Anda di halaman 1dari 71

PANDUAN

PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
TAHUN 2019

RSUD PASAR REBO


Jl. TB Simatupang No. 30 Pasar Rebo—Jakarta Timur
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, serta energi yang positif, sehingga penyusun telah
dapat menyelesaikan buku panduan ini dengan baik. Salam tak lupa penyusun
sampaikan kepada setiap inspirasi dan motivasi yang selalu ada menemani peneliti
selama menyusun panduan ini.
Buku ini berjudul Panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Diharapkan dapat menjadi acuan dalam
proses pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien sesuai hak pasien yang
harus diberikan oleh rumah sakit. Selama penyusunan buku panduan ini penyusun
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moril, bimbingan,
pengarahan, pemikiran dan saran – saran yang sangat berarti dan bermanfaat bagi
penyusun didalam penyusunan buku panduan ini. Untuk itulah, penyusun ingin
mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar buku panduan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi karyawan Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar Rebo, sehingga dapat tercipta pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
dan keluarga.

Jakarta, 18 April 2019

Tim Penyusun

SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat segala karunia dan petunjuk –Nya
sehingga penyusun Buku Panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo telah dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan buku panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Rumah Sakit Umum Daerah Psar Rebo ini melibatkan beberapa disiplin klinis di rumah sakit.
Dengan telah disusunnya buku panduan ini diharapkan dapat menunjang mutu pelayanan
pasien di rumah sakit terutama dalam hal Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan Buku Panduan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Semoga panduan ini bermanfaat dalam penerapannya, untuk perbaikan sistem pada
masa yang akan datang.

Jakarta, 18 April 2019


Direktur RSUD Pasar Rebo

…………………………..

LEMBAR PENGESAHAN
Panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo ini telah disusun oleh Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan disesuaikan dengan
pelayanan Kesehatan di RSUD Pasar Rebo sebagai RSUD Tipe B Pendidikan. Panduan ini
akan dilakukan revisi bila diperlukan.
Panduan ini disahkan dan disetujui untuk dilaksanakan sepenuhnya.

Jakarta, 18 April 2019 Mengetahui,


Ketua Tim Penyusun ka. Inst / Bagian/ Unit/ PJ

Dr.Desma Eri, MARS dr.Sigit Murdianto Putro

Menyetujui,
Direktur RSUD Pasar Rebo

…………………………

DAFTAR ISI
PANDUAN
Hal

A. Kata Pengantar i
B. Sambutan ii
C. Pengesahan iii
D. Daftar Isi iv
E. Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Sasaran 1
1.4 Landasan 1
1.5 Ruang Lingkup 2
F. Bab 2 Pengorganisasian 3
2.1 Struktur Organisasi 3
2.2 Uraian Tugas 4
G. Bab 3 Identifikasi bahaya dan resiko kebakaran 8
3.1 Pengertian 8
3.2 Proses identifikasi bahaya dan resiko kebakaran 8
H. Bab 4 Sarana dan Prasarana 10
4.1 Sarana jalan keluar 10
4.2 Sistem proteksi pasif 11
4.3 Sistem proteksi aktif 11
4.4 Sistem peanggulangan dini 11
4.5 Sistem penanggulangan lanjut 12
I. Bab 5 Pencegahan dan diteksi dini kebakaran 13
5.1 Pencegahan kebakaran 13
5.2 Diteksi dini kebakaran 14
J. Bab 6 : Sistem pengamanan kebakaran 15
6.1 Sistem proteksi pasif 15
6.2 Sistem proteksi aktif 16
6.3 Manajemen penanganan kebakaran 18

K. Bab 7 Penanggulangan kebakaran dan evakuasi 19


7.1 Penanggulangan awal 19
7.2 Penanggulangan lanjut 20
7.3 Evakuasi 21
7.4 Prosedur evakuasi 23
7.5 Prosedur evakuasi operator 24
L. Bab 8 Pengawasan 26
M. Bab 9 Evaluasi dan tindak lanjut 28
N. Bab 10 Pengembangan karyawan 30
10.1 Orientasi umum karyawan 30
10.2 Simulasi 30
10.3 Menyusun budaya aman kebakaran 30
O. Lampiran SOP Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran v

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Rumah sakit sebagai tempat umum terpapar oleh berbagai resiko salah satunya
bahaya kebakaran . Untuk itu Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo perlu
membuat perencanaan di bidang penangulangan bahaya kebakaran untuk
mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.

1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses
yang melibatkan pengelolaan bahaya kebakaran di RSUD PASAR REBO .

1.2.2. Tujuan Khusus


1.2.2.1. Merencanakan kegiatan sesuai kebijakan untuk menjamin
kinerja yang maksimum dalam kemampuan pengelolaan pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan
properti rumah sakit.
1.2.2.2. Menetapkan semua kegiatan unit manajemen keselamatan
kebakaran pada bangunan gedung dan properti rumah sakit.
1.2.2.3. Mengimplementasikan kebijakan operasi bangunan dan
lingkungan di RSUD Pasar Rebo untuk meningkatkan efesiensi dan
efektivitas keselamatan dari kebakaran ( Fire Safety ).
1.2.2.4. Melaksanakan aktivitas unit manajemen keselamatan
kebakaran pada bangunan gedung RSUD Pasar Rebo terkait dengan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan rencana
kerja.
1.2.2.5. Mengendalikan aktivitas terkait dengan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran sesuai rencana kerja.

1.3. SASARAN
Sasaran- sasaran dari pedoman ini adalah seluruh staf, pasien, pengunjung RSUD
PASAR REBO .
1.4. LANDASAN DAN REFERENSI
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980, tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1983, tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik
3. KepMeneg PU No. 11/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis manajemen
Penanggulangan Kebakaran.
4. KepMeneg PU No. 10/KPTS/2000 Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

1.5. RUANG LINGKUP


1.5.1. Perencanaan
Identifikasi resiko kebakaran (Fire risk assessment)
Dengan Instansi terkait :
1. Unit K3L
2. Instalasi Pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit
3. Instalasi Gizi
4. Instalasi Rumah Tangga
5. Instalasi Farmasi
6. Keperawatan
7. Diklat

1.5.2. Kegiatan
Pencegahan
 Pemasangan alat-alat deteksi dan penanggulangan
 Pemeliharaan alat-alat deteksi dan penanggulangan
 Rambu-rambu proteksi kebakaran
 Pelatihan Kebakaran

Deteksi dini
 Inspeksi sarana proteksi kebakaran
 Inspeksi jalur Evakuasi

1.5.3. Pengawasan
Akses ke daerah operasional harus dimonitor secara terjadwal , metode
pengawasan termasuk didalamnya; Pekerjaan operasional Karyawan,
satuan pengamanan, Sistem pendeteksi kebakaran , siatem CCTV.

1.5.4. Evaluasi
Hasil pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
pengujian minimal satu tahun sekali, pelaksanaan kerja pencegahan
kebakaran dimaksudkan untuk penyesuaikan/ perbaikan dari rencana kerja
sesuai dengan perkembangan kebutuhan, perubahan peraturan perundangan,
teknologi, ketersediaan anggaran dan lain-lain termasuk pola koordinasi
dengan pihak terkait.

1.5.5. Pengembangan
Memberikan informasi untuk merancang tindakan perbaikan peralatan
sistem proteksi kebakaran yang melekat pada bangunan di RS RSUD
PASAR REBO , informasi ini untuk tindakan perbaikan sesuai dengan
kebutuhan dan merencanakan aloksi anggaran untuk perbaikan
berkelanjutan .

BAB 2
PENGORGANISASIAN

2.1 STRUKTUR ORGANISASI

Direktur

Ketua P2K3 RS

Sekretaris P2K3 RS

Tim Kedaruratan Koordinator


lainya Penanggulangan Kebakaran
(Kode Hitam , Kode
Biru , Kode Hijau ,
Kode Merah
Jambu ,Kode Abu- Kode merah
Abu)

Struktur tim Kode Merah


Ketua P2K3 RS Direktur
Dinas pemadam kebakaran
Polisi
Koordinator Penanggulangan
Bencana P2K3 RS

Koordinator Penanggulangan Koordinator Evakuasi


Kebakaran
Titik kumpul
Koord Pemadam Koord Medik & sementara
Lift Keperawatan
Genset / Listrik Akhir titik Kumpul
Koord Pengaman Koord Logistik
Gas medik
Instalasi
Bahan bakar
Gudang Koord Keamanan Koord Transport

Pengamanan data
2.2 URAIAN TUGAS
Uraian tugas dan fungsi Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK) mengikuti
Ketentuan berdasarkan KepMeneg PU No. 11/KPTS/2000.
Setiap bangunan sangat spesifik dan penanganannya berbeda-beda satu sama lain,
terlebih jika bangunan tersebut multi-fungsi maka penangannya menjadi semakin
rumit. Karena itu uraian tugas dan fungsi Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK)
perlu memperhatikan situasi dan kondisi bangunan masing-masing.

2.2.1 Tugas dan Fungsi Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK) / Tim Kode
Merah
1. Tugas TPK secara umum membuat kebijakan menyeluruh terhadap
kemungkinan terjadinya kebakaran pada bangunan gedung melalui
program penyedia prasarana dan sarana proteksi kebakaran serta
pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara berkesinambungan.
2. Fungsi secara umum adalah pelaksanaan penyusunan rencana strategi
tindakan darurat kebakaran termasuk pelatihan kebakaran, dan
penyelamatan serta evakuasi pada waktu terjadinya kebakaran.

2.2.2 Koordinator Penanggulangan Bencana


2.2.2.1 Tugas dan wewenang
a. Membuat perencanaan penanganan bencana di RSUD PASAR
REBO , termasuk rencana pencegahan dan pengendalian
kebakaran.
b. Melaksanakan aktivitas manajemen keselamatan kebakaran pada
bangunan gedung terkait dengan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran sesuai dengan rencana kerja.
c. Mengawasi dan mengendalikan aktivitas terkait dengan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan
rencana kerja.
d. Melakukan koordinasi dengan bagian dan instalasi terkait
dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
e. Memimpin proses penanggulangan bahaya kebakaran dengan
dibantu seluruh jajaran team kode merah .
f. Merencanakan proses pelatihan terkait dengan pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran berkoordinasi dengan
seluruh bagian dan instalasi .

2.2.3 Koordinator Evakuasi


Tugas dan Wewenang
a. Memimpin proses evakuasi kebakaran.
b. Membawahi koordinator transport, medik dan keperawatan, logistik dan
pengamanan data.
c. Melakukan koordinasi dengan koordinator pemadaman api.

2.2.4 Koordinator medik dan keperawatan


Tugas :
a. Menyiapkan pelayanan medik dan keperawatan di area tujuan evakuasi
(assembly area)
b. Melakukan analisis terhadap jumlah pasien yang akan dievakuasi.
c. Termasuk dalam tim yang dipimpin oleh koordinator ini adalah :

Koordinator penyiapan posko kesehatan sementara (UGD)


Tugas :
 Menyiapkan pelayanan di area evakuasi sementara
 Melakukan analisis terhadap pelayanan medik pasien rawat inap
(terutama pasien kritis)
 Menyiapkan rujukan di mana perlu

Koordinator dokter
Tugas :
 Memobilisasi dokter sesuai dengan keperluan pelayanan medik di area
evakuasi
Koordinator perawat
Tugas :
 Memobilisasi perawat sesuai dengan keperluan pelayanan keperawatan
di area evakuasi

2.2.5 Koordinator Logistik


Tugas :
a. Menyiapkan logistik di area evakuasi untuk keperluan kesinambungan
pelayanan medik dan keperawatan pasien rawat inap
Logistik meliputi :
 Tempat tidur, kasur, bantal dan selimut
 Meja, kursi, lemari, trolley seperlunya guna membawa dan
menempatkan perlengkapan.
 Kertas dan dokumen terkait guna dokumentasi pelayanan yang
diberikan selama evakuasi.
b. Menyiapkan logistik terkait pelayanan nutrisi dan obat-obatan pasien
rawat inap
c. Menyiapkan makanan untuk petugas terkait di area evakuasi.

2.2.6 Koordinator Transport


Tugas :
a. Memimpin proses pemindahan pasien sesuai prosedur di bawah.
b. Berkoordinasi dengan koordinator medik dan keperawatan serta
koordinator logistik

2.2.7 Pengaman data


Tugas :
Mengamankan semua data dan dokumen penting rumah sakit

2.2.8 Koordinator Penanggulangan Kebakaran


Tugas
 Menghubungi dan berkoordinasi dengan Pihak Instasi terkait dalam
penangulangan kebakaran
 Memberikan petunjuk dalam penangulangan sementara kebakaran

2.2.9 Koordinator Pemadam


Tugas :
a. Memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan
hidrant kebakaran gedung.
b. Menjaga terjadinya penjalaran kebakaran bangunan dengan cara
melokalisasi daerah kebakaran dan meyingkirkan barang-barang yang
mudah terbakar , atau menutup pintu dan jendela.
c. Mencegah orang yang bukan petugas MPK atau petugas TPK mendekati
daerah yang terbakar.

2.2.10 Koordinator Pengaman instalas


Tugas :
a. Memimpin team pengaman instalasi
b. Memastikan seluruh sistem yang diperlukan untuk evakuasi berfungsi
dengan baik
c. Memastikan seluruh sistem yang diperlukan untuk pemadaman api
bekerja dengan baik
d. Memastikan seluruh sistem yang terancam bahaya atau yang
mengancam bahaya diamankan.
e. Termasuk di dalam tim yang dipimpin oleh koordinator ini adalah :
a) Operator pompa kebakaran
Tugas
 Memantau, memeriksa dan memastikan bahwa seluruh
peralatan pompa dan instalasinya selalu berfungsi dengan
baik.
 Memeriksa permukaan air pompa di dalam reservoir air
bawah.
 Mengoperasikan pompa jika terjadi kebakaran.
b) Operator Lift
Tugas
 Bila terjadi kebakaran, menurunkan lift ke lantai dasar.
 Melakukan pertolongan bila ada yang terjebak di dalam
sangkar Lift.
b) Operator Gas Medik
Tugas
Menutup semua kran instalasi distribusi gas mendis pada saat terjadi
kebakaran
c) Petugas Kitchen
Tugas
Menyediakan sarana dapur umum
d) Operator listrik dan genset
Tugas
 Memeriksa fungsi peralatan listrik dan genset dengan baik.
 Mematikan listrik pada tempat dimana kebakaran terjadi,
terutama yang membutuhkan daya listrik yang besar seperti
pengkondisian instalasi Tata Udara
 Menjaga agar listrik tetap berfungsi untuk mengoperasikan
pompa-pompa kebakaran, fan penekan udara, fan pengendali
asap dan panel-panel lain yang diharuskan berfungsi walaupun
terjadi kebakaran.
e) Operator Tata Udara
Tugas
 Mematikan seluruh sistem pengkodisian Tata Udara pada lantai
yang terbakar.
 Mematikan seluruh sistem pengkodisian Tata udara bila terjadi
kebakaran yang terjadi sangat berbahaya.
 Mengoperasikan fan pengendali asap.

2.2.11 Koordinator Keamanan


Tugas
a. Pelaksanaan pemadaman api sejak dini.
b. Pelaksanaan evakuasi penghuni bangunan ke tempat aman dari bahaya
kebakaran.
c. Pelaksanaan penyelamatan penghuni/pengguna bangunan yang
terperangkap di daerah kebakaran ke tempat yang aman dan kepada
orang-orang lanjut usia, cacat, sakit dan ibu-ibu hamil harus diberikan
cara penyelamatan khusus. Mengamankan daerah kebakaran agar tidak
dimasuki oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
d. Menangkap orang yang mencurigakan sesuai prosedure yang berlaku,
seperti dengan borgol, diturunkan lewat tangga darurat, dibawa ke pos
keamanan untuk diperiksa dan selanjutnya diserahkan ke polisi.
e. Mengamankan barang-barang berharga, brangkas dan lain-lain.
f. Membantu Tim Pemadam
g. Pelaksanaan pengamanan lokasi kebakaran dari orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.
h. Mengamankan daerah kebakaran agar tidak dimasuki oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
i. Menangkap orang yang mencurigakan sesuai prosedure yang berlaku,
seperti dengan borgol, diturunkan lewat tangga darurat, dibawa ke pos
keamanan untuk diperiksa dan selanjutnya diserahkan ke polisi.
j. Mengamankan barang-barang berharga, brangkas dan lain-lain.
k. Membantu Tim Pemadam
BAB 3
IDENTIFIKASI BAHAYA & RESIKO KEBAKARAN

3.1 PENGERTIAN
Identifikasi potensi bahaya kebakaran dilakukan untuk menentukan, pada suatu saat,
apakah sistem keselamatan kebakaran bangunan gedung memenuhi, melampaui atau
tidak memenuhi NSPM (Norma, Standar, Pedoman dan Manual) tentang
keselamatan kebakaran. Identifikasi potensi bahaya kebakaran juga memberikan
informasi untuk menentukan pilihan, merancang dan merekomendasikan tindakan
perbaikan.
Identifikasi potensi bahaya kebakaran dalam arti yang luas disebut juga penilaian
bahaya kebakaran atau audit keselamatan kebakaran. Tujuannya adalah untuk secara
komprehensif memahami dan menggolongkan bahaya dan resiko kebakaran untuk
memperoleh informasi yang lebih baik untuk keputusan luas atau kebijakan yang
harus dibuat “manajemen bangunan” sebagai bagian dari pemanfaatan bangunan
gedung. Pengetahuan dan pemahaman NSPM keselamatan kebakaran sangat
diperlukan dalam identifikasi/ penilaian bahaya kebakaran.
Pengertian bahaya dan resiko seringkali dipertukarkan atau disamakan, padahal arti
keduannya berbeda.

Bahaya kebakaran ( Fire Hazard ) adalah setiap kondisi dan situasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian akibat kebakaran.

Resiko kebakaran ( Fire Risk ) adalah ukuran kuantitatif dari potensi kerugian
kejadian kebakaran, dengan kata lain ukuran kuantitatif dari bahaya kebakaran,
dijabarkan dalam kemungkinan terjadinya ( Likehood ), dan konsekwensinya.
Kemungkinan terjadi kebakaran ditentukan oleh frekuensi ( berapa sering dapat
terjadi ) atau probabilitas ( kemungkinan akan terjadi ).

Api merupakan sesuatu yangg terlihat, hasil dari efek yang nyata dari perubahan
bentuk materi yang merupakan salah satu bagian dari reaksi kimia. Terjadinya api
berasal dari reaksi kimia antara oksigenn di atmosfir dan beberapa jenis bahan bakar
dimana bahan tersebut tercapai pada titik bakarnya atau apinya. Pengertian yang
lainnya yaitu api merupakan persenyawaan antara suatu bahan atau bahan
bakardengan oksigen pada temperatur tertentu yang pada prosesnya timbul nyala,
suara dan cahaya, seperti yang di tunjuakn dalam persamaan berikut : Bahan bakar +
oksigen (di udara) →CO2 + CO + kalor + cahaya.

Elemen dasar api terdiri sebagai berikut:


1. Bahan bakar (Fuel), yaitu bahan yang menjadi sumber energi terjadinya proses
pembakaran yang berasal dari benda padat (kain, kertas, kayu dan pelastik),
benda cair (minyak, bensin, oli, dll), Benda gas.
2. Panas mula (Heat), yaitu sumber pencetus utama terjadinya kebakaraa, diamana
dapat berasal dari bara api (puntung rokok), api langsung (lilin yang menyala,
api yang di sulutkan, proses gerinda dan pengelasan), api tidak langsung (suhu
panas yang tinggi)
3. Oksigen, merupakan sebagai mediator dalam terjadinya kebakaran teori dan
elemen dasar “API” di atas di kenal dengan terbentuknya api yanga merupakan
“SEGITIGA API” atau Triangel of Fire.

Kebakaran merupakan api yangtidak terkendli dan tidak dikihendaki yang dapat
menimbulkan kerugian baik harta benda properti maupun korban jiwa. Hal yang
berbahaya tentang reaksi kimia dalama api adalah kenyataan bahwa api dapat
mengulangi proses pembentukannya.
Panasnya api itu sendiri akan membuat bahan bakar pada suhu pengapian, sehingga
terus membakar selama ada bahan bakar dan oksigen di sekitarnya yang tidak
terkendali . Api dapat memansakan setiap bahan bakar di sekitarnya, sehingga juga
melepaskan gas ketika api membakar gas, maka api akan menyebar. Oleh sebeb itu
sebenarnya kebakaran merupakan kondisi alami akibat bersentuhan dengan bahan
bakar (fuel), Oksigen dan panas atau kalor, namun bukan yang dikehendaki.
Kejadian kebakaran secara umum di bagi 2 (dua) yaitu kebakaran yang diakibatkan
unsur kesengajaan(arson fire) dan kebakaran yang bukan karena unsur kesengajaan
atau di sebut kebakaran nyata (real fire). Untuk arson fire merupakan tanggunga
jawab dari aparat kepolisian untuk mengungkapkannya yaitu dengan cara forensic
investigation. Untuk real fire memiliki beberapa jenis yaitu kebakaran di dalam
gedung, kebakaran di lingkungan industri, dan kebakaran di hutan.

Potensi terjadinya resiko kebakaran tidak dapat di eliminasi secara total, namun
hanya dapat dikurangi tingkat resikonya, maksudnya bahwa potensi kejadian
kebakaran akan selalu ada dimana hal ini terkait dengan kebutuhan hidup dasar
manusia dan perkembangan teknologi yang ada, seperti penggunaan tenaga listrik,
penerangan manual (obor, kayu, lilin, dll) penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun (B3) dan lainnya.
Penyebab terjadinya kebakaran yang ada di gedung rumah sakit seperti :
1. Adanya bahan yang mudah terbakar, barang berupa padat, cair atau gas (kayu,
kertas, minyak dll)
2. Aanya panas (suhu) dimana pada lingkungan yang memiliki suhu yang tinggi
seperti listrik (korsleting), panas energi mekanik (gesekan)beroperasinya
insinerator, ketel uap dll.
3. Tersedianya oksigen (O2), adanya zat asam yang cukup dimana kandungan
oksigen di tentukan dengan prosentase (%) makin besar kadar oksigen, maka api
akan menyala makin hebat sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12%tidak
akan terjadi kebakaran api. Dlam keadaan normal kadar oksigen di udara bebas
berkisar 21%, maka udara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup.

Pengamanan kebakaran didalamnya merupakan upaya pencegahan dan


penanggulana kebakaran yang berkesinambungan, diamana pencegahan kebakaran
merupakan upaya yang dilakukan dalam rangaka mencegah terjadinya kebakaran
baik dengan melakukan pemasangan deteksi aktif maupun proteksi pasif serta
pemberdayaan dari sumber daya yang ada di rumah sakit, dalam rangka
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran. Cara yang dilakukan yaitu
dengan melakukan proses identifikasi potensi bahaya kebakaran yang ada, menilai
resiko terjadinya kebakaran dan dampak yang dapat di timbulkan. Adapun untuk
penanggulangan kebakaran merupakan upaya yangg dilakukan untuk memadamkan
kebakaran yang dimulai sejak awal terjadinya api sampai dengan tidak lanjut
berikutnya yang dilaksanakan secara bersama sama atau tim, yaitu di mulai dari
pengguanaan alat pemadam api ringan (APAR) dan hidran yang ada di halaman dan
di dalam gedung, serta dapat melibatkan dinas pemadam kebakaran dan
penanggulangan bencana.

3.2 PROSES IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RESIKO KEBAKARAN


Inspeksi properti, memeriksa kembali ijin/sertifikat, mulai dari halaman luar,
mempersiapkan sebuah gambar tapak:
a. Orientasi gambar
b. Garis batas properti
c. Pagar pengaman properti
d. Properti/ bangunan lain yang bersebelahan hunian, jarak pemisah
e. Pintu masuk kendaraan pemadam
f. Pintu masuk lainnya
g. Jalan akses untuk kendaraan pemadam
h. Sumber air yang ada
i. Selokan, tanggul, saluran drainase
j. Penggunaan halaman, penyimpanan barang ( Outdoor Stroge )
k. Penggunaan halaman yang berbahaya menyimpan gas, stasiun bahan bakar dll.
l. Katup isolasi gas dan katup isolasi penting lainnya
m. Fasilitas elektrikal, gardu, trafo, saluran daya dll

Inspeksi bangunan, memeriksa setiap bangunan yang ada untuk :


a. Fungsi bangunan/ okupansi
b. Kontruksi bangunan ; combustible atau non combustible
c. Luas bangunan perlantai dan total, jumlah lantai
d. Ketahanan api elemen struktur bangunan
e. Titik akses petugas pemadam kebakaran
f. Sistem deteksi dan alarm dan komunikasi darurat
g. Sistem proteksi pasif
h. Katup isolasi gas dan isolasi penting lainnya
i. Fasilitas elektrikal, gardu, trafo, panel utama, pengkabelan dll.
j. Sistem Tata Udara
k. Lift kebakaran
l. Daerah proses berbahaya ( identifikasi prosesnya )
m. Daerah gedung barang ( identifikasi jenis, susunan dan jumlahnya)

Inspeksi sumber daya manusia, informasi tentang personil yang ada


a. Jumlah penghuni dan tamu
b. Jumlah karyawan tetap/ tidak tetap
c. Jumlah karyawan pada suatu shif kerja ( bila berlaku )
d. Kebutuhan akomodasi karyawan/ penghuni; penderita cacat, bahasa komunikasi
e. Personil sekuriti
f. Daftar nomor telepon penting untuk digunakan pada keadaan darurat
g. Personil dengan tugas penting pada keadaan darurat

Proses pengadaan, penyimpanan, penanganan, pemprosesan dan transportasi


material yang mudah terbakar / meledak. Dibahas lebih detail dalam pedoman
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) / Hazardous meterial (Hazmat)

Perilaku , termasuk melakukan identifikasi perilaku yang berpotensi menimbulkan


kebakaran.
BAB 4
SARANA & PRASARANA

Guna terselenggaranya proses pencegahan, deteksi dini dan penanggulangan risiko dan
bahaya kebakaran serta penanganan bencana kebakaran secara efektif diperlukan berbagai
sarana, prasarana untuk pencegahan, deteksi, penanggulangan bencana serta sistem
proteksi baik aktif maupun pasif seperti di bawah ini :

4.1 SARANA JALAN KELUAR


Dalam keadaan kebakaran, maka lift dikosongkan, kemudian dimatikan, sehingga
jalur evakuasi terdiri dari :
 Ada 2 tangga di area gedunga A dengan posisi
- 1 Tangga Samping lift
- 1 Tangga Darurat di sisi kanan dan kiri gedung
 Ada 2 tangga di area gedunga B dengan posisi
- 1 Tangga Samping lift
- 1 Tangga Darurat di sisi kanan dan kiri gedung
 Ada 1 tangga di area gedunga C dengan posisi
- 1 tangga di area tengah gedung C
 Ada 3 tangga di area gedunga D dengan posisi
- 3 Tangga Darurat di sisi kanan dan kiri gedung dan tengah

4.1.1 Penamaan Jalur Evakuasi :


Tangga darurat diberi nama sebagai berikut :
a. Tangga A di gedung A di Sisi lift dan Sisi Sebelah Kanan Gedung
b. Tangga B di gedung B di Sisi lift dan Sisi Sebelah Kiri Gedung
c. Tangga C di gedung C di area tengah gedung
d. Tangga D di gedung D di sisi area kanan , kiri gedung dan tengah

Pintu darurat untuk masuk ke tangga diberi nama sesuai lantai dan tangga.
Misalnya pintu darurat untuk menuju tangga A dari lantai 4 disebut pintu 4A,
dan seterusnya. Pintu darurat hanya bisa dibuka dari dalam ruangan menuju
tangga dan tidak bisa sebaliknya. Dari tangga pintu bisa dibuka dari arah
dalam di lantai dasar.
Tujuan penamaan ini adalah untuk menyamakan persepsi dan mempermudah
komunikasi dalam keadaan darurat.
4.1.2 Tanda jalan keluar
a. Tanda-tanda exit
b. Tingkat pencahayaan
c. Penerangan
4.1.3 Kelengkapan Jalur Evakuasi
Di setiap pintu ada perlengkapan pemadam kebakaran yang terdiri dari Apar ,
Hidran Box dan alat pemukul . Ada tombol untuk mengaktifkan alarm dalam
kotak kaca yang dapat dipecahkan dalam keadaan darurat.
Di ujung koridor dekat pintu darurat, terdapat pintu baja, untuk melindungi
tangga evakuasi dari kebakaran, sehingga memberi waktu lebih banyak untuk
evakuasi
4.1.4 Perlindungan tangga kebakaran
a. Dinding pelindung tahan api
b. Kipas bertekanan tangga kebakaran

4.2 SISTEM PROTEKSI PASIF / KOMPARTEMENISASI


4.2.1 Ketahanan api : elemen struktur bangunan dinding, lantai, atap dan
kolom
4.2.2 Bukaan horizontal :
a. Pintu: tahan api,
b. Alat penutup pintu ( door closer )
4.2.3 Lain-lain : penetrasi sistem dakting, pipa,dinding dan langit-langit

4.3 SISTEM PROTEKSI AKTIF & DETEKSI DINI


Sistem deteksi dan alarm serta komunikasi darurat:
4.3.1 Sistem deteksi dan alarm:
a. Panel kontrol fire alarm dalam keadaan siaga normal
b. Sirkuit inisiasi dan peralatannya : detector panas, asap, titik panggil
manual, alarm aliran air dan alarm lainnya.
c. Sirkuit notifikasi dan peralatannya: bel, buzzer dan lampu alarm
d. Antar muka (interface) dan interlock dengan sistem lainnya : tata udara ,
elektrikal, lift, presurisasi fan, exhaust fan, sprinkler dan sistem supresi
lain.
e. Program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala
4.3.2 Sistem komunikasi suara darurat ( emergency voice communication
system )
a. Panel kontrol sistem komunikasi suara darurat dalam keadaan siaga
normal

4.4 SISTEM PENANGGULANGAN DINI


4.4.1 Alat pemadam api ringan (apar)
Jenis harus sesuai dengan klasifikasi bahaya kebakaran kelas A, B, C, D dan K
dan diperhatikan bahwa bahan pemadam jenis Halon sudah tidak
diperbolehkan lagi.
Kapasitas harus sesuai dengan klasifikasi bahaya kebakaran dan klasifikasi
bahaya hunian. Distribusi lokasi dan penempatan bebas halangan dan harus
sesuai dengan klasifikasi bahaya kebakaran dan klasifikasi bahaya hunian.
Program inspeksi pemeliharaan berkala dan tes hidrolik tabung APAR

4.4.2 Sistem pipa tegak dan slang/ hydrant


a. Kotak hidrant bebas halangan, perlengkapan kondisi terawat dan distribusi
pancaran air slang harus mencapai setiap bangunan .
b. Hidrant pilar bebas halangan perlengkapan kondisi terawat dan distribusi
pancaran air slang harus mencapai setiap bagian bangunan
c. Supervisi katup kontrol dalam keadaan terbuka penuh
d. Sambungan pemadam kebakaran bebas halangan, perlengkapan kondisi
terawat.
e. Program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala

4.4.3 Sistem sprinkler otomatis


a. Klasifikasi bahaya hunian densitas rancangan harus sesuai dengan
klasifikasi bahaya huniannya.
b. Sprinkler jenis dan klasifikasi kepala sprinkler, serta cara pemasangannya
yang sangat spesifik terhadap jenis dan klasifikasinya
c. Supervisi katup kontrol dalam keadaan terbuka penuh
d. Program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala

4.5 SISTEM PENANGGULANGAN LANJUT


4.5.1 Pompa kebakaran berikut alat kontrolnya
a. Pompa kebakaran, penggerak pompa dan alat kontrol adalah mesin pompa
khusus untuk tugas pemadam kebakaran
b. Pemasangan dan kelengkapan dan perlengkapan terutama hisapan pompa
positif dan fasilitas untuk tes aliran
c. Sumber air terutama durasi harus cukup untuk bahaya kebakaran
huniannya
d. Program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala

4.5.2 Sistem pengendalian atau manajemen asap: pemenuhan persyaratan


peraturan dan standar, serta program inspeksi, tes dan pemeliharaan
berkala untuk
a. Sistem pengendali asap terzona
b. Sistem ventilasi/ pembuangan asap
BAB 5
PENCEGAHAN & DETEKSI DINI KEBAKARAN

5.1 PENCEGAHAN KEBAKARAN


Aktivitas pencegahan kebakaran meliputi :
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran/ edukasi tentang lingkungan aman
kebakaran.
b. Melaksanakan sosialisasi dalam rangka meningkatkan budaya aman kebakaran.
c. Melaksanakan pertemuan-pertemuan dengan unsur internal untuk membahas isu-
isu keselamatan kebakaran ( fire safety ) secara berkala.
d. Melaksanakan pelatihan pencegahan kebakaran personil anggota Tim
Penanggulangan Kebakaran (TPK) baik fungsional, sekilas maupun berbasis
skenario terburuk
e. Melaksanakan kegiatan identifikasi resiko bahaya kebakaran (fire risk assessment )
di setiap unit.
f. Melaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan ruangan secara berkala ( tatagraha
keselamatan kebakaran/ good-housekeeping ).
g. Melaksanakan pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan peralatan dan sistem
proteksi kebakaran secara berkala.
h. Melarang penggunaan kompor berbahan bakar minyak dan gas untuk kantin
koperasi di area rumah sakit RSUD Pasar Rebo

Poin a sampai d merupakan hal terpenting dalam proses pencegahan, dan akan
dibahas lebih lanjut dalam Bab mengenai staff development. Berikut akan dibahas
mengenai hal terkait dengan good housekeeping / tata rumah tangga yang baik.

Esensi dari kerumahtanggaan yang baik


Tingkat usaha dan perhatian yang diperlukan untuk kerumahtanggaan yang baik
sudah barang tentu dipengaruhi oleh fungsi dan besarnya bangunan gedung.
Beberapa proses memproduksi lebih banyak limbah, kebocoran dan uap dari proses
yang lain, dengan demikian memberikan jangkauan luas masalah kerumahtanggaan.
Tambahan lagi, tingkat kebersihan yang dapat diterima berubah dari fungsi ke fungsi
bangunan. Penting bahwa semua karyawan/ penghuni menerima tanggung jawab
untuk kerumahtanggaan di ruang kerja mereka. Meskipun biasanya bangunan akan
membuat kontrak kepada penyedia jasa pembersihan bangunan, tetapi tugas mereka
terbatas kepada pembersihan secara umum. Menjamin bahwa material, alat, limbah
dan sebagainya diletakkan di lokasi tertentu adalah tugas dari pada karyawan/
penghuni yang menanganinya.

Inspeksi/ pemeriksaan keselamatan adalah penting. Dengan melakukannya,


pimpinan mendemonstrasikan melalui tindakan dan kata-kata tingkat
kerumahtanggaan yang dapat diterima. Di mana tidak terdapat kerumahtanggaan
yang baik, hal ini biasanya karena tidak cukup perhatian yang diberikan atau
tindakan yang dilakukan terhadap satu lebih daerah sebagai berikut:

5.1.1 Pemeliharaan dan perawatan bangunan


Persyaratan dasar untuk kerumahtanggaan yang baik adalah
a. Penanganan dan peyimpanan materaial secara benar
Setiap tempat penyimpanan memiliki label yang menjelaskan isi, terutama
dalam kaitannya dengan bahan berbahaya dan beracun seperti diatur dalam
pedoman B3.
b. Kebersihan dan kerapian
Proses pembersihan dan selalu menjaga agar semua barang berada pada
tempat yang semestinya.

5.1.2 Pembuangan sampah


Tempat sampah yang terbuat dari bahan tidak mudah terbakar harus digunakan
untuk pembuangan limbah dan sampah. Pemilahan / segregasi limbah adalah
praktek yang baik dari kerumah tanggaan dan penting untuk membuang segala
macam limbah dan sampah ke tempat sampah yang tertentu.

5.1.3 Pengendalian / kontrol sumber penyalaan


a. Kontrol kebiasaan merokok. Kebijakan harus dilaksanakan secara keras
dengan sanksi tegas, baik terhadap staf maupun pasien dan pengunjung.
b. Kontrol listrik statis. Tindakan pencegahan terhadap bunga api listrik statis
harus dilakukan di lokasi dimana terdapat uap, gas, debu yang mudah
menyala dan material lainnya yang mudah terbakar. Listrik statis dapat
terjadi oleh aliran dua material berbeda melalui masing-masing dimana pada
kondisi yang tepat dan cukup oksigen, bila terjadi pelepasan listrik statis akan
menyalakan uap atau debu mudah terbakar.
c. Kontrol friksi/ gesekan sebuah program pemeliharaan pencegahan harus ada
untuk mengidentifikasi dan mengeleminasi potensi sumber friksi/ gesekan
d. Kontrol bahaya elektrikal. Program inspeksi / pemeriksaan secara berkala
harus ada untuk mengidentifikasi sirkuit listrik yang kelebihan beban,
sambungan pengawatan peralatan yang ditumpuk terlalu banyak, pengawatan
peralatan yang rusak, tutup kontak/ stopkontak pembumian yang hilang dan
sebagainya.
e. Pembuangan limbah cair mudah terbakar dilakukan sesuai pedoman
pengelolaan limbah RSUD PASAR REBO .

5.1.4 Inspeksi/ pemeriksaan


Inspeksi merupakan bagian penting dari sebuah program. Inspeksi/ pemeriksaan
harus didefinisikan dengan baik, dan harus meliputi:
a. Lokasi/ daerah yang diperiksa.
b. Frekwensi pemeriksaan
c. Apa kinerja yang dapat diterima
d. Siapa yang akan melakukan pemeriksaan

5.2 DETEKSI DINI KEBAKARAN


Deteksi dini kebakaran di RSUD Pasar Rebo dilakukan dengan metode sistem proteksi
aktif, yakni alarm dengan sensor panas maupun asap. Alarm dihubungkan dengan
sentral detektor sehingga lokasi alarm yang berbunyi dapat diketahui oleh sistem
deteksi di RSUD PASAR REBO .

Deteksi dini dapat juga dilakukan secara manual dengan cara pengaktifan manual alarm
kebakaran yang ada di setiap lantai, sehingga setiap staf / pengunjung yang melihat
adanya kebakaran skala kecil dapat mengaktifkan secara manual sistem alarm
kebakaran yang memacu aktivasi sistem penanggulangan kebakaran.
BAB 6
SISTEM PENGAMANAN KEBAKARAN

Ada tiga (3) sistem pengamanan kebakaran di RSUD PASAR REBO


1. Sistem proteksi pasif
2. Sistem proteksi aktif
3. Manajemen pengamanan kebakaran (fire safety management)

Verifikasi kesesuaian instalasi, komponen dan persyaratan dilakukan menggunakan standar


yang berlaku.
6.1 SISTEM PROTEKSI PASIF
Sistem Proteksi kebakaran pasif adalah kontruksi atau rakitan yang mempunyai sifat
menahan api atau asap yang dimaksudkan untuk:
a. Mengurung atau membatasi pergerakan api dan atau asap ke daerah spesifik di
dalam bangunan.
b. Mengendalikan penjalaran api dan asap di dalam bangunan
c. Meminimalkan bahaya atau memperlambat kegagalan dan distorsi komponen
struktur bangunan
d. Dan menyediakan jalan ke luar yang aman
e. Suatu sarana/bahan tahan api yang berfungsi untuk melindungi struktur bangunan
terutama kosntruksi baja dari bahaya deformasi struktur akibat panas api tanpa
perlu diaktifkan/dioperasikan
f. Difungsikan untuk membeli waktu pada saat terjadinya kebakaran, sehingga
evakuasi korban dan penghuni dapat diselamatkan
g. Memperkecil resiko penyebaran/penjalaran api sehingga tidak menimbulkan
kerusakan/kerugian yang lebih besar ataupun melokalisir kebakaran diarea tersebut

Proteksi kebakaran pasif tidak memerlukan suatu intervensi baik manual atau otomatik
dari operasi normal bangunan ( beberapa sistem seperti Fire damper dan pintu mungkin
memerlukan aktivitas detector asap dan lain-lain ).

Bila bangunan dalam perencanaan keselamatan kebakaran sebuah bangunan, produk


konstruksi atau rakitan ini pada umumnya memberikan stabilitas struktur atau bertindak
sebagai elemen pemisah kebakaran ( atau kompartemenisasi ). Pada kedua kasus
produk memberikan waktu yang dibutuhkan untuk sistem proteksi aktif kebakaran
beroperasi, penghuni evakuasi ke luar bangunan, dan petugas pemadam kebakaran
memadamkan kebakaran. Proteksi kebakaran pasif tidak mencegah terjadinya
kebakaran tetapi digunakan untuk membatasi besarnya kebakaran.

Proteksi kebakaran pasif meliputi:


a. Penghalang api fleksibel ( Cavity barriers )
b. Sistem/ rakitan langit-langit.
c. Dinding kompartemen.
d. Dinding dan partisi tahan api.
e. Rakitan pintu tahan api ( pintu dan perlengkapan seperti daun pintu, rangka, engsel,
pengunci dan penutup pintu otomatik ).
f. Tangga kebakaran, lantai, damper kebakaran, cerobong udara.
g. Proteksi rangka struktur bangunan, membran atau pratisi horizontal.

6.2 SISTEM PROTEKSI AKTIF


Sistem proteksi kebakaran aktif, sistem mekanikal atau elektrikal yang memerlukan
intervensi manual atau secara otomatik untuk mendeteksi dan memadamkan atau
mengendalikan kebakaran atau asap. Sistem proteksi aktif meliputi:
6.2.1 Sistim Deteksi & Alarm
a. Jenis detektor
b. Distribusi penempatan detektor
c. Persyaratan pemasangan
d. Pengkabelan dan komponen sistim
e. Pemeriksaan dan pemeliharaan
6.2.2 Sistim Pemadam Api
1. Deteksi Alarm meliputi :
1) Manual
 Break Glass
 Push Button
 Pull Down
2) Automatis
3) Smoke Detector
4) Heat Detector
5) Gas detektor
2. Sistem Pemadaman Api meliputi :
1) Berbahan Dasar Air
a. Hidrant
38 ( tiga puluh ) Box Hydrant + Aksesoris
12 ( dua belas ) Hydrant Pilar + Aksesoris
b. Spiker
600 tik
2) Berbahan Dasar Kimia
a. APAR
210 tabung APAR

Kelas A : Kebakaran bahan padat/biasa, seperti jenis kayu, kertas, pakaian dan
sejenisnya
Kelas B : Kebakaran bahan cairan, seperti jenis minyak, lemak, gas dan sejenisnya
Kelas C : Kebakaran listrik,seperti kebocoran listrik/ consulting, generator motor
listrik dan sejenisnya.
Kelas D : Kebakaran logam, seperti seng, almunium, sodium dan sejenisnya

6.2.2.1 SPRINKLER OTOMATIS


a. Tipe hunian
b. Karakteristik sprinkler & temperature rating
c. Luas area yang diproteksi
d. Jarak antara kepala sprinkler
e. Penyediaan air
f. Motor pompa
g. Pemeriksaan dan pemeliharaan

6.2.2.2 Fire Hydrant


a. Jumlah dan peletakan
b. Persediaan air minimum
c. Siamese connection
d. Instalasi pemipaan
e. Sambungan slang
f. Motor pompa; Jocki pump electric; dan genset
g. Pemeriksaan dan pemeliharaan

6.2.3 Sistem pengendali asap


Sistem pengendali asap ditujukan untuk keselamatan jiwa dan perlindungan harta
benda terhadap bahaya kebakaran. Standar ini digunakan untuk perancangan,
instalasi, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan dari sistem pengolah udara
mekanik baru atau perbaikan yang juga digunakan sebagai sistem pengendali asap

Tujuan dari standar ini sebagai pedoman dalam menerapkan sistem yang
menggunakan perbedaan tekanan dan aliran udara untuk menyempurnakan satu
atau lebih hal berikut:
a. Menghalangi asap yang masuk ke dalam tangga, sarana jalan keluar, daerah
tempat berlindung, shaf Lift atau daerah yang serupa.
b. Menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan dalam daerah tempat
berlindung dan sarana jalan keluar selama waktu yang dibutuhkan untuk
evakuasi.
c. Menghalangi perpindahan asap dari zona asap.
d. Menyediakan kondisi di luar zona kebakaran yang memungkinkan petugas
mengambil tindakan darurat untuk melakukan operasi penyelamatan dan
untuk melokalisir dan mengendalikan kebakaran.
e. Menambah proteksi jiwa dan untuk mengurangi kerugian harta milik.
6.3 Manajemen pengamanan Kebakaran ( Fire safety management )

Ketua Tim K3RS Direktur


Dinas pemadam kebakaran
Polisi
Koordinator Penanggulangan
Bencana Tim K3RS

Koordinator Penanggulangan Koordinator Evakuasi


Kebakaran
Titik kumpul
Koord Pemadam Koord Medik & sementara
Lift Keperawatan
Genset / Listrik Pusat titik
Koord Pengaman
Gas medik Koord Logistik kumpul
Instalasi
Bahan bakar
Gudang
Koord Keamanan Koord Transport

Pengamanan data
BAB 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI

7.1 PENANGGULANGAN AWAL


Penanggulangan kebakaran awal adalah prosedur tindakan darurat pada saat kebakaran
mulai terjadi. Deteksi kebakaran dapat terlaksana secara otomatik memlalaui sistem
deteksi dan alarm kebakaran atau secara manual melalui indera penghuni seperti indra
penglihatan melihat nyala api atau indera penciuman, mencium bau asap barang yang
terbakar.

Melaksanakan pemadaman awal sangat penting karena api masih kecil sehingga mudah
dipadamkan, dengan keberhasilan pemadaman awal maka dapat dihindari kerugian
yang jauh lebih besar.
Keberhasilan pelaksanaan pemadaman awal sangat tergantung kepada:

a. Adanya prosedur tindakan darurat yang baik dan benar


b. Terlaksananya prosedur pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan sistem proteksi
kebakaran aktif yang baik dan benar
c. Pelatihan berkala menggunakan alat pemadam api ringan ( APAR ) dan hidran
bangunan. Idealnya semua penghuni telah terlatih, akan tetapi bila tidak
dimungkinkan semua petugas keamanan atau regu pemadam dan perwakilan
penghuni setiap lantai atau ruangan harus terlatih
PROSEDUR
Berikut adalah prosedur pemadaman awal yang harus dilakukan penghuni jika terlihat
api atau asap :
a. Bunyikan alarm dengan memecahkan kaca kotak hitam atau titik panggil manual
terdekat dan tekan tombolnya atau tarik tuasnya
b. Perkirakan/ periksa sumber api apakah akibat listrik atau bukan, bila akibat dari
listrik jangan menggunakan hydrant bangunan dan segera putuskan aliran listrik
c. Bila api masih kecil, usahakan dipadamkan menggunakan alat pemadam api ringan
( APAR ). Gunakan hidrant bangunan bila dipastikan sumber kebakaran bukan
akibat dari listrik. Bila usaha pemadaman tidak berhasil atau api sudah besar
jangan ambil resiko, tinggalkan menuju tempat yang aman jangan lupa menutup
pintu ruangan.
d. Laporkan kejadian kebakaran kepada pusat pengendali kebakaran atau petugas
keamanan

Bila kebakaran terdeteksi oleh sistem deteksi dan alarm kebakaran atau terjadi di luar
jam kerja atau pada malam hari, peralatan sistem deteksi dan alarm kebakaran akan
membunyikan alarm di luar yang lalu dijaga seperti pusat pengendali kebakaran atau
ruang piket petugas jaga.
Berikut adalah prosedure yang harus dilaksanakan petugas jika alarm kebakaran
berbunyi :
a. Lihat papan panel kebakaran di ruang monitor atau pusat pengendali kebakaran dan
lokasi sumber kebakaran dapat diketahui dari panel tersebut.
b. Petugas jaga dibantu regu pemadam kebakaran wajib segera datang untuk mengatasi
penyebab alarm yang berbunyi tersebut.
c. Laksanakan pemadaman awal sesuai prosedur pemadaman awal tersebut di atas.
d. Bila usaha pemadaman tidak berhasil atau api besar, jangan ambil resiko, tinggalkan
menuju tempat aman dan jangan lupa menutup pintu ruangan.
e. Segera laporkan kejadian kebakaran kepada staf senior unit tersebut, atau langsung
laporkan ke dokter UGD, kemudian matikan valve oxygen sentral terdekat atau yang
berada di unit tersebut.
f. Untuk unit perawatan pasien, segera pindahkan sentral oksigen sementara ke tabung
cadangan sambil mencari back up tabung oxygen portabel.

7.2 PENANGGULANGAN LANJUT


a. Dokter UGD menerima laporan kebakaran yang tidak dapat dikendalikan
dari unit.
b. Dokter UGD melapor ke :
 Koordinator penanggulangan bencana RSUD PASAR REBO .
 Dinas pemadam kebakaran RSUD PASAR REBO
c. Dokter UGD kenudian bertindak selaku ketua tim sementara hingga
koordinator penanggulangan bencana RSUD Pasar Rebo tiba di RSUD PASAR
REBO .
d. Koordinator penanggulangan bencana RSUD Pasar Rebo melapor ke ketua
tim K3RS dan direktur RSUD PASAR REBO
e. Jika ada kebakaran yang tidak dapat dilokalisir oleh suatu unit dan akan
meluas ke unit terdekatnya, atau kebakaran telah menyebabkan padamnya listrik,
tidak dapat diatasi oleh sumber daya unit setempat, ketua tim/ketua tim sementara
mengaktifkan Kode Merah .
Cara mengaktifkan code red dengan melalui operator dan meinta operator
mengumumkan melalui paging system
“Kode Merah (.. diikuti lantai / unit yang terkena..)” disebutkan 3 (tiga) kali
(misalnya : Kode Merah Ruby Timur ... Kode Merah Ruby Timur ..... Kode
Merah Ruby Timur)
Pesan diulang oleh operator setiap 5 menit hingga diperintahkan oleh dokter UGD
selaku ketua tim sementara atau
f. Langkah awal yang dilakukan :
Tim penanggulangan bencana sementara berkumpul di UGD atau di tempat aman
jika UGD dekat dengan lokasi kebakaran.
 Dokter UGD bertindak sebagai Ketua Tim sementara
 Supervisor on duty keperawatan dan dokter ruangan senior bertindak
sebagai koordinator medik dan keperawatan
 Komandan regu keamanan bertindak sebagai koordinator keamanan
 Petugas farmasi senior bertindak sebagai koordinator logistik
 SQIC Officer yang sedang berdinas bertindak sebagai koordinator evakuasi.
g. Perintah evakuasi datang dari ketua tim dan daerah yang belum
mendapatkan perintah evakuasi tetap menjalankan aktivitas seperti biasa dengan
tingkat kesiagaan tinggi, kecuali jika diantara yang berdinas ada SQIC Officer, bisa
meninggalkan posnya untuk berkumpul di UGD.
h. Evakuasi dilakukan sesuai prosedur evakuasi kebakaran (lihat bawah)
i. Jika Tim penanggulangan bencana sudah berkumpul, koordinasi diserah
terimakan pada tim penanggulangan bencana dari dokter UGD dan staf sementara,
berikut serah terima mengenai langkah-langkah yang sudah dan sedang dilakukan.
j. Selama proses evakuasi dan penanggulangan kebakaran dilakukan, tim
tetap berkoordinasi dengan pihak dinas kebakaran, kepolisian dan pihak-pihak lain
yang terkait.
k. Setelah semua keadaan teratasi, maka Ketua tim setelah berkoordinasi
dengan pihak dinas pemadam kebakaran mengumumkan berhentinya kode merah.
l. Perintah menghentikan pengumuman datang dari ketua tim / ketua
pelaksana dan diumumkan dengan bunyi “Kode Merah Selesai... “ disebutkan 3
(tiga) kali
7.3 EVAKUASI
7.3.1 Pengertian Pengertian
7.3.1.1 Prioritas evakuasi adalah
1. Pasien
2. Benda mudah terbakar dan meledak (tabung oksigen)
3. Berkas pasien
4. Alat medis mayor (Monitor, Trolley, dll).

7.3.1.2 Daerah Tujuan Evakuasi


Ditandai dengan marka sebagai berikut :

Daerah tujuan evakuasi pada keadaan kebakaran dibagi menjadi :


a. Daerah Evakuasi Awal
Untuk penanganan sementara dan penghitungan jumlah
pasien / pengunjung
UGD : Untuk pasien yang memerlukan support peralatan
medis
Lobby : Untuk pasien yang tidak memerlukan medical support
dan pengunjung / penunggu pasien
b. Daerah Evakuasi Lanjut
Untuk mengevakuasi pasien / pengunjung lebih lanjut jika bahaya /
kebakaran meluas, Halaman depan, halaman belakang dan jalan di
depan RS
Di masing-masing daerah evakuasi diatur tempat berkumpul pasien
dan keluarga berdasarkan lantai asal pasien. Di daerah tujuan
evakuasi tersebut, dilakukan penghitungan jumlah pasien oleh tim.
Khusus di UGD:
Ruang Resus dan ruang medical diprioritaskan untuk pasien
ICU/NICU/PICU
Ruang tindakan untuk melanjutkan operasi emergency bagi pasien
yang tidak bisa di transfer ke RS lain.
Ruang observasi untuk pasien / pengunjung / karyawan yang cedera
selama proses evakuasi.

7.3.2 Data Pasien dan karyawan.


Yang dimaksud data adalah daftar nama pasien dan karyawan, digunakan untuk
kepentingan mengabsen di daerah tujuan evakuasi guna cek silang bahwa semua
sudah terevakuasi tanpa ada yang tertinggal.
Data pasien rawat inap, rehabilitasi medik, hemodialisis dan operasi segera
dicetak setelah alarm kebakaran berbunyi.
Data karyawan yang sedang berdinas segera dicetak setelah data pasien rawat
inap dicetak.
Data pasien rawat jalan di lantai 1,2,3 dan lantai 4 segera dicetak setelah data
karyawan dicetak.

7.3.2.1 Sistem informasi selama proses evakuasi :


Menggunakan sistem informasi RSUD PASAR REBO , berupa PABX
yang dapat secara langsung berhubungan dengan berbagai nomor telepon
darurat.
7.3.2.2 Klasifikasi pasien dalam evakuasi :
1. Pasien kelas A, bisa berjalan, tidak
memerlukan monitoring, jantung dan paru tidak terganggu, maksimal
terpasang 1 infus line.
2. Pasien kelas B, bisa berjalan, namun
terpasang monitor jantung paru definitif.
3. Pasien kelas C, tidak bisa berjalan, tidak
terpasang monitor dan jantung paru dalam keadaan baik.
4. Pasien kelas D, tidak bisa berjalan,
terpasang monitor jantung paru definitif.
5. Pasien kelas E, tidak bisa berjalan,
terpasang support vital (ventilator, obat-obat inotropik, perlu
continuous suction, pace maker, WSD, dll)
Klasifikasi pasien dilakukan oleh perawat ruang rawat inap untuk setiap
pasien baru, dan ditulis dalam papan pasien / daftar pasien. Klasifikasi
pasien dilakukan tiap 24 jam, terutama peralihan dari shift pagi ke shift
siang.
7.3.2.3 Pelaksanaan Evakuasi :
a. Pada saat terjadi kebakaran dan evakuasi akan dimulai, petugas di
lantai lain selain lantai yang mengalami kebakaran menutup pintu
darurat yang diperintahkan, karena tangga darurat tertentu akan
digunakan HANYA untuk mengevakuasi lantai yang terbakar.
b. Lantai paling atas diberi prioritas menggunakan SALAH SATU
tangga berdasarkan instruksi tim.
c. Lantai 3 diberi prioritas menggunakan tangga utama untuk evakuasi
ke lantai 2, dan kemudian turun ke lobby melalui eskalator yang
dimatikan KECUALI kebakaran terjadi di lantai 3, di mana jalur
evakuasi lantai 3 akan diatur sesuai kebutuhan.
d. Khusus tindakan operasi, diprioritaskan untuk menyiapkan pasien
untuk di transfer, dalam arti mengupayakan pasien durante operasi
untuk dalam kondisi siap ditransport (misal, luka ditutup dulu, dsb).
Kamar operasi mendapat giliran terakhir untuk evakuasi dan
mendapat perlindungan maksimal dari segenap sumber daya, dalam
arti upaya utama selain memadamkan kebakaran adalah mencegah
selama mungkin agar kebakaran tidak mendekati kamar operasi.
e. Pada jam di mana poliklinik di lantai 2 beroperasi, petugas di lantai 2
mengevakuasi pengunjung di lantai 2 melalui tangga utama dan
eskalator yang dimatikan langsung menuju ke lobby. Dari sana,
pasien kelas A langsung dievakuasi ke halaman depan, pasien kelas C
menunggu di lobby untuk kemudian diabsen sesuai data registrasi
pasien rawat jalan. Evakuasi rawat jalan dipimpin fire warden dengan
ratio maksimal 1 fire warden untuk 50 orang.
f. Dokter dan perawat di unit rawat jalan segera ke UGD untuk
menunggu penugasan selanjutnya oleh tim.
g. Supervisor unit rawat jalan / wakilnya bertugas memastikan bahwa
tidak ada orang yang tertinggal di lantai 2. Dalam menjalankan tugas
ini, supervisor unit rawat jalan / wakilnya dibantu oleh 2 orang
stafnya.
h. Lantai lain yang tidak terbakar dapat menggunakan tangga sesuai
instruksi tim.
i. Koordinator masing-masing lantai adalah safety representative, atau
jika tidak ada, perawat paling senior yang berdinas, atau yang
ditunjuk oleh koordinator keperawatan.
j. Pertama-tama, evakuasi dilakukan terhadap pasien kelas A dan B.
Pasien-pasien yang demikian bersama penunggu / pengunjung
berkumpul di depan pintu darurat yang ditentukan, kemudian turun
bersama-sama dipimpin oleh 1 orang petugas. Pasien kelas B harus
ada yang menemani (keluarga). Dalam hal tidak ada yang menemani,
dimasukkan dalam gelombang kedua.
k. Kedua, evakuasi dilakukan terhadap pasien kelas C. Penunggu
bekerja sama dengan petugas RS menggendong pasien, turun ke lantai
dasar, langsung menuju ke UGD ke lokasi yang sudah ditujukan
untuk lantai tertentu di UGD. Ratio maksimal 1 perawat memonitor 3
pasien. Masing-masing pasien dibawaoleh keluarga. Prioritas bagi
pasien yang ada penunggunya, atau pasien yang penunggunya kuat
menggendong terlebih dahulu. Pasien kelas B diawasi oleh 1 perawat
untuk setiap 3 pasien.
l. Ketiga, untuk pasien kelas D harus dibawa dengan stretcher. Masing-
masing pasien dibawa oleh 4 orang. Stretcher dimobilisasi
berdasarkan prioritas, instruksi dari tim. Petugas pembawa stretcher
terdiri dari 3 orang non medis, dan 1 orang medis (dokter / perawat)
yang merupakan pimpinan.
m. Keempat, untuk pasien kelas E, harus dibawa seperti pasien kelas D,
namun oleh 5 orang, di mana orang kelima bertanggung jawab atas
instrumen, airway dan pernapasan.
n. Kebutuhan tenaga pengangkut pasien dilaporkan oleh koordinator
evakuasi lantai yang bersangkutan kepada tim.
o. Setelah pasien semua terangkut, rekam medis diselamatkan sebisanya.
p. Prioritas berikut adalah alat medis yang disa di bawa dengan tangan
(hand carry) seperti monitor, defibrillator, pulse oxymetri, infusion
pump, syringe pump, guna melanjutkan proses perawatan di tempat
evakuasi.
q. Di UGD, tim menilai kapasitas tempat evakuasi, dan menghubungi
bantuan RS lain untuk mengirim ambulans guna mentransfer pasien
ke RS lain, terutama pasien-pasien kritis, durante operasi, dan pasien
kelas E.
r. Koordinator pelayanan medis melakukan set up pelayanan medis di
tempat evakuasi. Penilaian ulang kondisi setiap pasien rawat inap
dilakukan mulai dari pasien kelas E ke bawah.

