Anda di halaman 1dari 52

Tugas Makalah II

TF6102

Oleh :
Wahyu Sujatmiko
Nim:23305005

previous next
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran

PENGERTIAN
Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari
pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik
Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen
2
yang diperlukan pada jaringan instalasi
JARINGAN INSTALASI LISTRIK
TRANSMISI
PEMBANGKITAN
TET
11-25 kV
69-765 kV

TRANSMISI DISTRIBUSI
22-69 kV
TT TM

PELANGGAN
4-25 kV

DISTRIBUSI
TR
INDUSTRI

2-15 kV

110-220 V

Sistem Daya Listrik dalam bangunan : Tegangan Ekstra


Rendah ( sampai 50 V), Tegangan Rendah (sampai 600 V),
Tegangan Medium (sampai 23 kV), dan Tegangan Tinggi
(sampai 70 kV) 3
Ketenagalistrikan
G Pusat Pembangkitan
TT/

TET

Jaringan
Transmisi & Distribusi
TM/

TR

M
PELANGGAN

Pelanggan Pelanggan
4
UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002
G TENTANG
KETENAGALISTRIKAN
TT/

PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK


- Untuk Komersial
TET

- Untuk Sendiri

Aspek teknis menyangkut hal :


TM/

ANDAL, AMAN, AKRAP


LINGKUNGAN
TR

Pelanggan Pelanggan
5
PERSYARATAN INSTALASI LISTRIK
1. KONTINUITAS

ANDAL 2. MUTU
- TEGANGAN
- FREKUENSI

1. KESLAMATAN MANUSIA
DARI BAHAYA KEJUT
SYARAT AMAN LISTRIK
2. KEAMANAN INSTALASI
LISTRIK & PERLENGKAPAN
3. KEAMANAN GEDUNG & ISI
DARI BAHAYA KEBAKARAN
AKIBAT LISTRIK
AKRAB
Lingkungan

6
N Sentuh Langsung dan Tidak Langsung

7
Bahaya kejut listrik

Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang
secara normal tidak bertegangan, menjadi
bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi

8
TEGANGAN SENTUH

Arus listrik ang melalui tubuh manusia dapat menimbulkan nreaksi bermacam-macam
tergantung dari BESAR dan LAMANYA arus tersebut mengalir.

Berdasarkan International Electrotechnical Commission (IEC) Publikasi 479-1:1994,


Pengaruh arus listrik yang melalui tubuh manusia secara rinci digambarkan sbb. :

10.000 C1 C2 C3 AC-4.1
5.000 AC-4.2
2.000 AC-4.3
1.000

500 AC-1 AC-2 AC-3 AC-4


200

100

50

20

10 0,1 0,5 1 2 5 10 20 50 100 200 500 1000 2000 5000

Daerah AC-1 : 0 sampai 0,5 mA, tidak menimblkan reaksi apa-apa.


Daerah AC-2 : Biasanya tanpa pengaruh fisiologis yang membahaya kan
Daerah AC-3 : Biasanya diharapkan tanpa kerusakan organik. Kemungkinan kontraksi otot seperti
kejang & sulit bernapas untuk durasi aliran arus > 2 detik.
Daeah AC-4 : Bertambah sesuai besarnya arus & waktu, efek pato-fisiologis yang berbahaya
sepertinya berhentinya jantung, pernapasan & beberapa luka bakar mungkin terjadi.
Daerah AC-4.1 : Probabilitas fibrilasi ventrikular meningkat sampai kira-kira 5%.
Daerah AC-4.2 : Probabilitas fibrilasi ventrikular meningkat sampai kira-kira > 5% 9
Daerah AC-4.3 : Probabilitas fibrilasi ventrikular meningkat sampai kira-kira 50%
BAHAYA KEJUT AKIBAT TEGANGAN SENTUH
Listrik yang melalui tubuh manusia dapat
merangsang jaringan yang dapat terpicu,
menyebabkan sakit,
kontraksi otot yang tak terkendali,
konvulsi otot, atau fibrilasi ventrikuler.
menyebabkan nekrosis (kematian) jaringan yang disebabkan oleh
panas, ketidakseimbangan kimiawi, atau bunga api.

