Anda di halaman 1dari 12

Lampiran

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN


NOMER :
TANGGAL :

PENDOMAN JENJANG KARIR TEKNIK ELEKTROMEDIK


RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Elektomedik merupakan salah satu pelayanan penunjang
medik dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang terintergrasi
dengan kegiatan pelayanan kesehatan lainya. Sebagai Teknisi elektromedik
yang Profesional selalu bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kepada user sesuai kompensi dan kewenangan yang dimilikinya bersifat
mandiri dan dapat berkerja sama dengan anggota tim kesehatan lainya.
Untuk menjaga mutu dan Profesionalisme layanan administrasi
kesehatan, diperlukan tenaga yang kompeten dibidangnya sehingga terjamin
keamanan pasien dalam menerima pelayanan yang diberikan. Untuk mencapai
tujuan pelayanan tersebut diharapkan adanya dukungan internal maupun
dukungan eksternal meliputi kebijakan organisasi, kepemimpinan strukutur
organisasi, sistem penungasan dan sistem pembinaan.
Tenaga kesehatan Masyarakat Rumah sakit sari mulia banjarmasin
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, sehingga
pembinaan dari rumah sakit yang berkesinambungan menjadi hal yang mutlak
harus dilaksanakan. Untuk itu dibuatlah Pedoman Jenjang Karir Teknik
Elektromedik Rumah sakit Sari Mulia Banjarmasin.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
4. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
6. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan Profesionalisme Teknik Elektromedik Rumah Sakit
Sari Mulia Banjarmasin
2. Tujuan khusus
a. Adanya Jenjang Karir Teknik Elektromedik Rumah sakit Sari Mulia
Banjarmasin
b. Adanya Kompetensi Teknisi Elektromedik Rumah Sakit Sari Mulia
Banjarmasin
c. Terlaksananya kegiatan pengembang Teknisi Elektromedik
berkelanjutan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin
d. Terlaksananya kegiatan Pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah
Sakit Sari Mulia Banjarmasin
e. Terlaksanakannya perbaikan peralatan kesehatan di Rumah Sakit Sari
Mulia Banjarmasin

D. Ruangan Lingkup
Jenjang Karir teknisi elektromedik rumah sakit sarimulia banjarmasin
yang dikembangan yaitu Teknisi Elektromedik pertama, Teknisi
Elektroemedik muda, Teknisi Elektromedik Madya. Teknisi Elektromedik
dengan pendidikan D-III Teknik Elektromedik.

E. Sasaran
Seluruh Teknik Elektromedik Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin
II. KUALIFIKASI PENDIDIKAN TEKNISI ELEKTROMEDIK

Pendidikan Teknisi Elektromedik dikembangkan jalur vokasional, yaitu


pendidikan Diploma II, Pendidikan Diploma III dan Pendidikan Diploma IV serta
mempersiapkan pendidikan lanjutan untuk Spesialis 1 dan spesialis II. Sedangkan
untuk Spesialis I dan spesialis II. Sedangkan untuk jalur akademik, Yaitu
pendidikan Sarjana S1, S2 dan S3 (Doktor/PhD) Terkonsterasi Pada pengguruan
Tinggi atau Universitas, Institut di bawah pengelolaan departemen pendidikan
nasional. Namun demikian, bawah pengelolaan departemen pendidikan nasional.
Namun demikian, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan di
bidang teknik Elektromedik/biomedika persiapannya sudah dilakukan baik
penyusunan kompetensi, kurikulum sampai pada naskah akademik.
Tenaga Teknisi Elektromedis Indonesia saat ketersediaanya secara formal
memiliki izajah sesuai dengan sejarah berdirinya institusi pendidikan : akademik
Teknik Rontgen ( ATRO ), Akademik Teknik Rontgen/Elektromedik, akademik
teknik elektromedik, pendidikan ahli madya teknik elektromedik (PAM-TEM),
Akademik Teknik elektromedik, Diploma III Teknik Elektromedik, Diploma IV
Teknik Elektromedik, Politeknik Kesehatan jurusan Teknik Elektromedik Depkes
RI.
A. Pendidikan Teknisi Elektromedik
1. Pendidikan Teknisi Elektromedik adala penyelenggaran pendidikan yang
bertujuan menghasilkan tenaga Teknik Elektromedik yang memiliki ilmu
pengetahuan di bidang Teknik Elektromedik yang dilandasi moral dan
etika.
2. Pendidikan Teknisi Elektromedik sebagaimana dimaksudkan di atas
merupakan proses belajar berkesinambungan dan berkelanjutan di mulai
saat masuk pendidikan dan berakhir saat berhenti menjadi Teknisi
Elektromedis.
B. Penyelenggaraan Pendidikan Teknisi Elektromedis
1. Penyelenggaran pendidikan Teknisi Elektromedis adalah suatu institusi
pendidikan yang telah diakreditasi untuk penyelenggaraan pendidikan
teknisi elektromedik dan mendapatkan rekomendasi dari organisasi
profesi.
2. Penyelenggaraan pendidikan Teknisi Elektromedik berkelanjutn
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
(Organisasi profesi) melalui pendidikan jenjang, pelatihan, workshop dan
sejenisnya.
3. Penyelenggaran pendidikan Teknisi Elektromedik diselenggarakan oleh
lembaga formal.

