1
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 188.4/Kep.0063.k-TU/2022
BAB I
PENGERTIAN
A. PENGERTIAN
1. Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan pekerjaan yang
dilakukan di tempat kerja.
2. Tempat kerja ialah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
3. Bahaya adalah sumber, sesuatu, atau tindakan yang berpotensi menyebabkan cidera pada
manusia atau gangguan kesehatan, atau kombinasi keduanya.
4. Risk / resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang atau dapat diartikan sebagai suatu
keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat
menimbulkan suatu kerugian.
5. Asessment adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
6. Pre-Construction Risk Asessment adalah suatu cara pengumpulan data awal guna menilai potensi
resiko yang mungkin ditimbulkan sebelum dan waktu pelaksanaan kegiatan
pembangunan/renovasi.
7. Probability adalah Peluang atau Kemungkinan dari suatu kejadian, terjadi atau tidak dan
seberapa besar kemungkinan kejadian tersebut berpeluang untuk terjadi.
8. Severity adalah tingkat keparahan/ dampak apabila suatu resiko itu benar-benar terjadi.
9. Nilai resiko adalah hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko untuk
menentukan kategori suatu resiko.
10. Gradding adalah Penialian nilai resiko menggunakan matriks atau table nilai resiko deengan
system pewarnaan.
11. Pengendalian adalah suatu upaya untuk menguranggi atau menghilangkan suatu potensi resiko
yang dimungkinkan terjadi pada suatu kegiatan.
12. Work permit adalah suatu ijin pekerjan yang dikeluarkan olegh suatu intansi / unit / komite guna
melaksanakan suatu kegiatan.
2
5. Renovasi adalah adalah perbaikan Aset Tetap yang rusak atau mengganti yang baik dengan
maksud meningkatkan kualitas atau kapasitas.
6. Rehabilitasi bangunan perbaikan Aset Tetap yang rusak sebagian dengan tanpa meningkatkan
kualitas dan atau kapasitas dengan maksud dapat digunakan sesuai dengan kondisi semula.
7. Restorasi adalah perbaikan Aset Tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan arsitekturnya.
8. Demolition/ penghancuran adalah menghilangkan atau menghancurkan suatu bangunan yang
ada untuk atau tidak difungsikan yang lainnya.
9. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik
acuan.
10. Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dituang
ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan.
11. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
12. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel disingkat
dB.
13. Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Menjadi acuan penyelenggaraan bangunan gedung sesuai fungsi yang ditetapkan dan yang
memenuhi persyaratan teknis: keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
serta kelestarian lingkungan.
2. Tujuan Khusus
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Undang –undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Permenkes 66 tahun 2016 tentang pedoman Keselamatan & Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
3
5. Permenkes 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
6. Permenkes 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Tehnis bangunan & Prasarana Rumah sakit
7. Permen PU nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan & Perawatan Bangunan
Gedung
8. PERMENKES No.24 tahun 2016 tentang standart tehnis bangunan dan prasarana rumah sakit.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan.
BAB II
RUANG LINGKUP
4
D. Pengontrolan / inspeksi K3 pada kontruksi / renovasi.
E. Pelaporan dan rekomendasi
BAB III
TATALAKSANA
5
1) Kerusakan ringan
a) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural,
seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
b) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar
35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku,
untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
2) Kerusakan sedang
a) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan
atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
b) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar
45% dari harga
c) satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas
dan lokasi yang sama.
3) Kerusakan berat
a) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik
struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
b) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan
bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
6
7. Pada penyusunan DED bangunan baru harus memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
serta aspek syariah diantaranya :
a. Jalur penyelamatan dan fasilitas penanggulangan bila terjadi bencana.
b. Bahan bangunan yang akan digunakan harus tahan api.
c. Pemisahan gender atau jenis kelamin pada ruang perawatan.
d. Toilet sesuai dengan gender dan kapasitas yang memenuhi.
e. Penyediaan sarana ibadah bagi petugas, pasien dan pengunjung dan petugas kontruksi.
f. Penyediaan fasilitas ibadah pengganti apabila dilakukan pembokaran atau renovasi maupun
pembangunan baru.
g. Kepastian arah kiblat harus dilakukan dengan lembaga resmi atau berwenang.
Sebelum sebuah pekerjaan pembangunan berlangsung perlu mengisi form identitas dan lokasi
pekerjaan
Nama Pekerjaan :
7
Waktu Pelaksanaan : Konsultan Perencana :
Lokasi Pekerjaan
Gedung :
Lantai :
Risk Level
Tipe Konstruksi
8
Sebelum sebuah pekerjaan pembangunan berlangsung, Tim bersama dengan pelaksana
menyusun kegiatan kerja apa saja yang akan dilakukan sebelum, pelaksanaan dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan meliputi apa saja.
Kegiatan kerja ini terdiri dari pre kontruksi, kontruksi dan pasca kontruksi, sehingga dapat
diurutkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana guna nanti menilai jenis resiko dan
dampak yang mungkin terjadi dari kegiatan yang ada.
Tim yang terdiri dari berbagai unit, komite dan pelaksana mempunyai tugas melakukan
penilaian resiko keselamatan dan kesehatan kerja pembangunan dalam bentuk identifikasi
resiko, upaya pengendalian, pengawasan dan pelaporan.
Tabel 1
Probability ( Kemungkinan terjadi )
PROBABILITY
SKALA LEVEL
9
Mungkin terjadi, pembangunan baru ‹ 3 bulan, Renovasi ‹ 1 minggu 3
Tabel 2
Severity ( Keparahan)
SEVERITY
SKALA LEVEL
Tabel 3
Nilai resiko
LEVEL SKOR
LOW 1–5
MEDIUM 6 – 10
HIGH 11 – 16
Tabel 4
Gradding matriks
P/S 1 2 3 4
Tidak mungkin
Mungkin
Jarang
Pasti
10
Tatalaksana Penilaian resiko kegiatan pembangunan / renovasi
1. Tim PCRA mempersiapkan form penialian resiko pembangunan / renovasi.
2. Ketua Tim PCRA menunjuk petugas notulen.
3. Petugas notulen memasukkan data unit kerja yang mempunyai pekerjaan kedalam kolom
Unit dan lokasi pekerjaan pada kolom lokasi pekerjaan.
4. Petugas memasukkan data hasil penyusunan tahapan kegiatan kerja kedalam kedalam
kolom kegiatan.
5. Tim bersama – sama melakukan identifikasi resiko yang mungkin terjadi dari setiap kegiatan
kedalam kolom identifikasi bahaya / aspek lingkungan.
6. Tim melakukan penilaian dampak yang ditimbulkan dari kegiatan kedalam kolom
konsekuensi / dampak lingkungan dengan memperhatikan 9 elemen penilaian
(Keselamatan keamanan kontruksi, Kualitas udara, Pengendalian Infeksi (ICRA ), Utilitas,
Kebisingan, Getaran, Bahan berbahaya dan beracun, Pelayanan kedaruratan, Resiko-resiko
lain yang menggangu proses perawatan).
7. Tim melakukan penilaian severity / keparahan dengan melihat tabel yang ada serta
memasukkan angka skala yang ada dalam kolom S.
8. Tim melakukan penilaian Probability / kemungkinan dengan melihat tabel yang ada serta
memasukkan angka skala yang ada dalam kolom P.
9. Tim melakukan penilaian nilai resiko dengan mengkalikan hasil Probability dan Severity
yang ada serta memasukkan angka skala yang ada dalam kolom NR.
10. Tim menyusunan langkah pengendalian yang akan dilakukan dengan melihat 5 metode
yaitu eliminasi, subtitusi, re-engineering, administrasi dan APD pada kolom jenis
pengendalian risiko.
11. Tim melakukan penialian kembali severity, Probability dan Nilai Resiko setelah dilakukan
upaya pengendalian seperti langkah diatas pada kolom setelah pengendalian.
12. Tim menyepakati siapa yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dengan mengisi
nama unit kerja yang bertanggung jawab pada kolom PIC.