Pengaruh listrik bergantung pada


tegangan yang digunakan,
besar arus,
lama pemakaian (terkena listrik),
apakah arus searah atau arus bolak-balik,
frekuensi arus listrik, dan
ukuran serta lokasi elektroda dimana arus listrik yang memasuki
dan meninggalkan tubuh. Konduktifitas dan kekuatan dielektrik
kulit seringkali merupakan suatu faktor dalam menentukan
keluaran dari suatu kontak dengan konduktor beraliran listrik. 10
11
PENCEGAHAN BAHAYA KEJUT

Tiga Persyaratan Dasar yang Diperlukan untuk


Menghasilkan Kejutan (Sengatan) Listrik

Karena sengatan listrik dihasilkan dari efek arus listrik


yang mengalir melalui bagian-bagian tubuh manusia,
tiga kondisi (persyaratan) berikut ini harus dipenuhi
secara simultan sebelum seorang pasien atau
anggota staf (rumah sakit) dapat diberi sengatan
(kejutan) listrik:
(1) Satu bagian badan mempunyai kontak dengan
suatu permukaan konduktif (Titik 1)
(2) Satu bagian lainnya dari tubuh yang sama
mempunyai kontak dengan permukaan konduktif
kedua (Titik 2)
(3) Suatu sumber tegangan yang akan mengalirkan
listrik melalui tubuh antara kedua titik kontak tersebut.
12
PENCEGAHAN BAHAYA KEJUT

Faktor-faktor Umum Yang Harus Dipertimbangkan Ketika


Menganalisa Keselamatan Kelistrikan
Beberapa faktor yang terpisah perlu dianalisa ketika
mengevaluasi suatu bahaya sengatan listrik yang
berpotensi terjadi.

(1) Kemungkinan sebuah peralatan beraliran listrik


berada dalam jangkauan pasien

(2) Kemungkiann suatu ekspos terbuka dari suatu


konduktor hidup bertegangan 220 V melalui kabel
saluran atau kontak tusuk yang rusak. Kemungkinan
bahwa suatu peralatan akan mempunyai bagian
terbuat logam yang melalui beberapa peristiwa yang
mungkin dan masuk akal bisa menjadi hidup
(beraliran).

13
PENCEGAHAN BAHAYA KEJUT
Faktor-faktor Umum Yang Harus Dipertimbangkan Ketika
Menganalisa Keselamatan Kelistrikan
(3) Kemungkinan bahwa suatu peralatan secara tidak sengaja rusak atau
berfungsi tidak seharusnya dalam berbagai cara dan loggam-logamnya menjadi
hidup yang arinya beraliran listrik.
(4) Kemungkinan dari bagaian/komponen yang terbuka tidak dibumikan atau tidak
sengaja (aksidental) tidak terbumikan.
(5) Kemungkinan bahwa pasien (atau anggota staff RS, atau pengunjung) akan
membuat kontak yang baik dengan permukaan-permukaan terbuka yang
berpotensi hidup.
(6) Kemungkinan bahwa suatu permukaan konduktif terbuka kedua yang, atau
melalui kejadian yang mungkin dan masuk akal menjadi, dibumikan juga dalam
jangkauan.
(7) Kemungkinan bahwa pasien (atau anggota staff, atau pengunjung) melakukan
kontak yang baik dengan permukaan yang dibumikan atau berpotensi dibumikan
ini.
(8) Peluang aliran arus yang dihasilkan akan cukup besar untuk menyebabkan
14
suatu celaka.
Data kec. listrik (PLN) 95-99.
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
N Korban tewas 818 orang
N karyawan 183 orang &
N masyarakat 635 orang
Luka serius 476 orang
$ Kasus kebakaran 741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 25.5 milyar

Kebakaran akibat listrik


Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir 15
G

TT/
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan

TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan TM/ yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrab lingkungan

TR
M

Tempat kerja Bukan tempat kerja


16
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Pasal 3 ayat (1) huruf q (Objective)
Dengan peraturan perundangan
Keselamatan Kerja

ditetapkan syarat-syarat keselamatan


kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

Pasal 2 ayat (1) huruf q (Ruang lingkup)


Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan,
ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

17
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan wajib
PUIL 2000

18
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78 Peraturan
04/88
Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Peluncuran perdana 24-10-2001
Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun 19
SISTEM PROTEKSI UNTUK
KESELAMATAN
(BAB III)

Proteksi dari kejut listrik (sentuh langsung dan


tidak langsung)
Proteksi dari efek thermal
Proteksi dari arus lebih
Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
Proteksi dari tegangan kurang
Pemisahan dan penyakelaran
20
Proteksi dari bahaya sentuh langsung

Proteksi dengan Isolasi bagian aktif


Bagian aktif harus seluruhnya tertutup dengan isolasi
Proteksi dengan penghalang atau selungkup
Dimaksudkan untuk mencegah setiap sentuhan dengan bagian aktif
Proteksi dengan rintangan
Dimaksudkan mencegah sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif
Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan
Hanya dimaksudkan untuk mencegah sentuh yang tidak disengaja dengan
bagian aktif. Bagian berbeda potensial yang dapat terjangkau secara
simultan harus berada diluar jangkauan tangan.
Proteksi tambahan dengan GPAS / ELCB
Penggunaan GPAS / ELCB dengan arus operasi tidak lebih dari 30 mA
Kode IP
Kode IP (International Protection) mengacu sepenuhnya pada IEC 529 :
1989 adalah menunjukkan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup
dari sentuh langsung ke bagian yang berbahaya, dari masuknya benda
padat, dari masuknya benda cair dan memberikan informasi tambahan
dalam hubungannya dengan proteksi tersebut. 21
Proteksi dari sentuh
langsung maupun tak
langsung :
Proteksi dengan tegangan
ekstra rendah (SELV dan
PELV) : tegangan nominal
instalasi tidak melebihi batas
atas rentang tegangan 50 V-
abb atau 120 V-as S=
separated P = protected ELV 22

= extra Low Voltage


SISTEM PENGAMANAN
ISOLASI LANTAI KERJA
Rd 3000 V

V2
75 kg V1

Pelat logam Kayu


25 x 25 x 0,2 Cm
Kain basah 27 x 27 Cm

ISOLASI LANTAI KERJA (R1)


R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm
TANAH
R1 min. 50 kilo Ohm
23
Proteksi dari sentuh tak langsung :
Tindakan pengamanan dilakukan agar tegangan sentuh yang terlalu
tinggi karena kegagalan isolasi tidak dapat terjadi atau tidak dapat
bertahan.
Cara Proteksi :
a. Protesi dengan pemutusan suplai secara otomatis
(dengan Pembumian )
b. Proteksi dengan penggunaan perlengkapan kelas II atau
dengan isolasi ekivalen
c. Proteksi dengan alas bahan isolasi
d. Proteksi dengan ikatan penyama tegangan lokal bebas bumi.
e. Proteksi dengan pemisahan listrik.
Metoda Pembumian :
- Sistem Pembumian Pengaman (PP) / TT
- Sistem Hantaran Pengaman (HP) / IT 24
- Sistem Pembumian Netral Pengaman (PNP) / TN
a. Perlengkapan kelas 0 Kelas Perlengkapan
Proteksi perlengkapan terhadap kejut listrik mengandalkan Isolasi dasar
b. Perlengkapan kelas I
Proteksi perlengkapan terhadap kejut listrik mengandalkan Isolasi dasar + sarana hubungan ke
protektif konduktor
c. Perlengkapan kelas II
Proteksi kejut listrik mengandalkan Isolasi dasar + isolasi ganda
d. Perlengkapan kelas III
Proteksi perlengkapan terhadap kejut listrik mengandalkan suplai SELV

Tujuan Pembumian Pada Sistem Tenaga Listrik


A. Pembumian netral Generator atau Transformator
Dimaksudkan untuk mengatur besar arus hubung pendek fasa ke bumi dan atau
membatasi kenaikan tegangan fasa yang tidak terganggu saat terjadi hubung pendek ke
bumi.

