DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
II. RENCANA PENGAMANAN (SECURITY PLAN) ........................... 2
A. METODE PENGAMANAN.......................................................... 2
4. Investigasi / Investigations....................................................... 3
.......................................................................................................... 7
1. Pengantar........................................................................................21
2. Kesamaptaan ..................................................................................21
6. Perundang-undangan......................................................................22
7. Lain-lain .........................................................................................22
1. Sikap / Attitude...............................................................................23
2. Pengetahuan / Knowledge..............................................................24
VI. P E N U T U P .................................................................................... 37
I. PENDAHULUAN
Kemajuan di suatu negara akan terukur dari situasi dan kondisi keamanannya
sebagai salah satu syarat utama, baik negara maju, negara berkembang tidak
terkecuali negara miskin, faktor keamanan merupakan suatu landasan yang
sangat kuat sebagai tolak ukur untuk mendukung terhadap perkembangan yang
lainnya, bahkan setiap kebijakan suatu negara akan selalu berhubungan erat
dengan situasi dan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor dan terciptanya keamanan,
seperti pembangunan yang akan dilaksanakan agar segera terealisasi dan cepat
terlaksana.
Secara makro, situasi aman dan tertib adalah merupakan salah satu prasyarat
yang paling dominan untuk menjamin terlaksananya pembangunan nasional
secara lancar, efektif dan efisien serta secara khusus situasi aman dan tertib pada
suatu lingkungan usaha dan tempat tinggal merupakan jaminan untuk dapat
berusaha atau melaksanakan kegiatan-kegiatan bisnis atau ekonomi dengan
tenang dan lancar, tanpa was-was selama berlangsungnya kegiatan tersebut.
Di sisi lain, jika dilihat perbandingan jumlah polisi dan penduduk, rasionya sangat
tidak berimbang. Rasio polisi dan masyarakat saat ini masih berkisar 1:575. Rasio
tersebut belum ideal mengingat untuk kota besar seharusnya 1:300. Polisi jauh
lebih sedikit, sehingga satu polisi menjaga 575 penduduk. Survei terbaru yang
dipublikasikan Economist Intellegence Unit menunjukkan hasil mencengangkan.
Dari 50 kota yang diteliti di dunia, Jakarta berada di urutan pertama kota paling
tak aman sejagat.
A . G O A L S E T T I N G ( P E N E T A P A N T U JU A N )
Teori Goal Setting dikemukakan oleh Edwin Locke pada akhir tahun 1960.
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan
yang jelas dan pasti.
2. Pengertian Penetapan Tujuan yaitu misi tujuan yang mau diraih oleh
organsasi nantinya serta manajer bertugas mengarahkan jalannya
organisasi untuk meraih tujuan itu;
8. S M A R T
Specific / Spesifik
Tujuan yang diinginkan harus spesifik. Mengapa menginginkannya,
Bagaimana mendapatkannya, kapan waktu untuk menjalankannya.
Measurable / Sasaran
Tujuan yang diinginkan masih dalam batas kemampuan;
Achievable
Harus aktif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.;
Realistic
Tujuan harus realistis, sesuai dengan situasi dan kemampuan.
Time
Rentang waktu yang jelas dalam proses pencapaian keinginan tersebut.
A. METODE PENGAMANAN
Diartikan sebagai elemen yang fokus kepada bagaimana metode dan cara-
cara pembentukan system keamanan terhadap kondisi fisik suatu instalasi
atau institusi lahan atau gedung beserta isinya.
Suatu tindakan yang dilakukan bagaimana metode atau cara yang dapat
dilakukan agar sistem informasi tidak terganggu, cara-cara atau metode
untuk mempertahankan serangan dari para hacker, dan serang lainnya
(cyber attacks)
4. Investigasi / Investigations
Suatu tindakan yang dilakukan untuk menerapkan cara atau metode untuk
melakukan pencarian fakta, penyidikan dan penelitian lapangan yang
betujuan untuk menjamin terpenuhi tingkat keamanan sektor industrial dari
ancaman dan gangguan.
Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana cara dan metode yang
diaplikasikan dalam pengendalian resiko proyek industrial,
sistem operasi industrial.
Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana metode atau cara untuk
mengantisipasi kondisi keadaan darurat dan jika rencana yang diharapkan
(expectation) tidak sesuai hasilnya.
Contoh: Sabotase;
Suatu tindakan atau cara bagaimana metode atau cara yang akan
dilakukan jika terjadi serangan teroris terhadap lingkungan, gedung atau
objek industrial.
Counter terrorism adalah praktik, taktik, atau teknik yang dilakukan oleh
pemerintah, pihak militer, kepolisian, atau perusahaan yang bertujuan untuk
merespon atau mencegah aksi teror.
Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana metode atau cara yang
akan dilakukan untuk mencegah berbagai jenis kejahatan yang muncul
dilingkungan.
Pencegahan kejahatan (Crime Prevention) adalah suatu usaha yang
meliputi segala tindakan yang mempunyai tujuan khusus untuk memperkecil
luas lingkup suatu pelanggaran atau tindak pidana, baik melaui
pengurangan kesempatan untuk melakukan kejahatan ataupun melalui
usaha usah pemberian pengaruh kepada orang-orang yang berpotensi
untuk menjadi pelanggar/pembuat tindak pidana ataupun lingkungan sosial
yang secara potensial dapat mempengaruhi terjadinya tindak pidana.
Suatu tindakan yang akan dilakukan bagaimana metode atau cara untuk
pencegahan kejahatan melalui perancangan lingkungan industrial
sehingga akan memberikan jaminan keamanan dilingkungan industrial
tersebut.
1. PENGAMANAN PERSONIL
a. Pengawasan Pekerja
2) Pelaksanaan.
b. Pengawasan Tamu
2) Pelaksanaan.
a) Menanyakan kepada tamu tersebut, apa keperluannya menemui
siapa, apakah sudah ada janji, kemudian mencatat dalam buku
tamu. Apabila sudah disetujui di oleh Pimpinan / karyawan
Perusahaan dipersilahkan masuk, tapi masih dalam pengawasan
(selalu waspada) sampai tamu tersebut pulang.
2. PENGAMANAN MATERIAL/ASSET
a. Pengamanan Aset/Barang.
Tujuannya untuk mengecek masuknya barang yang harus sesuai dengan surat
pengantar barang. Dalam pelaksanaannya membukukan kedalam buku barang
masuk dokumen atau non dokumen tentang jumlah dan jenis berang sesuai
surat pengantar barang.
3. PENGAMANAN KEGIATAN
5. PENGAMANAN LINGKUNGAN
1. HAKEKAT ANCAMAN
1) Ancaman Fisik
2) Ancaman Teknis
1) Ancaman Fisik
2) Ancaman Teknis
a. Pintu gerbang haruslah kuat dan dilengkapi dengan kunsi gembok / elektronik
yang baik dan pencahayaan yang baik dan cukup untuk mempermudah
pemantauan;
b. Pintu gerbang yang digunakan untuk keluar dan masuk tidak lebih dari 2 pintu,
diupayakan pintu saja;
e. Beri jarak yang cukup antara tumbuhan dan tiang-tiang (telepon/listrik) agar
tidak digunakan sebagai sarana untuk melewati pagar;
Mengapa ini menjadi penting karena “karyawan dapat juga memberi peluang
dan menjadi sumber ancaman itu sendiri”.
a. Procedural protection;
b. Security manning;
c. Physical protection;
d. Electronic device;
Apa saja kemampuan deteksi dini yang harus dimiliki oleh seorang
chief / supervisor security, secara umum antara lain :
Era globalisasi seperti saat ini dimana persaingan usaha semakin ketat,
maka pengelolaan sebuah perusahaan secara efektif dan efisien menjadi
sangat penting. Agar dapat terciptanya lingkungan perusahaan yang tertata
baik dan dapat meningkatkan produktifitas kerja, diperlukan sistem
pengelolaan manajemen yang lebih berkonsentrasi kepada bisnis inti,
bidang pekerjaan yang lain sebaiknya diserahkan pengelolaannya kepada
pihak lain yang lebih fokus dan profesional dalam menangani di bidangnya.
Memperkuat layanan 24 jam sebagai salah satu hal penting yang harus
diberikan oleh perusahaan jasa keamanan terhadap kebutuhan Klien /
User;
Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk untuk mena
nggulangi keadaaan darurat dalam lingkungan suatu organisasi (p
erusahaan).
