan kebijakan
sebagaimana dimaksud
diatas dengan cara
menyebarluaskan
informasi dan
menyelengarakan
pendidikan dan latihan,
memberikan perlindungan
kepada pekerja/buruh
dengan HIV/AIDS dari
tindak dan perlakuan
diskriminatif, menerapkan
prosedur K3 khusus untuk
pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS
sesuai dengan peraturan
UU dan standart yang
berlaku
6 Permenaker RI No.Per – Panitia pembina 2 1-2 Pembentukan P2LK3 Komite K3L SK No. Proses Baru
04/Men/1987 keselamatan dan 129/SKEP/DU/IX/2
keshatan kerja 010
serta tata cara
penunjukan Ahli
Keselamatan kerja
3 1-3 Keanggotaan P2LK3 Komite KEL
12 Laporan kegiatan P2K3 Laporan
7 Permenakertrans RI Pelayan 2 Tugas pokok pelayanan
No.Per-03/Men/1982 kesehatan kerja kesehatan
8 Permenakes No.1204 Persyaratan
Tahun 2004 kesehatan
lingkungan
Rumah Sakit
9 Surat edaran menaker Ambang batas Pengukuran NAB
No.SE-01/Men/1997 faktor kimia di
udara lingkungan
kerja
10 Kep Men Kes No.1405 Persyaratan
tahun 200 2 lingkungan kerja
11 Kep Men Kes No.715 Persyaratan Seluruh pasal Digunakan
tahun 2003 hygine sanitasi sebagai acuan
jasaboga untuk memilih
jasa catering
12 Per Men Kes No.492 Persyaratan Seluruh pasien
Tahun 2010 kualitas air minum
B. Peraturan lain terkait Lingkungan

Peraturan pemerintah RI
1 PP RI No.18 Tahun 1999 Pengelolaan III 9 1-6 Wajib mengolah dan atau
Limbah B3 menyerahkan kepihak
pengolah,pengumpul
10 1-2 Lama penyimpanan
11 1-3 Membuat catatan
IV 28 1-2 Kemasan limbah B3 wajib
diberi simbol dan label
29 1-9 Tempat penyimpanan
sesuai dengan persyaratan
V 58 Penanggulangan dan
pemulihan
60 Penanggulangan,
pencemaran
2 PP RI No.85 tahun 1999 Perubahan atas 1 Perubahan pada pasal
peraturan 6,7,8
pemerintah
No.18/1999
3 PP RI No.82 Tahun 2001 Pengelolaan I 2-3 Pengelolaan
kualitas air &
II 25-26 Penanggulangan darurat
pengendalian
penccemaran air
4 KepRes RI No.92 Tahun Pengesahan
1998 konvensi
montreal tentang
ozon depletation
subtance
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
1 PerMen LH No. 05 Tahun Ambang batas 4 1 Kewajiban memenuhi nilai Surat himbauan Digunakan
2008 emasi kendaraan ambang batas emisi untuk karyawan sebagai acuan
bermotor lama dan wajib bagi
supleir
2 Kewajiban melakukan uji
emisi
1 1 Setiap kemasan B3 wajib
diberiakan simbol sesuai
dengan kualifikasinya dan
label sesuai dengan jenis
dan kualifikasinya
2 PerMen LH No.03 Tahun Tata cara 3 Seiap tempat
2008 pemberian simbol penyiimpanan kemasan
dan label bahan dan air pengangkutan B3
berbahaya dan wajib diberi simbol B3
beracun 4 1 Tata cara pemberian label
dan simbol B3
sebagaiman tercantum
dalam peraturan menteri
3 PerMen LH No.06 Tahun Laboratoriuim Seluruh pasal Digunakan
2009 lingkungan sebagai referensi
pemilihan vendor
lab untuk
menganalisa
lingkungan
4 PerMen LH No.18 Tahun Tatacara perizinan 2 1 Jenis kegiatan pngelolaan
2009 pengendalian limbah B3 yang wajib
limbah bahan dilengkapi dengan izin
berbahaya dan 2 Penghasil limbah B3 tidak
beracun dapat melakukan kegiatan
pengumpulan limbah B3
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf
3 2 Kegiatan penyimpanan
smentara limbah B3
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1)
huruf b Bupati/Walikota
5 PerMen LH No. 30 Tahun Tata laksana Permohonan izin
2009 perizinan dan penyimpanan sementara
pengawasan dan/atau pengumpulan
pengelolaan limbah B3 sebagaimana
limbah bahan dimaksud pada ayat (1)
berbahaya dan diajukan pada pemohon
beracun serta dengan mengisi dan
pengawasan melengkapi formulir
pemulihan akibat permohonan izin serta
pencemaran persyaratan adminitrasi
limbah bahan dan teknis sebagaimana
berbahaya dan tercantum dalam lampiran
beracun oleh I dan II yang merupakan
pemerintah bagian yang tidak
daerah terpisahkan dari peraturan
menteri ini.
Kewajiban melakukan uji
emisi
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Bapedal
1 KepMen LH No. 86 Tahun Pedoman - 2 1-2 Wajib Melakukan UKL/UPL
2002 pelaksanaan
UKL/UPL