B. Pembumian Bagian Konduktif Terbuka (BKT), bertujuan :


Membatasi tegangan antara BKT dengan bumi pada suatu harga yang aman untuk
semua kondisi operasi normal atau tidak normal.
Memperoleh impedansi yang rendah sehingga bila terjadi gangguan satu fasa ke BKT,
25
arus gangguan yang terjadi dapat mengoperasikan gawai pengaman.
1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus
akan tersalur ke bumi yang akan menyebabkan
meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus
secara otomatik
Fasa tunggal 2 kawat
Aktif
Nol/Netral

26
Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.

Bila terjadi kegagalan


isolasi, teganan suplai akan
PE terputus karena alat
BKT proteksi bekerja otomatik

Sistem tenaga listrik mempunyai satu titik yang dibumikan langsung.


BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik terpisah
27
dari elektroda bumi sistem tenaga listrik.
2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP)
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus
akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman
sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus
secara otomatik

Fasa tunggal 3 kawat


Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman

28
Sistem IT
Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari
bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedansi tinggi
minimum 1000 Ohm. BKT instalas dibumikan secara sendiri-sendiri atau
secara kolektif atau ke pembumian sistem.

L1
L2
L3
N

Impedans

PE
BKT

Pembumian sistem

29
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat

Nol &
Ground
dihubungkan

30
Sistem TN-S
Penghantar pengaman terpisah dari penghantar netral diseluruh sistem

L1
L2
L3
N
PE

BKT BKT

Sistem TN-C
Fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar proteksi
di seluruh sistem L1
L2
L3
P EN

BKT BKT
31
Pembumian sistem
Sistem TN-C-S
Pada sistem ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam
penghantar tunggal di sebagian sistem
L1
L2
L3
P EN

BKT BKT

Pembumian sistem

Sistem TN-C tidak rekomendasikan PUIL 2000


Sistem TT tidak lazim di Indonesia
Sistem TN-S sangat dianjurkan
Sistem IT khusus untuk yang memerlukan suplai kontinyu
T = terre (tanah), N = netral, C = kombinasi, dan S = terpisah 32
PROTEKSI EFEK TERMAL

Manusia, perlengkapan & bahan pasangan tetap yang


berdekatan dengan perlengkapan listrik harus diproteksi dari
efek panas yang berbahaya yang dihasilkan oleh
perlengkapan listrik, atau radiasi termal, terutama efek :
- pembakaran / penurunan mutu bahan
- resiko luka bakar
- pemburukan fungsi keselamatan dari
perlengkapan yang terpasang.

Proteksi Kebakaran
Perlengkapan listrik tidak boleh menimbulkan bahaya pada
bahan yang berada di dekatnya.

33
PROTEKSI EFEK TERMAL (lanjutan)
Proteksi Luka Bakar
Batas suhu dalam pelayanan normal untuk bahan perlengkapan yang
dapat terjangkau dalam jangkauan tangan :

Bagian yang dapat Bahan dari bahan Suhu maksimum


terjangkau permukaan yang dapat oC

terjangkau
Sarana genggam operasi Logam 55
Bukan logam 65
Bagian yang dimaksudkan Logam 70
untuk disentuh tetapi bukan Bukan logam 80
sarana genggam
Bagian yang tidak perlu Logam 80
disentuh untuk operasi Bukan logam 90
normal
Proteksi dari panas lebih
- Rangka dan selungkup elemen pemanas harus dari bahan yang tidak
dapat terbakar.
- Seluruh peranti yang menghasilkan air panas / uap panas harus diberi
proteksi dari panas lebih ketika desain atau pemasangan dalam semua
34
kondisi pelayanan.
PROTEKSI TERHADAP ARUS LEBIH & HUBUNG PENDEK

Gawai proteksi harus disiapkan untuk memutus setiap beban lebih yang
mengalir pada sirkit sebelum arus tersebut dapat menyebabkan kenaikan
suhu yang merusak isolasi peralatan atau sekelilingnya.

