Anda di halaman 1dari 62

BUILDING & PLANT SAFETY INSTITUTE

Tujuan pengamanan kebakaran :


a. Keselamatan jiwa
b. Keselamatan aset
c. Keselamatan Proses Produksi
d. Keselamatan lingkungan
e. Mempertahankan kredibilitas/citra Perusahaan

Pencegahan Pengendalian
Kebakaran Kebakaran

• Pengendalian • Mendeteksi & pemadaman


Bahan Bakar dini
Prinsip Dasar
• Pengendalian • Membatasi penjalaran
Sumber Energi • Mempermudah penyelamatan
• Mencegah
• Meminimisasi kerusakan
Penyalaan
Motto :
 KEBAKARAN TIDAK MEMILIH KAPAN DAN DIMANA AKAN
TERJADI SERTA SIAPA KORBANNYA,
 KEBAKARAN DAPAT MERUGIKAN HARTA BENDA DAN
MENGANCAM KEHIDUPAN

‘SELF ASSESSMENT “ : AMAN KEBAKARAN ?

• MUNGKINKAH TERJADI KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA KITA ?


• SEBERAPA BESAR KEBAKARAN YANG MUNGKIN TERJADI ?
• UPAYA, LANGKAH DAN TINDAKAN APA YANG PERLU DILAKUKAN
UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KEBAKARAN ?
• SIAPA YANG HARUS MENANGGULANGI JIKA TERJADINYA KEBAKARAN ?
• PERALATAN & MEDIA PEMADAM APA YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MEMADAMKAN KEBAKARAN?
 Proses penilaian resiko (risk assessment) serta
pengembangan strategi pengelolaannya.
 Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.
 Khususnya yang terkait dengan “keselamatan kerja’,
strategi tersebut meliputi eliminasi potensi bahaya,
subtitusi potensi bahaya, rekayasa enginnering,
pengendalian adminsitrasi dan penyediaan alat
pelindung diri.
Fire Risk Assessment: proses
karakterisasi dan penaksiran potensi
dampak kebakaran dengan
memperhitungkan semua faktor yang
dapat menimbulkan kerugian. Dalam
penaksiran resiko, tercakup estimasi
pengukuran probabilitas, dampak
kebakaran
Fire Risk Assessment
Resiko =
kekerapan kejadian (probablitas/ frekewensi) x
Consequency/ dampak kejadian
(potensi kerusakan)
Consequency/ Severity (Keparahan)

Akibat dari suatu kecelakaan yang menimpa


manusia, harta benda dan lingkungan

Likelihood (kecenderungan), probablity

Seberapa kerap terjadinya kecelakaan

Frekwensi dan kemungkinan terjadinya kecelakaan/kebakaran/ledakan


1. Apakah ada potensi bahayanya ?
2. Seberapa besar potensi tersebut ?
3. Bagaimana kemungkinannya ?
4. Apa akibatnya ?
 Data bahan mudah terbakar yaitu bahan padat, cair
atau gas.
 Untuk bahan kimia dapat dilihat dari MSDS
 Untuk data bahan padat seperti kayu textil dll dapat
dilihat dari NFPA fire protection handbook seperti
 Untuk kegaiatan pada industri
 Kondisi operasi proses
 Sarana/peralatan yang digunakan,
 Kondisi lingkungan (ambient temperatur, kecepatan
dan arah angin dll.)
 Kondisi ruangan untuk gedung yang meliputi
jumlah fire load yaitu beban panas yang
dilepas ketika terbakar persatuan kwatt.
Metoda secara teknis dan analitis untuk mengetahui
potensi bahaya yang terkandung dalam suatu kegiatan.
 Metoda reaktif::
 menunggu terjadinya kegagalan yang
menimbulkan kecelakaan atau bahkan korban jiwa
dan kerugian aset,
 investigasi untuk mempelajari sebab-sebab
terjadinya kecelakaan,
 rekomendasi cara-cara/ metoda, prosedur atau
modifikasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dan cara penaggulangan.
 Metoda preventif: mempelajari/atau meprediksi
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi atau
pengumpulan data dari pengalaman kecelakaan yang
terdahulu pada kegiatan yang sama.
1. Daftar Periksa Hazard (Chek List) & Code
2. Survey Hazard
3. Dow Fire and Explosion Index
4. HAZOPS
5. What if analysis
6. Fault Tree & Event Tree Analysis
7. Failure Mode Effect Analysis
NFPA Code, NFPA 704, Standard System for
Identification of the Fire Hazards of Materials,
telah melengkapi pedoman untuk
mengidentifikasi material berdasarkan klasifikasi
tingkat hazard:
 Health Hazard
 Flammability Hazard Fire Hazard

 Reactivity Hazard
0-4
Health
Hazard 0-4
0-4 Reactivity

OX = Oxidator
W = Jangan gunakan
air
= radiasi
Ra Potensi bahaya
ting
KESEHATAN KEBAKARAN REAKTIF
4 Bahan yang dapat menyebabkan Bahan yang segera Bahan yang dengan mudah
kematian pada paparan jangka menguap dalam dapat diledak-kan atau
pendek atau yang dapat udara normal dan meledak pada suhu dan
menimbulkan luka fatal dapat terbakar tekanan biasa atau sensitif
meskipun ada pertolongan dengan cepat. terhadap pengaruh mekanik
segera. atau panas setempat.
3 Baban yang dapat menimbulkan Bahan cair atau Bahan yang mudah meledak,
akibat serius pada paparan padat. yang dapat tetapi memerlukan sumber
jangka pendek, mes-kipun ada dinyala-kan pada penyebab yang kuat, seperti
pertolongan segera. suhu biasa. suhu tinggi atau tumbukan

2 Bahan yang pada papaan Bahan yang perlu Bahan yang tidak stabil dan
intensif atau terus mene-rus sedikit dipanaskan menghasilkan reaksi hebat,
dapat menimbulkan luka, dahulu sebelum tetapi tidak meledak
kecuali ada pertolongan segera dapat dibakar.

1 Bahan yang menye-babkan Bahan yang perlu Bahan yang stabil pada
iritasi atau sedikit luka dipanas-kan sebelum keadaan normal, tetapi tidak
meskipun tidak ada pertolongan dapat terbakar. stabil pada suhu tinggi.
segera.
Peringkat Level Hazard
1 - 60 Ringan ( Light)
61 - 96 Sedang (Moderate)
97 - 127 Menengah (Intermediate)
128 - 158 Berat (Heavy)
> 158 Parah (Severe)
Risk Analysis Summary
A-1. .F & E I __________
A-2. Radius Exposure ft
A-3. Value of Area Exposure $MM ____________
B. Damage Factor __________
C. Base MPPD $MM ____________
D. Credit Factor __________
E. Actual MPPD $MM ____________
F. Days Outage ____________days

MPPD : Maximum Probable Property Damage


Tujuan & sasaran
Mengidentifikasi bahaya yang disebabkan
oleh kegagalan operasi karena kesalahan
fungsi dari perangkat keras atau peralatan
dan memperkirakan potensi dampaknya
terhadap sistem secara keseluruhan.
Aliran Konsentrasi Waktu

Tekanan Reaksi Pengadukan

Temperatur PH Komposisi

Level Viscositas Phase

Volume Warna Komponen


 Skenario kebakaran di bangunan
 Untuk skenario kebakaran pada ruang tertutup
atau compartment fire seperti bangunan gedung
(perkantoran, industri dll) maka tipikal
kebakaran mengikuti kurva
SKENARIO DI INDUSTRI
MENGGUNANAKAN
BAHAN BERBAHAYA
(TERBAKAR & BERACUN)
 Contoh skenario yang mungkin terjadi pada peralatan proses atau
tanki/vessel penampung gas adalah terjadi kebocoran
 Skenario 1, jika gas yang bocor adalah gas beracun maka gas
akan bercampur dengan udara dan tertarik angin, jika manusia
menghirup atau terpapar gas beracun akan berdampak pada
kesehatan.
 Jika berat jenis gas lebih ringan atau sama dengan udara
maka penyebaran gas

penyebaran gas ringan atau sama dengan udara


(plume bouyant gas dispersion)
penyebaran gas berat (plume heavy gas dispersion)

 Estimasi dampak bahaya: prediksi arah dan


kecepatan penyebaran campuran gas & udara
serta konsentrasinya,
 Flame jet fire, jika bocor langsung terbakar

•Flash fire, jika kebocoran gas secara terus menerus akan terbentuk awan uap dan
bergerak sesuai dengan arah angin, campuran bahan mudah terbakar dan udara jika
bertemu dengan sumber energi akan terbakar dan terjadilah flash fire

Vapor Cloud Explosion, jika flash fire kemudian diikuti dengan ledakan akan dapat
diperoleh besaran ledakan yang dapat menimbulkan dampak pada pekerja dan aset
BERBAGAI SKENARIO KEADAAN DARURAT

Parameter
No. Skenario Estimasi Dampak kejadian
berbahaya
Penyebaran gas Tingkat keracunan Area Paparan gas terhadap
1
beracun (konsentrasi gas) manusia
2. Pool Fire Radiasi Panas Tinggi flame & Radius aman

3. Flame Jet Fire Radiasi panas Tinggi flame & radius aman

Tinggi, radius dan durasi fire ball


4. BLEVE Radiasi panas
Fatality & injury zone

Campuran
gas/udara Area yang dapat menimbulkan
5. Flash Fire
konsentrasi antara kebakaran
LFL & UFL
Area yang terkena dampak
Vapor cloud
6. Besaran Blast wave ledakan ( fatality zone dan
explosions
structure damage zone)
 Vapor Cloud Explosion: Ledakan awan uap, yang diawali
terlepasnya uap/gas bahan mudah terbakar ke atmosfir dan
bercampur dengan udara pada daerah yang bisa terbakar, jika
ketemu dengan sumber energi akan terbakar dan meledak.
Ledakan ini memberikan gambaran tentang tingkat keparahan
ledakan. Untuk memprediksi besarnya pelepasan energi ledakan
biasanya diestimasi berdasarkan ekivalen ledakan TNT

 BLEVE: Boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE)


adalah kejadian pelepasan gas cair atau cairan bertekanan
dengan masa yang besar secara tiba-tiba ke atmosfir. Kejadian ini
dipicu oleh adanya paparan panas ke dinding tanki/vesel, yang
mengakibatkan lemahnya struktur kekuatan dinding dan
menimbulkan pecahnya tanki/vessel secara tiba-tiba
 Fire Ball: Bola api, kebakaran awan campuran bahan bakar/udara
yang melepaskan energi dalam bentuk radiasi panas. Secara garis
besar awan gas yang berbentuk bola, berintikan bahan bakar murni
sedangkan lapisan luarnya adalah campuran bahan bakar dan udara
yang terbakar pada awalnya. Parameter untuk memperkirakan
potensi bahaya adalah radiasi panas yang ditimbulkan oleh bola api
yang dapat menimbulkan fatality dan menimbulkan effek domino
yaitu terbakarnya fasilitas tanki timbun hidrokarbon lainnya.

 Flame Jet: kebakaran dalam bentuk flame jet terjadi karena adanya
pelepasan gas/cairan bertekanan suatu tanki/tabung. Potensi bahaya
pada Flame Jet adalah efek terhadap radiasi panas yang dilepaskan.

 Pool Fire: Tipe kebakaran karena adanya penguapan pada lapisan


cairan pada permukaan yang terbakar, dengan potensi bahaya
berupa radiasi panas yang dapat menimbulkan luka bakar pada
manusia atau kebakaran material area sekitar.

 Gas Dispersion : penyebaran gas yang tertarik oleh arah dan besarnya
angin
Tipikal darurat dan potensinya

Potensi kerugian
Tipe Kejadian Potensi fatality
ekonomi

Pelapasan bahan
Tinggi Rendah
kimia beracun

Kebakaran Rendah Menengah

Ledakan Menengah Tinggi


 Pembuatan Fire Model :
- Industri dengan menggunakan software fire
model Archie atau ALOHA
- Gedung dengan menggunakan Cfast, FDS
atau Evacnet
Tabung gas lpg

Tabung/selang Tabung/selang BLEVE


bocor terpapar panas ESTIMASI DAMPAK

JET FIRE LANGSUNG


ESTIMASI TERBAKAR TIDAK LANGSUNG TERBENTUK
DAMPAK TERBAKAR AWAN UAP

ESTIMASI
DAMPAK TIDAK TERBAKAR TERBAKAR
GAS
BERACUN

FLASH FIRE TERBAKAR PADA TERBAKAR PADA VAPOR CLOUD


Estimasi dampak AREA TERBUKA AREA TERTUTUP EXPLOSION
TERTUTUP PARTIAL
KARAKTERSIK LPG
 tidak berwarna dan diberi bau-bauan untuk
mendeteksi kebocoran gas
 disimpan dalam bentuk cair, jika bocor/lepas akan
berbentuk gas dengan berat jenis lebih berat dari udara
 jika tempat penyimpanan terpapar oleh panas/api
akan menimbulkan ledakan
 sifat fisik: Lower Exp Limit: 2.1% (NIOSH, 1997),
Upper Exp Limit: 9.5% (NIOSH, 1997), Molecular
Weight: 42-58 (NIOSH, 1997), IDLH: 2000 ppm
(NIOSH, 1997) TLV TWA: 2500 ppm (©ACGIH, 2001)
 Water Solubility: 0.01% (NIOSH, 1997
 Parameter yang digunakan untuk mengukur besaran
potensi bahaya adalah :
 Diameter dan tingginya bola api
 Durasi atau lamanya kebakaran/terjadinya bola api
 Jarak yang dapat menimbulkan fatality dan injury

 Estimasi dampak ledakan LPG mengunakan Software


ARCHIE (Automated Resource for Chemical Hazard
Incident Evaluation) dengan skenario kebakaran &
ledakan gas LPG adalah BLEVE.
══════════════════════════════════════════════════
CURRENT PARAMETER VALUES FOR FIREBALL
RADIATION ESTIMATION METHOD
══════════════════════════════════════════════════
TANK CONTENTS DURING FIREBALL = 15 lbs
MODEL RESULTS:
Maximum fireball diameter = 40 feet
Maximum fireball height = 65 feet
Fireball duration = 3.6 seconds
Fatality zone radius = 20 feet
Injury zone radius = 20 feet
WARNING: Boiling Liquid Expanding Vapor Explosions (BLEVEs)
may cause high velocity tank fragments to travel considerable distances.
Some tanks, especially horizontal cylindrical types, may rocket while
spewing forth flames.
BERBAGAI SKENARIO BLEVE
Skenario Material Maximum Maximum Fireball Fatality Injury
LPG fireball fireball duration zone zone
(kg) diameter height (detik) radius radius
(meter) (meter) (meter) (meter)

I 5 11 17 3.3 5 5

II 7 12 20 3.6 6 6

III 10 13 22 3.7 7 7

IV 50 23 37 4.9 12 15

V 100 29 47 5.5 72 142


50 Tinggi Bola
Api
40
Diameter Diameter
30
meter

Bola Api Bola Api


20 Tinggi Bola
Api
10

0
0 50 100 150
Massa LPG (kg)
Kurva Fatality & Injury Vs Massa
LPG

150
jarak (meter)

100
Fatality

50 injury

0
0 50 100 150
Massa LPG (kg)
 Data kekerapan kejadian dan kegagalan dari
catatan historis kejadian
 Model Probabilitas
 Fault Tree Analysis
 Even Tree Analysis ( Decision Tree)
 Failure Mode & Effect Analysis
 Markov Chain
 Guidelines for Process Equipment Reliability
Dwith Data Table, CCPS, AIChE, USA
 Industrial Accident Data, OSHA, USA
 Industrial Accident Data, NIOSH, USA
 Fire Incident Data, NFPA
 Resiko Individu
 Resiko Masyarakat
 Resiko Perusahaan
KONSEKUENSI
L Tidak Penting Ringan Sedang Berat Bencana
1 2 3 4 5 K
A (hampir E
S S H H H
Pasti) M
U
B (mungkin) M S S H H
N
G
C (sedang) L M S H H
K
D (kadang- I
L L M S H
kadang) N
A
E (jarang) L L M S S
N

High Risk Significant


Risk (Resiko Moderate Risk
Low Risk (Resiko
(Resiko Tinggi) yang (Resiko Rendah)
Signifikan) Sedang)
Pengukuran Kualitas Kemungkinan (Likehood)
Level A : Hampir pasti (Almost certain).Kejadian
diperkirakan terjadi pada hampir semua keadaan.
Level B : Mungkin (Likely).Kejadian mungkin akan terjadi
pada hampir semua keadaan.
Level C : Sedang (Moderate).Kejadian akan terjadi pada
suatu waktu.
Level D : Kadang-kadang (Unlikely).Kejadian dapat terjadi
pada suatu waktu.
Level E : Jarang (Rare).Kejadian mungkin terjadi hanya pada
waktu yang tidak dapat diperkirakan.
QUEST

LIKELIHOOD (Kecenderungan)

A - Sering terjadi
B - Pernah terjadi
C - Dapat terjadi (beberapa referensi)
D - Kecil kemungkinan terjadi
E - Tidak mungkin terjadi

Slide 54
QUEST

Risk Ranking- Contoh : Likelihood Ranking


Semi-quantitative Ranking dari kemungkinan ter-
jadinya bahaya, dapat menimbulkan konsekuensi
berdasarkan tingkatan safeguard yang ada
1. Very High :  Kemungkinan kerap terjadi (sekali
dalam sebulan)
2. High :  Kemungkinan terjadi (sekali dalam
setahun)
3. Medium :  Kemungkinan jarang terjadi (sekali
dalam 5 tahun)
4. Low :  Mungkin terjadi setelah umur pabrik
cukup tua (sekali dalam 30 tahun)
5. Very Low :  Dapat terjadi tapi kemungkinannya
kecil (sekali dalam 100 thaun) Slide 52
Pengukuran Kualitas Konsekuensi atau Dampak
Level 1 : Tidak penting (Insignificant).Tidak ada cidera, kerugian biaya
rendah
Level 2 : Ringan (Minor). Cedera ringan dengan bantuan pertolongan
pertama, tindakan dapat segera dilakukan di lokasi, kerugian
biaya sedang.
Level 3 : Sedang (Moderate). Perawatan medis diperlukan, tindakan
selain oleh petugas di lokasi dibantu oleh petugas dari luar,
kerugian biaya besar
Level 4 : Berat (Major). Cidera berat, ketidakmampu unit berproduksi,
kerugian biaya besar.
Level 5 : Bencana (Catastrophic).Kematian, kerugian biaya sangat besar
QUEST

SEVERITY (Keparahan)
1 - Fatal/Cacat, biaya perbaikan > Rp. 1 M,
Down time > 2 hari

2 - Lost Time Accident, biaya perbaikan


max Rp. 500 jt, Down time max 2 hari

3 - First Aid Accident, biaya perbaikan


max Rp. 100jt, Down time max. 24 jam

4 - Tidak ada cidera, off spec, biaya perbaikan


max Rp. 50jt, Down time max. 8 jam

5 - Tidak ada cidera, off spec, biaya perbaikan


Kurang dari Rp. 50jt, dan segera bisa
diatasi diperbaiki atau kurang dari 8 jam Slide 55
 Resiko Tinggi (High Risk)
 Daerah beresiko tinggi ditandai warna hitam pada tabel di atas yang
menunjukkan bahwa resiko tidak dapat diterima, bahwa operasional atau
kegiatan harus dihentikan, pengaturan kembali dan resiko harus
dikurangi. Penelitian secara rinci dan perencanaan manajemen
diperlukan pada tingkat manajemen.

 Resiko yang Signifikan (Significant Risk)


 Daerah yang signifikan, ditandai dengan hitam agak terang pada tabel di
atas, yang menunjukkan pengaruh resiko yang signifikan, diperlukan
perhatian pada tingkat manajemen.

 Resiko Sedang (Moderate Risk)


 Daerah resiko sedang, ditandai warna hitam terang pada tabel di atas,
menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan resiko di dalamnya.
Perhatian tingkat manajemen diperlukan. Resiko ini jika memungkinkan
dikurangi
 Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian
resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang
dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada
pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko,
dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko
tertentu.
 Mengapa manajemen resiko itu penting? Setiap kegiatan
mempunyai risiko berbeda-beda. Penilaian dan evaluasi risiko
akan membantu dalam menentukan tingkat pengendalian resiko
yang akan diterima. Prinsip manajemen resiko adalah
mengurangi probabilitas, konsekwensi kejadian dan pengalihan
risiko, yang membantu untuk mengerti betapa resiko itu penting
untuk ditangani dengan baik.
Tindakan pengendalian ini menggunakan hirarki pengendalian yang dapat
dilakukan secara simultan dan berurutan, yaitu ;
•Eliminasi; yaitu tindakan pengendalian dengan menghilangkan hazard
langsung pada sumbernya
•Substitusi; yaitu tindakan pengendalian dengan menggantikan peralatan,
metode, maupun material yang memiliki tingkat risiko lebih rendah
•Engineering; yaitu tindakan pengendalian dengan melakukan perubahan
desain peralatan maupun lingkungan kerja sehingga tingkat risiko menjadi
lebih rendah
•Administratif; yaitu tindakan pengendalian dengan membatasi paparan
pekerja terhadap hazards termasuk dengan tindakan isolasi, pembatasan waktu
kerja, hingga pengadaan rambu dan marka
•Alat Pelindung Diri; yaitu tindakan pengendalian untuk mengurangi
keparahan cedera dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai hazard
yang ada
Setelah risko diterima pada tingkat yang telah ditetapkan maka perlu contingency
plan dalam bentuk rencana tanggap darurat jika semua pengendalian yang dipilih
mengalami kegagalan
1. Semua kegiatan ditempat kerja mempunyai potensi risiko kecelakaan, kebakaran,
ledakan dan pencemaran. Resiko tersebut baik disebabkan oleh kegagalan
teknologi, kesalahan manusia maupun alam tidak bisa dieliminasi secara total.
Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan diperlukan manajemen
risiko.

2. Manajemen resiko adalah proses penilaian resiko (risk assessment) serta


pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Dan khususnya yang terkait dengan “keselamatan kerja’, strategi
tersebut meliputi eliminasi potensi bahaya, substitusi potensi bahaya, rekayasa
engineering, pengendalian administrasi dan penyediaan alat pelindung diri.

3. Untuk menilai risiko bahaya kebakaran diperlukan suatu metoda yang sistematis
secara tehnikal dalam bentuk studi untuk meng-identifikasi potensi kebakaran,
mengevaluasi tingkat probabilitas dan tingkat keparahan serta metoda untuk
menganalisanya.
4. Secara tehnis, berbagai metoda untuk mengidentifikasi potensi bahaya
kebakaran, menganalisa kemungkinan dan tingkat keparahan potensi
kebakaran dan ledakan, untuk itu diperlukan pemilihan metoda yang
tepat dan pembuatan scenario kebakaran dan ledakan yang sesuai
dengan karakteristik proses di Industri maupun Gedung agar sasaran
studi fire risk assessment dapat tercapai.

5. Dalam menganalisa estimasi dampak bahaya diperlukan perhitungan-


perhitungan yang membutuhkan watu yang cukup lama dan rumit,
dan ketersediaan alat bantu perangkat lunak/software sangat
membantu dalam estimasi dampak kebakaran dan ledakan
6. Hasil analisa potensi bahaya sangat membantu dalam :
• Memahami potensi bahaya kebakaran dan peta risiko kebakaran
• Merencanakan atau mengevaluasi tingkat pengendaliannya
• Menyusun prosedur tanggap darurat dan skenario keadaan darurat agar
dalam melaksanakan simulasi darurat mendekati kondisi yang sebenarnya
dengan asumsi terjadi kegagalan dalam pengendaliannya
• Masukan bagi Pimpinan Perusahaan dalam pengambilan keputusan dan
pengendalian risiko kebakaran serta dalam pelaksanaan Komando
penanggulangan keadaan darurat

7. Dengan adanya pemahaman Fire Risk Assessment, Pengawas Ketenagakerjaan


khususnya bagi Pengawas Spesialis K3 Penanggulangan Kebakaran akan
dapat memberikan pembinaan penanggulangan kebakaran di Industri.

Anda mungkin juga menyukai