Susunan dan struktur organisasi kendali operasional yang dikembangkan oleh PRIMA
GARDA GROUP, ditujukan untuk membangun Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK)
yang effektif dan responsif dengan meminimalkan hirarki organisasi.
1. PROSES REKRUTMEN
FAILED
PASSED
Proses penyaringan yang selektif dengan melalui kriteria-kriteria yang ketat
seperti Psikotest, Test Kemampuan dan Kondisi Fisik, Test Pengetahuan
Umum dan lain-lain.
Standar khusus yang kami maksudkan disini adalah standar untuk menjadi
petugas Satuan Pengamanan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi
serta sistem manajemen yang diterapkan oleh user / pengelola gedung /
proyek yang bersangkutan.
Seorang satpam harus memiliki fisik yang kuat dan sehat, oleh karena itu
untuk menjadi seorang satpam wajib lulus tes kesehatan dan kesamaptaan.
Tes kesehatan biasanya dilakukan di rumah sakit setempat atau yang
ditunjuk oleh perusahaan tempat seorang kandidat satpam melamar
pekerjaan. Sedangkan tes kesamaptaan biasanya dilakukan ditempat-
tempat pelatihan satpam yang telah disediakan oleh perusahaan atau
instansi yang bersangkutan
Selain fisik yang kuat dan sehat, seorang satpam juga diharapkan
memiliki karakter, mental serta moral yang baik, karena berhubungan
dengan tugas menegakkan peraturan yang berlaku. Sama halnya dengan
tes kesehatan dan kesamaptaan, tes kejiwaan biasanya diselenggarakan
oleh perusahaan dimana kandidat satpam melamar pekerjaan atau di
tempat pelatihan satpam
Penilaian Kemampuan;
Penilaian Kepribadian;
Penilaian Kecerdasan;
Penilaian Penampilan;
Penilaian Mental;
Penilaian Kesanggupan / Siap.
B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Pengantar
a. Pengenalan LemDik;
b. Pola Kurikulum;
2. Kesamaptaan
a. Pemeriksaan kesehatan;
3. Pembinaan Kepribadian
a. Etika Profesi;
d. Pembuatan laporan/informasi;
f. Psikologi masa;
g. Prinsip-prinsip Satpam;
h. Customer Service;
k. Pemadam Kebakaran;
6. Perundang-Undangan
a. Kapita selekta hukum (KUHP, KUHAP dan peraturan lain sesuai dengan
kebutuhan);
7. Lain-lain
a. Latihan teknis;
b. Pembekalan/Ceramah;
Security Profesional, artinya satpam yang terampil, handal juga sangat bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas (tanggung jawab, kewenangan).
1. Sikap (Attitude)
Sikap atau perilaku seorang anggota Satpam perlu dilatih dan dibiasakan,
baik secara pribadi maupun kelompok sehingga menjadi “Habits“ atau
budaya kerja.
l. Tidak bersikap acuh tak acuh / tidak sopan baik kepada tamu, karyawan,
pimpinan maupun masyarakat sekitar;
2. Pengetahuan (Knowledge)
3) Senam Tongkat;
4) Senam Borgol;
3. Keahlian (Skill)
4. Dengan adanya ke-3 (tiga) faktor tersebut di atas yang harus dimiliki oleh
setiap anggota security PT. PRIMA GARDA, maka akan diperoleh beberapa
hal positif antara lain:
b. Kualitas hasil kerja yang prima sesuai standard dengan hasil yang dapat
di percaya;
5) Dll;
D. KETENTUAN SERAGAM SATUAN PENGAMANAN / SECURITY UNIFORM
Tutup kepala memakai pet, warna biru tua dilengkapi dengan pita hias, knop
tali hias, emblim
Sepatu PDL, sepatu rendah warna hitam dan memakai kaos kaki hitam
Ikat pinggang kecil warna hitam memakai kepala / gesper dari logam warna
kuning dengan simbol
Kopelriem warna hitam memakai kepala / gesper dari logam warna kuning
dengan simbol
Waktu pemakaian : Shift Pagi / Siang ( 07.30 s/d 19.30 ) atau In Door ( Malam )
Tutup kepala memakai pet dengan klep, warna biru tua dilengkapi dengan
nama security
Baju lengan panjang warna biru tua, memakai lap pundak ( schouderlap )
Sepatu PDL, sepatu tinggi warna hitam dan memakai kaos kaki hitam
Ikat pinggang kecil warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna
kuning dengan simbol
Kopelriem warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna kuning
dengan simbol
Waktu pemakaian : Shift Malam ( 19.30 s/d 07.30 ) atau Pagi / Siang ( Out
Door atau Training )
Sepatu PDH, sepatu rendah warna hitam dan memakai kaos kaki hitam
Monogram dari logam dipasang pada leher baju, warna kuning emas
Papan nama, dari bahan mika berwarna dasar hitamdengan tulisan berwarna
putih
Lencana Garda, dari logam dipasang pada dada kiri dibawah monogram, lurus
dengan papan nama agak keatas sedikit, di atas kantong baju atas
Waktu Pemakaian : Non shift ( Chief Security, Danru, Wadanru, Anggota Non
Shift, Pembina Marinir ) / In Door / sesuai kebutuhan / permintaan
Baju lengan panjang warna biru tua, memakai lap pundak ( schouderlap )
Sepatu PDL, sepatu tinggi warna hitam dengan sisi warna putih dan memakai
kaos kaki hitam
Ikat pinggang kecil warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna
kuning dengan simbol
Kopelriem warna putih memakai kepala / gesper dari logam warna kuning
dengan simbol
Waktu pemakaian : Shift Malam ( 19.30 s/d 07.30 ) atau Pagi / Siang ( Sesuai
kondisi lokasi dan kebutuhan )
E. STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PENGAMANAN
ORGANIZATIONAL STRUCTURE
Pada dasarnya pengertian organisasi secara umum adalah kumpulan dari
dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan satu tujuan bersama
secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
3) Kantor Pusat;
4) Dll.
Tiga hal tersebut lah yang digunakan dalam setiap pelaksanaan suatu
program kerja.
2) Ambulance;
3) Dll.
V. PENGARAHAN / DIRECTING
2. Membina moral;
3. Memotivasi bawahan.
Pada setiap lingkungan kerja HTCK harus dijabarkan dalam satu prosedur standar
(Standart Operating Procedure/SOP) yang menjadi pedoman pokok pelaksanaan
kegiatan pengamanan.
Apabila pada satu tingkat eskalasi keamanan tertentu menimbulkan ancaman dan
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat umum, maka Satpam harus
di bawah komando dan kendali langsung Pejabat Polri yang berwenang.
VI. KONTROL / CONTROLLING
Mc. Farland memberikan definisi, pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan
ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan.
5. Tipe-Tipe Kontrol ;
c. Pengendalian preventif
d. Pengendalian represif
1. Pemrograman (Programming)
2. Penganggaran (Budgeting)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses
pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban
akuntansi dapat dikumpulkan.
C. PENGENDALIAN OPERASI / OPERATIONAL CONTROL
1. Patroli berkala;
5. Bantuan Personil dan koordinasi dengan aparat dalam keadaan gawat darurat;
Pengawasan security yang dikendalikan oleh kantor pusat melalui sebuah Unit
Respon Tim, dengan tujuan :
2. Memperkuat layanan 24 jam sebagai salah satu hal penting yang harus
diberikan oleh perusahaan jasa keamanan.
Respon Tim Sebagai Unit Patroli harus mampu melakukan Pembinaan Rutin,
kunjungan Berkala, Penyegaran Motivasi, Penyegaran Kemampuan dasar
security. Memberikan laporan ke Pimpinan untuk Satpam dengan kinerja baik
Memberikan teguran serta arahan untuk security dengan performance menurun,
serta Mampu memberikan Layanan Konseling Anggota untuk Pembinaan
Mental
Respon Tim sebagai Pendukung Layanan 24 Jam. Setiap anggota Unit
Respon Tim adalah kekuatan tambahan, yang akan diturunkan untuk
malakukan tindakan awal atau tindakan lanjutan atau tenaga bantuan ke lapangan
VII. PENUTUP