2 KepMen LHNo. 13 Tahun Baku mutu emisi - 3 2 Baku mutu emisi


1995 sumber tidak
7 1a Membuat cerobong emisi
bergerak
1b Memasang alat ukur Diukur tahunan
1c Mencatat hasil emisi
1d- Menyampaikan laporan
e
3 KepMen LH No.48 Tahun Baku Tingkat 2 Metode perhitungan Lampiran I KEP-
1996 Kebisingan 48/MENLH/11/19
96
3 Baku tingkat kebisingan Lampiran I KEP-
48/MENLH/11/19
96
6 Kewajiban usaha
4 KepMen LH No.58 Tahun Baku mutu limbah 2 1 Baku mutu limbah cair
1995 cair kegiatan disesuaikan dengan
industri lampiran
6 a Melakukan pengelolaan
limbah cair
b Membuat saluran
pembuangan limbah cair

c Memasang alat ukur debit


dan melakukan
pencatatan debet harian
d Tidak melakukan
pengeceran
e Memeriksakan kadar
parameter BMLC secara
periodik sekurang
kurangnya 1X sebulan
f Memisahkan saluran
pembuangan limbah cair
dengan saluran limpahan
limbah cair
5 Kep No. Tatacara dan 5 Tatacara dan persyaratan Digunakan
01/BAPEDAL/09/1995 persyaratan teknis penyimpanan dan sebagai
teknis pengumpulan limbah B3 referensi
penyimpanan dan
pengumpul
limbah B3
6 Kep No. Dokumen limbah 1-5 Dokumen limbah B3 Digunakan
02/BAPEDAL/09/1995 B3 sebagai
referensi
7 Kep No. Persyaratan teknis 1-4 Persyaratan pengolahan Digunakan
03/BAPEDAL/09/1995 pengelolaan limbah B3 sebagai
limbah B3 referensi
5-6 Pelatihan pengelolaan
limbah B3
7 Laporan pengolahan
limbah B3
8 Pemantauan terhadap
baku mutu limbah
8 Kep No. Simbol dan label 3 Tatacara pemasangan Digunakan
05/BAPEDAL/09/1995 B3 simbol dan label limbah B3 sebagai
referensi
4 Setiap kemasan wajib
diberi simbol dan label
5-7 Uji karakteristik limbah B3
8 Pencetakan simbol dan
label
9 Kep No. Tatacara dan IV 4 Kewajiban pengumpul
persyaratan minyak pelumas bekas
penyimpanan V 5 Simbol dan label, Dokumen limbah
dokumen dan registrasi B3
VI 6 Pelaporan
10 Eadran Persyaratan IV Ketentuan pengelolaan
Kep.BAPEDAL.No.08/SE/0 minyak pelumas minyak pelumas bekas
2/1997 panas
Keputusan Gubernur / Peraturan Gubernur/Perda
1 Pegub kota Samrinda Kawasan dilarang
merokok
2 Perda kota Samarinda Pencegahan dan
penanggulangan
bahaya kebakaran
Lain – lain yang terkait legal
1 Izin instalasi listrik
2 Izin penangkal petir
3 Izin mesin diesel
4 Susrat izin pengambilan
air
5 Izin Tps limbah B3

Total
%
Disusun oleh disetujui oleh

..............................
Keputusan
Direktur
Utama RSUD
A.Wahab
Sjahranie
Panduan Tanggap Darurat Bahaya RSUD A.Wahab Sjahranie Samarinda
RSUD A.Wahab Prosedur Penanganan Insiden / Kecelakaan Kerja Pada Kariawan /
Sjahranie Samarinda Peserta Didik
Standar Prosedur Nomor Dokumen Nomor Revisi 02 Halaman 2/6
Operasional HS.2.E11.12.0002
Tanggal
terbit ...........................
.....
Pengertian 1. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang
mengakibatkan terjadinya kerugian baik terhadap manusia
( cideera ), harta benda ( rusak ), proses ( ganguan atau
terhenti )
2. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung
dengan hubungan kerja,termaksud penyakit yang timbul
karenan kerja,demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan
pulang kerumah melalui jalan yang biasa dan wajar dilalui
3. Kecelakaan cidera “ first aid ”adalah kecelakaan yang
mengakibatkan karyawan hanya memerlukan pertolongan
pertama ( first aid ) dan korban kembali bekerja pada tugas
semula pada giliran kerja berikutnya ( kurang dari 1 hari kerja )
4. Kecelakaan cidera sedang adalah kecelakaan yang
mengakibatkan karyawan tidak mampu melakukan tugas
semula lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu, termaksud
hari minggu dan libur
5. Kecelakaan cidera berat adalah kecelakaan yang
mengakibatkan karyawan mendapat cidera sebagai berikut :
a. Tidak mampu melakukan tugas semula selama lebih dari 3
minggu termaksud hari minggu dan hari libur
b. Cacat hidup ( invalid ) yang tidak mampu menjalankan
tugas semula
6. Kecelakaan fatal adalah kecelakaan yang mengakibatkan
karyawan meninggal dalam waktu 24 jam terhitung dari waktu
terjadinya kecelakaan tersebut
7. Tim investigasi ( TI ) adalah sebuah tim yang dibentuk kepada
instalasi K3 yang bertujuan untuk menyelidiki kecelakaan cidera
ringan / berat dan fatal
8. Nyaris celaka ( insiden ) adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki yang hampir menimbulkan kerugian terhadap
manusia, harta benda, proses maupun lingkungan
9. Kariawan RSUD A.Wahab Sjahranie adalah setiap orang yang
bekerja atas nama RSUD A.Wahab Sjahranie dan berada di
lingkungan RSUD A.Wahab Sjahranie MELIPUTI : PNS Non PNS
10. Peserta didik adalah setiap mahasiswa / siswa kesehatan dan
non kesehatan yang sedang melakukan pendidikan / praktik
kerja / pelatihan / magang di lingkungan RSUD A.Wahab
Sjahranie Samarinda
11. Instalasi K3 adalah unit kerja yang bertanggung jawab untuk
mengelolah K3 di lingkungan RSUD A.Wahab Sjahranie
Samarinda
Tujuan 1. Prosedur ini bertujuan untuk pengandalian dan penanganan
terhadap kejadian kecelakaan / insiden serta penyakit akibat
kerja, sehingga pertolongan dapat diberikan secara cepat, tepat,
dan efektif
2. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam pelaporan
kecelakaan kerja selama melaksnakan aktivitas kerja di
lingkungan kerja RSUD A.Wahab Sjahranie
Kebijakan Setiap kecelaan kerja yang mengakibatkan kerusakan barang /
alat atau aset rumah sakit cidera, baik ringan maupun berat
terhadap kariawan rumah sakit harus segera ditangani dan
dilaporkan sesuai kejadian kepada instalasi K3RS ( dalam waktu
tidak lebih dari 24 jam )
Prosedur A. Penanganan kecelakaan cidera “ firs aid “
a. Amankan korban ketempat aman
b. Berikan pertolongan P3K sesuai dengan jenis kecelakaan
kerja
c. Beritahukan kepada atasan langsung
d. Berikan pertolongan P3K sesuai dengan kecelakaan yang di
alami
B. Nyaris celaka ( insiden )
Personil yang mengalami insiden, melaporkan kejadian tersebut
kepada instalasi K3 untuk di investigasi agar dapat di lakukan
C. Kecalakaan cidera sedang, berat dan fatal
Tindakan yang dilakukan adalah sbb :
a. Karyawan yang mengalami kecelakaan, diberikan tindakan
POK oleh petugas P3K unit kerja sesuai dengan jinis
kecelakaan kerja yang di alami korban :
SPO penanganan kecelakaan kerja termaksud benda tajam
infeksius
SPO penanggulangan kecelakaan kerja terpajan darah /
cairan tubuh
SPO penanganan kecelakaan kerja karena bahan kimia
SPO penanganan kecelakaan kerja Fisik
b. Memberikan perawatan dan pengobatan kepada korban
Unit Kerja Terkait Semua unit kerja dilingkungan RSUD A.Wahab Sjahranie Samarinda
Dokumen Terkait 1. Formulir pelaporan kecelakaan kerja
2. Formulir invistigasi kecelakaan kerja
3. SPO penanganan kecelakaan kerja fisik
4. SPO penanganan kecelakaan kerja karena bahan kimia
5. SPO penanganan kecelakaan kecelakaan kerja karena terpajan
darah / cairan tubuh
6. SPO penanganan kercelakaan kerja tertusuk benda tajam
infeksius
RSUD Alur penanganan
Insiden / Kecelakaan Kerja pada Karyawan / Peserta Didik
A.W Sjahranie
Samarinda
No. Dokumen No revisi Halaman
.......................
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional .......................
No Proses Uraian Target
1  Amankan korban dengan cara
KK memindahkan korban ketempat
yang aman  Mudah diberi
pertolongan

