PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
TAHUN 2019
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, serta energi yang positif, sehingga penyusun telah
dapat menyelesaikan buku panduan ini dengan baik. Salam tak lupa penyusun
sampaikan kepada setiap inspirasi dan motivasi yang selalu ada menemani peneliti
selama menyusun panduan ini.
Buku ini berjudul Panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Diharapkan dapat menjadi acuan dalam
proses pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien sesuai hak pasien yang
harus diberikan oleh rumah sakit. Selama penyusunan buku panduan ini penyusun
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moril, bimbingan,
pengarahan, pemikiran dan saran – saran yang sangat berarti dan bermanfaat bagi
penyusun didalam penyusunan buku panduan ini. Untuk itulah, penyusun ingin
mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar buku panduan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi karyawan Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar Rebo, sehingga dapat tercipta pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
dan keluarga.
Tim Penyusun
SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat segala karunia dan petunjuk –Nya
sehingga penyusun Buku Panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo telah dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan buku panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Rumah Sakit Umum Daerah Psar Rebo ini melibatkan beberapa disiplin klinis di rumah sakit.
Dengan telah disusunnya buku panduan ini diharapkan dapat menunjang mutu pelayanan
pasien di rumah sakit terutama dalam hal Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan Buku Panduan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Semoga panduan ini bermanfaat dalam penerapannya, untuk perbaikan sistem pada
masa yang akan datang.
…………………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo ini telah disusun oleh Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan disesuaikan dengan
pelayanan Kesehatan di RSUD Pasar Rebo sebagai RSUD Tipe B Pendidikan. Panduan ini
akan dilakukan revisi bila diperlukan.
Panduan ini disahkan dan disetujui untuk dilaksanakan sepenuhnya.
Menyetujui,
Direktur RSUD Pasar Rebo
…………………………
DAFTAR ISI
PANDUAN
Hal
A. Kata Pengantar i
B. Sambutan ii
C. Pengesahan iii
D. Daftar Isi iv
E. Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Sasaran 1
1.4 Landasan 1
1.5 Ruang Lingkup 2
F. Bab 2 Pengorganisasian 3
2.1 Struktur Organisasi 3
2.2 Uraian Tugas 4
G. Bab 3 Identifikasi bahaya dan resiko kebakaran 8
3.1 Pengertian 8
3.2 Proses identifikasi bahaya dan resiko kebakaran 8
H. Bab 4 Sarana dan Prasarana 10
4.1 Sarana jalan keluar 10
4.2 Sistem proteksi pasif 11
4.3 Sistem proteksi aktif 11
4.4 Sistem peanggulangan dini 11
4.5 Sistem penanggulangan lanjut 12
I. Bab 5 Pencegahan dan diteksi dini kebakaran 13
5.1 Pencegahan kebakaran 13
5.2 Diteksi dini kebakaran 14
J. Bab 6 : Sistem pengamanan kebakaran 15
6.1 Sistem proteksi pasif 15
6.2 Sistem proteksi aktif 16
6.3 Manajemen penanganan kebakaran 18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses
yang melibatkan pengelolaan bahaya kebakaran di RSUD PASAR REBO .
1.3. SASARAN
Sasaran- sasaran dari pedoman ini adalah seluruh staf, pasien, pengunjung RSUD
PASAR REBO .
1.4. LANDASAN DAN REFERENSI
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980, tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1983, tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik
3. KepMeneg PU No. 11/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis manajemen
Penanggulangan Kebakaran.
4. KepMeneg PU No. 10/KPTS/2000 Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
1.5.2. Kegiatan
Pencegahan
Pemasangan alat-alat deteksi dan penanggulangan
Pemeliharaan alat-alat deteksi dan penanggulangan
Rambu-rambu proteksi kebakaran
Pelatihan Kebakaran
Deteksi dini
Inspeksi sarana proteksi kebakaran
Inspeksi jalur Evakuasi
1.5.3. Pengawasan
Akses ke daerah operasional harus dimonitor secara terjadwal , metode
pengawasan termasuk didalamnya; Pekerjaan operasional Karyawan,
satuan pengamanan, Sistem pendeteksi kebakaran , siatem CCTV.
1.5.4. Evaluasi
Hasil pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
pengujian minimal satu tahun sekali, pelaksanaan kerja pencegahan
kebakaran dimaksudkan untuk penyesuaikan/ perbaikan dari rencana kerja
sesuai dengan perkembangan kebutuhan, perubahan peraturan perundangan,
teknologi, ketersediaan anggaran dan lain-lain termasuk pola koordinasi
dengan pihak terkait.
1.5.5. Pengembangan
Memberikan informasi untuk merancang tindakan perbaikan peralatan
sistem proteksi kebakaran yang melekat pada bangunan di RS RSUD
PASAR REBO , informasi ini untuk tindakan perbaikan sesuai dengan
kebutuhan dan merencanakan aloksi anggaran untuk perbaikan
berkelanjutan .
BAB 2
PENGORGANISASIAN
Direktur
Ketua P2K3 RS
Sekretaris P2K3 RS
Pengamanan data
2.2 URAIAN TUGAS
Uraian tugas dan fungsi Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK) mengikuti
Ketentuan berdasarkan KepMeneg PU No. 11/KPTS/2000.
Setiap bangunan sangat spesifik dan penanganannya berbeda-beda satu sama lain,
terlebih jika bangunan tersebut multi-fungsi maka penangannya menjadi semakin
rumit. Karena itu uraian tugas dan fungsi Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK)
perlu memperhatikan situasi dan kondisi bangunan masing-masing.
2.2.1 Tugas dan Fungsi Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK) / Tim Kode
Merah
1. Tugas TPK secara umum membuat kebijakan menyeluruh terhadap
kemungkinan terjadinya kebakaran pada bangunan gedung melalui
program penyedia prasarana dan sarana proteksi kebakaran serta
pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara berkesinambungan.
2. Fungsi secara umum adalah pelaksanaan penyusunan rencana strategi
tindakan darurat kebakaran termasuk pelatihan kebakaran, dan
penyelamatan serta evakuasi pada waktu terjadinya kebakaran.
Koordinator dokter
Tugas :
Memobilisasi dokter sesuai dengan keperluan pelayanan medik di area
evakuasi
Koordinator perawat
Tugas :
Memobilisasi perawat sesuai dengan keperluan pelayanan keperawatan
di area evakuasi
3.1 PENGERTIAN
Identifikasi potensi bahaya kebakaran dilakukan untuk menentukan, pada suatu saat,
apakah sistem keselamatan kebakaran bangunan gedung memenuhi, melampaui atau
tidak memenuhi NSPM (Norma, Standar, Pedoman dan Manual) tentang
keselamatan kebakaran. Identifikasi potensi bahaya kebakaran juga memberikan
informasi untuk menentukan pilihan, merancang dan merekomendasikan tindakan
perbaikan.
Identifikasi potensi bahaya kebakaran dalam arti yang luas disebut juga penilaian
bahaya kebakaran atau audit keselamatan kebakaran. Tujuannya adalah untuk secara
komprehensif memahami dan menggolongkan bahaya dan resiko kebakaran untuk
memperoleh informasi yang lebih baik untuk keputusan luas atau kebijakan yang
harus dibuat “manajemen bangunan” sebagai bagian dari pemanfaatan bangunan
gedung. Pengetahuan dan pemahaman NSPM keselamatan kebakaran sangat
diperlukan dalam identifikasi/ penilaian bahaya kebakaran.
Pengertian bahaya dan resiko seringkali dipertukarkan atau disamakan, padahal arti
keduannya berbeda.
Bahaya kebakaran ( Fire Hazard ) adalah setiap kondisi dan situasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian akibat kebakaran.
Resiko kebakaran ( Fire Risk ) adalah ukuran kuantitatif dari potensi kerugian
kejadian kebakaran, dengan kata lain ukuran kuantitatif dari bahaya kebakaran,
dijabarkan dalam kemungkinan terjadinya ( Likehood ), dan konsekwensinya.
Kemungkinan terjadi kebakaran ditentukan oleh frekuensi ( berapa sering dapat
terjadi ) atau probabilitas ( kemungkinan akan terjadi ).
Api merupakan sesuatu yangg terlihat, hasil dari efek yang nyata dari perubahan
bentuk materi yang merupakan salah satu bagian dari reaksi kimia. Terjadinya api
berasal dari reaksi kimia antara oksigenn di atmosfir dan beberapa jenis bahan bakar
dimana bahan tersebut tercapai pada titik bakarnya atau apinya. Pengertian yang
lainnya yaitu api merupakan persenyawaan antara suatu bahan atau bahan
bakardengan oksigen pada temperatur tertentu yang pada prosesnya timbul nyala,
suara dan cahaya, seperti yang di tunjuakn dalam persamaan berikut : Bahan bakar +
oksigen (di udara) →CO2 + CO + kalor + cahaya.
Kebakaran merupakan api yangtidak terkendli dan tidak dikihendaki yang dapat
menimbulkan kerugian baik harta benda properti maupun korban jiwa. Hal yang
berbahaya tentang reaksi kimia dalama api adalah kenyataan bahwa api dapat
mengulangi proses pembentukannya.
Panasnya api itu sendiri akan membuat bahan bakar pada suhu pengapian, sehingga
terus membakar selama ada bahan bakar dan oksigen di sekitarnya yang tidak
terkendali . Api dapat memansakan setiap bahan bakar di sekitarnya, sehingga juga
melepaskan gas ketika api membakar gas, maka api akan menyebar. Oleh sebeb itu
sebenarnya kebakaran merupakan kondisi alami akibat bersentuhan dengan bahan
bakar (fuel), Oksigen dan panas atau kalor, namun bukan yang dikehendaki.
Kejadian kebakaran secara umum di bagi 2 (dua) yaitu kebakaran yang diakibatkan
unsur kesengajaan(arson fire) dan kebakaran yang bukan karena unsur kesengajaan
atau di sebut kebakaran nyata (real fire). Untuk arson fire merupakan tanggunga
jawab dari aparat kepolisian untuk mengungkapkannya yaitu dengan cara forensic
investigation. Untuk real fire memiliki beberapa jenis yaitu kebakaran di dalam
gedung, kebakaran di lingkungan industri, dan kebakaran di hutan.
Potensi terjadinya resiko kebakaran tidak dapat di eliminasi secara total, namun
hanya dapat dikurangi tingkat resikonya, maksudnya bahwa potensi kejadian
kebakaran akan selalu ada dimana hal ini terkait dengan kebutuhan hidup dasar
manusia dan perkembangan teknologi yang ada, seperti penggunaan tenaga listrik,
penerangan manual (obor, kayu, lilin, dll) penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun (B3) dan lainnya.
Penyebab terjadinya kebakaran yang ada di gedung rumah sakit seperti :
1. Adanya bahan yang mudah terbakar, barang berupa padat, cair atau gas (kayu,
kertas, minyak dll)
2. Aanya panas (suhu) dimana pada lingkungan yang memiliki suhu yang tinggi
seperti listrik (korsleting), panas energi mekanik (gesekan)beroperasinya
insinerator, ketel uap dll.
3. Tersedianya oksigen (O2), adanya zat asam yang cukup dimana kandungan
oksigen di tentukan dengan prosentase (%) makin besar kadar oksigen, maka api
akan menyala makin hebat sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12%tidak
akan terjadi kebakaran api. Dlam keadaan normal kadar oksigen di udara bebas
berkisar 21%, maka udara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup.
Guna terselenggaranya proses pencegahan, deteksi dini dan penanggulangan risiko dan
bahaya kebakaran serta penanganan bencana kebakaran secara efektif diperlukan berbagai
sarana, prasarana untuk pencegahan, deteksi, penanggulangan bencana serta sistem
proteksi baik aktif maupun pasif seperti di bawah ini :
Pintu darurat untuk masuk ke tangga diberi nama sesuai lantai dan tangga.
Misalnya pintu darurat untuk menuju tangga A dari lantai 4 disebut pintu 4A,
dan seterusnya. Pintu darurat hanya bisa dibuka dari dalam ruangan menuju
tangga dan tidak bisa sebaliknya. Dari tangga pintu bisa dibuka dari arah
dalam di lantai dasar.
Tujuan penamaan ini adalah untuk menyamakan persepsi dan mempermudah
komunikasi dalam keadaan darurat.
4.1.2 Tanda jalan keluar
a. Tanda-tanda exit
b. Tingkat pencahayaan
c. Penerangan
4.1.3 Kelengkapan Jalur Evakuasi
Di setiap pintu ada perlengkapan pemadam kebakaran yang terdiri dari Apar ,
Hidran Box dan alat pemukul . Ada tombol untuk mengaktifkan alarm dalam
kotak kaca yang dapat dipecahkan dalam keadaan darurat.
Di ujung koridor dekat pintu darurat, terdapat pintu baja, untuk melindungi
tangga evakuasi dari kebakaran, sehingga memberi waktu lebih banyak untuk
evakuasi
4.1.4 Perlindungan tangga kebakaran
a. Dinding pelindung tahan api
b. Kipas bertekanan tangga kebakaran
Poin a sampai d merupakan hal terpenting dalam proses pencegahan, dan akan
dibahas lebih lanjut dalam Bab mengenai staff development. Berikut akan dibahas
mengenai hal terkait dengan good housekeeping / tata rumah tangga yang baik.
Deteksi dini dapat juga dilakukan secara manual dengan cara pengaktifan manual alarm
kebakaran yang ada di setiap lantai, sehingga setiap staf / pengunjung yang melihat
adanya kebakaran skala kecil dapat mengaktifkan secara manual sistem alarm
kebakaran yang memacu aktivasi sistem penanggulangan kebakaran.
BAB 6
SISTEM PENGAMANAN KEBAKARAN
Proteksi kebakaran pasif tidak memerlukan suatu intervensi baik manual atau otomatik
dari operasi normal bangunan ( beberapa sistem seperti Fire damper dan pintu mungkin
memerlukan aktivitas detector asap dan lain-lain ).
Kelas A : Kebakaran bahan padat/biasa, seperti jenis kayu, kertas, pakaian dan
sejenisnya
Kelas B : Kebakaran bahan cairan, seperti jenis minyak, lemak, gas dan sejenisnya
Kelas C : Kebakaran listrik,seperti kebocoran listrik/ consulting, generator motor
listrik dan sejenisnya.
Kelas D : Kebakaran logam, seperti seng, almunium, sodium dan sejenisnya
Tujuan dari standar ini sebagai pedoman dalam menerapkan sistem yang
menggunakan perbedaan tekanan dan aliran udara untuk menyempurnakan satu
atau lebih hal berikut:
a. Menghalangi asap yang masuk ke dalam tangga, sarana jalan keluar, daerah
tempat berlindung, shaf Lift atau daerah yang serupa.
b. Menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan dalam daerah tempat
berlindung dan sarana jalan keluar selama waktu yang dibutuhkan untuk
evakuasi.
c. Menghalangi perpindahan asap dari zona asap.
d. Menyediakan kondisi di luar zona kebakaran yang memungkinkan petugas
mengambil tindakan darurat untuk melakukan operasi penyelamatan dan
untuk melokalisir dan mengendalikan kebakaran.
e. Menambah proteksi jiwa dan untuk mengurangi kerugian harta milik.
6.3 Manajemen pengamanan Kebakaran ( Fire safety management )
Pengamanan data
BAB 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI
Melaksanakan pemadaman awal sangat penting karena api masih kecil sehingga mudah
dipadamkan, dengan keberhasilan pemadaman awal maka dapat dihindari kerugian
yang jauh lebih besar.
Keberhasilan pelaksanaan pemadaman awal sangat tergantung kepada:
Bila kebakaran terdeteksi oleh sistem deteksi dan alarm kebakaran atau terjadi di luar
jam kerja atau pada malam hari, peralatan sistem deteksi dan alarm kebakaran akan
membunyikan alarm di luar yang lalu dijaga seperti pusat pengendali kebakaran atau
ruang piket petugas jaga.
