Anda di halaman 1dari 63

Dasar-Dasar Keselamatan

Dasar-
Kerja & Kebakaran

Modul prajab Program


PT INDONESIA POWER
BIO DATA SINGKAT
• Nama : IMAM SUBAKTI,ST
• NIP : 7292118 JA, PT IP UBOH PLTU 1 Banten
• Asal : Surabaya, JATIM
• Alamat : Taman Krakatau E15/12 Waringin Kurung, Serang
Banten
• Jabatan : Ahli Muda Rendal Operasi #8,
PLS SPS Rendal Operasi #8
– PENGALAMAN:
• Operator Boiler #1-2,PLTG Perak, th1992 S/D 1994 UBP Perak
• Operator Boiler,PLTGU Gresik, th1994 S/D 1996 UBP Gresik Jatim.
• OPERATOR Desalt, Ground Floor, BOILER, TURBIN th 1996 s/d 2000 UBP
SLA
• Operator Control Room #1-4, 400 MW, thn 2000 s/d 2009 UBP SLA
• Ahli Muda Rendal Operasi PLTU Banten 1 Suralaya Baru thn 2010 s/d
sekarang
KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN KERJA
Latar Belakang
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan selalu ada
kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan dan
kesehatan kerja

Potensi bahaya yang ada dan kerawanan bahaya


yang timbul tersebut dipengaruhi oleh faktor:
– Manusia
– Peralatan (proses, bahan dan metoda ) dan
– Lingkungan Kerja

Dari hasil suatu study terhadap kejadian kecelakaan,


sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia.
Faktor penyebab kecelakaan kerja
• manusia
• Tidak cocoknya manusia dengan peralatan.
• - Kurangnya motivasi
• - Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan

• Dan lain-lainnya.

• • Peralatan

• - Kesalahan perencanaan
• - Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan
• - Dan lain-lain.

• • Lingkungan / Tempat Kerja

• - House keeping yang tidak baik


• - Kurangnya ventilasi, penerangan, bising.
• - Suhu yang panas atau terlalu dingin
Pengertian K3
Suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama
melakukan pekerjaan di tempat kerja serta bagi
orang lain yang memasuki tempat kerja maupun
sumber dan proses produksi dapat secara aman
dan efisien dalam pemakaiannya
Tujuan K3
• Mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
• Menjamin setiap tenaga kerja dan orang
lainnya yang berada di tempat kerja mendapat
perlindungan atas keselamatannya
• Menjamin setiap sumber produksi dapat
dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
Pengertian Hazard & Danger
Potensi Bahaya (Hazard) adalah suatu
kondis/keadaan pada suatu proses, alat, mesin,
bahan atau cara kerja yang secara
intrisik/alamiah dapat menjadikan luka, cidera
bahkan kematian pada manusia serta
menimbulkan kerusakan pada alat dan
lingkungan

Bahaya (Danger) adalah suatu kondisi hazard


yang terekspos / terpapar pada lingkungan
sekitar dan terdapat peluang besar terjadinya
kecelakan/insident
Klasifikasi Bahaya
• Bahaya Fisik (Physical Hazards)
• Bahaya Kimia (Chemical Hazards)
• Bahaya Listrik (Electrical Hazards)
• Bahaya Mekanik (Mechanical Hazards)
• Bahaya Physikologi (Physiological Hazards)
• Bahaya Biologi (Biological Hazards)
• Ergonomi (Ergonomic)
Pengendalian Bahaya
• Eliminasi  Nilai ekspektasi 100%
• Substitusi  Nilai ekspektasi 75%
• Isolasi  Nilai ekspektasi 50%
• Pengendalian Administrasi  Nilai ekspeksi
30%
• Pelatihan  Nilai ekspektasi 20%
• Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)  Nilai
ekspektasi  10%
Sumber-sumber kecelakaan adalah sebagai berikut:

• Mesin produksi
• Penggerak mula dan pompa
• Lift
• Pesawat angkat.
• Converyor
• Pesawat angkut
• Alat transmisi mekanik (rantai, pulley, dll).
• Perkakas kerja tangan
• Pesawat uap dan bejana tekan
• Peralatan listrik
• Bahan kimia
• Debu berbahaya
• Radiasi dan bahan radioaktif
• Faktor lingkungan
• Bahan mudah terbakar dan benda panas
• Binatang
• Permukaan lantai kerja
• Lain-lain.
Jenis kecelakaan adalah:

• Terbentur
• Terpukul
• Tertangkap pada, dalam atau diantara benda
• Jatuh dari ketinggian yang sama.
• Jatuh dari ketinggian yang berbeda.
• Tergelincir.
• Terpapar panas, dingin, material kimia, radiasi
• Penghisapan, penyerapan
• Tersentuh aliran listrik.
• Lain-lain.
Akibat Kecelakaan adalah sebagai berikut :

Korban manusia
• Meninggal
• Luka berat
• Luka ringan
Kerugian Material
• Bangunan
• Peralatan/Mesin
• Bahan Baku
• Bahan setengah jadi
• Bahan jadi
Kerugian waktu kerja
Contoh tindakan berbahaya
• Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
• Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
• Membuat alat pengaman tidak berfungsi
• Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa
peralatan.
• Melakukan Proses dengan tidak aman
• Posisi atau sikap tubuh tidak aman
• Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya
• Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono /
berkelakar, mengagetkan dan lain-lain.
• Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
ditentukan
• Lain-lain.
Pengertian Kecelakaan Kerja
Insiden (Incident) adalah suatu kejadian nyaris
menimbulkan kecelakaan (accident) atau cidera
pada manusia atau kerugian pada material
(properti).

Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian


yang tidak diharapkan yang menyebabkan
kematian, cidera/luka pada manusia dan
kerugian materi (properti)
Pengendalian Kecelakaan (ILO)
• Peraturan Perundangan update ilmu
pengetahuan, menerapkan dan mengawasi.
• Standarisasi
• Inspeksi
• Riset
• Pendidikan dan Latihan peningkatan
kompetensi K3
• Persuasif
• Asuransi
• Penerapan K3 di tempat kerja
Kesehatan Kerja
Fokus utama Kesehatan Kerja (ILO/WHO)
• Pemeliharaan dan promosi kesehatan kerja
dan kapasitas kerja;
• Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan
sehingga kondusif terhadap keselamatan dan
kesehatan,
• Pengembangan organisasi dan budaya kerja
dalam arah yang mendukung kesehatan dan
keselamatan kerja
Kesehatan Kerja
Faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja:
• Beban Kerja: Fisik dan Mental,
• Lingkungan Kerja: Fisik, Kimia, Biologi,
Ergonomi, Psikologi
• Kapasitas Kerja: Ketrampilan, Kesegaran
jasmani & rohani, Status kesehatan/gizi, Usia,
Jenis kelamin, Ukuran tubuh
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Menurut Permennaker No. Per. 01/Men/1981 :

Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Work Related


Diseases) yaitu penyakit yang dicetuskan,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan

Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational


Diseases) adalah penyakit yang diderita sebagai
akibat pemajanan terhadap faktor-faktor yang
timbul dari kegiatan pekerjaan (ILO, 1996)
Golongan Penyebab PAK
• Fisik  bising, temperatur, radiasi, tekanan dan
getaran
• Kimia  virus, bakteri, parasit, jamur, serangga,
binatang buas, dll
• Biologi  virus, bakteri, parasit, jamur,
serangga, binatang buas, dll
• Ergonomi / Fisiologi  cara kerja, posisi kerja,
alat kerja, lingkungan kerja yang salah,
Kontruksi salah
• Mental Psikologi suasana kerja monoton dan
tidak nyaman, hubungan kerja kurang baik,
upah kerja kurang, terpencil, tak sesuai bakat
Rambu--Rambu K3
Rambu
Rambu – rambu dapat diartikan seperangkat alat
komonikasi keselamatan yang mempunyai bentuk,
warna dan simbol grafis yang specific dengan
tujuan menyampaikan pesan –pesan keselamatan
kepada setiap orang terkait tampa resiko salah
pengertian adapaun pesan tersebut
menginfomasikan dimana terdapat potensi
bahaya ditempat kerja.

Penggunaan rambu K3 di Indonesia umumnya


mengacu pada CSA International Standar
CAN/CSA Z 321-96.
Alat Pelindung Diri (APD)
• Alat Pelindung Kepala
(helm)

• Alat Pelindung Kaki


(Safety Shoes)

• Alat Pelindung Telinga


Ear Plug / Ear Muff)
Alat Pelindung Diri (APD)
• Alat Pelindung Mata
(safety Google / Glass)

• Alat Pelindung
Pernafasan
(Respirator)

• Alat Pelindung Tubuh


(Fire Resistence
Costum)
Alat Pelindung Diri (APD)

• Alat Sabuk Pengaman


( Safety Belt / Harnes )
KEBAKARAN
Pengertian Pemadam Kebakaran
Pemadam Kebakaran atau Penanggulangan
Kebakaran adalah segala daya upaya untuk
mencegah timbulnya kebakaran dan atau
pemadaman kebakaran dengan berbagai
cara, teknik dan taktik.

Kegiatan Pemadam Kebakaran adalah suatu


system dimana terkait dengan personel
pemadam, peralatan pemadam dan
pengoperasianya serta media ( agent ) yang
digunakan.
Konsep Api
Api dapat terbentuk jika terdapat
keseimbangan tiga unsur yang
terdiri dari Bahan Bakar ( fasa
padat - cair - gas ), Oksigen dan
Panas atau lazimnya dikenal
dengan sebutan SEGITIGA API
(Tetrahedron).

Prinsip pemadaman kebakaran


adalah dengan merusak
keseimbangan perpaduan ketiga
unsur tersebut diatas atau dengan
meninterupsi proses reaksi rantai
kimia pada pembakaran tersebut,
Perpindahan Panas

• Konduksi

• Konveksi

• Radiasi
Phasa Kebakaran
• Phasa permulaan /
Incipient phasa. Pada
phasa ini sering terjadi
Roll over atau Flash
over.
• Phasa pembakaran
keadaan stabil / Steady
state burning phase..
• Phasa pembaraan panas
/ Hot smoldering phase.
Pada phasa ini sering
timbul Back draft.
Media Pengendali Kebakaran
• Media Air  tebentuk dari
instalasi pompa, piping,
valve, water intake, control
sistem, ditection device

• Media pemadam busa (foam).

• Media Pemadam Powder


Kimia Kering / Basah
Media Pengendali Kebakaran
• Media Pemadam Gas

• Media Pemadam Uap Air


(Steam).

• Media Pemadam Pasir

• Media Pemadam
Lembaran/Selimut
Sytem Instalasi Tetap (Media Air)
Peralatan Utama terdiri:
1. Pompa Air dan Rumah
Pompa

2. Piping

3. Valve

4. Hydrant / stand pipe


Sytem Instalasi Tetap (Media Air)

5. Hose reel dan kabinet


Gbr. II.9.5. Hose Gbr.II.9.5. Hose Cabinet

6. Sprinkler
Reel

INTERCONECTION
INTERCONECTION

DETEKTOR FIRE
FIRE ALARM
ALARM SYSTEM
SYSTEM
KEBAKARAN AC
Gbr. 9.6. Sprinkle Off

7. Alarm / alert system SPRINKLER


(FS)
LIFT
Off

PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya

8. Heat ditektor

9. Smoke ditektor
Sistim Proteksi Kebakaran
• Sistem Proteksi Kebakaran Aktif, adalah
pengaktifan items / sistem /peralatan secara
mekanis, elektris dan manual dimana diperlukan
suatu aktifitas / gerakan awal tertentu disaat terjadi
kebakaran
• Sistem Proteksi Kebakaran Pasif, adalah
penanggulangan kebakaran yang mencakup
pencegahan dan perlindungan bahaya kebakaran
dilakukan semata-mata oleh unsur pasif dari
bangunan itu sendiri
• Sistem Management, meliputi Kebijakan
Perusahaan, Prosedur, Sumber Daya Manusia,
Standar dan Codes, Undang Undang, Peraturan
Pemerintah, PerMen.
Teknik Memadamkan Api
• Pengisolasian
Oksigen

• Pendinginan,

• Pemisahan Bahan
Bakar

• Pumutusan Reaksi
Rantai Kimia
Kelas Api & Penggunaan Agent

Agent Pemadaman
Kelas Bahan Yang Terbakar
Dry
Air CO2 Busa
Chemical

Kayu, Kertas, Kain,


A √ - - Bisa
Plastik

Bahan cair yang


mudah terbakar
B - - √ Bisa
(Bensin, Terpentin,
Spiritus)

C Peralatan Listrik - √ - -

D Logam - - √ -
Pengoperasian APAR
Langkah atau tindakan sebelum mengoperasikan APAR :
– Api harus relatif Kecil dan yakin bisa dipadamkan dengan apar
– Pemilihan / pengambilan APAR harus didesuaikan dengan Kelas
api – api kelas A, B, C dan D / objek yang terbakar.
– Personil terlatih dan mampu menggunakan APAR dengan baik
– Perhatikan lingkungan sekeliling objek kebakaran seperti
peralatan / material yg ada dekat dengan kebakaran serta personil.
– Lakukan pengetesan / pemeriksaan awal peformance kerja APAR,.
Seperti tekanan, corong, pin pengunci handle.
– Perhatikan arah angin. Tiupan angin harus datang dari arah
belakang personil pemadam
– Media pemadam yang keluar dari corong APAR diarahkan pada
pangkal api dan tidak
– Menekan material yang terbakar.
PENGOPERASIAN APAR
Pengoperasian APAR

PENGOPERASIAN APAR
APD Pemadam Kebakaran
• Topi Pelindung (Helmet)
• Hood / kap Pelindung (Protective
Hood)
• Pakaian /baju pelindung
(Protevtive Coat)
• Sarung tangan (gloves)
• Sepatu pelindung (safety Shoes)
• Kaca muka / mata
• Alat pernafasan
• Alat “sistem keselamatan
kewaspadaan diri”.
• Alat Komonikasi
LOCK--OUT TAG-
LOCK TAG-OUT
Maksud dan Ruang Lingkup
Maksud :
Prosedur ini dimaksudkan untuk memastikan
keselamatan personil yang berada di tempat
kerja serta peralatan/mesin yang ada di lokasi
tempat. Peralatan tidak boleh dioperasikan
karena sedang dalam perbaikan/pemeliharaan
Ruang Lingkup:
Prosedur ini mencakup kegiatan Penguncian
Peralatan (Lock Out) dan Penandaan (Tag Out)
pada peralatan yang sedang dalam perbaikan /
pemeliharaan atau tidak layak dioperasikan
untuk sementara waktu.
Defenisi
– Lock Out (Penguncian) adalah mengisolasi
mekanisme energi dengan menempatkan
dalam posisi tidak aktif (Off) dan aman
diantaranya adalah kegiatan mematikan saklar /
breaker, memutuskan arus, pentanahan,
menutup valve dll. Lock Out ini bisa berupa
pemasangan gembok (Rack Out Breaker),
sehingga peralatan/mesin tersebut tidak dapat
dioperasikan.
– Tag Out (Penandaan) adalah suatu tanda
peringatan berupa kartu yang digantungkan
pada peralatan/mesin yang sedang diisolasi
agar mudah dibaca dan dikenal.
Defenisi
– Kartu Tagging (warna merah) adalah untuk
menandakan peralatan tidak boleh
dioperasikan.
– Kartu Tagging (warna kuning) adalah untuk
menandakan peralatan hanya boleh
dioperasikan saat kondisi darurat/emergency
– LOTO = Lock Out Tag Out
Mulai

Permohonan Ijin LOTO

Pelepasan LOTO
Pengecekan Permohonan Ijin
LOTO

Tidak
Lepas
Tidak
Disetuj LOTO, OK
ui ? ?
Ya
Ya
Pelaksanaan Tes/Uji
Peralatan
Prosedur LOTO