13. Tim memberikan target penyelesaian pengendalian berapa lama dengan mengisi tanggal,
bulan dan tahun akhir pengendalian pada kolom tanggal penyelesaian.
14. Tim menilai status upaya pengendalian yang akan dilakukan dengan mengisi sudah apa
belum pada kolom status.
15. Ketua Tim menandatanggani dan menuliskan nama pada kolom disiapkan oleh.
16. Bila tidak disetujui maka akan dilakukan revisi oleh tim PCRA kembali.
17. Form hasil penilaian diserahkan kepada direktur umum untuk dilakukan pemeriksaan, bila
setuju maka dibubuhkan nama dan tandatanggan pada kolom diperiksa oleh.
11
18. Bila sudah diajukan kepada direktur utama untuk meminta persetujuan dengan
membubuhkan nama dan tanda tanggan pada kolom disetujui oleh.
19. Bila form telah ditandatanggani semua maka digandakan dan serahkan epada seluruh unit
yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian risiko.
Harap tinjau masing-masing kategori berikut ini yang sesuai dan menunjukkan apakah kategori
tersebut berlaku untuk lingkup pekerjaan yang direncanakan.
4 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat berdampak
pada sistem deteksi kebakaran di rumah
sakit?
Ya Tidak
5 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat memberikan
dampak terhadap sistem penanggulangan
kebakaran di rumah sakit?
Ya Tidak
6 Pencegahan Kebakaran
12
Apakah kegiatan proyek memiliki tambahan
fasilitas atau peralatan pemadaman
kebakaran yang tersedia di area proyek ?
Ya Tidak
7 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek mengharuskan
seluruh staf untuk mendapatkan pelatihan
mengenai langkah pemadaman kebakaran?
Ya Tidak
8 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek menjamin sudah
pernah melakukan pelatihan / simulasi
penanggulangan kebakaran ?
Ya Tidak
9 Bahan Berbahaya Beracun
Apakah proyek memiliki tempat
penyimpanan khusus untuk Bahan Berbahaya
dan Beracun ?
Ya Tidak
10 Kompartemen
Apakah proyek membutuhkan partisi tahan
asap sementara ? Partisi tersebut harus
bebas asap dan terbuat dari material yang
tidak mudah terbakar
Ya Tidak
11 Dampak Terhadap Struktur Bangunan
Akankah aktifitas proyek akan
mempengaruhi struktur bangunan rumah
sakit dan berdampak pada proteksi
kebakaran seperti pintu dan dinding ?
Ya Tidak
12 Pengawasan Terhadap Potensi Bahaya
Akankah pemilik proyek akan melakukan
peningkatan terhadap inspeksi dan
pengawasan bahaya terhadap aktifitas
proyek
Ya Tidak
Frekuensi berkala:
_____Harian
13
_____Mingguan
_____Bulanan
13 Hot Work
Apakah terdapat pekerjaan yang dapat
menimbulkan panas dan percikan api selama
proses proyek berlangsung ?
Ya Tidak
14 Area Posting
Apakah terdapat media informasi terkait
standar keselamatan dan kesehatan kerja
yang tertempel di area proyek ?
Ya Tidak
TIPE A TIPE B
Proses Inspeksi (non-invasif). Termasuk kegiatan Pekejaan dengan skala kecil, kegiatan durasi
yang tidak menghasilkan debu atau pekerjaan pendek, yang hanya akan membuat debu
yang tidak memerlukan pemotongan dinding, minimal.Termasuk, namun tidak terbatas
pengeboran, pengamplasan atau akses ke langit- pada:
langit selain untuk inspeksi visual seperti:
a. Pemasangan instalasi telepon dan jaringan
a. Memindahkan plafon untuk inspeksi visual komputer
(batasan < 5 m2) b. Melakukan pembongkaran dinding atau
b. Pengecatan (bukan pengamplasan) langit – langit dimana debu masih dapat
c. Pekerjaan jaringan elektrik dikontrol
d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara c. Memperbaiki area kecil pada dinding
pipa air ≤ 15 menit di area tertentu) d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
e. Perbaikan pipa kecil tanpa solder dan bor suplai air ≤ 30 menit dilebih dari 1 area
f. Kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau perawatan)
membutuhkan pembongkaran dinding atau e. Maksimal 4 plafon pengganti genteng
langit – langit selain untuk inspeksi visual dalam 50 kaki persegi
g. Kerja dengan kebutuhan listrik kecil f. Melakukan pemotongan/ pengelasan
h. Perbaikan Hardware pintu dan jendela dengan durasi pendek, pengeboran, atau
i. Perbaikan penggantian pengamplasan dari daerah yang sangat
j. Melukis dinding kecil di mana dapat menciptakan debu
kecil dan dapat dikendalikan
14
g. Perbaikan mekanik kecil.
TIPE C TIPE D
Setiap pekerjaan yang menghasilkan tingkat Kegiatan yang menghasilkan banyak debu dan
debu dengan jumlah sedang - banyak. Dansetiap termasuk juga kegiatan pembongkaran besar /
pekerjaan yang membutuhkan pembongkaran re-konstruksi serta konstruksi mayor.
atau penghapusan komponen bangunan tetap Termasuk pekerjaan :
atau rakitan, pekerjaan dengan perekat, cat,
a. Kegiatan yang membutuhkan pekerjaan
pelarut, pengencer dan pembersih yang kuat,
shift berturut – turut (lebih dari 1 sift)
pekerjaan yang mengambil lebih dari satu shift
b. Membutuhkan pembongkaran berat
(8 jam perhari) untuk menyelesaikan. Termasuk,
c. Memindahkan seluruh area langit – langit /
jenis pekerjaan :
plafon
a. Pengamplasan dinding untuk pengecatan d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
dinding suplai air > 1 jam dan dilebih dari 1 area
b. Pembongkaran ubin pada lantai dan langit – perawatan pasien)
langit ruangan dengan luas 20% dari total e. Pembongkaran Major
luas f. Konstruksi mayor yang membutuhkan
c. Pembangunan dinding, lantai dan langit – waktu selama beberapa hari
langit yang baru g. Konstruksi baru
d. Pekerjaan elektrik diatas langit – langit
(minor) dan pekerjaan pemasangan kabel
(mayor).
e. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
suplai air 30 – 60 menit di lebih dari 1 area
perawatan)
f. Setiap pekerjaan pengeboran dengan waktu
yang lama
g. Setiap proses pengelasan atau pemotongan
di ruang area perawatan
15
Mesin, Ruang atau 4 c. Onkologi d. CSSD
Housekeeping, c. Penerimaan & d. IPAL & TPS e. VK
Area Laundry & Tempat umum e. Laboratorium f. R. Isolasi
Linen Kotor, Area d. Lobi & Koridor f. Ruang PBRT g. Ruang
Umum, dll) Perawatan Pasien g. Unit Hemodialisis Kemoterapi
c. Area perawatan e. Cafeteria / Kitchen h. Endocsopy h. Ruang Tindakan
Non-pasien yang f. Klinik Rawat Jalan i. Ruang Anak gigi
tidak termasuk (Kecuali onkologi j. Ruang Neonatus i. Depo Farmasi
dalam Grup 2, 3 dan bedah) k. Ruang Geriatri j. Daerah lain di
atau 4. g. Ruang Tunggu l. Ruang Fisioterapi mana prosedur
Pasien bedah invasif
h. Ruang Pendaftaran dapat dilakukan
i. Kamar Jenazah
Tipe dan Group Pekerjaan Konstruksi digunakan untuk menetapkan kelas risiko dan
memutuskan upaya penanganan
Risk Level Type A Type B Type C Type D
Group 2 I II III IV
Group 3 I II III/IV IV
KELAS 1
16
dengan pembatas sehingga plafon atau langit – langit masih tersisa selama proses
menghindari kontaminasi setelah dilakukan konstruksi sebelum
debu pembongkaran meninggalkan area konstruksi
3. Memberi tanda petunjuk / 3. Akses keluar masuk pekerja
peringatan yang jelas bebas dari puing – puing
4. Rute transportasi barang bangunan
bersih tidak dekat dengan 4. Alat angkut material harus
material yang terkontaminasi tertutup
5. Pintu keluar masuk proyek
selalu tertutup
6. Mempertahankan
lingkungan pekerjaan tetap
kering
7. Memastikan barang –
barang yang mendukung
pertumbuhan kuman tidak
digunakan
KELAS 2
17
menghindari kontaminasi setelah dilakukan
debu pembongkaran
4. Menyediakan filtrasi pada 4. Akses keluar masuk pekerja
