Anda di halaman 1dari 86

SISTEM MANAGEMENT PENGAMANAN

PT. ESA GARDA PRATAMA


2019
SISTEM MANAGEMENT PENGAMANAN
P T . E S A G A R D A PR A T A M A

DAFTAR ISI

Halaman
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
II. RENCANA PENGAMANAN (SECURITY PLAN) ........................... 2

A. METODE PENGAMANAN.......................................................... 2

1. Keamanan Fisik / Physical Security ........................................ 2

2. Personil Keamanan / Security Personnel ................................ 3

3. Keamanan Sistem Informasi / Information Systems Security .. 3

4. Investigasi / Investigations....................................................... 3

5. Pengawasan dan Pencegahan Kehilangan / Loss Prevention .. 3

6. Manajemen Resiko / Risk Management................................... 4

7. Aspek Hukum / Legal Aspects ................................................. 4

8. Emergency and Contingency Planning.................................... 4

9. Proteksi Kebakaran / Fire Protection ...................................... 4

10. Manajemen Krisis / Crisis Management.................................. 5

11. Manajemen Bencana / Disaster Management ......................... 5

12. Kontra Terorisme / Counterterrorism...................................... 5

13. Intelijen Kompetitif / Competitive Intelligence ....................... 5

14. Perlindungan Eksekutif / Executive Protection ....................... 5

15. Kekerasan di Tempat Kerja / Violence in the workplace........ 6


16. Pencegahan Kejahatan / Crime Prevention.............................. 6

16. Pencegahan Kejahatan / Crime Prevention.............................. 6

B. PENILAIAN KWALITAS KEAMANAN / SECURITY QUALITY


SURVEY (SQS) .............................................................................. 6
C. DESAIN SISTEM PENGAMANAN / SECURITY SYSTEM DESIGN

.......................................................................................................... 7

D. PENERAPAN SISTIM PENGAMANAN / SECURITY SYSTEM


APPLIES…………………………………………………………. 7
E. PENEMPATAN PERSONIL & PERALATAN / PLACEMENT
PERSONNEL & DEVICES……………………………………… 8
F. SASARAN PENYELENGGARAAN PENGAMANAN / SECURITY
TARGET …………………………………………… ..................... 8
1. Pengamanan Personil .............................................................. 8

2. Pengamanan Material / Asset .................................................. 9

3. Pengamanan Kegiatan ....................................................................10

4. Pengamanan Surat-Surat Masuk / Dokumen .................................10

5. Pengamanan Lingkungan ...............................................................10

G. PENGAMANAN PERIMETER / PERMITER SECURITY ..............11

1. Hakekat Ancaman ..........................................................................11

2. Optimalisasi Perimeter Luar ..........................................................12

H. PENGAMANAN TERPADU & TERINTEGRASI / INTEGRATED


SECURITY SYSTEM ............................................................................12
1. Sistim Pengamanan Berlapis / Defence in Depth ..........................13

2. Kemampuan Deteksi Dini (Chief / Supervisor Security) ...............14

3. Kemampuan Deteksi Dini (Petugas Satuan Pengamanan) ...........14

4. ESA GARDA PRATAMA COMMAND CENTER .....................15

III. ORGANISASI PENGAMANAN (SECURITY ORGANIZATION) .. 16


A. SUMBER DAYA MANUSIA / HUMAN RESOURCES ...................16

1. Proses Rekrutmen / Recruitment Process ......................................17

2. Standar Rekrutmen Tenaga Satuan Pengamanan...........................18

3. Data Administrasi ..........................................................................18

4. Tes Fisik dan Kesehatan ................................................................19

5. Tes Kesamaptaan ...........................................................................19

6. Psychotest dan Tes Kemampuan ...................................................20

B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN / TRAINING .............................20

1. Pengantar........................................................................................21

2. Kesamaptaan ..................................................................................21

3. Pembinaan Kepribadian .................................................................21

4. Pengetahuan dan Ketrampilan ( Teori ) .........................................21

5. Pengetahuan dan Ketrampilan ( Teori & Praktek ) ........................21

6. Perundang-undangan......................................................................22

7. Lain-lain .........................................................................................22

C. PROFESIONAL SATUAN PENGAMANAN ...................................23

1. Sikap / Attitude...............................................................................23

2. Pengetahuan / Knowledge..............................................................24

3. Keahlian / Skill ...............................................................................25

4. Penghargaan / Reward ...................................................................25

D. KETENTUAN SERAGAM SATUAN PENGAMANAN .................26

1. PDH (Pakaian Dinas Harian) .........................................................26

2. PDL (Pakaian Dinas Lapangan) .....................................................27

3. PSH (Pakaian Sipil Harian) ...........................................................27


4. PDL PKD (PDL – Petugas Keamanan Dalam) ..............................27

E. STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PENGAMANAN ...............28

1. Kegiatan Pengorganisasian dalam pelaksanaan tugas ...................28

2. Struktur Organisasi Jasa Pengamanan ...........................................29

3. Ciri-ciri Organisasi yang baik ........................................................30

IV. PENGARAHAN ( DIRECTING ) ........................................................ 31

A. TUJUAN DAN PERAN DARI PENGARAHAN ..............................31

B. KARAKTERISTIK DARI PENGARAHAN .....................................32

C. PEMBINAAN PERSONIL SATUAN PENGAMANAN ..................33

D. HUBUNGAN DAN TATA CARA KERJA ( HTCK ) ......................33

V. KONTROL ( CONTROLING ) ............................................................ 34

A. LANGKAH-LANGKAH DALAM KONTROL ...............................34

B. TIPE-TIPE DALAM KONTROL ......................................................35

C. PENGENDALIAN OPERASI ............................................................36

VI. P E N U T U P .................................................................................... 37
I. PENDAHULUAN

Kemajuan di suatu negara akan terukur dari situasi dan kondisi keamanannya
sebagai salah satu syarat utama, baik negara maju, negara berkembang tidak
terkecuali negara miskin, faktor keamanan merupakan suatu landasan yang
sangat kuat sebagai tolak ukur untuk mendukung terhadap perkembangan yang
lainnya, bahkan setiap kebijakan suatu negara akan selalu berhubungan erat
dengan situasi dan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor dan terciptanya keamanan,
seperti pembangunan yang akan dilaksanakan agar segera terealisasi dan cepat
terlaksana.

Keamanan merupakan kunci dalam setiap pelaksanaan pembangunan yang akan


dilaksanakan, apabila keamanan benar-benar kondusif, maka pelaksanaan roda
perekonomian dan pembangunan akan berjalan dan terlaksana dengan baik dan
tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan.

Secara makro, situasi aman dan tertib adalah merupakan salah satu prasyarat
yang paling dominan untuk menjamin terlaksananya pembangunan nasional
secara lancar, efektif dan efisien serta secara khusus situasi aman dan tertib pada
suatu lingkungan usaha dan tempat tinggal merupakan jaminan untuk dapat
berusaha atau melaksanakan kegiatan-kegiatan bisnis atau ekonomi dengan
tenang dan lancar, tanpa was-was selama berlangsungnya kegiatan tersebut.

Di sisi lain, jika dilihat perbandingan jumlah polisi dan penduduk, rasionya sangat
tidak berimbang. Rasio polisi dan masyarakat saat ini masih berkisar 1:575. Rasio
tersebut belum ideal mengingat untuk kota besar seharusnya 1:300. Polisi jauh
lebih sedikit, sehingga satu polisi menjaga 575 penduduk. Survei terbaru yang
dipublikasikan Economist Intellegence Unit menunjukkan hasil mencengangkan.
Dari 50 kota yang diteliti di dunia, Jakarta berada di urutan pertama kota paling
tak aman sejagat.

Hal tersebut menggambarkan bahwa penyelenggaraan keamanan bukanlah hanya


sekedar mengandalkan pihak kepolisian dan petugas keamanan yang berharap
untuk berjaga-jaga selama 24 jam sehari, sebab suatu system keamanan yang
baik adalah suatu system yang mengutamakan pencegahan timbulnya tindak
kejahatan (preventif), disamping kemampuan personil keamanan dalam
mengambil tindakan jika terjadi permasalahan keamanan (represif).

Yang dimaksud “Industrial Security” yang dalam buku-buku di Amerika Serikat


disingkat “security”. Industrial Security mencakup bidang yang cukup luas, yaitu
semua organisasi, baik perusahaan, lembaga dan instansi pemerintah, universitas,
rumah sakit, dan sebagainya. Intinya adalah “crime and loss prevention” agar
organisasi mencapai tujuannya secara produktif, efektif dan efisien. Loss,
tentu dapat terjadi karena bencana alam (atau bencana buatan buatan manusia),
ketidak mampuan manajemen, dan hubungan industrial yang tidak baik antara
buruh dan pengusaha. Jadi tidak semata-mata dari “crime” atau kejahatan.
Sebagian besar uraian mengenai security memang mengenai pencegahan
kejahatan, baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam organisasi sendiri, yang
akibatnya adalah kerugian (loss). Seperti halnya dengan kegiatan organisasi pada
umumnya, security harus di “manage”, agar berhasil guna dan berdaya guna.

Dengan penggunaan dan pengelolaan satuan pengamanan yang tepat, terkait


metode pelatihan, sistem rekruitmen, pembinaan personil satpam, tekhnik
pengaturan dan penjagaan gedung / kantor lingkungan usaha / hunian / tempat
tinggal serta tekhnik-tekhnik atau upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya,
seperti bencana alam, kebakaran dan berbagai macam ancaman lain yang dapat
terjadi dalam perusahaan atau perindustrian tersebut. Disamping itu sarana
pendukung lainnya seperti alarm dan pintu-pintu pengamanan gedung juga harus
dilengkapi oleh perusahaan, sehingga proses produksi dan manajemen dalam
rangka menjalankan roda perekonomian dapat terlaksana dengan baik dan sesuai
harapan yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.

II. FUNGSI MANAJEMEN PENGAMANAN / SECURITY MANAGEMENT

A . G O A L S E T T I N G ( P E N E T A P A N T U JU A N )

Teori Goal Setting dikemukakan oleh Edwin Locke pada akhir tahun 1960.
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan
yang jelas dan pasti.

1. Langkah / step paling pertama dari satu Fungsi Manajemen Pengamanan;

2. Pengertian Penetapan Tujuan yaitu misi tujuan yang mau diraih oleh
organsasi nantinya serta manajer bertugas mengarahkan jalannya
organisasi untuk meraih tujuan itu;

3. Kekuatan manajemen serta karakter tujuan memastikan efektivitas


pencapaian tujuan Pengamanan.

4. Penetapan tujuan itu mesti memenuhi sifat terarah, spesifik, realistis,


serta terbatas waktu;

5. Diperlukan pendekatan dalam penetapan tujuan yang bisa berbentuk


dari atas (top down) serta dari bawah (bottom up);

6. Penentuan tujuan adalah sesuatu yang diperlukan untuk kesuksesan.


Dengan pemahaman teori penetapan tujuan, kemudian dapat secara
efektif menerapkan prinsip-prinsip untuk tujuan yang akan ditetapkan;

7. Goal Setting adalah sebuah proses yang bertujuan untuk


mengidentifikasi prioritas pekerjaan lalu mengembangkan strategi
untuk mencapai tujuan profesional.

8. S M A R T

 Specific / Spesifik
Tujuan yang diinginkan harus spesifik. Mengapa menginginkannya,
Bagaimana mendapatkannya, kapan waktu untuk menjalankannya.

 Measurable / Sasaran
Tujuan yang diinginkan masih dalam batas kemampuan;

 Achievable
Harus aktif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.;

 Realistic
Tujuan harus realistis, sesuai dengan situasi dan kemampuan.

 Time
Rentang waktu yang jelas dalam proses pencapaian keinginan tersebut.

III. RENCANA PENGAMANAN / SECURITY PLAN

Perencanaan Keamanan sangat penting dilakukan dalam rangka mengetahui


tingkat kerawanan terhadap suatu tempat / lokasi / obyek. Dengan bahan rencana
pengamanan itu nantinya Pihak Manajemen Badan usaha Jasa Pengamanan akan
berkordinasi dengan seluruh pihak terkait, dan akan dibuat Ploting keamanan yang
nantinya akan disisi oleh anggota Satuan Pengaman yang sudah disetting
berdasarkan rencana pengamanan yang sudah dibuat.

Rencana pengamanan merupakan bagian dari manajemen pengamanan yang tidak


terpisahkan dari kegiatan pengamanan, dan merupakan dokumen penting yang memuat
berbagai hal secara lengkap tentang penyelenggaraan pengamanan.

Rencana pengamanan menetapkan, memelihara suatu program kegiatan


pengamanan untuk mencapai sasaran pengamanan, program dengan
memasukkan persyaratan minimum. Dengan adanya dokumen ini memungkinkan
efektifitas komunikasi dan koordinasi antara provider penyedia jasa pengamanan
dan manajemen perusahaan yang memanfaatkan penyedia jasa pengamanan
atau badan usaha jasa pengamanan terjalin efektif dengan berlandaskan pada
rencana pengamanan

RENPAM / RENCANA PENGAMANAN merupakan: penunjukan penanggung


jawab dan otoritas mencapai sasaran pengamanan di setiap fungsi yang relevan
dan tingkatan dalam organisasi (pada dasarnya seluruh elemen dan sumber daya
terlibat dalam konsep pengamanan terpadu), adanya tengat waktu, program
pencapaian sasaran dan target (program kegiatan pengamanan disesuaikan
degan penilaian resiko).

A. METODE PENGAMANAN

18 (delapan belas) elemen metode dan cara-cara pengamanan yang termaktub


dalam setiap satu lingkungan sektor industrial yang akan diuraikan dibawah ini,

1. Keamanan Fisik / Physical security

Diartikan sebagai elemen yang fokus kepada bagaimana metode dan cara-
cara pembentukan system keamanan terhadap kondisi fisik suatu instalasi
atau institusi lahan atau gedung beserta isinya.

Physical Security atau keamanan fisik membahas ancaman, kerawanan dan


tindakan yang dapat diambil untuk mamberi perlindungan fisik tehadap
sumber daya organisasi dan informasi yang sensitif. Sistem keamanan fisik
sering mengacu pada tindakan yang diambil untuk melindungi sistem,
gedung dan infrastruktur pendukung yan terkait terhadap ancaman yang
berhubungan dengan lingkungan fisik. Secara singkat Physical Security
dapat diartikan sebagai keamanan infrastruktur teknologi informasi secara
fisik.

Contoh: Pagar / gerbang, CCTV, Tembok, Penjaga / Guard

2. Personil Keamanan / Personnel Security

Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana merancang Personil


Pengamanan sesuai dengan dinamika industrial yang menginginkan tenaga
Pengamanan yang professional memiliki ketrampilan semua bidang, selain
ketrampilan pengamanan fisik juga memiliki ketrampilan dibidang IT.

Personil-personil keamanan direkrut dari masyarakat umum, baik sipil


maupun purnawirawan dari ketiga angkatan dan Polri yang memiliki potensi,
bakat kemampuan, serta jiwa pengabdian yang tinggi pada bidang
pekerjaan pengamanan terhadap bangsa dan Negara RI.

Contoh: Satpam / Security Officer / PKD / Chief Security;

3. Keamanan Sistem Informasi / Information Systems Security

Suatu tindakan yang dilakukan bagaimana metode atau cara yang dapat
dilakukan agar sistem informasi tidak terganggu, cara-cara atau metode
untuk mempertahankan serangan dari para hacker, dan serang lainnya
(cyber attacks)

Keamanan Sistem Informasi ( Information System Security ) adalah


akses ke sistem pengendalian dan melindungi integritas, ketersediaan dan
kerahasiaan informasi – merupakan perhatian penting dari manajemen
eksekutif dari setiap perusahaan atau instansi pemerintah.

Contoh: Serangan untuk mendapatkan akses (access attacks).

4. Investigasi / Investigations

Suatu tindakan yang dilakukan untuk menerapkan cara atau metode untuk
melakukan pencarian fakta, penyidikan dan penelitian lapangan yang
betujuan untuk menjamin terpenuhi tingkat keamanan sektor industrial dari
ancaman dan gangguan.

Investigasi, adalah serangkaian kegiatan Petugas yang diberi wewenang


oleh Perusahaan untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan
bukti itu membuat terang tentang pelanggaran disiplin kerja dan/atau
pelanggaran hukum dilingkungan perusahaan, yang bersangkutan, guna
digunakan oleh pimpinan Perusahaan untuk dapat mengambil keputusan
dan/atau menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Contoh: Dokumentasi surat / Wawancara terbuka – tertutup.

5. Pengawasan dan Pencegahan Kehilangan / Loss Prevention.


Suatu tindakan yang dilakukan bagaimana cara dan metode keamanan
sehingga dapat dicegah terjadinya kerugian baik finansial maupun material
serta antisipasi terjadinya pencurian, kebakaran, bencana alam,dll.

Loss Prevention (LP) begitulah istilah pengawasan dan pencegahan


kehilangan di bisnis modern. Pengawasan dan pencegahan kehilangan
sangat penting dilakukan khususnya di Perusahaan / Area Usaha.
Pengawasan dan pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya dengan menempatkan personal Satuan Pengamanan di tempat-
tempat berpotensi resiko kehilangan atau dapat juga memanfaatkan
beberapa teknologi seperti CCTV - Circuit Closed Television, Sensormatic,
Sensor Gerak, Tag Alarm, Milk Can Tag, dan sebagainya namun semua
teknologi diatas tetap membutuhkan pengawasan dari manusia secara
terpadu.

Dengan melakukan pengawasan dan pencegahan seperti yang dijelaskan


diatas tidaklah menjamin pihak Perusahaan akan terbebas dari resiko
kehilangan dan kerugian, namun setidaknya dapat mengurangi resiko
kehilangan / unkown shrinkage yang lebih besar lagi. Pada akhirnya semua
itu hanya akan berfungsi maximal apabila didukung dengan kemampuan
dan integritas yang tinggi Personil Satuan Pengamanan dan pihak-pihak
terkait lainnya dalam menjalankan fungsi kontrol internal.

Contoh: Kehilangan Barang / pemalsuan data & dokumen;

6. Manajemen Resiko / Risk Management

Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana cara dan metode yang
diaplikasikan dalam pengendalian resiko proyek industrial,
sistem operasi industrial.

Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis


dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat
penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan
dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus
dilakukan untuk menanggapi resiko.

Contoh: Resiko terhadap parkir kendaraan / Resiko akses pintu keluar-


masuk;
7. Aspek Hukum / Legal Aspects

Suatu tindakan yang dilakukan untuk memahami sejumlah elemen


dalam klausal perjanjian atau kesepakatan para pihak agar dapat dijaga
keamanan dan tidak menimbulkan kerugian atau kecurangan yang
dilakukan salah satu para pihak sehingga akan menimbulkan kerugian salah
satu pihak.

Mengembangkan dan memelihara kebijakan keamanan, prosedur dan


praktek yang sesuai dengan unsur-unsur yang relevan dari hukum pidana,
perdata, administrasi dan peraturan untuk meminimalkan konsekuensi
hukum yang merugikan;
Contoh: menggunakan tenaga kerja melalui kontrak kerja (PKWT). Dasar
hukum yang dipakai adalah pasal 56, 57, 58 dan 59 dari Undang-Undang
no 13/2003;

8. Emergency and Contingency Planning

Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana metode atau cara untuk
mengantisipasi kondisi keadaan darurat dan jika rencana yang diharapkan
(expectation) tidak sesuai hasilnya.

Contingency plan adalah suatu tindakan yang sudah dipersiapkan, untuk


mengatasi kemungkinan terjadinya kondisi terhentinya produksi pada
proses produksi yang terlalu lama. Terhentinya produksi yang terlalu
lama bisa berakibat pada terhentinya operasional terhadap customer yang
pada akhirnya bisa berdampak pada terhentinya produksi di proses
produksi customer.

Contoh: Mati Lampu / Mogok Kerja Karyawan;

9. Proteksi Kebakaran / Fire Protection

Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana merancang suatu sistem


proteksi agar dapat mengendalikan bahaya kebakaran sehingga dapat
menjamin asset yang berada dilokasi tersbut dapat aman dan terjaga dari
kerusakan.

Proteksi kebakaran (fire protection) adalah merupakan aspek paling utama


dalamprogram perlindungan kebakaran. Perencanaan yang baik dalam aktifitas
pencegahan kebakaran akan dapat menyelamatkan miliaran rupiah dan juga
nyawa manusia akibat kebaran. Salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran
pada berbagai industriadalah tindakan tidak aman atau kondisi lingkungan yang
kurang baik. Dengan memperbaiki tindakan tidak aman (unsafe act) dan
kondisi lingkungan kerja maka penyebab terjadinya kebakaran dapat dikurangi.

Contoh: Terjadi Kebakaran di Area;

10. Manajemen Krisis / Crisis Management

Suatu tindakan yang akan dilakukan dengan mengembangkan metode atau


cara bagaimana pengendalian krisis, dikarenakan supply sumber energi
terganggu, sistem transportasi yang mengalami bencana, sumber air, dll.

Crisis Management adalah kemampuan organisasi atau personal dalam


menghadapi berbagai situasi yang mengancam. Mulai dari ancaman
keselamatan hingga ancaman reputasi.

Contoh: Sabotase;

11. Manajemen Bencana / Disaster Management

Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana mengaplikasikan


pengelolaan sistem dikarenakan adanya atau timbulnya gangguan yang
dapat membahayakan system secara keseluruhan.

Disaster management adalah tindakan yang dilakukan organisasi untuk


menanggapi kejadian tidak terduga yang merugikan manusia atau sumber
mata pencaharian, mengancam berlangsungnya operasi suatu organisasi.
Contoh: Bencana Banjir / Tanah Longsor;

12. Kontra Terorisme / Counterterrorism

Suatu tindakan atau cara bagaimana metode atau cara yang akan
dilakukan jika terjadi serangan teroris terhadap lingkungan, gedung atau
objek industrial.

Counter terrorism adalah praktik, taktik, atau teknik yang dilakukan oleh
pemerintah, pihak militer, kepolisian, atau perusahaan yang bertujuan untuk
merespon atau mencegah aksi teror.

Contoh: Serangan Terorisme;

13. Intelijen Kompetitif / Competitive Intelligence

Intelijen Kompetitif adalah program yang sistematis dan etis untuk


mengumpulkan, menganalisis, dan mengelola informasi eksternal yang
dapat mempengaruhi rencana perusahaan Anda, keputusan, dan
operasional kedepan.

Competitive intelligence merupakan proses menganalisis informasi yang


berhubungan dengan pasar dan kompetitor, lalu mengumpulkan dan
mentransformasikannya menjadi intelligence yang sangat berguna sehingga
mempengaruhi kegunaannya dalam pengambilan keputusan (Hopper dalam
Strauss, 2008).

Contoh: Data-informasi tentang distribusi pesaing yang terungkap dari


kontak dengan para perantara dalam saluran distribusi;

14. Perlindungan Eksekutif / Executive Protection

Perlindungan Eksekutif (EP), juga dikenal sebagai perlindungan pribadi


yang dekat, mengacu pada langkah-langkah keamanan yang diambil untuk
menjamin keamanan VIP atau orang lain yang mungkin terkena risiko
pribadi yang tinggi karena pekerjaan mereka, status selebriti, kekayaan,
asosiasi atau lokasi geografis.

Contoh: Pengawalan Direksi / Tamu VIP / Rapat RUPS / dll;

15. Tindak Kekerasan di Tempat Kerja / Violence in the workplace

Kekerasan di tempat kerja atau kekerasan kerja mengacu pada kekerasan,


biasanya dalam bentuk kekerasan fisik atau ancaman, yang menciptakan
risiko bagi kesehatan dan keselamatan karyawan atau beberapa karyawan.

Kekerasan ditempat kerja didefinisikan sebagai tindakan fisik (Misal:


pembunuhan, penyerangan, pemukulan) atau tindakan psikologi (Misal:
teror, menakuti, melecehkan, memarahi, menggoda, mengancam,
intimidasi) yang akan mempengaruhi pekerja yang bersangkutan.

Contoh: Penyerangan antar Karyawan / Teror Karyawan;

16. Pencegahan Kejahatan / Crime Prevention

Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana metode atau cara yang
akan dilakukan untuk mencegah berbagai jenis kejahatan yang muncul
dilingkungan.
Pencegahan kejahatan (Crime Prevention) adalah suatu usaha yang
meliputi segala tindakan yang mempunyai tujuan khusus untuk memperkecil
luas lingkup suatu pelanggaran atau tindak pidana, baik melaui
pengurangan kesempatan untuk melakukan kejahatan ataupun melalui
usaha usah pemberian pengaruh kepada orang-orang yang berpotensi
untuk menjadi pelanggar/pembuat tindak pidana ataupun lingkungan sosial
yang secara potensial dapat mempengaruhi terjadinya tindak pidana.

a. Crime Prevention Through Environmental Design (CPTED),

Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana metode atau cara untuk
pencegahan kejahatan melalui perancangan lingkungan industrial
sehingga akan memberikan jaminan keamanan dilingkungan industrial
tersebut.

b. Security Architecture and Engineering,

Bagaimana mekanisme atau cara-cara merancang (disain) keamanan


serta langkah-langkah yang dilakukan untuk melawan atau menghadapi
berbagai ancaman dan gangguan yang akan mengganggu keamanan
lingkungan industrial.

B. PENILAIAN KUALITAS KEAMANAN / SECURITY QUALITY SURVEY ( SQS ) :

1. Melihat dan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan risiko dan


bentuk-bentuk ancaman dalam pengamanan serta titik kerawanan dan
potensi gangguan keamanan bagi perusahaan;

2. Menilai dan menjawab berbagai macam masukan / usul atau rencana


yang diajukan oleh Klien dalam penerapan sistim pengamanan;

3. Memberikan arah dan pedoman dalam penerapan sistim pengamanan


yang permanen dan berkesinambungan.
4. Menganalisa pelatihan / pembekalan / Skill yang dibutuhkan untuk
peningkatan Sumber Daya personil Satuan Pengamanan.

5. Cara-cara efektif dan efisien untuk mewujudkan kesadaran Security


(security awareness ) dan organisasi kerja yang ideal dengan Zero
Accident / Zero Complain;

6. Perhitungan jumlah personil Satuan Pengamanan (manning guide)


penempatan tugas, pembagian tugas dan penjadwalan tugas.
C. DESAIN SISTEM PENGAMANAN / SECURITY SYSTEM DESIGN

1. Standard Operational Procedure (SOP);


2. Letak pos jaga ( bergerak / tidak bergerak );
3. Patroli, lintasan dan jadwalnya;
4. Jadwal tugas jaga dan penentuan jumlah personil;
5. Tugas, kewajiban, dan Tanggung jawab;
6. Sarana, peralatan, perlengkapan security, dan Administrasi;

D. PENERAPAN SISTIM PENGAMANAN / SECURITY SYSTEM APPLIES

1. Penyerahan Security Quality Plan;


2. Penyerahan Rencana Pengamanan (Renpam);
3. Menetapkan Standard Operating Procedure / SOP dilokai tugas;
4. Menetapkan Job Description Personil;

E. PENEMPATAN PERSONIL & PERALATAN / PLACEMENT PERSONNEL &


DEVICES
5. Menetapkan manajemen SDM dan Administrasi Personalia.

1. Penempatan Personil dengan seragam, atribut, dan peralatan sesuai


Perencanaan Security;
2. Pemenuhan sarana dan prasarana: Pos Komando / Pos Jaga / Patroli /
Mobile Security / dan lain-lain;
3. Penyediaan jaringan alat komunikasi antara Personil Security dengan
Pusdalops;
4. Koordinasi dengan aparat / Tokoh masyarakat / warga setempat;
F. SASARAN PENYELENGGARAAN PENGAMANAN / SECURITY TARGET

Mempertimbangkan dari berbagai aspek baik letak lokasi, serta beberapa


potensi kerawanan yang ada, perlu kiranya dibentuk suatu rencana
pengamanan yang terencana, terarah, terukur dan fleksible sesuai dengan
dinamika tuntutan situasi.

Teknik operasional pengamanan fisik, terutama mengacu kepada tugas pokok


Security dan kebijakan pimpinan perusahaan, serta lingkup aktifitasnya
meliputi :

1. PENGAMANAN PERSONIL

a. Pengawasan Pekerja

1) Tujuannya melancarkan kegiatan dan menegakkan disiplin serta


dipatuhinya semua tata tertib, peraturan dan ketentuan yang berlaku
didalam perusahaan / Area Usaha;

2) Pelaksanaan.

Diadakan pengawasan pada saat pekerja/pegawai keluar masuk


lingkungan rumah, memperhatikan tingkah laku dan kegiatan
pekerja/pegawai pada waktu jam kerja maupun jam istirahat, membuat
laporan kepada Pimpinan apabila diketahui melakukan sesuatu
pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/pegawai;

Pengecekan setiap personil yang meninggalkan lokasi melalui dari


beberapa akses keluar area Sistem serah terima barang yang jelas dan
tegas di luar area maupun dalam area

b. Pengawasan Tamu

1) Mengawasi terhadap arus tamu dan kegiatannya agar tidak terjadi


hal-hal yang dapat merugikan dan berbahaya baik terhadap tamu itu
sendiri maupun pimpinan / karyawan / di perusahaan / Area Usaha.

2) Pelaksanaan.
a) Menanyakan kepada tamu tersebut, apa keperluannya menemui
siapa, apakah sudah ada janji, kemudian mencatat dalam buku
tamu. Apabila sudah disetujui di oleh Pimpinan / karyawan
Perusahaan dipersilahkan masuk, tapi masih dalam pengawasan
(selalu waspada) sampai tamu tersebut pulang.

b) Identifikasi terhadap setiap personil, kendaraan, yang keluar-


masuk lokasi area Klien / User ( penggunaan name tag, vistor
pass, in/out logbook dll )
c) Pemakaian tanda identitas ( name tag );

d) Pengawasan barang bawaan tamu melalui security devices yang


tersedia.

e) Pengawasan keluar masuk tamu/karyawan melalui pintu-pintu


akses yang telah ditentukan

2. PENGAMANAN MATERIAL/ASSET

Mengawasi barang-barang secara terus menerus terhadap gangguan sabotase,


pencurian, pengrusakan, baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar.

a. Pengamanan Aset/Barang.

Tujuannya untuk mengamankan asset berharga dari pemilik yang berada


dalam lingkungan perusahaan / Area Usaha, baik didalam perusahaan / Area
Usaha, diluar perusahaan / Area Usaha maupun dihalaman perusahaan / Area
Usaha.

b. Pengamanan barang masuk.

Tujuannya untuk mengecek masuknya barang yang harus sesuai dengan surat
pengantar barang. Dalam pelaksanaannya membukukan kedalam buku barang
masuk dokumen atau non dokumen tentang jumlah dan jenis berang sesuai
surat pengantar barang.

c. Pengawasan barang keluar.

Tujuannya mencegah keluarnya barang milik Pemilik/Penghuni Rumah


secara tidak sah atau menyimpang dari dokumen yang ada, yang dapat
merugikan Pemilik/Penghuni Rumah. Dalam pelaksanaannya,
memeriksa barang yang akan keluar, dibukukan pada buku barang
keluar, dan dicocokkan dengan surat pengantar barang, baik jumlah dan
jenisnya. Bila barang itu sudah cocok, maka barang tersebut, bisa keluar
dengan terlebih dahulu mencatat identitas penerima, alat pengangkut,
identitas mobil dan jam keluarnya. Apabila ada kelainan jumlah tidak
cocok dll, akan dikembalikan surat pengantar barang kepada pembuat
surat tersebut. Anggota Security sejak mulai muat barang di Gudang
sudah dilibatkan dalam pengawasan, untuk mencegah adanya
penyimpangan.

Sistem pengawasan in-out barang secara jelas dan tegas didukung


sistem administrasinya ( In-Out Logbook )

d. Pengawasan Kendaraan Keluar Masuk dan Parkir.


Kendaraan yang dimaksud yaitu kendaraan roda dua, roda empat, dan
truk-truk atau mobil lainnya. Kendaraan roda empat Pemilik Rumah atau
Tamu pada waktu keluar masuk dicatat dalam buku Rekaman Waktu
Kerja (RWK). Demikiian juga kendaraan operasional untuk pekerja,
pemakainya harus jelas, selesai mengantar barang atau pengambilan
barang, kartu identitasnya baru bisa diambil di posko.

Pembuatan sistem parkir yang nyaman, tertib serta aman bagi


pengendara dan lalulintas orang.

Pengawasan terhadap keluar-masuk barang di area loading dan


unloading.
e. Pengawasan Kunci.

Untuk mencegah agar kunci-kunci tersebut tidak jatuh ketangan orang


yang tidak berhak, yang dapat merugikan Pemilik Rumah. Semua kunci
setelah dipergunakan disimpan dilemari kunci posko, yang
pengawasannya menjadi tanggung jawab petugas Security (Kadal
posko). Setiap pengambilan dan penyerahan kunci agar dicatat dalam
buku RWK.

3. PENGAMANAN KEGIATAN

a. Tujuannya mengawasi kegiatan, aktifitas didalam lingkungan rumah,


meliputi kegiatan pemilik, tamu, dan semua pegawai dan kegiatan
lainnya terhadap kecelakaan dan penyimpangan-penyimpangan dari
tata tertib/kebiasaan Pemilik Rumah. Pelaksanaannya yaitu mengawasi
semua aktifitas yang berada didalam Lingkungan Rumah. Memberi
petunjuk kepada tamu yang bertanya, mengadakan patroli keliling,
menegor tamu apabila ada penyimpangan atau yang bertindak
seenaknya, menertibkan dan memantau semua aktivitas yang ada,
dipastikan semua berjalan lancar.

b. Pembakuan & sosialisasi SOP security untuk menjadi dasar pijakan


dalam operasional mencakup pengaturan, penjagaan, patroli, dan
handling masalah ( TPTKP, pelaporan, dll ) untuk antisipasi terjadinya
suatu masalah di lapangan

c. .Persiapan sistem pengamanan khusus dalam menghadapi event-event


tertentu

d. Sistem tanggap darurat/ REE ( Rescue, Escape, Evacuation ) yang jelas


sesuai dengan sistem emergency building management dengan adanya
pelatihan rutin yang melibatkan seluruh unsur manajemen gedung.

e. Sistem patroli guna monitor dan meyakinkan situasi dalam keadaan


terkendali seluruh area baik dalam maupun luar gedung.

4. PENGAMANAN SURAT-SURAT MASUK / DOKUMEN

Mengamankan seluruh surat-surat masuk dari luar dan mencatatnya didalam


buku RWK, selanjutnya pada jam-jam tertentu melalui buku Expedisi (tanda terima)
dikirim / diserahkan Anggota Security kepada Pimpinan Perusahaan. Pengamanan
surat-surat tersebut agar tidak jatuh kepada mereka yang tidak berhak terhadap
surat tersebut.

5. PENGAMANAN LINGKUNGAN

a. Mengawasi dan menjaga kelestarian lingkungan, khususnya warga


masyarakat yang bertempat tinggal disekitar perusahaan dalam keadaan
aman dan tidak terpengaruh dengan hasutan-hasutan orang yang tidak
bertanggung jawab tentang perusahaan, serta mengantisipasi
kehidupan kultur dan sosial.

b. Mengadakan pendekatan dengan para pemuka masyarakat yang


berada disekitar perusahaan untuk mencari simpatik atas keberadaan
perusahaan.
c. Mengadakan koordinasi dengan aparat pemerintah, aparat
keamanan setempat untuk bersama-sama mengantisipasi gangguan
kamtibmas disekitar perusahaan.

d. Pembantu mengatasi kesulitan warga masyarakat disekitar

perusahaan, bila kondisi dan situasinya memungkinkan.

G. PENGAMANAN PERIMETER / PERIMETER SECURITY

Pengelolaan pengamanan tidak terlepas perhatian yang serius dari manajemen


perusahaan yang mengelola pengamanan, dalam pencegahan dan untuk tidak
memberikan ruang terhadap pelaku kriminalitas perlu perhatian serius terhadap garda
terdean dari pengamanan yaitu perimeter luar dari instalasi yang akan diamankan,

1. HAKEKAT ANCAMAN

Hakekat ancaman adalah semua faktor korelatif yang dapat mengganggu /


mengancam proses kegiatan dan keamanan di Perusahaan / Area Usaha,
terdiri dari :

a. Ancaman dari Luar

1) Ancaman Fisik

Ancaman fisik adalah suatu bentuk ancaman/gangguan terhadap


instalasi / bangunan / obyek vital milik di Perusahaan / Area Usaha
yang di sebabkan dari luar lingkungan, misal:

a) Provokasi dan intimidasi dari eksternal yang disertai dengan


pengrusakan bangunan sarana/prasarana seperti pembobolan
tembok, pengrusakan pagar, pelemparan kaca, dll.

b) Tindakan pidana atas sarana/prasarana dan manusia seperti


pencurian, premanisme, dll.

2) Ancaman Teknis

Ancaman teknis adalah suatu bentuk ancaman/gangguan terhadap


peralatan dan sistem jaringan yang ada di Perusahaan / Area Usaha
yang disebabkan dari luar lingkungan, misal:

a) Sabotase terhadap sistem komunikasi, listrik, dll.

b) Gejolak sosial kemasyarakatan.

b. Ancaman dari Dalam

1) Ancaman Fisik

Ancaman fisik adalah suatu bentuk ancaman/gangguan terhadap


instalasi / bangunan / obyek vital Perusahaan / Area Usaha yang di
sebabkan dari dalam lingkungan, misal:
a) Unjuk rasa pekerja yang disertai dengan pengrusakan bangunan
sarana/prasarana.

b) Tindakan pidana, seperti pencurian dan penggelapan oleh


pekerja atau pegawai rumah sendiri.

2) Ancaman Teknis

Ancaman teknis adalah suatu bentuk ancaman/gangguan terhadap


peralatan dan sistem jaringan yang ada di Perusahaan / Area Usaha
yang disebabkan dari dalam lingkungan, misal:

a) Unjuk rasa pekerja / pegawai Perusahaan yang disertai sabotase


terhadap sistem komunikasi, listrik, dll.

c. Ancaman Non Fisik dan Non Teknis

Ancaman ini lebih tertuju pada segi psikologis, misal:

1) Ancaman / gangguan terhadap aktivitas dan ketentraman di


lingkungan Perusahaan / Area Usaha

2) Ancaman/gangguan terhadap kehidupan pribadi Pimpinan dan


Karyawan Perusahaan.

2. OPTIMALISASI PERIMETER LUAR

Perimeter luar merupakan garda terdepan untuk meniadakan kesempatan dan


menghilangkan niat para pelaku kriminalitas, untuk mengefektifkan fungsi
perimeter luar maka haruslah dilakukan “ Inspeksi “ perimeter luar secara berkala
dan berkelanjutan.

Upaya mengoptimalkan perimeter luar yang dapat berfungsi sebagai sarana


pengamanan dengan optimal, antara lain:

a. Pintu gerbang haruslah kuat dan dilengkapi dengan kunsi gembok / elektronik
yang baik dan pencahayaan yang baik dan cukup untuk mempermudah
pemantauan;

b. Pintu gerbang yang digunakan untuk keluar dan masuk tidak lebih dari 2 pintu,
diupayakan pintu saja;

c. Hindari penggunaan pintu-pintu kecil penghubung, kalau ada di kunci / di


gembok saja;

d. Halaman luar harus dibebaskan dari benda-benda / tumbuhan yang dapat


digunakan untuk memanjat pagar;

e. Beri jarak yang cukup antara tumbuhan dan tiang-tiang (telepon/listrik) agar
tidak digunakan sebagai sarana untuk melewati pagar;

f. Perimeter luar harus dilengkapi dengan sistem penerangan yang cukup.


H. PENGAMANAN TERPADU & TERINTEGRASI / INTEGRATED SECURITY
SYSTEM

Konsep manajemen pengamanan terpadu pada garis besarnya adalah


“menyatukan” dan “partisipasi” seluruh komponen dan sumber daya,
dengan memberikan tugas dan tanggung jawab seluruh personil untuk terlibat
dalam hal pengamanan, tidak hanya petugas yang secara structural saja yang
melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengamanan, akan tetapi seluruh
personil/staf/karyawan (dari pimpinan puncak sampai karyawan terendah)
mempunyai tugas dan tanggung jawab pengamanan.

Mengapa ini menjadi penting karena “karyawan dapat juga memberi peluang
dan menjadi sumber ancaman itu sendiri”.

Menyatukan seluruh potensi yang ada terlibat dalam pengamanan adalah


komitmen Top manajemen untuk pelibatannya “tentunya sesuai
kapasitasnya”

Dengan menyatukan seluruh potensi yang ada terlibat dalam pengamanan,


SOP (sistem operational prosedur) yang memberikan tugas dan tanggung
jawab dan penambahan fungsi pengamanan pada seluruh job description yang
ada. Keterlibatan pengamanan oleh satuan pengamanan secara structural
tetap tetapi didukung oleh seluruh potensi yang ada.

konsep pengamanan oleh karyawan mengacu pada tugas pokoknya


masing-masing dan itu lah yang menjadi obyek pengamanan oleh
karyawan.
1. SISTEM PENGAMANAN BERLAPIS / DEFENCE IN DEPTH

Pengamanan berlapis merupakan upaya pengamanan terhadap aset


( fisik/benda, informasi dan personel ) yang ditentukan melalui pembagian
zona / kawasan, klasifikasi dan tanggung jawab keamanan secara berganda,
ini juga merupakan bagian dari konsep pengamanan pencegahan yang
menyeluruh sesuai dengan tingkatan intensitas ancamannya dan bertujuan
untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan agar lebih efisien dan
efektif pada daerah / bidang tertentu saja yang lebih kecil dan sempit.

Setiap lapis pengamanan terdiri dari 4 pilar dari konsep pengamanan


itu sendiri, antara lain :

a. Procedural protection;

b. Security manning;

c. Physical protection;

d. Electronic device;

Untuk mempermudah di gambarkan / jelaskan sebagai berikut : sebuah


ruang tempat dimana tersimpan benda-benda ( tempat penyimpanan
barang berharga pada Hotel ), untuk mencapai ruang tersebut kita haruslah
melewati beberapa lapis ruang ( ruang di dalam ruang ) serta beberapa
pintu, dimana setiap melewati pintu di jaga oleh petugas pengamanan
( yang masing-masing hanya bertugas / berkewenangan pada lapis ruang /
pintunya ), pada setiap lapis ruang dilengkapi dengan peralatan electronic
pemantau ( cctv ), disetiap ditetapkan procedural operasionalnya, dan pada
akhirnya mencapai ruang penyimpanan dilayani oleh petugas khusus
( hanya petugas tersebut yang diperbolehkan berada pada ruang
penyimpanan ).

Mengapa manajemen harus menerapkan pengamanan berlapis ? tentunya


karena manajemen memperhitungkan resiko yang ditimbulkan apabila
pengamanan berlapis tidak diterapkan.

Sistem pengamanan berlapis hanya cocok diimplementasikan pada wilayah


cakupan yang kecil/terbatas sehingga pelaksanaan pengamanan berlapis
efisien dan efektif

2. KEMAMPUAN DETEKSI DINI ( CHIEF / SUPERVISOR SECURITY )

Konsep deteksi dini bagi petugas keamanan merupakan kemampuan


interpersonal yang dimiliki untuk mampu membaca, melihat, mengamati,
menganalisa sesuatu keadaan, gejala yang dapat menimbulkan
terjadinya potensi ancaman dan atau gangguan

Apa saja kemampuan deteksi dini yang harus dimiliki oleh seorang
chief / supervisor security, secara umum antara lain :

a. Mampu mengarahkan petugas pengumpul informasi secara efektif

b. Mengidentifikasi informasi yang berguna

c. Menganalisa, megelola dan menggunakan informasi

d. Bagaimana memanfaatkan informasi bagi kepentingan operasional

Keberhasilan pengumpulan informasi yang Anda pimpin akan tergantung


dari seberapa baik Anda merencanakan kegiatan dan seberapa baik Anda
memberikan instruksi/petunjuk dan pengarahan kepada personil/anggota
Anda ”
Selaku seorang chief / supervisor security haruslah mampu menjawab
berbagai hal dengan melakukan pengkajian secara lebih mendalam dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang relevan 5W & H
= what (apa)? when (kapan)? where (dimana) ? why(mengapa) ? who (
siapa) ? dan how (bagaimana)?

Kemampuan untuk menetapkan prioritas dengan benar dan


mengalokasikan sumber daya yang tepat (orang, perlengkapan, uang,
waktu, dan sebagainya) merupakan kunci untuk mencapai hasil yang
maksimal

3. KEMAMPUAN DETEKSI DINI ( PETUGAS KEAMANAN / ANGGOTA


SATPAM )

Era globalisasi seperti saat ini dimana persaingan usaha semakin ketat,
maka pengelolaan sebuah perusahaan secara efektif dan efisien menjadi
sangat penting. Agar dapat terciptanya lingkungan perusahaan yang tertata
baik dan dapat meningkatkan produktifitas kerja, diperlukan sistem
pengelolaan manajemen yang lebih berkonsentrasi kepada bisnis inti,
bidang pekerjaan yang lain sebaiknya diserahkan pengelolaannya kepada
pihak lain yang lebih fokus dan profesional dalam menangani di bidangnya.

Pada saat sekarang fenomena kepedulian terhadap keamanan dalam


lingkungan kerja perkembanganya semakin meningkat, hal ini menunjukkan
bahwa keamanan merupakan faktor yang sangat penting sehingga tidak
mengganggu perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya, kesadaran ini
timbul karena dipicu oleh tindak kejahatan dan kekerasan yang tidak lagi
mengenal batas ruang dan waktu, yang mana tindakan pelaku kejahatan /
kriminalitas perlu dideteksi ataupun diprediksi lebih awal, untuk
mengantisipasi kenyataan ini kita memerlukan upaya-upaya preventif
melalui petugas Satuan Pengamanan (SATPAM) dan petugas pengaman
lainnya yang mana diharapkan meniadakan dan menghilangkan niat dan
kesempatan untuk terjadinya tindakan kejahatan/kriminalitas pada
lingkungan perusahaan, sejalan dengan situasi kondisi dan fasilitas yang
semacam itu diharapkan kita dapat merasakan meningkatnya rasa aman
dan nyaman dilingkungan kerja perusahaan.

Peningkatan kemampuan deteksi dini kepada petugas keamanan / Satpam


merupakan salah satu jawaban dan solusi selain kemampuan standard dari
seorang petugas keamanan/Satpam melalui kegiatan preventif (pengaturan,
penjagaan, pengawalan dan patrol serta pengetahuan kepolisian umum
lainnya), kemampuan deteksi dini dari petugas keamanan/Satpam
merupakan bentuk dari implementasi untuk meniadakan / menghilangkan
potensi ancaman dan gangguan baik dari kedaian kruminalitas maupun non
kriminalitas yang dapat menghambat ataupun merugikan
perusahaan/industry dalam menjalankan operasionalisasi bisnisnya.
4. PRIMA GARDA COMMAND CENTER (PUSAT KOMANDO PRIMA
GARDA)

Sistem pengawasan security yang dikendalikan oleh kantor pusat melalui


sebuah PRIMA GARDA Command Center, dengan tujuan:

 Menjaga, membina, meningkatkan Kualitas serta Performance Anggota


Satpam;

 Memperkuat layanan 24 jam sebagai salah satu hal penting yang harus
diberikan oleh perusahaan jasa keamanan terhadap kebutuhan Klien /
User;

 Memberikan dukungan terhadap semua anggota satpam dilapangan,


termasuk jika ada kejadian yang perlu mendapat tindakan lanjutan.

a. TIM TANGGAP DARURAT ( EMERGENCY RESPONSE TEAM )

 Respon Tim Sebagai Unit Patroli melakukan Pembinaan Rutin,


kunjungan Berkala, Penyegaran Motivasi, Penyegaran
Kemampuan dasar security.

 Memberikan laporan ke Pimpinan untuk performance Satpam


dengan kinerja baik, memberikan teguran serta arahan untuk
security dengan performance menurun, serta memberikan
Layanan Konseling Anggota untuk Pembinaan Mental

 Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk untuk mena
nggulangi keadaaan darurat dalam lingkungan suatu organisasi (p
erusahaan).

 Tim Tanggap Darurat akan merespon semua laporan yang


masuk dari unit kerja di lapangan, semua temuan di lapangan
akan menjadi bahan evaluasi langkah dan tindak lanjut yang akan
diambil atas kesepakatan antara PRIMA GARDA dengan Klien /
User

b. SECURITY BANTUAN KENDALI OPERASI (SECURITY BKO)


 Sebagai bagian dari PRIMA GARDA “Excellence Service”, kami
bentuk Penggendali Tenaga Pengganti (Cadangan) sebagai
upaya menambah kekuatan / jumlah Personil Tenaga Satuan
Pengamanan yang dibutuhkan di lokasi-lokasi tugas;

 Respon Tim sebagai Pendukung Layanan 24 Jam. Setiap


anggota Emergency Response Team adalah kekuatan tambahan,
yang akan diturunkan untuk malakukan tindakan awal atau
tindakan lanjutan atau tenaga bantuan ke lapangan;

c. SISTEM KOMUNIKASI (COMMUNICATIONS SYSTEM)


 Hal lain yang sangat mendukung didalam pelaksanaan
pengamanan adalah komunikasi, dalam hal ini diperlukan alat
dan jaringan antar petugas Keamanan dengan maksud untuk
mempercepat pencapaian berita / perintah serta efisiensi waktu.

 Sandi atau kode komunikasi biasanya disusun atau dirubah 1


(satu) tahun sekali guna mengantisipasi penyalahgunaan atau
sabotase yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.

 Dalam penggunaan alat komunikasi ( alkom ) terdapat


saluran / jalur langsung kepada pihak / aparat terkait untuk
terciptanya koordinasi yang berkesinambungan antara aparat dan
satuan pengamanan wilayah / project.

IV. ORGANISASI PENGAMANAN / SECURITY ORGANIZATION

Susunan dan struktur organisasi kendali operasional yang dikembangkan oleh PRIMA
GARDA GROUP, ditujukan untuk membangun Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK)
yang effektif dan responsif dengan meminimalkan hirarki organisasi.

Untuk terus menerus meningkatkan kualitas layanan, disamping menempatkan


personalia yang berpengalaman di jajaran manajemen dan komando operasional, juga
dibentuk suatu badan yang melakukan tugas Pembinaan, Pengawasan dan
Pengembangan (BINAWASBANG) yang melaporkan langsung kepada Team
Management tentang kualitas layanan perusahaan.
A. SUMBER DAYA MANUSIA / HUMAN RESOURCES

1. PROSES REKRUTMEN
FAILED

PASSED
Proses penyaringan yang selektif dengan melalui kriteria-kriteria yang ketat
seperti Psikotest, Test Kemampuan dan Kondisi Fisik, Test Pengetahuan
Umum dan lain-lain.

Diharapkan akan diperoleh personil keamanan dengan kualitas yang dapat


di banggakan. Jenis pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh personil-
personil keamanan kami mencakup pembinaan fisik dan mental juga
menjadi standard pendidikan dan pelatihan standard Polri.

Faktor yang sangat penting didalam pelaksanaan pengamanan adalah manusia


yang melakukan pengamanan tersebut. Untuk itu didalam rekrutmen sumber
daya manusia untuk Satuan Pengamanan perlu ditetapkan standar umum maupun
khusus.

Standar khusus yang kami maksudkan disini adalah standar untuk menjadi
petugas Satuan Pengamanan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi
serta sistem manajemen yang diterapkan oleh user / pengelola gedung /
proyek yang bersangkutan.

2. Standar Rekrutmen Tenaga Satuan Pengamanan

 Warga Negara Indonesia dan beragama;


 Sehat jasmani dan rohani;
 Lulus Psikotes;
 Bebas Narkoba;
 Berkelakuan baik;
 Bagi pelamar dari umum, pendidikan formal minimal setara SLTA;
 Memiliki bela diri dan memiliki kepribadian kuat;
 Usia pelamar dari umum minimal 20 tahun dan maksimal 30 tahun;
 Tinggi badan pria minimal 168 Cm dan wanita 159 Cm;
 Mengikuti pendidikan dasar SATPAM dan memiliki Sertifikat SATPAM
(sesuai dengan tingkatan) atau sertifikat setingkat / sederajat dengan
pendidikan Satpam;
3. Data Administrasi

 Biodata anggota Security;


 Surat Lamaran yang ditujukan kepada bagaian RECRUTMENT;
 CV / Daftar Riwayat Hidup;
 KTP yang masih berlaku ( asli & fotocopy );
 Pasfoto berwarna 2 x 4 dan 2 x 3 , masing-masing 2 lembar;
 Surat Keterangan Catatan kepolisian / SKCK / SKKB yang masih
berlaku ( Dilegalisir & Fotocopy );
 Ijazah pendidikan SMU / sederajat ( Dilegalisir & Fotocopy );
 Surat Keterangan sehat dari Dokter / RS / Puskesmas / Klinik Kesehatan
( asli );
 Fotocopy Kartu Keluarga Terakhir ( asli & fotocopy );
 Fotocopy Surat Pengalaman Kerja ( bila ada );
 Fotocopy ijasah Pendidikan Satpam ( bila ada );
 Fotocopy KTA Satpam ( bila ada );
 Fotocopy Sertifikat / Ijazah pendukung ( Beladiri, Paskibra, Latsarmil,
Balakar, Menwa, dsb );

4. Tes Fisik dan Kesehatan

 Tinggi dan berat badan ideal / proporsional;


 Tekanan darah / tensi : normal;
 Tidak berkaca mata / mata normal;
 Pendengaran normal;
 Tidak ada tato, tindik anting, varisis di tubuh;
 Bentuk kaki tidak O / X;
 Bentuk badan dan cara berjalan normal.
5. Test Kesamaptaan

Seorang satpam harus memiliki fisik yang kuat dan sehat, oleh karena itu
untuk menjadi seorang satpam wajib lulus tes kesehatan dan kesamaptaan.
Tes kesehatan biasanya dilakukan di rumah sakit setempat atau yang
ditunjuk oleh perusahaan tempat seorang kandidat satpam melamar
pekerjaan. Sedangkan tes kesamaptaan biasanya dilakukan ditempat-
tempat pelatihan satpam yang telah disediakan oleh perusahaan atau
instansi yang bersangkutan

 Kemampuan Push Up;


 Kemampuan Sit Up;
 Kemampuan Pull Up;
 Kemampuan Lari.

6. Psychotest dan Tes Kemampuan

Selain fisik yang kuat dan sehat, seorang satpam juga diharapkan
memiliki karakter, mental serta moral yang baik, karena berhubungan
dengan tugas menegakkan peraturan yang berlaku. Sama halnya dengan
tes kesehatan dan kesamaptaan, tes kejiwaan biasanya diselenggarakan
oleh perusahaan dimana kandidat satpam melamar pekerjaan atau di
tempat pelatihan satpam

 Penilaian Kemampuan;
 Penilaian Kepribadian;
 Penilaian Kecerdasan;
 Penilaian Penampilan;
 Penilaian Mental;
 Penilaian Kesanggupan / Siap.
B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Setiap personil security yang akan ditempatkan dilokasi kerja telah


dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan sekurang-kurangnya 10
( sepuluh ) hari / 160 jam pelajaran.

Dengan konsep dan metode pembelajaran yang disusun dengan segala


analisa pemikiran yang baik, menghasilkan kurikulum pembelajaran yang
sangat tepat bagi siswa, didukung sarana dan prasarana belajar dan latihan
yang sangat memadai juga dididik oleh para instruktur yang berdedikasi tinggi,
praktisi berpengalaman, para cendikiawan dan professional dibidangnya juga
oleh para Perwira Menengah POLRI dan TNI.

Pendidikan Dasar Keamanan yang harus dimiliki oleh setiap anggota


security.

Metode : Dalam / Luar Kelas;

Tujuan : Menjadikan anggota security memiliki pengetahuan, ketrampilan


dan sikap kerja yang profesional;

Materi Diklat sebagai berikut:

1. Pengantar

a. Pengenalan LemDik;

b. Pola Kurikulum;

c. Peraturan Urusan Dalam;

d. Inter Personal Skill ( IPS );

2. Kesamaptaan

a. Pemeriksaan kesehatan;

b. Tes kesamapaan jasmani;

c. Mental, Fisik dan Disiplin;

3. Pembinaan Kepribadian

a. Etika Profesi;

b. Tugas pokok, fungsi dan peranan satpam ( TUPOKSIRAN );

4. Pengetahuan dan Keterampilan ( Teori )

a. Kewenangan kepolisian terbatas


b. Pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli ( TURJAWALI );

c. Laporan Kejadian / Berita Acara Pemeriksaan ( BAP );

d. Pembuatan laporan/informasi;

e. Kemampuan memberikan pelayanan prima;

f. Psikologi masa;

g. Prinsip-prinsip Satpam;

h. Customer Service;

i. Pengetahuan Tata Tertib Lalu-Lintas (TATIB LALIN);


j. Deteksi Dini Ancaman Bom;

5. Pengetahuan dan Keterampilan ( Teori & Praktek )

a. Beladiri Praktis ( Aikido );

b. Pengenalan bahan peledak, barang berharga dan latihan menembak (


Optional );

c. Pengetahuan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya;

d. Penggunaan tongkat polri dan borgol ( Dril Borgol & Tongkat );

e. Pengetahuan peraturan baris berbaris dan penghormatan (PBB);

f. Bahasa inggris (conversation );

g. Pengetahuan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ( K3 )

h. Pengetahuan dasar komunikasi radio dan peralatan security ( HT /


CCTV / dll );

i. Tindakan pertama di tempat kejadian perkara ( TPTKP );

j. Penangkapan dan penggeledahan;

k. Pemadam Kebakaran;

6. Perundang-Undangan

a. Kapita selekta hukum (KUHP, KUHAP dan peraturan lain sesuai dengan
kebutuhan);

b. Hak asasi manusia ( HAM );

7. Lain-lain

a. Latihan teknis;

b. Pembekalan/Ceramah;

c. Upacara buka/Tutup latihan;


C. PROFESIONAL SATUAN PENGAMANAN

PROFESIONAL, adalah seorang yang mempunyai profesi atau pekerjaan


purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian
yang tinggi.

Seorang Profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan


suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menurut keahlian.
PROFESIONAL:

 Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya;

 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu;

 Hidup dari situ;

 Bangga akan pekerjaannya;

Profesional untuk satpam / security berarti kompetensi untuk dapat melaksanakan


tugas serta fungsinya secara baik dan benar serta komitmen dari perusahaan jasa
keamanan, untuk meningkatkan kemampuan dari personilnya.

Security Profesional, artinya satpam yang terampil, handal juga sangat bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas (tanggung jawab, kewenangan).

Ciri-ciri Profesionalime yang harus dimiliki oleh seorang anggota satuan


pengamanan, berbeda dari bidang pekerjaan yang lainnya.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

 Memiliki ilmu kemampuan dasar sebagai satuan pengamanan serta pengalaman


tugas yang cukup;

 Memiliki kemampuan / keterampilan dalam menggunakan peralatan yang


berhubungan dengan bidang pekerjaan keamanan;

 Seorang satpam harus mengetahui serta dapat mempraktekkan pengetahuan


untuk mendukung semua tugas tugasnya;

 Disiplin dalam bekerja sesuai peraturan perusahaan;

 Mampu bekerja dalam tim, selalu berkoordinasi dengan baik;

 Cepat tanggap terhadap setiap kejadian juga permasalahan yang timbul


dilingkungan kerjanya.

Dalam membentuk tenaga keamanan yang profesional, kami selalu


memperhatikan 3 faktor berikut :

1. Sikap (Attitude)

Sikap atau perilaku seorang anggota Satpam perlu dilatih dan dibiasakan,
baik secara pribadi maupun kelompok sehingga menjadi “Habits“ atau
budaya kerja.

Sikap atau perilaku yang perlu dikembangkan antara lain :

a. Bertindak sopan,ramah tetapi tegas,berbudi luhur,berani,adil dan


bijaksana;
b. Mencintai, menikmati dan bangga terhadap pekerjaan;

c. Mempunyai etos kerja yang tinggi;

d. Inovasi dengan perbaikan yang berkesinambungan;

e. Menjunjung tinggi “Team Work”;

f. Sikap empaty kepada pelanggan;

g. Anggota satpam/security wajib memelihara kebersihan badan dan


pakaian seperti :

1) Rambut di cukur rapih dan bersih.


2) Dilarang memelihara jenggot dan jambang.

3) Berpakaian rapih,bersih dan lengkap sesuai dengan ketentuan


seragam satpam/security.

h. Ulet,tabah,sabar dan percaya diri dalam melaksanakan tugasnya;

i. Cepat tanggap (responsive) dalam memberikan perlindungan dan


pengamanan;

j. Mentaati peraturan dan menghormati norma yang berlaku di


perusahaan;

k. Memegang teguh rahasia yang di percayakan kepadanya;

l. Tidak bersikap acuh tak acuh / tidak sopan baik kepada tamu, karyawan,
pimpinan maupun masyarakat sekitar;

m. Mampu menciptakan suasana lingkungan kerja yang tertib, asri, bersih,


aman dan nyaman;

n. Loyal kepada pimpinan,melaksanakan tugas serta meleksanakan /


menegakan aturan yang berlaku di perusahaan / Lokasi tugas sebaik-
baiknya;

o. Penuh tanggung jawab dan penuh dedikasi (pengabdian) dalam


pelaksanaan tugasnya;

p. Mampu bersosialisasi terhadap masyarakat lingkungan baik di dalam


ataupun diluar area tugas dan sekitarnya.

2. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan landasan utama membentuk kompetensi


seseorang dibidangnya yang secara terus-menerus dikembangkan sesuai
dengan kondisi / trend kejahatan yang terjadi.

kemampuan seseorang untuk mengenali suatu keadaan berdasarkan


persepsi pikirannya. Knowledge seseorang ditentukan oleh apa yang
dipelajari dari bahan bacaan, lingkungan pergaulan, pekerjaan dan lain
sebagainya. Tapi sayangnya knowledge bukanlah skill jadi seberapa
banyak pun yang kita tahu, tidak dapat dikatakan kita
mempunyai skill terhadap hal tersebut kecuali kita take action dan akhirnya
menemukan pola tertentu sehingga cara berpikir kita menjadi sebuah skill.
Knowledge itu sendiri sangat mudah didapatkan, apalagi dewasa ini ketika
kita ke internet tinggal searching di google kita sudah bisa dikatakan dapat
mengeksplore knowledge dengan jumlah yang tidak terbatas.

Menurut Gibson, kinerja individual karyawan selain dipengaruhi oleh


faktor motivasi, juga oleh kemampuan karyawan. Karyawan dengan
kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi untuk sebuah tugas
akan meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam hal kemampuan karyawan,
banyak yang bisa kita lihat bahwa seorang karyawan merasa termotivasi
dan memiliki kinerja yang baik, jika seorang karyawan memiliki
pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan tanggung
jawabnya, kondisi fisik, adanya dukungan faktor keluarga serta tidak adanya
hambatan geographic.
Dalam upaya meningkatkan kompetensi anggotanya PT. PRIMA GARDA
memberikan pendidikan dan latihan secara berkesinambungan dalam 2
(dua) tahap, Yaitu:

a. Pendidikan Kesehatan Jasmani yang meliputi :

1) Peraturan Baris-berbaris (PBB);

2) Peraturan Penghormatan Militer (PPM);

3) Senam Tongkat;

4) Senam Borgol;

5) Senam beladiri tangan kosong ( Aikido / Ju Jitsu );

6) Kesamaptaan ( Lari, push up, sit up, dll ).

b. Pendidikan Teori (Klasikal) meliputi :

1) Teori Kewenangan Kepolisian Terbatas;

2) Teori Deteksi dini Ancaman Bom dan Pengetahuan tentang Bahan


Peledak (Handak);

3) Pengenalan Undang-Undang (KUHP);

4) Pengetahuan Dasar SATPAM;

5) Pengetahuan tentang Narkoba;

6) Pemahaman tentang EHS (Environment, Health & Safety).

c. Meningkatkan Kompetensi Satuan Pengamanan, melalui :

1) Seminar / Kursus : Tehnik Pengamanan;

2) Mengikuti : Diklat Gada Pratama / Gada Madya / Gada Utama;

3) Belajar melalui buku / Literatur / dll.

3. Keahlian (Skill)

kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik,


fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk
mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun
membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti
perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan terkadang uang.

Keahlian merupakan pendalaman yang lebih baik terhadap bidangnya yang


lebih spesifik setelah seseorang memiliki attitude dan knowledge yang baik.
Skill ini perlu terus dikembangkan melalui :

a. Pelatihan / Praktek / Simulasi meliputi :

1) Simulasi penanggulangan terhadap Ancaman Bom dan Teroris;

2) Simulasi penanggulangan terhadap ancaman Kebakaran;

3) Simulasi penanggulangan terhadap Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan Kerja (P3K);
4) Simulasi penanggulangan terhadap Tindakan Darurat / Penanganan
Kejadian;

5) Praktek dan Pengetahuan cara berkomunikasi dengan HT;

6) Praktek dan Pengetahuan Customer Satisfaction;

7) Praktek dan Pengetahuan : Penggeledahan / Pemborgolan /


Peringkusan;

8) Praktek dan Pengetahuan penggunaan : Metal Detector / CCTV / dll.

4. Dengan adanya ke-3 (tiga) faktor tersebut di atas yang harus dimiliki oleh
setiap anggota security PT. PRIMA GARDA, maka akan diperoleh beberapa
hal positif antara lain:

a. Menciptakan anggota security yang terampil, gesit dan bermotivasi


tinggi;

b. Kualitas hasil kerja yang prima sesuai standard dengan hasil yang dapat
di percaya;

c. Dapat memberikan solusi atas permasalahan Pelanggan/User;

d. Pemberian reward / penghargaan pada Anggota Satuan Pengamanan


untuk lebih meningkatkan ketrampilannya dan bersemangat dalam
bekerja, Reward diberikan kepada Anggota Satuan Pengamanan untuk
keberhasilannya, antara lain :

1) Meringkus / menangkap tangan / mencegah pelaku tindak kriminal di


lokasi tugas;

2) Menemukan dan mengembalikan barang-barang milik tamu /


karyawan / vendor yang tertinggal / tercecer di lokasi tugas;

3) Melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan SOP dalam


menangani kejadian-kejadian / tindakan darurat di lokasi tugas;

4) Melaksanakan tugas secara baik / disiplin / profesional berdasarkan


penilaian / evaluasi manajemen Prima Garda;

e. Pemberian fasilitas pada Anggota Satuan Pengamanan saat mereka


sukses dan berkarya, berikan fasilitas pada mereka agar mereka lebih
berkreasi dan mau meningkatkan ketrampilannya seperti :

1) Kenaikan gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya;


2) Fasilitasi untuk kepemilikan kendaraan : Sepeda Motor;

3) Fasilitasi untuk menempuh pendidikan program S1 ( Strata satu )


Unkris – ABUJAPI, Fakultas : Ilmu Administrasi, Jurusan : Bisinis
Industrial Security;

4) Fasilitasi untuk kepemilikan rumah ( KPR );

5) Dll;
D. KETENTUAN SERAGAM SATUAN PENGAMANAN / SECURITY UNIFORM

Seragam Satpam yang selanjutnya disingkat Gam Satpam adalah pakaian


yang dilengkapi dengan tanda pengenal dan atribut tertentu sesuai aturan dari
kepolisian sebagai pengawas dan pembina teknis Satpam yang dipakai dan
digunakan oleh anggota Satpam serta telah mendapat pengakuan dari Polri
untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pengemban fungsi kepolisian
terbatas pada lingkungan kerjanya.
1. PDH ( Pakaian Dinas Harian )

Gam Satpam Pakaian Dinas Harian yang selanjutnya disingkat Gam


Satpam PDH adalah Gam Satpam yang dipakai dan digunakan untuk
melaksanakan tugas sehari-hari di lingkungan kerjanya, selain di kawasan
khusus yang memerlukan kelengkapan seragam khusus.

 Tutup kepala memakai pet, warna biru tua dilengkapi dengan pita hias, knop
tali hias, emblim

 Baju lengan pendek warna putih, memakai lap pundak ( schouderlap )

 Sepatu PDL, sepatu rendah warna hitam dan memakai kaos kaki hitam

 Ikat pinggang kecil warna hitam memakai kepala / gesper dari logam warna
kuning dengan simbol

 Kopelriem warna hitam memakai kepala / gesper dari logam warna kuning
dengan simbol

 Tali kur pluit warna hitam

 Atribut : Monogram, pita nama, pita sekuriti, badge, tanda lokasi

 Waktu pemakaian : Shift Pagi / Siang ( 07.30 s/d 19.30 ) atau In Door ( Malam )

2. PDL ( Pakaian Dinas Lapangan )

Gam Satpam Pakaian Dinas Lapangan yang selanjutnya disingkat Gam


Satpam PDL adalah Gam Satpam yang khusus digunakan pada area yang
banyak berhubungan kegiatan di lapangan dan sejenisnya

 Tutup kepala memakai pet dengan klep, warna biru tua dilengkapi dengan
nama security

 Baju lengan panjang warna biru tua, memakai lap pundak ( schouderlap )

 Sepatu PDL, sepatu tinggi warna hitam dan memakai kaos kaki hitam

 Ikat pinggang kecil warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna
kuning dengan simbol
 Kopelriem warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna kuning
dengan simbol

 Tali kur pluit warna putih

 Atribut : Monogram, pita nama, pita sekuriti, badge, tanda lokasi

 Waktu pemakaian : Shift Malam ( 19.30 s/d 07.30 ) atau Pagi / Siang ( Out
Door atau Training )

3. PSH ( Pakaian Sipil Harian )

Gam Satpam Pakaian Sipil Harian yang selanjutnya disingkat Gam


Satpam PSH adalah Gam Satpam yang dipakai dan digunakan untuk
melaksanakan tugas harian di area kerjanya yang banyak berhubungan
dengan pelanggan, masyarakat umum serta petugas yang membidangi
pengamanan non fisik, yang diberikan kepada petugas setingkat supervisor
ke atas.

 Stelan safari warna biru tua / hitam

 Sepatu PDH, sepatu rendah warna hitam dan memakai kaos kaki hitam

 Monogram dari logam dipasang pada leher baju, warna kuning emas

 Papan nama, dari bahan mika berwarna dasar hitamdengan tulisan berwarna
putih

 Lencana Garda, dari logam dipasang pada dada kiri dibawah monogram, lurus
dengan papan nama agak keatas sedikit, di atas kantong baju atas

 Waktu Pemakaian : Non shift ( Chief Security, Danru, Wadanru, Anggota Non
Shift, Pembina Marinir ) / In Door / sesuai kebutuhan / permintaan

4. PDL PKD ( Petugas Keamanan Dalam )

 Tutup kepala memakai Helm putih dan bertuliskan PKD

 Baju lengan panjang warna biru tua, memakai lap pundak ( schouderlap )

 Sepatu PDL, sepatu tinggi warna hitam dengan sisi warna putih dan memakai
kaos kaki hitam

 Ikat pinggang kecil warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna
kuning dengan simbol
 Kopelriem warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna kuning
dengan simbol

 Tali kur pluit warna putih

 Atribut : Monogram, pita nama, pita sekuriti, badge, tanda lokasi

 Waktu pemakaian : Shift Malam ( 19.30 s/d 07.30 ) atau Pagi / Siang ( Sesuai
kondisi lokasi dan kebutuhan )
E. STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PENGAMANAN

Organisasi, perusahaan dan/atau instansi/lembaga pemerintah harus


membentuk struktur organisasi Satpam dalam rangka mendukung
pencapaian penerapan Sistem Manajemen Pengamanan.

Susunan dan struktur organisasi kendali operasional yang dikembangkan


oleh PT. PRIMA GARDA, ditujukan untuk membangun Hubungan Tata Cara
Kerja (HTCK) yang effektif dan responsif dengan meminimalkan hirarki
organisasi

Pengorganisasian adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan,


wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi sehingga mereka
dapat mencapai sasaran organisasi secara efektif dan efisien. Pembagian
tugas merupakan pemecahan tugas kerja pada setiap anggota yang diberi
tugas dan tanggungjawab (jobdesc). Standarisasi kegiatan merupakan
prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin keseragaman, ketepatan
dan konsistensi pekerjaan serta kegiatan yang harus dilaksanakan oleh semua
anggota satuan pengamanan.

1. Untuk kegiatan pengoranisasian ini lebih menitik beratkan kepada


pelaksanaan tugas dengan:

a. Menyusun dan membuat tugas tanggungjawab para pimpinan


lapangan dan anggota (job desc) apabila diperlukan pembuatan job
desc untuk lokasi tertentu memerlukan konsentrasi dalam membuat job
desc disesuaikan dengan karateristik setiap lokasi. Pengaturan job
desk untuk petugas satuan pengamanan terdapat dalam Standart
Operational Prosedure (SOP), pengaturan job desc lebih
menitikberatkan kepada tugas dan tanggungjawab pimpinan lapangan
seperti koordinator, danru dan anggota satuan pengaman. Dalam
pengaturan pelaksanaan kegiatan pengamanan terdiri dari kegiatan
pengaturan, penjagaan, pengawalan dan kegiatan patroli (turjawali),
dalam pengaturan kegiatan pengamanan dapat secara langsung
dilaksanakan dalam bentuk pengaturan penjagaan pada pos jaga (acces
control), penerimaan tamu, pengamanan area dan gedung,
penanggulangan bahaya dan gangguan keamanan.

b. Membuat jadwal shift dan pengaturan plotingan anggota di area


penjagaan dengan melakukan perollingan/pergantian tugas
penjagaan jaga sesuai dengan jumlah anggota di masing-masing lokasi
jaga secara tepat sehingga memaksimalkan tugas tanggungjawab
pengamanan.
2. Struktur Organisasi Jasa Pengamanan:

ORGANIZATIONAL STRUCTURE
Pada dasarnya pengertian organisasi secara umum adalah kumpulan dari
dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan satu tujuan bersama
secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.

3. Ciri Organisasi yang baik, diantaranya adalah :

a. Memiliki anggota yang kuantitas dan identitasnya jelas;

Dalam suatu organisasi, seperti yang kita ketahui, memiliki anggota


(minimal dua orang) yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dan tentunya dengan cara-cara tertentu. Suatu organisasi yang
baik, pasti memiliki jumlah anggota yang jelas dan identitas yang jelas.
Misalnya dalam suatu perekrutan, telah terpilih anggota sebanyak 50
orang, dan masing-masing anggota ditandai dengan suatu surat
keputusan atau pun kartu tanda anggota. Serta mempunyai aturan
dalam perekrutan anggota yang jelas, antara lain :

1) Personil Satuan Pengamanan yang sesuaI dengan Peraturan dan


ketentuan yang berlaku;

2) KTA ( Kartu tanda anggota ) SATPAM;

3) Surat tugas / pengangkatan Personil Satuan Pengamanan di lokasi


tugas;

4) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ( PKWT );

5) ID Card ( Kartu Identitas Anggota Satuan Pengamanan Prima


Garda ).

b. Organisasi memilik identitas yang jelas

Suatu organisasi yang baik memiliki identitas yang jelas, seperti


namanya, latar belakang berdirinya, anggaran dasar/anggaran rumah
tangga, bergerak di suatu bidang tertentu, dan alamatnya jelas serta
lambang organisasi yang jelas, seperti :

1) Legalitas Perusahaan BUJP : SIUP / TDP / SK Menkumham / NPWP


/ dll;

2) Ijin Operasional BUJP dari Mabes POLRI;

3) Kantor Pusat;

4) Dll.

c. Memiliki struktur organisasi yang jelas


Di dalam organisasi yang baik, terdapat suatu struktur yang memiliki
pembagian dan tugas yang jelas. Paling tidak terdapat ketua, sekretaris,
dan masing-masing divisi. Sehingga dalam organisasi tersebut jelas
arah koordinasinya.

1) Struktur Organisasi Manajemen dan Project Pengamanan;

2) Job description tiap-tiap divisi / jabatan / manajer / chief / anggota /


dll.

d. Mengacu pada manajemen yang sehat

Dalam manajemen organisasi sekurang-kurangnya memiliki :


1) Planning –> perencanaan, langkah-langkah yang akan diambil
dengan suatu pertimbangan yang matang;

2) Action –> aksi, pelaksanaan dari sesuatu yang telah direncanakan


sebelumnya;

3) Evaluation –> evaluasi, penilaian terhadap kekurangan-kekurangan


yang telah terjadi pada tahap pelaksanaan, serta ditemukannya
solusi agar ke depannya dapat semakin baik dan berkembang.

Tiga hal tersebut lah yang digunakan dalam setiap pelaksanaan suatu
program kerja.

e. Memiliki manfaat bagi lingkungan

Organisasi yang baik tidak hanya memberikan keuntungan dan manfaat


bagi anggota-anggotanya, tapi juga manfaat yang positif bagi lingkungan.
Dalam arti suatu organsasi tidak hanya baik dari segi internnya, tapi juga
ekstern dari organisasi tersebut. Misalnya, suatu organisasi Satuan
Pengamanan Perusahaan, yang memberikan teladan / contoh bagi
masyarakat sekitar dengan tujuan membantu meningkatkan kesadaran
keamanan dalam masyarakat awam. Sehingga Organisasi tersebut
dapat diterima dan diakui oleh masyarakat disekitarnya.

1) Team Rescue & Patroli Keamanan;

2) Ambulance;

3) Dll.

V. PENGARAHAN / DIRECTING

Directing / commanding Security adalah fungsi manajemen Pengamanan yang


berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar
tugas Pengamanan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang
telah ditetapkan semula.

Directing / commanding Security bukan saja agar Satuan Pengamanan


melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju
kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Directing dikatakan sebuah proses dimana para Manajemen melalui operasional


manajer membimbing dan mengawasi kinerja para Personil Satuan Pengamanan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Mengarahkan dikatakan sebagai jantung dari proses manajemen. Perencanaan,


pengorganisasian, staf yang sudah didapat tidak akan penting apabila tidak ada
yang mengawasi dan membimbing.

Tindakan pengarahan di mulai dari saat melakukan kegiatan, pengarahan ini


dirancang agar pekerja bekerja secara efektif, efisien supaya dapat mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan. Mengarahkan adalah fungsi membinbing,
menginspirasi, mengawasi, supaya tujuan tercapai.
Pengarahan adalah suatu proses pembimbingan, pemberi petunjuk, dan instruksi
kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

Pengarahan mencakup beberapa proses operasi standar, pedoman dan buku


panduan bahkan manajemen berdasarkan sasaran ( management by objective ).

A. TUJUAN DAN PERAN DARI PENGARAHAN / DIRECTING

Dalam sebuah manajemen, pengarahan mempunyai beberapa tujuan,


yaitu :

1. Menjamin kontinuitas perencanaan;

2. Membudayakan prosedur standar;

3. Menghindari kemungkinan yang tak berarti;

4. Membina disiplin kerja ( naiknya produktivitas kerja );

5. Membina motivasi yang terarah.

Pengarahan juga mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Menggerakkan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan;

2. Membina moral;

3. Memotivasi bawahan.

Di dalam komunikasi pengarahan juga mempunyai beberapa peran :

1. Sistem komunikasi vertikal, berlangsung dari atas maupun bawah;

2. Sistem komunikasi horizontal, antar departemen, unit dan bagian dalam


satu hierarki;

3. Sistem komunikasi diagonal, laporan khusus secara langsung kepada


sumber yang membutuhkan.

Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan


cara memotivasi bawahan adalah :
1. Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-
tengah para bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan,
instruksi, nasihat dan koreksi jika diperlukan;
2. Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi
dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi;

3. Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi


dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa insentif.

B. KARAKTERISTIK DARI PENGARAHAN

1. Fungsi Komunikasi Pervasif ( Pervasive Communikation), pengarahan /


Instruksi / Komando diperlukan dalam semua tingkatan organisasi, setiap
Manajer / Chief / Koordinator memberikan petunjuk / bimbingan /
pengarahan dan inspirasi kepada Anggotanya.

Komunikasi Pervasif atau Pervasive Communications adalah teknik


komunikasi yang ditujukan untuk menyebarkan informasi secara serentak.

2. Kegiatan terus-menerus ( Continous Activity ), pengarahan adalah


kegiatan yang berkesinambungan karena terjadi terus menerus sepanjang
kehidupan organisasi.

Merupakan aktivitas berkelanjutan disepanjang masa organisasi

3. Faktor manusia ( Human factor ), mengarahkan adalah fungsi yang


berhubungan dengan bawahan oleh karena itu hal ini berkaitan dengan
faktor manusia. faktor manusia sangat kompleks tidak dapat di prediksi
perilaku yang akan dilakukannya.

4. Kegiatan kreatif ( Creative Activity ), fungsi pengarahan membantu


mengkonversi rencana menjadi kinerja tindakan. Tanpa fungsi ini,
seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik menjadi tak berarti;

5. Fungsi eksekutif ( Executive Function ), fungsi pengarahan dilakukan


oleh semua manajer dan eksekutif di semua tingkat diseluruh kegiatan
dalam organisasi, bawahan menerima instruksi hanya dari atasannya.

6. Fungsi Delegasi ( Delegated Function ), pengarahan seharusnya adalah


suatu fungsi yang berhadapan dengan manusia. Atasan harus dapat
mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan suatu hal tidak dapat
diprediksi dan alami sehingga atasan seharusnya dapat mengkondisikan
perilaku seseorang ke arah tujuan yang diharapkan.

C. PEMBINAAN PERSONIL SATUAN PENGAMANAN

Pembinaan Personil Satuan Pengamanan / Security

1. Pembinaan rutin yang terprogram dan berkelanjutan sangat bermanfaat


dalam meningkatkan kualitas performance dan pelayanan guna mencapai
kepuasan serta kenyamanan Klien / Customer / User ( meliputi Pembinaan
Fisik, Pembinaan Mental & Spiritual, Kecakapan, kesamapataan );

2. Trainning khusus peningkatan kemampuan dalam bertugas, dan service


excellent personal image, problem handling;
3. Trainning khusus tentang ” Program Saving Energy ”

4. Pelaksanaan monitor dan kontrol dari manajemen operasional Pengamanan


guna meyakinkan pelaksanaan operasional security di lapangan berjalan
sesuai SOP yang berlaku;

5. Pembinaan hubungan dengan lingkungan, tokoh masyarakat, dan aparat


keamanan ( Polri & TNI ) setempat dalam upaya backup keamanan;

Kami melangsungkan program pembinaan bagi Anggota security yang


dilakukan secara teratur dan terus-menerus, 2 kali setiap bulannya, berguna
untuk mengoptimalkan dan menjaga konsistensi kinerja para personil security.

Kualitas personil baik fisik maupun mental, kedisiplinan, kesigapan dan


kewaspadaan, akan tetap terpantau dengan memberikan motivasi, penyegaran,
pengarahan dan latihan-latihan setiap bulannya. Dan komunikasi yang baik
selalu terjalin antara management dengan personil security.

D. HUBUNGAN DAN TATA CARA KERJA ( HTCK )

Hubungan dan Tata Cara Kerja (HTCK) Satpam adalah:

1. Vertikal ke atas, yaitu:

a. Dengan satuan Polri, menerima direktif yang menyangkut hal-hal legalitas


kompetensi, pemeliharaan kemampuan dan kesiap siagaan serta asistensi dan
bantuan operasional;

b. Dengan instansi/departemen teknis pemerintah, menerima direktif hal-hal


yang berkaitan dengan pembinaan teknis sesuai dengan bidangnya;

c. Dengan asosiasi yang membawahi Satpam, menerima direktif halhal yang


berkaitan dengan pembinaan keprofesian termasuk kesejahteraan di bidang
industrial security dan advokasi terhadap masalah-masalah hukum yang
terjadi;

2. Horizontal, yaitu antar Satpam dengan komponen organisasi yang sejajar di


lingkungan kerja maupun dengan organisasi kemasyarakatan di sekitar lingkungan
kerja, dengan ketentuan:

a. Antar Satpam bersifat koordinatif saling tukar informasi guna mendukung


pelaksanaan tugas masing-masing;

b. Dengan komponen organisasi di lingkungan kerja bersifat koordinasi


untuk efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam pembinaan keamanan dan
ketertiban;

c. Dengan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan di sekitar tempat


tugas bersifat koordinasi guna menciptakan situasi yang saling manfaat dalam
rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

3. Vertikal ke bawah, yaitu:

a. Dalam ikatan organisasi, maka organisasi yang lebih atas melakukan


pengawasan, pengendalian dan bantuan terhadap kegiatan serta menerima
laporan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. Dalam ikatan perorangan, maka kompetensi yang lebih atas dapat


melakukan pengawasan teknis penerapan kode etik dan tuntunan pelaksanaan
tugas serta melakukan tindakan korektif.

Pada setiap lingkungan kerja HTCK harus dijabarkan dalam satu prosedur standar
(Standart Operating Procedure/SOP) yang menjadi pedoman pokok pelaksanaan
kegiatan pengamanan.

Apabila pada satu tingkat eskalasi keamanan tertentu menimbulkan ancaman dan
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat umum, maka Satpam harus
di bawah komando dan kendali langsung Pejabat Polri yang berwenang.
VI. KONTROL / CONTROLLING

Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar


pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah diterapakan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Mc. Farland memberikan definisi, pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan
ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan.

A. LANGKAH-LANGKAH DALAM KONTROL / CONTROLLING

Dalam proses pengendalian (kontrol) dibutuhkan langkah-langkah seperti


berikut ini :

1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar


pengendalian;

2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai;

3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan


penyimpangan bila ada;

4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar


pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana;

5. Tipe-Tipe Kontrol ;

a. Pengendalian dari dalam organisasi (kontrol internal)

Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian


yang dibentuk dari dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap).
Aparat/unit pengendalian ini bertugas mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan oleh pimpinan untuk melihat dan menilai kemajuan atau
kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu pimpinan dapat
mengambil suatu tindakan korektif terhadap hasil pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya (internal control), misalnya
unit kerja Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan di tingkat
departemen.

b. Pengendalian luar organisasi (kontrol eksternal)


Adalah pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari
luar organisasi terhadap departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas
nama pemerintah. Selain itu pengawasan dapat pula dilakukan oleh
pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta bantuan
pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya. Misalnya Konsultan
Pengawas, Akuntan swasta dan sebagainya.

c. Pengendalian preventif

Pengendalian preventif adalah pengendalian yang dilakukan sebelum


rencana itu dilaksanakan. Maksud pengendalian preventif adalah untuk
mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.

d. Pengendalian represif

Pengendalian represif adalah pengendalian yang dilakukan setelah


adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud dilakukannya pengendalian
represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan
agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam
pengendalian anggaran disebut post- audit).

B. TIPE-TIPE DALAM KONTROL / CONTROLLING

Dalam proses pengendalian manajemen yang baik sebaiknya formal, akan


tetapi sifat pengendalian informal pun masih banyak digunakan untuk proses
manajemen. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang
saling berkaitan antara satu dengan lain, terdiri dari proses :

1. Pemrograman (Programming)

Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan


dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk
setiap program yang telah ditentukan.

2. Penganggaran (Budgeting)

Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci,


dinyatakan dalam satu moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari
pusat pertanggungjawaban.

3. Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)

Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya


yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan
biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah
ditetapkan dan pusat-pusat tanggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai
program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman di masa yang akan
datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung
jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.

4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)

Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses
pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban
akuntansi dapat dikumpulkan.
C. PENGENDALIAN OPERASI / OPERATIONAL CONTROL

1. Patroli berkala;

2. Inspeksi mendadak & random;

3. Training personil Security berkala ( 1 bulan sekali );

4. Kerja bhakti Posko Security ( 3 bulan sekali );

5. Bantuan Personil dan koordinasi dengan aparat dalam keadaan gawat darurat;

6. Layanan Konsultasi Keamanan berkala;

7. Pelaporan Berkala : Laporan Kegiatan / aktivitas;

8. Saran / usulan teknis pengamanan;

9. Laporan investigasi Resintel ( apabila terjadi permasalahan pengamanan dan


tindak pidana di lokasi tugas).

Pengawasan security yang dikendalikan oleh kantor pusat melalui sebuah Unit
Respon Tim, dengan tujuan :

1. Menjaga, membina, meningkatkan Kualitas serta Performance Anggota


Satpam;

2. Memperkuat layanan 24 jam sebagai salah satu hal penting yang harus
diberikan oleh perusahaan jasa keamanan.

3. Memberikan dukungan terhadap semua anggota satpam di lapangan,


termasuk jika ada kejadian yang perlu mendapat tindakan lanjutan.

Tiga layanan diatas juga merupakan alasan perusahaan memilih juga


mempercayakan sistem keamanan kepada Perusahaan jasa security, sehingga
sebuah keharusan bagi PT. Prima Garda untuk selalu memberikan layanan
tersebut.

Respon Tim Sebagai Unit Patroli harus mampu melakukan Pembinaan Rutin,
kunjungan Berkala, Penyegaran Motivasi, Penyegaran Kemampuan dasar
security. Memberikan laporan ke Pimpinan untuk Satpam dengan kinerja baik
Memberikan teguran serta arahan untuk security dengan performance menurun,
serta Mampu memberikan Layanan Konseling Anggota untuk Pembinaan
Mental
Respon Tim sebagai Pendukung Layanan 24 Jam. Setiap anggota Unit
Respon Tim adalah kekuatan tambahan, yang akan diturunkan untuk
malakukan tindakan awal atau tindakan lanjutan atau tenaga bantuan ke lapangan
VII. PENUTUP

Demikian PROPOSAL SECURITY INTEGRATED SYSTEM PRIMA GARDA GROUP di


sampaikan, besar harapan kami untuk dapat menjadi mitra kerja anda. Dan dengan kebersamaan
yang akan kita bina kedepan, kita telah menciptakan keamanan dan kesejahteraan bagi bangsa dan
negara kita.

Anda mungkin juga menyukai