Koordinator sarana menyiapkan tempat evakuasi di luar RS bekerja


sama dengan pihak keamanan. Jalur ambulans diamankan oleh
koordinator keamanan, bekerja sama dengan pihak yang berwajib.

7.4 Berikut adalah prosedure evakuasi tipikal penghuni:


a. Alarm kebakaran berbunyi untuk pertama kali. Dengarkan dan ikuti instruksi
pengumuman dari sistem informasi internal.
b. Untuk lantai yang terbakar, penghuni harus segera pergi mencapai jalan keluar
terdekat ( tangga darurat ) dan jangan menggunakan lift.
c. Untuk lantai-lantai lainnya, dengarkan dan ikuti instruksi pengumuman selanjutnya
dari sistem informasi internal atau public address. Bila kebakaran tidak tidak dapat
diatasi, maka pengumuman akan memerintahkan untuk segera evakuasi. Bila alarm
semu atau kebakaran dapat diatasi, maka akan diumumkan bahwa keadaan sudah
teratasi, penghuni diharap tenang dan dapat beraktifitas kembali.
d. Agar tetap tenang dan tidak panik.
e. Berjalan dengan cepat tetapi tidak berlari
f. Utamakan keselamatan diri, bahwa barang yang sangat penting saja dan tidak lebih
besar dari tas tangan.
g. Selalu ikuti semua instruksi yang diberikan oleh regu evakuasi petugas keselamatan
kebakaran.
h. Ke luar ke halaman dan berjalan menuju tempat berhimpun yang telah ditetapkan
dan tunggu sampai ada berita aman atau pemberitahuan lebih lanjut.
i. Jangan sekali-kali masuk kembali ke dalam bangunan gedung sebelum pernyataan
aman diumumkan dan sebelum diijinkan.

7.5 Berikut adalah prosedur evakuasi umum untuk operator ruang monitor
a. Alarm kebakaran berbunyi untuk pertama kali Regu pemadam harus segera
munuju lokasi kebakaran untuk memastikan bahwa alarm adalah bukan alarm
semu, atau untuk berusaha melakukan pemadam awal kebakaran.
b. Bila alarm semu, umumkan kepada penghuni melalui sistem informasi internal
atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).
c. Bila kebakaran dapat diatasi, umumkan kepada penghuni melalui sistem informasi
internal atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).
d. Bila kebakaran tidak dapat diatasi, umumkan kepada penghuni melalui sistem
informasi internal atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).
e. Bila kebakaran telah dapat diatasi, umumkan kepada penghuni melalui sistem
informasi internal atau public address ( lihat penjelasan kartu pintar ).

Kartu pintar : kartu berisi tulisan yang wajib diumumkan oleh operator ruang monitor
melalui sistem informasi internal atau public address pada waktu terjadi darurat
kebakaran. Kartu pintar dapat dibacakan oleh operator atau telah direkam terlebih dahulu.
a. Kartu pintar ALARM SEMU, bila terjadi kebakaran kecil dan api sudah teratasi, atau
alarm berbunyi karena kesalahan teknis.

KARTU PINTAR ALARM SEMU


1. Harap tenang dan tidak perlu panik karena keadaan sudah
teratasi.
2. Kepada seluruh penghuni/ karyawan diharap tenang dan dapat
kembali ke ruang kerja/ kembali ke tempat masing-masing
3. Terima kasih.

b. Kartu Pintar KEBAKARAN SEBENARNYA, bila terjadi kebakaran yang


membahayakan
KARTU PINTAR KEBAKARAN SEBENARNYA
1. Mohon perhatian……………harap siaga dan tidak perlu panik
2. Telah terjadi kebakaran di lantai…………..
3. Bagi karyawan ( atau penghuni ) agar segera evakuasi.
4. Ikutilah petunjuk (atau aba-aba ) dari PETUGAS EVAKUASI.
Catatan: Perintah segera
5. Gunakan evakuasi
tangga tergantung
kebakaran kondisi
dan jangan dan situasiLift.
menggunakan bangunan masing-
6. Bagi wanita mohon melepaskan hak tinggi
masing, apakah akan melakukan evakuasi serentak, atau bertahap dimulai dengan lantai
7. Dahulukan anak-anak, wanita hamil dan orang tua.
kebakaran dan
8. satu lantai
Terima di atas dan dibawahnya.
kasih

c. Kartu Pintar PASCA KEBAKARAN, bila api telah dapat dikuasi

KARTU PINTAR PASCA KEBAKARAN ( TERATASI )


1. Kepada seluruh karyawan ( atau penghuni )
2. Kami mohon maaf atas kejadian yang tidak kita harapkan
3. Perlu disampaikan bahwa kondisi api ( atau kebakaran ) di lantai……..saat
ini telah dapat diatasi.
4. Silahkan kembali ke tempat semula kecuali ke lantai ( atau lantai-lantai )
yang telah terjadi kebakaran.
5. Tunggu instruksi selanjutnya
6. Terima kasih.

Catatan: instruksi kembali ke tempat tergantung kepada kondisi dan situasi bangunan
gedung pasca kebakaran dan ijin dari instansi pemadam kebakaran.
BAB 8
PENGAWASAN

Pengawasan merupakan aktivitas guna mamantau seberapa jauh program pencegahan dan
pengendalian risiko dan bahaya kebakarna di RSUD Pasar Rebo berjalan dengan efektif.

METODE
Pengawasan dilakukan dengan 2 cara, yakni :
Kunjungan
Di sini diawasi kesesuaian SOP dengan pelaksanaan, serta pengetahuan dan perilaku
(behaviour) dari staff RSUD Pasar Rebo mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran
 Proses penanganan dan penyimpanan B3 mudah terbakar / meledak
 Pengetahuan staf tentang B3 mudah terbakar / meledak
 Pengetahuan staf tentang prosedur jika terjadi kebakaran serta prosedur evakuasi
 Observasi perilaku pengelolaan B3 mudah terbakar / meledak

Fasilitas Pengawasan
 Kelengkapan pemeliharaan fasilitas pemadam kebakaran dan deteksi dini kebakaran
 Kondisi jalur evakuasi apakan bebas hambatan.

Laporan Pengawasan
1. Data pemeliharaan fasilitas kebakaran
2. Data pengujian pengetesan fasilitas kebakaran oleh diskar Bandung

PARAMETER PENGAWASAN

Parameter Input Parameter Proses Parameter


Output
Penguasaan staf akan prosedur Kelengkapan data
kebakaran pemeliharaan fasilitas
kebakaran
Data peserta pelatihan simulasi
kebakaran Data pengujian diskar
Parameter / Indikator :
1. Penguasaan staf akan prosedur kebakaran
Sampling dilakukan sebagai bagian dari aktivitas kendali mutu oleh SPI (quality
management program). Seperangkat pertanyaan akan ditanyakan secara random oleh
petugas mutu RSUD PASAR REBO , dan penilaian dilakukan oleh tim K3RS
koordinator penanggulangan bencana selaku penanggung jawab utama program
pencegahan dan pengendalian kebakaran.Penguasaan diharapkan di atas 70%
2. Data peserta pelatihan simulasi kebakaran
Simulasi diselenggarakan dua kali dalam setahun dan diharapkan seluruh karyawan staf
pernah mengikuti simulasi tersebut. Jumlah absolut karyawan yang mengikuti pelatihan
ini diharapkan minimal 100 peserta per simulasi.
3. Kelengkapan data pemeliharaan fasilitas kebakaran
Sampling dilakukan sebagai bagian dari aktivitas kendali mutu oleh SPI (quality
management program). Sejumlah fasilitas dilakukan pengecekan tanda bukti
pemeliharaan dan prosentasi pemeliharaan diharapkan 100%
4. Data pengujian fasilitas kebakaran oleh dinas pemadam kebakaran
BAB 9
EVALUASI & TINDAK LANJUT

Pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran disusun mengikuti pedoman yang


berlaku dengan mengingat situasi dan kondisi bangunan, hasil pelaksanaan rencana kerja
pencegahan dan penanggulanga kebakaran dimaksudka untuk penyesuaian/ perbaikan dari
rencana kerja sesuai dengan perkembangan. Membandingkan pelaksanaan dengan rencana
kerja pencegahan dan penanggulangan kebakaran termasuk kinerja yang diharapakan.

Dalam rangka pelaksanaan kerja pencegahan dan penanggulangan kebakaran untuk


menjamin kinerja yang maksimum kemampuan bangunan dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran, diharapkan dapat memitigasi bahaya dan resiko kebakaran
pada bangunan gedung.

Evaluasi pelaksanaan rencana kerja pencegahan kebakaran dimaksudkan untuk penyesuaian/


perbaikan dari rencana kerja sesuai dengan perkembangan kebutuhan, perubahan peraturan
perundangan, teknologi, ketersediaan anggaran, dan lain-lain termasuk pola koordinasi
dengan pihak terkait.

Evaluasi pelaksanaan rencana kerja dilakukan untuk menyusun rencana kerja pada periode
berikutnya yang ditujukan terhadap item sebagai berikut;
1. SMD anggota Tim Penanggulangan Kebakran ( TPK ).
2. Prosedure Operasional Standar ( POS ) pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
3. Peralatan yang digunakan.
4. Rencana Tindak Darurat Kebakaran ( RTDK ) yang dibuat
5. Hasil pelatihan personil dan penghuni anggota Tim Penaggulangan Kebakaran ( TPK )
dalam hal pemadam awal kebakaran, evakuasi dan penyelamatan.
Yang dimaksud dengan pemantauan tindak lanjut usulan rekomendasikan sesuai jadwal
adalah pengawasan terhadap tindak lanjut rekomendasi yang telah disepakati. Pemantauan
harus dilakukan karena makin cepat rekomendasi dilaksanakan makin kecil resiko kebkaran
dan juga biasanya sudah terikat dengan batasan waktu yang diberikan oleh otoritas
berwenang.
Tindak perbaikan tidak hanya sekedar dilaksanakan , akan tetapi harus memenuhi atau sesuai
dengan NSPM terkait, usulan berisi tindakan perbaikan dibuat sesuai prioritasnya. Biasanya
prioritas ditentukan oleh waktu, berturut-turut;
1. Tindakan perbaikan yang dapat segera dilaksanakan.
2. Yang memerlukan waktu yang relatif pendek
3. Yang memerlukan waktu yang relatif panjang
Tindak lanjut usulan rekomendasi harus dipantau sesuai jadwal, karena makin cepat
dilaksanakan makin kecil resiko kebakaran dan juga biasanya sudah terikat dengan batasan
waktu yang diberikan oleh otoritas berwenang atau instasi Pemadam Kebakaran setempat.

Dengan merekomendasikan tindakan perbaikan sistem proteksi kebkaran dalam bangunan


yang tidak memenuhi persyaratan, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bangunan
gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran.

Berikut adalah panduan/ Matrix rekomendasi tindakan perbaikan:

Tingkat Kesulitan Biaya Prioritas Penjawalan


Bahaya
Tinggi Mudah Murah Kwartal/ semester 2)
Sedang Sedang Kwartal/ semester
Rumit Mahal Tahunan perlu prasarana dan sarana
penanggulangan sementara
Sedang Mudah Murah Kwartal/ semester 2)
Sedang Sedang Kwartal/ semester
Rumit Mahal tahunan
Rendah Mudah Murah Kwartal/ semester 2)
Sedang Sedang Kwartal/ semester
Rumit Mahal tahunan

1)
Prioritas multak adalah persyaratan keselamatan Persyaratan lain seperti kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan merupakan prioritas kedua dan seterusnya.
2)
Mungkin lebih cepat dari kwartal
3)
Sementara menunggu harus diadakan tindakan alternatif pengamanan kebakaran
seperti misalnya peran kebakaran ( Fire Watch ), POS khusus, peralatan atau system
proteksi sementara dan lain-lain
BAB 10
PENGEMBANGAN KARYAWAN

10.1 ORIENTASI UMUM KARYAWAN


Pada orientasi karyawan pada materi keselamatan (K3RS), salah satunya diorientasikan
hal-hal sebagai berikut :
10.1.1 Jalur evakuasi kebakaran dan assembly area.
10.1.2 Perlengkapan deteksi dini dan penanggulangan dini
10.1.3 Kode bencana, termasuk diantaranya kode bahaya kebakaran
10.1.4 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terutama yang mudah terbakar dan mudah
meledak, serta penempatannya.

10.2 SIMULASI
Manajemen penanggulangan kebakaran harus membuat evaluasi hasil pelatihan
penanggulangan dan penyelamatan kebakaran, maksud pelatihan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada karyawan dan anggota Tim
Penanggulangan Kebakaran ( TPK ) dalam rangka pelaksanaan pemadam awal
kebakaran, evakuasi dan penyelamatan.

Tujuan pelatihan untuk terciptanya kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran sesuai dengan Undang-undang No.28 tahun 2002
tentang bangunan gedung dari keamanan penghuni/ karyawan bangunan gedung
terhadap bahaya kebakaran atau darurat lainnya.

Simulasi penanggulangan kebakaran diselenggarakan sedikitnya dua kali dalam


setahun, dan dengan sasarn seluruh karyawan RSUD PASAR REBO .
Beberapa kebijakan dasar terkait simulasi kebakaran :
1. Adanya pengumuman terhadap staf / pasien / pengunjung bahwa akan diadakan
simulasi kebakaran, sehingga tidak mengagetkan dan tidak menimbulkan
kepanikan.
2. Skenario dibuat seriil mungkin dengan evakuasi pasien dummy.
10.3 MENYUSUN BUDAYA AMAN KEBAKARAN
Tim K3RS merekomendasikan kepada pemilik/ pengguna bangunan bahwa perlu
mengadakan Rencana Aksi dalam rangka meningkatkan budaya aman kebakran melalui
rencana aksi yang telah disusun, dan dalam rangka tindakan perbaikan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran. Maksud menyusunan rencana aksi budaya aman
kebakaran bangunan gedung dan lingkungan adalah untuk membentuk sikap perilaku
dan kebiasaan penghuni/ karyawan dalam rangka budaya aman kebakaran bangunan
gedung.
LAMPIRAN

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


KEBAKARAN
TAHUN 2019
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

NOMOR 435 / 2019

TENTANG

PENETAPAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN


DILINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Menimbang : 1. bahwa setiap institusi wajib menyelenggarakan K3 (Keselamatan Kerja,


Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana) mengacu perundangan dan
peraturan yang berlaku;
2. bahwa berdasarkan petimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a,
maka perlu menetapkan keputusan Direktur RSUD Pasar Rebo tentang
Program Penanggulangan Kebakaran RSUD Pasar Rebo;

Mengingat : 1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang tentang Kesehatan;
3. Permenaker No.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja;
4. Permenaker No.Per02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelengaraan Keselamatan Kerja;
5. Keputusan Menkes No.876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
6. Keputusan Menkes No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
7. Surat Edaran No.HK.00.06.6.4.01497 dari Direktorat Jendral Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan RI tanggal 27 Februari 1995 tentang PK-
K3RS;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1691/Menkes/SK/VII/2011
tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 216 tahun 2014
tentang Organisasi dan Tatakerja RSUD Pasar Rebo Probinsi DKI
Jakarta;
10. Keputusan Gubernur nomor 2287 tahun 2014 tentang pengangkatan dr.
Tri Noviati,MARS sebagai Direktur RSUD Pasar Rebo Provinsi DKI
Jakarta;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PASAR REBO TENTANG PENETAPAN


PROGRAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN DILINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO.

KESATU : Menetapkan Memberlakukan Program Penanggulangan Kebakaran RSUD


Pasar Rebo tahun 2016
KEDUA : Keputusan sebagaimana tersebut pada diktum kesatu digunakan sebagai
landasan Penanggulangan Kebakaran RSUD Pasar Rebo
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 18 April 2019

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 April 2019

DIREKTUR RSUD PASAR REBO


PENGGUNAAN APAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/44 02 54/1

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 01 Mei 2016

Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) adalah sarana yang


Pengertian digunakan untuk memadamkan api dengan menggunakan bahan
kimia di saat api dalam skala kecil.
Sebagai panduan dalam menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (
Tujuan
APAR )
Rumah sakit melakukan panduan penggunaan APAR sebagai
Kebijakan
penanggulangan bencana kebakaran berskala kecil di rumah sakit.

1. Buka / Tarik pin keamanan APAR


2. Arahkan APAR ke objek sasaran
Prosedur
3. Tekan tuas APAR
4. Semprotkan APAR pada objek hingga api padam

Unit Terkait Seluruh Unit


Lampiran -
PEMERIKSAAN APAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/42 00 55/ 1

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 23 Desember 2015

Pemeriksaan APAR yaitu suatu tindakan pemeriksaan untuk


Pengertian
mengetahui berfungsi atau tidaknya APAR.
Sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan terhadap tabung
Tujuan
APAR.
Rumah sakit melakukan panduan pemeriksaan APAR sebagai
Kebijakan
keamanan dan kelayakan penggunaan.
Lakukan Pemeriksaan APAR seminggu sekali. Adapun bagian
yang diperiksa meliputi :

1. Cek baik tidaknya isi tabung APAR


Prosedur 2. Cek kurang tidaknya tekanan tabung APAR
3. Cek kondisi pengaman pada tabung APAR
4. Cek kondisi segel pada tabung APAR
5. Cek keadaan handset APAR
6. Cek baik tidaknya nozzle APAR
IPSRS
Unit Terkait
K3L
1. Contoh Checklist Pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan
Lampiran
(APAR)
PENGGUNAAN HYDRANDT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/43 02 56/1

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
1 Mei 2016
PROSEDUR

Hydrant adalah sarana yang digunakan untuk memadamkan api


Pengertian dengan menggunakan air bertekanan tinggi disaat api dalam skala
sedang..
Tujuan Sebagai panduan dalam menggunakan Hidrant.
Rumah sakit melakukan panduan penggunaan hidrant sebagai
Kebijakan
penanggulangan bencana kebakaran di rumah sakit.
1. Buka tutup box dan pastikan selang sudah tersambung dengan
benar.
2. Tarik keluar selang dalam box dan pastikan selang dalam
keadaan lurus mendekati sumber api
3. Setelah dekat dengan sumber api, kemudian pegang “nozzle”
dengan kedua tangan dan rapatkan ke tubuh.
Prosedur
4. Setelah siap, kemudian petugas lain membuka kran yang
terdapat pada kotak hydrant sehingga airnya keluar.
5. Semprotkan air kearah api dengan cara memegang
“nozzle”nya.
6. Bila semprotkan air terlalu kuat, sebaiknya “nozzle” dipegang
oleh dua orang atau lebih.
Unit Terkait Seluruh Unit

Dokumen Terkait -
PERAWATAN HYDRANT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/41 00 57/2

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 23 Desember 2016

Perawatan hydrant adalah suatu cara untuk merawat alat pemadam


api yang terdiri dari selang yang digulung dan disimpan dalam
Pengertian
kotak berwarna merah yang menempel di dinding dan bila
digunakan akan keluar air dari selang tersebut.
Sebagai acuan dalam perawatan hydrant agar selalu dapat
Tujuan
dipelihara dengan baik dan selalu siap untuk digunakan
Rumah sakit melakukan panduan perawatan Hydrant sebagai
Kebijakan
keamanan ruangan/gedung dari kebakaran.
1. Lakukan pengecekan secara berkala fire hydrant untuk
memastikan bahwa perlengkapan yang ada benar-benar
dapat berfungsi (periksa ukuran couple, pastikan sesuai
dengan diameter valve yang ada).
2. Lakukan pengecekan terhadap kerusakan akibat tangan
Prosedur jahil, cat terkelupas dan lakukan pengecatan ulang
seperlunya.
3. Lakukan pengetesan hydrant secara berkala dengan
membuka dan menutup katup untuk memastikan adanya
aliran air yang bertekanan.
PERAWATAN HYDRANT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/41 00 2/2

4. Lakukan pengecekan secara berkala fire hydrant untuk


memastikan bahwa perlengkapan yang ada benar-benar dapat
berfungsi (periksa ukuran couple, pastikan sesuai dengan
diameter valve yang ada).
5. Lakukan pengecekan terhadap kerusakan akibat tangan jahil, cat
terkelupas dan lakukan pengecatan ulang seperlunya.
6. Lakukan pengetesan hydrant secara berkala dengan membuka
dan menutup katup untuk memastikan adanya aliran air yang
bertekanan.
Prosedur
7. Lakukan pelumasan pada ulir katup hydrant secara berkala untuk
menghindari terjadinya katup yang macet.
8. Lakukan perawatan sistem hydrant sebagai berikut :
a. Periksa hydrant untuk kelayakan, kesiapan, perbaikan,
pengecatan ulang (jika diperlukan) setiap bulannya.
b. Periksa dan test aliran dan tekanan hydrant minimum 6
bulan sekali.
c. Lumasi ulit katup setiap 6 bulan sekali atau sesuaikan
dengan petunjuk perbaikan.
K3L
Unit Terkait
IPSRS
1. Check List fire Equipment
2. Check List Pemeriksaan Pompa Hydrant
Lampiran 3. Check List Pemeriksaan Hydrant Box
4. Check List Pemeriksaan Hydraant, Smoke detector, Heat
Detector dan Sprinkler.
PERAWATAN SPRINKLER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/45 00 59/1

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 23 Desember 2016

Sprinkler adalah suatu alat yang terpasang di langit-langit ruangan


Pengertian
dan dapat pecah pada suhu tertentu.
Sebagai pedoman bagi karyawan agar dapat mengoperasikannya
Tujuan
dengan benar.
Rumah sakit melakukan Panduan perawatan sprinkler sebagai
Kebijakan
standar mutu keamanan ruangan/gedung.
1. Lakukan pemeriksaan semua sprinkler head secara berkala,
periksa valve dari kemungkinan terjadinya kebocoran pipa-
Prosedur pipa.
2. Cek dan pastikan tidak ada sprinkler head yang tertutup cat,
terhalang, rusak, dan disingkirkan.
K3L
Unit Terkait IPSRS
Unit Terkait
Lampiran -
PANEL CONTROL FIRE ALARM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/ 00 1/2

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
1 Jannuari 2016
PROSEDUR

Merupakan pusat peralatan pendeteksi bahaya kebakaran dengan sistem


Pengertian pengawasan dan monitor kebakaran yang dipasang pada ruang control
(lantai 2 dan IPSRS).
Tujuan Sebagai panduan dalam mengoperasikan Panel Control Fire Alarm.
Rumah sakit melakukan/menyediakan panel control fire alarm sebagai
Kebijakan
standar mutu keamanan ruangan/gedung
Prosedur 1. Mematikan bunyi alarm
1. Tekan alarm ack atau tombol yang nyala (lokasi terlihat).
2. Tekan alarm silent.
3. Tekan reset, tunggu sebentar.
4. Tekan clear.
2. Mematikan zone alarm (lokasi lantai yang diinginkan)
1. Tekan menu.
2. Tekan enter (masuk access level 3).
3. Tekan clear 2 kali.
4. Tekan zone yang dikehendaki.
5. Tekan enter.
6. Tekan disable.
7. Tekan enter.
8. Tekan trouble.
PANEL CONTROL FIRE ALARM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/ 00 2/2

3. Mematikan bunyi alarm


5. Tekan alarm ack atau tombol yang nyala (lokasi terlihat).
6. Tekan alarm silent.
7. Tekan reset, tunggu sebentar.
8. Tekan clear.
4. Mematikan zone alarm (lokasi lantai yang diinginkan)
9. Tekan menu.
10. Tekan enter (masuk access level 3).
11. Tekan clear 2 kali.
12. Tekan zone yang dikehendaki.
13. Tekan enter.
Prosedur
14. Tekan disable.
15. Tekan enter.
16. Tekan trouble.
5. Menghidupkan zone alarm
1. Tekan menu.
2. Tekan enter.
3. Tekan clear 2 kali.
4. Tekan zone yang dituju.
5. Tekan enter.
6. Tekan enable.
7. Tekan enter dan tunggu + 1 menit.
IPSRS
Unit Terkait
K3L
Lampiran -
PENYELAMATAN DIRI
BILA TERJADI KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/ 00 62/2

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 januari 2016

Penyelamatan diri bila terjadi kebakaran adalah prosedur tanggap darurat


Pengertian
yang dilakukan oleh setiap orang pada saat terjadi kebakaran
1. Agar pegawai/ penghuni ruangan dapat bertindak dengan tenang dan
selamat sewaktu terancam oleh bahaya kebakaran;
2. Penanggung jawab bangunan dapat melaksanakan tanggung jawab
mereka dengan selamat, teratur dan berdisiplin sewaktu menghadapi
Tujuan
kebakaran;
3. Kemudahan untuk menyelamatkan diri saat kejadian kebakaran;
4. Proses pemindahan penghuni bangunan dapat dilakukan dengan
teratur dan aman.
Rumah sakit melakukan panduan penyelamatan diri bila terjadi
Kebijakan
kebakaran di area ruangan/gedung sebagai prosedur tanggap darurat.

