Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Generator set adalah sebuah mesin yang ditemukan oleh dua ilmuwan

dunia yaitu Michael Faraday dan Rudolph Diesel, pada tahun 1831, Faraday

menemukan sebuah induksi elektromagnetik yang kemudian dikembangkan

menjadi generator modern, sedangkan generator diesel ditemukan oleh Rudolph

diesel yang kemudian dihak patenkan pada tahun 1892.

Penemu generator Robert Jemison Van De Graaff, inspirasi yang akhirnya

mendorong Van De Graaff mengembangkan listrik statis bertegangan tinggi yang

akan digunakan Van De Graaff untuk melakukan riset mengenai pemisahan inti

atom yang menghasilkan reaksi ledakan nuklir. Pada tahun 1928, Van De Graaff

berhasil memperoleh gelar phd atas penelitiannya mengenai listrik tegangan tinggi

dari universitas oxford di inggris. Kemudian pada awal tahun 1929, ia kembali ke

Amerika Serikat,dan diangkat sebagai peneliti kehormatan negara pada

Universitas Princeton. Saat itu ia juga berhasil mengembangkan listrik statis

sebesar 10.000 volts dengan generator listrik yang dirancang oleh Lord Kelvin.

Sumber : id.wikipedia

Dalam generator set akan mengeluarkan suhu jika generator sedang

bekerja batas aman temperatur operasional suhu ideal generator set adalah 80°C.

Peningkatan suhu generator tersebut jika melebihi suhu ideal dari generator set

maka di sebut Overheating, hal ini bisa disebabkan jika generator bekerja dengan

beban penuh dari kapasitas generator secara terus menerus tanpa istirahat atau
2

jeda. Suhu generator yang meningkat sampai terlalu panas akan merusak

komponen generator.

Berdasarkan latar belakang serta pertimbangan tersebut maka dibutuhkan

suatu alat yang dapat mendeteksi generator dari suhu tinggi, yang berfungsi untuk

melindungi generator itu sendiri dari berbagai kerusakan yang di akibatkan oleh

suhu tinggi.

Maka dari itu pada penelitian ini, peneliti ingin melakukan penelitian

dengan judul “Analisa pemeliharaan berkala terhadap kinerja generator pada

rumah sakit”

1.1 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa

masalah antara lain:

1. Adakah pengaruh dari tekanan panas di ruang generator

2. Mengantisipasi kerusakan yang di akibatkan oleh suhu tinggi.

1.2 Batasan masalah

1. Menunjukkan nilai suhu yang melebihi batas yang ditentukan maka alat ini

akan melakukan eksekusi dengan cara melepas beban yang terpasang pada

generator.

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh tekanan panas di ruang Generator

2. Untuk mengetahui besarnya tekanan panas di ruang Generator

3. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata satu pada pendidikan teknik

elektro di universitas cokroaminoto Makassar


3

1.5 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan dalam menciptakan inovasi

2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam

perkuliahan

3. Mampu melakukan pengukuran besarnya suhu di ruang Generator

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran umum dari keseluruhan penelitian ini, maka

kami membuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab. I Pendahuluan , Bab. II Tinjauan pustaka, Bab III. Metodologi penelitian,

Bab IV hasil penelitian Pembahasan, Bab V kesimpulan dan saran


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. Generator set

Generator set menggunakan motor pembakaran dalam jenis spark egnition

engines (sie). Menurut Astu dan Djatu (pudjanarsa nursuhud, 2013: 77) motor otto

merupakan mesin pengkonversi energi tak langsung, yaitu dari energi bahan bakar

menjadi energi panas dan kemudian baru menjadi energi mekanik. Jadi, energi

kimia bahan bakar tidak dikonversikan langsung menjadi energi mekanik, bahan

bakar standar motor bensin adalah iso-oktan (c8h18) efisiensi pengonversian

energinya berkisar 30%, hal ini karena rugi – rugi: 50% rugi panas, gesek atau

mekanik, dan pembakaran tak sempurna,

a. Stator

Pada prinsipnya, konstruksi generator sinkron sama dengan motor sinkron. Secara

umum, konstruksi generator sinkron terdiri dari stator (bagian yang diam) dan

rotor (bagian yang bergerak), keduanya merupakan rangkaian magnetik yang

berbentuk simetris dan silindris, selain itu generator sinkron memiliki celah udara

ruang antara stator dan rotor yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fluksi atau

induksi energi listrik dari rotor ke-stator


5

Sumber Ahmad Ramadhan Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro

Unismuh Makassar, Ramadhanahmad15@Yahoo.Co.Id

Rotor

Berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang

kemudian tegangan dihasilkan dan akan di induksikan ke stator.

Rotor terdiri dari beberapa komponen utama yaitu :

1. Slip ring slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi

dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke-slip

ring ini kemudian dihubungkan kesumber arus searah melalui sikat (brush)

yang letaknya menempel pada slip ring

2. Sikat sebagaian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga yang

tidak memiliki sikat. Sikat pada generator sinkron berfungsi sebagai saklar

putar untuk mengalirkan arus dc ke-kumparan medan pada rotor generator

sikron. Sikat terbuat dari bahan karbon tertentu.


6

3. Kumparan rotor (kumparan medan) kumparan medan merupakan unsur yang

memegang peranan utama dalam menghasilkan medan magnet. Kumparan ini

mendapat arus searah dari sumber eksitasi tertentu.

4. Poros rotor poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan,

dimana pada poros tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel

terhadap poros rotor. Generator sinkron memiliki dua tipe rotor, yaitu :

a. Rotor berbentuk kutub sepatu (salient pole)

Rotor kutub menonjol (salient pole rotor) rotor tipe ini mempunyai kutub

yang jumlahnya banyak, kumparan dibelitkan pada tangkai kutub, dimana

kutub-kutub diberi laminasi untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh

arus eddy, kumparan-kumparan, medannya terdiri dari bilah tembaga persegi,

kutub menonjol ditandai dengan rotor berdiameter besar dan panjang

sumbunya pendek. Selain itu jenis kutub salient pole, kutub magnetnya

menonjol keluar dari permukaan rotor. Belitan-belitan medan dihubung seri.

Ketika belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan

akan membentuk kutub yang berlawanan. Bentuk kutub menonjol generator

sinkron tampak seperti gambar berikut:


7

Sumber Ahmad Ramadhan2017, Ramadhanahmad15@Yahoo.Co.Id

Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron

dengan kecepatan putaran rendah dan sedang (120-400 rpm), generator

sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada

sistem pembangkit listrik. Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk putaran

rendah dan sedang karena :

1. Konstruksi kutub menonjol tidak terlalu kuat untuk menahan tekanan

mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi.

2. Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi yang besar dan bersuara

bising jika diputar dengan kecepatan tinggi

b. Rotor kutub tak menonjol (rotor silinder) rotor tipe ini dibuat dari plat baja

berbentuk silinder yang mempunyai sejumlah slot sebagai tempat

kumparan. Karena adanya slot-slot dan juga kumparan medan yang

terletak pada rotor maka jumlah kutub pun sedikit yang dapat dibuat.

Belitan-belitan medan dipasang pada alur-alur di sisi luarnya dan

terhubung seri yang dienerjais oleh eksiter. Gambar bentuk kutub silinder

generator sinkron tampak seperti pada gambar berikut:


8

Gambar 2.2.1 Rotor Kutub Silinder Generator Sinkron


Sumber Ahmad Ramadhan2017, Ramadhanahmad15@Yahoo.Co.Id

Gambar 2.2.2 Penampang rotor kutup silindris


Sumber Ahmad Ramadhan2017, Ramadhanahmad15@Yahoo.Co.Id

Rotor ini biasanya berdiameter kecil dan sumbunya sangat panjang.

Konstruksi ini memberikan keseimbangan mekanis yang lebih baik karena

rugi-rugi anginnya lebih kecil dibandingkan rotor kutub menonjol (salient

pole rotor). Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron degan

kecepatan putaran tinggi (1500 atau 3000 rpm) biasanya digunakan untuk

pembangkit listrik berkapasitas besar misalnya pembangkit listrik tenaga uap

dan gas. Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan tinggi karena:
9

a. Distribusi disekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus sehingga

lebih baik dari kutub menonjol.

b. Konstruksinya memiliki kekuatan mekanik pada kecepatan putar tinggi

2.2 Generator set 3 phasa

Gambar 2.2 Generator set

Generator sinkron tiga phasa dengan eksitasi sendiri maupun eksitasi terpisah

adalah suatu peralatan listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energy

listrik. Energi mekanis dapat diperoleh dari motor diesel, air, gas, uap, panas bumi

dan lain – lain. Sistem pengoperasian generator tiga phasa ini adalah kontinu dan

dengan beban tertentu, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan generator

tersebut dalam catu daya. Besar daya yang di catu tentunya harus selalu berada

dibawa kemanpuan catu daya generator tersebut, bila pengoperasian berada diatas

kemampuan generator atau kapasitas beban melebihi pada generator tersebut

maka akan mengakibatkan pemanasan yang berlebihan pada generator tersebut.

Salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada generator adalah

gangguan suhu berlebih, Pemanasan lebih pada stator umumnya terjadi karena

beban lebih, adanya kerusakan atau tidak lancarnya pada sistem pendingin

ataupun adanya kerusakan isolasi pada lapisan inti. Pemanasan lebih yang di
10

sebabkan karena kerusakan isolasi dari lapisan inti yang terjadi hanya setempat,

sukar di deteksi kecuali telah terjadi kerusakan pada isolasi lilitan stator dan

terjadi hubung singkat lilitan stator ke tanah. Dengan adanya hal tersebut maka di

perlukan suatu pengaman generator yang dapat mendeteksi suhu tinggi pada

generator sebelum terjadi kerusakan pada generator.

Pemanasan yang berlebihan ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi

pada belitan – belitan rotor dan stator generator tersebut.dari pemanasan tersebut

akan Menentukan rugi daya, rugi pada kumparan medan, dan Rugi kumparan

jangkar. Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan

generator sinkron, Oleh sebab itu generator sinkron memegang peranan penting

dalam sebuah pusat pembankit listrik, Generator sinkron (sering disebut

alternator) merupakan sebuah mesin sinkron yang berfungsi mengubah energi

mekanik berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC), Generator AC

(alternating current) atau generator sinkron Dikatakan generator sinkron karena

jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.

2.2.1 Spesifikasi generator set

Daya genzet yang terpasang adalah 600 KVA, berikut identifikasi

Spesifikasi alat yaitu :

Nama alat : generator zet


Serial number : x15b066622
Frame core : hc.1544e
Base rating kva / kw
Amperes br : 759.7
Frequency : 50 hertz
Rpm : 1500
Voltage : 380
Phase /Pf : 3 / 0.80
11

Duty : continous ( si)


Excitation voltage
Excitation current : 2.5
Insulation class :h
Ambient temperature
Temperature rise : 125 k
Thermal clasification
Enclosure : ip23
Stator winding : 311
Stator connection : series star

3. Bagian bagian generator set

Gambar Sistem Pelumasan

4. Pengukuran tegangan tiga phase ( 380 Volt)

Listrik 3 phase pada umumnya disalurkan oleh Perusahaan listrik negara

yang dimana digunakan atau didistribusikan ke pengguna seperti perusahaan besar

baik pertambangan, perusahaan jasa (jasa disini lebih ke perakitan panel, kubikel

dan lain sebagainya ). Tegangan 3 phase atau tegangan 380 V Hanya bisa diukur

dengan menggunakan multitester digital dan ini perlu digaris bawahi, energi

listrik dibangkitkan oleh suatu pembangkit yakni generator ataupun PLN dan

nantinya akan ditranmisikan dan disalurkan ke pengguna energi listrik. Akan


12

tetapi sebelum disalurkan energi listrik ini nantinya akan dikaitkan tegangannya

menggunakan transformator penaik tegangan dengan tetap pada listrik tiga phase.

ada dua metode penyaluran energi listrik melalui saluran udara dan melaui bawah

tanah, di indonesia penerapan penyaluran listrik ke konsumen umumnya

menggunakan saluran udara (lihat tiang pln dijalan-jalan). Energi listrik

ditranmisikan dari sumber ke konsumen menggunakan listrik 3 phase dengan

tegangan 6,6 kv, 24 kv dan lain sebagainya. Artinya listrik 3 phase yang harus

pahami adalah bukan  tegangan 380 Volt saja ada yang 6KV, 70 KV dan lain

sebagainya. Listrik 3 phase berbeda dengan tegangan 3 phase Karena tegangan 3

phase lebih ke besaran voltase Sedangkan listrik 3 phase sudah bisa digunakan

pada perangkat pengguna seperti motor 3 phase atau motor listrik 3 phase Jadi

listrik 3 phase dan tegangan 3 phase penyebutannya pun harus sesuai dengan

menambahkan kisaran angka yang akan kita ukur. Misal mengukur tiga phase

380V, Secara garis besar listrik 3 phase jika kalian mengukur menggunakan

multitester digital atau multitester analog hanya bisa pada skala 900 volt atau

1000 V. Ketika mengukur tegangan 3 phase (380 V) artinya skala yang diperboleh 500

atau lebih pada skala probe multitester analog. Listrik 3 phase bertegangan 380  Vs angat

indetik dengan simbol R S T dan N Serta ada tambahan grounding. ada juga listrik 3

phase ditandai dengan karet silikon berwarna merah, hitam dan biru serta hijau dan hijau

lebih kepada netral ada juga pemasangan kabel netral berwarna kuning, inipun tergantung

pemasangan. listrik 3 phase (380V) atau bisa dikenali dengan ciri-ciri listrik 3

phase :

 Ciri listrik 3 phase Menggunakan 4 kabel yakni R, S, T dan N.


13

 Phase to phase sama dengan R dan S, S dengan T, T dengan S. nah ini

biasanya bertegangan 380 - 400 V atau sama dengan phase to phase 2 buah

kabel 3 phase terukur.

 Ada istilah VPP (volt phase to phase)

 Pada kabel biasanya terdapat karet silicon dengan warna sebagai kode

pembacaan yakni, merah R (phase), S hitam (phase), T biru (phase) dan N

kuning (netral) tergantung pemasangan.

Dalam cara pengukuran listrik 3 phase atau tegangan 3 phase (380 Volt) 

dapat menggunakan alat ukur seperti multitester digital, tang amper, multitester

analog

 Siapakan alat multitester analog anda Putar selektor pengarahan seperti

gambar dibawah ini ke skala 1000 VAC ,

 Setalah gambar diarahkan maka dapat mengukur tegangan 3 phase ( 380

VAC ) dengan cara letakan kabel probe merah ke kabel R dan letakan

kabel probe hitam ke kabel S lihat jarum terukur 380-400 Volt, tergantung

dari sumber pln atau generator (seting avr),

 mengukur tegangan 3 phase bertegangan 380 V, dari phase out mcb 3 pole,

phase in mcb 3 pole dengan catatan kondisi tuas pada mcb harus on dan

terkoneksi pada listrik bertegangan 380 volt yakni 3 phase, lakukan

pengecekan atau pengukuran tegangan 3 phase (380 V) menggunakan

multitester digital melalui phase in dan out pada mccb


14

cara mengukur tegangan 3 phase atau cara mengukur tegangan 380 Volt

menggunakan multitester digital berikut penjelasanya :

 Siapakan alat ukur multitester digital

 Cari skala 1000 VAC jika multitester digital kalian masih menggunakan

skala probe. Jika menggunakan multitester digital sanwa cd 800 a maka on

kan putar selektor pengarahan ada Volt AC (V) dengan menekan select

sampai ketemu simbol arus AC seperti gambar dibawah ini :

Tekanan panas adalah problematic ( masalah) factor ditempat kerja yang

ditimbulkan perpaduan kondisi suhu udara, kelembapan, kecepatan getaran udara

dan radiasi. Temperature lingkungan kerja merupakan salah satu factor fisik yang

berpotensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada
15

kondisi yang ekstrim. Kondisi yang ekstrim meliputi panas dan dingin yang

berada diluar batas kemampuan manusia untuk beradaptasi.

Kemampuan manusia beradaptasi dengan suhu lingkungan secara umum

dapat dilihat dari perubahan suhu tubuh. Seperti yang telah diketahui suhu

tubuh( suhu inti) atau core body temperature berkisar 37 °C – 38 °C.

Jika suhu lingkungan tinggi ( lebih tinggi dari suhu normal), maka akan

menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh karena tubuh menerima panas

dari lingkungan. Pada saat tubuh panas yang pertama kali dirasa pada kulit. Efek

dari lingkungan kerja yang panas yaitu susah konsentrasi, tidak focus, dehidrasi

dan kegerahan ( berkeringat). Terjadinya tekanan panas juga dipengaruhi oleh

factor lain yaitu beban kerja, pakaian kerja dan karakteristik pekerja.

2.2 Tekanan panas

Tekanan panas adalah beban iklim kerja yang diterima oleh tubuh manusia,

yang merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerak

angin dan suhu radiasi dan dihubungkan dengan produksi panas tubuh. Tekanan

panas dapat disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu pengaruh sumber panas

yang ada dilingkungan kerja dan aliran udara dalam ruang kerja yang kurang baik

atau sistem ventilasi yang kurang sempurna (Suma’mur, 1996).

Faktor-faktor tekanan panas menurut Siswanto, 1997 adalah sebagai berikut :

a. Kelembaban Udara.

Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Kelembaban absolute yaitu berat uap air per unit volume udara (gram/liter)

2. Kelembaban nisbi/relatifyaitu rasio dari banyaknya uap air dalam udara


16

pada suatu temperature terhadap banyaknya uap air pada saat udara telah jenuh

dengan uap air pada temperatur tersebut (%).

b. Suhu Udara

Suhu setempat dan kehidupan sangat erat hubungannya. Kehidupan

manusia terdapat terutama dengan suhu di antara 0-30 ̊C, sedangkan suhu

minimum dengan maksimum adalah -70 ̊C sampai 50 ̊C. Demikian pula efek

cuaca kerja kepada daya kerja. Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja

dalam daerah nikmat kerja sekitar 24-26 ̊C bagi orang-orang Indonesia. Suhu

dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurang koordinasi otot

serta peradangan akibat dingin. Suhu yang panas mengurangi kelincahan,

memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu

kecermatan otak, mengganggu untuk dirangsang. Kerja pada suhu tinggi dapat

membahayakan, karenanya harus disertai penyesuaian waktu kerja dan perlu

perlindungan yang tepat.

c. Kecepatan Gerak Angin.

Kecepatan aliran udara merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi banyaknya penguapan keringat.

d. Panas Metabolisme.

Panas metabolisme adalah sumber panas badan dan akan berbeda-beda

sesuai dengan kegiatan kerja yang dilakukan. Produksi panas dalam tubuh

manusia tergantung kepada kegiatan-kegiatan kerja fisik tubuh. Selain itu juga

tergantung dari makanan, pengaruh berbagai bahan kimiawi dan gangguan sistem

pengatur panas, misalnya dalam keadaan demam.


17

Penentuan pengeluaran panas metabolisme seperti cara pangukuran

pamakaian oksigen adalah tidak mungkin dilaksanakan di lapangan kerja. Untuk

tujuan praktis, nilai dari panas metabolisme dapat ditaksir dengan :

Pertama : Mengawasi kerja yang dilaksanakan secara keseluruhan

Kedua : Nilai dari panas metabolisme yang dikeluarkan, dianggap berasal

dari atau sesuai dengan jenis kerja yang dilaksanakan ( Gempur Santoso,2004).

e. Suhu Radiasi.

Suhu radiasi adalah suatu gelombang elektromagnetik. Pertukaran

panas dengan cara radiasi antara tubuh dengan benda-benda sekitarnya, yakni

dengan cara menyerap atau memancarkan panas. Pertukaran dengan cara

demikian tidak dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan kecepatan aliran, benda yang

berada di sekitar tubuh. Panas radiasi tidak menyebabkan pemanasan secara

langsung pada udara.

2.3 Sumber-sumber Panas Lingkungan Kerja

Panas adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Panas bergerak

dari daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang

berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.

Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan

suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai suhu

kedua benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah

energi yang tertukar. Kesalahan umum untuk menyamakan panas dan energi

internal. Perbedaannya adalah panas dihubungkan dengan pertukaran energi

internal dan kerja yang dilakukan oleh sistem ( Widarto, 1975 ).


18

Di dalam lingkungan kerja, faktor fisik khususnya panas lingkungan

memegang peranan penting, oleh karena lingkungan kerja harus diciptakan lebih

nyaman supaya didapatkan efesiensi dan produktivitas kerja yang tinggi.

Variabel-variabel yang mempengaruhi kenyamanan yang berhubungan dengan

masalah tekanan panas pada umumnya dipengaruhi oleh temperatur, udara, aliran

udara, radiasi gelombang panjang dan radiasi matahari ( Widarto, 1975).Terdapat

tiga sumber panas yang penting di lingkungan kerja ;

a. Iklim kerja setempat yaitu keadaan hawa udara di tempat kerja yang

ditentukan oleh suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara

dan suhu radiasi.

b. Proses produksi dan mesin yang mengeluarkan panas secara nyata

sehingga lingkungan kerja menjadi lebih panas.

c. Kerja otot tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya memerlukan

energy yang diperoleh dalam proses oksidasi untuk menghasilkan energi

berupa panas ini disebut metabolisme (Margono, 1994).

Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara

mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki

seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan

dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan. Panas yang dihasilkan

tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolisme yang utama.

Menurut Suma’mur 1996 panas dapat merambat melalui 4 cara, yaitu :

1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme perambatan panas tubuh dalam bentuk gelombang

panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh


19

memiliki panjang gelombang 5-20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan

gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme

kehilangan panas paling besar pada kulit.

2. Konduksi.

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan

benda-benda yang ada disekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan

mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya

memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu

kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relatif jauh lebih

kecil dari pada paparan dengan udara dan sifat isolator benda menyebabkan

proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.

3. Evaporasi.

Evaporasi (penguapan air dan kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas

tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan

kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak

berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450-600 ml/hari.

Evaporasi tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi

molekul air secara terus menerus melalui kulit dan sistem pernafasan.

4. Konveksi.

Konveksi adalah perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas

atau cairan. Atau dapat dikatakan juga perpindahan panas antara tubuh dengan

lingkungan dengan perantara media udara. Kecepatan pembuangan panas secara

konveksi tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin. Konveksi dapat

mengurangi atau menambah panas manusia.


20

4.3 Gangguan Kesehatan karena Pengaruh Panas

Macam-macam gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu

lingkungan panas yang berlebihan menurut Tarwaka, dkk, 2004 adalah sebagai

berikut :

1. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti terjadinya kelelahan,

sering mengambil waktu untuk istirahat.

2. Dehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang

disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun

karena gangguan kesehatan. Pada kehilangan cairan tubuh < 1,5%

gejalanya tidak Nampak, kelelahan muncul lebih awal dan mulut mulai

kering.

3. Heat Rash keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal

kulit akibat kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja

perlu beristirahat pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan

bedak penghilang keringat.

4. Heat Cramps Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki)

akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium

dari tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu

banyak dengan sedikit garam natrium

5. Heat Syncope keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak

cukup karena sebagian besar aliran darah di bawa kepermukaan kulit

atau perifer yang disebabkan suhu tinggi.


21

6. Heat Exhaustion keadaan ini terjadi apabila tuubuh kehilangan terlalu

banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering,

sangat haus, lemah dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak di

alami oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara

panas.

7. Heat Sroke adalah akibat yang paling parah yang disebabkan oleh

lingkungan panas, dan terlibat berupa suhu tinggi pada penderita

mencapai sekitar 41 ̊C atau lebih dan berhenti berkeringat, disertai rasa

bingung dan pingsan. Gejala- gejala ini timbul karena pengaturan suhu

oleh sel-sel syaraf otak terganggu dan tidak lagi merangsang kelenjar

keringat ( Margono, 1994).

4.4 Pengendalian Lingkungan Kerja Panas

Untuk mengendalikan pengaruh pemaparan tekanan panas terhadap tenaga

kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas lingkungan dan

aktifitas kerja yang dilakukan. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menilai

secara cermat faktor-faktor tekanan panas dan mengukur ISBB pada masing-

masing pekerjaan sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian secara benar.

Disamping itu koreksi tersebut juga dimaksudkan untuk menilai

efekitifitas dari sistem pengendalian yang telah dilakukan di masing-masing

tempat kerja. Secara ringkas tehnik pengendalian terhadap pamaparan tekanan

panas di perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi.

b. Mengurangi beban panas radian dengan :

1. Menurunkan temperatur udara dari proses kerja yang menghasilkan panas.


22

2. Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas.

3. Penggunaan tameng panas dan alat pelindung yang dapat memantulkan

panas.

c. Mengurangi temperatur dan kelembaban. Cara ini dapat dilakukan melalui

ventilasi pengenceran (dilution ventilation) atau pendinginan secara mekanis

(mechanical cooling).

d. Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan pergerakan udara melalui

ventilasi buatan dimaksudkan untuk memperluas pendingin evaporasi, tetapi

tidak boleh melebihi 0,2 m/det. Sehingga perlu dipertimbangkan bahwa

menambah pergerakan udara pada temperatur yang tinggi (> 40 ̊C) dapat

berakibat kepada peningkatan tekanan panas.

e. Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan :

1. Melakukan pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore.

2. Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk

pemulihan

3. Mengatur waktu kerja–istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja

dannilai ISBB ( Tarwaka, dkk, 2004 ).

4.5 sistem kelistrikan

Pemenuhan ketersediaan listrik di rumah sakit harus terjamin baik segi

kualitas maupun kuantitas. Hal ini harus tetap terjaga dan tersedia dalam 24 jam

sehari, tujuh hari seminggu selama sepanjang tahunnya. Daya Trafo yang

terpasang adalah 400 KVA sedangkan daya yang tersambung dari PLN adalah
23

275 kva, Berikut ini adalah system pembagian pada Rumah sakit.

GENZET
PLN
600 KVA

DAYA
TRAFO
400 KVA

GARDU GARDU
GARDU I GARDU II
III IV
50 KVA 25 KVA
100 KVA 100 KVA

1. LONTARA 1. GEDUNG
1 RADIOLO
4. CSSD 2. GEDUNG
1. DEPOT GI
5. LOUNDRY POLIKLIN
OKSIGEN 2. GEDUNG
6. LONTARA 4 IK
2. MESIN LABORAT
7. R. JENAZAH 3. GEDUNG
AIR ORIUM
8. IPSRS IGD
3. RUMAH 3. GEDUNG
9. LAMPU 4. GEDUNG
DINAS VIP
JALAN OKB 4. GEDUNG
5. GEDUNG KLS 1
ICU

Digram 2.7 single line distribusi listrik PLN pada rumah sakit

4.6 Pemakaian bahan bakar solar

Untuk menghitungnya, kami akan sediakan beberapa ilustrasi contoh agar

mudah dipahami. Untuk rumus menghitungnya adalah 0,21 x p x t. 0,21 ini adalah

ketepatan konsumsi yang per watt per hari. P menunjukkan daya genset,sementara

t adalah satuan waktu. Sebagai contoh, Anda akan menghitung konsumsi untuk
24

genset dengan daya 600 KVA. Dari dari rumus diatas akan menemukan hasil

sebagai berikut. 0,21 x 600 x 1 = 126 per liter per jam. Sehingga, setiap satu

jamnya, konsumsi solar yang dibutuhkan adalah 132 liter.

Bila Anda kali dengan harga saat ini maka akan didapatkan angka. 132 x Rp 5.150

= Rp 648.900,-. Sehingga, bisa disimpulkan energi yang dibutuhkan untuk

menggerakkan mesin dengan kapasitas 600 KVA selama satu jam adalah Rp

648.900,-. Bila digunakan selama 24, maka angkanya menjadi Rp 15.573.600,-

Dari rumus di atas bisa disimpulkan bahwa perawatan memang

diperlukan. Daya listrik berlebih, konsumsi Bahan bakar pun juga ikut berlebih.

Begitu pula dengan daya yang rendah, konsumsinya juga ikut rendah. Oleh karena

itu, perhatikan kembali kebutuhan Anda dalam menggunakan generator.

Kebutuhan konsumsi bahan bakar memang cukup tinggi. Hal ini berpengaruh

besar bagi industri bila tidak dipikirkan. Terutama soal anggaran, karena masih

ada biaya produksi dan lain-lain. Pedoman di atas bisa digunakan sebagai cara

menghitung pemakaian solar genset untuk keperluan rumah tangga.

4.7 Hal Penting Dalam Pengoperasian Genset

Genset sebagai pembangkit daya listrik mempunyai kekhususan tersendiri

dalam pengoperasiannya. Sudah seharusnya genset dioperasikan dalam kondisi

ideal agar genset dapat beroperasi secara normal dan menghasilkan daya listrik

yang optimal. Namun adakalanya genset beroperasi pada keadaan yang kurang

ideal seperti posisi peletakkan atau kedudukkannya yang tidak stabil, ruangannya

yang tidak mempunyai ventilasi yang baik, beban yang berlebihan atau lainnya

yang disebabkan oleh situasi dan kondisi atau karena ketidaktahuan pemilik

genset terhadap hal-hal penting yang perlu diketahui dan dipenuhi dalam
25

pengoperasian genset. Berikut ini beberapa hal penting yang yang harus

diperhatikan dalam pengoperasian genset:

1. Mengoperasikan genset sesuai buku petunjuk operasional

Jalankan mesin genset sesuai buku petunjuk pengoperasian genset.

Jangan menjalankan mesin genset jika belum mengetahui dengan baik.

perihal pengoperasian genset. Pastikan bahwa operator mengetahui cara-

cara pengoperasian yang benar.

2. Jaga sirkulasi udara dalam ruang genset.

Jika genset dioperasikan di dalam ruangan tertutup, maka harus dibuat

sistem sirkulasi udara yang baik. Asap gas buang yang sangat beracun

harus terbuang ke luar ruangan dengan baik. Jauhkan gas buang mesin

dari manusia dan hewan piaraan. Udara panas dari radiator juga harus

dikeluarkan langsung melalui ducting /cerobong dan tidak boleh ada

aliran balik agar mesin tidak mengalami panas berlebih (overheat).

3. Hindari beban berlebih (Overload)

Generator mempunyai sebuah circuit breaker (MCCB) untuk pengaman

beban lebih yang akan bekerja (trip) jika terjadi kelebihan beban. Jika hal ini

terjadi maka harus dilakukan pengurangan beban sebelum menghidupkan

genset kembali.

4. Peletakkan kedudukan genset.

Saat beroperasi genset bisa menimbulkan getaran yang cukup kuat, sehingga

sebelum dioperasikan harus dipastikan bahwa genset diletakkan di tempat

yang permukaannya rata atau di atas pondasi yang kuat dan stabil, tidak

labil. Pondasi yang tidak kuat dan labil bisa menyebabkan kerusakan genset.
26

5. Jauhkan genset dari tempat basah dan lembab.

Menjalankan genset di tempat yang langsung terkena hujan, lembab atau

genangan air dapat beresiko untuk terjadinya sengatan listrik. Hindarkan

unit genset termasuk saluran pipa gas buang dari masuknya air hujan.

Dianjurkan untuk memasang grounding pada genset dan beban serta

memberikan atap pelindung untuk mesin genset.

6. Menjaga kebersihan genset

Genset harus dijaga kebersihannya dengan baik. Perawatan yang baik

akan membuat Genset selalu bersih dan berada pada kondisi optimal.

Jangan biarkan kebocoran-kebocoran yang terjadi berlangsung lama,

bersihkan debu atau kotoran yang menempel pada unit genset termasuk

radiator. Jangan meletakkan barang-barang yang tidak diperlukan di

sekitar genset.

7. Matikan genset pada keadaan abnormal

Jika genset diketahui beroperasi secara tidak wajar atau menunjukkan

ketidaknormalan seperti getaran yang sangat tinggi, suara yang kasar atau

tersendat sendat, atau indikator ketidakwajaran lainnya maka

segera matikan genset dan lakukan perbaikan.

8. Pasang kabel-kabel dengan baik dan benar

Kabel power dan kabel-kabel lainnya harus terpasang dan tertata dengan

baik dan benar untuk menghindari hubungan singkat. Perhatikan petunjuk

/ kode pada stiker di terminal output. Kencangkan setiap kabel yang

dipasang, jangan sampai kendor karena dapat mengakibatkan bahaya.

9. Jangan sentuh terminal tegangan keluaran (output)


27

Jangan menyentuh terminal output saat genset beroperasi karena dapat

menimbulkan sengatan listrik. Putuskan circuit breaker (MCCB) saat akan

melakukan pemasangan kabel power.

10. Berhati-hatilah terhadap bahaya kebakaran.

Bahan bakar dan pelumas adalah bahan yang mudah terbakar. Jagalah

jangan sampai berceceran di sekitar genset. Jagalah kebersihan bagian

dalam genset karena mudah terbakar jika terkontaminasi minyak.

Jauhkan genset dari lingkungan kerja yang menggunakan api.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas diharapkan dapat tercipta kondisi

ideal sehingga genset dapat beroperasi secara normal.


28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan di salah satu rumah sakit. Penelitian dan

pengolahan data dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu mulai dari 1 juli hingga 30

juli 2022.

3.2 Data Data Yang Diperlukan

Adapun data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Pemeliharaan berkala generator set pada rumah sakit

2. Pengukuran tekanan panas atau suhu dalam ruang generator set.

3.3 Pelaksanaan penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini memiliki beberapa tahap meliputi:

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan berbagai cara diantaranya yaitu membaca

teori-teori yang berkaitan dengan topik skripsi yang terdiri dari buku-buku

referensi baik yang dimilki oleh penulis atau dari perpustakaan dan juga dari

artikel-artikel, jurnal, layanan internet, dan melakukan observasi yaitu


29

pengamatan secara langsung di lapangan, serta disukung oleh data-data yang

diperoleh terkait dengan sistem pemeliharaan berkala generator set (genset).

2. Studi Bimbingan

Adapun hal tersebut diwujudkan dalam mediasi dan melakukan diskusi dan

tanya jawab dengan dosen pembimbing yang telah di tunjuk oleh pihak jurusan

teknik elektro fakultas teknik elektro dan para dosen lainnya. Berdiskusi ataupun

wawancara dengan teknisi listrik di Rumah sakit tersebut tentang topik proposal

skripsi ini.

3.4 variabel yang diamati

Adapun variable-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pemeliharaan generator set (genset) secara berkala

2. Ketersediaan dan kehandalan generator set (genset).

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian (kuantitaif) yang sistematis artinya proses yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

dan rasional dengan data-data yang valid, reliable dan objektif, hal ini ditunjukkan

pada gambar 3.5


30

Mulai

Identifikasi masalah

Pengambilan data :
- Pemeliharaan genzet
- Pengukuran tekanan panas

Analisa data :
- Kinerja genzet
- Suhu dalam genzet

Suhu
berlebihan
n

Tidak Ya

SELESAI
31

Gambar. 3.5 Diagram Alur Penelitian

4.8 Alat deteksi tekanan panas / suhu

Alat yang digunakan pada metode pengukuran kali ini adalah sebagai berikut:

1. Sensor suhu digital

digital temperature humidity meter + clock calendar – HTC -1, Alat Suhu ini

digunakan mengukur suhu dalam ruangan genzet

a. Produk spesifikasi

- Rentang pengukuran suhu 50°C ̴ + 70 ° C ( -58 ° F -+158° F )

- Rentang pengukuran akurat : ± 1°C ( 1.8°F)

- Resolusi suhu: 0,1 °C( 0,2°F), Humanity measuring range : 10% RH-

99%RH

- Humanity accuracy : ± 5% RH, Humanity resolution : 1 %

- Used battery : AAA 1,5 V

Basic function

- Temperature/humadity display, ° C/ ° F temperature switch display


32

- Maximum / minimum temperature and humadity memory function

- 12/24 hourly clock, Hourly chime function

- Daily alarm function, Calendar display function

b. Cara mengunakan / metode operasi digital temperature humidity meter +

clock calendar – HTC -1

- Pasang baterai sesuai indikasi. arahkan ke belakang produk dan keluarkan

pemisah lalu letakkan pintu baterai ini di belakang, produk ini baru bisa

digunakan

- Mode fungsi utama adalah untuk mengganti mode tampilan jam dan jam

alarm dan mengatur waktu saat ini, waktu alarm, sistem dan tanggal 12

atau 24 jam: adj adalah untuk menyesuaikan nilai proyek; memori untuk

menampilkan nilai kelembaban dan suhu maksimum dan minimum dalam

memori dan menghapus nilai suhu dan kelembaban maksimum dan

minimum yang dihafal C/F adalah untuk mengganti unit suhu untuk

menampilkan suhu dalam derajat celcius atau dalam derajat fahreinheit:

reset adalah untuk menghapus semua set / nilai yang dihafal, dan dapatkan

kembali keadaan semula

- Di bawah keadaan asli, tekan tombol mode selama 2 detik untuk membuat

nilai menit dalam waktu saat ini mulai berkelap-kelip dan tekan tombol adj

untuk menyesuaikan nomor menit dan terus tekan tombol mode untuk

masing-masing mengatur jam 2/ 24 bulan dan hari

- di bawah mode jam saat ini (dua titik antara jam dan menit berkelap-kelip

satu kali per menit. tekan mode tepat waktu untuk beralih tampilan sebagai

mode jam ke titik antara jam dan menit jangan berkelap-kelip dan
33

sekarang tekan tombol Adj untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fungsi

alarm lonceng seperempat/ lonceng setiap jam, fungsi tekan tombol mode

selama dua detik lagi untuk mengatur waktu alarm dan sementara itu

mulai tanda fungsi berpadu setiap jam muncul

- di bawah mode jam alarm secara otomatis mendapatkan kembali jam saat

ini dalam satu menit jika tidak ada operasi dan tekan tombol adj satu kali

untuk beralih ke tampilan kalender dan secara otomatis kembali ke jam

saat ini setelah tiga detik, tekan tombol maks/menit untuk menampilkan

nilai maksimum suhu/kelembaban sejak pembersihan terakhir

- tekan tombol memori untuk menampilkan nilai suhu / kelembaban

maksimum dan minimum yang dihafal, dan tekan tombol memori selama

lebih dari dua detik untuk mengingat nilai maks/min.

catatan :

- silakan tekan satu kali tombol reset, saat menggunakan atau mengganti

baterai untuk pertama kalinya

- silakan tekan tombol reset tepat waktu jika alat ini terjadi kesalahan

2. Multimeter digital

Multimeter digital berfungsi sebagai pengukur arus dan tegangan yang

dihasilkan oleh generator


34

4. Toolset

Alat ini digunakan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan genzet secara

berkala.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data spesifikasi generator zet


35

Daya genzet yang terpasang adalah 600 KVA, berikut identifikasi

Spesifikasi alat yaitu :

Nama alat : generator zet, Excitation current : 2.5, Serial number :

x15b066622, Insulation class : h, Frame core : hc.1544e, Ambient

temperature : 40 ° c, Base rating kva : 600.0 (br), Temperature rise :

125 k, Base rating kw : 480.0 (br), Thermal clasification : 180 h,

Amperes br : 759.7, Excitation voltage : 43.0, Frequency : 50 hertz,

Duty: continous ( si), Rpm : 1500, Pf : 0.80, Voltage: 380, Phase : 3,

Enclosure : ip23, Stator winding : 311, Stator connection : series star

4.2 Pemeliharaan genzet berkala

Nama alat : Genzet 600 kv


Merk / type : Stamford
JAN FEB MAR
NO JENIS KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV
a. Pemeliharaan Mingguan
Pengecekkan
1 √
kapasitas air radiator
Pengecekan
2 √
kapasitas oli mesin
Pengecekan konektor
3 dan kabel √
accumulator/battery
Pengecekan
4 persediaan bahan √
bakar
Pembersihan unit
5 √
genset
Pembersihan ruang
6 √
genset
Running test genset
7 √
selama 15 menit
a. Pemeliharaan Bulanan
Lakukan pekerjaan
1 pemeliharaan √ √ √
mingguan
36

Pengecekan air
2 √ √ √
accumulator/battery
Pengecekan V-Belt
berhubungan
3 √ √ √
dengan kipas
radiator
Pengecekan control
4 √ √ √
indicator genset
Pengecekan inst.
5 √ √ √
kabel panel DC
b. Pemeliharaan tri wulan
Lakukan pekerjaan
pemeliharaan
1 √
mingguan dan
bulanan
Pembersihan filter
2 √
udara
Pembuangan
3 endapan pada √
tangki bahan bakar
Pengecekan system
4 √
Charging Accu
APRL MEI JUN
NO JENIS KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV
a. Pemeliharaan Bulanan
Lakukan pekerjaan
1 pemeliharaan √ √ √
mingguan
Pengecekan air
2 √ √ √
accumulator/battery
Pengecekan V-Belt
berhubungan
3 √ √ √
dengan kipas
radiator
Pengecekan control
4 √ √ √
indicator genset
Pengecekan inst.
5 √ √ √
kabel panel DC
b. Pemeliharaan tri wulan
Lakukan pekerjaan
pemeliharaan
1 √
mingguan dan
bulanan
Pembersihan filter
2 √
udara
3 Pembuangan √
37

