Anda di halaman 1dari 64

ALAT PEMADAM API RINGAN DAN BERODA

Di Sampaikan Pada Pendidikan dan Pelatihan Inspektur Muda Kebakaran

Oleh : M. Tasor, S.Pd.MMT


Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan
Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2018
 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
◦ Dengan mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tentang Alat Pemadam Api
Ringan dan Beroda.

 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Peserta diharapkan mampu :


1. Menjelaskan pengertian APAR dan APAB
2. Menjelaskan jenis – jenis dan media APAR dan APAB
3. Menjelaskan sistem kerja APAR dan APAB
4. Mengetahui cara Perawatan dan Pemeriksaan
5. Menggunakan setiap jenis APAR dan APAB
Penempatan
Perencanaan tepat
Petugas
kompeten
Pengadaan
Sertifikat

Kebijakan

Fire risk
Assessment •Efektif
Jenis dan •Efesien
Pemeliharaan ukuran •Aman
teratur tepat •Tidak Merusak
PENGERTIAN;
Suatu alat pemadam
kebakaran yang dapat
dijinjing / dibawa,
dioperasikan oleh satu
orang, berdiri sendiri,
mempunyai berat antara
0,5 kg - 16 kg dan
digunakan pada api awal.
Pengertian :
Suatu alat pemadam
kebakaran yang
dilengkapi dengan
roda dioperasikan
oleh lebih dari satu
orang, tidak berdiri
sendiri, mempunyai
berat lebih dari 16 kg
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- HALON
WATER

POWDER
FOAM

HALON
C
O
2
Mempunyai keuntungan sbb:
1. Mempunyai daya serap panas yang besar.
2. Mempunyai daya pengembangan menjadi uap yang
sangat tinggi
3. Pada temperatur normal, air beratnya relatif stabil.
4. Mudah disimpan, diangkat dan dialirkan.
5. Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
6. Dapat dipancarkan dalam bentuk : jet,spray, fog.
MENURUT KELAS KEBAKARAN YANG DIPADAMKAN,POWDER
DIBAGI MENJADI 3 MACAM ;

1.Tepung kimia REGULER ( Natrium Bikarbonat dan kalsium


bikarbonat ) adalah tepung kimia yang efektif untuk
memadamkan kebakaran kelas B dan C.

2. Tepung kimia MULTI PORPHOSE ( Amonium hydro phosphat)


adalah tepung kimia yang efektif untuk memadamkan
kebakaran kelas A,B,C.

3. Tepung kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung kimia yang


efektif untuk memadamkan kebakaran khusus kelas D.
 Bahan baku tepung kimia reguler :
Sodium bikarbonat.
Potasium bikarbonat.
Potasium carbonat.
Potasium klorida.

Bahan baku tepung kimia multi porphose :


Kalium sulfat.
Mono amunium fosfat.

Bahan baku special dry powder :


 Campuran kalium klorida.
 barium klorida.
 magnesium klorida.
 natrium klorida.
 kalsium klorida.
 Efektif untuk kebakaran cairan dan spray fires.
 Pemadaman cepat namun efek pendinginan kurang.
 Terdapat berbagai jenis powder untuk pemadaman.
 Ada problem dengan post-fire clean-up.
 Daerah atau obyek yang dilindungi : ruang-ruang dengan
bahaya cairan terbakar (flammable liquid hazards), ruang
mesin di kapal (shipboard machinery spaces), ruang mesin
kendaraan (vehicle engine spaces).
 Ukuran sangat halus (mesh) kelembaban kurang 0,2 %, bila
ditebarkan dipermukaan air tidak akan tenggelam dalam
waktu 1 jam.
 Kandungan bahan phosphoric acid bihydrogenate ammonium
95 %, silicic acid , silicone agar anti air.
 Sifat serbuk tidak beracun tetapi dapat menyebabkan untuk
sementara sesak nafas dan pandangan.
Tipe konstruksi
POWDER

CO2
STORED
PRESSURE
10-15 kg/cm2 CARTRIDGE
( N2 )

Dry Chemical Powder


 FOAM
Kumpulan cairan yang berbentuk
gelembung - gelembung kecil yang berisi
gas/udara yang dapat mengapung di atas
permukaan zat cair dan mengalir di atas
permukaan zat padat.
1. BUSA KIMIA .
Busa yang terjadi karena adanya proses kimia.
- Tepung tunggal.
- Tepung ganda.

2. BUSA MEKANIK.
Busa yang terjadi karena adanya proses mekanis, yaitu
berupa campuran dari bahan pembuat busa yaitu :
- cairan busa.
- air.
- udara.
JENIS BUSA/FOAM

A
STORED
PRESSURE B
( N2 )
Foam B
Liquid
Chemical Foam
Mechanical
(A) + (B)
Foam
CO2 dipakai untuk memadamkan
kebakaran karena mempunyai
keuntungan sbb :

1. Mudah menyebar keseluruh areal


kebakaran.
2. Dapat bereaksi dengan Oxygen
(O2 ) hingga konsentrasi O2 dari
21 % berkurang </=14 %.
3. Tidak menghantarkan listrik.
4. Tidak meninggalkan residu.
5. Berat jenis CO2 1,5 kali berat
udara.
6. Efektif untuk kebakaran kelas
B dan C.
• Media CO2 di dalam tabung dalam keadaan fase cair tekanan tinggi.

• Prinsip kerja gas CO2 ialah mengikat reaksi oxygen sama dengan atau
lebih kecil dari 14 %.

• CO2 yang keluar dari corong 75 % langsung menguap menjadi gas


mengikat dan mendesak oxygen dari udara sedangkan sisanya 25 %
menjadi beku berbentuk butiran es.

• CO2 tidak beracun tetapi dapat membuat orang pingsan atau


meninggal karena kekurangan oxygen.

• CO2 dapat juga digunakan sebagai alat pemadam otomatis.

• Kelemahan CO2 ialah tidak dapat mencegah terjadinya kebakaran


kembali setelah api padam ( reignitasi) hal ini karena CO2 tidak dapat
mengikat O2 secara terus menerus.
 Halon mempunyai kelebihan sbb :

 Tidak meninggalkan residu.


 Berat jenis halon 5 x berat udara .
 Tidak menghantarkan listrik.
 Dapat memadamkan kebakaran kelas B,C
HALON
 Halon bila terkena panas api pada suhu 485 derajat C
akan megalami proses penguraian.

 Zat-zat yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut


akan mengikat unsur hydrogen dan Oxigen (O2 ) dari
udara sehingga menghasilkan beberapa unsur baru
diantaranya : Hydrogen Flurida ( HF), Hydrogen bromida
(HBr) dan senyawa carbon halida ( COF2 dan COBr2 ),
karena sifat zat baru tersebut beracun dan
membahanyakan terhadap manusia dan merusak lapisan
ozon.
Cairan Kimia
(Halogeneted Hydrocarbon)

HALON

STORED
PRESSURE
( N2 )
 Halon 1301 ( BTM ) Bromotriflucromethan CBrF3
 Halon 1211 ( BCF ) Bromokhlorodifluodifluoromethan
CBrCIF2
 Halon 1202 ( DBF ) Dibromodifluoromethan CBr2BrCL
 Halon 1040 (CTC) Karbontetrakhlorida CC14
 Halon 1001 Methylbromide CH3Br

Jenis gas Halon yang dapat digunakan sebagai pemadam


api adalah Halon 1301 (BTM) dan Halon 1211 (BCF)
 Lapisan Ozon adalah lapisan yang terdapat pada
stratosphere bumi ( lapisan udara yang berada
antara 10 – 60 km dari permukaan bumi ) yang
berfungsi melindungi bumi dari sinar ultra fiolet
matahari yang membahayakan makhluk hidup.

 Dampak :
Bahaya kanker kulit .
Menurunnya sistem daya tahan tubuh .
Menyebabkan katarak .
Terganggunya panen pertanian .
Kriteria Penggunaan Esensial (1)
(Essential Use Criteria)

Halon 1301
 Di pesawat terbang untuk perlindungan ruang kabin awak
pesawat, ruang mesin, ruang kerja dan ruang kargo dan ruang-
ruang kering di dalam pesawat (dry bays)
 Di kendaraan darat militer dan kapal perang untuk perlindungan
ruang-ruang yang dihuni orang dan ruang-ruang mesin
 Untuk menciptakan kondisi lembam (inert) di ruang-ruang yang
dihuni dimana cairan dan atau gas mudah terbakar bisa terlepas,
terutama di sektor militer, petrokimia, industri minyak dan gas,
serta di kapal barang yang eksisting.
Kriteria Penggunaan Esensial (2)
Halon 1301
 Untuk menciptakan kondisi lembam (inert) pada ruang-ruang pusat
komando dan komunikasi eksisting yang ada personilnya di angkatan
perang atau lainnya yang sangat esensial dikaitkan dengan sistem
keamanan nasional
 Untuk menciptakan kondisi lembam pada ruang-ruang yang rawan
terhadap resiko dispersi bahan-bahan radio aktif
 Di terowongan terusan dan kelengkapan instalasinya serta di sarana/
peralatan bergerak (rolling stocks)
Kriteria Penggunaan Esensial (3)

