Anda di halaman 1dari 111

Implementasi

Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung

Pelatihan Manager Keselamatan Kebakaran Gedung

Lembaga Diklat Profesi


Delta Indonesia Pranenggar
Managemen Keselamatan Kebakaran Gedung

MODUL 4 MKKG

Unit Kompetensi
MP2KI.FSM.004.1

Melaksanakan Aktivitas Inspeksi, Pengujian dan Pemeliharaan


Sistem Proteksi Kebakaran

2
Managemen Keselamatan Kebakaran Gedung
Kerangka Materi Modul 4
Inspeksi, Pengujian dan Pemeliharaan
Sistem Proteksi Kebakaran

Inspeksi
Program
Pemeliharaan
Inspeksi, Test &
Maintenance Pengetesan Rekomendasi
Perawatan
Maintenance

Permen PU No. 26 th 2008


Standar Nasional Indonesia acuan Laporan
NFPA 10/13/14/20/25/101
3
Elemen Pertama

1. Implementasi program inspeksi sistem proteksi kebakaran

1.1. Pelaksanaan Program Inspeksi sistem


proteksi kebakaran sesuai jadwal.

1.2. Laporan hasil inspeksi sistem proteksi kebakaran


dibuat sesuai format yang telah ditetapkan.
.

1.3. Tindakan perbaikan hasil inspeksi sistem proteksi


kebakaran dibuat sesuai Norma, Standar, Pedoman
dan Manual (NSPM).
.
4
.
Elemen Pertama
1.1. Pelaksanaan Program Inspeksi sistem proteksi kebakaran sesuai jadwal.

1. Penyusunan Rencana dan Jadual


2. Penentuan Object, Sasaran dan Metode
3. Penentuan risiko berdasarkan bahaya kebakaran
dan system proteksi kebakaran

5
Elemen Pertama
Menyusun Jadual Inspeksi.
1. Identifikasi Risiko & Potensi

2. Sistem Proteksi Pasif


Menyusun Schedule Pemeriksaan
• Struktur Tahan Api
• Sarana Jalan Keluar Object Tanggal Lokasi
• Kompartemenisasi
3. Sistem Proteksi Aktif
• Sistem Alarm Kebakaran • Sistem Pompa Kebakaran
• Sistem Pengendali Asap • Alat Pemadam Api
• Sistem Sprinkler Otomatis • Sistem Lift Kebakaran
• Sistem Hydrant Kebakaran • Sistem Penerangan Darurat
• Sistem Tata Suara Darurat • Sistem Komunikasi Darurat
• Sistem Sumber daya darurat • Sistem Sumber air
6
Praktek Perencanaan
2). Inventarisasi Sistem Proteksi Kebakaran 1
1. Penyusunan Basis data peralatan terpasang
2. Penyusunan Kebutuhan Alat Kerja
3. Identifikasi status & kondisi peralatan terpasang
4. Program pemeliharaan peralatan terpasang

PRAKTEK INVENTARISASI

No Code Inventaris Lokasi Pemeliharaan ..... ......

Partisipasi:
Peserta Diminta Membuat Susunan Aset Fire Protection.
Praktek Perencanaan
2). Inventarisasi Sistem Proteksi Kebakaran
1
Penyusunan Kebutuhan Alat Kerja Pemeliharaan
No Nama Peralatan Jumlah Merk
1 Pitot
2 Electrical Multi Tester
3 Multi Gas Detektor

Penyusunan Kebutuhan Alat Operasional Keadaan Darurat

No Nama Peralatan Jumlah Merk


1 Handy Talky
2 Pengeras Suara
3 Bendera

PRAKTEK INVENTARISASI ALAT


Praktek Perencanaan
2). Program Pemeliharaan Sistem Terpasang
Ihtisar Pemeriksaan, Pengujian & Pemeliharaan

No Peralatan Periode Pemeriksaan


Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan Tahunan
1 APAR
2 Hydrant
3 EXIT
4 ................

No Peralatan Periode Pengetesan


Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan Tahunan
1 Alarm
2 Sprinkler
3 Hydrant
4 Pompa
Praktek Perencanaan
2). Program Pemeliharaan Sistem Terpasang
Checklist Pemeliharaan Sistem Pompa Kebakaran
1.NFPA 20, Standard for the
Installation of Centrifugal
Fire Pumps,
2.NFPA 25, Standard for the
Inspection, Testing and
Maintenance of Water-
Based Fire Protection
Systems.
3.SNI 03-6570-2001
Instalasi Pompa Yang
Dipasang Tetap Untuk
Proteksi Kebakaran,
Praktek Perencanaan
3). Good Housekeeping 1
a. Pemeriksaan Ketatagrahaan
b. Pemeriksaan area berbahaya
c. Pemeriksaan ruang pergudangan
d. Pemeriksaan tertib administrasi
Metode:
1.Tetapkan Obyek pemeriksaan
2.Tetapkan batasan yang diberlakukan
3.Uraikan yang menjadi dasar temuan
4.Buat rekomendasi / solusinya

PRAKTEK GOOD HOUSEKEEPING


Elemen Pertama
Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Kondisi Pada BG => Penyebab Kebakaran

Jumlah Material dalam BG => Kebakaran Tidak Terkontrol

Bahaya => Risiko Tinggi => Potensi Kebakaran

Upaya Pencegahan = Inspeksi/Pemeriksaan & Praktek TataGraha Yang baik

Pemeliharaan
1. Denah dan peralatan yang benar.
&
2. Penanganan dan penyimpanan
Perawatan
material secara benar.
3. Kebersihan dan kerapian terjaga.
12
Elemen Pertama
Tujuan Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Menentukan, Apakah Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung Memenuhi Peraturan Dan Standar

Memberikan Informasi Untuk Menentukan Pilihan, Rancangan


Dan Rekomendasi Tindakan Perbaikan,

Menggolongkan Bahaya Dan Resiko Kebakaran Untuk Kebijakan


Yang Harus Dibuat

Memberiikan Penilaian Bahaya Kebakaran Serta Efektivitas


Keselamatan Kebakaran.

Memberikan Rancangan Tindakan Korektif Dan Preventif

13
Sasaran Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran

Inspeksi Property

Inspeksi Isi Bangunan

Inspeksi SDM

Proses Material

Identifikasi Bahaya Kebakaran

14
Metode Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran

Kajian Lapangan (site plan)

Kajian Awal Denah Bangunan

Spesifikasi Teknis Utilitas Bangunan

Penerbitan Sertifikat Kes. Kebakaran

Penerbitan Sertifikat Laik Fungsi

15
Pencegahan kebakaran: Potensi Resiko kebakaran
dapat dimitigasi melalui kombinasi upaya:
1. Pengendalian sumber penyulutan
2. Pembatasan jumlah bahan bakar
3. Isolasi proses
4. Pencegahan ledakan
5. Penyediaan peralatan pemadaman kebakaran yang
cukup
6. Inspeksi dan pemeliharaan semua peralatan
7. Pelatihan karyawan dalam penggunaan semua
peralatan termasuk peralatan pemadam kebakaran

16
Penanggulangan Kebakaran: Potensi Resiko kebakaran
dapat dimitigasi melalui kombinasi upaya:
Bahan Bakar, O2 Mencegah
,sumber Energi Penyalaan
proses
penyalaan Pemadaman pada
api timbul tahap dini

Mencegah Api Tumbuh Besar,


Tumbuh & Evakuasi manusia & Barang
menyebar Pengendalian Asap
KONDISI
BAHAYA Flash Mencegah Penyalaan
Over Serentak

Pembakaran Mencegah perambatan


Penuh api ke lain area
17
Pendinginan Lanjut,
Surut mencegah Backdraft
Potensi Pertumbuhan Kebakaran Dalam Bangunan Gedung Dan Bagian Bangunan Gedung

Faktor utama yang


mempengaruhi kemungkinan
dan kecepatan terjadinya
keterlibatan penuh ruangan
(full room involvement, fully
developed fire) adalah:

1. Beban bahan bakar (yaitu


jumlah, jenis material, dan
distribusinya)
2. Lapisan penutup interior
ruangan (interior finish);
3. Pasokan udara (oksigen);
4. Ukuran, bentuk dan
konstruksi ruangan.
18
Skenario
Titik
Kebakaran
Kebakaran berdasarkan
di Lantai ...
8 potensi risiko
kebakaran
7

Staging Area 1 6

Staging Area 3 Staging Area 2


Assembly Point
Size-Up Fire Emergency Operation
Berdasarkan site plan bangunan
Staging Area 2 Staging
Positioning
Apparatus Area 3

Firstaid

+
Point
Pengantar Teori API
Segi 3, Segi 4 Dan Segi 5 Kebakaran

21

21
Pengantar Teori API
Sifat & Perilaku Api

Awan debu Deflagrasi/


Detonasi

Peralatan

Terbentuk awan debu Panas dari ledakan primer


menyulut awan debu

Gelombang
ledakan

Akumulasi
debu

Ledakan Primer Ledakan Sekunder

22
Kebakaran dan Ledakan

Api reaksi kimia /oksidasi yang cepat dan terbentuk dari


tiga unsur yaitu panas, oksigen, & bahan yang mudah
terbakar yang akan menghasilkan panas & cahaya.

Kebakaran Pertumbuhan api kecil maupun besar pada tempat,


situasi ataupun waktu yang tidak dikehendaki yang
bersifat merugikan dan umumnya itu sulit
dikendalikan dan apabila kebakaran ini terjadi akan
banyak memakan korban jiwa

Ledakan Peningkatan tajam dalam, biasanya dengan


pengeluaran svolume dan pengeluaran energi dalam
cara yang membahayakanuhu yang tinggi dan
penghasilan gas. Sebuah ledakan menyebabkan
gelombang tekanan di tempat lokal di mana ia terjadi. 23
Kebakaran dan Ledakan
High Free Air
Explosive Burst
ledakan yang terjadi di udara bebas,
menghasilkan gelombang ledak
yang menyebar dari pusat peledak

Free Air
Burst
ledakan yang terjadi di udara dan
gelombang tersebut dipantulkan
oleh permukaan tanah

Surface
Burst
Low ledakan yang terjadi di atas
Explosive permukaan tanah
24
Kebakaran dan Ledakan
Free Air
Burst
Air Burst

Surface
Burst

25
Kebakaran dan Ledakan
Efek Ledakan

26
Kebakaran dan Ledakan
Potensi Ledakan pada ruang tertutup

27
Kebakaran dan Ledakan
Potensi ledakan pada capacitor bank

28
Kebakaran dan Ledakan
Potensi ledakan pada Gudang Tabung LPG

29
Kebakaran dan Ledakan

30
Identifikasi Risiko
Peralatan gedung,
Fasilitas,
Resiko dan Penghuni???
2. Pendataan Kegiatan & Isi Bangunan Serta Kesesuaian Dengan NSPM
2.1. Identifikasi Bahaya Dan Risiko Kebakaran
Menuju Ke Implementasi Lebih Baik

33
Elemen Pertama
Identifikasi Proteksi Pasif Pada Bangunan Gedung

Tipe – A
Konstruksi yang unsur struktur Tipe – B
pembentuknya tahan api dan Konstruksi yang elemen
mampu menahan secara struktur pembentuk Tipe – C
struktural terhadap beban kompartemen penahan api
bangunan. Pada konstruksi ini mampu mencegah penjalaran Konstruksi yang
kebakaran ke ruang-ruang komponen struktur
terdapat komponen pemisah bersebelahan dalam
pembentuk kompartemen untuk bangunan, dan dinding luar bangunannya dari
mencegah penjalaran api ke mampu mencegah penjalaran bahan yang dapat
dan dari ruangan bersebelahan kebakaran dari luar terbakar serta tidak
bangunan. dimaksudkan untuk
dan dinding yang mampu
mencegah penjalaran panas mampu menahan
pada dinding bangunan yang secara struktural
bersebelahan terhadap kebakaran

34
Elemen Pertama
Identifikasi Sarana jalan ke luar

35
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Proteksi Aktif

36
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Proteksi Aktif

37
Elemen Pertama
Identifikasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) PRESSURE GAUGE
(not found on CO2
DISCHARGE LEVER extinguishers)
DISCHARGE LOCKING PIN
CARRYING
AND SEAL
HANDLE

DISCHARGE HOSE

DATA PLATE

BODY
=
DISCHARGE NOZZLE

DISCHARGE ORIFICE 38
Type APAR
Air Bertekanan Kimia Kering

Busa Bertekanan Gas CO2


• Pemeriksaan
– Apakah APAR Siap Digunakan?
Elemen Pertama
Identifikasi Emergency Voice Communication System

 Provide with fixed emergency voice


communication system
 System will overide car call, music
back ground and music room
 Digital voice recording system

41
Elemen Pertama
Identifikasi Gas Leakage Detection System

 Gas Leakage detection


System Brand
 Integrated Fire Alarm
System
 Interlock/interface to
Gas Supply Installation

42
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Pipa Tegak dan Slang/ Hidran

43
Elemen Pertama
Identifikasi Sistem Sprinkler Otomatik

44
Elemen Pertama
1.2. Menyusun Laporan hasil inspeksi sistem proteksi.
1. Object dan Sasaran Pemeriksaan (alat/
tempat kerja yang diinspeksi)
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
3. Gambaran umum perangkat terpasang
berikut lokasi nya
4. Kondisi kriteria perangkat terpasang
dan pemenuhannya,
5. Penjelasan / uraian NSPM yang tidak
dipenuhi
6. Rekomendasi atau saran perbaikan
ketidaksesuaian
7. Hasil audit (kesimpulan presentasi
perolehan hasil audit).
45
Elemen Pertama
1.2. Menyusun Laporan hasil inspeksi sistem proteksi
1. Data Bangunan
2. Pemeriksaan Akses Pemadam Kebakaran
3. Pemeriksaan Sarana Penyelarnatan Jiwa
4. Pemeriksaan Sistem Pipa Tegak dan Selang Kebakaran
5. Pemeriksaan Sistem Pemercik Otomatis
6. Pemeriksaan Sistem Alarm Kebakaran
7. Pemeriksaan Sistem Pengendalian Asap
8. Pemeriksaan Sistem Transportasi Vertikal
9. Pemeriksaan Sistem Pemadam Khusus Catatan:
Seluruh Peserta
10. Pemeriksaan Sistem Proteksi Pasif
Pelatihan Membuka
11. Pemeriksaan MKKG Pergub 143 th 2016
46
Elemen Pertama
1. Data Bangunan
Elemen Pertama
2. Akses Pemadam Kebakaran
1. Akses Mencapai Bangunan Gedung
a) Akses ke lokasi bangunan gedung
b) Jalan masuk dalam lingkungan
bangunan gedung

2. Akses Masuk Ke Dalam Bangunan Gedung


a) Pintu masuk ke dalam bangunan gedung
melalui lantai dasar
b) Akses masuk petugas pemadam melalui
bukaan dinding luar
c) Shaft pemadam kebakaran
3. Area Operasional
a) Lebar dan sudut belokan
b) Perkerasan
Elemen Pertama
3. Pemeriksaan Sarana Penyelamatan Jiwa
Memverifikasi Kesesuaian Sarana Jalan Keluar,
Sistem Proteksi Kebakaran Pasif Dan Aktif
Sarana Jalan Keluar
a. EXIT Access (akses eksit)
Bagian dari sarana jalan keluar yang mengarah
ke pintu keluar.
b. EXIT
Bagian dari sarana jalan keluar yang terpisah dari bagian
bangunan lain dari sebuah bangunan/struktur
berdasarkan konstruksi untuk menyediakan jalur jalan
terlindung menuju pintu keluar.
c. EXIT Discharge (eksit pelepasan)
Bagian sarana jalan keluar yang berada diantara
pintu akhir EXIT menuju jalan umum 49
Sarana Jalan Keluar
(Basic Means of Egress)

1. Separation Means of Egress:


a. EXIT Access (akses eksit)
 EXIT Akses merupakan bagian dari bangunan
yang berfungsi menjadi jalur menuju EXIT atau
ruang terlindung dalam keadaan darurat.
 Jarak dari tiap titik sebelum mencapai EXIT
Akses harus terlindung dari potensi kebakaran
 Koridor yang difungsikan sebagai EXIT Akses
yang melayani lebih dari 30 penghuni harus
memiliki nilai ketahanan api minimal 1 jam
Sarana Jalan Keluar
(Basic Means of Egress)

2. Ketentuan Dasar: (Fundamental Requirement)


a. Alternative Paths
 Harus tersedia minimal dua sarana jalan keluar yang
saling berjauhan pada setiap bangunan atau bagian
bangunan
Sarana Jalan Keluar
(Basic Means of Egress)

2. Ketentuan Dasar: (Fundamental Requirement)


b. Unobstructed Egress
- Dalam setiap bangunan yang dihuni maka sarana
jalan keluar harus dipelihara agar bebas dari
bebas dari halangan. (Tidak diperbolehkan
pemasangan kunci yg dapat menghambat evakuasi dari
dalam gedung kecuali di Rumah Sakit / Penjara di mana
ada penjaga yg terus menerus bertugas)
- Sarana Jalan Keluar harus dapat diakses untuk
penghuni yang mengalami keterbatasan fisik.
c. Iluminated
- Sumuran sarana jalan keluar harus diterangi
secara terus menerus selama bangunan
dioperasikan
- Sarana jalan keluar harus dilengkapi dengan
pencahayaan darurat dengan tingkat minimal
pencahayaan 108lux
Sarana Jalan Keluar
(Basic Means of Egress)
Sarana Jalan Keluar
(Basic Means of Egress)

2. Ketentuan Dasar: (Fundamental Requirement)


d. Konstruksi harus Permanent
 Sarana Jalan Keluar Harus merupakan
konstruksi permanen dari bagian bangunan.
 Sarana jalan keluar harus memiliki tingkat
ketahanan api minimum
- 1 jam untuk hunian ≤3 lantai
- 2 jam untuk hunian ≥4 lantai

Buildi
ng No
ropes
or rope
ladders
1 jam
2 jam
Sarana Jalan Keluar
(Basic Means of Egress)

2. Ketentuan Dasar: (Fundamental Requirement)


e. Proteksi Bukaan (opening protection)
 Semua bukaan ke arah EXIT harus terlindung
dengan material tahan api

f. Terminasi EXIT (EXIT Discharge)


 Pintu terminasi EXIT harus mengarah ke luar bangunan/area terlindung berupa
jalan, area refuge, jalan umum/ruang terbuka dilengkapi akses ke luar bangunan
 Lokasi terminasi harus dihitung cukup untuk menampung sejumlah penghuni
bangunan.
4. Sistem Hydrant Kebakaran
Standard for the Installation
of Standpipe and Hose
System
NFPA 14
General Requirement
1. Komponen sistem Hydrant Kebakaran meliputi: Pipa, fitting,
sambungan pipa, valve, hose, hose coupling, FDC. (Electric-
Resistance Welded Steel Pipe, Welded and Seamless Steel, Copper
Tube, Brazing Filler Metal).
2. Hose Station (Cabinet, Hose, Hose Connection, FDC)
NFPA 14
Type of Standpipe
1. Automatic-Dry
2. Permanently Inoperative Hydrants
3. Temporarily Inoperative Hydrants
4. Automatic-Wet.
5. Semiautomatic-Dry
6. Manual-Dry
7. Manual-Wet

Class of Standpipe
1. Class I Systems: Harus tersedia connection 2½ -in. (63.5-mm).
2. Class II Systems: Harus tersedia connection 1½ -in. (38.1-mm)
3. Class III Systems. Tersedia coonection 11/2-in. dan slang
yang dapat digunakan penghuni gedung dan 21/2-in.
connections yang digunakan oleh petugas kebakaran atau
orang terlatih
NFPA 14
System Acceptance

System hydrant termasuk pipa hydrant halaman dan FDC harus


di test hydrostatic pada tekanan tidak kurang dari 200 psi (13.8
bar) selama 3 jam. Standpipe dalam gedung tidak boleh
mengalami kebocoran.
NFPA 20
Types of Fire Pump:……Positive Displacement Pump
3. Piston 2. Pluger
NFPA 20
Laminar & Turbuleent Flow

1. Aliran laminar adalah


searah sedangkan
aliran turbulen tidak
beraturan
2. Aliran laminar yang
lebih menonjol pada
kecepatan aliran
rendah dan skala kecil
3. Aliran turbulen lebih
umum pada
kecepatan aliran
tinggi dan skala yang
lebih besar
NFPA 20
Basic Instalation
NFPA 20
Kelemahan Design
NFPA 20
Design Weakness
NFPA 20
Design Weakness
NFPA 20
Design Improvement
NFPA 20
Design Improvement MOV
5. Sistem Sprinkler Otomatis
Installation Requirement: ............System Component
NFPA 13
System Component
Water Supply to System Sprinkler Control Valve

Sprinkler Valve Pressure Gauge


NFPA 13
System Component
Water Alarm Gong Sprinkler Riser

Inspektor Test Valve Pressure Gauge


NFPA 13
System Component
Flow Switch Drain pipe
NFPA 13
Protection Area and Maximum Spacing
1. Area proteksi Maksimum untuk tiap sprinkler ditentukan
berdasarkan Hazard Occupancy.
2. Jarak maksimum tiap titik ditentukan berdasarkan Hazard
Occupancy
3. Jarak Minimum kepala sprinkler dari obstruksi ditentukan
untuk memastikan aktivasi sprinkler & pancaran air tidak
terhalang
4. Jarak Minimum kepala sprinkler ke obstruksi tidak boleh
melebihi ½ jarak antar kepala sprinkler.
5. Maksimum obstruksi yang dapat diabaikan tidak boleh
melebihi panjang 18in (45.7mm)
6. Jarak deflector sprinkler dengan ceiling maksimal 12in
(30,5cm) dan minimum 1in (25.4mm).
7. Jarak minimum kepala sprinkler dengan dinding adalah 4in
(10,2cm)
8. Jarak minimum antar kepala sprinkler 6ft (1,8m)
NFPA 13
Minimum Distance from Obstruction

MOV
NFPA 13 MOV

Minimum Distance from Obstruction


NFPA 13
Minimum Distance from Obstruction
NFPA 13
Minimum Distance from Obstruction
Elemen Pertama
6. Pemeriksaan Sistem Alarm Kebakaran

Sistem Alarm Kebakaran


1. Perangkat Inisiasi
2. Perangkat Notifikasi
3. Perangkat Control,
Annunciator & Transmiter
4. Instalasi dan
Pengkabelan
5. Operasional dan
Pemeliharaan

77
Elemen Pertama
Sistem Alarm Kebakaran

78
Proses Deteksi Kebakaran
Proses Deteksi Kebakaran
Overview of Fire Alarm System
Terdiri atas komponen:

1. Perangkat Inisiasi
2. Perangkat Notifikasi
3. Perangkat Control,
Annunciator & Transmiter
4. Instalasi dan Pengkabelan
5. Operasional dan
Pemeliharaan
1. Perangkat Inisiasi

Smoke Detectors Heat Detectors Flame Detector

Sprinkler Water Supervisory Manual Call Point


Problem Khusus Dalam Pemasangan
Instalation at Void / Atria

X
Problem Khusus Dalam Pemasangan
Circuit & Pathway
Ketentuan Pemasangan Instalasi Diatas Ceiling
2. Perangkat Notifikasi
EXIT Marking
Audible Textual Audible
Audible
Notification Notification
Notification

Tactile Visible Textual Audible


Notification Notification Notification
3. Perangkat Supervisory
1. Control Valve Supervisory – Initiating Device
2. Pressure Supervisory – Initiating Device
3. Water Level Supervisory – Initiating Device
4. Water Temperature Supervisory – Initiating Device
4. Control Unit & Power Supply
Power Source
Fire Alarm Control Unit
Requirement

Two Power Source UPS Option

Primary Power Secondary Power


Primary Power +
+ Battery + Battery
UPS
(PLN) (Generator)

PLN Power Backup

Generator Battery
Elemen Pertama
1.3. Tindakan perbaikan hasil inspeksi sesuai NSPM

90
3.1. Mengidentifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
1.1. Membaca Dan Mempelajari NSPM
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
3. Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.: 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi
Kebakaran Di Perkotaan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan
Perawatan Bangunan Gedung.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 26/PRT/M/2008 Tanggal 30 Desember 2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
9. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan & Pemukiman Departemen Kimpraswil Nomor: 58/KPTS/
DM/2002 Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
STANDAR NASIONAL INDONESIA - SNI
DAFTAR SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA) - 1
1. SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan Dan Akses Lingkungan Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (Fire Safety Bureau, Singapore,
Fire precautions in Buildings, 1997).
2. SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan Building Code of Australia, 1996).
3. SNI 03-1746-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 101,
1997).
4. SNI 03-6574-2001 Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem
Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 101, 2000).
5. SNI 03-3986-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 72,
1992).
6. SNI 03-1745-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak Dan Slang
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 14, 1996).
7. SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan FOC, 1974).
8. SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran (acuan
NFPA 20, 1999).
MASYARAKAT PROFESI PROTEKSI KEBAKARAN INDONESIA 92
STANDAR NASIONAL INDONESIA - SNI

DAFTAR SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA) - 2

9. SNI 03-6571-2001 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pengendalian Asap
Kebakaran Pada Bangunan Gedung (acuan NFPA 92A, 2000).

10. SNI 03-7012-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Manajemen
Asap Di Dalam Mal, Atrium Dan Ruangan Bervolume Besar (acuan NFPA 92B, 2000).

11. SNI 03-3987-1995 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung (acuan
NFPA 10).
12. SNI 03-7012-2004 Persyaratan Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

MASYARAKAT PROFESI PROTEKSI KEBAKARAN INDONESIA 93


STANDAR DAN PEDOMAN TEKNIS INTERNASIONAL
DAFTAR STANDAR INTERNASIONAL/ NFPA
1. NFPA 10 Standard for Portable Fire Extinguishers.
2. NFPA 12 Standard on Carbon Dioxide Extinguishing Systems.
3. NFPA 13 Standard for the Installation of Sprinkler Systems.
4. NFPA 14 Standard for the Installation of Standpipe, Private Hydrant, and Hose Systems.
5. NFPA 17 Standard for Dry Chemical Extinguishing Systems.
6. NFPA 20 Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire Protection.
7. NFPA 25 Standard for the Inspection, Testing, and Maintenance of Water-Based Fire
Protection Systems.
8. NFPA 30 Flammable and Combustible Liquids Code.
9. NFPA 58 Liquefied Petroleum Gas Code.
10. NFPA 92A Recommended Practice for Smoke-Control Systems
11. NFPA 92B Guide for Smoke Management Systems in Malls, Atria, and Large Areas.
12. NFPA 101 Life Safety Code.

DAFTAR LITERATUR HANDBOOK


1. SFPE Handbook of Fire Protection Engineering Third Edition
2. NFPA Fire Protection Handbook 20th Edition
3. Drysdale, An Introduction to Fire Dynamics, Second Edition
4. Klote & Milke, Principles of Smoke Management

MASYARAKAT PROFESI PROTEKSI KEBAKARAN INDONESIA 94


Elemen Pertama

Contoh Temuan hasil Pemeriksaan

1. Berikan Ulasan hasil pemeriksaan


2. Buatkan Rekomendasi
3. Tentukan NSPM Mana yang didak dipenuhi

95
INSPEKSI SARANA JALAN KE LUAR
1 2

2007 FSM-04 Unit Manajemen Keselamatan 96


Kebakaran Pada Bangunan Gedung
INSPEKSI SARANA JALAN KE LUAR
Inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan berkala harus dilakukan seperti dijelaskan
dalam Modul 1 Bab 5.

3 4

5 6

2007 FSM-04 Unit Manajemen Keselamatan 97


Kebakaran Pada Bangunan Gedung
INSPEKSI PROTEKSI KEBAKARAN PASIF
7 8

2007 FSM-04 Unit Manajemen Keselamatan 98


Kebakaran Pada Bangunan Gedung
INSPEKSI PROTEKSI KEBAKARAN PASIF
10 11

2007 FSM-04 Unit Manajemen Keselamatan 99


Kebakaran Pada Bangunan Gedung
INSPEKSI PROTEKSI KEBAKARAN PASIF
12 Ruang tersembunyi
(concealed spaces)

13

2007 FSM-04 Unit Manajemen Keselamatan 100


Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Contoh Temuan Pemeriksaan
13
14
1
15

17 18
16

19
Contoh Temuan Pemeriksaan
20 21 22

23 24 25
27 28

29 30
31 32

33 34
35 36

37 38
TUDUNG DAN DAKTING DAPUR KOMERSIAL
39

40

2007 FSM-04 Unit Manajemen Keselamatan 106


Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Diskusi
41 42 43

44 45 46
Kasus & Analisa
1. Seting Pompa Kebakaran
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Apa type bahaya hunian gedung ini
b. Berapa kapasitas laju aliran pompa yang diperlukan
c. Berapa head pompa yang diperlukan
d. Berapa jumlah riser yang diperlukan
e. Berapa setting squence pompa kebakaran

2. Sprinkler
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa jumlah titik sprinkler yang harus terpasang
b. Berapa zona sprinkler yang harus dipasang
Kasus & Analisa
4. Sarana Jalan Keluar
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa Jumlah EXIT yang diperlukan
b. Apa persyaratan EXIT
c. Bagaimana cara menguji fan presurisasi
5. Sistem sprinkler dn Hysrant kebakaran
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. sistem
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Lantai basement 2 digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa jumlah titik hydrant per lantai yang diperlukan
untuk dipasang
b. Berapa jumlah sprinkler yang diperlukan dipasang
6. Sistem sprinkler dn Hysrant kebakaran
a. Bagaimana Cara menguji kehandalan system sprinkler
b. Bagaimana cara menguji kehandalan system hydrant
Kasus & Analisa
7. Setting Pompa
Sebuah Bangunan tinggi perkantoran 47 lantai keatas dengan 2
basement. Tiap lantai memiliki gross area 1500m2. system
proteksi kebakaran terpasang secara kombinasi hydrant
sprinkler. Raiser pemipaan terdiri dari 2 riser. Area basement
digunakan sebagai area utilitas.
a. Berapa Kapasitas Pompa yang diperlukan
b. Berapa total head yang diperlukan
c. Berapa setting pressure di lantai 20 dan lantai 47
TERIMA KASIH

Pelatihan Manager Keselamatan Kebakaran Gedung


2021

Lembaga Diklap Profesi


Delta Indonesia

Anda mungkin juga menyukai