HAK ASASI MANUSIA

DASAR
 UU NO 2 THN 2002 TTG KEPOLISIAN
 UU NO. 39 TH. 1999 TTG HAM
 UU NO. 26 TH. 2000 TTG PERADILAN HAM
 PERKAP NO. 8 TH 2009 TTG IMPLEMENTASI
PRINSIP DAN STANDAR HAM DALAM
PENYELENGGARAAN TUGAS POLRI
 PERKAP NOMOR 24 TAHUN 2007 TTG SISTEM
MANAJEMEN PENGAMANAN
ORGANISASI,PERUSAHAAN DAN /ATAU
INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH
 KEDUDUKAN SATPAM

PASAL 3 UU N0 2 THN 2002

TENTANG KEPOLISIAN
(1) PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN ADALAH KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG DIBANTU OLEH :
a. KEPOLISIAN KHUSUS ;
b. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL ; DAN /ATAU ;
c. BENTUK-BENTUK PENGAMANAN SWAKARSA
(2) PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM AYAT (1) HURUF a,b, DAN c, MELAKSANAKAN FUNGSI
KEPOLISIAN SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG MENJADI DASAR HUKUMNYA MASING-
MASING.
 BENTUK-BENTUK
PENGAMANAN SWAKARSA
• SUATU BENTUK PENGAMANAN YANG DIADAKAN ATAS
KEMAUAN, KESADARAN DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
SENDIRI, YANG KEMUDIAN MEMPEROLEH PENGUKUHAN
DARI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEPERTI
SATUAN PENGAMANAN LINGKUNGAN DAN BADAN USAHA
DIBIDANG JASA PENGAMANAN

• BENTUK-BENTUK PENGAMANAN SWAKARSA MEMILIKI

KEWENANGAN KEPOLISIAN TERBATAS DALAM “
LINGKUNGAN KUASA TEMPAT (TERITOIR GEBIED/RUIMTE
GEBIED) YANG MELIPUTI LINGKUNGAN PEMUKIMAN,
LINGKUNGAN KERJA, LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Adalah Seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

Psl 1 angka 1 UU No. 39 TH 1999 TTG HAM

APA PELANGGARAN HAM ITU ?
Adalah Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang undang ini, dan tidak akan mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Psl 1 angka 6 UU No. 39 TH 1999 TTG HAM
 MENGAPA PERLU BELAJAR HAM ?

KARENA PELANGGARAN
HAM CENDERUNG
DILAKUKAN OLEH ORANG
YANG MEMPUNYAI
KEWENANGAN/KEKUASAAN;
SATPAM MEMPUNYAI
KEWENANGAN UNTUK
MEMBATASI HAM
SESEORANG MENURUT
UNDANG-UNDANG.
 BENTUK-BENTUK PELANGGARAN
HAM OLEH PETUGAS PENEGAK
HUKUM

 PENANGKAPAN DAN PENAHANAN

YANG TIDAK SESUAI DENGAN HUKUM.
 PENYIKSAAN, PERLAKUAN YANG
TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN DAN
MERENDAHKAN MARTABAT.
 KORUPSI DAN MENERIMA SUAP
 MELINDUNGI KEJAHATAN
 MELAKUKAN TINDAKAN YANG TIDAK
MANUSIAWI TERHADAP ORANG YANG
DITANGKAP DAN DITAHAN
 MELAKUKAN HUKUMAN BADAN.
 MEMPERLAKUKAN PELAPOR
PELANGGARAN HAM SECARA TIDAK
MANUSIAWI
 PROSEDUR PENGGELEDAHAN DAN
PENYITAAN YANG TIDAK SAH
 PENGGUNAAN KEKERASAN YANG
BERLEBIHAN
 MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN
TANPA MELALUI PROSES HUKUM
 PEMBUNUHAN
 EKSEKUSI TERHADAP TIGA ORANG
ATAU LEBIH DI LUAR HUKUM ATAU
SEWENANG-WENANG.
 KEMATIAN YANG DISEBABKAN OLEH
PENGGUNAAN KEKERASAN YANG
BERLEBIHAN
 PEMBUNUHAN
 MUTILASI
 PENGHINAAN TERHADAP MARTABAT
SESEORANG
 TINDAKAN PENYANDERAAN
 PENGHUKUMAN MASSAL
 HUKUMAN MATI TANPA PROSES
PERADILAN YANG SEMESTINYA
 PERLAKUAN KEJAM DAN
MERENDAHKAN MARTABAT.
 MENUTUPI KEJAHATAN DAN KORUPSI
 JENIS-JENIS PELANGGARAN HAM
BERAT
(MENURUT STATUTA ROMA)
 GENOSIDA
 KEJAHATAN TERHADAP
KEMANUSIAAN (PEMBUNUHAN,
PEMBINASAAN, PERBUDAKAN,
PENYIKSAAN, PERKOSAAN,
PERBUDAKAN SEKS, PROSTITUSI
SECARA PAKSA DLL.)
 KEJAHATAN PERANG
 PELANGGARAN HAM BERAT
(UU No.26 / 2000 TTG
PERADILAN HAM)
GENOSIDA (PASAL 8)
 SETIAP PERBUATAN YANG DITUJUKAN UNTUK
MENGHANCURKAN KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
KELOMPOK BANGSA, RAS, ETNIS, ATAU AGAMA
DENGAN CARA :
 MEMBUNUH ANGGOTA KELOMPOK
 MENGAKIBATKAN PENDERITAAN FISIK / MENTAL
YANG BERAT TERHADAP ANGGOTA KELOMPOK
 MENCIPTAKAN KONDISI KEHIDUPAN
KELOMPOK YG AKAN MENGAKIBATKAN
KEMUSNAHAN SECARA FISIK BAIK
 SELURUH ATAU SEBAGIAN
 MEMAKSAKAN TINDAKAN-TINDAKAN
YANG BERTUJUAN MENCEGAH
KELAHIRAN DIDALAM KELOMPOK
 MEMINDAHKAN SECARA PAKSA ANAK-ANAK DARI
KELOMPOK
 UNSUR-UNSUR GENOSIDA
 MEMBUNUH ANGGOTA KELOMPOK
 MENGAKIBATKAN PENDERITAAN FISIK/MENTAL
YANG BERAT TERHADAP ANGGOTA KELOMPOK
 MENCIPTAKAN KONDISI KEHIDUPAN KELOMPOK
YANG AKAN MENYEBABKAN KEMUSNAHAN SECARA
FISIK, BAIK SELURUH ATAU SEBAGIAN
 MEMAKSAKAN TINDAKAN-TINDAKAN YANG
BERTUJUAN MENCEGAH KELAHIRAN DALAM
KELOMPOK
 MEMINDAHKAN SECARA PAKSA ANAK-ANAK DARI
KELOMPOK TERTENTU
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
(MENURUT STATUTA ROMA)

SEGALA TINDAKAN YANG DILAKUKAN

SEBAGAI BAGIAN DARI SEBUAH
PENYERANGAN YANG LUAS DAN
SISTEMATIS, YANG DIARAHKAN KEPADA
PENDUDUK SIPIL.
 KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
UU NO. 26/2000 PSL ( 9)
SERANGAN MELUAS DAN SISTEMATIS TERHADAP
ANGGOTA SIPIL DALAM BENTUK :
 PENYERANGAN,PEMBUNUHANPEMBASMIAN,PERBUDAKAN.
 PENGUSIRAN ATAU PEMINDAHAN PENDUDUK SECARA
PAKSA
 PERAMPASAN KEMERDEKAAN FISIK YANG MELANGGAR
PRINSIP-PRINSIP HUKUM INTERNASIONAL.
 PENYIKSAAN
 PERKOSAAN, PERBUDAKAN SEKSUAL, PELACURAN
SECARA PAKSA,PEMAKSAAN KEHAMILAN, PEMANDULAN
ATAU STERILISASI SECARA PAKSA KEKERASAN SEKSUAL
DENGAN TINGKAT KESERIUSAN YANG SAMA
 PENGHILANGAN SECARA PAKSA
 KEJAHATAN APARTHEID.
 JENIS-JENIS KEJAHATAN
TERHADAP KEMANUSIAAN
 PEMBUNUHAN
 PEMBASMIAN
 PERBUDAKAN
 PENGUSIRAN ATAU PEMINDAHAN PENDUDUK
SECARA PAKSA
 PERAMPASAN KEMERDEKAAN FISIK YANG
MELANGGAR PRINSIP-PRINSIP DASAR HUKUM
INTERNASIONAL
 PENYIKSAAN
 PEMERKOSAAN, PERBUDAKAN SEKSUAL,
PROSTITUSI SECARA PAKSA, PENGEBIRIAN
SECARA PAKSA, ATAU KEKERASAN SEKSUAL LAIN
DENGAN TINGKATAN YANG SAMA.
 PENINDASAN TERHADAP KELOMPOK ATAU
PERKUMPULAN YANG DIDASARKAN PADA
POLITIK, RAS, BANGSA, KELOMPOK ETNIS,
KEBUDAYAAN, AGAMA, JENIS KELAMIN DLL.
 PENGHILANGAN ORANG SECARA PAKSA
 KEJAHATAN APARTHEID
 TINDAKAN TIDAK MANUSIAWI LAINNYA YANG
MENYEBABKAN KESENGSARAAN ATAU
KERUSAKAN SERIUS TERHADAP JASMANI ATAU
ROHANI.
 KEJAHATAN PERANG
UU N0 26 THN 2000 PSL (10)

TINDAKAN PELANGGARAN HAM DALAM

MASA PERANG YANG MENGANDUNG
UNSUR-UNSUR DAN BENTUK-BENTUK
PELANGGARAN HAM BERAT.
(TINDAKAN TERHADAP ORANG ATAU HARTA BENDA
YANG DILINDUNGI SESUAI DENGAN KONVENSI
JENEWA 12 AGUSTUS 1949)
 BENTUK-BENTUK KEJAHATAN
PERANG :
 PEMBUNUHAN SECARA SENGAJA
 PENYIKSAAN ATAU PERLAKUAN TIDAK
MANUSIAWI TERMASUK PERCOBAAN BIOLOGIS.
 SECARA SENGAJA MENYEBABKAN
KESENGSARAAN YANG MENDALAM ATAU
KERUSAKAN SERIUS TERHADAP JASMANI DAN
KESEHATAN
 PEMBUMI-HANGUSAN DAN PENJARAHAN HAK
MILIK, YANG TIDAK BERDASARKAN KETENTUAN
MILITER
 MEMAKSA TAWANAN PERANG ATAU ORANG LAIN,
UNTUK IKUT SERTA MENJADI ANGGOTA
ANGKATAN BERSENJATA
 PERADILAN YANG TDK ADIL
 SECARA SENGAJA MENGHILANGKAN HAK
SEORANG TAWANAN PERANG UNTUK
MENDAPATKAN PROSES PERADILAN YANG
ADIL
 DEPORTASI ATAU PEMINDAHAN SECARA
TIDAK SAH ATAU PENGURUNGAN YANG
TIDAK SAH
 PENYEKAPAN TAWANAN.
 STANDAR INTERNASIONAL
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGGUNAAN
KEKERASAN DAN SENJATA API
OLEH PETUGAS GAKKUM
 TINDAKAN TANPA KEKERASAN HARUS
DIDAHULUKAN.
 PENGGUNAAN KEKERASAN DIGUNAKAN
HANYA BILA SANGAT DIPERLUKAN.
 KEKERASAN DIGUNAKAN HANYA UNTUK
TUJUAN PENEGAKKAN HUKUM.
 PENGGUNAAN KEKERASAN HANYA BOLEH
DILAKUKAN JIKA BERDASARKAN HUKUM
 HARUS ADA PEMBATASAN TINDAKAN
POLISI DALAM PENGGUNAAN KEKERASAN
 PERKECIL KERUSAKAN DAN KECELAKAAN
 TERSEDIANYA KETENTUAN/CARA
PENGGUNAAN KEKERASAN
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH DALAM
PENGGUNAAN KEKERASAN DAN SENJATA
API
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH TENTANG
BERBAGAI CARA
KEADAAN YANG DIIJINKAN UNTUK
MENGGUNAKAN SENJATA API
 HANYA DALAM KEADAAN YANG LUAR BIASA.
 MEMBELA DIRI ATAU MELINDUNGI ORANG LAIN
TERHADAP ANCAMAN YANG MEMATIKAN ATAU
LUKA-LUKA BERAT.
 MENCEGAH KEJAHATAN BERAT YANG
MENIMBULKAN ANCAMAN TERHADAP NYAWA.
 MENANGKAP ATAU MENCEGAH LARINYA
SESEORANG YANG MENIMBULKAN ANCAMAN DAN
MENOLAK UNTUK MENGHENTIKAN ANCAMAN
TERSEBUT.
 DALAM SETIAP KASUS DIMANA LANGKAH-
LANGKAH YANG LEBIH LUNAK TIDAK CUKUP
 PROSEDUR PENGGUNAAN
SENJATA API
PETUGAS HARUS :
• MENYEBUTKAN DIRINYA SEBAGAI PETUGAS KEPOLISIAN
• MEMBERIKAN PERINGATAN DENGAN JELAS
• MEMBERIKAN WAKTU YANG CUKUP AGAR PERINGATAN
DIPATUHI
TETAPI
HAL INI TIDAK PERLU DILAKUKAN BILA PENGULURAN
WAKTU AKAN MENGAKIBATKAN KEMATIAN / KECELAKAAN
YANG BERAT TERHADAP PETUGAS / ORANG LAIN
ATAU
BILA JELAS-JELAS TIDAK DAPAT DITUNDA DALAM SITUASI
TERSEBUT
 TINDAKAN ANGGOTA POLISI SETELAH
MENGGUNAKAN SINDAKAN ENJATA API
 MEMBERI BANTUAN MEDIS BAGI SETIAP
ORANG YANG TERLUKA
 MEMBERITAHUKAN KEPADA KELUARGA /
KERABAT KORBAN
 MENGIJINKAN UNTUK DILAKUKAN
PENYELIDIKAN BILA DIMINTA/DIPERLUKAN
 MEMBUAT LAPORAN RINCI DAN LENGKAP
TENTANG PENGGUNAAN KEKERASAN DAN
SENJATA API
 TANGGUNG JAWAB
PENGGUNAAN KEKERASAN
DAN SENPI
1. PEJABAT SENIOR HARUS MEMBUAT LAPORAN &
PENINJAUAN TERHADAP KEJADIAN PENGGUNAAN
KEKERASAN DAN SENJATA API.
2. ATASAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS
TINDAKAN BAWAHANNYA KALAU YANG
BERSANGKUTAN MENGETAHUI ATAU DIDUGA SUDAH
MENGETAHUI TINDAKAN TERSEBUT SEBELUMNYA
TETAPI TIDAK MENGAMBIL TINDAKAN.
3. PETUGAS YANG MENOLAK PERINTAH ATASAN YANG
TIDAK SESUAI HUKUM HARUS DIBERIKAN
KEKEBALAN HUKUM.
 PEDOMAN PRAKTIS PENGGUNAAN
KEKERASAN DAN SENJATA API OLEH
PETUGAS PENEGAK HUKUM
 BERHUBUNGAN DENGAN POLISI :
1. MENGETAHUI KEADAAN FISIK DAN MENTAL SEJAWAT
2. MENJALANKAN KEGIATAN YANG AKAN MEMBANTU
MENGATASI STRES
3. MENGIKUTI PELATIHAN PENGGUNAAN ALAT UTAMA DAN
ALAT KHUSUS KEPOLISIAN
4. MERENCANAKAN TAHAPAN PENGGUNAAN KEKERASAN
5. MENGIKUTI PELATIHAN NEGOSIASI
 YANG BERHUBUNGAN DENGAN ATASAN DAN PENYELIA
1. MENERAPKAN PERATURAN, MENYELENGGARAKAN
PELATIHAN YANG DIPERLUKAN.
2. MENYEDIAKAN ALAT UTAMA DAN ALAT KHUSUS
 KONSEP DASAR HAM
 HAM MERUPAKAN JEMBATAN MENUJU PERILAKU
BERADAB
 DICIPTAKAN DAN DIAKUI OLEH MASYARAKAT
DUNIA
 MERUPAKAN BAGIAN DARI UU DAN KEBIJAKAN
NEGARA
 BERADA DIATAS KEPENTINGAN SEMUA
GOLONGAN
 TIDAK BERGANTUNG PADA PERSAMAAN AGAMA,
FILOSOFI, KONSEP MANUSIA DLL
 ADIL DAN BERMORAL
 HAK ASASI MANUSIA DAN
KEBEBASAN DASAR MANUSIA
• HAK UNTUK HIDUP
• HAK BERKELUARGA DAN MELANJUTKAN
KETURUNAN
• HAK MENGEMBANGKAN DIRI
• HAK MEMPEROLEH KEADILAN
• HAK ATAS KEBEBASAN PRIBADI
• HAK ATAS RASA AMAN
• HAK ATAS KESEJAHTERAAN
• HAK TURUT SERTA DALAM PEMERINTAHAN
• HAK WANITA
• HAK ANAK
 PRINSIP DASAR
PENEGAKAN HUKUM
• LEGALITAS
- APAKAH TINDAKAN SAYA ADA DASAR HUKUMNYA?
- APAKAH SAYA BERTINDAK SESUAI DENGAN
HUKUM/PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

• NESESITAS
- APAKAH DIPERLUKAN?
- APAKAH MUTLAK DIPERLUKAN?

• PROPORSIONALITAS
- APAKAH TINDAKAN SAYA TIDAK BERLEBIHAN.
- APAKAH TINDAKAN SAYA MASUK AKAL
- APAKAH TINDAKAN SAYA YANG PALING RINGAN
- APAKAH TINDAKAN SAYA TIDAK ADA CARA LAIN
 CODE OF CONDUCT
KETENTUAN BERPERILAKU BAGI PETUGAS DLM PENEGAKAN HUKUM
Diadopsi dari Resolusi Majelis Umum PBB 34/169 tanggal 17 Desember 1979
TEGAS, HUMANIS, BERMORAL, AKUNTABEL, PROFESIONAL & PATUH HUKUM
NE
SE • tdk berlebihan

S
SI

ITA
PROFESIONALISME: TA • masuk akal
PROF S

AL
Kemahiran dan • tdk ada cara lain

G
LE
kemampuan yang tinggi
didukung oleh
pengetahuan, sikap,
keterampilan dan
kematangan emosional
dalam melaksanakan 6 2. Menghormati & lind martabat manusia
tugas di bidang masing-
masing selaras dengan
ketentuan hukum yang
berlaku sehingga
memberikan hasil kerja
yang maksimal
• yg paling ringan
PROPORSIONALITAS
1
1. Jalankan tgs yg diamanatkan UU
CoC 2 3 tidak arogan
5
3. Tdk boleh menggunakan kekerasan
4 kecuali diperlukan
4. Jaga rahasia, kecuali utk kepentingan peradilan
5. Tdk boleh menghasut, mentolerir tindakan yg kejam

6. Perlindungan kesehatan thd orang yg dtahanan

7
7. Tdk boleh melakukan korupsi dlm btk apapun
8
8. Menghormati hukum, ketentuan berprilaku & kode etik
 Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm
melakukan Interogasi

 Tidak ditangkap dan ditahan tanpa alasan yang sah

 Tidak diperlakukan atau dihukum secara kejam, tidak
manusiawi atau dg cara merendahkan martabat
 Diperlakukan menurut asas Praduga tak bersalah
 Dihargai harkat/harga dirinya
 Tidak ditekan dalam bentuk apapun
 Tidak disiksa
 Tidak dipaksa untuk mengaku
Komisi Nasional Hak Asasi Manusi
(Komnas HAM)

Adalah lembaga mandiri yang kedudukannya

setingkat dengan lembaga negara lainnya
yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan dan
mediasi hak asasi manusia.

TAP MPR XVII/1998

 JENIS PELANGGARAN HAM BERAT
 KEJAHATAN GENOSIDA;
ADL SETIAP PERBUATAN YG DILAKUKAN DGN MAKSUD UTK
MENGHANCURKAN ATAU MEMUSNAHKAN SELURUH ATAU
SEBAGIAN KELOMPOK BANGSA, RAS, ETNIS, AGAMA (DIPIDANA
MATI ATAU PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA
PENJARA PALING LAMA 25 TH DAN PALING SINGKAT 10 TH).
 KEJAHATAN KEMANUSIAAN
ADL SALAH SATU PERBUATAN YG DILAKUKAN SEBAGAI BAGIAN
DARI SERANGAN YANG MELUAS ATAU SISTEMATIK YANG
DIKETAHUINYA BAHWA SERANGAN TERSEBUT DITUJUKAN SECARA
LANGSUNG TERHADAP PENDUDUK SIPIL (DIPIDANA MATI ATAU
PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA PENJARA PALING
LAMA 25 TH DAN PALING SINGKAT 10 TH).

UU NO. 26 TH 2006 TTG PENGADILAN HAM

 MEKANISME INVESTIGASI
PELANGGARAN HAM BERAT
• PENYELIDIKAN & PEMANTAUAN OLEH KOMNAS HAM
• PENYIDIKAN OLEH KEJAKSAAN AGUNG
• PENUNTUTAN OLEH KEJAKSAAN AGUNG
• PEMERIKSAAN SIDANG DI PENGADILAN OLEH :
HAKIM ADHOK (SEBELUM UU NO. 26/2000)
PENGADILAN HAM BERAT (SETELAH UU NO 26/2000)
 JAKARTA (JABAR, BANTEN, LAMPUNG, SUMSEL, BENGKULU, KALBAR, KALTENG)
 SURABAYA ( JATENG, JOGYA, BALI, KALSEL, KALTIM, NTB, NTT)
 MAKASAR (SULTRA, SULTENG, MALUKU, MALUT, IRJA)
 MEDAN (ACEH, RIAU, JAMBI DAN SUMBAR)
 TINDAKAN TANPA KEKERASAN HARUS DIDAHULUKAN
 PENGGUNAAN KEKERASAN DIGUNAKAN HANYA BILA SANGAT
DIPERLUKAN
 KEKERASAN DIGUNAKAN HANYA UNTUK TUJUAN PENEGAKKAN HUKUM
 PENGGUNAAN KEKERASAN HANYA BOLEH DILAKUKAN JIKA
BERDASARKAN HUKUM
 HARUS ADA PEMBATASAN TINDAKAN POLISI DALAM PENGGUNAAN
KEKERASAN
 PERKECIL KERUSAKAN DAN KECELAKAAN
 TERSEDIANYA KETENTUAN/CARA PENGGUNAAN KEKERASAN
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH DALAM PENGGUNAAN KEKERASAN DAN
SENJATA API
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH TENTANG BERBAGAI CARA
PENGGUNAAN KEKERASAN (TAHAPAN GUNRAS & SENPI)
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH TENTANG CARA-CARA BERTINDAK
TANPA MENGGUNAKAN KEKERASAN
 KEADAAN YANG DIIJINKAN UNTUK
MENGGUNAKAN SENJATA API
 HANYA DALAM KEADAAN YANG LUAR BIASA.
 MEMBELA DIRI ATAU MELINDUNGI ORANG
LAIN TERHADAP ANCAMAN YANG
MEMATIKAN ATAU LUKA-LUKA BERAT.
 MENCEGAH KEJAHATAN BERAT YANG
MENIMBULKAN ANCAMAN TERHADAP
NYAWA.
 MENANGKAP ATAU MENCEGAH LARINYA
SESEORANG YANG MENIMBULKAN
ANCAMAN DAN MENOLAK UNTUK
MENGHENTIKAN ANCAMAN TERSEBUT.
 DALAM SETIAP KASUS DIMANA LANGKAH-
LANGKAH YANG LEBIH LUNAK TIDAK CUKUP
 PROSEDUR PENGGUNAAN SENJATA API

PETUGAS HARUS :
 MENYEBUTKAN DIRINYA SEBAGAI PETUGAS
KEPOLISIAN
 MEMBERIKAN PERINGATAN DENGAN JELAS
 MEMBERIKAN WAKTU YANG CUKUP AGAR
PERINGATAN DIPATUHI
TETAPI
HAL INI TIDAK PERLU DILAKUKAN BILA
PENGULURAN WAKTU AKAN MENGAKIBATKAN
KEMATIAN / KECELAKAAN YANG BERAT TERHADAP
PETUGAS / ORANG LAIN
ATAU
BILA JELAS-JELAS TIDAK DAPAT DITUNDA DALAM
SITUASI TERSEBUT
 TINDAKAN ANGGOTA PETUGAS SETELAH
MENGGUNAKAN SENJATA API
 MEMBERI BANTUAN MEDIS BAGI SETIAP
ORANG YANG TERLUKA
 MEMBERITAHUKAN KEPADA KELUARGA /
KERABAT KORBAN
 MENGIJINKAN UNTUK DILAKUKAN
PENYELIDIKAN BILA
DIMINTA/DIPERLUKAN
 MEMBUAT LAPORAN RINCI DAN LENGKAP
TENTANG PENGGUNAAN KEKERASAN
 PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATPAM
• MELAKSANAKAN  SERAH  TERIMA  TUGAS  DAN  BERTANGGUNG  JAWAB  DENGAN 
BAIK  DAN  BENAR.
• MENJAGA  SIKAP  DAN  PENAMPILAN  TETAP  BERIBAWA.
• MENJAGA  KEBERSIHAN  DAN  KERAPIAN  DIRI  SERTA  LINGKUNGAN  KERJA.
• MELAKSANAKAN  PENGONTROLAN  DAN  PENGECEKAN  DIAREA  KERJA.
• MENGAWASI  DAN  MENCATAT  KENDARAAN  YANG  KELUAR / MASUK  AREA  KERJA.
• MEMERIKSA  KENDARAAN  KELUAR / MASUK  AREA  KEJA,  TERUTAMA  KENDARAN 
YANG  DICURIGAI.
• MENGAWASI  TAMU / KARYAWAN  YANG  KELUAR  MASUK  AREA  KERJA.
• MEMBANTU  TAMU /  KARYAWAN  YANG  MEMERLUKAN  BANTUAN.
• MENGAWASI  SETIAP  KENDARAAN  DIAREA  PARKIR  DAN  PASTIKAN  SEMUA 
KENDARAAN  MEMPUNYAI  PASS.
• MENGAWASI  SETIAP  ACARA  YANG  DILAKSANAKAN  DIAREA  KERJA. 
• MENCATAT  SETIAP  KEJADIAN  YANG  DITEMUKAN  DIAREA  KERJA. 
• KOORDINASI  DENGAN  DEPARTEMENT  LAIN  DILINGKUNGAN  KERJA
 STANDAR LAYANAN SATPAM

ANGGOTA SATPAM/SECURITY SELAIN HARUS MEMPUNYAI FISIK

YANG KUAT JUGA DITUNTUT UNTUK DAPAT MELAKUKAN TUGAS
PELAYANAN YANG BAIK TERHADAP NASABAH ATAU PELANGGAN
DI TEMPAT MEREKA BERTUGAS. SECURITY YANG
BERPENGALAMAN AKAN TERLIHAT DARI SIKAP MEREKA,
DENGAN SIKAP YANG BAIK MAKA PENGGUNA JASA DAN
PELANGGAN ATAU NASABAH AKAN MERASA NYAMAN DAN
AMAN, DENGAN DEMIKIAN PELANGGAN ATAU NASABAH AKAN
SEMAKIN PUAS TERHADAP PERUSAHAAN DAN TENTUNYA
IMBAS BAIKNYA JUGA AKAN KE PERUSAHAAN. PETUGAS
SATPAM DIBAGI MENJADI DUA, PETUGAS BAGIAN LUAR DAN
PETUGAS BAGIAN DALAM GEDUNG. BERIKUT GAMBARAN YANG
SEHARUSNYA DILAKUKAN OLEH PETUGAS SATPAM : PETUGAS
SATPAM (BAGIAN LUAR) SERAGAM DAN
 TIPS SATPAM
• Memelihara kebersihan badan: 1. Rambut dicukur rapi 2. Kumis
dicukur rapi 3. Jambang dan jengkot sebaiknya dicukur habis dan
bersih. 4. Pakaian rapi,bersih sesuai ketentuan tentang seragam
satpam
• Ulet,sabar,tabah dan percaya diri dalam megemban tugas.
• Mentaati peraturan Negara dan menghormati norman-norma yang
berlaku didalam lingkungan kerja/kawasan kerja serta masyarakat.
• Memegang teguh rahasia yang dipercayakan kepadanya.
• Bertindak tegas, jujur, berani, adil bijaksana.
• Cepat tanggap (Responsif) dalam memberikan
perlindungan/pengamanan pada masyarakat lingkungan tempat
kerjanya.
• Dapat dijadikan suri tauladan ditengah tengah
masyarakat/lingkungan.
• Melindungi dan menyelamatkan nyawa,badan,harta dan
kehormatan personil dilingkungan / kawasan kerja
 Kesimpulan
• Satpam sebagai Petugas keamanan wajib melindungi
HAM setiap orang
• Dalam pelaksanaan tugasnya Satpam tidak boleh
membeda-bedakan perlakuannya terhadap siapapun
juga dengan alasan berbeda ras, agama dan lain-lain
• Setiap tindakan petugas keamanan yg tidak sesuai
dengan UU merupakan pelanggaran HAM
• Di Indonesia pelanggaran HAM diproses sesuai KUHP
dan perundang-undangan lainnya, sedangkan utk
pelanggaran HAM berat diproses sesuai UU No 26 th
2000 tentang PERADILAN HAM
 SEKIAN
&
TERIMAKASIH