Halon 1211
 Di alat pemadam api ringan (APAR) dan peralatan/ sarana
pemadam sistem terpasang untuk mesin-mesin yang
digunakan di pesawat terbang
 Di pesawat terbang untuk perlindungan ruang kabin awak
pesawat, ruang mesin, ruang kargo dan ruang-ruang kering
dalam pesawat
 Di alat pemadam yang dipakai khusus untuk perlindungan
personil yang dipakai saat pemadaman awal oleh petugas
pemadam kebakaran
 Di alat pemadam api yang digunakan untuk melindungi
orang terbakar di kalangan militer dan kepolisian
 Efektif memadamkan kebakaran.
 Bersih setelah digunakan atau dipancarkan.
 Tidak menimbulkan efek racun ( toxit).
 Tidak menimbulkan dampak lingkungan.
 Tidak bersifat menghantarkan arus listrik.
 Tidak mengandung CFC ( hanya untuk alternatif bahan campuran).
 Direkomendasikan penggunaannya oleh komite teknis Halon
international ( Halon Technical option Committee).

Pengganti Halon
 Gas Halocarbon ( PFC- 410, FM- 200, AF-11E, AF31, FE-13,FE-25,
FE-36 )
 Sistem Kabut air 9 Hi-foq, aquaspar )
 Tekanan pendorong /gas N2 (Nitrogen) bersatu dengan media
pemadamnya (Storage Pressure).

 Tekanan pendorong dikemas dalam tabung tersendiri / tabung


Catridge berisi gas N2 atau CO2 (Catridge system / Gas
Container Type).

 Tekanan pendorong dihasilkan dari media pemadam itu sendiri


(Apar jenis CO2/Carbon Dioxide).

 Tekanan pendorong dihasilkan dari reaksi dua macam cairan


kimia,yang menghasilkan busa dan gas CO2 (Chemical Foam).

 Tekanan pendorong dari gerakan mekanik.


APAR TYPE CARTRIDGE
APAR TYPE STORAGE PRESSURE
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
Jenis media pemadam
Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
 Kemampuan daya padam suatu APAR atau disebut Rating
yang dinyatakan dengan angka dan huruf A,B,C dan D

Contoh :
1. 10 A maka APAR tersebut telah lulus uji memadamkan
kebakaran klas A dengan standar Rating 10.

2. 40 B maka APAR tersebut telah lulus uji memadamkan


kebakaran klas B dengan standar Rating 40.

3. APAR memiliki Rating 10A, 40BC maka APAR tersebut telah


lulus uji standar uji 10A, 40B dan kelas C.

Setandar uji kelas C tidak diberikan penilaian dengan angka,


cukup dibuktikan bahwa media yang digunakan tidak
menghantar listrik.
KLASIFIKASI Rating : Nilai angka

A 1A
2A
1B
2B
3A 5B
B 4A 10B
6A 20B
C 10A
20A
30B
40B
D 40A 80B
STANDAR UJI
A. Tumpukan kayu dengan volume
tertentu dibakar 10 menit
B. Premium dengan jumlah dan luas
tertentu dibakar 3 menit
C. Sasaran bertegangan 10.000 Volt
D. Tidak dilakukan pengujian
STANDAR UJI
Rating A

STANDAR UJI Rating B


Tingkat Bahan Jumlah Penampang dan Pengaturan Susunan Kayu
Klarifikasi Alat Bakar Potongan Panjang Batang
Pemadam Kayu

1A 1 liter 46 batang 4x6x45 cm 9 susun @ 5 bt + 1 bt


2A 2 liter 64 batang 4x6x65 cm 10 susun @ 6 bt + 4 bt
3A 3 liter 96 batang 4x6x54 cm 13 susun @ 7 bt + 5 bt
4A 4 liter 104 batang 4x6x80 cm 13 susun @ 8 bt
5A 5 liter 121 batang 4x6x90 cm 13 susun @ 9 bt + 4 bt
6A 6 liter 138 batang 4x6x90 cm 15 susun @ 9 bt + 3 bt
7A 7 liter 153 batang 4x6x95 cm 15 susun @ 10 bt +3 bt
8A 8 liter 166 batang 4x6x100 cm 15 susun @ 11 bt + 1 bt
9A 9 liter 186 batang 4x6x100 cm 16 susun @ 11 bt + 10 bt
10A 10 liter 208 batang 4x6x100 cm 16 susun @ 13 bt
12A 10 liter 226 batang 4x6x110 cm 17 susun @ 13 bt + 5 bt
20A 15 liter 347 tatang 4x6x120 cm 23 susun @ 15 bt + 2 bt
30A 25 liter 416 batang 4x6x150 cm 23 susun @ 16 bt + 2 bt
40A 40 liter 416 batang 4x6x200 cm 20 susun @ 20 bt + 16 bt
Tingkat Daya Padam Bahan Bakar Ukuran Bak
APAR

1B 6 liter 45 x 45 x 30 cm
2B 12 liter 65 x 65 x 30 cm
3B 18 liter 80 x 80 x 30 cm
4B 24 liter 90 x 90 x 30 cm
5B 30 liter 100 x 100 x 30 cm
6B 48 liter 110 x 110 x 30 cm
8B 48 liter 120 x 120 x 30 cm
10 B 60 liter 150 x 150 x 30 cm
12 B 72 liter 155 x 155 x 30 cm
15 B 90 liter 173 x 173 x 30 cm
20 B 120 liter 200 x 200 x 30 cm
25 B 150 liter 224 x 224 x 30 cm
30 B 180 liter 250 x 250 x 30 cm
40 B 240 liter 300 x 300 x 30 cm
60 B 360 liter 346 x 346 x 30 cm
80 B 480 liter 400 x 400 x 30 cm
100 B 600 liter 474 x 474 x 30 cm
125 B 750 liter 500 x 500 x 30 cm
Klas dan Jumlah Ukuran Batang Susunan Unggun Kayu
Penilaian Batang kayu (mm)
Kayu
1A 50 45 X 45 X 500 10 LAPIS DARI 5
2A 78 45 X 45 X 600 13 LAPIS DARI 6
3A 98 45 X 45 X 750 14 LAPIS DARI 7
4A 120 45 X 45 X 850 15 LAPIS DARI 8
6A 153 45 X 45 X 1000 17 LAPIS DARI 9
10A 209 45 X 45 X 1220 10 LAPIS DARI 15
20A 160 45 X 90 X 1500 dibagian lapis terpundak terdiri dari 10
batang
30A 192 45 X 90 X 1850 10 Lapis dari 18 dibagian lapis
terpuncak terdiri dari 12 batang
40A 224 45 X 90 X 2200 10 lapis dari 21 di bagian lapis
terpuncak terdiri dari 14 batang
Klas Waktu Ukuran Tebal Plat Ukuran Cincin Cairan yang
dan Penyempro Nampan Nampan Penguat mudah
Peni tan efektif (mm) (mm) (mm) terbakar (lt )
laian minimum
1B 8 475 X 475 6 38 X 38 X 5 12,0
2B 8 675 X 675 6 38 X 38 X 5 25,0
5B 8 1075 X 1075 6 38 X 38 X 5 60,0
10B 8 1525 X 1525 6 38 X 38 X 5 120,0
20B 8 2150 X 2150 6 38 X 38 X 5 250.0
30B 11 2650 X 2650 12 38 X 38 X 6,5 350.0
40B 13 3050 X 3050 12 38 X 38 X 6,5 475,0
60B 17 3725 X 3725 12 38 X 38 X 6,5 720.0
80B 20 4300 X 4300 12 38 X 38 X 6,5 950.0
 Setiap jarak 15 meter
 Ditempat yg mudah terlihat & mudah terjangkau.
 Tinggi penempatan dari lantai sampai handlenya 1,2 M
 Pada jalur arah refleks pelarian.
 Memperhatikan suhu sekitarnya.
 Tidak terkunci/mudah diambil saat dipergunakan.
 Memperhatikan jenis dan sifat bahan yang dapat terbakar.
 Kemungkinan terjadi reaksi kimia.
 Itensitas kebakaran yang mungkin terjadi seperti jumlah bahan
bakar, ukuran, kecepatan menjalar dll.
 Kemampuan orang yang akan menggunakannya.
 Dampak terhadap orang yang akan menggunakan.
Kep Men PU Nomor 02/KPTS/1985