local exhaust bebas dari puing – puing
5. Menggunakan isolasi system bangunan
HVAC di area konstruksi 5. Pintu keluar masuk proyek
untuk mencegah selalu tertutup
kontaminasi pada sistem 6. Bagian kebersihan, harus
salurannya melakukan pembersihan
6. memasang unit udara lebih sering disekitar area
negative portable, yang yang berdekatandengan
harus dioperasikan selama area konstruksi
masa konstruksi 7. Memonitoring filter selama
7. memperhatikan akses untuk konstruksi berlangsung
pekerja proyek dengan
material dan sisa
pembongkaran, sebaiknya
dibedakan
8. membedakan akses antara
pekerja proyek dengan
pasien dan pekerja rumah
sakit
9. Memberi tanda petunjuk /
peringatan yang jelas Rute
transportasi barang bersih
tidak dekat dengan material
yang terkontaminasi
18
menggunakan papan hingga 3. Ada sumber listrik alternatif 4. JJangan melepas
langit - langit sehingga yang dapat digunakan apabila penghalang debu
menghindari kontaminasi debu terjadi listrik mati terlebih dahulu sebelum
4. Menyediakan filtrasi pada local 4. Kontraktor wajib pekerjaan proyek selesai
exhaust mengirimkan lembar kerja dan dilakukan
5. Membuat isolasi system HVAC ICRA, daftar kontrol dan pembersihan area
di area konstruksi untuk kontak informasi di tempat proyek secara
mencegah kontaminasi pada kerja menyeluruh dan siap
system salurannya 5. Mempertahankan tekanan untuk digunakan.
6. memasang unit udara negative udara negatif di tempat kerja 5. MMeninjau ulang
portable, yang harus minimal 0,01 "WG kondisi area proyek
dioperasikan selama masa 6. Ketika mengangkut material dengan Tim PPI sebelum
konstruksi dan sampah sisa melepas pengahalang
7. memperhatikan akses untuk pembangunan menggunakan debu
pekerja proyek dengan container yang tertutup 6. MMelepaskan
material dan sisa 7. Akses keluar masuk pekerja penghalang debu
pembongkaran, sebaiknya bebas dari puing – puing dengan hati – hati untuk
dibedakan bangunan meminimalkan debu dan
8. Membedakan akses antara 8. Frekuensi penggantian filter kotoran dari pekerjaan
pekerja proyek dengan pasien udara ditingkatkan konstruksi
dan pekerja rumah sakit 9. Pintu keluar masuk proyek
9. Memberi tanda petunjuk / selalu tertutup
peringatan yang jelas 10. Segera menutup kembali
10. Rute transportasi barang plafon atau langit – langit
bersih tidak dekat dengan setelah dilakukan
material yang terkontaminasi pembongkaran
11. Terdapat anteroom 11. Bagian kebersihan, harus
melakukan pembersihan lebih
sering disekitar area yang
berdekatandengan area
konstruksi
12. Membersihkan sampah sisa
konstruksi sebelum
meninggalkan area konstruksi
13. Melakukan monitoring
tekanan negative di area
konstruksi dan
mendokumentasikan setiap
hari
19
14. Melakukan pemeriksaan
terhadap pengahalang debu
setiap hari dan
mendokumentasikan hasilnya
15. Sistem ventilasi yang baru
harus dilindungi dari debu
konstruksi sampai pekerjaan
konstruksi selesai
20
Standart kualitas udara di rumah sakit
2. Kadar debu (Particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8
jam atau 24 jam tidak melebihi 150 µg/m 3, tidak mengandung deu asbes.
Selama kegiatan proyek adalah salah satu dari kemungkinan berikut yang akan terganggu atau
terkena dampak di area manapun di luar area kerja?
Ya Tdk NA
Saluran Irigasi
Ketersediaan listrik
Sistem Ventilasi
Oxygen
Gas Medis
Room number that the sprinkler valve serving the area is located in:
_________________________________________________________________________
21
Apabila ada beberapa yang mengalami gangguan, mohon dijelaskan langkah – langkah yang harus
diambil untuk mengurangi dampak dari gangguan tersebut
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
________Tuliskan tindakan pencegahan yang akan dilakukan untuk memastikan bila terjadi
gangguan yang tidak diinginkan tidak terjadi
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
__
Tuliskan setiap kegiatan yang akan menghasilkan kebisingan dan / atau getaran yang cenderung
mengganggu:
Aktifitas :
_________________________________________________________________________________
____________________________________________________
Standart Getaran
1. Getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan pekerja
tidak melebihi 4m/det2
2. Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh tidak melebihi 0,5
m/det2
22
Penggunaan bahan baku ketika pelaksanaan pembangunan harus dikelola dan disimpan serta
dibuang dengan baik tidak boleh merusak lingkungan dan menggangu kesehatan.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Penyimpanan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pelabelan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pembuangan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
6. Pelayanan kedaruratan
Strategi Mitigasi:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
__
Aktifitas:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
__
Strategi Mitigasi:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
__
Penilaian Lingkungan :
23
Jika Iya, siapa yang bertanggungjawab akan hal tersebut ?
___________________________________________________________________
Apakah ada kebutuhan khusus yang dibutuhkan untuk membersihkan area proyek
setiap harinya ? ______________________________________________________
Jika Iya, Apa saja daftar kebutuhan khusus tersebut ?
______________________________________________________________________________
F. Work permit
Suatu ijin kerja yang diberikan kepada pelaksana pekerjaan untuk dapat memulai pekerjaan dengan
memberikan syarat-syarat yang harus dipatuhi ketika pembangunan berlangsung.
Prosedur Ijin Kerja disusun dengan tujuan untuk memberi perlindungan bagi pekerja terhadap
kecelakaan dan atau kerusakan properti sebagai akibat suatu proses kerja yang mengandung resiko
tinggi.
24
14. Petugas mencentang tindakan penangganan bahan berbahaya dan beracun bila menggunakan
pada kolom tindakan pengelolaan lingkungan.
15. Pemohon membubuhkan nama dan tanda tanggan pada kolom pemohon.
16. Pemohon memintakan tandatanggan pada pengawas pekerjaan pada kolom pengawas.
17. Petugas membubuhkan nama dan tanda tanggan pada kolom pemberi ijin.
18. Bila semua sudah menandatanggani berkas, petugas memintakan tandatanggan direktur pada
kolom direktur.
19. Petugas mencopy berkas dan menyerahkan copy ke pemohon dan mengarsip berkas asli.
H. Pelaporan
Hasil suatu kegiatan yang telah berlangsung perlu dilakukan pendokumentasian melalui prose s
pelaporan. Pelaporan kegiatan PCRA ini dilakukan oleh ketua Tim PCRA dengan support data dari
setiap unit atau komite yang melakukan pengawasan guna dianalisa dan dibuat rekomendasi
kepada pimpinan supaya resiko dan dampak yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.
25
Tata laksana Pelaporan
1. Ketua Tim PCRA mengumpulkan berkas undangan, absensi dan notulensi pertemuan, kalau ada
foto pertemuan.
2. Ketua Tim PCRA membuat surat yang ditujukan kepada direktur berdasarkan hasil pertemuan,
inspeksi beserta rekomendasi dengan tembusan kebeberapa pihak yang terlibat.
3. Bagian Tata Usaha menyerahkan surat laporan kepada Kepala Bidang.
4. Kepala Bidang menerima surat laporan dari Bagian Tata Usaha.
5. Kepala Bidang menuliskan telaah pada lembar disposisi.
6. Ketua Tim PCRA menindaklanjuti berdasarkan perintah direktur dalam lembar disposisi.
BAB IV
DOKUMENTASI
26
ALAT PELINDUNG
DIRI TERHADAP PEKERJA
(APD)
HELM (SAFETY
HELMET) Pelindung kepala dari benda jatuh yang bisa mengenai kepala baik
secara langsung maupun tidak langsung
SEPATU Mencegah kaki dari benda tajam atau terjepit benda berat (misalnya
KESELAMATAN mencegah dari menginjak benda tajam atau kejatuhan alat) dan
(SAFETY SHOES) sengatan arus listrik
MASKER Penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara yang buruk (berdebu, beracun)
FORM 1. 4
TAHAPAN KEGIATAN
Nama :
PT / CV :
27
2 Pelaksanaan / kontruksi
28
Form 2.4
PENILAIAN RESIKO PEMBANGUNAN / RENOVASI ( PCRA)
Tanggal :
Jadwal Pekerjaan :
No Area-area Kegiatan Identifikasi Konsekuensi/ Penilaian Resiko Langkah Jenis Setelah perbaikan PIC Tanggal
bahaya/Aspek Dampak perbaikan Pegendalian Penyelesaian Status
Lingkungan Lingkungan Risiko
S P NR S P NR
1.
29
FORM PRE CONSTRUCTION RIISK ASSESSMENT (PCRA)
PADA PROSES PEMBONGKARAN, RENOVASI DAN
KONSTRUKSI / PEMBANGUNAN GEDUNG
I. IDENTITAS PEKERJAAN
Nama pekerjaan:
Waktu pelaksanaan: Konsultan perencana:
Jumlah Naker : Kontraktor pelaksana:
No. Dokumen : Konsultan pengawas:
Tipe konstruksi : A / B / C / D
(Konstruksi / Renovasi / Pembongkaran
Tingkat Risiko : rendah / sedang / tinggi / sangat tinggi
Kelas Pengendalian : I / II / III / IV
Persyaratan K3 pada saat proses pembongkaran, renovasi dan konstruksi / pembangunan
gedung:
1. Terdapat pagar pembatas proyek dengan area perawatan di RS. Pagar dipasang setinggi
minimal 2m dengan bahan tahan lama
2. Terpasang rambu-rambu dan signase berupa:
a. Papan nama proyek
b. Simbol dan lambang K3
c. Tanda larangan merokok
d. Tanda area / daerah dengan akses terbatas
3. Lokasi proyek, minimal mempunyai 2 akses utama keluar yang mudah teridentifikasi
sebagai jalur evakuasi dan pintu keluar masuk area proyek
4. Terdapat akses pasien sementara yang memadai selama proses konstruksi berlangsung
5. Area proyek harus menerapkan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)
6. Terdapat ruang pertemuan di lokasi proyek
7. Terdapat kamar mandi sementara untuk pekerja proyek
8. Pekerja konstruksi dapat teridentifikasi (ID card/seragam) dan menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dan disediakan oleh kontraktor pelaksana
30
9. APD yang digunakan di lokasi proyek minimal helm proyek, masker, sepatu safety dan
sarung tangan.
10. Kontraktor menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) yang siap digunakan di lokasi
proyek
11. Kontraktor menyediakan kotak P3K yang memadai dan siap digunakan (minimal tersedia
perban steril, iodin, antiseptik, plester, gunting)
12. Proyek diharapkan memiliki kegiatan rapat rutin dan safety talk/briefing untuk pekerja
13. Kontraktor memastikan keamanan sumber listrik yang digunakan dalam proses konstruksi
14. Area RS bebas dari asap rokok dan api
15. Pengukuran fisik pada area proyek dan lingkungan sekitar proyek sesuai dengan
persyaratan:
a. Kebisingan tidak melebihi nilai ambang batas (NAB: 85 dB)
b. Getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan
tangan pekerja tidak melebihi 4m/det2
c. Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh tidak
melebihi 0,5 m/det2
d. Kandungan debu maksimal di dalam udara area lokasi proyek dan lingkungan
sekitarnya tiidak melebihi 0,5 mg/m3
16. Pada proyek yang menggunakan B3 (bahan berbahaya dan beracun) harus melakukan
pengelolaan B3 sesuai dengan standard prosedur operasional sebagai berikut:
a. Tempat penyimpanan B3 harus terpisah dari bahan lain dan dirancang sesuai
karakteristik B3
b. Tempat penyimpanan B3 wajib dilengkapi sistem tanggap darurat.
