AGENDA
1. Pendahuluan
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
3. Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
4. Organisasi: Tim Tanggap Darurat dan Manajemen Krisis
5. Fasilitas dan Sistim Tanggap Darurat Pabrik
6. Studi Kasus
Daftar Pustaka
2 5 JP
Tujuan Modul
3
1. Pendahuluan
PERUSAHAAN HARUS MEMILIKI RENCANA TINDAKAN DARURAT:
• Prosedur pelaporan
Rencana tindakan • Prosedur untuk evakuasi.
darurat tertulis • Prosedur mengatur
maupun lisan. pekerjaan-pekerjaan pabrik
yang kritis sebelum mereka
dievakuasi.
Unsur-unsur
• Prosedur-prosedur yang
minimum rencana
harus dipertanggung
tindakan darurat.
jawabkan semua pekerja
setelah evakuasi.
Sistem tanda • Prosedur penyelamatan atau
bahaya untuk tugas-tugas medis
pekerja sesuai • Nama atau titel pekerjaan
OSHA 1910.165 dari setiap pekerja yang
dapat dihubungkan oleh
Pelatihan setiap pekerja yang
membutuhkan informasi
Review
4
AGENDA
1. Pendahuluan
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
3. Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
4. Organisasi: Tim Tanggap Darurat dan Manajemen Krisis
5. Fasilitas dan Sistim Tanggap Darurat Pabrik
6. Studi Kasus
Daftar Pustaka
5 5 JP
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
6
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
KRISIS
Krisis dapat didefinisikan sebagai “saat yang menentukan”, waktu yang
sangat kritis dalam kesulitan besar.
Periode waktu yang relatif singkat, beberapa jam pertama atau kejadian
yang berhari-hari, saat-saat dimana ada titik balik untuk menentukan
dicapai atau tidaknya tentang persepsi positif publik atas kehandalan
dalam mengambil tindakan atau kemampuan perusahaan dalam
mengatasi keadaan krisis keselamatan dan lingkungan hidup.
8
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
9
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
Prioritas Tanggap Darurat
Urutan Prioritas:
1.Keselamatan Jiwa Menghitung dan memastikan
keselamatan
2.Stabilisasi Kejadian Pengawasan dan pengendalian
3.Pengamanan Lingkungan Hidup dan Aset Perusahaan
Mengontrol dan meminimalkan dampak trhadap aset dan
lingkungan
10
Bagan Perencanaan Keadaan darurat
(Emergency Planning)
Perencanaan Keadaan Darurat
(Emergency Planning)
Ismt-hsecorp
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
KEBAKARAN
Batas panas radiasi yang bisa diterima oleh manusia tanpa cedera dan dengan nyaman tanpa
pelindung apapun adalah 4.7 kW/m2 (standar untuk radiasi flare ke jalur-jalur pelarian “escape route”).
Jika panas radiasi “pool fire” dari tumpahan 1 m2 diesel dipancarkan merata ke segala arah maka jarak
nyaman dapat berdiri dari “pool fire fire” tersebut adalah 7 m.
14
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
• Panas pembakaran yang dihasilkan oleh “Pool Fire” dihasilkan oleh sifat
laju pembakaran persatuan luas dari cairan tersebut.
• Misalnya untuk bahan bakar Solar (Diesel), laju pembakarannya adalah
4mm/min, panas pembakaran 10,200 cal/g, dan berat jenis (density) adalah
0.841 kg/l atau 0.841 g/cc. Maka untuk pool fire dari tumpahan diesel
seluas 1 m2 akan menghasilkan panas atau memancarkan panas ke segala
arah sebesar:
• Luas(m2) x laju pembakaran (mm/min) x density (g/cc) x panas
pembakaran cal/g x factor konversi = 10,000 cm2 x 0.4 cm/min x 0.841 g/cc
x 10,200 cal/g = 34 juta cal/min = 571,000 cal/detik = 2400 kW.
• Batas panas radiasi yang bisa diterima oleh manusia tanpa cedera dan
dengan nyaman tanpa pelindung apapun adalah 4.7 kW/m2 (standar untuk
radiasi flare ke jalur-jalur pelarian “escape route”).
Jika panas radiasi “pool fire” dari tumpahan 1 m2 diesel dipancarkan merata
ke segala arah maka jarak nyaman dapat berdiri dari “pool fire fire” tersebut
adalah 7 m.
15
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
b. Kebakaran “Flash Fire”
16
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
c. Kebakaran ”Jet Fire”
Kebocoran gas
Sumber
dengan kec. Flow
Ignition Jet Fire
tinggi
Listrik
Statis
Dampak Jet Fire ini lebih parah dari dampak pool fire atau flash fire karena radiasi
panas yang dipancarkannya lebih besar sehubungan dengan kecepatan laju
kebocoran.
Untuk kebocoran dengan luas setara dengan lubang berdiameter 1 inci, maka jika wadah gas
metana bertekanan 10 barg (sekitar 150 psi), maka jarak nyaman adalah 11 meter.
Penanggulangan :
• Hanya dapat dipadamkan dengan memutuskan sumber pasokan gas atau cairan.
• Metoda penyemprotan air untuk pendinginan ditujukan untuk mengurangi efek panas
radiasi ke peralatan di sekitarnya.
17
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
3. Ledakan
• Karena terjadi peningkatan volume dan pelepasan energi secara
sangat cepat gelombang tekanan kejut (Barg) suhu tinggi.
• Penanggulangan dengan cara memastikan sumber-sumber pasokan
bahan bakar menghindari timbulnya ledakan berikutnya.
• Pendinginan dengan penyemprotan air dari sistim penyemprotan air
otomatis (Deluge System) dapat mengurangi efek gelombang tekanan
atau efek suhu yang dihasilkan.
18
AGENDA
1. Pendahuluan
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
3. Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
4. Organisasi: Tim Tanggap Darurat dan Manajemen Krisis
5. Fasilitas dan Sistim Tanggap Darurat Pabrik
6. Studi Kasus
Daftar Pustaka
19 5 JP
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
Pendekatan yang efektif dan terintegrasi dari
tanggap darurat dan manajemen krisis
3.1. Penilaian Resiko
Kompilasikan daftar kejadian-kejadian potensial yang
mungkin terjadi di dalam asset dan operasional
perusahaan, untuk kejadian:
• Dengan eksposur populasi yang tinggi
• Kejadian sebelumnya di dalam asset
• Potensial dengan perhatian media yang tinggi
• Pengalaman dari yang dialami oleh perusahaan lain
• Termasuk dalam penilaian Resiko spt: Hazid,
Hazop, dll.
• Ancaman bom, huru hara, dan sandera personil.
20
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
Tabel Penilaian Resiko Potensi-Potensi Kejadian
21
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
22
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
2. Pertanyaan-pertanyaan inti
• Apa yang mungkin terjadi?
• Seberapa mungkin kejadian itu akan terjadi?
• Seberapa parah kejadian itu?
• Seberapa sering kejadian itu dapat terjadi?
• Apa yang akan kita lakukan terhadap kejadian itu?
23
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
24
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
3.2. Lingkup Rencana Keadaan Darurat
Setelah mengetahui resiko kejadian yang telah diprediksikan, Rencana
keadaan darurat harus dalam keadaan tertulis dan meliputi a.l:
• Tindakan Darurat Awal (Initial Emergency Actions):
• Mengaktifkan alarm,
• Pertolongan medis
• Respon awal lainnya a.l.: pemadaman kebakaran, menekan tombol
shutdown keadaan darurat pabrik, dll.)
• Prosedur untuk memberitahu kepada Manajemen dan Tim Darurat
untuk memastikan pengaruh potensial yang merusak dari setiap
kejadian, keadaan darurat atau krisis-krisis sudah diminimalisir.
• Prosedur untuk pelaporan: ke Pemerintah setempat, Kepolisian, Kantor
Pusat Perusahaan, dll.
25
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
26
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
3.3. Prosedur Tanggap Darurat Berlapis Memerlukan personil
global dan
Berdasarkan pada konsep yang berlapis atau bertingkat (Tier). sumbersumberdaya
dari berbagai macam
lokasi
Masukan serta
dukungan untuk
Tier 1 akan langkah-
langkah strategis a.l.:
Data tentang
Rekayasa Pabrik,
bantuan luar
(pemerintah), bantuan
sumber daya reduce B3
, Menghadapi Media
lokal, dll.
Pemadaman kebakaran,
P3K, Pertolongan Medis
dan Evacuasi korban,
Escape Evacuation)
Sistim TIER ini sangat fleksibel, effisien, dan tepat guna dengan
memanfaatkan semua sumber-sumber daya tanggap darurat dan
kapabilitas-kapabilitas di semua departemen disegala tingkat perusahan
dan MOU dengan perusahaan dan Pemda
27
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
28
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
3.4.2. Kebakaran / Peledakan
Sebuah kejadian yang melibatkan kebakaran dan peledakan
menunjukkan resiko yang serius bagi keselamatan personil, aset
perusahaan dan lingkungan beroperasinya.
• Setiap lokasi harus mendefinisikan tindakan-tindakan yang
diharapkan dari para pekerja:
• Sistem pengendalian otomatis (deteksi api dan gas, sistim
“shutdown”, “blowdown”, sistim alarm, dan lain sebagainya)
• Sistem penyemprotan otomatis (fire suppression system: air, foam,
dan lain sebagainya).
• Ketersediaan personil terlatih dan personil yang paham dengan
strategi dan taktis tanggap daruratnya.
30
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
Pre-Fire Planning
Adalah suatu cara untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk pencegahan
dan penanggulangan keadaan darurat terkait dengan bahaya kebakaran yang mungkin
terjadi di suatu tempat. Fire Plan harus dapat:
• Mengidentifikasi potensi dan skenario kebakaran
• Mengevaluasi tujuan dan strategi dari pemadaman
• Mengidentifikasikan kebutuhan yang diperlukan : peralatan pemadaman yang
diperlukan (selang, fire monitor, sambungan, dll), lokasi hidrant, jumlah agen dan air
yang digunakan dan persyaratan personil.
• Tersedia bagi semua regu pemadam kebakaran dan juga digunakan sebagai dasar
untuk pelatihan. Pelaksanaan pelatihan harus dimonitor secara seksama,
didokumentasikan dan dievaluasi sehingga hasilnya dapat digunakan
32
3.Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
Cakupan Pre-Fire Planning
1) Mempersiapkan atau membuat strategi praktis pemadaman api untuk
berbagai skenario
a) Identifikasi Skenario
b) Perhitungan dan Taktis Pemadaman Api dari setiap skenario.
Perhitungan dilakukan untuk menentukan jumlah dan jenis media
pemadam api, serta peralatan yang diperlukan. Taktis untuk
mempersiapkan / menentukan jumlah regu pemadam dan tim
penunjang, keahlian yang diperlukan, cara / teknik pemadaman, dan
lainnya
2) Integrasikan dengan Tanggap Operasional (Emergency Shutdown,
Blowdown, dan lain sebagainya)
33
3.4.4. Keadaan
Darurat Medis
Cedera/penyakit
yang serius adalah
cedera atau penyakit
yang mensyaratkan
intervensi medis
yang urgent dan/
atau pemindahan
langsung dari orang
yang sakit/ terluka/
cedera kepada
fasilitas medis yang
telah ditetapkan.
3.Prosedur dan Rencana
Tanggap Darurat
3.4.5. Evakuasi Medis
• Evakuasi Medis perlu menjalin kerja sama dengan pihak-
pihak terkait seperti rumah sakit yang mempunyai fasilitas
memadai, sarana tansportasi misalnya helicopter, dan lain
sebagainya.
• Merespon beberapa keadaan darurat medis yang serius
dan harus ditinjau kembali bersama sesuai dengan garis-
garis pedoman untuk keadaan darurat medis
• Medivac adalah transportasi yang dilakukan ketika
seorang pasien terluka atau cedera atau sakit yang
dianggap jiwanya terancam.
• Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika
menentukan apakah seorang pasien memerlukan
medivac, meliputi : Tingkat keparahan; diperlukannya
perawatan; Jenis dan kondisi khusus dari transportasi
yang diperlukan; Ketersediaan transportasi; Ketersediaan
paspor (untuk ke LN); • Jumlah dan tingkat kualifikasi
pendamping; Kondisi lingkungan/cuaca; Tujuan tempat
akhir (klinik setempat atau klinik di kotakota besar, dll.)
36
37
3.5. BENCANA ALAM
38
AGENDA
1. Pendahuluan
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
3. Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
4. Organisasi: Tim Tanggap Darurat dan Manajemen Krisis
5. Fasilitas dan Sistim Tanggap Darurat Pabrik
6. Studi Kasus
Daftar Pustaka
Lampiran : Matriks Kompetensi SIKA
39 5 JP
4.Organisasi : Tim Tanggap Darurat dan Manajemen krisis
40
4.Organisasi : Tim Tanggap Darurat dan Manajemen krisis
41
4.Organisasi : Tim Tanggap Darurat dan Manajemen krisis
42
4.Organisasi : Tim Tanggap Darurat dan Manajemen krisis
43
4.Organisasi : Tim Tanggap Darurat dan Manajemen krisis
44
CONTOH BAGAN ORGANISASI KEADAN DARURAT DI INSTALASI
WAL/ISMT
LRFT-02
Video:Tata Letak Ruang Crisis
Emergency
Tim Emergency Pack
Tivi dan
Emergency
Video Filing
Cabinet
Telecon- Catatan
Internet ference FAX Kejadian
Jam
Board
Informasi
Peralatan Whiteboard
Sumberdaya
Whiteboard dinding
Daftar Orang
Kapal Catatan Telepon hilang/
Helikopter/ Peta Chart Cuaca
Ambulan Kejadian Penting Cidera
WAL/ISMT
• Mengambil peran
• Dimana?
49
TRAINING DRILL & EXERCISE
BULAN
TRAINING DRILL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Walkthrough Drill
Functional Drill
Evacuation Drill
Fullscale Exercise
Ismt-hsecorp
4.Organisasi : Tim Tanggap Darurat dan Manajemen krisis
51
AGENDA
1. Pendahuluan
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
3. Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
4. Organisasi: Tim Tanggap Darurat dan Manajemen Krisis
5. Fasilitas dan Sistim Tanggap Darurat Pabrik
6. Studi Kasus
Daftar Pustaka
52 5 JP
5. Fasilitas dan sistim Tanggap Darurat
5.1. Sistem Pertolongan dan
Perlindungan Fasilitas
• Sistem pemadaman kebakaran:, Pompa
Kebakaran, Fire Ringmain, Pipa Kebakaran,
Hydrant, Pemantau Kebakaran, dan Hose Reel,
Truk Kebakaran, Sistem Pemadaman Kebakaran
Portabel.
• Sistem perlindungan kebakaran, Dinding
Kebakaran/ Blast Wall, Sistem Deluge, Sprinkler,
Peralatan Sistem Pelindung Pasif, dll.
• Sistem alarm dan deteksi bahaya : Detektor
Kebakaran dan Gas (F&G Detector), Sistem
Alarm Kebakaran, dll.
• Perlengkapan dan bahan pengendali pelepasan
dan tumpahan dan perlatan, alat penanggulangan
tumpahan (Spill Kit), Oil Boom, Skimmers, Alat
Penyemprot, Dispersant, Pengisap (Sorbent),
danlain-lain.
53
5. Fasilitas dan sistim Tanggap Darurat
• Sumber Energi Listrik dalam keadaan darurat
(Generator Emergency)
• Peralatan pertolongan pertama: P3K, Safety
Shower, Eye wash station, Alat Pemadam
Kebakaran Ringan
• Peralatan Pertolongan : SCBA, EEBA (Escape
Evacuation Breathing Aparatus).
• Jalan Keluar dan Evakuasi : Rute Jalan Keluar,
Muster Area
• Peralatan Komunikasi Darurat : Radio, Telepon,
Fax, Sistem Pagin, Telephone Satelit, jaringan
komputer / internet, dan alat komunikasi lainnya.
• Fasilitas Penyelamatan dan Evakuasi untuk
Fasilitas Offshore: Lifeboat, Life Raft, Rescue
Craft, GuardBoat/Supply Boat, dan lain
sebagainya.
• Peralatan Keselamatan seperti: Kantong Darurat
di setiap tempat berisi Alat Pelindung Diri untuk
keadan darurat (Hood, Cartridge, senter, dan
lain sebagainya), dan lain sebagainya.
54
5. Fasilitas dan sistim Tanggap Darurat
5.2. Sistem Darurat Proses di Pabrik
Sistem Darurat Proses di Pabrik terkait
dengan sistem ESD yang terdiri dari :
a. Katup Penutup dalam Keadaan
Darurat (ESD System)
mengurangi durasi pelepasan gas
di tempat kebakaran
b. Katup Blowdown Keadaan Darurat
melepaskan bahan bakar gas
ke tempat yang dirancang aman
(Flare atau Vent).
c. Sistim detektor kebakaran dan gas
(F&G Detection System): Bisa juga
memerintahkan Sistem Emergency
Shutdown
55
CONTOH PEDOMAN
KEADAAN DARURAT INSTALASI
Ismt
DAFTAR ISI PKD
1. INTRODUCTION 4. ROLES & RESPONSIBILITIES
1.1. PURPOSE AND OBJECTIVE 4.1. DUTY INCIDENT COMMANDER (DIC)
1.2. PRINCIPLES OF INCIDENT 4.2. SAFETY OFFICER
COMMAND SYSTEM 4.3. HUMAN RESOURCES OFFICER
1.3. RESPONSE PRIORITIES 4.4. COMMUNICATIONS & EXTERNAL
1.4. SCOPE AFFAIRS (C&EA) OFFICER
4.5. LAW OFFICER
2. INCIDENT RESPONSE ORGANISATION 4.6. SECURITY OFFICER
2.1. EMERGENCY RESPONSE TEAM (ERT 4.7. OPERATION SECTION CHIEF \
2.2. INCIDENT MANAGEMENT TEAM (IMT) 4.8. PLANNING SECTION CHIEF
2.3. BUSINESSSUPPORTTEAM(BST) 4.9. SITUATION UNIT LEADER
2.4. PHE ONWJ INCIDENT MANAGEMENT 4.10. ENVIRONMENTAL UNIT LEADER
TEAM (IMT) ORGANISATION CHART 4.11. TECHNICAL SPECIALIST(S)
4.12. DOCUMENTATION UNIT LEADER
3. NOTIFICATION & ACTIVATION CHAIN 4.13. LOGISTICS SECTION CHIEF
3.1. OFFSHORE& ONSHORE INCIDENTS 4.14. FOOD UNIT LEADER
3.2. NOTIFICATION, ACTIVATION 4.15. PROCUREMENT/ SUPPLY UNIT
ANDINCIDENT REPORTING PROCESS OFFICER
4.16. IT&S UNIT LEADER
Ismt
DAFTAR ISI PKD (samb. 2)
4.17. FACILITIES MANAGEMENT OFFICER 5.5. COMMAND& GENERAL STAFF
4.18. MEDICAL UNIT LEADER ASSESSMENT MEETINGS
4.19. AVIATION/ VESSEL UNIT LEADER 5.6. OFFSHORE INCIDENTS
4.20. SECURITY GROUP LEADER 5.7. WELL CONTROL INCIDENTS
4.21. FINANCE SECTION CHIEF 5.8. OFFSHORE OILSPILL INCIDENTS
4.22. FINANCE OFFICER 5.9. ONSHORE RECEIVING FACILITY
4.23. HR OFFICER (COMPENSATION& (ORF) INCIDENTS
CLAIMSUNIT) 5.10. ROAD TRAFFIC ACCIDENTS
5.11. FIRE IN JAKARTA OFFICE
5. INCIDENT MANAGEMENT GUIDELINES 5.12. MISSINGPERSONNEL
5.1. SETTING UP THE INCIDENT 5.13. NATURAL DISASTERS
COMMAND POST SETTING UP THE 5.14. TERRORIST/ SECURITY
ALTERNATIVE INCIDENT INCIDENTS
COMMANDP OST. 5.15. OCCUPATIONAL HEALTH
5.2. INITIAL ACTIONS– GETTING INCIDENTS
ORGANISED 5.16. HELICOPTER INCIDENTS
5.3. BRIEFINGS 5.17. INCIDENTEND AND FINAL ACTIONS
5.4. INFORMATION CENTRE (IMT STATUS
BOARDS)
Ismt
DAFTAR ISI PKD (samb 3)
6. LINKED PLANS 8. EMERGENCY CONTACT INFORMATION
6.1. LINKEDPLANSDIAGRAM 8.1. IMT KEY CONTACTS FAX FORM
6.2. DESCRIPTION OFLINKEDPLANS 8.2. OFFSHORE& ONSHORE INCIDENT INITIAL
NOTIFICATION MATRIX
7. PLAN OWNERSHIP MAINTENANCE,
TRAINING AND EXERCISE GUIDANCE 9. IMT STATUS BOARDS
7.1. OWNERSHIP 9.1. INCIDENT NAME/ CLAIMS NUMBER
7.2. MAINTENANCE 9.2. INCIDENT FACTS
7.3. TRAINING& EXERCISES 9.3. INCIDENT FACTS UPDATE
7.4. 24 – HOUR COVERAGE 9.4. WEATHER, TIDES& SUNSET
7.5. INITIALINCIDENTREPORTFORM 9.5. SAFETY AND HEALTH
7.6. ICS 201 IMT INDIVIDUAL LOG- SHEET (ICS 9.6. MASS BALANCE
214) 9.7. SENSITIVE AREAS
7.7. IMT INCIDENT HOURLY SITUATION 9.8. RESOURCES LIST
REPORT 9.9. STRATEGIC OBJECTIVES
7.8. IMT INCIDENT6 HOURLYSTATUS REPORT 9.10. ORGANISATIONAL ASSIGNMENT &
7.9. IMTWORK SHEET FOR DETERMINING CONTACT DETAILS
INCIDENT POTENTIAL 9.11. OPERATIONAL PERIOD/ MEETING
7.10. IMT CHECK-IN/ CHECK-OUTLIST(ICS 211) SCHEDULE
FOR IMT MEMBERS 9.12. REQUESTS FOR ASSISTANCE
7.11. IMT STAGING CHECK-INLIST(ICS 211)
FORSTAGINGAREA
Ismt
EMERGENCY CONTROL DUTY ASSIGNMENT CHART
S & L SUPERVISOR /
FIREMAN AND
SECURITY ON SHIFT 1 SCENE 1 LOADING MASTER /
OPERATION
AMBULANCE PLANT 1
SITE 1 FIRE SECTION HEAD
2 1 1 1 1
1 1 PERSPECT ALL SEPT S
PKK. MGR.S.H. RESPONSE FIRE WARDEN
SHIP CREWS HARBOR PUBLIC REL SERV & ADM IVE DEPT ALL SECT HEADS
AND TEAM ALL 1 1 ALL
OFF DUTY AREA SECT. HEAD SECT HEADS AREA SUPVS
SUPERVISORS MEMBERS BUILDINGS
ALL ENGINEERS
WAL/ISMT
DIAGRAM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
CONTOH DI REFINING UNIT PERTAMINA UNIT PENGOLAHAN
HT.CH : Group
TBKD Kilang
1
HT.CH : “B“ KA. BAGIAN SHIFT
UNIT TERKAIT SUPERINTENDENT
1
HT Group ID : 910
HT.CH : Group HT.CH : Group
Kilang Manajer
STAFF LKKK &
FIREMAN OFF DUTY FIRE STATION POSKOPEN
KA. SEKSI
HT.CH : GROUP LKKK 1 (POS KOMANDO UNIT TERKAIT
HT.CH :” 2 “ 1
PENANGGULANGAN) HT Group : 910
HT.CH : Group Kilang
HT.CH : “ 2 “
DOKUMENTATOR HT.CH. : GRUP LKKK
(HUPMAS) TELEPON : 100/5555 KA. K & KK/LKKK
1
1
HT.CH :- TLP : - HT.CH : GROUP
HT.CH. : “ eMERGENCY LKKK
KA. BAG. KANTO MAN. ENG. & BANG KA. BID. SIK
KA. RSPB KA. BAG. KA. PEMELIHARAAN / KA. BAG. UTL / PROD. KA. BAG.
SEKURITI/UMUM R
FASUM/JASRUM BEN.TEK HUPMAS/UMUM MASING HT.CH : Group HT.CH : Group
TELEPON : 4550 TELEPON : 4540 TELEPON : HT.CH : Group Kilang -
HT.CH : KHUSUS Manajer Manajer
5749/5750/5745/5742 TELEPON ; 5884 MASING
SEKURITI
KA. BAG. REN-PROD / KA. BAG. OPS. TEL- KA. BAG. MARINE/JASRUM KA. BAG. PE/ENG & 1
KA. BAG.
RENEKON JAR/JASRUM BANG ADA/JASRUM
HT.CH : Group Kilang- (BALONGAN RADIO) TELEPON : 5842 LAIN-LAIN
TELEPON : 5204 TELEPON : 5007 SEMUA KA. BAGIAN
SEMUA PWS. UTAMA
KETERANGAN : KOMUNIKASI MELAPOR KE ........ MENUJU KE ...... SEMUA PENGAWAS
SEMUA ENGINEER
Ismt-hsecorp
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
1. UU no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Ps.8.
2. PP No. 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan kerja di bidang
pertambangan
3. PP No. 11/1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi
4. PP No. 11 tahun 1970 Bab 19, Alat Pemadam Kebakaran
5. Per 05/Men/1996, sub bab 3.3.8. Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana.
6. 29 CFR OSHA 1910.38. Emergency Action Plans
7. 29 CFR 1926.23: First Aid and Medical attention, and
8. 1926.50: Medical services and first aid
9. 29 CFR 1926.35: Employee emergency action plan
10. 29 CFR 1926.34: Means of egress
11. 29 CFR 1926.24: Fire protection and prevention,
12. 29 CFR 1926.150: Fire protection
13. 29 CFR 1926.151: Fire prevention
14. 29 CFR 1926.64: PSM of highly hazardous chemicals
15. 29 CFR 1926.65: HazWoper, Emergency response to hazardous substance releases
16. NFPA 600, Standard on Industrial Fire Brigade.
63
AGENDA
1. Pendahuluan
2. Konsep Dasar Tanggap Darurat
3. Prosedur dan Rencana Tanggap Darurat
4. Organisasi: Tim Tanggap Darurat dan Manajemen Krisis
5. Fasilitas dan Sistim Tanggap Darurat Pabrik
6. Studi Kasus
Daftar Pustaka
64 5 JP
6. Kasus Accident di Exxon
Studi kasus di bawah ini tidak membahas akar permasalahan atau
penyebab langsung dari terjadinya kecelakaan namun lebih menitik
beratkan pada pembahasan tanggap darurat dari kejadian-kejadian
tersebut di bawah ini.
6.1. Tumpahan Minyak Exxon Valdez, 1989
66
Tindakan tanggap darurat :
• Yang pertama adalah tindakan pembersihan melalui penggunaan
dispersant, sebuah campuran solvent dan surfactat dengan menggunakan
helikopter dan bucket dispersant.
• Dispersant dihentikan karena gelombang yg besar
• Sebuah peledakan percobaan juga dilakukan selama tahap-tahap awal
terjadinya tumpahan untuk membakar minyak tersebut, di wilayah
tumpahan terpisah dari peledakan lainnya. Ujicoba relatif berhasil tapi
ada gangguan cuaca.
• Pembersihan mekanis dengan menggunakan oil boom dan skimmers,
tetapi skimmer tidak cepat tersedia dalam waktu 24 jam menyusul
tumpahan tersebut, lalu minyak kental dan tebal cenderung
menyumbat peralatan.
• Exxon banyak dikritik karena tanggap darurat yang lambat untuk
menyelesaikan bencana tersebut. Masyarakatnya mengkritik. Lebih
dari 11.000 warga Alaska yang diikuti dengan para Pekerja Exxon
bekerja di sepanjang wilayah ini berusaha memulihkan lingkungan.
67
Kasus Accident di BP Texas
Pada 23 Maret 2005 sekitar jam 1.20 siang terjadi peledakan dan
kebakaran di salah satu kilang milik BP yang terbesar dan paling
kompleks yang berlokasi di Texas City, Texas. Peledakan dan
kebakaran terjadi di unit Isomerization, yang menyebabkan kematian
15 orang dan sebanyak 70 sampai 100 orang luka serius. Semua yang
tewas adalah para kontraktor lapangan.
Kilang tersebut memiliki 30 unit proses yang tersebar sepanjang lokasi
1.200 acre dan mempekerjakan
68
6. Studi Kasus
sekitar 1.600 staff BP. Pada waktu kejadian tersebut ada sekitar 800
staff kontraktor lainnya di lokasi untuk pekerjaan perputaran yang
signifikan.
Kilang ini memproduksi bensin, bahan bakar jet, bahan bakar diesel
dan persediaan bahan kimia. Kilang ini memiliki kapasitas bernilai
460.000 barrel setiap harinya dan kemampuan untuk memproduksi
sekitar 11 juta gallon bahan bakar per harinya atau sekitar 3 persen
untuk persediaan bahan bakar di AS.
Studi kasus ini mencakup strategi komunikasi dari BP, dengan
memanfaatkan sebuah pusat sebagai lokasi respons kejadian, pada
hari-hari ketika menyusul adanya insiden ini. Insiden yang sangat
berarti ini, dengan fasilitas dari skala ini, memiliki dampak dan menyita
perhatian sebagian besar warga di sepanjang wilayah ini.
Mengkomunikasikan dengan cepat, akurat dan di dalam proses yang
tepat adalah penting dan menentukan.
69
DISKUSI GRUP
PENGELOLAAN KEADAAN DARURAT
PESERTA DIBAGI JADI 3 GROUP
Tugas:
• Diskusikan mengenai Fokus item-item
penanganan Kebakaran yang harus dilakukan
oleh Incident Commander dan On Scene
Commander.
• Peralatan apa saja yang menjadi persyaratan
Ruang Crisis Center?.
JAWABAN