Anda di halaman 1dari 27

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN BANGGAI
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. I


KATA PENGANTAR ................................................................................................ II

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................


Error! Bookmark not defined.
A Latar Belakang ............................................................................................
Error! Bookmark not defined.
B Maksud dan Tujuan .................................................................................... 3
C Dasar Hukum .............................................................................................. 3
D Sasaran ........................................................................................................ 4
E Ruang Lingkup ........................................................................................... 4
a. Ruang Lingkup Kegiatan ....................................................................... 4
b. Ruang Lingkup Wilayah ....................................................................... 4
F Keluaran ...................................................................................................... 5
G Manfaat ....................................................................................................... 5
H Sistimatika Penyusunan Standard Operasional Prosedur ........................... 5

BAB II. Pendekatan dan Methodologi ................................................................... 7


A Pendekatan Umum ....................................................................................... 7
B Idntfikasi Aspek-Aspek Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan .... 7
C Diskusi Muatan S O P Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan ...... 7
D Penyusunan S O P Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan ........... 8
E Pengumpulan Data dan Informasi ............................................................... 9
1. Pengumpulan Data Skunder .................................................................... 9
2. Pengumpulan Data Primer ...................................................................... 9
3. Metode Analisa ....................................................................................... 10

.
BAB II. Konsep Standar Operasional Prosedur Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran dan Penyelamatan ....................................................................... 11
1. Pencegahan .................................................................................................. 11
2. Penanggulangan Kebakaran ........................................................................ 12
3. Penyelamatan .............................................................................................. 13
4. Personil Terlibat Operasi dan Penyelamatan .............................................. 13
5. Prosedur Operasi dan Penyelamatan ........................................................... 14

BAB IV. Profil Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Satuan Polisi
Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai ....................15
A Kelembagaan Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan
Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kab.Banggai ......................15
B Struktur Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan
Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kab.Banggai ......................15
C Pegawai / Personil ....................................................................................... 16
D Sarana dan Prasarana ................................................................................... 16

BAB IV. PENUTUP ............................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan


bahwa bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis. Dari pengertian tersebut, bencana dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu bencana alam, bencana non-alam, dan
bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit. Sedangkan bencana sosial merupakan bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat,
dan teror.

Bencana kebakaran berdasarkan kategori bencana di atas dapat dimasukkan


ke dalam bencana alam, bencana non-alam ataupun bencana sosial. Namun
dalam kegiatan ini, bencana kebakaran dikelompokkan ke dalam bencana non-
alam karena bencana kebakaran seringkali terjadi karena adanya kegagalan
teknologi atau kegagalan modernisasi sehingga membutuhkan penanganan
secepatnya. Kebakaran dapat didefinisikan sebagai sebuah situasi dimana suatu
kawasan pemukiman padat penduduk, hutan/lahan dan bangunan gedung,
dilanda api yang dapat terjadi setiap saat tanpa mengenal waktu maupun tempat
serta hasilnya menimbulkan dampak kerugian. Penyebab kebakaran pada umumnya
adalah sebagai berikut :

● Karena keteledoran manusia dalam aktivitas penggunaan api seperti di


perumahan, pertokoan dan tempat umum lainnya.
● Terbakarnya peralatan rumah tangga dan alat produksi yang berpotensi mudah
tersengat api.

● Terbakarya bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin, minyak tanah, gas dan solar.

Terjadinya arus pendek pada aliran listrik.


● Faktor alam seperti cuaca panas dan angin besar menimbulkan kebakaran hutan
maupun di suatu wilayah tertentu.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
1
● Dalam situasi kebakaran; kondisi tiupan angin kencang memicu merambatnya api
dengan cepat.

Kebakaran yang terjadi di kawasan perkotaan seperti pada permukiman padat,


gedung tinggi, atau lingkungan industri merupakan bencana yang senantiasa
menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat seperti kehilangan
harta benda, gangguan terhadap kelestarian lingkungan, terhentinya proses produksi
barang dan jasa, serta bahaya terhadap keselamatan jiwa manusia. Terlepas dari
faktor keamanan lingkungan dan keamanan bangunan dari bahaya kebakaran,
maka peran strategis Pemerintah Daerah yang diwakili oleh Bidang Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Pollisi Pamong Praja dan Pemadam
Kebakaran Kabupaten Banggai, dalam Penanggulangan Kebakaran dan
penyelamatan di lingkungan Kabupaten Banggai. Pada kawasan perkotaan menjadi
alasan penting untuk menekan timbulnya kerugian materi dan korban jiwa yang
cukup besar. Dalam hal ini, faktor keselamatan dan kesehatan korban bencana,
dalam Penanggulangan kebakaran merupakan syarat utama terwujudnya tata kerja
dan tujuan organisasi pemerintah dalam melayani masyarakat terkena bencana.

Pencapaian tujuan tersebut membutuhkan adanya dukungan infrasturktur yang


memadai dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam upaya
penanggulangan kebakaran, pengembangan personil menjadi persyaratan mutlak.
Meskipun dukungan infrastruktur sudah lengkap dan berfungsi baik, namun tanpa
dibarengi dengan personil yang memiliki kemampuan memadai maka upaya
penanganan bencana kebakaran menjadi tidak maksimal. Para personil Pemadam
Kebakaran pada umumnya telah menerima materi dan mengikuti berbagai
pelatihan dan simulasi tentang penanganan bencana kebakaran sebagai
ketrampilan wajib menjadi petugas pemadam.

