Anda di halaman 1dari 25

Page:of 6

Automatic Zoom

IDENTIFIKASI RESIKO SISTEM UTILITAS


I.
PENDAHULUAN
Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area dampak risiko,
penyebabnya dan potensi akibatnya. Teknik identifikasi yang
digunakan, disesuaikan dengan kemampuan,
sasaran,danjenisrisiko yang dihadapi.Alat identifikasi yang
digunakan dalam rencana induk ini adalah dengan Brainstorming
atau curah pendapat antara manajer dan pengawas program
serta pihak lain dalam internal rumah sakit
yangterkait.Identifikasirisiko pengelolaan peralatan utilitas antara
lain sebagai berikut :
1)
Pendingin udara tidak bekerja
2)
Suplai listrik ruangan mati
3)
Lift macet
4)
Sentral vakum/kompresor tidak lancar
5)
Suplai air terganggu
6)
Mesin limbah mampet
7)
Suplai listrik cadangan (genset) terganggu
II.
ANALISA RISIKO SISTEM UTILITAS
Tujuan analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan
kemungkinan semua risiko
yang dapat menghambat tercapainya sasaran pengelolaan
sistem utilitas dan menyediakan data
untuk membantu langkah evaluasi dan mitigasi risiko.
Analisis risiko mencakup pe
rtimbangan
dan mengkombinasikan estimasi terhadap
consequence
dan
likelihood
didalam konteks untuk
mengambil tindakan pengendalian.
Adapun analisa risiko yang digunakan dalam rencana
induk/program ini adalah analisa
kuantitatif dengan melakukan skoring ata
s probabilias kejadian dan nilai dampak atau
konsekuensi yang mungkin timbul jika risiko benar
-
benar terjadi.
No.
Jenis
Resiko
Probability/
Likelihood
Konsekuensi/
Dampak
Skor
Resiko
1
Pendingin udara tidak bekerja
4
1
4
2
Suplai listrik ruangan mati
2
3
6
3
Lift macet
2
1
2
4
Gangguan suplai pada sentral
kompresor & vakum
2
2
4
5
Suplai air terganggu
2
3
6
6
Mesin limbah macet
3
1
3
7
Suplai listrik terganggu
1
5
5
Keterangan :
1.
Kriteria Likelihood
Kriteria Kuantitatif
(Probabilitas)
Kriteria
Kuantitatif
(Frekuensi/tahun)
Kriteria Kualitatif
Sebutan
Nilai
0.10
1
-
5 Kejadian
Hampir tidak mungkin
terjadi
Sangat Kecil
1
0.30
6
-
10 Kejadian
Kemungkinan
terjadi
kecil
Kecil
2
0.50
11
-
20 kejadian
Dapat terjadi, dapat juga
tidak 50:50
Sedang
3
0.70
21
-
50 kejadian
Besar
kemungkinan
terjadi
Besar
4
0.90
Lebih
dari
50x
kejadian
Hampir pasti terjadi
Sangat besar
5
2.
Kriteria Consequences
1
2
3
4
5
Insignificant
Minor
Moderate
Major
Catastrophic
Cedera Pasien
Tidak
ada
cedera
Dapat
diatasi
dengan
pertolongan
pertama
Berkurangnya
fungsi
motorik/sensorik
setiap kasus yg
memperpanjang
perawatan
Cedera
luas
kehilangan
fungsi
utama
permanen
Kematian
Pelayanan
Operasional
Terhenti
lebih
dari 1 jam
Terhenti
lebih
dari 8 jam
Terhenti
lebih
dari 1 hari
Terhenti
lebih
dari 1 minggu
Terhenti
Permanen
Biaya/Keuangan
Kerugian Kecil
Kerugian lebih
dari
0,1%
anggaran
Kerugian lebih
dari
0,25%
anggaran
Kerugian lebih
dari
0,5%
anggaran
Kerugian lebih
dari
1%
anggaran
Publikasi
Rumor
-
Media
lokal
-
Waktu
singkat
-
Media
lokal
-
Waktu
lama
Media Nasional
kurang dari 3
hari
Media Nasional
lebih dari 3 hari
Reputasi
Rumor
Dampak
kecil
terhdp
moril
karyawan dan
kepercayaan
masyarakat
Dampak
bermakna
trhadp
moril
karyawan
dan
kepercayaan
masyarakat
Dampak serius
trhadp
moril
karyawan dan
kepercayaan
masyarakat
Menjadi
masalah berat
III.
EVALUASI RISIKO PENGELOLAAN PERALATAN UTILITAS
Evaluasi risiko dilakukan dengan membandingkan antara skor
risiko yang
didapatkan dari
proses analisa risiko dengan kriteria
risiko. Adap
un kirteria risiko
dapat disebut dengan
Risk
Apetite
dan dilengkapi dengan
Risk Tolerance
sebagaimana disajikan dalam gambar berikut
:
Risk Tolerance
Likelihood
5
Hampir Pasti
5
Medium
10
Medium
15
High
20
High
25
High
4
Kemungkina
Besar
4
Medium
8
Medium
12
Medium
16
High
20
High
3
Kemungkinan
Sedang
3
Low
6
Medium
9
Medium
12
Medium
15
High
2
Kemungkinan
Kecil
2
Low
4
Medium
6
Medium
8
Medium
10
High
1
Jarang
1
Low
2
Low
3
Low
4
Medium
5
High
1
2
3
4
5
Risk Appetite
Tidak
Signifikan
Rendah
Menengah
Besar
Dahsyat
Berdasarkan pada
risk tolerance
maka dapat ditetapkan kewenangan dan tanggung jawab
dalam pengelolaan risiko sebagai berikut :
1.
Risiko yang berada di atas garis
risk tolerance
dan berada di level risiko
mulai dari
16 sampai dengan 25 menjadi perhatian penuh Direksi dalam
pengelolaannya.
2.
Level risiko di atas garis
risk tolerance
sampai lebih kecil dari 16
menjadi
perhatian penuh
Kepala Instalasi
.
3.
Risiko di bawah ga
ris
risk tolerance
sepenuhnya dalam tanggung jawab
pengelolaan ditingkat operasional atau oleh Kepala Divisi.
Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi dan diskoring akan
dibandingkan
dengan
gambar diatas sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
No
J
enis Resiko
Skor Resiko
Kriteria
Resiko
Penanggung
Jawab
Tindak
Lanjut
1
Pendingin
udara
tidak
bekerja
4
Medium
Kepala
Instalasi

Tidak
perlu
penanganan
khusus

Pemantauan
periodik
sejak
dini agar resiko
tidak terjadi

Perlu koordinasi
lintas
sektoral
untuk
fungsi
pencegahan,
deteksi
dan
penanganan
2.
Suplai listrik
ruangan mati
6
Medium
Kepala
Instalasi

Tidak
perlu
penanganan
khusus

Pemantauan
periodik
sejak
dini agar resiko
tidak terjadi
3
Lift Macet
2
Rendah
Kepala Divisi

Tidak
perlu
penanganan
khusus

Pemantauan
periodik
sejak
dini agar resiko
tidak terjadi
4
Gangguan
pada
suplai
sentral
kompresor dan
vakum
4
Medium
Kepala
Instalasi

Tidak
perlu
penanganan
khusus

Pemantauan
periodik
sejak
dini agar resiko
tidak terjadi

Perlu koordinasi
lintas
sektoral
untuk
fungsi
pencegahan,
deteksi
dan
penanganan
5
Suplai
air
terganggu
6
Medium
Kepala
Instalasi

Tidak
perlu
penanganan
khusus

Pemantauan
periodik
sejak
dini agar resiko
tidak terjadi

Perlu koordinasi
lintas
sektoral
untuk
fungsi
pencegahan,
deteksi
dan
penanganan
6
Mesin limbah
macet
3
Rendah
Kepala
Divisi

Tidak
perlu
penanganan
khusus

Pemantauan
periodik
sejak
dini agar resiko
tidak terjadi
7
Suplai listrik
terganggu
5
Medium
Kepala
Instalasi

Tidak
perlu
penanganan
khusus

Pemantauan
periodik
sejak
dini agar resiko
tidak terjadi
Secara umum seluruh skor r
e
siko berada di bawah garis
risk tolerance
, namun bukan
berarti potensi resiko mengecil. Nilai Konsekuensi yang besar,
harus menjadi perhatian yang lebih
dalam merencanakan pengelolaan resiko
IV.
MITIGASI/PENGELOLAAN RE
SIKO
R
e
siko
-
r
e
siko yang telah tersaring pada langkah evaluasi, selanjutnya
dibuat rencana
pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut mitigasi risiko.
Langkah mitigasi risiko
meliputi
pengidentifikasian beberapa kegiatan untuk
menangani risiko, memperkirakan
risiko, menyiapkan
rencana perlakuan risiko dan
mengimplementasikan rencana perlakuan
risiko.
Risiko yang akan dilakukan mitigas/pengelolaan risiko hanya
difokuskan pada kriteria
risiko medium
dan tinggi,
dan dapat dijelask
an sebagai berikut :
No
Jenis Resiko
Mitigasi/Pengelolaan
Pencegahan
Penanganan
1
Pendingin
Udara
tidak bekerja
-
Melak
ukan
kerja
sama dengan pihak
ke
-
3,
dalam
melakukan
pemeliharaan
-
Me
lakukan
pemindahan mesin
outdoor AC yang
penempatannya
menyulitkan
untuk
melakukan
pemeliharaan
-
Sosialisasi kepada
pengguna
atau
operator
ruangan
agar
dalam
mengatur
suhu
sesuai standar
-
Melakukan perbaikan
AC
-
Mengganti AC yang rusak
dengan AC cadangan
2
Suplai listrik ruangan
mati
-
Melakukan inspeksi
pada panel listrik
-
Melakukan inspeksi
jalur kabel listrik
-
Mengecek
beban
pada
masing
-
masing panel secara
berkala
-
Melakukan pengalihan daya
listrik pada ruang
-
ruang yang
prioritas
-
Mengganti
MCB
dengan
kapasitas yang lebih besar
3
Lift Macet
-
Melakukan
Kerja
Sama Pemeliharaan
dengan vendor Lift,
sekaligus
menyediakan
petugas yang siaga
24 jam jika terjadi
macet.
-
Melakukan
perencanaan spare
part
dan
suku
cadang
agar
mengurangi “break
down” lift

Menyiagakan petugas lift 24 jam

Memberi penanda jika lift sedang
dalam perbaikan

Me
ngarahkan
untuk
menggunakan lift yang lain, jika
lift mengalami kerusa
kan atau
dalam perbaikan
4
Gangguan pada suplai
sentral kompresor dan
vakum
-
Melakukan jadwal
pemeliharaan
berkala
-
Merencanakan
mengadakan
filter
-
filter di inlet
agar kotoran tidak
masuk ke mesin
-
Menyiapkan
peralatan
mobile
,
seperti
Vaccum
transport,
dan
tabung udara tekan
sebaga
i back up

Menggunakan peralatan
backup
seperti Vaccum transport dan
Tabung Udara tekan untuk
membantu suplai

Menggunakan peralatan medis
yang sudah dilengkapi dengan
fungsi vaccum dan udara tekan

Standarisasi
kode
warna
berdasarkan jenis gas medis
jika
terjadi
gangguan
5
Suplai air terganggu
-
Melakukan
pengecekan
berkala
untuk
mesin pendorong
dan tandon
-
Mengotomatisasi
sistem
kontrol
level
-
Membuat
perencanaan
sistem
berlapis
jika
mesin
air
mengalami
gangguan

Bekerja sama dengan PDAM jika
efek gangguan suplai air sangat
luas

Mengalihkan ke jaringan by
-
pass
jika gangguan suplai air terjadi
pada tandon dan mesin pendorong
6
Mesi
n Limbah macet
-
Memberikan
sosialisasi
agar
tidak membuang
benda
-
benda padat
yang
berpotensi
untuk menyumbat
-
Melakukan
pengurasan
untuk
mengurangi
endapan
-

Melakukan lokalisasi limbah agar
tidak meluas

Memberikan klorin mengurangi
potensi infeksius
7
Suplai listrik cadangan
t
erganggu
-
Menyiagakan
selalu genset agar
selalu
dalam
kondisi baik
-
Bekerja
sama
dengan PLN untuk
selalu
menginformasikan
tentang
pemadaman

Bekerja sama dengan PLN, untuk
menggunakan genset mobile

Jika gangguan hanya berada pada
daerah
/ruangan
tertentu, maka
dilakukan pengalihan jalur suplai
V.
PELAPORAN INSIDEN DAN PELAPORAN PROGRAM
Sistem Pelaporan berdasarkan SK Direktur RSUD Propinsi
NTB dengan Nomor :
442/829/RSUDP.
VI.
MONITORING DAN REVIEW INSIDEN DAN KEGIATAN
Monitoring dan
review insinden dan kegiatan dilakukan oleh Tim K3 sesuai
dengan
besar kecilnya risiko.
Monitor dan review insinden juga melibatkan unit
-
unit terkait

Anda mungkin juga menyukai