2 PENANGANAN  Penanganan korban sesuai dengan


KORBAN SPO penanganan jenis kecelakaan
kerja

3 LAPOR ATASAN  Max 1 x 24 jam


LANGSUNG

INVESTIGASI  Mengetahui penyebab kecelakaan  SPO investigasi


SEDERHANA sederhana

4 LAPORAN KE IK3  Laporan tertutis dengan  Pertolongan


(Bentuk TIM) menggunakan formulir laporan lebih lanjut
kecelakaan kerja max 2 x 24 jam cepat datang

5 Ya
ANALISIS  SPO investigasi
LAPORAN INVESTIGASI lanjut
LANJUT

PEMBUATAN
LAPORAN

Instalasi K3 membuat laporan dan Laporan


rekomendasi terdokumendasi
+
RSUD Tinjauan Lanjut kecelakaan Kerja ( KK ) dan Penyakit Akibat Kerja ( PAK )
A.W Sjahranie
Samarinda No. Dokumen No. Revisi Halaman

......................
Ditetapkan

Standar Tanggal Terkait Direktur Utama


Prosedur
Operasional
................................
NIP .....................

Pengertian 1. Kecelakaan kerja ( KK ) Ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga yang terjadi di tempat kerja yang dapat mengakibatkan
korban manusia atau kerugian harta benda penyakit akibat kerja
( PAK ) adalah penyakit yang disebkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja
2. Tindak lanjut KK dan PAK di RSUD A.Wahab Sjahranie dilaksanakan
sejak instalasi K3RS mendapatkan laporan tertulis tentang KK dan PAK
karyawan sampai yang bersangkutan mendapatkan pertolongan dan
penanganan medis yang berkompetensi .
Tujuan  Sebagai acuan di RSUD A.Wahab Sjahranie dalam menindaklanjuti
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
 Terpantaunya penanganan kasus KK dan PAK di RSUD A.Wahab
Sjahranie.
Kebijakan Pencatatan dan pelaporan terhadap kesehaatan kerja, kejadian / kecelakaan /
penyakit akibat kerja, penyakit yang diakibatkan oleh hal – hal yang berkaitan
dengan K3.
Prosedur 1. Penyampain laporan terjadinya KK atau PAK oleh karyawan yang
bersangkutan atau melalui unit kerja kepada instalasi K3RS
menggunakan Form Laporan insiden segera setelah terjadi KK / dugaan
PAK
2. Pencatatan laporan oleh instalasi K3RS
3. Penanganan KK / PAK
3.1.Karyawan yang menderita KK dan PAK segera diberikan
pengobatan di instalasi gawat darurat ( pada keadaan akut ) dan
poliklinik pegawai instalasi rawat jalan ( pada keadaan kronis )
3.2.Prosedur pelayanan dan pemeriksaan medis sesuai standar
pelayanan medis yang berlaku
4. Penyampaian informasi dari Dokter yang memeriksa karyawan yang
menderita FAK dan KK kepada instalasi K3RS
5. Pembuatan kajian sebagai evaluasi tentang KK dan PAK oleh Instalasi
K3RS
6. Pelaporan Hasil evaluasi oleh kepada Direksi per triwulan
Unit Terkait 1. Direksi
2. Instalsi K3
3. Poli Teratai
4. IGD
5. Poli Rawat Jalan
6. Seluruh unit kerja DI RSUD A.Wahab Sjahranie
Dokumen Alur Pelaporan
Terkait
RSUD Tindak Lanjut Kecelakaan Kerja ( KK ) Dan Penyakit Akibat Kerja ( PAK )
A.Wahab Sjahranie
Samarinda Nomor Dokumen No. Revisi Halaman

........................... ...........

Penyampaian laporan terjadinya KK atau PAK oleh


karyawan yang bersankgkutan atau melalui satuan
kerja kepada instalasi K3 menggunakann fom laporan
insiden segera setelah terjadi KK/dugaan PAK

Pencatatan Laporan oleh Instalasi K3RS

Penanganan KK/PAK

 Karyawan yang menderita KK dan PAK


segera diberikan pengobatan di
Instalasi Gawat Darurat ( Pada
keadaan akut ) dan Poliklinik Pegawai
Instalasi Rawat Jalan ( pada keadaan
kronis )
 Prosedur pelayanan dan pemeriksaan
medis sesuai Standar Pelayanan Medis
yang berlaku

Penyampaian Informasi dari Dokter yang memeriksa karyawan yang


menderita kk dan PAK kepada Instalasi K3RS

Pembuatan kajian sebagai Evaluasi tentang KK dan PAK oleh IK3

Pelaporan Hasil Evaluasi oleh IK3 kepada Direksi per triwulan

Selesai
Dokumen Wajib
FMS.II
KEPUTUSAN DIREKTUR
II. RINCIAAN PROGRAM BERDASARKAN SUB STANDAR

Menajemen Keamanan Dan Keselamatan

1. Pendahuluan

Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di


indonesia akhir – akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi
Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan
mutu pelayanan kepada masyarakat tanpa mengabaikan upaya keselamatan upaya
keselamatan dan keselamatan dan keamanan Rumah sakit menggunakan seluruh sumber
daya yang ada untuk menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisie. Pencegahan dan
perencanaan sangat penting untuk menciptakan fasilitas pelayanan pasien yang menjamin
keselamatan pasien. Agar perencanaan efektif, rumah sakit harus memahami seluruhresiko
yang mungkin terjadi dengan fasilitas yang ada saat ini. Hal ini meliputi baik keselamatan
maupun keamanan.
Potensi bahaya di Rumah Sakit, selain penyakit – penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya – bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Rumah Sakit, yaitu
kecelakaan ( peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan dengan instalasi
listrik, dan sumber – sumber cidera lainnya ), radiasi, bahan – bahan kimia yang berbahaya,
gas – gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi, semua potensi bahaya tersebut di
atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi karyawan di Rumah Sakit, para pasien
maupun para pengunjung yang ada di lingkungan Runah Sakit, resiko tadi dapat bersembur
dari penyakit yang dibawah oleh pasien, maupun kecelakaan kerja dari proses penanganan
pelayanan kesehatan, penggunaan alat kesehatan, kegiatan penunjang seerta limbah yang
dihasilkan Rumah Sakit.

2. Latar Belakang

??????????????????????????????????????????
??????????????????????????????????????????
??????????????????????????????????????????
??????????????????????????????????????????
??????????????????????????????????????????
??????????????????????????????????????????
??????????????????????????????????????????
?????????????????????????????????????????
Pengelolaan Bahan Dan Limbah Berbahaya

A. Pendahuluan

Bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut B3 adalah zat, energi, dan alat / atau
kumpulan lain yang karena sifat, konsentrasi dan / atau jumlahnya, baik secara langsung
maupung tidak langsung dapat mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan / atu
membahayakan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup
lainnya.

B. Latar belakang

Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dalam penyelenggaraan


fungsinya menggunakan bahan berbahaya atau B3 sebagai unsur pendukung dalam kegiatan
pelayanan medis dan penunjang medis seperti gas medis, reagen untuk pemeriksaan
laboratorium, disinfektan, sabun antiseptik, bahan – bahan kimia bersifat asam / biasa. Setiap
hari petugas rumah sakit terpapar bahaya dari bahan – bahan kimia itu. Bahaya dapat
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan – bahan kimia itu. Bahaya dapat
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan – bahan yang digunakan seperti
mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Bekerja dengan bahan – bahan kimia
mengandung resiko berbahaya, baik dalam proses peyimpanan, transportasi, distribusi, dan
penggunaannya.
Salah satu dampak penyelenggaraan pelayanan kesehatan, rumah sakit menghasilkan limbah
B3 yang umumnya bersifak infeksius dan beracun, antara lain bekas belutan, jarum suntik
bekas pakai, jaringan, organ dan bagian tubuh, cairan tubuh pasien, sisa obat, muntahan
pasien, obat kadarluarsa, lampu TL bekas, suku cadang alat kesehatan yang mengandung
logam berat, sisa reagen.
Klasifikasi / penggolongan bahan dan limbah berbahaya diperlukan untuk memudahkan
pengenalan serta cara penanganan dan transfortasi secara aman. Penanganan yang benar
dapat mengurasi / menghilangkan resiko.
Menajemen Keadaan Darurat

1. Pendahuluan

Dua hal mendasar yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu hazard dan disaster. Hazard adalah
sumber bahaya, suatu peristiwa yang hebat, atau kemungkinan dapat menimbulkan kerugian atau
korban manusia, contoh : gempa bumi, banjir, atau konflik. Disaster adalah

Anda mungkin juga menyukai