Sejalan dengan kondisi tersebut dan untuk meningkatkan efektivitas kinerja


Bidang Pemadam Kebakaran dalam menangani bencana kebakaran di kawasan
perkotaan dan sekitarnya, maka dibutuhkan suatu pedoman kerja dalam
menentukan strategi tindakan dan pengambilan keputusan ketika melakukan
penanganan bencana kebakaran. Pedoman kerja tersebut harus dibakukan agar
menjadi standar operasi bagi seluruh personil dan menjadi bagian dari sebuah
peraturan organisasi yang harus dipatuhi oleh setiap personil pemadam kebakaran
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Bercermin pada kondisi tersebut, penyusunan suatu pedoman kerja bagi Bidang
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Polisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai merupakan suatu kebutuhan mendasar
sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kinerjanya agar sesuai
dengan visi, misi serta sasaran yang telah dicanangkan.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
2
Berdasarkan uraian tersebut di atas dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
masyarakat dalam Penanggulangan kebakaran dan penyelamatan oleh personil
pemadam kebakaran, maka Pemerintah Kabupaten Banggai melalui Satuan Polisi
Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran, pada Bidang Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan tahun 2023 melakukan kegiatan Penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Banggai.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan di Kabupaten Banggai dimaksudkan sebagai pedoman kerja dan
arahan tindakan bagi Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada
Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai dalam
menanganan bencana kebakaran di Kabupaten Banggai yang meliputi koordinasi
sistem organisasi, pengaturan personil, sarana dan prasarana, taktik dan strategi
pemadaman dan penyelamatan, serta tata laksana untuk meminimalkan dampak
kebakaran di kawasan perkotaan.

Tujuan Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Kebakaran


dan Penyelamatan di Kabupaten Banggai adalah untuk mewujudkan tertib operasi
penanganan bencana kebakaran dan penyelamatan oleh petugas pemadam
kebakaran, khususnya untuk mencegah kesalahan-kesalahan dalam melakukan
operasi penanganan bencana kebakaran.

C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 49 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas
Aparatur Pemadam Kebakaran
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 16 Tahun 2009 tentang standar
Kualifikasi Aparatur Pemadam Kebakaran di Daerah
7. Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pedoman Nomenklatur Dinas
Pemadam Kebakaran Dan Penyelamatan Provinsi Dan Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 4 Tahun 2016 Sebagaimana yang


telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 15 Tahun 2021
tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 4 Tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Banggai (Lembaga Daerah Kabupaten Banggai Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Nomor 112);

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
3
9. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 7 tahun 2018 tentang Pencegahan
Dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran; dan

10. Peraturan Bupati Banggai Nomor 56 Tahun 2021 tentang Kedudukan dan Sususnan
Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai
(Berita Daerah Kabupaten Banggai Tahun 2021 Nomor 2607).

D. SASARAN

Sasaran dari kegiatan penyusunan standar operasional prosedur ini adalah :


a. Tersedianya data dan informasi mengenai prosedur pelaksanaan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan sesuai tupoksi Bidang
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Pollisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai.
b. Terwujudnya Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan di Wilayah Kabupaten Banggai bagi Bidang Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Pollisi Pamong Praja dan Pemadam
Kebakaran Kabupaten Banggai.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan di Wilayah Kabupaten Banggai
bagi Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Pollisi Pamong
Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai.

a. Ruang Lingkup Kegiatan

● Mengkaji peraturan perundangan dan produk hukum terkait dengan


manajemen penanggulangan kebakaran dan penyelamatan sesuai tupoksi
SKPD/OPD terkait;
● Mengkaji model penanganan kebakaran dan penyelamatan dari Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Palu dan wilayah lain sebagai bahan rujukan/
referensi;
● Mengumpulkan data yang berkaitan dengan strategi penanganan kebakaran
dan penyelamatan dari Dinas Pemadam Kebakaran Palu dan wilayah lain;
● Menganalisa data dan merumuskan model Penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan sesuai dengan kebutuhan Bidang Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan pada Satuan Pollisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Banggai;
● Menyusun rekomendasi tentang strategi operasional penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan yang berbentuk standar operasional prosedur.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
4
b. Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah yang dimaksud dalam penyusunan pedoman ini adalah


upaya Penanggulangan kebakaran dan penyelamatan pada wilayah
Kabupaten Banggai dan sekitarnya.

F. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini berupa tersusunnya dokumen Standar Operasional
Prosedur Penanggulangan kebakaran dan penyelamatan di wilayah Kabupaten
Banggai yang dapat menjadi acuan kerja dan pengambilan tindakan serta
keputusan di lapangan bagi Bidang Pemadam Kebakaran dan para pemangku
kepentingan secara lebih luas dalam mencegah dan menanggulangi bahaya
kebakaran dan penyelamatan di Kabupaten Banggai.

G. MANFAAT

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Penyusunan Standar Operasional


Prosedur Penanggulangan kebakaran dan penyelamatan di wilayah Kabupaten
Banggai, adalah :
a. Tersedianya informasi dan prosedur kerja dalam menangani bahaya kebakaran
dan penyelamatan.

b. Dengan adanya standar operasional prosedur diharapkan proses


Penanggulangan kebakaran dan penyelamatan serta pengambilan keputusan
dapat berjalan efektif dan efisien sehingga dapat meminimalkan korban dan
kerugian materi yang ada serta mengoptimalkan pemanfaatan dana
pembangunan.

H. SISTEMATIKA PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Penyajian Standar Operasional Prosedur ini disusun dengan sistematika sebagai
berikut :

Bab I PENDAHULUAN
Bagian ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup
kegiatan, keluaran yang dihasilkan, manfaat kegiatan dan tahapan pekerjaan
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan di wilayah Kabupaten Banggai.