Berikut adalah prosedure yang harus dilaksanakan petugas jika alarm kebakaran
berbunyi :
a. Lihat papan panel kebakaran di ruang monitor atau pusat pengendali kebakaran dan
lokasi sumber kebakaran dapat diketahui dari panel tersebut.
b. Petugas jaga dibantu regu pemadam kebakaran wajib segera datang untuk mengatasi
penyebab alarm yang berbunyi tersebut.
c. Laksanakan pemadaman awal sesuai prosedur pemadaman awal tersebut di atas.
d. Bila usaha pemadaman tidak berhasil atau api besar, jangan ambil resiko, tinggalkan
menuju tempat aman dan jangan lupa menutup pintu ruangan.
e. Segera laporkan kejadian kebakaran kepada staf senior unit tersebut, atau langsung
laporkan ke dokter UGD, kemudian matikan valve oxygen sentral terdekat atau yang
berada di unit tersebut.
f. Untuk unit perawatan pasien, segera pindahkan sentral oksigen sementara ke tabung
cadangan sambil mencari back up tabung oxygen portabel.
7.5 Berikut adalah prosedur evakuasi umum untuk operator ruang monitor
a. Alarm kebakaran berbunyi untuk pertama kali Regu pemadam harus segera
munuju lokasi kebakaran untuk memastikan bahwa alarm adalah bukan alarm
semu, atau untuk berusaha melakukan pemadam awal kebakaran.
b. Bila alarm semu, umumkan kepada penghuni melalui sistem informasi internal
atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).
c. Bila kebakaran dapat diatasi, umumkan kepada penghuni melalui sistem informasi
internal atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).
d. Bila kebakaran tidak dapat diatasi, umumkan kepada penghuni melalui sistem
informasi internal atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).
e. Bila kebakaran telah dapat diatasi, umumkan kepada penghuni melalui sistem
informasi internal atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).
Kartu pintar : kartu berisi tulisan yang wajib diumumkan oleh operator ruang monitor
melalui sistem informasi internal atau public address pada waktu terjadi darurat
kebakaran. Kartu pintar dapat dibacakan oleh operator atau telah direkam terlebih dahulu.
a. Kartu pintar ALARM SEMU, bila terjadi kebakaran kecil dan api sudah teratasi, atau
alarm berbunyi karena kesalahan teknis.
Catatan: instruksi kembali ke tempat tergantung kepada kondisi dan situasi bangunan
gedung pasca kebakaran dan ijin dari instansi pemadam kebakaran.
BAB 8
PENGAWASAN
Pengawasan merupakan aktivitas guna mamantau seberapa jauh program pencegahan dan
pengendalian risiko dan bahaya kebakarna di RSUD Pasar Rebo berjalan dengan efektif.
METODE
Pengawasan dilakukan dengan 2 cara, yakni :
Kunjungan
Di sini diawasi kesesuaian SOP dengan pelaksanaan, serta pengetahuan dan perilaku
(behaviour) dari staff RSUD Pasar Rebo mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran
Proses penanganan dan penyimpanan B3 mudah terbakar / meledak
Pengetahuan staf tentang B3 mudah terbakar / meledak
Pengetahuan staf tentang prosedur jika terjadi kebakaran serta prosedur evakuasi
Observasi perilaku pengelolaan B3 mudah terbakar / meledak
Fasilitas Pengawasan
Kelengkapan pemeliharaan fasilitas pemadam kebakaran dan deteksi dini kebakaran
Kondisi jalur evakuasi apakan bebas hambatan.
Laporan Pengawasan
1. Data pemeliharaan fasilitas kebakaran
2. Data pengujian pengetesan fasilitas kebakaran oleh diskar Bandung
PARAMETER PENGAWASAN
Evaluasi pelaksanaan rencana kerja dilakukan untuk menyusun rencana kerja pada periode
berikutnya yang ditujukan terhadap item sebagai berikut;
1. SMD anggota Tim Penanggulangan Kebakran ( TPK ).
2. Prosedure Operasional Standar ( POS ) pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
3. Peralatan yang digunakan.
4. Rencana Tindak Darurat Kebakaran ( RTDK ) yang dibuat
5. Hasil pelatihan personil dan penghuni anggota Tim Penaggulangan Kebakaran ( TPK )
dalam hal pemadam awal kebakaran, evakuasi dan penyelamatan.
Yang dimaksud dengan pemantauan tindak lanjut usulan rekomendasikan sesuai jadwal
adalah pengawasan terhadap tindak lanjut rekomendasi yang telah disepakati. Pemantauan
harus dilakukan karena makin cepat rekomendasi dilaksanakan makin kecil resiko kebkaran
dan juga biasanya sudah terikat dengan batasan waktu yang diberikan oleh otoritas
berwenang.
Tindak perbaikan tidak hanya sekedar dilaksanakan , akan tetapi harus memenuhi atau sesuai
dengan NSPM terkait, usulan berisi tindakan perbaikan dibuat sesuai prioritasnya. Biasanya
prioritas ditentukan oleh waktu, berturut-turut;
1. Tindakan perbaikan yang dapat segera dilaksanakan.
2. Yang memerlukan waktu yang relatif pendek
3. Yang memerlukan waktu yang relatif panjang
Tindak lanjut usulan rekomendasi harus dipantau sesuai jadwal, karena makin cepat
dilaksanakan makin kecil resiko kebakaran dan juga biasanya sudah terikat dengan batasan
waktu yang diberikan oleh otoritas berwenang atau instasi Pemadam Kebakaran setempat.
1)
Prioritas multak adalah persyaratan keselamatan Persyaratan lain seperti kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan merupakan prioritas kedua dan seterusnya.
2)
Mungkin lebih cepat dari kwartal
3)
Sementara menunggu harus diadakan tindakan alternatif pengamanan kebakaran
seperti misalnya peran kebakaran ( Fire Watch ), POS khusus, peralatan atau system
proteksi sementara dan lain-lain
BAB 10
PENGEMBANGAN KARYAWAN
10.2 SIMULASI
Manajemen penanggulangan kebakaran harus membuat evaluasi hasil pelatihan
penanggulangan dan penyelamatan kebakaran, maksud pelatihan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada karyawan dan anggota Tim
Penanggulangan Kebakaran ( TPK ) dalam rangka pelaksanaan pemadam awal
kebakaran, evakuasi dan penyelamatan.
Tujuan pelatihan untuk terciptanya kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran sesuai dengan Undang-undang No.28 tahun 2002
tentang bangunan gedung dari keamanan penghuni/ karyawan bangunan gedung
terhadap bahaya kebakaran atau darurat lainnya.
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 April 2019
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 01 Mei 2016
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 23 Desember 2015
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
1 Mei 2016
PROSEDUR
Dokumen Terkait -
PERAWATAN HYDRANT
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 23 Desember 2016
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 23 Desember 2016
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
1 Jannuari 2016
PROSEDUR
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 januari 2016
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 januari 2016
Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 Januari 2016
N
Tanda Bahaya Kegunaan
o
- Sebagai pemicu alarm
secara manual
- Pengoperasiannya
adalah dengan cara
menekan kaca hingga
1 Break glass alarm
pecah
- Break glass digunakan
bila kita melihat adanya
api atau asap di dalam
ruangan
- Sebagai pemicu alarm
Prosedur otomatis
- Pada suhu tertentu
sprinkler akan pecah
dan memancarkan air
2 Sprinkler - Sprinkler berguna
dalam skala kecil di
dalam ruangan dan
mencegah adanya
penyebaran api agar
tidak meluas
- Sebagai pemicu
alarm otomatis
3 Smoke detector - Smoke detector akan
membunyikan bell
alarm bila mendeteksi
SISTEM TANDA BAHAYA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN GEDUNG
membutuhkan pemadaman
e. Hydrant pillar
dari luar gedung
Merupakan pintu keluar yang
paling aman untuk
7 Tangga darurat
meninggalkan gedung bila
terjadi kebakaran.
Tanda-tanda yang berupa
anak panah yang berguna
untuk mengarahkan
8 Tanda petunjuk jalan keluar penghuni gedung kearah
pintu keluar pada saat
kebakaran yaitu tangga
darurat.
- Pintu tangga darurat yang
berfungsi untuk menahan
asap agar tidak masuk
kedalam ruang tangga
9 Pintu loby bebas asap
darurat
- Terbuat dari plat tebal
yang mampu menahan
api satu sampai dua jam
Kipas yang memiliki tekanan
besar hingga dapat
mendorong asap yang masuk
1
Kipas penekan udara untuk keluar dari ruang
0
tangga darurat sehingga O2
dalam ruangan tersebut tidak
berkurang
- K3L