c. B3 yang disimpan harus memiliki MSDS (material safety data sheet)
d. B3 yang disimpan dapat diidentifikasi jenis dan karakteristiknya
e. Apabila kegiatan proyek memiliki limbah B3, maka tempat pembuangannya harus
terpisah dari limbah lain dan berkoordinasi dengan bagian sanitasi
f. Apabila proyek menggunakan B3 atau menghasilkan limbah B3 wajib melapor ke Tim
K3
17. Kontraktor pelaksana melakukan sosialisasi pada seluruh pekerja proyek mengenai:
a. Prosedur evakuasi pada saat terjadi bencana
b. Lokasi APAR
c. Lokasi titik kumpul aman
31
d. Prosedur penanggulangan kebakaran
e. Kode-kode emergensi yang diterapkan RS:
Kode merah / red code : kebakaran
Kode biru / blue code : henti jantung
Kode kuning / yellow code : bencana eksternal
Kode coklat / brown code : bencana internal
Kode black / hitam code : ancaman bom
Kode pink code : ancaman personal / penculikan bayi
Kode silver/perak code : anaman dengan benda tajam
Kode grey/abu-abu code : adanya orang yang mencurigakan.
Kode orange/orange code : Tumphan bahan berbahaya dan beracun
18. Bangunan yang direnovasi sesuai standard K3 antara lain:
a. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses keluar sebagai jalur evakuasi
b. Setiap pintu harus mengarah/mengayun keluar
c. Kamar mandi sesuai dengan ketentuan, pintu harus mengarah/mengayun keluar,
menggunakan kunci K3 terdapat handrail dan dilengkapi dengan nurse call
d. Setiap stop kontak dilengkapi dengan proteksi (child protection) minimal di area anak-
anak
e. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran seperti instalasi fire alarm,
smoke detector, hydran, sprinkler
f. Instalasi gas medis mudah teridentifikasi, terdapat penandaan pada valve dan box
panel harus terdapat sistem penguncian
19. Kontraktor wajib melaporkan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja ke Tim
K3 RS
32
CHECKLIST INSPEKSI K3 PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG
PRE CONSTRUCTION
33
CHECKLIST INSPEKSI K3PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG
CONSTRUCTION
Evaluasi
Nama:______________________ Nama:_________________________
35
Form Work Permit/ ijin kerja
1.
2.
3.
Jatuh dari tingkat sama Pengangkatan beban Terbakar (kimia / kimia) Radiasi ion
Jatuh dari ketinggian Kelistrikan (arus dan / atau statis) Kerja dibawah permukaan Pneumatik
(peralatan,
Benda jatuh Biologis Api dan bunga api energi, ...)
Sesak napas (CO / N2 /…) Sirkulasi (tabrakan dengan mobil) Kimia (bekerjadenganataudekatproduk) Polusiudara
Keracunan (H2S / Cl2 / O3 /.) Kabel atau pipa (tertanam/ tergantung) Polusitanah
Lainnya:
Radiography
ATEX area Underwater works Lockouts (electric / mechanical / hydraulic)
permit
36
Ventilasipaksa
lainnya:
Pengumpul limbah tersedia di situsLokasi:______________ Adanya penyerap (peralatan antipolusi) Shutter (pemutus)
BAB V
37
PENUTUP
Demikian Panduan bangunan ini kami buat sebagai peganggan dalam melaksanakan pekerjaan dalam
sehari-hari, apabila terdapat kekurangan kita minta masukkan dan perbaikan semoga kedepan akan
lebih baik dalam perawatan bangunan khususnya pre contruction rsik assessment (PCRA) agar dapat
memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh penghuni gedung.
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KOTA TANGERANG SELATAN,
38