Bab II PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Bab ini memaparkan pendekatan dan metodologi yang dilaksanakan dalam
menyusun Standar Operasional Prosedur Penanggulangan kebakaran dan

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
5
penyelamatan di wilayah Kabupaten Banggai yang memuat tahapan-tahapan
penyusunan standar operasional prosedur, metode pengumpulan data, dan
metode analisa yang digunakan.

Bab III KONSEP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN


PENYELAMATAN
Bab ini mengkaji beberapa mengenai Standar Operasional Prosedur khususnya di
bidang penanganan kebakaran dan penyelamatan yang berasal dari peraturan
pemerintah, peraturan daerah, serta tentang konsep penyusunan Standar
Operasional Prosedur bagi petugas pemadam kebakaran, dan model
penanganan kebakaran dan penyelamatan di wilayah lain sebagai bahan
rujukan.

Bab IV PROFIL BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN PADA SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BANGGAI

Bab ini berisikan profil Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada
Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai serta
isu-isu strategis yang terdapat di dalamnya. Selain itu bab ini juga menjelaskan
tentang hasil inventarisasi data yang telah dikumpulkan yang berkaitan dengan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.

Bab V PENUTUP

Bab ini memuat proses penyusunan Standar Operasional Prosedur sebagai


acuan oleh petugas/personil Damkar dan Penyelamatan dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas operasional dan koordinasi serta peningkatan
SDM bagi petugas/personil untuk meningkatkan kinerja pelayanan Bidang
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Polisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
6
BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

A. PENDEKATAN UMUM

Secara umum kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan Penyusunan Standar


Operasional Prosedur (SOP) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan di
Kabupaten Banggai meliputi tiga kegiatan utama. Pertama adalah mengidentifikasi
aspek-aspek SOP penanganan kebakaran; kedua kegiatan diskusi muatan SOP
Penanganan Bencana Kebakaran sesuai dengan strategi dan rencana tindak Bidang
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan; dan tahap ketiga adalah penyusunan
SOP Penanganan Bencana Kebakaran di Kabupaten/Kota Se Sulawesi Tengah
berdasarkan hasil kesepakatan pada kegiatan diskusi muatan SOP.

B. IDENTIFIKASI ASPEK -ASPEK PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Langkah awal dari kegiatan Penyusunan SOP Penanggulangan Kebakaran dan


Penyelamatan di Kabupaten/Kota Se Sulawesi Tengah adalah identifikasi aspek-
aspek penanggulangan kebakaran dan Penyelamatan yang bersumber dari
peraturan perundangan, dokumen perencanaan, serta kajian yang berkaitan
dengan pemadam kebakaran dan penyelamatan. Hal ini dikarenakan setiap
tindakan yang diambil oleh instansi pemerintah harus mengacu pada beberapa
peraturan perundangan dan dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai
dasar pengambilan kebijakan.

Dalam kegiatan ini, identifikasi aspek-aspek penanggulangan kebakaran dan


penyelamatan dilakukan melalui kajian terhadap peraturan pemerintah dan
peraturan daerah yang mengatur tentang perencanaan penanggulangan
kebakaran dan Penyelamatan. Selain itu juga dilakukan kajian terhadap beberapa
yang membahas standar operasional prosedur penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan dari beberapa wilayah untuk dapat diadopsi sebagai parameter
penyusunan SOP Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan
Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai. Keluaran dari
kegiatan ini adalah parameter - parameter yang dibutuhkan sebagai input dalam
SOP Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan.

C. DISKUSI MUATAN S.O.P. PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Parameter - parameter SOP penanggulangan kebakaran dan penyelamatan


yang telah ditentukan kemudian didiskusikan agar sesuai dengan strategi dan
rencana tindak Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan yang selama ini
berlaku. Diskusi ini dilakukan dengan melakukan koordinasi dan konsultasi ke pusat
dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri RI Bidang instansi pemerintah

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
7
Kabupaten/Kota, melalui Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, yang ditindaklanjuti
melalui Direktorat Manajemen Bencana dan Kebakaran. Serta dipertegas dengan
Peraturan Perundang Undangan, Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri yang
mengatur tentang Penanggulangan Bencana secara umum dan Penanggulangan
Pemadam Kebakaran secara khusus.

Sebagai penguatan teknis juga melakukan koordinasi dan diskusi dengan unsur
pemadam kebakaran kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Tengah sebagai bentuk
penyesuaian situasi dan kondisi serta karakteristik wilayah daerah masing-masing.
Sehingga tercapai kesepakatan tentang S.O.P. yang akan diterbit masing - masing
wilayah provinsi maupun kabupaten/kota Se Provinsi Sulawesi Tengah.

Muatan SOP yang dihasilkan dari diskusi dibagi 3 (tiga) tahap yaitu :

a. Tahap sebelum kejadian kebakaran, yang terdiri dari :

● persiapan pegawai/personil

● persiapan peralatan

b. Tahap saat kejadian kebakaran, yang terdiri dari :


● penanganan laporan kejadian kebakaran
● pemberangkatan awal tim pemadam
● penentuan strategi pemadaman dan penyelamatan

c. Tahap pasca kejadian kebakaran, yang terdiri dari :


● pemeriksaan pasca kebakaran

D. PENYUSUNAN S.O.P. PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Setelah disepakati tentang muatan SOP Penanggulangan Kebakaran dan


Penyelamatan, proses selanjutnya adalah penyusunan SOP berdasarkan tahapan-
tahapan kejadian yang telah ditentukan. Tahapan - tahapan kejadian kebakaran
yang telah ditentukan diturunkan menjadi prosedur teknis berdasarkan hasil kajian
terhadap beberapa model strategi penanganan kebakaran, referensi - referensi yang
ada sehingga SOP yang disusun dapat menjadi acuan pengambilan tindakan dan
keputusan di lapangan.

Di samping itu, prosedur teknis tersebut diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi
terhadap kondisi Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan
Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik evaluasi internal (kondisi SDM,
peralatan, dan sebagainya) maupun evaluasi eksternal (hubungan kerjasama
dengan pihak-pihak tertentu).

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
8
E. PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penyusunan SOP agar sesuai dengan kebutuhan Bidang Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan dalam mengoptimalkan kinerjanya. Terdapat dua
metode yang digunakan dalam rangka pengumpulan data dan informasi, yaitu :

1. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menginventarisasi dokumen


tentang kondisi internal Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada
Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran kabupaten Banggai
berupa jumlah personil, jumlah dan kondisi peralatan, serta struktur organisasi.
Data - data tersebut dapat diperoleh dari beberapa bidang yang terdapat di
lingkup organisasi Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Data
sekunder lainnya yang dibutuhkan adalah dokumen kebijakan yang menjadi
acuan bagi Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Polisi
Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai dalam melakukan
kegiatan pemadaman kebakaran untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh mengenai tata laksana penanggulangan kebakaran dan
Penyelamatan. Dokumen kebijakan tersebut berupa peraturan daerah yang
mengatur tentang penanggulangan kebakaran dan penyelamatan serta
rencana induk yang telah ditetapkan.

Terkait dengan dokumen kebijakan tata laksana operasional Bidang


Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan adalah model penanganan dan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan dari beberapa literatur yang
menjadi bahan rujukan dalam melakukan kegiatan penanganan kebakaran dan
penyelamatan.

2. PENGUMPULAN DATA PRIMER

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kegiatan diskusi untuk


memperoleh pandangan dan masukan tentang konsep SOP yang diperlukan
sehingga dapat meningkatkan kinerja para personil dalam menangani
kebakaran. Metode yang digunakan adalah diskusi intensif dengan tim penyusun
agar dapat diketahui substansi dan kebutuhan SOP yang dapat dibakukan
sebagai pedoman teknis di lingkungan Bidang Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Banggai.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
9
3. METODE ANALISA

Metode analisa yang digunakan dalam kegiatan ini adalah analisis isi dari
hasil pengumpulan data dan informasi. Analisis isi adalah kegiatan mengkaji
berbagai informasi yang didapatkan dari hasil pengumpulan data (data primer
dan sekunder) sehingga dapat ditentukan bentuk atau rumusan penyelesaian
permasalahan yang sedang dihadapi secara objektif dan sistematik. Beberapa
bahan yang telah didapat disusun secara sistematis dengan menjelaskan
kecenderungan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber dan mencari
hubungan antar atribut (dalam hal ini parameter - parameter SOP) yang
diketahui sehingga didapatkan kesimpulan tentang tujuan informasi yang
disampaikan. Dalam kegiatan penyusunan SOP penanganan bencana
kebakaran ini, output analisis isi berupa :

a. Parameter yang digunakan dalam penanggulangan kebakaran dan


penyelamatan

b. Identifikasi kegiatan penanganan bencana kebakaran sesuai dengan


parameter - SOP penanggulangan kebakaran dan penyelamatan

Metode analisis lainnya yang digunakan adalah analisa triangulasi. Analisa


triangulasi berarti membandingkan data dan memeriksa balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif (Moleong, 1990: 178). Pada kegiatan ini teknik
triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber yaitu
membandingkan data yang telah dikumpulkan dengan beberapa dokumen
yang berkaitan. Data yang telah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan tim
penyusun SOP kemudian dibandingkan dengan hasil kajian literatur tentang
rumusan SOP penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, baik yang
bersumber dari model penanganan bencana kebakaran maupun dari dokumen
kebijakan pemerintah yang memiliki keterkaitan materi dengan penanganan
kebakaran.

Dengan menggunakan model triangulasi tersebut, maka akan didapatkan


kesepakatan - kesepakatan tentang rumusan prosedur kerja atau tata laksana
dalam menangani kebakaran serta meminimalkan dampak negatif yang
ditimbulkannya.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
10
BAB III
KONSEP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan dari


bencana kebakaran adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
kelalaian manusia maupun faktor lain, sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak psikologis.

Pencegahan dan pengurangan risiko terhadap bencana kebakaran yang


akan terjadi sangat diperlukan kegiatan yang sifatnya penyuluhan maupun
sosialisasi ke masyarakat dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) terhadap
personil/petugas pemadam kebakaran serta penyelamatan, dengan adanya
kegiatan - kegiatan semacam itu, maka dapat mencegah terjadinya bencana
kebakaran dan dapat meminimalisir korban maupun kerugian.

1. Pencegahan
Langkah – langkah yang perlu diantisipasi guna mencegah terjadinya bencana
kebakaran sebagai berikut :
a. Listrik
 Jaga lampu dan bola lampu jauh dari benda apapun yang dapat
terbakar seperti pelindung lampu, kasur, horden, dan pakainan.
 Ganti kabel listrik yang rusak dan retak.
 Gunakan sambugan kabel hanya untuk pengkabelan yang sifatnya
sementara.
 Pertimbangkan menggunakan sirkuit tambahan yang dibuat oleh tukang
listrik yang mahir.
 Hubungi segera bagian rumah tangga yang menangani pemeliharaan
gedung jika mengetahui ada masalah dengan fuse atau braker listrik
yang turun atau sesuatu yang berbau terbakar pada alat listrik Anda.
 Bagian rumah tangga segera menangani masalah

b. Merokok
 Jika Anda merokok, merokoklah di tempat yang telah disediakan
 Kapanpun Anda merokok, gunakan asbak rokok yang dalam dan tidak
mudah terbakar.
 Jangan pernah merokok di dalam gedung yang menggunakan AC
 Tidak diperkenankan merokok di dalam kamar asrama

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
11
2. Penanggulangan Kebakaran

Penanggulangan bahaya kebakaran adalah usaha menyadari atau


mewaspadai faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya
kebakaran dan mengambil langkah - langkah untuk mencegah kemungkinan
tersebut menjadi kenyataan.

Penanggulangan bencana bertujuan untuk :


1) memberikan perlindungan kepada pegawai dari ancaman bencana;
2) menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
3) menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;

4) menghargai budaya lokal;


5) membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
6) mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawaan;
dan

7) menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara.

Langkah-langkah penanggulangan kebakaran di tempat kerja adalah sebagai


berikut:

 Sediakan alat pemadam kebakaran di Kantor anda. Siapkanlah selimut


pemadam (fire blanket) disetiap ruangan kantor.
 Jika tidak tersedia, sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni
(karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni
sebelum dipakai untuk memadamkan api.
 Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting
dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting.
Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan
api telah berkobar lebih besar.
 Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana kebakaran

Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana kebakaran adalah :


1) cepat dan tepat;

2) prioritas;
3) koordinasi dan keterpaduan
4) berdaya guna dan berhasil guna;

5) kemitraan

6) pemberdayaan;
7) non diskriminasitif

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
12
3. Penyelamatan
Pada saat kebakaran terjadi, asap mengambil porsi paling besar untuk
membunuh korban dalam ruangan terbakar.

Langkah-langkah penyelamatan :

1) Jangan panik
Panik akan membuat Anda takut, kesulitan berpikir dan tidak tenang untuk
mengambil keputusan dalam menyelamatkan diri Anda sendiri.

2) Merangkak
Jarak udara bersih pada saat terjadinya kebakaran hanya ada di kisaran 20-
30cm dari atas lantai

3) Meraba

Gunakan tangan Anda sebagai sensor. Anda pasti tahu betul di mana
posisi Anda dan di mana posisi pintu, maka rabalah perlahan. Jika Anda
menyentuh dinding dengan panas yang berlebihan, maka menjauhlah
karena bisa dipastikan Anda berada di titik terdekat dengan sumber api. Jika
Anda berhadapan dengan pintu yang terbakar, tetaplah tenang lalu lihat
dan upayakan untuk menemukan beberapa media yang bisa
menyelamatkan diri Anda seperti kain, gorden dan tutupi kepala Anda
terkhusus untuk wanita, jika Anda menggunakan baju berbahan nilon, segera
lepaskan karena jika terbakar, baju tersebut akan lengket di kulit Anda. Buat
rencana penyelamatan diri bersama dengan menentukan sedikitnya dua
jalur keluar dari setiap ruangan.

4. Personil Terlibat Operasi dan Penyelamatan


1) Kepala Satuan
2) Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
3) Kasi Pencegahan dan Peningkatan SDM
4) Kasi Operasi dan Penyelamatan
5) Komandan Operasi Pemadam Kebakaran
6) Komandan Regu Jaga dan Tanggap Darurat
7) Seluruh Personil Operasi Pemadam Kebakaran

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
13
5. Prosedur Operasi dan Penyelamatan
Jangka waktu
No Prosedur maksimal
penyelesaian
1. Bila terjadi kebakaran sesuai informasi lapor masuk dari masyarakat atau
dari Pos Damkar Luwuk dan diterima langsung oleh petugas piket/jaga
Bidang Damkar Satpol PP & Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai. 3 menit
dengan lokasi TKP sangat jelas, maka personil operasi Damkar
mempersiapkan diri dengan perlengkapannya yang di butuhkan

2. Penanggungjawab piket Pos Damkar memberi informasi sumber


kebakaran kepada petugas / yang diberi tanggung jawab yaitu Danru 2 menit
operasi dan penyelamatan

3. Kasi Operasi dan Penyelamatan menerima laporan dari petugas piket


/jaga dan melaporkan langsung ke Kabid Damkar dan Penyelamatan
3 menit
untuk sebagai bahan koordinasi dengan Kasat Pol. PP & Pemadam
Kebakaran Kabupaten Banggai

4. Bila TKP kebakaran masih di wilayah Kota Luwuk dan sekitarnya, Bidang
Damkar dan Penyelamatan bertanggung jawab penanganan
pemadaman dan membek up areal kebakaran dan menyuplay air
10 - 20 menit
terhadap operasi pemadaman yang dilakukan Bidang Damkar Luwuk
dan regu Damkar dengan kekuatan semua armada unit mobil
pemadam yang ada di pos Damkar segera meluncur ke TKP kebakaran

1.
5. Sesampainya di TKP kebakaran Regu Damkar Luwuk dengan
memperhatikan hal - hal sebagai berikut :
1) Pembukaan jalan menuju di lokasi TKP kebakaran yang biasanya terjadi
kemacetan agar di koordinasikan dengan aparat terkait. 5-10 Menit
2) masyarakat yang melakukan menyelamatkan barang-barang korban
pada saat di TKP biasanya menempatkan barang tidak beraturan,
sehingga mengganggu operasi pemadaman.
a. Operasi pemadaman yang dilakukan oleh regu damkar luwuk di TKP
6.
kebakaran bersifat mendudukung operasi pemadaman dan menyuplay
air atau bersama - sama regu damkar yang tidak piket berada di TKP
kebakaran melakukan pemadaman dengan menyemprot water
cannon maupun stik spoit yg disambung melalui selang sesuai 15 - 30 Menit
jangkauan sasaran sekeliling areal yang belum terbakar sehingga api
tidak meluas dan selanjutnya pada api yang membakar areal yang
sudah terbakar hingga padam serta tdak ada tanda - tanda muncul
api lagi maupun asap tebal

7. Setelah api padam dan tidak berasap, maka regu damkar dapat 30 menit s/d
meningggalkan lokasi TKP kebakaran. selesai

8. Dalam penanganan kebakaran hutan di wilayah Kabupaten Banggai


Waktu tempuh
Bidang Damkar Kabupaten Banggai akan berkoordinasi dengan
jarak TKP
instansi terkait.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
14
BAB IV
PROFIL BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN PADA
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN BANGGAI

Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Polisi Pamong


Praja Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai Alamat jln. Kawasan Kantor
Bupati Banggai Kelurahan Tombang Permai Kecamatan Luwuk Selatan, dibentuk
berdasarkan Dinas Permukiman dan Tata Kota Kabupaten Banggai yang
membawahi Bidang Pemadam Kebakaran pada tahun 2005 selanjutnay pada
tanggal 15 April 2008 berganti nama menjadi Dinas Cipta Karya dan tata Ruang
Kabupaten Banggai yang membawahi bidang Pemadam Kebakaran sampai tahun
2014, selanjutnya pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Banggai yang membawahi Bidang Pemadam Kebakaran pada tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016, kemudian pindah pada Satuan Polisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai yang membawahi Bidang Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan tahun 2017 samapai sekarang, mempunyai tugas dan
fungsi sebagai koordinator Bidang Pemadaman dan Penyelamatan di wilayah
Kabupaten Banggai.

A. Kelembagaan Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada


Kabupaten/Kota, Provinsi Sulawesi Tengah

Dari 13 kabupaten/kota, Provinsi Sulawesi Tengah semua telah terbentuk Kantor


Pemadam Kebakaran antara laian :

1. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Provinsi Sulawesi Tengah


2. Dinas Pemadam Kebakaran Kota Palu
3. Bidang Pemadam Kebakaran pada BPBD Kabupaten Donggala
4. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kab. Parigi Moutong
5. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Poso
6. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Morowali
7. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Tojo Una Una
8. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Toli Toli
9. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Buol
10. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Banggai Kepulauan

11. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Sigi


12. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kabupaten Banggai Laut
13. Bidang Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Kab. Morowali Utara

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
15
Semua kelembagaan Damkar kabupaten/kota dibentuk melalui PERDA dan
Peraturan Bupati.

B. Struktural Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satuan Polisi


Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai

 Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten


Banggai (Pelindung/Penasehat)
 Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Penanggung jawab)

 Kepala Seksi Operasi dan Penyelamatan (Pengawas)


 Kepala Seksi Pencegahan dan Peningkatan SDM (Pengawas)
 Komandan Operasi/Dan-Ton Pemadaman dan Penyelamatan (Koordinator)
 Komandan Regu (Pelaksana Operasi dan Penyelamatan)
 Seluruh Petugas/Personil (Pelaksana Opersi dan Penyelamatan)

C. Pegawai / Personil
Jumlah pegawai / personil Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai,
sebagai berikut :
a. Pegawai Negeri Sipil 16 orang dengan rincian :
1) Golongan IV : 2 orang
2) Golongan III : 1 orang
3) Golongan II : -

b. Pegawai PHL berjumlah 73 Oreng

c. Pegawai/personil sewaktu - waktu bisa bertambah jika ada ketambahan


kendaraan operasional damkar

D. Sarana dan Prasarana


a. Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Bidang Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Banggai sebagai berikut :
I. Bidang Damkar dan Penyelamatan Alamat jln. Kawasan Kantor Bupati Banggai
Tombang Permai yaitu :
a. Mobil Operasional Damkar 6 Unit
b. Mobil Rescue -
c. Motor Operasional -

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
16
BAB V
PENUTUP

Demikian Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Kebakaran dan


Penyelamatan di Kabupaten Banggai dimaksudkan sebagai pedoman kerja dan
arahan tindakan bagi Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada
Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Banggai dan
digunakan sebagai acuan oleh petugas/personil dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas operasional secara cepat dan tepat, memperlancar koordinasi
serta penanganan darurat bencana kebakaran dan penyelamatan dengan selalu
mengutamakan prinsip-prinsip kemanusiaan yang berdasar kepada hak dasar
manusia untuk mendapatkan pelayanan yang layak dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN


PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BANGGAI

SUWITNO ABUSAMA, SH
Pembina Utama Muda / IV,C
NIP. 19671208 199803 1 005

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
17
Lampiran 1

A. BAGAN TAHAPAN OPERASI PEMADAMAN KEBAKARAN PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK

TERIMA BERITA

SIZE UP
SIAP BERANGKAT

TIBA DI LOKASI

SIZE UP

PENEMPATAN UNIT

OPS. PEMADAMAN OPS. PENYELAMATAN

B. BAGAN TAHAPAN OPERASI PEMADAMAN KEBAKARAN LAHAN / HUTAN

TERIMA BERITA

KA.SAT POL PP & DAMKAR INSTANSI TEKNIS TERKAIT

SIZE UP
SIAP BERANGKAT

TIBA DI LOKASI

SIZE UP

PENEMPATAN UNIT

OPS. PEMADAMAN OPS. PENYELAMATAN

Keterangan :
Pengertian SIZE UP (Penilaian Kondisi)

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
18
C. TAHAPAN TINDAKAN OPERASI
1) Pergerakan Kendaraan
 Komandan Regu memimpin armada menuju lokasi kebakaran dengan
menyalakan lampu rotari dan membunyikan sirene untuk memberi isarat
kepada pengendara kendaraan atau pengguna jalan agar membuka jalan
dan memberikan kesempatan armada damkar untuk melintas.
 Berkoordinasi dengan instansi terkait
2) Penilaian Kondisi
 Komandan Regu pertama yang tiba di lokasi kebakaran, sebelum memulai
tindakan operasi pemadaman, harus melakukan penilaian kondisi (SIZE UP)
tentang besar kecilnya kebakaran serta risiko yang dihadapi.
 SIZE UP pada kebakaran pemukiman padat penduduk harus diperhatikan hal -
hal berikut :
 Akses masuk dan keluar lokasi
 Bagaimana arah menjalarnya api (arah angin)
 Adakah barang - barang berbahaya yang mudah terbakar
 Letak sumber air yang terdekat
 Kondisi struktur bangunan
3) Operasi Pemadaman
 Apabila dari hasil SIZE UP, memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi
pemadaman, maka pemadaman dapat segera dimulai dengan tetap
memperhatikan keselamatan petugas, terutama dari paparan asap.
4) Operasi Penyelamatan
 Operasi penyelamatan pada tahap ini, apabila sangat mendesak, dapat
dilakukan oleh anggota regu pemadam.
 Tindakan penyelamatan harus tetap mempertimbangkan keselamatan petugas
yang bersangkutan.
 Apabila dipertimbangkan tindakan penyelamatan akan membahayakan
petugas, karena beberapa kondisi yang tidak mendukung, maka tindakan
penyelamatan harus menungggu koordinasi regu penyelamat (SAR) dari Kantor
Basarnas.
D. TAHAPAN PEMBERANGKATAN LANJUTAN
1. Pos Sumber Air
 Komandan Regu UPTD yang terdekat dengan lokasi kebakaran ditugaskan
untuk mencari sumber air yang dapat mensuplai air secara kontinyu ke unit - unit
mobil penyiram.
 Sumber air yang kontinyu diusahakan dari sungai atau empang/kolam/bak air
yang terdekat dengan lokasi.
2. Operasi Pemadaman
 Operasi pemadaman dilakukan dengan tahapan melokalisir dan memadamkan
dengan melakukan penyiraman.
3. Operasi Penyelamatan Barang
 Operasi penyelamatan barang (Salvage) dilakukan untuk menjaga atau
memindahkan barang - barang di lokasi kebakaran atau di sekitarnya ke
tempat yang aman agar terhindar dari kerusakan akibat kebakaran maupun
akibat penyiraman air.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
19
 Operasi penyelamatan barang dapat dilakukan secara paralel dengan operasi
pemadaman.

4. Api Padam
 Kebakaran dinyatakan padam apabila sudah tidak timbul asap lagi.
 Tidak terlihat sinar dari bara - bara api.

5. Overhoul
 Apabila kobaran api telah dapat dipadamkan, perlu dilakukan tindakan
overhoul, yakni penyisiran pada ruang - ruang tersembunyi untuk menemukan
kobaran - kobaran api yang mungkin masih menyala.
 Tempat atau ruang - ruang tersembunyi yang perlu diwaspadai, misalnya ruang
atas langit - langit, lemari dinding, di balik tembok dan lain - lain.

6. Operasi Pemadaman Selesai


 Setelah yakin seluruh kebakaran padam, Komandan Peleton/ Komandan
Operasi menetapkan " Operasi Pemadaman Selesai ".
 Seletah kebakaran dinyatakan padam, seluruh anggota segera membenahi
dan mengecek kelengkapan seluruh peralatan yang digunakan.
 Sebelum meninggalkan lokasi kebakaran, komandan operasi memimpin apel
seluruh personil yang terlibat dalam operasi pemadaman.
 Selesai apel personil, seluruh armada pemadam meninggalkan lokasi
kebakaran, kecuali seorang Perwira dan beberapa anggota untuk berkoordinasi
dengan pengurus wilayah atau RT/RW pemilik bangunan dalam rangka
penyusunan laporan kebakaran.

Lampiran 2

PENGERTIAN :

STANDAR OPERASINAL PROSEDUR ( S.O.P.)


S.O.P. dalam hubungan ini adalah pelaksanaan oprasional penanggulangan kebakaran
pada pemukiman padat penduduk, kebakaran lahan/hutan untuk semua pimpinan
lapangan, mulai dari Komandan Regu, Komandan Peleton/Komandan Operasi, Kepala
Seksi, Kepala Bidang dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran.

LOKASI TERBAKAR :
Lokasi terbakar adalah lokasi atau lantai tempat terjadinya suatu kebakaran.
Pada lokasi terbakar ditugaskan regu - regu pemadaman, regu- regu penyelamatan
korban dan regu - regu penyelamatan barang.
Operasi pemadaman dan penyelamatan pada lantai terbakar dipimpin oleh Komandan
operasi / Peleton.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
20
Lampiran 3

1. JABATAN DALAM STRUKTUR OPERASI :


A. KEBAKARAN PADA PEMUKIMAN
Kebakaran pemukiman adalah kebakaran yang terjadi di kawasan pemukiman
penduduk yang disebabkan kelalaian, kesalahan pemadaman, kesengajaan
dan gejala alam. Adapun yang terlibat dalam operasi pemadaman dan
penyelamatan meliputi :
a) Komandan Regu
 Komandan Regu adalah pimpinan unit terkecil yang memimpin kurang
lebih 6 orang anggota dalam jajaran operasi pemadaman kebakaran dan
penyelamatan.
 Komandan Regu bertugas mengatur anggotanya sesuai dengan tugas
yang diperintahkan oleh pimpinan yang lebih tinggi sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
b) Anggota Regu :
Anggota Regu adalah seseorang yang ditempatkan pada Regu tertentu dan
diberi tanggung jawab untuk melaksanakan suatu tugas tertentu oleh
Komamdan Regu.

B. KEBAKARAN LAHAN/HUTAN
Kebakaran lahan/hutan adalah kebakaran yang terjadi di areal lahan/hutan
disebabkan karena musim kemarau, perambahan hutan dan pembukaan lahan
untuk perkebunan maupun alih fungsi lahan.
Adapun yang terlibat dalam operasi pemadaman dan penyelamatan meliputi :
1) Kepala Daerah
2) Pimpinan Instansi Teknis Terkait
3) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
4) Kepala Bidang Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan
5) Kepala Seksi Pencegan dan Peningkatan SDM
6) Kepala Seksi Operasi dan Penyelamatan
7) Komandan Peleton / Komandan Operasi
8) Komandan Regu

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
21
Lampiran 4

2. STANDAR - STANDAR
Standar Peralatan Pelindung Perorangan :
 Pelindung/Penutup Kepala (Helm)
 Fire Jacket
 Breathing Apparatus
 Sepatu Safety
 Masker
 Sarung Tangan Safety (Safety Glove)
 Kacamata (Safety Google)

Standar Regu Pemadam Kebakaran :


Terdiri dari minimal 6 orang termasuk Komandan Regu, dengan susunan penugasan
sebagai berikut :
 Komandan Regu bertugas mengatur teknik penyiraman / pemadaman.
 Pengemudi bertugas mengoperasikan unit pompa kebakaran dan
mempertahankan kinerja operasi selama operasi pemadaman berlangsung.
 2 (dua) anggota bertugas melaksanakan penyiraman (pemegang nozzle).
 1 (satu) orang bertugas menjaga dan mengamati gelaran selang dari arah unit
mobil penyuplai air dan menyiapkan selang cadangan.
 1 (satu) anggota bertugas menjaga dan mengamati gelaran selang dari mobil
bersangkutan ke arah titik penyiraman.

Standar kelengkapan personil dan pelindung perorangan regu Unit Pompa


Pemadam :
 Handy Talky (HT) untuk DanRu  Pelindung/penutup kepala (Helm)
 Cincin Kait  Masker
 Figure Eight  Fire Jacket
 Kampak Kecil  Sarung Tangan Safety
 Tali Tubuh  Kacamata Safety
 Senter  Safety Shoes
 Head Light  Breathing Apparatus

Standar peralatan kerja dan pelindung perorangan regu unit mobil yang lainnya
sama dengan regu unit pompa atau disesuaikan dengan bidang penugasannya.

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
22
Standar kelengkapan personil dan pelindung perorangan regu Pencari Data :
1. Fire Helmet
2. Fire Jacket
3. Safety Shoes
4. Map atau Tas
5. Formulir Laporan Kabakaran
6. Alat Tulis
7. Alat Komunikasi
8. Alat Ukur atau Meteran
9. Senter
10. HT untuk DanRu

Standar kelengkapan personil dan pelindung perorangan regu Pencari Data :


1. Fire Helmet
2. Fire Jacket
3. Safety Shoes
4. Map atau Tas
5. Formulir Laporan Kabakaran
6. Tustel, Handycam
7. Garis Isolasi atau semacam Garis Polisi
8. Alat Ukur atau Meteran

3. STANDAR REGU

Regu Mobil Pompa = 6 orang


Regu Mobil Suplay air = 3 orang

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KABUPATEN BANGGAI.
23
Lampiran 6

PERSIAPAN

Catat nama, nomor HP, jam


1 Trima laporan Petugas Piket Telepon 1 Menit
dan jenis yang terbakar

2 Laporan Kepada DanTon Tempat kejadian kebakaran Petugas Piket 1 Menit

3 DanTon menyiapan Pasukan Perlengkapan Pemadam DanTon 3 Menit

Pengawalan Menuju Lokasi


4 Mobil Komando Pengawalan Polisi / Satpol PP 15 Menit
Kebakaran

TEMPAT KEJADIAN KEBAKARAN

1 Tiba Dilokasi Penempatan Unit Petugas Piket Telepon 2 Menit

Teknik
2 Pemadaman Petugas bPiket
Pemadaman/Penyiraman
Nama pemilik, material yang
Pendataan Tempat Kejadian terbakar, korban ringan, korban
3 DanTon
Kebakaran berat, luka ringan, luka berat,
taksiran kerugian
Koordinasi bila ada korban
4 Ambulance, Kantong Jenazah Polisi
kebakaran

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BANGGAI.
25

Anda mungkin juga menyukai