Prosedur LOTO
Pelaksanaan LOTO

Tidak
Hasil Tes,
Tidak
Pasang sesuai ?
LOTO, OK
?
Ya Ya
Pelaksanaan Pekerjaan Selesai
Perbaikan atau Pemeliharaan

Tidak
Sesuai
Batas
Waktu ?
Ya
Pelaporan Penyelesaian
Pekerjaan Perbaikan atau
Pemeliharaan

Tidak
Disetuj
ui ?

Ya
FORMULIR LOTO
• Tagging Peralatan
• Tagging Record
• Daftar Peralatan Yang Diisolasi
Formulir Tagging Peralatan

Formulir Tagging Peralatan


Formulir Tagging Peralatan

Formulir Tagging Peralatan


Daftar Peralatan Diisolasi

Daftar Peralatan Diisolasi


Contoh Formulir untuk Pengisolasian Unit /
Peralatan

Contoh Formulir untuk Pengisolasian Unit /


Peralatan
PERAN MANAJEMEN
PERUSAHAAN PADA K3
Landasan Hukum
• Peraturan Menteri No. Per 05/Men/1996 tentang
Sistem Manajemen K3
• Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 87
(delapan tujuh) ayat 1 (satu) telah ditetapkan
bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
SMK3 yang terintergrasi dalam system
manajemen perusahaan.
Ketentuan Wajib Dilakukan
• Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja serta menjamin komitmen terhadap penerapan
SMK3.
• Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan
sasaran penerapan K3.
• Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme
pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan,tujuan dan sasaran K3.
• Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan.
• Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan
SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja K3.
Elemen Audit SMK3
• Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
• Strategi Pendokumentasian
• Peninjauan Ulang Desain dan Kontrak
• Pengendalian Dokumen
• Pembelian
• Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
• Standar Pemantauan
• Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
• Pengelolaan Material dan Perpindahannya
• Pengumpulan dan Penggunaan Data
• Audit SMK3
• Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan
Prosedur Terkait SMK3*)
• Prosedur PT-SLA-017 Pemantauan lingkungan dan K3
• Prosedur PT-SLA-020 Pengelolaan limbah non B3
• Prosedur PK-SLA-025 Penanganan kecelakaan kerja, insiden
(nearmiss) dan penyakit akibat kerja
• Prosedur PK-SLA-028 Pemberian Briefing K3
• Prosedur PT-SLA-018 Kesiagaan dan tanggap darurat
• Prosedur PL-SLA-023 Identifikasi aspek dampak lingkungan
• Prosedur PK-SLA-026 Perancangan (desain)
• Prosedur PK-SLA-029 Penanganan bahan secara manual
dan mekanis
• Prosedur PT-SLA-019 Pengelolaan limbah B3
• Prosedur PK-SLA-024 Identifikasi bahaya potensial,penilaian
dan pengendalian resiko
• Prosedur PK-SLA-027 Ijin Kerja
• Prosedur PK-SLA-030 Lock out tag out (LOTO)
*) Yang ada di PT. Indonesia UBP Suralaya
Instruksi Kerja Terkait SMK3*)
• IK-SLA-088 Pemadaman Kebakaran
• IK-SLA-095 Bekerja Di Tempat Panas
• IK-SLA-099 Mengangkat Manual
• IK-SLA-103 Pengukuran Kadar Radioaktif
• IK-SLA-089 Pengoperasian Mobil DAMKAR
• IK-SLA-096 Bekerja di Ruang Terbatas
• IK-SLA-100 Pengoperasian Forklift
• IK-SLA-104 Bekerja Pada Tegangan Tinggi
• IK-SLA-094 Pengelasan
• IK-SLA-097 Pekerjaan Penggalian
• IK-SLA-101 Pengoperasian Crane
• IK-SLA-105 Bekerja Di Ketinggian

*) Yang ada di PT. Indonesia UBP Suralaya

Anda mungkin juga menyukai