Gawai proteksi harus disiapkan untuk memutus setiap arus hubung


pendek yang mengalir pada sirkit sebelum arus tersebut dapat
menyebabkan bahaya karena efek termal dan mekanik yang terjadi
penghantar & hubungan.

Karakteristik operasi suatu gawai yang memproteksi kabel terhadap


beban lebih harus memenuhi dua kondisi sbb. :
IB In Iz dan I2 1,45 Iz
dimana : IB = arus yang mendasari desain sirkit
Iz = kemampuan hantar arus (KHA) kontinu dari kabel
In = arus nominal dari gawai proteksi
I2 = arus yang menjamin operasi efektif gawai proteksi

35
PROTEKSI TERHADAP ARUS LEBIH & HUBUNG PENDEK

Untuk
arus hubung pendek yang mendasari sampai dengan 5 detik,
maka waktu t dapat dihitung dari rumus pendekatan sbb. :
t = k * S/I
dimana t = durasi dalam detik
S = luas penampang penghantar dalam mm2
I = arus hubung pendek efektif dalam ampere
k = 115 untuk penghantar tembaga diisolasi PVC
135 untuk penghantar tembaga diisolasi XLPE, EPR
74 untuk penghantar aluminium diisolasi PVC
87 untuk penghantar aluminium diisolasi XLPE/EPR
115 untuk sambungan solder timah pada penghantar
tembaga dengan suhu 160oC

36
PENGAWASAN K3 LISTRIK

K3 LISTRIK

Bag. 9.

Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan


instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab,
perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus
memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus 37
PENGAWASAN K3 LISTRIK

KOMPETENSI SDM BIDANG K3


LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : PERANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRI : PENGAWAS PEKERJAAN


PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
38
PENGAWASAN K3 LISTRIK
Proses pengesahan Berkas Commissioning.
gambar instalasi listrik perencanaan. Rekomendasi.

Dokumen perencanaan listrik Analisis:


1. Peta lokasi Berdasarkan SNI 04-225-2000
2 Gambar instalasi oleh pegawai pengawas
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik
- Rangkaian peralatan dan Tidak
pengendalinya Memenuhi syarat
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci Ya
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan PENGESAHAN GAMBAR
7. Ukuran teknis Setuju dipasang.
Rekomendasi.
- Sepesifikasi & cara pasang
- Cara menguji
- Jadwal waktu 39
Peraturan terkait :
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung

PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG


Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan
Jenis instalasi : Sistem Franklin, Sangkar Faraday, Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
40
INSTALASI PENYALUR PETIR
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o

HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

41
PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING

42
PROTEKSI LISTRIK DAN PETIR
RUANGAN BAHAYA KHUSUS

Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat

43
Ketentuan berbagai ruang & instalasi khusus
Ruang khusus adalah ruang dengan sifat dan keadaan tertentu seperti
ruang lembab, ruang berdebu, ruang dengan bahaya kebakaran dan
ledakan, atau ruang yang memerlukan pengaturan lebih khusus untuk
instalasinya.
Ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan
Zone 0 : ruang yang selalu terdapat gas berbahaya secara terus menerus
Zone 1 : ruang yang dalam operasi normal mungkin menegluarkan gas
berbahaya
Zone 2 : ruang yang secara normal tak mengandung gas berbahaya ,
tetapi ada
kemungkinan mengeluarkan gas tetapi tidak sering
Kelompok perlengkapan :
Kelompok I : khusus untuk petambangan (tidak dalam cakupan PUIL)
Kelompok II : untuk digunakan dalam industri lainnya (pabrik plastik,
gas-gas lain yang digunakan di industri) dll.
Kel II A (aseton, amoniak dll), Kel II B (etylin dll ), Kel IIC (asetilin,
hidrogen dll)
Tanda perlengkapan ExdIIBT4 : selungkup tahan api, IIB: gas sejenis etylin,
T4 suhu 135 derajat Celsius)
44
Ketentuan berbagai ruang & instalasi khusus
Ruangan dengan debu yang mudah terbakar (I8.8)
Zone 21 : ruangan yang terdapat debu dalam proses normal dan
terus menerus
Zone 22 : ruangan yang terdapat debu dalam proses normal
sewaktu-waktu
Instalasi listrik dalam kamar mandi
Zone 0 , 1 dan 2 harus menggunakan SELV 12 V.
Zone 3 , kotak kontak dijinkan dengan syarat dilengkapi dengan
transformator terpisah atau dengan ELV atau diproteksi dengan
GPAS 30 mA

45
K3 ALAT LISTRIK : LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift,
telah ditetapkan syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999

Per 03/Men/1999 Pasal 25 : Pengurus yang


membuat, memasang, memakai pesawat lift
dan perubahan teknis maupun administrasi
harus mendapat ijin dari Menteri atau pejabat
yang ditunjuknya.
46
JUMLAH LIFT Th.1979 SD AGUSTUS 2003
DKI JAKARTA 6707 KALIMANTAN TENGAN 2
BANTEN 28 KALIMANTAN TIMUR 86
JAWA BARAT 316
JAWA TENGAH 179 KALIMANTAN BARAT 20
YOGYAKARTA 113 KALIMANTAN SELATAN 21
JAWA TIMUR 621 SULAWESI UTARA 44
B A LI 192 SULAWESI SELATAN 125
A C EH 15
SUMATERA UTARA 260 SULAWESI TENGGARA 1
SAMATERA BARAT 30 SULAWESI TENGAH -
SUMATERA SELATAN 59 A M B O N 19
R I A U 72 IRIAN JAYA 19
J A M BI 18
BENGKULU 9 NUSA TENGGARA BARAT 3
LAMPUNG 26 NUSA TENGGARA TIMUR 2

15 ORANG MENINGGAL
TERJEBAK DALAM LIFT
47
GAMBAR
RENCANA MEKANISME PENGAWASAN
K3 LIFT
EVALUAS
I
OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA

PEMASANGAN RIKSA UJI

OK

IJIN
PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
48
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT
Pasal 24
DESAIN PEMBUATAN
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar Engineering design :
rencana yang disahkan oleh Menteri Konsep desain
atau pejabat yang ditunjuk Standar desain
Checking perhitungan konstruksi

Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap Memenuhi
-Perhitungan konstruksi syarat
-Spesifikasi dan sertifikasi material
IJIN K3
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar PABRIKASI LIFT
internasional yang diakui
49
IJIN PEMASANGAN LIFT
Pasal 24 Ayat (4)
Perencanaan pemasangan lift
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan Doc.Lengka
penguatannya p
-Diagram instalasi listrik Analisis :
-Diagram pengendali Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya Memenuhi
-Rel pemandu dan penguatannya syarat
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan, IJIN K3
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
50
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
Pasal 30
Ayat (1) AS BUILT DRAWING LIFT
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar
uji yang ditentukan TEST & COMMISSIONING
-PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
Standar uji K3 lift :
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES
SNI 1718 1989 E
Bentuk laporan :
-38 - L
Memenuhi
-39 - L
syarat

KLASIFIKASI & IJIN K3


KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99 LIFT LAIK
PENYELIA PEMASANGAN, TEKNISI OPEPASI
(Ajustment), TEKNISI PEMELIHARAAN, 1 tahun 51
PENYELIA OPERASI LIFT
PENUTUP
Kesimpulan

Listrik memiliki banyak manfaat sekaligus


mengundang bahaya. Untuk itu diterapkan A3 dan
K3

Potensi bahaya listrik : kejut, termal, dan induksi


elektromagnetik

Proteksi dilakukan terhadap tegangan sentuh


langsung dan tak langsung

Untuk keselamatan telah diatur tentang


pengawasan terkait kelistrikan (termasuk petir dan
lift)
52

Anda mungkin juga menyukai