KESIAGAAN DAN
TANGGAP DARURAT
No Dok. P-A-K3-4.4-02-10
PROSEDUR K3
Sistem Manajemen K3
OHSAS 18001
Tanggal Diterbitkan : 10 Januari 2022
Jumlah Halaman : 26 Halaman
Jl. Raya Tlajung Udik No. 57 Gunung Putri Kab. Bogor – INDONESIA
Phone : +62-21-867 0356; Fax : +62-21-867 0356
Website : www.hariffpower.com; e-mail : info@hariffpower.com
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
----P E N G E S A H A N----
PROSEDUR K3
KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT
No Dok. P-A-K3-4.4-02-10
Disahkan Oleh,
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
Lembar pengesahan .................................................................................................... ii
Daftar isi ....................................................................................................................iii
Distrubusi dokumen ..................................................................................................... v
Master ...................................................................................................................... v
Riwayat perubahan dokumen ....................................................................................... vi
1. TEAM KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT ..................................................... 1
1. Maksud dan Tujuan ........................................................................................ 1
1. Memberi Panduan ,siapa, harus melakukan apa, pada saat terjadi kebakaran,
termasuk tindakan evakuasi yang aman, tertib dan teratur ................................. 1
2. Menjamin keamanan/ keselamatan jiwa seluruh penghuni, termasuk meminimkan
kerugian ....................................................................................................... 1
3. Menjamin berfungsinya system peringatan awal lewat ALARM, maupun berfungsi
alat-alat pemadam api yang tersedia ............................................................... 1
2. PERAN KTD ................................................................................................... 1
2.1. Regu Pemadam Kebakaran ............................................................................. 1
2.2. Regu Evakuasi .............................................................................................. 1
2.3. Regu Support ................................................................................................ 2
2.4. Regu P3K...................................................................................................... 2
2.5. Regu Investigasi Kecelakaan Kerja ................................................................... 2
3. Pedoman Bagi Seluruh Penghuni Bangunan/ Karyawan....................................... 2
3.2 Saat Mendengar Alarm ................................................................................... 2
3.3 Saat Evakuasi ............................................................................................... 3
4. Komunikasi yang Efektif pada Sistim Pengendalian Bahaya Kebakaran ................. 3
4.1. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara : ....................................................... 3
4.2. Proses Komunikasi ......................................................................................... 3
4.3. Perilaku Manusia dalam Menghadapi Kebakaran ................................................ 4
4.4. Sebab-sebab Kebakaran ................................................................................. 4
4.1.1. Kelelahan ..................................................................................................... 4
4.1.2. Kurang Pengertian dalam Mencegah Kebakaran ................................................. 5
4.1.3. Penyalaan Diri Sendiri .................................................................................... 5
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
DISTRIBUSI DOKUMEN
STATUS NOMOR
NO. PEMEGANG
DOKUMEN SALINAN
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
NO.DOC/
NO TANGGAL NO. REVISI ISI PERUBAHAN
TANGGAL
1.
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
1. Memberi Panduan ,siapa, harus melakukan apa, pada saat terjadi kebakaran,
termasuk tindakan evakuasi yang aman, tertib dan teratur
2. Menjamin keamanan/ keselamatan jiwa seluruh penghuni, termasuk meminimkan
kerugian
3. Menjamin berfungsinya system peringatan awal lewat ALARM, maupun berfungsi
alat-alat pemadam api yang tersedia
2. PERAN KTD
Peran dari pada KTD ini adalah pengorganisasian penghuni suatu pabrik/ bangunan, dengan
memberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab tertentu terhadap masing-masing
anggotanya, agar mampu melaksanakan usaha-usaha penyelamatan jiwa, harta benda dari
ancaman bahaya kebakaran terdiri dari :
2.1. Regu Pemadam Kebakaran
a. Berusaha memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) dan
Hydrant
b. Melokalisir area kebakaran dengan menyingkirkan barang-barang yang mudah
terbakar
c. Hubungi Koordinasi Pemadam Kebakaran dan Kecelakaan apabila sudah tidak
dapat dikuasai
2.2. Regu Evakuasi
a. Mengarahkan karyawan mengikuti rute evakuasi sampai pada tempat yang aman
b. Mengatur, memberi petunjuk tentang rute dan arus orang untuk evakuasi
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
b. Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik maupun api ( Misal : kompor,
dll )
c. Awasi keberadaan benda-benda yang mudah terbakar
d. Bersiaga dan siap menunggu informasi/ perintah selanjutnya
3.3 Saat Evakuasi
a. Jangan Panik, jalan cepat ( jangan berlari ), menuju pintu keluar/ darurat
b. Jangan kembali lagi, untuk mengambil sesuatu
4. Komunikasi yang Efektif pada Sistim Pengendalian Bahaya Kebakaran
Komunikasi adalah cara dan sarana hubungan antar manusia untuk menjamin terlaksananya
koordinasi kegiatan.
Orang Pertama
”Komunikasi terjadi bila suatu pesan dapat diterima langsung oleh orang lain”
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Perilaku ini seperti respon terhadap situasi/ kondisi cepat dan darurat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku :
1. Konfigurasi Ruang/ tata letak ruang : Lembar pintu/ jalan keluar, jarak dari pintu
ke pintu
2. Konfigurasi lingkungan/ dalam ruang : Yang dimaksud adalah pengaruh panas,
api, asap terhadap kemampuan daya pandang dan kesadaran rasio penghuni saat
terjadi kebakaran
3. Faktor perilaku : Seperti karakteristik individu, kecepatan bergerak, kecepatan
waktu tanggap, kemampuan bereaksi
4. Prosedur : Seperti kemampuan individu terhadap lokasi ruang, struktur ruang,
jadi asing dengan jalan keluar/ penyelamatan.
4.1.1. Kelelahan
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
4.1.5. Disengaja
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
6. Jenis-jenis Api
Api dapt dibagi dalam 4 ( empat ) golongan besar :
1. Api kelas A : Api berasal dari bahan yang mudah terbakar seperti : Tekstil,
plastik, tembakau, dan sebagainya
2. Api kelas B : Api berasal dari nyala hasil minyak, cairan yang mudah terbakar,
lemak, solar, bensin dan sebagainya
3. Api kelas C : Api berasal dari arus listrik dimana untuk pemadamannya
diputuskan dahulu aliran listriknya, terkecuali jika menggunakan alat pemadam yang
tidak mempunyai daya hantar listrik seperti CO2 ( Carbon Dioksida ), Dry Chemical,
BCF, dan semacamnya
4. Api kelas D : Api yang berasal dari kebakaran logam ( titanium, sodium,
potassium )
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
3. Keuntungan yang besar ialah sangat ekonomis dalam gerak operasi, Karena air
banyak tersedia dirumah
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
11. EVAKUASI
Evakuasi adalah suatu proses pemindahan penghuni dari suat tempat yang berbahaya atau
bencana ketempat yang aman. Sedangkan tempat yang aman ( treage area ) itu harus
ditentukan terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan evakuasi hendaknya harus direncanakan
personil pelaksanaanya, sarana, prosedur dan tepat berhimpun evakuasi. Tentunya untuk
kelancaran pelaksanaan evakuasi perlu adanya suatu latihan yang teratur.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan evakuasi
1. Peralatan kerja yang menggunakan listrik supaya dimatikan
2. Ikuti petunjuk regu evakuasi
3. Dilaksanakan dengan tenang dan harus menghindarkan kepanikan
4. Laksanakan dengan berjalan, jangan lari
5. Sepatu hak tinggi harus dilepas
6. Gunakan emergency exit untuk turun, jangan gunakna lift
7. Berkumpulah ditempat yang aman/treage area yang sudah ditentukan
Catatan : Prosedure pelaksanaan evakuasi harus diatur sedemikian rupa sehingga
diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya : cidera/meninggal karena
tergencet sesamanya. Saling berebut/mendahului untuk keluar menyelamatkan diri adalah
suatu yang sangat membahayakan.
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
2. Hentikan pendarahan
3. Letakan pada posisi yang benar, agar udara yang bersih terpelihara (
selalu ada udara yang bebas )
4. Tentukan derajat kesadaran, jika ia benar-benar tidak sadar
Prosedur yang paling penting
Adakah mencegah keadaan menjadi lebih jelek dengan :
1. Merawat luka
2. Pada bagian patah tulang dan luka yang besar jangan bergerak-gerak
3. Meletakkan korban pada posisi yang paling enak sesuai dengan pertolongan
yang diperlukan
Hal-hal amat menolong
Dalam membantu penyembuhan adalah :
1. Menenangkan korban dan memberi kepercayaan padanya
2. Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak enaknya
3. Melindungi dari rasa kedinginan
4. Mengani dengan hati-hati supaya tidak mencelakakannya
11.7 Menyerahkan Korban pada Pihak Lain
Setelah pertolongan diberikan, korban dapat :
