Anda di halaman 1dari 28

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

RUMAH SAKIT TK.II dr.SOEPRAOEN


 Bahaya kebakaran
adalah bahaya yang
ditimbulkan oleh
adanya nyala api
yang tidak terkendali

 Kebakaran selalu
menelan banyak
kerugian baik moril,
materiil.
Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai:

1. kelalaian, misalnya: lupa mematikan kompor, merokok


di tempat yang tidak semestinya, menempatkan bahan
bakar tidak pada tempatnya, dll
2. kurang pengetahuan, misalnya tidak mengerti akan
jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti
tanda-tanda bahaya kebakaran, dll
3. peristiwa alam, misalnya gunung meletus, gempa bumi,
petir, dll
4. penyalaan sendiri, misalnya kebakaran di hutan yang
disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan
bakar kering di hutan
5. kesengajaan, misalnya unsur sabotase, penghilangan
jejak, dll
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Per. 04/Men/1980 tanggal 14
April 1980 Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) :

 Klas A: Bahan bakar padat (bukan logam)


 Klas B: Bahan bakar cair atau gas yang mudah
terbakar
 Klas C: Instalasi listrik bertegangan
 Klas D: Kebakaran logam
 (1) memisahkan panas atau mendinginkan
 (2) mengisolasi yaitu memisahkan oksigen
(udara)
 (3) menguraikan yaitu memisahkan bahan
bakar
 (4) merusak reaksi rantai api
 (1) air
 (2) busa
 (3) karbon dioksida
 (4) gas halon serta pasca halon
 (5) serbuk kimia kering
Secara garis besar alat pemadam api ini dapat
dibedakan menjadi :

(1) alat pemadam api gerak yaitu alat pemadam


api yang dapat dipindahkan dari satu tempat
ke tempat yang lain dengan mudah misalnya:
alat pemadam api ringan (APAR), mobil
pemadam api dan lain sebagainya.

(2) pemadam api instalasi tetap misalnya


springkle, hydrant dan lain sebagainya
 Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire
extinguisers adalah alat pemadam api yang
mudah dipergunakan oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal terjadinya
kebakaran. APAR dapat berupa tabung
jinjing, gendong maupun beroda. Berbagai
hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR
berhasil menanggulangi sekitar 30 % kejadian
kebakaran.
“P A D A M”
P – Pin dicabut dari APAR
A – Arahkan posisi APAR menjadi tegak
D – Diposisikan sesuai arah angin
A – Ayo genggam dan tekan tuas
M – Menyemprot ke arah sumber api secara merata
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Per. 04/Men/1980 tanggal 14 April 1980
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) :

(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2


(dua) kali dalam setahun, yaitu:
a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;

(2) Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan


yang ditemui waktu pemeriksaan, harus segera
diperbaiki atau alat tersebut segera diganti dengan
yang tidak cacat.
Pemeriksaan
dilakukan setiap
minggu. Dan
dilaporkan setiap
4 bulan.
Kebakaran Kecil

1). Apabila terjadi kebakaran kecil di suatu ruangan, Pok


Komando segera melaporkan kejadian tersebut ke Sentral
Komunikasi.

2) Sentral komunikasi melaporkan ke petugas piket untuk


melaporkan kejadian tersebut, dan petugas piket
melaporkan kejadian kebakaran kepada Ka / Waka.

3). Sentral Komunikasi mengumumkan kode red ke seluruh


bagian “KODE RED (NAMA RUANGAN)” sebanyak 3 kali.
4) Unit Kerja yang berdekatan, Komando (Helm Kuning)
sebagai Pemimpin Tim Kebakaran di ruangan
segera memberikan perintah dan petunjuk untuk
mengatur dan memberikan tugas kepada anggota
kelompok masing masing sesuai fungsinya yaitu:

a) Kelompok Pemadam (Helm Merah)


Sebagai Pemadam Api

b) Kelompok Penyingkir/evakuasi (Helm Biru)


Sebagai evakuasi pasien dan dokumen,
materiil.

c) Kelompok Pengamanan (Helm Orange)


Sebagai pengamanan ruangan dan
dokumen)
5). Apabila api telah padam, Pok Komando
melaporkan kembali ke sentral informasi
bahwa api sudah padam/ teratasi
6). Ko komunikasi menyebarkan ke seluruh
ruangan “ KODE RED SUDAH TERATASI (3X)”,
dan melaporkan ke petugas piket bahwa
kebakaran telah teratasi.
7). Petugas piket melaporkan kepada Ka /
Waka bahwa kebakaran telah teratasi.
1). Apabila terjadi kebakaran besar di suatu ruangan
(lebih dari 1/3 ruangan) atau kebakaran tersebut
diperkirakan tidak dapat padam kira-kira dibawah 4
menit, Pok Komando segera melaporkan kejadian
tersebut ke Sentral Komunikasi.

2). Sentral Komunikasi mengumumkan kode red ke


seluruh bagian “KODE RED (NAMA RUANGAN)”
sebanyak 3 kali, dan menghubungi Pemadam
Kebakaran Kota Malang, serta melaporkan ke petugas
piket

3). Petugas piket selanjutnya melaporkan kepada Ka /


Waka.
4). Petugas urdal langsung mematikan aliran listrik di
seluruh area Rumah Sakit

5). Unit Kerja yang berdekatan, Komando (Helm Kuning)


sebagai Pemimpin Tim Kebakaran di ruangan segera
memberikan perintah dan petunjuk untuk mengatur dan
memberikan tugas kepada anggota kelompok masing
masing sesuai fungsinya yaitu:

a) Kelompok Penyingkir/evakuasi (Helm Biru)


Sebagai evakuasi pasien dan dokumen,
materiil.
b) Kelompok Pengamanan (Helm Orange)
Sebagai pengamanan jiwa, dokumen dan peralatan.
6). PAM bertugas mengamankan area TKP dan
mengamankan jalur mobil pemadam
kebakaran.

7). PAM mencegah orang- orang yang tidak


berkepentingan masuk ke dalam area
kebakaran.

8). Petugas urdal menyiapkan persediaan air.


9). Apabila api telah padam, Pok Komando
melaporkan kembali ke sentral informasi
bahwa api sudah padam/ teratasi

10). Sentral komunikasi menyebarkan ke


seluruh ruangan “ KODE RED SUDAH
TERATASI (3X)” dan melaporkan ke petugas
piket bahwa kebakaran telah teratasi.

11). Petugas piket melaporkan kepada Ka /


Waka bahwa kebakaran telah teratasi.
 Menginventarisir semua kerugian yang
timbul.
 Mengamankan barang-barang yang
terbakar.
 Mengadakan pengusutan sebab terjadinya
kebakaran.
 Membuat laporan kepada satuan atas.
 Mengantisipasi kemungkinan terulangnya
kasus serupa.
 Pada hari Senin, 19 Desember 2016 terjadi kebakaran di
Ruang Seruni.

 Pok Komando Ruangan Seruni melapor kejadian tersebut ke


sentral komunikasi “terjadi kebakaran di Ruang Seruni”.

 Petugas sentral komunikasi mengumumkan kode red ke


seluruh bagian “KODE RED Seruni, KODE RED Seruni, KODE
RED Seruni”.

 Petugas sentral komunikasi melaporkan ke petugas piket.

 Petugas piket selanjutnya melaporkan kepada Ka / Waka


Rumah Sakit TK II dr. Soepraoen bahwa terjadi kebakaran di
Ruang Seruni.
 Unit kerja yang berdekatan (Area I:Kenanga,
Tulip, Cempaka, Flamboyan, Nusa Indah,
Kendaraan, Unit gizi) melakukan sesuai perintah
Pok Komando (Helm Kuning) sebagai pemimpin
Tim Kebakaran dan mengatur serta memberikan
tugas kepada Pok Pengaman (Helm Orange)
sebagai pengaman jiwa, dokumen, dan peralatan,
Pok Pemadam (Helm Merah) sebagai Pemadam
Api, serta Pok Penyingkir (Helm Biru) sebagai
evakuasi pasien, membantu menyingkirkan
dokumen dan pasien ke titik kumpul.

 Apabila api telah padam, Pok Komando


melaporkan kembali ke sentral komunikasi
bahwa api sudah padam/ teratasi.
 Sentral komunikasi menyebarkan ke seluruh
ruangan “ KODE RED SUDAH TERATASI, KODE
RED SUDAH TERATASI, KODE RED SUDAH
TERATASI”.

 Petugas piket melaporkan kepada Ka / Waka


bahwa kebakaran telah teratasi.
SERUNI

KOMUNIKASISENTRAL

KENANGA CEMPAKA TULIP FLAMBOYAN NUSA KENDARAAN DAPUR


INDAH

HELM •HELM •HELM •HELM •HELM •HELM •HELM


ORANGE ORANGE ORANGE ORANGE ORANGE ORANGE ORANGE
(POK (POK (POK (POK (POK (POK (POK
PENGAMAN) PENGAMAN) PENGAMAN) PENGAMAN) PENGAMAN) PENGAMAN) PENGAMAN)

•HELM •HELM •HELM •HELM •HELM •HELM •HELM


MERAH (POK MERAH (POK MERAH (POK MERAH (POK MERAH (POK MERAH (POK MERAH (POK
PEMADAM) PEMADAM) PEMADAM) PEMADAM) PEMADAM) PEMADAM) PEMADAM)
•) •) •) •) •) •) •)

•HELM BIRU •HELM BIRU •HELM BIRU •HELM BIRU •HELM BIRU •HELM BIRU •HELM BIRU
(POK (POK (POK (POK (POK (POK (POK
PENYINGKIR) PENYINGKIR) PENYINGKIR) PENYINGKIR) PENYINGKIR) PENYINGKIR) PENYINGKIR)
•) •) •) •) •) •) •)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
RUMAH SAKIT TK.II dr.SOEPRAOEN

Anda mungkin juga menyukai