C. Jenjang dan kualifikasi


1. Jenjang dan kualifikasi pendidikan Teknisi Elektromedik ditetapkan oleh
organisasi profesi atas dasar pengembangan ilmu dan Teknologi
Elektromedis serta kebutuhan masyarakat akan pelayan bidang Teknisi
Elektromedik maupun usulan dari lembaga-lembaga tekait bidang
Elektromedik
2. Jenjang pendidikan Teknisi Elektromedik di Indonesia berkembang dalam
sejarahnya mulai dari asisten teknik rontgen ( ASRO ) ( Setingkat SMU),
ATRO, ATRO/EM, ATEM, Poltekkes jurusan Teknik elektromedik (
Setingkat dengan D-III), Teknik Elektromedik ( Setingkat dengan D-IV)
Sedangkan (Stratat satu ) dibidang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
dibawah naungan dan tanggung jawab depdiknas RI.
3. Jenjang Pendidikan Teknisi Elektromedis dibedakan menurut kelulusanya
dengan mengacu pada 3 pilar kemampuan yaitu : Pengetahuan,
Keterampilan dan sikap.
4. Kurikulum pendidikan Teknisi Elektromedis disusun berdasarkan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh menteri kesehatan atas usulan organisasi
dan profesi serta institusi terkait.
5. Setiap Teknisi Elektromedik yang berpraktek wajib mengikuti pendidikan
dan pelatihan Teknisi Elektromedik berkelanjutan yang diselenggarakan
oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang terakreditasi oleh organisasi
profesi dalam penyerapam perkembangan ilmu pengetahuan dan
Teknologi Teknisi Elektromedik
6. Pendidikan dan pelatihan teknisi elektromedik berkelanjutan dilaksanakan
dengan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Ahli Teknisi Elektromedik
Indonesia ( IKATEMI).

D. Pengelolaan dan Pelaksanaan


Pengelolan dan pelaksanaan pendidikan Teknisi Elektromedik menjadi
tanggung jawab departemen teknis, pengelolaan pendidikan dan organisasi
profesi.

E. Klasifikasi Golongan Elekromedik


a. Teknisi Elektromedik Pertama :
1. Penata muda, golongan ruangan III/a; dan
2. Penata muda tingkat 1, golongan ruangan III/b.
b. Teknisi Elektromedik Muda :
1. Penata, golongan ruangan III/c; dan
2. Penata Tingkat I, golongan ruangan III/d.
c. Teknisi Elektromedis Madya :
1. Pembina, golongan ruang IV/b; dan
2. Pembina Tingkat I, Golongan Ruang IV/b; dan
3. Pembina Utama muda, Golongan ruangan IV/c.

F. Kenaikan Golongan Elektromedik


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara dan
reformasi birokrasai republikan indonesia nomer 28 Tahun 2013 tentang
Jabatan fungsional Teknisi elektromedik dan angka kreditnya pada
BAB IV jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruangan pasal 6 ayat 6 sampai
8 yang berbunyi
1. Ayat 6 : “ Pangkat, Golongan ruang untuk masing-masing jenjang jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5) ditentukan berdasarkan
jumlah angkat kredit yang ditetapkan
2. Ayat 7 : “ Penetapan jenjang jabatan untuk pengangkatan dalam jabatan
fungsional teknisi elektromedis ditetapkan berdasarkan jumlah angkat
kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menentapkan angka kredit”.
3. Ayat 8 : “ Jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruangan dapat tidak
sesuai dengan jenjang jabatanya dan pangkat sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dan (5).

G. Tugas-tugas dari golongan atau pangkat Elektromedik.


a. Teknisi elektromedik pertama
1. Mengelolah data dalam rangka menyusun rencana kerja tahunan
penyelenggaraa pelayanan pemeliharaan alat elektromedik dan alat
ukur standar.
2. Menyusun program pemantauan fungsi alat elektromedik teknologi
tinggi sebagai ketua dalam menyusun pelayanan elektromedik;
3. Menyusun program pemeliharaan alat ukur standar teknologi
menengah sebagai ketua rangka menyusun program kerja
elektromedik.
4. Menyusun program perbaikan alat ukur standar teknologi menengah
sebagai ketua dalam rangka menyusun program pelayanan
elektromedik.
5. Menyusun program kalibrasi/pengujian alat elektromedik teknologi
sebagai ketua dalam rangka menyusun program pelayanan elekromedik
6. Mengumpulkan data alat elekromedik teknologi tinggi dalam rangka
menyusun kerangka acuan investasi.
b. Teknisi Elektromedis muda, meliputi :
1. Melaksanakan setting parameter/indikator alat elektromedik teknologi
tinggi dalam langka pelaksanaan pemeliharaan alat elektromedik.
2. Melaksanakan analisa solusi perbaikan alat teknologi tinggo dalam
rangka pelaksanaan perbaikan alat elektromedik.
3. Melaksanakan verifikasi/pengujian/kalibrasi alat ukur standar
teknologi pelaksanaan perbaikan alat elektromedik.
c. Teknisi Elektromedis Madya, meliputi :
1. Menyusun kerangka acuan alat ukur Standar teknologi tinggi dalam
rangka menyusun acuan investasi;
2. Menyusun metode pengujian/kalibrasi teknologi tinggi dalam rangka
menyusun perencanaan standar pelayanan elektromedik
3. Merevisi SOP/instruksi kerja/lembar kerja alat ukur standar teknologi
tinggi dalam rangka menyusun perencanaan standar pelayanan
elektromedik
4. Menyusun instruksi kerja pengujian/kalibrasi alat ukur standar dalam
rangka penyusun standar pelayanan alat ukur standar;
5. Menentukan jenis dan mutu bahan sarana prasarana sesuai kebutuhan
masa pakai alat elektromedik dalam rangka melaksanakan kajian pra-
instalasi pemasangan alat elektromedik.
III. STANDAR KOMPETENSI

A. PENGERTIAN STANDAR PROFESI


Menurut Barber, pengertian profesi mengandung esensi sebagai berikut:
1. Memiliki ilmu pengetahuan yang s istematik.
2. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan
umum/masyarakat dari pada kepentingan pribadi.
3. Memiliki mekanisme kontrol terhadap tingkah laku anggotanya
melalui kode etik yang dibuat oleh organisasi profesi dan diterima
sebagai kewajiban untuk dipatuhi.
Ketiga esensi tersebut ada pada profesi Keteknisian Elektromedis.
Profesi Keteknisian Elektromedis adalah suatu pekerjaan Teknisi
Elektromedis yang dilaksanakan berdasarkan ilmu, kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan berjenjang, dan kode etik yang bersifat
melayani masyarakat.
Standar profesi merupakan pedoman baku yang harus dipatuhi
dan dipakai dalam melaksanakan tugas profesi yang benar dan baik. Standar
profesi merupakan kemampuan akademik profesional minimal seorang
Teknisi Elektromedik yang mencakup tiga hal : knowledge, skill, and
professional attitude, spesialis konsultan.
Teknisi Elektromedis dalam melaksanakan praktik Keteknisian
Elektromedis mempunyai hak :
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedural operasional
2. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar
prosedur operasional
B. Pengertian Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang keterampilan dan
pengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang
di persyaratkan.
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang
bersangkutan akan mampu :
1. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
2. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
3. Mengetahui apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang
berbeda dengan rencana semula.
4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. Dalam
penyusunan standar kompetensi Teknik Elektromedik dibagi dalam
empat peran yaitu, sebagai pengelola, pelaksana, peneliti dan
pelatih/penyuluh.

C. Peran Pengelola
Memerlukan kompetensi sebagai berikut:
1. Melakukan perencanaan pemenuhan kebutuhan alat
kesehatan/kedokteran.
a. Mampu menganalisis jenis alat kesehatan/kedokteran sesuai
spesifikasi teknis.
b. Mampu mengumpulkan data-data alat kesehatan/kedokteran.
c. Mampu menentukan jenis spesifikasi alat kesehatan/kedokteran
pada unit pelayanan fungsional klinis.
d. Mampu mengetahui fungsi (aktivitas) unit pelayanan fungsional
klinis.
e. Mampu menyusun proposal kebutuhan alat kesehatan/kedokteran.
f. Mampu menyusun pengadaan alat kesehatan/kedokteran.
2. Melakukan pengadaan alat kesehatan/kedokteran. ;
a. Mampu merencanakan pengadaan alat kesehatan/kedokteran.
b. Mampu membandingkan spesifikasi alat kesehatan/kedokteran.
c. Mampu menentukan alat kesehatan/kedokteran sesuai kebutuhan.
d. Mampu melakukan seleksi alat kesehatan/kedokteran yang
dibutuhkan.
e. Mampu menjelaskan unjuk kerja alat kesehatan/kedokteran pada
pengguna.

D. Peran Pelaksana
Memerlukan kompetensi untuk perencanaan alat
kesehatan/kedokteran yaitu sebagai berikut:
1. Mampu mengumpulkan data-data alat kesehatan/kedokteran.
2. Mampu merumuskan data-data alat kesehatan/kedokteran.
3. Mampu mengidentifikasi alat kesehatan/kedokteran.
4. Mampu menilai tingkat ekonomis alat kesehatan/kedokteran.
5. Mampu menilai tingkat keberhasilan fungsi keandalan alat
kesehatan/kedokteran.
6. Mampu menghitung beban kerja alat secara optimal.
7. Mampu menerapkan prosedure perencanaan, penempatan alat
kesehatan/kedokteran sesuai standar.
E. Wewenang Elektromedik
Wewenang Teknisi Elektromedis secara umum adalah menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap
pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan
serta mutu yang standar. Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi
semua sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang
menyelenggarakan pelayanannya menggunakan fasilitas peralatan
dari yang teknologi sederhana sampai teknologi tinggi, dengan
peranan dan fungsi teknisi elektromedis secara umum yang dapat
diuraikan mulai dari pengelola, pelaksana, penelitian serta penyuluh
dan pelatih terhadap alat kedokteran/kesehatan pada fasilitas
kesehatan sebagai berikut:
1. Wewenang Melaksanakan operasi alat kedokteran/kesehatan (Teknisi
Aplikasi).
2. Wewenang Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran/kesehatan.
3. Wewenang Melaksanakan repair & trouble shooting alat
kedokteran/kesehatan.
4. Wewenang Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alat
kedokteran/kesehatan.
5. Wewenang Melaksanakan inspeksi keamanan alat
kedokteran/kesehatan.
6. Wewenang Melaksanakan uji laik pakai alat kedokteran/kesehatan.
7. Wewenang Melaksanakan penyuluhan/pengajaran/penelitian alat
kedokteran/ kesehatan.
8. Wewenang Melaksanakan perakitan instalasi alat
kedokteran/kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai