Anda di halaman 1dari 28

PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PENAGGULANGAN KEBAKARAN

TINGKAT DASAR I / KELAS D

(PETUGAS PERAN KEBAKARAN)

Materi :

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

(AKTIF & PASIF)

1
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

DAFTAR
ISI

Contents
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 1
A. POKOK-POKOK BAHASAN ............................................................................................................. 2
B. TUJUAN PEMBELAJARAN .............................................................................................................. 2
C. REFERENSI ...................................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
II. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN ............................................................................................... 3
3.1 KONSEP SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN .............................................................................. 3
3.2 ALAT PEMADAM API RINGAN ...................................................................................................... 4
3.3 Contoh APAR Beserta Media Pemadam.......................................................................................... 5
III. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF ....................................................................................... 6
3.1 Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya .................................................................................................. 6
3.2 Peralatan tanda bahaya secara automatis ....................................................................................... 6
3.3 Tanda Bahaya Kebakaran secara manual ....................................................................................... 9
3.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ................................................................................................ 11
3.5 Jenis Alat Pemadam Api Ringan terdiri: ......................................................................................... 11
3.6 Bagian-bagian APAR ...................................................................................................................... 11
3.7 Pemasangan APAR ........................................................................................................................ 11
3.8 Tipe Konstruksi Tabung APAR ....................................................................................................... 12
3.9 Instalasi Hydrant Kebakaran ........................................................................................................... 13
3.10 Macam Sistem Hydrant Kebakaran ................................................................................................ 14
3.11 Sistem pemadam dengan pemancar air (Sprinkle System) ........................................................... 15
3.12 Macam Kepala Sprinkler ................................................................................................................. 16
3.13 Macam-macam Sistem Sprinkler .................................................................................................... 17
3.14 Alat Pemadam Api Otomatis (Automatic Fire Extinguishing System) ............................................ 19
IV. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF..................................................................................... 21
4.1. Sarana Jalan Keluar ........................................................................................................................ 22
4.2. Kompartemenisasi........................................................................................................................... 22
4.3. Sistem Kontrol Asap........................................................................................................................ 23
4.4. Titik Kumpul (Assembly Point) .......................................................................................................... 24
4.5. Jalur Evakuasi ................................................................................................................................... 24

1
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

A. POKOK-POKOK BAHASAN
1) Pengenalan sistem proteksi kebakaran
2) Pengenalan sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
3) Macam-macam sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat :
1) Memahami konsep sistem proteksi kebakaran
2) Memahami pengertian sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
3) Memahami Macam-macam sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
4) Memahami cara kerja sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif yang terpasang di
perusahaannya

C. REFERENSI
1) Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatam Kerja
2) Permenaker 04/MEN/1980, tentang Alat Pemadam Api Ringan.
3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep.186/Men/1999. Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran. Ditempat Kerja.
4) Permenaker 02/MEN/1983, tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
5) Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran
6) Per Men P.U. No.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Tehnis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungannya.
7) SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Terpasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran
8) SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Sprinkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung
9) SNI 03-3985-2000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem
deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.

2
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

I. PENDAHULUAN
Bahwa untuk menanggulangi kebakaran di tempat kerja, diperlukan adanya
peralatan proteksi kebakaran yang memadai, petugas penanggulangan
kebakaran yang ditunjuk khusus untuk itu, serta dilakukannya prosedur
penanggulangan keadaan darurat. Sistem proteksi kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan,
kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada
bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi
pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan
lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.
Sistem Proteksi kebakaran yang tersedia pada bangunan gedung antara lain :
 Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang
secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual
ataupun otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti
springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan pemadam khusus.
 Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang
terbentuk atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan
komponen struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan
bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api, serta perlindungan
terhadap bukaan.

II. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN


3.1 KONSEP SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
Penerapan sistem proteksi kebakaran atau sumber daya yang direncanakan untuk
mengantisipasi bahaya kebakaran, yang harus direncanakan sesuai dengan tingkat

resiko bahaya pada hunian yang bersangkutan. Pada bagian diatas terah difahami
pengertian klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran.
Perencanaan sistem proteksi kebakaran yang direncanakan ada 3 sistem strategi
yaitu :
a. Sarana proteksi kebakaran aktif yaitu berupa alat atau instalasi yang dipersiapkan untuk
mendeteksi dan memadamkan kebakaran seperti sistem deteksi dan alarm, APAR,

3
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

hydrant, sprinkler, house rell, dll.


b. Sarana proteksi kebakaran pasif yaitu berupa alat, sarana atau metoda mengendalikan
penyebaran asap panas dan gas berbahaya bila terjadi kebakaran seperti sistem
kompartementasi, treatment atau clotting fire retardant, sarana pengendalian asap (smoke
control system), sarana evakuasi, sistem pengendali asap dan api (smoke damper, fire
damper, fire stopping), alat bantu evakuasi dan rescue dll
c. Fire safety management

3.2 ALAT PEMADAM API RINGAN


Referensi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per
04/Men/1980. Alat pemadam api ringan, direncanakan untuk memadamkan api
pada awal kebakaran. Desain konstruksinya dapat dijinjing dan mudah
dioperasikan oleh satu orang.
Syarat pemasangan pemasangan alat pemadam api ringan
a. Ditempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau, mudah diambil (tidak diikat mati
atau digembok)
b. Jarak jangkauan maksimum 15 m
c. Tinggi pemasangan maksimum 125 cm
d. Jenis media dan ukurannya harus sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api
e. Secara berkala harus diperiksa
f. Media pemadam harus diisi ulang sesuai batas waktu yang ditentukan
g. Kekuatan konstruksi tabung harus diuji padat dengan air sesuai ketentuan

Jenis-jenis media pemadam telah dibahas pada bagian sebelumnya. Setiap jenis
alat pemadam api ringan memiliki daya kemampuan untuk memadamkan api jenis
dan ukuran tertentu. Untuk menilai kemampuan pemadaman dilakukan pengujian
secara laboralatoris dengan mengacu Standar pengujian klasifikasi dan rating.

Pengujian rating A, digunakan standar uji kayu dengan kubikasi tertentu.


Hasil pengujian kelas A dinyatakan dengan notasi : 1A, 2A, 3A, 4A, BA, 10A, 20A
dan 40 A. Nilai 1 A setara dengan 5 liter air, 2A setara dengan 10 liter air dan
seterusnya. Pengujian rating B, digunakan standar uji cairan dengan ukuran luasan
tertentu. Hasil pengujian kelas B dinyatakan dengan notasi : 18, 28, 38, 48, 68, 108,
208 dan 408. Nilai

4
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

18 dengan ukuran luas bujur sangkar 475 mm x 475 mm. Nialai 28, 38 seterusnya
adalah perkalian dari luasan 1A.
Pengujian rating C, adalah pengujian konduktivitas Iistrik dengan standar uji
semprotkan pada sasaran yang bertegangan 10.000 Volt dengan jarak 10 mm tidak
terindikasi adanya arus listrik. Pada pengujian kelas C tidak diberikan angka rating.
Tidak semua tabung Alat pemadam api ringan, dilengkapi dengan label klasifikasi
ratingnya. Karena itu dapat menggunakan petunjuk daftar perkiraan
kemampuannya.

3.3 Contoh APAR Beserta Media Pemadam


Jenis media kebakaran dibagi menjadi dua yaitu jenis basah dan jenis kering
Media kebakaran jenis basah misalnya Air dan Busa. Media kebakaran jenis kering
misalnya
dry powder, cleant agent dan CO2

Gambar 5. Jenis Media Pemadam Api Ringan

5
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

Gambar 6. Tipe Konstruksi

III. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF


3.1 Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya
Komponen dan sub-sub komponen yang dirangkai untuk suatu tujuan memberi
peringatan secara dini baik kepada penghuni maupun kepada petugas, bila di suatu
bagian tertentu terjadi kebakaran atau setidak-tidaknya adanya indikasi kebakaran.
Sistem atau rangkaian alarm kebakaran yang menggunakan detektor panas,
detektor asap, detektor nyala api dan titik panggil secara manual serta perlengkapan
lainnya yang dipasang pada sistem alarm kebakaran
3.2 Peralatan tanda bahaya secara automatis
Alat pendeteksi kebakaran (fire detector) tersedia dalam beberapa jenis/macam
berdasarkan prinsip kerjanya/indikasi yang dideteksinya. Peralatan ini bekerja jika
terjadi kebakaran maka sensor pada peralatan tersebut aktif secara automatis adanya
tanda bahaya. Ada beberapa macam/jenis pendeteksi kebakaran (fire detector)
antara lain :

1) Detektor asap (smoke detector) adalah detektor yang sistem bekerjanya


di dasarkan atas akumulasi asap dalam jumlah tertentu. Ada beberapa
tipe detektor jenis ini, yaitu :

6
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

 Detektor asap optik

Gambar 1
Bentuk detektor asap
optik
 Detektor asap
ionisasi

Gambar 2
Bentuk detector asap
ionisasi

2) Detektor panas (heat detector) adalah detektor yang sistem bekerjanya


di dasarkan atas pengaruh panas (temperatur) tertentu. Ada beberapa
tipe detektor jenis ini, yaitu :
 Detektor bertemperatur tetap yang bekerja pada suatu batas panas tertentu (fixed
temperature).

Gambar 3
Detektor panas fixed temperature

7
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

 Detektor yang bekerjanya berdasarkan kecepatan naiknya tempeatur (rate of rise).

Gambar 4
Detektor panas rate
of rise

3) Detektor nyala api (flame detector) adalah detektor yang sistem bekerjanya di
dasarkan atas radiasi nyala api. Ada beberapa tipe detektor jenis ini, yaitu :

Gambar 5
Detektor nyala api ultra violet dan infra merah

 Detektor nyala api ultra violet


 Detektor nyala api infra merah

4) Gas Detektor

Gas Detektor adalah sebuah perangkat yang dapat mendeteksi kehadiran


berbagai gas dalam suatu daerah, perangkat ini biasanya digunakan sebagai
sistem keamanan, Jenis peralatan yang digunakan untuk mendeteksi kebocoran
gas dengan sistem kontrol yang otomatis sehingga memudahkan dalam
menangani kebocoran gas. Sebuah detector gas dapat membunyikan alarm
ketka mendeteksi adanya kebocoran gas di mana kebocoran ini terjadi.
perangkat gas detector ini sangat penting karena ada banyak gas yang
berbahaya bagi kehidupan organik baik itu manusia, hewan atau tumbuhan.

Gas detector dapat digunakan untuk mendeteksi gas yang mudah terbakar
bahakan gas yang beracun dan depleksi oksigen. jenis perangkat yang

8
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

digunakan secara luas dalam industri dapat ditemukan diberbagai lokasi seperti
kilang minyak, untuk memantau proses manufaktur dan teknologi seperti
photovoltaic, gas detector juga sering digunakan dalam pemadam kebakaran.

Gambar 6.
Gas Detektor

3.3 Tanda Bahaya Kebakaran secara manual


Merupakan peralatan yang bekerja secara manual, jika
terjadi kebakaran peralatan ini bisa diaktifkan oleh manusia,
maka akan ada indikasi atau pemberitahuan kepada penghuni
gedung/karyawan pabrik terjadinya kebakaran di area tempat
kerja tersebut.
 Titik panggil manual (Break Glass)

Gambar 7.
Break Glass

9
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

Suatu alat yang bekerjanya secara manual untuk


mengaktifkan isyarat adanya kebakaran yang dapat
berupa :
- Titik panggil manual secara tuas (full down)
- Titik panggil manual secara tombol tekan (push buttom)
 Tanda bahaya berupa suara atau bunyi (Bell Alarm)

Gambar 8.
Bell Alarm

Alat untuk mengeluarkan bunyi sebagai peringatan dini tanda bahaya, dapat berupa bel atau
sirene.
 Tanda bahaya dengan lampu atau suara yang tertentu (Fire Indicator Lamp)

Alat ini dapat berupa lampu atau suara tertentu yang


dapat terlihat jelas atau terdengar kepada penghuni
gedung/karyawan pabrik sebagai tanda adanya
indikasi atau pemberitahuan.

Gambar 9. Fire Indicator Lamp

10
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

3.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang serta untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

3.5 Jenis Alat Pemadam Api Ringan terdiri:


a. Jenis cairan (air);
b. Jenis busa;
c. Jenis tepung kering;
d. Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan sebagainya);

3.6 Bagian-bagian APAR

Label

Gambar 8.
Bagian - Bagian APAR

Media pemadam yang tepat untuk berbagai klasifikasi kebakaran adalah sebagai berikut :
Simbol Klas
Tipe Kebakaran Bahan Pemadam
Pemada
m
A Bahan padat mudah Air, busa, pengganti halon
terbakar
Serbuk kimia kering, busa,
B Cairan/gas mudah terbakar
karbon dioksida,
pengganti halon
Serbuk kimia kering, karbon
C Peralatan listrik
dioksida, pengganti halon
Serbuk kering yang diberi
D Logam mudah terbakar
sodium chloride, dan
bahan grafit

3.7 Pemasangan APAR


 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta

11
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan


 Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran
 Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau kelompok
satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh
pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
 Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah

3.8 Tipe Konstruksi Tabung APAR


Tipe konstruksi tabung APAR terdiri dari :
1) Tipe Tabung Gas Catridge

Suatu pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas bertekanan
yang dilepas dari tabung gas, seperti gambar dibawah ini.

Gambar 9. Tipe Tabung Gas Catridge


2) Stored Pressured
Suatu pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas kering
tanpa bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan tepung
pemadamnya dalam keadaan bertekanan, seperti gambar dibawah ini.

Gambar 10. Tipe Stored Pressured


12
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

3) Self Expelling
Tipe self expelling adalah konstruksi tabung dimana
antara gas pendorong juga sebagai media pemadam
seperti pada tabung gas CO2,

Gambar 11.
Tipe Self Expelling

3.9 Instalasi Hydrant Kebakaran


Suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan yang
dialirkan melalui pipa-pipa dan selang kebakaran.
Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa,
perpipaan, kopling outlet dan inlet serta selang dan
nozzle. Bagian-bagian hydrant terdiri dari :
 Reservoir
Bak penampungan air untuk memasok kebutuhan
sistim hidran kebakaran, dapat berupa ground tank,
pressure tank,atau grafity tank.

Gambar 12.
Detektor nyala api ultra violet dan infra merah

13
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

 Pompa-Pompa
Seperangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari reservoir ke ujung pengeluaran .
- Pompa Picu (untuk mempertahankan tekanan statis)
- Pompa Utama (sebagai penggerak utama)
- Pompa Cadangan (sebagai penggerak cadangan)
 Pemipaan
- Pipa hisap (pipa yang terentang dari reservoir sampai pompa)
- Pipa header (pipa antara/pembagi dari pompa ke pipa penyalur)

- Pipa penyalur (pipa yang terentang dari header ke pipa tegak)


- Pipa tegak (terpasang vetikal dari lantai bawah sampaiatas)
- Pipa cabang (pipa yang terhubung dari pipa tegak ke outlet)

3.10 Macam Sistem Hydrant Kebakaran


Menurut tempat/lokasinya, sistem hydrant kebakaran dapat dibagi menjadi 3 macam, yakni :
1. Sistem Hidran Gedung :
Hidran gedung ialah hidran yang terletak atau dipasang di dalam bangunan
dan sistem serta peralatannya disediakan serta dipasang oleh pihak
bangunan/gedung tersebut.
Hidran jenis ini, sesuai penggunaannya diklasikasikan ke dalam 3 kelompok sebagai berikut:
a. Hydrant Kelas I

Hydrant yang dilengkapi dengan slang berdiameter


2 ½ inci, yang penggunaannya diperuntukkan
secara khusus bagi petugas pemadam atau orang
yang telah terlatih

Gambar 13. Hydrant kelas 1


14
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

b. Hydrant Kelas II

Hydrant yang dilengkapi dengan slang berdiameter


1½ inci, yang penggunaannya diperuntukkan untuk
penghuni gedung/pabrik

Gambar 14. Hydrant kelas II

c. Hydrant Kelas III

Hydrant yang dilengkapi dengan slang berdiameter gabungan antara hydrant Kelas I dan Kelas
II.

2. Sistem Hydrant Halaman :


Hydrant yang terletak di luar/lingkungan bangunan, sedangkan instalasi dan
peralatan serta sumber air disediakan oleh pihak pemilik bangunan.
3. Sistem Hydrant Kota
Hydrant yang terpasang di tepi/sepanjang jalan pada daerah perkotaan yang
dipersiapkan sebagai prasarana kota oleh pemerintah daerah setempat guna
menanggulangi bahaya kebakaran. Persediaan air untuk hydrant jenis ini dipasok
oleh perusahaan air minum (PDAM) setempat.

3.11 Sistem pemadam dengan pemancar air (Sprinkle System)


Suatu sistem instalasi pemadam kebakaran yang dipasang secara
tetap/permanen di dalam bangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara
otomatis dengan menyemprotkan air di tempat mula terjadi kebakaran.
15
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

Bagian-bagian dan komponen dari Sistem pemancar air (Sprinkle System) antara lain :
 Persediaan Air
 Pompa-pompa
 Pemipaan
 Katup-katup (valve), termasuk Katup Kendali (Control Valve).
 Saklar Tekanan (Pressure switch)
 Saklar Aliran Air (Flow Switch)
 Alarm Gong (mekanik)
 Tangki Bertekanan (Pressure Tank)
 Manometer
 Kepala Sprinkler

3.12 Macam Kepala Sprinkler


a. Pengelompokan berdasarkan kepekaan terhadap suhu
Kepala sprinkler yang dikenal dewasa ini terdiri bermacam tingkatan suhu.
Perbedaan dari masing- masing tingkatan suhu kepala sprinkler dikaitkan dengan
warna-warna yang berbeda. Berikut ini dijelaskan penentuan pilihan suhu kerja kepala
sprinkler berdasarkan warna cairan dalam tabung gelas.

Warna Tingkat suhu


(OC)
Jingga 53
Merah 68
Kuning 79
Hijau 93
Biru 141
Ungu 182
Hitam 201/260

Gambar 15. Pengelompokkan Berdasarkan


Kepekaan Suhu

b. Pengelompokan berdasarkan arah pancaran


Berdasarkan arah pancarannya kepala sprinkler dapat dikelompokkan sebagai berikut:
16
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

 Kepala sprinkler dengan arah pancaran ke atas (upright).


 Kepala sprinkler dengan arah pancaran ke bawah (pendent).
 Kepala sprinkler dengan arah pancaran ke samping (side wall)

Pendant Upright Side Wall

Gambar 16. Pengelompokkan Berdasarkan Arah


Pancaran

3.13 Macam-macam Sistem Sprinkler


Sistem sprinkler yang terpasang pada bangunan pada umumnya dapat
dikelompokkan ke dalam 4 macam sebagai berikut :
1. Sprinkler sistem pipa basah (Wet Pipe System)
Pada sistem ini seluruh jaringan sprinkler -- baik di bawah maupun di atas katup
kendali (control valve) -- berisi air bertekanan tertentu yang dihubungkan dengan
persediaan air, sehingga memungkinkan sistem sprinkler tersebut dapat bekerja pada
saat kepala sprinkler pecah dan langsung memancarkan air Serta Sistim ini adalah
yang paling biasa, paling mudah dirancang, dan paling mudah dirawat
Cara kerja sistem ini adalah melalui pecahnya kepala sprinkler yang menerima
rangsangan panas berdasarkan tingkat suhunya. Air memancar dari kepala sprinkler
dan mengakibatkan tekanan dalam jaringan instalasi turun sampai ke titik tertentu
sesuai disain/rancangan. Turunnnya tekanan selanjutnya akan mengaktifkan
pressure- switch dan menggerakkan pompa. Setelah pompa bekerja, air bertekanan
mengalir dalam jaringan menuju titik-titik sprinkler, termasuk mengaktifkan “alarm
gong”.

2. Sprinkler sistem pipa kering (Dry Pipe System)


Sprinkler sistem kering ialah suatu jaringan sprinkler dimana selain menggunakan
katup kendali, sistem juga dilengkapi dengan “katup pipa kering” (dry pipe valve). Dari titik dry

17
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

pipe valve sampai ke titik- titik sprinkler tidak berisi air, tetapi berisi udara bertekanan.
Sedangkan dari dry pipe valve sampai ke pompa berisi air bertekanan.
Sistem ini biasanya digunakan pada daerah yang mengalami musim dingin seperti
di negara-negara Eropa dan Amerika. Dengan menggunakan sistem ini terjadinya
pembekuan air dalam jaringan instalasi akan dapat dihindarkan.
Serupa dengan cara kerja sistem basah, namun pada saat kepala sprinkler
pecah, tidak langsung keluar pancaran air, melainkan didahului keluarnya udara
bertekanan. Pada saat tekanan pada jaringan turun, Dry pipe valve terbuka sehingga
memungkinkan air mengalir ke titik-titik sprinkler seraya mengaktifkan pompa
kebakaran dan alarm gong.

3. Sprinkler sistem Pra-aksi (Pre-Action System)


Sistem Pra-aksi ini merupakan sistem kering yang menggunakan katup jenis
curah (deluge type valve), peralatan deteksi dan kepala-kepala sprinkler tertutup.
Pada sistem ini, jaringan pemipaan kosong
-- tidak terisi air. Sistem ini dipilih apabila kerusakan akibat air (water damage) pada
daerah yang dilindungi benar-benar tak dikehendaki. Jadi, meski misalnya terjadi
pecahnya suatu bagian jaringan pemipaan sekalipun, sistem ini tidak akan langsung
bekerja -- memancarkan air dari kepala sprinkler.
Cara kerja sistem pada saat panas atau asap pada ruang yang dilindungi
mencapai suhu tertentu atau jumlah tertentu, panas/asap tersebut akan dideteksi oleh
detektor yang terpasang pada sistem sprinkler ini. Selanjutnya detektor ini akan
mengaktifkan katup curah (deluge value). Air yang mengalir ke sistem sprinkler
selanjutnya akan mengaktifkan pompa kebakaran dan alarm bel yang sekaligus
berfungsi memberi peringatan kepada petugas sebelum terpancarnya air dari kepala
sprinkler yang pecah.

4. Sprinkler sistem Pancaran Serentak/banjir (Deluge System)


Sistem ini biasanya menggunakan kepala-kepala sprinkler terbuka dan dilengkapi
dengan katup curah (deluge value). Sistem ini dimaksudkan untuk membasahi/
membanjiri daerah awal api, yakni melalui seluruh kepala sprinkler terbuka

18
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

Pemasangan sistem curah ini dapat dikombinasi antara sistem basah dan sistem
kering. Selain itu dapat dibuat juga variasi yang didisain sebagian daerah
menggunakan sprinkler terbuka dan sebagian yang lain menggunakan sprinkler
tertutup.
Cara kerja sistem sprinkler ini dikombinasikan dengan sistem alarm terpisah yang
berfungsi mengaktifkan katup curah (deluge valve). Setelah katup terbuka, air
bertekanan mengalir melalui kepala sprinkler dan menghidupkan pompa kebakaran.
Selain dapat diaktifkan secara elektrik dengan sistem alarm, katup curah dapat juga
diaktifkan secara pneumatik maupun hidrolik.

3.14 Alat Pemadam Api Otomatis (Automatic Fire Extinguishing System)

Gambar 17. Instalasi Alat Pemadam Api Otomatis


Automatic Fire Extinguishing System adalah, susunan sebuah sistim untuk
memadamkan api, dengan media dan peralatan tertentu yang dapat memadamkan
api secara otomatis, tanpa memerlukan operator.
Sistim ini terpasang secara tetap, permanen, (Fixed Installation). Dilengkapi
dengan jaringan installation pemipaan dan discharge nozzle untuk mengalirkan media
pemadaman api dari tabung penyimpanannya menuju area hazard yang dikehendaki.
Konfigurasi peralatan pemadam api otomatis terdiri atas :
1) Media Pemadam Api dalam Container dengan jumlah yang diperhitungkan
2) Jaringan Instalasi Pemipaan yang sesuai dengan karakteristik dari media
pemadam api dan tata letaknya
3) Peralatan Discharge Nozzle, atau Eruption Head yang memenuhi perhitungan
19
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

4) Peralatan Open Device yang dikontrol secara mekanikal atau Electrikal


5) Peralatan Sensor untuk mendeteksi adanya awal kebakaran
6) Peralatan Signal Audible dan Visual Indicator sebagai Early Warning Fire Alarm

7) Peralatan Signal Audible dan Visual Indicator sebagai peringatan akan


dikeluarkannya Media Pemadam Api
8) Peralatan Signal Audible dan Visual Indicator sebagai peringatan bahwa
Media Pemadam Api telah dikeluarkan.
9) Peralatan Mengeluarkan Media Pemadam Api secara Manual (Manual Release Button)
10) Peralatan Pembatalan Pengeluaran Media Pemadam Api (Abort Button)
11) Jaringan Kabel Instalasi untuk pemasangan peralatan Sensor (Detector),
Signal Audible Alarm Bell, Alarm Horn, Visual Indicator, Manual Release,
Manual Abort dan Open Device
12) Peralatan Penunjang lainnya.

Jenis Media Pemadam Api yang dipergunakan antara lain :


a) Air
b) Air yang ditambah dengan bahan kimia tertentu
c) Dry Chemical (Serbuk ABC)
d) CO2
e) Clean Agent Fire Extinguisher seperti :
 FM-200
 Inergent
 AF-11
 dll
Metoda Pemadaman Api oleh Sistim Pemadam Api Otomatis ini dilakukan dengan cara :
1) Spot System atau Local application System, dengan metoda penyemburan atau
penyemprotan media pemadam api dengan jumlah tertentu dan dalam waktu (
Discharge Time ) yang tertentu pula, langsung ke objek hazard yang terbakar
saja, melalui Eruption Head atau Discharge Nozzle yang dialirkan dari tabung
penyimpanan dengan jaringan instalasi pemipaan langsung ke area hazard yang
diperkirakan akan mengalami kebakaran sebelumnya.
2) Total Flooding System, pada sistem ini gas yang disemprotkan dari banyak
20
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

lobang pengeluaran, diusahakan dapat memenuhi seluruh ruangan yang akan


dilindungi sampai tercapai konsentrasi gas yang diinginkan dan dalam waktu
(Discharge Time) yang tertentu pula.

IV. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF


Sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun melalui pengaturan
penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan, kompartemenisasi atau
pemisahan bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api, serta
perlindungan terhadap bukaan.
Beberapa contoh sistem proteksi pasif menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 26 Tahun 2008 adalah:

 Pintu dan jendela tahan api, yaitu pintu dan jendela yang berfungsi untuk menahan
kebakaran.

Bahan pelapis interior, yatiu pelapis yang meningkatkan kemampuan permukaan


yang dilapis untuk menahan api.

 Penghalang api, yaitu penghalang yang digunakan untuk membentuk ruangan


tertutup, pemisah ruangan atau proteksi sesuai persyaratan teknis dan memiliki
ketahanan api dari 30 menit hingga 3 jam. 

 Partisi penghalang asap, yaitu alat yang berfungsi untuk membagi-bagi ruangan
dalam rangka membatasi gerakan asap.

Tingkat ketahanan api yang diukur dalam satuan menit, yang ditentukan berdasarkan
standar uji ketahanan api untuk kriteria sebagai berikut :
a. ketahanan memikul beban (kelayakan struktur).
b. ketahanan terhadap penjalaran api (integritas).
c. ketahanan terhadap penjalaran panas

Sarana Proteksi Pasif mencakup :


• Membatasi bahan-bahan mudah terbakar
• Struktur tahan api dan kompartemenisasi
• Penyediaan sarana evakuasi untuk penghuni
• Penyediaan kelengkapan penunjang evakuasi

21
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

4.1. Sarana Jalan Keluar


Sarana jalan ke luar harus dipelihara terus menerus, bebas dari segala hambatan
atau rintangan untuk penggunaan sepenuhnya pada saat kebakaran atau pada
keadaan darurat lainnya.

Sarana penyelamatan adalah sarana yang dipersiapkan untuk dipergunakan oleh


penghuni maupun petugas pemadam kebakaran dalam upaya penyelamatan jiwa
manusia maupun harta benda bila terjadi
kebakaran pada suatu bangunan gedung dan lingkungan.

Setiap bangunan gedung/industri harus dilengkapi dengan sarana jalan keluar


yang dapat digunakan oleh penghuni bangunan gedung/industri, sehingga memiliki
waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal
yang diakibatkan oleh keadaan darurat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sarana jalan keluar, antara lain :
• Bebas dari barang-barang yang menggangu
• Koridor, terowongan, tangga darurat harus merupakan daerah aman sementara
dari api, asap dan gas tahan api minimal 1 jam
• Penerangan berdiri sendiri tidak tergantung pada sumber utama
• Arah menuju exit dipasang petunjuk yang jelas
• Pintu keluar darurat harus di beri tulisan

Hal-hal yang perlu di perhatikan pada pintu eksit antara lain :


 Tidak boleh dikunci atau digembok.
 Kerusakan pada penutup pintu otomatik (door closer) harus segera di perbaiki
 Tidak Terdapatnya ganjal atau ikatan yang menahan pintu selalu terbuka, pada
pintu yang harus selalu pada keadaan tertutup
 Cermin tidak dipasang pada pintu eksit
 Halangan benda dan lain-lain di depan pintu eksit.

4.2. Kompartemenisasi
Kompartemenisasi adalah penyekatan ruang dalam luasan maksimum dan/atau
volume maksimum ruang sesuai dengan klasifikasi bangunan dan tipe konstruksi tahan
api yang diperhitungkan. Dinding penyekat pembentuk kompartemen dimaksudkan
22
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

untuk melokalisir api dan asap kebakaran, atau mencegah penjalaran panas ke ruang
bersebelahan.” (Pasal 19 Angka 1 UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung).

Gambar 18.
Sistem Kompartemensasi

4.3. Sistem Kontrol Asap


Sistem pengendalian asap harus dipasang pada bangunan untuk
mengurangi bahaya asap, meniadakan hambatan pandangan serta
meminimasi bahaya akibat sengatan asap.

Prinsip control asap adalah pengadaan beda tekanan undara dan membuat media
pengaliran asap (tabir, smoke curtain dsb).

Gambar 19. Sistem Kontrol Asap

23
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

4.4. Titik Kumpul (Assembly Point)

Gambar 20. Titik kumpul

Assembly point (tempat berkumpul) adalah tempat evakuasi sementara untuk tiap
kejadian kebakaran, gempa bumi, bencana alam, huru hara dan lain-lain. Lokasi
Assembly Point harus memiliki akses menuju tempat yang lebih aman serta tidak
menghalangi lintasan kendaraan penanggulangan bencana. Sign Assembly Point
berperan penting dalam memberi arah kepada karyawan, tamu perusahaan, atau
masyarakat umum untuk menuju tempat tempat yang aman (titik kumpul darurat saat
kondisi darurat). Kondisi darurat meliputi bencana alam, kebakaran, ancaman bom dan
lain lainnya.

4.5. Jalur Evakuasi

Gambar 21. Jalur Evakuasi

Jalur Evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area yang
aman (Titik Kumpul). Dalam sebuah proyek konstruksi, jalur evakuasi sangatlah penting
untuk mengevakuasi para pekerja ke tempat aman apabila di dalam sebuah proyek
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, rambu-rambu jalur evakuasi harus
dipasang di semua area proyek. Jalur Evakuasi di proyek gedung bertingkat terdiri dari

24
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

jalur menuju Tangga Darurat, Tangga Darurat, dan jalur menuju Titik Kumpul di luar
gedung. Jumlah dan kapasitas Jalur Evakuasi menyesuaikan dengan jumlah penghuni
dan ukuran gedung. Kebutuhan Jalur Evakuasi juga dipengaruhi oleh waktu rata-rata
untuk mencapai lokasi yang aman (Titik Kumpul). Sebagian besar ahli keselamatan
menyarankan setiap proyek gedung memiliki minimal 2 Jalur Evakuasi, lebih banyak
lebih baik. Untuk standar lebar jalur evakuasi, sebenarnya tidak ada ketentuan secara
umum. Yang harus diperhatikan apakah jalur ini bisa dilalui dengan baik dan cepat, dan
untuk jalur evakuasi (di luar bangunan) hendaknya bisa memuat dua kendaraan
sehingga apabila saling berpapasan tidak menghalangi proses evakuasi. Dalam
penentuan jalur evakuasi juga harus disepakati dimana titik kumpul yang aksesnya
mudah dan luas. Yang perlu diperhatikan dalam jalur evakuasi adalah:
1) Jalur evakuasi harus cukup lebar, yang bisa dilewati oleh 2 kendaraan atau lebih
(untuk jalur evakuasi di luar bangunan).
2) Harus menjauh dari sumber ancaman dan efek dari ancaman.
3) Jalur evakuasi harus baik dan mudah dilewati.
4) dan intinya harus aman dan teratur.

25
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

26
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif

27

Anda mungkin juga menyukai