TF6102
Oleh :
Wahyu Sujatmiko
Nim:23305005
previous next
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
PENGERTIAN
Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari
pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik
Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen
2
yang diperlukan pada jaringan instalasi
JARINGAN INSTALASI LISTRIK
TRANSMISI
PEMBANGKITAN
TET
11-25 kV
69-765 kV
TRANSMISI DISTRIBUSI
22-69 kV
TT TM
PELANGGAN
4-25 kV
DISTRIBUSI
TR
INDUSTRI
2-15 kV
110-220 V
TET
Jaringan
Transmisi & Distribusi
TM/
TR
M
PELANGGAN
Pelanggan Pelanggan
4
UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002
G TENTANG
KETENAGALISTRIKAN
TT/
- Untuk Sendiri
Pelanggan Pelanggan
5
PERSYARATAN INSTALASI LISTRIK
1. KONTINUITAS
ANDAL 2. MUTU
- TEGANGAN
- FREKUENSI
1. KESLAMATAN MANUSIA
DARI BAHAYA KEJUT
SYARAT AMAN LISTRIK
2. KEAMANAN INSTALASI
LISTRIK & PERLENGKAPAN
3. KEAMANAN GEDUNG & ISI
DARI BAHAYA KEBAKARAN
AKIBAT LISTRIK
AKRAB
Lingkungan
6
N Sentuh Langsung dan Tidak Langsung
7
Bahaya kejut listrik
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan
8
TEGANGAN SENTUH
Arus listrik ang melalui tubuh manusia dapat menimbulkan nreaksi bermacam-macam
tergantung dari BESAR dan LAMANYA arus tersebut mengalir.
10.000 C1 C2 C3 AC-4.1
5.000 AC-4.2
2.000 AC-4.3
1.000
100
50
20
13
PENCEGAHAN BAHAYA KEJUT
Faktor-faktor Umum Yang Harus Dipertimbangkan Ketika
Menganalisa Keselamatan Kelistrikan
(3) Kemungkinan bahwa suatu peralatan secara tidak sengaja rusak atau
berfungsi tidak seharusnya dalam berbagai cara dan loggam-logamnya menjadi
hidup yang arinya beraliran listrik.
(4) Kemungkinan dari bagaian/komponen yang terbuka tidak dibumikan atau tidak
sengaja (aksidental) tidak terbumikan.
(5) Kemungkinan bahwa pasien (atau anggota staff RS, atau pengunjung) akan
membuat kontak yang baik dengan permukaan-permukaan terbuka yang
berpotensi hidup.
(6) Kemungkinan bahwa suatu permukaan konduktif terbuka kedua yang, atau
melalui kejadian yang mungkin dan masuk akal menjadi, dibumikan juga dalam
jangkauan.
(7) Kemungkinan bahwa pasien (atau anggota staff, atau pengunjung) melakukan
kontak yang baik dengan permukaan yang dibumikan atau berpotensi dibumikan
ini.
(8) Peluang aliran arus yang dihasilkan akan cukup besar untuk menyebabkan
14
suatu celaka.
Data kec. listrik (PLN) 95-99.
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
N Korban tewas 818 orang
N karyawan 183 orang &
N masyarakat 635 orang
Luka serius 476 orang
$ Kasus kebakaran 741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 25.5 milyar
TT/
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan TM/ yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrab lingkungan
TR
M
17
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan wajib
PUIL 2000
18
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78 Peraturan
04/88
Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Peluncuran perdana 24-10-2001
Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun 19
SISTEM PROTEKSI UNTUK
KESELAMATAN
(BAB III)
V2
75 kg V1
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus
akan tersalur ke bumi yang akan menyebabkan
meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus
secara otomatik
Fasa tunggal 2 kawat
Aktif
Nol/Netral
26
Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)
L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
28
Sistem IT
Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari
bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedansi tinggi
minimum 1000 Ohm. BKT instalas dibumikan secara sendiri-sendiri atau
secara kolektif atau ke pembumian sistem.
L1
L2
L3
N
Impedans
PE
BKT
Pembumian sistem
29
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat
Nol &
Ground
dihubungkan
30
Sistem TN-S
Penghantar pengaman terpisah dari penghantar netral diseluruh sistem
L1
L2
L3
N
PE
BKT BKT
Sistem TN-C
Fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar proteksi
di seluruh sistem L1
L2
L3
P EN
BKT BKT
31
Pembumian sistem
Sistem TN-C-S
Pada sistem ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam
penghantar tunggal di sebagian sistem
L1
L2
L3
P EN
BKT BKT
Pembumian sistem
Proteksi Kebakaran
Perlengkapan listrik tidak boleh menimbulkan bahaya pada
bahan yang berada di dekatnya.
33
PROTEKSI EFEK TERMAL (lanjutan)
Proteksi Luka Bakar
Batas suhu dalam pelayanan normal untuk bahan perlengkapan yang
dapat terjangkau dalam jangkauan tangan :
terjangkau
Sarana genggam operasi Logam 55
Bukan logam 65
Bagian yang dimaksudkan Logam 70
untuk disentuh tetapi bukan Bukan logam 80
sarana genggam
Bagian yang tidak perlu Logam 80
disentuh untuk operasi Bukan logam 90
normal
Proteksi dari panas lebih
- Rangka dan selungkup elemen pemanas harus dari bahan yang tidak
dapat terbakar.
- Seluruh peranti yang menghasilkan air panas / uap panas harus diberi
proteksi dari panas lebih ketika desain atau pemasangan dalam semua
34
kondisi pelayanan.
PROTEKSI TERHADAP ARUS LEBIH & HUBUNG PENDEK
Gawai proteksi harus disiapkan untuk memutus setiap beban lebih yang
mengalir pada sirkit sebelum arus tersebut dapat menyebabkan kenaikan
suhu yang merusak isolasi peralatan atau sekelilingnya.
35
PROTEKSI TERHADAP ARUS LEBIH & HUBUNG PENDEK
Untuk
arus hubung pendek yang mendasari sampai dengan 5 detik,
maka waktu t dapat dihitung dari rumus pendekatan sbb. :
t = k * S/I
dimana t = durasi dalam detik
S = luas penampang penghantar dalam mm2
I = arus hubung pendek efektif dalam ampere
k = 115 untuk penghantar tembaga diisolasi PVC
135 untuk penghantar tembaga diisolasi XLPE, EPR
74 untuk penghantar aluminium diisolasi PVC
87 untuk penghantar aluminium diisolasi XLPE/EPR
115 untuk sambungan solder timah pada penghantar
tembaga dengan suhu 160oC
36
PENGAWASAN K3 LISTRIK
K3 LISTRIK
Bag. 9.
HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)
Resistan pembumian
mak 5 ohm
41
PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial
RSTN RSTN
ARRESTER
GROUNDING
42
PROTEKSI LISTRIK DAN PETIR
RUANGAN BAHAYA KHUSUS
Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat
43
Ketentuan berbagai ruang & instalasi khusus
Ruang khusus adalah ruang dengan sifat dan keadaan tertentu seperti
ruang lembab, ruang berdebu, ruang dengan bahaya kebakaran dan
ledakan, atau ruang yang memerlukan pengaturan lebih khusus untuk
instalasinya.
Ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan
Zone 0 : ruang yang selalu terdapat gas berbahaya secara terus menerus
Zone 1 : ruang yang dalam operasi normal mungkin menegluarkan gas
berbahaya
Zone 2 : ruang yang secara normal tak mengandung gas berbahaya ,
tetapi ada
kemungkinan mengeluarkan gas tetapi tidak sering
Kelompok perlengkapan :
Kelompok I : khusus untuk petambangan (tidak dalam cakupan PUIL)
Kelompok II : untuk digunakan dalam industri lainnya (pabrik plastik,
gas-gas lain yang digunakan di industri) dll.
Kel II A (aseton, amoniak dll), Kel II B (etylin dll ), Kel IIC (asetilin,
hidrogen dll)
Tanda perlengkapan ExdIIBT4 : selungkup tahan api, IIB: gas sejenis etylin,
T4 suhu 135 derajat Celsius)
44
Ketentuan berbagai ruang & instalasi khusus
Ruangan dengan debu yang mudah terbakar (I8.8)
Zone 21 : ruangan yang terdapat debu dalam proses normal dan
terus menerus
Zone 22 : ruangan yang terdapat debu dalam proses normal
sewaktu-waktu
Instalasi listrik dalam kamar mandi
Zone 0 , 1 dan 2 harus menggunakan SELV 12 V.
Zone 3 , kotak kontak dijinkan dengan syarat dilengkapi dengan
transformator terpisah atau dengan ELV atau diproteksi dengan
GPAS 30 mA
45
K3 ALAT LISTRIK : LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift,
telah ditetapkan syarat-syarat K3,
Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
15 ORANG MENINGGAL
TERJEBAK DALAM LIFT
47
GAMBAR
RENCANA MEKANISME PENGAWASAN
K3 LIFT
EVALUAS
I
OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA
OK
IJIN
PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
48
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT
Pasal 24
DESAIN PEMBUATAN
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar Engineering design :
rencana yang disahkan oleh Menteri Konsep desain
atau pejabat yang ditunjuk Standar desain
Checking perhitungan konstruksi
Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap Memenuhi
-Perhitungan konstruksi syarat
-Spesifikasi dan sertifikasi material
IJIN K3
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar PABRIKASI LIFT
internasional yang diakui
49
IJIN PEMASANGAN LIFT
Pasal 24 Ayat (4)
Perencanaan pemasangan lift
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan Doc.Lengka
penguatannya p
-Diagram instalasi listrik Analisis :
-Diagram pengendali Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya Memenuhi
-Rel pemandu dan penguatannya syarat
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan, IJIN K3
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
50
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
Pasal 30
Ayat (1) AS BUILT DRAWING LIFT
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar
uji yang ditentukan TEST & COMMISSIONING
-PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
Standar uji K3 lift :
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES
SNI 1718 1989 E
Bentuk laporan :
-38 - L
Memenuhi
-39 - L
syarat