JENIS BERAT LUAS JARAK


BANGUNAN MINIMUM JANGKAUAN MAKSIMUM
INDUSTRI 2 KG 150 M2 15 M

UMUM 2 KG 100 M2 20 M

PERUMAHAN 2 KG 250 M2 25 M

CAMPURAN 2 KG 100 M2 20 M

PARKIR 2 KG 135 M2 25 M

BANGUAN TINGGI 2 KG 100 M2 20 M


LEBIH DARI 14 M
KOLOM KOTAK KOLOM BULAT

APAR

Kep Men PU Nomor 02/KPTS/1985


Kep Men PU Nomor 02/KPTS/1985

ALAT PEMADAM API

Catatan :
1. Segitiga sama sisi dengan warna dasar
merah.
2. Ukuran sisi 35 cm.
3. Tinggi tanda pada 7.50 cm warna putih.
4. Ruang tulisan tinggi 3 cm warna putih.
1. Setiap Apar harus diperiksa minimal 2 kali dalam setahun periode
6 bulan dan 12 bulan.

2. APAR yang menggunakan tabung gas dilakukan pemeriksaan lebih


lanjut sebagai berikut :
a. Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang
ditentukan.
b. Pipa pelepas isi yang berada di dalam tidak boleh tersumbat.
c. Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak.
d. Bagian dalam tidak boleh berlubang atau cacat karena karat.
3. Untuk APAR jenis hydrocarbon berhalogen dilakukan dengan cara
membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung
dalam posisi berdiri tegak dan kemudian teliti menurut ketentuan
sebagai berikut :

• Isi Tabung harus sesuai dengan berat yang ditentukan


• Pipa pelepas isi yang berada di dalam tidak boleh tersumbat.
• Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak.
• Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan
bebas
• Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik
• Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik
• Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya
4. Untuk APAR jenis Dry chemical dilakukan dengan cara membuka
tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam
posisi berdiri tegak dan kemudian teliti menurut ketentuan sebagai
berikut :

a. Isi Tabung harus sesuai dengan berat yang ditentukan


b. Pipa pelepas isi yang berada di dalam tidak boleh tersumbat.
c. Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak.
d. Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan
bebas
e. Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik
f. Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik
g. Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya
a. Penandaan APAR :

 Setiap APAR harus ditandai dengan ketentuan sebagai


berikut. Kata jenis dan tipe APAR.

 Penandaan APAR dapat dilakukan dengan huruf timbul


pada plat logam, dengan label yang tahan lama, tahun
harus ditandakan secara permanen pada badan APAR.

 Warna pengenal badan APAR harus berwarna merah


• Merek
• Model
• Aplikasi
• Cara Penggunaan
Keterangan ;
 Berat total
 Berat isi
 Tekanan tabung
 Lama semprot
 Jarak semprot
 Produk
 Pemeriksaan Visual :

1.1 Kondisi tabung : Tabung tidak sampai korosi, bocor, penyok peralatan
tabung lengkap & tidak rusak.

1.2 Isi & kondisi bahan : Berat Isi sesuai standart yang ditentukan dari
pabrik pembuatnya, tidak beku.

1.3 Pin pengaman : harus terpasang sesuai standart pabrik pembuatnya,


terikat dengan timah segel.

1.4 Manometer / petunjuk tekanan : Jarum penunjuk dalam posisi


menunjukan tekanan kerja maximal tabung.

1.5 Peralatan Lain : Hose & nozzle lengkap, tidak tersumbat, tidak rusak.

1.6 Pemasangan label pemeriksaan (Inspection card) dengan


mencantumkan tanggal pemeriksaan dan nama petugas yang
memeriksa.
 Setiap hasil temuan dari pemeriksaan, APAR
yang tidak memenuhi standart / rusak harus
langsung dilakukan penggantian.

 Dokumentasi : setiap APAR yang telah


diperiksa dicatat pada lembar chek list sesuai
dengan nomor, jenis media, berat dan hal-hal
lain bila terdapat adanya penyimpangan.
1. Mengeluarkan sisa isi tabung : Gas pendorong, Dry chemichal powder
dengan cara menekan handle operating lever.
2. Membuka & Membersikan Komponen : Hose, Nozzle, Cup/tutup
tabung, Gas catridge
3. Penggantian : Catridge yang telah kosong, Rubber Seal/Paking yang
rusak, pemasangan seal alumunium poil pada bagian nozzle, difusher
tube, pemasangan tin (timah & kawat segel)
4. Pengisian tabung : Memasukkan dry chemichal powder sesuai ukuran
berat yang ditentukan
5. Pemasangan kembali komponen yang dibuka dan telah dibersihkan,
pemasangan label inspection card dengan penulisan data / tgl /
petugas yang melaksanakan
Bahan & Peralatan pengisian APAR
Operating lever &
Safety pin
Dry Chemichal powder Release Valve
CO2 Catridge
Hose

Tin segel Carying handle

CO2 Catridge

Difusher tube
Refilling & Testing
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/Men/1980
Jenis Refilling Testing
Water 5 th 5 th

Mechanical Foam 3 th 5 th

Chemical Foam 2 th 5 th

Dry powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th

CO2 10 th 10-5-5 th
KEGAGALAN APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
Untuk menggunakan APAR selalu
berpedoman pada istilah PASS:

Pull
Aim
Squeeze
Sweep
Pull the pin…

Tarik Pin pengaman;


Pada saat menarik biarkan handle yang
atas bebas (jangan ditekan)
Aim nozzle…

Arahkan corong ke sumber api…


Squeeze the top handle…

Tekan handle ;
Jangan berhenti menekan sebelum
apinya padam atau isinya habis.
Sweep from side to side…

… Sapukan dari kiri ke


kanan atau dari kanan
ke kiri…
1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No.04/Men/1980
tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR.
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada
Bangunan Gedung.
4. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.1022
Tahun 1981 tentang Ketentuan Persyaratan Teknis APAR.
5. Prosedur Perawatan dan Pengujian Peralatan Proteksi Kebakaran Level
DOC III SAF – 10 Tahun 2000 Indocement Heidelberg Cement Group.
6. Supriyadi, Prosedur Pengisian Ulang APAR Tahun 2000/2006,
Indocement Heidelberg Cement Group.
“ Selamat Bertugas “
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen ?
2. Apa sajakah fungsi manajemen ?
3. Sumber daya apa saja yang ada dalam organisasi ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Inspektur?
5. Apakah yang dimaksud dengan kebakaran ?
6. Apa sajakah misi Dinas PKP Provinsi DKI Jakarta ?
7. Apakah tugas pokok Dinas PKP Provinsi DKI Jakarta ?
8. Apa sajakah yang menjadi landasan hukum terkait dengan Dinas PKP rovinsi DKI Jakarta ?
9. Bagaimanakah pandangan saudara tentang jabatan Inspektur ?
10. Apakah jabatan Inspektur membanggakan ? Berikan alasan ?
11. Apakah sebelum Diklat Inspektur saudara pernah melakukan pemeriksaan bangunan ?
12. Apa sajakah tugas seorang Inspektur ?
13. Pernahkah saudara membaca buku tentang pengetahuan kebakaran ? Buku apa saja?
14. Apakah saudara bisa mengakses internet ?
15. Materi apa saja yang saudara sukai dan biasa saudara akses ?
16. Sebagai seorang Inspektur, menurut saudara apa saja yang harus dilakukan untuk
memajukan organisasi ?

63
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen ?
2. Apa sajakah fungsi manajemen ?
3. Sumber daya apa saja yang ada dalam organisasi ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Inspektur?
5. Apakah yang dimaksud dengan kebakaran ?
6. Apa sajakah visi dan misi Institusi saudara ?
7. Apakah tugas pokok Institusi saudara ?
8. Apa sajakah yang menjadi landasan hukum terkait dengan Institusi saudara ?
9. Bagaimanakah pandangan saudara tentang jabatan Inspektur ?
10. Apakah jabatan Inspektur membanggakan ? Berikan alasan ?
11. Apakah sebelum Diklat Inspektur saudara pernah melakukan pemeriksaan bangunan ?
12. Apa sajakah tugas seorang Inspektur ?
13. Pernahkah saudara membaca buku tentang pengetahuan kebakaran ? Buku apa saja?
14. Apakah saudara bisa mengakses internet ?
15. Materi apa saja yang saudara sukai dan biasa saudara akses ?
16. Sebagai seorang Inspektur, menurut saudara apa saja yang harus dilakukan untuk
memajukan organisasi ?

64

Anda mungkin juga menyukai