Anda di halaman 1dari 3

KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

RSU. ROYAL PRIMA


MARELAN No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
014/SPO/SAN/VIII/2020 00 1/3

Ditetapkan :
Tanggal Terbit : Direktur
31 Agustus 2020
SPO

dr.Wienaldi, M.K.M

PENGERTIAN Keadaan darurat IPAL adalah suatu kejadian, kondisi atau peristiwa
yang akan membahayakan kesehatan/keselamatan petugas dan
masyarakat atau menggangu keberlangsungan operasional Instalasi
Pengolahan Air Limbah, dimana bila terjadi keadaan tersebut harus
dilakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan sesegera
mungkin.

TUJUAN Sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan awal dalam keadaan


darurat pada saat pengoperasian dan pemeliharaan IPAL yang berguna
untuk meminimalisir resiko yang timbul.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSU. Royal Prima Marelan


Nomor : 004/SK/DIR/RSURPM/VIII/2020 tentang Pedoman Kerja
KEBIJAKAN
Kesehatan Lingkungan (Sanitasi)

Sistem tanggap darurat yang perlu dilengkapi meliputi :


PROSEDUR 1. Sistem keamanan fasilitas
Untuk memenuhi sistem keamanan fasilitas ini, maka IPAL perlu:
a. Memiliki sistem penjagaan 24 jam
b. Mempunyai pagar pengamanan atau penghalang lain yang
memadai
c. Mempunyai tanda (sign-sign) yang mudah terlihat jarak 10
meter
d. Mempunyai penerangan yang memadai di sekitar lokasi
2. Sistem pencegahan tumpahan bahan kimia
Kebakaran pada pengoperasikan IPAL sering kali terjadi disebabkan
oleh korslet arus listrik akibat pemilihan instalasi yang tidak
berkualitas, kerusakan akibat gigitan tikus, tumpuhan bahan bakar dll.
Untuk itu, dalam bangunan IPAL perlu:
a. Memasang sistem arde (Elektronik-spark grounding)
b. Memasang tanda peringatan dari jarak 10 meter
c. Tersedia Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
d. Jarak antara bangunan yang memadai bagi kendaraan pemadam
kebakaran
KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

RS. ROYAL PRIMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


MARELAN 014/SPO/SAN/VIII/2020 00 2/3
3. Sistem pencegahan tumpahan bahan kimia
Pengoperasian IPAL menggunakan bahan kimia yang bersifat mudah
terbakar, reaktif dan korosif. Untuk itu bahan kimia tersebut perlu
dilakukan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai rencana, dokumen, dan petunjuk teknis
operasi (Material Safety Data Sheet) pencegahan tumpahan bahan
kimia IPAL seperti kaporit untuk desinfektan
b. Pengawasan harus dapat mengindentifikasi setiap kelainan
yang terjadi, seperti : kerusakan, kelalaian operator, kebocoran,
tumpahan, dll
c. Penggunaan bahan penyerap yang sesuai :
 Absorben (serbuk gergaji, dll)
 Air bersih untuk pembersihan
4. Sistem penanggulangan keadaan darurat
Kejadian darurat dalam pengoperasian dan pemeliharaan IPAL terjadi
secara tiba-tiba. Untuk itu, maka guna mencegah dan meminimalisir
dampak yang terjadi, perlu dilakukan hal-hal sebagi berikut:
a. Jika bak penampung atau bak control air limbah luber
disebabkan pompa pengumpulan air tidak berjalan atau
saringan pompa mengalami penyumbatan atau diffuser
tersumbat, maka yang harus dilakukan adalah cek aliran listrik
pompa, cek posisi pelampung air otomatis pompa, bersihkan
sumbatan pada diffuser
b. Jika aliran air limbah ke dalam reactor lambat atau pelan
disebabkan pompa air limbah di dalam bak ekualisasi kurang
lancar atau meteran air tersumbat kotoran, maka yang harus
dilakukan adalah cek pompa air limbah, cek saringan air
limbah, cek screen meter air tersumbat atau tidak, jika
tersumbat harus di bersihkan
c. Jika blower udara di bak aerobic bekerja namun tidak
mengeluarkan hembusan udara yang disebabkan pipa saluran
udara bocor, maka yang harus dilakukan adalah cek
velve/katup pada pipa, jika pipa bocor, lepas pipa, dan
kemudian lakukan penyambungan lagi.
d. Jika blower udara di bak aerobic tidak berkerja disebabkan
listrik tidak mengalir atau listrik padam, maka yang harus
dilakukan adalah cek instalasi kelistrikan ke blower, gunakan
energy alternative(genset) jika listrik padam
e. Jika terjadi pengapungan di bak aerobic disebabkan udara
kurang, maka yang harus dilakukan adalah cek aliran kurang,
maka yang harus dilakukan adalah cek aliran distributor udara
dari blower
f. Jika kualitas air limbah hasil olahan tidak memenuhi baku
mutu lingkungan disebabkan antara lain :
 Proses peruraian limbah berkurang karena aktifitas
mikroba melemah, hembusan udara di unit aerobic
kurang, maka yang harus dilakukan adalah atur debit air
limbah rata-rata sesuai dengan kapasitas, periksa blower
KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH

RS. ROYAL PRIMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


MARELAN 014/SPO/SAN/VIII/2020 00 3/3
dan pipa pengeluaran udara. Apabila terjadi kebocoran
pada pipa, lakukan perbaikan
 Debit air limbah melebihi kapasitas IPAL, maka yang
harus dilakukan adalah periksa kemungkinan
pemborosan penggunaan air dari dalam gedung
 Penggunaan detergen yang berlebih menyebabkan
surfactant tinggi dan sifat air menjadi basa, maka yang
harus dilakukan adalah kurangi penggunaan detergen,
tambkan dosisi chemical netralisir
5. Sistem pengujian peralatan
Pengoperasian peralatan mekanikal dan elektrikal IPAL akan
menghadapi gangguan sistem akibat kerusakan perlatan yang tidak
terkontrol pemeliharaannya. Untuk itu perlu dilakukan sbb:
a. Semua alat pengukur, peralatan operasi pengolahan dan
perlengkapan pendukung operasi harus duiji minimum sekali
dalam setahun
b. Hasil pengujian harus dituangkan dalam berita acara
6. Pelatihan karyawan
Reaksi cepat dan tepat perlu diterapkan dalam pengoperasian IPAL
guna untuk mencegah dan mengendalikan dampak akibat keadaan
darurat IPAL. Peran operator dalam kondisi ini akan menempati posisi
strategis. Untuk itu, maka operator IPAL perlu dibekali pengetahuan
melalui pelatihan sebagai berikut :
a. Pelatiahn dasar :
Seperti pengenalan limbah, peralatan pelindung, keadaan
darurat, prosedur inspeksi, P3K, K3, dan peraturan perundangan
limbah B3
b. Pelatihan khusus :
Seperti pemeliharaan peralatan, pengoperasian alat pengolahan,
laboratorium lingkungan, dokumentasi dan pelaporan.

UNIT TERKAIT Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai