Anda di halaman 1dari 26

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA


( P2K3 )

OLEH : HERMANTO.R.SE.MM.
PUSAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KEMENAKER RI

1
1. Untuk mencegah terjadinya gangguan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja.
2. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan
dan tenaga kerja.
3. K3 sebagai salah satu aspek penting dalam perlindungan
tenaga kerja.
4. Tingkat kepedulian pekerja terhadap K3 relatif masih
rendah.
5. Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3 relatif
rendah.

2
DASAR HUKUM
1. Undang Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja , Pasal 10 (1) dinyatakan bahwa “ Menteri
Tenaga Kerja berwenang membentuk P2K3 guna
memperkembangkan kerjasama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat kerja untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban bersama dibidang K3 dalam rangka
melancarkan usaha produksi “

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:Per.04/MEN/1987


tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

3
PENGERTIAN
1. Tempat Kerja ialah setiap ruangan ataulapangan,terbuka atau
tertutup ,bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat
sumber bahaya.
2. Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung
suatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
3. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah tenaga tehnis
berkeakhlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk oleh Menaker
dan berfungsi membantu pimpinan perusahaan atau pengurus
untuk menyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan
kerja, hygene perusahaan dan kesehatan kerja ,membantu
pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan perundangan
bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

4
PENGERTIAN
4. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang selanjutnya disebut P2K3 ialah Badan Pembantu
di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama
antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

5
PENTINGNYA P2K3 BAGI PERUSAHAAN

1. Kerangka dasar untuk pencegahan terjadinya


kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Keterlibatan tenaga kerja dan pengurus serta organisasi
kerja yang ada di dalamnya untuk meningkatkan
standar K3.
3. Memperkembangkan kerjasama ,saling pengertian dan
partisipai efektif suatu bentuk keterlibatan
(involvement) dari kedua belah pihak.
4. Memperlancar usaha produksi melalui peningkatan
kinerja K3
5. Mempunyai peran central di dalam menjamin kinerja
K3 di tempat kerja kearah yang lebih baik lebih mudah
dicapai.

6
Lanjutan ....
6. Forum konsultasi tentang potensi bahaya dan mencari
solusi atas semua masalah K3 yang muncul di tempat
kerja.
7. Wadah komunikasi pengurus dan perwakilan tenaga
kerja bersama-sama untuk mempertimbangkan isu-isu
umum K3.
8. Merencanakan,melaksanakan dan memantau
program-programK3 yang telah dibuat.

7
SYARAT PEMBENTUKAN P2K3

1. Pengusaha atau pengurus WAJIB membentuk P2K3 dengan


kriteria tempat kerja sebagai berikut :
a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
mempekerjakan 100 (seratus) orang atau lebih ;
b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
mempekerjakan kurang dari 100 (seratus)
orang,akan tetapi menggunakan bahan,proses dan
instalasi yang mempunyai resiko yang besar akan
terjadinya peledakan, kebakaran,keracunan dan
penyinaran radioaktif.
2. P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya
atas usul dari pengusaha atau pengurus perusahaan yang
bersangkutan.

8
3. Tujuan pembentukan P2K3 harus dapat menjamin bahwa
organisasi yang akan dibentuk merupakan perwakilan
seluruh komponen yang ada di tempat kerja.
4. Konsultasi antara pihak manajemen dengan pekerja harus
terfokus pada pengembangan srtuktur P2K3 sesuai dengan
kebutuhan tempat kerja atau perusahaan.
5. Kebutuhan organisasi P2K3 dapat memenuhi tuntutan
peraturan perundangan K3 ( seperti ; besar kecilnya
perusahaan, potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada,
calon anggota dari setiap kelompok kerja yg akan mengisi
struktur organisasi ….)

9
KEANGGOTAAN P2K3
1. Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari : KETUA, SEKRETARIS dan ANGGOTA.
2. Sekretaris P2K3 adalah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dari perusahaan yang bersangkutan
3. Ketua P2K3 diupayakan dijabat oleh Pimpinan Perusahaan
atau salah satu Pengurus Perusahaan;
4. Susunan anggota adalah perwakilan pekerja yang mempunyai
pengetahuan proses kerja dan potensi bahaya yang ada di tempat
kerja;
5. Susunan anggota perwakilan manajemen /pengurus diupayakan
perwakilan dari jajaran manajer, supervisor, personel officers atau
profesional K3 yang dapat memberikan masukan dalam membuat
Kebijakan K3 perusahaan.

10
JUMLAH ANGGOTA P2K3

1. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang


atau lebih , jumlah anggotanya sekurang-kurangnya 12
orang terdiri dari 6 orang perwakilan pekerja dan 6
orang perwakilan manajemen/pengurus perusahaan;
2. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 orang s/d
100 orang , jumlah anggotanya sekurang-kurangnya 6
orang terdiri dari 3 orang perwakilan pekerja dan 3
orang perwakilan manajemen/pengurus perusahaan;
3. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang dari
50 orang atau tempat kerja dengan tingkat resiko yang
besar ,jumlah anggotanya sekurang-kurangnya 6 orang
terdiri dari 3 orang perwakilan pekerja dan 3 orang
perwakakilan manajemen/pengurus perusahaan.

11
LANGKAH PEMBENTUKAN P2K3 :
1. Tahapan Persiapan :
a. Membuat Kebijakan K3
b. Kebijakan K3 dituangkan secara tertulis
c. Inventarisasi Calon anggota P2K3
d. Konsultasi dengan pihak pemerintah Dinas Tenaga
Kerja setempat.

2. Tahap Pelaksanaan Pembentukan :


a. Menetapkan hasil calon anggota P2K3
b. Melakukan Pembentukan P2K3
c. Menyampaikan usulan pembentukan P2K3 kepada
Menteri Tenaga Kerja malalui Kepala Dina Tenaga
Kerja setempat untuk mendapatkan surat
pengesahan.

12
TUGAS DAN FUNGSI P2K3
1. Tugas P2K3 : “ Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja “.
2. Fungsi P2K3 :
a. Menghimpun dan mengelola data tentang K3 di
tempat kerja.
b. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada
setiap tenaga kerja :
1). Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yg dapat menimbulkan
gangguan K3 ; bahaya kebakaran,peledakan dan cara penanggu
langannya.
2). Faktor yg dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja
3). Alat Pelindung Diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
4).Cara dan sikap yg benar dan aman dlm melaksanakan pekerjaan

13
c. Membantu pengusaha dan pengurus dalam hal :
1) Mengevaluasi cara kerja ,proses dan lingkungan kerja
2) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik
3) Mengembangkan sistem pengendalian potensi bahaya terhadap K3
4) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan
5} Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang K3
6) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan
7) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja
8) Mengembangkan pelayanan kesehatan kerja
9) Mengembangkan dan melakukan pemeriksaan laboratorium K3
10) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja , hygene perusahaan
dan kesehatan kerja.
d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijakan manajemen dan pedoman
kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja,hygene perusahaan,
kesehatan kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja.

14
URAIAN TUGAS ANGGOTA P2K3

1. Tugas Ketua P2K3 :


a. Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk pengurus lainnya
untukmemimpin rapat pleno;
b. Menentukan langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanan program
yang telah digariskan organisasi ;
c. Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaan
nya kepada direksi perusahaan ;
d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kapada
pemerintah melalui pemimpin perusahaan ;
e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program K3 perusahaan,dll

2. Tugas Wakil Ketua :


Melaksanakan tugas-tugas Ketua dalam hal Ketua berhalangan mem-
bantu pelaksanaan tugas ketua sehari- hari.
15
3. Tugas Sekretaris :
a. Membuat undangan rapat dan membuat notulen rapat
b. Memberikan bantuan atau saran-saran yang diperlukan
oleh seksi-seksi untuk kelancaran program-program K3
c. Membuat laporan kepada departemen-departemen peru-
sahaan tentang adanya potensi bahaya di tempat kerja,dll.

4. Tugas Anggota :
a. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
b. Melaporkan kepada Ketua atas setiap kegiatan yang telah
dilaksankan, dll.

16
PENYELENGGARAAN PERTEMUAN P2K3
1. Pengurus P2K3 dapat mengadakan pertemuan atau sidang
rutin sekurang-kurangnya adalah 3 bulan sekali.
2. Setiap pertemuan dapat menangani isu-isu K3 di tempat
kerja ,menyusun rencana,menerapkan dan memantau
program-program nya secara efektif, serta dapat menjaga
antusias dan komitmen seluruh pengurus dan anggota
P2K3.
3. Pertemuan atau sidang-sidang secara reguler akan dapat
membantu dan dengan menetapkan tanggal khusus
pertemuan/rapat/sidang (seperti ; setiap hari Senin atau
Sabtu pertama setiap bulan dan atau setiap tiga bulan),
untuk memudahkan seluruh anggota mengingat dan
menghadiri pertemuan dengan menyesuaikan aktivitas
kerja lainnya.
17
4. Pengurus P2K3 dapat mengadakan sidang
khusus,menghadapi hal-hal yang bersifat mendadak
seperti; menyelesaikan kasus kecelakaan kerja atau
kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh proses kerja.

5. Dalam sidang dibahas materi-materi yang menyangkut


permasalahan K3 di tempat kerja atau masalah lain yang
relevan dengan peningkatan kinerja K3

6. Setiap pertemuan/sidang P2K3 mengundang para


supervisor atau kepala unit kerja yang berkaitan dengan
permasalahan K3 yang dibicarakan.

18
EFEKTIVITAS KINERJA P2K3
1. Para perwakilan yang duduk dalam organisiasi P2K3 harus yang
memahami kondisi K3 yang ada di tempat kerja.
2. P2K3 memerlukan dukungan dari manajemen untuk dapat bekerja
secara efektif.
3. Panitia harus mengadakan pertemuan acara reguler, frekuensinya
sebulan sekali, tiga bulan sekali atau tergantung kebutuhan.
4. P2K3 harus mempunyai suatu kejelasan tujuan yang dimengerti oleh
seluruh anggotanya,
5. P2K3 harus mempunyai agenda yang tersusun untuk setiappertemuan,
sehingga program yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
6. Efektivitas kerja P2K3 sangat ditentukan oleh kemampuang personil
yang terlatih baik manajemen maupun pekerja.
7. Peran dari Ahli K3 Umum didalam P2K3 sebagai penasehat ,sehingga
harus berada pada posisi neteral ,memberikan saran teknis dan
19
informasi K3 lainnya untuk kepentingan organisasi P2K3.
PROBLEM SOLVING PERMASALAHAN DALAM P2K3
No. Masalah Solusi
1. Pertemuan ditunda atau
tertunda,tidak kelihatan
 Pastikan bahwa seluruh anggota mengerti peran sertanya di dalam P2K3
penting  Susun jadwal 6 bulanan atau tahunan dengan waktu pertemuan secara reguler
 Pasang jadwal dipapan pengumuman, sehingga seluruh anggota dan orang lain
ditempat kerja mengetahuinya
 Ingatkan seluruh anggota pertemuan, seminggu sebelumnya
 Distribusikan agenda sebelum waktu pertemuan
 mintakan kehadiran penanggung jawab K3 didalam pertemuan untuk berbicara
tentang peran P2K3
 pastikan bahwa waktu pertemyan adalah tepat untuk sebagian besar anggota ,
lihatlah pengaturan shift kerja
 Tinjau ulang keanggotaan P2K3 dan evaluasi partisipasi dan komitmen anggota, dll.

2. Pertemuan mengalami  Pastikan bahwa seluruh anggota mengerti peran sertanya didalammenghadapi
kemacetan dalam kebijakan jangka panjang dan isu-isu program K3
membicarkan isu-isu penting  Pastikan bahwa seluruh anggota mengerti suatu perbedaan antara peran sebagai K3
dengan peran organisasi P2K3
 Pastikan bahwa tujuan organisasi telah ditetapkan dan fungsi organisasi dibuat
secara jelas
 Pastikan bahwa agenda tidak berbenturan dengan masalah-masalah jadwal pekerjaan
lainnya, dll..

20
3. Hal-hal yang sama  Pimpinan sidang harus memastikan bahwa harus ada hasil nyata dari setiap
muncul dalam agenda ke pertemuan
agenda berikutnya tanpa  Gunakan suatu “tanda” untukmenandai hal-hal yang muncul lebih dari sekali
penyelesaian dan pastikan mereka tidak mebicarkannya kembali
 Training keterampilan komukasi efektif mungkin diperlukan dalamhalini, dll.
4. Rekomendasi tindakan  Pastikan seluruh rekomendasai dicatat didalamlaporan dan tindakan perbaikan yang
perbaikan tidak diperlukan didiskripsikan secara jelas
dilaksanakan atau tidak  Pastikan laporan rapat ditampilkan dan dibagikan, sehingga tanggung jawab untuk
ditindaklanjuti tindakan perbaikan dimengerti didalamtempat kerja.
 Pastikan operasional organisasi P2K3 didukung sepenuhnya oleh pihak manajemen
dengan fasilitas, waktu untuk melaksanakan tindakan perbaikan, sumber daya dan
informasi
 Rekomendasi yang tidak dapat dilaksanakan perlu dijelaskan, mengapa tidak dapat
dilaksanakan dan buat rencana detail untuk menerapkannya, dll.
5. Pertemuan menghabiskan  Pastikan anggota disusun sedemikian rupa dan hal-hal yang akan dibicarakan sesuai
waktu banyak dan tidak dengan alokasi waktu yang dsediakan
menyelesaikan masalah  Pastikan seluruh anggota hadir tepat waktu
 Buat skala prioritas masalah yang akan dibicarakan berdasarkan urgensinya
 Pastikan agenda telah dibagikan sehingga seluruh anggota datang dengan persiapan
yang cukup
 Pimpinan sidang harus menjga ketepatan waktu pertemuan
 Informasikan kepada seluruh anggota, bahwa waktu pertemuan sangat terbatas dan
diminta untuk membicarakan hal-hal yang telah diagendakan, dll .

21
6. Pertemuan didominasi  Pastikan seluruh anggota telah mendapat training, mempunyai informasi yang
oleh orang-orang tertentu cukup untuk berperan serta didalam organisasi
 Pertimbangkan alokasi waktu untuk setiap anggota yang ingin menyumbangkan
ide-ide pada hal-hal tertetu
 Pimpinan sidang harus memberikan keseimbangan diskusi untuk semua anggota
pertemuan
 Jika pimpinan sidang mendominasi pembicaraan,maka lakukan rotasi pimpinan
untuk pertemuan berikutnya, dll.
7. Sarana pertemuan tidak  Pastikan sarana pertemuan yang memadai selalu tersedia dan pengaturan waktu dan
sesuai seperti : terlalu bising, tanggal yang tepat
gaduh,tidak ada peralatan  Yakin bahwa manajemen memberikan dukungan melalui penyediaan fasilitas dan
,sering terjadi interupsi peralatan yang diperlukan
 Pastkikan P2K3 mempunyai “ Gigi “ diperusahaan sehingga setiap pertemuan disediakan
sarana yang memadai dan didukung oleh semua komponen perusahaan
 Pastikan sekretaris atau ketua mengambil tanggung jawab untuk mengatur ruangan
sebelum pertemuan, sehingga peralatan yang perlukan telah siap
 Pastikan pihak-pihaklain ditempat kerja yang tidak mengikuti pertemuan
tidakmengganggu jalannya pertemuan, dll

22
PELAPORAN KEGIATAN P2K3
1. Ketua P2K3 harus membuat dan menyampaikan laporan
secara reguler seluruh kegiatan P2K3 kepada pemerintah
dan Pimpinan Perusahaan yang bersangkutan.

2. Laporan kegiatan kepada pemerintah disampaikan


kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota
setempat domisili perusahaan dengan tembusan
disampaikan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi
dan Dewan K3 Wilayah.
3. Laporan di buat dan di sampaikan setiap Triwulan,
dengan contoh laporan seperti terlampir..

23
Contoh Laporan P2K3.

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)


Perusahaan :…………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………...........

=========================================================
Nomor : Jakarta,……………………………………………………………
Lampiran : Kepada Yth.:
Perihal : Laporan Triwulan Kepala Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten/Kota………………..
di-
______________________

LAPORAN P2K3

1. Nama Perusahaan :……………………………………………………………………………………………………………………………


2. Alamat Lengkap :…………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Jumlah Tenaga Kerja :…………………Orang
Lakii – laki :…………………Orang
Perempuan :…………………Orang
4. Tanggal Pembentukan :……………………………………………………………………………………………………………………………
5. Jumlah Pengurus :………………….Orang (Struktur Organisasi terlampir)
6. Nama Ketua P2K3 :……………………………………………………………………………………………………………………………
7. Nama Sekretaris P2K3 :…………………………………………………………………………………………………………………………….
8. Kebijakan K3 : Ada / Tidak Ada
9. Pelaksanaan Kegiatan
Program K3 : Ada/ Tidak Ada
Evalausi K3 : Dilakukan / Tidak Dilakukan
Bidang Evaluasi :……………………………………………………………………………………………………………………………..
24
10. Analisa Kecelakaan Kerja : Dilakukan / Tidak Dilakukan
11. Pelaporan dan Pendataan Kecelakaan : Dilakukan / Tidak Dilakukan
12. Pelaksanaan Kegiatan K3 :
Training K3 Bagi Anggota :.......................................................................................................................
Penyuluhan K3 : Dari Luar / Dalam Perusahaan
Kampanye K3 : Dilakukan / Tidak Dilakukan
13. Pertemuan Anggota P2K3 :
Pertemuan Rutin :.......................................................................................................................
Pertemuan Khusus :.......................................................................................................................
14. Penyusunan Jadwal Sidang : Jadwal 3 bulanan/6 bulanan/ tahunan
15. Hasil Pertemuan Didokumentasikan :.......................................................................................................................
16. Tindak Lanjut Hasil Pertemuan :.......................................................................................................................
17. Program Inspeksi Tempat Kerja :.......................................................................................................................
18. Hambatan / Masalah :.......................................................................................................................
19. Saran – Saran :.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Tembusan kepada Yth : Ketua P2K3,


1. Kepala Dinas Tenaga kerja Provinsi........................................
2. Ketua Dewan K3 Wilayah........................................................
_____________________

25
26

Anda mungkin juga menyukai