1. Membunyikan alarm kebakaran


2. Upayakan untuk mematikan dengan APAR jika kebakaran kecil
3. Menghubungi petugas yang bertanggung jawab dalam kejadian
Prosedur
gawat darurat/kebakaran/penanggung jawab dalam
bangunanMenghentikan mesin/proses kerja yang sedang
dilakukanMemastikan semua dokumen penting disimpan
PENYELAMATAN DIRI
BILA TERJADI KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/ 00 2/2

dan dikunci di dalam kabinet besi


4. Berkumpul di tempat yang aman (Assembly Point [AP])
Prosedur dan menunggu sampai situasi aman dan tenang; dan
5. Mengosongkan bangunan (pengungsian)

Unit Terkait Seluruh Unit


Lampiran -
SISTEM TANGGAP DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PASAR REBO
RSPR/SPO/K3/ 00 64/1

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 januari 2016

Sistem Tanggap Darurat yaitu sistem terpadu dalam upaya


Pengertian
menghadapi keadaan darurat dan bencana.
Memberikan informasi dan petunjuk dalam menghadapi keadaan
Tujuan
darurat dan bencana.
Rumah sakit melakukan panduan sistem tanggap darurat sebagai
Kebijakan
standar mutu pencegahan dan penanggulangan bencana.
No Kondisi Penjelasan Prosedur
1. Pra Bencana Kewaspadaan dan PK : Penggunaan
tanggap darurat APAR
terhadap bencana PK : Penggunaan
Hydrant
PK : Alarm Sistem
PK : Pelatihan
2. Bencana Sistem pelaksanaan PK : Kebakaran
Prosedur
tanggap darurat PK : Gempa Bumi
terhadap bencana PK : Ancaman Bom
PK : Banjir
PK : Keracunan
Makanan
PK : Evakuasi
3. Pasca Bencana Kondisi setelah PK : Evaluasi
bencana selesai
Unit Terkait Seluruh Unit
Lampiran 1. Contoh Checklist Pemeriksaan Tangga Darurat
SISTEM TANDA BAHAYA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN GEDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSPR/SPO/K3/85 00 65/6

Ditetapkan,
Direktur RSUD Pasar Rebo
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 Januari 2016

a. Alarm kebakaran (break-glass alarm) pemicu alarm manual,


terletak pada lokasi yang mudah terlihat dalam gedung dan
biasanya berada didekat hydrant. Dianjurkan agar penghuni
maupun karyawan mengetahui letak pemicu alarm kebakaran
manual ini. Pecahkan kaca yang menutupi unit break-glass jika
ingin mengaktifkan alarm kebakaran.
b. Sistem sprinkler terpasang dilangit-langit ruangan. Sprinkler
bekerja secara otomatis apabila suhu ruangan di lingkungannya
mengalami kenaikan sampai dengan 55 oC. Kepala sprinkler
pecah dan air akan memancar deras dengan daya jangkau
Pengertian
berdiameter 4 meter. Pada saat sprinkler pecah dan air mengalir
dalam pipa, flow switch akan bekerja dan diterima panel kontrol
fire alarm yang akan membunyikan bell alarm di lokasi tersebut
dan di panel kontrol fire alarm.
c. Sistem deteksi asap (smoke detector), pada umumnya dipasang
di loby lift, ruang kantor, ruang peralatan, dan ruang listrik untuk
memonitor asap mencapai titik tertentu, signal akan diterima
oleh panel kontrol fire alarm dan akan membunyikan alarm bell
di lokasi tersebut dan di panel kontrol fire alarm.
SISTEM TANDA BAHAYA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN GEDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSPR/SPO/K3/85 00 2/6

d. Sistem deteksi panas (heat detector), dipasang di ruang


mesin lift, ruang peralatan, pantry, dan electrical room.
Fungsinya sebagai pemantau temperatur ruangan apabila
temperatur ruangan atau lingkungan itu mencapai 50oC atau
lebih. Otomatis sinyal akan diterima dipanel kontrol fire
alarm dan membunyikan alarm bell yang terdapat di lokasi
tersebut mauun di panel kontrol fire alarm.
e. Panel kontrol fire alarm, merupakan pusat peralatan
pendeteksi bahaya dengan sistem pengawasan dan monitor
kebakaran dipasang pada ruang kontrol dan dijaga 24 jam
setiap hari. Apabila salah satu dari sistem yang disebutkan
Pengertian diatas diaktifkan maka akan mengaktifkan alarm kebakaran
pada lantai dibawahnya dan menyampaikan tentang
kebakaran ini kepusat kendali kebakaran sehingga lokasi
kebakaran cepat terdeteksi.
f. Peralatan pemadam kebakaran
₋ Fire hydrant box, dilengkapi dengan pilot lamp, alarm
bell, tombol fire alarm, dan slang pemadam kebakaran
yang panjangnya 30 meter. Terletak pada tempat-
tempat strategis dalam gedung.
₋ Tabung pemadam kebakaran terletak dekat tangga-
tangga pada setiap lantai, ruang operasional
perlengkapan dan ruang listrik.
₋ Hydrant pillar sebagaimana fire hydrant box, hydrant
pillar dengan slang kebakaran dan nozzle pada
ujungnya untuk menyemburkan air kearah sasaran api.
SISTEM TANDA BAHAYA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN GEDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSPR/SPO/K3/85 00 3/6

Hydrant pillar berada di luar gedung.


₋ Seamesse connection (sambungan dinas kebakaran),
berfungsi untuk mengisikan air kedalam tangki air gedung
yang mensuplai hydrant dan sprinkler dari tangki truk
pemadam.
g. Tangga-tangga dan pintu keluar darurat dalam keadaan darurat
dapat melalui tangga terdekat menuju pintu keluar di lantai dasar.
h. Tanda petunjuk jalan keluar, dalam keadaan darurat, jalan keluar
yang ditunjang dengan tenaga cadangan dari baterai sehingga
tetap menyala pada saat listrik padam.
i. Pintu-pintu loby bebas asap (fire exit door), pintu-pintu loby
bebas asap menutup otomatis dan dibangun untuk mencegah asap
Pengertian agar tidak menyebar ke area tangga selama pemadam kebakaran
sehingga memungkinkan penyewa gedung untuk keluar dengan
bebas.
j. Kipas penekan udara (pressurized fan), pada setiap tangga
darurat dilengkapi dengan kipas penekan udara yang beroperasi
secara otomatis apabila general alarm aktif, kipas penekan udara
berfungsi sebagai sistem pengendalian asap dengan jalan
menekan udara. Udara lebih tinggi ditangga-tangga darurat
sehingga dapat mencegah masuknya asap dan api pada tangga
darurat selain itu tekanan udara bebas yang besar juga membantu
menutup pintu tangga darurat secara otomatis. Jangan
mengganjal pintu-pintu loby “lebih bebas asap (fire exit
door)
SISTEM TANDA BAHAYA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN GEDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSPR/SPO/K3/85 00 4/6

k. Sistem interkom gedung, karyawan, pasien, dan pengunjung akan


senantiasa diberi tahu mengenai perkembangan keadaan melalui

Pengertian sistem interkom gedung. Petunjuk akan diberikan kepada seluruh


karyawan mengenai tindakan yang harus diambil (jika perlu).

Sebagai pedoman dan petunjuk bagi karyawan agar mengetahui sitem


Tujuan
tanda bahaya dan pencegahan kebakaran di RSUD Pasar Rebo.
Rumah sakit melakukan panduan sistem tanda bahaya dan pencegahan
Kebijakan kebakaran sebagai standar mutu keamanan gedung.

N
Tanda Bahaya Kegunaan
o
- Sebagai pemicu alarm
secara manual
- Pengoperasiannya
adalah dengan cara
menekan kaca hingga
1 Break glass alarm
pecah
- Break glass digunakan
bila kita melihat adanya
api atau asap di dalam
ruangan
- Sebagai pemicu alarm
Prosedur otomatis
- Pada suhu tertentu
sprinkler akan pecah
dan memancarkan air
2 Sprinkler - Sprinkler berguna
dalam skala kecil di
dalam ruangan dan
mencegah adanya
penyebaran api agar
tidak meluas
- Sebagai pemicu
alarm otomatis
3 Smoke detector - Smoke detector akan
membunyikan bell
alarm bila mendeteksi
SISTEM TANDA BAHAYA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN GEDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSPR/SPO/K3/85 00 5/6

No Tanda Bahaya Kegunaan


adanya asap atau
partikel kecil di
dalam ruangan
- Sebagai pemicu
alarm otomatis
- Heat detector
memiliki sensor
4 Heat detector
panas dimana pada
suhu tertentu akan
memicu bel alarm
untuk berbunyi
Merupakan panel utama dari
sistem fire alarm untuk
5 Panel control fire alarm
menginformasikan letak
dimana bell alarm berbunyi
Peralatan pemadam kebakaran
Dengan tekanan tertentu air
a. Hydrant disemprotkan untuk
Prosedur memadamkan api
Berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan alat yang
dipakai pada saat terjadi
b. Fire hydrant box
kebakaran seperti slang,
6
nozzle, dan conector serta
tempat hydrant
Tabung berisikan serbuk
kimia kering, hallotan atau
CO2 yang berguna untuk
c. Apar
memadamkan api tergantung
dari jenis material yang
terbakar.
Keran hydrant yang terdapat
diluar gedung atau halaman
yang berguna bila
d. Hydrant pillar dibutuhkan pemadaman api
dari luar gedung. Biasanya
bila api telah menyebar ke
beberapa lantai sehingga
SISTEM TANDA BAHAYA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN GEDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSPR/SPO/K3/85 00 6/6

membutuhkan pemadaman
e. Hydrant pillar
dari luar gedung
Merupakan pintu keluar yang
paling aman untuk
7 Tangga darurat
meninggalkan gedung bila
terjadi kebakaran.
Tanda-tanda yang berupa
anak panah yang berguna
untuk mengarahkan
8 Tanda petunjuk jalan keluar penghuni gedung kearah
pintu keluar pada saat
kebakaran yaitu tangga
darurat.
- Pintu tangga darurat yang
berfungsi untuk menahan
asap agar tidak masuk
kedalam ruang tangga
9 Pintu loby bebas asap
darurat
- Terbuat dari plat tebal
yang mampu menahan
api satu sampai dua jam
Kipas yang memiliki tekanan
besar hingga dapat
mendorong asap yang masuk
1
Kipas penekan udara untuk keluar dari ruang
0
tangga darurat sehingga O2
dalam ruangan tersebut tidak
berkurang
- K3L

Unit Terkait - Security


- IPSRS
- Unit terkait
Lampiran -

Anda mungkin juga menyukai