MODUL 4 MKKG
Unit Kompetensi
MP2KI.FSM.004.1
2
Managemen Keselamatan Kebakaran Gedung
Kerangka Materi Modul 4
Inspeksi, Pengujian dan Pemeliharaan
Sistem Proteksi Kebakaran
Inspeksi
Program
Pemeliharaan
Inspeksi, Test &
Maintenance Pengetesan Rekomendasi
Perawatan
Maintenance
5
Elemen Pertama
Menyusun Jadual Inspeksi.
1. Identifikasi Risiko & Potensi
PRAKTEK INVENTARISASI
Partisipasi:
Peserta Diminta Membuat Susunan Aset Fire Protection.
Praktek Perencanaan
2). Inventarisasi Sistem Proteksi Kebakaran
1
Penyusunan Kebutuhan Alat Kerja Pemeliharaan
No Nama Peralatan Jumlah Merk
1 Pitot
2 Electrical Multi Tester
3 Multi Gas Detektor
Pemeliharaan
1. Denah dan peralatan yang benar.
&
2. Penanganan dan penyimpanan
Perawatan
material secara benar.
3. Kebersihan dan kerapian terjaga.
12
Elemen Pertama
Tujuan Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Menentukan, Apakah Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung Memenuhi Peraturan Dan Standar
13
Sasaran Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Inspeksi Property
Inspeksi SDM
Proses Material
14
Metode Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
15
Pencegahan kebakaran: Potensi Resiko kebakaran
dapat dimitigasi melalui kombinasi upaya:
1. Pengendalian sumber penyulutan
2. Pembatasan jumlah bahan bakar
3. Isolasi proses
4. Pencegahan ledakan
5. Penyediaan peralatan pemadaman kebakaran yang
cukup
6. Inspeksi dan pemeliharaan semua peralatan
7. Pelatihan karyawan dalam penggunaan semua
peralatan termasuk peralatan pemadam kebakaran
16
Penanggulangan Kebakaran: Potensi Resiko kebakaran
dapat dimitigasi melalui kombinasi upaya:
Bahan Bakar, O2 Mencegah
,sumber Energi Penyalaan
proses
penyalaan Pemadaman pada
api timbul tahap dini
Staging Area 1 6
Firstaid
+
Point
Pengantar Teori API
Segi 3, Segi 4 Dan Segi 5 Kebakaran
21
21
Pengantar Teori API
Sifat & Perilaku Api
Peralatan
Gelombang
ledakan
Akumulasi
debu
22
Kebakaran dan Ledakan
Free Air
Burst
ledakan yang terjadi di udara dan
gelombang tersebut dipantulkan
oleh permukaan tanah
Surface
Burst
Low ledakan yang terjadi di atas
Explosive permukaan tanah
24
Kebakaran dan Ledakan
Free Air
Burst
Air Burst
Surface
Burst
25
Kebakaran dan Ledakan
Efek Ledakan
26
Kebakaran dan Ledakan
Potensi Ledakan pada ruang tertutup
27
Kebakaran dan Ledakan
Potensi ledakan pada capacitor bank
28
Kebakaran dan Ledakan
Potensi ledakan pada Gudang Tabung LPG
29
Kebakaran dan Ledakan
30
Identifikasi Risiko
Peralatan gedung,
Fasilitas,
Resiko dan Penghuni???
2. Pendataan Kegiatan & Isi Bangunan Serta Kesesuaian Dengan NSPM
2.1. Identifikasi Bahaya Dan Risiko Kebakaran
Menuju Ke Implementasi Lebih Baik
33
Elemen Pertama
Identifikasi Proteksi Pasif Pada Bangunan Gedung
Tipe – A
Konstruksi yang unsur struktur Tipe – B
pembentuknya tahan api dan Konstruksi yang elemen
mampu menahan secara struktur pembentuk Tipe – C
struktural terhadap beban kompartemen penahan api
bangunan. Pada konstruksi ini mampu mencegah penjalaran Konstruksi yang
kebakaran ke ruang-ruang komponen struktur
terdapat komponen pemisah bersebelahan dalam
pembentuk kompartemen untuk bangunan, dan dinding luar bangunannya dari
mencegah penjalaran api ke mampu mencegah penjalaran bahan yang dapat
dan dari ruangan bersebelahan kebakaran dari luar terbakar serta tidak
bangunan. dimaksudkan untuk
dan dinding yang mampu
mencegah penjalaran panas mampu menahan
pada dinding bangunan yang secara struktural
bersebelahan terhadap kebakaran
34
Elemen Pertama
Identifikasi Sarana jalan ke luar
35
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Proteksi Aktif
36
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Proteksi Aktif
37
Elemen Pertama
Identifikasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) PRESSURE GAUGE
(not found on CO2
DISCHARGE LEVER extinguishers)
DISCHARGE LOCKING PIN
CARRYING
AND SEAL
HANDLE
DISCHARGE HOSE
DATA PLATE
BODY
=
DISCHARGE NOZZLE
DISCHARGE ORIFICE 38
Type APAR
Air Bertekanan Kimia Kering
41
Elemen Pertama
Identifikasi Gas Leakage Detection System
42
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Pipa Tegak dan Slang/ Hidran
43
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Sprinkler Otomatik
44
Elemen Pertama
1.2. Menyusun Laporan hasil inspeksi sistem proteksi.
1. Object dan Sasaran Pemeriksaan (alat/
tempat kerja yang diinspeksi)
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
3. Gambaran umum perangkat terpasang
berikut lokasi nya
4. Kondisi kriteria perangkat terpasang
dan pemenuhannya,
5. Penjelasan / uraian NSPM yang tidak
dipenuhi
6. Rekomendasi atau saran perbaikan
ketidaksesuaian
7. Hasil audit (kesimpulan presentasi
perolehan hasil audit).
45
Elemen Pertama
1.2. Menyusun Laporan hasil inspeksi sistem proteksi
1. Data Bangunan
2. Pemeriksaan Akses Pemadam Kebakaran
3. Pemeriksaan Sarana Penyelarnatan Jiwa
4. Pemeriksaan Sistem Pipa Tegak dan Selang Kebakaran
5. Pemeriksaan Sistem Pemercik Otomatis
6. Pemeriksaan Sistem Alarm Kebakaran
7. Pemeriksaan Sistem Pengendalian Asap
8. Pemeriksaan Sistem Transportasi Vertikal
9. Pemeriksaan Sistem Pemadam Khusus Catatan:
Seluruh Peserta
10. Pemeriksaan Sistem Proteksi Pasif
Pelatihan Membuka
11. Pemeriksaan MKKG Pergub 143 th 2016
46
Elemen Pertama
1. Data Bangunan
Elemen Pertama
2. Akses Pemadam Kebakaran
1. Akses Mencapai Bangunan Gedung
a) Akses ke lokasi bangunan gedung
b) Jalan masuk dalam lingkungan
bangunan gedung
Buildi
ng No
ropes
or rope
ladders
1 jam
2 jam
Sarana Jalan Keluar
(Basic Means of Egress)
Class of Standpipe
1. Class I Systems: Harus tersedia connection 2½ -in. (63.5-mm).
2. Class II Systems: Harus tersedia connection 1½ -in. (38.1-mm)
3. Class III Systems. Tersedia coonection 11/2-in. dan slang
yang dapat digunakan penghuni gedung dan 21/2-in.
connections yang digunakan oleh petugas kebakaran atau
orang terlatih
NFPA 14
System Acceptance
MOV
NFPA 13 MOV
77
Elemen Pertama
Sistem Alarm Kebakaran
78
Proses Deteksi Kebakaran
Proses Deteksi Kebakaran
Overview of Fire Alarm System
Terdiri atas komponen:
1. Perangkat Inisiasi
2. Perangkat Notifikasi
3. Perangkat Control,
Annunciator & Transmiter
4. Instalasi dan Pengkabelan
5. Operasional dan
Pemeliharaan
1. Perangkat Inisiasi
X
Problem Khusus Dalam Pemasangan
Circuit & Pathway
Ketentuan Pemasangan Instalasi Diatas Ceiling
2. Perangkat Notifikasi
EXIT Marking
Audible Textual Audible
Audible
Notification Notification
Notification
Generator Battery
Elemen Pertama
1.3. Tindakan perbaikan hasil inspeksi sesuai NSPM
90
3.1. Mengidentifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
1.1. Membaca Dan Mempelajari NSPM
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
3. Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.: 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi
Kebakaran Di Perkotaan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan
Perawatan Bangunan Gedung.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 26/PRT/M/2008 Tanggal 30 Desember 2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
9. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan & Pemukiman Departemen Kimpraswil Nomor: 58/KPTS/
DM/2002 Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
STANDAR NASIONAL INDONESIA - SNI
DAFTAR SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA) - 1
1. SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan Dan Akses Lingkungan Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (Fire Safety Bureau, Singapore,
Fire precautions in Buildings, 1997).
2. SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan Building Code of Australia, 1996).
3. SNI 03-1746-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 101,
1997).
4. SNI 03-6574-2001 Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem
Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 101, 2000).
5. SNI 03-3986-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 72,
1992).
6. SNI 03-1745-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak Dan Slang
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 14, 1996).
7. SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan FOC, 1974).
8. SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran (acuan
NFPA 20, 1999).
MASYARAKAT PROFESI PROTEKSI KEBAKARAN INDONESIA 92
STANDAR NASIONAL INDONESIA - SNI
9. SNI 03-6571-2001 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pengendalian Asap
Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 92A, 2000).
10. SNI 03-7012-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Manajemen
Asap Di Dalam Mal, Atrium Dan Ruangan Bervolume Besar (acuan NFPA 92B, 2000).
11. SNI 03-3987-1995 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung (acuan
NFPA 10).
12. SNI 03-7012-2004 Persyaratan Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
95
INSPEKSI SARANA JALAN KE LUAR
1 2
3 4
5 6
13
17 18
16
19
Contoh Temuan Pemeriksaan
20 21 22
23 24 25
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
TUDUNG DAN DAKTING DAPUR KOMERSIAL
39
40
44 45 46
Kasus & Analisa
1. Seting Pompa Kebakaran
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Apa type bahaya hunian gedung ini
b. Berapa kapasitas laju aliran pompa yang diperlukan
c. Berapa head pompa yang diperlukan
d. Berapa jumlah riser yang diperlukan
e. Berapa setting squence pompa kebakaran
2. Sprinkler
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa jumlah titik sprinkler yang harus terpasang
b. Berapa zona sprinkler yang harus dipasang
Kasus & Analisa
4. Sarana Jalan Keluar
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa Jumlah EXIT yang diperlukan
b. Apa persyaratan EXIT
c. Bagaimana cara menguji fan presurisasi
5. Sistem sprinkler dn Hysrant kebakaran
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa jumlah titik hydrant per lantai yang diperlukan
untuk dipasang
b. Berapa jumlah sprinkler yang diperlukan dipasang
6. Sistem sprinkler dn Hysrant kebakaran
a. Bagaimana Cara menguji kehandalan system sprinkler
b. Bagaimana cara menguji kehandalan system hydrant
Kasus & Analisa
7. Setting Pompa
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. system
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Raiser pemipaan terdiri dari 2 riser. Area basement
digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa Kapasitas Pompa yang diperlukan
b. Berapa total head yang diperlukan
c. Berapa setting pressure di lantai 20 dan lantai 47
TERIMA KASIH