1. Dikirim kerumah sakit
2. Menyerahkan pada perawatan dokter, perawat, atau orang lain yang
dapat bertanggung jawab
3. Bawa ketempat perlindungan yang terdekat untuk mengganggu
kedatangan ambulan atau dokter
4. Perbolehkan pulang dan suruh mencari pertolongan dokter jika perlu.
Jangan kirim seorang penderita yang baru mengalami pingsan pulang
sendirian meskipun pingsan hanya sebentar, atau yang baru
menderita kaget luar biasa
Kesimpulan apa yang didahulukan pada pertolongan pertama :
1. Bertindak cepat, tenang dan teratur, berikan pada kedaan yang paling
memerlukan lebih dahulu
2. Pastikan bahwa tak ada bahaya lebih lanjut pada korban
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
3. Jika pernapasan sedang berhenti, longgarkan jalan napas dan jika perlu
mulai pernapasan buatan
4. Hentikan perdarahan
5. Tentukan derajat kesadaran
6. Pikirkan kemungkinan keracunan
7. Beri ketenangan yang diperlukan pada korban dan sekelilingnya sehingga
mengurangi kepanikan
8. Berikan posisi pada korban dengan benar
Sebelum memindahakan korban, patah tulang dan luka-luka yang besar
dibuat sedemikian rupa sehingga bagian-bagian itu tidak dapat digerak-
gerakkan. Aturlah dengan segera pengangkutan dengan hati-hati dari korban,
jika perlu kepada perawatan dokter atau rumah sakit. Perhatikan dan catat
setiap perubahan korban. Jangan mencoba atau berusaha terlalu banyak yang
justru merugikan korban, dan jangan perbolehkan orang berkerumun
disekelilingnya, ini menghambat pertolongan pertama dan dapat menyebabkan
korban cemas serta bingung. Jangan membuka pakaian kalau tidak perlu.
Jangan berikan sesuatu melalui mulut pada korban yang tak sadar, yang diduga
luka dalam atau yang segera perlu dioperasi.
11.8 Membuka Pakian
Sering perlu membuka pakaian untuk melihat luka-luka dan merawatnya
dengan benar. Pembukaan pakaian harus dilakukan tanpa banyak
menggangu korban, dan hanya seperlunya saja.
Caranya :
1. Mantel/ Jas : Angkat korban dan singsingkan baju keatas bahu,
kemudian lepaskan bagian badan yang sehat dulu. Jika perlu potong
atau robek lengan baju pada bagian yang sakit
2. Baju dan kaos kutang : Lepaskan seperti mantel/ jas, jika perlu
robek depannya
3. Celana : Tarik kebawah dari pinggang atau lipat celana setinggi yang
diperlukan, jika perlu dirobek
4. Sepatu : Pegang pergelangan kaki, lepaskan atau potong talinya dan
lepaskan hati-hati
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
5. Kaos kaki : Jika susah dilepas, masukkan dua jari diantara kaos kaki,
angkat tepi kaos dan potong diantara jari-jarimu
11.9 Membalik Korban
Untuk membalik korban yang terlentang keposisi miring tertelungkup.
1. Jongkok disebelahnya dan letakkan kedua tangan korban dekat
tubuhnya silangkan kaki yang jauh keatas kakinya yang dekat
denganmu, lindungi wajahnya dengan salah satu tangan, hati-hati
balik korban
2. Tarik lengan atas sehingga membentuk sudut dengan tubuh dan
bengkokkan pada sikunya
3. Tarik kaki yang atas sehingga pada membuat sudut dengan tubuh dan
bengkokkan pada lututnya
4. Tarik lengan yang dibawah dengan hati-hati kebelakang sedikit
kebelakang sedikit dibelakang punggung
5. Bengkokkan sedikit kaki yang dibawah pada lututnya
Menutup Luka dan membalut
12. Menutup luka dan membalut
a. Mencegah infeksi
b. Menyerap cairan
c. Menghentikan perdarahan
d. Mencegah luka lebih lanjut
Menutup luka harus hati-hati sekali, jika mungkin cuci tangan dengan bersih,
cegah jari-jari mengenai luka atau bagian lain dari penutup luka yang akan
bersentuhan dengan luka.
Membalut
Bahan-bahan untuk membalut terbuat dari kain, mori, jaring elastis atau
kertas special atau dapat juga dari kaos, dasi, syal, sabuk, dll.
Tujuan dari membalut/ pebalutan adalah :
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Pembalut Segitiga
Pembalut segitiga dibuat dengan memotong sepotong kain/linen, mori atau
kertas yang kuat, tak kurang dari 1 meter lebarnya, dibagi dua secara diagonal
maka menghasilkan dua pembalut.
Cara Pemakaiannya :
Sebagai kain yang luas dalam bentuk tergulung atau terbuka selebarnya,
untuk menahan penutup luka pada tempatnya.
Gambar 3
Gambar 2
Dilipat Satu Kali.. (Jarang dipakai )
Pembalut Segitiga
Gambar 4
Gambar 5
Melipat dua kali
Dilipat tiga kali dipakai sebagai
dipakai sebagai
pembalut sempit
pembalut lebar
Ayunan Lengan
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Untuk menahan lengan dan tangan yang terluka dan pada beberapa hal tulang
yang patah. Ini hanya mempengaruhi bila korban duduk atau berdiri.
Caranya :
a. Tahan lengan pada sisi yang luka, pergelangan tangan sedikit lebih tinggi
dari siku. Angkatlah ujung atas melewati bahu pada bagian yang tak luka,
dan sekeliling leher kemuka bagian yang sakit.
b. Ambil ujung bawah pembalut melewati bahu pada bagian yang tak luka,
dan sekeliling leher kemuka bagian yang sakit.
c. Tepi dari pembalut harus pada pangkal jari keliling, sehingga semua jari-
jari terlihat untuk diamati. Jika aliran darah terhambat :
1. Letak tangan harus dibuah
2. Pembalut diatur lagi
3. Ayunan lepas
Ayunan Segitiga ( ST. John )
Menahan tangan dan lengan pada posisi terangkat seperti pada kasus luka
pada tangan atau rusuk yang patah dengan parah.
Caranya :
a. Lengan atau bagian yang luka ditahan didepan dada dan tangan dengan
ujung meluas melewati siku dan ujung atas melewati bahu pada pihak
yang sehat
b. Hati-hati atur tinggi ayunan dan ikat ujung-ujungnya pada lekukan diatas
tulang selangka pada bagian yang tak luka. Lipat ujung pembalut diantara
lengan dan pembalut dan kuatkan dengan peniti.
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Dada/ Punggung : Berdiri didepan korban dan letakkan bagian tengah dari
pembalut diatas penutup luka dengan ujung diatas bahu pada sebelah yang
sama sisakan satu ujung yang panjang, yang diambil dan diikat pada ujung
yang bahu
Bahu : Berdiri menghadap korban, letakkan bagian tengah dari pembalut
mengelilingi bagian tengah dari lengan atas, silangkan ujung-ujungnya dan ikat
mereka pada sebelah luar, pasang ayunan lengan
Letakkan ujung atas pembalut bahu dibawah ayunan dan lipat kebawah diatas
simpul dan kecangkan dengan peniti.
Siku : Letakkan siku korban ke posisi yang benar. Letakkan ujung pembalut
pada belakang lengan atas dan bagian tengah dari dasar pembalut pada bagian
bawah. Silangkan ujung-ujung didepan siku dan kemudian mengelilingi lengan
atas dan ikat diatas siku. Bawa ujung kebawah menutupi simpul dan
kencangkan dengan peniti.
13. Menangani dan Mengangkut Orang yang Cidera
Cara Mengangkut :
Untuk 1 ( satu ) Orang petugas P3K
1. Diangkat dengan dua tangan
2. Ditopang
3. Digendong dibelakang
Dua atau lebih petugas P3K
1. Duduk ditempat tangan
Kedua petugas P3K pertama memegang pergelangan tangan kirinya sendiri dengan
tangan kanan masing-masing, dan lengan lainnya dengan tangan kiri masing-
masing.
2. Duduk di dua tangan
Kedua petugas P3K, masing-masing pada sisi korban, merentangkan lengan mereka
paling dekat dengan korban dibawah punggungnya tepat dibawah bahu dan
melewatkan lengan yang lain dibawah tengah-tengah paha dimana tangan mereka
berpegangan dengan cengkraman berkaitan.
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
14. Standard Penggunaan dan Penempatan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
5 Halogen
- 1211-BCF
- 1301- BTM
15. Teknik Pengunaan Masing-masing Jenis Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
4. Pijitlah pengatup
7. Pergunakan tegak
1. Mudah terjangkau
2. Mudah terlihat
3. Jarak yang tepat
4. Tidak terkunci
5. Sesuai kondisi tempat
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
5 Mtr
1 2 3 4
5
C B A
BOX
HYDRANT
20 Mtr 20 Mtr 20 Mtr
No 4 No 5
No 3
No 1
BOX
No 2 HYDRANT
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out
Nomor P-A-K3-4.4-02
Edisi 10
A. MENGGULUNG SLANG
1. Rentangkanlah slang sepanjang ukuran 20/30 Meter
2. Slang dilipat menjadi dua, dengan posisi coupling/ connector Female berada
dibawah & Male diatas
3. Gulunglah dari lipatan pertama hingga coupling/ connector Male & Female dan
pastikan gulungan tidak boleh terlipat
B. MEMBUKA GULUNGAN SLANG
1. Bukalah coupling / connector slang Female (+) kekiri + 1 meter
2. Tariklah coupling/connector slang Male (-) kekanan sepanajang selang
C. MENYAMBUNG DAN MEMUTUS SLANG
1. Sambungkanlah coupling/connector Male dan Female
2. Putuskan coupling/connector Male pada bagian telinganya
D. MEMBAWA SLANG
1. Slang dibawa diatas bahu kiri/kanan
2. Pegang kedua coupling/connectornya bersama-sama ( agar tidak memukul
muka/badan kita waktu berlari)
Status Dokumen ini secara otomatis berubah menjadi “Dokumen Tidak Terkontrol” jika di print out