PENAGGULANGAN KEBAKARAN
Materi :
1
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
DAFTAR
ISI
Contents
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 1
A. POKOK-POKOK BAHASAN ............................................................................................................. 2
B. TUJUAN PEMBELAJARAN .............................................................................................................. 2
C. REFERENSI ...................................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
II. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN ............................................................................................... 3
3.1 KONSEP SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN .............................................................................. 3
3.2 ALAT PEMADAM API RINGAN ...................................................................................................... 4
3.3 Contoh APAR Beserta Media Pemadam.......................................................................................... 5
III. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF ....................................................................................... 6
3.1 Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya .................................................................................................. 6
3.2 Peralatan tanda bahaya secara automatis ....................................................................................... 6
3.3 Tanda Bahaya Kebakaran secara manual ....................................................................................... 9
3.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ................................................................................................ 11
3.5 Jenis Alat Pemadam Api Ringan terdiri: ......................................................................................... 11
3.6 Bagian-bagian APAR ...................................................................................................................... 11
3.7 Pemasangan APAR ........................................................................................................................ 11
3.8 Tipe Konstruksi Tabung APAR ....................................................................................................... 12
3.9 Instalasi Hydrant Kebakaran ........................................................................................................... 13
3.10 Macam Sistem Hydrant Kebakaran ................................................................................................ 14
3.11 Sistem pemadam dengan pemancar air (Sprinkle System) ........................................................... 15
3.12 Macam Kepala Sprinkler ................................................................................................................. 16
3.13 Macam-macam Sistem Sprinkler .................................................................................................... 17
3.14 Alat Pemadam Api Otomatis (Automatic Fire Extinguishing System) ............................................ 19
IV. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF..................................................................................... 21
4.1. Sarana Jalan Keluar ........................................................................................................................ 22
4.2. Kompartemenisasi........................................................................................................................... 22
4.3. Sistem Kontrol Asap........................................................................................................................ 23
4.4. Titik Kumpul (Assembly Point) .......................................................................................................... 24
4.5. Jalur Evakuasi ................................................................................................................................... 24
1
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
A. POKOK-POKOK BAHASAN
1) Pengenalan sistem proteksi kebakaran
2) Pengenalan sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
3) Macam-macam sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat :
1) Memahami konsep sistem proteksi kebakaran
2) Memahami pengertian sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
3) Memahami Macam-macam sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
4) Memahami cara kerja sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif yang terpasang di
perusahaannya
C. REFERENSI
1) Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatam Kerja
2) Permenaker 04/MEN/1980, tentang Alat Pemadam Api Ringan.
3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep.186/Men/1999. Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran. Ditempat Kerja.
4) Permenaker 02/MEN/1983, tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
5) Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran
6) Per Men P.U. No.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Tehnis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungannya.
7) SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Terpasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran
8) SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Sprinkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung
9) SNI 03-3985-2000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem
deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
2
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
I. PENDAHULUAN
Bahwa untuk menanggulangi kebakaran di tempat kerja, diperlukan adanya
peralatan proteksi kebakaran yang memadai, petugas penanggulangan
kebakaran yang ditunjuk khusus untuk itu, serta dilakukannya prosedur
penanggulangan keadaan darurat. Sistem proteksi kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan,
kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada
bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi
pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan
lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.
Sistem Proteksi kebakaran yang tersedia pada bangunan gedung antara lain :
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang
secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual
ataupun otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti
springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan pemadam khusus.
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang
terbentuk atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan
komponen struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan
bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api, serta perlindungan
terhadap bukaan.
resiko bahaya pada hunian yang bersangkutan. Pada bagian diatas terah difahami
pengertian klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran.
Perencanaan sistem proteksi kebakaran yang direncanakan ada 3 sistem strategi
yaitu :
a. Sarana proteksi kebakaran aktif yaitu berupa alat atau instalasi yang dipersiapkan untuk
mendeteksi dan memadamkan kebakaran seperti sistem deteksi dan alarm, APAR,
3
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Jenis-jenis media pemadam telah dibahas pada bagian sebelumnya. Setiap jenis
alat pemadam api ringan memiliki daya kemampuan untuk memadamkan api jenis
dan ukuran tertentu. Untuk menilai kemampuan pemadaman dilakukan pengujian
secara laboralatoris dengan mengacu Standar pengujian klasifikasi dan rating.
4
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
18 dengan ukuran luas bujur sangkar 475 mm x 475 mm. Nialai 28, 38 seterusnya
adalah perkalian dari luasan 1A.
Pengujian rating C, adalah pengujian konduktivitas Iistrik dengan standar uji
semprotkan pada sasaran yang bertegangan 10.000 Volt dengan jarak 10 mm tidak
terindikasi adanya arus listrik. Pada pengujian kelas C tidak diberikan angka rating.
Tidak semua tabung Alat pemadam api ringan, dilengkapi dengan label klasifikasi
ratingnya. Karena itu dapat menggunakan petunjuk daftar perkiraan
kemampuannya.
5
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
6
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Gambar 1
Bentuk detektor asap
optik
Detektor asap
ionisasi
Gambar 2
Bentuk detector asap
ionisasi
Gambar 3
Detektor panas fixed temperature
7
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Gambar 4
Detektor panas rate
of rise
3) Detektor nyala api (flame detector) adalah detektor yang sistem bekerjanya di
dasarkan atas radiasi nyala api. Ada beberapa tipe detektor jenis ini, yaitu :
Gambar 5
Detektor nyala api ultra violet dan infra merah
Gas detector dapat digunakan untuk mendeteksi gas yang mudah terbakar
bahakan gas yang beracun dan depleksi oksigen. jenis perangkat yang
8
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
digunakan secara luas dalam industri dapat ditemukan diberbagai lokasi seperti
kilang minyak, untuk memantau proses manufaktur dan teknologi seperti
photovoltaic, gas detector juga sering digunakan dalam pemadam kebakaran.
Gambar 6.
Gas Detektor
Gambar 7.
Break Glass
9
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Gambar 8.
Bell Alarm
Alat untuk mengeluarkan bunyi sebagai peringatan dini tanda bahaya, dapat berupa bel atau
sirene.
Tanda bahaya dengan lampu atau suara yang tertentu (Fire Indicator Lamp)
10
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Label
Gambar 8.
Bagian - Bagian APAR
Media pemadam yang tepat untuk berbagai klasifikasi kebakaran adalah sebagai berikut :
Simbol Klas
Tipe Kebakaran Bahan Pemadam
Pemada
m
A Bahan padat mudah Air, busa, pengganti halon
terbakar
Serbuk kimia kering, busa,
B Cairan/gas mudah terbakar
karbon dioksida,
pengganti halon
Serbuk kimia kering, karbon
C Peralatan listrik
dioksida, pengganti halon
Serbuk kering yang diberi
D Logam mudah terbakar
sodium chloride, dan
bahan grafit
11
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Suatu pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas bertekanan
yang dilepas dari tabung gas, seperti gambar dibawah ini.
3) Self Expelling
Tipe self expelling adalah konstruksi tabung dimana
antara gas pendorong juga sebagai media pemadam
seperti pada tabung gas CO2,
Gambar 11.
Tipe Self Expelling
Gambar 12.
Detektor nyala api ultra violet dan infra merah
13
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Pompa-Pompa
Seperangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari reservoir ke ujung pengeluaran .
- Pompa Picu (untuk mempertahankan tekanan statis)
- Pompa Utama (sebagai penggerak utama)
- Pompa Cadangan (sebagai penggerak cadangan)
Pemipaan
- Pipa hisap (pipa yang terentang dari reservoir sampai pompa)
- Pipa header (pipa antara/pembagi dari pompa ke pipa penyalur)
b. Hydrant Kelas II
Hydrant yang dilengkapi dengan slang berdiameter gabungan antara hydrant Kelas I dan Kelas
II.
Bagian-bagian dan komponen dari Sistem pemancar air (Sprinkle System) antara lain :
Persediaan Air
Pompa-pompa
Pemipaan
Katup-katup (valve), termasuk Katup Kendali (Control Valve).
Saklar Tekanan (Pressure switch)
Saklar Aliran Air (Flow Switch)
Alarm Gong (mekanik)
Tangki Bertekanan (Pressure Tank)
Manometer
Kepala Sprinkler
17
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
pipe valve sampai ke titik- titik sprinkler tidak berisi air, tetapi berisi udara bertekanan.
Sedangkan dari dry pipe valve sampai ke pompa berisi air bertekanan.
Sistem ini biasanya digunakan pada daerah yang mengalami musim dingin seperti
di negara-negara Eropa dan Amerika. Dengan menggunakan sistem ini terjadinya
pembekuan air dalam jaringan instalasi akan dapat dihindarkan.
Serupa dengan cara kerja sistem basah, namun pada saat kepala sprinkler
pecah, tidak langsung keluar pancaran air, melainkan didahului keluarnya udara
bertekanan. Pada saat tekanan pada jaringan turun, Dry pipe valve terbuka sehingga
memungkinkan air mengalir ke titik-titik sprinkler seraya mengaktifkan pompa
kebakaran dan alarm gong.
18
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Pemasangan sistem curah ini dapat dikombinasi antara sistem basah dan sistem
kering. Selain itu dapat dibuat juga variasi yang didisain sebagian daerah
menggunakan sprinkler terbuka dan sebagian yang lain menggunakan sprinkler
tertutup.
Cara kerja sistem sprinkler ini dikombinasikan dengan sistem alarm terpisah yang
berfungsi mengaktifkan katup curah (deluge valve). Setelah katup terbuka, air
bertekanan mengalir melalui kepala sprinkler dan menghidupkan pompa kebakaran.
Selain dapat diaktifkan secara elektrik dengan sistem alarm, katup curah dapat juga
diaktifkan secara pneumatik maupun hidrolik.
Pintu dan jendela tahan api, yaitu pintu dan jendela yang berfungsi untuk menahan
kebakaran.
Partisi penghalang asap, yaitu alat yang berfungsi untuk membagi-bagi ruangan
dalam rangka membatasi gerakan asap.
Tingkat ketahanan api yang diukur dalam satuan menit, yang ditentukan berdasarkan
standar uji ketahanan api untuk kriteria sebagai berikut :
a. ketahanan memikul beban (kelayakan struktur).
b. ketahanan terhadap penjalaran api (integritas).
c. ketahanan terhadap penjalaran panas
21
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
4.2. Kompartemenisasi
Kompartemenisasi adalah penyekatan ruang dalam luasan maksimum dan/atau
volume maksimum ruang sesuai dengan klasifikasi bangunan dan tipe konstruksi tahan
api yang diperhitungkan. Dinding penyekat pembentuk kompartemen dimaksudkan
22
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
untuk melokalisir api dan asap kebakaran, atau mencegah penjalaran panas ke ruang
bersebelahan.” (Pasal 19 Angka 1 UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung).
Gambar 18.
Sistem Kompartemensasi
Prinsip control asap adalah pengadaan beda tekanan undara dan membuat media
pengaliran asap (tabir, smoke curtain dsb).
23
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
Assembly point (tempat berkumpul) adalah tempat evakuasi sementara untuk tiap
kejadian kebakaran, gempa bumi, bencana alam, huru hara dan lain-lain. Lokasi
Assembly Point harus memiliki akses menuju tempat yang lebih aman serta tidak
menghalangi lintasan kendaraan penanggulangan bencana. Sign Assembly Point
berperan penting dalam memberi arah kepada karyawan, tamu perusahaan, atau
masyarakat umum untuk menuju tempat tempat yang aman (titik kumpul darurat saat
kondisi darurat). Kondisi darurat meliputi bencana alam, kebakaran, ancaman bom dan
lain lainnya.
Jalur Evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area yang
aman (Titik Kumpul). Dalam sebuah proyek konstruksi, jalur evakuasi sangatlah penting
untuk mengevakuasi para pekerja ke tempat aman apabila di dalam sebuah proyek
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, rambu-rambu jalur evakuasi harus
dipasang di semua area proyek. Jalur Evakuasi di proyek gedung bertingkat terdiri dari
24
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
jalur menuju Tangga Darurat, Tangga Darurat, dan jalur menuju Titik Kumpul di luar
gedung. Jumlah dan kapasitas Jalur Evakuasi menyesuaikan dengan jumlah penghuni
dan ukuran gedung. Kebutuhan Jalur Evakuasi juga dipengaruhi oleh waktu rata-rata
untuk mencapai lokasi yang aman (Titik Kumpul). Sebagian besar ahli keselamatan
menyarankan setiap proyek gedung memiliki minimal 2 Jalur Evakuasi, lebih banyak
lebih baik. Untuk standar lebar jalur evakuasi, sebenarnya tidak ada ketentuan secara
umum. Yang harus diperhatikan apakah jalur ini bisa dilalui dengan baik dan cepat, dan
untuk jalur evakuasi (di luar bangunan) hendaknya bisa memuat dua kendaraan
sehingga apabila saling berpapasan tidak menghalangi proses evakuasi. Dalam
penentuan jalur evakuasi juga harus disepakati dimana titik kumpul yang aksesnya
mudah dan luas. Yang perlu diperhatikan dalam jalur evakuasi adalah:
1) Jalur evakuasi harus cukup lebar, yang bisa dilewati oleh 2 kendaraan atau lebih
(untuk jalur evakuasi di luar bangunan).
2) Harus menjauh dari sumber ancaman dan efek dari ancaman.
3) Jalur evakuasi harus baik dan mudah dilewati.
4) dan intinya harus aman dan teratur.
25
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
26
Modul Sistem Proteksi Aktif & Pasif
27