endapan pada
tangki bahan bakar
Pengecekan system
4 √
Charging Accu
c. Pemeliharaan 6 (enam) Bulanan
Lakukan pekerjaan
pemeliharaan
1 √
mingguan, bulanan
dan tiga bulanan
2 Ganti oli mesin √
Ganti filter oli
3 √
mesin
JULI AGUST SEPT.
NO JENIS KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV
a. Pemeliharaan Bulanan
Lakukan pekerjaan
1 pemeliharaan √ √ √
mingguan
Pengecekan air
2 √ √ √
accumulator/battery
Pengecekan V-Belt
berhubungan
3 √ √ √
dengan kipas
radiator
Pengecekan control
4 √ √ √
indicator genset
Pengecekan inst.
5 √ √ √
kabel panel DC
b. Pemeliharaan tri wulan
Lakukan pekerjaan
pemeliharaan
1 √
mingguan dan
bulanan
Pembersihan filter
2 √
udara
Pembuangan
3 endapan pada √
tangki bahan bakar
Pengecekan system
4 √
Charging Accu
OKT NOV DES
NO JENIS KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV
e. Pemeliharaan pertahun
1 Lakukan pekerjaan √
pemeliharaan
mingguan, bulanan,
38

tiga bulanan dan


enam bulanan
Ganti filter bahan
2 √
bakar
3 Ganti filter udara √
4 Ganti air radiator √
Pengecekan
5 grounding √
Grounding

Table 4.2 pemeliharaan genzet secara berkala

4.3 HASIL PENGUJIAN SUHU PADA RUANGAN GENZET

Nama alat :
generator zet
Serial number :
x15b066622
Rating kva :
600.0 (br),
Base rating
kw 480.0 (br),
Frequency : 50 hertz
Rpm : 1500

Daya Arus Tegangan frekuensi suhu


Time
( ampere) (ampere) (volt) (hz) ruangan
39

° CELCIUS

Agar genset selalu dalam keadaan baik, pemeliharaan rutin genset mutlak

harus dilakukan. Perawatan atau pemeliharaan genset harus dilakukan

dengan baik sesuai petunjuk pada buku manual genset. Gunakan bahan

bakar, pelumas dan suku cadang yang sesuai spesifikasi genset dan

direkomendasikan oleh pabrikan agar genset dapat beroperasi dalam jangka waktu

lebih lama dan meminimalkan gangguan selama masa pengoperasian.

4.2 pembahasan

Pembahasan Pemeliharaan secara berkala

Pemeliharaan genset dilakukan secara rutin dengan rincian pemeliharaan

yang akan dijelaskan dibawah ini :

1. Pemeliharaan mingguan dilakukan satu kali dalam satu pekan (7 hari)

dengan rincian pekerjaan pemeliharaan sebagai berikut:

a. Pengecekan kapasitas air radiator dilakukan untuk memastikan air


40

radiator berada pada level cukup, jika air radiator berada pada level

kurang harus ditambah sampai pada level cukup.

b. Pengecekan kapasitas oli mesin Seperti halnya air radiator, oli mesin juga

harus dipastikan berada pada level yang cukup, tambahkan jika oli mesin

berada pada level kurang.

c. Pengecekan konektor dan kabel accumulator/battery Konektor dan kabel

accumulator/battery dibersihkan dari kemungkinan korosi yang timbul

dan dikencangkan jika kendur.

d. Pengecekan persediaan bahan bakar pada tangki induk dan tangki harian

dipastikan cukup untuk beroperasi selama 6 (enam) jam. Jika bahan bakar

pada tangki harian berada pada level kurang dari setengah tangki maka

harus dilakukan pengisian dari tangki induk. Tapi jika bahan bakar pada

tangki induk telah kurang dari setengah tangki maka harus dilakukan

proses pengadaan bahan bakar solar kembali.

e. Pembersihan unit genset Unit genset harus dibersihkan dari kotoran

seperti debu, cairan atau kotoran lainnya agar kondisi unit genset selalu

bersih. Gunakan kain bersih dan blower untuk membersihkan unit genset,

jangan membersihkan unit genset dengan bahan pembersih yang bersifat

korosif dan mudah terbakar.

f. Pembersihan ruang genset Selain unit genset, ruangan genset juga harus

selalu dijaga kebersihannya untuk menghindari serangga atau hewan

pengerat bersarang di ruang genset, ruang genset yang bersih akan

membuat sirkulasi udara bersih lebih baik.

g. Running test genset selama 15 menit Genset yang berada pada posisi
41

siaga (stand-by) harus secara rutin dipanaskan untuk menjaga

2. Pemeliharaan bulanan dilakukan satu kali dalam satu bulan dengan rincian

pekerjaan pemeliharaan sebagai berikut:

a. Jadwal mingguan ditambah Lakukan pekerjaan pemeliharaan mingguan

kemudian ditambahkan dengan pekerjaan pemeliharaan berikutnya

b. Pengecekan air accumulator/battery Satu kali dalam satu bulan air

accumulator/battery harus diperiksa kappa sitas atau levelnya, level air

accu yang baik berada diantara garis Low dan Full, jika ternyata air accu

berada dibawah garis Low, tambahkan air accu sampai berada pada level

antara garis Low dan Full.

c. Pengecekan V-Belt V-belt berhubungan dengan kipas radiator dan

berpengaruh besar terhadap proses pendinginan mesin agar mesin tidak

mengalami panas berlebih (overheat), V-belt yg terlalu kendor atau

terlalu kencang bias mempengaruhi kinerja mesin dan proses

pendinginan mesin. Pastikan kondisi V-Belt berada pada keadaan ideal,

tidak kendor dan tidak terlalu kencang. Kondisi V-belt yg ideal adalah

jika ditekan dengan jari maka defleksinya antara 9.5mm sampai 12.7mm,

jika memakai alat pengukur maka defleksinya antara 360Nm sampai

490Nm. Selain defleksi, kondisi fisik V- Belt juga dilihat apakah masih

bagus atau sudah mengalami pecah atau retak, lakukan penggantian jika

ditemukan tanda-tanda V-Belt telah banyak retakan atau pecahan.

d. Pengecekan control indicator genset Control indicator berkaitan dengan

parameter-parameter baik itu yang ada pada genset atau pada modul

panel AMF-ATS. Perhatikan apakah parameter-parameter tersebut


42

menunjukkan adanya ketidaknormalan/error atau semua indikator dan

parameter menunjukkan bahwa genset masih beroperasi secara normal.

Jika ditemukan adanya indikator atau parameter yang menunjukkan

ketidaknormalan segera perbaiki genset agar kembali beroperasi normal.

e. Pengecekan instalasi kabel panel DC Kabel-kabel DC berhubungan

dengan sensor-sensor indikator, modul- modul dan pengisian accu

genset. Kondisi kabel-kabel DC yang baik akan membuat sensor-sensor

indikator, modul-modul dan pengisian accu genset juga bekerja baik.

3. Pemeliharaan 3 (tiga) bulanan dilakukan satu kali dalam tiga bulan dengan

rincian pekerjaan pemeliharaan sebagai berikut:

a. Pengecekan I + II ditambah Lakukan pekerjaan pemeliharaan mingguan

dan bulanan kemudian ditambahkan dengan pekerjaan pemeliharaan

berikutnya

b. Pembersihan filter udara adalah salah satu komponen penting pada mesin

bakar termasuk mesin bakar diesel genset, filter udara yang terawat

bersih menjamin udara yang masuk ke ruang pembakaran juga bersih

sehingga mesin bekerja secara optimal.

c. Pembuangan endapan pada tangki bahan bakar Dalam waktu yang lama

sedikit demi sedikit kotoran yang ikut terbawa bahan bakar masuk

kedalam tangki akan mengendap di dasar tangki, untuk itu perlu

dilakukan pembuangan endapan kotoran ini agar tidak ikut terbawa

masuk ke ruang bakar dan mengganggu proses pembakaran dalam mesin.

Selain itu pembuangan endapan kotoran ini juga membuat bahan bakar

dalam tangki lebih bersih. Pembuangan endapan dalam tangki bahan


43

bakar baik tangki induk ataupun tangki harian dilakukan dengan

membuka kran atau baud drain di dasar tangki hingga kotoran terbuang

keluar, tutup kembali kran atau baud drain jika kotoran telah terbuang.

d. Pengecekan system Charging Accu. Sistem pengisian accu harus selalu

bekerja normal untuk menjamin tegangan dan arus accu terjaga dalam

kondisi baik sehingga genset dapat melakukan “Start” dengan mudah.

Pengecekan sistem pengisian accu dilakukan dengan mengukur tegangan

DC yang keluar, periksa perkabelan dan komponen lainnya, bersihkan

bila perlu.

4. Pemeliharaan 6 (enam) Bulanan

Pemeliharaan 6 (enam) bulanan dilakukan satu kali dalam enam bulan

dengan rincian pekerjaan pemeliharaan sebagai berikutnya

a. Pengecekan I + II + III ditambah Lakukan pekerjaan pemeliharaan

mingguan, bulanan dan tiga bulanan kemudian ditambahkan dengan

pekerjaan pemeliharaan berikutnya

b. Ganti oli mesin Pada pemeliharaan genset enam bulanan ini oli mesin

harus diganti. Hal ini dilakukan karena viskositas oli mesin yang semakin

jenuh serta banyaknya endapan gram-gram atau partikel-partikel pada oli

pelumas yang disebabkan oleh gesekan komponen-komponen mesin

selama mesin beroperasi mengakibatkan proses pelumasan mesin tidak

sempurna. Untuk itu oli mesin harus di ganti dengan oli baru dengan cara

menguras oli pada mesin genset. Pengurasan oli lama pada mesin genset

dapat dilakukan dengan membuka baut “Oil Drain” pada bagian bawah

mesin, pastikan oli lama terkuras secara maksimal, kemudian tutup


44

lubang “Oil Drain” dan masukan oli pelumas baru. Spesifikasi oli

pelumas harus sesuai dengan mesin genset, lihat buku petunjuk

pengoperasian dan perawatan untuk melihat spesifikasi oli.

c. Ganti filter oli Pada pemeliharaan enam bulanan ini filter oli juga diganti

dengan yang baru. Tidak jauh berbeda dengan pentingnya penggantian

oli mesin genset, penggantian filter oli ini juga mempunyai tujuan utama

agar proses pelumasan mesin bisa maksimal.

5. Pemeliharaan 12 (dua belas) Bulanan dilakukan satu kali dalam dua belas

bulan dengan rincian pekerjaan pemeliharaan sebagai berikutnya

a. Pengecekan I + II + III + IV ditambah Lakukan pekerjaan pemeliharaan

mingguan, bulanan, tiga bulanan dan enam bulanan kemudian

ditambahkan dengan pekerjaan pemeliharaan berikutnya

b. Ganti filter bahan bakar Untuk menjaga kebersihan bahan bakar yang

masuk ke ruang bakar mesin genset, filter bahan bakar harus diganti

setiap satu tahun sekali (setiap dua belas bulan). Gunakan filter bahan

bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin genset.

c. Ganti filter udara Perlu kita ketahui bahwa proses pembakaran dalam

ruang bakar mesin terjadi dengan adanya pencampuran bahan bakar solar

dengan udara (oksigen) dan dipantik oleh busi. Dengan mengganti filter

udara diharapkan dapat menjaga kebersihan udara yang masuk ke ruang

bakar mesin genset sehingga pembakaran dapat terjadi dengan sempurna.

Dengan pembakaran sempurna selain bisa memperbaiki baku mutu gas

buang genset, mengurangi pemborosan bahan bakar, juga yang terpenting

adalah mesin genset dapat beroperasi secara optimal.


45

d. Ganti air radiator Air radiator (coolant) yang semakin jenuh juga harus

diganti pada pemeliharaan tahunan, tujuannya adalah agar proses

pendinginan mesin pada radiator dapat berlangsung secara maksimal

untuk menjaga suhu mesin pada batas-batas normal saat genset

beroparasi.

e. Pengecekan grounding Grounding yang baik menjadi pengaman mesin

genset secara umum dan komponen-komponen elektrikal mesin genset

secara khusus dari gangguan kelebihan arus, tegangan atau ketidak

normalan aspek elektrikal yang terjadi pada genset yang berasal dari luar

seperti terkena petir ataupun yang berasal dari dalam mesin genset

sendiri. Selain menjadi pengaman bagi mesin genset, grounding yang

baik juga bias menjadi pengaman bagi operator genset. Oleh sebab itu

grounding genset harus dijaga agar selalu dalam kondisi baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Axel Dewo Sujono, A. (2020). Kontrol Suhu Pada Generator Set Dengan

Enggunakan Mikrokontroler. Jurnal Maestro Universitas Budi Luhur.

Jakarta , 3.

2. Didik Aribowo, A. R. (2013). Sistem Pendingin Generator PT Indonesia

Power UPB Suralaya Menggunakan Hidrogen . Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, 2.

3. Martina Pineng, S. (2018). Sistem cerdas pengatur suhu secara otomatis


46

sebagai alternatif penghematan energi listrik. Teknik Elektro UKI Toraja,

Tana Toraja, 22.

4. Pamuji Agustiar Ma'sudi, W. P. (2019). Analisis Pengaruh Kegagalan Sistem

Pendingin Genset Caterpillar 3500 Series. Jurnal Rekayasa Material,

Manufaktur Dan Energi, 9.

5. Budi Saputro. 2017. Analisis Keandalan Generator Set Sebagai Power

Supply Darurat Apabila Power Supply Dari PLN Mendadak Padam Di

Morodadi. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Islam Blitar.

Universitas Sumatera Utara 54

6. Yenni Arnas. 2013. Evaluasi Kinerja genset terhadap Tingkat Ketersediaan

Operasional Sesuai SKEP Direktorat jenderal Perhubungan Udara No. 157

Tahun 2003. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Tangerang

7. Alfith. 2017. Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset

(Generator Set). Dosen Teknik Elektro. Fakultas Teknologi Industri Institut

Teknologi Padang

DOKUMEN PEMELIHARAAN GENZET DAN KONTROL SUHU RUANGAN


47
48

Anda mungkin juga menyukai