0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
239 tayangan9 halaman
Prosedur penanganan ancaman bom via telepon mencakup: (1) mencatat pesan dan ciri suara penelpon, (2) menghubungi pihak terkait seperti polisi dan manajemen secara diam-diam, (3) melakukan pencarian benda mencurigakan, (4) mengamankan TKP jika ditemukan, (5) mengevakuasi secara tertib.
Prosedur penanganan ancaman bom via telepon mencakup: (1) mencatat pesan dan ciri suara penelpon, (2) menghubungi pihak terkait seperti polisi dan manajemen secara diam-diam, (3) melakukan pencarian benda mencurigakan, (4) mengamankan TKP jika ditemukan, (5) mengevakuasi secara tertib.
Prosedur penanganan ancaman bom via telepon mencakup: (1) mencatat pesan dan ciri suara penelpon, (2) menghubungi pihak terkait seperti polisi dan manajemen secara diam-diam, (3) melakukan pencarian benda mencurigakan, (4) mengamankan TKP jika ditemukan, (5) mengevakuasi secara tertib.
. JANGAN PANIK, USAHAKAN TENANG Ingat setiap kepanikan akan mengurangi daya pikir dan gerak anda. 2. BUNYIKAN ALARM Alarm dibunyikan untuk memberitahukan adanya kebakaran dan melakukan langkah pengamanan. Usahakan melokalisir / membatasi daerah kebakaran untuk mencegah menjalannya api lebih luas. 3. PERGUNAKAN APAR YANG CEPAT, AMAN DAN TEPAT (CAT) Kecepatan, aman dan ketepatan memakai APAR akan berpengaruh dalam memadamkan kebakaran. Jika api masih berkobar, segera usahakan memadamkan api dengan alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau alat pemadam lainnya yang tersedia (karung basah). Jangan mempertaruhkan nyawa sia-sia karena kecerobohan diri sendiri sehingga terjebak dalam kebakaran 4. MATIKAN ALIRAN LISTRIK, GAS DAN ALIRAN BAHAN BAKAR Dalam kebakaran kita harus berusaha mengurangi segala kemungkinan dapat menambah besar kebakaran, korban dan bahaya. Segera putuskan / matikan dari luar dengan mematikan saklar induk dan segera disegel, semua sikring jangan dikutak-katik. 5. BERITAHUKAN DINAS KEBAKARAN Untuk menanggulangi bahaya kebakaran yang besar dibutuhkan bantuan khusus dari DINAS KEBAKARAN. HUBUNGI APARAT KEPOLISIAN TERDEKAT DAN PETUGAS GS QUICK RESPOND UNIT DAN KOORDINATOR KEAMANAN SETEMPAT PROSEDUR MENGATASI DEMONSTRASI ATAU UNJUK RASA 1. JIKA YANG BERDEMO ADALAH KARYAWAN LANGKAH YANG DIAMBIL ADALAH : a. Menutup pintu gerbang. b. Mencegah orang diluar karyawan untuk masuk ke dalam lokasi c. Memonitor dan mengawasi secara terus-menerus agar tidak terjadi pengerusakan/anarkis. d. Menghubungi GS QUICK RESPOND UNIT untuk meminta bantuan petugas Satpam. Melaporkan ke Koordinator setempat. 2. JIKA YANG BERDEMONSTRASI ADALAH DARI ORANG LUAR (Organisasi Masyarakat) LANGKAH YANG HARUS DIAMBIL ADALAH : a. Segera menutup pintu gerbang utama. Menenangkan karyawan yang sedang bekerja, agar tidak menjadi kacau / gelisah. b. Menghubungi GS QUICK RESPOND UNIT untuk meminta petugas tambahan. c. Anggota Satpam dengan kekuatan maksimal berjaga jaga dipintu utama/gerbang utama. d. Melaporkan ke Koordinator untuk mengantisipasi kejadian dengan berkoordinasi ke Aparat Kepolisian setempat. PROSEDUR MENGATASI ORANG MABUK DAN PERKELAHIAN DILOKASI KERJA 1. ORANG MABUK a. Lakukan penangkapan apabila ada perlawanan b. Gunakan tongkat polisi (knopel) dengan tidak membahayakan diri orang yang sedang mabuk. c. Setelah orang mabuk dapat dikendalikan lakukan pemborgolan. d. Amankan orang yang mabuk sehingga tidak membahayakan orang lain. e. Apabila orang yang mabuk tersebut tidak melakukan perbuatan menggangu keamanan segera halau dan usahakan orang tersebut untuk menjauh dari lingkungan perusahaan f. Apabila terjadi pengrusakan oleh orang yang mabuk, sehingga peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian materi, kumpulan barang bukti untuk selanjutnya diserahkan kepada polisi guna kepentingan penyidikan. g. Laporkan perihal tersebut ke Koordinator setempat. 2. PERKELAHIAN a. Usahakan melerai/memisahkan dengan memberikan peringatan untuk mengalihkan perhatiannya. b. Mendamaikan dengan cara membawa orang yang berkelahi ke Pos Penjagaan c. Laporkan hal tersebut ke Koordinator setempat. PROSEDUR PENANGANAN PENCURIAN Pasal 362 KUHP 1. PERHATIKAN DAN TELITI CARA-CARA PENCURIAN TERSEBUT DILAKUKAN (MODUS OPERANDI) 2. CARI BEKAS-BEKAS SIDIK JARI LATENT TETAPI JANGAN SEKALI-KALI DISENTUH 3. CATAT HAL-HAL YANG AKAN DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN BERITA ACARA PENDAPATAN (PEMERIKSAANTKP OLEH PENYIDIK) AMANKAN TKP HUBUNGI APARAT KEPOLISIAN SETEMPAT 4. LAPORKAN KE GS QUICK RESPOND UNIT , DAN KOORDINATOR SETEMPAT UNTUK MELANJUTKAN LAPORANNYA KE PIMPINAN SETEMPAT. PROSEDUR DALAM PENANGANAN DI TKP 1. TINDAKAN TERHADAP LOKASI KEJADIAN a. Tutup dan jaga TKP dari gangguan orang-orang yang tidak berkepentingan. b. Pertahankan keaslian TKP (Status Quo) selama pemeriksaan pada TKP cegah barang bukti / bekas jangan sampai rusak / hilang. c. Hubungi polisi setempat secara langsung melalui telepon. d. Jangan memegang barang bukti dengna tangan telanjang / terbuka agar sidik jari pelaku tetap asli. 2. TINDAKAN TERHADAP KORBAN a. Memeriksa apabila masih ada tanda-tanda kehidupan pada korban. b. Memeriksa pergelangan tangan apakah masih ada denyut nadi. c. Beri tanda-tanda letak korban di TKP. d. Bila masih ada tanda-tanda kehidupan, segera diberikan pertolongan dengan PPPK. e. Bila mungkin, diminta keterangan tentang identitas pelaku. 3. TINDAKAN TERHADAP PELAKU a. Tangkap pelaku bila masih berada di TKP dan melakukan penggeladahan. b. Catat identitas pelaku (nama, umur, pekerjaan, alamat ). c. Adakan pencarian singkat kalau pelaku kiranya berada disekitar TKP. d. Segera hubungi polisi terdekat. 4. TINDAKAN TERHADAP SAKSI a. Catat keterangan saksi-saksi yang mengetahui dan jaga jangan sampai berhubungan satu sama lainnya. b. Tahan saksi ditempat kejadian menunggu sampai datangnya petugas penyidik dari polisi setempat. c. Catat nama, pekerjaan dan alamat pada saksi dan meemerintahkan siapapun yang dicurigai untuk tidak meninggalkan TKP. 5. MELAKUKAN PEMBERITAHUAN HUBUNGI KESATUAN POLISI TERDEKAT DAN KELUARGA KORBAN MELALUI TELEPON 6. KEWAJIBAN MEMBERIKAN LAPORAN SINGKAT a. Setelah penyidik datang, laporkan semua urutan-urutan tindakan yang telah dilakukan dan buat laporan secara singkat tentang nama, alamat korban, saksi dan pelaku tindak pidana yang dicurigai serta tindakan yang telah dilaksanakan di TKP. b. Melaporkan ke GS QUICK RESPOND UNIT, dan Koodinator setempat PROSEDUR PENGAMANAN LEDAKAN BOM 1. EVAKUASI SECARA TOTAL DILAKSANAKAN SECARA TERTIB DENGAN MENGAMBIL RUTE YANG JAUH DARI DAERAH LEDAKAN. 2. AMANKAN TKP DENGAN RADIUS PALING TIDAK 200 METER DARI PUSAT LEDAKAN. 3. HUBUNGI TIM PERTOLONGAN PERTAMA (GAWAT DARURAT) DAN PEMADAM KEBAKARAN, KEMUDIAN HUBUNGI PIHAK POLRI C.Q JIHANDAK GEGANA POLDA JAWA BARAT. 4. KOORDINATOR MEMIMPIN PENYISIRAN LOKASI UNTUK MENCARI KEMUNGKINAN ADANYA BAHAN PELEDAK LAINNYA. 5. BILAMANA ADA DAERAH YANG MENCURIGAKAN, SEGERA AMANKAN DAN KOSONGKAN. 6. BUATKAN LAPORAN KEJADIAN SECARA DETAIL BERDASARKAN FAKTA- FAKTA DI LAPANGAN MAUPUN SAKSI-SAKSI YANG ADA. 7. SEGERA LAPORKAN SECARA DETAIL KEPADA APARAT POLRI SESAMPAINNYA MEREKA DI TKP PERIHAL LEDAKAN BOM, ITU SENDIRI DAN DAERAH / AREA YANG TELAH DISISIR / DIPERIKSA. 8. LAPORAN LAINNYA YANG TERKAIT. PROSEDUR ANCAMAN BOM VIA TELEPON 1. PENERIMA TELEPON HARUS BERSIKAP TENANG, WAJAR DAN JANGAN PANIK. 2. PANCING PENELPON AGAR BICARA SELAMA MUNGKIN DENGAN BERBAGAI PERTANYAAN UNTUK MENGENALI SUARA PENELPON. 3. INGAT DAN CATAT PESAN-PESAN PENELPON DAN PERHATIKAN SUASANA LINGKUNGAN YANG TERDENGAR DI TELPON, MISALNYA: DIALEK/LOGAT PENELPON, SUARA MOBIL LALU- LALANG, DLL. 4. HUBUNGI PIHAK TELKOM DARIMANA TEMPAT/LOKASI PENELPON TERSEBUT BERASAL. ( Jika Memungkinkan) 5. SEGERA HUBUNGI PIHAK PIMPINAN MANAJEMEN , KOORDINATOR KEAMANAN DAN KEPOLISIAN WILAYAH TERDEKAT (POLSEK) SECARA DIAM-DIAM GUNA MENGHINDARI KEPANIKAN ORANG. 6. LAKUKAN PENYISIRAN UNTUK MENCARI APAKAH ADA BENDA DILOKASI DENGAN CIRI-CIRI YANG DISEBUTKAN OLEH PENELPON. 7. APABILA BENDA TERSEBUT DITEMUKAN, JANGAN SENTUH MELAINKAN LAKUKAN TINDAKAN PENGAMANAN DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TPTKP) SAMBIL MENUNGGU PETUGAS POLRI TIBA. 8. KOORDINIR AGAR STAFF DAN KARYAWAN SERTA TAMU/KONSUMEN UNTUK SEGERA KELUAR DENGAN TERTIB. 9. AMANKAN SEMUA AKSES KELUAR/MASUK, ORANG-ORANG YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK.